• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Berdasarkan Stake Countenance Model Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Tempat Penelitian

(2)

58 perkantoran, penjualan/ pemasaran, tata kecantikan, tata busana dan tata boga.

Jurusan akuntansi merupakan jurusan terfavorit di SMK Negeri 1 Salatiga. Setiap tahunnya jumlah pendaftar dari calon siswa baru selalu melebihi daya tampung jurusan akuntansi yakni 3 kelas dengan jumlah siswa tiap kelas rata-rata 36 siswa. Tiap tingkat memiliki 3 kelas paralel sehingga jumlah siswa jurusan akuntansi relative banyak. Data mengenai jumlah siswa jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga dari tahun pembelajaran 2013/ 2014 sampai dengan tahun pembelajaran 2017/2018 disampaikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Siswa Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

No Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

1 2013 / 2014 321

2 2014 / 2015 318

3 2015 / 2016 322

4 2016 / 2017 310

5 2017 / 2018 301

Sumber : Data Dapodik Diolah

Jumlah siswa jurusan akuntansi yang banyak

dan berkualitas merupakan faktor penentu

(3)

59 keahlian didukung dengan fasilitas praktik yang memadai sehingga memungkinkan dikembangkan kegiatan belajar dengan komposisi 30 % teori dan 70 % praktik.

SMK Negeri 1 Salatiga melaksanakan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak dicanangkannya kurikulum 1994, pada tahun pelajaran 1994/ 1995. Tujuan penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga salah satunya yakni memberikan kompetensi kepada peserta didik sebagai bekal pengalaman nyata dalam dunia industri. Pada Program PKL, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/ industri atau Institusi Pasangan (IP). Keseluruhan Program PKL dari awal perencanaan hingga penilaian dilakukan bersama secara sinkron dengan koordinasi antara pihak sekolah dengan pihak IP.

(4)

60 perlunya upaya evaluasi untuk mengetahui tingkat efektivitas Program PKl yang sudah dijalankan sehingga dapat diambil keputusan untuk langkah perbaikan. (Wawancara: Kepala SMK Negeri 1 Salatiga, 7 Oktober 2016).

Dari uraian di atas, diketahui bahwa Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga merupakan program pendidikan yang bersifat wajib bagi siswa, yang sudah lama dilaksanakan dalam rangka menyiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja, namun belum pernah dilakukan evaluasi terhadap program tersebut.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan disajikan mengenai deskripsi gambaran terhadap hasil penelitian evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga , yang dilihat dari tahapan antecedens

(masukan), transactions (proses) dan outcomes

(dampak) dari penyelenggaraan program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga.

4.2.1 Antecedens (Masukan) Program PKL

Evaluasi anteseden (masukan) Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi

(5)

61

diimplementasikan yaitu sebelum siswa

diberangkatkan pada kegiatan PKL dan faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi. Sub-sub komponen masukan yang menjadi fokus dalam mengevaluasi masukan Program PKL terdiri dari; a) kesiapan peserta didik, b) kesiapan manajemen PKL, c) kesiapan bagian kurikulum, d) kesiapan guru mapel produktif akuntansi dan guru pembimbing PKL, e) kesiapan sarana prasarana, f) kesiapan pihak DUDI, dan g) anggaran. Sub-sub komponen tersebut dievaluasi dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi antar kondisi riil di lapangan dengan kondisi ideal dalam komponen masukan (antecedens), dengan

memperhatikan kongruensi (kesesuaian) dan

kontingensi (ketergantungan) antar sub-komponen. Hasil studi dokumentasi berdasarkan notula rapat pada acara koordinasi awal tahun pelajaran 2017/2018 jurusan akuntansi hari Rabu tanggal 19 Juli 2017 yang dihadiri oleh wakil kepala sekolah bidang humas hubin, waka bidang kurikulum, waka bidang kesiswaan, waka bidang sarana prasarana, delapan guru produktif akuntansi, wali kelas jurusan

akuntansi, dan beberapa pembimbing PKL,

(6)

62 kesiapan peserta PKL, kesiapan SDM dalam manajemen PKL, kesiapan guru pembimbing PKL, kesiapan kurikulum dan kesiapan guru-guru pengajar yang masih belum sesuai harapan.

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hasil penelitian evaluasi komponen masukan (antecedens) Program PKL dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1.1 Kesiapan Peserta Didik

Terkait dengan peserta didik yang menjadi peserta Program PKL, SMK Negeri 1 Salatiga mengacu pada pedoman penilaian kurikulum 2013 bahwa Program PKL diberlakukan bagi siswa yang sudah memenuhi persyaratan untuk praktik di industri.

Hasil studi dokumentasi pada bidang Humas Hubin menunjukkan adanya ketentuan tentang syarat-syarat bagi siswa agar dapat mengikuti Program PKL, yaitu:

1. Seluruh siswa SMK Negeri 1 Salatiga pada tingkat tertentu (kelas XI atau XII ) sesuai dengan gelombang praktek yang diberangkatkan.

2. Penempatan siswa praktek akan dilakukan oleh Ka. Prodi dengan koordinasi Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas. 3. Penempatan siswa praktek akan dipengaruhi oleh: situasi

dan kondisi lokasi praktek

4. Kwalitas siswa dilihat dari potensi sebagai sumber daya manusia

5. Siswa yang akan berangkat praktek wajib selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pembimbing serta Ka Prodi masing-masing.

6. Melengkapi admisnistrasi praktek seperti: Mengisi Biodata rangkap 2 (dua)

(7)

63 7. Memahami panduan praktek ini dan mempunyai

komitmen untuk melaksanakannya.

8. Mematuhi Tata Tertib Praktek Lapangan (magang) (Humas SMK Negeri 1 Salatiga, 2017).

Siswa yang dianggap sudah memenuhi syarat untuk mengikuti Program PKL adalah siswa Kelas XI atau XII karena sudah memperoleh kompetensi dasar akuntansi di kelas X.

Dalam wawancara dengan beberapa siswa kelas XI sebagai peserta PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga, tanggal 24 Juli 2017 didapatkan data bahwa siswa belum mendapatkan sosialisasi sebelumnya terkait waktu pemberangkatan PKL untuk mereka, sehingga cenderung kurang persiapan khususnya materi pelajaran/ kompetensi yang seharusnya dipelajari saat PKL. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa siswa peserta PKL gelombang I dari kelas XI AK 1 SMK N 1 Salatiga.

“Kami baru masuk sekolah minggu lalu dari libur kenaikan kelas. Kami sudah agak lupa dengan pelajaran saat di kelas X. Kami belum mengerti materi pelajaran kelas XI, belum tahu kompetensi apa yang harus kami kuasai sebelum PKL, masih bingung.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

(8)

64 “Kami merasa belum siap saat mau ditempatkan PKL karena kemampuan akuntansi kami yang masih sangat dasar dan belum tahu bagaimana harus bersikap di tempat PKL. Beberapa kali kami ditegur saat salah dalam bersikap. Ini tidak akan terjadi jika sejak awal kami dibekali etika/ budaya kerja/ cara bekerja dikantor/ bersikap di tempat kerja atau di tempat PKL.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat kita ketahui terjadi permasalahan pada kesiapan peserta didik peserta PKL yang meliputi kurangnya sosialisasi kepada siswa yang akan PKL, kurangnya kepedulian guru terhadap kesiapan kompetensi mereka dan kurangnya pembekalan tentang budaya kerja industri, etika kantor dan wawasan lingkungan kerja di tempat PKL.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti juga menunjukkan adanya kekurangsiapan dari siswa kelas XI akuntansi sebagai peserta Program PKL gelombang I, yang dapat dilihat dari sikap mereka yang kurang yakin

saat pemberangkatan PKL. Namun untuk

pemberangkatan Program PKL gelombang II dan III kesiapan siswa sudah lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, dari hasil studi

dokumentasi, hasil wawancara maupun hasil

(9)

65 diberangkatkan PKL di gelombang II dan III sudah memiliki kesiapan yang lebih baik karena sudah mendapatkan tambahan materi pelajaran di kelas XI dan pelayanan yang lebih disiapkan dari pihak manajemen PKL.

