• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salo Faf Fi Le Mkom. (Ni Rana Wain Yhnyo Yori Salo Tehit Dit) Inilah Bahasa Kita. (Cerita-cerita Menarik Dalam Bahasa Tehit Dit)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Salo Faf Fi Le Mkom. (Ni Rana Wain Yhnyo Yori Salo Tehit Dit) Inilah Bahasa Kita. (Cerita-cerita Menarik Dalam Bahasa Tehit Dit)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Salo Faf Fi Le Mkom

(Ni Rana Wain Yhnyo Yori Salo Tehit Dit)

Inilah Bahasa Kita

(Cerita-cerita Menarik Dalam Bahasa Tehit Dit)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDKAN LUAR SEKOLAH

PEMUDA DAN OLAHRAGA

DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT 2004

(2)

Salo Faf Fi Le Mkom

(Ni Rana Wain Yhnyo Yori Salo Tehit Dit)

Inilah Bahasa Kita

(Cerita-cerita Menarik Dalam Bahasa Tehit Dit)

Tim Penulis

Dr. Joost J.J. Pikkert Cheryl Pikkert M.A.

Edy Supangkat BSc.

Rachfri Kirihio

Tim Penerjemah Bahasa Imian

Yoel Klafle Yahya Kaliele Yesaya Kaliele Hanok Kaliele

Tim Penyunting Bahasa Tehit Dit

Dicetak oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Indonesia

Penerbitan buku ini didanai oleh Oikonomos Foundation, Belanda

©HAK CIPTA LPM & SIL 1994/2004 Lembaga Pengabdian Masyarakat & SIL International

Dilarang memperbanyak buku ini untuk tujuan komersial.

Untuk tujuan non-komersial, buku ini dapat diperbanyak tanpa izin dari LPM & SIL.

. Semuel Momot

Yosina Flassy Ronald Hesse

(3)

KATA PENGANTAR

Kami menyambut baik atas prakarsa dari SIL International Re- gional Papua yang telah membantu dalam pembuatan buku seri Keaksaraan Fungsional sebagai bahan belajar dalam

proses pembelajaran bagi warga belajar Pendidikan Luar Se- kolah untuk PBA (Pemberantasan Buta Aksara), Paket A dan Paket B di daerah pedalaman dengan menggunakan bahasa ibu sebelum menggunakan bahasa Indonesia sehingga lebih cepat untuk menangkapnya dan mencapai tujuan dalam bidang pendidikan.

Buku pegangan ini disamping untuk tutor, juga ditujukan untuk warga belajar yang berisi antara lain: tentang Pengetahuan Umum, Pendidikan, Pertanahan, Muatan Lokal, Bacaan Pe- mula dan Ketrampilan Praktek, semuanya ini diharapkan

mampu menjadi pendamping dalam proses belajar mengajar.

Agar pelaksanaan program ini sampai pada sasaran, diharap- kan warga belajar setelah selesai belajar agar mengikuti

evaluasi dengan Ujian Pehabtanas Paket A setara SD dan Paket B setara SLTP.

Akhirnya, saya ucapkan selamat dan sukses semoga kerja sama ini sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

KATA PENGANTAR

Kami menyambut baik atas prakarsa dari SIL International Regional Papua yang telah membantu dalam pembuatan buku seri Keaksaraan Fungsional sebagai bahan belajar dalam proses pembelajaran bagi warga belajar Pendidikan Luar

Sekolah untuk PBA (Pemberantasan Buta Aksara), Paket A dan Paket B di daerah pedalaman dengan menggunakan bahasa ibu sebelum menggunakan bahasa Indonesia sehingga lebih cepat untuk menangkapnya dan mencapai tujuan dalam bidang pendidikan.

Buku pegangan ini disamping untuk tutor, juga ditujukan untuk warga belajar yang berisi antara lain: tentang Pengetahuan Umum, Pendidikan, Pertanahan, Muatan Lokal, Bacaan

Pemula dan Ketrampilan Praktek, semuanya ini diharapkan mampu menjadi pendamping dalam proses belajar mengajar.

Agar pelaksanaan program ini sampai pada sasaran, diharapkan warga belajar setelah selesai belajar agar

mengikuti evaluasi dengan Ujian Pehabtanas Paket A setara SD dan Paket B setara SLTP.

Akhirnya, saya ucapkan selamat dan sukses semoga kerja

sama ini sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... ii Daftar Isi ... iii

Bab I Maria Mader Kahet Ni ...…...………. 1

Maria Bisa Berhitung

Bab II Kako Mdo Main Mali Kota ...….... 4

Katak Hendak Ke Kota

Bab III Wolas Wari Wanak Ei ...……... 12

Wolas Dan Temannya

Bab IV Na Man Sio Ma Yimbe Na Sanggrot? ... 15

Siapa Orang Papua?

Bab V Faf Fsiok Erneit Om Mnde Sie? ….………. 19

Bagaimana Mendapat Nafkah Hidup?

Bab VI Mdembir Ra Wahek ... 24

Kura-Kura Yang Sombong

Bab VII Agus Ra Wsamblit Mlis ... 31

Agus Yang Cerdik

Bab VIII Blangan Ma Owuok ... 35

Belanga Ajaib

Bab IX Mam Mi Ni Mam Mi Yek Fombi Tehit …... 42

Kebudayaan Kami Di Daerah Tehit

(5)

Bab I Maria Mader Kahet Ni

Maria Bisa Berhitung

Maria mader ni ra yirok yek kampung mom ma.

Maria menghitung benda-benda yang ada di desanya.

Om mader mkan mres.

_______________

Dia menghitung satu ekor anjing.

Om msot klen lak.

_____________

Dia melihat dua ekor burung.

(6)

Om msot eren tolik.

_____________

Dia melihat tiga ekor ikan.

Om msot wkoit yolo hat.

__________

Dia melihat empat pohon.

Om msot singgin mahot.

___________

Dia melihat lima ekor cicak.

Om msot ka ykan mtamre.

___________

Dia melihat enam buah keladi.

(7)

Om msot ogo yfuon mandolik.

Dia melihat delapan buah pisang. Om msot kforin mdalak.

Dia melihat tujuh ekor nyamuk.

Om msot kako mdanhat.

Dia melihat sembilan ekor katak.

Om msot mnian sabel yahar.

Dia melihat sepuluh parang.

Maria mader mkan mres, klen lak, eren tolik, wkoit hat, singgin mahot, ka mtamre, kforin mdalak, ogo yfuon mandolik, kako mdanhat, yori mnian sabel yahar.

Maria menghitung satu ekor anjing, dua ekor burung, tiga ekor ikan, empat pohon, lima ekor cicak, enam buah ubi, tujuh ekor nyamuk, delapan buah pisang, sembilan ekor katak dan sepuluh parang.

(8)

Seekor katak sedang berjemur bersama temannya, sambil sedang berpikir-pikir. Dia berkata kepada temannya, “Saya dengar lalat-lalat di kota besar-besar sekali. Saya pikir saya akan pergi ke sana.”

“Tetapi bagaimana kamu bisa pergi ke kota?” tanya temannya.

“Saya akan melompat di belakang truk,” jawabnya, dan dia berangkat mencari truk.

Kako mslie tali mari sisi manak om, fo mnot mol ni.

Mase mom mdo man manak om mdo, "Nai yrana ydo mblit yifle-fle yese yek kota. Tet sago tdo tain tali ana."

Mase manak om mefsiwain mdo, "Mbo nen nain nali kota fo nain fe sio?" Fo mom mdo oli mdo, "Mbo tet tkahri tarin tak truk kou wsimbiele ana." Oko fo mom main msinghar truk.

