• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN KERAMBA JARING APUNG (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial dalam Bidang Antropologi

Oleh:

WINGGOU S. PURBA 120905056

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

PENGELOLAAN KERAMBA JARING APUNG (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di

sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar

kesarjanaan saya.

Medan, Juni 2017

Penulis

(3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul ”Pengelolaan Keramba Jaring Apung (Studi Etnografi di Desa Haranggaol)” disusun oleh Winggou S. Purba (120905056), 2017. Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 94 halaman, 7 foto, 9 tabel dan 20 daftar pustaka.

Secara historis sistem mata pencaharian bertani merupakan sistem mata pencaharian tertua hanya saja dalam konteks antropologi pertanian yang dimaksud adalah pertanian darat.Hanya saja berangkat dari pemahaman masyarakat sekitar yang menyatakan bahwa pengelolahan keramba jaring apung merupakan suatu sistem mata pencaharian asumsi tersebut mulai diterima keberadaannya bahwa itu juga merupakan suatu bentuk pertanian.Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring yang dibentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam air permukaan menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi, serta sistem penjangkaran.

Semua kebudayaan pada suatu waktu berubah karena bermacam-macam sebab.Salah satu sebabnya adalah perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif. Sebab lain adalah bahwa, melulu karena kebetulan, atau karena sesuatu sebab lain. Suatu bangsa mungkin mengubah pandangannya tentang lingkungannya dan tentang tempatnya sendiri didalamnya.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi etnografi.Penelitian yang bersifat studi etnografi ini menekankan pada pendeskripsian fenomena yang terjadi pada pada objek yang dianalisis.

Hasil dari penelitian ini, Merosotnya sektor pariwisata sekitar tahun 1998 dan sektor pertanian tahun 2002 membuat masyarakat beralih mata pencaharian menjadi petani ikan dengan sistem keramba jaring apung.Toke di Desa Haranggaol mampu mengumpulkan ikan nila sekitar 20 ton perharinya dari beberapa petani kja. petani keramba jaring apung di desa Haranggaol tidak ada yang mengolah hasil budidaya ikan nilanya. Mereka hanya membudidayakan saja, ketika sudah siap untuk dipanen mereka langsung menjualnya kepada toke. Masyarakat desa Haranggaol sebagain besar menggantungkan hidupnya dengan cara bertani yaitu membudidayakan ikan dengan metode keramba jaring apung. Mereka memanfaatkan Danau Toba sebagai tempat membudidayakan ikan.

(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas segala kasih dan karunia-nya, penulis bisa menyelesaikan skripsi

yang berjudul PENGELOLAAN KERAMBA JARING APUNG (Studi Etnografi

di Desa Haranggaol). Proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi

berbagai hambatan, karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan banyak

hal lainnya. Namun berkat pertolongan Tuhan Yang Maha Esa yang memberi

ketabahan, kesabaran, dan kekuatan kepada penulis, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Secara khusus dan teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada

kedua orang tua, Bapak St. J. Purba dan.Ibu A. br Saragih, atas kasih sayang,

didikan, perhatian, yang penulis terima sejak kecil hingga penulis tumbuh

dewasa.Dan juga kepada kedua adik penulis, Winrou Wesley Purba dan Winchary

br Purba.Kalianlah motivasi terbesarku sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.Sungguh semua jasa itu belum dapat terbalaskan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Bapak

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si. kepada Ketua Departemen Antropologi Sosial

FISIP USU, Bapak Dr. Fikarwin Zuska, Bapak Drs. Lister Berutu, MA, sebagai

dosen pembimbing penulis, terima kasih atas kesediaan membagi waktu dalam

memberikan arahan dan bimbingan dari mulai proposal sampai skripsi ini selesai.

Kepada abang - abang dan kakak senior antropologi, Ibnu Avena

(5)

S.Sos, Mark Sinar Rafael Girsang S.Sos, Maryo Sembiring S. Sos, Gorat Siahaan,

Sakti HDP Bancin S.Sos, Iyan Sinuraya S.Sos, Jop Martinus S.Sos, Sabam M

Marpaung S. Sos, Cristopher, Amy S.Sos, Rini S.Sos, Lamtiur S.Sos dan banyak

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas persahabatan

dan semangat yang kalian berikan, dan terima kasih buat petualangan yang sering

kita jalani bersama.

