• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK S"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Tata Surya Dan Posisi Penyusun Tata Surya Melalui Metode Eksperimen

Di SD Negeri Cimanggu 01

DISUSUN OLEH :

ISTANTI,S.Pd.SD

NIP. 19640606 198405 2 003

SD NEGERI CIMANGGU 01

UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

KECAMATAN CIMANGGU

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai pemelihara, penerus, penerjemah dan penyelenggara. Di samping itu, seorang guru juga harus menguasai materi pembelajaran atau mampu menyajikan secara tepat sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan.

Ternyata yang terjadi di kelas tempat peneliti mengajar, hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Siswa pasif, tidak berani bertanya, tidak berani menjawab pertanyaan dan hasil yang dicapai rendah. Ketika dilakukan studi pendahuluan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar “Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya”, peneliti menyampaikan pembelajaran dengan metode eksperimen.

Pembelajaran diawali dengan mengabsen kehadiran siswa, menyiapkan alat peraga, dan mengatur tempat duduk siswa. Apersepsi dengan mengadakan tanya jawab tentang benda-benda yang mudah bergerak, bentuk roda sepeda yang dijawab oleh sebagian siswa dengan jawaban sekadarnya. Bagi siswa yang menjawab diberi penguatan untuk memberi motivasi belajar siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor yang menentukan keberhasilan belajar. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas mengajar tentu menjadi harapan semua guru.

(4)

membaca buku Ilmu pengetahuan Alam. Sehingga guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Ternyata, sebagian pertanyaan saja yang terjawab siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi. Siswa mengerjakan soal-soal secara individual.

Berdasarakan uraian tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah sebagai berikut : 1. Siswa tampak ragu-ragu dan bingung saat menjawab pertanyaan guru 2. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

4. Hasil ulangan Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh masih sangat rendah.

Dengan melakukan refleksi diri, kaji literature dan diskusi dengan teman sejawat dapat diketahui bahwa kemungkinan faktor penyebab timbulnya masalah di atas adalah :

1. Metode pembelajaran kurang menarik siswa 2. Penjelsan guru terlalu cepat

3. Guru tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran 4. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran

5. Guru kurang memberikan soal-soal latihan.

Hasil tes formatif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar “Mendeskripsikan Sistem Tata Surya dan Posisi Penyusun Tata Surya” diperoleh 23,3 % atau 10 siswa dari 43 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi 70 % ke atas. Sebagai guru yang profesional merasa termotivasi untuk melakukan perbaikan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya perbaikan yang peneliti lakukan dengan mengadakan Peneltian Tindakan Kelas (PTK).

B. Rumusan Masalah

(5)

1. Apakah siswa mengalami peningkatan keaktifan belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?

2. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka ditetapkan tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

2. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi :

1. Guru

a. Untuk memeperbaiki pembelajaran yang dikelolanya

b. Memperbaiki kinerja guru untuk berkembang secara profesional c. Meningkatkan aktifitas guru dalam pembelajaran untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

2. Siswa

a. Memperbaiki belajar siswa, agar hasil belajar siswa meningkat

b. Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga keaktifan belajar siswa meningkat

c. Siswa dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri d. Untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya,

sehingga hasil belajar siswa dan minat belajar siswa meningkat.

3. Sekolah

a. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah

b. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan bagi siswa

c. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan keseluruhan pola perilaku, baik berupa kognitif, afektif maupun psikomotor dan merupakan kesatuan yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar pada suatu periode tertentu. Sehubungan dengan konsep hasil belajar, Baharudin (1990 : 65) mengemukakan sebagai berikut :

“Hasil belajar siswa berhubungan dengan tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui, memahami, menyikapi atau menguasai suatu pengetahuan dalam materi tertentu menurut ukuran yang ditetapkan, baik ukuran yang bersifat kongkrit berupa perolehan nilai hasil belajar maupun yang bersifat abstrak berupa perilaku yang ditampilkan oleh siswa”.

Selanjutnya secara lebih jelas dan lengkap Nana S. Sukmadinata (1997 : 124) mengemukakan sebagaiberikut :

“Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di luar sekolah, yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor yang disengaja maupun tidak disengaja”.

Berdasarkan kedua konsep tersebut di atas, maka hasil belajar siswa adalah tingkat atau hasil yang dicapai siswa dalam mengetahui dan memahami materi pelajaran tertentu yang dituangkan dalam bentuk nilai sebagai cerminan pengetahuan, maupun sikap atau keterampilan tertentu yang dimiliki setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

b. Indikator Hasil Belajar

(7)

menjadi tiga macam, yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, serta 3) sikap dan cita-cita.

