• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (2)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP AKHLAK TERPUJI DALAM PERGAULAN REMAJA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN

(Penelitian di Kelas IX MTs Swasta Dullah Laut)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk menumbuhkembangkan potensi sumber

daya manusia. Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan potensi yang

ada secara optimal, sehingga dapat mendorong prakarsa, kretifitas dan inovasi dalam usaha

memantapkan kesejahteraan hidup.

Usaha untuk mendorong prakarsa, kreatifitas dan inovasi adalah dengan mentransfer nilai

kebudayaan pendahulunya, yaitu dengan cara belajar. Sebab pada prinsipnya belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah

kepada tingkah laku yang baik (Purwanto, 1997:85). Hal ini untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Belajar merupakan bagian dari pendidikan. Dalam proses pendidikan seorang guru

diperlukan untuk proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utamanya.

Proses belajar mengajar merupakan sebuah kegiatan yang integral (utuh menyeluruh)

antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai fasilitator, pada dasarnya

dapat menimbulkan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama

bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran ini diharapkan dapat melahirkan perubahan tigkah laku.

Perubahan tingkah laku yang diharapkan adalah perubahan yang menyangkut tiga aspek

(2)

Di antara perubahan sebagai hasil proses belajar kognitif adalah adanya pemahaman

dalam diri anak dari materi yang dipelajarinya. Pemahaman tersebut merupakan kemampuan

siswa dalam menghubungkan beberapa unsur atau bagian materi yang dipelajari.

Untuk meningkatkan pemahaman materi kepada anak perlu strategi yang baik dalam

menyampaikan materi. Strategi ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Aqidah akhlak sebagai salah satu bagian dari bidang studi yang ada di MTs mempunyai

cakupan materi yang sangat luas, dari materi yang luas tersebut ada beberapa materi yang

salah satunya tentang konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja, yang seharusnya materi

ni dianggap penting oleh anak karena menyangkut kehidupan atau akhlak mereka sehari-hari

dalam bergaul dengan teman sebayanya, akan tetapi keadaan ini malah sebaliknya.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dan kreatif

dalam kegiatan belajar mengajar. Anak cenderung kurang begitu tertarik dengan materi

akhlak terpuji dalam pergaulan remaja karena selama ini dianggap sebagai materi yang

mementingkan hapalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan

rendahnya minat belajar siswa. Akibat rendahnya minat belajar maka pemahaman mereka

terhadap materi tersebut menjadi kurang.

Banyak faktor yang menyebabkan pemahaman siswa rendah yaitu faktor internal dan

ekternal . Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa antara lain : motivasi belajar,

intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai agen pembelajaran, strategi pembelajaran, sarana

dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan

penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa dengan memberikan kesempatan kepada

(3)

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu

mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Strategi

pembelajaran yang dirancang dengan melibatkan siswa dengan cara menemukan sendiri

(inkuiri) inilah yang dijadikan penulis sebagai salah satu model pembelajaran. Sehingga

panulis mengambil judul Penelitian Tindakan Kelas “Upaya Meningkatkan pemahaman

konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja melalui pendekatan Inkuri

Terpimpin”(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX MTs Swasta Dullah Laut)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja?

3. Apakah metode inkuri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji

dalam pergaulan remaja?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami konsep akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja

2. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap konsep akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja

3. Mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

(4)

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Penulis dapat meningkatkan kualitas keilmuan serta mengimplementasikan metode inkuri

dalam pembelajaran aqidah akhlak

2.Bagi Pengajar

Dapat dijadikan perbandingan dan alternatif model pembelajaran kemampuan dalam

memahami konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3. Bagi siswa

Dengan model pembelajaran inkuri memungkinkan terciptanya suasana belajar yang dapat

membangkitkan semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman siswa pada materi konsep akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

4. Bagi pembelajaran aqidah akhlak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak di sekolah pada umumnya

D. Kerangka Berfikir

Dalam kamus, definisi pemahaman adalah menerima arti. Menyerap ide, memahami,

megetahui secara betul, memahami karakter atai sifat dasar, mengetahui arti kata-kata seperti

dalam bahasa, menyerap dengan jelas fakta atau menyadari (Nana Sudjana, 1989:46).

Selanjutnya Sardiman (1996:42) mengemukakan bahwa pemahaman dapat diartikan

mengusai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti secara

mental makna filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga siswa

dapat memahami suatu situasi. Pemahaman meruapakan salah satu dari aspek kognitif yang

(5)

Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2005:56) adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2004:117) pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut

keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan

rencana yang telah diprogramkan.

Dalam pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang

dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang di luar individu.

Karena pembelajaran merupakan interaksi dua pihak, maka diperlukan strategi pembelajaran

yang menarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bidang studi aqidah akhlak,

khuhusnya untuk materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Karena pada materi ini perlu

ditumbuhkan partisipasi aktif dari siswa sehingga materi yang disampaikan akan mudah

diterima.

Adapun materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja sesuai dengan standar isi

Madarasah Tsanawiyah tahun 2008 meliputi :

1. Pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

2. Mengidentifikasi bentuk dan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

3. Menunjukan nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena

kehidupan

4. Membiasakan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Untuk menyampaikan materi tersebut memerlukan strategi yang baik dalam proses

pembelajaran, agar materi tersebut dapat dengn mudah difahami oleh siswa. Karena selama

ini siswa menganggap bahwa materi ini adalah materi yang dibiasa dilakukan sehari-hari jadi

(6)

metode yang bisa menggugah semangat belajar siswa, sehingga siswa bisa berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran atau strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika

dalam praktik dunia pendidikan. Salah satu strategi yang bisa membangkitkan semangat

belajar dan menambah wawasan yang lebih luas serta memberi kesempatan untuk

berpendapat kepada siswa adalah model pembelajaran inkuri.

Inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas

dengan bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri

pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru (Roesiyah,N.K.1998:45) . Inkuri

merupakan proses, terdapat interaksi yang tinggi antara siswa dan pengajar, alat atau bahan,

materi pelajaran dan lingkungan (Arifin M. 1995: 28).

Pelaksanaan inkuri dalam kelas yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah. Siswa

dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus

dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas dalam kelompok. Hasil

kerjanya didiskusikan kemudian membuat laporan yang tersusun dengan baik.

Dari pembahasan di atas dapat diduga bahawa pendekatan inkuri dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif dimana siswa dapat mebangun sendiri

pengetahuannya, menemukan pengetahuan dengan bertanya, kerja kelompok, belajar dari

model yang sebenarnya bukan hanya sekedar menghapal tetapi lebih kepada pemecahan

masalah.

Tabel I

(7)

Pemahaman siswa tentang akhlak

terpuji

Dalam pergaulan remaja

Metode Inkuiri Terpimpin

Indikator

1. Memahami pengertian

2. Memberi contoh

3. Kemampuan membedakan

4. Kemampuan menyimpulkan

Guru memberikan beberapa

beberapa masalah untuk

dipecahkan/diselesaikan oleh siswa

E. Hipotesis

Jika metode inkuri digunakan maka pemahaman siswa terhadap bidang studi aqidah

akhlak ksususnya pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dapat meningkat.

