R E F E R E N S I
No. 07/ REF/ V/ BAN/ 2008
KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
ALASAN PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM
1. Tingginya harga minyak dunia yang hampir menembus US$120/ barel, diperkirakan Pemerintah akan menambah beban anggaran pemerintah, terutama besaran subsidi BBM. Berikut adalah perkiraan subsidi BBM
Tabel 1. Perkiraan Subsidi BBM
REALISASI REALISASI
2006 2007 APBN 2008 RAPBN-P
2008
PROGNOSA 2009
PROGNOSA 2010
Asumsi ICP US$ 63 ICP US$ ICP US$ 60 ICP US$ E83 ICP US$ E83 ICP US$ E83
Kurs 9300 kurs 9094 kurs 9100 kurs 9150 kurs 9150 kurs 9150
Alpha = 14,1%
Alpha = 13,5%
Alpha = 13,5%
Alpha = 12,5%
Alpha = 12,5%
Alpha = 12,5%
Volume (KL)
Premium 16,770,333 17,929,843 16,950,000 16,976,292 17,470,576 17,609,014 Minyak Tanah 10,013,555 9,851,812 7,886,525 7,561,454 5,345,943 2,833,375 Minyak Solar 11,036,699 10,883,740 11,000,000 10,937,763 11,220,000 11,444,400 Subtotal
BBM 37,820,587 38,665,395 35,836,525 35,475,509 34,036,519 31,886,789
LPG (setara
mitan) - - 2,013,475 2,013,475 4,554,056 7,066,625
Total 37,820,587 38,665,395 37,850,000 37,488,984 38,590,575 38,953,414
LPG (Kg) - - 1,144,019,930 1,144,019,930 2,595,812,000 4,027,976,000 Subsidi (Rp.
Miliar)
Premium 11,938.00 24,739.13 7,868.52 35,033.83 36,053.88 36,339.58
Minyak Tanah 31,578.00 36,524.44 24,197.11 34,027.90 24,057.70 12,750.70 Minyak Solar 12,974.00 18,247.39 10,020.30 26,930.26 27,625.17 28,177.67 Subtotal
BBM 56,490.00 79,510.96 42,085.93 95,992.00 87,736.75 77,267.95
LPG (setara
mitan) - - 3,721.44 7,598.56 17,241.33 26,753.73
Total 56,490.00 79,510.96 45,807.37 103,590.56 104,978.08 104,021.68 Subsidi Jan-
Nov 56,391.00 - - - - -
Carry Over 7,821.00 4,281.36 - 2,454.30 - -
BBM Carry Over
LPB - - - 149.93 - -
Subsidi Total 64,212.00 83,792.32 45,807.37 106,194.79 104,978.08 104,021.68 Sumber : Departemen ESDM
Catatan:
Prognosa tahun 2009 daan 2010 bersifat sangat sementara, dimana asumsi yang digunakan sama dengan RAPBN-P 2008
2. Dari sisi target lifting minyak yang hampir tidak pernah tercapai. Trend produksi minyak dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2005 – 2007 realisasi lifting minyak selalu lebih rendah dari yang direncanakan.
Bahkan target lifting minyak yang ditargetkan dalam APBN 2008 sebesar 1,034 juta barel perhari direvisi dalam APBNP 2008 menjadi 0,910 juta barel per hari. Grafik berikut menunjukkan lifting minyak mentah dalam APBN-P dan realisasinya.
Grafik 1. Lifting Minyak Mentah
Sumber : Departemen Keuangan
Berikut perkembangan produksi minyak Indonesia Grafik 2. Produksi Minyak Indonesia
0,8 0,85 0,9 0,95 1 1,05 1,1
ju ta b ar el /h ar i
2005 2006 2007
1,075
1,000
0,950 0,999
0,959
0,899
APBN-P Realisasi
LIFTING MINYAK MENTAH
APBN-P dan Realisasi, 2005 - 2007
Sebenarnya kenaikan harga minyak dunia dapat menambah penerimaan Negara, bila produksi minyak Indonesia dapat terus ditingkatkan. Bila hal tersebut terjadi maka bukan tidak mungkin beratnya subsidi BBM yang dikeluarkan pemerintah dapat ditutupi oleh peningkatan penerimaan negara yang berasal dari sektor minyak bumi dan gas. Tim Indonesia Bangkit menyatakan bahwa beban APBN karena turunnya tingkat produksi akan lebih besar dibanding karena tingginya harga minyak
1. 3. Meningkatnya konsumsi akan BBM. Tabel berikut menunjukkan kenaikan
konsumsi BBM tiap tahun.
