METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017
sampai April 2017.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan
langsung dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuisioner) kepada responden dan lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat
dalam proses kegiatan pemasaran sapi potong yang berlangsung di pasar hewan
Desa Suka Kabupaten Karo. Data sekunder diambil melalui berbagai literatur
yang dijadikan bahan rujukan untuk mendukung data primer selama proses
penelitian. Data-data sekunder yang digunakan bersal dari text book, jurnal ilmiah,
laporan penelitian (skripsi), situs internet, dan data-data yang didapatkan melalui
lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian
Kabupaten Karo Sumatera Utara.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang dilakukan
dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner
tersebut berisi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup (terstruktur).
Pertanyaan terbuka berisi pertanyaan yang jawabannya berupa deskripsi atau tidak
telah disediakan. Kuisioner tersebut ditujukan kepada responden dan
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat selama proses pemasaran berlangsung.
Penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball sampling. Metode ini diperoleh dari informasi yang didapatkan setelah melalui wawancara dengan responden sebelumnya mengenai saluran pemasaran sapi
potong di pasar hewan. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri
aliran produk dan keterlibatan lembaga-lembaga pemasaran dalam melakukan
fungsi pemasarannya.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data pada
penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran secara
sistematis dan rinci mengenai saluran pemasaran, fungsi – fungsi saluran
pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar dan keragaan pasar sapi potong di pasar
hewan Desa Suka Kabupaten Karo. Analisis kualitatif disajikan dan dianalisis
dalam bentuk deskripsi dan tabulasi sederhana. Sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis marjin pemasaran, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga pemasaran dan diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel yang kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi data. Selanjutnya analisis - analisis tersebut digunakan
untuk menilai efisiensi pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka
Analisis lembaga, saluran dan fungsi pemasaran
Lembaga pemasaran dianalisis guna mengetahui lembaga-lembaga
pemasaran apa saja yang terlibat dalam sistem pemasaran sapi potong di pasar
hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Dengan demikian akan
didapatkan informasi mengenai aliran produk yang dapat membentuk saluran
pemasaran dari tingkat peternak sampai tingkat konsumen akhir. Analisis fungsi
pemasaran perlu diidentifikasi untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran dalam menyalurkan produk dari petani
sampai ke konsumen akhir. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut pada umumnya
melakukan fungsi pertukaran (penjualan dan pembelian), fungsi fisik
(pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan) dan fungsi fasilitas (pembiayaan,
penanggungan risiko, informasi pasar dan standarisasi).
Analisis struktur, perilaku dan keragaan pasar
Analisis ini menggunakan pendekatan SCP (Structure, Conduct, Performance). Struktur pasar (Market Structure) di analisis dengan 3 indikator yaitu ukuran jumlah pembeli dan penjual harus banyak sehingga menjamin
adanya suatu intensitas persaingan yang memadai dalam hal harga dan kualitas
produk, adanya kebebasan masuk dan keluar pasar bagi lembaga – lembaga
pemasaran, jumlah pembeli harus memadai sehingga mendorong peningkatan
efisiensi investasi dalam usaha pemasaran komoditi peternakan. Perilaku pasar
(Market Conduct) di analisis dengan 4 indikator yaitu praktek-praktek penentuan harga harus memungkinkan adanya grading dan standarisasi komoditi peternakan,
biaya pemasaran harus seragam, penentuan harga harus bebas dari praktek -
pemerintah dalam bentuk kebijaksanaan harga harus dapat memperbaiki mutu
produk dan peningkatan keputusan konsumen. Keragaan Pasar (Market Performance) di analisis dengan 4 indikator yaitu harus terdapat kemajuan teknologi, adanya orientasi untuk perkembangan lembaga - lembaga pemasaran,
adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, adanya perbaikan kualitas
produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin
(Sudiyono, 2002).