Bab II Kako Mdo Main Mali Kota

Katak Hendak Ke Kota

(9)

Baru saja dia tiba di pinggir jalan, sebuah truk melewati tempat itu. Katak mencoba melompat ke belakang truk tetapi lompatannya terlalu jauh.

Truk berjalan terus tanpa katak.

“Sekarang, bagaimana kamu mau ke kota?” tanya

temannya.

“Saya akan

bersembunyi di dalam tas Bapak itu,”

jawabnya. Kemudian dia masuk ke dalam

Mom mhok kmo mak eri fan defit, oko fo mom msot truk mano om maka mainkat fe oko.

Nde kako om mkahri lok-lok mak truk msa ago, mase mom

mkahrikat mewer truk oko, mdi mak mdado ale. Nde truk oko main kafkat.

Fo manak om mdo oli mana mom mdo, "Se nen ndo nain fe sio ma nain nali kota?"

Mase kako mom mdo,

"Tet tke mbo tlak nggaman tak na drar ko wfe kya mkafuk nyan." Oko fo mom

(10)

Keesokan harinya ketika Bapak pergi ke kota, dia lupa membawa tasnya. Bapak pergi tanpa katak.

“Sekarang bagaimana kamu mau ke kota?” tanya

temannya.

“Saya akan masuk ke dalam karung cengkeh yang akan dibawa ke kota,”

jawabnya, lalu bersembunyilah di

Tali oli fo, na drar ko wain wali kota, nde wonyewain kya om maheit fali kako om mak mbol.

Fo manak om mefsi oli man mom mdo, "Mbo nen nain fe sio ma nain nali kota?"

"Mbo tet dain tdrik tali karung cengkeh ra mbo nai yodik main mali kota. Nde kako om mwawan mak karung mkafuk nyan.

(11)

Akan tetapi truk terlalu

penuh jadi tidak semua karung bisa diangkut. Truk dengan cengkeh berjalan terus tanpa katak.

“Sekarang bagaimana kamu mau ke kota?” tanya

temannya.

“Saya akan naik ke atas sayap burung elang,” jawabnya, dan dia pergi mencari burung elang.

Mase truk oou whon kamitkat, nde wlak nggait karung ra mari kako om, wasen nggemkat mom.

Fo manak om mefsiwain oli mdo, "Mbo nen nain nde kota nain fe sio ra naka?"

Mase mom mdo, "Mbo tet tarin klen saras, tain tali kota." Nde mom main msinghar klen saras.

(12)

Katak itu naik di atas sayap burung elang. Tapi tiba-tiba dia jatuh karena ada angin besar. Burung elang terbang terus tanpa katak.

“Sekarang bagaimana kamu mau ke kota?” tanya

temannya.

“Saya akan pergi ke kota sendiri,” jawabnya, dan dia melompat-

lompat ke kota.

Kako om msot fo, mom mkahri mak klen saras ou woli las, nde wou wdo whri fali mom.

Eri nde foron wafleu whok rokkat, wmbakat mom mdi mali fombi adi. Klen oko wain kawak.

Nde manak om

mefsiwain oli mdo, "Mbo nen nain nali kota nain fe sio?"

Mom mdo, "Mbo tedain dkoin eri, tkahri kawak eri nde thok tak ana."

(13)

Kako om mkahri, mkahri ...

__________________

Katak melompat, dan melompat ...

mkahri-hri kawak nde di-di-di-di-di...

______________________

dan terus melompat.

mhok mak kota. Mom mjere fe kako ra wase wak kota, fo

mefsiwain man wou mdo, "Mblit ra yifle yimnyek-mnak ei yek sio?

__________________

Akhirnya dia tiba di kota. “Di mana ada lalat-lalat yang besar dan gemuk?” tanya katak itu

kepada katak yang tinggal di kota.

(14)

Wou wadik owo wdo, "Hee, mblit yifle yimnyek yese nggait yek kota ko. Mblit ra ywet-wat eri yese yek ko. Mblit ra yifle yimnyek yese yek eri tambra."

______________

“Lalat-lalat yang besar dan gemuk? Mereka tidak tinggal di dalam kota,” jawab katak kota itu. “Hanya lalat-lalat yang kecil tinggal di kota. Lalat-lalat yang besar dan gemuk tinggal di hutan.”

Nde kako kota ou wkahrikat wali mbol wou wa, mase kako mom mal oli mali mbol mom ma mak tambra.

_______________

Lalu, katak kota itu melompat ke rumahnya,

sedangkan yang tadi pulang ke rumahnya di hutan.

(15)

Fo kako om main oli mak tambra fo, mari manak om la

yese yslie tali. Nde kako mom mrana man manak om mdo,

"Singgo mase tet tnot dnes tdo tain tase tak wi wat fo tase rorwain nggait."

Ketika katak pulang ke hutan, dia melihat te- mannya. Sambil mereka berjemur katak itu berkata kepada temannya,

“Ternyata keadaan di tempat lain tidak selalu baik.”

(16)

BAB III WOLAS WARI WANAK EI

WOLAS DAN TEMANNYA

Wolas wambe Swar

__________

Wolas si Kelelawar

Amuk mre fo Wolas wmres wleli fo wnot mol wdo wrana ni wari wanak ra Frans wari Yunus. Frans wambe mkan wawet, Yunus wambe Sika wawet.

Wolas wain wsingghar wali da, wali da, mase wjere fe nggait. Nde wou wefsiwain mana wanak sago ra yese yek tambra rai.

Suatu hari, Wolas merasa kesepian dan ingin bercakap-cakap dengan teman-temannya, Frans dan Yunus. Frans adalah seekor anjing kecil dan Yunus seekor kucing kecil. Wolas pergi mencari mereka ke mana-mana tetapi tidak ketemu. Akhirnya, dia bertanya kepada semua binatang yang ada di dalam hutan.

Wolas wefsiwain man Daud wdo, "Nen nsot Frans wari Yunus wa?" Daud wdo "Mbosi, mbo

nefsiwain eri man ndon sris ra wkendi mambe Andi. Wou le wain dada whenggi erwas."

"Kamu melihat Frans dan Yunus?" tanya Wolas kepada Daud. "Tidak, tetapi mungkin kamu bisa bertanya kepada tikus yang bernama Andi. Dia suka mengunjung binatang-binatang," jawab Daud.

Daud wambe Klen Tawanggo

____________

Daud si Kupu-kupu

(17)

Mo Tidak Oro g ba Neno?

Mau ke mana?

Andi wambe Ndon Sris _________

Andi si Tikus

Wolas wefsiwain man Andi wdo, "Nen nsot Frans wari Yunus wa?" Andi wdo,

"Hau, mbo nefsi man mdembir ra wkendi mambe Dani ou. Wou le wari mano yein da-da."

"Kamu melihat Frans dan Yunus?"

tanya Wolas kepada Andi. "Tidak, tetapi kamu bisa bertanya kepada kura-kura yang bernama Dani. Dia selalu mengikuti kami ke mana-mana," jawab Andi.

Dani wambe Mdembir __________

Dani si Kura-Kura Wolas wefsiwain man Dani wdo, "Nen

nsot Frans wari Yunus wa?" Dani wdo,

"Mbosi, warande klen ra mkendi mambe Nita om msot sago erwas ra yek tambra, man ou ra yein fe fombi, yori sago man ou ra yein fe wkoit sa ago ei."

"Kamu melihat Frans dan Yunus?" tanya Wolas kepada Dani. "Tidak," jawab Dani,

"tetapi mungkin burung yang bernama Nita tahu. Dia bisa melihat semua binatang yang ada di hutan dari udara."

