• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebiasaan Baik dan Tata Pergaulan Profesional Di Lingkungan PT PLN Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kebiasaan Baik dan Tata Pergaulan Profesional Di Lingkungan PT PLN Batubara"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

.HELDVDDQ%DLNGDQ

7DWD3HUJDXODQ3URIHVLRQDO

GL/LQJNXQJDQ373/1%DWXEDUD

ȋ‡”•‡”‘Ȍƒ–‘”—•ƒ–‡†—‰–Ǥͺ ŽǤ”—‘Œ‘›‘Ž‘Ȁͳ͵ͷ

‡„ƒ›‘”ƒƒ”—ǡƒƒ”–ƒ‡Žƒ–ƒͳʹͳ͸Ͳ ‡Ž‡’Š‘‡ǣΪ͸ʹʹͳ͹ʹͲ͸ͺͳ͵ǡ͹ʹͲ͸ͺͳͶǡ͹ʹͲ͸ͺ͵͹

ƒ…•‹‹Ž‡ǣΪ͸ʹʹͳ͹ʹͲ͸ͺ͵ͺ ƒ‹Žǣ‘–ƒ̷’Ž„ƒ–—„ƒ”ƒǤ…‘Ǥ‹†

Ͷͷ͸͸ͳʹ͹ͲͲ

3('20$13(5,/$.8

(2)
(3)

Pedoman Perilaku

(Code of Conduct)

(4)

PENGANTAR

DAFTAR ISI

VISI, MISI, MOTTO

TATA NILAI PERUSAHAAN (4C)

(5)

PENGANTAR

P

T PLN Batubara sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero) yang dibentuk dengan tujuan untuk mendukung pengamanan sebagian pasokan batubara untuk kebutuhan unit-unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara ataupun sejenisnya, baik milik PT PLN (Persero) atau swasta, bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik yang diwujudkan dengan bertumpu pada kapabilitas seluruh warganya.

Dalam menjalankan bisnisnya, seluruh jajaran manajemen PLN Batubara bertekad bekerja dengan semangat yang satu tujuan untuk menghasilkan produk dan/atau pelayanan yang terbaik serta memperlakukan pelanggan dan mitra usaha dengan adil tanpa membeda-bedakannya. Manajemen PLN Batubara berkeyakinan bahwa prinsip keadilan ini hanya dapat ditegakan oleh mereka yang juga merasa diperlakukan dengan adil. Oleh karena itu, di lingkungan internal perusahaan semua sistem, kebijakan dan praktek manajemen dikembangkan untuk menumbuhkan rasa keadilan diantara para anggota perusahaan.

Dalam rangka menjaga agar tetap ada konsistensi dalam penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Corporate Governence), melalui dokumen pedoman perilaku yang tidak bertentangan dengan peraturan yang telah ada ini, manajemen PLN Batubara bertekad untuk menumbuh kembangkan kebiasaan dan tata pergaulan profesional yang baik dan sekaligus mencerminkan jati diri PLN Batubara yang dapat kita banggakan bersama. Usaha ini juga merupakan perwujudan dari kesungguhan hati warga PLN Batubara untuk bekerja dan berusaha selaras dengan Visi, Misi dan Tata Nilai perusahaan yang sudah disepakati bersama. Selain itu, dokumen pedoman perilaku ini diharapkan untuk diketahui dan dipahami oleh stakeholder

perusahaan. Semua ini akan dijalankan dengan tetap mengacu pada aspirasi untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi Bangsa dan Negara Indonesia.

(6)

Keterbukaan dan partisipasi ini akan dijalankan dengan prinsip bahwa informasi perusahaan dapat diakses dan diperoleh dengan mudah oleh masyarakat dan semua pihak yang berhak, tanpa mengabaikan konfidensialitas informasi tersebut. Sebaliknya, manajemen perusahaan juga senantiasa membuka diri bagi semua masukan dan saran dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Dalam mengimplementasi pedoman ini yang terutama akan lebih dijaga adalah semangat dan itikad yang mendasari dokumen ini selain menjalankan apa yang tersurat di dalamnya. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga peningkatan nilai pemegang saham (Share Holder Value) dan kepercayaan publik secara konsisten dan berkelanjutan.

Kami yakin bahwa ini adalah juga tekad seluruh warga PLN Batubara. Mari kita bersama-sama senantiasa bergandengan tangan melaksanakan perilaku yang tercantum dalam pedoman perilaku ini sebagai realitas dalam kehidupan kerja kita sehari-hari, dengan menjadikan diri kita sebagai suri teladan di lingkungan kerja kita masing-masing.

Jakarta, 30 September 2013

Kami, atas nama keluarga besar PT PLN Batubara,

Dewan Komisaris PT PLN Batubara

Eddy D. Erningpraja

Komisaris Utama

Soemarno Witoro Soelarno

Komisaris Independen

Direksi PT PLN Batubara

Khairil Wahyuni

Direktur Utama

Toharudin

Direktur Keuangan dan SDM

Ahmad Saleh

(7)

DAFTAR ISI

A. Membudayakan Kebiasaan Baik di Tempat Kerja B. Tata Pergaulan Profesional

11 12

Bagian 1. Kepemimpinan PLN Batubara

A. Iklim Kerja yang Dibangun

B. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Transformasional C. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Sinergistik D. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Visioner

E. Pedoman Perilaku untuk Menghadapi Pemimpin dan Anggota yang Melakukan Kesalahan

Bagian 2. Keanggotaan yang Bertanggungjawab

A. Iklim Organisasi yang Dibangun

B. Pedoman Perilaku bagi Keanggotaan yang Bertanggungjawab C. Pedoman Perilaku bagi Keanggotaan yang Cerdas

D. Pedoman Perilaku bagi Hubungan Vertikal yang Akrab

45 45 49 53

Bagian 3. Hubungan Profesional Antar Anggota

A. Iklim Kerja yang Dibangun

B. Pedoman Perilaku bagi Pergaulan Profesional di Lingkungan Tempat Kerja dan/atau Tim Kerja

C. Pedoman Perilaku Pergaulan Profesional Antar Lingkungan Tempat Kerja (Kantor dan/atau Site) dan/atau Antar Tim Kerja D. Panduan Perilaku Bagi Pengembangan Kebiasaan Belajar

Organisasional

59

59

61

(8)

Bagian 4. Hubungan dengan Pihak Eksternal

A. Iklim yang Dibangun

B. Pedoman Perilaku Warga Korporat yang Terhormat C. Pedoman Perilaku bagi Pelayanan Umum

D. Pedoman Perilaku bagi Pelayanan Profesional terhadap Pelanggan

E. Pedoman Perilaku untuk Menjalin Hubungan Profesional dengan Pelanggan dan Mitra Bisnis

F. Pedoman Perilaku yang Berkaitan dengan Posisi Dominan PLN Batubara

67 67 70

73

76

(9)

VISI

Sebagai partner usaha yang terpilih untuk pemasok batubara yang berkualitas memberikan nilai tambah bagi PLN, mitra dan pelanggan dengan kinerja perusahaan

setara dengan perusahaan sejenis di pasar modal di dalam lima tahun mendatang dan selanjutnya menjadi pemain batubara

yang kompeten, pada jangka panjang

MISI

Untuk jangka lima tahun mendatang, PLN Batubara akan memasok batubara kepada pembangkit PLN dan IPP dengan target

20% dari kebutuhan total mereka

MOTTO

(10)

Clean

(Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata

kelola perusahaan yang baik.

Confident

(Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, dan membangun kebanggaan

bangsa.

Customer Focused

(Fokus pada Pelanggan)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Capable

(Bekemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan

pengembangan.

(11)

Saling Percaya (Mutual Trust)

1. Saling menghargai 2. Beritikad baik 3. Transparan

Integritas (Integrity)

1. Jujur dan menjaga komitmen 2. Taat aturan dan bertanggungjawab 3. Keteladanan

Kerja Keras

(Hard Working)

1. Bekerja dengan sungguh-sungguh 2. Berserah diri (tawakkal) kepada Sang

Pencipta, Tekun & Ulet 3. Teliti

Peduli

(Care)

1. Proaktif dan saling membantu 2. Memberi yang terbaik

3. Menjaga citra perusahaan

Pembelajar

(Continuous Learning)

1. Belajar berkelanjutan dan beradaptasi 2. Berbagi pengetahuan dan pengalaman 3. Berinovasi

(12)

Pedoman Perilaku Kebiasaan Baik

dan Tata Pergaulan Profesional di

(13)

PENDAHULUAN

A. Membudayakan Kebiasaan Baik di Tempat Kerja

1. PT PLN Batubara perlu beradaptasi pada lingkungan eksternal dengan cepat dan efektif secara berkesinambungan dengan senantiasa menjaga keutuhan internal guna mewujudkan cita-cita bersama menjadi partner usaha yang terpilih untuk pemasokan batubara yang berkualitas dan pemain batubara yang kompeten yang mampu membawa kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat indonesia.

2. Adaptasi eksternal dan integrasi internal sebagaimana dimaksud di atas harus dilakukan dengan semangat kebersamaan yang kuat.

3. Anggota PLN Batubara1 dengan seluruh potensi insani yang dimiliki

menjadi tumpuan utama perusahaan untuk maju dan bertumbuh kembang.

4. Anggota memiliki posisi, fungsi, dan tugas yang berbeda di lingkungan perusahaan, namun masing-masing mempunyai peran yang sama penting untuk meraih kemajaun bersama.

