• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA KERTAS KERJA"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGUKURAN KINERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA

Oleh:

YOSIA ANDRE JULIUS SUGIANTO NIM : 232012006

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2016

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

HALAMAN MOTTO

“Do not let your hearts be troubled. Trust in God, trust also in Me”

(Jesus Christ)

“And know that I am with you always, yes, to the end of time”

(Jesus Christ)

“For everyone who exalts himself/herself, and everyone who humbles himself/herself will be exalted”

(Jesus Christ)

“I can do all things through Christ who strengthens me”

(Philippians 4:13)

“Do it all for the Glory of God”

(1 Corinthians 10:31)

“Trust in the Lord with all your heart”

(Proverbs 3:5)

“Nothing can stop God’s plan for your life”

(Isaiah 14:27)

“Be joyful in hope, patient in affliction, faithful in prayer”

(Romans 12:12)

“Whatever you do, work at it with all your heart, as working for the Lord, not for men”

(Colossians 3:23)

“Give thanks with a grateful heart”

(7)

vii

(1 Thessalonians 5:18)

“The Lord is greater than the giants you face”

(1 John 4:4)

“God’s blessing makes life reach, nothing we do can improve on God”

(Proverbs 10:22)

“Believe! God will surprise you”

(Instapray)

“Only those who dare to fail greatly can ever achieve greatly”

(Jack Ma - Founder and Chairman of Alibaba Group)

“Continuous effort - not strength or intelligence - is the key to unlocking our potential”

(Winston Churchill - Prime Minister of United Kingdom in 1940)

“The people who are crazy enough to think they can change the world, are the ones who do”

(Steve Jobs - Founder and CEO of Apple)

(8)

viii

ABSTRACT

Indonesia has many leading sectors, one of them is tourism sector. Tourism sector in Indonesia is not only centered on one or two regions, but also almost on all regions in Indonesia, one of them is Surakarta City. Surakarta City has many kinds of tours, however total growth of tourists from 2011 to 2013 and total foreign tourists are decreasing. Those conditions indicate that there are some problems in tourism management in Surakarta City. This research is conducted by measuring Culture and Tourism Department’s performance as an institution which coordinate every programs and events about tourism through strategic target using Balanced Scorecard as a performance measurement tool. The results of this research is Culture and Tourism Department’s overall performance is good, but there are some aspects that must be noticed. Those aspects are on financial perspective related to financial reporting also growth and learning perspective about employee’s satisfaction and human resource capacity enhancement. Those aspects prove that problem indications do not happen or Culture and Tourism Department of Surakarta City has completed that problem.

Key Words: Performance Measurement, Balanced Scorecard, Public Sector Organization

(9)

ix

SARIPATI

Indonesia memiliki salah satu sektor unggulan yaitu sektor pariwisata. Sektor pariwisata di Indonesia tidak hanya terpusat pada satu atau beberapa kota saja melainkan hampir diseluruh daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kota Surakarta. Kota Surakarta memiliki banyak jenis wisata. Namun pertumbuhan total wisatawan dari tahun 2011 hingga 2013 dan jumlah wisatawan mancanegara terjadi penurunan. Kondisi tersebut mengindikasikan terdapat masalah-masalah dalam pengelolaan pariwisata di Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai lembaga yang mengkoordinasi setiap program dan kegiatan pariwisata melalui sasaran strategis dengan menggunakan salah satu alat pengukur kinerja yaitu Balanced Scorecard.

Hasil penelitian ini adalah kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta telah baik, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu pada perspektif keuangan terkait dengan pelaporan serta persepektif pertumbuhan dan pembelajaran terkait dengan kepuasan pegawai dan peningkatan kapasitas SDM. Hal tersebut membuktikan bahwa indikasi permasalahan tidak terjadi di Kota Surakarta atau indikasi permasalahan tersebut terjadi akan tetapi telah diselesaikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Organisasi Sektor Publik

(10)

x

KATA PENGANTAR

Pariwisata merupakan sektor unggulan bagi Indonesia, yang mana pariwisata merupakan sesuatu yang menjadi ciri khas yang dimiliki oleh Indonesia. Pariwisata tersebut tidak hanya terpusat pada satu atau beberapa kota saja, melainkan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki beragam jenis wisata. Kertas kerja ini diangkat dengan judul “Pengukuran Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta” untuk melihat bagaimana kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dalam melakukan koordinasi secara internal maupun antar lembaga kepariwisataan.

Penelitian ini bermanfaat untuk membantu mengidentifikasi isu-isu strategis yang terjadi pada pariwisata Kota Surakarta, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dapat merumuskan strategi penanganan isu tersebut serta mengetahui penilaian dan harapan pelanggan pariwisata Kota Surakarta.

Salatiga, 29 Februari 2016

Penulis

(11)

xi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pujian dan ucapan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk setiap anugerah terindah serta berkat terbaik yang telah diberikan kepada penulis, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari adanya keterbatasan yang terjadi selama proses penyusunan tugas akhir ini dari awal hingga akhir, sehingga dengan setiap anugerah dan berkat dari Tuhan Yesus Kristus serta peran dari berbagai pihak, tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini turut membantu dalam memberikan bimbingan, motivasi, doa serta dukungan hingga selesainya tugas akhir ini:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan anugerah, kemurahan dan berkat terbaik

2. Keluarga besar Papa Andreas Sugianto, Mama Maria Veronica Nuryani, Adik Eunice Meliawati Sugianto dan Kezia Inawati Sugianto yang telah memberikan segala dukungan dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

3. Ibu Like Soegiono, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan, kesabarannya dalam membimbing, serta dukungan bagi penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak Eko Suseno Hendro Riyadi Matrutty, S.E., M.M. yang telah memberikan berbagai saran kepada peneliti dalam melakukan penelitian ini.

