KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA
DI MASYARAKAT NIAS
TESIS
Diajukan Kepada
Program Pascasarjana Magister Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Oleh:
Hiskia Ge`e
752016014
PROGRAM MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS TEOLOGI
Nama : Hiskia Ge`e
Nim : 752016014
Program Strudi : Sosiologi Agama
Judul : KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA
DI MASYARAKAT NIAS
Menyetujui
Mengesahkan
Pdt. Dr. Tony Tampake Ketua Program Studi
Dinyatakan LULUS pada tanggal : 29 Agustus 2017 Dr. David Samiyono, MTS.,SLS.
Pembimbing I
Pdt. Dr. Retnowati,M.Si. Pembimbing II
MOTTO
Tuhan Adalah Gembalaku, Takkan Kekurangan Aku
Mazmur 23:1
Tulisan Ini dipersembahkan kepada;
Istri (Ina Titin Ge`e) dan kedua Anakku Tercinta Kristin dan Yosua
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Kristus yang adalah pemberi hidup dan sumber segalanya. Proses penyelesaian studi yang berlangsung selama satu tahun secara manusiawi sungguh berat, perjuangan mengikuti perkuliahan, penyelesaian Tesis dibarengi dengan perjuangan melawan penyakit yang diderita--keluar masuk rumah sakit menjadi hal yang biasa. Namun dari berbagai semak berduri, gunung tinggi dan lembah terjal yang harus di lalui bersama Tuhan, penulis memiliki cerita yang asyik dan berlinang air mata, terharu campur bahagia bila mengingat kembali--“TUHAN LUAR BIASA”.
Proses penyelesaian studi ini Tuhan mengajari penulis banyak hal, pertama dalam melawan penyakit, saya diingatkan dengan ungkapan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat “…sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (1 Kor 12:9b), kedua adalah dalam berbagai hal saya dikuatkan dengan nyanyian Mazmur Daud dalam Mazmur 23: 1 “TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku”
Proses penyelesaian studi dan tesis ini adalah anugerah, karena itu Tuhan telah meguatkan anak melalui berbagai tantangan.
2. Istri (Ina Titin Ge`e) dan anak-anaku tercinta Kristin dan Yosua yang telah mengorbankan cinta, perhatian, perlindungan, dan figure suami dan ayah selama satu tahun. Doa-doanya telah memberi semangat, kekuatan tersendiri dalam proses studi ini.
3. Pak Dr. David Samiyono dan Ibu Pdt. Dr. Retnowati yang telah membuka khasanah berpikir dan membimbing penulis, baik sebelum tulisan ini dikerjakan, maupun saat proses penulisan berlangsung
4. Pimpinan Fakultas Teologi dan Universitas Kristen Satya Wacana yang memberi peluang bagi penulis untuk studi lanjut di Fakultas teologi sekaligus memberi beasiswa (pendidikan) Notohamidjoyo bagi penulis 5. Pimpinan Sinode BNKP yang telah merekomendasikan penulis untuk studi
lanjut, secara khusus kepada bapak Ephorus ( Dr. Tuhoni telaumbanua, M.Si) yang mengfasilitasi penulis memperoleh beasiswa.
6. Gereja Kristen Perjanjian Baru Bandung yang telah bersedia membantu penulis secara Materi
menjadi teman dalam diskusi, baik dalam forum formal maupun non-formal 9. Pak Dr. Toni Tampake, Ibu Retno dan teman-teman dalam kelas Mata
kuliah Sosiologi Gender dan Keluarga (Pdt. Finsen, Pdt. Nova, Debo, Tirsa, Berti, Yovid, Pdt. Setyo, Vanda, Yanse) yang telah menjadi teman diskusi tentang gender dan keluarga, sehingga ide-ide dalam tulisan ini mengalam perkembangan yang baik
10.Teman-teman pendeta dan warga Jemaat yang selalu memberi semangat dan dukungan doa bagi penulis.
11.Para saudaraku tercinta; A/I Anton, A/I Noni, A/Vinsen/ A/I Jovi, Niko/Darni serta penakan-ponakan yang cantik dan ganteng yang telah mendukung penulis selama studi.
12.Sahabatku yang bagiku dia bagaikan adik kandungku Pdt. Finsen Oematan (Pendeta Dari Bali) yang telah memperlakukan saya sebagai sahabat dan bahkan juga sebagai saudara. Di saat saat harus nginap di rumah sakit, beliau turut dalam penderitaanku dengan berjaga di rumah sakit, bahkan harus setiap hari harus pulang pergi ke Asrama untuk mengurus kebutuhanku. Terima kasih Sobat
13.Para teman-teman yang baik, Pdt. Nova, Tirsa, Vanda, Debo, Pdt. Kamto dan teman-teman lain yang tidak sempat disebutkan namanya, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan selama studi di UKSW
15.Teman-teman Mahasiswa dan orang Tua Nias yang berada di Salatiga, Bpk A/I Vano Lase, A. Iman Laoli, Bpk Etika Halawa, Natalius Sarumaha, Erwin Mendrofa, Bobi Lase, Putra lase, Priskila Lase, Piter Tel. terima kasih kebersamaanya.