F. Langkah-langkah Penelitian

1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertempat di MTs Al-Jawami dengan

mengambil kelas IX B. Pengambilan kelas IX, karena materi penelitian yang dibahas oleh

penulis ada pada kelas IX.

Adapun karakteristik dari kelas IX B dilihat dari jumlah siswa berjumlah 32 siswa terdiri

dari 18 laki-laki dan 14 perempuan. Latar belakang pendidikan awal mereka kebanyakan

berasal dari SD sehingga sedikitnya mempengaruhi pemahaman mereka terhadap bidang

studi aqidah akhlak karena di SD tidak diajarkan bidang studi aqidah akhlak secara khusus

berbeda dengan meraka yang keluaran dari MI, mereka mempunyai dasar untuk mempelajari

aqidah akhlak karena memang di MI ada bidang studi khusus. Meskipun mereka telah belajar

(8)

terhadap akhlak terpuji pada remaja masih kurang, apalagi mereka pada tingkat remaja yang

merasa diri mereka sudah tahu segalanya, sehingga ketika guru menyampaikan materi tentang

akhlak remaja mereka kurang antusias. Siswa beranggapan materi yang disampaikan banyak

menekankan pada aspek pengetahuan sedangkan mereka pada usia seperti ini ingin

menyampaikan pendapat yang sesuai dengan pengalamannya. Akibat kurang antusias inilah

pemahaman siswa terhadap materi aklak terpuji dalam pergaulan remaja menjadi kurang.

2. Pengumpulan Data

a. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu

metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan memaparkan atau

menggambarkan apa adanya tentang hasil suatu penelitian.

Aplikasi metode deskriptif dimkasudkan utuk penyelidikan yang tertuju pada

pemacahan masalah pada saat sekarang. Adapun pelaksanaan metode deskriptif ini tidak

terbatas hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan

interpensi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penelkitian deskriptif

dengan membandingkan kesamaan dan perbedaan fenomena..

Pengambilan metode ini karena masalah yang diteliti merupakan kasus yang terjadi

pada masa sekarang dan masih berlangsung serta masalah yang diteliti merupakan

permasalahan yang hendak dipecahkan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, akan dipergunakan teknik-teknik sebagai

berikut :

1) Tes

Tes merupakan prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu, dengan cara ukuran

(9)

tes ini karena yang diukur adalah tingkat pemahaman siswa pada materi akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja. Jumlah pertanyaan yang diajukan 5 butir dengan soal Essay.

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh teori-teori atau pendapat yang

menunjang penelitian ini. Sejumlah teori dan pendapat tersebut dikembangkan dan dijabarkan

sehingga menjadi sebuah sistem pemikiran yang berkesinambungan, yang ada sangkut

pautnya dengan penelitian.

c. Analisa data

Setelah semua data diperoleh dengan alat pengumpul data yang penulis tetapkan di atas,

maka langkah selanjutnya adalah proses analisa data. Melihat data yang diperolah berupa

data kuantitatif yang telah dikuantifikasikan dengan angka, maka analisa data dilakukan

dengan prosedur perhitungan statistik.

d. Rancangan Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan selama 1 bulan 2 minggu dimulai pada akhir oktober sampai

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Diponegoro, Bandung,

1995

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, CV.Remaja Rosda Karya,2004

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf , Grofinda Persada, Jakarta, 2008

Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, PT.Intermasa, 1986

Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Diponegoro Bandung, 1988

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga,

2002

Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya ,

2007

Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.

Malang, IKIP Malang , 2004

Nan Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya

Bandung, 2004

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,

PT.Bumi Aksara Jakarta, 2005

Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 1984

Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV.Rajawali Press

Jakarta, 2001

(11)

Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian, Rineka Cipta Jakarta, 1998

Wahid, Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah, Kelas IX. Bandung

Armico , 2008

Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung, PT.Remaja

Rosdakarya , 2004

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara Jakarta, 1996

BAB II

KAJIAN TEORITIS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN

A. Kajian Teoritik

(12)

Kata “Pemahaman” merupakan kata benda abstrak yang terbentuk darai kata dasar

“paham”, kata “pemahaman” mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an” yang secara

etimologi diartikan proses, perbuatan, cara memahami dan memahamkan. Menurut

Taksonomi perilaku Bloom (1974) yang dikutip Abin Syamsudin (2002:26) menyatakan

pemahaman merupakan bagian kawasan kognitif.

Cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan slanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubugan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak, afeksi/perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Muhibbin Syah 2000:66)

Pernyataan di atas merupakan teori kognitif yang merupakan grand teori dari

pemahaman, karena pemahaman merupakan bagian dari kawasan kognitif. Untuk lebih

jelasnya berikut beberapa pendapat tentang pemahaman.

Uzer Usan dan Lilis Setiawati (1993:157) menyatakan bahwa pemahaman adalah

kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep, sehingga bahan yang dipelajari mudah

dicerna dan kemudian dapat membuat suatu pengertian atau pengungkapan kembali dengan

konsep sendiri.

Tingkat kemampuan pemahaman lebih tinggi dari kemampuan pengetahuan, karena pada

tingkat pemahaman trkandung di dalamnya kemampuan menilai dan menghayati sutu bahan

yang dikaji, pemahaman merupakan kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada

pengetahuan (Nana Sudjana, 2004:24).

Menurut S. Nasution (1987:35) yang dimaksud pemahaman adalah kesanggupan untuk

menyatakan suatu definisi, merumuskan kata-kata sulit dengan perkataan sendiri dapat pula

merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori dan implikasi, meramalkan

kemungkinan atau akibat sesuatu. Definisi ini lebih menekankan pada pengambilan makna

(13)

melihat kegunaan bahan yang dipelajarinya, emudian mengaplikasikan dalam berbagai

tujuan.

Sedangkan Sardiman (2001:414) manyatakan bahwa :

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dikatakan demikian karena dalam memahami sesuatu seseorang dituntut untuk mengerti secara mental makna, implikasi dan aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan sesorang dapat memahami suatu sitiasi yang dihadapinya.

Pernyataan di atas menegaskan bahwa pemahaman mempunyai arti yang sangat

mendasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pertama siswa dapat memahami maksud

suatu materi, kedua dapat menangkap makna materi dan ketiga mengaplikasikannya dalam

bentuk perkataan dan perbuatan yang merupakan tujuan akhir dari proses belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dimbil kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan pemahaman adalah keampuan menangkap makna suatu konsep dan menguasainya,

sehingga dapat mengungkapkan kembali makna tersebut dengan kontek lain.

Kemampusn menangkap makna meruapakan pendalaman dalam pengausaab materi yang

dijadikan bahan pertimbangan dalam berperilaku atau tindakan. Perilaku tersebut bisa dalam

proses belajar mengajar ataupun hasil dari pemahaman yang diperoleh siswa tersebut.