Nita mambe Klen Saras __________

Nita si Elang

Wolas wefsi man Nita wdo, "Nen nsot Frans wari Yunus wa?" Nita mdo, "Mbosi, toli mdado mkoko, nde tet tsene nggait. Wolas, nde ke fo nefsi homo man klik ra mkendi mambe Tina om."

"Kamu melihat Frans dan Yunus?" tanya Wolas kepada Nita. "Tidak," jawab Nita.

"Sayap saya sebelah sakit dan saya tidak bisa terbang. Mungkin Wolas bisa bertanya kepada ular yang bernama Tina."

Nali sio?

Mau ke mana?

(18)

Tinam mambe Klik

———————

Tina si Ular

Wolas wefsi man Tinam wdo, "Nen nsot Frans wari Yunus wa?" Tina mdo, "Tet tsiok ni wrok fe tari tfewet, nde tsot nggait erwas mrei. Nefsi man kako ra mkendi mambe Yerfi. Mom le ma mkahri-hra mak tambra ale, warande mom msot yit."

“Kamu melihat Frans dan Yunus?“ tanya Wolas kepada Tina. “Aku sibuk sekali mengurus anak- anakku dan tidak melihat binatang yang lain,” jawab Tina. “Tanyalah kepada katak yang bernama Yerfi.

Dia suka melompat-lompat di hutan. Mungkin dia melihat mereka.”

Yerfi mambe Kako

——————

Yerfi si Katak Wolas wefsi man Yerfi wdo, "Nen nsot tanak

Frans wari Yunus wa?" Yerfi mdo, "Yo, tsot amo ei! Yit ysinghar sago nen. Nen nain oli fo njere fe yit yek mbol.

"Kamu melihat temanku, Frans dan Yunus?"

tanya Wolas kepada Yerfi. "Ya, tentu," jawab Yerfi. "Mereka sedang mencarimu dan kalau kamu pulang bisa bertemu dengan mereka di rumah."

Frans wabe Mkan Yunus wabe Sika

Frans si Anjing dan Yunus si Kucing

Nde Wolas wjere fe wanak lak ei, fo wrana wdo, "Tet tsingghar wale nan nein nori saun mbombot. Tet tefsi man kako ra mkendi mambe Yerfi, klik ra mkendi mambe Tinam, klen ra

mkendi mambe Nita, mdembir ra wkendi mambe Dani, sris ra wkendi mambe Andi, yori sago klen tawanggo ra wkendi Daud." Fo Frans wari Yunus la ydo sisi ydo, "Mam mhenggi sago nen! Mam mefsi kamit kat, singgo faf fleli oli se frana oli ni."

"Saya sudah lama mencari kalian!" kata Wolas.

"Saya sudah menanyakan kepada katak yang bernama Yerfi, ular yang bernama Tina, burung yang bernama Nita, kura-kura yang bernama Dani, tikus yang bernama Andi, dan kupu-kupu yang bernama Daud." "Kami juga mencarimu!"

kata Frans dan Yunus bersama. "Kami senang sekali bisa bersama-sama lagi sekarang."

(19)

BAB IV Na Mano Sio Ma Yimbe Na Sanggrot?

SIAPA ORANG PAPUA?

Fobi Sanggrot le Mkom

Inilah Propinsi Papua

Fombi Sanggrot mkendi wamo sago mak fombi Sakli. Fombi Sanggrot mari sfa yilis skayit yek ik ago, rwe ra yiwet, yori sago kota yifle, se defit ra ykadak.

Na sasa fombi kei yese wat-wat, yese ydol-dol yek fombi na ma sa yei ydi.

Papua adalah salah satu propinsi di Republik Indonesia. Di Papua terdapat pegunungan yang tinggi, kepulauan kecil, perkotaan besar dan daerah pesisir yang luas. Cara hidup

penduduk berbeda-beda pada tiap daerah tersebut.

Na Sasa Ra Yese Yek Sfa Yisa Rai.

Na sasa ra yese yek sfa yisa ra ei ysiok mbol ydi ywat-wat. Na man ou yei yese yek mbol dik ra nai ydo honai, na man oi yese yek mbol kalit. Na ndla, na nggi ynot yogo sago kasasin fombi. Na man oi yese yek nden, na man oi yese yek samdi lis ra se yifle ysoro.

Penduduk Daerah Pegunungan

Penduduk daerah ini berdiam di berbagai bentuk perumahan. Ada yang hidup dalam pondok yang disebut honai, dan ada pula yang hidup di rumah panggung. Baik pria maupun wanita dikenal sebagai petani yang handal. Ada yang berdiam di lembah-lembah yang luas dimana mengalir sungai besar yang

Propinsi Papua

(20)

Na ra yese yek sfa ra ei ydo ysma, fo na ndla ou wari wono wari yhnak ni mre yin na nggi mom mono wari yodik. Ni ra nai yhnak sawa le ma korik mbol mre, kyam, nggaref, yori knje ni mre sonat. Na ra yese yek sfa ra fo yare korik mbol fo ykendi fle sago yinde le pitis om, emas om.

Apabila orang pegunungan menikah, laki- laki harus membayar mas kawin kepada keluarga wanita. Lazimnya 'harga' seorang wanita adalah sejumlah ekor babi ditambah noken, panah dan lain sebagainya. Boleh dikatakan bahwa bagi orang pegunungan babi sama nilainya dengan emas atau uang.

Kampung yirok ei na ysiok yhnyo, yori wale mbol sekolah, mre yori sago sanwat yhnyo yimbe kma mahri mdi mleli.

Kebanyakan desa telah dikembangkan sehingga memiliki bangunan sekolah, dan ada juga yang mempunyai lapangan terbang.

Na Ra Yese Yek Fombi Todi

Na ra yese yek fombi todi yein yhima yoli tambra, ysiok sawa wiyar, klik, simat, ndon, yori sago korik tambra.

Penduduk Dataran Rendah

Orang yang berdiam di daerah dataran rendah menghabiskan waktu mereka berburu dan meramu di hutan.

Terkadang mereka memburu buaya, ular, kasuari, kuskus, dan babi hutan.

(21)

Yese sawa sago mbol kalit yorik kafot. Fe na ra yese yek wi eke yhima sawa yek koit, yek ana, ysingghar erwas. Mari ra ko fo, kampung warok ou ywat-wat wale yori pembangunan, yori sekolah, yori mbol sembayang, kantor kampung, mbol tuan guru yefei.

Kebanyakan mereka tinggal di rumah panggung. Penduduk daerah ini berburu selama beberapa bulan di satu daerah kemudian berpindah ke daerah lain di mana terdapat binatang buruan yang lebih banyak. Saat ini sejumlah besar desa telah menjadi lebih moderen dengan adanya sekolah-sekolah, gereja dan gedung-gedung pemerintahan.

Na Sasa Ra Yese Yek Se Defit.

Na sa ra yese yek se defit yit yorin kma yombit sawa eren yek se wkafuk ale. Yit ysiok eren ra

yifle ynde na dkoin. Mbosi, ysiok mbuon nggait eren ra yifle ynde na dkoin ei, ysiok sadik le eren ra ysalolo, yiwet eri ei. Eren ra ysiok, ei yeit yori ndaho, pasa, yori sago kasasin fombi, mari sago ka.

Penduduk Pesisir Pantai

Penduduk yang berdiam di pantai biasanya mencari ikan dengan perahu di lautan. Mereka dapat menangkap ikan yang sebesar manusia. Tidak mudah menangkap ikan sebesar itu. Biasanya mereka menangkap ikan yang berukuran sedang. Ikan biasanya dimakan dengan papeda, nasi atau ubi-ubian.

