• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KARANGMLOKO 1 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KARANGMLOKO 1 SKRIPSI"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

SDN KARANGMLOKO 1 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Oleh :

Yustina Ranny Mirlayanti NIM : 151134200

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan kepada :

 Tuhan Yang Maha Esa

 Kedua Orang tuaku Bapak Cornelius Puji Sularto dan Ibu Maria Sumirah yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

 Kedua adikku Faontina Ririn Dwi Mei Sinta dan Alvares Rinaldi yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

 Nenek ku Sumarni yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

 Teman terkasih Bernadeta Ika Meilianawati yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

 Teman terkasih Sepriana Yeni yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

 Keluarga,sahabat dan juga teman-teman yang aku sayangi

(5)

MOTTO

Sebuah kegagalan memang menyakitkan, tetapi jangan biarkan kegagalan merenggut banyak hal yang akan terjadi di masa depan Anda. Jangan terpaku pada setiap kata orang yang meremehkanmu, mereka

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KARANGMLOKO

1

Yustina Ranny Mirlayanti Universitas Sanata Dharma

151134200

Latar Belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Karangmloko 1 pada muatan pelajaran Matematika. Siswa yang hasil belajarnya rendah cenderung minat belajarnya rendah. Dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu minat belajar dan variabel terikat yaitu hasil belajar Matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran matematika siswa kelas IV di SDN Karangmloko 1.

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah korelasi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Karangmloko 1 yang berjumlah 31 siswa, 18 laki-laki dan 13 perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes dan non tes. Uji validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment. Reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach Alpha. Uji prasyarat menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linearitas. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik inferensial uji korelasi product moment untuk mengetahui tingkat hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Karangmloko 1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor pencapaian minat belajar dan hasil belajar siswa berada pada kategori sedang yaitu minat belajar sebesar 38% dan hasil belajar 41%. Besar korelasi antar variabel ditunjukkan dengan harga sig sebesar 0,404yang artinya 0,05, maka ditolak dan diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa muatan pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Karangmloko 1. Adapun tingkat hubungan korelasi tersebut berada pada kategori hubungan yang cuku/sedang karena 0.404 berada pada rentang 0.40-0.599.

Kata kunci : Minat Belajar, Hasil Belajar, Hasil Belajar, Muatan Pelajaran Matematika.

(9)

ABSTRACT

CORRELATIONOF INTEREST IN LEARNING WITH THE RESULTS OF LEARNING MATHEMATICAL STUDENTS OF CLASS IV SDN

KARANGMLOKO 1

Yustina Ranny Mirlayanti Universitas Sanata Dharma

151134200

The background of this study is the low learning outcomes of fourth grade students at Karangmloko Elementary School 1 on the content of Mathematics. Students with low learning outcomes tend to have low learning interests. In this study using independent variables namely learning interest and the dependent variable is the Mathematics learning outcomes. The purpose of this study is to find out whether there is a relationship between interest in learning and learning outcomes of mathematics learning content of fourth grade students at Karangmloko Elementary School 1.

This research method uses quantitative methods. The type of research is correlation. This research was conducted in the fourth grade of Karangmloko 1 Elementary School, which amounted to 31 students, 18 men and 13 women. Data collection techniques in this study used test and non-test instruments. Test the validity of the instrument using the product moment correlation formula. Instrument reliability uses the Cronbach Alpha formula. The prerequisite test uses the normality test, homogeneity test, and linearity test. While the data analysis techniques used are inferential statistics product moment correlation test to determine the level of the relationship between interest in learning and learning outcomes of mathematics learning content of fourth grade students at Karangmloko Elementary School 1.

The results showed that the score of achievement of learning interest and student learning outcomes was in the moderate category, namely interest in learning by 38% and learning outcomes 41%. The correlation between variables is indicated by the sig price of 0.404, which means 0.05, then H_o is rejected and H_1 is accepted. Then it can be concluded that there is a positive and significant relationship between interest in learning with student learning outcomes in mathematics class IV students at Karangmloko Elementary School 1. The level of correlation is in the category of moderate / moderate relationships because 0.404 is in the range 0.40-0.599.

Keywords: Learning Interests, Learning Outcomes, Learning Outcomes,Mathematics Lessons.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN KARANGMLOKO 1”.Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat dalam menempuh ujian sarjana guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

4. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dorongan serta bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Paulus Wahana M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dorongan serta bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing dan memotivasi dari awal perkuliahan hingga akhir.

7. Sumarno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Karangmloko 1 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di

(11)

SDN Karangmloko 1, menyebar angket, soal tes, RPP sebagi uji validitas dan reabilitas untuk penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Ibu Guru dan siswa-siswi SDN Karangmloko 1, terimakasih telah membantu dan menerima saya dalam melaksanakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku Bapak Cornelius Puji Sularto dan Ibu Maria Sumirah, terima kasih karena selama ini sudah mendidik, memberikan kasih sayang, doa, nasehat, bimbingan, dan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Semoga saya bisa membalas semua pengorbanan dan kebaikan kalian yang sudah diberikan kepada saya.

10.Adikku tercinta Faontina Ririn Dwi Mei Sinta dan Alvares Rinaldi terimakasih atas doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Nenekku tercinta Sumarni terimakasih karena sudah selalu meberikan doa, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabatku Teresya Dwi Astuti,Bernadeta Ika Meilianawati, Sepriana Yeni, dan teman-teman kos terimakasih kerena selama ini sudah menjadi sahabat yang baik, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini, aku pasti tak akan melupakan persahabatan kita.