4.2.1.2 Kesiapan Manajemen PKL

Manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga terdiri dari empat orang yaitu; kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang Humas Hubin, staff Humas Hubin urusan PKL dan staff Humas Hubin- administrasi dan keuangan. Manajemen PKL ditentukan sejak awal tahun ajaran baru dengan penunjukan berdasar SK Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Sampiran Guru.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang

Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Salatiga

(10)

66 Tugas Sampiran Guru Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dan 2017/2018).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam pembagian tugas tersebut terjadi pergantian personil yang mengelola PKL, sehingga staff urusan PKL yang saat ini bertugas masih relatif baru dan belum banyak pengalaman di lapangan. SDM pengelola PKL seharusnya dipersiapkan sejak awal sehingga lebih profesional. Kekurangsiapan pengelolaan PKL ini nampak pada cara kerja yang kurang efektif karena masih menggunakan cara konvensional, sehingga seringkali pengurusan PKL tidak sesuai rencana. Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/ kebiasaan tahun sebelumnya yang cenderung bekerja

secara manual/ belum menggunakan sistem

komputerisasi terpadu.

(11)

67 lama dalam pembuatan draft pedoman PKL yang baru, yang belum mempertimbangkan permintaan pihak industri saat ini. Pengaturan di dalam pedoman PKL sekolah pun masih bersifat umum dan belum mengatur teknis penyelenggaraan Program. (Sumber: Program Kerja PKL, 2016).

(12)

68 Gambar 4

ALUR PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Penyusunan Peta Pengiriman Siswa dan Pembimbing

Praktik Kerja Lapangan (PKL) Selama 1 (satu) Tahun Pelajaran

oleh KKH dikirim ke HUMAS Penyusunan Daftar Nama Siswa Peserta

Praktik Kerja Lapangan di DU/DI untuk 1 (satu) Periode PKL

selama 3 (tiga) bulan oleh KKH dikirim ke HUMAS Pembuatan dan Pengiriman

peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

Monitoring II

peserta PKL ke DU/DI oleh Pembimbing

Penarikan

peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

Penulisan Laporan Oleh peserta PKL 1

(13)

69 Hasil penelitian di atas menunjukkan berbagai permasalahan yang muncul dalam manajemen PKL antara lain keterlambatan pemberangkatan PKL karena alasan administrasi yang belum siap, monitoring yang tidak tepat sasaran karena kurangnya instrument PKL, evaluasi yang belum pernah dilakukan, dan masih

banyak masalah lain yang terjadi karena

kekurangsiapan pihak manajemen PKL tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh staff Humas Hubin periode sebelumnya (2016) dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“Masalah dalam Program PKL terlalu banyak, dan terjadi sudah cukup lama. Solusi belum ada, sudah ada pergantian personil pengelolanya.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017)

Hal yang senada diungkapkan oleh sekertaris POKJA PKL periode saat ini (2017), dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“Beberapa hal yang masih menjadi permasalahan dalam Program PKL antara lain kurangnya koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam Program PKL, pelaksanaan tugas guru pengajar kelas XI dan guru pembimbing PKL yang belum maksimal, sulitnya mencari DUDI yang sesuai kompetensi siswa, kurangnya kepedulian DUDI terhadap kebutuhan siswa saat PKL, dan masih banyak lagi permasalahan PKL. Kami menyadari, semua itu bermuara dari sistem PKL yang belum berjalan dengan baik.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh

(14)

70

2013/2014 sampai dengan tahun pelajaran

2017/2018, dalam petikan wawancara sebagai berikut: “Kurangnya koordinasi yang dilakukan bidang Humas Hubin dengan pihak-pihak yang terlibat dalam Program PKL, menyebabkan timbulnya masalah. Guru pengajar di kelas yang akan diberangkatkan PKL masih banyak yang belum menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga perencanaan pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang tepat sasaran. Pembimbing internal maupun eksternal dalam Program PKL pun belum seluruhnya mengetahui SOP PKL yang seharusnya disosialisasikan sebelum pemberangkatan.” (Wawancara tanggal 10 Mei 2017).

Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi, maupun hasil pengamatan diketahui bahwa kesiapan manajemen PKL masih kurang sehingga menimbulkan beberapa permasalahan dalam penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1 Salatiga.

4.2.1.3 Kesiapan Guru Pengajar dan Guru Pembimbing PKL

(15)

71 “Saat siswa kelas XI semester 3 baru masuk sekitar seminggu di kelas, kami pun belum memahami karakter anak, kesiapan kompetensi akuntansi mereka sebelum PKL pun baru sekitar 30 % dari kompetensi kerja yang dipersyaratkan. Kami belum mampu menyediakan modul atau pun tugas yang baik bagi siswa peserta PKL yang akan diberangkatkan. Untuk guru pembimbing PKL di jurusan akuntasi terdapat beberapa orang yang berasal dari guru normatif adaptif ataupun dari jurusan lain yang tidak memahami kompetensi di jurusan akuntansi. Mereka ditunjuk karena faktor pemerataan tugas dan tidak didahului adanya sosialisasi/ pembekalan dari bidang Humas Hubin terhadap guru yang ditugaskan sebagai guru pembimbing PKL.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

Memperkuat pendapat di atas, seorang guru SMK Negeri 1 Salatiga yang juga menjadi pembimbing PKL dari jurusan akuntansi menyatakan kesenjangan yang terjadi antara rencana Program PKL dengan realisasi pelaksanaannya yang berlangsung sudah sejak lama namun belum pernah ada evaluasi dari pihak sekolah.

“Saya bukan guru produktif akuntansi namun mendapat tugas untuk membimbing siswa PKL dari jurusan akuntansi sehingga kurang memahami kompetensi yang dipersyaratkan bagi siswa sebelum PKL. Kami belum pernah mendapat sosialisasi/ pembekalan pembimbing sebelum ditugaskan.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Waka Humas Hubin mengemukakan hal yang berbeda, yang menunjukkan adanya mis-komunikasi antara bidang Humas dengan jurusan akuntansi. Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara berikut:

(16)

72 guru pembimbing PKL pun seharusnya menjadi urusan jurusan karena mereka yang lebih memahami, kami tinggal memberikan surat tugas. Penyiapan guru pembimbing PKL seharusnya juga menjadi tanggung jawab jurusan karena jurusan akuntansi yang lebih memahami kompetensi apa saja yang seharusnya di monitor oleh masing-masing pembimbing tersebut. Berkaitan kesiapan guru pengajar bagi siswa PKL sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidang kurikulum untuk menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Dari sisi Humas Hubin, sebagian besar guru pengajar dianggap sudah profesional karena sudah lama sehingga tidak perlu diperintahkan kembali untuk menyiapkan materi belajar bagi siswa yang akan diberangkatkan ke tempat PKL.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

Berdasarkan studi dokumentasi dari data hasil Ujian Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015/2016 sebagaimana yang nampak di lampiran 18, ditemukan bahwa terdapat 4 orang dari 9 orang guru produktif akuntansi yang kurang memenuhi standar nilai UKG yang dipersyaratkan yaitu minimal 5,5. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 40% guru pengajar jurusan akuntansi masih belum kompeten. (Sumber: bidang Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Salatiga, 2016/2017).

(17)

73 dan potensi akademiknya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2, namun di sisi lain masih terdapat guru yang cenderung tidak mau mengasah kemampuannya sehingga bekerja sebisanya.

Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi maupun hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat kesimpang siuran informasi mengenai penyiapan guru pengajar dan guru pembimbing PKL, sehingga masing-masing pihak yaitu pihak jurusan akuntansi maupun bidang Humas Hubin merasa tidak bertanggung jawab terhadap pembekalan untuk guru. Masing-masing pihak bekerja sesuai dengan persepsi masing-masing, tanpa ada standar yang jelas dalam pelaksanaan tugas.

4.2.1.4 Kesiapan Pihak Institusi Pasangan (DUDI) Untuk meningkatkan kompetensi siswa, Program

Keahlian Akuntansi bermitra dengan Dunia

(18)

74 sudah memiliki reputasi baik di masyarakat. Mereka rata-rata sudah memiliki standar yang jelas untuk menerima siswa PKL, sehingga nampak senang dan terbantu saat ada permohonan dari sekolah untuk menempatkan siswa praktik di tempat mereka khususnya dari jurusan akuntansi.

Berdasarkan data dokumentasi dari bidang Humas SMK Negeri 1 Salatiga sebagaimana yang tampak dalam lampiran 20, terdapat 18 DUDI/ perusahaan yang menjadi mitra jurusan akuntansi dalam penempatan siswa PKL. DUDI tersebut memiliki reputasi baik di masyarakat, dan masuk kategori perusahaan daerah, perusahaan nasional bahkan multinasional seperti Coca Cola Amatil. (Sumber: Program Kerja PKL Humas Hubin 2017, diolah).