(22)

Kota mafle mak Fombi Sanggrot.

Jayapura mambe kota mafle mak fombi Sanggrot. Na yaher sago na ra yese yek Jayapura, mbo mari sadik le yigan 250,000. Yek kota okom mbol ra yefei ymbat lis ei yirok. Oto yori truk yirok yein yoli da-da. Kma mahri yein

dadara yek kota wat-wat, yodik na dkoin, erneit, yori sago hrien warok.

Ibu Kota Propinsi

Jayapura adalah ibu kota propinsi Papua Barat. Jumlah penduduk kota Jayapura kira-kira 250,000. Di situ ada banyak gedung-gedung yang tinggi. Banyak mobil dan truk lalu-lalang. Pesawat udara ber-

datangan dari kota-kota lain ke Port Numbay. Pesawat udara membawa

Yisot kafkat kma ksa ra yifle yek siwan ale Kma ksa ra yifle ei yein yoli da-da, yein fombi Sanggrot yoli propinsi wat ra yek fombi Sakli.

Na ra yorin kma ksa ei yirok kamit, mbo yek sadik le na seribu (1000) yewer kat.

Kadangkala terlihat kapal–kapal yang besar di lautan. Kapal-kapal tersebut mengadakan perjalanan berhari-hari dari Irian ke propinsi- propinsi yang lain. Lebih dari 1000 orang pe- numpang dapat dimuat dalam kapal-kapal be- sar tersebut.

Yimbe na sasa ra yese yek se defit, yit ysma fe le finggen ra kmolokat ei, sambet, not, afe amak ra nai yhein yhnyo. Mari ra ko fo, yit ysma fe ni ksa ra yifi, ynde ra motor yonson yori sago pitis.

Bagi penduduk pesisir pantai mas kawin terdiri dari piring-piring antik, manik-manik atau batu yang dilicinkan. Tetapi sekarang semakin banyak dibayar dengan barang-barang yang lebih

moderen seperti mesin motor Jonson atau uang.

(23)

Na Yein Dfara Fombi.

Na sasa-sasa yirok yein fombi Sakli ydrie wale yka yek fombi Sanggrot kom. Na mano ra yese lis wale yek fombi Sanggrot kom, ykafe wale wet. Na mano ra yka kmo ykafe nggait sonat wet. Na mano ra yein dfara fombi kom ysfuon ei ywat-wat yori na Sanggrot, ysalo wat-wat sago, ydrik agama yrok-rak.

Faf na sa wat-wat fsalo wat-wat wati amo, fsiok sisi eri ni, faf fmbalifis fek mres, fnot sas eri Nago wmres, wkamgi sago na sasa marok mak fombi ko.

Pendatang

Banyak orang dari daerah-daerah lain di Indonesia sudah pindah ke Irian Jaya. Ada yang sudah berada di Irian Jaya selama beberapa generasi, ada juga pendatang baru. Rupa mereka berbeda dengan orang asli Irian.

Sering mereka mempunyai beragam bahasa daerah. Pendatang juga menganut bermacam-macam aliran agama.

Walaupun berbeda suku dan bahasa, penting bahwa kita belajar untuk bekerja sama. Bersama kita dapat membangun suatu masyarakat yang dapat membawa kemuliaan bagi Allah.

Na sasa ra yese yek kota ysafo ni, fo yanak man oi ykain. Na man ou ra ysiok ni yek kantor pemerintah yit yimbe tuan, ynde ra guru yek sekolah, pegawai yek kantor pos, na ra ysiok ni yek mbol ni kaini, yori sago na ra ysiok ni yek mbol ra mdik hao pitis ei. Hra, na kyamre eri le ma yogo mbiele ou wa, ysiok erwas.

Penduduk kota mendapat penghidupan mereka dari jual-beli barang yang diperlukan orang lain. Ada orang yang bekerja sebagai pegawai

pemerintah, misalnya di sekolah-sekolah, kantor pos, rumah sakit, atau di bank pemerintah. Hanya sejumlah kecil yang menjadi petani atau

pemburu.

(24)

BAB V FAF FSIOK ERNEIT OM MNDE SIE?

BAGAIMANA MENDAPAT NAFKAH HIDUP?

Faf fsiok wanggit ni faf fi, se mbo

ydakein erneit yori sago ni ra faf fkesik ei.

Ni sago ra faf fsiok wat-wat ei yhnyo, main eri nan nik. Na mre ykalua nggait, se mbo faf fein sisi.

Agar keperluan masyarakat dapat dipenuhi, setiap orang harus melakukan masing-masing pekerjaannya. Setiap pekerjaan sama pentingya dengan

pekerjaan lain apabila suatu masyarakat mau maju.

Na nggi yisma sago ei ynot yowo erneit, yefik da mbol, yori yfewet ysiok sago nggersiok yek mbiele.

Para ibu rumah tangga memasak makanan kita, membersihkan

rumah dan mengasuh anak. Ada pula yang bekerja di kebun.

Na sasa ra yese yek se defit ei yombit sawa eren yimbe na yeit.

Na ra yombit eren yek ombit defit ei yorin kma yoli ombit wkafuk ale.

Penduduk di pesisir pantai mencari ikan untuk dimakan.

Mereka mencari ikan di pantai atau dari perahu di laut.

(25)

Na sasa ra yese yek sfa lis ra ei ydo yein yhima, fo ysiok kahat, taur yori nggaref, yimbe yein yska afe yhan korik, ndon, yori sago simat, yka yeit.

Penduduk di pegunungan dapat berburu. Mereka menggunakan busur, anak panah dan tombak untuk berburu babi, kuskus dan kasuari untuk

dimakan.

Na man ou ra yogo mbiele fo yorik ni yek yefe sala yifi ei. Ni ra yorik ei, ka mre, kasasin fombi mre, yori wkoit yfuon mre, ni mbra mre, yimbe yeit.

Ada orang yang

mempunyai kebun di mana mereka menanam

tanaman pangan. Mereka makan ubi-ubian, buah- buahan atau sayur- sayuran.

Na sasa ra yek fombi Sanggrot ke yefei mbol ei ywat-wat. Mbol sekolah, mbol mambe nai yoso titam oko, fo na ysiok mari wkoit.

Na ra wsiok mbol oko wnot wkerek wkoit.

Bentuk rumah tiap-tiap suku berbeda. Rumah sekolah atau gedung serba guna dibangun menggunakan kayu. Tukang kayu mempunyai keahlian untuk

mengerjakan kayu.

(26)

Na ra wkain ni main na omok yek, maka wsafo oli mak na wat mre oli, fo na yefit wambe na wa safo ni. Na ra ysafo ni yein yoli kota, ykain pena, blen ksa, sabun, kbati, yka fo, ysafo yek kampung yimbe yit yhenggi pitis.

Orang yang membeli barang dari seorang dan menjualnya kepada orang lain disebut pedagang. Di kota para pedagang membeli pena, garam, sabun atau rokok dan kemudian mereka

menjual di desa untuk mendapatkan keuntungan.

Na ra wsiok ni wambe tuan wak pemerintah, wou wsiok ror-wain homo na marok yefei ni. Tuan man ou ra ysiok ni yek mbol kaini, man ou ra ysiok ni

sekolah. Tuan man ou ra ysiok fan kafuk yori sago kni se mbo na yein.

Orang yang bekerja sebagai pegawai pemerintah melayani

kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Ada pegawai yang bekerja di rumah sakit dan sekolah. Pegawai negeri juga membuat jalanan dan jembatan.

Na mre yimbe sago na ndla ysae kahat. Na wat ydo ysiok siga fombi, fo ei ytke kaka.

