DAFTAR ISI
BAB II MEDIA VISUALISASI HIDROKARBON UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA ... 8
A. Media Pembelajaran Berbasis Komputer ... 8
B. Media Visualisasi dalam Pembelajaran Kimia ... 12
ii
BAB IV ANALISIS DATA, TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Analisis Data ... 36
1. Karakteristik Model Pembelajaran dengan Media Visualisasi yang Dikembangkan ... 37
2. Peningkatan Penguasaan Konsep Hidrokarbon ... 39
a. Uji Beda Rata-rata Penguasaan Konsep Hidrokarbon ... 40
b. Pengolahan N-Gain Penguasaan Konsep Hidrokarbon per Label Konsep ... 43
c. Proporsi Penguasaan Konsep Hidrokarbon Siswa Berdasarkan N-Gain ... 46
3. Peningkatan Keterampilan Generik Sains ... 47
a. Uji Beda Rata-rata Keterampilan Generik Sains ... 49
b. Pengolahan N-Gain Keterampilan Generik Sains Siswa pada Tiap Indikator ... 50
4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 52
a. Uji Beda Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .... 53
b. Pengolahan N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Tiap Indikator ... 54
5. Tanggapan Guru Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Hidrokarbon dengan Media Visualisasi ... 56
6. Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Hidrokarbon dengan Media Visualisasi ... 57
B. Pembahasan ... 59
1. Karakteristik Model Pembelajaran ... 59
2. Peningkatan Penguasaan Konsep Hidrokarbon ... 61
3. Peningkatan Keterampilan Generik Sains ... 71
4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ... 29 Gambar 4.1 Menu Navigasi Materi Hidrokarbon ... 39 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Persentase Rata-rata Nilai Pretes,
Nilai Postes, dan N-Gain ... 40 Gambar 4.3 Grafik N-Gain (%) Setiap Label Konsep Hidrokarbon... 45 Gambar 4.4 Persentase Siswa Setiap Kategori pada Kelompok
Kontrol dan Eksperimen berdasarkan N-Gain Penguasaan Konsep ... 47 Gambar 4.5 Grafik Perolehan N-Gain (%) Berdasarkan Indikator
Keterampilan Generik Sains ... 50 Gambar 4.6 Grafik Perolehan N-Gain (%) Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 55 Gambar 4.7 Salah satu Animasi dalam Media Visualisasi
Hidrokarbon ... 64 Gambar 4.8 Foto yang Diambil dari Lokasi Pengeboran Minyak,
Tangki Penampungan Minyak Bumi dari Sumur Minyak ... 67 Gambar 4.9 Gambar Mobil dan Pom Bensin pada Media Visualisasi
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Generik ... 15 Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Hidrokarbon
Tabel 2.3 Analisis Konsep Hidrokarbon
Tabel 3.1 Diagram pretest-postest non-equivalent control group
design
Tabel 3.2 Jenis instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Kemudahan
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Daya Pembeda (ID) Tabel 3.5 Klasifikasi korelasi
Tabel 3.6 Klasifkasi N-Gain
Tabel 4.1 Karakteristik Konsep Hidrokarbon ... 37 Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Media Visualisasi Hidrokarbon... 38 Tabel 4.3 Hasil Penghitungan Rata-rata Nilai, Standar Deviasi, dan
Uji Beda Rata-rata Pretes ... 40 Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Rata-rata Nilai, Standar Deviasi, dan
Uji Beda Rata-rata Postes... 41 Tabel 4.5 Rekapitulasi Pengujian Statistik N-Gain Data Perolehan
Gabungan ... 43 Tabel 4.6 Persentase Penguasaan Setiap Label Konsep Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ... 45 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Beda Rata-rata N-Gain
Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 47 Tabel 4.8 Perolehan Rerata Skor Postes dan Pretes Keterampilan
Generik Sains Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 49 Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Beda Rata-rata N-Gain
v
Tabel 4.10 Perolehan Rerata Skor Postes, Pretes, dan Rata-rata N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 53 Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Beda Rata-rata N-Gain
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 57 Tabel 4.12 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran Lampiran B Instrumen Penelitian Lampiran C Hasil Uji Coba Instrumen
Lampiran D Data Pretes, Postes, N-Gain, dan Hasil Uji Statistik Lampiran E Format Angket dan Wawancara
Lampiran F Storyboard Courseware Pembelajaran Lampiran G Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia sebagai salah satu disiplin Ilmu Pengetahuan Alam sangat berperan langsung di dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, kimia diperlukan dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran kimia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tertuang dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006 (BSNP, 2006). Tujuan pembelajaran kimia tersebut diantaranya untuk meningkatkan kemampuan menerapkan berbagai konsep kimia untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam teknologi secara ilmiah.
