• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 14 Januari 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 14 Januari 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Sinyalemen dari sejumlah indikator teknikal bagi IHSG menunjukan pola yang variatif konfirmasinya. Lagging indikator masih mengkonfirmasikan positif bagi IHSG, namun leading indikator mensinyalkan dalam trend konsolidasi. Seperti tercermin pada indkator Stochatic dan MACD mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG.

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5214.359 +26.426 10,903.74 7,818.41

LQ-45 897.554 +6.723 3,964.37 5,138.89

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Selasa (13/1) IHSG ditutup naik 26,43 poin (0,51%) dari level 5.187,93 ke level 5.214,36. Sektor aneka ragam industri memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 1,96%. Adapun pelemahan terdalam dialami oleh sektor pertambangan yang turun sebesar 0,98%. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pernyataan pemerintah bahwa porsi pembiayaan dalam RAPBN-Perubahan 2015 meningkat dari alokasi APBN 2015, sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menambah penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN infrastruktur. Nominal penyertaan modal yang akan diberikan ke BUMN direncanakan sekitar Rp37 triliun-Rp38 triliun. Adapun, pembiayaan akan bersumber dari penerbitan obligasi dalam negeri atau pinjaman multilateral. Dari pasar global, minyak mentah memperpanjang penurunan ke bawah level $45 per barel di tengah spekulasi bahwa stok minyak mentah AS akan meningkat,

memperburuk oversupply minyak di pasar global. Hal ini mendorong

harga minyak jatuh ke level terendah dalam lebih dari 5 1/2 tahun.

 

Dari

pasar regional,

 

indeks Nikkei 225 melemah 110,02 poin (0,64%) dari

level 17.197,73 ke level 17.087,71 dipengaruhi oleh penurunan saham

penjelajah energi (energy explorers), mengikuti pelemahan saham AS.

Selain itu, surplus neraca transaksi berjalan Jepang di bulan November mencapai ¥433 miliar, melebihi estimasi analis sebesar ¥139,5 miliar. Surplus neraca transaksi berjalan Jepang kali ini ditopang oleh rendahnya defisit perdagangan akibat penurunan harga minyak dan kenaikan pendapatan dari investasi luar negeri. Sementara itu, indeks Shanghai Composite ditutup naik 5,98 poin (0,19%) dari level 3.229,32 ke level 3.235,30 setelah rilis berita neraca perdagangan. Surplus neraca perdagangan Tiongkok menyempit menjadi US$49,6 miliar di bulan Desember dari US$54,5 di bulan November. Ekspor naik 9,7% YoY di bulan Desember, melebihi ekspektasi analis sebesar 6%. Di sisi lain, impor turun 2,4% YoY, lebih rendah dari ekspektasi analis, penurunan sebesar 6,2%. Penurunan impor yang lebih kecil dari estimasi menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri tidak seburuk yang diperkirakan. Sementara itu, indeks Hang Seng juga ditutup naik 189,51 poin (0,79%) dari level 24.026,46 ke level 24.215,97. Adapun mayoritas bursa Eropa tentative menguat di awal perdagangan. Tingkat inflasi Inggris di bulan Desember 2014 berada di level 0,5%, level terendah dalam 15 tahun terakhir.

Indeks bursa saham Indonesia akan menguji kembali pola anomali pergerakannya hari ini ditengah tekanan yang terjadi terhadap indeks bursa regional yakni indeks bursa Amerika Serikat pada Selasa melemah dan indeks bursa Asia yang dibuka variatif. Indeks bursa Wall Street pada Selasa ditutup melemah dengan pola pergerakan mixed seiring harga minyak yang berfluktuasi di dekat level terendah dalam lima tahun. Berlanjutnya aksi jual minyak menyeret turunnya saham-saham di perusahaan energi. Indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0.3% menjadi 2,023, indeks Dow Jones koreksi sebesar 27,16 ke posisi 17613,68 dan Nasdaq melemah 3,21 poin ke level 4661,50. Sebelumnya, saham-saham bursa Eropa ditutup menguat seiring optimisme investor atas harapan bahwa ECB tengah mempersiapkan program stimulus. DAX Jerman ditutup naik 1,65%, diikuti oleh CAC40 Perancis menguat 1,45% dan FTSE100 Inggris naik 0,65%. Sementara itu, indek regional Asia pada pembukaan perdagangan dibuka variatif. Semantara ini, Indeks Nikkei pada pembukaan perdagangan mengalami tekanan. Pelaku pasar diduga menyikapi pernyataan dari pejabat di Jepang yang pesmistis terhadap target pencapaian dicanangkan oleh Bank of Jepan (BOJ). Menteri Perekonomian Jepang mengatakan bahwa Bank of Japan kemungkinan tidak dapat mencapai target inflasinya dalam tahun fiskal mendatang dikarenakan anjloknya harga minyak memicu tekanan turun pada laju inflasi konsumen. Menteri Perekonomian Akira Amari mengatakan penurunan harga minyak tidak serta merta merupakan hal yang buruk bagi perekonomian, namun merupakan faktor negatif bagi target inflasi BOJ. Pelaku pasar global juga akan menyikapi kondisi politik di Yunani berkenaan dengan berlangsungnya Pemilhan umum (Pemilu), yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pergerakan indeks saham di kawasan Eropa. Kendati, pemangku kebijakan European Central Bank (ECB) meyakini bahwa pemilu di Yunani tidak akan merubah jalur kebijakan yang dikeluarkan otoritas moneter Eropa. Pemilu tanggal 25 Januari di Yunani tidak akan mempengaruhi jalur kebijakan ECB mempertimbangkan untuk meluncurkan rencana pembelian obligasi pemerintah. Sedangkan sentimen dari dalam negeri menjadi katalis bagi pasar, berkenaan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang di keluarkan Bank Pembangunan Asia (ADB) terbilang sebagai sinyalemen positif bagi pasar. ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 bisa mencapai 5,6%.