Orang lain dapat menjadi anggota ABRI yang mengabdi untuk membela negara.

(27)

Na yein fe ykain guru, wambe wkehit na ybaca ni sroin. Guru ei ykanas ykehit ni, se mbo na ynot ni baca, ynot ni sroin, yori sago ynot yader ni. Ni ra guru ykehit ei yhnyo yin na dkoin faf.

Tenaga guru diperlukan supaya orang dapat belajar membaca. Para guru bekerja keras untuk mengajar orang membaca, menulis dan

berhitung. Ketrampilan-ketrampilan tersebut membantu kehidupan kita secara umum.

Faf fsekolah, fsaedi rorwain ni, se mbo sawun smba faf fimbe na ra yslongi wat- wat ni marok. Fo faf fosihet oli na man oi, fweyen na ykaini, fek sain kma

mahri, fimbe na sembe, fimbe na tmak, fkamgi fombi Sanggrot. Faf fdo fimbe na yifle, fo faf fdrein fsekolah.

Dengan bersekolah dan giat belajar

berbagai jenis pekerjaan terbuka bagi kita. Kita dapat menjadi guru, dokter, penerbang, jendral, bahkan menjadi gubernur Irian Jaya. Kunci menuju kedudukan seperti ini mulai dengan kerajinan belajar kita di se- kolah.

Nan nka, faf fnot mambe faf fdik hawo faf ffe na, fsiok ni frere, fsiok sisi ni yhnyo, faf fkroro faf ffe wendla wenggi ei.

Marilah kita ingat bahwa masing-

masing kita mempunyai tanggung jawab di kalangan masyarakat kita. Dengan bekerja jujur dan bekerja sama dengan baik kita dapat membangun masyarakat

(28)

BAB VI MDEMBIR RA WAHEK

__________________________

KURA-KURA YANG SOMBONG

Mdembir ra wkendi wambe Yusup wase wak klangges.

Wou wambe erwas wkendi wamo, wahek, wdarara wari erwas man oi.

Tali man ou fo, Yusup wain wjere Markus wari Wely, klen wodir lak ra yhenggi erneit yek kla engges. Fo wdo, "Tali wahnyo!

Fo klen wodir lak ei ydo sisi man Yusup ydo, "Tali wahnyo!"

Ada seekor kura-kura yang hidup di tepi sebuah rawa, namanya Yusup. Yusup terkenal sebagai binatang yang sombong dan selalu iri terhadap kelebihan binatang lain.

Suatu siang Yusup

mendekati Markus dan Wely, sepasang bangau, yang

sedang mencari ikan di rawa.

“Selamat siang, Markus dan Wely,” Yusup menyapa ramah.

“Selamat siang, Yusup,” jawab mereka bersama-sama.

(29)

Yusup wdo, "La nan nke ndo se tet tsene sago tde le la

nan?"

Markus wdo oli wdo, "Tet tsen tdo tfalak ei mhnyo, mkanas nde nen na ei."

Mase Yusup wdo, "Mbosi wa, la nan le nhnyo yimbe la nan nsene!''

Ynde wodir yigan lak ei ydo,

"Ni ra Nago wsiok ei yhnyo, yimbe wsiok man ra ysene, man ra yignye, man ou ra yara yek fombi deit.''

Fo Yusup wdo, "Main ra mhnyo kamitkat le ra na ysene om."

Mase la ydo man wou ydo,

"Ah, mbosi eri! Faf fahek man Nago wambe wsiok ni eke yh-

“Senang ya bila bisa terbang sepertimu?”

“Kupikir menyenangkan juga kalau punya pelindung badan yang

indah dan kuat sepertimu,” jawab Markus.“Tetapi tentu lebih hebat yang bisa terbang sepertimu,” kata Yusup.

“Karunia Tuhan memang berbeda-beda. Ada yang bisa terbang, ada yang bisa berenang, ada yang bisa merayap, dan sebagainya.”

“Tetapi yang paling istimewa adalah yang bisa terbang,” sahut Yusup.

“Ah, tidak juga. Kita punya kelebihan sendiri-sendiri yang harus disyukuri.”

(30)

Yusup wdo, "Markus, nen nari Wely la nan nosi se tet tsene?"

Markus wdeit rioro fo wefsi wdo, "Nen nasi nsene gnat la se?"

Fo Yusup wdo, "Yo, la nan nosi tet afe, la nha?"

Markus wari Wely lai ydeit rioro fo la ysot frit. Fo Wely mdo, "Nen nsene nggait yimbe nen nari nggait noli!"

Yusup wefsi wdo, "Nan ndo tet twanye nan noli, aa?"

La yesreren ydo, "Ha, ha, ha!

Ni eke ymbosi eri!"

“Markus dan Wely, maukah kalian mengajariku terbang?”

“Kamu mau belajar terbang?”

Markus bertanya heran.

“Ya. Kalian tidak keberatan, bukan?”

Markus dan Wely saling berpandangan dengan penuh heran. “Kamu tidak mungkin bisa terbang, karena kamu tidak punya sayap, Yusup,” kata Wely menjelaskan.

“Kalau begitu boleh aku meminjam sayapmu?” tanya Yusup.

“Ha, ha, ha! Itu juga tidak mungkin, Yusup.”

(31)

Yusup wnot ni yogin fe woso yrana ni ynde eke.

Markus wdo, "Nde ra nen ndo homo-homo ndo nsene, fo mam membet nen."

Yusup wdo, "Markus, ndo dkoin le me ke, fo na ysene ynde sie?"

Wou wdo, "Tet tari tsmam la mdeit ysiokgi wkoit kom madam- madam, fo nen nadanggi nak wkoit mkendi om. La mam mdo msene, fo nen nsene sago nari mam."

Yusup wahek wdo,

"Ahe...ahe...ahe! Naka tanak Markus, tet tahek!"

Yusup tampak kecewa mendengar jawaban itu.

“Kalau kamu memang benar- benar ingin merasakan

nikmatnya terbang, kami bisa menolongmu,” kata Markus.

“Benarkah itu, Markus?

Bagaimana caranya?”

“Aku dan isteriku akan

mencengkeram sepotong kayu di kedua ujungnya. Kemudian kamu di tengah-tengahnya sambil menggigit kayu itu kuat- kuat. Bila kami terbang maka kamu pun pasti akan ikut terbawa terbang.”

“Ya...ya...ya! Aku mau, Markus,” teriak Yusup senang.

(32)

Fo yit yhenggi wkoit mada mrem. Maka fo, Markus wak mada wna dkoin, Wely mak mada mna wait, ha Yusup wak wkafuk.

Fo Wely mrana oli mdo,

"Yusup, faf fdo fsene fo nen ngget mkaka amot.

Yusup wdo, ""Mdol wale."

Fo Markus wader, "Mre, lak, tolik!" fo yit ysene yoli ik, yesen kmo fo ymba fombi- famba kawak eri nde yklauk yse ik ago.

Erwas warok ra yek fombi deit ei ykan mtmayeiskat yisot kmo ni okom.

Kemudian mereka mencari sepotong kayu. Markus ujung kanan, Wely ujung kiri, dan Yusup di tengah-tengah.

“Awas, selama penerbangan kamu tidak boleh membuka mulut,” kata Wely memperingat- kan Yusup.

“Baik,” jawab Yusup.

“Satu... Dua... Tiga!” Markus memberi aba-aba dan mereka pun mulai mengangkasa.

Mula-mula hanya rendah saja, tetapi makin lama makin tinggi.

Semua binatang di darat yang melihat penerbangan aneh ini merasa takjub.

(33)

Yusup wlon fe wou wsene wari sago Markus wari sago Wely.