5. Pejabat manajerial2 di lingkungan PLN Batubara menyadari

sepenuhnya bahwa kemajuan bersama hanya dapat diraih apabila anggota secara tulus memberikan komitmen terbaiknya pada perusahaan.

6. Pejabat manajerial berkewajiban mendorong anggota agar dengan senang hati mau memunculkan potensi dan kapabilitas terbaiknya serta bekerja secara terpadu untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.

7. Pejabat manajerial berkewajiban menjaga agar perilaku semua anggota tetap berada dalam batas-batas tata nilai perusahaan, karena perilaku anggota merupakan representasi jati diri perusahaan.

1 Anggota adalah semua orang yang bekerja secara formal bagi PT PLN Batubara, termasuk anggota Direksi. 2 Pejabat manajerial adalah semua orang yang memiliki jabatan formal di seluruh jajaran PLN Batubara yang

(14)

8. Semua anggota berkewajiban saling mendukung untuk mengembangkan kebiasaan baik di tempat kerja.

9. Dalam rangka mengembangkan kebiasaan baik, anggota berkewajiban meningkatkan kualitas komunikasi antar anggota maupun antara perusahaan dengan masyarakat.

10. Manajemen PLN Batubara3 berkewajiban menyesuaikan secara

proaktif rambu-rambu perilaku, yang secara eksplisit dipaparkan dalam Pedoman Perilaku ini, dengan kondisi lokal maupun perkembangan masa depan.

B. Tata Pergaulan Profesional

11. Anggota PLN Batubara berkewajiban menjaga agar pergaulan di lingkungan perusahaan mencerminkan suasana kebersamaaan yang inklusif dan akrab, senantiasa menjaga suasana profesional yang menghargai kelugasan dan rasionalitas serta menjunjung tinggi etika.

12. Pemimpin di lingkungan PLN Batubara4 dan anggota berkewajiban

saling berbagi informasi dan pengetahuan di tempat kerja sebagai wahana belajar bersama guna menghasilkan inovasi dan keputusan yang lebih baik, cepat,etikal dan akseptabel di berbagai bidang.

13. Anggota berkewajiban memandang setiap tantangan sebagai peluang untuk maju.

14. Anggota berkewajiban memanfaatkan setiap peluang untuk berkembang dan berinovasi demi kemajuan perusahaan, dengan tetap mempertimbangkan risiko secara cermat dan membahas pemanfaatan peluang tersebut bersama anggota lain.

15. Anggota berkewajiban senantiasa memperbaiki dan menyempurnakan sistem kerja serta proses pengambilan keputusan dengan melakukan inovasi dan belajar praktek terbaik.

3 Manajemen PLN Batubara adalah Direksi PLN Batubara.

(15)
(16)
(17)

Warga PLN Batubara5 berkeyakinan bahwa untuk menciptakan

lingkungan kerja yang menggairahkan, saling percaya, etikal, inovatif, saling peduli, serta penuh semangat pengabdian, maka kepemimpinan perlu dipraktekkan dengan semangat berikut ini:

Pelayanan Publik

Pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkeyakinan bahwa tugas utama mereka adalah mengajak semua anggota memberikan kontribusi terbaik untuk ikut mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan cerah bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Egaliter

Pemimpin berkeyakinan bahwa tanggung jawabnya hanya dapat dipikul secara efektif dengan memperlakukan dan melayani anggota sebagai rekan kerja yang setara, sehingga anggota dapat memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan.

Non Diskriminatif

Pemimpin berkeyakinan bahwa untuk mencapai hasil yang terbaik, setiap anggota harus mendapat peluang dan perlakuan

yang sama untuk maju dan berkembang.

5 Warga PLN Batubara adalah semua anggota PLN Batubara sebagai suatu komunitas dan/ atau tim.

(18)

Kebersamaan

Pemimpin berkeyakian bahwa perannya menjadi lebih bermakna dengan meyakinkan anggota tentang pentingnya kerja secara terpadu dan membangun kerjasama cerdas guna mencapai hasil terbaik dan melindungi kepentingan bersama.

Apresiatif

Pemimpin berkeyakinan bahwa menghargai dan memberikan perhatian terhadap kontribusi dan prestasi anggota sekecil apapun, dapat membangkitkan dan menjaga gairah kerja untuk menghasilkan kinerja yang bermakna.

Keteladanan

(19)

A. Iklim Kerja yang Dibangun

1. Pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkewajiban membangun dan menjaga iklim kerja transformasional, yaitu suasana kerja yang menumbuhkan kegairahan untuk bekerja keras dan cerdas, menumbuhkan semangat untuk berkreasi, peduli terhadap sesama anggota, dan menumbuhkan kesadaran anggota tentang makna dan nilai kerja mereka.

2. Pemimpin berkewajiban mengembangkan iklim kerja sinergistik, yaitu suasan kerja saling menghargai, saling percaya, saling berbagi, dan saling mendukung, sehingga terjadi kerja sama cerdas dan terpadu yang menciptakan nilai melebihi harapan.

3. Pemimpin berkewajiban mengembangkan iklim kerja visioner, yaitu suasana kerja yang membuat anggota mampu mengantisipasi perubahan di masa depan, menumbuhkan keyakinan mewujudkan masa depan bersama yang jauh lebih baik secara etikal, memudahkan anggota meyelaraskan cita-cita pribadi dengan visi perusahaan, dan memungkinkan anggota melihat dengan jernih keterkaitan upaya perusahaan masa kini dengan visi perusahaan.

B. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Transformasional

4. Pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkewajiban memperlakukan anggota :

a. Sebagai rekan kerja yang setara, terhormat, dan bermartabat; b. Secara non-diskriminatif dan tanpa pilih kasih;

c. Sebagai orang dewasa yang mampu bekerja secara bertanggung jawab;

d. Sebagai orang yang mampu belajar dan berkembang.

(20)

5. Pemimpin berkewajiban mengembangkan suasana kerja yang tertib, santun, dan manusiawi dengan cara :

a. Membangun dan mengembangkan interaksi dan komunikasi profesional dengan anggota dalam suasana akrab;

b. Memperkaya interaksi dan komunikasi profesional dengan proses saling berbagi informasi dan pengetahuan yang relevan;

c. Tidak melakukan personalisasi (perzonalized) terhadap sesuatu permasalahan yang terjadi;

d. Menangani secara objektif dengan cepat, tegas, dan lugas terhadap kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan anggota yang merugikan atau patut diduga merugikan perusahaan, sesuai kewenangannya;

e. Belajar bersama dari setiap kesalahan dan pelanggaran dalam rangka mencegah pengulangannya dan menemukan cara yang lebih baik di masa depan serta mendokumentasikannya dengan baik;

f. Mencoba memahami dengan arif mengapa seorang anggota melakukan suatu kesalahan atau pelanggaran sebagai landasan pertimbangan sebelum menegur atau menindak anggota tersebut;

g. Menunjukan kepedulian terhadap anggota yang sedang mengalami permasalahan pribadi, tanpa melanggar privasi dari anggota yang bersangkutan dan tidak merugikan perusahaan; h. Tidak menyebarluaskan nama anggota yang sedang menjalani

proses pemerikasaan karena diduga melakukan kesalahan atau pelanggaran serta anggota yang mendapat hukuman dari perusahaan, kecuali apabila dipandang perlu oleh manajemen.

6. Pemimpin berkewajiban mengajak dan memberi contoh nyata kepada anggota untuk :

(21)

b. Lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi secara informal dan akrab;

c. Saling berbagi pengetahuan, informasi, dan pengalaman; d. Menghargai pendapat dan gagasan yang berbeda;

e. Memberikan apresiasi secara tulus serta ikut bergembira atas kontribusi dan keberhasilan (success) sekecil apapun yang dicapai anggota;

f. Saling membantu dalam upaya mencari solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi di tempat kerja;

g. Menunjukkan kepedulian terhadap peningkatan kualitas suasana dan kehidupan kerja (quality of work life);

h. Menghargai sesama anggota yang memiliki pendapat, sudut pandang, dan keyakinan yang berbeda dengan dirinya;

i. Tidak melecehkan atau merendahkan harga diri sendiri maupun anggota lain;

j. Menunjukkan ketabahan dan daya tahan pada waktu menghadapi permasalahan serius di tempat kerja;

k. Berani mengakui kesalahan di hadapan anggota, setelah menyadari kesalahannya;

l. Manahan diri untuk tidak memaksakan pendapat atau gagasannya yang terbukti belum dapat diterima anggota.

7. Pemimpin berkewajiban meyakinkan anggota bahwa mereka memiliki potensi dan kapabilitas yang dapat dimunculkan serta dimanfaatkan untuk mewujudkan hasrat maju bersama perusahaan.

8. Pemimpin berkewajiban menyadarkan anggota bahwa mereka hanya dapat memperoleh manfaat yang besar dari keanggotaan dalam perusahaan, apabila meraka mau memberikan kontribusi terbaik.

9. Pemimpin berkewajiban meyakinkan dan menunjukkan kepada anggota melalui perilaku nyata bahwa dirinya adalah:

(22)

b. Pendengar yang penuh perhatian dan menghargai pendapat anggota;

c. Orang yang dapat memberikan arah dan pegangan pada waktu anggota menghadapi kondisi tidak terduga dan/atau situasi

chaos di tempat kerja;

d. Orang yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan diri anggota dan perusahaan;

e. Orang yagn pantas dijadikan panutan, karena berwawasan luas dan berperilaku etikal;

f. Orang yang dapat bersikap tegas terhadap anggota yang melakukan pelanggaran norma dan peraturan yang merugikan perusahaan atau hak anggota lain;

g. Orang yang dapat menunjukkan sikap dan perilaku fleksibel serta kesediaan menerima pendapat yang berbeda dengan tulus;

h. Orang yang toleran dan mau menyediakan ‘ruang bagi kesalahan yang jujur’ (room for honest mistakes) agar anggota dapat belajar dari kesalahan tersebut.