5. Prof. Supramono SE., MBA., DBA. serta Ibu Elisabeth Penti Kurniawati SE., M.Ak. selaku penguji yang telah memberikan kritik serta saran kepada peneliti dalam penulisan Tugas Akhir

6. Bapak Ari Budi Kristanto, S.E., M.M. selaku wali studi yang telah membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan sejak semester 1 hingga semester 8.

(12)

xii

7. Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surakarta, Badan Perencanaan Daerah Kota Surakarta, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

8. Kepala dan Sekretaris ASITA serta Kepala dan Sekretaris BPPI Surakarta yang telah membantu dalam memberikan data-data terkait dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

9. Rachel Cita Wuri Mawangkupami (S.P), Debora Titi Sulistyaningsih (S.Si, S.Pd.), Hanna Shinta Khalistyawati (S.Si), Resty Adelia Novitasari (S.Pd.), Rebecca Christintya N. S. (S.Kep.), Kezia Melva Hartono (S.S), Eunice Meliawati Sugianto (S.E.), dan Yosua Arif Susanto (S.E.) yang terus memacu iman peneliti dalam penyelesaian tugas akhir.

10. My Second Family, Mezbah Keluarga Siloam Movement (Agung, Neysa, Cita, Debora, Shinta, Resty, Becca, Kezia, Meme, Yosua dan saudara-saudara yang lain) yang terus mendukung, memotivasi, dan hadir dalam hidup penulis, terima kasih atas kehadiran kalian untuk memproses hidup penulis.

11. Sahabat terbaik yang selalu bertemu dari Sekolah Dasar sampai Kuliah S1 yaitu Marshal Satya Anandrata, SE. serta Hediana Rustanti, SE. dan Apriyana, SE. yang merupakan teman yang ditemui saat pertama kali masuk FEB yang selalu memberikan bantuan dalam segala hal. Terima kasih atas setiap dukungan kalian, sahabat. See you on the top! Keep Believing, Keep Praying and Keep Dreaming!

12. Teman seperjuangan lomba yaitu Satya Wacana Accounting Club (SWAC), diantaranya adalah Oni Novilia S.E., Marshal Satya Anandrata S.E., Verena Winardi Kusumo S.E., Gracia Beta Chatarina S.E., Andriana Puspitasari S.E., Fredy Kristadi, Caroline Laurensia, Kunti Sari Pertiwi serta Pricillia Desi Tanadi yang telah memberikan semangat kepada penulis

13. Teman-teman fungsionaris Senat Mahasiswa Universitas periode 2014/2015, Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas periode 2015/2016, Korps Asisten

(13)

xiii

Dosen angkatan 2011, 2012, dan 2013, yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memotivasi penulis dalam mengerjakan kertas kerja.

14. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang sangat banyak dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dan untuk seluruh pihak yang telah membantu hingga kertas kerja ini dapat terselesaikan. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa melimpahkan anugerah dan kemurahan-Nya.

Yosia Andre Julius Sugianto

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Pernyataan Tidak Plagiat... ii

Pernyataan Persetujuan Akses... iii

Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ... ... iv

Halaman Persetujuan ... v

Halaman Motto ... vi

Abstract ... viii

Saripati ... ix

Kata Pengantar ... x

Ucapan Terima Kasih ... xi

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

Pendahuluan ... 1

Kajian Pustaka ... 6

Balanced Scorecard ... 6

Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik ... 7

Penelitian Terdahulu ... 8

Metode Penelitian... 9

Analisis dan Pembahasan ... 12

Gambaran Umum Kota Surakarta ... 12

Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta ... 15

(15)

xv

Karakteristik Responden ... 18

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 ... 18

Pengukuran Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dengan Pendekatan Balanced Scorecard ... 21

Pembahasan ... 38

Penutup ... 45

Simpulan ... 45

Keterbatasan Penelitian ... 46

Saran ... 46

Daftar Pustaka ... 49

Lampiran-Lampiran ... 53

Daftar Riwayat Hidup ... 82

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah ... 1

Tabel 2. Persentase Pertumbuhan Wisatawan ke Kota Surakarta ... 3

Tabel 3. Jumlah Wisatawan Mancanegara melalui Bandara Adi Sumarmo ... 4

Tabel 4. Target dan Realisasi Tujuan dan Sasaran Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta ... 19

Tabel 5. Kategori dan Nilai Efektivitas Pendapatan Asli Daerah ... 26

Tabel 6. Kategori dan Nilai Efisiensi Anggaran Belanja ... 27

Tabel 7. Events Kota Surakarta ... 28

Tabel 8. Jumlah Unit dan Kamar Hotel Bintang dan Non-Bintang ... 30

Tabel 9. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara tahun 2013-2014... 31

Tabel 10. Indikator Kinerja Pembangunan Keunggulan Pariwisata Kota Surakarta ... 34

Tabel 11. Sasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta ... 39

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Organisasi Perangkat Daerah Kota Surakarta ... 13 Gambar 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara tahun 2013-2014 ... 31 Gambar 3. Hasil Balanced Scorecard Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta ... 40

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Rincian APBD Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan

Lampiran 2

Data Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 2013 dan 2014

Lampiran 3

Kuesioner Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Lampiran 4

Hasil Olah Data Kuesioner Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Lampiran 5

Kuesioner Pelanggan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta

Lampiran 6

Hasil Olah Data Kuesioner Pelanggan

Lampiran 7

Hasil Wawancara dengan ASITA

(19)

xix Lampiran 8

Hasil Wawancara dengan BPPI Surakarta

(20)

1 PENDAHULUAN

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi kawasan tujuan pariwisata dunia. Potensi tersebut dapat dilihat dari keragaman pariwisata yang dimiliki Indonesia yaitu lingkungan alam serta kebudayaan yang dimiliki Indonesia (Widyatmaja, 2011). Keindahan alam serta keragaman budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Keindahan alam dan keanekaragaman budaya ini tidak terpusat pada satu atau dua daerah saja, tetapi hampir tersebar di seluruh daerah yang menjadi bagian dari Indonesia.

Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Indonesia juga menjadi bagian dalam kepariwisataan Indonesia. Jawa Tengah memiliki daya tarik tujuan wisata yang beragam, seperti daya tarik wisata alam, daya tarik wisata bangunan, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata sosial (Basiya dan Rozak, 2012). Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 hingga tahun 2013, jumlah wisatawan Nasional dan Mancanegara cenderung meningkat dan mayoritas berasal dari dalam negeri yaitu sebesar 99%.

Tabel 1

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah

Tahun Mancanegara Nasional Total

2010 317.805 22.275.146 22.592.951 2011 381.514 21.838.351 22.219.865 2012 363.150 25.240.007 25.603.157 2013 388.143 29.430.609 29.818.752 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah 2013

Jawa Tengah merupakan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara setelah Bali (Basiya dan Rozak, 2012). Pariwisata yang dimiliki Jawa Tengah masih sangat berpotensi untuk dikembangkan (Hardy et al., 2003 dalam Mabruroh, Soetarto dan Chuzaimah, 2011). Potensi pariwisata yang dimiliki Jawa Tengah adalah Dataran Tinggi Dieng, Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran, Karimun Jawa, Taman Balekambang, Guci Hot Spring, Air Terjun Grojogan Sewu, Gunung Lawu, dan lain sebagainya. Beberapa wisata

(21)

2

yang dimiliki oleh Jawa Tengah, terletak di Kota Surakarta atau Kota Solo.

Surakarta merupakan kota wisata budaya dan sejarah yang terkenal di Indonesia maupun mancanegara. Budaya tradisional Jawa di Surakarta masih sangat kental, sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Kota Surakarta memiliki nuansa kota yang masih asri dan penataan struktur kota yang baik membuat Kota Surakarta menjadi kota wisata yang ideal (Hudiono, Beeh dan Jati, 2012).

Kota Surakarta memiliki daya tarik tersendiri, karena Kota Surakarta memiliki jenis wisata yang bervariasi, seperti wisata budaya, wisata religi, wisata alam, wisata geologi, taman rekreasi, dan adanya beberapa desa wisata (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2014). Wisata budaya ditunjukkan dengan adanya Tur Keraton Kasunanan, Sendratari Ramayana, Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Pentas Wayang Orang Sriwedari dan Pagelaran Wayang Kulit. Wisata alam ditunjukkan dengan adanya Taman Balekambang dan Taman Wisata Jurug sebagai wisata alam buatan. Wisata alam lainnya adalah Gunung Lawu dan Grojogan Sewu dimana terletak dekat dengan Kota Surakarta. Kota Surakarta juga memiliki desa wisata yaitu Desa Wirun. Desa Wirun merupakan desa kerajinan gamelan di Kota Surakarta. Kota Surakarta juga memiliki wisata kuliner seperti Gulai Goreng, Timlo Solo, Dawet Ayu, Tahok, dan sebagainya. Kota Surakarta juga setiap tahun mengadakan event tahunan seperti Solo Carnaval, Solo Menari 24 Jam, dan sebagainya. Kota Surakarta mempunyai “kampung budaya” yaitu Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Kampung Batik Laweyan terletak di Kecamatan Laweyan, yang mana wisatawan dapat menikmati wisata edukasi, wisata cagar budaya atau heritage, wisata sejarah dan wisata kuliner (http://kampoengbatiklaweyan.org/paket-wisata-solo-di-kampoeng-batik-laweyan/

yang diunduh pada 5 Juni 2015).

(22)

3

Tabel 2

Persentase Pertumbuhan Wisatawan ke Kota Surakarta

Tahun Kunjungan Wisatawan % Pertumbuhan

2010 816.546 -

2011 1.763.897 116,02 %

2012 2.104.530 19,31 %

2013 2.484.688 18,06 %

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dalam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta, 2014

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2013, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta semakin meningkat. Peningkatan jumlah wisatawan paling signifikan terjadi pada tahun 2011, yang mana terjadi pertumbuhan hingga lebih dari 100%. Kota Surakarta pernah mendapatkan prestasi yang patut dibanggakan, yaitu sebagai The Best Destination dan kota dengan perkembangan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) paling baik di Indonesia (Solihah, 2012).

Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan. Kunjungan wisatawan ke Kota Surakarta dari tahun 2010 hingga tahun 2013 semakin meningkat, tetapi persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan dari tahun 2010 hingga 2013 semakin menurun, bahkan terjadi penurunan persentase pertumbuhan yang sangat drastis dari tahun 2011 ke 2012.

Pariwisata Kota Surakarta memiliki kemampuan dan daya dukung, akan tetapi kunjungan ke objek-objek wisata di Kota Surakarta relatif sedikit dan juga pembangunan pariwisata tertinggal dari kota lain seperti Yogyakarta dan Bali (Rokhani, 2013). Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara dan rendahnya wisatawan mancanegara dibandingkan dengan wisatawan domestik yang didukung oleh tabel 1.