2. Indikator Pemahaman

Taksonomi perilaku Bloom (1974) yang dikutip Abin Syamsudin (2004:26) manyatakan

pemahaman (comprehension) merupakan bagian kawasan kognitif yang tingkatannya lebih

tinggi satu tinkat dari pengetahuan. Untuk membedakan pemahaman dan pengetahuan, maka

penulis mengungkapkan beberapa ciri pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan antara lain :

Muhibbin Syah (2000:151) mengungkapkan ciri-ciri pemahaman adalah dapat

menjelaskan dengan lisan sendiri. Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun (2004:187)

ciri-ciri yang paham adalah dapat menjelaskan lagi, dapat mendefinisikan dan dapat

(14)

Sedangkan menurut Uzer Usman (1999:38) bahwa ciri-ciri pemahaman adalah dapat

mengubah, menjelaskan, mengikhtisarkan, menyususn kembali, menafsirkan, membedakan ,

memperkirakan, memperluas,menyimpulkan dan menganulir. Winkel (1999:246) mengatakan

bahwa kemampuan pemahaman dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari sutu bacaan,

dapat mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain dan membuat

perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu.

Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :

a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari arti terjemahan kedalam arti sebenarnya.

b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan diketahui yang berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Tingkat ketiga atau tertinggi yaitu pemahaman ekstrapolsi. Dengan ekstrapolsi diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis (Nana Sudjana, 1995:24)

Sedangkan Zakiah Darajat menegukakan bahwa hasil belajar pemahaman meliputi :

a. Kemampuan untuk menterjemahkan dan memahami ayat-ayat yang terbentuk metafora, simbolisme, sindiran, dan peryataan-pernyataan yang dapat diilmukan.

b. Kemampuan untuk menafsirkan, yaitu mencakup penyususnan kembali atau penataan kembali suatu kesimpulan sehingga merupakan suatu pandangan baru, baik dari ayat-ayat ataupun hadits-hadits.

c. Kemampuan menyimpulkan makna yang terkandung dalam ajaran Islam, sehingga dapat enentukan dan meramalkan arah-arah penggunaannya, akibat-akibatnya dan hasil-hasilnya. (Zakiah Darajat, 2004:199)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakn bahwa ondikator pemahaman

meliputi kemampuan utuk menterjemahkan /mengartikan maksud, kemampuan untuk

menafsirkan/menjelaskan, kemampuan membedakan dan kemampuan menyimpulkan.

Keempat indikator itu merupakan indikator pemahaman yang diambil dan dibahas juga

dikembangkan dalam penelitian ini, sehingga dijadikan tolak ukur dalam penentuan

pengukuran pemahaman.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman

Pemahaman merupakan suatu proses memahami sesuatu yang dipelajari, keberhasilan

(15)

a. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sanga pundamental

dalam setiap penyelenggaraaan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau

gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang

dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan rumah (Muhibbin Syah,

2000:89)

Menurut Abin Syamsudin (2000:161-162) bahwa mekanisme proses belajar dari anak

dapat diterangkan dalam tiga tahap, yaitu :

1) Tahap pertama penerimaan input informasi

2) Tahap kedua pengolahan informasi

3) Tahap ketiga ekspresi hasil pengolaham informasi.

Tahap pertama, input informasi (penjelasan materi dalam bentuk lisan atau tulisan)

diterima anak kemudidn dibaca dan diperhatikan, sehingga menimbulkan pemahaman yang

disimpan dalam daya ingatan (memorinya).

Tahap kedua, informasi yang telah ada dalam ingatan anak akan diolah untuk

mentransformasikan menjadi bentuk abstrak atau konseptual, sehingga menghasilkan

kesimpulan, generalisasi, interpretasi dan keputusan-keputusan tertentu.

Tahap ketiga, anak mengekspresikan hasil pengolahan dan menafsirkan sehingga

menghidpkan pola-pola sambutan dan perilaku, yang berfungsi untuk memahami

gejala-gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai jawaban atau respon informasi.

Dari penjelasan proses belajar di atas, belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir

secara logis dan rasional, akan mewujudkan pemahaman dalam diri anak.

b. Berpikir

Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu suatu proses simbolis [OPIK1].

(16)

mengenai suatu makanan yang tidak ada, maka kita tersebut menggunakan ide dan simbol

tertentu dan tingkah laku inilah yang diesbut berpikir (Sarlito, 1996:46).

c. Memori/ingatan

Memori merupakan fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus dan merupakan

storage sistem, yaitu menyimpan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak

manusia (Muhubbin Syah, 2000:96)

Mengingat adalah perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui untuk pada

suatu saat akan dikeluarkan dan digunakan kembali. Tanpa ingatan maka hampir tidak

mungkin seseorang mempelajari sesuatu (Sarlito, 1996:48-49). Sedangkan menurut Ngalim

Purwanto (2000:37) menyatakan bahwa kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan di

dalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian itu disimpan untuk

sewaktu-waktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kesan-kesan

disebut daya ingatan.

d. Perhatian

Perhatian atau konsentrasi adalah pemusatan tenaga atau energi psikis dalam menghadapi

suatu objek (Winkel, 1996:183). Perhatian seseorang akan muncul secara spontan jika adanya

perangsang, karena itu tertarik pada suatu hal, dikatakan bahwa hal itu menarik perhatian dan

memuaskan (Zakiah Darajat, 1995:142). Jadi perhatian merupakan pemusatan energi psikis

yang tertuju setelah adanya rangsangan pada suatu objek pembelajaran.

e. Kematangan

Kematangan atau masa peka menunjukan kepada suatu makna tertentu yang merupakan titik

kultiminasi dan suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readones) dan suatu

fungsi (psikofisis) untuk menunjukan fungsinya (Abin Syamsudin, 2001:79). Sedangkan

menurut Zakiah Darajat (1995:179) menjelaskan bahwa bila seorang guru menginginkan

(17)

B. Materi Pelajaran akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

1. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab yang sudah di Indonesiakan; yang juga diartikan

dengan istilah kesopanan (Mahjuddin, 1991:1)

Kata akhlak sebenarnya berasal dari bahasa arab jama’ dar kata khuluqun yang

dalam bahasa Indonesia mempunyai arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata

|”budi” dan “pekerti”, budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan

kesadaran, yang dodorong oleh pemikiran, ratio yang disebut karakter. Pekerti adalah apa

yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior. Budi

pekerti merupakan perpaduan dari rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah

laku manusia. Jadi budi pekerti adalah segala perbuatan dan tingkah laku yang ada pada diri

manusia, yang didorong oleh pemikiran dan rasa hati (Rahmat Djatnika, 1992:26).

Adapun secara termiologi, pengertian akhlak banyak dikemukakan oleh para ahli

diantaranya :

a. Ibnu Maskawih : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.

b. Al-Ghazali : Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

c. Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang

dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan.

d. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak” merumuskan pengertian akhlak sebagai

berikut : Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang

(18)

dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan apa yang harus diperbuat

(Hamzah Ya’qub, 1988:12)

beberapa kemiripan satu sama lain. Definisi-definisi akhlak secara substansial tampak saling

melengkapi. Dari definisi tersebut ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

l) Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah

menjadi kepribadiannya.