Analisis margin pemasaran
Margin pemasaran yaitu untuk mengetahui jumlah uang yang diterima
masing-masing lembaga pemasaran sapi potong dengan harga yang dibayarkan
konsumen untuk membeli sapi potong. Untuk melakukan analisis margin
pemasaran dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
MPi = Margin lembaga pemasaran ke – i (saluran pemasaran 1, 2 dan 3)
HJi = Harga Jual lembaga pemasaran ke – i (Rp/ekor)
HBi = Harga pembelian lembaga pemasaran ke – i (Rp/ekor)
Kriteria pengambilan keputusannya yaitu semakin kecil nilai margin pemasaran,
maka semakin efisien suatu pemasaran. Selain itu pemasaran dapat dikatakan
efisien apabila nilai harga yang diterima peternak atau produsen sapi potong lebih
besar dari pada margin pemasaran keseluruhan.
Analisis farmer’s share
Farmer’s share yaitu persentase harga yang diterima peternak dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share dalam suatu kegiatan
pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin
tinggi tingkat persentase farmer’s share yang diterima petani maka dikatakan semakin efisien kegiatan pemasaran yang dilakukan dan sebaliknya semakin
rendah tingkat pesentase farmer’s share yang diterima petani, maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran. Farmer’s share dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
FS = Farmer’s Share
HP = Harga Produsen (Rp/ekor)
HK = Harga beli Konsumen Akhir (Rp/ekor)
Analisis rasio keuntungan dan biaya
Rasio keuntungan terhadap biaya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi sistem pemasaran dengan membandingkan keuntungan pemasaran yang
diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran.
Pemasaran dapat dikatakan efisien jika rasio keuntungan terhadap biaya merata
pada semua lembaga pemasaran dan bernilai positif. Berikut rumus rasio
keuntungan terhadap biaya .
Keterangan:
πi = Keuntungan lembaga pemasaran sapi potong tingkat ke-i (Rp/ekor)
Ci = Biaya lembaga pemasaran sapi potong tingkat ke-i (Rp/ekor). FS = HP/HK x 100%
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam menafsirkan
penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Peternak dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong yang terlibat dalam
saluran pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo.
2. Pedagang pengumpul dalam penelitian ini adalah lembaga pemasaran yang
membeli sapi potong dari peternak dan menjual nya kembali di pasar hewan
Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dengan tingkat
keuntungan tertentu.
3. Konsumen akhir dalam penelitian ini adalah seseorang atau kelompok yang
membeli sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo.
4. Produsen dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong yang menjual sapi
potong nya langsung ke pasar maupun peternak yang menjual sapi potong
nya ke pedagang pengumpul.
5. Sapi potong dalam penelitian ini adalah sapi pejantan atau betina non
produktif yang khusus dijual untuk dimanfaatkan daging nya.
6. Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang berfungsi menyampaikan barang
dari produsen ke konsumen melalui perantara atau lembaga pemasaran.
7. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam
proses pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
8. Saluran pemasaran adalah penjualan barang-barang dan volume arus barang
pada setiap saluran dari peternak/produsen ke konsumen.
9. Fungsi pemasaran adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga pemasaran.
10. Margin pemasaran adalah selisih harga jual sapi potong ke lembaga
pemasaran berikutnya dengan harga beli dari lembaga pemasaran
sebelumnya.
11. Harga jual peternak (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per ekor yang
diterima petani.
12. Harga beli ditingkat pedagang (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per
ekor yang dibeli dari petani atau dari pedagang perantara sebelumnya.
13. Harga jual ditingkat pedagang (Rp/Ekor) adalah harga rata-rata produk per
ekor yang dijual pedagang kepada pedagang lainnya atau kepada konsumen
akhir.
14. Farmer’s share adalah persentase harga sapi potong yang diterima oleh peternak yaitu dengan membandingkan harga sapi potong dari peternak
dengan harga beli sapi potong pada konsumen akhir dikalikan 100%.
15. Efisiensi pemasaran adalah suatu ukuran dimana proses pemasaran produk
merata untuk semua lembaga pemasaran yang terkait baik dalam bidang
operasional maupun bidang harga.
Batasan operasional
1. Penelitian dilakukan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo dan lokasi asal ternak sapi potong yang diperjualbelikan di
2. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2017.
3. Objek penelitian adalah lembaga-lembaga pemasaran sapi potong yang
terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo.