(23)

4

Tabel 3

Jumlah Wisatawan Mancanegara melalui Bandara Adi Sumarmo Tahun Kunjungan Wisatawan

2010 22.350

2011 23.830

2012 21.612

2013 17.738

Sumber: Kementerian Pariwisata 2015

DPC ASITA Jawa Tengah menyatakan bahwa permasalahan pariwisata Jawa Tengah adalah hubungan kerja sama antara pemerintah dan stakeholder kepariwisataan masih lemah, promosi yang dilakukan masih lemah, kualitas produk yang masih rendah serta belum memahami keinginan pasar atau konsumen (http://www.balitbangjateng.go.id/web/kegiatan/detail/194 yang diunduh pada tanggal 18 Februari 2016). Masalah yang ditemukan DPC ASITA Jawa Tengah diindikasikan juga menjadi masalah yang dihadapi oleh kepariwisataan Kota Surakarta. Sehingga menyebabkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2013 yang telah dianggarkan sektor pariwisata Jawa Tengah belum bisa terealisasi sepenuhnya. DIPA yang dianggarkan sektor pariwisata adalah Rp 9.615.000.000,- tetapi yang direalisasi oleh sektor pariwisata hanya sebesar Rp 8.812.000.000,-. Penelitian ini ingin mengetahui apakah dugaan masalah yang ditemukan DPC ASITA Jawa Tengah merupakan masalah yang benar-benar terjadi dan perlu diperhatikan di lingkup pariwisata Kota Surakarta melalui pengukuran kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

Penilaian kinerja instansi pemerintah di Indonesia adalah dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau LAKIP.

LAKIP merupakan salah satu bentuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) pejabat publik kepada masyarakat mengenai kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran (Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 29 Tahun 2010 menyatakan bahwa bentuk pertanggungjawaban dalam LAKIP adalah terdiri dari Analisis Capaian Sasaran dan Akuntabilitas Keuangan. Akuntansi pertanggungjawaban melalui

(24)

5

LAKIP hanya sebatas persentase program yang terlaksana dan pertanggungjawaban keuangan yang dilihat dari keberhasilan program yang mana hanya diukur dari segi keuangan atau perspektif keuangan. Melalui akuntabilitas pertanggungjawaban diharapkan juga mampu memperbaiki kelemahan serta menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga dapat mencapai hasil yang lebih memuaskan. Dalam memperbaiki kelemahan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi perlu adanya penilaian kinerja yang menilai seluruh perspektif, baik perspektif internal maupun eksternal, salah satu alat pengukur kinerja tersebut adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi serta menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Rich et al., 2011:1124).

Secara kelembagaan, pengembangan dan implementasi kegiatan diatur oleh Dinas Daerah. Pengembangan pariwisata dan implementasi kegiatan pariwisata Kota Surakarta diatur dan dikoordinir oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta melalui Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Dalam penelitian ini, kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dinilai menggunakan sebuah alat penilai kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan aspek non keuangan yaitu Balanced Scorecard. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi mengenai perspektif yang perlu dibenahi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta menunjukkan bahwa terdapat alternative pengukuran kinerja yang dapat dimanfaatkan selain penerapan LAKIP.

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini bagi akademis adalah memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang dapat memberikan referensi bagi penelitian pariwisata, khususnya dari sudut pandang organisasi sektor publik, di masa depan. Manfaat lainnya yang didapat dari penelitian ini bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah dapat membantu

(25)

6

mengidentifikasi isu-isu strategis yang terjadi pada pariwisata Kota Surakarta, sehingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dapat merumuskan strategi penanganan isu tersebut serta mengetahui penilaian dan harapan pelanggan pariwisata Kota Surakarta.

KAJIAN PUSTAKA Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Balanced Scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Kaplan dan Norton (1992) menyatakan bahwa pengukuran akuntansi keuangan tradisional seperti Return-On-Investment dan Earnings-per-Share (EPS) dapat memberikan beberapa sinyal yang salah dalam peningkatan dan inovasi berkelanjutan serta pengukuran kinerja keuangan yang tradisional tersebut tepat digunakan pada era industri, akan tetapi kurang tepat apabila digunakan pada saat kemampuan dan kompetensi yang dimiliki perusahaan ingin dikuasai. Balanced Scorecard merupakan hasil dari proyek penelitian yang memakan waktu panjang pada 12 perusahaan untuk mengukur kinerja.

Balanced Scorecard merupakan seperangkat pengukuran yang memberikan pandangan komprehensif yang dimiliki oleh entitas bisnis kepada manajer yang terdiri dari pengukuran keuangan yang memberi informasi mengenai hasil atas kegiatan yang dilakukan serta keuangan diukur dengan pengukuran operasional seperti kepuasan pelanggan, proses internal dan inovasi dan peningkatan aktivitas organisasi. Dasar berpikir Balanced Scorecard adalah seperti pilot, dimana dalam menerbangkan sebuah pesawat, pilot membutuhkan informasi yang lengkap mengenai aspek-aspek dalam penerbangan seperti tujuan, bahan bakar, kecepatan angin, ketinggian, dan indikator yang lain. Apabila pilot hanya menggunakan salah satu aspek saja maka dapat berakibat fatal (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced Scorecard awalnya ditujukan untuk perusahaan swasta

(26)

7

yang bertujuan untuk mendapatkan laba, akan tetapi seiring perkembangannya Balanced Scorecard dapat diterapkan pada organisasi publik dan organisasi non- profit lainnya yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik (Mahmudi, 2010:133).

Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik

Balanced Scorecard pada awalnya digunakan untuk mengukur kinerja profit organization, akan tetapi seiring perkembangan zaman, Balanced Scorecard tidak hanya digunakan untuk mengukur kinerja profit organization akan tetapi juga mengukur kinerja non profit organization atau sering dikenal dengan Organisasi Sektor Publik. Perkembangan tersebut tentunya akan menuntut perubahan variabel pengukuran untuk setiap perspektifnya (Imelda, 2004)

Tinjauan Perspektif Pelanggan adalah bagaimana pelanggan melihat organisasi. Pelanggan dalam sektor publik adalah masyarakat yang membayar pajak atau retribusi dan masyarakat yang menikmati atau menggunakan layanan publik. Kepuasan pelanggan akan berdampak pada perspektif keuangan, yang mana apabila pelanggan puas maka dapat meningkatkan pendapatan organisasi.

Perspektif Pelanggan merupakan tujuan utama organisasi publik yang dilakukan melalui Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Perspektif Proses Internal serta Perspektif Keuangan (Mahmudi, 2010:144).

Tinjauan Perspektif Keuangan adalah bagaimana dapat meningkatkan pendapatan atau pendapatan yang didapatkan organisasi melebihi pendapatan yang dianggarkan serta biaya dapat diminimalkan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemandirian fiskal agar pelayanan dapat ditingkatkan (Mahmudi, 2010:144). Analisis perspektif keuangan dapat dilakukan melalui efektivitas pendapatan serta efisiensi anggaran.

Tinjauan Perspektif Proses Internal adalah organisasi harus mengetahui keunggulan yang dimiliki sehingga nantinya akan berdampak pada kepuasan pelanggan dan secara tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan pula.

Keunggulan organisasi dapat dibangun melalui kegiatan maupun aset yang

(27)

8

dimiliki organisasi, seperti infrastruktur, teknologi, proses layanan dan sebagainya (Mahmudi, 2010:145).

Tinjauan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan adalah peningkatan berkelanjutan serta perbaikan berkelanjutan. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan fokus pada internal stakeholder organisasi (pegawai) yang mana dapat mempengaruhi Perspektif Pelanggan serta Perspektif Proses Internal (Mahmudi, 2010:146).

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2010) tentang Pengukuran Kinerja Organisasi dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menemukan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengukur kinerja hanya dengan menggunakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang mana LAKIP dibagi ke dalam pengukuran kinerja kegiatan dan pengukuran pencapaian sasaran, dengan hasil kinerja sangat baik. Balanced Scorecard dibagi menjadi empat perspektif, yang mana hasil perspektif pelanggan dan stakeholder adalah belum baik yang dilihat dari kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan, mayoritas menyatakan bahwa kebijakan dinas belum sesuai dengan keinginan responden, hasil perspektif keuangan adalah cukup baik yang dilihat dari kenaikan PAD dan realisasi anggaran cukup baik, hasil perspektif internal process adalah masih cukup baik dilihat dari peningkatan jumlah kegiatan yang dilaksanakan, serta hasil perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah kurang baik yang dilihat dari sarana dan prasarana dinas belum mendukung pekerjaan pegawai serta pelatihan yang masih rendah bagi pegawai.

Penelitian yang dilakukan oleh Basalamah (2015) tentang Pengukuran Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan Balanced Scorecard, menujukkan bahwa Perspektif pelanggan dan stakeholder menunjukkan hasil yang sudah baik akan tetapi perlu adanya peningkatan. Perspektif keuangan telah menunjukkan hasil kinerja yang baik

(28)

9

dengan melihat pencapaian target PAD, peningkatan realisasi anggaran daripada tahun sebelumnya, dan PDRB sektor perdagangan dan industri menjadi penyumbang terbesar di Sulawesi Selatan. Perspektif proses internal menunjukkan hasil yang baik yang dilihat dari pencapaian kegiatan serta sistem akuntabilitas yang baik. Perspektif kapasitas SDM dan Organisasi dinilai telah baik dilihat dari kepuasan pegawai, pelatihan pegawai, akan tetapi sarana dan prasarana yang dimiliki kurang mendukung pegawai.

METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai penyelenggara dan pembiayaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan hiburan umum, pengembang kesenian, bahasa dan budaya, pembina pelaku wisata, pengendali dan pengembang aset wisata, seni dan kebudayaan, serta pihak yang menjadi tourism marketer. Objek lainnya adalah turis domestik serta yang telah mengunjungi Kota Surakarta, serta stakeholder kepariwisataan yaitu ASITA Cabang Kota Surakarta dan Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengisian kuesioner pada pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan turis domestik yang berwisata ke Kota Surakarta serta wawancara kepada stakeholder kepariwisataan, yaitu ASITA Cabang Kota Surakarta dan BPPI Surakarta.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu anggaran serta realisasi anggaran APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta pada tahun 2014 serta data kualitatif mengenai program-program yang ada pada tahun 2014 dan 2015, pandangan pelanggan mengenai wisata di Kota Surakarta, proses internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta serta proses pertumbuhan dan pembelajaran karyawan atau pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel pelanggan dalam penelitian ini adalah menggunakan accidental sampling, yang mana pengambilan sampel adalah melalui kuesioner kepada pelanggan yang datang ke Obyek Wisata Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel Dinas

(29)

10

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah melalui random sampling yang disebar oleh internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta secara langsung.

Teknik analisis yang digunakan adalah dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik yang dilakukan dari teknik analisis deskriptif kualitatif adalah mengumpulkan data yang diperlukan, yang kemudian dilakukan analisis dan interpretasi sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumukan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi sasaran strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

2. Menentukan skor perspektif pelanggan melalui analisis hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada pelanggan mengenai kepuasan pelanggan, kesediaan pelanggan untuk kembali mengunjungi dan kesediaan merekomendasi Daya Tarik Wisata Kota Surakarta.

