Oleh:
Rosmindan Harahap NIM 408331044
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Laju Reaksi Menggunakan Metode Discovery Inquiry”. Adapun penyusunan skripisi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal seminar proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan pengolahan data hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, dan ibu Dra. Anna Juniar, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama proses perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Burhanuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 1 Medan dan Ibu Mardiana, S.Pd selaku guru kimia serta siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
adinda efsamarina, jumri, fajar yang telah memberikan semangat untuk penulis. Kepada sahabat – sahabat seperjuangan di Kimia Ekstensi 2008 yang juga memberikan semangat kebersamaan, kenangan yang indah untuk penulis, khususnya Hamidah, Juwairiah. Demikan juga teman – teman PPL SMP Negeri 1 Teluk Mengkudu Tahun 2011, serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Namun, penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.
Medan, Februari 2013 Penulis,
ANALISIS PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN LAJU REAKSI MENGGUNAKAN METODE
DISCOVERY INQUIRY
Rosmindan Harahap (NIM 408331044)
ABSTRAK
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Direct Instruction 21
Tabel 3.1 Desain Penelitian 34
Tabel 3.3 Kriteria N – Gain 38
Tabel 3.4 Skala Kriteria Kemampuan 39
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 41
Tabel 4.2 Uji Homogenitas 41
Tabel 4.3 Uji Normalitas data pre-tes, post-tes, dan gain 42
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis 43 Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Penguasaan Konsep Siswa 44 Tabel 4.6 Persentase dan Rata – rata Nilai Pretest, Postest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol pada Setiap Indikator
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 56
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 59
Lampiran 3. Kisi- kisi Soal 77
Lampiran 4. Instrumen Test 78
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Essay Test 80 Lampiran 6. Penilaian Essay Test 83 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 85
Lampiran 8. Tabel Pengamatan 88 Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 90
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kontrol 92
Lampiran 11. Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa 94
Lampiran 12. Uji Homogenitas 96
Lampiran 13. Uji Normalitas Data Pretest 98
Lampiran 14. Uji Normalitas Data Postest 100
Lampiran 15. Data Gain Kelas Ekspriment dan Kontrol 102
Lampiran 16. Uji Normalitas Data Gain 105
Lampiran 17. Perhitungan rata-rata Simpangan Baku Gain 107
Lampiran 18. Uji Hipotesis Penelitian 108
Lampiran 19. Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar 110
Lampiran 20.Data Persentase dan Rata – rata Nilai Pretest, Postest, dan N-Gain Kelas Eksperimen pada Setiap Indikator 111
Lampiran 21. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 115
Lampiran 22. Tabel Nilai X2 117
Lampiran 23. Tabel Nilai-Nilai Kritis Dalam Distribusi F 118
Lampiran 24. Tabel Nilai-Nilai Kritis Dalam Distribusi t 121
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat maju dan mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan ini menyebabkan setiap negara harus menyesuaikan diri dalam setiap bidang, termasuk bidang pendidikan. Karena bidang pendidikan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa juga tidak terlepas dari keberhasilan penerapan sistem pendidikan yang mampu memenuhi tuntutan perkembangan IPTEK tersebut. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sangat dibutuhkan peran aktif praktisi pendidikan khususnya guru dalam memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan sains, yang lebih umum dikenal ilmu pengetahuan alam (IPA), membutuhkan suatu inovasi untuk dapat memerankan potensinya dalam melahirkan generasi-generasi baru yang mampu berpikir logis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan.
Mata pelajaran kimia diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik sejumlah pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Roestiyah, 2008).
MAN 1 Medan merupakan salah satu sekolah yang memiliki fasilitas lengkap di Medan. Berdasarkan kondisi tersebut MAN 1 Medan menjadi salah satu MAN populer sehingga seluruh siswanya merupakan siswa pilihan yang tingkat kognitifnya tinggi. Akan tetapi menurut hasil observasi, lebih dari 35% siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai konsep materi kimia. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada siswa kelas XI T.P 2010/2011 dengan nilai asli antara 60 – 90 dan nilai rata-rata kelas 81, sedangkan KKM kimia di MAN 1 Medan 80. Rendahnya nilai kimia siswa disebabkan kesulitan siswa memahami materi yang dipelajari dan metode pembelajaran yang diterapkan guru masih pada metode pembelajarn yang sifatnya “teacher centered “ yaitu dengan metode direct instruction. Untuk mengurangi kesulitan tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
teori-teori yang disampaikan dengan metode ceramah dan kurang memperhatikan persoalan yang menantang siswa untuk dipecahkan melalui kegiatan eksploratif eksperimental. Hal ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari dan menguasai konsep laju reaksi. Salah satu tindakan yang dilakukan guru adalah pemilihan metode yang tepat sesuai dengan karakter materi. Metode tersebut adalah discovery inquiry.
Dengan menggunakan metode discovery inquiry, siswa lebih mampu menggali dirinya untuk berpendapat, menemukan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa akan menemukan sendiri jawaban dari semua permasalahan melalui kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan kimia di sekolah bahwa penerapan konsep-konsep kimia melibatkan keterampilan proses.
Keterampilan proses ini dapat dinilai dan diukur melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum atau kegiatan laboratorium menjadi komponen penting dalam proses belajar mengajar kimia. Dengan bahasa ilmu kependidikan dapat dikatakan bahwa kegiatan laboratorium menjadi wahana pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Firman, 2000). Dalam penemuan konsepnya, siswa diarahkan dengan beberapa pertanyaan dari guru yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang hanya membantu dan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep tersebut.
Peneliti terdahulu telah banyak yang meneliti terkait metode pembelajaran inquiry. Muchtar dan Arsidah (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Inquiry Berbasis Kelas Dalam Pembelajaran Struktur Atom” menyatakan bahwa ada pengaruh penerapan metode inquiry terhadap hasil belajar. Dengan menerapkan metode inquiry dalam pembelajaran siswa lebih aktif bereksplorasi dalam menemukan konsep. Peneliti lainnya adalah Purba (2011), Manurung (2010), serta Saragih (2010) menyatakan bahwa penerapan metode inquiry dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan.
(2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “ The effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills” menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam hal prestasi akademik baik dalam hal kognitif maupun afektifnya setelah diimplikasikan pembelajaran discovery inquiry.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Laju Reaksi Menggunakan Metode Discovery Inquiry”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah – masalah sebagai berikut :
1. Materi laju reaksi di sekolah-sekolah sampai saat ini masih didominasi oleh teori-teori yang disampaikan dengan metode ceramah dan kurang memperhatikan persoalan yang menantang siswa untuk dipecahkan melalui kegiatan eksploratif eksperimental.
2. Siswa merasa kesulitan dalam mempelajari dan menguasai konsep laju reaksi.
3. Penggunaan metode discovery inquiry untuk menganalisis penguasaan konsep siswa pada materi Laju Reaksi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan
konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode direct instruction pada materi Laju Reaksi ?
3. Apakah siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode direct instruction pada materi Laju Reaksi ?
1.4Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas, maka peneliti membatasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester ganjil MAN 1 Medan T.P 2012/2013.
2. Pokok bahasan yang dikaji dalam penelitian ini adalah konsep laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan penentuan orde reaksi berdasarkan data percobaan.
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode direct instruction pada pembelajaran Laju Reaksi.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry didasarkan pada setiap indikator.
3. Untuk mengetahui apakah siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang penerapan pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry berbasis eksperimen.
2. Meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pelajaran kimia khususnya pada pembelajaran laju reaksi
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya tentang metode discovery inquiry dengan materi yang berbeda.
1.7Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari istilah-istilah tersebut sebagai berikut :
1. Analisis penguasaan konsep merupakan analisis kemampuan siswa menangkap arti atau fenomena alam tertentu melalui pengamatan, dan analisis pengamatannya (proses asimilasi dan akomodasi) yang dibangun dan disimpan dalam pikiran siswa sebagai memori yang tersimpan (retensi) dan pada suatu saat dipanggil kembali (recall) melalui tes terhadap materi laju reaksi pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Medan.
3. Metode direct instruction adalah metode pengajaran langsung adalah pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah dalam materi laju reaksi pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Medan .
4. Konsep-konsep yang dianalisis adalah konsep laju reaksi, teori tumbukan, konsep faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, dan penentuan orde reaksi berdasarkan data percobaan pada siswa kelas XI IPA MAN 1 Medan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Setelah penelitian dilakukan dan data telah diuji, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep siswa yang
dibelajarkan dengan metode direct instruction pada pembelajaran Laju Reaksi.
2. Penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry pada setiap indikator mengalami peningkatan secara signifikan
dilihat dari nilai N-Gain. Penguasaan konsep siswa pada indikator 1 (Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis) dan indikator 4 (Menentukan orde dan waktu reaksi) tergolong kategori tingkat penguasaan konsep yang baik dengan rata-rata nilai postes berturut-turut sebesar 80 dan 76. Pada indikator 2 (Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi) dan indikator 3 (Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan tumbukan tergolong kategori tingkat penguasaan konsep yang sangat baik dengan rata-rata nilai postes berturut-turut sebesar 88 dan 87. 3. Siswa yang dibelajarkan dengan metode discovery inquiry lebih aktif
dengan rata-rata nilai keaktifan 87 dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode direct instruction dengan rata-rata nilai keaktifan 77 pada materi Laju Reaksi.
5.2. Saran
2. Bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai metode discovery inquiry, agar lebih memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam metode pembelajaran ini.
3. Adanya pengembangan dan tindak lanjut dalam menggunakan metode discovery inquiry atau metode pembelajaran yang lain diintegrasikan
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M., (1979), Apakah Metode Discovery-inquiry itu?, Depdikbud, Jakarta.
Amien,M., (1987), Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery inquiry,Bagian I, Depdikbud, Jakarta.
Arends, R.I., (1997), Classroom Instruction and Management, Mc Grawn Hill, New York.
Arifin, M., (2003), Strategi Belajar Mengajar Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA upi, Bandung.
Arikunto, S., (2003), Manajemen Penelitian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Balim, A.G, (2009), The effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills, Eurasian Journal of Educational Research, 35 :1-20
Carin, A.A., (1993), Teaching Modern Science, Macmilan Publishing Company, New York.
Chang, R., (2003), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Dahar, R.W., (1989), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dahar, R.W., (1996), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA,
Unimed
Firman, H., (2000), Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung.
Makmun, A.S., (2003), Psikologi Kependidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung. Manurung, F., (2010), Analisis Efektifitas Pengajaran Kimia Secara Inquiri
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Teladan Pematang Siantar, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan
Muchtar, Z., dan Arsidah, P., (2009), Penerapan Metode Inquiry Berbasis Kelas Dalam Pembelajaran Struktur Atom, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4 : 35-40
Purba, R.H., (2011), Pembelajaran Larutan Elektrolit Menggunakan Media Modul dengan Metode Inquiri dan Metode Demonstrasi di Kelas X SMA
Negeri 11 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Roestiyah, (2008), Metode Mengajar, Rineka Cipta, Bandung.
Sanger, M.J., (2008), How Does Inquiry-Based Instruction Affect Teaching Majors’ Views About Teaching and Learning Science?, Journal of Chemical Education, 85:297-302.
Saragih, B., 2010, Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa dan Campuran di SMP,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.
Simanjuntak, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA UNIMED, Medan.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, PT. Tarsito, Jakarta
Sutresna, N., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI, Grafindo, Bandung
Tim Penyusun Kamus Pustaka Bahasa, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.