10. Pemimpin berkewajiban menggairahkan suasana kerja dengan menstimulasi pmikiran anggota secara intelektual dengan cara memberikan peluang untuk:

a. Mengajukan gagasan dan pendapat secara terbuka yang dapat dipahami maknanya oleh anggota lain;

b. Saling berbagi pengetahuan, informasi, dan data;

c. Bertanya dan mempertanyakan dengn santun gagasan dan pendapat sesama anggota maupun pemimpin;

d. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang dihadapi, baik sendiri, bersama anggota lain, atau bersama dirinya;

e. Mempertanyakan asumsi yang selama ini digunakan untuk menangani suatu permasalahan;

(23)

h. Belajar secara konstruktif dari kesalahan, kegagalan, maupun keberhasilan sendiri dan/ataupun pihak lain;

i. Meningkatkan serta memperbaharui kapabilitas dan kompetensi untuk menghadapi tantangan pekerjaan serta bisnis di masa depan melalui interaksi dan belajar dari pihak esternal;

j. Menahan diri untuk tidak mendominasi pembicaraan dengan anggota.

11. Pemimpin berkewajiban menjaga agar pembaharuan dapat berlangsung secara berkesinambungan di lingkungan perusahaan dengan cara mengupayakan dimunculkannya pemikiran alternatif.

12. Pemimpin berkewajiban menyediakan cukup waktu untuk pertemuan formal maupun informal dengan anggota guna membahas permasalahan yang dihadapi.

13. Pemimpin berkewajiban menyampaikan informasi yang dimilikinya secara lengkap dan jelas tentang kebijakan perusahaan dan permasalahan operasional sesuai kebutuhan anggota serta memastikan bahwa informasi itu dimengerti dan diterima anggota pada waktu yang tepat.

14. Pemimpin berkewajiban menyediakan forum anggota bagi pembahasan gagasan, isyu, atau permasalahan yang belum disepakati bersama.

15. Apabila sesuatu gagasan, isyu, atau permasalahan dipertanyakan oleh banyak anggota secara intensif, pemimpin yang terkait berkewajiban membahas kembali secara formal dan melakukan tindak lanjut yang diperlukan.

16. Pemimpin berkewajiban berbicara berdasarkan data pada waktu berargumentasi dengan anggota, terutama dalam menghadapi perbedaan pendapat.

(24)

18. Apabila terjadi permasalahan di tempat kerja, pemimpin berkewajiban mencegah terjadinya hal-hal berikut :

a. Pengkambing hitaman pihak lain, lingkungan, atau masa lalu; b. Saling menyalahkan sesama anggota;

c. Berkembangnya rasa urgen (sense of urgency) menjadi kepanikan;

d. Pengulangan kesalahan yang sama di masa depan.

19. Pemimpin berkewajiban membahas permasalahan yang dihadapinya dengan anggota apabila diperlukan agar permasalahan itu dapat ditangani secara tuntas.

20. Pemimpin berkewajiban menjadi sumber inspirasi bagi anggota dengan cara :

a. Senantiasa menunjukkan kerja terbaiknya yang diakui anggota mampu banyak berkontribusi dalam menghasilkan kinerja istimewa, bernilai-guna, dan bermakna secara berkesinambungan;

b. Menyadarkan anggota bahwa masa depan yang dicita-citakannya adalah juga masa depan bersama;

c. Secara konsisten menunjukkan komitmen untuk memajukan perusahaan dan seluruh anggota;

d. Menunjukkan integritas, daya tahan, dan persistensi dalam mewujudkan cita-cita bersama;

e. Menunjukkan kesetiakawanan kepada anggota dan tidak menghindar dari tanggung jawab, terutama pada waktu manghadapi tantangan, kesulitan, dan kondisi kritikal.

21. Pemimpin berkewajiban membangkitkan inspirasi anggota dengan cara :

a. Meyakinkan anggota bahwa mengembangkan karir di lingkungan PLN Batubara adalah pilihan terbaik;

b. Meyakinkan anggota bahwa kesejahteraan sosial-ekonomik ditentukan oleh kerja keras, cerdas, dan etikal;

(25)

d. Meyakinkan anggota bahwa usaha serta kerja keras, cerdas, dan etikal dapat memberikan kontribusi nyata pada penciptaan masa depan bersama yang lebih baik;

e. Menunjukan apresiasi dan menghargai setiap kontribusi dan sukses sekecil apapun yang dihasilkan anggota;

f. Memberikan komitmen, dukungan, serta menyediakan sumber daya dan fasilitas yang diperlukan secara tepat waktu untuk memungkinkan anggota bekerja maksimal.

22. Pemimpin berkewajiban memberikan apresiasi kepada anggota yang berkontribusi signifikan bagi keberhasilan tim kerja, dan/atau perusahaan, serta melaporkan prestasi tersebut kepada pejabat yang berwenang untuk didokumentasikan dalam catatan perjalanan karir anggota yang bersangkutan.

23. Pemimpin berkewajiban menunjukkan secara konsisten sikap dan perilaku positif serta optimistik dalam kerja maupun pergaulan.

24. Pemimpin berkewajiban membangun dan memelihara suasana keterbukaan dan keakraban di lingkungan kerja agar anggota tetap optimis dalam menghadapi perubahan dan tantangan kerja yang terus meningkat di masa depan.

25. Pemimpin berkewajiban mencegah kegagalan di masa lalu tidak menimbulkan suasana kerja yang murung dan keputusasaan yang berkepanjangan.

26. Pemimpin berkewajiban menjaga agar keberhasilan masa lalu tidak menciptakan eforia berlebihan yang menyebabkan anggota menjadi lengah dan kurang waspada.

27. Pemimpin berkewajiban menjaga agar anggota peka terhadap peluang dan tantangan yang dihadapi dalam kerja serta mampu segera mengambil langkah tepat untuk memperoleh manfaat maksimal dengan tetap memperhitungkan secara seksama risiko yang mungkin timbul.

(26)

a. Menunjukan keahlian dan kepakaran dirinya dalam menangani tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan/atau tindakannya

dengan segala konsekuensinya, serta tidak melemparkan tanggung jawabnya kepada pihak lain.

29. Pemimpin berkewajiban menyadarkan anggota bahwa kerja keras dan cerdas mereka dapat menciptakan nilai melebihi ekspektasi apabila dijalankan dengan :

a. Etikal dan normatif;

b. Komitmen penuh untuk mewujudkan visi dan misi bersama; c. Tekad merealisasikan cita-cita untuk maju bersama.

30. Pemimpin berkewajiban menjaga citra dan wibawanya dengan cara:

a. Menghindari tindakan penyalahgunaan wewenang atau melakukan tindakan yang merupakan atau patut diduga merupakan penyalah gunaan kekuasaan;

b. Menjauhkan diri dari perbuatan melecehkan atau melakukan tindakan yang patut diduga sebagai pelecehan yang merendahkan martabat anggota;

c. Menghindari diri dari tindakan meminta pelayanan yang berlebihan dan/atau yang melebihi kewajaran dari anggota; d. Menghindari tindakan membicarakan hal-hal negatif tentang

anggota tertentu;

e. Tidak memberikan tugas kepada anggota yang berdampak atau patut diduga berdampak mengorbankan hak anggota bersangkutan dan/atau orang lain.

31. Pemimpin berkewajiban mempertimbangkan dengan seksama keberatan dan masukan dari anggota yang menerima penugasan dari pemimpin serta tidak segan menyesuaikan penugasannya, apabila alasan anggota dapat dipertanggung jawabkan dan/atau lebih bermanfaat bagi perusahaan.

(27)

33. Pemimpin berkewajiban membantu anggota yang gagal dalam menjalankan tugasnya dengan sempurna dan/atau melakukan kesalahan yang tidak disengaja, agar segera bangkit dan bekerja kembali dengan penuh semangat.

C. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Sinergistik

34. Pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkewajiban membangun dan mengembangkan iklim kerja yang akrab dan egaliter, berlandaskan rasa saling percaya, saling menghargai, dan saling peduli yang tulus diantara sesama anggota, dalam rangka membangun sinergi yang bernilai melebihi ekspektasi.

35. Pemimpin sinergistik berkewajiban menyiapkan anggota untuk bekerja sama demi membangun keunggulan perusahaan secara berkesinambungan.

36. Untuk membangun kerja sama, pemimpin berkewajiban menunjukkan secara konsisten perilaku berikut:

a. Berbagi data, informasi, pengetahuan, dan pengalaman secara tulus;

b. Menyikapi kegagalan sebagai konsekuensi dari kekurangan diri sendiri, bukan sebagai dampak dari kekurangan atau kesalahan pihak lain;

c. Bersikap dan berperilaku optimis dan positif;

d. Melihat kontribusi individu anggota sebagai bagian dari upaya untuk maju bersama;

e. Memperlakukan anggota sebagai orang yang cerdas dan bertanggung jawab;

f. Selalu mencari cara yang lebih baik dan inovatif, bersedia meninggalkan cara lama, dan tidak terbuai oleh keberhasilan masa lalu;

g. Mengambil keputusan dan bertindak arif dengan memperhatikan kondisi lingkungan internal dan eksternal;

(28)

i. Menangani konflik sebagai upaya bersama untuk maju;

j. Menyikapi hambatan kerja sama sebagai peristiwa wajar yang perlu diatasi bersama.