2) Perbuatan akhlak adalah perbautan yang mudah dan tanpa pemikiran.

3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar

4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya bukan

main-main dan sandiwara

5) Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah

perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji

orang

2. Klasifikasi Akhlak

Dalam materi akhlak ada yang disebut akhlak baik (mahmudah) dan akhlak buruk

(madzmumah). Dalam hal ini ulama akhlak menyatakan bahwa : “akhlak yang baik

merupakan sifat para nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan

sifat syaitan dan orang-orang tercela “. Dengan demikian pada dasarnya akhlak terbagi dua

jenis, yaitu akhlak baik (akhlakul mahmudah) dan akhlak buruk (akhlakul madzmumah).

(Mahjuddin, 1991:9)

Kedua jenis akhlak tersebut akan penulis bahas secara ringkas sebagai berikut :

1) Akhlak baik

Istilah akhlak baik disebt juga akhlakul karimah atau akahlakul mahmudah. Yang dimaksud

(19)

lainnya. Hamzah Ya’qub (1988:95) menyatakan bahwa “akhlakul mahmudah adalah segala

tingkah laku yang terpuji (baik) yang biasa dinamakan fadhilah (kelebihan).

Al-Ghazali menyatakan bahwa :”Bentuk keutamaan (fadhilah) yang dimiliki seseorang,

misalnya bersifat sabar, benar, tawakal dan lain-lain, yang hal itu dinyatakan sebagai gerak

jiwa dan gambaran batin seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya” (Hussein

Bahreisj, 1981:45) Uangkapan lain yang semakna dengan fadhilah adalah “munjiyat” yang

berarti segala sesuatu yang memberikan kemenangan atau kejayaan.

Selanjutnya Al-Ghazali menerangkan juga Bahwa :

“Berakhlak baik atau terpuji itu artinya menghilangkan semua adat –adat kebiasaan tercela yang sudah dirincikan oleh agama Islam serta menjauhkan diri daripadanya, sebagaimana menjauhkan diri dari tiap najis dan kotoran, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, menggemarinya, melakukannya dan mencintainya” (Asmaran, 1994:204)

Yang perlu ditanamkan dalam hal ini, dalam ajaran Islam ditegaskan bahwa akhlak yang baik

meruapkan inti ajaran Islam. Rasulullah Saw. bersabda :

Artinya : “Agama (Islam) adalah kebaikan budi pekerti

Dalam pandangan Islam, manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak

mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :

Artinya :”sebaik-baiknya manusia adalah orang yang banyak manfaatnya (kebaikannya

kepada manusia lainnya (Asmaran, 1994:53)

Adapun akhlak atau sifat-sifat mahmudah yang dikemukakan oleh para ahli akhlak dan

tasawuf meliputi :

(20)

2) Akhlak buruk

Akhlak buruk (madzmumah) yaitu tingkah laku yang tercsegala sesuatu yang jahat (qabihah),

istilah Al-Ghazali disebut “muhlikat” artinya artinya segala sesuatu yang membinasakan atau

mencelakakan. Sifat-sifat tercela ini juga beliau sebut suatu kehinaan (razilah) (Asmaran,

1994:183).Pengertian buruk terdapat dalam beberapa kamus dan ensiklopedi, yaitu :

a) Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak semourna dalam kualitas, dibawah standar, krang dalam nilai, tak mencukupi.

b) Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima.

c) Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus san sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlangsung di masyarakat (Asmaran, 1994:25-26)

Berkenaan dengan misi Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. maka segala sesuatu

yang dianggap buruk harus berusaha ditinggalkan, hal ini sesuai dengan misi Islam yang

dibawa oleh Rasulullah Saw dalam upaya menyempurnakan akhlak, sesuai sabdanya :

Artinya :”Bahwasanya aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak (H.R.Ahmad)

c. Materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Sesuai dengan standar kompetensi materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja meliputi :

1. Pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

Masa remaja dari sudut spikulogis merupakan periodeide dari kehidupan manusia yang

sangat potensial dan probelamtis. Dari segi mental, masa remaja sering ditandai oleh hal-hal

yang kontradiktif dalam diri mereka. Menurut Sarliti Wirawan Sarwono (1997:219) periode

ini digambarkan sebagai masa topan dan badai (strum und drang), karena pada masa tersebut

timbul gejala emosi dan tekanan jiwa sehingga perilaku remaja mudah menyimapng dari

aturan dan norma-norma sosial maupun agama yang berlaku dimasyarakatnya. Akan tetapi

(21)

ditanamkan norma atau aturan Islam mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Remaja dalam istilah ilmu fikih disebut murahiq, masa sebelumnya disebut shabiy

(anakanak), dan masa sesudahnya disebut mukallaf (dewasa). Masa remaja disebut juga masa

balia atau pubertas, pada masa ini unsur ketertarikan pada lawan jenis muncul dan dirasakan.

Secara fisik biologis, reamaja putra dan putri memilki ciri-ciri keremajan yang berbeda satu

sama lainnya. Bagi remaja putra, ditandai dengan terjadinya mimpi basah, dan mulai tumbuh

bulu-bulu. Sedangkan pada remaja putri ditandai dengan adanya menarche atau haid,

tumbuhnya payudara, panggul dan bulu-bulu dan keduanya sudah mulai ada rasa ketertarikan

pada lawan jenis dan muncul rasa ingin memiliki.

Agama Islam tidak mengekang apalagi melarang para remaja melakukan pergaulan dengan

siapapun, dimanapun dan kapanpun sepanjang pergaulan itu sesuai dengan tuntutan akhlak

terpuji. Maksudnya para remaja muslim hendaknya memiliki sifat-sifat terpuji dalam

pergaulan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah SWT. :

pkš‰r'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ

4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur

(#þqèùu‘$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& y‰YÏã «!$#

öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ

Artinya : “Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu disisi Allah

adalah orang yang pali bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha teliti”.

(Q.S.Al-Hujurat;13)

2. Pentingnya Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja

Remaja adalah sosok manusia yang secara fisik hampir menyerupai orang dewasa, tetapi

secara mental kejiwaan masih memerlukan bimbingan dan tuntunan dari orag dewasa,

(22)

tentu remaja mudah terbawa oleh arus pergaulan baik positif ataupun negatif. Di sisi lain

keberadaan remaja masa kini sangat penting dan menentukan nasib bangsa pada masa yang

akan datang. Kita tidak dapat membayangkan, jika remaja kita saat ini semuanya tidak

bermoral, tidak memiliki akhlak terpuji bagaimana nasib bangsa pada masa yang akan

datang. Sebab pada gilirannya, para remajalah yang menggantikan tampuk kepemimpinan

suatu bangsa. Sebagaimana pepatah bangsa arab :

Artinya :”Pemuda (remaja) masa kini adalah pemimpin dimasa yang akan datang”

Oleh sebab itu, betapa pentingnya para remaja memiliki akhlak terpuji dalam kehidupan dan

pergaulannya sehari-hari

2. Bentuk dan contoh-contoh Perilaku akhlak Terpuji Remaja

a. Bentuk perilaku terpuji remaja

Masa remaja merupakan masa yang menyenangkan dan mengesankan karena hanya terjadi

sekali dalam seumur hidup. Oleh sebab itu, masa remaja harus diisi dengan sikap perilaku

yang terpuji. Islam mengajarkan kepada umatnya agar menjalani masa remaja dengan sikap

perilaku akhlak mulia dan menghindari sikap perilaku akhlak yang sesat yang dapat menodai

masa remaja.