Kimia di SMK kelompok teknologi dan industri merupakan mata pelajaran program adaptif. Mata pelajaran kimia sebagai mata pelajaran adaptif semestinya mendukung pengembangan kompetensi siswa pada masing-masing bidang keahlian. Pengetahuan konsep dan keterampilan yang dikembangkan melalui pembelajaran kimia dapat mendukung pengembangan kompetensi siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada salah satu SMK di Kota Bandung ditemukan beberapa fakta. Fakta-fakta tersebut
2
minggu; c) fasilitas pendukung seperti laboratorium dan media penunjang pembelajaran kurang memadai, sehingga menimbulkan muculnya anggapan bahwa kimia adalah pelajaran teori yang kurang menarik, sulit untuk dipahami dan kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Fakta-fakta tersebut yang menyebabkan rendahnya minat dan motivasi siswa pada mata pelajaran kimia.
Di dalam ilmu kimia banyak konsep yang memiliki tingkat generaliasasi, keabstrakan, serta tingkat aplikatif yang cukup tinggi, Salah satunya yaitu konsep hidrokarbon. Berdasarkan analisis terhadap konsep hidrokarbon ditemukan karakteristik dasar konsep hidrokabon sebagai konsep abstrak dengan contoh konkrit. Abstraksi konsep hidrokarbon terdapat pada konsep-konsep yang bersifat mikroskopis, sedangkan konsep-konsep konkrit terdapat pada konsep-konsep yang makroskopis.
3
berbagai teknik visualisasi untuk membantu memvisualkan partikel dan mengembangkan pembentukan model mental siswa diantaranya dengan penggunaan model fisik, bermain peran, penggunaan animasi, gambar atau animasi yang dibuat oleh siswa, dan model komputer interaktif.
Selama ini banyak program multimedia pembelajaran dengan ilustrasi animasi hanya dirancang untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hal yang menonjol dari pembelajaran dengan alat bantu komputer adalah tampilan berbagai gambar, grafik dan animasi. Tampilan seperti ini telah diakui sejumlah peneliti dapat menimbulkan motivasi dalam belajar (Overfield & Bryan-Iluka, 2003; Gunn & Pitt, 2003). Latuheru (1988) mengungkapkan bahwa komputer dapat menampilkan latihan-latihan kerja, kegiatan laboratorium, dan simulasi. Sedangkan Coburn (1985) mengemukakan bahwa komputer dapat memvisualisasikan berbagai fakta, keterampilan, konsep dan menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan keperluan. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki komputer tersebut menyebabkan komputer berpotensi untuk dirancang dan dikembangkan sebagai media untuk memvisualisasikan konsep-konsep serta melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
4
kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik, karena dapat menyiapkan peserta didik untuk menjalani karir dan kehidupan nyata (Liliasari, 1996). Menurut Kurniati (2001), berpikir kritis yang dipelajari dalam kelas sains juga mempengaruhi siswa jauh setelah mereka meninggalkan pendidikan formal dengan memberikan alat dimana mereka dapat menganalisa sejumlah besar isu yang akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Temuan-temuan tentang kondisi pembelajaran kimia di salah satu SMK serta besarnya potensi penggunaan media visualisasi komputer untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia (Venkataraman, 2009; Jose & Williamson, 2005) dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa (Jackson dalam Paramata, 1996; Coburn 1985), melandasi diperlukannya pengembangan suatu media pembelajaran yang menyenangkan namun tetap dapat memenuhi tuntutan kurikulum SMK. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini adalah mengembangkan media visualisasi yang memanfaatkan teknologi komputer.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah yang akan dikaji adalah:
5
Untuk mempermudah permasalahan dalam penelitian ini, selanjutnya dirinci beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran yang menggunakan media visualisasi terhadap penguasaan konsep siswa?