13.Keluarga besar kelas B angkatan 2015, sukses selalu untuk kita. 14.Teman-teman PGSD angkatan 2015, sukses selalu untuk kita.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan mendukung selama penyelesaian skripsi ini.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindung dan memberkati mereka, semoga pihak yang membantu penyusunan mendapat pahala, serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya penyusun sendiri.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Opresional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A.KAJIAN PUSTAKA ... 9

B. Penelitian Yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 30

D.Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A.Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat Penelitian ... 34

C. Waktu Penelitian ... 35

D.Subjek dan Objek Penelitian ... 35

E. Variabel Penelitian ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G.Uji Coba Instrumen ... 46

1. Uji Validitas ... 46

2. Uji Reliabiltas ... 61

H.Teknik Analisis Data ... 64

I. Uji Asumsi ... 65

1. Uji Normalitas ... 65

2. Uji Homegenetis Varians ... 65

3. Uji Linearitas ... 66

J. Uji Hipotesis ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

(13)

1. Uji Normalitas ... 68

2. Uji Homegenitas Varians ... 72

3. Uji Linearitas ... 73 B. Hasil Penelitian ... 75 1. Uji Hipotesis ... 76 2. Uji Korelasi ... 77 3. Uji Tambahan... 78 C. Pembahasan ... 85 BAB V PENELITIAN ... 93 A. Kesimpulan ... 93 B. Keterbatasan Penelitian ... 93 C. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN ... 97 CURRICULUM VITAE ... 179

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Item Angket ... 38

Tabel 3.2 Penyebaran Item Instrumen... 40

Tabel 3.3 Pengukuran Skala Likert... 41

Tabel 3.4Pedoman Observasi ... 42

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru ... 44

Tabel 3.6 Sebaran Item Pedoman Wawancara ... 45

Tabel 3.7 Rentang Skor Rata-rata Instrumen Tes & non tes ... 48

Tabel 3.8 Validasi Hasil Belajar ... 48

Tabel 3.9 Validasi Angket ... 50

Tabel 3.10 Validasi RPP Pertemuan 1 ... 52

Tabel 3.11 Validasi RPP Pertemuan 2 ... 54

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Belajar ... 59

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar ... 61

Tabel 3.14 Pedoman Interprestasi Koefisien Reliabilitas ... 62

Tabel 3.15 Reliability Statistics Minat Belajar ... 63

Tabel 3.16 Reliability Statistics Hasil Belajar ... 63

Tabel 3.17 Acuan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 67

Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Normalitas ... 69

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Varians ... 73

Tabel 4.3 Uji Linearitas ... 74

Tabel 4.4 Uji Korelasi ... 77

Tabel 4.5 Kategori Penilaian ... 79

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ... 81

Tabel 4.7 Kategori Penilaian ... 83

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Penelitian Relevan ... 29

Gambar 4.1 Normal Q-Q Plots Hasil Belajar... 70

Gambar 4.2 Normal Q-Q Plots Minat Belajar ... 71

Gambar 4.3 Hasil uji linearitas ... 75

Gambar 4.4 Pie Chart Distribusi Minat belajar ... 82

(16)

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang pokok dalam kehidupan manusia.Pendidikan di Indonesia terbagi dalam tiga jalur yaitu, pendidikan formal, pendidikan informal dan non-formal (UU No. 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1). Proses Pendidikan tidak terlepas dari adanya kegiatan pembelajaran dan mengajar, kegiatan ini merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Dalam kegiatan pembelajaran dan belajar proses yang harus dilakukan adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai kemampuan siswa yang kemudian digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang sudah di capai.

Menurut Nawawi (2007:39) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu (dalam Susanto, 2012). Hasil belajar merupakan ujung dari proses kegiatan belajar mengajar, yang berguna sebagai alat ukur untuk mengetahui sejauh mana subyek mampu menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu hasil belajar juga berguna untuk menyusun tindak lanjut yang dapat dilakukan guru, orang tua maupun siswa yang bersangkutan, sehingga hal ini dapat menjadikan hasil belajar sebagai salah satu tanda tercapainya tujuan pembelajaran.

(17)

 

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ektern. Menurut Waslimah (2007158) menyatakan bahwa Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya proses belajar mengajar di kelas.

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah minat. Beberapa gejala yang telah dipaparkan di atas, yaitu masih rendahnya perhatian dan aktivitas siswa menunjukkan bahwa minat belajar Matematika pada siswa kelas IV masih rendah. Cara guru mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah dan kurang bervariasi tanpa menggunakan media membuat siswa kurang terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran membuat siswa menaruh perhatian yang rendah pada muatan pelajaran Matematika. Hal tersebut membuat siswa tidak dapat fokus dalammenerima pesan dan isi materi pembelajaran, yang kemudian berpengaruh pada hasil belajar siswapada muatan pelajaran Matematika.

Slameto (2015:180) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

(18)

 

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, yang dapat berupa seseorang, suatu obyek, suatu situasi, suatu aktivitas dan lain sebagainya. Ketika seseorang memiliki minat terhadap sesuatu maka siswa menunjukkan rasa tertarik yang tinggi dengan memperhatikan secara terus-menerus dan disertai dengan perasaan senang.