(19)

75 “Kami menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 1 Salatiga dalam penempatan siswa PKL jurusan akuntansi sudah lama, sehingga kami hanya mengikuti kebiasaan tahun lalu dalam sistem penerimaan PKL di kantor kami. Kami berupaya menempatkan siswa sesuai kompetensinya. Namun keterbatasan tempat dan pekerjaan sehingga tidak semua siswa akuntansi yang PKL di tempat kami, dapat ditempatkan di bidang akuntansi.” (Wawancara tanggal 21 Juli 2017).

Hal yang sama dikemukakan oleh kepala bagian PAC (Public Affair Communication Executive) Coca Cola Amatil Indonesia yang merupakan perusahaan multinasional yang berada di daerah Ungaran (luar Salatiga) yang terangkum dalam hasil wawancara berikut:

“Kami menerima permohonan magang/ PKL dari beberapa pihak/ instansi termasuk dari SMK Negeri 1 Salatiga. Kami merupakan perwakilan kantor pusat perusahaan multinasional PT. Coca Cola Amatil Indonesia yang bertempat di Ungaran, sehingga semua prosedur yang kami jalankan harus mengacu pada peraturan kantor pusat. Termasuk prosedur penerimaan PKL/magang sudah diatur dalam sistem administrasi bagian PAC (Public Affair Communication) PT Coca Cola Amatil Indonesia. Sehingga kami lebih siap melayani masyarakat dalam rangka pelayanan dunia pendidikan karena sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas.” (Wawancara tanggal 13 Juli 2017).

(20)

76 memberikan bekal kompetensi kepada anak tetapi yang lebih penting adalah bekal attitude dalam bekerja.

Berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi maupun hasil pengamatan, diketahui bahwa pihak industri sebagian besar sudah menggunakan prosedur kerja yang lebih jelas dalam penerimaan siswa PKL, karena budaya kerja industri selalu berusaha mengikuti perkembangan jaman sehingga lebih siap menghadapi perubahan agar tidak tertinggal.

4.2.1.5 Kesiapan Sarana Prasarana

(21)

77 kamar mandi, belum ada di gedung tempat praktik jurusan akuntansi.

Berikut disajikan petikan wawancara dengan Kepala SMK Negeri 1 Salatiga:

“Ternyata SMK Negeri 1 masih membutuhkan pembangunan fisik seperti pembangunan laboratorium akuntansi untuk praktik manual, laboratorium komputer akuntansi yang hanya punya 1, padahal jika mengacu pada peraturan pemerintah kita butuh minimal 2, mengingat jumlah siswa jurusan akuntansi yang banyak.” Wawancara tanggal 10 Juni 2017.

Waka Sarpras mengemukakan hal yang sama dalam wawancara sebagai berikut:

“Pada saat akreditasi di tahun 2016 kemarin, kelemahan kita saat penilaian di jurusan akuntansi antara lain tidak tersedianya ruang praktek manual akuntansi maupun kurangnya ruang praktek komputer akuntansi.” Wawancara tanggal 12 Juni 2017.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan Kepala Laboratorium Akuntansi berikut:

“ Laboratorium komputer akuntansi baru ada satu untuk praktek sekitar 324 siswa dari kelas X, XI dan XII. Peralatan yang ada di laboratorium akuntansi pun masih perlu ditambah antara lain printer, beberapa set komputer dan rak buku praktek.” (Wawancara tanggal 17 Juli 2017).

(22)

78 Berdasarkan hasil studi dokumentasi, kondisi ideal sesuai lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut:

Ruang Praktik Program Keahlian Akuntansi:

a. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pembukuan dan siklus akuntansi secara manual dan komputerisasi.

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Akuntansi adalah 176 m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: ruang praktik akuntansi dasar 64 m², ruang praktik akuntansi lanjut 32 m², ruang praktik unit usaha 32 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m². c. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi dilengkapi

prasarana.

(Lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008: 133).

Hal tersebut merupakan dasar penyiapan fasilitas belajar praktik akuntansi, yang lebih rinci diatur seperti terlihat dalam tabel 4.

Tabel 4

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Akuntansi

No. Jenis Rasio Deskripsi 1 Ruang praktik

akuntansi dasar 4m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik. Luasminimum 64 m².

(23)

79 2 Ruang praktik

akuntansi lanjut 4m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik. Luasminimum 32 m².

Lebar minimum 4 m.

3 Ruang praktik

unit usaha 4m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik. Luasminimum 32

(Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 134).

Berdasar hasil penelitian, diketahui bahwa prasarana ruang praktik komputer akuntansi di SMK Negeri 1 Salatiga hanya 1 ruang dengan luas 90m² kapasitas untuk 40 peserta didik, dengan rasio 2 m²/ peserta didik, sehingga hal ini menunjukkan belum sesuai dengan standar yang diharapkan yakni 64 m² untuk 16 peserta didik dengan rasio 4 m²/ peserta didik. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kegiatan praktik akuntansi yang belum bisa dilaksanakan dengan nyaman dan efektif.

(24)

80 2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/ MAK, ruang praktik program keahlian akuntansi seharusnya dilengkapi pula sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5

Standar Sarana pada Ruang Praktik Akuntansi Dasar

No Jenis Rasio Deskripsi

1.3 Lemari simpan alat dan bahan

(25)

81 (Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 137).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sarana prasarana jurusan akuntansi dalam penyiapan Program PKL masih kurang karena keterbatasan dana sehingga pembangunan prasarana dan sarana praktik masih menjadi agenda sekolah di tahun depan.

4.2.1.6 Kesiapan Anggaran

Berdasarkan hasil pengamatan nampak bahwa kewenangan penetapan anggaran untuk Program PKL diberikan oleh sekolah kepada bidang Humas Hubin sebagai bagian dari mata anggaran untuk bidang Humas Hubin secara keseluruhan. Acuan yang digunakan bidang Humas Hubin dalam menyusun anggaran untuk PKL adalah RKAS yang sudah diputuskan, yang penyusunannya dilakukan setiap tahun.

(26)

82 tiga. Penyiapan anggaran terutama untuk transport pengelola kegiatan, transport guru-guru pembimbing dalam lobby dan pengantaran siswa PKL. (Wawancara, 10 Mei 2017).

Hal yang sama dikemukakan oleh Waka Humas Hubin dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“ Kami sudah harus menyiapkan pembiayaan untuk urusan PKL sebelum siswa masuk di awal tahun ajaran baru karena pemberangkatan PKL akan dimulai pada awal semester 3 dan berakhir pada awal semester 5. Anggaran untuk PKL menjadi bagian dari total anggaran untuk bidang Humas Hubin, sehingga pengelolaannya menjadi satu di bagian administrasi & keuangan Humas Hubin yang dilakukan oleh bendahara Humas Hubin. Rencana anggaran Program PKL tahun ajaran 2017/2018 ini antara lain untuk kegiatan lobi ke DUDI, pengantaran, monitoring, penjemputan siswa PKL dan administrasi urusan PKL.” (Wawancara tanggal 21 juni 2017).

Selain itu berdasarkan studi dokumentasi dari data bidang Humas Hubin dapat diketahui bahwa rencana anggaran bidang Humas Hubin khusus untuk kegiatan PKL jurusan akuntansi antara lain digunakan untuk kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

1. Lobi ke DUDI (dalam 1tahun)

3 gelombang = 54 lokasi x Rp 50.000,-

2. Pengantaran = 54 lokasi x Rp 50.000,-

3. Monitoring = 54 lokasi x Rp 50.000,-

4. Penjemputan siswa = 54 lokasi x Rp 50.000,-

5. Administrasi PKL untuk ATK, cindera mata dan pengelola kegiatan sebesar Rp 7.500.000,-.

(27)

83 Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara studi dokumentasi menunjukkan bahwa anggaran untuk Program PKL sudah disiapkan sejak awal sebelum pemberangkatan PKL siswa gelombang 1 yang dimulai di bulan Juli.

4.2.1.7 Kongruensi (Kesesuaian) dan Ketergantungan (Kontingensi) antar sub komponen masukan (antecedens)

Dalam satu tahun pelajaran terdapat 3 gelombang

pemberangkatan yang dilaksanakan secara

(28)

84 guru pembimbing, bagian kurikulum, bagian sarana prasarana dan anggaran ditunjukkan dengan adanya kesenjangan dalam komponen masukan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan perencanaan sistem block selama 3 bulan dalam pelaksanaan PKL sebenarnya sudah sesuai dengan pedoman penilaian pada SMK yang tertulis sebagai berikut:

Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan) atau dapat pula dengan menggunakan sistem semi blok selama 1 (satu) semester yakni melaksanakan PKL dengan komposisi 3 hari melaksanakan PKL pada mitra DU/DI dan 3 hari melaksanakan pembelajaran di sekolah setiap minggunya. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok peserta PKL. (Kemdikbud, 2015: 45).