2. Bagaimana pengaruh pembelajaran yang menggunakan media visualisasi terhadap keterampilan generik sains siswa?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran yang menggunakan media visualisasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa?
4. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran yang menggunakan media visualisasi?
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar permasalahan dalam penelitian lebih terarah, maka masalah dibatasi sebagai berikut:
1. Keterampilan generik sains yang diteliti diadopsi dari Brotosiswoyo (2001) mencakup berupa: a) pengamatan tak langsung, b) membangun konsep, c) pemodelan, d) kerangka logika taat azas, dan e) kesadaran tentang skala besaran.
6
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan media visualisasi yang dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK pada konsep hidrokarbon.
2. Untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis siswa SMK pada konsep hidrokarbon menggunakan media visualisasi.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan suatu perangkat pembelajaran dalam bentuk media visualisasi untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis siswa. Media ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran untuk materi hidrokarbon bagi siswa. 2. Memberikan wawasan baru bagi guru tentang penggunaan media visualisasi
yang dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis siswa.
7
4. Memberikan motivasi dan menciptakan suasana belajar interaktif pada siswa agar dapat membangun suatu konsep kimia melalui pembelajaran dengan media visualisasi.
5. Memberikan masukan dan informasi dalam memperbaiki proses pembelajaran kimia sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
F. Definisi Operasional
1. Media visualisasi merupakan media pembelajaran dalam bentuk media interaktif. Media ini didesain sedemikian rupa guna membangun quriosity siswa melalui respon interaksi dan umpan balik dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami suatu abstraksi yang menggambarkan karakteristik hidrokarbon secara ilmiah, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini penguasaan konsep diukur dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
3. Keterampilan generik sains adalah kemampuan dasar siswa yang diukur melalui terbentuknya suatu kemampuan dasar yang didasarkan pada pencapaian indikator-indikator keterampilan generik sains.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group design. Metode eksperimen ini digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir kritis pada siswa yang belajar menggunakan media visualisasi. Diagram dari pretest-posttest
non-equivalent control group design ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Diagram pretest-posttest non-equivalent control group design (Fraenkel and Wallen, 1993)
Kelas Eksperimen O X1 O
Kelas Kontrol O X2 O
dimana, O adalah observasi berupa tes awal dan tes akhir, X1 adalah pembelajaran
dengan media visualisasi pada kelompok eksperimen dan X2 adalah pembelajaran
dengan metode konvensional pada kelompok kontrol.
B. Prosedur Penelitian
29
menyimpulkan hasil analisis data. Prosedur penelitian tergambar dalam diagram alur penelitian yang terdapat dalam Gambar 3.1. berikut.