Minat erat hubungannya dengan motivasi karena dapat mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Apabila mereka melihat bahwa sesuatu yang dilakukan akan menguntungkan dan memberi kepuasaan maka mereka akan merasa berminat pada sesuatu hal tersebut. Namun, jika kepuasaan berkurang maka minat pun berkurang. Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran, penting bagi guru untuk membangkitkan minat belajar pada diri siswa sehingga mereka memiliki ketertarikan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu cara untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), model ini dapat dapat membangkitkan minat belajar siswa untuk memiliki kemapuan mebangun pengetahuannya sendiri melalui kegiatan belajar dan model ini dapat mebantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

(19)

 

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 19 Juli 2018 di kelas IV SDN Karangmloko 1. Hasil dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa minat belajar siswa pada muatan pelajaran Matematika di kelas IV SDN Karangmloko 1 yaitu dari 31 siswa hanya ada 8 atau 25% siswa yang memiliki minat belajar. Pada saat pembelajaran Matematika perhatian siswa rendah, hal ini ditunjukkan pada saat guru memberikan penjelasan, siswa kurang memperhatikannya. Hanya ada 6-7 siswa yang dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik, sedangkan siswa yang lain memperhatikan objek lain seperti mengobrol dengan teman semeja.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas IV SDN Karangmloko 1 pada tanggal 20 Agustus 2018. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti yaitu Guru menjelaskan beberapa penyebab hasil belajar siswa rendah disebabkan karena masih kurang pahamnya siswa pada materi yang dipelajari dan kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung ketika guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hanya ada 6-7 orang saja yang mau bertanya sedangkan yang lain tidak mau bertanya karena belum paham dan takut, sehingga guru beranggapan bahwa siswa yang lainnya sudah paham, padahal sebenarnya siswa tersebut belum paham dengan materinya.

Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas IV, saat pembelajaran berlangsung guru tidak menggunakan media, penggunaan media sangat membantu siswa dalam memahami materi ajar. Selain itu penggunaan media juga dapat membuat mata pelajaran matematika menjadi lebih

(20)

 

menarik. Namun, guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah yaitu menjelaskan materi di depan, karena menurutnya jika menggunakan media pada pembelajaran Matematika itu sulit dan membuat kelas tidak kondusif. Hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan ulangan harian dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 67. Dari 31 siswa hanya terdapat 3 siswa yang mencapai KKM dengan presentase 10%, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM yaitu 28 siswa dengan presentase 90%. Hal ini disebabkan karena 28 siswa sulit dalam memahami materi yang diajarkan dan juga mereka menganggap bahwa muatan pelajaran Matematika itu cukup sulit. Namun beberapa siswa masih ada yang mudah dalam memahami materi yang diajarkan.

Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka pada kegiatan pembelajaran ia akan aktif seperti bertanya, mengemukakan pendapat, dan cepat tanggap dalam mengerjakan tugas dari guru sehingga mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Namun, jika siswa yang kurang memiliki minat belajar dalam kegiatan pembelajaran maka akan cenderung tidak antusias seperti hanya mendengar dan mencatat penjelasan dari guru tanpa bertanya jika belum paham sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang rendah. Sesuai dengan hasil pengamatan dari wawancara, ternyata siswa yang hasil belajarnya rendah cenderung minat belajarnya rendah.

Salah satu program pembelajaran dijenjang pendidikan sekolah dasar (SD) adalah pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Dalam belajar matematika kita

(21)

 

akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Matematika sebenarnya selalu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti mulai dari bangun pagi kita sudah berjumpa dengan matematika seperti jam berapa kita bangun tidur. Contoh tersebut hanyalah contoh kecil dari kegiatan sehari-hari yang tidak terlepas dari matematika.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti akan melakukan penelitian di kelas IV padamuatan pelajaran matematika. Peneliti mengambil tema FPB dan KPK dan subtema FPB 2 bilangan dan 3 bilangan, peneliti juga mengambil materi dari KD 3.6 “Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari”. Dari KD tersebut peneliti mengambil materi tentang persekutuan terbesar (FPB) yang dilakukan selama 2 hari.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan mengambil judul “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Muatan Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN Karangmloko 1”. B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini hanya terbatas pada korelasi antara inat belajar dengan hasil belajar siswa kelas IV pada muatan pelajaran Matematika dengan menggunakan model PBL.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu “apakah ada hubungan positif dan signifikan antara

(22)

 

minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran matematika siswa kelas IV di SDN Karangmloko 1?”.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran matematika siswa kelas IV di SDN Karangmloko 1. E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Guru

Manfaat bagi guru adalah untuk memberikan informasi kepada guru bahwa minat belajar siswa sangat berhubungan erat dengan hasil belajar siswa. Karena dengan adanya minat belajar yang dimiliki siswa maka hasil belajar yang diperoleh siswa akan meningkat.

2. Siswa

Manfaat bagi siswa adalah diharapkan kepada siswa untuk dapat meningkatkan minat belajarnya dalam mengikuti kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

3. Sekolah

Manfaat bagi sekolah adalah dengan adanya penelitian ini sekolah dapat mengukur kemampuan guru saat menyampaikan materi di kelas dan dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan minat belajar dengan hasil belajar agar pembelajaran tidak terlihat terlalu monoton.

(23)

 

4. Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengalaman dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan minat belajar dengan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

1. Hasil belajar adalah ujung dari proses kegiatan belajar mengajar yang berguna sebagai alat ukur untuk mengetahui keberhasilan yang sudah dicapai oleh setiap siswa setelah menerima proses pembelajaran dengan kemampuan yang sudah dimiliki. Dalam penelitian ini hanya menyangkut pada aspek kognitif.

2. Minat belajar adalah rasa ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada suatu mata pelajaran. Minat juga merupakan kecenderungan dari hati seseorang untuk melakukan aktivitas pada kegiatan (belajar) tanpa ada yang menyuruh dari luar individu.

3. Matematika adalah salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Matematika merupakan ilmu hitung yang berkaitan dengan pengukuran dan perhitungan.

