• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SD N Sokokulon 2 Margorejo Pati Tahun Pelajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Datar Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas IV SD N Sokokulon 2 Margorejo Pati Tahun Pelajaran 2013/2014."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA

KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

CICIK MULYANINGSIH

A54E 111 002

PROGRAM STUDI S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrohim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Cicik Mulyaningsih NIM : A54E111002 Fakultas/ Jurusan : FKIP/ PGSD Jenis : Skripsi

Judul : PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN

DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA

REALISTIK PADA SISWA KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya, demi pengembangan ilmu Pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalihmediakan/mengalihformatkan,

mengolah dalam bentuk pangkalan data (Database), mendistribusikannya,

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu minta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat

digunakan sebagai mestinya.

Surakarta, Juni 2014

Yang Menyatakan

(4)

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA

KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Cicik Mulyaningsih, A54E111002, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 88 Halaman.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan pemahaman konsep bangun datar pada siswa kelas IV SD N Sokokulon 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 melalui pendekatan Matematika realistik, subjek penelitian yaitu: siswa kelas IV SD Negeri Sokokulon 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati sebanyak 13 siswa yang terbagi atas 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Adapun objek penelitian adalah pemahaman, matematika dengan konsep bangun datar dan Pendekatan Matematika Realistik. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, post test, wawancara, dokumentasi dan angket. Prosedur penelitian meliputi tahap: identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan dan evaluasi. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika. Adapun peningkatan hasil dapat dilihat dari prosentase pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I prosentase pemahaman siswa sebesar 70%, pada siklus II sebesar 85% dan siklus III sebesar 100%. Hal ini membuktikan bahwa dengan melalui pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika

Kata kunci: Pendekatan Matematika Realistik, Pemahaman Konsep, Bilangan bangun datar

PENDAHULUAN

(5)

4

Matematika diterima sebagian besar siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan, tidak menyenangkan dan sulit. Hal tersebut dikuatkan dengan data yang terhimpun dari daftar hadir, tercatat dalam proses belajar mengajar matematika kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 pada Kompetensi Dasar memahami konsep bangun datar, masih terdapat 5 siswa yang tidak hadir dari 13 siswa yang ada atau kehadiran hanya mencapai 61%. Sedangkan dari hasil angket yang telah dihimpun setelah pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 pada Kompetensi Dasar memahami konsep bangun datar, sebagian besar siswa kesulitan dan tidak merasa senang dengan pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan.

Dalam pembelajaran matematika yang telah terjadi, khususnya pada kelas IV SD Negeri Sokokulon 02, guru cenderung menggunakan pendekatan pemindahan matematika, dimana guru yang telah memiliki ilmu matematika secara matang langsung ditransfer atau dipindahkan kepada siswa. Pembelajaran cenderung hanya mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif. Guru hanya memindahkan konsep bangun datar kepada siswa tanpa terlebih dahulu mengeksplorasi kemampuan dasar dan kemampuan siswa tentang penyelesaian masalah dalam konsep bangun datar.

Dengan kondisi tersebut, maka diupayakan pendekatan yang sesuai agar siswa mudah dalam mempelajari matematika khususnya dalam konsep bangun datar. Salah satu pendekatan itu diantaranya pendekatan matematika realistik.

Bila Pendekatan Matematika Realistik dilakukan, bukan tidak mungkin konsep bangun datar akan mudah dipahami siswa kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 tahun pelajaran 2013/2014. Dalam hal ini siswa menyelesaikan masalah yang berkaitan sesuai dengan jalan pikirnya. Pembelajaran pun akan lebih interaktif dimana siswa dengan siswa lainnya atau dengan guru akan saling bertanya, atau menanggapinya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Pendekatan Matematika Realistik seperti yang diungkapkan oleh Suryanto (dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.7). Pembelajaran juga akan dirasakan siswa sebagai pembelajaraan yang bermakna karena siswa memahami konsep bangun datar melalui penemuan kembali konsep tersebut oleh siswa dengan bimbingan guru.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada pembelajaran di kelas, penulis perlu meningkatkan pemahaman konsep bangun datar dengan melakukan penelitian yang berjudul “PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS IV SD N SOKOKULON 2 MARGOREJO PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Model pendekatan matematika realistik ini diharapkan dapat membuat peserta didik untuk dapat memahami konsep bangun datar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Perumusan Masalah

(6)

Tujuan Penelitian

“Untuk meningkatkan pemahaman konsep bangun datar pada siswa kelas IV SD N Sokokulon 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014.”

Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas pendidikan dan/ atau pembelajaran berupa terwujudnya pembelajaran matematika yang bermakna serta memudahkan siswa dalam memahami konsep bangun datar. b. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

a) Meningkatkan Pemahaman siswa terhadap Konsep Bangun datar dan memudahkannya dalam mempelajarinya sehingga diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajarnya.

2. Bagi Guru

a) Menumbuhkan kreativitas guru dengan menggunakan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

a) Meningkatkan pemberdayaan pendekatan matematika realistik agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.

LANDASAN TEORI Pembelajaran Matematika

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dikutip Asdoris, 2008: 20) kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai proses cara menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Menurut Gagne dan Briggs (dikutip Asdoris, 2008:21) melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar, secara lebih terinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.

Menurut Depdikbud (dikutip Asdoris, 2009:204) matematika memiliki ciri-ciri, yaitu (1). Memiliki obyek yang abstrak, (2). Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten, dan (3) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Berdasarkan hal tersebut di atas dalam pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang konkrit menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek pembelajaran matematika adalah abstrak, tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui objek kongkrit.

Pengertian Bangun Datar

Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997:45).

(7)

6

Jenis-Jenis Bangun Datar

Bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar bersisi lengkung antara lain lingkaran, ellips, dan bangun-bangun lainnya. Bangun datar yang bersisi lurus antara lain segitiga, persegi, persegi panjang, segi lima, jajaran genjang dan lain-lain.

Penanaman Konsep Keliling Persegi Panjang

Konsep keliling suatu bangun geometri dapat ditanamkan kepada siswa SD melalui kegiatan siswa. Misalkan siswa diminta berjalan mengelilingi halaman sekolah sambil mengukur panjang lintasan yang dilaluinya. Kemudian barulah guru memulai memperkenalkan istilah keliling suatu bidang sebagai panjang lintasan pinggir atau batas dari bidang yang dimaksud. Pemahaman konsep keliling berdasarkan kegiatan siswa tersebut perlu diperkuat dengan beberapa latihan menghitung keliling suatu bangun yang digambarkan.

Pendekatan Matematika Realistik Dalam Pembelajaran Matematika

Pendekatan matematika realistik didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal yang mengemukakan bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksploasi masalah-masalah nyata. Di sini matematika dilihat sebagai kegiatan manusia yang bermula dari pemecahan masalah (Dolk, 2006) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Karena itu, siswa tidak dipandang sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Proses penemuan kembali ini dikembangkan melalui penjelajahan berbagai persoalan dunia nyata (Hadi, 2005: 35) dalam Nyimas Aisyah, 2007:7.3. Di sini dunia nyata diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar matematika, seperti kehidupan sehari-hari, lingkungan sekitar, bahkan mata pelajaran lain pun dapat dianggap sebagai dunia nyata. Dunia nyata digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi, yaitu proses mematematikakan dunia nyata.

Prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Realistik

Sejalan dengan konsep asalnya, menurut Marpaung (dikutip Kemendiknas, 2010: 98) Pendidikan Matematika Realistik dikembangkan dari tiga prinsip dasar yaitu guided reinvention and progressive mathematization (penemuan terbimbing dan matematisasi progresif), didactical phenomenology (fenomologi didaktis), serta self developed models (model dikembangkan sendiri). Prinsip Matematika Peran guru dalam Pendekatan Matematika Realistik

Adapun Peran guru dalam pendekatan matematika realistik (Hadi, 2005) dalam Nyimas Aisyah, 2007 : 7.3 dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Guru harus berperan sebagai fasilitator belajar

b. Guru harus mampu membangun pengajaran yang interaktif

(8)

d. Guru harus secara aktif memberi siswa dalam menafsirkan masalah-masalah dari dunia nyata

e. harus secara aktif mengaitkan kurikulum matematika dengan dunia nyata baik fisik maupun sosial.

Karakteristik Pendekatan Matematika Realistik

Beberapa karakteristik pendekatan matematika realistik menurut suryanto, (Nyimas Aisyah, 2007:7.7) adalah sebagai berikut:

a. Masalah kontekstual yang realistik (realistic contextual Problems) digunakan untuk mempekenalkan ide dan konsep matematika kepada siswa.

b. Siswa menemukan kembali ide, konsep, dan prinsip atau model matematika melalui pemecahan masalah kontekstual yang realistik dengan bantuan guru atau temannya.

c. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan penyelesaian terhadap masalah yang mereka temukan (yang biasanya ada yang berbeda, baik cara menemukannya maupun hasilnya).

d. Siswa merefleksikan (memikirkan kembali) apa yang telah dikerjakan dan apa yang telah dihasilkan; baik hasil kerja mandiri maupun hasil diskusi. e. Siswa dibantu untuk mengaitkan beberapa isi pembelajaran mateamtika yang

memang adan hubungannya.

f. Siswa diajak mengembangkan, memperluas, atau meningkatkan hasil-hasil dari pekerjaannya agar menemukan konsep atau prinsip matematika yang lebih rumit.

g. Matematika dianggap sebagian kegiatan bukan sebagian produk atau hasil yang siap pakai. Mempelajari matematika sebagai kegiatan paling cocok dilakukan melalui learning by doing (belajar dengan mengerjakan).