Kesenjangan yang nampak di bagian kurikulum, antara lain belum tertatanya sistem pembelajaran jarak jauh bagi siswa PKL yang seharusnya sudah disiapkan sebelum tahun ajaran dimulai. Sistem pembelajaran selama PKL masih belum sesuai ketentuan yang ada sebagaimana yang terlihat dalam pedoman penilaian pada SMK sebagai berikut:

(29)

85 didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi pasangan/industri) dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester. (Kemdikbud, 2015: 45-46).

Kesenjangan di bagian sarana prasarana nampak di ketersediaan fasilitas pembelajaran yakni kurangnya fasilitas ruang praktik manual akuntansi dan ruang praktik komputer akuntansi, kurangnya fasilitas kamar mandi, dan kurangnya peralatan-peralatan pendukung praktik seperti lemari untuk buku praktik, papan informasi, rambu-rambu dan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang seharusnya terdapat di tempat praktik.

Kesenjangan di bidang anggaran nampak pada belum adannya penganggaran khusus PKL yang masih tergabung dalam anggaran Humas Hubin keseluruhan. Kesenjangan di peserta didik peserta PKL antara lain kekurangsiapan saat pemberangkatan PKL khususnya gelombang I dan II, baik dari kesiapan skill (kompetensi akuntansi) maupun attitude yang dibutuhkan saat bekerja.

(30)

86 kebiasaan tahun sebelumnya yang cenderung bekerja

secara manual/ belum menggunakan sistem

komputerisasi terpadu. Hal ini semakin menimbulkan berbagai permasalahan antara lain keterlambatan pemberangkatan PKL karena alasan administrasi yang belum siap, monitoring yang tidak tepat sasaran karena kurangnya instrument PKL, evaluasi yang belum pernah dilakukan, dan masih banyak masalah lain yang terjadi karena kekurangsiapan pihak manajemen PKL tersebut.

(31)

87 kurangnya pembekalan untuk siswa dan guru pembimbing, pembekalan masih belum melibatkan pihak industri sehingga masih belum tepat sasaran, 5) belum tersedianya fasilitas pembelajaran praktik akuntansi manual dan kurangnya fasilitas praktik komputer akuntansi sehingga masih belum memenuhi standar.

Kesenjangan-kesenjangan tersebut menunjukkan adanya ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

(kongruensi) antar sub-komponen antecedens

(masukan) sehingga kekurangsiapan masing-masing sub-komponen mempengaruhi sub-komponen yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya mengatasi kesenjangan dalam komponen masukan haruslah dilakukan secara menyeluruh, terpadu sehingga tepat sasaran.

4.2.1.8 Matrik Deskripsi Komponen Masukan

(Antecedens)

Deskripsi komponen masukan (antecedents)

sebagaimana yang nampak dalam tabel matrik deskripsi komponen masukan dalam lampiran 21 menunjukkan adanya maksud program berdasarkan

rencana awal program dan perbandingannya

(32)

88 secara obyektif berdasarkan hasil penelitian dengan mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan kesesuaian antar sub-komponen masukan yaitu: kesiapan peserta didik, kesiapan manajemen PKL, kesiapan bidang kurikulum, kesiapan guru pengajar, kesiapan guru pembimbing, kesiapan DUDI, kesiapan sarana prasarana, kesiapan anggaran.

4.2.1.9 Matrik Pertimbangan Komponen Masukan

(Antecedens)

Pertimbangan yang berupa penilaian terhadap komponen masukan berdasarkan standar relatif yaitu Juknis Program PKL dari pemerintah dan standar absolut yaitu SOP PKL SMK Negeri 1 Salatiga, sebagaimana hasil penelitian yang berupa tabel matrik pertimbangan yang nampak dalam lampiran 22,

menunjukkan adanya penilaian terhadap

penyelenggaraan Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga berdasarkan standar relatif dan

absolut dengan mempertimbangkan hubungan

(33)

89 4.2.2 Transactions ( Proses) Program PKL

Evaluasi transaksi (proses) Program PKL

memberikan gambaran tentang hal-hal yang terkait pelaksanaan program dari awal hingga akhir program dijalankan. Sub-sub komponen yang menjadi fokus dalam mengevaluasi pelaksanaan Program PKL terdiri dari; a) kinerja siswa peserta PKL, b) kinerja guru pengajar dan guru pembimbing PKL c) kinerja manajemen PKL, d) peran pembimbing di industri, e) hambatan-hambatan dalam pelaksanaan PKL, f) upaya mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PKL. Sub-sub komponen tersebut dievaluasi dengan cara menganalisis transaksi/ proses pelaksanaan Program PKL untuk melihat ketergantungan (kontingensi) dan

kesesuaian (kongruensi) antar sub-komponen,

berdasarkan kesenjangan yang terjadi dalam komponen transaksi/ proses pelaksanaan PKL yang kemudian dipetakan dalam matrik deskriptif dan matrik pertimbangan.

Gambaran hasil penelitian evaluasi komponen transaksi (proses) Program PKL dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.2.1 Kinerja Peserta Didik Peserta PKL

(34)

90 bekerja. Dilihat dari cara berpakaian selama PKL di industri yang tetap menggunakan seragam sekolah dengan tertib, cara berkomunikasi dengan orang lain, cara menyelesaikan tugas yang diberikan, yang lebih baik dibanding siswa jurusan lain/ siswa sekolah lain yang sama-sama PKL di tempat tersebut.

Untuk beberapa siswa dalam kasus tertentu menggambarkan attitude siswa yang masih rendah dalam bekerja, kedisiplinan yang masih kurang dari siswa, kurangnya kreatifitas dalam mengatasi permasalahan di DUDI, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang masih lambat, kemampuan berkomunikasi bisnis yang masih kurang, dan kemampuan mengasah kompetensi akuntansi dan menggali ilmu akuntansi dari industri untuk dapat di bawa ke sekolah saat kembali dari PKL.

Berikut hasil wawancara dengan beberapa orang siswa yang PKL di PT. Charoen Pokphan Indonesia:

(35)

91 Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa siswa yang PKL di PT Coca Cola Amatil Indonesia dalam hasil wawancara berikut ini:

“Di PT Coca Cola kami ditempatkan di bagian General Affair, di bagian maintenance engineering dan di gudang spare part. Tugas kami tidak semuanya mengerjakan pekerjaan akuntansi, tergantung tugas yang diberikan. Jika dihitung dari waktu kerja dalam sehari, waktu untuk bekerja hanya sekitar 3 jam, lainnya hanya ngobrol. Ada teman kami yang pernah ditegur oleh pembimbing industri karena kurang pas saat bersikap menerima tamu perusahaan dan teman lain ditegur karena kurang pas saat membantu menerima telepon.” ( Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

pengamatan dan wawancara dengan banyak

responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun sudah diupayakan peneliti, belum dapat mendukung oleh karena sistem administrasi terkait kinerja siswa selama praktik dalam Program PKL tidak dilaksanakan oleh pembimbing industri maupun guru pembimbing sehingga tidak terdokumentasikan dengan baik.

(36)

92 Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui, bahwa kinerja siswa peserta PKL jurusan akuntansi rata-rata masih menunggu instruksi dari atasan atau pembimbing industri, kurang kreatif sehingga pekerjaan yang mereka lakukan masih sangat standar.

4.2.2.2 Kinerja Guru Pengajar dan Guru Pembimbing PKL

Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan tugas mengajar sebelum siswa diberangkatkan PKL hanya sekitar seminggu sehingga guru pengajar belum seluruhnya memahami karakter siswa, dan baru sedikit materi pelajaran yang diajarkan. Kondisi ini terjadi hampir pada semua guru di kelas XI gelombang I yang dijadwal berangkat pertama di awal semerter 3. Rata-rata para guru belum menyusun materi pembelajaran khusus bagi siswa yang akan PKL. Tugas yang diberikan guru terkesan kurang terprogram.

Kekurangsiapan dari sebagian besar guru pengajar tersebut terangkum dalam hasil wawancara dengan beberapa guru mapel kelas XI di jurusan akuntansi berikut:

(37)

93 menyusun modul ataupun tugas khusus bagi siswa yang PKL. Semua kesadaran masing-masing guru dan kreatifitas masing-masing guru.” (Wawancara tanggal 25 Juli 2017).

Berdasarkan hasil dokumentasi, peneliti tidak menemukan laporan dari bagian kurikulum tentang administrasi pembelajaran dari para guru pengajar,

karena sebagian besar dari mereka belum

mengumpulkan. Materi khusus untuk siswa yang akan berangkat PKL pun belum pernah dilaporkan oleh guru ke bagian kurikulum, sehingga data di bagian kurikulum hanya berupa kumpulan file dari administrasi guru tahun pelajaran lalu, sedangkan untuk tahun ajaran 2017/ 2018 belum terkumpul.