16.Para nara sumber yang sangat baik—ditengah kesibukan bapak/ibu, menyediakan waktunya untuk berdiskusi tentang budaya, perempuan dan keluarga Nias.
Akhir kata, Tulisan ini penuh dengan keterbatasan dan kekurangan, karena itu masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan demi pengembangan ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk memanusiakan manusia. Kemuliaan dan nama besar hanya bagi Kristus yang telah memperlakukan laki-laki dan perempuan sama.
Salatiga, 24 Agustus 2017
Penulis,
Daftar Isi
BAB 2 GENDER DALAM KELUARGA;KERANGKA TEORITIS 15 Kedudukan Perempuan; Sebuah Konsep Awal 15 Teori Keluarga dari berbagai Pendekatan 16 1. Konsep Keluarga 16 2. Teori Keluarga; Pendekatan Antropologis 18 3. Teori Keluarga: Struktural-Fungsional/system 25 4. Teori Keluarga: Struktural-Fungsional/system 33 Gender dan Feminisme 37 Kesadaran Kesetaraan; sebuah Sejarah Singkat 42 R.A. Kartini Dan Kesadaran Diri Akan Kesetaraan 44Teori-Teori Feminis 53
A. Feminisme Marxis dan Sosialis 53
BAB III PEREMPUAN DALAM TRADISI NIAS
Sekilas Pandang Tentang Nias 75
A. Geografis 78
B. Agama, Penduduk dan Mata Pencaharian 80
C. Bahasa 81
D. Cerita Rakyat; Asal-usul Nias 82
E. Fondrakȍ dan Famatȍ Harimao 87
Konsep, Tujuan dan Fungsi Keluarga Dalam Masyarakat Nias 89 Bentuk-Bentuk Keluarga Dalam Masyarakat Nias 95
Strata Sosial Masyarakat Nias 98
Proses Terjadinya Keluarga Melalui Pernikahan 103
BAB IV KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA : Perilaku Masyarakat Nias Terhadap Perempuan 153
Keluarga Dan Hierarki Kekusaan 153
Kedudukan Perempuan Dalam Keluarga 159
A. Perempuan Sebagai Anak dalam Keluarga 160
2. Istri sebagai pribadi subordinat pada namanya sebagai
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi adat Nias yang mempengaruhi pola tindakan dan pola budaya Nias terhadap perempuan serta Menganalisa kedudukan perempuan dalam keluarga di Nias serta hal-hal yang mempengaruhinya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penulis menggunakan metode kualitatif untuk mengekploitasi, mengkaji nuansa sikap yang samar-samar, dan memahami makna lebih mendalam tentang perilaku Masyarakat Nias terhadap perempuan. Untuk itu, teori yang digunakan adalah teori feminis.
Nias menganut budaya patriakha yang di dalamnya terjadi bias, namun budaya patriaakha dan bias gender yang terjadi sangat berbeda dengan budaya patriakha dan bias gender di tempat-tempat yang lain. Di satu sisi perempuan ditempatkan pada posisi yang paling tinggi yakni sebagai manifestasi dewi (Inada Silewe Hai Nazarata) yang dinyatakan dalam perilaku setiap hari terhadap perempuan; perempuan selalu diagungkan, dihormati, di dengar dan dicintai. Perempuan sebagai ibu dipercaya menentukan hari pernikahan putrinya, dipercaya sebagai pengelola rumah tangga, sebagai juru damai baik di keluarga batih maupun keluarga besar. Di sisi lain perempuan ditempatkan pada kedudukan yang paling rendah sebagai manusia; sebagai anak perempuan hanya sebagai pribadi titipan di rumah orang tuanya, sebagai istri perempuan mengalami diskriminasi, kekerasan dalam rumah tangga, beban ganda, ditempatkan sebagai kelas subordinat. Penindasan terhadap perempuan tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi juga oleh perempuan di mana hal ini dilakukan atas legitimasi budaya dan agama Kristen. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengangakat filosophi yang mengalami pergeseran magna dan memberi sumbangan pemikiran bagi masyarakat akan harkat dan martabat perempuan sebagai pribadi yang harus diperlakukan adil dan sama seperti lai-laki.
Key words: Kedudukan Perempuan, Perempuan Nias, Budaya Nias, Keluarga,