3. Menganalisis hasil wawancara dengan stakeholder kepariwisataan (ASITA dan BPPI) mengenai koordinasi, kualitas program dan kegiatan, serta pengambilan kebijakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

4. Menentukan skor perspektif keuangan melalui analisis anggaran pendapatan dan belanja mengenai efisiensi anggaran belanja dan efektivitas pendapatan asli daerah serta pengukuran kinerja pelaporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

5. Menentukan skor perspektif proses internal melalui analisis kualitas dan pembangunan keunggulan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta.

6. Menentukan skor perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui analisis kepuasan pegawai dan peningkatan kapasitas SDM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

7. Melakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

(30)

11

Hasil kuesioner Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan pelanggan dilakukan scoring dengan menggunakan Skala Likert kemudian diolah untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Skala Likert memiliki skor sebagai berikut :

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4

- Cukup Setuju : 3 - Tidak Setuju : 2 - Sangat Tidak Setuju : 1

Sehingga, kategori jawaban responden dari setiap variabel pengukuran setiap perspektif adalah sebagai berikut :

- Kategori Sangat Baik : 4.01 hingga 5.00 - Kategori Baik : 3.01 hingga 4.00 - Kategori Kurang Baik : 2.01 hingga 3.00 - Kategori Tidak Baik : 1.00 hingga 2.00

(31)

12 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Kota Surakarta

a. Kondisi Geografis, Batas Wilayah, Luas Wilayah

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta telah berdiri selama 270 tahun sejak 17 Februari 1745. Secara geografis, Kota Surakarta berada pada 110045’15” sampai 110045’35” Bujur Timur dan pada 7036’00” sampai 7056’00” Lintang Selatan. Luas Wilayah Kota Surakarta adalah 44,04 km2 dan berada pada cekungan antara Gunung Lawu dan Gunung Merapi.

Batas Wilayah Kota Surakarta adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di Batas Utara, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar di Batas Selatan dan Barat, dan Kabupaten Sukoharjo di Batas Timur. Kota Surakarta memiliki 5 kecamatan, yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Pada 5 kecamatan ini, terdapat 51 kelurahan, 595 Rukun Warga, dan 2669 Rukun Tetangga.

Posisi Kota Surakarta berada pada jalur strategis yaitu kota yang menghubungkan Semarang dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surabaya dengan Yogyakarta. Posisi strategis yang dimiliki Kota Surakarta menjadikan Kota Surakarta sebagai pusat bisnis yang penting bagi daerah-daerah sekitar Kota Surakarta (http://www.surakarta.go.id/konten/selayang-pandang yang diunduh pada tanggal 3 Januari 2016).

(32)

13

Sumber: Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2011 Gambar 1

Bagan Organisasi Perangkat Daerah Kota Surakarta

b. Visi dan Misi Kota Surakarta

Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surkarta Tahun 2010 – 2015 menyatakan bahwaVisi Pemerintah Kota Surakarta tahun 2010 – 2015 adalah: “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya”

Dalam mewujudkan visi Kota Surakarta tersebut, maka pemerintah perlu menetapkan misi-misi yang harus dijalankan.

Misi Pemerintah Kota Surakarta adalah:

1. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.

(33)

14

2. Pengembangan budi pekerti, tata karma dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah pendidikan, keteladanan, penyelenggaraan event-event dan program-program pendukung lainnya.

3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi Jawa dan melestarikan asset-aset budaya, baik yang tangible (bendawi) maupun intangible (tak bendawi).

4. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang pendidikan, antara lain dengan program sekolah gratis, sekolah plus, bantuan pendidikan masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualitas pendidik dan kependidikan.

5. Meningkatkan pelayanan dan perluasan akses masyarakat di bidang kesehatan, diantaranya melalui program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS), meningkatkan kualitas kesehatan bersertifikasi ISO, makin memberdayakan Posyandu Balita dan Lansia, perbaikan gizi masyarakat serta menekan angka kematian ibu dan bayi.

6. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.

7. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.

8. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan, transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan.

(34)

15

9. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata, budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan internasional.

2. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

a. Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 18, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas serta dibawahi dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 18, Tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata, seni, sejarah, dan kebudayaan dan purbakala.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 18, Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah: 1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas, 2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan, 3) Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan hiburan umum, 4) Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya, 5) Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan, 6) Pembinaan pelaku wisata 7) Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni dan kebudayaan, 8) Pemasaran wisata, 9) Pembinaan perfilman dan museum, 10) Penyelenggaraan sosialisasi, 11) pembinaan jabatan fungsional, dan 12) pengelolaan UPTD.

Dalam kegiatan operasional Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh

(35)

16

Sekretariat yang tugasnya mengurus Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Bagian Keuangan, dan Bagian Umum dan Kepegawaian. Dalam hal teknis, dilaksanakan oleh 3 bidang, yaitu Bidang Sarana Wisata, Bidang Seni, Budaya dan Purbakala, dan Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama. Bidang Sarana Wisata membawahi Seksi Akomodasi Wisata dan Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum, Bidang Seni, Budaya dan Purbakala membawahi Seksi Seni dan Budaya dan Seksi Sejarah dan Purbakala, dan Bidang Pelestarian, Promosi dan Kerjasama membawahi Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset, Seksi Promosi dan Informasi dan Seksi Kerjasama.

b. Visi, Misi dan Sasaran Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 adalah: “Terwujudnya Kota Surakarta Sebagai Tempat Pelestarian dan Pengembangan Budaya Jawa dan Kota Tujuan Wisata”

Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 adalah:

1. Mendorong pelestarian dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata unggulan

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia bidang pariwisata dan budaya serta memberdayakan masyarakat dan dunia usaha yang berdaya saing global

3. Menyediakan database yang terlengkap dan terakurat di bidang pariwisata dan kebudayaan yang berbasis teknologi informasi

(36)

17

4. Meningkatkan kerjasama/kemitraan antar daerah dan pelaku wisata dalam pengelolaan obyek dan daya tarik wisata serta promosi pariwisata.

