• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efisiensi Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Chapter III V"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017

sampai April 2017.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan

langsung dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan

(kuisioner) kepada responden dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat

dalam proses kegiatan pemasaran sapi potong yang berlangsung di pasar hewan

Desa Suka Kabupaten Karo. Data sekunder diambil melalui berbagai literatur

yang dijadikan bahan rujukan untuk mendukung data primer selama proses

penelitian. Data-data sekunder yang digunakan bersal dari text book, jurnal ilmiah,

laporan penelitian (skripsi), situs internet, dan data-data yang didapatkan melalui

lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian

Kabupaten Karo Sumatera Utara.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang dilakukan

dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner

tersebut berisi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup (terstruktur).

Pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang jawabannya berupa deskripsi atau tidak

(2)

telah disediakan. Kuisioner tersebut ditujukan kepada responden dan

lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat selama proses pemasaran berlangsung.

Penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball sampling. Metode ini diperoleh dari informasi yang didapatkan setelah melalui wawancara dengan responden sebelumnya mengenai saluran pemasaran sapi

potong di pasar hewan. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri

aliran produk dan keterlibatan lembaga-lembaga pemasaran dalam melakukan

fungsi pemasarannya.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data pada

penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran secara

sistematis dan rinci mengenai saluran pemasaran, fungsi – fungsi saluran

pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar sapi potong di pasar

hewan Desa Suka Kabupaten Karo. Analisis kualitatif disajikan dan dianalisis

dalam bentuk deskripsi dan tabulasi sederhana. Sedangkan analisis kuantitatif

digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga pemasaran dan diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi data. Selanjutnya analisis - analisis tersebut digunakan

untuk menilai efisiensi pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka

(3)

Analisis lembaga, saluran dan fungsi pemasaran

Lembaga pemasaran dianalisis guna mengetahui lembaga-lembaga

pemasaran apa saja yang terlibat dalam sistem pemasaran sapi potong di pasar

hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Dengan demikian akan

didapatkan informasi mengenai aliran produk yang dapat membentuk saluran

pemasaran dari tingkat peternak sampai tingkat konsumen akhir. Analisis fungsi

pemasaran perlu diidentifikasi untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran dalam menyalurkan produk dari petani

sampai ke konsumen akhir. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut pada umumnya

melakukan fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik

(pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan) dan fungsi fasilitas (pembiayaan,

penanggungan risiko, informasi pasar dan standarisasi).

Analisis struktur, perilaku dan keragaan pasar

Analisis ini menggunakan pendekatan SCP (Structure, Conduct, Performance). Struktur pasar (Market Structure) di analisis dengan 3 indikator yaitu ukuran jumlah pembeli dan penjual harus banyak sehingga menjamin

adanya suatu intensitas persaingan yang memadai dalam hal harga dan kualitas

produk, adanya kebebasan masuk dan keluar pasar bagi lembaga – lembaga

pemasaran, jumlah pembeli harus memadai sehingga mendorong peningkatan

efisiensi investasi dalam usaha pemasaran komoditi peternakan. Perilaku pasar

(Market Conduct) di analisis dengan 4 indikator yaitu praktek-praktek penentuan harga harus memungkinkan adanya grading dan standarisasi komoditi peternakan,

biaya pemasaran harus seragam, penentuan harga harus bebas dari praktek -

(4)

pemerintah dalam bentuk kebijaksanaan harga harus dapat memperbaiki mutu

produk dan peningkatan keputusan konsumen. Keragaan Pasar (Market Performance) di analisis dengan 4 indikator yaitu harus terdapat kemajuan teknologi, adanya orientasi untuk perkembangan lembaga - lembaga pemasaran,

adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, adanya perbaikan kualitas

produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin

(Sudiyono, 2002).

Analisis margin pemasaran

Margin pemasaran yaitu untuk mengetahui jumlah uang yang diterima

masing-masing lembaga pemasaran sapi potong dengan harga yang dibayarkan

konsumen untuk membeli sapi potong. Untuk melakukan analisis margin

pemasaran dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

MPi = Margin lembaga pemasaran ke – i (saluran pemasaran 1, 2 dan 3)

HJi = Harga Jual lembaga pemasaran ke – i (Rp/ekor)

HBi = Harga pembelian lembaga pemasaran ke – i (Rp/ekor)

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu semakin kecil nilai margin pemasaran,

maka semakin efisien suatu pemasaran. Selain itu pemasaran dapat dikatakan

efisien apabila nilai harga yang diterima peternak atau produsen sapi potong lebih

besar dari pada margin pemasaran keseluruhan.