Dalam ajaran Islam, remaja harus mengenali bentuk-bentuk perilaku akhlak terpuji dan

sekaligus mengamalkannya, baik di tengah lingkungan keluarga, sekolah maupun di tangah

masyarakat. Di antara bentuk-bentuk sikap perilaku akhlak terpuji remaja adalah sebagai

berikut :

1) Menghindari perilaku maksiat

Remaja boleh bergaul seluas-luasnya dengan siapapun, namun pergaulan itu tidak boleh

(23)

pergaulan kelewat batas, seks bebas, pornografi, pornoaksi, narkoba dan sebagainya. Hal itu

semua yang akan merusak masa depan mereka sendiri.

2) Menjaga norma-norma agama dan sosial

Hidup di muka bumi ini tidak terlepas dari aturan dan norma, baik norma agama, sosial dan

masyarakat. Remaja harus pandai menjaga pergaulannya agar tidak terjerumus ke dalam

jurang kesesatan dengan melanggar norma agama dan sosial masyarakat.

3) Selalu menjaga aurat dan tidak mengumbar syahwat

Bagi remaja putri menutup aurat wajib hukumnya. Aurat adalah seluruh anggota tubuh

kecuali muka dan telapak tangan. Seluruh aurat harus tertutup rapat di hadapan orang bukan

muhrim. Remaja boleh berbusan asesuai dengan trend dan model apa saja, sepanjang dapat

menutupi auratnya.

4) Tidak mengumbar nafsu

Remaja tidak boleh mengumbar hawa nafsu, terutama dalam pergaulan sehari-hari terutama

dengan lawan jenisnya. Remaja harus bisa mengendalikan diri dari godan hawa nafsu dengan

menggunakan akal sehat

5) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Remaja harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan banyak beribadah, baik

ibadah wajib atau sunah. Karena dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah maka akan

selalu mendapatkan bimbingan dan tuntunan-Nya. Juga mengisi waktu luang dengan hal-hal

yang bermanfat, mkisalnya bimbingan belajar, kursus, les dan mengikuti pengajian remaja.

b. Perilaku Akhlak terpuji dalam pergaulan remaja sehari-hari

Untuk dapat menampilkan perilaku terpuji dalam pergaulan remaja perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1). Berhati-hati memilih peragaulan, sebab tidak semua orang memilki sifat dan karakter

(24)

2) Hindari pergaulan bebas yang melanggar norma agama dan sosial masyarakat

3) Patuhi segala nasihat, masukan, saran dan kritik dari manapun datangnya, apalagi dari

orang tua, guru dan masyarakat.

4) Kuatkan Iman dengan memperbanyak membaca Al-Quran dan memahami maknanya

5) Jangan sekali-kali melakkan perbuatan yang dilarang pleh agama, sebab hal itu akan

menimbulkan ketagihan seperti; minuman keras, seks bebas dan yang lainnya

6) Selalui ngat bahwa dalam diri kita terdapat nama baik orang tua, keluarga juga agama.

d. Metode Inkuiri

1) Pengertian Inkuiri

Metode pembelajaran atau strategi belajar mengajar senantiasa mengalami dinamika dalam

praktik dunia pendidikan. Salah satu strategi yang bisa membangkitkan semangat belajar dan

menambah wawasan yang lebih luas serta memberi kesempatan untuk berpendapat pada

siswa alah model pembeajaran inkuiri.

Inkuiri berasal dari bahasa Inggrris yaitu inquiry yang dapat dirtikan sebagai proses bertanya

dan mencari tahu jawaban terhadp petanyaan ilmiah yang di ajukan. Pertanyaan ilmiah adalah

pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.

Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan

masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan

berfikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa

dilakukan ilmuwan dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami

fenomena, memperjelas pemahaman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

(Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).

Inkuiri adalah satu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas

(25)

pemecahan suatu masalah yang diberikan oleh guru (Roestiyah,N.K. 1998). Inkuri

merupakan proses, terdapat interaksi yang tinggi antara siswa dan pangajar, alat atau bahan,

materi pelajaran dan lingkungan (Aripin M, 1995)

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan ,inkuiri adalah satu metode

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasat berpikir ilmiah pada diri siswa,

sehingga pada proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri dalam

mengembangkan kreatifitas dan memecahkan masalah.

2. Model-model Pembelajaran Inkuiri, pelaksanaan inkuiri dan kelebihannya

a. Model-model pembelajaran inkuri

Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan Trowbridge,

diantaranya :

a. Guide Inquiry

Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu satu model pembelajaran inkuri yang pada

pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kapada siswa.

Sebagian perencanaannya dibuat guru siswa tidak merumuskan masalah. Dalam

pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang

dilakukan siswa.

b. Modified Inquiry

Model pembelajaran inkuiri ini memilki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan

melalui pengamatan, percobaan dan penelitian untuk memperoleh jawabannya. Guru hanya

bersifat sebagai nara sumber dan memberikan bantuan jika diperlukan.

c. Free Inquiry

Model pembelajaran inkuiri bebas, artinya siswa diberi ksempatan untuk mengidentifikasikan

dan merumuskan masalah dan memecahkannya sendiri.

(26)

Model pembelajaran inkuiri ini melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri

dari empat orang untuk memecahkan masalah yang diberikan.

e. Invitation Into Inqiry

Model pembelajaran inkuiri ini siswa dilibatkan dalam pemecahan masalah sehingga siswa

dapat mengetahui kesalahan penelitian sehingga bisa memperkecil atau mengurangi

kesalahan.

f. Pictorial Riddle

Model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan motivasi dan minat

siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar. Gambaran peragaan atau situasi

sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif.

g. Synectics Lesson

Pada jeis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan

yang dapat membantu siswa dalam berpikir sehingga dapat menunjang ide kreatifnya .

h. Value Clarification

Model pembelajaran ini siswa lebih dipokuskan pada pemberian kejelasan tentang satu aturan

atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.

b.Pelaksanaan Pembelajaran inkuri di Kelas

Pelaksanaan pembelajaran inkuiri pada praktiknya sagat beragam, tergantung kepada situasi

dan kondisi. Akan tetapi ada lima komponen umum tentang pelaksanaan inkuri, yaitu :

1. Pertanyaan

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka untuk memancing rasa

ingin tahu siswa atau ada kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan

utuk bertanya, kemudian guru memberikan pertanyaan inti yang harus dipecahkan oleh siswa

2. Keterlibatan siswa

(27)

3.Komunikasi

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau kelompok dan mendiskusikan

berbagai gagasan

4. Evaluasi

Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang

dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan.