37. Di lingkungan kerja, pemimpin berkewajiban memfasilitasi angota untuk membangun solidaritas di antara mereka dengan meningkatkan pemahaman tentang makna dan manfaat kerja sama, dalam upaya peningkatan kinerja dan penciptaan nilai, dengan cara:

a. Mempertanyakan kembali apakah anggota memahami dengan benar makna dan manfaat kerja sama melalui dialog yang dilakukan dengan tulus dan terbuka;

b. Menumbuhkan kebutuhan untuk bekerja sama dengan memahami manfaat yang dapat diperoleh dari suatu kerja sama yang tulus;

c. Menumbuhkan keyakinan bahwa dalam proses kerja sama yang di namik, setiap anggota dapat memberikan kontribusi terbaiknya;

d. Meningkatkan rasa saling percaya sesama anggota dengan menumbuhkan kebiasaan menanyakan dan saling mempertanyakan gagasan dan pendapat anggota lain secara santun, terbuka, dan bertanggung jawab;

e. Menumbuhkan rasa saling membutuhkan (interdependensi) di antara anggota yang bekerja sama dengan melihat dan memahami bagaimana kapabilitas masing-masing angota bisa saling melengkapi;

f. Meningkatkan empati dan rasa saling peduli yang tulus dengan memahami kepentingan dan kebutuhan sesama anggota dengan lebih baik;

g. Meningkatkan rasa memiliki terhadap falsafah, visi, misi, dan tata nilai melalui dialog di antara sesama anggota sebagai pegangan bersama dalam membangun kerja sama; h. Menumbuhkan mentalitas berkelimpahan (abundance

(29)

i. Membantu anggota untuk menyelaraskan diri pada kebutuhan dan kepentingan bersama;

j. Meningkatkan kualitas ikatan emosional dan rasa solider (l’esprit de corps) di antara sesama anggota untuk membangun hubungan antar pribadi yang lebih baik melalui pergaulan yang dilangsungkan dalam suasana akrab yang inklusif;

k. Menjaga agar tata krama profesional dijunjung tinggi serta interaksi dan komunikasi di antara sesama anggota dijalankan secara santun, tulus, dan terbuka.

38. Pemimpin berkewajiban mengembangkan iklim kerja egaliter yang akrab agar semua anggota memperoleh cukup peluang untuk berkontribusi dalam peciptaan sinergi yang bernilai tinggi.

39. Pemimpin berkewajiban mengatasi kendala yang menghalangi anggota untuk bekerja sama sinergestik dengan cara :

a. Menyelaraskan kerja individual dengan kerja kolektif;

b. Mewujudkan kesejahteraan anggota yang seimbang serta sepadan dengan kontribusinya dan kinerja perusahaan;

c. Menunjukkan bahwa pemimpin merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab utama serta tanggung jawab akhir atas kerja dan kinerja tim kerja maupun anggotanya;

d. Memberi waktu cukup kepada anggota untuk : i. Beradaptasi pada lingkungan jejaring kerja sama;

ii. Memahami substansi, peran, dan ruang lingkup tugasnya dalam kerangka suatu kerja sama;

iii. Membiasakan diri bekerja di lingkungan kerja yang bhinneka dan dinamik; serta

iv. Belajar bekerjasama dengan cerdas dan sinergistik.

e. Meyakinkan anggota bahwa mereka memiliki kapabilitas yang diperlukan untuk menghasilkan sinergi;

f. Mencegah terbentuknya kelompok ekslusif di antara anggota yang sedang bekerjasama;

(30)

40. Pada waktu pemimpin mengambil keputusan penting yang menyangkut tim kerjanya, maka demi menjaga solidaritas, pemimpin tersebut berkewajiban :

a. Mengupayakan agar anggota tim kerja dilibatkan;

b. Menjelaskan pertimbangannya kepada seseorang anggota, mengapa yang bersangkutan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan;

c. Memberikan penjelasan kepada anggota apabila atasan yang berwenang6 mengambil keputusan yang berbeda dengan

keputusan yang telah diambil pada tingkat perusahaan dan/ atau tim kerjanya;

d. Mengajak anggota organisasi dan/atau tim kerja memberikan komitmen untuk mendukung keputusan yang diambil manajemen yang lebih tinggi.

41. Dalam rangka mewujudkan kerjasama yang menciptakan hasil melebihi harapan, pemimpin berkewajiban memfasilitasi anggota untuk:

a. Mewujudkan pemahaman bersama atas tujuan yang ingin dicapai agar anggota mampu berkontribusi maksimal dalam upaya menciptakan sinergi;

b. Mengembangkan interaksi dan komunikasi professional yang intensif diantara anggota maupun dengan pihak lain yang terkait dengan usaha dan kerja yang sedang dijalankan; c. Memanfaatkan semaksimal mungkin suasana informal untuk

membahas permasalahan sebelum diambil keputusan;

d. Berbagi pengetahuan, informasi, pengalaman, gagasan dan wawasan secara bebas dan terbuka;

e. Bekerjasama secara menyeluruh dengan memperhatikan semua aspek yang terkait dalam penanganan permasalahan;

f. Mendiskusikan, termasuk bertanya dan saling mempertanyakan, gagasan yang muncul dalam kerangka mencari solusi dan pengembangan gagasan terbaik yang bisa diterima;

(31)

g. Bersedia meninjau kembali secara kritikal gagasan sendiri dan berani mengakui apabila ada kekurangan pada gagasan itu; h. Tidak bersifat evaluatif terhadap gagasan orang lain, tetapi

mencoba memahami mengapa gagasan itu diajukan;

i. Memberikan apresiasi dan ikut bergembira atas keberhasilan anggota sekecil apapun.

42. Dalam rangka menjaga adanya pembaharuan yang berkesinambungan, pemimpin berkewajiban memfasilitasi anggota mengembangkan kebiasaan belajar bersama dengan cara :

a. Memelopori upaya mempertanyakan kembali kebijakan dan keputusan yang berlaku dalam rangka memperbaharuinya agar tetap selaras dengan perkembangan kontekstual mutakhir; b. Mempertanyakan kembali relevansi pengetahuan, keabsahan

data dan informasi, maupun akurasi data yang selama ini digunakan dalam proses pengambilan keputusan;

c. Memperkaya dan memutakhirkan data, informasi, dan pengetahuan;

d. Mengembangkan pemaknaan (interpretasi) baru dari berbagai fakta dan data yang tersedia;

e. Menumbuhkan keberanian meninggalkan kebiasan lama di tempat kerja yang tidak cocok lagi dengan kebutuhan kerja mutakhir;

f. Secara periodik mengembangkan artikulasi baru falsafah, visi, misi, dan tata nilai serta keyakinan dan asumsi yang selama ini dijadikan sebagai acuan bersama;

g. Memelopori proses adaptasi terhadap perkembangan kontekstual yang dihadapi perusahaan dengan mengkaji ulang serta menyelaraskan berbagai sistem dan praktek manajemen yang selama ini digunakan;

h. Memelopori pengembangan proses, produk, dan jasa pelayanan baru melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi yang berkesinambungan;

(32)

yang berasal dari lingkungan eksternal (di luar tim kerjanya, maupun di luar perusahaan) serta pemahaman kontekstual yang relevan;

j. Mengembangkan jejaring kerjasama dengan pihak lain di lingkungan eksternal berdasarkan prinsip kesetaraan, rasa saling percaya, dan rasa saling menghargai yang tulus;

k. Memelopori interaksi serta kegiatan berbagi informasi, pengetahuan, dan keterampilan dengan jejaring kerjasama eksternal, di dalam maupun di luar negeri.

43. Pada saat ada anggota yang menghadapi permasalahan di tempat kerja, pemimpin sinergistik berkewajiban mengembangkan kebiasaan :

a. Menahan diri untuk tidak mempersalahkan anggota bersangkutan maupun anggota lain;

b. Menahan diri untuk tidak mendominasi upaya pencarian solusi atas permasalahan yang dihadapi anggota;

c. Membantu anggota bersangkutan menemukan akar permasalahan dan mendorongnya untuk belajar mengatasi permasalahan tersebut melalui kerjasama dengan anggota lain;

d. Menyadarkan anggota bahwa permasalahan kerja yang dihadapi seorang anggota dapat menimbulkan permasalahan bagi pihak lain;

e. Mendorong anggota untuk saling membantu dalam menangani permasalahan kerja yang dihadapi.