Analisis farmer’s share

Farmer’s share yaitu persentase harga yang diterima peternak dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share dalam suatu kegiatan

(5)

pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin

tinggi tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani maka dikatakan semakin efisien kegiatan pemasaran yang dilakukan dan sebaliknya semakin

rendah tingkat pesentase farmer’s share yang diterima petani, maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran. Farmer’s share dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

FS = Farmer’s Share

HP = Harga Produsen (Rp/ekor)

HK = Harga beli Konsumen Akhir (Rp/ekor)

Analisis rasio keuntungan dan biaya

Rasio keuntungan terhadap biaya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

efisiensi sistem pemasaran dengan membandingkan keuntungan pemasaran yang

diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran.

Pemasaran dapat dikatakan efisien jika rasio keuntungan terhadap biaya merata

pada semua lembaga pemasaran dan bernilai positif. Berikut rumus rasio

keuntungan terhadap biaya .

Keterangan:

πi = Keuntungan lembaga pemasaran sapi potong tingkat ke-i (Rp/ekor)

Ci = Biaya lembaga pemasaran sapi potong tingkat ke-i (Rp/ekor). FS = HP/HK x 100%

(6)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan

penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Peternak dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong yang terlibat dalam

saluran pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo.

2. Pedagang pengumpul dalam penelitian ini adalah lembaga pemasaran yang

membeli sapi potong dari peternak dan menjual nya kembali di pasar hewan

Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dengan tingkat

keuntungan tertentu.

3. Konsumen akhir dalam penelitian ini adalah seseorang atau kelompok yang

membeli sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo.

4. Produsen dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong yang menjual sapi

potong nya langsung ke pasar maupun peternak yang menjual sapi potong

nya ke pedagang pengumpul.

5. Sapi potong dalam penelitian ini adalah sapi pejantan atau betina non

produktif yang khusus dijual untuk dimanfaatkan daging nya.

6. Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang

dari produsen ke konsumen melalui perantara atau lembaga pemasaran.

7. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam

proses pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

(7)

8. Saluran pemasaran adalah penjualan barang-barang dan volume arus barang

pada setiap saluran dari peternak/produsen ke konsumen.

9. Fungsi pemasaran adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga pemasaran.

10. Margin pemasaran adalah selisih harga jual sapi potong ke lembaga

pemasaran berikutnya dengan harga beli dari lembaga pemasaran

sebelumnya.

11. Harga jual peternak (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per ekor yang

diterima petani.

12. Harga beli ditingkat pedagang (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per

ekor yang dibeli dari petani atau dari pedagang perantara sebelumnya.

13. Harga jual ditingkat pedagang (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per

ekor yang dijual pedagang kepada pedagang lainnya atau kepada konsumen

akhir.

14. Farmer’s share adalah persentase harga sapi potong yang diterima oleh peternak yaitu dengan membandingkan harga sapi potong dari peternak

dengan harga beli sapi potong pada konsumen akhir dikalikan 100%.

15. Efisiensi pemasaran adalah suatu ukuran dimana proses pemasaran produk

merata untuk semua lembaga pemasaran yang terkait baik dalam bidang

operasional maupun bidang harga.

Batasan operasional

1. Penelitian dilakukan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo dan lokasi asal ternak sapi potong yang diperjualbelikan di

(8)

2. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2017.

3. Objek penelitian adalah lembaga-lembaga pemasaran sapi potong yang

terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo.

4. Ruang lingkup penelitian ini adalah pemasaran sapi potong di pasar hewan

Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Pengamatan juga

dilakukan pada peternakan sapi potong yang terlibat dalam pemasaran sapi

potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Analisis pemasaran dilakukan dengan melihat lembaga, saluran dan fungsi

pemasaran. Efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan

SCP (Structure, Conduct, Performance), analisis margin pemasaran, analisis

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lembaga Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh

peternak maupun lembaga-lembaga pemasaran guna mendapatkan keuntungan

yang sebesar-besarnya dalam memasarkan suatu komoditas maupun produk

tertentu. Berdasarkan hasil penelitian pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa

Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo ada dua lembaga pemasaran yang

berperan dalam pemasaran sapi potong yaitu peternak dan pedagang pengumpul.