Sementara secara lebih khusus, Suharsimi Arikunto (1996 : 105) mengidentifikasikan “Indikator hasil belajar siswa terdiri dari nilai harian, nilai ulangan umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab pertanyaan di kelas, nilai ketelitian catatan, pembuatan laporan, ketekunan, keuletan dan usaha”. Sedangkan Winarno Surakhmad (1994 : 150) mengemukakan “Hasil belajar tidak hanya ditentukan oleh metoda dan media yang dipakai, akan tetapi juga oleh sejumlah lainnya yang mempengaruhi tingkah laku siswa terhadap situasi belajar”. Selanjutnya dari segi tujuan, sedangkan Winarno Surakhmad (1994 : 164) mengemukakan belajar diajukan pada 1) pengumpulan pengetahuan dan, 2) penanaman konsep dan kecakapan (pembentukan sikap dan kebiasaan).

Benyamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin Makmun (1990 : 14) yang membagi perilaku hasil belajar pada tiga kawasan (domain), yaitu 1) kawasan kognitif (cognitive domain), 2) kawasan afektif (afektif domain) dan 3) kawasan psikomotor (psikomotor domain)”. Khusus mengenai kawasan kognitif dan psikomotor domain yang menjadi sorotan dalam kajian ini memiliki enam jenjang, sebagaimana dikemukakan Alam Abin Syamsudin Makmun (1990 : 15) sebagai berikut :

1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu yang sebelumnya sudah dikenal.

2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan dikomunikasikan dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.

3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi dengan situasi nyata atau khusus, dalam arti bahwa dapat memberikan contoh atau menggunakan dengan tepat atau memecahkan masalah.

4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen menjadi kesatuan yang membentuk keseluruhan.

5) Syintesa (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan kesimpulan tentang berbagai hubungan yang abstrak.

(8)

Berdasarkan urian-uraian yang telah dikemukakan, maka penulis dapat mengemukakan bahwa indicator hasil belajar siswa berhubungan dengan hal yang bersifat konkrit (nilai hasil belajar sebagai manifestasi dan pengetahuan) dan bersifat abstrak (perilaku siswa sebagai manifestasi dan keterampilan). Dengan kata lain bahwa indikator hasil belajar siswa terdiri dari indikator yang berhubungan dengan aspek hasil berupa kemampuan siswa dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan serta aspek proses yang berhubungan dengan perilaku siswa ketika sedang mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.

2. Tata Surya

Dwi Suhartati, dkk. (2008 : 112-118), menyatakan bahwa tata surya adalah rumpun planet, bulan dan serpihan antariksa yang mengorbit di sekeliling matahari. Semua itu disatukan oleh gaya tarik gravitasi matahari. Sistem tata surya kemungkinan terbentuk dari awan besar, gas dan debu antar bintang yang menjadi satu karena gaya gravitasinya sendiri, sekitar lima milyar tahun yang lalu.

Tata surya kita terdiri dari matahari, planet-planet dan semua benda angkasa yang beredar di sekelilingnya seperti astelit, meteorid, komet, dan asteroid. Matahari sebagai pusat tata surya. Planet-planet mengelilingi matahari sesuai dengan orbitnya yang disebut revolusi. Orbit adalah garis edar planet mengelilingi matahari. Bidang tempat beredarnya planet-planet disebut bidang ekliptika. Kala revolusi adalah waktu yang diperlukan planet untuk satu kali berevolusi. Selain berevolusi, planet juga berotasi. Rotasi adalah planet berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi.

(9)

Berdasarkan komposisi bahn penyusunnya, planet dikelompokkan menjadi (a) Planet Teresterial, planet-planet yang berukuran kecil, rapat, dan mempunyai permukaan yang keras. Contohnya : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, (b) Planet Jovian, planet-planet yang sebagian besar merupakan gas. Contohnya : Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.

3. Metode Pembelajaran

Ada beberapa metode yang lazim digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, antara lain adalah metode diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. Dimana masing-masing metode mempunyai suatu karakteristik dan kelebihan atau kekurangan. Tidak ada sutu metode yang paling baik, tetapi penggunaan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Pendekatan khusus dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah pendekatan keterampilan proses yaitu seluruh keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial. (Nuryani dan andrian Rustam, 1997 : 18)

Menurut Winarno Surakhmad (1994 : 96), metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat, fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme guru.

4. Metode Eksperimen

(10)

Bagaimana cara mengerjakannya ? Cara manakah yang paling baik ? Apa yang akan terjadi dengan reaksi itu ?

Meode eksperimen wajar digunakan jika siswa ingin mengetahui suatu hal secara lebih dalam dan rinci melalui pengamatan, pengumpulan data, percobaan, dan analisis.

Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Metode ini dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan. http://fip.uny.ac.id/pjj/wp-content/uploads/2008/11/inisiasi-iv.doc .

Muhammad ali, (1990 : 104) mengemukakan metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang memberi peluang kepada guru dan siswa untuk melakukan percobaan terhadap sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.

Dari pendapat beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Karena melalui berbagai percobaan, anak akan menemukan pengetahuan dan keterampilan. Metode eksperimen sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa.

B. Hipotesis Tindakan

(11)

Pelajaran IPA di SD Negeri Cimanggu 01, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap”.

C. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau pencapaian nilai 70.

