• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKHNIK TALKING CHIPS PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKHNIK TALKING CHIPS PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PE NE RAPAN MODEL PE MBELAJARAN PROBLEM BASED LEAR NI NG (PBL ) DENGAN TE KH NI K

TALKI NG CHIPS PADA PO KO K B AH ASAN HIDRO KARBO N T ERHADAP H ASIL

BELAJAR S ISWA DI S MA

Oleh :

Azriyatuz Salsabila Purba Nim4103331008

Program StudiPendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PE NE RAPAN MODEL PE MBELAJARAN PROBLEM BASED LEAR NI NG (PB L) DE NGAN TE KH NI K

TALKI NG CHIPS PADA PO KO K B AH ASAN HIDRO KARBO N T ERHADAP H ASIL

BELAJAR S ISWA DI S MA

Azriyatuz Salsabila Purba (NIM. 4103331008) ABSTRAK

(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Batasan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.7 Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 6

2.2 Model Pembelajaran 8

2.3 Kerangka Konseptual 14

(6)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 16

3.2 Populasi dan Sampel 16

3.3 Variabel Penelitian 16

3.4 Rancangan Penelitian 17

3.5 Prosedur Penelitian 18

3.6 Teknik Pengumpulan Data 19

3.8 Teknik Analisis Data 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 24

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 24 4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 26

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 27

4.2.1 Uji Normalitas 28

4.2.2 Uji Homogenitas 29

4.2.3 Uji Hipotesis 29

4.2.4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 30

4.2.5 Sikap Kerjasama Siswa 32

4.3 Pembahasan 34

4.4 Temuan Peneliti 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 37

5.2 Saran 37

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan dari PBL 11

Tabel 3.1. Two Group Pretes Postes Design 19

Tabel 3.2. Penolong Untuk Uji Normalitas 22

Tabel 4.1. Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes 26

Tabel 4.2. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Peserta Didik 27

Tabel 4.3. Rata-rata,Standar Deviasi dan Varians Pretest-Postest 28

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Pretes-Postest 28

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel 29

Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Postest 29

Tabel 4.7 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 30

Pada Setiap Pertemuan

Tabel 4.8..Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kemampuan 31

Berpikir Kritis Siswa

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Kemampuan 31

Berpikir Kritis Siswa

Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada Setiap Pertemuan 32

(8)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian 19

Gambar 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa 27

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis 31

Siswa Padan Setiap Pertemuan Kelas Eksperimen I

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada 32

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 40

Lampiran 2. Rencana Program Pembelajaran 43

Lampiran 3. Materi Hidrokarbon 74

Lampiran 4. Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 80

Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 93

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes 100

Lampiran 7. Lembar Analisis Siswa Eksperimen 1 101

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Eksperimen 2 113

Lampiran 9. Lembar Penilaian Sikap 117

Lampiran 10. Perhitungan Validitas 127

Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas 128

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran 130

Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda 133

Lampiran 14. Analisis Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 135

Lampiran 15. Instrumen Tes Setelah Validasi 142

Lampiran 16. Tabulasi Data Nilai Siswa 148

Lampiran 17. Perhitungan rata-rata, varians, dan standar deviasi 150

(10)

xii

Lampiran 18. Uji Normalitas Data 152

Lampiran 19. Uji Homogenitas 156

Lampiran 20. Pengujian Hipotesis 158

Lampiran 21. Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment 160

Lampiran 22. Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 161

Lampiran 23. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f 162

Lampiran 24. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 163

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu permasalahan pendidikan khususnya dalam pembelajaran di sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran.

Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti

pada saat melaksanakan PPLT tahun 2013 di SMA Negeri 1 Pantai Cermin, masih

banyak guru khususnya bidang studi kimia yang mengajar dengan menggunakan

metode konvensional (ceramah).

Proses pembelajaran yang dikembangkan guru tidak sesuai dengan rambu-rambu yang ditentukan standar proses pendidikan yang diatur dalam peraturan Pemerintahan No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 yaitu “Standar proses pendidikan adalah standart nasional, pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan”. (www.presidenri.go.id/dokumenUU.php/187.pdf).

Berdasarkan permasalahan tersebut pemerintah berupaya mengadakan perombakan dan pembaharuan kurikulum secara berkesinambungan dengan cara mengadakan perubahan kurikulum, mulai dari kurikulum 1968 sampai kurikulum 2004. Kurikulum yang sedang dikembangkan oleh pemerintah pada tahun 2006-2012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan kurikulum penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.

Setiap kurikulum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung kepada situasi dan kondisi, di mana kurikulum tersebut diberlakukan.

(12)

2

komprehensif baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan, serta penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.

Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum dengan dikeluarkannya

PP 32 Tahun 2013 berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan dalam penguatan proses pembelajaran. Proses pembelajaran berpedoman menggunakan pendekatan

saintifik. Pendekatan saintifik jika dihubungkan dengan proses pembelajaran

mencakup konteks dunia nyata, aktif menyelidiki, kooperatif, kritis, terjadi

pertukaran pengetahuan antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya, serta

menutun siswa untuk mencari tahu bukan diberitahu. Siswa berperan aktif tidak

hanya dari segi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi tetapi siswa juga aktif dalam kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan sekarang adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Arends (1997), model pembelajaran berbasis masalah sangat berguna untuk mengembangkan cara berpikir seseorang ke tingkat yang lebih tinggi atau berpikir kritis dalam situasi yang berorientasi pada masalah dan mengembangkan sikap kerjasama siswa dalam situasi pemecahan masalah bersama kelompok belajar secara kooperatif. Berdasarkan silbus kurikulum 2013, salah satu materi pokok yang terdapat pada kelas XI Semester 1 adalah hidrokarbon. Karakteristik materi

ini merupakan materi berupa konsep yang abstrak serta memerlukan pemahaman yang tinggi dalam mempelajarinya. Hal ini secara tidak langsung menuntut

pembelajaran materi hidrokarbon seharusnya mampu menyajikan konsep yang abstrak secara menarik serta berpusat pada siswa