Peternak

Peternak merupakan produsen ternak sapi potong yang juga berperan

sebagai lembaga pemasaran. Peternak berperan dalam menjualkan sapi potong

secara langsung kepada konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo. Peternak yang datang ke pasar hewan untuk

menjualkan sapi potong nya berasal dari daerah Kabupaten Karo yang meliputi

Kecamatan Tigapanah, Munthe, Kabanjahe, Simpang Empat, Dolat Rakyat dan

Kecamatan lainnya disekitar Karo. Bukan hanya peternak sapi potong dari

Kabupaten Karo saja yang datang ke pasar hewan tetapi ada juga dari Kabupaten

Simalungun dan Kabupaten disekitar Karo, meskipun para peternak tersebut tidak

rutin untuk berjualan sapi potong tiap minggu nya. Adapun peternak yang terlibat

dalam pemasaran ini berjumlah 17 orang.

Pedagang pengumpul

Pedagang pengumpul berperan membeli sapi potong dari peternak yang

(10)

Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Pedagang pengumpul yang

datang ke pasar hewan berasal dari Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun,

Binjai dan daerah sekitar Kabupaten Karo, meskipun pedagang pengumpul

tersebut tidak rutin untuk menjualkan sapi potong tiap minggu nya di pasar

hewan. Adapun pedagang pengumpul yang terlibat dalam pemasaran ini

berjumlah 13 orang.

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah serangkaian pelaku yang menyalurkan semua

fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari

produsen ke konsumen. Proses penyaluran produk dari produsen ke harus

dilakukan sekalipun jarak antar keduanya berjauhan, namun harus memikirkan

faktor-faktor umum yang berlaku sehingga tidak terjadi kerugian. Berdasarkan

hasil penelitian pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo memiliki dua saluran pemasaran. Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. Saluran pemasaran I

Gambar 5. Saluran pemasaran II

Saluran pemasaran I disebut juga dengan pemasaran 1 tingkat karena

melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu peternak. Pada saluran ini peternak sapi

PETERNAK

KONSUMEN

PETERNAK

PEDAGANG

KONSUMEN

(11)

potong langsung membawa sapi potong nya ke pasar hewan untuk dijual. Alasan

peternak secara langsung menjualnya ke pasar hewan karena tempat tinggal yang

berdekatan dengan pasar hewan, semua keuntungan dari penjualan untuk peternak

dan ingin melihat dan membeli sapi potong secara langsung milik peternak

lainnya. Dari responden yang ditemukan di pasar hewan terdapat 17 orang yang

berperan dalam saluran pemasaran I mereka berasal dari Kabupaten Karo seperti

Desa Suka, Kabanjahe, Lingga, Dolat Rakyat, Lingga Julu, Munthe, Simpang

Empat dan Tigapanah serta ada juga yang berasal dari luar Karo yaitu dari Siantar.

Saluran pemasaran II disebut juga dengan pemasaran 2 tingkat karena

melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu peternak dan pedagang pengumpul.

Pedagang pengumpul membeli sapi potong dari para peternak yang berada di

sekitar tempat tinggal nya yang kemudian akan menjual nya kembali di pasar

hewan. Dari responden yang ditemukan di pasar hewan terdapat 13 orang yang

terlibat sebagai pedagang pengumpul. Mereka berasal dari daerah Kabupaten

Karo, Kabupaten Simalungun dan Binjai.

Beberapa dari responden juga terlibat dalam dua saluran pemasaran yaitu

bertindak sebagai peternak dan sekaligus pedagang pengumpul. Hal ini dilakukan

oleh Manis Surbakti, Jiwa Tarigan, Jumpa Bangun, Dep Perangin-angin,

Sinulingga, Kecil dan Terang Pelawi. Alasan responden terlibat dalam dua saluran

pemasaran sekaligus adalah untuk meningkatkan keuntungan dan penjualan sapi

potong.

Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi yang dilakukan oleh setiap komponen yang

(12)

memperlancar pendistribusian sapi potong. Fungsi lembaga pemasaran sapi

potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Fungsi Lembaga Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

Lembaga Pemasaran Fungsi Pemasaran Perlakuan

Peternak Pertukaran Penjualan

Fisik Pengangkutan, Penyimpanan Fasilitas Pembiayaan

Pedagang Pengumpul Pertukaran Penjualan, Pembelian

Fisik Pengangkutan, Penyimpanan Fasilitas Informasi Pasar, Pembiayaan,

Pengumpulan, Penanggungan resiko

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui fungsi pemasaran masing-masing

lembaga pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo. Aktivitas yang dilakukan lembaga pemasaran adalah melakukan

sejumlah fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran tersebut seperti fungsi

pertukaran, fungsi fisik dan fungsi penyediaan sarana. Berdasarkan hasil

pengamatan, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di

pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak melakukan

semua fungsi pemasaran yang ada.

Peternak melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi penjualan berupa sapi

potong dengan harga jual rata-rata yaitu Rp. 18.102.941 per ekor. Fungsi fisik

yang dilakukan adalah fungsi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi

pengangkutan yang dilakukan oleh peternak yaitu pengangkutan sapi potong dari

tempat tinggal peternak ke pasar hewan dengan menggunakan mobil pick-up dan

(13)

Rp.112.353 per ekor. Fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh peternak yaitu

apabila ternak tidak terjual di pasar hewan maka peternak akan membawa nya

kembali pulang dan dipelihara nya kembali untuk dijual minggu depan nya di

pasar hewan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh peternak yaitu fungsi

pembiayaan. Dalam hal ini peternak melakukan semua pembiayaan pemasaran

seperti biaya transportasi, biaya pakan di pasar, biaya izin dan retribusi, biaya

pemeriksaan kesehatan hewan dan biaya bongkar muat.

Pedagang pengumpul melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian

dan fungsi penjualan. Harga rata-rata sapi potong yang dibeli pedagang

pengumpul dari peternak yaitu Rp. 17.665.385 per ekor dan rata-rata harga jual

sapi potong yang dijual pedagang pengumpul di pasar hewan yaitu Rp.18.480.769

per ekor. Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah fungsi

pengangkutan dan fungsi penyimpanan. Pengangkutan yang dilakukan adalah

pengangkutan sapi potong dari tempat tinggal pedagang pengumpul ke pasar

hewan dengan menggunakan mobil pick-up dan truck yang memiliki rata-rata biaya transportasi sebesar Rp.170.000 per ekor. Penyimpanan dilakukan apabila

sapi potong tidak terjual di pasar hewan. Pedagang pengumpul akan membawa

sapi potong kembali pulang dan memelihara nya kembali serta dibawa lagi

minggu depan nya ke pasar hewan untuk dijual. Fungsi fasilitas yang dilakukan

oleh pedagang pengumpul adalah informasi pasar, pembiayaan, pengumpulan,

penanggungan resiko. Pedagang pengumpul memberitahukan informasi pasar

kepada peternak disekitar tempat tinggal nya baik dari segi harga sapi potong dan

permintaan sapi potong di pasar hewan. Pedagang pengumpul melakukan

(14)

di pasar, biaya izin dan retribusi pasar, biaya pemeriksaan dan kesehatan hewan

dan biaya bongkar muat. Fungsi pengumpulan dilakukan oleh pedagang

pengumpul dengan mengumpulkan sapi potong yang siap untuk dijual ke pasar

hewan dari sekitar tempat tinggal nya. Pedagang pengumpul juga melakukan

penanggungan resiko atas ternak yang dijual nya ke pasar hewan baik dari segi

harga maupun tingkat stres ternak sapi potong tersebut.

