Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1390
MENINGKATKAN KEMAMPUAN QAWAID TENTANG AQSAMUL KALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL)
HADIANNOR1
Email [email protected] ABSTRAK
Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskam dapat tercapai dan berhasil. Maka oleh karena itu, seorang pendidik tidaklah cukup menggantungkan pada satu model pembelajaran tapi harus mampu melaksanakan berbagai model pembelajaran, pendidik dapat memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran yang sesuai dengan lingkungan belajar peserta didik. Salah satu pilihannya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Model pembelajaran Problem Based Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya dalam pembelajaran, sehingga membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam dua siklus dengan metode analisis menggunakan persentase nilai rata-rata siswa. Nilai rata- rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 71,76 dengan ketuntasan belajar 70,58% meningkat pada siklus 2 menjadi 81,17 dengan ketuntasan belajar 88,23%.
Berdasarkan hasil tersebut terlihat ada peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas X MIA MAN 3 Banjar. Selain itu, aktivitas belajar siswa juga meningkat ketika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini.
Kata Kunci : Problem Based Learning, Kemampuan Qawaid Aqsamul Kalam PENDAHULUAN
Model pembelajaran yang digunakan guru sangat mempengaruhi tercapainya sasaran belajar, oleh sebab itu guru perlu memilih model yang tepat dari sekian banyak model pembelajaran, jangan menggunakan model
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1391
pembelajaran berdasarkan kebiasaan akan tetapi berdasarkan materi dan sasaran yang akan dicapai. Setiap siswa memiliki keunikan masing-masing dalam berbagai hal, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap model pembelajaran yang akan digunakan tidak dapat diabaikan.
Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Salah satu model pembelajaran yaitu Problem Based Learning. Menurut Trianto (2011:67) model PBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Suprihatiningrum (2014:216) mengemukakan bahwa pembelajaran PBL adalah suatu pembelajaran yang mana sejak awal siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang lebih bersifat Student centered.
Model Problem Based Learning ini menuntut agar para peserta didik aktif, kreatif, berinisiatif, berinovasi, serta mempunyai motivasi dalam belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning berfokus pada kegiatan peserta didik yang mandiri, sementara guru hanya menjadi desainer, fasilitator, motivator dalam kegiatan belajar tersebut. Pembelajaran dengan Problem Based Learning yang lebih dipentingkan adalah dari segi proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat berlangsung secara maksimal maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh juga akan optimal.
Ciri-ciri Model pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Fathurrahman dalam (Rahayu, 2017:19) pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Belajar dimulai dengan satu masalah
2) Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa 3) Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan di seputar disiplin
ilmu
4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjadikan secara langsung proses belajar mereka sendiri
5) Menggunakan kelompok kecil, serta
6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kenerja. Ini untuk membentuk skill siswa Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1392
Menutur Muhammad Nur dalam (Rusmono, 2014 : 81), langkah-langkah (sintaks) pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima fase dan perilaku, antara lain :
Table 1. Langkah-lankah PBL
Tahap Tingkah laku guru
Tahap 1
mengorganisasikan peserta didik pada masalah
Mengenalakan masalah kepada siswa berdasarkan materi yang diajarkan kepada siswa Tahap- 2
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Siswa diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dalam menyelesaikan masalah
Tahap- 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
Tahap- 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Kelebihan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi Pemecahan masalah sangat efektif dalam memahami isi pelajaran, pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih meningkat,.pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, dan Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1393
Kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan, model pembelajaran Problem Based Learning membutuhkan waktu yang cukup untuk persiapan; dan jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Gurudigital.id (2018).