Berikut hal-hal yang menjadi catatan dalam proses pembelajaran selama PKL dalam petikan wawancara dengan KKH Akuntansi:

“Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan PKL antara lain: (1) sebagian besar guru produktif akuntansi belum mengumpulkan administrasi pembelajaran di awal tahun pelajaran karena masih proses penyusunan, (2)pembelajaran jarak jauh untuk siswa PKL belum dirancang dengan baik, (3) kepedulian guru mata pelajaran

(38)

94 untuk membekali siswa sebelum berangkat PKL masih belum maksimal.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017)

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa sistem pembelajaran untuk siswa yang PKL belum dirancang dengan baik di SMK Negeri 1 Salatiga. Kondisi ini semakin diperburuk oleh situasi perubahan aturan dalam penyusunan administrasi pembelajaran dengan penerapan kurikulum 2013 yang direvisi beberapa kali hingga revisi edisi 2017, sehingga sebagian besar guru belum menyiapkan administrasi pembelajarannya maupun persiapan materi pelajaran khususnya untuk mata pelajaran baru. Model pembelajaran untuk siswa PKL pun masih belum tertata sehingga guru pengajar belum mampu menerapkan model pembelajaran jarak jauh yang sesuai kebutuhan siswanya.

4.2.2.3 Peran Pembimbing dari DUDI

(39)

95 untuk menjadi mitra kerjasama dalam penyelenggaraan Program PKL.

Hasil wawancara dengan bagian personalia PT. POS Indonesia, menunjukkan kepedulian perusahaan mereka terhadap dunia pendidikan, dalam bentuk bea siswa, bantuan pendidikan, tempat magang/ PKL dan lain-lain meskipun mereka tidak mau terikat MOU dengan pihak mana pun dalam menjalin kerjasama khususnya dalam dunia pendidikan. (Wawancara, 14 Juli 2017).

Hal yang senada diungkapkan oleh bagian PAC Coca Cola Amatil Indonesia dalam petikan wawancara berikut:

“Sebagai perusahaan multinasional, kami Coca Cola Amatil Indonesia yang merupakan perwakilan kantor pusat untuk wilayah Jateng, DIY dan Madiun tidak boleh membuat MOU sendiri. Meskipun demikian kami setiap saat bersedia menerima siswa PKL, yang nantinya akan dibimbing secara umum dan secara khusus. Kami mengadakan program induksi secara singkat dalam rangka membekali siswa PKL yang akan masuk di lingkungan perusahaan kami. SOP bagi siswa PKL juga sudah kami siapkan.” (Wawancara tanggal 13 Juli 2017).

Demikian pula wawancara dengan Kabag Personalia PD. BPR Bank Salatiga juga menunjukkan hal yang senada tentang pentingnya peran pembimbing tersebut. Berikut hasil wawancara tersebut:

(40)

96 kepada siswa, dan sekaligus memberikan penilaian kepada siswa.” (Wawancara tanggal 14 Juli 2017).

Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

pengamatan dan wawancara dengan banyak

responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun sudah diupayakan peneliti belum dapat mendukung oleh karena dokumen terkait kinerja pembimbing industri yang mencerminkan peran DUDI selama Program PKL belum terdokumentasikan dengan baik oleh sebagian besar industri. Mereka hanya mendokumentasikan surat-surat resmi dari sekolah terkait permohonan penempatan PKL, surat pengiriman PKL, surat monitoring PKL, surat penarikan PKL dan jurnal laporan PKL dari siswa sebagai dasar penilaian yang mereka berikan, dengan format sertifikat PKL dari sekolah.

(41)

97 Negeri 1 Salatiga dengan segala kekurangan yang ada di dalamnya.

Gambar 8. Wawancara dengan Responden Perwakilan DUDI

4.2.2.4 Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Program PKL

(42)

98 Negeri 1 Salatiga dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“Bidang Humas Hubin seharusnya mengadakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam PKL, khususnya KKH dan guru produktif yang sebagian besar menjadi pembimbing, untuk mencari strategi/ menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan PKL. Saya lihat hal tersebut belum dilakukan. Program kerja PKL ataupun juknis yang menjadi SOP PKL seharusnya disusun sendiri setiap tahun. Namun saya belum melihat atau pun mendapat laporan dari bidang Humas Hubin. Penyelenggaraan Program PKL cenderung masih berdasarkan kebiasaan tahun lalu.” (Wawancara tanggal 10 Juni 2017 )

Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh staff Humas Hubin dalam kutipan wawancara berikut:

“Kurangnya koordinasi dari bidang Humas dengan pihak-pihak yang terlibat dalam Program PKL, menyebabkan masing-masing bagian bekerja semaunya sendiri, tanpa arahan, tanpa kontrol seperti bola-bola liar. Bekerja hanya sekedar menggugurkan kewajiban.”

(Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

Agak berbeda dengan hasil wawancara di atas, hasil wawancara dengan Waka Humas Hubin menyatakan kegiatan PKL yang sudah direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Berikut pernyataan Waka Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga:

(43)

99 waktu, penjadwalan, administrasi surat menyurat PKL.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

pengamatan dan wawancara dengan banyak

responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun sudah diupayakan peneliti belum dapat mendukung oleh karena dokumen terkait hambatan-hambatan

selama pelaksanaan Program PKL belum

terdokumentasikan dengan baik oleh manajemen POKJA PKL, karena administrasi manajemen PKL yang ada masih belum tertata dengan baik. Sistem pelaporan dari guru pembimbing pun hanya berupa penyerahan kembali surat monitoring dari industri tanpa ada

pelaporan permasalahan selama pelaksanaan.

Sedangkan pihak jurusan akuntansi pun hanya memberikan saran/masukan bila guru pembimbing melaporkan secara lisan tentang permasalahan-permasalahan di tempat PKL dan memberikan masukan kepada guru pembimbing untuk langsung menyelesaikannya tanpa ada proses pendokumentasian dengan baik.

(44)

100 kurangnya intensitas komunikasi antara pihak-pihak pengelola PKL dengan pihak jurusan akuntansi.

4.2.2.5 Upaya Mengatasi Permasalahan-Permasalahan dalam Pelaksanaan Program PKL.

Menurut Kepala SMK Negeri 1 Salatiga, kunci sukses program PKL adalah pengelolaan program yang matang dengan kerjasama tim yang bagus, komunikasi yang efektif dengan semua pihak yang terlibat dalam program PKL. Selama ini kendala intensitas komunikasi yang menjadi salah satu sumber permasalahan program PKL akan segera diatasi dengan disediakannya ruangan kerja khusus bagi Humas Hubin. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SMK Negeri 1 Salatiga dalam petikan wawancara sebagai berikut:

“Ruang khusus Humas Hubin ini diharapkan mempermudah pelayanan Humas Hubin, termasuk kepada siswa peserta PKL. Semua kegiatan dalam penyelenggaraan Program PKL diharapkan lebih terprogram, lebih terkoordinir sehingga menjadi ruang pusat informasi sektor internal dan eksternal sekolah. Penyiapan sarana prasarana tersebut sudah dimasukkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah/ RKJM 4 tahun.” (Wawancara tanggal 10 Juni 2017).

(45)

101 siswa yang akan diberangkatkan PKL. Dalam hal KBM perlu upaya serius untuk membenahi kesemrawutan pembelajaran di DUDI.

Hal ini diungkapkan oleh Waka Kurikulum dalam petikan wawancara berikut:

“Kami menyadari masih banyak guru yang belum membekali siswanya sebelum magang, mungkin karena kurang peduli ataupun memang tidak tahu cara membuat materi/ media belajar jarak jauh. Biasanya di awal tahun pelajaran kami menyelenggarakan IHT bagi guru dalam rangka mempersiapkan pembelajaran yang akan berlangsung.” (Wawancara tanggal 12 Juni 2017).

(46)

102 “Kasus yang terjadi di tempat PKL yang saya bimbing adalah kekurangdisiplinan siswa yang sudah tidak bisa ditolerir oleh pihak industri. Akhirnya saya laporkan ke jurusan akuntansi dalam rapat jurusan kemarin untuk mendapatkan keputusan tindakan yang harus saya ambil. Berdasarkan hasil dari rapat jurusan maka saya akan menarik siswa yang berkasus tersebut untuk ditempatkan PKL di sekolah di bawah pengawasan saya langsung.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa semua pihak yang terlibat dalam Program PKL jurusan akuntansi telah berupaya untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul, baik dilakukan sendiri maupun dengan bantuan lembaga. Kesadaran pribadi dari guru pembimbing untuk membantu siswanya menjadi ujung tombak sekolah dalam penyelesaian masalah PKL.