Struktur Pasar

Struktur pasar adalah karakteristik lembaga dari suatu pasar yang

menentukan hubungan antara penjual yang satu dengan penjual yang lain, antara

pembeli dengan penjual, serta hubungan antara penjual di pasar dengan penjual

potensial yang akan keluar masuk pasar. Berdasarkan lembaga pemasaran yang

terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo terdapat dua lembaga pemasaran yang terlibat. Dua

lembaga pemasaran tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Lembaga Pemasaran Sapi Potong yang terlibat di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

No. Lembaga Pemasaran Jumlah (n) Persentase

1 Peternak 17 56,67

2 Pedagang Pengumpul 13 43,33

Total 30 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa peternak lebih banyak terlibat dalam

pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo yang memiliki persentase 56,67 % dibanding dengan pedagang

pengumpul yang memiliki persentase 43,33 %. Hal ini diakibatkan karena jarak

tempat tinggal peternak lebih dekat dengan pasar hewan sehingga peternak dapat

(15)

Ukuran jumlah penjual dan pembeli sapi potong

Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa ukuran penjual dan pembeli sangat

banyak. Di pasar hewan tersebut tidak hanya memiliki satu penjual ataupun satu

pembeli sehingga mengakibatkan persaingan harga maupun produk. Dilihat dari

segi penjual maka pasar hewan tersebut adalah pasar oligopoli dan dilihat dari

segi pembeli maka pasar hewan tersebut adalah pasar oligopsoni. Dengan banyak

nya penjual dan pembeli pada pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo maka diambil keputusan bahwa pemasaran sapi potong di pasar

hewan tersebut telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.

Adanya kebebasan keluar masuk pasar

Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa penjual dan pembeli bebas untuk

keluar masuk pasar. Mereka yang melakukan aktivitas di pasar hewan tidak perlu

untuk mendapatkan izin dari pihak manapun, baik dari pemerintah maupun

lembaga lainnya. Dengan adanya kebebasan keluar masuk pasar maka pemasaran

sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

sudah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.

Jumlah pembeli harus memadai

Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa pembeli sapi potong selalu

berdatangan tiap minggu nya ke pasar hewan untuk membeli sapi potong. Hal ini

didukung dengan keberlangsungan kegiatan pasar yang setiap minggu nya

(16)

potong yang ditawarkan oleh para penjual. Dalam hal ini permintaan sapi potong

di pasar hewan terus berlangsung dan tetap ada. Dengan adanya jumlah pembeli

yang memadai maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi

pemasaran.

Perilaku Pasar

Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku lembaga pemasaran dalam

struktur pasar tertentu terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil

dalam menghadapi berbagai struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan

penjualan, pembelian, penentuan harga, dan strategi tataniaga. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan perilaku pasar adalah praktek-praktek penentuan

harga harus memungkinkan adanya grading dan standarisasi, biaya pemasaran

harus seragam, penentuan harga harus bebas dari praktek-praktek persekongkolan,

tidak jujur ataupun perdagangan gelap, dan intervensi pemerintah dalam bentuk

kebijakanharga harus dapat memperbaiki mutu produk dan peningkatan keputusan

konsumen.

Praktek penentuan harga

Praktek-praktek penentuan harga sapi potong di pasar hewan Desa Suka

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dilihat berdasarkan penerima harga (price taker) dan penentu harga (price maker). Harga sapi potong di pasar hewan disesuaikan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli

dalam penentuan harga dengan mempertimbangkan faktor perkiraan berat badan

sapi potong. Tidak ada faktor lain selain dari perkiraan berat badan sapi potong

(17)

Kabupaten Karo. Harga yang berlaku di pasar hewan dengan mempertimbangkan

berat badan sapi potong yaitu per kilogram dengan harga Rp.125.000 dan per

kaleng nya Rp.1.800.000. Jadi pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo dalam praktek penentuan harga sapi potong telah membuat

standarisasi yang telah diketahui bersama oleh pelaku-pelaku pasar. Dengan

adanya praktek penentuan harga yang memungkinkan adanya standarisasi sapi

potong maka praktek penentuan harga di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.

Biaya pemasaran

Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar adalah biaya

pemasaran harus seragam. Biaya pemasaran merupakan keseluruhan biaya yang

dikeluarkan untuk mendistribusikan sapi potong dari tangan peternak sampai ke

tangan konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten

Karo. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pelaku pasar umumnya meliputi

biaya transportasi, biaya pakan di pasar, biaya izin dan retribusi di pasar, biaya

pemeriksaan kesehatan hewan dan biaya bongkar muat. Biaya pemasaran sapi

potong di pasar hewan tidak seragam, hal ini dikarenakan jarak antara pelaku

pasar yang satu dengan yang lain berbeda-beda sehingga biaya transportasi tidak

sama dan pakan yang diberikan juga tidak sama harga nya. Adapun biaya yang

seragam adalah biaya izin atau retribusi yang dipatokkan sebesar Rp.10.000 dan

biaya kesehatan hewan sebesar Rp.20.000. Biaya pemasaran sapi potong di pasar

hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak seragam dan hal

(18)