DAILY REPORT

14 Januari 2015

•Batal akuisisi 2degrees, TLKM bidik Asia dan Timur Tengah

•ANTM akan kerjasama dengan PT Baramas Mandiri olah bauksit

•BWPT perluas lahan tertanam

•ADHI tawarkan konsep pembangunan transportasi massal

•Pemprov DKI beri syarat pada ADHI jika ingin lanjutkan proyek monorel

•KLBF siapkan belanja modal Rp 1,5 triliun tahun ini

•KAEF mencari mitra swasta guna membangun rumah sakit

•EMTK jajaki akuisisi 1 rumah sakit di luar pulau Jawa

•DILD marketing sales 2014 Rp 2,54 triliun, target 2015 Rp 3 triliun

•ACES incar penjualan Rp 5,3 triliun

•KBLV targetkan Rp 4 triliun dari Bolt

•CINT targetkan penjualan naik 8%

•Grup Sinarmas akuisisi DAAI TV

•SOCI dirikan anak usaha baru, SPU, untuk penambahan kapal

•LEAD bidik kenaikan pendapatan 21,4%

•GIAA catat rugi Rp 262 miliar untuk pengeluaran avtur di tahun 2014

•GIAA alokasikan capex 2015 sekitar Rp 2,25 triliun

•GIAA akan tambah 17 pesawat baru dan perbaiki rute-rute internasional

•Kinerja Citilink tidak terpengaruh kebijakan kenaikan tarif batas bawah

•GIC jual saham PWON Rp 1,1 triliun

•Emiten properti lirik pinjaman bank

•BMRI berencana rights issue 10%

•BBYB targetkan laba kotor 2015 sebesar Rp 48,341 miliar

•BBYB targetkan penyaluran kredit Rp 600 miliar di tahun 2015

•Pertumbuhan penjualan semen tahun 2014 sebesar 3,3% YoY

Support Level 5202/5189/5182

Resistance Level 5222/5230/5242

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

14 January 2015

14 January 2015

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) membatalkan rencana akuisisi 25-30% saham Two Degrees Mobile Ltd (2degrees), operator telekomunikasi berbasis di Selandia Baru. Pembatalan tersebut dikarenakan harga akuisisi yang tidak cocok. Perseroan kini menjajaki peluang akuisisi operator lain di Asia dan Timur Tengah. Meski rencana akuisisi 2degrees batal, TLKM tetap akan mampu menyelesaikan target merambah 10 negara. Selain itu, saat ini, perseroan juga tengah mendekati perusahaan penyedia jasa satelit di Asia. TLKM berniat mengakuisisi lebih dari 50% saham pada perusahaan tersebut.

Aneka Tambang (ANTM) berencana akan menjalin kerjasama dengan PT Baramas Mandiri untuk mengolah bijih bauksit menjadi prophan. Kerjasama tersebut guna mendukung kebijakan hilirisasi mineral. Dengan kerjasama tersebut ANTM dapat membangun fasilitas pengolahan dan smelter bauksit menjadi produk non-logam yaitu prophan yang biasa digunakan di industri migas khususnya di pasar Kanada dan AS. Dalam kerjasama itu nantinya ANTM hanya menjadi pemasok bauksit dan kemungkinan juga akan memiliki kepemilikan saham di smelter tersebut.

BW Plantation (BWPT) merealisasikan penanaman sawit seluas 8.000 ha sepanjang tahun lalu, melebihi rencana sebelumnya seluas 4.000 ha. Perseroan menggunakan belanja modal tahun lalu sebesar Rp 700 miliar. Sementara itu, BWPT berencana menyiapkan dana sebesar Rp 1,3 triliun untuk capex 2015, meningkat 85,7% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 700 miliar.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta Adhi Karya (ADHI) memenuhi sejumlah persyaratan apabila berkeinginan membangun monorel di wilayah ibu kota, berupa perjanjian resmi. Syarat pertama, apabila proses pembangunannya berhenti di tengah jalan, maka seluruh bangunan yang sudah berdiri akan menjadi milik Pemprov DKI. Kedua, apabila pada masa pengoperasian, Adhi Karya merasa rugi dan memberhentikannya, maka Pemprov DKI tidak memiliki kewajiban untuk membayar ganti rugi apapun. Setelah itu pemprov DKI juga berhak mengambil alih pengoperasian untuk kemudian dikelola sendiri.

Adhi Karya (ADHI) menawarkan konsep pembangunan moda transportasi massal kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan memanfaatkan tiang monorel milik perseroan yang telah terbangun di sejumlah titik.

Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan anggaran belanja modal pada tahun ini sekitar Rp 1,5 triliun atau lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar Rp 1,2 triliun. Dana capex tersebut akan digunakan untuk ekspansi tahun ini, yakni menambah kapasitas produk farmasi dan nutrisi menjadi 30-50% dari kapasitas saat ini dan meluncurkan produk baru.