Pengertian kalam dalam kitab al- Kawakib al-Durriyah syarah dari matan al-Jurumiyah disebutkan sebagai berikut:
و .عضوااب ديفملا بكرملا ظفللا وه ملاكلا ماق وحن مساو لعف نم وا مئاق ديز وحن نيمسا نم فلاتي ام لقأ
و لعفو مسا يهو درفم لوق ةملكلا و ديز فرح
ىنعمل ءاج
"kalam adalah lafadz yang tersusun yang memiliki faedah pada asalnya (dengan bahasa Arab). Sekurang-kurangnya kata itu tersusun dari dua kata benda. Contoh Zaid adalah orang yang berdiri, atau terdiri dari kata kerja dan kata benda. Contoh Zaid telah berdiri. Kalimah merupakan perkataan yang tunggal yakni berupa isim, fi`il, dan huruf yang memiliki arti”. (Syekh Muhammad bin Ahmad bin Abdul Baary : 6)
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti dan penanggung jawab penuh dalam penelitian. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, danrefleksi.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh.
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1394
kualitatif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati ( Kunandar, 2011) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraian bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpul data. Proses sama pentingnya dengan produk.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X MIA di MAN 3 Banjar yang berjumlah 17 orang terdiri dari 5 laki-laki dan 12 perempuan. Adapun nama- nama siswa kelas X MIA MAN 3 Banjar dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 2. daftar nama siswa kelas X MIA MAN 3 Banjar
No Nama Siswa Jenis Kelamin Keterangan
1 Ahmad Rifki Aditya Laki-laki Aktif
2 Alvinatu Rahmah Perempuan Aktif
3 Faizalussoufiyah Perempuan Aktif
4 Hafizah Herawati Perempuan Aktif
5 Helma Teana Perempuan Aktif
6 Izzatun Niswah Perempuan Aktif
7 M. Amin Badali Laki-laki Aktif
8 M. Januar Rahman Laki-laki Aktif
9 M. Rizki Habibi Laki-laki Aktif
10 Mutia Safitri Perempuan Aktif
11 Nabila Mufidah Perempuan Aktif
12 Nazril Irham Abdalla S. Laki-laki Aktif
13 Nina Zarina Perempuan Aktif
14 Noor Rahma Fitria Perempuan Aktif
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1395
15 Ratu Aina Fitria Perempuan Aktif
16 Siti Aisyah Perempuan Aktif
17 Syifa Ayudia Ramadhani Perempuan Aktif
Data yang diperlukan dalam penelitian ini deperoleh melalui observasi pengolahan belajar, aktivitas siswa dan tes formatif.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung menggunakan statistic sederthana. Yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif.
Rumus:
2. Untuk ketuntasan belajar
Adapun kategor ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75 dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75 % yang
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1396
telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan. Sedangkan tujuan penyertanya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru. (Mukhlis dkk., 2021, hlm. 5)
Berikut kerangka berfikir penelitian ini:
HASIL PENELITIAN
Pada siklus 1, diberikan penjelasan mengenai jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Pelaksanaan pembelajaran ditunjang dengan RPP dan LKPD yang telah disesuaikan dengan model pembelajaran. Kelemahan siklus 1 yaitu alokasi waktu yang tersedia tidak cukup untuk melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini disebabkan siswa masih merasa kebingungan dan belum terbiasa dalam melakukan penyelidikan dan diskusi kelompok. Oleh karena itu guru memberikan penjelasan dalam proses penyelidikan dan cara berdiskusi.