Tabel 2. Perkembangan Harga, Produksi dan Konsumsi Minyak mentah Indonesia
Harga ICP Produksi Konsumsi
Tahun
(US $ per Barrel) (Thosand Barrels per Day) (Thosand Barrels per Day)
1980 27.50 1,577.00 408.00 1981 35.00 1,605.00 455.00 1982 35.00 1,339.00 479.00 1983 34.53 1,343.00 470.00 1984 29.53
1,412.00 470.00 1985 29.53 1,325.00 465.00 1986 28.53 1,390.00 469.95 1987 16.28 1,343.00 493.35 1988 17.56 1,342.00 523.85 1989 15.50 1,409.00 583.00 1990 18.55 1,462.00 651.06 1991 26.50 1,592.00 694.62 1992 18.65 1,504.00 706.92 1993 19.10 1,511.38 764.90 1994 14.15 1,510.20 777.52 1995 16.95 1,502.69 807.31
1
Kenaikan Harga BBM : Kebijakan Panik dan Tidak Adil
1.58 1.56 1.50
1.42 1.34 1.25
1.15 1.10 1.06 1.01
0.91 1.03
- 0.5
1.0 1.5 2.0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*
Juta barel per hari
Sumber: BP Migas
* = Berdasarkan Asumsi APBN 2008
1996 20.05 1,547.49 858.50 1997 24.95 1,520.00 942.27 1998 16.50 1,518.36 905.60 1999 19.95 1,472.00 963.73 2000 24.15
1,428.38 1,036.70 2001 22.80 1,340.00 1,077.00 2002 18.89 1,249.03 1,125.65 2003 35.03 1,155.37 1,142.67 2004 32.10 1,095.64 1,232.57 2005 35.86 1,066.75 1,270.00 2006 53.95 1,019.22 1,218.60 2007 63.87
Sumber : Energy Information Administration
4. Dengan alasan di atas, untuk mengantisipasi kebocoran anggaran dalam APBN maka Pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM sekitar 20 – 30 %.
REFERENSI
Terjadi pro dan kontra terhadap kebijakan menaikkan harga BBM saat ini. Alasan penolakan beberapa kalangan terhadap kenaikan BBM ini lebih disebabkan oleh alasan ekonomi. Beberapa diantaranya :
Irmadi Lubis (Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( F-PDIP).
keputusan menaikkan harga BBM,juga menunjukkan kelabilan pemerintah.
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM sama sekali tidak mempertimbangkan keadaan rakyat. Kebijakan itu tidak pro rakyat dan hanya berputar memertahankan makro ekonomi, tanpa memperdulikan kemampuan rakyat. Pemerintah menaikkan harga BBM hanya demi menyelamatkan APBN semata, walaupun kenaikan harga BBM akan sangat memberatkan masyarakat miskin.
Zulkifli Hasan ( Anggota DPR dari fraksi Partai Amanta Nasional)
Menolak kenaikan BBM. Akan lebih baik jika pemerintah mengurangi anggaran departemen.
Ir. Nurdin Tampubolon (Anggota DPRD asal Sumatera Utara).
Kalau masih memungkinkan, seharusnya pemerintah mencoba penguranggan
konsumsi BBM, penghematan energi listrik, konvensi minyak tanah ke gas dan
kebijakan menghemat anggaran dan tidak langsung memberatkan rakyat dengan
menaikkan harga BBM. Harga BBM tidak perlu naik jika program penhematan
energi berhasil,
Toni A. Prasetyantono (Pengamat Ekonomi).
kenaikan sebesar 28,7 persen untuk harga BBM dinilai berlebihan dan dapat mengakibatkan kepanikan di masyarakat. Setuju dengan kajian pemerintah untuk meningkatkan harga BBM, karena hal itu selain mengurangi subsidi, juga diharapkan akan membuat koreksi terhadap permintaan BBM, sehingga subsidi yang diberikan juga semakin berkurang. Namun demikian, pemerintah harus melihat kondisi objektif dan kondisi psikologis masyarakat, sebelum menaikkan harga BBM. Yang logis secara psikologis, kenaikan BBM itu menurut saya tak lebih dari Rp1.000.