Kimia Farma (KAEF) tengah mencari mitra swasta guna membangun rumah sakit di Bali dan Jakarta. Perseroan melihat potensi bisnis rumah sakit ini masih memiliki potensi yang besar dengan membidik kelas menengah keatas. Rencananya perseroan akan memanfaatkan lahan kosong yang dimilikinya untuk membangun rumah sakit tersebut. Elang Mahkota Teknologi (EMTK) berencana untuk kembali mengakuisisi 1 rumah sakit di luar pulau Jawa. Saat ini perseroan memiliki 2 rumah sakit di Tangerang dan di Bogor yaitu RS Usada Insani dan RS Pertamedika Sentul. Dikatakan bahwa rencana akuisisi tersebut masih dalam tahap kajian.

First Media (KBLV) menargetkan kontribusi pendapatan sebesar Rp 2 triliun dari Mitra Mandiri Mantap, induk usaha Internux, penyedia layanan broadband wireless access (BWA) Bolt Super 4G pada 2015. Kontribusi pendapatan tersebut diperkirakan naik menjadi Rp 4 triliun pada 2017. Tahun ini, KBLV juga mengincar kontribusi dari perusahaan yang baru diakuisisinya, yakni Cinemaxx Global Pasifik.

Cinemaxx diharapkan berkontribusi sebesar Rp 200 miliar pada 2015 dan Rp 440 miliar pada 2017.

Ace Hardware (ACES) menargetkan peningkatan penjualan senilai Rp 5,3 triliun pada 2015. Laba bersih diestimasi setara dengan 10% dari perolehan pendapatan. Pendapatan tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 4,63 triliun. Peningkatan kinerja keuangan akan direalisasikan dengan strategi perluasan jaringan. Perseroan menyiapkan belanja modal untuk membiayai pembukaan 10-15 gerai tahun ini.

Golden Agri Resources Ltd, induk usaha Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR) mengakuisisi 28,08% saham Duta Anugerah Indah (DAI), pemilik stasiun penyiaran DAAI TV. Nilai akuisisi sebesar Rp 10,25 miliar.

Chitose Internasional (CINT) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 8% pada tahun ini. Perseroan akan meningkatkan bisnis ritel dan diversifikasi produk. Perseroan juga akan meningkatkan laba usaha sebesar 25% pada tahun ini.

Logindo Samudramakmur (LEAD) menargetkan kenaikan pendapatan sekitar 21,43% menjadi USD 85 juta tahun ini, dibandingkan proyeksi tahun lalu senilai USD 70 juta. Kenaikan pendapatan akan ditopang oleh penambahan armada. Peningkatan kinerja keuangan juga diharapkan didukung atas perbaikan efisiensi dan tingkat utilisasi kapal perseroan. LEAD menganggarkan belajnja modal senilai USD 80 juta untuk membiayai pembelian 4 kapal. Selain itu, perseroan mengincar laba bersih di kisaran USD 26-29 juta sepanjang tahun ini, atau 13-26% lebih tinggi dari target 2014 sekitar USD 23 juta. Garuda Indonesia (GIAA) mencatat kerugian sebesar Rp 262 miliar untuk pengeluaran bahan bakar yang disebabkan keterlambatan (delay) di tahun 2014. Keterlambatan itu karena fasilitas bandara. Fasilitas bandara berkontribusi 16,73% bagi keterlambatan pada tahun

2014, teknis (technic) 3,39%, cuaca (weather) 3,03%, danstation

handling 1,23%. Garuda Indonesia mengeluarkan biaya sebesar Rp 94 miliar untuk pemborosan bahan bakar operasional pada Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. Sisanya pada kegiatan operasional di bandara lain. Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar Rp 344 miliar untuk pengeluaran bahan bakar yang

disebabkan keterlambatan (delay) pada tahun 2013. Keterlambatan di

penerbangan Garuda Indonesia tercatat 20,06% pada 2014 atau turun 33,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar 26,92%. Kondisi itu dikontribusikan pada keterlambatan berdurasi 16 - 30 menit yang turun 55,7%, keterlambatan durasi 31 menit - 120 menit turun 24,6%. Meski demikian keterlambatan penerbangan dalam durasi 121 menit - 240 menit meningkat 8,8%, keterlambatan lebih dari 241 menit naik 17,7%.

Tingkat ketepatan waktu (on time perfomance) Garuda Indonesia

88,78% tahun pada 2014 atau meningkat dibandingkan tahun 2013 pada 83,79%.

Garuda Indonesia (GIAA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2015 sekitar Rp 2,25 triliun. Dana capex tersebut akan digunakan perseroan untuk mendatangkan maskapai baru sebanyak 15 unit pesawat untuk menambah operasional di tahun 2015. Perseroan memiliki sejumlah opsi untuk sumber pendanaan yaitu sekitar 50% lebih akan berasal dari pendapatan operasional perusahaan dan sisanya melalui pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi.

Garuda Indonesia (GIAA) akan menambah 17 unit pesawat pada tahun 2015, sehingga total kepemilikan mencapai 150 unit pesawat di 2015. Penambahan pesawat itu untuk mengantisipasi tingginya permintaan publik terhadap moda transportasi udara. Perseroan memproyeksikan jumlah penumpang moda transportasi udara domestik mencapai 83,4 juta di tahun 2015, atau naik 5,3% dibandingkan tahun 2014 sebanyak 79,2 juta. Sedangkan penumpang internasional diperkirakan 29,4 juta atau meningkat 29,4%. Kebutuhan pesawat untuk maskapai berbiaya murah (LCC) mencapai 358 unit

(3)

     

           

 

 

14 January 2015

14 January 2015

pada tahun 2015. Sementara maskapai yang berkonsepfull

servicemencapai 153 unit pesawat.