Penentuan harga

Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar yaitu penentuan

harga harus bebas dari praktek-praktek persekongkolan, tidak jujur ataupun

perdagangan gelap. Penentuan harga sapi potong yang dijual di pasar hewan Desa

Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo berdasarkan perkiraan berat badan

sapi potong. Sistem penentuan harga sapi potong di pasar hewan dilakukan oleh

penjual dan pembeli dengan mencari kesepakatan. Umumnya mereka memakai

standar harga yang berlaku di pasar hewan yaitu per kilogram nya Rp.125.000 dan

per kaleng nya Rp.1.800.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa penentuan harga sapi

potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

diindikasikan tidak terdapat persekongkolan, tidak jujur ataupun perdagangan

gelap, hal ini telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.

Intervensi pemerintah

Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar yaitu intervensi

pemerintah dalam bentuk kebijakan harga harus dapat memperbaiki mutu produk

dan peningkatan keputusan konsumen. Harga sapi potong di pasar hewan Desa

Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo mulai dari peternak sampai ke

konsumen tidak ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah. Harga sapi

potong sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli dengan memakai

standar harga yang berlaku di pasar. Pemerintah tidak memiliki kewenangan atau

ikut campur dalam penentuan harga terendah maupun harga tertinggi dari sapi

potong yang dipasarkan di pasar hewan. Pemerintah hanya memiliki kewenangan

dalam mengeluarkan surat kesehatan hewan yang dibutuhkan oleh pelaku pasar.

(19)

bentuk penentuan harga untuk memperbaiki produk sapi potong di pasar hewan

Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, hal ini tidak memenuhi

kriteria efisiensi pemasaran.

Keragaan Pasar

Keragaan pasar adalah hasil keputusan akhir yang diambil dalam

hubungannya dengan proses tawar menawar dan persaingan pasar. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan keragaan pasar adalah terdapat kemajuan teknologi,

adanya orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga pemasaran, adanya

peningkatan efisiensi penggunakan sumber daya, perbaikan kualitas dan

maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin.

Terdapat kemajuan teknologi

Kriteria untuk menilai keragaan pasar adalah adanya kemajuan teknologi.

Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo tidak memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses

pemasaran. Tidak adanya timbangan di pasar hewan sehingga penentuan berat

badan dilakukan secara taksiran. Pemasaran sapi potong dilakukan dengan secara

tradisional yaitu dengan membawa sapi potong secara langsung ke pasar dan

pembeli juga secara langsung memebeli sapi potong. Tidak adanya pemasaran

sapi potong sistem online seperti kebanyakan pemasaran produk yang banyak dilakukan masyarakat. Penurunan sapi potong dari mobil pick-up atau truck juga hanya dilakukan secara manual dan dibantu dengan gundukan tanah yang di

sekeliling pasar hewan. Kemajuan teknologi dalam pemasaran sapi potong di

pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo sama sekali tidak

(20)

Orientasi perkembangan lembaga pemasaran

Kriteria yang digunakan untuk menilai keragaan pasar adalah adanya

orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga pemasaran. Dalam pemasaran

sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

tidak terdapat adanya orientasi dalam perkembangan lembaga-lembaga pemasaran

sapi potong. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di

pasar hewan hanya berdiri sendiri tanpa adanya bantuan atau campur tangan dari

pihak lain. Misalnya dalam hal permodalan, lembaga pemasaran tidak

mendapatkan bantuan dari pihak bank, badan usaha maupun koperasi. Dalam

bidang peningkatan kualitas produk, lembaga pemasaran juga tidak dibantu oleh

pihak manapun. Jadi orientasi perkembangan lembaga pemasaran dalam

pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo sama sekali tidak ada, maka hal ini tidak memenuhi kriteria

efisiensi pemasaran.

Peningkatan efisiensi sumber daya

Kriteria yang digunakan untuk melihat keragaan pasar adalah adanya

peningkatan efisiensi sumber daya. Pada pemasaran sapi potong di pasar hewan

Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah terdapat peningkatan

efisiensi sumber daya yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran.