Teman - teman antropologi angkatan 2012, Erwin Simrmata S. Sos,

Muhammad Rizky Adi Nugraha S. Sos, Trio Wijaya, Drixen A Mawuntu S. Sos,

Ali Agasi, Muhammad Subur Syahputra, Madun Purba, Stepanus Purba, Arif

Akbar S. Sos, Marth Intan Siringo-ringo S. Sos, Jella Octaria Sembiring S. Sos,

Anita Lumabn Raja S. Sos, Susi Simanjuntak, Josua Christian Hutabarat dan

lain-lain yang tidak tersebut namanya, terima kasih untuk kenangan dan motivasi yang

kalian berikan. Serta kepada seluruh informan dalam penelitian ini, yang telah

bersedia membagi waktunya dan memberikan informasi.Penulis mengucapkan

banyak terima kasih.tanpa kalian, skripsi ini tidak akan ada. Kepada Rosari

Karolina br Damanik yang selalu memberi dukungan serta semangat yang tiada

henti kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Medan, Juni 2017

Penulis

(6)

RIWAYAT HIDUP

Winggou S. Purba lahir pada

tanggal 11 Oktober 1994 di Pematang

Siantar.Anak pertama dari tiga bersaudara

dari pasangan St. J. Purba dan A. br.

Saragih.Bertempat tinggal di Jl. Besar

Haranggaol, Desa Haranggaol

Horisan.Peneliti menyelesaikan pendidikan

dasar di SD Inpres Haranggaol pada tahun

2006.Lalu meyelesaikan sekolah di SMP

sw. GKPS Haranggaol pada tahun 2009.Kemudian menyelesaikan sekolah

menengah atas di SMA Santo Thomas – 2 Medan pada tahun 2012.Selanjutnya

melanjutkan ke perguruan tinggi di Universitas Sumatera Utara di departemen

Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2012.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala

perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana dalam bidang antropologi di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

universitas sumatera utara.

PENGELOLAAN KERAMBA JARING APUNG (Studi Etnografi di

Desa Haranggaol), yang menjadi judul dari skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Di

Universitas Sumatera Utara dalam bidang antropologi sosial.Skripsi ini

merupakan hasil dari penelitian yang didasarkan observasi dan partisipasi dan

wawancara penulis di lapangan.

Skripsi ini jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran untuk perbaikan dalam penulisanhingga skripsi ini menuju

kesempurnaan.Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada

pembaca, khususnya mahasiswa antropologi sosial sebagai ilmu pengetahuan

yang dapat menambah wawasan.

Medan, Juni 2017

Penulis

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sarana Kesehatan di Kelurahan Haranggaol ... 34

Tabel 2. Sarana Pendidikan di Kelurahan Haranggaol ... 35

Tabel 3. Penyebaran Jumlah Penduduk Berdasarkan RT di Kelurahan Haranggaol ... 36

Tabel 4. Jumlah Penduduk ... 37

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 38

Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 39

Tabel 7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 30

Tabel 8. Jumlah Keramba Jaring Apung ... 42

(9)

DAFTAR FOTO

Foto 1. Keramba Jaring Apung ... 60

Foto 2. Tenaga Kerja Mem-packing Ikan ... 63

Foto 3. Pelampung Drum Plastik ... 70

Foto 4. Bibit Ikan Nila ... 73

Foto 5. Pemberian Pakan Ikan ... 74

Foto 6. Proses Pemanenan Ikan ... 76

(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

1. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 16

1. 5. Metode Penelitian... 18

1. 5. 1. Teknik Pegumpulan Data ... 18

1. 5. 2. Informan Kunci ... 22

BAB. II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2. 1. Desa Haranggaol ... 26

BAB. III SISTEM MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DESA HARANGGAOL

(11)

4. 1. 1. Kepemilikan KJA ... 64

4. 1. 2. Pengetahuan ... 65

4. 1. 3. Pembuatan Keramba ... 67

4. 1. 4. Pembibitan ... 72

4. 1. 5. Pemeliharaan ... 73

4. 1. 6. Panen ... 75

4.2. Proses Distribusi ... 76

4. 3. Proses Konsumsi ... 79

4. 4. Permodalan ... 81

4. 5. Kendala/Hambatan ... 82

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan ... 87

5. 2. Saran ... 93

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah unit Keramba Jaring Apung (KJA) ikan nila dan ikan campuran sangat berkaitan langsung terhadap jumlah produksi KJA ikan nila dan produksi KJA ikan campuran.Semakin

[r]

Kekuatan yang ada dalam pengelolaan kegiatan budidaya ikan sistem KJA ada pada potensi luas areal perairan yang dapat dikembangkan dan pada masyarakat yang

[r]

Dampak adanya tarnsformasi mata pencaharian terhadap kondisi ekonomi masyarakat Desa Nian dari bertani ke bertambang memberikan gambaran dan indikasi yang nyata

Mata pencaharian utama petani desa Hutajulu dihasilkan dari kemenyan, kopi, sawah, tananam palawija dan mata pencaharian lainnya, namun diantara hasil pertanian tersebut

Budidaya ikan sistem KJA merupakan kegiatan budidaya ikan yang dapat dikembangkan secara intensif dengan kepadatan (densitas) ikan budidaya yang cukup tinggi, sehingga tidak

Pada pasal 8 ayat 1 Undang- Udang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan berbunyi “Melakukan penangkapan ikan dan/ atau