Garuda Indonesia (GIAA) akan mendorong kinerja keuangan tahun 2015. Salah satunya dengan memperbaiki rute-rute internasional miliknya agar lebih dapat bersaing dan kompetitif di masa mendatang. Garuda Indonesia (GIAA) menyatakan kinerjanya tidak terpengaruh oleh adanya kebijakan terbaru dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menaikkan tarif batas bawah menjadi 40%. Perseroan tidak khawatir kebijakan baru itu akan menganggu anak

usahanya, Citilink Indonesia, yang bermain di pasar Low Cost Carrier

(LCC). Perseroan juga telah mengusulkan kenaikan tarif batas atas angkutan udara hingga 10%, menyusul meningkatnya tarif batas bawah.

Intiland Development (DILD) membukukan pendapatan penjualan (marketing sales) sebesar Rp 2,54 triliun selama tahun 2014. Dari total pendapatan penjualan tahun 2014, segmen pengembangan superblok dan kawasan terpadu menjadi kontributor terbesar dengan nilai mencapai Rp 1,2 triliun atau 47%. Berikutnya berasal dari segmen pengembangan residensial, baik dari produk apartemen maupun perumahan, dengan nilai Rp 909 miliar atau 36%, segmen pengembangan kawasan industri memberikan kontribusi sebesar Rp 257 miliar atau 10%, segmen properti investasi berkontribusi Rp 178 miliar atau 7%. Pengembangan segmen superblok dan kawasan terpadu mampu memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan usaha Intiland. Perseroan menyiapkan sejumlah proyek baru di segmen ini untuk diluncurkan tahun ini.

Intiland Development (DILD) menargetkan peningkatan penjualan unit properti (marketing sales) sebesar 18% menjadi Rp 3 triliun pada 2015, dibandingkan realisasi tahun lalu senilai Rp 2,5 triliun. Kenaikan penjualan ini akan didukung atas peluncuran beberapa proyek baru tahun ini.

Government of Singapore Investment Corporation (GIC) menjual sebanyak 2,36 miliar (4,9%) saham pengembang properti, Pakuwon Jati (PWON). Nilai divestasi tersebut mencapai Rp 1,1 triliun. Penjualan saham PWON terjadi pada harga Rp 478 per saham. Pada tahun 2015, PWON menargetkan peningkatan penjualan pemasaran (marketing sales) unit properti sebesar 27% dari realisasi 2014. Sejumlah emiten properti memilih melakukan pencarian dana melalui pinjaman bank dibandingkan menerbitkan surat utang pada tahun ini. Perdana Gapuraprima (GPRA) lebih memilih mencari pendanaan melalui pinjaman bank melalui kredit konstruksi yang saat ini suku bunganya berada pada kisaran 11%. Selisih suku bunga pinjaman dengan kupon obligasi saat ini cukup tinggi, dengan kisaran 3%. Sementara itu, Metropolitan Land (MTLA) dalam mendanai berbagai proyek yang disiapkan tahun ini, memanfaatkan dana internal dengan komposisi 30% dan pinjaman bank 70%.

Bank Mandiri (BMRI) diperkirakan melepas sekitar 10% saham baru melalui penerbitan saham lewat HMETD atau rights issue, dengan target perolehan dana sekitar Rp 9,3 triliun. Rencana rights issue bertujuan untuk memperkuat permodalan. Akhir tahun ini, CAR perseroan akan ada di kisaran 17% tanpa rights issue. Sebelum rencana rights issue, BMRI menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini di kisaran 15-17%. Perseroan memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2015 dapat lebih tinggi seiring dengan adanya rights issue tersebut.

Bank Yudha Bhakti (BBYB) menargetkan perolehan laba kotor tahun 2015 sebesar Rp 48,341 miliar. Target aset diproyeksikan menjadi Rp 3,279 triliun, serta kredit Rp 2,665 triliun, tetapi realisasinya mungkin

pada kisaran Rp 600 miliar sesuai kemampuanloan to deposit

ratio(LDR) karena modal inti dan tambahan modal kisaran di bawah Rp 1 triliun. Dana Pihak Ketiga ditargetkan Rp 2,827 miliar, rasio

kecukupan modal 14,53% dan Nett Interest Margin 6,89%, ROA 1,47%, ROE 13,20%, Biaya Operasional 89,8%8, LDR 93,0% dan rasio kredit macet 1%.

Bank Yudha Bhakti (BBYB) memiliki menargetkan dapat menyalurkan kredit sebesar Rp 600 miliar di tahun 2015. Dana segar dari perolehan IPO yang mencapai Rp 34,5 miliar untuk memperkuat struktur permodalan, khususnya meningkatkan modal untuk ekspansi kredit perseroan yang fokus pada kredit pensiunan.

Soechi Lines (SOCI) mendirikan anak usaha baru yang diberi nama PT Selaras Pratama Utama (SPU). Pendirian anak usaha ini merupakan operasional rutin perseroan untuk penambahan kapal. PT Selaras Pratama Utama (SPU) telah memulai operasi komersial efektif sejak 7 Januari 2015 setelah mendapat Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut (SIUPAL) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan target pertumbuhan penjualan semen pada tahun 2014 sebesar 4% tidak tercapai, realisasi di lapangan hanya meningkat 3,3% YoY. Persentase tersebut setara dengan permintaan riil semen di dalam negeri. Kebutuhan yang dipenuhi pabrik lokal 60 juta ton, tumbuh sekitar 3,3% dari tahun sebelumnya sejumlah 58 juta ton. Pasokan pabrik semen dalam negeri 60 juta ton, ditambah impor 2 juta ton. Sehingga total demand pada tahun 2014 sekitar 62 juta ton.