44. Pemimpin sinergistik berkewajiban mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan kerja yang bisa merugikan perusahaan, dengan cara :

a. Memberikan gambaran menyeluruh (komprehensif) mengenai tugas dan pekerjaan anggota dalam konteks suatu kerjasama di dalam perusahaan dan/atau tim kerja;

(33)

c. Memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengemukakan pendapat dan gagasannya dengan bebas dan bertanggung jawab secara lisan atau tertulis;

d. Menumbuhkan kebiasaan di antara anggota untuk melakukan evaluasi atas semua gagasan yang disampaikan, termasuk gagasannya sendiri, secara obyektif tanpa mempermasalahkan siapa yang mengemukakan gagasan tersebut;

e. Mendorong anggota untuk belajar bersama dengan berbagi informasi tentang keberhasilan dan kegagalan;

f. Membahas permasalahan tentang proses kerja dan kerjasama dalam rangka mendapatkan cara kerja dan hasil terbaik

45. Pemimpin berkewajiban memfasilitasi anggota yang bekerja bersamanya untuk membangun konsensus yang kreatif dengan cara :

a. Mengembangkan pola pikir (mental model7) yang dapat

diterima anggota yang bekerja bersamanya dengan penuh kesadaran dan ketulusan;

b. Mengembangkan dan menerapkan solusi yang memuaskan semua pihak (win-win solution) dalam upaya memadukan berbagai kepentingan anggota;

c. Mengelola konflik secara arif dengan tetap berfokus pada solusi permasalahan dan menghindari personalisasi isyu tersebut (mengaitkan isyu dengan orang tertentu);

d. Mencegah munculnya kelompok eksklusif (klik) yang cenderung memperjuangkan kepentingan kelompoknya yang sempit dan mengabaikan kepentingan bersama;

e. Membangun rasa saling percaya diantara anggota dan melakukan verifikasi atas kepercayaan yang diberikan, secara berkesinambungan;

f. Mengembangkan kesepakatan yang akomodatif yang dibangun di atas tatar (plat form) bersama yang bertumpu pada falsafah, visi, misi, dan tata nilai perusahaan;

(34)

g. Membiasakan anggota bekerjasama dalam lingkungan kerja transparan serta bebas dari kemunafikan dan egosentrisme yang kontra produktif;

h. Memberi peluang maksimal kepada anggota berpartisipasi nyata dan proporsional dalam proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan keadilan prosedural8 yang tinggi;

i. Mengupayakan agar konsesus yang dicapai selalu terbuka untuk diperbaharui;

j. Melakukan dialog dan tukar pikiran dengan tuntas dan akomodatif dengan tetap menyadari ada batasan waktu bagi pengambilan suatu keputusan;

k. Membiasakan diri bertutur kata dengan jelas, ramah, tuntas, dan benar untuk menghindari salah tafsir.

46. Apabila pengambilan keputusan akhir tentang suatu permasalahan yang dibahas bersama anggota bukan merupakan wewenangnya, pemimpin berkewajiban menjelaskan siapa yang menjadi pengambil keputusan akhir kepada anggota.

47. Apabila suatu permasalahan perlu diputuskan sendiri secara konfidensial, pemimpin berkewajiban memberikan penjelasan dengan arif seandainya ada anggota yang menanyakan atau mempertanyakan hal itu.

48. Dalam rangka mendapatkan konsensus dalam perusahaan dan/atau tim kerja, pemimpin berkewajiban mengaitkan upaya pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan dengan kondisi setempat saat ini.

49. Pemimpin berkewajiban menunjukkan bahwa dirinya mampu menyesuaikan pola kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapinya.

50. Pemimpin berkewajiban membuka wawasan baru yang inovatif bagi semua pihak yang dilibatkan dalam proses kerja sama.

51. Apabila terdapat perbedaan pendapat antara tim kerjanya dengan tim kerja lain, pemimpin berkewajiban menyelaraskan pendapat

(35)

dan mencari solusi yang disepakati oleh semua tim kerja terkait untuk menghasilkan kinerja terbaik bagi PLN Batubara.

52. Pemimpin berkewajiban menjamin agar solusi yang diperoleh dari kesepakatan tim kerja terkait, memiliki kekuatan yang mengikat dan dilaksanakan secara efektif oleh tim kerja tersebut.

D. Pedoman Perilaku Kepemimpinan Visioner

53. Pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkewajiban mengembangkan iklim kerja yang berwawasan ke depan dan etikal.

54. Pemimpin berkewajiban menyadarkan anggota tentang keterkaitan antara pekerjaan yang dijalankan saat ini dengan perkembangan perusahaan dan kualitas kehidupan anggota di masa depan.

55. Pemimpin berkewajiban menjelaskan kepada anggota perusahaan dan/atau tim kerja, bahwa bekerja secara etikal serta patuh pada peraturan perundangan dan peraturan perusahaan, merupakan pilihan terbaik bagi perusahaan maupun bagi anggota.

56. Dalam rangka mengajak dan mendorong anggota untuk bekerja secara etikal, taat hukum, dan berwawasan ke depan, pemimpin berkewajiban menunjukan perilaku berikut :

a. Memberikan contoh dan menjadi teladan melalui perilaku nyata yang etikal;

b. Menghargai anggota yang berperilaku etikal, taat hukum, dan mampu menerawang dengan jernih ke masa depan;

c. Bertanya dan meminta penjelasan pada anggota yang patut diduga berperilaku tidak etikal dan/atau melanggar hukum; d. Mengambil tindakan tegas terhadap anggota yang terbukti

berperilaku tidak etikal dan/atau melanggar hukum, sesuai dengan peraturan yang berlaku;

(36)

f. Mengingatkan anggota bahwa keberhasilan masa lalu merupakan pijakan untuk melangkah maju menghadapi tantangan masa depan;

g. Manyadarkan anggota bahwa keberhasilan masa lalu tidak menjamin keberhasilan masa depan;

h. Mengingatkan anggota agar tidak cepat puas terhadap keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu;

i. Membangkitkan semangat anggota selalu siap menghadapi tantangan baru;

j. Mendorong anggota agar tidak cepat putus asa menghadapi kegagalan;

k. Bekerja dengan penuh optimis menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian;

l. Tidak mengorbankan ketaatan pada etika dan tata nilai perusahaan demi mengejar keuantungan sesaat.

57. Agar setiap keputusan tetap memiliki orientasi jangka panjang, pemimpin berkewajiban mengkaji keselarasan keputusannya dengan falsafah, visi, misi, tata nilai, dan panduan kebijakan perusahaan maupun dengan kebijakan dan strategi perusahaan.

58. Manajemen PLN Batubara, sebagai pucuk pimpinan perusahaan, berkewajiban menjalankan fungsinya sebagai pimpinan visoner dengan cara :

a. Melakukan penyelarasan artikulasi falsafah, visi, misi, dan tata nilai perusahaan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal, serta sekaligus tetap menjaga makna hakikinya seperti yang telah disepakati bersama;

b. Mengkaji ulang berbagai asumsi dasar yang melandasi sistem dan praktek manajemen yang berlaku, serta memelopori pembaharuan paradigma dan teknik operasional yang diperlukan;

(37)

anggota untuk menyesuaikan kerjanya dengan perkembangan tuntutan tersebut;

d. Secara periodik mempelajari perkembangan harapan dan kebutuhan anggota serta mengkaji ulang apakah sistem dan praktek manajemen yang berlaku sudah mengakomodasikan perkembangan tersebut;

e. Memelopori usaha pembaharuan dan modernisasi sistem dan praktek manajemen dengan memperhatikan perkembangan lingkungan eksternal maupun dinamika internal perusahaan.

59. Manajemen berkewajiban memelopori pengkajian ulang tentang : a. Makna keberadaan serta peran PLN Batubara dalam industri

ketenagalistrikan;

b. Bentuk dan struktur bisnis PLN Batubara; c. Cara dan metoda pengelolaan perusahaan;

d. Cara berbisnis yang dipilih agar dapat memenuhi kewajibanya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di seluruh Nusantara;

e. Pihak yang patut dijadikan mitra bisnis PLN Batubara;

f. Bentuk hubungan bisnis yang perlu dijalin dengan mitra bisnisnya;

60. Manajemen berkewajiban menyiapkan kebijakan dan tindakan strategik untuk menanggapi tantangan dan perubahan yang dihadapi perusahaan serta secepatnya menyampaikan tanggapan itu kepada anggota secara proporsional.

61. Manajemen berkewajiban mendokumentasikan semua perubahan kebijakan dan tindakan strategik yang diambil, dengan baik serta ringkas dan komprehensif.

62. Manajemen berkewajiban menyebarluaskan semua perubahan kebijakan dan tindakan strategik kepada anggota dengan harapan mereka dapat menyiapkan diri untuk menghadapi perkembangan tantangan dengan sebaik-baiknya.

(38)

perusahaan, pemimpin berkewajiban memfasilitasi anggota untuk menyelaraskan wawasan dengan cara :

a. Menjelaskan makna dan dampak perubahan yang terjadi ditinjau dari perspektif implementasi falsafah, visi, misi,dan tata nilai perusahaan;

b. Mencari masukan dari anggota mengenai sistem dan praktek manajemen yang perlu disesuaikan;

c. Membicarakan dengan anggota secara terbuka tentang harapan dan kontribusi yang dapat diberikannya agar cita-cita maju bersama untuk mewujudkan masa depan perusahaan yang diidamkan dapat direalisasikan sebaik-baiknya.

64. Dalam rangka menunjukkan komitmennya untuk bersama-sama merealisasikan perubahan kebijakan dan tindakan strategic yang telah dicanangkan, pemimpin berkewajiban mengusahakan agar sumber daya, dana, dana fasilitas yang diperlukan, tersedia dalam jumlah yang mencukupi secara tepat waktu.

65. Dalam rangka mengembangkan rasa bangga anggota pada kerja dan perusahaan, pemimpin berkewajiban meyakinkan anggota dengan cara: memberikan kontribusi besar pada penciptaan nilai;

d. Menunjukkan kepada anggota bahwa kerja mereka merupakan bagian dari upaya mewujudkan cita-cita bersama yang luhur.

