Lampiran i
Daftar Sampel Penelitian
NO Kode Nama Perusahaan
1 ANTM PT. Aneka Tambang Tbk 2 BUMI PT. Bumi Resources Tbk 3 BYAN PT. Bayan Resources Tbk
4 CNKO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk 5 CTTH PT. Citatah Tbk
6 MEDC PT. Medco Energi Indonesia Tbk
7 PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 8 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk
Lampiran ii
Data Variabel Current Ratio (CR)
NO Emiten Current Ratio
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 ANTM 7,11 3,82 10,64
2 BUMI 1,06 1,56 1,10
3 BYAN 0,88 0,99 0,64
4 CNKO 0,64 4,68 1,32
5 CTTH 0,98 1,13 1,12
6 MEDC 1,55 1,52 1,61
7 PTBA 4,91 5,79 4,63
8 PGAS 2,47 3,43 5,50
9 PTRO 1,34 0,00 0,94
Lampiran iii Data Variabel Debt Ratio (DR)
NO Emiten Debt Ratio
Lampiran iv Data Variabel Total Asset Turnover (TATO)
No Emiten Total Asset Turnover (TATO)
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
Lampiran v
Data Variabel Return on Asset (ROA)
NO Emiten Return on Asset (ROA)
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 ANTM 0,08 0,19 0,17
2 BUMI 0,06 0,16 0,08
3 BYAN 0,55 11,27 0,18
4 CNKO 0,00 0,08 0,07
5 CTTH 0,08 0,06 0,01
6 MEDC 0,02 0,09 0,08
7 PTBA 0,47 0,30 0,35
8 PGAS 0,00 0,00 0,00
9 PTRO 0,02 0,23 0,18
Lampiran vi
Data Variabel Return on Equity (ROE)
NO Emiten Return on Equity (ROE)
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011
1 ANTM 0,07 0,18 0,18
2 BUMI 0,14 0,19 0,19
3 BYAN 0,06 0,25 0,28
4 CNKO 0,00 0,10 0,11
5 CTTH 0,27 0,17 0,01
6 MEDC 0,03 0,10 0,10
7 PTBA 0,48 0,31 0,38
8 PGAS 0,49 0,41 0,35
9 PTRO 0,02 0,35 0,33
Lampiran vii
Data Variabel Pertumbuhan Laba (PL)
No Emiten Pertumbuhan Laba (PL)
Lampiran viii Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi)
NO TAHUN EMITEN CR DR TATO ROA ROE PL
1 2009 ANTM 7,11 0,19 0,94 0,08 0,07 0,44
2 2009 BUMI 1,06 0,80 0,50 0,06 0,14 0,75
3 2009 BYAN 0,88 0,65 1,09 0,55 0,06 6,58
4 2009 CNKO 0,64 0,25 0,40 0,00 0,00 1,67
5 2009 CTTH 0,98 0,00 0,79 0,08 0,27 4,76
6 2009 MEDC 1,55 0,64 0,33 0,02 0,03 0,07
7 2009 PTBA 4,91 0,28 0,98 0,47 0,48 1,60
8 2009 PGAS 2,47 0,56 0,63 0,00 0,49 9,83
9 2009 PTRO 1,34 0,59 0,88 0,02 0,02 0,01
Lampiran ix Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi)
Lampiran ix (Lanjutan)
NO
Lampiran ix (Lanjutan)
TAHUN EMITEN Ln_CR Ln_DR Ln_TATO Ln_ROA Ln_ROE Ln_PL
Lampiran x Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ln_cr1 30 -4.45 1.93 -.7694 1.48477
ln_dr1 30 -1.75 1.99 -.2560 .77309
ln_tato1 30 -3.85 .75 -1.1967 1.05759
ln_roe1 30 -.34 1.70 .5555 .51402
ln_pl1 30 -3.73 1.55 -.9699 1.47940
ln_roa1 30 -.51 2.72 .9294 .76948
Valid N (listwise) 30
Lampiran xi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardi zed Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 1.17616886 Most Extreme
Differences
Absolute .194
Positive .194
Lampiran xii Hasil Uji Multikolenearitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .882 .627 1.407 .172
ln_cr -.157 .197 -.173 -.797 .433 .595 1.681
ln_dr -.261 .185 -.239 -1.406 .172 .975 1.026
ln_tato -.499 .578 -.204 -.863 .397 .502 1.990
ln_roa .003 .060 .010 .057 .955 .897 1.115
Lampiran xiii
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .570a .324 .184 1.29289 1.986
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Koefisien Determinasi
Hasil Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.271 5 3.854 2.306 .076a
Residual 40.118 24 1.672
Total 59.389 29
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .570a .324 .184 1.29289
Lampiran xiv
Hasil Uji-t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .882 .627 1.407 .172
ln_cr -.157 .197 -.173 -.797 .433 .595 1.681
ln_dr -.261 .185 -.239 -1.406 .172 .975 1.026
ln_tato -.499 .578 -.204 -.863 .397 .502 1.990
ln_roa .003 .060 .010 .057 .955 .897 1.115
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Algifari, 2000, Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, BPFE Yogyakarta
Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar
Yulianto, Salemba Empat, Jakarta.