Bank Indonesia (BI) merilis hasil survei yang dilakukan pada triwulan IV/2014, dimana mengindikasikan menguatnya pertumbuhan kredit baru. Peningkatan permintaan kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi, sejalan dengan semakin banyaknya proyek pembangunan baik yang dilakukan pemerntah maupun swasta. Pada triwulan I 2015, responden survei memperkirakan pertumbuhan kredit mengalami perlambatan seiring masih rendahnya kebutuhan pembiayaan dari nasabah. Sementara tren kenaikan suku bunga kredit diperkirakan masih berlanjut pada triwulan I 2015. Responden memerkirakan bahwa rata-rata suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan I 2015 akan mengalami kenaikan masing-masing sebesar 11 bps, 16 bps, dan 7 bps. Responden survei juga memerkirakan rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2015 sebesar 15,7%, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2014 (hingga November 2014) sebesar 11,9% YoY. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi menjadi pendorong utama menguatnya optimisme terhadap pertumbuhan kredit tahun 2015, meskipun suku bunga kredit dan risiko penyaluran kredit masih cukup tinggi. Sementara rata-rata suku bunga dan kredit rupiah pada tahun 2015 diperkirakan mengalami kenaikan dibandingkan suku bunga tahun sebelumnya. Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Januari 2015 akan kurang dari 0,7% karena penurunan harga premium. Bank Indonesia masih optimis inflasi tahun 2015 di kisaran 4% ± 1%.

Bank Pembangunan Asia (Asian Developmet Bank/ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 bisa mencapai 5,6%. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi yang dilakukan pemerintahan baru Presiden Joko Widodo (Jokowi). Indonesia memiliki banyak potensi untuk mencapai pertumbuhan tersebut. Misalnya dari potensi agraria dan potensi investasi langsung.

Bank Pembangunan Asia (Asian Developmet Bank/ADB) berkomitmen untuk memberikan pinjaman hingga USD 1,5 miliar sepanjang tahun 2015. Pinjaman diberikan karena Indonesia dinilai merupakan negara

yang penting seperti Cina dan India. Sebelumnya ADBhanya

memberikan pinjaman USD 550 juta. Peningkatan jumlah pinjaman dikarenakan ada beberapa proyek yang tidak bisa dilakukan di tahun 2014 dan akan dilakukan di tahun 2015.

(4)

      

 

 

 

 

 

14 January 2015

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 46,15 0,26 TLKM (US) 45 14.185 -44

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,95 0,01 ANTM (GR) 0,06 920 0

Gold (US$)/Ounce 1234,19 3,44

Nickel (US$)/MT 14650,00 -450,00

Tin (US$)/MT 19525,00 -375,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 61,80 --

Coal (RB) (US$)/MT* 61,00 --

CPO (ROTH) (US$)/MT 710,00 -12,50

CPO (MYR)/MT 2344,50 3,50

Rubber (MYR/Kg) 604,00 0,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 743,01 0,48

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17613,68 -0,15 -1,17 15,59 14,13 2,81 2,63 4.978,1

USA NASDAQ COMPOSITE 4661,50 -0,07 -1,57 20,55 17,46 3,32 3,00 7.433,0

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6542,20 0,63 -0,36 13,88 12,38 1,68 1,53 1.521,0

CHINA SHANGHAI SE A SH 3390,07 0,18 0,02 12,19 10,89 1,65 1,47 3.945,8

CHINA SHENZHEN SE A SH 1517,11 1,39 2,61 21,26 16,92 2,72 2,38 1.997,2

HONG KONG HANG SENG INDEX 24215,97 0,79 2,59 10,96 9,93 1,25 1,16 1.932,1

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5214,36 0,51 -0,24 15,05 12,87 2,59 2,27 390,7

JAPAN NIKKEI 225 16947,72 -0,71 -2,78 18,25 16,18 1,62 1,51 2.678,3

MALAYSIA KLCI 1748,90 0,80 -0,70 15,50 14,28 1,92 1,80 279,8

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3341,07 -0,11 -0,72 13,63 12,40 1,25 1,18 412,5

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 12.600,55 1,55 1000 IDR/ USD 0,08 0,0000

EUR/IDR 14.842,31 -53,76 EUR / USD 1,18 0,0006

JPY/IDR 107,14 0,64 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.454,05 20,77 SGD / USD 0,75 0,0003

AUD/IDR 10.309,83 18,20 AUD / USD 0,82 0,0016

GBP/IDR 19.121,84 66,22 GBP / USD 1,52 0,0015

CNY/IDR 2.032,49 -0,01 CNY / USD 0,16 0,0001

MYR/IDR 3.524,38 19,36 MYR / USD 0,28 0,0015

KRW/IDR 11,70 0,06 100 KRW / USD 0,09 0,0005

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.60

BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(5)

      

 

 

 

 

 