2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa yang tuntas telah mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas direncanakan di Sekolah Dasar Negeri Cimanggu 01Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.

Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya Kompetensi Dasar : Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan

gerhana matahari

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan menggunakan model atau charta.

2. Waktu pelaksanaan

Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan September 2011 sedangkan per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut : Siklus Pertama : 09 September 2011 dan 11 September 2011 Siklus Kedua : 16 September 2011 dan 19 September 2011 Siklus Ketiga : 23 September 2011 dan 26 September 2011

B. Prosedur Umum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(13)

Gambar 3.1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan

Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.Setelah pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan dalam bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu diperhalus, hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi upaya perbaikan yang dipikirkan. Sebaiknya perencanaan tersebut didiskusikan dengan teman sejawat untuk memperoleh masukan, dan sebelum direncanakan disimulasikan dulu bersama teman sejawat.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jika perencanaan telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di lapangan. Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh menyimpang. Jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak direncanakan, maka guru hendaknya merumuskan perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru yang diperoleh.

3. Pengamatan

Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan hendaknya juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai

Perencanaan

Mengamati

(14)

dengan form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan dan kesan-kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan kegiatan pemantauan dapat dilakukan oleh guru lain. Disinilah letak kerja kolaborasi antar profesi. Namun, jika petugas pemantau itu bukan rekanan peneliti, sebaiknya diadakan sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga agar data yang dikumpulkan tidak terpengaruh minat pribadinya. Untuk memperoleh data yang lebih obyektif, guru dapat menggunakan alat-alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah evaluasi terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.

4. Refleksi

Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru hendaknya terlebih dahulu menentukan criteria keberhasilan.

(15)

Hasil refleksi terhadap tindakan yang direncanakan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah.

Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus Perbaikan Pembelajaran (dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali barangkali perbaikan yang diinginkan telah terjadi, maka kegiatan pembelajaran telah berakhir. Namun apabila muncul masalah baru yang perlu diatasi, akan kembali dicari pemecahannya melalui daur PTK.

C. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Cimanggu 01 dan teman sejawat.

2. Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas:

a. Proses belajar mengajar

b. Data hasil belajar / tes formatif

c. Data keterkaitana antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan

(16)

Re-3. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Data proses belajar mengajar diambil saat pelaksanaan perbaikan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi.

b. Data hasil belajar diambil dengan mengadakan tes formatif.

c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diambil dari RPPP dan lembar observasi.

d. Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari alternatif pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.

4. Informasi Tentang Observer

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas direncanakan dalam tiga siklus perbaikan pembelajarn. Selama proses pengambilan data, peneliti dibantu oleh teman sejawat.

Nama : SUPARMANTO, S.Pd

NIP : 19580912 197802 1 001

Pekerjaan/Jabatan : Kepala Sekolah

Tugas : Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran.

D. Deskripsi per Siklus 1. Siklus Pertama

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari”

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

(17)

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan menggunakan model atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 09 September 2011 dan 11 September 2011

2. Siklus Kedua

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari”

Materi Pokok : Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana

bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan menggunakan model atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 16 September 2011 dan 19 September 2011

3. Siklus Ketiga

Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran direncanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : VI (enam) / 2

Kompetensi Dasar : “Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari”

(18)

Indikator : 1. Menggambarkan terjadinya gerhana bulan dan matahari

2. Mengenali beberapa bentuk gerhana matahari dan bulan menggunakan model atau charta.

Waktu Pelaksanaan : 23 Pebruari 2009 dan 26 Pebruari 2009

B. BIAYA PENELITIAN

Biaya yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti. Adapun biaya tersebut adalah :

1. Foto copy : Rp. 75.000

2. Kertas folio 1 pack : Rp. 35.000

3. Jilid buku : Rp. 50.000

4. Rental komputer : Rp. 150.000

5. Seminar : Rp. 300.000

6. Alat tulis : Rp. 20.000

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. 2008. Educational Research: Quantitative & Qualitative. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson International Edition.

Gambar

Gambar 3.1. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.2. Daur PTK dalam Tiga Siklus Perbaikan Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari

Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan memilih metode yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka dalam kesempatan ini penulis memilih metode inkuiri terpimpin,

pertanyaan produktif pada pembelajaran Biologi dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja ilmuah dan pemahaman konsep di SMA Tujuan khusus: Meningkatkan kemampuan siswa

Berdasarkan kenyataan diatas terbukti bahwa kemampuan siswa kelas III SDN Umbul Kapuk dalam membaca puisi belum sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar

Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari siswa, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, rekan guru dan peneliti sendiri. Data yang diambil dalam penelitian

1) Perencanaan, yaitu persiapan yang bertolak dari ide awal, hasil pra survey, dan hasil diagnosis yang terkait dengan pemecahan masalah atau fokus tindakan

Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Mendeskripsikan pemanfaatan kertas lipat dalam upaya meningkatkan kemampuan menentukan

Tujuan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang batas-batas Negara melalui gambar peta pada