Fase-fase Pendekatan Matematika Realistik

Fase-fase model pembelajaran matematika Realistik mengacu pada Gravemeijer, Sutarto Hadi, dan Treffers yang menunjukan bahwa pengajaran matematika dengan pendekatan realistik meliputi fase-fase berikut (Kemendiknas, 2010: 67)

1. Fase pendahuluan

Pada fase ini, guru memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “real” bagi siswa yang berarti sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna. 2. Fase pengembangan.

Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan atau masalah yang diajukan.

3. Fase penutup atau penerapan.

Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.

Kelebihan pembelajran matematika realistik

Menurut Suwarsono (dikutip Hadi, 2003: 89) kelebihan pembelajaran matematika realistik antara lain:

a. Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan antara

(9)

8

b. Matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan

dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh orang lain tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar matematika.

c. Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak usah

harus sama antara orang yang satu dengan yang lainnya.

d. Mempelajari matematika peroses pembelajaran merupakan sesuatu yang

utama dan untuk mempelajarai metematika orang harus menjalani sendiri peroses itu dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan guru.

e. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain

yang juga dianggap unggul yaitu antara pendekatan pemecahan masalah, pendekatan konstruktivisme dan pendekatan pembelajaran yang berbasis lingkungan.

Kelemahan pembelajaran matematika realistik

Kelemahan pembelajaran realistik menurut Suwarsono (dikutip Hadi, 2003: 88), yaitu :

a. Pencarian soal-soal yang kontekstual tidak terlalu mudah untuk setiap topik

matematika yang perlu dipelajari siswa.

b. Penilaian dan pembelajaran matematika realistik lebih rumit daripada

pembelajaran konvensional

c. Pemilihan alat peraga harus cermat sehingga dapat membantu peroses berfikir

siswa.

Cara mengatasi kelemahan pembelajaran matematika realistik dapat dilakukan upaya-upaya antara lain :

a. Memodifikasi semua siswa untuk dalam kegiatan pembelajaran

b. Memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan.

c. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk dapat menemukan dan

memahami konsep.

d. Mengguanakan alat peraga yang sesuai sehingga dapat membantu peroses

berfikir siswa maka pembelajran matematika dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep matematika. Kemampuan Pemahaman Matematis

Menurut kurikulum 2006: 90 (dikutip Kesumawati) pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam memahami konsep dan melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien, dan tepat.

Adapun Indikator yang menunjukan pemahaman konsep antara lain sebagai berikut :

1. Menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk

mengungkapkan kembali yang telah dikomunikasikan kepadanya.

2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya) adalah kemampuan siswa untuk dapat mengelompokan objek menurut sifat-sifatnya.

3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep adalah kemampuan siswa

(10)

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis adalah

kemampuan siswa menggambar atau mambuat grafik, membuat ekspresi matematis, menyusun cerita atau teks tertulis.

5. Menggembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep adalah

kemampuan siswa mangkaji mana syarat perlu atau cukup suatu konsep yang terkait.

6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai denagn prosedur.

7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah adalah

kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Sokokulon 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Sekolah terletak di tengah pedesaan Sokokulon (Dukuh Gantungan) dimana sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani, buruh tani dan ada pula yang buruh pabrik karena lokasi yang sangat dekat dengan pabrik 2 Kelinci. Adapun kondisi ruang kelas cukup baik dan sarana dan prasarana sudah mulai tersedia secara memadai dengan adanya pembiayaan dari BOS. Sumber penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa 13 dengan rincian 7 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhadap subjek penelitian yaitu: siswa kelas IV SD Negeri Sokokulon 02, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati sebanyak 13 siswa yang terbagi atas 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Adapun objek penelitian mata pelajaran yang dilaksanakan adalah matematika dengan permasalahan yang diteliti berkaitan dengan masalah belajar siswa berupa peningkatan pemahaman siswa tersebut terhadap konsep bangun datar.

Rancangan penelitian

Masalah ini merupakan masalah yang dapat diteliti dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena masalah dalam penelitian ini terkait dengan masalah tindakan kelas, guru dan siswa.