Prof Dr Ir Tridoyo Kusumastanto, MS (Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Nelayan yang dari dulunya miskin, mereka dipastikan akan semakin sengsara akibat tingginya harga BBM yang kerapkali harganya (di lapangan) jauh dari harga yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan harga BBM tersebut akan
mengakibatkan berhentinya aktivitas perikanan tangkap maupun tambak udang akibat ketidakmampuan membeli BBM dengan harga terjangkau.
Ichsanuddin Noersy (Pengamat ekonomi).
Kenaikan harga BBM tersebut tidak adil bagi masyarakat. Ini menunjukkan kemalasan pemerintah. Pemerintah tidak adil, masyarakat kecil akan tetap terpukul, meski ada berbagai program untuk masyarakat miskin tersebut. Program subsidi bagi masyarakat miskin bersifat sementara, sedangkan dampak kenaikan harga BBM permanen. Tentu pemerintah tidak bisa begitu saja mengumumkan kenaikan BBM.
Pri Agung Rakhmanto ( Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Reformasi Pertambangan dan Energi)
Dalam rencana kenaikan harga BBM, yang terpenting adalah menyelamatkan daya beli dan kehidupan ekonomi masyarakat, bukan menyelamatkan anggaran negara.
Tim Indonesia Bangkit
Menilai rencana kenaikan harga BBM sebagai sebuah kebijakan panik (panic policy) dan sangat tidak adil.
MS. Hidayat (Ketua Umum Kadin)
Kami (Kadin) mengusulkan dengan kenaikan harga minyak global tidak dapat terkendali, maka kami (Kadin) mengajukan opsi menaikkan harga BBM pada kisaran di atas 10 persen.
DAMPAK KENAIKAN BBM
Dampak kenaikan BBM pada sektor perikanan
1. Kenaikan harga BBM otomatis akan meningkatkan biaya operasional bagi nelayan. Pertama, harga bahan bakar untuk pengoperasian kapal makin tidak terjangkau. Kedua, kenaikan harga BBM juga akan berdampak pada kenaikan biaya operasional lain seperti bahan kebutuhan pokok selama melaut yang mencapai 20 hingga 30 persen dari biaya produksi serta penyediaan es balok.
2. Jumlah pengangguran di sektor perikanan juga bakal meningkat akibat banyaknya kapal yang tidak sanggup beroperasi sehingga terpaksa mem-PHK anak buah kapal (ABK). Padahal, para ABK tersebut dalam beberapa bulan terakhir juga terpaksa tidak melaut karena cuaca yang tidak bersahabat.
3. Tutupnya industri pengolahan sektor perikanan karena kesulitan mendapatkan bahan baku ikan.
Dampak kenaikan BBM terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) dan industri
1. Sektor industri mengalami tekanan ganda.
Kenaikan harga BBM otomatis akan menambah biaya operasional karena industri menggunakna bahan bakar sesuai harga pasar ditambah adanya kenaikan bahan baku.
Menurunnya permintaan, karena daya beli masyarakat menurun, membanjirnya impor barang murah, perlambatan ekonomi dunia dan resesi di negara-negara tujuan ekspor.
2. Berhentinya kelangsungan usaha UKM karena selama ini UKM juga belum menggunakan BBM untuk industri sehingga belum terlalu terbiasa tehadap kenaikan harga BBM.Tidak seperti industri besar, UKM juga belum melakukan switching bahan bakarnya menjadi batu bara atau bahan bakar alternatif lainnya.
Penurunan pertumbuhan sektor industri menunjukkan telah terjadi proses deindustrialisasi dan kenaikan BBM dapat semakin mempercepat proses deindustrialisasi.
Tabel 2. Pertumbuhan sektor industri Tahun Pertumbuhan (%)
2004 7.4
2005 5.8
2006 5.2
2007 5.1
Sumber : Tim Indonesia Bangkit