Ndo dkoin, Yusup oko wahek.

Wdo wnot fo, erwas warok ra yek ale ei yisot ou, fo wou wsadmor nggait, wrana eri ni. Wou wke- siknggin wdo wsene.

Fo wou wefit wdo, "Tanak wan nan! Nan nsot tet tsene sago!"

Yusup wnot nggait fe ra wrana kao ni, nde wget om mslon

mdfas wkoit om. Wdo wafrok fe fo, wiele-wala wak ik wambat, fo wdi wak fombi adi.

Yusup senang sekali bisa terbang bersama Markus dan Wely. Namun dasar Yusup sombong, maka ketika tahu bahwa banyak binatang lain di darat yang memperhatikannya dia tidak bisa tinggal diam.

“Teman-teman, lihatlah aku bisa terbang!” teriaknya.

Yusup lupa bahwa dengan teriakan itu gigitannya pada ranting terlepas. Beberapa saat kemudian tubuhnya melayang- layang di udara, lalu jatuh ke tanah.

(34)

Markus wari Wely la ylon kamitkat fe ynot Yusup wou wron sonat, fo la ysene smba yoli ik wambat ago.

Yusup ou wahek man Nago wambe wsiok wou wfalak ei ynggrot, yfla nggait. Yusup wlon oli nggait, fe wkak bhat wale.

Markus dan Wely senang sekali ketika tahu bahwa Yusup ternyata masih hidup. Mereka segera terbang lagi ke angkasa.

Sejak saat itu Yusup merasa bersyukur punya pelindung badan yang kuat. Sejak saat itu pula Yusup tidak mau

menyombongkan diri.

(35)

BAB VII AGUS RA WSAMBLIT MLIS ______________________

AGUS YANG CERDIK

Ndon sris maflem mase mari mefewet wawet wkendi le

Agus. Ndon sris madrar mom modin kawak mefewet Agus ou mdo, "Msiafolo fe Sefer, sika wamor ra wase wataren faf fi mbol kom!''

Sikau Sefer wdo kamitkat wdo wat Agus, main wou waliet Agus wemem mambe mfle. Fo sika ou wleli wsot kmen eri.

Tali man ou fo, Agus wmbait wasen

nggemkat mbol om.

Mase wou wdo waka oli, nde wain sele fan, wnot nggait fan mali mbol om.

Ada tikus besar dengan seekor anaknya yang masih kecil, bernama si Agus. Induk tikus itu selalu

menasehat si Agus agar berhati- hati terhadap si Sefer, kucing muda yang tinggal di dekat rumah

mereka.

Sebenarnya si Sefer ingin sekali memakan si Agus tetapi tidak berani menghadapi induk Agus yang besar. Itulah sebabnya selalu menunggu kesempatan yang baik dari tempat

tinggalnya.

Pada suatu hari si Agus bermain agak jauh dari rumahnya.

Ketika mau kembali ternyata dia tersesat dan tidak menemu- kan jalan pulang.

(36)

Si Sefer wdo wsot kafkat Agus, fo wdo wkahri wsiok. Agus wsot kafkat wale Sefer ko, fo wou wrana ni kafkat man Sefer wdo,

"Sefer, naka tanak, nen nsen nat tet tkan fokot kei?"

Fo Sefer wdo, "Yo, yimbe nen nkan fokot ei ywas kamitkat!"

Agus wforo wdo, "Yo, tet taka tkan dwa tkan ko man nen, yimbe teme mom mdara-ra sawa mari tet, ra tet tkak wati se mhnyo."

Si Sefer yang melihatnya segera mengendap-endap siap menerkam si Agus. Untung si Agus melihatnya sehingga dia cepat-cepat mencari akal untuk menyelamatkan diri.

“Halo, Sefer yang baik. Kamu suka dagingku, bukan?” tanya si Agus kepada si Sefer,

seakan-akan tanpa rasa takut.

“Ya, karena dagingmu sangat lezat,” jawab si Sefer.

“Hari ini aku memang sengaja datang untuk menyerahkan diri kepadamu. Ibuku

begitu kejam

terhadapku sehingga kupikir lebih baik mati saja aku,” kata si Agus berbohong dan pura-pura bersedih.

(37)

“Kalau begitu sekarang juga aku akan menerkammu.”

“Sabar dulu, Sefer. Aku ingin minta suatu sebelum mati.”

“Apa permintaanmu?” tanya si Sefer.

“Aku mau menyanyikan beberapa lagu kesukaanku. Boleh, kan?”

Si Sefer setuju, dan si Agus pun segera beraksi. La...la...la... Si Sefer menungguinya sambil berbaring di tanah. Dia mengira bahwa si Agus benar-benar sedang menyanyi, padahal sebenarnya dia sedang berteriak-teriak memanggil induknya.

Si Agus merasa cemas ketika dilihatnya si Sefer sudah tidak sabar lagi sedangkan induknya belum juga datang.

“Sabar, kawan. Masih ada satu lagu lagi yang akan kunyanyikan,”

kata si Agus ketika si Sefer siap

Si Sefer wdo, "Yo, tet tsiok nen le mkei!"

Agus wdo, "Sefer, nen nkro la se, tet tdo tkak ladiot fo, twane ni mrem."

Sefer wdo, "Nen nwane ni mit ma om?"

"Nen nsen tet tlok firi srar mrei?"

Fo Sefer wdo, "Yo!"

Fo Agus ou wsiwinkat fe wsrar,

"La...la...la..." fo Sefer ou wkro kein, wase wak fombi. Wou wnot wdo Agus ou wsar dkoin, ha Agus wou wefit wati weme le om.

Agus ou waliet, yimbe Sefer ou wkro oli nggait, yimbe ra Agus ou weme maka nggait sonat.

Sefer ou wdo wadan, fo si Agus wdo, "Tanak, nkro la se tet tsrar oli mre knje le wkou!"

(38)

Si Sefer wdo, "Yo ma, nsrar oli." Fo Agus wsar wsalo fle, fo wemem mak wi malis mom moso wain.

Agus wemem msese msinghar wou, yimbe mom mnot wale mdo,

"Ni mre ysiok tet tfe wet ou!"

Agus wemem mdara-ra

kamitkat mari Sefer ra wsin wdo wsiok Agus, fo mom msese mdorkat Sefer kawak nde wdi wbafelek, wlale ago wak fombi.

Sefer wasen wdain, fo Agus wahek fe wou wmbalifis oli wari

wemem.

Si Sefer nenurut dan si Agus pun menjerit-jerit lagi. Kali ini jeri-

tannya lebih keras sehingga ter- dengar oleh induknya yang berada cukup jauh darinya.

Induk tikus yang besar itu segera berlari mencari si Agus. Dia tahu bahwa anaknya sedang terancam bahaya.

Induk tikus yang besar itu sangat marah kepada si Sefer yang mau menerkam si Agus. Dengan se- kuat tenaga diterjangnya si Sefer sampai jatuh terpental.

Si Sefer sangat ketakutan dan segera lari men- yelamatkan diri.

Si Agus senang sekali bisa berkumpul den- gan induknya lagi.

(39)

BAB VIII BLANGAN MA OWUOK __________________ _

BELANGA AJAIB

Dinan wari wade om la yese yek kampung mak sfa wasa. Na drar om mago mbiele, fo made ou wain wsekolah. Dinan wsekolah, waka oli fo, wari wadem la yowo pasam man yeit. La yowo pasam man

blangan mogin ra madrar om.

Na drar om mrana man Dinan mdo, "Blangan ma ogin madrar okom mambe nggait blangan dkoin, ha blangan owuok le mkom." Yit ydehe sem mali blangan mkafuk, fo na drar om mdo, "Yo, blangan, ma nen

nfosik pasam!"