4. Siswa kelas IV adalah siswa yang menumbuhkan minat belajar dengan mengembangkan hasil belajar yang maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian pada bab ini berisi mengenai landasan teori, penelitian relevan dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Nawawi (dalam buku Susanto, 2012) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Menurut Bloom (dalam buku Parwati, 2018) membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah hasil yaitu :

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir seseorang. Dalam Taksonomi Bloom yang dikembangkan pada tahuan 1956, dikenal ada enam jenjang ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.

(25)

b. Ranah afektif

Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi, penghargaan, proses, internalisasi dan pembentukan karakteristik diri. Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964) membagi ranah afektif dalam lima jenjang yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan penjatidirian (characterization).

c. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan kemampuan gerak atau manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis, kemampuan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah keberhasilan yang sudah di capai setiap siswa setelah menerima proses pembelajaran dengan kemampuan yang sudah dimiliki siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam penelitian ini peneliti fokus kepada satu aspek yaitu aspek kognitif.

Berdasarkan pengertian hasil belajar siswa, maka dipengaruhi oleh dua faktor. Menurut Waslimah (2007 : 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(26)

1. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak hanya satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, melainkan dua jenis faktor. Kedua jenis faktor tersebut adalah faktor intrenal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu kecerdasan, minat dan perhatian dalam diri siswa untuk tertarik pada suatu kegiatan belajar. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu keluarga dan suasana pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas.

2. Pengertian Minat belajar a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Menurut Eveline Siregar (2010 : 176) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Menurut Reber (dalam buku Baharuddin, 2015) minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusaatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Sementara itu menurut Slameto (2015:180) berpendapat bahwa

(27)

minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, yang dapat berupa seseorang, suatu obyek, suatu situasi, suatu aktivitas dan lain sebagainya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minat belajarnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan dari hati seseorang untuk melakukan aktivitas pada kegiatan (belajar) tanpa ada yang menyuruh dari luar individu. Minat dapat membuat seseorang memilikegairahan dan keinginan dalam melakukan kegiatan (belajar) yang disebabkan oleh perasaan senang dalam dirinya.

b. Pengertian belajar

Menurut Slameto (2015 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut R. Gagne (dalam buku Susanto, 2012) mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sementara itu menurut Cronbach (dalam buku Syaiful Bahri Djamarah, 2011) berpendapat bahwa learning is shown by chage in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

(28)

Berdasarkan pengertian belajar diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan (belajar) seseorang dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Jadi dari pengertian minat dan belajar menurut teori diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat belajar merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas seseorang dalam melakukan kegiatan (belajar) tanpa ada yang menyuruh untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri. Minat belajar sangat berpengaruh dengan pencapaian hasil belajar yang diraih siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maka ia akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang tidak memiliki minat belajar maka ia akan mendapatkan hasil belajar yang rendah.

c. Ciri-ciri minat belajar

Hurlock (dalam buku Susanto, 2012) menyebut ada tujuh ciri minat belajar yang masing-masing dalam hal ini tidak dibedakan antara ciri minat secara spontan maupun terpola. Ciri-ciri ini, sebagai berikut :

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat disemua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia. 2. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan

(29)

3. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

5. Minat dipengaruhi budaya. budaya sangat mempengaruhi, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur.

6. Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat diminatinya.

7. Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari masing-masing ciri minat belajar di atas dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Jika kegiatan belajar selalu disertai minat maka siswa akan mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap kegiatan belajarnya. Berbeda halnya dengan jika kegiatan belajar tanpa disertai minat, maka kegiatan belajar akan terasa membosankan dan tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan terhadap pengalaman dan perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut.

(30)

d. Pembentukan minat belajar

Minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh perasaan senang dan tidak senang yang terbentuk pada fase perkembangan fisik dan psikologis anak. Setiap jenis minat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan sehingga makin kuat terhadap kebutuhan sesuatu. Dalam kaitan ini Slameto (1995 : 181), menyebutkan bahwa intensitas kebutuhan yang dilakukan oleh individu akan berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya minat individu yang bersangkutan. Jadi seorang siswa akan memiliki minat ketika ia dapat mempelajari masalah-masalah sosial, apabila inteligensinya telah berkembang sampai pada taraf yang diperlukan dalam memahami fakta dan gejala sosial dalam kehidupan sehari-hari (dalam buku Susanto, 2012).

Adapun menurut Sukartini, (1986 : 63), mengungkapkan bahwa perkembangan minat tergantung pada kesempatan belajar yang dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, bahwa perkembangan minat sangat tergantung pada lingkungan dan orang-orang dewasa yang erat pergaulannya dengan mereka, sehingga secara langsung akan berpengaruh pula terhadap kematangan psikologisnya (dalam buku Susanto, 2012). Lingkungan bermain, teman sebaya, dan pola asuh orang tua merupakan pengaruh dari minat seorang siswa. Disamping itu, lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pola pergaulan akan merangsang tumbuhnya minat baru yang dimiliki oleh siswa secara lebih terbuka.

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa perkembangan minat sangat tergantung pada lingkungan seperti

(31)

teman sebaya, pola asuh orang tua, dan lingkungan bermain sehingga akan berpengaruh pula terhadap kematangan psikologis siswa.

e. Pengaruh minat terhadap kegiatan belajar siswa

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Menurut Sardiman, 2007:27 (dalam buku Susanto, 2012) yang menyatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Begitu juga menurut William James dalam Uzer Usman, 2000:27 (dalam buku Susanto, 2012), menyatakan bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, dapat ditegaskan bahwa suatu kegiatan belajar yang akan dilakukan tetapi tidak sesuai dengan minat siswa akan mendapatkan hasil belajar rendah. Namun, dengan adanya minat dalam kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi atau kepuasan batin dari belajar yang telah dilakukan.