Bentuk produknya bisa berupa; karangan, poster, grafik dan lain-lain

5. Sumber Belajar

Siswa dapat menggnakan bermacam-macam sumber belajar.

c. Kelebihan metode inkuiri

.Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, ada beberapa keuntungan

yang bisa diperoleh, diantaranya :

1. Pengajaran berpusat pada diri pembelajar

2. Membentuk self consept (konsep diri), sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman

baru, lebih kreatif , memilki mental yang sehat

3. Tingkat pengharapan bertambah, yaitu adanya kepercayaan diri untuk mengembangkan ide

sehingga dapat menyelesaikan suau tugas dengan caranya sendiri

4. Pengembangan bakat dan kecakan individu

5. Memberi waktu kepada siswa untuk menanalisa dan mengakomodasi informasi

6. Dapat menghindari pembelajaran dari cara-cara belajar tradisional

B. Hipotesis Tindakan

C. Analisa Penyebab

Penelitian yang dilakukan oleh penulis disebabkan karena rendahnya pemahaman siswa

tentang materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja. Padahal kalau diteliti materi ini sangat

(28)

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi

ini disebabkan karena berbagai macam faktor, yang salah satunya adalah metode

penyampaian.

Selama ini dalam menyampaikan materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja lebih banyak

disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa tidak diajak terlibat langsung dalam

proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa pasif dalam belajar. Kepasifan inilah

yang menimbulkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut menjadi kurang.

Padahal kalau kita teliti, masa remaja merupakan masa dimana rasa ingin tahunya sangat

besar, sehingga dalam proses pembelajaranpun siswa ingin mengembangkan ide atau

menyampaikan pendapatnya. Akan tetapi karena metode yang digunakan lebih menekankan

kepada keaktifan guru, maka kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapat menjadi

terhambat bahkan mengakibatkan antusias untuk belajar pun menjadi kurang

Oleh sebab itu penulis beruasaha mencari alternatif metode pembelajaran yang bisa

merangsang siswa untuk dapat mengemukakan ide atau pendapatnya dan mereka bisa bekerja

sama dalam satu tim untuk memecahkan satu masalah.

Untuk itu penulis mengambil salah satu metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran

ini akan terlaksna dengan baik kalau ada partisipasi aktip dari siswa, karena pada metode ini

yang harus aktif adakah siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Guru pada

metode ini berusaha untuk memberikan kesempatn kepada siswa supaya bisa

mengembangkan ide atau pendapatnya denan cara memecahkan satu masalah yang telah

disiapkan oleh guru. Siswa diberi kesempatan utuk mencari sumber yang lain bahkan

diusahan agar siswa berpendapat sendidri baik perorangan maupun kelompok . Dengan cara

siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, maka pemahaman siswa akan materi

khusnya akhlak terpuji dalam perbaulan remaja akan meningkat.

(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data

kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunkan metode inkuiri terpimpin. Data kuantitatif

diperoleh dari penguasaan pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam pergaulan

remaja Tabel I.

Data aktifitas siswa off task dalam pembelajaran dengan menggunkan inkuiri terpimpin

No Indikator

2 Keluar masuk kelas 7 21,87% 5 15,62% 2 6,25%

3 Mengerjakan tugas lain 3 9,37% 2 6,25% 1 3,12%

4 Mengobrol dengan teman 8 25,00% 6 18,75% 2 6,25%

5 Tidak mencatat hasil pembahasan 3 9,37% 2 6,25% 1 3,12%

Rata-rata 16,25% 11,25% 4,10%

Berdasarkan tabel I aktifitas off task siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunkan

metode inkuiri terpimpin pada siklus II mengalami penurunan di

banding siklus I, sebesar 5,00%. Dan pada siklus III mengalami penurunan daripada siklus II

(30)

Data hasil pemahaman siswa terhadap akhlak terpuji dalam pergaulan remaja diperoleh dari

nilai rata-rata kelas pada tes I, II dan III setiap akhir siklus. Data ketuntasan hasil belajar

siswa diperoleh dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Kedua data ini ditunjukan

pada tabel 2

Tabel 2

No. Hasil Pemahaman Konsep Siklus I Siklus II Siklus III

1. Nilai rata-rata kelas 70,32% 73,84% 84,50%

Peningkatan 3,52% 10,66%

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65

25 27 30

3 Prosentase ketuntasan belajar

78,12% 84,37% 93,75%

Peningkatan 6,25% 9,38%

Berdasarkan tabel 2, nilai rata-rata pemahaman siswa terhadap konsep akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan

sebesar 3,52% dan dari siklus II ke siklus ke III mengalami peningkatan sebesar 10,66%.

Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II 6,25%, dan

dari siklus II ke siklus III 9,38%.

B. Pembahasan 1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan silabus

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3) Standar kompetensi: Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dan kompetensi

dasar: Menjelaskan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

(31)

5) Masalah yang disajikan adalah bagaimana akibatnya kalau remaja tidak mempunyai akhlak

terpuji baik di lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat

6) Mempersiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan

7) Siswa mencatat hasil pengmatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

b. Tindakan

1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pembelajaran

2) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber

3) Siswa mencari informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang disajikan

4) Siswa mendiskusikan dengan kelompoknya tentang masalah yang disajikan

5) Siswa menjelaskan pendapatnya berdasarkan pengalaman dan buku sumber lain

6) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

7) Siswa melaporkan hasil pengamatan dan pembahasannya dalam tiap kelompok

8) Guru mencatat hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

9) Mengadakan tes pada materi pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

c. Pengamatan (Observasi)

1) Aktifitas Siswa

Pada kegiatan proses pembelajaran materi tentang akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dan

aktifitas yang dilakukan oleh siswa dapat diamati dari hasil perhitungan statistik yaitu tidak

memperhatikan penjelasan guru 15,62%, keluar masuk kelas 21,87%, mengerjakan tugas

lain 9,37%, mengobrol dengan teman 25,00% dan tidak mencatat hasil pembahasan 9,37%.

Persentase aktifitas yang banyak dilakukan oleh siswa selama pembelajaran adalah

mengobrol dengan teman 25,00% dan keluar masuk kelas 21,87%. Kedua jenis aktifitas

tersebut banyak dilakukan siswa karena belum terbiasa dengan metode pembelajaran inkuiri

terpimpin. Siswa yang melakukan aktifitas tersebut dikarenakan pengelolaan kelas dari guru

(32)

memimpin siswa ketika jalannya diskusi. Hal ini membuat siswa mengobrol dengan teman

dan keluar masuk kelas.

2) Penguasaan Konsep

Dari hasil tes I yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas 70,32% pada materi akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja, ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebesar

78,12% dari siswa sebanyak 32 orang. Pada siklus I ini nilai penguasaan konsep perlu

ditingkatkan, karena masih terdapat 21,88% yang berlum tercapai ketuntasan belajarnya.