A
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Studi Bahan Kajian Studi Keterampilan
30
Desain penelitian yang digunakan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah pretest-posttest non-equivalent control group design. Pretes diberikan pada kedua kelompok sebelum perlakukan. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran dengan menggunakan media visualisasi, sedangkan pada kelompok kontrol dengan menggunakan media pembelajaran konvensional. Pada saat pelaksanakan pembelajaran dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa sebagai catatan lapangan. Setelah pembelajaran, pada masing-masing kelompok diadakan postes. Wawancara terhadap siswa dan guru dilakukan setelah postes dilaksanakan.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu SMK Negeri di kota Bandung, Provinsi Jawa Barat pada tahun ajaran 2010/2011. Subyek penelitian terdiri atas satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah siswa salah satu kelas XII yang berjumlah 33 orang, sedangkan kelas kontrolnya adalah siswa salah satu kelas XII paralel lainnya yang berjumlah 31orang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan ketentuan kelas XII L digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelas XII K sebagai kelompok kontrol.
D. Instrumen Penelitian
31
1. Jenis instrumen
Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen yang dirancang untuk mengumpulkan data. Adapun jenis instrumen dan teknik pengumpulan datanya diuraikan pada Tabel 3.2. di bawah ini.
Tabel 3.2. Jenis instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
1 Siswa Keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah 2 Siswa Keterampilan generik sains
siswa sebelum dan setelah 3 Siswa Penguasaan konsep siswa
sebelum dan setelah 4 Siswa Tanggapan terhadap
pembelajaran dengan media 5 Guru Respon terhadap model
pembelajaran dengan media visualisasi
Wawancara Pedoman wawancara
2. Analisis instrumen
Analisis instrumen meliputi hal-hal berikut.
a. Tingkat kesukaran soal, dimana ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan kemudahan soal yang digunakan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: = ; dimana P = kemudahan, B = banyaknya siswa yang menjawab benar, dan Jx = jumlah keseluruhan siswa peserta tes
32
Tabel 3.3. Kriteria Indeks Kemudahan
P Klasifikasi
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
b. Daya pembeda, dimana ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tiap-tiap butir soal mampu membedakan antara siswa yang sudah atau belum memahami konsep, yang kemudian akan terklasifikasi sebagai kelompok atas dan kelompok bawah. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
= − ; dimana, BA adalah banyaknya peserta tes kelompok atas
yang menjawab soal dengan benar, BB adalah banyaknya peserta tes
kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar, JA adalah jumlah peserta
tes kelompok atas, dan JB adalah jumlah peserta kelompok bawah (Arikunto,
2009).
Tabel 3.4. Kriteria Indeks Daya Pembeda (ID)
ID Kualifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21- 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Negatif Tidak baik, harus dibuang
c. Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen sehingga mampu megukur apa yang hendak diukur. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
= −
33
Validitas soal-soal ini ditentukan dengan membandingkan harga r yang diperoleh terhadap harga r tabel, dengan ketentuan rhitung > rtabel maka butir
soal tersebut valid (Arikunto, 2009).
d. Uji reliabilitas, dilakukan untuk menguji tingkat keajegan instrumen yang digunakan. Dihitung berdasarkan rumus Spearman-Brown berikut (Arikunto, 2009): = ; Kriteria koefisien korelasi yang digunakan adalah kriteria Gilford (Ruseffendi, 2005) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Klasifikasi korelasi (Gilford dalam Ruseffendi, 2005)
Koefisien Korelasi Keterangan
0,00 -0,20 Sangat rendah
0,21 -0,40 Rendah
0,41 -0,60 Cukup
0,61 -0,80 Tinggi
0,81 -1,00 Sangat tinggi
E. Teknik Analisis Data
1. Jenis data
Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian. Sedangkan yang kuantitatif dianalisis dengan uji statistik untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan rerata penguasaan konsep, keterampilan generik sains serta berpikir kritis.
2. Pengolahan data
34
memperoleh skor gain yang dinormalisasi digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999) berikut, yaitu:
N-gain = !"#$% !&'
() % !&'* 100%
dimana, Spost adalah skor postes; Spre adalah skor pretes; Smax adalah skor
maksimum yang dapat diperoleh siswa. Tabel 3.6. Klasifikasi N-gain (Hake, 1999)
Kategori Perolehan N-gain Keterangan
N-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ N-gain <0,70 Sedang
N-gain < 0,30 Rendah
Nilai N-gain yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa antara model pembelajaran dengan media visualisasi dan model pembelajaran konvensional pada konsep hidrokarbon.
Pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan pengujian statistik berupa uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas varian data sebagai berikut. a. Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Saphiro Wilks Test. b. Uji homogenitas varian data dengan one way Anova untuk membandingkan
mean dari dua kelompok sampel independen (bebas).
35
menggunakan uji statistik non-parametrik (U-Mann Whitney) untuk sebaran data tidak berdistribusi normal dan atau tidak homogen.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada permasalahan penelitian serta temuan dan pembahasan
sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan media visualisasi dapat meningkatkan
penguasaan konsep siswa. Konsep yang mengalami peningkatan tertinggi adalah
minyak bumi, sedangkan konsep yang mengalami peningkatan terendah adalah
isomer.
2. Pembelajaran dengan menggunakan media visualisasi dapat meningkatkan
keterampilan generik sains siswa. Indikator keterampilan generik sains yang
mengalami peningkatan tertinggi adalah pengamatan tak langsung, sedangkan
indikator generik sains yang mengalami peningkatan terendah adalah kerangka
logika taat azas.
3. Pembelajaran dengan menggunakan media visualisasi dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator keterampilan berpikir kritis yang
mengalami peningkatan tertinggi adalah bertanya dan menjawab pertanyaan
tentang klarifikasi dan menantang, sedangkan keterampilan berpikir kritis yang
mengalami peningkatan terendah adalah membuat dan menimbang nilai.
4. Secara umum pembelajaran hidrokarbon dengan media visualisasi ini mendapat
82
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model
pembelajaran media visualisasi berbantuan komputer untuk meningkatkan
penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa SMK pada
konsep hidrokarbon peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Perlunya dilakukan penelitian yang dapat mengembangkan indikator-indikator
keterampilan generik sains dan berpikir kritis dengan media visualisasi yang
dikemas dengan menggunakan animasi tiga dimensi.
2. Perlunya dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk media visualisasi
hidrokarbon terutama pada label konsep minyak bumi, alkana, alkena, dan alkuna
dengan memperhatikan animasi yang ditampilkan harus mendukung pada fitur
kunci siswa. Selain itu perlu ditambahkan jumlah dan variasi latihan soal dalam
media.
3. Pembelajaran dengan media visualisasi perlu dikembangkan lebih lanjut bagi
siswa SMK, agar siswa dapat melihat dengan lebih jelas hubungan materi yang
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari terutama di lapangan pekerjaan yang
83
DAFTAR PUSTAKA
Allo E. L. (2005). Model Pembelajaran Radioaktif Berbasis Komputer dalam
Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Positif Siswa SMA. Tesis pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
An-Nabhani, T. (1993). Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah.
Arifin,M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung : Jurusan Kimia FPMIPA UPI.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafino Persada.
Brotosiswoyo, B. S. (2001). “Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi”. Dalam Hakekat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di
Perguruan Tinggi. Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka,
Depdiknas.
BSNP. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta.
Coburn, P., et al. (1985). Practical Guide to Computer in Education 2nd. California: Addison- Wesley Publication Company, Inc.
Cotton, Kathleen. (1991). Computer Assisted Instruction.Tersedia: http://www.nwrel.org/scpd/sirs/5/cu10.html.[26-08-2010].
Ennis, R. H. (1985). “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. In Costa, A.L. (ed.). Developing Mind : A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : ASDC Alexandria.
Ferk V. and Vrtacnik M. (2003). Students’ understanding of molecular structure representations. International Journal of Science Education, 25, 1227-1245. Fraenkel & Wallen. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education.
London: Mc. Graw Hill, Inc.
84
Hake, RR. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. AERA-D-American Educational Research Associaton’s Division, Measurment and Research Methodology. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 [22 April 2010]
Hartono. (2006). Pembelajaran Fisika Modern bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan.