4.2.2.6 Kongruensi (Kesesuaian) dan Ketergantungan (Kontingensi) antar sub komponen proses (transactions)

Kesenjangan yang terjadi dalam sub-sub komponen transaksi/ proses menunjukkan adanya

ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

(kongruensi) antar sub-komponen transaksi/ proses

sehingga kekurangsiapan masing-masing

sub-komponen mempengaruhi sub-sub-komponen yang lainnya.

(47)

103 kesiapannya sebelum berangkat PKL. Kesiapan semua sub-komponen masukan akan berpengaruh terhadap kualitas kerja sub-sub komponen transaksi, termasuk diantaranya kekurangsiapan instrument pembelajaran jarak jauh bagi peserta didik peserta PKL sangat mempengaruhi kinerja peserta didik maupun guru pembimbing dalam memantau pelaksanaan KBM selama di industri. Kesesuaian antara materi pelajaran yang sudah pernah diterima peserta didik sebelumnya dengan materi pekerjaan yang mereka hadapi saat praktik sangat mempengaruhi proses PKL.

Kinerja guru pembimbing selama pelaksanaan PKL pun sangat mempengaruhi kinerja peserta didik karena pendampingan siswa dalam proses belajar jarak jauh sangat diperlukan dalam rangka penyiapan siswa sehingga lebih mengenal budaya kerja industri sesungguhnya. Ketidaktersediaan instrumen bimbingan akan menyulitkan guru pembimbing dalam memantau kinerja peserta didik selama PKL.

(48)

104 peserta didik tanpa disertai pemberian pekerjaan/ tugas yang sesuai kompetensi siswa akan semakin menurunkan kinerja siswa yang pada akhirnya akan menyebabkan tidak efektifnya waktu belajar mereka selama mengikuti Program PKL.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu upaya mengatasi kesenjangan dalam komponen proses yang harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu sehingga tepat sasaran.

4.2.2.7 Matrik Deskripsi Komponen Proses

(Transaction)

Deskripsi komponen proses (transaction)

sebagaimana yang nampak dalam tabel matrik deskripsi komponen proses dalam lampiran 23 menunjukkan adanya maksud program berdasarkan

rencana awal program dan perbandingannya

(49)

105 4.2.2.8 Matrik Pertimbangan Komponen Proses

(Transaction)

Pertimbangan yang berupa penilaian terhadap komponen proses berdasarkan standar relatif yaitu Juknis Program PKL dari pemerintah dan standar absolut yaitu SOP PKL SMK Negeri 1 Salatiga, sebagaimana hasil penelitian yang berupa tabel matrik pertimbangan yang nampak dalam lampiran 24, menunjukkan adanya penilaian terhadap pelaksanaan Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga berdasarkan standar relatif dan absolut dengan mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan kesesuaian antar sub-komponen proses yaitu: kinerja siswa peserta Program PKL, kinerja guru pengajar dan guru pembimbing, kinerja manajemen PKL, peran pembimbing di industri, kendala-kendala pelaksanaan Program PKL, upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PKL

4.2.3 Outcomes ( Dampak) Program PKL

Evaluasi outcomes (dampak) Program PKL Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi tentang gambaran kondisi setelah program dijalankan yaitu untuk melihat kesiapan kerja siswa setelah

melaksanakan PKL, efektivitas penyelenggaraan

(50)

106 yang menjadi fokus dalam mengevaluasi dampak Program PKL terdiri dari; a) kesiapan kerja peserta didik, b) pelaporan hasil PKL, c) faktor pendukung dan faktor penghambat, d) efektivitas program, e) ketercapaian tujuan, f) hasil pengembangan program, g) keberlanjutan program. Sub-sub komponen dampak tersebut dianalisis ketergantungan (kontingensi) dan

kongruensi (kesesuaiannya) untuk memberikan

gambaran tentang dampak Program PKL secara keseluruhan sehingga pada akhirnya dapat diberikan penilaian berdasarkan standar yang ada

(51)

107 “Jurusan akuntansi masih menjadi jurusan favorit di SMK Negeri 1 Salatiga saat ini dengan visi jurusan sebagai kawah candradimuka pendidikan vokasi program studi akuntansi untuk mencetak generasi berdaya cipta yang siap bekerja, berwirausaha dan melanjutkan ke perguruan tinggi, yang mengacu pada visi sekolah dalam rangka mempersiapkan lulusannnya siap memasuki tantangan dunia kerja.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017)

Penjabaran visi sekolah dalam visi jurusan akuntansi tersebut diaplikasikan dalam Program PKL jurusan akuntansi yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk lebih siap memasuki dunia kerja setelah lulus nanti dengan bekal pengalaman dari praktik belajar secara langsung di Dunia Kerja/ Dunia Industri.

4.2.3.1 Kesiapan kerja peserta didik

(52)

108 “Dampak PKL pada siswa jurusan akuntansi cenderung membawa perubahan dalam hal attitude siswa seperti sikap dan cara kerja, komunikasi sosial, tanggung jawab dan disiplin.

Dalam hal prestasi akademik cenderung mengalami penurunan karena peserta didik kurang siap saat mengikuti ulangan akhir semester yang dilaksanakan sesaat setelah mereka kembali dari tempat PKL.” (Diskusi tanggal 19 Juli 2017).

Demikian pula hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XII akuntansi setelah melaksanakan Program PKL juga menunjukkan hal yang senada.

(53)

109 atau 0,47%, b) Sebagian besar siswa peserta PKL di 11 dari 19 tempat PKL merasa belum puas atau 0,57 %.

Tabel 6

Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Penyelenggaraan PKL Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

NO NAMA DUDI KESESUAIAN BIDANG KERJA

(%)

TINGKAT KEPUASAN

PUAS BELUM PUAS

1 PT. FIF 50 V

2 CV. PERKASA TELKOM INDONESIA 20 V

3 BMT ANDA 50 V

4 PT. SIDOMUNCUL 10 V

5 PRIMKOPTI HANDAYANI 20 V 6 PD. BPR BANK SALATIGA 40 V 7 PT. TRIPILAR BETON MAS 50 V

8 PT. COCA COLA 20 V

9 STIE AMA 10 V

10 GRAND WAHID HOTEL SALATIGA 50 V 11 BANK SYARIAH MANDIRI 50 V

12 PT. CHAROEND POKPAND 50 V 13 KPP PRATAMA SALATIGA 50 V

14 DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA 20 V

15 BMT RAMA 50 V

16 PT. KIEVIT SALATIGA 50 V

17 KANTOR POS SALATIGA 20 V

18 PERUM PERHUTANI 20 V

(54)

110 Berdasar data penelitian diketahui bahwa Program PKL lebih berdampak pada aspek afektif siswa yaitu perubahan attitude siswa, namun kurang nampak dari aspek kognitif ataupun psikomotik yang ditunjukkan dengan hasil nilai siswa selama 5 tahun terakhir sebagaimana yang terlihat dalam lampiran 20 yang menunjukkan adanya nilai di bawah KKM yang ditentukan pihak jurusan akuntansi yaitu 8,0 untuk nilai produktif akuntansi.

4.2.3.2 Pelaporan Hasil PKL

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti tentang mekanisme pelaporan kegiatan siswa dalam Program PKL menunjukkan bahwa proses pelaporan PKL dilakukan setelah peserta didik ditarik kembali ke sekolah oleh guru pembimbing masing-masing, dengan mengumpulkan buku jurnal kegiatan PKL.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Waka Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga pada saat wawancara, yaitu:

“Siswa yang sudah kembali ke sekolah dari tempat PKL seharusnya memberikan laporan ke jurusan. Laporan berupa penyerahan jurnal kegiatan selama siswa PKL. Seharusnya guru pembimbing yang proaktif menanyakan laporan kegiatan siswa. Namun selama ini belum ada evaluasi/ laporan dari guru pembimbing.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

(55)

111 Hal yang senada juga diungkapkan oleh dua orang staf Humas Hubin, dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“Kami sudah membagikan buku pedoman untuk pelaporan siswa PKL, dan seharusnya setelah mereka kembali dari industri segera melaporkan hasil PKLnya. Namun sebagian besar siswa belum menyerahkan laporannya ke kami, dan untuk itu seharusnya pihak guru pembimbing atau pun jurusan akuntansi juga membantu mengingatkan siswanya.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

Data dokumen juga menunjukkan bahwa sekolah sudah memberikan pedoman pengisian laporan dalam bentuk petunjuk pengisian jurnal yang tertulis sebagai berikut:

1. Setelah anda menerima buku jurnal, baca dan pahami semua yang tercantum dalam panduan ini, kemudian tanda tangani pada halaman pernyataan anda.