4. Ruang lingkup penelitian ini adalah pemasaran sapi potong di pasar hewan
Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Pengamatan juga
dilakukan pada peternakan sapi potong yang terlibat dalam pemasaran sapi
potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
Analisis pemasaran dilakukan dengan melihat lembaga, saluran dan fungsi
pemasaran. Efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SCP (Structure, Conduct, Performance), analisis margin pemasaran, analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembaga Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh
peternak maupun lembaga-lembaga pemasaran guna mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya dalam memasarkan suatu komoditas maupun produk
tertentu. Berdasarkan hasil penelitian pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa
Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo ada dua lembaga pemasaran yang
berperan dalam pemasaran sapi potong yaitu peternak dan pedagang pengumpul.
Peternak
Peternak merupakan produsen ternak sapi potong yang juga berperan
sebagai lembaga pemasaran. Peternak berperan dalam menjualkan sapi potong
secara langsung kepada konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo. Peternak yang datang ke pasar hewan untuk
menjualkan sapi potong nya berasal dari daerah Kabupaten Karo yang meliputi
Kecamatan Tigapanah, Munthe, Kabanjahe, Simpang Empat, Dolat Rakyat dan
Kecamatan lainnya disekitar Karo. Bukan hanya peternak sapi potong dari
Kabupaten Karo saja yang datang ke pasar hewan tetapi ada juga dari Kabupaten
Simalungun dan Kabupaten disekitar Karo, meskipun para peternak tersebut tidak
rutin untuk berjualan sapi potong tiap minggu nya. Adapun peternak yang terlibat
dalam pemasaran ini berjumlah 17 orang.
Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul berperan membeli sapi potong dari peternak yang
Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Pedagang pengumpul yang
datang ke pasar hewan berasal dari Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun,
Binjai dan daerah sekitar Kabupaten Karo, meskipun pedagang pengumpul
tersebut tidak rutin untuk menjualkan sapi potong tiap minggu nya di pasar
hewan. Adapun pedagang pengumpul yang terlibat dalam pemasaran ini
berjumlah 13 orang.
Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah serangkaian pelaku yang menyalurkan semua
fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari
produsen ke konsumen. Proses penyaluran produk dari produsen ke harus
dilakukan sekalipun jarak antar keduanya berjauhan, namun harus memikirkan
faktor-faktor umum yang berlaku sehingga tidak terjadi kerugian. Berdasarkan
hasil penelitian pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo memiliki dua saluran pemasaran. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Saluran pemasaran I
Gambar 5. Saluran pemasaran II
Saluran pemasaran I disebut juga dengan pemasaran 1 tingkat karena
melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu peternak. Pada saluran ini peternak sapi
PETERNAK
KONSUMEN
PETERNAK
PEDAGANG
KONSUMEN
potong langsung membawa sapi potong nya ke pasar hewan untuk dijual. Alasan
peternak secara langsung menjualnya ke pasar hewan karena tempat tinggal yang
berdekatan dengan pasar hewan, semua keuntungan dari penjualan untuk peternak
dan ingin melihat dan membeli sapi potong secara langsung milik peternak
lainnya. Dari responden yang ditemukan di pasar hewan terdapat 17 orang yang
berperan dalam saluran pemasaran I mereka berasal dari Kabupaten Karo seperti
Desa Suka, Kabanjahe, Lingga, Dolat Rakyat, Lingga Julu, Munthe, Simpang
Empat dan Tigapanah serta ada juga yang berasal dari luar Karo yaitu dari Siantar.
Saluran pemasaran II disebut juga dengan pemasaran 2 tingkat karena
melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu peternak dan pedagang pengumpul.
Pedagang pengumpul membeli sapi potong dari para peternak yang berada di
sekitar tempat tinggal nya yang kemudian akan menjual nya kembali di pasar
hewan. Dari responden yang ditemukan di pasar hewan terdapat 13 orang yang
terlibat sebagai pedagang pengumpul. Mereka berasal dari daerah Kabupaten
Karo, Kabupaten Simalungun dan Binjai.
Beberapa dari responden juga terlibat dalam dua saluran pemasaran yaitu
bertindak sebagai peternak dan sekaligus pedagang pengumpul. Hal ini dilakukan
oleh Manis Surbakti, Jiwa Tarigan, Jumpa Bangun, Dep Perangin-angin,
Sinulingga, Kecil dan Terang Pelawi. Alasan responden terlibat dalam dua saluran
pemasaran sekaligus adalah untuk meningkatkan keuntungan dan penjualan sapi
potong.
Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah fungsi yang dilakukan oleh setiap komponen yang
memperlancar pendistribusian sapi potong. Fungsi lembaga pemasaran sapi
potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Fungsi Lembaga Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Lembaga Pemasaran Fungsi Pemasaran Perlakuan
Peternak Pertukaran Penjualan
Fisik Pengangkutan, Penyimpanan Fasilitas Pembiayaan
Pedagang Pengumpul Pertukaran Penjualan, Pembelian
Fisik Pengangkutan, Penyimpanan Fasilitas Informasi Pasar, Pembiayaan,
Pengumpulan, Penanggungan resiko
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui fungsi pemasaran masing-masing
lembaga pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo. Aktivitas yang dilakukan lembaga pemasaran adalah melakukan
sejumlah fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran tersebut seperti fungsi
pertukaran, fungsi fisik dan fungsi penyediaan sarana. Berdasarkan hasil
pengamatan, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di
pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak melakukan
semua fungsi pemasaran yang ada.
Peternak melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi penjualan berupa sapi
potong dengan harga jual rata-rata yaitu Rp. 18.102.941 per ekor. Fungsi fisik
yang dilakukan adalah fungsi pengangkutan dan penyimpanan. Fungsi
pengangkutan yang dilakukan oleh peternak yaitu pengangkutan sapi potong dari
tempat tinggal peternak ke pasar hewan dengan menggunakan mobil pick-up dan
Rp.112.353 per ekor. Fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh peternak yaitu
apabila ternak tidak terjual di pasar hewan maka peternak akan membawa nya
kembali pulang dan dipelihara nya kembali untuk dijual minggu depan nya di
pasar hewan. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh peternak yaitu fungsi
pembiayaan. Dalam hal ini peternak melakukan semua pembiayaan pemasaran
seperti biaya transportasi, biaya pakan di pasar, biaya izin dan retribusi, biaya
pemeriksaan kesehatan hewan dan biaya bongkar muat.
Pedagang pengumpul melakukan fungsi pertukaran yaitu fungsi pembelian
dan fungsi penjualan. Harga rata-rata sapi potong yang dibeli pedagang
pengumpul dari peternak yaitu Rp. 17.665.385 per ekor dan rata-rata harga jual
sapi potong yang dijual pedagang pengumpul di pasar hewan yaitu Rp.18.480.769
per ekor. Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah fungsi
pengangkutan dan fungsi penyimpanan. Pengangkutan yang dilakukan adalah
pengangkutan sapi potong dari tempat tinggal pedagang pengumpul ke pasar
hewan dengan menggunakan mobil pick-up dan truck yang memiliki rata-rata biaya transportasi sebesar Rp.170.000 per ekor. Penyimpanan dilakukan apabila
sapi potong tidak terjual di pasar hewan. Pedagang pengumpul akan membawa
sapi potong kembali pulang dan memelihara nya kembali serta dibawa lagi
minggu depan nya ke pasar hewan untuk dijual. Fungsi fasilitas yang dilakukan
oleh pedagang pengumpul adalah informasi pasar, pembiayaan, pengumpulan,
penanggungan resiko. Pedagang pengumpul memberitahukan informasi pasar
kepada peternak disekitar tempat tinggal nya baik dari segi harga sapi potong dan
permintaan sapi potong di pasar hewan. Pedagang pengumpul melakukan
di pasar, biaya izin dan retribusi pasar, biaya pemeriksaan dan kesehatan hewan
dan biaya bongkar muat. Fungsi pengumpulan dilakukan oleh pedagang
pengumpul dengan mengumpulkan sapi potong yang siap untuk dijual ke pasar
hewan dari sekitar tempat tinggal nya. Pedagang pengumpul juga melakukan
penanggungan resiko atas ternak yang dijual nya ke pasar hewan baik dari segi
harga maupun tingkat stres ternak sapi potong tersebut.