Dari uraian di atas, maka semakin jelas bahwa minat berdampak terhadap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar minat dimungkinkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Hartono, 2005:14 (dalam buku Susanto, 2012) yang menyatakan bahwa minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan, ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat peserta didik menyebabkan hasil belajar tidak optimal.

(32)

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa minat belajar siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar yang berpengaruh juga pada hasil belajar siswa yang akan dicapai.

3. Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Matematika merupakan salah satu dari lima bidang ke-SD-an yang diajarkan di sekolah dasar. Menurut Johnson & Rising, 1972 (dalam buku Runtukahu, 2013), mengungkapkan bahwa matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Selain itu Johnson dan Rising menyatakan bahwa matematika ialah simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat. Adapun menurut Beth & Piaget, 1956 (dalam buku Runtukahu, 2013), mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Dipihak lain, Reys dkk, 2002 (dalam buku Runtukahu, 2013) mengatakan bahwa matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

Berdasarkan pengertian matematika yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa matematika sangat perlu diberikan kepada siswa dari mereka sudah mulai masuk sekolah dasar untuk

(33)

membekali cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan ilmu deduktif tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi yang ditekankan pada angka dan mengoperasikan angka tersebut.

a. Tujuan Matematika di Sekolah Dasar

Tujuan dari pelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Menurut Depdiknas, 2001:9 (dalam buku Susanto, 2012), tujuan pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonse, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme .

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menfasirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam kehidupan sehari-hari.

(34)

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pelajaran Matematika di sekolah dasar siswa diharapkan dapat memahami konsep dari Matematika, dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari secara kritis dan sistematis, serta dapat belajar terampil seperti berhitung, bernalar, aktif, dan kreatif.

b. Ruang lingkup mata pelajaran matematika

Adapun ruang lingkup pada mata pelajaran matematika yaitu bilangan, bilangan geometri, dan pengukuran. Abdurrahman, 1996 (dalam buku Bandi Delphie, 2009:3), menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika yang di ajarkan di sekolah dasar mencakup tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan memahami konsep bilangan bulat dan konsep, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehar-hari. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di kelas IV SDN Karangmloko 1. Peneliti mengambil tema FPB dan KPK dan subtema FPB 2 bilangan dan 3 bilangan, peneliti juga mengambil materi dari KD 3.6 “Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari”.

4. Krakteristik Siswa Sekolah dasar

Pada masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada

(35)

masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Siswa sekolah dasar merupakan masa transisi dari sekolah taman kanak-kanak (TK) ke sekolah dasar (Susanto, 2012 : 70). Pertumbuhan dan perkembangan pada siswa merupakan bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Menurut Sumantri, 2005 (dalam buku Susanto, 2012), pentingnya memperlajari perkembangan peserta didik baik guru sebagai berikut :

a. Kita akan memperoleh ekspektasi yang nyata tentang anak dan remaja. b. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk

merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu pada seorang anak.

c. Pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal.

d. Dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.

Perkembangan dan pertumbuhan pada anak meliputi pada aspek fisik dan mental. Perkembangan mental itu meliputi perkembangan intelektual, emosi, bahasa, dan moral keagamaan. Pada tahap perkembangan ini berkaitan dengan tahapan perkembangan kognitif siswa dalam setiap kelompok umurnya, sebagaimana dikemukakan oleh Piaget, 1950 (dalam buku Susanto, 2012), yang menyatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda secara garis besarnya dikelompokkan kepada empat tahap yaitu :

(36)

a. Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini belum memasuki usia sekolah.

b. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang ia pernah lihat ketika orang lain itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Peserta didik mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif. c. Tahap operasional konkret (usia 7-15 tahun), pada tahap ini peserta didik suda mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah; mempunyai kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda bervariasi tingkatannya. Selain itu peserta didik sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.

d. Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini peserta didik sudah menginjak usia remaja, perkembangan kognitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif baik secara simultan (serentak) maupun berurutan. Dari definisi yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa sekolah dasar berada pada tahapan perkembangan kognitif pada tahap operasional konkret. Hal ini tentu membuat sifat atau karakteristik anak SD akan berbeda dengan tahap perkembangan yang lainnya. Dalam hal ini juga karakteristik siswa SD perlu

(37)

bimbingan dalam mengenal siapa dirinya dan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika dalam proses tersebut tanpa bimbingan siswa akan cenderung sukar dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

5. Model PBL

Menurut Duch (1995), PBL atau PBM adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan (dalam Shoimin, 2014:130). Finkle Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (dalam Shoimin, 2014:130).

Berdasarkan definisi diatas maka dapat diartikan bahwa PBL atau PBM merupakan suasana pembelajaran yang akan diarahkan oleh suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, in Liu (2005) menjalaskan karakteristik dari PBM, (dalam Shoimin, 2014:130) yaitu :

a. Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih enitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori

(38)

konstruktivisme dimana siswa di dorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.

b. Authentic problem form the organizing focus learning

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti. c. New information is acquired through self-directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.

d. Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.

e. Teachers act as facilitators

Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswadan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

(39)

Langkah-langkah model PBL menurut Shoimin (2014:131) yaitu : a. Orientasi siswa kepada masalah

Kegiatan yang pertama dilakukan dalam model ini adalah dijelaskannya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru,selanjutnya disampaikannya terkait logistik yang dibutuhkan,diajukannya suatu masalah yang harus dipecahkan siswa, memotivasi para siswa agar dapat terlibat secara langsung untuk melakukan aktivitas pemecahan masalah yang menjadi pilihannya.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru dapat melakukan perannya untuk membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang terkait dengan masalah yang disajikan.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru melakukan usaha untuk mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang relevan, mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, dan untuk mendapat pencerahan dalam pemecahan masalah.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu para siswa-siswinya dalam melakukan perencanaan dan penyiapan karya yang sesuai misalnya laporan, video atau model, serta guru membantu para siswa untuk berbagi tugas antar anggota dalam kelompoknya.