14 January 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description Dec’14 Nov’14 Description Rate (%)

Inflation YTD % 8.36 5.75 SBI (9M) 6,90219

Inflation YOY % 8.36 6.23 SBIS (9M) 6,90219

Inflation MOM % 2.46 1.50

Foreign Reserve (USD) 111.86 111.97 Mn

GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

14 Jan US Monthly Budget Statement Naik menjadi $24.0 Bn dari -$56.8 Bn

14 Jan US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi 0.1% dari 0.7%

14 Jan US Import Price Index MoM Turun menjadi -2.9% dari -1.5%

14 Jan US Import Price Index YoY Turun menjadi -4.9% dari -2.3%

14 Jan US Business Inventories Tetap 0.2%

15 Jan Indonesia BI Reference Rate Tetap 7.75%

15 Jan US Empire Manufacturing Naik menjadi 5.00 dari -3.58

15 Jan US PPI MoM Turun menjadi -0.4% dari -0.2%

15 Jan US PPI YoY Turun menjadi 1.0% dari 1.4%

15 Jan US Initial Jobless Claims Naik menjadi 292 ribu dari 294 ribu

15 Jan US Continuing Claims Turun menjadi 2402 ribu dari 2452 ribu

16 Jan US CPI MoM Turun menjadi -0.4% dari -0.3%

16 Jan US CPI YoY Turun menjadi 0.7% dari 1.3%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

ASII IJ 7175 2.50 7.55 PGAS IJ 5625 -3.02 -4.52 UNVR IJ 33000 2.80 7.32 PWON IJ 479 -7.88 -2.10 BMTR IJ 2010 16.18 4.24 BMRI IJ 10750 -0.69 -1.85 MNCN IJ 2900 8.41 3.42 SMAR IJ 6800 -5.56 -1.22 BBRI IJ 11825 0.64 1.95 ADRO IJ 965 -3.02 -1.02 INTP IJ 24650 1.86 1.77 PTBA IJ 11200 -2.82 -0.80 UNTR IJ 17475 2.34 1.59 MAYA IJ 1740 -9.84 -0.78 BBNI IJ 6150 1.23 1.48 SMRA IJ 1515 -3.19 -0.77 SCMA IJ 3380 2.74 1.40 MEDC IJ 3195 -6.03 -0.73 ICBP IJ 12725 1.80 1.40 INCO IJ 3530 -1.53 -0.58

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Bank Yudha Bhakti Banking &

Finance

115.00 300.00 05 Jan-07 Jan’15 13 Jan 2015 Semesta Indovest

(6)

      

 

 

 

 

 

 

14 January 2015

14 January 2015

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

BFIN 138.00 Cash Dividend

 

02 Jan-15 05 Jan-15 07 Jan-15 15 Jan-15

BIPI 1.00 Cash Dividend

 

13 Jan-15 14 Jan-15 16 Jan-15 30 Jan-15

CMNP 3:1 Stock Bonus

 

20 Feb-15 23 Feb-15 25 Feb-15 --

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

SUPR Rights Issue 125:54 7000.00 29-Dec-14 30-Dec-14 07 Jan – 14 Jan’15

MAYA Rights Issue 8:1 1150.00 06-Jan-15 07-Jan-15

 

13 Jan – 19 Jan’15

 

WOMF Rights Issue 27:20 135.00 28-Jan-15 29-Jan-15

 

04 Feb – 11 Feb’15

 

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA

 

TBA

 

BULL Reverse Stock 8:1 -- -- 09 Mar-15 --

SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- TBA TBA

ACST Tender Offer -- 3250.00 -- -- --

CPGT Tender Offer -- 105.00 -- -- 3 Jan - 01 Feb’15

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

SCPI RUPSLB 14-Jan-15

CNKO RUPSLB 15-Jan-15

BTPN RUPSLB 15-Jan-15

WOMF RUPSLB 21-Jan-15

JTPE RUPSLB 21-Jan-15

DAJK RUPSLB 21-Jan-15

BBNP RUPSLB 23-Jan-15

KARW RUPSLB 23-Jan-15

SMGR RUPSLB 23-Jan-15

MGNA RUPSLB 26-Jan-15

DVLA RUPSLB 26-Jan-15

ACST RUPSLB 28-Jan-15

AKSI RUPSLB 28-Jan-15

ISAT RUPSLB 28-Jan-15

SIPD RUPSLB 29-Jan-15

CMNP RUPSLB 30-Jan-15

ROTI RUPSLB 12-Feb-15

(7)

      

 

 

 

 

 

14 January 2015

14 January 2015

ASII

TRADING BUY

S1 7075 R1 7225 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 6925 R2 7375

Closing

Price 7175

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area oversold

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 7075-Rp 7375

•Entry Rp 7175, take Profit Rp 7375

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 34.20 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) -22.59 Positif

Bollinger Band (Mid) 17118 Negatif

MA5 7085 Positif 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800

2014 Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2015

ASII Wedge 7,175 7,175 7,171.25 7,137.5 7,085 6,900 6,834.71 7,175 7,200 7,439.66 7,439.66 7,439.66 7,505 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 18.49, Stochastic %K = 30.92, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 18.4942 18.4942 30.9211 30.9211 80 -150.0 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 0.0

ASII - MACD (5,3) = 2.92, Signal() = 20.14

2.92365 20.1385 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = -22.59 -22.5922 -28.8259 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

ASII - William's % R(14) = -63.16, Volume() = 23,876,900.00

-63.1579 23,876,900

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

SCMA

TRADING BUY

S1 3315 R1 3440 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 3190 R2 3565

