• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telematika XII Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Telematika XII Recent site activity teeffendi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Permasalahan Yurisdiksi

Mengingat sifat tindak pidana

mayantara sebagai salah satu tindak

pidana transnasional, dimana salah satu

ciri dari tindak pidana transnasional

(3)

Permasalahan Yurisdiksi

Di dalam tindak pidana yang tidak bersifat

lintas batas negara dikenal tiga macam

yurisdiksi:

1.

Yurisdiksi legislatif (

jurisdiction to

prescribe

);

2.

Yurisdiksi yudikatif

(jurisdiction to

adjudicate

);

3.

Yurisdiksi eksekutif

(jurisdiction to

(4)

Permasalahan Yurisdiksi

Di dalam tindak pidana mayantara terdapat

dua permasalahan terkait yurisdiksi. Yaitu

permasalahan tentang:

1.

Yurisdiksi yudikatif

(jurisdiction to

adjudicate

), siapakah yang berwenang

untuk mengadili;

2.

Yurisdiksi eksekutif

(jurisdiction to

(5)

Permasalahan Yurisdiksi

Berbicara tentang permasalahan yurisdiksi

tersebut, Indonesia memberlakukan prinsip

universalitas, tidak hanya prinsip

teritorialitas maupun prinsip personalitas.

(6)

Pasal 2 UU ITE

Pasal 2 UU ITE menyebutkan, Undang-undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah

hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/ atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan

(7)

Pasal 2 UU ITE

Pasal 2 tersebut menjelaskan, bahwa yurisdiksi dalam tindak pidana mayantara tidak semata-mata untuk perbuatan yang dilakukan di

Indonesia dan/ atau dilakukan oleh WNI

(teritorialitas dan personalitas), namun juga

berlaku untuk perbuatan yang dilakukan di luar wilayah hukum Indonesia, baik oleh WNI

(8)

Permasalahan Yurisdiksi

Ketentuan dalam Pasal 2 UU ITE tersebut

menjadi masalah, ketika perbuatan tersebut

dilakuan di wilayah hukum negara lain yang juga mengatur hal tersebut sebagai tindak pidana,

dengan demikian masing-masing negara

berwenang untuk mengadili, maka diperlukan perangkat yang bersifat universal untuk

(9)

Permasalahan Yurisdiksi

Ketentuan dalam Pasal 2 UU ITE tersebut

menjadi masalah, ketika perbuatan tersebut

dilakuan di wilayah hukum negara lain yang juga mengatur hal tersebut sebagai tindak pidana,

dengan demikian masing-masing negara

berwenang untuk mengadili, maka diperlukan perangkat yang bersifat universal untuk

(10)

Permasalahan Yurisdiksi dalam Konvensi

Tindak Pidana Mayantara

Draft Konvensi Tindak Pidana Mayantara

(Convention Cyber Crime) Dewan Eropa justru lebih cenderung untuk memberlakukan prinsip

teritorialitas.

Dan apabila terdapat dua negara yang berwenang untuk mengadili maka diperlukan konsultasi antar kedua negara.

Ketentuan ini jelas tidak membawa hasil

(11)

Kerjasama Internasional dalam

menyelesaikan tindak pidana mayantara

Berdasarkan uraian di atas, masih terdapat

permasalahan terkait yurisdiksi dalam konteks internasional, permasalahan tersebut antara lain:

1. Sifat transnasional tindak pidana mayantara;

2. Ketidaksinkronan sistem hukum acara di beberapa

negara;

3. Mekanisme penegakan hukum dan kerjasama

internasional yang kurang optimal;

4. Kerjasama internasional kurang optimal karena

(12)

Omnium Rerum Principia Parva Sunt

Referensi

Dokumen terkait

Perbuatan pengiriman e-mail yang bermuatan virus komputer merupakan salah satu perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang ITE

melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang

Dalam penjelasan pasal 2 UU ITE, dinyatakan bahwa undang-undang ini memiliki jangkauan yuridiksi tidak semata-mata untuk perbuatan hukum yang berlaku di Indonesia

Selain UU ITE, cybersquatting juga diatur dalam Pasal 83 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis menyebutkan bahwa pemilik merek terdaftar

Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (2) KUHAP bahwa yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil adalah misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan,

Maksud dari pasal tersebut adalah, jika proses pembacaan tuntutan pidana, pembelaan dan jawaban telah selesai, maka pemeriksaan dinyatakan ditutup.j. Alur

• Di dalam suatu wilayah negara atau di atas kapal laut atau pesawat terbang yang didaftarkan di negara tersebut, dan negara tersebut adalah negara pihak dalam Statuta Roma 1998

menjalankan kekuasaan kehakiman tersebut adalah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,.. lingkungan peradilan agama,