Sasaran strategis yang direncanakan dalam mencapai misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta berdasarkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pengembangan sistem informasi dalam pemasaran pariwisata

2. Terwujudnya jaringan pengembangan pariwisata

3. Meningkatnya promosi pariwisata di dalam dan di luar negeri

4. Meningkatnya kapasitas SDM di bidang pariwisata 5. Meningkatnya sarana dan prasarana bagi

pengembangan seni budaya guna meningkatkan pariwisata

6. Meningkatnya daya saing dan daya jual pariwisata 7. Meningkatnya kerjasama antar stakeholder

8. Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha jasa pariwisata terhadap peraturan perundang-undangan

9. Meningkatnya karakter kota budaya

10. Meningkatnya kreativitas masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya

11. Terwujudnya inventaris sejarah dan budaya

12. Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya

(37)

18

13. Meningkatnya pengetahuan pelajar terhadap warisan sejarah dan kebudayaan

14. Meningkatnya minat generasi muda dalam mempelajari seni dan budaya

15. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan aset seni dan budaya sebagai daya tarik wisata

B. Analisis

1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang dipilih untuk dilakukan survey melalui kuesioner adalah pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta secara acak, yang mana dari 20 kuesioner yang disebar, terdapat 9 kuesioner yang terisi. Selain itu, responden yang menjadi objek penelitian pengukuran kinerja adalah pelanggan untuk menilai perspektif pelanggan.

2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 (LAKIP 2014), terdapat tujuan serta sasaran strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, yaitu sebagai berikut:

(38)

19

Tabel 4

Target dan Realisasi Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Tahun 2014

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatkan pengembangan dan pembinaan seni dan budaya

Meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya

Jumlah Kegiatan pengembangan seni dan budaya

4 Kegiatan

3 Kegiatan Meningkatnya minat generasi muda dalam

mempelajari seni dan budaya

Jumlah kegiatan pembinaan seni dan budaya

2 Kegiatan

2 Kegiatan Meningkatkan pengembangan dan

pembinaan sejarah dan kepurbakalaan

Meningkatkan pengembangan dan pembinaan sejarah dan kepurbakalaan

Jumlah kegiatan fasilitasi dalam perlindungan pengembangan dan pemanfaatan

2 Kegiatan

2 Kegiatan

Meningkatkan pembinaan dan pelestarian asset budaya

Meningkatnya karakter kota budaya Jumlah kegiatan kajian seni 3 Kegiatan

3 Kegiatan Jumlah penyelenggaraan pentas-

pentas kesenian

80 kali 73 kali

Jumlah gamelan yang dibeli 3 set 3 set Meningkatnya kreativitas masyarakat dalam

pelestarian dan pengembangan seni budaya

Jumlah atraksi budaya yang diselenggarakan masyarakat

5 Kegiatan

5 Kegiatan Terwujudnya inventaris peninggalan sejarah dan

budaya

Jumlah kegiatan pengembangan seni dan budaya

2 Kegiatan

2 Kegiatan Jumlah museum yang dikembangkan 1

Museum

1 Museum Meningkatkan pembinaan dan

pengembangan usaha jasa pariwisata

Meningkatnya kerjasama antar stakeholder Jumlah kegiatan peningkatan SDM 2 Kegiatan

2 Kegiatan Meningkatnya kepatuhan pelaku usaha jasa

pariwisata terhadap peraturan perundang- undangan

Jumlah lokasi monitoring dan pembinaan

75 Lokasi

Usaha

75 Lokasi

Usaha

(39)

20

Tabel 4 (Lanjutan)

Target dan Realisasi Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Tahun 2014

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatkan promosi dan pelayanan pariwisata

Meningkatnya pengembangan sistem informasi dalam pemasaran pariwisata

Jumlah kegiatan pengembangan sistem informasi

1 Kegiatan

1 Kegiatan Terwujudnya jaringan pengembangan pariwisata Jumlah kegiatan pengembangan

jaringan

5 Kegiatan

5 Kegiatan Meningkatnya promosi pariwisata di dalam dan di

luar negeri

Jumlah kegiatan promosi 4 Jenis 4 Jenis

Meningkatkan kapasitas SDM di bidang pariwisata

Jumlah kegiatan pelatihan pelaku wisata

1 Kali 0 Kali

Meningkatnya sarana dan prasarana bagi pengembangan seni budaya guna meningkatkan pariwisata

Jumlah kegiatan pengembangan sarana dan prasarana

6 Paket 6 Paket

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana, prasarana dan daya tarik wisata

Meningkatnya daya saing dan daya jual pariwisata Jumlah kegiatan pelayanan

wisatawan untuk meningkatkan daya saing dan jual pariwisata

5 Paket 5 Paket

Meningkatnya pelestarian dan pengembangan aset seni dan budaya sebagai daya tarik wisata

Jumlah kegiatan penyelenggaraan even bertaraf nasional dan internasional

11 Kegiatan

11 Kegiatan

Sumber: Hasil analisis data sekunder (LAKIP 2014)

(40)

21

3. Pengukuran Kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dengan pendekatan Balanced Scorecard

a. Perspektif Pelanggan dan Stakeholder Karakteristik Responden

Dari hasil penyebaran kuesioner secara acak pada Obyek Wisata Kota Surakarta, yaitu Kebun Binatang Jurug dan Taman Wisata Balekambang, didapat sebanyak 47 responden, yang mana terdiri dari 33 responden wanita dan 14 responden pria . Mayoritas responden sebanyak 32 responden berasal dari luar kota, yaitu dari Karanganyar, Sukoharjo, Magelang, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan operasionalnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta juga berhubungan dengan lembaga- lembaga kepariwisataan. Lembaga-lembaga tersebut adalah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies Surakarta (ASITA Surakarta), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Surakarta (PHRI Surakarta), dan Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta (BPPI Surakarta). Dalam penelitian ini, lembaga-lembaga yang dijadikan responden adalah ASITA Kota Surakarta dan BPPI Kota Surakarta.