Closing

Price 3380

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area oversold

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 3315-Rp 3440

•Entry Rp 3380, take Profit Rp 3440

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 74.05 Positif

MACD 2.49 Positif

True Strength Index (TSI) -14.67 Positif

Bollinger Band (Mid) 276 Positif

MA5 3293 Positif 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200

Jun Jul August September October November December 2015

SCMA Broadening Wedge

3,373.25 3,332.5 3,293 3,205 3,203.33 3,203.33 3,138.19 3,380 3,380 3,380 3,540 3,575 3,575 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SCMA - Stochastic %D(6,3,3) = 27.27, Stochastic %K = 39.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

27.2726 27.2726 20 39.6386 39.6386 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 SCMA - MACD (5,3) = -5.23, Signal() = 8.45

-5.2315 8.4484 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SCMA - TSI(3,5,3) = -14.67 -14.6699 -28.1572 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SCMA - William's % R(14) = -47.76, Volume() = 12,156,000.00

-47.7612 12,156,000

(8)

      

 

 

 

 

 

14 January 2015

14 January 2015

CPIN

TRADING BUY

S1 3850 R1 3950 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 3775 R2 4025

Closing

Price 3895

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI mendekati area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 3850-Rp 4025

•Entry Rp 3895, take Profit Rp 4025

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 66.81 Positif

MACD 8.84 Positif

True Strength Index (TSI) 30.61 Positif

Bollinger Band (Mid) 3803 Positif

MA5 3833 Positif 3,700 3,800 3,900 4,000 4,100 4,200 4,300

August September October November December 2015

CPIN Downward Sloping Channel

3,865 3,833 3,812.5 3,803 3,725 3,692.42 3,692.42 3,895 3,895 3,895 4,088.24 4,220.77 4,220.77 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 68.58, Stochastic %K = 76.19, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

68.5847 68.5847 20 76.1905 76.1905 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0

CPIN - MACD (5,3) = -17.42, Signal() = -11.14

-17.4211 -11.1426 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = 30.61 20.7702 0.00000 30.6072 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

CPIN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 9,722,700.00 0.00000

9,722,700

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

GREN

TRADING BUY

S1 143 R1 155 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 133 R2 165

Closing

Price 148

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 143-Rp 155

•Entry Rp 148, take Profit Rp 155

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 74.05 Positif

MACD 2.49 Positif

True Strength Index (TSI) 44.92 Positif

Bollinger Band (Mid) 276 Negatif

MA5 141.4 Positif 108.0 114.0 120.0 126.0 132.0 138.0 144.0 150.0

August September October November December 2015

GREN Bullish Breakout 141.4 139.15 139.125 133 133 133 125.004 143 144.884 144.884 148 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

GREN - Stochastic %D(6,3,3) = 83.83, Stochastic %K = 93.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

83.8272 80 20 83.8272 93.3333 93.3333 -1.80 -1.20 -0.60 0.00 0.60 1.20 0.00

GREN - MACD (5,3) = -1.79, Signal() = -1.16

-1.78586 -1.15877 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GREN - TSI(3,5,3) = 44.92 26.6933 0.00000 44.9152 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

GREN - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 11,507,500.00 0.00000

11,507,500

(9)

      

 

 

 

 

 

14 January 2015

14 January 2015

BHIT

TRADING BUY

S1 290 R1 310 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 275 R2 325

Closing

Price 302

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

• Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 288-Rp 325

•Entry Rp 302, take Profit Rp 325

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 74.05 Positif

MACD 2.49 Positif

True Strength Index (TSI) 44.34 Positif

Bollinger Band (Mid) 276 Positif

MA5 282 Positif 60.0 120.0 180.0 240.0 300.0 360.0

Jul August September October November December 2015

BHIT Wedge Bullish Breakout 282 280.789 280.789 280.789 280.375 275.5 268 290 290.857 302 302 302 308.447 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0

BHIT - Stochastic %D(6,3,3) = 48.61, Stochastic %K = 64.97, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

48.6087 48.6087 20 64.9741 64.9741 80 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0

BHIT - MACD (5,3) = -4.51, Signal() = -2.47

-4.50608 -2.46519 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BHIT - TSI(3,5,3) = 44.34 24.5257 0.00000 44.3425 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0

BHIT - William's % R(14) = -4.35, Volume() = 70,481,904.00 -4.34783

70,481,904

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

BABP

TRADING BUY

S1 80 R1 90 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 70 R2 100

Closing

Price 87

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

• Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 84-Rp 100

•Entry Rp 87, take Profit Rp 100

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 23.93 Positif

MACD 0.18 Positif

True Strength Index (TSI) 36.84 Positif

Bollinger Band (Mid) 84 Positif

MA5 82.8 Positif 80.0 90.0 100.0 110.0 120.0 130.0

Jul August September October November December 2015

BABP Decending Triangle

87 83.6 82.8 82.75 80 80 80 87 87 87 96.6 96.6 97.583 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0

BABP - Stochastic %D(6,3,3) = 40.20, Stochastic %K = 59.17, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

40.1984 40.1984 20 59.1667 59.1667 80 -1.80 -1.20 -0.60 0.00 0.60 1.20 1.80 0.00

BABP - MACD (5,3) = -0.84, Signal() = -0.36

-0.840384 -0.363484 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BABP - TSI(3,5,3) = 36.84 2.49105 0.00000 36.8412 -100.0 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0

BABP - William's % R(14) = -12.50, Volume() = 27,704,200.00 -12.5

27,704,200

(10)

      

 

 

 

 

 

 

14 January 2015

14 January 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

13-01-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 25900 25900 26300 25475 25750 26025 26300 Positif Positif Negatif 26150 22350

LSIP Trading Buy 2015 2015 2085 1935 1985 2035 2085 Positif Positif Negatif 2070 1845