kondisi awal
sebelum diterapkan model Problem Based
Learning
prestasi belajar qawaid tentang aqsamul kalam
tindakan
penerapan model Problem
Based Learning
siklus 1 tindakan siklus 2 tindakan
kondisi akhir setelah diterapkan model
Problem Based Learning hasil
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1397 Tabel 3. Hasil Perolehan Nilai Pada Siklus 1
No Nama Siswa Perolehan Nilai Ketuntasan
1 Ahmad Rifki Aditya 80 TUNTAS
2 Alvinatu Rahmah 80 TUNTAS
3 Faizalussoufiyah 80 TUNTAS
4 Hafizah Herawati 60 TIDAK TUNTAS
5 Helma Teana 60 TIDAK TUNTAS
6 Izzatun Niswah 80 TUNTAS
7 M. Amin Badali 80 TUNTAS
8 M. Januar Rahman 80 TUNTAS
9 M. Rizki Habibi 60 TIDAK TUNTAS
10 Mutia Safitri 40 TIDAK TUNTAS
11 Nabila Mufidah 80 TUNTAS
12 Nazril Irham Abdalla S. 80 TUNTAS
13 Nina Zarina 40 TIDAK TUNTAS
14 Noor Rahma Fitria 80 TUNTAS
15 Ratu Aina Fitria 80 TUNTAS
16 Siti Aisyah 80 TUNTAS
17 Syifa Ayudia Ramadhani 80 TUNTAS
Jumlah seluruh perolehan nilai = 1.220 Nilai rata-rata kelas = 71,76
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1398
Pada siklus 2, pelaksanaan pembelajar telah sesuai dengan rencana. Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, sehingga pada siklus 2 pembelajaran dapat lebih lancar dari siklus 1. Siswa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan penyelidikan dan diskusi walaupun masih dengan bimbingan.
Tabel 4. Hasil Perolehan Nilai Pada Siklus 2
No Nama Siswa Perolehan Nilai Ketuntasan
1 Ahmad Rifki Aditya 100 TUNTAS
2 Alvinatu Rahmah 80 TUNTAS
3 Faizalussoufiyah 80 TUNTAS
4 Hafizah Herawati 80 TUNTAS
5 Helma Teana 80 TUNTAS
6 Izzatun Niswah 80 TUNTAS
7 M. Amin Badali 80 TUNTAS
8 M. Januar Rahman 80 TUNTAS
9 M. Rizki Habibi 80 TUNTAS
10 Mutia Safitri 60 TIDAK TUNTAS
11 Nabila Mufidah 80 TUNTAS
12 Nazril Irham Abdalla S. 80 TUNTAS
13 Nina Zarina 60 TIDAK TUNTAS
14 Noor Rahma Fitria 80 TUNTAS
15 Ratu Aina Fitria 100 TUNTAS
16 Siti Aisyah 100 TUNTAS
17 Syifa Ayudia Ramadhani 80 TUNTAS
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1399 Jumlah seluruh perolehan nilai = 1.380 Nilai rata-rata kelas = 81,17
Tabel 5. Hasil Belajar Kognitif Siswa Tentang Pembagian Kata Dalam Bahasa Arab
Siklus 1 Siklus 2
71,76 81,17
Berdasarkan hasil belajar siswa pada masalah pembagian kata dalam bahasa Arab terlihat ada peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 71,76 dengan ketuntasan belajar 70,58% meningkat menjadi 81,17 dengan ketuntasan belajar 88,23% pada siklus 2.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran bahasa Arab tentang pembagian kata dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas X MIA MAN 3 Banjar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar yang meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Serta aktivitas belajar siswa juga meningkat ketika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Guru digital.id, 2018, Model Pembelajaran PBL: Pengertian, Ciri-ciri, Kelebihan Kekurangan dan Langkah-langkahnya.
Kunandar, K. (2011). Evaluasi Program Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp). Jurnal Evaluasi Pendidikan, 2 (2), 171-181. https://doi.org/10.21009/JEP.022.05
Mukhlis, A.M.A., Dewi, A.C., & Abdal, N.M. (2021). Pelatihan penulisan Karya Tulis Ilmiah Sebagai Implementasi Pengembangan Kompetensi Profisi Guru. Seminar Pengabdian Kepada Madrasah
Rahayu, Jumi, 2017, Penerapan Pembelajaran Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Materi Perpindahan Kolor pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Matan Hilir Selatan Pontianak.
Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0
1400
Rusmono, 2014, Strategi Pembelajaran dengan Problem (PBL) itu Perlu, Bogor : Ghelia Indonesia
Suprihartiningrum, Jamil,2014, Strategi pembelajaran, Jogjakarta: Ar ruzz Media Syekh Muhammad bin Ahmad bin Abdul Baary. al-Kawakib al-Durriyyah.
Surabaya: Maktabah Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah.
Trianto, 2011, Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Prestasi Pustaka