(13)

3

mengatasi materi yang memerlukan pemahaman konsep-konsep diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran PBL dengan tekhnik Talking Chips. Pembelajaran ini diharapkan dapat menarik minat dan keaktifan siswa dalam belajar kimia sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak untuk mencari informasi, untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, melakukan

penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar yakni pada penelitian yang dilakukan oleh Saifudin (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model PBL pada materi kesetimbangan kimia memiliki efektifitas belajar sebesar 86,49%. Penelitian Batubara (2013), rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen 1 I sebesar 51,781% dan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 II sebesar 39,966%. Hasil penelitian Sony Hidayat (2011) disimpulkan bahwa tes hasil belajar pada kelas eksperimen 1 diperoleh skor mean posttes 70,17 dan pada kelas eksperimen 2 skor mean posttes sebesar 63,33. Hal ini sejalan dengan penelitian Diyah Rauhillah Husni (2010), bahwa hasil belajar siswa eksperimen 1 lebih tinggi (rata-rata pretes = 22,25 dan rata-rata posttes = 61,25) daripada siswa kelas eksperimen 2 (rata-rata pretes = 18,5 dan rata-rata posttes = 36,125).

Selain itu, Samsul Rizal (2006), dalam penelitiannya,disimpulkan bahwa nilai preTes tertinggi kelas eksperimen 1 60 dan terendah 20, nilai rata-rata sebesar 38,58% dan mengalami peningkatan setelah mengalami perlakuan pembelajaran kooperatif teknik Talking Chips menjadi nilai tertinggi postTes

sebesar 80 dan terendah mendapatkan nilai 45 dengan rata-rata sebesar 61,25%. Berdasarakan keterangan di atas tentang kesulitan siswa dalam memahami

(14)

4

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu Pembelajaran PBL Dengan Tekhnik Talking Chips Pada Materi Hidrokarbon terhadap hasil belajar kimia siswa.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran PBL dengan tekhnik Talking Chips lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan hidrokarbon?”.

1.4.Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Model pembelajaran yang digunakan di kelas Eksperimen 1 adalah Problem Based Learning (PBL) dengan tekhnik Talking Chips pada pokok bahasan

Hidrokarbon.

2. Model pembelajaran yang digunakan di kelas Eksperimen 2 adalah Model Pembelajaran Konvensional pada pokok bahasan Hidrokarbon.

1.5.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah “Untuk mengetahui bahwa hasil belajar siswa yang

mendapatkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan tekhnik Kancing Gemerincing (Talking Chips)” dengan

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan hidrokarbon.

1.6. Manfaat Penelitian

(15)

5

motivasi, kreatifitas, dan keaktifan belajar yang dihasilkan pembelajaran berbasis masalah dengan kegiatan pembelajaran, terutama guru kimia, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut di bidang pembelajaran terutama pembelajaran kimia. 3. Menambah Hasanah ilmiah/data pada pembelajaran kimia.

1.7.Defenisi Operasional

Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Masalah autentik diartikan sebagai masalah kehidupan nyata yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran berbasis masalah ini digunakan pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains,

terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(16)

38

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Anggraini, T., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas VIII SMP Tunas

Harapan Sayurmatinggi., Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

Arends, R.I.,(1997), Classroom Instructional and Management, Mc Graw Hill

Book companies, Inc, New York.

Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersedia : http:// [22 – 03 -2007]

Batubara, R., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Media Peta Konsep Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Pokok Laju

Reaksi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Casal, S, Talking Chips (A Book of Multiple Intelligence Exercise From Spain), google: www.Hlmtmag.co.uk/jul 02/teach.html

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Starategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2002), Starategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Hanafi, Imam. Plus Minus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Online) Available: Http://www. mahaniv@yahoo.com

Hasni, D.R., (2010), Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Hidayat, S., (2011), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia, Skripsi, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

(17)

39

Lie, A., (2004), Cooperative Learning:Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Liu, Min, (2005), Motivating Students Through Problem-based Learning. University of Texas : Austin. [online]. Tersedia : http:// [22-03-2007]

Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Rizal, S., (2006), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Talking Chips Terhadap Hasil Belajar Pada Konsep Asam-Basa, Larutan

Elektrolit dan Non-elektrolit., Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Saifudin, A., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

(Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12 Jakarta).,

,http://repository.library.uinsyah.edu/ (Diakses tanggal 01 Juni 2014)

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Pustaka Belajar, Jakarta.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Jakarta

Trianto, (2010), Mendisaen Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada Media Group, Jakarta.

www.presidenri.go.id/dokumenUU.php/187.pdf(Diakses Februari 2014)

http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran konvensional/ (Diakses Februari 2014)

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

PS PICE dot-model statement for the ideal bipolar transistor: β = Bf, Early voltage Vaf, and scale current Is; as shown by curly braces {}, these values are set using variables

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan kawasan yang memiliki hutan dengan beberapa tipe perubahan penggunaan lahan akibat aktifitas manusia maupun proses

The result of the research indicates that there are seven services provided by International Student Service, such as: Welcoming and Orientation Service, Immigration and

[r]

b) merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak; dan c) tidak memerlukan pelicin sehingga puting lebih mudah disucihamakan. 8) Puting harus segera disucihamakan

Apabila di dalam putusan ditetapkan bahwa pembunuhan itu telah dilakukan setelah mengadakan pertimbangan secara tenang dan direncanakan dengan tenang pula, maka ini berarti

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel