• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB 3

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

3.1. Uraian Umum

Proyek pembangunan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terkoordinasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Sedangkan manajemen proyek merupakan penerapan fungsi dari pengelolaan manajemen suatu proyek dengan maksud menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai tujuan secara optimal. Tujuan yang diharapkan mampu tercapai dalam ukuran keberhasilan proyek sesuai dengan pelaksanaan manajemen proyek antara lain:

a) Tepat waktu (time) b) Tepat biaya (cost) c) Tepat mutu (quality)

d) Tepat kuantitas pekerjaan (quantity) e) Tepat keselamatan kerja (safety) f) Tepat lingkungan (green construction)

Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek konstruksi, antara lain:

a) Man (tenaga ahli dan tenaga tidak ahli atau tenaga kerja) b) Money (uang)

c) Material (bahan konstruksi) d) Machine (alat konstruksi) e) Method (metode pelaksanaan)

Suatu proyek biasanya ditandai oleh suatu hal yang kompleks dan banyak sekali mengandung resiko dan permasalahan serta ketidakpastian yang terlihat dalam pelaksanaanya. Untuk mencapai hasil maksimal sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan suatu sistem kerja terpadu, disiplin kerja dan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas atau dengan kata lain diperlukan adanya manajemen yang tepat dan baik. commit to user commit to user

(2)

Manajemen merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil, dalam rangka mencapai tujuan dengan metode atau teknik secara sistematik melalui kegiatan sekelompok orang, untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan pekerjaan, pengawasan pekerjaan, evaluasi, dan pemeliharaan.

Kegiatan-kegiatan dalam manajemen antara lain:

a) Perencanaan

Perencanaan yaitu pekerjaan awal berupa pemikiran mengenai rencana kerja, desain, dan gambar serta hitungan sebelum kegiatan dilaksanakan. Kegiatan perencanaan meliputi antara lain:

1. Penentuan strategi, program kerja, kebijakan proyek, prosedur pelaksanaan metode, sistem kerja, schedule pelaksanaan, kalkulasi anggaran, serta standar kerja

2. Penyusunan rencana induk kerja jangka panjang dan jangka pendek 3. Persiapan sumber pendanaan awal

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian yaitu segala tindakan yang berkaitan dengan mengatur, menjalankan, dan mengalokasikan kegiatan dan sumber daya kepada organisasi yang ada, sehingga mencapai hasil yang semaksimal mungkin.

Kegiatan pengorganisasian antara lain:

1. Penentuan dan pembagian kerja sumber daya manusia 2. Perancangan dan pembentukan suatu organisasi kerja 3. Penentuan struktur organisasi kerja proyek

4. Pengkoordinasian antar pekerja c) Pelaksanaan pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan berupa kegiatan mengorganisasi dan mengkoordinasi pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Manfaat dari fungsi pelaksanaan pekerjaan ini adalah agar tercipta keseimbangan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi kerja dan untuk mendorong terciptanya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan kerja yang telah ditetapkan. commit to user commit to user

(3)

Pelaksanaan pekerjaan itu antara lain:

1. Pendistribusian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan 2. Pengarahan serta penugasan masing-masing bagian

3. Pembagian pekerjaan ke dalam unit-unit kerja agar proses pekerjaan d) Pengawasan pekerjaan

Pengawasan pekerjaan yaitu kegiatan menjaga agar kualitas kerja terjaga dan mutu material yang digunakan sesuai spesifikasi teknis dan sesuai dengan kuantitas pekerjaan. Jika terjadi kesalahan atau penyimpangan kerja dapat segera diambil tindakan koreksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fungsi dari pengawasan pekerjaan antara lain:

1. Penetapan standar pelaksanaan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku 2. Penetapan ukuran pelaksanaan pekerjaan agar tepat kuantitas

3. Pengawasan langsung pelaksanaan kerja di lapangan dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan

4. Pengambilan tindakan koreksi apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan.

e) Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu kegiatan pembahasan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan membandingkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan rencana kerja yang telah dibuat. Di dalam pelaksanaan evaluasi memungkinkan untuk dilakukannya pekerjaan replanning, rework, dan reorganizing agar mutu dan kualitas kerja dapat optimal sesuai rencana kerja.

f) Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah pekerjaan pasca konstruksi, dimana sangat dibutuhkan agar mutu dan kualitas bangunan masih tetap sama dengan hasil pekerjaan konstruksi. Masa pemeliharaan ditetapkan setelah masa pekerjaan konstruksi berakhir sesuai dengan dokumen kontrak kerja.

3.2. Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang dimulai dari proses perancangan, perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai pemanfaatan dan commit to user commit to user

(4)

perawatannya adalah proses tahapan yang harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Dalam proses ini bermacam-macam unsur pendukung saling berkaitan satu sama lain. Setiap unsur mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mengatur setiap unsur diterapkan sistem manajemen yang merupakan alat bantu untuk menjamin terlaksananya proyek dengan baik.

Adapun unsur-unsur pengelola dalam Proyek AEON Mixed Use Sentul City terdiri dari:

1. Pemilik proyek : PT. Sentul City 2. Konsultan Perencana

- Perencana Arsitektural : PT. Airmas Asri

- Perencana Struktur : PT. Ketira Engineering Consultans - Perencana Mekanikal & Elektrikal : Arkonin Engineering

3. Konsultan Manajemen Konstruksi : PT. Adiguna Sekawan Sejahtera 4. Kontraktor Pelaksana : PT. Pembangunan Perumahan Persero

3.2.1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah suatu pihak baik perseorangan atau badan usaha yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap kepemilikan suatu proyek konstruksi dan memberi pekerjaan kepada pihak lain untuk melaksanakan proyek tersebut dengan membayar semua biaya pekerjaan tersebut kepada pihak yang telah ditetapkan.

Dalam proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah PT. Sentul City.

Adapun tugas, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab pemilik proyek antara lain:

1. Mengurus perijinan dan menyelesaikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak terkait dalam pembangunan proyek tersebut.

2. Menyediakan dana untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek konstruksi.

3. Mengadakan pengadaan penyedia jasa konstruksi.

commit to user commit to user

(5)

4. Meminta laporan kerja dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada konsultan manajemen konstruksi dan kontraktor pelaksana.

5. Mengesahkan adanya perubahan pekerjaan baik dalam desain pekerjaan maupun pelaksanaan pekerjaan.

6. Menetapkan denda kepada kontraktor pelaksana jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak kerja.

7. Memerintahkan pembongkaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik pada dokumen kontrak kerja.

8. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan bersama atau tanpa konsultan pengawas sebagai wakilnya.

9. Menandatangani berkas berita acara pemeriksaan kerja.

10. Memberikan instruksi kerja kepada konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana.

3.2.2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar bestek atau gambar konstruksi. Dalam proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City, pihak konsultan perencana adalah PT. Ketira Engineering Consultans (struktur), PT. Airmas Asri (arsitektur), dan Arkonin Engineering (MEP).

Adapun fungsi, tugas, dan wewenang dari konsultan perencana antara lain:

1. Melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan dan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi

2. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi

3. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pimpro/Pimbagpro.

4. Membuat sketsa rencana proyek untuk diajukan kepada pemilik proyek, bila sketsa tersebut disetujui, dibuat gambar-gambar lengkap dengan detail- detailnya.

5. Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan. commit to user commit to user

(6)

6. Membuat perhitungan struktur.

7. Mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek.

8. Memberikan saran kepada pemilik proyek, terutama jika ada masalah dalam pelaksanaan proyek.

3.2.3. Konsultan Manajemen Konstruksi

Konsultan Manajemen Konstruksi adalah pihak perseorangan atau badan usaha yang diangkat oleh pemilik proyek selaku perwakilan dari pemilik proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam batasan yang telah ditentukan. Pada proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City ini, konsultan manajemen konstruksi (MK) adalah PT. Adiguna Sekawan Sejahtera.

Adapun fungsi, tugas, dan wewenang konsultan manajemen konstruksi antara lain:

1. Melaksanakan kegiatan pengawasan.

2. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program maupun tingkat operasional.

3. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pimpro/Pimbagpro.

4. Tidak dapat merangkap sebagai Konsultan Perencana pada pekerjaan yang bersangkutan.

5. Mengendalikan dan mengawasi pekerjaan sehari-hari di lapangan.

6. Mengontrol pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat oleh pelaksana.

7. Mengevaluasi dan menyetujui revisi gambar yang diajukan perencana.

8. Memberi saran dan peringatan kepada pelaksana apabila dinilai kurang baik pelaksaannya atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

3.2.4. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah perseorangan atau badan usaha yang melaksanakan pembangunan secara fisik berdasarkan gambar kerja perencanaan beserta perhitungan dan keterangan spesifikasi teknis yang berhubungan, sesuai dengan commit to user commit to user

(7)

persyaratan-persyaratan yang telah disepakati. Pada proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City, kontraktor pelaksana adalah PT. PP (Persero).

Adapun fungsi, tugas, dan wewenang kontraktor pelaksana antara lain:

1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan.

2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemilik proyek.

3. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.

4. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong.

5. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada pemberi tugas.

6. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

7. Melakukan perbaikan atas kerusakan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua biayanya.

8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.

9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.

10. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.

11. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang bersifat di luar dugaan dan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek (Owner).

3.2.5. Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-unsur commit to user commit to user

(8)

pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha mencapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga pekerjaan bisa terkoordinir dengan baik.

Dalam hubungan kerja ini terdapat koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak yang terkait. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak sesuai peraturan yang ada. Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan dapat diskemakan seperti dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pengelola Proyek

3.3. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

PT. PP (Persero) sebagai kontraktor pelaksana proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City membentuk badan pelaksana proyek yang mempunyai tugas melaksakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan dibentuknya tim pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan

Pemilik Proyek

Konsultan Pengawas

Kontraktor Utama

Subkontraktor

Konsultan QS

Kontraktor Pondasi Kontraktor Tanah

Konsultan Arsitektur

Konsultan Struktur

Konsultan Mecanical

Electrical

commit to user commit to user

(9)

pekerjaan dengan sistem kerja yang jelas dan terarah. Unsur-unsur dalam badan ini mempunyai tanggung jawab dan kewajiban masing-masing.

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing pihak pada struktur organisasi kontraktor pelaksana proyek ini sebagai berikut:

3.3.1. Kepala Proyek (Project Manager)

Seorang kepala proyek dituntut untuk mengkoordinasikan seluruh pihak dan memberikan informasi lengkap yang berhubungan dengan kemajuan proyek kepada pemilik proyek. Tugas dan tanggung jawab kepala proyek antara lain :

1. Melaksanakan kick of meeting (rapat pra pelaksanaan) dan rapat tinjauan manajemen proyek.

2. Bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas atas seluruh kegiatan proyek.

3. Menyeleksi supplier dan sub kontraktor.

4. Menjamin penerapan manajemen proyek pihak kontraktor pelaksana secara keseluruhan.

5. Menentukan kebijakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan solusi perbaikan serta pencegahan Non Conformance (NC).

6. Melaporkan kegiatan dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan proyek kepada pemilik proyek secara periodik.

7. Memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek.

8. Mengevaluasi hasil pekerjaan konstruksi dalam rapat internal.

9. Berkoordinasi dengan deputi kepala proyek tentang kegiatan pelaksanaan pekerjaan proyek dan membahas cara mengatasi permasalahan yang timbul selama pelaksanaan.

10. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa verifikasi hasil komparasi vendor dan penetapan vendor atau supplier.

11. Penanggung jawab pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) proyek.

commit to user commit to user

(10)

12. Membuat project closed out dari Pra Hand Over (PHO) atau serah terima pertama dan Final Hand Over (FHO) atau serah terima kedua, serta buku kuning (buku laporan akhir pelaksanaan).

3.3.2. Kepala Operasional Lapangan (Site Operational Manager)

Manager Lapangan atau Site Operational Manager (SOM) mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Bertanggung jawab terhadap mutu hasil kerja mandor, supplier dan sub kontraktor.

2. Menyelesaikan masalah-masalah teknis dan non teknis yang terjadi dalam proyek.

3. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada PM (Project Manager).

4. Mempersiapkan laporan-laporan progress laporan mingguan (weekly report) dan laporan bulanan (monthly report).

5. Mempersiapkan QC (Quality Control) prosedur dan QA (Quality Assurance) prosedur.

6. Memberikan pengarahan kepada chief supervisor yang dipimpinnya.

7. Review schedule dengan sistem “S” curve.

8. Membantu PM (Project Manager) dalam evaluasi package system.

9. Membantu PM (Project Manager) dalam mempersiapkan contract package system.

3.3.3. Kepala Teknik Lapangan (Site Engineering Manager)

Kepala Teknis Lapangan atau Site Engineering Manager (SEM) mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Memahami gambar perencanaan dari konsultan perencana dan menyediakan gambar kerja.

2. Membuat laporan kinerja proyek dan mempersiapkan data teknis untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

3. Melakukan pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan proyek, seperti jadwal kedatangan bahan konstruksi dan jadwal kedatangan alat konstruksi.

commit to user commit to user

(11)

4. Mengkoordinir, merevisi, dan mengesahkan pembuatan Shop drawing dan AsBuilt Drawing.

5. Memperbarui Work Breakdown Structure (WBS), schedule, drawing, dan costbaseline.

6. Mengendalikan dan mengkoordinir pembuatan dokumen yang berhubungan dengan pekerjaan engineering.

7. Mengupayakan efisiensi dan efektivitas pemakaian bahan konstruksi, alat konstruksi, dan tenaga kerja.

3.3.4. Kepala Administrasi Proyek (Site Administration Manager)

Kepala Administrasi Proyek atau Site Administration Manager (SAM) mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Manajer Proyek (Project Manager) tentang masalah administrasi proyek.

2. Mempersiapkan bahan-bahan untuk back-up data in-voice ke Pemilik Proyek (Owner).

3. Bekerjasama dengan Engineer dalam mempersiapkan paket-paket pekerjaan.

4. Mempersiapkan surat perjanjian/kontrak kerja kepada masing-masing spesialis.

5. Memeriksa kelengkapan administrasi kontraktor sebelum disetujui oleh Manajer Proyek (Project Manager).

6. Mengadakan koordinasi kerja dengan masing-masing Site Manager.

7. Bekerjasama dengan Site Manager dalam mempersiapkan laporan (Weekly Report dan Monthly Report).

3.3.5. Pelaksana Lapangan (Site Supervisor)

Pelaksana lapangan melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan produksi dilapangan. Pelaksana lapangan berkoordinasi dengan supervisor struktur, supervisor arsitektur, dan supervisor mekanikal elektrikal untuk pelaksanaan pekerjaan produksi suatu proyek. Tugas dan tanggung jawab pelaksana lapangan antara lain:

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai Project Plan Book (PPB). commit to user commit to user

(12)

2. Melakukan pelatihan prosedur pelaksanaan pekerjaan dan mengkoordinasi pekerjaan mock up.

3. Bertanggung jawab dan mengkontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan produksi konstruksi.

4. Memimpin rapat koordinasi pelaksanaan pekerjaan produksi konstruksi.

5. Melakukan inspeksi dan monitoring pelaksanaan pekerjaan produksi konstruksi.

6. Membuat proteksi hasil pekerjaan dan membuat identifikasi hasil pekerjaan.

7. Membuat laporan pelaksanaan secara periodik (laporan harian dan prestasi pekerjaan).

3.3.6. Surveyor

Surveyor mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Membuat schedule pemakaian alat survey dan kalibrasi.

2. Membuat metode survey dan mempelajari informasi batas patok proyek dan Bench Mark (BM).

3. Membuat marking posisi dan elevasi bagian bangunan di lapangan sesuai dengan gambar kerja.

4. Membuat marking posisi dan elevasi bagian bekisting.

5. Membuat data ukuran atau posisi kondisi lapangan sebagai masukan ke bagian engineering.

6. Membuat arsip data hasil pengukuran lapangan.

3.3.7. Drafter

Tugas dan tanggung jawab dari Drafter antara lain:

1. Mengisi daftar penerimaan gambar dan distribusi.

2. Melaksanakan pembuatan gambar shop drawing dan as built drawing sesuai konsep.

3. Meng update gambar layout setiap bulan.

4. Membuat detailed drawing berdasarkan detailed design.

5. Melakukan identifikasi dan revisi gambar perencanaan.

commit to user commit to user

(13)

3.3.8. Metode Proyek

Tugas dan tanggung jawab Metode Proyek antara lain:

1. Menghitung volume awal atau Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan volume realisasi.

2. Membuat rekapitulasi harian perminggu dan kapasitas produksi hasil laporan harian.

3. Mereview dan mengevaluasi perhitungan dan analisa Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.

4. Melakukan verifikasi dan memonitor terlaksananya tagihan atau claim sub kontraktor terhadap kontrak dan realisasi lapangan.

5. Membuat dan memonitor terlaksananya tagihan atau claim ke owner sesuai kontrak kerja untuk pembayaran termin.

6. Menghitung dan mengontrol pekerjaan tambahan maupun pekerjaan kurang bagi pihak kontraktor pelaksana.

7. Melakukan koordinasi dengan pihak konsultan perencana dan manajemen konstruksi dalam mengawal aspek biaya pada proyek.

8. Melaksanakan pekerjaan perbandingan spesifikasi, gambar, dan klarifikasi.

9. Melaksanakan peninjauan kontrak atas amandemen atau perubahan kontrak kerja.

3.3.9. Quality Control

Tugas dan tanggung jawab Quality Control antara lain:

1. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesan barang untuk intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner untuk memastikan material yang akan digunakan sudah sesuai dengan kriteria.

2. Memberi teguran secara langsung kepada pelaksana, atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau pengadaan material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.

3. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkankan maupun yang sudah tiba di lokasi proyek.

4. Mengikuti jalanya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan dapat dicegah. commit to user commit to user

(14)

5. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan dilapangan sudah sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing.

6. Meminta contoh material yang berisi spesifikasi material bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material terpilih sesuai dengan standar kualitas yang dalam kontrak kerja.

7. Membuat laporan dan data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan quality qontrol pada proyek bangunan.

3.3.10. Safety Officer ( SHEO)

Tugas dan tanggung jawab dari Safety Officer antara lain:

1. Membuat rencanadan melaksanakan kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) proyek.

2. Merencanakan dan memasang rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di site plan location.

3. Mengidentifikasi potensial kondisi dan tindakan tidak aman dan menyampaikan masalah yang rawan kecelakaan.

4. Mengkoordinasikan penyediaan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan penanganan kecelakaan kerja.

5. Memimpin inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Membuat laporan kecelakaan kerja.

7. Memberikan peringatan bagi yang tidak mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

3.3.11. Bagian Logistik dan Peralatan

Tugas dan tanggung jawab bagian logistik dan peralatan antara lain:

1. Bersama Site Manager membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek yang dibutuhkan.

2. Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa peralatan yang diperlukan.

3. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.

4. Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian bahan. commit to user commit to user

(15)

5. Melaksanakan pemeliharaan bahan dan peralatan.

6. Mengadakan mobilisasi dan demobilisasi sesuai dengan jadwal penggunaan alat dan bahan.

7. Membuat laporan manajerial tentang penggunaan bahan dan peralatan selama pelaksanaan proyek.

3.3.12. Mandor

Tugas dan tanggung jawab mandor antara lain:

1. Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai yang direncanakan baik terhadap jumlah maupun mutunya.

2. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan peralatan yang ada di proyek.

3. Mengecek kualitas semua material yang ada.

4. Mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perijinan dalam pekerjaan lapangan.

5. Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu serta dilengkapi dengan foto-foto dan keterangan lengkap.

3.3.13. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan melaksanakan pekerjaan di lapangan secara langsung dari waktu yang telah ditentukan dengan mendapat upah yang diterima setiap hari, mingguan maupun bulanan.

commit to user commit to user

(16)

Gambar 3.2. Struktur Organisasi Proyek AEON Mixed Use Sentul City

commit to user commit to user

(17)

3.4. Rencana Kerja

Rencana Kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di proyek dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, pengendalian proyek lebih mudah dan berjalan lancar. Dalam pembuatan rencana kerja, faktor-faktor penghambat yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Keadaan cuaca yang tidak mengijinkan untuk meneruskan pekerjaan.

b. Keterbatasan dan keterlambatan penyediaan bahan material.

c. Perubahan desain sewaktu-waktu atas permintaan pihak owner sehingga menghambat pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

3.4.1. Kurva S

Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:

% 100 pekerjaan x

harga jumlah

pekerjaan jenis

suatu harga Jumlah pekerjaan

Total

Bobot

Kurva S menunjukkan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.

Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang akan diselesaikan.

2. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.

3. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana. commit to user commit to user

(18)

3.4.2. Matrix

Matrix adalah salah satu bentuk cara penyampaian dalam time schedule. Dalam kondisi di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan dalam proyek sudah direncanakan sedemikian rupa, namun masih terjadi permasalahan yang dapat menghambat pekerjaan proyek yang pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan. Permasalahan yang terjadi dapat berupa ketidaksamaan pendapat antar pihak, maupun masalah teknis yang dalam pengambilan keputusannya melibatkan berbagai pihak untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu perlu diadakan rapat pertemuan untuk menyelesaikannya, diantaranya:

a. Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi yaitu rapat internal kontraktor pelaksana yang dihadiri oleh kepala proyek, manajer lapangan, kepala teknik lapangan, kepala pelaksana lapangan, supervisor, mekanikal elektrikal untuk membahas masalah teknis pelaksanaan pekerjaan dan administrasi.

b. Rapat Teknis

Rapat teknis yaitu rapat eksternal yang dihadiri oleh konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana untuk membicarakan masalah ketidakjelasan gambar kerja, ketidaksamaan pendapat, maupun adanya perubahan yang akan dilakukan.

c. Rapat Khusus

Dalam rapat khusus dibicarakan masalah khusus yang terjadi di proyek maupun di lingkungan proyek. Rapat khusus biasa dilakukan oleh kontraktor pelaksana dengan dengan sub kontraktor.

3.4.3. Network Planning

Network Planning adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan yang menggunakan alur, urutan waktu dan jenis aktivitas. Dalam penyusunan network planning, dikumpulkan terlebih dahulu semua kegiatan yang akan dikerjakan dan mencatat kegiatan-kegiatan yang saling tergantung satu sama lain antar pekerjaan.

Dari network planning dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

1. Kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis, sehingga dapat dijaga agar kegiatan tersebut tidak sampai mengalami keterlambatan waktu dan commit to user commit to user

(19)

mengakibatkan keterlambatan waktu bagi kegiatan lain yang mengikuti atau berhubungan.

2. Kegiatan yang mandahului, menyusul ataupun kegiatan yang mulai pada saat bersamaan dengan kegiatan lain.

3. Kegiatan yang dapat ditunda pelaksanaannya sampai pada saat batas waktu tertentu tanpa mempengaruhi kegiatan yang lain.

Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network Planning (NWP) suatu proyek adalah:

a. Durasi

Adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.

b. Dummy

Adalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak membutuhkan waktu dan tenaga kerja.

c. Free Floating

Adalah jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjang tanpa mempengaruhi aktivitas berikutnya atau keseluruhan.

Prosedur penysunan Network Planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut:

a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.

b. Menghitung volume tiap pekerjaan.

c. Mempelajari saling ketergantungan setiap pekerjaan dan penyusunan diagram network.

d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan tidak boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.

3.5. Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Suatu proyek akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek harus dilakukan terus menerus selama proyek berlangsung. Peninjauan secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode pengendalian commit to user commit to user

(20)

proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan antara lain:

a. Pengendalian mutu.

b. Pengendalian biaya.

c. Pengendalian waktu.

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan.

Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu:

a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.

b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.

c. Waktu penyelesaian pekerjaan.

3.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak kerja. Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan pengawas. Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim- tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor. Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing- masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala kepada Project Manajer untuk dilaporkan kepada Owner.

commit to user commit to user

(21)

3.5.2. Pengendalian Biaya (Cost Control)

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.

Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan pengeluaran beberapa hal:

a. Material atau Bahan

Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak terjadi pembuangan material secara berlebihhan. Hal tersebut dapat dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan. Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pemuatan material secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya. Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja. Pengendalian material yang digunakan ini, misal: bahan material semen dimana pengawas berhak memeriksa semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat menyatakan menerima atau menolak semen tersebut.

b. Peralatan

Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya masalah teknis.

commit to user commit to user

(22)

c. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya pekerja yang beristirahat saat jam kerja.

3.5.3 Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena akan mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network planning yang selanjutnya akan digunakan Critical Path Method (CPM), untuk dapat mengendalikan waktu dengan tepat.

Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.

a. Man Power Schedule

Man power schedule merupakan bagian yang menganalisa kebutuhan tenaga kerja untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu (hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan, dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material Schedule

Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.

Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan commit to user commit to user

(23)

untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan.

Jenis material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

Dalam proyek pembangunan AEON Mixed Use Sentul City pengendalian waktu secara riil dapat dimonitoring langsung dengan kurva S, sehingga dapat diketahui perencanaan, pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Hasil monitoring tersebut tiap beberapa bulan sekali diminta oleh Owner dalam bentuk presentasi.

3.6 . Sistem Pelaporan dan Koordinasi

Pengertian system pelaporan dan koordinasi di sini adalah perpaduan integrasi permasalahan dan sinkronisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek pembangunan. Tujuan dari sistem pelaporan dan koordinasi dalam kegiatan proyek pembangunan adalah untuk menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab semua pihak sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui prestasi dan tingkat kemajuan dari jalannya pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Laporan ini berbentuk laporan harian, mingguan, dan bulanan.

3.6.1. Laporan Harian

Laporan harian berisi tentang hal-hal yang terjadi di lapangan pada hari tersebut dan dibuat setiap hari oleh kontraktor/pelaksana. Isi laporan harian antara lain:

1. Pekerjaan yang dilaksanakan.

2. Jumlah tenaga kerja dan bahan material yang digunakan.

3. Keadaan cuaca dan lain-lain.

Dengan adanya laporan ini, maka segala kegiatan proyek dilaksanakan tiap hari dapat dimonitor dengan baik.

3.6.2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan-laporan harian untuk memperoleh gambaran kemajuan yang telah dicapai dalam satu minggu. Laporan mingguan ini berisi tentang: commit to user commit to user

(24)

1. Pekerjaan yang telah diselesaikan.

2. Volume pekerjaan.

3. Persentasi pekerjaan mingguan 4. Prestasi kerja.

Dari laporan mingguan ini, maka bobot prestasi pekerjaan dapat diplotkan ke time schedule yang ada, sehingga kemajuan proyek dapat diketahui dan dievaluasi. Pada proyek ini, setiap hari Kamis diadakan rapat mingguan untuk menjelaskan progress tiap zona. Pada saat kerja praktek, penulis juga mendapat tugas membuat laporan mingguan mengenai progress pengecoran, produktivitas pekerjaan, jumlah tulangan, dan lain-lain.

3.6.3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan digunakan untuk memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam satu bulan dan disusun berdasarkan laporan mingguan selama satu bulan tersebut. Kemudian dibahas bersama dalam rapat koordinasi antara kontraktor/pelaksana dengan manager konstruksi. Dari laporan-laporan ini, segala permasalahan di lapangan dapat dimonitor dengan baik dan prestasi pekerjaan dapat dievaluasi dengan mudah.

commit to user commit to user

Gambar

Gambar 3.1. Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pengelola Proyek
Gambar 3.2. Struktur Organisasi Proyek AEON Mixed Use Sentul City

Referensi

Dokumen terkait

Sebut dan jelaskan juga resiko yang mtrngftin timbul dari proyek yang saudara usulkan" dan berikan pula solusi untqk resiko yang akan di hnrlapai tersebut.. SOAL 2 ( Bobot

3.2 Dilakukan monitoring dan audit secara proactif sepanjang umur proyek dengan hasil sesuai rencana penanganan resiko untuk resiko non kritis didokumentasikan termasuk resiko sisa

Organisasi Proyek Matriks adalah organisasi proyek murni yang melekat pada divisi fungsional pada organisasi induk sehingga pada dasarnya menggabungkan kelebihan

pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan.. berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu hasil yang se-efektif dan

Untuk menyelesaikan keintegritasan manajemen proyek harus terlibat di dalam lingkup proyek, kualitas, waktu, biaya, sumber daya manusia, komunikasi, resiko,

Maka dalam dunia konstruksi manajemen dapat disebut sebagai suatu teknik yang terdiri dari ilmu, ketrampilan, dan seni yang dilakukan di lingkungan proyek dalam rangka untuk

Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan

Pada pendekatan analisis aliran kas akan dibahas mengenai aliran kas yang mempertimbangkan probabilitas ketidakpastian (resiko) aliran kas dari suatu proyek