66. Pemimpin berkewajiban menunjukkan bahwa dirinya merupakan tempat bertanya dan pegangan yang dapat diandalkan bagi anggota yang menghadapi ketidakpastian.

(39)

68. Pemimpin berkewajiban menjadi pelopor pembaharuan dan perubahan di seluruh jajaran perusahaan.

E. Pedoman Perilaku untuk Menghadapi Pemimpin dan Anggota yang Melakukan Kesalahan

69. Dalam menghadapi anggota yang diduga melakukan kesalahan yang bisa merugikan perusahaan, pemimpin di lingkungan PLN Batubara berkewajiban meminta penjelasan kepada anggota bersangkutan tentang perbuatannya, dengan tetap menjaga konfidensialitas agar tidak terjadi personalisasi isyu, pembunuhan karakter (character assassination), dan penghukuman oleh pendapat publik (trial by public opinion).

70. Dalam menghadapi anggota yang melakukan kesalahan, pemimpin berkewajiban menjelaskan pada anggota bersangkutan mengapa keputusan dan/atau tindakan itu salah, disertai pertimbangan yang melandasinya serta konsekuensi dan dampak negatif yang timbul dari kesalahan itu.

71. Manajemen wajib meminta pertanggung jawaban dari setiap anggota yang terbukti melakukan kesalahan dan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

72. Apabila terbukti suatu kesalahan merupakan kelalaian, bukan karena niat buruk, pemimpin berkewajiban memberi kesempatan kepada anggota yang terkait untuk belajar dari kesalahan itu dengan cara: a. Menjelaskan alasan dari keputusan dan/atau tindakan lalai

tersebut;

b. Menjelaskan langkah yang akan dilakukannya untuk mengurangi dampak negatif dan/atau kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaiannya;

c. Membahas kelalaian yang dilakukannya dengan anggota lain untuk dipelajari bersama sebagai acuan pembuatan keputusan dan/atau tindakan alternatif yang lebih baik;

(40)

e. Mengkaji kesesuaian keputusan dan/atau tindakan perbaikan tersebut dengan persyaratan operasional, administratif, atau teknikal yang berlaku.

73. Pemimpin berkewajiban memfasilitasi proses belajar dari kelalaian dengan memberi semangat kepada anggota dengan cara :

a. Menyadarkan anggota bahwa kelalaian adalah menusiawi dan memberikan peluang untuk belajar;

b. Mendorong anggota untuk belajar dari kelalaian yang dilakukannya maupun anggota lain;

c. Menyadarkan anggota untuk tidak saling menyalahkan; d. Menumbuhkan suasana urgensi untuk secepatnya mengatasi

dampak dari kelalaian yang terjadi;

e. Memberikan dukungan kepada anggota bersangkutan untuk berupaya secepatnya keluar dari suatu permasalahan dan mengatasi dampak negatif yang timbul;

f. Menumbuhkan kesadaran diantara anggota untuk bersama-sama mengupayakan agar suatu kelalaian tidak terulang kembali.

74. Pemimpin berkewajiban mencatat dan mendokumentasikan seluruh peristiwa kelalaian, tanpa menyebut nama pelakunya, mulai dari awal terjadinya sampai kelalaian itu dideteksi, dipelajari, dan ditemukan cara terbaik untuk mengatasi dampak negatifnya maupun upaya untuk mencegah terulangnya kembali kelalaian tersebut.

75. Pemimpin berkewajiban mencatat, mendokumentasikan, dan melaporkan pengalaman anggota yang melakukan kelalaian maupun yang berkontribusi dalam upaya mencari solusinya, sebagai catatan perjalanan karir anggota bersangkutan.

76. Pada saat mengetahui ada anggota perusahaan dan/atau tim kerjanya melakukan kesalahan atau patut diduga melakukan kesalahan untuk memperoleh keuntungan pribadi, merugikan perusahaan, dan/atau merugikan anggota lain, pemimpin berkewajiban segera: a. Membebas tugaskan sementara anggota yang bersalah atau

(41)

b. Melakukan pengendalian dan penanggulangan terhadap dampak negatif kesalahan tersebut;

c. Melaporkan kepada atasan yang berwenang9 agar dilakukan

penyelidikan atas kesalahan tersebut, termasuk pemeriksaan terhadap anggota yang melakukannya atau patut diduga melakukannya;

d. Membantu tim yang diberi tugas oleh atasan yang berwenang untuk melakukan penyelidikan atas kesalahan tersebut dan menemukan akar permasalahannya;

e. Memberikan sanksi atau mengusulkan kepada atasan yang berwenang untuk memberikan sanksi kepada anggota yang terbukti bersalah dan mendokumentasikan sanksi dan alasan yang mendasarinya dalam catatan perjalanan karir anggota bersangkutan.

77. Pada saat mengetahui ada anggota perusahaan dan/atau tim kerja lain melakukan kesalahan atau patut diduga melakukan kesalahan untuk memperoleh keuntungan pribadi, merugikan perusahaan, dan/atau merugikan anggota lain, pemimpin berkewajiban segera:

a. Memberikan informasi kepada pemimpin dan/atau tim kerja yang besangkutan;

b. Membantu pemimpin dan/atau tim kerja tersebut, apabila diminta;

c. Melaporkan hal itu kepada atasan yang berwenang, apabila pemimpin dan/atau tim kerja tersebut tidak melakukan tindak lanjut atas informasi yang diberikan;

d. Membawa peristiwa itu ke forum perusahaan pada kantor pusat, agar dapat diambil tindakan yang diperlukan, apabila laporan kepada atasan yang berwenang tidak mendapat tanggapan;

e. Melaporkan peristiwa itu kepada manajemen atas apabila manajemen menengah tidak melakukan tindakan apapun.

78. Pada saat seorang pemimpin menyadari dirinya melakukan kelalaian yang menimbulkan atau patut diduga menimbulkan permasalahan,

(42)

kerugian bagi perusahaan, dan/atau anggota lain, pemimpin berkewajiban :

a. Secepatnya melaporkan dan berkonsultasi dengan atasan langsungnya untuk mengatasi permasalahan tersebut;

b. Menunjukkan tanggung jawabnya secara jelas selama seluruh proses penanggulangan permasalahan;

c. Secepatnya menginformasikan permasalahan yang terjadi kepada anggota secara terbuka sebagai bagian dari upaya belajar bersama dan mencegah agar peristiwa itu tidak menjadi desas desus;

d. Menunjukkan kesediaan untuk menanggung konsekuensi yang terkait dengan kelalaiannya;

e. Mencatat dan mendokumentasikan seluruh peristiwa kelalaian tersebut, mulai dari awal terjadinya sampai kelalaian itu dideteksi, dipelajari dan ditemukan cara penyelesaiannya.

79. Pada saat pemimpin menyadari dirinya melakukan kesalahan untuk memperoleh keuntungan prbadi, merugikan perusahaan, dan/atau merugikan orang lain, demi kehormatannya sebagai anggota PLN Batubara pemimpin berkewajiban menerima segala konsekuensi atas perbuatannya.

80. Pada waktu pemimpin mengetahui dari anggota bahwa dirinya dianggap melakukan penyimpangan atas ketentuan dan perturan perusahaan, pemimpin berkewajiban mempertimbangkan masukan tersebut, mengkaji ulang semua perilaku, tindakan, dan keputusannya yang dianggap menyimpang itu, serta segera memperbaikinya apabila hal itu benar.

81. Apabila pemimpin memutuskan untuk melanjutkan perilaku, tindakan, dan keputusannya yang dianggap menyimpang tersebut, pemimpin berkewajiban menjelaskan alasan yang melandasinya kepada anggota bersangkutan.

(43)

83. Pada saat pemimpin mengetahui ada anggota berhasrat mengundurkan diri, pemimpin berkewajiban memeriksa catatan perjalanan karir yang bersangkutan dan menunjukkan kepedulian pada anggota yang memiliki perjalanan karir yang baik dengan menanyakan alasan pengunduran dirinya dan mencatatnya, dengan tetap menjaga konfidensialitasnya.

84. Apabila pada akhirnya anggota tersebut memutuskan untuk mengundurkan diri, pemimpin berkewajiban menjaga agar anggota tersebut tidak membawa informasi perusahaan yang konfidensial.

85. Pemimpin berkewajiban segera memutuskan akses anggota yang mengundurkan diri terhadap semua data dan informasi perusahaan maupun kegiatan operasiol perusahaan, guna menjamin keamanan dan rahasia perusahaan.

(44)
(45)

Warga PLN Batubara berkeyakinan bahwa kemajuan bersama untuk membawa kecerahan dan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, hanya dapat diwujudkan oleh anggota yang merasa bangga terhadap perusahaanya, menyenangi pekerjaanya, menghargai sesama anggota, dan memperoleh kepuasan lahir-batin dari kerjanya, yang dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab, dengan semangat berikut ini :

Kualitas Kehidupan Lebih Baik

Anggota menyadari bahwa sebagai anggota keluarga besar PLN Batubara, kontribusi mereka hanya akan menjadi bermakna dengan melakukan usaha dan kerja keras yang cerdas, untuk membawa kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Kredibilitas

Anggota berkeyakinan bahwa kehormatan dan kepercayaan masyarakat kepada mereka hanya dapat dibangun dengan bertumpu pada kontribusi nyata yang dihasilkan oleh pengerahan kapabilitas maksimal secara tulus serta usaha dan kerja yang etikal

(46)

Kepedulian

Anggota berkeyakinan bahwa keanggotaanya dalam perusahaan hanya dapat menjadi makin bermakna dengan kerja yang digerakkan oleh perhatian dan kepekaanya terhadap kepentingan dan kebutuhan pelanggan, pemasok dan mitra kerja, kepentingan dan hak sesama anggota dan pemimpinnya, terjaga dan terpeliharanya kekayaan perusahaan, terjaganya citra perusahaan, serta kepentingan masyarakat dan pemerintah.