(40)

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu para siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam setiap proses yang mereka gunakan.

Kelebihan model PBL atau PBM menurut Shoimin (2014:132) yaitu : a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

dalam situasi nyata.

b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.

c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.

d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.

f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

g. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

Kekurangan model PBL atau PBM menurut Shoimin (2014:132) yaitu : a. PBM tidak dapat diterapakan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian

(41)

pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.

b. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian kelas.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa penelitian yang serupa tentang hubungan minat belajar dengan hasil belajar siswa :

a. Nurhasanah, Asrori, Kaswari (2016), yang meneliti tentang “Hubungan disiplin, sikap mandiri dan minat belajar dengan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial di Sekolah Dasar”.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara disiplin ilmu dengan hasil, dapat dilihat bahwa r hitung (0,865) lebih besar dari r tabel (0,456), (2) terdapat korelasi positif dan signifikan antara sikap Independen dengan ilmu sosial, dapat dilihat bahwa r hitung (0,807) lebih besar dari r tabel (0,456), (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil ilmu sosial, dapat dilihat bahwa r hitung (0,864) lebih dari r tabel (0,456), terdapat hubungan positif dan signifikan antara disiplin, sikap mandiri, minat belajar dengan hasil ilmu sosial, dapat dilihat bahwa F aritmatika (20.153) lebih besar dari F tabel (3.24).

(42)

b. Pt Arya Wardiana (2014), yang meneliti tentang “Hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di Kelurahan Pedungan”. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai uji prasyarat adalah uji normalitas, uji linieritas, uji multikonlinieritas, dan uji auto korelasi. Setelah seluruh uji prasyarat terpenuhi, berikutnya adalah uji hipotesis menggunakan anareg sederhana, korelasi Product Moment, anareg ganda, dan korelasi ganda. Hasil yang didapat menunjukkan : (1) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara AQ dan prestasi belajar matematika dengan = 0,525 dan koefisien determinasi sebesar 27,56%, (2) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara minat belajar dan prestasi belajar matematika dengan = 0,575 dan koefisien determinasi sebesar 33,06%, (3) Terdapat hubungan yang positif signifikan secara bersama-sama antara AQ dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika dengan = 0,639 dan koefisien determinasinya sebesar 40,83%. Maka disimpulkan bahwa hipotesis nol ( ditolak dan hipotesis alternatif ( yang berbunyi terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara Adversity Qoutient (AQ) dan minat belajar dengan prestasi belajarmatematika pada siswa kelas V SD dikelurahan Pedungan, Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima.

c. Hanudin (2017), yang meneliti tentang “Hubungan perhatian orang tua dan minat belajar dengan hasil belajar IPS pada Siswa kelas V SD Negeri Di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe”. Hasil penelitian

(43)

menunjukkan : (1) terdapat hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua dengan hasil belajar IPS siswa kelas V di SD Negeri Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( 0,454 dan koefisien deteminasi 0,2061; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V di SD Negeri Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi ( 0,429 dan koefisien determinasi 0,1840’ dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua dan minat belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS siswa kelas V di SD Negeri Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe, seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi ganda ( 0,626 dan koefisien deteminasi 0,3881. Berdasarkan temuan penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tuadan minat belajar siswabaik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS di SD Negeri Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

(44)

Gambar 2.1 Peta Penelitian Relevan

Berdasarkan tiga penelitian yang di atas menunjukkan hasil yang sama, yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi atau hasil belajar. Relevansi dari ketiga jurnal di atas dengan penelitian ini yaitu prestasi atau hasil belajar, minat belajar. Penelitian ini berjudul “Hubungan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Muatan Pelajaran Matematika Kelas IV SDN Karangmloko 1” yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran Matematika Siswa kelas IV SDN Karangmloko 1.

Penelitian yang Relevan

Nurhasanah, Asrori, Kaswari (2016)” Hubungan Disiplin,

Sikap Mandiri Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Di sekolah Dasar”    Pt Arya Wardiana (2014)”Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) dan

Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD di Kelurahan

Pedungan” 

Hanudin (2017) “Hubungan Perhatian Orang Tua

Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar IPS Pada

Siswa Kelas V Kabupaten Konawe” 

 

“Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Muatan Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN Karangmloko 1”

(45)

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan ujung dari proses kegiatan belajar yang berguna sebagai alat ukur atau penilaian untuk melihat keberhasilan yang sudah dicapai oleh setiap siswa. Hasil belajar akan maksimal apabila selama kegiatan belajar siswa dapat mengikuti dengan baik.

Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat menjadi cerminan penting untuk keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan mengetahui kedudukan siswanya dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Hal tersebut dapat membantu guru untuk mengelompokkan siswa dalam tingkat tinggi, sedang, dan rendah sehingga dengan adanya penilaian hasil belajar tersebut guru dapat memberikan perlakukan yang sesuai terhadap masing-masing siswa.

Hasil belajar yang diperoleh siswa juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Walsimah (2007 : 158), yang mengatakan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil belajar interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari luar diri siswa adalah Sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut terlibat dalam menentukan hasil belajar siswa. Faktor intenal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa.

(46)

Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur sehingga terorganisasi dengan baik. Matematika sangat perlu diberikan kepada siswa dari mereka sudah mulai masuk sekolah dasar untuk membekali cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, matematika masih di anggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Dari rasa takut tersebut, maka minat belajar pada pelajaran Matematika menjadi kurang maksimal sehingga dapat membuat hasil belajar siswa menurun.

Siswa kelas IV SD beradapada tahapan perkembangan kognitif pada tahap operasional konkret. Hal ini tentu membuat sifat atau karakteristik anak SD akan berbeda dengan tahapan perkembangan yang lainnya. Pada tahap siswa sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, mempunyai kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan benda bervariasi tingkatannya. Selain itu juga siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret. Maka dari itu guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang cocok untuk siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas agar siswa mampu menerima materi dengan baik.

Pada penelitian ini ada model pembelajaran yang dapat diterapkan pada kelas IV muatan pelajaran Matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL.PBL atau PBM adalah pembelajaran yang akan diarahkan oleh suatu permasalahan sebagai konteks untuk para siswa belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh

(47)

pengetahuan. Pada model pembelajaran ini, guru akan menggunakan media pembelajaran dan memberikan permasalahan pada awal kegiatan pembelajaran, masalah tersebut akan di pecahkan oleh siswa dalam kegiatan belajar. Dalam memecahkan masalah siswa akan di bentuk dalam kelompok untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut. Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari dalam diri siswa adalah minat belajar.

Minat mendorong siswa untuk mencurahkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar tersebut. Jika siswa memiliki minat dalam belajar maka ia akan merasa bahwa belajar itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak sulit dalam memahami materi sehingga ia akan berusaha memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan memiliki rasa senang dalam mengikutinya tanpa ada paksaan dari siapapun. Minat merupakan hal yang paling penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Jika siswa merasa senang dengan suatu mata pelajaran, maka ia akan dengan cepat dan mudah dalam memahami dan mengerti materi yang diberikan oleh guru, karena minat menjadikan siswa cenderung tetap untuk memperhatikan dan mempunyai hubungan yang besar terhadap kegiatan pembelajaran, apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka mereka tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperoleh dari keberhasilan yang sudah di capai oleh siswa

(48)

setelah mengikuti kegiatan belajar. Dengan begitu, siswa dapat mengetahui kemampuan yang dimilikinya dalam mencapai hasil belajar. Dalam hal ini minat sangatlah penting dan diperlukan sebab jika tidak memiliki minat maka tidak ada keinginan untuk mengikuti kegiatan belajar. Dengan adanya minat belajar siswa terhadap muatan pelajaran Matematika akan membantu siswa untuk berusaha memperhatikan dan mengikuti kegiatan belajar. Jika siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan memiliki minat maka akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, sebaliknya apabila siswa mengikuti kegiatan belajar tidak dengan sungguh-sungguh dan tidak memiliki minat maka hasil belajar yang akan di capai rendah.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Hipotesis Nol (ditolak)

Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran Matematika pada kelas IV SDN Karangmloko 1.

b. Hipotesis alternatif (diterima)

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran Matematika pada siswakelas IV SDN Karangmloko 1.

(49)

 

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak mengkaji tentang hubungan minat dengan hasil belajar muatan pelajaran Matematika siswa kelas IV SDN Karangmloko 1, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya (Suharsimi Arikunto, 2006). Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah korelasi. Menurut Yatim Riyanto (1996 : 27), menguraikan bahwa penelitian korelasi adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Tujuan dari penelitian korelasi adalah untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kedua variabel yaitu variabel (X) dan variabel (Y). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan hasil belajar muatan pelajaran Matematika siswa kelas IV SDN Karangmloko 1.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Karangmloko 1 yang beralamatkan di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 8,5, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kab. Sleman, Prov. D.I. Yogyakarta 55581.

(50)

 

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Karangmloko 1, pada semester ganjil, pada tanggal 6 november 2018 dan 9 november 2018 pada tahun pelajaran 2018/2019.

D. Subjek dan Objek 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Karangmloko 1 yang berjumlah 31 siswa. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 18 dan siswa perempuan sebanyak 13.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar siswa pada muatan pelajaran matematika kelas IV dengan menggunakan model PBL.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan untuk dipelajari oleh peneliti sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya dari penelitian tersebut. Menurut Hatch dan Farhady, 1981 menguraikan bahwa secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek yang lain. Variabel penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

(51)

 

Variabel dalam penelitian ini yaitu minat belajar matematika. Minat belajar matematika adalah rasa kertertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada suatu mata pelajaran.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika merupakan keberhasilan siswa setelah menerima proses pembelajaran, hasil belajar akan maksimal apabila selama proses pembelajaran siswa maksimal juga. F. Teknik Pengumpulan data

1. Non tes a. Angket

Menurut Sugiyono (2011:193) Angket (kusioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan menurut Hadjar, 1999:181 (dalam buku Taniredja, 2011:44) mengungkapkan bahwa angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Jadi dengan menggunakan angket ini peneliti dapat mengetahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap dan pendapat yang terdapat pada diri setiap orang.

(52)

 

Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan, pertanyaan atau pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pada pengukuran dan penskoran skala Likert dapat berupa:

SS (sangat setuju) S (setuju)

TS (tidak setuju)

STS (sangat tidak setuju)

Dalam angket ini, peneliti sudah mempersiapkan sejumlah pernyataan sebanyak 20 butir. Pernyataan-pernyataan yang dibuat peneliti dibedakan ke dalam pernyataan positif dan negatif dengan alasan untuk melihat jawaban siswa apakah konsisten atau tidak, angket dalam penelitian ini dibuat berdasarkan group discussion. Item-item pernyataan dan kisi-kisi dari instrumen minat belajar matematika adalah sebagai berikut :

(53)

 

Tabel 3.1 Item Angket

Indikator No. Item Positif Item Negatif

Menunjukkan

ketertarikan belajar pada mata pelajaran Matematika

1. Saya senang mengikuti pelajaran Matematika di kelas.

2.