Fo blangan om mhi fo marin kawak nde mhon mari pasa ra mha mmot.

Fo na drar om mdo,

"Blangan, nen ndono, nfosik oli amo pasam mla, wa menje wale!"

Fo blangan ma owuok mdono.

Di sebuah desa di gunung hiduplah seorang nenek dan cucunya yang bernama Dinan. Setiap hari nenek itu bekerja di kebun, sedangkan

Dinan pergi ke sekolah.

Sehabis sekolah, Dinan biasanya membantu neneknya memasak nasi untuk makan siang. Mereka

memasak nasi dalam sebuah belanga hitam yang sudah tua.

Belanga hitam tua itu

bukan sembarang belanga. Itu belanga ajaib. Ketika mengisi air ke dalam belanga itu, si nenek berkata, “Ayo masaklah belanga, masaklah nasi!“

Seketika itu juga belanga itu bergolak dan mendidih serta penuh dengan nasi panas yang mengepul- ngepul.

“Berhenti belanga, jangan masak lagi!”

kata nenek lagi ketika nasi sudah masak.

(40)

Dinan wari wadem la yori nggait pitis mrem, main eri fo la yeheit yese yhnyo eri yek kampung okom. Tali wain tali wain, la yeit kawak eri pasa ra mawas main blangan ma owuok om.

Tali mre fo, na drar om main mali kampung wat mrem, fo mdo skadoin man made Dinan mdo,

"Dinan, tedain, fo nen naheit nsiok amo blangan ma owuok kom mla! Nen naheit, nase eri nari namuk."

Nde Dinan wadem main mali kampung wat man om.

Dinan dan neneknya hidup dengan bahagia di desa itu.

Walaupun mereka tidak kaya, setiap hari mereka bisa makan nasi lezat dari belanga ajaib itu.

Pada suatu hari, nenek harus pergi ke desa lain. “Dinan,” kata nenek, “selama aku pergi, kamu tidak bolah memakai belanga ajaib. Kamu nanti tinggal den- gan bibimu.”

Lalu nenek pun pergi.

(41)

Tali wain fo, Dinan wari wanak mreu la yein yisot mbol om, ydo warande Dinan wadem maka, afe mbosi. La yein eke fo, Dinan wefsi wanak ou wdo, "Nen nsen nsot blangan ma owuok ra tade mam mfe om, afe mbosi? Tade mam mfe blangan om, na ydo yowo ni fo yolio se fem, ylan ni ykendi mahot, fo blangan ma owuok om mfosik pasa ra mwas kamit."

Fo wanak ou wdo, "Yo ma, nosi blangan om man tet!"

Fo Dinan wsia fien

blangan om maka, wolio sem mali blangan

mkafuk, fo wdo, "Yo, blangan, nen nfosik pasam!" Wdo wafrok fe fo, blangan om mfis, fo marin kawak nde mhon mari pasa ra mha mmot om, kyamre fo mliehet.

Setiap hari Dinan dan temannya mampir di rumah neneknya untuk melihat apakah nenek sudah kembali atau

belum. Suatu hari, Dinan berkata kepada

temannya, “Kamu mau lihat belanga ajaib nenekku atau tidak? Jika kamu mengucapkan lima kata mantera, belanga itu langsung memasak nasi yang lezat sekali.”

“Coba tunjukkan belanga itu kepada saya,” minta

temannya. Dinan lalu mengambil belanga itu, menuangkan air ke dalamnya dan ber- kata, “Ayo, masaklah belanga, masaklah nasi.” Seketika itu, belanga mulai ber- golak dan mendidih serta penuh dengan nasi panas yang

(42)

Weka ei ykadaok yek blangan mklik se yisot pasa om, mambe mhon kamit. Fo Dinan wanak wdo, "Yo, nen ndo ni fe blangan om, ndo mdono se faf feit pasa om!" Mase Dinan wnot nggait oli ni ykendi mahot ra wou wlan ei.

Nde wdo eri wdo, "Nen nowo ni ydol la!" Mase blangan om mowo lis eri ni.

Ydo yiwa fe fo pasa om mija main blangan om mak mbaret, fo weka ei ylok mangkuk ei yka, yriak pasa om. Main blangan om

mfosik lis eri pasam. Pasa mija molio mali sget, fo Dinan wadik owo wdo, "Belangan, nen nfosik lis ni amot ee, wa pasa om mrok kamitkat wale!"

Anak-anak itu berjongkok di samping belanga dan melihatnya penuh dengan nasi. “Sekarang suruhlah belanga berhenti su- paya kita bisa makan nasi,” kata temannya. Tetapi ketika hendak mengucapkan kata-kata

mantera, Dinan tidak bisa mengingatnya lagi. “Berhenti masak!” katanya, tetapi belanga ajaib itu terus saja memasak.

Dengan segera tumpahlah nasi dari belanga dan menutupi lantai. Anak-anak itu berusaha mengisi nasi ke dalam mangkuk- mangkuk, tetapi belanga itu tetap saja memasak nasi lagi!

“Berhenti, berhenti! Nasinya cukup!” Dinan berteriak-teriak kepada belanga ketika

nasi tumpah keluar pintu.

(43)

Na marok ei yka babrak yodik finggen yori blangan, yit yriak babrak pasa om, mambe mija wale mak fan, mdrik mak kampung.

Masayen fo, na marok ei yahek fe pasa mrok, mambe erneit. Na marok ei yahek kamitkat fe pasa om mija

mkayit-yat. Main yit ydeit yrioro fe fo, pasa kom msiar, mkaye mali fan, fo mdrik mali mbol warok.

Kepala kampung wdo, "Dinan, nen nfe blangan okom. Nen nfosik lis pasa amot! Kyamre oli

fo, faf fi kampung kom mdra fe pasa!"

Tetangga-tetangga segera datang berlari dengan

membawa mangkuk dan belanga. Mereka berusaha mengambil nasi karena sudah tumpah ke jalan dan masuk ke dalam desa.

Pada mulanya setiap orang sangat senang karena

mendapat banyak nasi untuk dimakan, tetapi segera

semuanya mulai merasa cemas ketika nasi terus-menerus

mengalir. Nasi mulai

membanjiri jalan dan masuk ke rumah-rumah.

Kepala desa berkata, “Dinan, kamu harus menghentikan belanga agar ia tidak memasak nasi lagi. Desa

(44)

Dinan wlan hawo eri, main wou wnot nggait ni ykendi mahot ra wlan ei, fo kawak nde wmba dihok blangan om mari tmak. Fo wou wrioro fe wsot fo, wadem main sfa kendi ana maka. Dinan wadem mhowakat, fo Dinan wdo man wadem wdo, "Tade, tet tmbahe blangan kom mowo pasam, mase tet tnot nggait ra na ydogi oli om! Na ylan oli ydo nde sie?"

Fo na drar om main mali kales koit, mkro mak blangan ma

owuok ra marin mrok-rok om mdefit, fo mdo, "Belangan, nen

ndonokat! Nfosik lis ni amot!" Na drar om mrana rokkat nde eke, nde blangan om mdono.

Nde na ra marok ei yarok ydris ydo, "Ahe, pasa om mfot ei!".

Semampunya Dinan men- coba, tetapi tetap saja ia tidak bisa mengingat kata-kata menteranya. Tepat ketika dia hendak menghancurkan saja belanga itu dengan kapak, dia melihat neneknya muncul di gunung. “Nenek,” dia menjerit,

“gawat sekali. Saya minta belanga ajaib memasak nasi tapi saya lupa cara menghenti- kannya. Bagaimana kata-kata manteranya?”