SGRO Trading Sell 2000 2000 1985 1955 1985 2015 2045 Negatif Negatif Negatif 2330 1990

Mining

BUMI Trading Sell 114 114 110 89 104 119 134 Negatif Negatif Positif 105 52

PTBA Trading Sell 11200 11200 10675 10675 11050 11425 11800 Negatif Negatif Positif 13650 11500

ADRO Trading Sell 965 965 910 910 950 990 1030 Negatif Negatif Positif 1145 980

MEDC Trading Sell 3195 3195 3015 3015 3145 3275 3405 Negatif Negatif Negatif 3830 3030

INCO Trading Sell 3530 3530 3500 3440 3500 3560 3620 Negatif Negatif Positif 4145 3500

ANTM Trading Sell 1085 1085 1035 1035 1070 1105 1140 Negatif Negatif Positif 1135 945

TINS Trading Sell 1185 1185 1135 1135 1170 1205 1240 Negatif Negatif Positif 1265 1145

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Buy 16150 16150 16400 15875 16050 16225 16400 Positif Positif Negatif 16800 15350

INTP Trading Buy 24650 24650 24975 24300 24525 24750 24975 Positif Positif Positif 25725 22900

SMCB Trading Sell 2160 2160 2125 2125 2150 2175 2200 Negatif Negatif Negatif 2355 2140

Miscellaneous Industry

ASII Trading Buy 7175 7175 7375 6925 7075 7225 7375 Positif Positif Negatif 7475 6850

GJTL Trading Sell 1280 1280 1260 1260 1275 1290 1305 Negatif Negatif Positif 1490 1245

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 7425 7425 7550 7325 7400 7475 7550 Positif Positif Positif 7500 6325

GGRM Trading Sell 60000 60000 59600 58550 59600 60650 61700 Negatif Negatif Negatif 64000 57100

UNVR Trading Buy 33000 33000 33250 32000 32625 33250 33875 Positif Positif Positif 33700 30525

KLBF Trading Buy 1810 1810 1785 1785 1800 1815 1830 Positif Positif Positif 1835 1715

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1970 1970 2030 1910 1950 1990 2030 Positif Positif Positif 2010 1620

PTPP Trading Buy 3745 3745 3845 3620 3695 3770 3845 Positif Positif Negatif 3850 2960

WIKA Trading Sell 3620 3620 3570 3570 3605 3640 3675 Negatif Negatif Positif 3895 2965

ADHI Trading Buy 3575 3575 3655 3505 3555 3605 3655 Positif Positif Positif 3675 2730

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 5625 5625 5950 5350 5550 5750 5950 Positif Positif Negatif 6100 5725

JSMR Trading Buy 7000 7000 7150 6850 6950 7050 7150 Positif Positif Positif 7250 6600

ISAT Trading Sell 4470 4470 4395 4395 4445 4495 4545 Negatif Negatif Negatif 4500 3405

TLKM Trading Buy 2840 2840 2870 2810 2830 2850 2870 Positif Positif Positif 2890 2725

CMNP Trading Sell 2955 2955 2985 2895 2940 2985 3030 Negatif Negatif Negatif 3200 2950

Finance

BMRI Trading Sell 10750 10750 10375 10375 10625 10875 11125 Negatif Negatif Negatif 11225 10125

BBRI Trading Buy 11825 11825 11575 11575 11725 11875 12025 Positif Positif Negatif 12100 11000

BBNI Trading Buy 6150 6150 6300 6000 6100 6200 6300 Positif Positif Negatif 6300 5700

BBCA Trading Buy 13000 13000 13125 12900 12975 13050 13125 Positif Positif Positif 13425 12800

BBTN Trading Sell 1170 1170 1150 1100 1150 1200 1250 Negatif Negatif Positif 1240 1115

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 17475 17475 18000 16800 17200 17600 18000 Positif Positif Positif 18525 16425

(11)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Timah (TINS) memprediksi laba bersih perseroan tahun 2015 bisa mencapai Rp 1 triliun atau meningkat dibandingkan dari laba tahun 2014 yang sebesar Rp 637,70 miliar.. Untuk

Dari pendapatan tersebut, perseroan memperkirakan laba bersih sebesar Rp 138,46 miliar pada Mei 2015 atau mencapai 116% dari proyeksi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Dari total USD 24.7 juta laba bersih Perseroan di tahun 2015, sebesar USD 8 juta dialokasikan sebagai dividen tunai, sebesar USD 2.3 juta untuk cadangan wajib dan

Untuk tahun 2016, perseroan menargetkan bisa meraih pendapatan sebesar Rp 2,60 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 210 miliar, meski target kontrak baru tahun 2016 sama dengan

• SSTM catat rugi Rp 30,59 miliar per 9M15 naik dari rugi Rp 5,42 miliar • GIAA selesaikan penerbangan Haji 2015, dengan OTP 83,84% • Laba Citilink, anak usaha GIAA, naik 149%

Perseroan sepanjang 1Q11 telah membukukan laba bersih USD7,82 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih menderita rugi bersih USD3,86 juta.. Perolehan laba

Pembangunan Perumahan (PTPP) memproyeksikan laba bersih tahun 2013 akan mencapai Rp 407 miliar atau tumbuh 31% YoY dibandingkan laba perseroan tahun 2012 sebesar Rp 309

Perseroan juga akan menerbitkan saham baru (i) dalam rangka pelaksanaan konversi mandatory convertible bond senilai USD 70 juta yang diterbitkan berdasarkan master settlement