Struktur Pasar
Struktur pasar adalah karakteristik lembaga dari suatu pasar yang
menentukan hubungan antara penjual yang satu dengan penjual yang lain, antara
pembeli dengan penjual, serta hubungan antara penjual di pasar dengan penjual
potensial yang akan keluar masuk pasar. Berdasarkan lembaga pemasaran yang
terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo terdapat dua lembaga pemasaran yang terlibat. Dua
lembaga pemasaran tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2. Jumlah Lembaga Pemasaran Sapi Potong yang terlibat di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
No. Lembaga Pemasaran Jumlah (n) Persentase
1 Peternak 17 56,67
2 Pedagang Pengumpul 13 43,33
Total 30 100
Dari tabel diatas diketahui bahwa peternak lebih banyak terlibat dalam
pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo yang memiliki persentase 56,67 % dibanding dengan pedagang
pengumpul yang memiliki persentase 43,33 %. Hal ini diakibatkan karena jarak
tempat tinggal peternak lebih dekat dengan pasar hewan sehingga peternak dapat
Ukuran jumlah penjual dan pembeli sapi potong
Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa ukuran penjual dan pembeli sangat
banyak. Di pasar hewan tersebut tidak hanya memiliki satu penjual ataupun satu
pembeli sehingga mengakibatkan persaingan harga maupun produk. Dilihat dari
segi penjual maka pasar hewan tersebut adalah pasar oligopoli dan dilihat dari
segi pembeli maka pasar hewan tersebut adalah pasar oligopsoni. Dengan banyak
nya penjual dan pembeli pada pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo maka diambil keputusan bahwa pemasaran sapi potong di pasar
hewan tersebut telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.
Adanya kebebasan keluar masuk pasar
Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa penjual dan pembeli bebas untuk
keluar masuk pasar. Mereka yang melakukan aktivitas di pasar hewan tidak perlu
untuk mendapatkan izin dari pihak manapun, baik dari pemerintah maupun
lembaga lainnya. Dengan adanya kebebasan keluar masuk pasar maka pemasaran
sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
sudah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.
Jumlah pembeli harus memadai
Berdasarkan hasil pengamatan di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo diketahui bahwa pembeli sapi potong selalu
berdatangan tiap minggu nya ke pasar hewan untuk membeli sapi potong. Hal ini
didukung dengan keberlangsungan kegiatan pasar yang setiap minggu nya
potong yang ditawarkan oleh para penjual. Dalam hal ini permintaan sapi potong
di pasar hewan terus berlangsung dan tetap ada. Dengan adanya jumlah pembeli
yang memadai maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi
pemasaran.
Perilaku Pasar
Perilaku pasar menunjukkan tingkah laku lembaga pemasaran dalam
struktur pasar tertentu terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang harus diambil
dalam menghadapi berbagai struktur pasar. Perilaku pasar meliputi kegiatan
penjualan, pembelian, penentuan harga, dan strategi tataniaga. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan perilaku pasar adalah praktek-praktek penentuan
harga harus memungkinkan adanya grading dan standarisasi, biaya pemasaran
harus seragam, penentuan harga harus bebas dari praktek-praktek persekongkolan,
tidak jujur ataupun perdagangan gelap, dan intervensi pemerintah dalam bentuk
kebijakanharga harus dapat memperbaiki mutu produk dan peningkatan keputusan
konsumen.
Praktek penentuan harga
Praktek-praktek penentuan harga sapi potong di pasar hewan Desa Suka
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dilihat berdasarkan penerima harga (price taker) dan penentu harga (price maker). Harga sapi potong di pasar hewan disesuaikan dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli
dalam penentuan harga dengan mempertimbangkan faktor perkiraan berat badan
sapi potong. Tidak ada faktor lain selain dari perkiraan berat badan sapi potong
Kabupaten Karo. Harga yang berlaku di pasar hewan dengan mempertimbangkan
berat badan sapi potong yaitu per kilogram dengan harga Rp.125.000 dan per
kaleng nya Rp.1.800.000. Jadi pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo dalam praktek penentuan harga sapi potong telah membuat
standarisasi yang telah diketahui bersama oleh pelaku-pelaku pasar. Dengan
adanya praktek penentuan harga yang memungkinkan adanya standarisasi sapi
potong maka praktek penentuan harga di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.