Peningkatan efisiensi sumber daya didukung dengan adanya lembaga pemasaran

yang bertindak sebagai peternak dan pedagang pengumpul sekaligus. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan keuntungan dan memanfaatkan efisiensi sumber

daya. Lembaga pemasaran juga membawa pakan ternak dari tempat tinggal nya

(21)

efisiensi sumber daya tersebut maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa

Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi

pemasaran.

Perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran

Kriteria yang digunakan untuk menilai keragaan pasar adalah perbaikan

kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin.

Produk yang dipasarkan di pasar hewan adalah sapi potong hidup tanpa adanya

pengolahan dan perbaikan kualitas produk. Peternak maupun pedagang

pengumpul membawa sapi potong hidup secara langsung ke pasar hewan tanpa

adanya proses penyortiran. Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak melakukan maksimasi jasa

pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan penjual memanfaatkan jasa bongkar muat

yang ada dipasar hewan sehingga biaya pemasaran dalam hal bongkar muat tidak

dapat dikurangi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran sapi potong di pasar

hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak mengalami

perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran sehingga hal ini tidak

memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.

Margin Pemasaran

Margin pemasaran digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran.

Besarnya margin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda

tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas yang telah

dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh lembaga pemasaran yang

terlibat dalam suatu pemasaran produk. Margin pemasaran merupakan selisih

(22)

konsumen sapi potong di pasar hewan. Semakin kecil nilai margin pemasaran

suatu produk, maka anak semakin baik saluran pemasaran tersebut.. Besarnya

keuntungan dan biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran

yang terlibat didalam pemasaran kopi arabika tersebut dapat diketahui dengan

analisis margin pemasaran.

Tabel 3. Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

Saluran

II 17.665.385 18.480.769 815.384

Dari tabel 3 diatas diketahui bahwa margin pemasaran pada saluran

pemasaran I adalah Rp.0. Hal ini disebabkan karena peternak yang langsung

menjual sapi potong nya kepada konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan

Tigapanah Kabupaten Karo sehingga memberikan keuntungan yang lebih tinggi

kepada peternak. Pada saluran II memiliki margin pemasaran sebesar Rp.815.384.

Hal ini disebabkan karena rata-rata harga beli sapi potong adalah Rp.17.665.385

per ekor dan harga jual nya adalah Rp.18.480.769 , sehingga saluran pemasaran II

lebih sedikit memberikan keuntungan terhadap peternak.

Farmer’s Share

Farmer’s share yaitu persentase harga yang diterima peternak dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share dalam suatu kegiatan pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin

(23)

rendah tingkat pesentase farmer’s share yang diterima peternak, maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran.

Tabel 4. Analisis Farmer’s Share pada Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

Saluran Pemasaran Farmer’s Share (%)

I 100

II 95,59

Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa persentase harga yang diterima

oleh peternak (farmer’s share) pada saluran I adalah 100 % karena peternak langsung memasarkan sapi potong nya kepada konsumen di pasar hewan Desa

Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Tidak ada perbedaan harga pada

tingkat produsen dan tingkat konsumen pada saluran pemasaran I sehingga harga

yang diterima peternak adalah 100 %. Pada saluran pemasaran II, persentase harga

yang diterima oleh peternak adalah 95,59 %. Hal ini diakibatkan karena perbedaan

harga di tingkat produsen dan konsumen. Harga pada tingkat produsen adalah

Rp.17.665.385 dan harga pada tingkat konsumen adalah Rp.18.480.769 sehingga

farmer’s share pada saluran pemasaran ini adalah 95,59 %.

Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

Rasio keuntungan terhadap biaya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat

efisiensi sistem pemasaran dengan membandingkan keuntungan pemasaran yang

diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran.