3.

Saya tidak menyukai mata pelajaran Matematika karena sulit.

Saya lebih suka mengisi waktu libur dengan bermain daripada belajar mata pelajaran Matematika.

Memiliki partisipasi dalam kegiatan belajar

khususnya mata pelajaran Matematika

6. Jika guru mengajukan pertanyaan mengenai mata pelajaran Matematika di kelas,

saya berani untuk menjawab

pertanyaannya.

9.

17.

Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar berkelompok. Saya malu bertanya kepada guru mengenai materi Matematika yang belum dapat dipahami.

Memiliki kemauan diri untuk aktif dalam kegiatan belajar khususnya pada mata

pelajaran Matematika 4.

5.

10.

Saya suka mengerjakan soal-soal Matematika walaupun tidak disuruh oleh guru.

Saya suka membaca bahan bacaan mata pelajaran Matematika. Saya memberikan pendapat ketika 8. 11. 20.

Saya merasa bosan ketika

mengerjakan soal-soal Matematika.

Saya malu ketika guru menyuruh untuk mengerjakan soal Matematika di depan kelas.

Saya putus asa ketika mengalami kesulitan dalam

(54)

 

12.

13.

berdiskusi pada mata pelajaran Matematika. Saya mempelajari materi

mata pelajaran Matematika sebelum diberikan di sekolah. Saya mempelajari kembali di rumah mengenai materi Matematika yang sudah

didiberikan di sekolah.

mengerjakan ulangan mata pelajaran Matematika.

Menunjukkan perhatian terhadap mata pelajaran Matematika

7.

14.

15.

18.

Saya bertanya kepada guru apabila belum paham mengenai materi Matematika.

Saya membuat ringkasan materi mata pelajaran Matematika untuk mempermudah belajar.

Saya mencatat hal-hal penting ketika mengikuti

mata pelajaran Matematika.

Saya memperhatikan dengan sepenuh hati jika ada teman yang maju ke depan untuk menjawab soal-soal mata pelajaran Matematika.

19.

16.

Saya melamun ketika mengikuti pelajaran Matematika.

Saya berbicara dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan materi mata pelajaran Matematika di depan kelas.

(55)

 

Berdasarkan tabel di atas terdapat 4 indikator yang telah dijabarkan menjadi 20 butir pertanyaan. Maka kemudian dapat diketahui sebaran item kuisioner sebagai berikut ini :

Tabel 3.2

Penyebaran Item Instrumen Angket Variabel Penelitian Indikator Butir Soal (+) Butir Soal (-) Jumlah Minat Belajar

Ketertarikan belajar pada mata pelajaran Matematika

1 2,3 3

Partisipasi dalam kegiatan belajar khususnya mata pelajaran Matematika

6 9,17 3

Kemauan diri untuk aktif dala kegiatan belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika

4,5,10,12, 13

8,11,20 8

Perhatian terhadap mata pelajaran Matematika

7,14,15,18 19,16 6

(56)

 

Berdasarkan tabel penyebaran item instrumen minat belajar siswa diatas, maka kemudian dapat diketahui pengukuran skor untuk instrumen minat belajar sebagai berikut ini :

Tabel 3.3

Pengukuran Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor untuk Pernyataan

Positif Negatif Sangat Setuju (ST) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1 4

Berdasarkan tabel pengukuran skala likertdi atas untuk menentukan skor setiap pernyataan item positif dan item negatif. b. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (dalam Sugiyono 2011:196). Sedangkan menurut Nurkancana dan Sumartana, 1986:46 mengungkapkan bahwa observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dalam observasi itu

(57)

 

dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan (dalam Taniredja, 2011:47).

Peneliti menggunakan observasi terstruktur guna untuk mendapatkan gambaran terhadap minat belajar. Menurut Sugiyono (2017:225) observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.

Tabel 3.4 Pedoman Observasi

No Aspek Yang Diamati

1. Ketertarikan belajar pada mata pelajaran Matematika

2. Partisipasi dalam kegiatan belajar khususnya mata pelajaran Matematika

3. Kemauan diri untuk aktif dalam kegiatan belajar khususnya pada mata pelajaran Matematika 4. Perhatian terhadap mata pelajaran Matematika

Berdasarkan tabel di atas terdapat 4 aspek yang diamati oleh peneliti dalam melakukan observasi di kelas IV. Sedangkan untuk hasil observasi terdapat pada lampiran 5.

Gambar

Gambar 2.1 Peta Penelitian Relevan
Tabel 3.1  Item Angket
Tabel 3.4  Pedoman Observasi
Tabel 3.9  Validasi Kuisioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SUAMI DENGAN MOTIVASI IBU DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA (Studi di RW 01 Dusun Dempok Desa Grogol Kecamatan Diwek Jombang)..

Untuk mendapatkan hasil kualitas layanan dapat dilakukan analisis tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan layanan menurut pengguna, analisis

Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan menilai kinerja sistern informasi tentang bagaimana persepsi pengguna tentang Sistem Informasi

Sebagian sudut wahana kurang terawatt dan dimana pengunjung mengalami peningkatan namun tidak sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah dinas pariwisata kota

Tahap perancangan sistem pemantauan suhu pada greenhouse terdiri dari tiga bagian utama antara lain perancangan prototype modul sensor node router (transmitter)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan perkenan-Nya maka penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan kreativitas anak melalui

Suplemen yang ditawarkan di Golds

Kematian ibu juga menjadi tantangan dari waktu ke waktu. Ada berbagai penyebab kematian ini baik penyebab langsung maupun tidak langsung, maupun faktor penyebab yang sebenarnya