2. Selanjutnya setelah anda mengetahui Bapak/ibu pembimbing dari sekolah segera hubungi dan mintakan tanda tangan beliau.

3. Setelah itu apabila anda sudah diberangkatkan sampai di lokasi praktek, temui pimpinan / instruktur untuk meminta tanda tangan dan cap pengesahan pada panduan ini.

4. Jurnal diisi secara kontinyu selama siswa praktek dengan menggunakan satuan waktu minggu.

5. Isilah dengan tanda chek () pada kolom sesuai dengan dengan materi yang di praktek-kan pada waktu satu minggu.

6. Jika dalam satu minggu anda memperoleh berbagai macam materi pelatihan, maka anda diperbolehkan mengisi lebih dari satu materi yang di praktek-kan

(56)

112 8. Tabel jurnal dikelompok-kan menjadi 3 ( Tiga ) bagian digunakan untuk mengetahui kesesuaian materi praktek dengan program studi peserta praktek.

9. Buku panduan ini harus tetap terjaga kebersihannya untuk dikumpulkan kembali setelah peserta praktek selesai melaksanakan praktek sekolah.

Sumber: Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga (2017: 3).

Adapun format pelaporan yang diberikan kepada siswa peserta PKL sudah diwujudkan dalam bentuk jurnal kegiatan harian yang bentuk dan isinya sama dari dulu hingga periode 2017 ini, seperti yang terlihat di lampiran 21. (Sumber Data: Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga, 2017).

Data di atas menunjukkan bahwa secara administrasi pelaporan PKL di SMK Negeri 1 Salatiga sudah ada, namun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa peserta didik yang telah

melaksanakan PKL, hanya sekitar 30% peserta PKL yang mengumpulkan laporannya ke jurusan akuntansi tanpa persetujuan guru pembimbing masing-masing. 70 % sisanya masih belum mengumpulkan laporan, apalagi sertifikat penilaian yang seharusnya sudah mereka bawa serta saat kembali dari PKL. Peran guru pembimbing sangat kurang, dan sebagian besar peserta PKL yang sudah kembali ke sekolah pun tidak

berusaha mencari pembimbingnya untuk

(57)

113 Berikut petikan wawancara dengan beberapa peserta PKL yang sudah selesai melaksanakan PKL:

“Kami memang dibekali format laporan PKL. Diharuskan mengisi jurnal kegiatan harian. Namun setelah PKL ternyata tidak ada yang menanyakan atau pun menyuruh untuk mengumpulkan, baik oleh guru pembimbing kami apalagi Humas. Sertifikat PKL kami juga banyak yang masih di DUDI.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Lebih lanjut peneliti menanyakan kepada beberapa guru pembimbing terkait laporan PKL tersebut, dan jawaban yang mereka berikan rata-rata sama yaitu ; “Kami tidak tahu”. Berikut petikan wawancara dengan guru pembimbing PKL jurusan akuntansi:

“ Kami tidak tahu. Setahu kami, laporan PKL nantinya dikumpulkan langsung ke Humas, kami hanya ditugasi mengantar, memonitoring dan menarik PKL. Tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan tentang teknis pengumpulan laporan PKL, dari dulu kami pun belum pernah diminta Humas untuk mengumpulkan laporan PKL siswa yang kami bimbing.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat kita ketahui adanya perbedaan persepsi antara bagian Humas dengan para guru pembimbing PKL dan pihak jurusan akuntansi tentang tanggung jawab pengelolaan laporan PKL dari siswa sehingga dampaknya siswa menjadi

bingung dan akhirnya banyak yang belum

(58)

114 4.2.3.3 Efektivitas Program dan Ketercapaian

Tujuan

Profil kompetensi tamatan jurusan akuntansi berdasarkan hasil studi dokumentasi dari Humas Hubin berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan, digunakan oleh jurusan

akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga dalam

penyelenggaraan PKLnya, sebagai acuan dalam proses pembelajaran praktik akuntansi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mencatat transaksi sesuai dengan siklus akuntansi

2. Menyusun laporan keuangan, yaitu laporan yaitu laporan rugi laba, neraca, dan laporan perubahan posisi keuangan untuk badan usaha baik perorangan, persekutuan, maupun perseroan

3. Mengadakan Analisa laporan keuangan untuk mengukur tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas

4. Menghitung dan menerapkan serta menyelesaikan pajak penghasilan perusahaan maupun pajak penghasilan karyawan

5. Mengakumulasikan biaya produksi baik perusahaan jasa maupun perusahaan industri. (SKL SMK Jurusan Akuntansi, 2016).

(59)

115 Tabel 7

STRUKTUR MATERI PRAKTEK

1 Mengelola Bukti Transaksi 2 Mengelola Buku Jurnal

3 Mengelola Buku Besar (Induk dan Pembantu) 4 Menyiapkan Neraca Saldo, Ayat Penyesuaian, dan

menyelesaikan Neraca Lajur

5 Menutup Buku Besar dan menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan

6 Menyusun Laporan Keuangan

7 Mengelola Administrasi Kas dan Bank (Rekonsiliasi Bank, Kas Kecil,Sistem Voucher)

8 Mengelola Order Penjualan 9 Mengelola Proses Kredit 10 Mengelola Kartu Piutang 11 Mengelola Penagihan Piutang 12 Mengelola Administrasi Penjualan 13 Mengelola Kartu Utang

14 Mengola Administrasi Penerimaan Barang Supplier 15 Mengelola Kartu Persediaan Supplies

16 Mengelola Kartu Pesersediaan Barang Jadi 17 Mengelola Administrasi Gudang

18 Mengelola Aktiva Tetap

19 Mengelola Adminnistrasi Pajak 20 Mengelola Administrasi Gaji & Upah 21 Mengelola Kartu Biaya Produksi

22 Menyelesaikan Siklus Akuntansi Manufaktur 23 Operator Mesin Hitung

24 Operator Komputer 25 Kasir

Lain-lain ( Diisi dengan materi yang benar-benar belum termasuk pada penjabaran diatas )

(60)

116 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta

mengembangkan sikap professional

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan dirinya dalam era global.

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Kerja/Dunia Industri pada saatnya dan pada saat yang akan datang.

4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif, produktif dan kreatif.(Sumber data: Humas Hubin 2017).

Dalam rangka mencapai tujuan PKL tersebut, siswa diharapkan mampu menyiapkan diri mereka

sehingga menjadi SDM yang memiliki

kualifikasi/karakter yang dibutuhkan oleh DUDI saat ini. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, nampak perubahan dalam hal attitude siswa yang telah melaksanakan Program PKL, dari sikap, cara kerja, cara bicara, komunikasi sosial mereka ke arah yang lebih baik. Dalam hal kompetensi praktik akuntansi belum nampak peningkatan yang signifikan setelah siswa melaksanakan PKL, karena belum pernah ada evaluasi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Waka Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga dalam petikan wawancara berikut:

(61)

117 Dalam rangka pencapaian tujuan PKL khususnya pada aspek afektif siswa, bidang Humas Hubin sudah menyiapkan instrument penilaian yang pelaksanaannya dilakukan oleh pembimbing dari industri. Berikut hasil data dokumentasi dari bidang Humas Hubin tentang format penilaian PKL yang ditampilkan dalam tabel 8.

Tabel 8 Nama Pembimbing Sekolah :………

I. ASPEK PERSONAL

1 Kemandirian dalam bekerja 2 Kejujuran 2 Kemampuan dengan kolega bekerjasa 3 Pemahaman dan kepedulian

terhadap lingkungan kerja III ASPEK PRAKTEK DALAM MENJALANKAN TUGAS

1 Sikap tanggap/peka terhadap tugas/pekerjaan

2 Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang ditugaskan

3 Ketrampilan menggunakan alat & penguasaan terhadap materi pekerjaan

(62)

118 Berdasarkan studi dokumentasi yang peneliti lakukan pada dokumen hasil Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK) akuntansi untuk mata pelajaran produktif praktik akuntansi manual dan praktik komputer akuntansi selama 5 tahun terakhir, ternyata kondisi kesiapan kompetensi akuntansi yang dilihat dari nilai ujian praktik akuntansi masih kurang. Nilai KKM mata pelajaran produktif khususnya praktik akuntansi yang ditetapkan jurusan akuntansi yaitu 8,5 belum tercapai secara maksimal. Adapun hasil UKK akuntansi selama 5 tahun terakhir ditampilkan dalam lampiran 20.