Kepuasan Pelanggan

Hasil kuesioner yang menyatakan kepuasan pelanggan melalui direct question adalah memiliki skor sebesar 3.47, indikator pemenuhan harapan pelanggan memiliki skor 3.34, dan indikator Daya Tarik Wisata Kota Surakarta yang mengesankan memiliki skor 3.49. Sehingga, skor variabel kepuasan pelanggan secara keseluruhan adalah sebesar 3.43 (Lampiran 6), yang mana termasuk ke dalam kategori Baik.

Kota Surakarta memiliki Daya Tarik Wisata yang mengesankan karena banyaknya tempat wisata dan pagelaran yang

(41)

22

menarik wisatawan untuk menikmatinya, Kota Surakarta adalah kota yang berbeda karena mengangkat kebudayaan lokal karena jarang daerah yang mau mengangkat kebudayaan lokal. Selain itu, Kota Surakarta merupakan kota yang bersih dan nyaman untuk dikunjungi, dan juga tidak hanya obyek wisata yang dimiliki Kota Surakarta, akan tetapi terdapat wisata alam, wisata budaya, wisata belanja, dan wisata kuliner.

Pelanggan yang menyatakan bahwa Daya Tarik Wisata Kota Surakarta kurang mengesankan memiliki beberapa pendapat seperti event yang diadakan dari tahun ke tahun tidak ada perbedaan yang mencolok sehingga dapat membuat wisatawan yang sering datang dan menikmati event tersebut menjadi bosan, pengelolaan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta kurang optimal, dan banyak tempat wisata yang tersembunyi karena kurang di- explore sehingga wisatawan kurang mengetahui tempat tersebut.

Dan juga, perbandingan antara kota Surakarta dengan kota lain seperti Yogyakarta yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Minat Penggunaan Kembali

Minat penggunaan kembali dinilai dari bagaimana perbandingan antara cost dengan benefit yang dirasakan oleh responden, apakah sudah sebanding atau belum, selain itu penilaian seberapa sering menikmati Daya Tarik Wisata Kota Surakarta.

Indikator yang lain adalah mengenai responden yang kembali menikmati Daya Tarik Wisata Kota Surakarta karena promosi Kota Surakarta atau dikarenakan Daya Tarik Wisata Kota Surakarta itu sendiri.

Indikator perbandingan antara cost dan benefit yang dirasakan responden memiliki skor sebesar 3.53, indikator pengaruh promosi memiliki skor 3.19, dan indikator pengaruh Daya Tarik Wisata Kota Surakarta memiliki skor 3.38. Sehingga,

(42)

23

variable minat penggunaan kembali secara keseleruhan memiliki skor sebesar 3.37 (Lampiran 6), yang mana merupakan kategori baik.

Kesediaan untuk merekomendasi

Kesediaan pelanggan untuk merekomendasi dapat dilihat melalui pertanyaan secara langsung atau direct question, yang mana memiliki skor sebesar 3.72. Selain itu, kesediaan merekomendasi tersebut diukur apakah dikarenakan responden merasa puas terhadap Daya Tarik Wisata Kota Surakarta atau bukan. Indikator pengaruh kepuasan tersebut memiliki skor sebesar 3.51. Sehingga, total skor kesediaan pelanggan untuk merekomendasi secara keseluruhan adalah sebesar 3.62 (Lampiran 6), yang mana termasuk dalam kategori baik.

Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder kepariwisataan, yaitu BPPI dan ASITA Kota Surakarta pada Lampiran 7 dan Lampiran 8, Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta telah baik dan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Surakarta, akan tetapi Dinas Kebudayaan dan Pariwiata perlu tanggap dan perlu mengetahui target pasar.

Contohnya adalah perubahan atas metode promosi yang mana metode promosi saat ini lebih baik menggunakan media sosial dan berbasis internet serta target yang menjadi tujuan promosi.

Selain itu, adanya destinasi baru memunculkan peluang bagi Pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan objek dan atraksi wisata Kota Surakarta. Saat ini, fokus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah hanya pada event Kota Surakarta. Isu yang terjadi adalah dalam kurun waktu lima tahun

Referensi

Dokumen terkait

tersebut, dilakukan formulasi terhadap obat kumur yang mengandung daun seledri sebagai antibakteri terhadap salah satu bakteri penyebab bau mulut

perundang-undangan di tingkat pusat, khususnya antar kementerian/lembaga, maupun dengan peraturan di tingkat daerah; (b) merevisi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata.. tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang

Representasi tertulis bisa menyangkut hal- hal umum seperti dijelaskan di atas (tanggung jawab manajemen atas pembuatan laporan keuangan; manajemen

iv. Pendaftaran pasien observasi: Pasien dapat di observasi di emergensi dan VK maksimal 6 jam sejak pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus

(2008), Pencitraan Tomografi Atenuasi Seismik 3–D Gunung Guntur Menggunakan Metode Spectral Fitting dengan Summary Ray, Tugas Akhir, Program Studi Sarjana Geofisika,

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder dari laporan keuangan Bank Umum Go Public yang terdaftar

dokter tidak mempunyai kewajiban merawat seseorang (pasien) bilamana diantara keduanya tidak terdapat suatu hubungan kontrak antara dokter dengan pasien. Hubungan