Jenis dan Sumber Data

(11)

10

dari wawancara, pengamatan (observasi) proses dan hasil pembelajaran dan rencana pelaksanaan pambelajaran (RPP) dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan observasi dan refleksi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumentasi, catatan lapangan (lembar observasi, pengamatan, dan presensi siswa), angket, dan tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN Letak Geografi

SD Negeri Sokokulon 02 terletak di dukuh Sokokulon (Gantungan) Jl Raya Pati-Kudus KM.6. Desa Sokokulon Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

SD Negeri Sokokulon 02 berada di sebuah desa di kota pati sebelah barat. SD ini berada di sebelah utara pabrik kacang terbesar di Pati yaitu PT Dua Kelinci. Jalan yang dilalui sangat strategis karena hanya masuk sekitar 1 kilometer dari jalur Pantura Pati – Kudus ke Utara. Desa

Alamat kantor dan gedung pembelajaran SD N Sokokulon 02 berada di jalan raya Pati-Kudus KM. 6 Sokokulon Margorejo Pati.

Profil Sekolah

Berikut ini adalah Profil SD Sokokulon 02 :

a. Nama Sekolah : SD Negeri Sokokulon 02 b. Nomor statistic Sekolah (NSS) : 101031812036

c. Nomor Induk sekolah ( NIS ) : 12.633 d. Nomor Pokok Sekolah

Nasional (NPSN) : 20316596

e. Nama Sekolah : SD Negeri Sokokulon 02 f. Status Sekolah : Negeri

g. Alamat sekolah : Jl Raya Pati-Kudus KM.6 h. Kelurahan/Desa : Sokokulon

i. Kecamatan : Margorejo

j. Kabupaten/Kota : Pati

k. Propinsi : Jawa Tengah

l. Kode Pos : 59163 Visi dan Misi

a. Visi

“Sistematis Dalam Pembelajaran, Meningkat Dalam Prestasi Belajar, Santun dalam Sikap dan Perilaku”

b. Misi

1. Meningkatkan kedisiplinan semua warga sekolah dan tertib waktu

2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tertib sesuai kurikulum dan Kaldik 3. Membimbing siswa belajar sistematis dan efisien

4. Mengembangkan wawasan kependidikan kelapa sekolah, guru melalui pendidikan pelatihan KKG, KKS, Mass Media dan melanjutkan pendidikan S1 bagi guru yang belum setara S1.

(12)

6. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui evaluasi hasil belajar dan lomba-lomba.

7. Membimbing siswa untuk meningkatkan iman, taqwa, serta bersikap dan berperilaku santun dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran Matematika, siswa terlihat kurang begitu memahami materi pelajaran. Hasil dari observasi awal ini, maka diperoleh informasi mengenai masalah yang terjadi yaitu :

1. Sebagian besar siswa kurang memahami konsep bangun datar.

2. Metode yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional sehingga membuat siswa jenuh dan cepat bosan.

Deskripsi Penelitian Siklus Diskripsi Siklus I

Siklus 1 dilakukan pada tanggal 26 Mei 2014, pembelajaran dilaksanakan dengan pedoman Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) selama 2 jam pembelajaran (@35 menit). Pada silkus ini, peneliti menyiapkan materi pelajaran Matematika. Kompetensi dasar yang akan di pelajari adalah mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris .

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di atas diketahui bahwa 30% siswa kurang paham yaitu 4 siswa, sedangkan 70% siswa sudah paham dalam pembelajaran Matematika yaitu 9 siswa.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan pada tanggal 28 Mei 2014. Pada siklus II ini guru meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahannya terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus pada pelajaran. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus II diatas diketahui 15% siswa kurang paham yaitu 2 siswa (Mohammad Sodikin dan Oktaviana). Sedangkan 85% siswa sudah paham dalam pembelajaran Matematika yaitu 11 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika yang sangat signifikan. Pada pelaksanaan siklus II ini siswa rata-rata sudah mencapai criteria sangat tinggi dalam setiap pencapaian indikator. Namun untuk menguatkan bahwa semua siswa sudah memahami konsep bangun datar maka dilanjutkan pada siklus III sebagai penguatan.

Deskripsi Siklus III

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus III dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014. Pada siklus III ini guru semakin meningkatkan kinerja dan bimbingan serta pengarahannya terhadap siswa, agar semua siswa dapat lebih fokus pada pelajaran.