Biaya pemasaran
Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar adalah biaya
pemasaran harus seragam. Biaya pemasaran merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk mendistribusikan sapi potong dari tangan peternak sampai ke
tangan konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten
Karo. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pelaku pasar umumnya meliputi
biaya transportasi, biaya pakan di pasar, biaya izin dan retribusi di pasar, biaya
pemeriksaan kesehatan hewan dan biaya bongkar muat. Biaya pemasaran sapi
potong di pasar hewan tidak seragam, hal ini dikarenakan jarak antara pelaku
pasar yang satu dengan yang lain berbeda-beda sehingga biaya transportasi tidak
sama dan pakan yang diberikan juga tidak sama harga nya. Adapun biaya yang
seragam adalah biaya izin atau retribusi yang dipatokkan sebesar Rp.10.000 dan
biaya kesehatan hewan sebesar Rp.20.000. Biaya pemasaran sapi potong di pasar
hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak seragam dan hal
Penentuan harga
Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar yaitu penentuan
harga harus bebas dari praktek-praktek persekongkolan, tidak jujur ataupun
perdagangan gelap. Penentuan harga sapi potong yang dijual di pasar hewan Desa
Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo berdasarkan perkiraan berat badan
sapi potong. Sistem penentuan harga sapi potong di pasar hewan dilakukan oleh
penjual dan pembeli dengan mencari kesepakatan. Umumnya mereka memakai
standar harga yang berlaku di pasar hewan yaitu per kilogram nya Rp.125.000 dan
per kaleng nya Rp.1.800.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa penentuan harga sapi
potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
diindikasikan tidak terdapat persekongkolan, tidak jujur ataupun perdagangan
gelap, hal ini telah memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.
Intervensi pemerintah
Kriteria yang digunakan untuk menentukan perilaku pasar yaitu intervensi
pemerintah dalam bentuk kebijakan harga harus dapat memperbaiki mutu produk
dan peningkatan keputusan konsumen. Harga sapi potong di pasar hewan Desa
Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo mulai dari peternak sampai ke
konsumen tidak ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah. Harga sapi
potong sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli dengan memakai
standar harga yang berlaku di pasar. Pemerintah tidak memiliki kewenangan atau
ikut campur dalam penentuan harga terendah maupun harga tertinggi dari sapi
potong yang dipasarkan di pasar hewan. Pemerintah hanya memiliki kewenangan
dalam mengeluarkan surat kesehatan hewan yang dibutuhkan oleh pelaku pasar.
bentuk penentuan harga untuk memperbaiki produk sapi potong di pasar hewan
Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, hal ini tidak memenuhi
kriteria efisiensi pemasaran.
Keragaan Pasar
Keragaan pasar adalah hasil keputusan akhir yang diambil dalam
hubungannya dengan proses tawar menawar dan persaingan pasar. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan keragaan pasar adalah terdapat kemajuan teknologi,
adanya orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga pemasaran, adanya
peningkatan efisiensi penggunakan sumber daya, perbaikan kualitas dan
maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin.
Terdapat kemajuan teknologi
Kriteria untuk menilai keragaan pasar adalah adanya kemajuan teknologi.
Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo tidak memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses
pemasaran. Tidak adanya timbangan di pasar hewan sehingga penentuan berat
badan dilakukan secara taksiran. Pemasaran sapi potong dilakukan dengan secara
tradisional yaitu dengan membawa sapi potong secara langsung ke pasar dan
pembeli juga secara langsung memebeli sapi potong. Tidak adanya pemasaran
sapi potong sistem online seperti kebanyakan pemasaran produk yang banyak dilakukan masyarakat. Penurunan sapi potong dari mobil pick-up atau truck juga hanya dilakukan secara manual dan dibantu dengan gundukan tanah yang di
sekeliling pasar hewan. Kemajuan teknologi dalam pemasaran sapi potong di
pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo sama sekali tidak
Orientasi perkembangan lembaga pemasaran
Kriteria yang digunakan untuk menilai keragaan pasar adalah adanya
orientasi untuk perkembangan lembaga-lembaga pemasaran. Dalam pemasaran
sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
tidak terdapat adanya orientasi dalam perkembangan lembaga-lembaga pemasaran
sapi potong. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di
pasar hewan hanya berdiri sendiri tanpa adanya bantuan atau campur tangan dari
pihak lain. Misalnya dalam hal permodalan, lembaga pemasaran tidak
mendapatkan bantuan dari pihak bank, badan usaha maupun koperasi. Dalam
bidang peningkatan kualitas produk, lembaga pemasaran juga tidak dibantu oleh
pihak manapun. Jadi orientasi perkembangan lembaga pemasaran dalam
pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo sama sekali tidak ada, maka hal ini tidak memenuhi kriteria
efisiensi pemasaran.