(63)

119 Evaluasi outcomes (dampak) Program PKL Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi tentang gambaran kondisi setelah program dijalankan yaitu untuk melihat kesiapan kerja siswa setelah

melaksanakan PKL, efektivitas penyelenggaraan

program PKL jurusan akuntansi. Sub-sub komponen yang menjadi fokus dalam mengevaluasi dampak Program PKL terdiri dari; a) kesiapan kerja peserta didik, b) pelaporan hasil PKL, c) faktor pendukung dan faktor penghambat, d) efektivitas program, e) ketercapaian tujuan, f) hasil pengembangan program, g) keberlanjutan program. Sub-sub komponen dampak tersebut dianalisis ketergantungan (kontingensi) dan

kongruensi (kesesuaiannya) untuk memberikan

gambaran tentang dampak Program PKL secara keseluruhan sehingga pada akhirnya dapat diberikan penilaian berdasarkan standar yang ada

Hasil penelitian menunjukkan adanya

ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

(64)

120 tergantung dari komponen masukan yang ada. Demikian pula komponen dampak yang diharapkan (berdasarkan target yang sudah disesuaikan dengan komponen masukan dan proses) sangat tergantung komponen masukan dan proses Program PKL.

Kesiapan kerja peserta didik sangat dipengaruhi oleh kesiapannya sebelum mengikuti Program PKL dan kinerjanya selama pelaksanaan Program PKL. Semua sub-komponen dalam komponen masukan, proses dan dampak pada akhirnya berpengaruh terhadap kesiapan kerja peserta didik yang merupakan tujuan akhir Program PKL. Keterkaitan dan kesesuaian masing-masing komponen Program PKL sangat mempengaruhi kualitas kesiapan kerja peserta didik. Hubungan keterkaitan dan kesesuaian masing-masing sub-komponen dampak, disajikan dalam bentuk tabel matrik deskripsi dan matrik pertimbangan.

4.2.3.4 Matrik Deskripsi Komponen Dampak (Outcomes)

(65)

121 hasil penelitian dengan mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan kesesuaian antar sub-komponen dampak yaitu: kesiapan kerja peserta didik, pelaporan hasil PKL, faktor pendukung dan faktor penghambat, efektivitas program dan ketercapaian tujuan.

4.2.3.5 Matrik Pertimbangan Komponen Dampak (Outcomes)

(66)

122 4.3 Pembahasan

Program PKL merupakan kumpulan dari beberapa komponen atau unsur yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan program. (Arikunto, 2014:10). Program PKL adalah salah satu rangkaian kegiatan Pendidikan Sistem Ganda yang harus dilalui atau ditempuh oleh setiap siswa SMK Negeri 1 Salatiga, khususnya pada saat duduk di bangku kelas XI atau

kelas XII. (Dikmenjur: 2008). PKL tersebut

dimaksudkan untuk memberikan wawasan praktis berdasarkan teori-teori yang dipelajari di SMK. (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 ayat [3] huruf f jo Pasal 37 ayat [1]). Keberhasilan Program PKL sangat tergantung dari beberapa faktor penting, yaitu: a) siswa, b) guru, c) materi/ kurikulum, d) sarana dan prasarana, e) pengelolaan, dan f) lingkungan. Apabila salah satu dari komponen Program PKL tersebut kinerjanya kurang baik, maka keberhasilan Program PKL tidak akan maksimal, sehingga masing-masing komponen harus baik kinerjanya. (Arikunto, 2014: 10).

Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi

kesenjangan dalam berbagai hal dalam

(67)

123 ada beberapa kesenjangan yang terjadi di komponen

masukan (antecedens), kompononen proses

(transactions) dan komponen dampak (outcomes). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dibutuhkan upaya evaluasi dan perbaikan komponen masukan, proses dan dampak Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga, berdasarkan Pedoman PKL 2017 dan Pedoman Pelaksanaan PKL Kemdikbud, 2016.

Dalam penelitian ini, Evaluasi Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga berdasarkan komponen antecedens (masukan), transactions (proses) dan outcomes (dampak) menggunakan matrik deskripsi dan matrik pertimbangan dengan mempertimbangkan

kongruensi (kesesuaian) dan kontingensi

(ketergantungan) antar komponen. (Arikunto dan Jabar, 2014: 43).

4.3.1 Antecedens ( Masukan) Program PKL

(68)

124

and Match dengan Industri” dijelaskan bahwa PKL pada industri atau perusahaan sebagai bagian kurikulum pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kompetensi. Hal ini sesuai dengan teori belajar Work-Based Learning/WBL (Pembelajaran Berbasis Kerja). Raelin (2008:2) menyatakan bahwa, WBL secara ekspresif

menggabungkan antara teori dengan praktik,

pengetahuan dengan keterampilan. WBL mengakui bahwa tempat kerja menawarkan kesempatan yang banyak untuk belajar seperti di ruang kelas. Sistem magang/PKL merupakan salah satu bentuk WBL.

PKL jurusan akuntansi yang dimulai sejak tahun pelajaran 1994/ 1995 merupakan program wajib bagi siswa kelas XI atau XII dalam rangka mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dengan mengikuti praktek kerja di industri secara langsung selama 3 – 4 bulan. Program PKL ini diwajibkan bagi siswa kelas XI atau XII dengan pertimbangan kesiapan kompetensi akuntansi

yang sudah diterima sebagai bekal praktik

(69)

125 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program PKL di jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga mempunyai juknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pembinaan SMK dibawah Kementrian Pendidikan dimana mekanisme yang terdapat dalam juknis tersebut sangat jelas baik ditinjau dari latar

belakang, tujuan, manfaat, sasaran maupun

mekanisme pelaksanaannya. Ada beberapa kali perubahan istilah dalam penyebutan program, hingga istilah yang terakhir digunakan adalah Program Praktik Kerja Lapangan (PKL). (Kemdikbud, 2017).

(70)

126 pemberangkatan PKL gelombang II dan III, namun dinilai belum siap untuk siswa dari gelombang I. Hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kesiapan manajemen PKL dan kesiapan guru pengajar di awal tahun pelajaran baru yang belum tertata sistem administrasinya.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Jumardin (2011) dengan judul Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan Siswa SMK Kesehatan Persada Wajo pada Institusi Pasangan. Dalam penelitian tersebut menunjukkan kendala-kendala dalam Program PKL adalah penjadwalan program PKL, sarana praktik masih relatif kurang di sekolah yang berpengaruh dalam pelaksanaan PKL. Kesiapan sub komponen masukan tersebut sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan PKL.

4.3.2 Transactions ( Proses) Program PKL

Pelaksanaan PKL di jurusan akuntansi SMK Negeri

1 Salatiga diharapkan dapat mengurangi

ketidakselarasan pendidikan di SMK dengan

Gambar

Tabel 3. Siswa Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1
Gambar 4 ALUR  PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Tabel 4 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang
Standar Sarana pada Ruang Praktik Akuntansi Dasar Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian emulgel ekstrak ikan kutuk dapat meningkatkan jumlah fibroblas pada luka bakar tikus putih dibandingkan dengan kontrol negatif pada hari ke-3 dan ke-7.. Pemberian emulgel

Hanya atas perkenaan-Nya lah penulis mampu menyusun skripsi yang berjudul PENGARUH LEVERAGE, DEBT MATURITY, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN CASH HOLDINGS TERHADAP KINERJA

Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 46/PUU- VIII/2010 dalam amar putusannya menegaskan bahwa Pasal 43 ayat (2) Undang- Undang Perkawinan yang berbunyi

Dari uraian di atas, sudah jelas bahwa Reading Rainbow dan Wishbone menerapkan dua model adaptasi yang berbeda untuk meningkatkan kemelekan huruf dan mengembangkan minat

• Komoditas yang mengalami kenaikan harga dibandingkan penutupan hari Kamis (17/1) adalah CPO yang berada pada level 2,135 MYR/MT, WTI pada level 52,37 USD/Barrel, dan Brent pada

Dalam hal ini Hukum harus senantiasa ditegakkan, walaupun kita tahu bahwa pemerkosaan merupakan kasus yang berbeda dengan kasus lainnya karena

selesainya penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan akuntansi pertanggungjawaban kontemporer sebagai alat untuk menilai kinerja manajer departemen produksi di

Dalam upaya untuk menganalisis dan mengupas permasalahan yang ada terhadap penelitian penulis terkait dengan “Dampak Six-Party Talks dalam Konflik Semenanjung