Pemasaran dapat dikatakan efisien jika rasio keuntungan terhadap biaya merata

(24)

Tabel 5. Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya pada Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

Saluran Pemasaran

Keuntungan (Rp/Ekor)

Biaya (Rp/Ekor)

Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

I 17.933.529 169.412 105,86

II 585.385 230.000 2,55

Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa pada saluran pemasaran I rasio

keuntungan terhadap biaya adalah 105, 86. Hal ini diakibatkan karena peternak

menjual secara langsung sapi potong nya ke pasar hewan tanpa melalui perantara

dan keuntungan yang didapatkan akan sepenuhnya kepada peternak. Pada saluran

pemasaran II rasio keuntungan terhadap biaya adalah 2,55. Hal ini disebabkan

karena sapi potong peternak dijual melalui perantara yaitu pedagang pengumpul.

Sehingga rasio keuntungan terhadap biaya yang didapatkan dari pemasaran sapi

(25)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar

hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo adalah peternak dan

pedagang pengumpul. Lembaga-lembaga pemasaran ini membentuk dua saluran

pemasaran yaitu saluran pertama : peternak – konsumen dan saluran kedua :

peternak – pedagang pengumpul – konsumen. Fungsi pemasaran yang dilakukan

oleh peternak meliputi fungsi pertukaran yaitu penjualan, fungsi fisik yaitu

pengangkutan dan penyimpanan, fungsi fasilitas yaitu pembiayaan. Fungsi

pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul meliputi fungsi pertukaran

yaitu penjualan dan pembelian, fungsi fisik yaitu pengangkutan dan penyimpanan,

fungsi fasilitas yaitu informasi pasar, pembiayaan, pengumpulan dan

penanggungan resiko.

Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo memiliki struktur pasar yang dimana jumlah penjual dan pembeli

sudah banyak sehingga memungkinkan adanya persaingan, adanya kebebasan

keluar masuk pasar dan pembeli yang sudah memadai . Perilaku pasar pasar ini

yaitu praktek penentuan harga memungkinkan adanya standarisasi, dalam

penentuan harga tidak terdapat persekongkolan dan ketidak jujuran serta tidak

terdapat perdagangan gelap. Dalam hal biaya pemasaran masih belum seragam

dan tidak adanya intervensi dari pemerintah dalam bidang harga dan perbaikan

produk. Keragaan pasar dalam pasar ini yaitu tidak terdapat kemajuan teknologi,

(26)

perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa dan dalam hal peningkatan sumber

daya sudah dilakukan oleh pelaku pasar.

Melalui saluran pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo terdapat margin pemasaran pada saluran

pertama yaitu sebesar Rp.0 dan margin pemasaran pada saluran kedua adalah

Rp.815.384. Farmer’s share pada saluran pertama adalah 100% dan pada saluran kedua adalah 95,59 %. Rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pertama

sebesar 105,86 dan saluran kedua adalah 2,55. Dilihat dari margin pemasaran,

farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dinyatakan

sudah efisien.

Saran

Disarankan bagi peternak dan pedagang pengumpul yang terlibat dalam

pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo supaya meningkatkan penjualan, kualitas produk dan maksimasi

jasa. Bagi pemerintah, sebaiknya menyediakan fasilitas dan teknologi yang

mendukung dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan. Bagi konsumen, dalam

melakukan transaksi pembelian sapi potong di pasar hewan harus menguasai

teknik penaksiran berat badan sapi supaya tidak merasa tertipu dan mendapatkan

Gambar

Gambar 4. Saluran pemasaran I
Tabel 1. Fungsi Lembaga Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Tabel 2. Jumlah Lembaga Pemasaran Sapi Potong yang terlibat di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Tabel 3. Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
+2

Referensi

Dokumen terkait

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor : 54 Tahun 2010 dan perubahannya Nomor : 4 Tahun 2015 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah,

Pendekatan yang diterapkan oleh organisasi dalam memandang item yang dibeli adalah Kraljic’s matrix ( Supplier Positioning Model ), dimana pengelompokan barang/item/ bahan

51 105 7SF051 30 FIRDINY FIRENSIA UTAMA SMPK IPEKA INTERNASIO

Normal P-P Plot of Unstandardized Residual..

Pemberian insentif berupa penghapusan atau pengurangan bea masuk dan pajak- pajak untuk pembelian armada yang ramah lingkungan, penyediaan skema pembiayaan pengadaan armada

Umi Qurrota Ayun, A210080056. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

penurunan luas hutan dan peningkatan luas kebun campuran mengakibatkan peningkatan koefisien aliran permukaan tahunan (C) dari 48,6% (1991-1995) menjadi 61,6% (2002-2006),