Peningkatan efisiensi sumber daya
Kriteria yang digunakan untuk melihat keragaan pasar adalah adanya
peningkatan efisiensi sumber daya. Pada pemasaran sapi potong di pasar hewan
Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah terdapat peningkatan
efisiensi sumber daya yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran.
Peningkatan efisiensi sumber daya didukung dengan adanya lembaga pemasaran
yang bertindak sebagai peternak dan pedagang pengumpul sekaligus. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan keuntungan dan memanfaatkan efisiensi sumber
daya. Lembaga pemasaran juga membawa pakan ternak dari tempat tinggal nya
efisiensi sumber daya tersebut maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa
Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo telah memenuhi kriteria efisiensi
pemasaran.
Perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran
Kriteria yang digunakan untuk menilai keragaan pasar adalah perbaikan
kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran dengan biaya serendah mungkin.
Produk yang dipasarkan di pasar hewan adalah sapi potong hidup tanpa adanya
pengolahan dan perbaikan kualitas produk. Peternak maupun pedagang
pengumpul membawa sapi potong hidup secara langsung ke pasar hewan tanpa
adanya proses penyortiran. Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak melakukan maksimasi jasa
pemasaran. Hal ini dibuktikan dengan penjual memanfaatkan jasa bongkar muat
yang ada dipasar hewan sehingga biaya pemasaran dalam hal bongkar muat tidak
dapat dikurangi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran sapi potong di pasar
hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tidak mengalami
perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa pemasaran sehingga hal ini tidak
memenuhi kriteria efisiensi pemasaran.
Margin Pemasaran
Margin pemasaran digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran.
Besarnya margin pemasaran pada berbagai saluran pemasaran dapat berbeda
tergantung panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas yang telah
dilaksanakan serta keuntungan yang diharapkan oleh lembaga pemasaran yang
terlibat dalam suatu pemasaran produk. Margin pemasaran merupakan selisih
konsumen sapi potong di pasar hewan. Semakin kecil nilai margin pemasaran
suatu produk, maka anak semakin baik saluran pemasaran tersebut.. Besarnya
keuntungan dan biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran
yang terlibat didalam pemasaran kopi arabika tersebut dapat diketahui dengan
analisis margin pemasaran.
Tabel 3. Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Saluran
II 17.665.385 18.480.769 815.384
Dari tabel 3 diatas diketahui bahwa margin pemasaran pada saluran
pemasaran I adalah Rp.0. Hal ini disebabkan karena peternak yang langsung
menjual sapi potong nya kepada konsumen di pasar hewan Desa Suka Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo sehingga memberikan keuntungan yang lebih tinggi
kepada peternak. Pada saluran II memiliki margin pemasaran sebesar Rp.815.384.
Hal ini disebabkan karena rata-rata harga beli sapi potong adalah Rp.17.665.385
per ekor dan harga jual nya adalah Rp.18.480.769 , sehingga saluran pemasaran II
lebih sedikit memberikan keuntungan terhadap peternak.
Farmer’s Share
Farmer’s share yaitu persentase harga yang diterima peternak dibandingkan dengan harga jual pada pedagang pengecer. Farmer’s share dalam suatu kegiatan pemasaran dapat dijadikan dasar atau tolak ukur efisiensi pemasaran. Semakin
rendah tingkat pesentase farmer’s share yang diterima peternak, maka akan semakin rendah pula tingkat efisiensi dari suatu pemasaran.
Tabel 4. Analisis Farmer’s Share pada Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Saluran Pemasaran Farmer’s Share (%)
I 100
II 95,59
Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa persentase harga yang diterima
oleh peternak (farmer’s share) pada saluran I adalah 100 % karena peternak langsung memasarkan sapi potong nya kepada konsumen di pasar hewan Desa
Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Tidak ada perbedaan harga pada
tingkat produsen dan tingkat konsumen pada saluran pemasaran I sehingga harga
yang diterima peternak adalah 100 %. Pada saluran pemasaran II, persentase harga
yang diterima oleh peternak adalah 95,59 %. Hal ini diakibatkan karena perbedaan
harga di tingkat produsen dan konsumen. Harga pada tingkat produsen adalah
Rp.17.665.385 dan harga pada tingkat konsumen adalah Rp.18.480.769 sehingga
farmer’s share pada saluran pemasaran ini adalah 95,59 %.
Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
Rasio keuntungan terhadap biaya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
efisiensi sistem pemasaran dengan membandingkan keuntungan pemasaran yang
diperoleh terhadap biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran.
Pemasaran dapat dikatakan efisien jika rasio keuntungan terhadap biaya merata
Tabel 5. Analisis Rasio Keuntungan Terhadap Biaya pada Pemasaran Sapi Potong di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo
Saluran Pemasaran
Keuntungan (Rp/Ekor)
Biaya (Rp/Ekor)
Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
I 17.933.529 169.412 105,86
II 585.385 230.000 2,55
Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa pada saluran pemasaran I rasio
keuntungan terhadap biaya adalah 105, 86. Hal ini diakibatkan karena peternak
menjual secara langsung sapi potong nya ke pasar hewan tanpa melalui perantara
dan keuntungan yang didapatkan akan sepenuhnya kepada peternak. Pada saluran
pemasaran II rasio keuntungan terhadap biaya adalah 2,55. Hal ini disebabkan
karena sapi potong peternak dijual melalui perantara yaitu pedagang pengumpul.
Sehingga rasio keuntungan terhadap biaya yang didapatkan dari pemasaran sapi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran sapi potong di pasar
hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo adalah peternak dan
pedagang pengumpul. Lembaga-lembaga pemasaran ini membentuk dua saluran
pemasaran yaitu saluran pertama : peternak – konsumen dan saluran kedua :
peternak – pedagang pengumpul – konsumen. Fungsi pemasaran yang dilakukan
oleh peternak meliputi fungsi pertukaran yaitu penjualan, fungsi fisik yaitu
pengangkutan dan penyimpanan, fungsi fasilitas yaitu pembiayaan. Fungsi
pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul meliputi fungsi pertukaran
yaitu penjualan dan pembelian, fungsi fisik yaitu pengangkutan dan penyimpanan,
fungsi fasilitas yaitu informasi pasar, pembiayaan, pengumpulan dan
penanggungan resiko.
Pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo memiliki struktur pasar yang dimana jumlah penjual dan pembeli
sudah banyak sehingga memungkinkan adanya persaingan, adanya kebebasan
keluar masuk pasar dan pembeli yang sudah memadai . Perilaku pasar pasar ini
yaitu praktek penentuan harga memungkinkan adanya standarisasi, dalam
penentuan harga tidak terdapat persekongkolan dan ketidak jujuran serta tidak
terdapat perdagangan gelap. Dalam hal biaya pemasaran masih belum seragam
dan tidak adanya intervensi dari pemerintah dalam bidang harga dan perbaikan
produk. Keragaan pasar dalam pasar ini yaitu tidak terdapat kemajuan teknologi,
perbaikan kualitas produk dan maksimasi jasa dan dalam hal peningkatan sumber
daya sudah dilakukan oleh pelaku pasar.
Melalui saluran pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo terdapat margin pemasaran pada saluran
pertama yaitu sebesar Rp.0 dan margin pemasaran pada saluran kedua adalah
Rp.815.384. Farmer’s share pada saluran pertama adalah 100% dan pada saluran kedua adalah 95,59 %. Rasio keuntungan terhadap biaya pada saluran pertama
sebesar 105,86 dan saluran kedua adalah 2,55. Dilihat dari margin pemasaran,
farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya maka pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo dinyatakan
sudah efisien.
Saran
Disarankan bagi peternak dan pedagang pengumpul yang terlibat dalam
pemasaran sapi potong di pasar hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo supaya meningkatkan penjualan, kualitas produk dan maksimasi
jasa. Bagi pemerintah, sebaiknya menyediakan fasilitas dan teknologi yang
mendukung dalam pemasaran sapi potong di pasar hewan. Bagi konsumen, dalam
melakukan transaksi pembelian sapi potong di pasar hewan harus menguasai
teknik penaksiran berat badan sapi supaya tidak merasa tertipu dan mendapatkan