• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Obesitas dan Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Stroke Iskemik di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Obesitas dan Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Stroke Iskemik di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menanggung beban masalah kesehatan akibat peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular yang menunjukkan terjadinya peningkatan saat ini adalah stroke.

Stroke didefinisikan oleh WHO tahun 1986 sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak secara fokal maupun global yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan yang menetap selama 24 jam atau lebih, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskular (Kelompok Studi Serebrovaskuler & Neurogeriatri PERDOSSI, 1999).

Berdasarkan perjalanan penyakitnya batasan stroke adalah suatu defisit neurologis mendadak sebagai akibat hemoragi atau iskemia sirkulasi saraf otak. Stroke hemoragik merupakan 20% kasus dari semua stroke. Sementara jenis yang tersering didapatkan adalah stroke iskemik, yaitu sekitar 80% dari semua stroke (Martono dan Kuswardani, 2009).

Stroke termasuk salah satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian teratas di dunia. Berdasarkan laporan terbaru WHO terdapat 6,7 juta kematian terjadi akibat stroke dari total kematian yang disebabkan penyakit tidak menular (WHO, 2014).

Pada profil statistik WHO yang diperbaharui pada Januari 2015, stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia. Pada tahun 2012 terdapat 328.500 kematian akibat stroke di Indonesia. Laporan ini sejalan dengan Hasil Riset Kesehatan Dasar yang menunjukkan terjadi

(2)

2

Dalam suatu studi kohort prospektif di Jerman yang melibatkan 4.467 pasien (umur median, 47 tahun; jangkauan interkuartil, 40–51), faktor risiko stroke iskemik yang paling sering dan didokumentasikan dengan baik serta merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah merokok (55.5%), ketidakaktifan fisik (48.2%), hipertensi arteriol (46.6%), dislipidemia (34.9%), dan obesitas (22.3%) (Sarnowski, B et al, 2013).

Menurut laporan American Heart Association kebiasaan merokok dan berat badan berlebih atau obesitas termasuk faktor risiko mayor untuk penyakit

kardiovaskular dan stroke (Mozaffarian, D et al, 2015).

Penelitian sebelumnya menyatakan kebiasaan merokok saat ini turut berhubungan dengan kejadian stroke iskemik. Hasil penelitian Kurth dan kawan-kawan yang melibatkan 22.022 partisipan menyatakan terdapat hubungan erat antara jumlah rokok yang dikonsumsi (<20 batang/hari RR 1,56; 95%CI 1,03-2,37; >20batang/hari RR 2,25; 95%CI 1,80-2,81) dengan kejadian stroke (Kurth et al, 2003). Kemudian sebuah pengamatan meta-analisis dari 25 studi kohort prospektif dengan 2 juta lebih partisipan menunjukkan secara statistik dengan RR 1,64 (95% CI, 1,36-1,99) bahwa ada hubungan bermakna antara obesitas terhadap kejadian stroke iskemik (Strazullo, P et al, 2010). Maka peningkatan kejadian stroke saat ini dapat dikaitkan dengan peningkatan prevalensi kejadian faktor risiko yang diteliti tersebut.

Prevalensi perokok di dunia terus meningkat setiap tahun. Total perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang. Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (WHO, 2008).

Di Indonesia prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas tahun 2007 adalah sebesar 34,2 persen (lebih dari 50 juta orang dewasa), meningkat dari 31,5 persen

(3)

3

Prevalensi obesitas di dunia tahun 2008 meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 1980. Pada tahun 2008 terdapat 10 persen laki-laki dan perempuan 14 persen, dibanding tahun 1980 terdapat 5 persen laki-laki dan 8 persen perempuan. Menurut taksiran WHO 200 juta lebih laki-laki dan hampir 300 juta perempuan di atas 20 tahun mengalami obesitas dengan IMT > 30 kg/m2 (WHO, 2015).

Di Indonesia prevalensi obesitas adalah 2,4 persen dari total populasi tahun 2014 (OECD,2014). Total populasi di Indonesia tahun 2014 adalah 247 juta jiwa (WHO, 2014).

Obesitas dan kebiasaan merokok tersebut pada dasarnya dapat dicegah. Namun pada kenyataannya angka kejadian obesitas dan kebiasaan merokok masih tinggi bahkan terdapat peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A dan menjadi rumah sakit rujukan utama untuk wilayah Sumatera Utara. Hasil survei awal penelitian penulis di RSUP Haji Adam Malik Medan menunjukkan terdapat peningkatan jumlah pasien stroke iskemik yang di rawat inap dalam 2 tahun terakhir. Pada tahun 2013 terdapat 358 pasien rawat inap, meningkat pada tahun 2014 menjadi 393 pasien.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan obesitas dan kebiasaan merokok terhadap kejadian stroke iskemik di RSUP Haji Adam Malik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara obesitas dan kebiasaan merokok dengan terjadinya stroke iskemik di RSUP Haji Adam Malik Medan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

(4)

4

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan faktor obesitas terhadap kejadian stroke iskemik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Mengetahui hubungan faktor kebiasaan merokok terhadap kejadian stroke iskemik di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Sebagai sarana pelatihan bagi penulis untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan obesitas dan kebiasaan merokok terhadap terjadinya stroke iskemik.

b. Sebagai bahan informasi bagi rumah sakit, tenaga medis, dan mahasiswa mengenai hubungan obesitas dan kebiasaan merokok terhadap terjadinya stroke iskemik sehingga dapat melakukukan edukasi terhadap keluarga dan masyarakatnya.

c. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai hubungan obesitas dan kebiasaan merokok terhadap terjadinya stroke iskemik sehingga dapat melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian. d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Mutiara Mukti Farma belum pernah mengukur pengembalian investasi dari sumber daya manusia atas biaya yang telah dikeluarkan untuk Sumber daya Manusia sehingga perusahaan tidak

biasanya sendiri atau dibantu dengan keluarga saja Transportasi yang digunakan yaitu transportasi pribadi Pemupukan dilakukan 4bulan sekali, atau 3 kali dalam setahun Pupuk

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Dokumen Pengadaan, apabila ada hal-hal yang dianggap kurang memuaskan atau ada kejanggalan dalam proses pemilihan

Van Hiele (Daitan Tarigan, 2006: 62), menyatakan bahwa “Terdapat lima tahap belajar bangun datar pada anak, di antaranya adalah tahap pengenalan, tahap analisis,

Pemegang Saham yang berhalangan hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa Surat Kuasa yang sah seperti yang ditentukan oleh Direksi Perseroan dengan ketentuan bahwa

 Siswa diminta melakukan obervasi untuk menemukan ciri- ciri dan fungsi bagian tubuh hewan yang ada di sekitar rumah mereka.Siswa menuliskan hasil observasi pada tabel

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Selanjutnya, Pemberi Kuasa dengan ini memberikan dan menjamin segala perkataan Penerima Kuasa sebagai perkataan Pemberi Kuasa yang benar dan sah secara hukum