(13)

12

Pembahasan

Dari penjelasan tabel maupun grafik yang telah ditampilkan dapat dilihat adanya peningkatan yang signifikan dari sebelum adanya penerapan Pendekatan Matematika Realistik dengan sesudah melakukan tindakan siklus I dan siklus II maupun siklus III. Sebelum pelaksanaan tindakan ditemukan adanya siswa yang paham hanya 38,5%, setelah mengikuti pembelajaran pada siklus I siswa yang paham meningkat menjadi 70% dan pada siklus II siswa yang paham naik menjadi 85%. Juga dilaksanakan pembelajaran siklus III ternyata pemahaman siswa mampu naik 100%.

Berdasarkan pencapaian target yang sudah ditentukan oleh peneliti maka penelitian ini dianggap berhenti pada siklus III karena siswa sudah mampu mencapai target dengan memperoleh nilai diatas KKM yang sudah ditentukan yaitu ≥ 60 dan juga telah memperoleh hasil pencapaian dalam indikator pemahaman siswa yang terlihat bahwa siswa cukup mampu memenuhi indicator pemahaman terhadap materi maupun pada penjelasan guru. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Melalui pendekatan matematika realistik yang diterapkan pada pembelajaran matematika maka Pemahaman Konsep Bangun datar dapat meningkat pada siswa Kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 Tahun Pelajaran 2013/2014” dalam penelitian ini terbukti kebenarannya.

KESIMPULAN

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV SD N Sokokulon 02 dengan penerapan Pendekatan Matematika Realistik dapat disimpulkan sebagai Hipotesis tindakan yang menyatakan:

“Jika pendekatan matematika realistik diterapkan pada pembelajaran matematika maka Pemahaman Konsep Bangun datar akan meningkat pada siswa Kelas IV SD Negeri Sokokulon 02 Tahun Pelajaran 2013/2014.”” ternyata dalam penelitian ini telah terbukti. Hal ini terbukti dengan pemahaman siswa dari setiap siklusnya sebelum pembelajaran/ pra siklus (38,5%), siklus I meningkat (70%), dan siklus II meningkat (85%) serta siklus III meningkat (100%).

IMPLIKASI

Kesimpulan di atas mengimplikasikan bahwa strategi Pendekatan Matematika Realistik mempunyai dampak positif terhadap peningkatan pemahaman siswa. Dampak tersebut yaitu peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika dengan materi Konsep Bangun Datar. Guru diharapkan keaktifannya dapat mengaplikasikan konsep untuk meningkatkan kreativitas guru dalam berinovasi dalam proses pembelajaran matematika.

SARAN

Untuk meningkatkan pemahaman siswa guru hendaknya selalu mengembangkan kreatifitas yang dimiliki berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif seta pemilihan metode dan alat peraga yang tepat. Sehingga pembelajaran yang diadakan dapat terjadi keaktivan antara guru dan murid sehingga tidak membosankan siswa.

(14)
(15)

14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :

Dirjen Dikti Depdiknas

A. Karim,Mukhtar. Dkk. 1996. Pendidikan Matematika I. Malang : Depdikbud Armaini, Rina. 2004. Matematika 2. Bandung : Acaraya Media Utama

Aunurrohman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas

Awalludin, dkk. 2008. Statistika Pendidikan. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas Buchori, dkk. 2008.Senang Matematika 2. Jakarta : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Djumiran, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas Hadi, Sutarto. 2003. Pendidikan Matematikan Realistik dan Implementasinya.

Banjarmasin: Tulip Banjarmasin

Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas

Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT. Rineka Cipta, Jakarta

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muljono, D. d. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo

Kemendiknas, 2010, Kurikulum 2004. Jakarta: Diknas Riduwan. 2004. metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas. ________ 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. Sukamto, dkk. 2008. Panduan E- Tugas Akhir. Jakarta : Dirjen Dikti

Depdiknas

Taneo, Silvester Petrus.dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

Appendix 1 Angket untuk Guru-Guru Bahasa Inggris 95. Appendix 2 Data from the Questionnaire

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tingkat adopsi Petani terhadap teknologi budidaya padi sawah di daerah penelitian dan bagaimana hubungan faktor

Variabel antara umur dengan kadar COHb dalam darah pada tenaga kerja wanita yang bersepeda menunjukkan tidak ada hubungan, Tetapi hasil tabulasi menya takan

Nomor Pendaftaran (diisi oleh

Di Indoesia, presiden bertindak sebagai kepala negara juga kepala pemerintahan, sedangkan di Australia, raja atau ratu sebagai kepala negara, yang diwakili oleh

Bagaimana cara orangtua bertindak sebagai orangtua yang melakukan atau menerapkan pola asuh terhadap anak memegang peranan penting dalam menanamkan dan membina dorongan

pengenalan simbol rambu lalu lintas dengan menggunakan teknologi augmented reality. 1.5

Metode transportasi merupakan metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat yang membutuhkan secara optimal. Untuk