Pembaharuan Berkelanjutan

(47)

KEANGGOTAAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

A. Iklim Organisasi yang Dibangun

1. Anggota PLN Batubara berkewajiban menjaga bertumbuh kembangnya iklim kerja yang etikal di lingkungan perusahaan, yang ditunjukkan oleh suasana kerja yang menjunjung tinggi nurani, kejujuran, rasa keadilan, norma universal, tata nilai dan kebijakan perusahaan, serta hukum dan peraturan yang berlaku.

2. Anggota berkewajiban mengembangkan iklim sosial kondusif yang membuat mereka menjadi anggota keluarga besar PLN Batubara yang saling menghargai, terbuka, saling percaya, dan saling peduli, serta selalu saling membantu.

3. Anggota berkewajiban mengembangkan iklim kerja intelektual yang ditunjukkan dengan secara konsisten bekerja sistematik dan rasional, bekerja sama cerdas, berbagi pengetahuan, serta mengambil keputusan secara arif dengan mempertimbangkan risikonya, baik individual maupun kolektif.

B. Pedoman Perilaku bagi Keanggotaan yang Bertanggung Jawab

4. Anggota PLN Batubara berkewajiban membiasakan diri untuk mengembangkan saling pengertian dengan pemimpinnya, baik melalui komunikasi formal maupun informal, serta berinteraksi secara terbuka, tulus, dan santun.

5. Anggota berkewajiban menunjukkan kepada pemimpinnya bahwa mereka adalah orang yang dapat diandalkan untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati bersama dengan cara :

a. Menghargai serta memahami arahan dan bimbingan pemimpin serta menerjemahkannya menjadi tindakan nyata;

b. Menunjukkan tanggung jawab yang tinggi terhadap perilaku dan tindakannya;

(48)

d. Menjalankan peran dan fungsinya dengan pernuh semangat serta berani bertanya dan mempertanyakan arahan serta bimbingan pemimpinnya dengan santun;

e. Menunjukkan solidaritas tinggi dengan tetap menjaga kebebasan untuk saling mempertanyakan dan memberikan kritik yang konstruktif;

f. Secara intensif berinteraksi dan berkomunikasi untuk mendapatkan kejelasan tentang harapan pemimpin terhadapnya dan belajar hal-hal penting yang perlu dikuasai, serta tidak segan memberi penjelasan yang diperlukan pemimpinnya; g. Memberi saran dan pertimbangan konstruktif kepada

pemimpinnnya bagi penyempurnaan proses pencapaian tujuan bersama.

6. Anggota berkewajiban menunjukkan kesediaan untuk membantu pemimpinnya mengembangkan suasana kerja yang kondusif bagi kerja keras dan kerjasama cerdas dalam rangka penciptaan nilai bagi perusahaan dan kemajuan bersama dengan cara :

a. Membangkitkan semangat dirinya dan anggota lain untuk senantiasa melakukan pengembangan diri;

b. Mendengarkan, menghargai, dan menanggapi secara positif pendapat dan gagasan yang berbeda, serta memanfaatkannya untuk menghasilkan inovasi dan perbaikan, dengan memperhatikan arahan pemimpinnya;

c. Meminta kejelasan dan mempertanyakan hal-hal kurang jelas yang berkaitan dengan arahan, bimbingan, dan harapan pemimpinnya;

d. Membangun semangat untuk bekerja sama dengan pemimpinnya maupun anggota lain;

e. Berbagi wawasan, informasi, pengetahuan, dan pengalaman kerja dengan pemimpinnya maupun anggota lain;

f. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat inovasi pada diri sendiri maupun anggota lain;

(49)

h. Menunjukkan kesiapan dan kesediaan untuk belajar dari kesalahan, kegagalan, maupun keberhasilan, baik dari pengalaman diri sendiri, sesama anggota, maupun pihak lain.

7. Anggota berkewajiban menunjukkan kesediaan untuk membantu pemimpinnya mengembangkan suasana kerja yang etikal dengan cara mebiasakan diri untuk :

a. Berprilaku etikal sesuai dengan falsafah, visi, misi, dan tata nilai perusahaan serta norma etika bisnis universal;

b. Bertindak normatif sesuai dengan kebijakan dan aturan perusahaan, serta peraturan perundangan yang berlaku; c. Memberikan apresiasi kepada pemimpin dan anggota yang

berperilaku dan bertindak etikal;

d. Saling mengingatkan untuk senantiasa berprilaku etikal dan bertindak normatif diantara sesama anggota;

e. Memperlakukan pemimpin dan anggota lain sebagai orang yang terhormat dan bermartabat;

f. Memupuk kepekaan terhadap praktek perusahaan yang tidak etikal;

g. Menginformasikan kepada pemimpin tentang praktek tidak etikal atau patut diduga tidak etikal yang diketahuinya, sesuai dengan aturan yang berlaku;

h. Bersikap dan berperilaku terbuka terhadap pemimpinnya maupun anggota lain yang mempertanyakan perilaku dan keputusannya;

i. Tidak melempar tanggung jawab kepada pemimpinnya dan anggota lain;

j. Tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan oleh pemimpinnya;

k. Menolak perintah pemimpinnya yang melanggar kebijakan, aturan perusahaan, dan/atau peraturan perundangan yang belaku.

(50)

9. Anggota berkewajiban menghargai pemimpinnya dengan cara : a. Memberikan kontribusi maksimal untuk mencapai tujuan tim

kerja, dan/atau perusahaan;

b. Melakukan kerja sama cerdas dengan sesama anggota untuk menghasilkan kinerja terbaik;

c. Menjaga agar perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi diantara anggota dapat diselesaikan oleh anggota sendiri, dengan sedapat mungkin tidak melibatkan pemimpinnya; d. Menghargai semua bantuan, dukungan, dan bimbingan

pemimpin.

10. Anggota berkewajiban menunjukkan rasa tanggung jawab profesional dan etikalnya kepada pemimpin dengan cara :

a. Menjaga dan memelihara lingkungan kerjanya tetap bersih, tertib, dan teratur;

b. Menjaga dan memelihara sumber daya perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara yang baik;

c. Menggunakan sumber daya perusahaan secara hemat, efektif, dan efisien;

d. Tidak menggunakan sumber daya perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak berkaitan dengan kepentinga perusahaan;

e. Mengingatkan anggota lain agar tidak menggunakan sumber daya perusahaan menyimpang dari ketentuan dan peraturan yang berlaku;

f. Tidak mengatasnamakan kelompok manakala tidak menyepakati keputusan pemimpin atau kebijakan perusahaan;

g. Tetap menjaga rahasia perusahaan dan hal-hal yang bersifat konfidensial.

11. Tidak membicarakan hal-hal negatif tentang pemimpinnya maupun anggota lain.

(51)

13. Apabila mengetahui pemimpin dan/atau manajemen berperilaku atau patut diduga berperilaku tidak etikal, melanggar tata nilai perusahaan, dan/atau peraturan yang berlaku, yang merugikan perusahaan, anggota berkewajiban untuk :

a. Mengingatkan pemimpinnya dan/atau manajemen secara pribadi dengan santun, namun tidak dilakukan di depan publik;

b. Melaporkan kepada atasan yang berwenang, apabila pemimpinnya dan/atau manajemen tidak menanggapi upaya anggota yang mengingatkannya, sesuai peraturan yang berlaku;

c. Tetap menjaga konfidensialitas permasalahannya selama proses ini berjalan, agar tidak terjadi personaliasi isyu, pembunuhan karakter (character assassination), dan penghukuman oleh pendapat publik (trial by public opinion).

14. Anggota berkewajiban melindungi harta perusahaan termasuk melindungi dokumen-dokumen dan/atau informasi perusahaan, kecuali mendapat ijin dari pejabat yang berwenang.

15. Anggota PLN Batubara tidak boleh mengikuti kegiatan politik dalam bentuk apapun.

C. Pedoman Perilaku bagi Keanggotaan yang Cerdas

16. Anggota PLN Batubara berkewajiban memastikan bahwa semua informasi, arahan, dan keputusan pemimpin telah dipahami dengan baik, jelas, dan benar makna dan ruang lingkupnya, untuk menjamin pencapaian hasil yang melebihi harapan.

17. Anggota berkewajiban berpartisipasi dalam proses pencarian penyelesaian permasalahan dengan cara menyampaikan secara profesional dan santun kapada pemimpin gagasan dan pendapatnya yang konstruktif.

(52)

19. Anggota berkewajiban menyampaikan umpan balik kepada pemimpin tentang dampak implementasi keputusan dan/atau kebijakan pemimpin secara tepat waktu, benar, dan lengkap.

20. Apabila implementasi keputusan itu tidak memberi hasil yang baik, anggota berkewajiban dengan cepat memberi tanggapan dan masukan yang diperlukan untuk mengatasi dengan sebaik-baiknya permasalahan yang timbul.