Ketuntasan belajar klasikal belum tercapai karena masih ada siswa yang melakukan aktifitas

keluar masuk kelas dan mengobrol dengan teman, dan kurangnya penguasaan guru dalam

mengkondisikan kelas.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil dari tes pada siklus I terjadi peningkatan tetapi belum secara keseluruhan,

karena siswa belum terbiasa dengan matode inkuiri terpimpin sehingga dalam akitifitas

belajarnya pun belum maksimal, masih ada yang mengobrol dengan teman dan keluar masuk

kelas. Hal ini perlu perhatian guru dalam pembelajaran siklus berikutnya dengan

memperbaiki pengelolaan kelas dan membimbing siswa dalam memahami dan

menyelesaikan permasalahan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat

menjawab pertanyaan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyiapkan silabus

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

3) Standar kompetensi: Menerapkan akhlak terpuji dalam peregaulan remaja dan kompetensi

(33)

4) Materi tentang Bentuk dan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

5) Masalah yang disajikan adalah carilah contoh-contoh perilaku remaja dalam kehidupan

sehari yang sesuai dengan aturan Islam dan kemukakan alasannya

6) Mempersiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan

7) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

b. Tindakan

1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pembelajaran

2) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber

3) Siswa mencari informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang disajikan

4) Siswa mendiskusikan dengan kelompoknya tentang masalah yang disajikan

5) Siswa menjelaskan pendapatnya berdasarkan pengalaman dan buku sumber lain

6) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

7) Siswa melaporkan hasil pengamatan dan pembahasannya dalam tiap kelompok

8) Guru mencatat hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

9) Mengadakan tes pada materi pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan

c. Pengamatan

1) Aktifitas siswa

Pada siklus II kegiatan proses pembelajaran materi tentang akhlak terpuji dalam pergaulan

remaja dan aktifitas dilakukan oleh siswa dapat diamati dari hasil perhitungan statistik yaitu

tidak memperhatikan penjelasan guru 9,37%, keluar masuk kelas 15,62%, mengerjakan

tugas lain 6,25%, mengobrol dengan teman 18,75% dan tidak mencatat hasil pembahasan

6,25%. Jenis aktifitas yang banyak dilakukan siswa pada silus I mengalami penurunan pada

siklus II. Yaitu tidak memperhatikan penjelasan guru 6,25%, keluar masuk kelas 6,25%,

(34)

pembahasan 3,12%. Penurunan ini disebabkan siswa mulai terbiasa mengikuti model

pembelajaran inkuiri terpimpin, walaupun penurunan tersebut belum signifikan.

2) Penguasaan Konsep

Dari hasil tes II yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas 73,84% pada materi akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja ada peningkatan dari siklus I 3,52%, sedangkan ketuntasan

belajar siswa pada siklus II yang mendapat nilai ≥ 65 sebesar 84,37% ada peningkatan dari

siklus I 6,25% dengan siswa sebanyak 32 orang. Hal ini menunjukan nilai pemahaman

konsep ada peningkatan, walaupun masih belum tuntas seluruhnya, masih terdapat 15,68%

yang belum tercapai ketuntasan belajarnya. Ketuntasan belajar klasikal belum tercapai karena

masih ada siswa yang melakukan aktifitas keluar masuk kelas dan mengobrol dengan teman,

dan kurangnya penguasaan guru dalam mengkondisikan kelas.

d) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dari siklus II terjadi peningkatan dari pada siklus pertama dari

segi pemahaman dan terjadi penurunan aktifitas yang kurang baik, misalnya siswa yang

mengobro dengan teman terjadi penurunan bagitu juga dengan keluar masuk. Tetapi

peningkatan pemahaman dan penurunan aktifitas belum secara kesuluhan sehingga guru perlu

memperbaiki pengelolaan kelasnya dan pengorganisasian kelas dengan membimbing siswa

dalam memahami dan menyelesaikan lembar kerja siswa. Guru memberikan penghargaan

kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dan juga kepada kelompoknya

3. Siklus III

a. Perencanaan

1) Menyiapkan silabus

(35)

3) Standar kompetensi: Menerapkan akhlak terpuji dalam peregaulan remaja dan kompetensi

dasar: Menjelaskan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja

4) Materi tentang nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena

kehidupan

5) Masalah yang disajikan adalah bagaimana pandangan masyarakat terhadap remaja yang

mempunyai akhlak terpuji dan akhlak tercela

6) Mempersiapkan sumber dan alat bantu yang dibutuhkan

7) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

b. Tindakan

1) Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pembelajaran

2) Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber

3) Siswa mencari informasi lain yang berhubungan dengan masalah yang disajikan

4) Siswa mendiskusikan dengan kelompoknya tentang masalah yang disajikan

5) Siswa menjelaskan pendapatnya berdasarkan pengalaman dan buku sumber lain

6) Siswa mencatat hasil pengamatan dan pembahasannya pada lembar kerja siswa

7) Siswa melaporkan hasil pengamatan dan pembahasannya dalam tiap kelompok

8) Guru mencatat hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

9) Mengadakan tes pada materi pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan

c. Pengamatan

1) Aktifitas siswa

Pada siklus III kegiatan proses pembelajaran materi tentang akhlak terpuji dalam pergaulan

remaja dan aktifitas dilakukan oleh siswa dapat diamati dari hasil perhitungan statistik yaitu

tidak memperhatikan penjelasan guru 6,25%, keluar masuk kelas 6,25%, mengerjakan tugas

lain 3,12%, mengobrol dengan teman 6,25% dan tidak mencatat hasil pembahasan 3,12%.

(36)

III. Yaitu tidak memperhatikan penjelasan guru 3,12%, keluar masuk kelas 9,37%,

mengerjakan tugas lain 3,13% , mengobrol dengan teman 12,50% dan tidak mencatat hasil

pembahasan 3,13%. Penurunan ini disebabkan siswa mulai terbiasa mengikuti model

pembelajaran inkuiri terpimpin, sehingga siswa aktif mengikuti proses pembelajaran.

Pada siklus III ini dapat dilihat bahawa terjadi peningkatan setiap jenis aktifitas siswa selama

proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sardiman,AM,2004) bahwa dalam

belajar memerlukan aktifitas karena tanpa aktifitas proses belajar tidak dapat berlangsung

dengan baik.

2) Penguasaan Konsep

Dari hasil tes III yang dilaksanakan diperoleh nilai rata-rata kelas 84,50% pada materi akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja ada peningkatan dari test II 10,66% , ketuntasan belajar

siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebesar 93,75% ada peningkatan 9,38% dengan siswa

sebanyak 32 orang. Hal ini menunjukan nilai pemahaman konsep ada peningkatan.