Kemudian Nenek pergi ke dapur dan berdiri di depan belanga ajaib yang masih mendidih itu.

"Berhenti, belanga!

Jangan memasak lagi! " kata Nenek dan seketika itu belanga berhenti memasak.

Orang-orang pun

(45)

Mom mdara-ra mdo, "Dinan, nen noso nggait ni ra nade tet trana ei, kawak nde faf ffe kam- pung kom msirik. Mbo nen nari nanak ou, la nan nkafe sajian maflem. L a nan neit kawak pasa ko nde mfot!"

Main oko fo, Dinan wsiok oli nggait blangan ma owuok om.

Wou wnot mol wak wsamblit wdo, "Tet toso ka- wak ni ra tadem mrana ei."

“Karena kamu tidak mau mendengar nasihat Nenek, hampir saja desa kita musnah.

Sekarang kamu dan temanmu harus dihukum. Makanlah se- mua nasi ini sampai habis!”

Sejak saat itu Dinan tidak pernah menggunakan belanga ajaib itu lagi. Dia berjanjikan selalu menuruti

nasihat ne- neknya.

(46)

BAB IX MAM MI NI MAM MI YEK FOMBI TEHIT

KEBUDAYAAN KAMI DI DAERAH TEHIT

Propinsi Papua, Indonesia

Tali wahnyo! La mkendi le ma Semuel Momot wari Yosina

Flassy. La mese mek kampung ra Kikiso, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan,

Propinsi Papua. Na ra ysalo Tehit Dit yese sago yek sfa, mre yese sago yek sfa yolo, yese sago yek todi.

Mam msiok mbol kalit yori sago mbol fombi. Ni ra yimbe msiok mbol ei, fo msat fa yilas yimbe kade, mbar yimbe mdidir mbol, mala mbriesen yimbe mbaret

mbol. Wari ra ko fo, mam msiok sago mbol semen yori kade

sengk.

Selamat! Nama kami Semuel

Momot dan Yosina Flassy. Kami

tinggal di kampung Kikiso, Distrik

Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua. Orang- orang yang berbahasa Tehit Dit, ada yang berdiam di gunung, ada yang berdiam di kaki gunung, ada juga yang berdiam di daerah rendah.

Kami buat rumah panggung dan juga rumah di atas tanah. Sebagai bahan bangunan, kami memakai daun sagu untuk atap dan gaba- gaba untuk dinding. Sedangkan untuk lantai kami memakai kayu pinang hutan (gagar). Tetapi sekarang ini, kami

juga memakai semen dan seng untuk

membuat rumah.

Tehit

(47)

Erneit mam mi le ma ndaho mari ka, ogo, krit. Erneit ra mam meit dri-dri kei le ma ka mari ndaho.

Makanan kami adalah papeda, keladi, pisang, dan ubi yang bernama krit. Tetapi makanan yang paling pokok adalah keladi dan papeda.

Na ndla man ou wdo wsmian, fo wari wfe na drar ei yein ysanggir yori wet manggi mfe na drar ei. Ydo ysen, fo ydo man wet wandla wono wai ydo,

"Yoma, nan nsingghar not mre yka nala kwat."

Kalau seorang laki-laki mau kawin, dia harus bertemu dengan orang tua perempuan untuk meminta penrem- puan itu. Apabila orang tua perem- puan setuju, mereka akan berkata kepada laki-laki, “Pergi mencari mas kawin dulu.”

Na Tehit Dit mam msma fe not kafak, mon, salen, kasohin, yori sago sahak, gin elek, yori not slo bahen fle, tomba fle, slendan, torari.

Kami orang Tehit Dit mempunyai mas kawin terdiri dari kain timur kafak, mon, salen, kasohin, dan juga anting-anting,

gelan tangan, dan kain timur ternama bahen

(48)

Hene maget fo, nanggi mono wari ydwayit mhok, fo mkele sonat nandla ou.

Mom mowo erneit msia yein fe na mre yek, se mbo ysia yin wet wandla ou wat, kawak nde mbo yesekat mbo amuk mahot,

mtamre, mdalak, fo la yese sisi dnes.

Pada hari pertama si wanita diantar ke rumah si laki-laki. Si perempuan itu masih malu terhadap si laki-laki. Dia masak

makanan lalu memberikan lewat orang lain kepada si laki-laki itu. Setelah lima,

enam,tujuh hari, baru mereka berdua bisa jalan atau tidur bersama-sama.

Na ydo yoridwa nanggi mali na sa man oi yek fo, wet

wandla wfe na drar ei ydik not wlinsa man siolo smba, se yorin yek mbol.

Waktu perempuan diantar oleh orang tuanya ke rumah laki-laki, orang tua dari laki-laki harus menyiapkan kain timur sebagai alas tangga, sehingga perempuan bersama orang tu-

Mam mogo sala, morik mbiele, mhro mboden, mhro siapi, morik ogo, morik asa. Tali mre fo, mam morin kma, mein mombit eren moli siwan ale, modik mken yori swelet.

Kami membuat kebun dan menanam keladi, jagung,

labu,pisang, dan tebu. Pada hari lain kami mencari ikan di laut den-

(49)

Nde ra mam ke mdo mein mfrin hene mori na yein Kna, fo mam morin kma. Yo mdo mfrin hene mori na sfa ra yese yek Sasnek, Sadrofoyo, fo mam mein deit eri, mein mori saun, saun kawak nde tali mlua fo, mka oli.

Kalau kami mau gona dengan orang dari Kna, kami naik perahu.

Tetapi kalau kami gona dengan orang di daerah gunung yang tinggal di Sasnek, Sadrofoyo, kami jalan kaki saja, berangkat pagi. Kalau sudah sore, kami kembali.

Ni ra mam msroin ke yhara eri yek le oko. La mam msia, "Tali wahnyo!"

Sekian ceritera kami dan kepada para pem- baca saya ucapkan, “Salam sejahtera!”

Wi ra Tehit Dit kom mari erwas yrok, erwas ra korik, simat, ndon sambe, mleit, ndon wkoit sa, yori sago rusa, wiyar, yori erwas ra yirok kamit kei.

Di daerah Tehit Dit terdapat berbagai jenis binatang seperti babi, kasuwari, kuskus pohon, rusa, buaya, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam sistem perbankan Indonesia merupakan bank umum yang berlandaskan pada prinsip syariah, prinsip syariah

Pompa hydrant elektrik adalah pompa utama pada jaringan instalasi fire hydrant yang berfungsinya memasuk air dari groun tank ke pipa  –   pipa dalam saluran fire hydrant

Juga kerinduan kami untuk membagikan berkat yang Tuhan sudah berikan serta mendidik anak-anak kami untuk melihat bagaimana kehidupan anak-anak lain diluar

Meskipun lebih dari separo responden istri migran menyatakan bahwa dengan perginya suami untuk bekerja ke Malaysia beban pekerjaan rumah tangga menjadi semakin berat,

Kartun dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran, dalam pembuatan kartun sebagai media pembelajaran harus

Selain sistem koordinat, mesh juga merupakan dasar grafik pada Blitz3D dimana mesh adalah sekumpulan poligon yang di gabung menjadi satu kesatuan membentuk suatu

Sedangkan bila lempung dipadatkan dengan kadar air pada sisi basah dari kadar air optimumnya, tanah tersebut mempunyai struktur terdifusi beraturan dan

JIka melihat kondisi lingkungan selama penelitian pada ke empat stasiun pengamatan yang berbeda salinitasnya menunjukan variasi suhu, salinitas, bahan organic mauppun