21. Anggota berkewajiban berkontribusi nyata untuk menghasilkan manfaat dan kemajuan maksimal bagi PLN Batubara dengan cara : a. Membantu pemimpin secara tulus dalam upayanya mencari

penyelesaian permasalahan yang dihadapi di tempat kerja; b. Memahami arah dan ruang lingkup kebijakan manajemen serta

mengimplementasikannya sesuai arahan pemimpinnya dalam segala situasi dan kondisi demi kemajuan perusahaan;

c. Melaksanakan dengan baik berbagai rencana tindakan yang telah disiapkan bersama pemimpinnya;

d. Berani bertanya dan mempertanyakan kebijakan manajemen atau arahan pemimpin apabila dianggap tidak sesuai dengan falsafah, visi, misi, dan tata nilai perusahaan, dengan tetap mengakui bahwa manajemen memiliki hak untuk mengambil keputusan terakhir;

e. Membantu manajemen dan pemimpinnya dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkan keputusan yang telah diambil; f. Senantiasa mengkaji ulang alasan, cara, dan hasil kerja yang

terkait dengan peran, posisi, fungsi, dan tugasnya dalam rangka mengembangkan alternatif guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja, dengan berkonsultasi pada pemimpinnya; g. Tetap gigih dalam menghadapi berbagai tantangan dan

hambatan di tempat kerja dan senantiasa berupaya menghasilkan kinerja yang lebih baik bersama pemimpinnya; h. Senantiasa meluaskan wawasan dan meningkatkan

(53)

i. Berpartisipasi secara proaktif dalam upaya mewujudkan kemajuan bersama;

j. Bekerja dan berperilaku profesional dan etikal secara konsisten;

k. Menolak dengan tegas setiap ajakan pemimpinnya untuk melanggar norma dan peraturan atau bertindak tidak etikal, serta melaporkannya kepada manajemen, sesuai ketentuan yang berlaku.

22. Anggota berkewajiban membuktikan kesediaannya untuk berkerja dalam segala situasi dan kondisi, termasuk bersedia bekerja di lokasi atau unit kerja lain sesuai penugasan manajemen.

23. Anggota berkewajiban membuktikan kapabilitasnya untuk menghadapi tantangan pekerjaan dengan baik dan profesional tanpa menimbulkan beban tambahan bagi pemimpinnya.

24. Anggota berkewajiban membicarakan dengan pemimpinnya secara santun dan terbuka tentang kualitas hubungan profesional yang diharapkan berkembang di antara mereka, termasuk batasan wilayah privasi anggota.

25. Anggota berkewajiban mencari dan membangun kesepakatan dengan pemimpinnya tentang implementasi falsafah, visi, misi, dan tata nilai perusahaan dalam pelaksanaan tugasnya.

26. Anggota berkewajiban menunjukkan bahwa mereka mampu memimpin dirinya sendiri dan mengembangkan keberdayaannya dalam bekerjasama untuk melaksanakan tugas secara bertanggung jawab, sehingga tidak membebani pemimpinnya.

27. Anggota berkewajiban memahami risiko pekerjaannya dengan cermat dan berkonsultasi dengan pemimpinnya untuk menemukan risiko yang dianggap akseptabel dan dapat dikelola (managable risk) setiap saat yang dipandang perlu.

(54)

29. Apabila mempunyai pendapat dan gagasan yang berbeda dengan pemimpinnya, anggota berkewajiban mengemukakannya secara jelas dan santun.

30. Apabila pendapat dan gagasan berbeda yang dikemukakan anggota menimbulkan gejala yang mengarah menjadi konflik terbuka, anggota berkewajiban memberi tahu pemimpinnya untuk mencegah terjadinya konflik tersebut.

31. Apabila ada peraturan yang dianggap menghambat pelaksanaan tugasnya dan upaya penciptaan nilai yang lebih besar bagi perusahaan, merugikan perusahaan, dan/atau tidak relevan lagi dengan perkembangan kebutuhan perusahaan, anggota berkewajiban mempertanyakan dan berkonsultasi kepada pemimpinnya, guna mencari jalan keluar yang paling baik.

32. Apabila anggota melihat peluang memberi kontribusi lebih besar bagi kemajuan perusahaan, namun untuk melaksanakannya ada peraturan yang dinilai menghambat atau belum ada peraturannya, anggota berkewajiban :

a. Menjelaskan alasan dan motif yang mendorong untuk melaksanakan hal itu kepada pemimpinnya guna mendapatkan persetujuan;

b. Menyampaikan hal itu kepada anggota lain yang terkait dengan pelaksanaannya, apabila telah disetujui pemimpinnya;

c. Segera menghentikannya, apabila ternyata dalam pelaksanannya timbul hal-hal yang merugikan perusahaan atau meningkatkan risiko usaha;

d. Mencatat dan mendokumentasikan seluruh proses yang terjadi;

e. Menyiapkan rekomendasi untuk menyesuaikan peraturan yang berlaku berdasarkan pengalaman yang diperoleh;

f. Membantu pemimpin dan manajemen menyempurnakan atau menyiapkan peraturan pengganti, apabila diperlukan.

(55)

anggota berkewajiban mengangkat hal ini di forum publik di lingkungan perusahaan.

34. Anggota berkewajiban menyampaikan informasi mutakhir, lengkap, dan tepat waktu mengenai proses, kemajuan, dan hasil kerjanya kepada pemimpinnya.

35. Anggota berkewajiban senantiasa mencari umpan balik tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dari pemimpinnya serta memperbaikinya berdasarkan umpan balik itu.

36. Anggota berkewajiban memanfaatkan akses langsung kepada pemimpinnya melalui berbagai media komunkasi informal dalam rangka melancarkan pelaksaaan pekerjaan kerja.

37. Anggota berkewajiban memberikan informasi untuk menjernihkan suasana, apabila terjadi kesalahan penilaian terhadap kebijakan manajemen atau keputusan pemimpinnya.

38. Anggota berkewajiban mengakui keterbatasannya secara jujur dengan alasan yang jelas, apabila tidak dapat memenuhi atau menjalankan arahan dan/atau perintah pemimpinnya, serta memberi saran jalan keluar yang terbaik.

39. Pada saat mengetahui pemimpinnya berpotensi melakukan kesalahan kerja yang berdampak pada anggota dan/atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan, anggota berkewajiban segera memberi masukan secara pribadi dan santun, serta menjaga konfidensialitas permasalahannya.

D. Pedoman Perilaku bagi Hubungan Vertikal yang Akrab

40. Anggota PLN Batubara berkewajiban membantu pemimpinnya untuk membangun dan mengembangkan pergaulan sosial yang santun, ramah, terbuka, dan akrab, baik dalam suasana formal maupun informal.

(56)

42. Anggota berkewajiban mengingatkan pemimpinnya serta menolak perilaku dan/atau pengunaan bahasa bahasa yang melecehkan atau merendahkan martabat anggota, dan apabila perlu melaporkan peristiwa ini kepada atasan yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku.

(57)
(58)
(59)

Warga PLN Batubara berkeyakinan bahwa cita-cita PLN Batubara memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan masyarakat hanya dapat diwujudkan dengan tekad kuat seluruh jajaran PLN Batubara membangun dan mengembangkan jalinan hubungan kerja di antara sesama anggota, dengan berpegang

teguh pada semangat berikut ini :

Kesatuan

Anggota memandang dirinya sebagai bagian dari keluarga besar PLN Batubara yang satu yang berjuang bersama dengan

jiwa korsa yang sama untuk mewujudkan kinerja perusahaah terbaik.

Saling Percaya

Anggota berkeyakinan bahwa kebiasaan saling menghargai dan keterbukaan di antara sesama anggota yang dilandasi oleh integritas dan itikad baik merupakan prasyarat bagi munculnya kapabilitas terbaik yang dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja

perusahaan yang melebihi harapan.

Maju Bersama

Anggota berkeyakinan bahwa untuk mewujudkan cita-cita perusahaan yang memberi manfaat yang dirasakan adil oleh semua pihak, diperlukan suasana kerja yang memberi peluang

yang sama kepada semua anggota untuk berkontribusi maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

nelayan kupang di Desa Balungdowo merupakan salah satu kegiatan sosial ekonomi masyarakat karena melalui kegiatan ini hubungan sosial dalam masyarakat dapat

perhitungan yang kompleks akan dapat pula dalam hal ini disederhanakan dengan penerapan komputer. Teknik analisis ini bisa pula digunakan untuk merencanakan tata

Menurut DSM IV, kriteria untuk episode depresif mayor antara lain adanya 5 (atau lebih) gejala berikut selama periode 2 minggu dan mewakili perubahan dari

Kemudian usaha kedua yaitu merencanakan kampanye diawali dengan menyusun tujuan dari kampanye Counting Down ini yaitu: untuk menberikan informasi kepada

Terkait dengan penyelenggaraan diklat di atas, berikut adalah ketentuan-ketentuan bagi peserta diklat: A. Selama penyelenggaraan diklat seluruh peserta diklat diwajibkan

Sekolah Dasar Swasta Harapan 3 yang berlokasi di Jalan Karya Wisata Ujung no 31, adalah sekolah umum dalam naungan dinas pendidikan namun tetap mengutamakan

backup dilakukan, prosedur untuk dilakukan backup, letak perlengkapan backup, karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan backup ini. 3) Recovery Plan,

Adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) akibat faktor eksogen/endogen, dengan manifestasi klinis efloresensi polimorfik (eritema, papul, vesikel, krusta, skuama,