Herlanti, Yanti. Rustaman, N. Y. Setiawan, W. (2007). “Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa”. Jurnal Pendidikan
IPA: METAMORFOSA. 2, (1), 29-38.
Johnstone A. H. (1997), Chemistry teaching—science or alchemy? J. Chem.
Educ., Vol. 74, pp. 262-268
Jones. L.L., Jordan. K.D. & Stillings. N.A. (2005). Molecular Visualization in Chemistry Education: The Role of Multidisciplinary Collaboration.
Chemistry Education Research and Practice. Vol. 6. pp. 136-149
Jose. T. J., Williamson. V. M. (2005). Molecular Visualization in Science Education: An Evalution of an NSF-Sponsored Workshop. Journal of
Chemical Education. Vol. 82. pp. 937-943
________. (2005). The Effects of a Two-Year Molecular Visualization Experience on Teachers’ Attitudes, Content Knowledge, and Spatial Ability.
Journal of Chemical Education. Vol. 85. pp. 718-723
Kariadinata, R. (2006). Aplikasi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Matematika sebagai Upaya Mengembangkan Kemampuan Matematika Tingkat Tinggi Siswa SMA. Disertasi pada PPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan
Kemp, Jerrold. E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Kurniati, T. (2001). Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Program
Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Latuheru, J. D. (1988). Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar
Masa Kini. Jakarta : Depdikbud.
Liliasari. (1996). Beberapa Pola Berpikir Dalam Pembentukan Pengetahuan
Kimia oleh Siswa SMA. Disertasi Program Pascasarjana UPI Bandung; tidak
85
Overfield & Bryan-Iluka, L. (2003). An Evaluation of Factors Affecting Computer-Based Learning in Homeostasis: A Cultural experience. BEE-J
vol.1.
Paramata, Y. (1996). Computer – Aided Instruction (CAI) dalam Pembelajaran
IPA-Fisika. Tesis pada PPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skills : Meanings and Models”. Virginia : ASDC Alexandria.
Rapp D. (2005), Mental models: theoretical issues for visualizations in science education, J. K. Gilbert, (Ed.), Visualization in science education, Springer, pp. 43-60.
Redhana, I. (2007). “Chemistry teachers views toward teaching and learning and assessment of critical thinking skills”. Makalah pada Seminar Internasional
Pendidikan IPA I SPs UPI Bandung.
Ruseffendi. (2005). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.
Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Imstep Jica Jurusan Pendidikan Biologi UPI.
Rustini, I. (2001). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran
Kooperatif Teknik Think-Pair-Square dalam Kegiatan Praktikum Materi Pencemaran Air. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Schafersman, S.D. (1991). An Introduction To Critical Thinking. Tersedia (On line) di http : www.freeinqury.com/critical-thinking.html.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.
Tasker. R., Dalton. R. (2006). Research into Practice: Visualization of Molecular World Using Animations. Chemistry Education Research and Practice. Vol. 7. pp. 141-159
Tosun, N. Sucsuz, N. Yigit, B. (2006). “The Effect Of Computer Assisted And Computer Based Teaching Methods On Computer Course Success And Computer Using Attitudes Of Students”. The Turkish Online Journal of
86
Tuvi-Arad. I., Gorsky. P. (2007). New Visualization Tools for Learning Molecular Symmetry: a Preliminary Evaluation. Chemistry Education
Research and Practice. Vol. 8. pp. 61-72
Venkataraman. B. (2009). Visualization and Interactivity in The Teaching of Chemistry to Science and Non-Science Students. Chemistry Education
Research and Practice. Vol. 10. pp. 62-69
Wiyono. K. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Topik Relativitas Khusus. Tesis pada Prodi
Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Wu H-K. and Shah P. (2004). Exploring visuospatial thinking in chemistry
learning, Science Education, 88, 465-492.