Peningkatan pemahaman pada siklus III, dikarenakan siswa sudah terbiasa menggunkan

model pembelajaran inkuiri terpimpin dan siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran di

kelas. Pada siklus III menunjukan bahwa indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas

telah tercapai dengan baik, karena 93,75% siswa tuntas dalam pembelajaran klasikalnya.

d. Refleksi

Setelah dilakukan siklus ketiga hasil yang diperoleh dari ketuntasan belajar siswa terhadap

materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja mencapai 93,75%. Hal ini membuktikan bahwa

dengan metode inkuiri terpimpin kemampuan pemahaman siswa terhadap materi akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja meningkat. Karena dengan model pembelajaran inkuiri

terpimpin memungkinkan siswa untuk menemukan konsep sendiri dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dan hasil diskusi kelompok , hal ini sejalan dengan

(37)

dengan keterlibatan aktif dengan menemukan konsep sendiri (Nurhadi,dkk,2004). Dengan

model inkuiri, pengetahuan yang diperoleh sebagian besar didasarkan pada hasil usaha

sendiri. Pada model pembelajaran inkuiri memperlihatkan terjadinya proses sains dan

mengembangkan sifat keingintahuan siswa (Wartono, 1996). Dengan penerapan model ini,

siswa mampu mengembangkan kemampuan bertanya, menjawab masalah dan melakukan

eksperimen; memakai pengetahuannya untuk keadaan baru dan berbeda; mengevaluasi serta

mensintesis informasi baru, gagasan, dan masalah; dan memperkuat kemampuan berfikir

kritis (Straits, W. J. dan Wike. R. R. 2004)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan

kelas, yaitu :

1. Aktifitas off task yang dilakukan siswa pada siklus I,II dan III mengalami penurunan,

(38)

a. Tidak memperhatikan guru siklus I 15,62% siklus III 6,25%, mengalami penurunan sebesar

9,37%

b. Keluar masuk kelas siklus I 21,87% siklus III 6,25, mengalami penurunan sebesar 15,62%

c. Mengerjakan tugas lain siklus I 9,37% siklus III 3,12, mengalami penurunan sebesar 6,25%

d. Mengobrol dengan teman siklus I 25,00% siklus III mengalami penurunan sebesar 18,75

e. Tidak mencatat hasil pembahasan siklus I 9,37 siklus III 3,12, mengalami penurunan sebesar

6,25%

2. Adanya peningkatan terhadap pemahaman konsep siswa dari siklus I 70,32% ke siklus III

84,50 , mengalami peningkatan sebesar 14.18%

3. Adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I 78,12% ke siklus III 93,75%,

megalami peningkatan sebesar 15,63% .

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motode inkuiri

terpimpin dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi akhlak terpuji dalam

pergaulan remaja, bidang studi aqidah akhlak pada siswa MTs.Al-Jawami Kelas IX B.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, disarankan bagi guru yang akan menggunakan metode inkuiri

terpimpin memperhatikan hal-hal sebagai berikaut :

1. Meningkatkan kemampuan dalam membuat pertanyaan dan membimbing siswa dalam

menemukan sebuah konsep

2. Memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk mengajukan gagasan-gagasan,

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Diponegoro, Bandung, 1995 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, CV.Remaja Rosda Karya,2004

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf , Grofinda Persada, Jakarta, 2008

Al-Quran dan Terjemahnya, PT.Intermasa, 1986 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Diponegoro Bandung, 1988

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya , 2007

Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang, IKIP Malang , 2004

Nan Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya Bandung, 2004

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya Bandung, 2000

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT.Bumi Aksara Jakarta,

2005

Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, 1984

(40)

Sudjana, MetodeStatistik, Tarsito Bandung, 1996

Suharsimi arikunto, Prosedur penelitian, Rineka Cipta Jakarta, 1998

Wahid, Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah, Kelas IX. Bandung Armico , 2008

Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung, PT.Remaja Rosdakarya , 2004

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara Jakarta, 1996

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP AKHLAK TERPUJI DALAM PERGAULAN REMAJA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERPIMPIN (Penelitian Tindakan Kelas di MTs.Al-Jawami)

(41)

kurangnya variasi guru dalam menyampaikan materi. Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan memilih metode yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka dalam kesempatan ini penulis memilih metode inkuiri terpimpin, yaitu metode yang dalam proses pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator dengan memberikan beberapa pertanyaan atau masalah-masalah yang perlu dipecahkan atau diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat menemukan konsep sendiri sebagai hasil dari bacaan dari litelatur lain dan hasil diskusi kelompok.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana metode inkuri dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja.

Penelitian ini bertolak dari hasil pengamatan penulis, bahwa pemahaman siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode yang bervariasi, salah satunya adalah metode inkuiri terpimpin. Dari asumsi tersebut dapat ditarik hipotesis yakni metode inkuri tepimpin dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut diadakan penelitian dengan mengunakan metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan tes , observasi dan studi kepustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, setelah diterapkannya metode inkuiri terpimpin pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja diperoleh hasil pemahaman siswa meningkat. Pemahaman siswa meningkat berkaitan dengan perbaikan aktivitas belajar yang relevan dan penurunan off task siswa. Pemahaman siswa dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 14,18. Ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus III meningkat sebesar 15,63%. Adanya peningkatan aktivitas yang relevan dari siklus I ke siklus III sebesar 25,51%. Terdapat penurunan aktifitas off task siswa dari siklus I ke siklus III sebesar 12,15%. Hal ini menunjukan bahwa dengan diterapkannya metode inkuiri terpimpin maka pemahaman siswa pada materi akhlak terpuji dalam pergaulan remaja meningkat.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini.

Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad Saw. kepada keluarganya,

(42)

Penulis Mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Prof.DR.H.Afifuddin, MM.

selaku pembimbing I dan Tedy Priatna,M.Ag. selaku pembimbing II, yang rela memberikan

bimbingan, bantuan dan motivasi dalam proses penyusunan penelitian tindakan kelas ini

sampai selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah

MTs.Al-Jawami dan seluruh dewan guru beserta stafnya yang telah membantu penulis dalam

penelitian ini.

Mudah-mudahan semua bantuan dan kemudahan ini merupakan amal shaleh dan

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt, Amiin.

Bandung, November 2009

Penulis

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING)

(Penelitian Tindakan Kelas di MTs.N.Leuwisari Kab.Tasikmalaya)

Oleh:

ADE NURHOLIS

(43)

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(44)

Gambar

Tabel I.
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Metode Pqrst (Preview Question Read Summary Test) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Universitas

Permasalahan yang diajukkan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara mengaktifkan siswa agar mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa meningkatkan pemahaman dan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri.. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAH BILANGAN PECAHAN YANG BERPENYEBUT TIDAK SAMA MELALUI PERMAINAN TARIK TAMBANG DI KELAS V

Dengan kata lain bahwa indikator hasil belajar siswa terdiri dari indikator yang berhubungan dengan aspek hasil berupa kemampuan siswa dalam hal pengetahuan, sikap

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Sukajeruk I Kecamatan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI BIOLOGI MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X SMA..

Penyusunan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Fatkhu Makkah dengan Metode Inquiry pada Siswa Kelas V Madrasah