• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi Senyawa Flavonoida dari Daun Tumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi Senyawa Flavonoida dari Daun Tumbuhan Kaliandra (Calliandra calothyrsus)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Flavonoid adalah kelompok terbesar dari senyawafenolik yang terdapat di alam, yang dimana dalam bagian tumbuhan baik dalam keadaan bebas dan sebagai glikosida. Istilah flavonoid diambil dari bahasa latin “flavus” yang artinya kuning, sebagian besar dari senyawa flavonoid berwarna kuning. Flavonoid juga dikenal sebagai pigmen atau co-pigmen dalam tumbuhan.Adanya pigmen-pigmen menyebabkan adanya warna yang berbeda-beda dan kombinasi warna yang terdapat di kulit, daun, bunga, buah dan biji dari tumbuhan.Warna-warna ini dapat menarik serangga(Bhat, 2005).

Flavonoida yang terdapat didalam tumbuhan dapat digunakan sebagai pelindung tubuh manusia dari radikal bebas dan dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit kanker dan peradangan (Nessa, 2003).Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam makanan karena berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat antioksidan kuat. Oleh karena itu, makanan yang kaya flavonoid penting untuk mengobati penyakit-penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung (Heinrich, 2010).

Kaliandra bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan banyak ditemukan muiai dari Mexico Selatan sampai negara bagian barat taut. Jenis tanaman ini lebih dari 50 jenis dan yang terdapat di Indonesia hanya beberapa jenis, antara lain yang sering dijumpai adalah Calliandra Surinamensis dan Calliandra Colothyrsus. Calliandra Surinamensis

ditanam di halaman atau pekarangan sebagai tanaman Was (Tangenjaya, B, 1992). Kaliandra (Calliandra calothyrsus) adalah pohon kecil bercabang, tinggi maksimum 12 meter, diameter batang 20 cm, pucung batang cenderung bergerigi. Kaliandra mempunyai daun yang lunak terbagi menjadi daun-daun yang kecil. Kaliandra banyak tumbuh di hampir sebagian besar daerah pegunungan,

(2)

sampai saat ini pemanfaatannya belum optimum. Keberadaan daun Kaliandra mampu menjadi pakan andalan dalam jangka panjang. Kandungan nutrisi daun Kaliandra cukup potensial terutama protein yaitu 25,08 persen. Adapun faktor pembatas pemanfaatannya adalah Tanin (Patterson et al, 1996).

Dari studi literatur peneliti terdahulu terhadap tumbuhan Kaliandra; Tangenjaya (1992) menyatakan bahwa daun kaliandra sudah banyak dipakai sebagai pakan ternak walaupun penggunaannya masih perlu dicampur dengan hijauan lainnya . Pada umumnya domba, kambing dan sapi di Jawa sudah terbiasa mengkonsumsidaun kaliandara. Pemberian daun kaliandra sebagai pakan ternak dilakukan dalam tiga bentuk : segar, Iayu atau kering. Pemberian dalam bentuk segar merupakan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk layu ataupun kering karena prosentase pakan yang dapat dicerna lebih tinggi, disamping itu tanaman kaliandra bila tidak segera diberikan akan rontok . Kandungan protein kaliandra cukup tinggi, tetapi kaliandra mengandung tanin yang dapat menghambat daya cerna bila diberikan berlebihan, maka pemberian kaliandra sebagai pakan ternak dibatasi jumlahnya.

Nurahmadhan (2010) mengatakan bahwa daun Kaliandra mengandung protein sebesar 20%, tanin 8-11%, saponin, flavonoida, dan glikosida dalam jumlah kecil yang tidak membahayakan ternak. Ia juga mengatakan bahwa pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan proses konsumsi dan kecernaanya. Selain itu, kandungan tanin dalam Kaliandra segar tidak berbahaya untuk ternak.

Sejauh ini penelitian terdahulu terhadap jenis golongan Flavonoida yang terdapat dalam daun Kaliandra (C. calothyrsus) belum pernah dipublikasikan , maka penulis tertarik untuk meneliti jenis golongan Flavonoida yang terkandung dalam daun Kaliandra (C. calothyrsus).

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah menentukan golongan flavonoida apa yang terkandung dalam daun tumbuhan kaliandra (C. calothyrsus) dan bagaimana

(3)

cara mengisolasi senyawa flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan kaliandra (C. calothyrsus).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dan mengetahui golongan senyawa flavonoida yang terkandung dalam daun tumbuhan kaliandra (C. calothyrsus)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang Kimia Bahan Alam Hayati khususnya mengenai golongan senyawa flavonoida yang terkandung dalam daun tumbuhan kaliandra (C. calothyrsus) ..

1.5 Lokasi Penelitian

1. Tempat pengambilan sampel

Sampel yang digunakan diperoleh dari daerah Gundaling, Berastagi, Sumatera Utara.

2. Tempat melakukan penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam Hayati Universitas Sumatera Utara

3. Lokasi Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi

Analisis Spektrofotometer Inframerah (FT-IR), Spektrofotometer UV-Visible,dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam ITB, Jalan Ganesha 10- Bandung, Jawa Barat.

(4)

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan kaliandra (C. calothyrsus) berupa serbuk halus yang kering sebanyak 1000 gram. Tahap awal yaitu dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida dari ektrak metanol dan etil asetat dengan menggunakan pereaksi serbuk Mg-HCl, FeCl3 5%, NaOH 10%, dan H2SO4(p).

Tahap isolasi yang dilakukan: 1. Ektraksi Maserasi

2. Pemisahan Tanin 3. Ektraksi Partisi

4. Hidrolisis (Pemutusan Gula) 5. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 6. Analisis Kromatografi Kolom

7. Analisis Preparatif Kromatografi Lapis Tipis 8. Analisis Senyawa Hasil Isolasi

Tahapan analisis senyawa hasil isolasi yang dilakukan adalah: 1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis

2. Identifikasi dengan menggunakan alat Spektrofotometer FT-IR, 1H-NMR dan UV-Visible

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu guru menyampaikan topik pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa dengan materi kelompok sosial, selanjutnya guru menanyakan kepada siswa mengenai materi

Dalam penelitian ini, akan dikaji aktivitas buah terong belanda dengan variasi dosis yang berbeda dari penelitian sebelumnya terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit

Perlu adanya sampel yang lebih besar dalam meneliti hubungan antara kadar timbal (Pb), zinc protoporphyrin dan besi (Fe) dalam sampel darah operator SPBU di Kota Semarang. Perlu

Berdasarkan analisis metafora bentuk animate (fauna/hewan) pada mantra mantra masyarakat Melayu Galing Sambas dapat disimpulkan bahwa, terdapat metafora bentuk animate

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diperoleh informasi mengenai jenis-jenis dan prevalensi parasit pada itik yang dipelihara secara intensif dan

Agar hasil belajar service bawah bolavoli melalui pendekatan bermain pada siklus I dapat ditingkantkan maka penelitian berlanjut pada siklus II, dimana pada

Fokus penilitian ini adalah: (1) perilaku aktivis Hima Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES; (2) hambatan aktivis Hima Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Pembelajaran olahraga khususnya pada kemampuan lompat tinggi pada siswa mengunakan media karet sebenanarya sangat menyenangkan karena anak didik lebik kreatif, aktif dan