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan
Keuangan, Andi, Jakarta.
Dennis, Michael, 2006, “Key Financial Rastios for The Credit
Department”, Business Credit, New York, Nov./Dec., Vol.108, Iss.
10; pg. 62, 1 pgs
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis , USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, Jr, 2005. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kedua Belas, Alih Bahasa
oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Salemba Empat, Jakarta .
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lubis, Ade Fatma., Arifin Akhmad, dan Firman Syarif, 2007. Aplikasi
Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik
Penelitian Dengan SPSS, Edisi Pertama, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Sari, Meilina, 2009. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Situmorang, dkk, 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan Program SPSS). USU Press, Medan.
Stice, Earl K, James D. Stice, dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi
Intermediate, Buku Satu, Edisi Kelima Belas, Alih Bahasa Safrida
R. Parulian dan Ahmad Maulana, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.
Susilawaty, 2010. “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tunggal, Amin Widjaja, 2000. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Warsidi dan Agus Pramuka. 2000. “Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba”. Jurnal Akuntansi, Manajemen
dan Ekonomi Vol. 2 No.1
WEBSITE :
Devilatgas, Uji Asumsi Klasik. http:// www.wordpress.com/(09 Mei 2011) Jurnal, Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda. http://
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal. Rancangan penelitian ini adalah penelitian ex post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengamati kembali peristiwa tersebut untuk mengetahui faktor – faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut tanpa ada manipulasi langsung terhadap variabel independen.
3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan melalui website perusahaan pertambangan dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di
3.1.2 Defenisi Operasional dan Batasan Operasional
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari :
a. Current ratio
Current ratio (CR)/ X
1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.
Current ratio = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
b. Debt Ratio
Debt Ratio (DR)/ X2 merupakan rasio yang membandingkan utang
perusahaan dengan total aktiva.
Debt to Equity Ratio = = Total Utang Total Aktiva
c. Total assets turnover
Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur
efisiensi penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.
Total assets turnover = ��������� ����� ℎ
����� ������ ���� −����
e. Return on asset
Return on asset (ROA)/ X4 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
ROA =
f. Return on equity
Return on equity (ROE)/ X5 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham.
ROE = ����������
�������������������������
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung pertumbuhan (selisih) laba dinyatakan sebagai berikut:
Sumber: Data diiolah, penulis 2013
3.1.3 Populasi dan Sampel Penelitian
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kemudian kesimpulannya” (Ridwan & Kuncoro, 2008). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009, 2010, dan 2011 yaitu sebanyak 28 perusahaan pertambangan.
Sampel Menurut Erlina (2011 : 81) “sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
purposive sampling yaitu “pengambilan sampel berdasarkan suatu
No Variabel Simbol Rumus Skala
1 Pertumbuhan Laba Y Laba Operasional Thn t- Laba Operasional t-1 Rasio Laba Operasional Thn t-1
2 Current Ratio X1 Aktiva Lancar Rasio
Kewajiban Lancar
3 Debt Ratio X2 Total Utang Rasio
Total Aktiva
4 Total Assets X3 Penjualan Bersih Rasio
Turnover Total Aktiva Rata-Rata
5 Return on Asset X4 Laba Bersih Rasio
Total Aktiva
6 Return on Equity X5 Laba Bersih Rasio
Total Equitas Pemegang Saham Identifikasi Variabel
kriteria tertentu” (Erlina, 2008 : 83). Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. perusahaan pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011,
2. laporan keuangan periode 2009, 2010, dan 2011 perusahaan tersebut telah diaudit oleh auditor independen,
3. perusahaan pertambangan tersebut memperoleh laba selama periode pengamatan, dan
4. perusahaan pertambangan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode pengamatan.
Sumber: Data diolah, penulis 2013
3.1.4 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sealama periode tahun 2009, 2010 dan 2011. Sumber data diperoleh dariData yang diperoleh adalah data polled yaitu data bentuk gabungan dari data time series dan data cross section.
No Kode Nama Perusahaan Sampel
1 2 3 4
Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
3.1.5 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan dokumentasi penelitian terdahalu sebagai referensi ataupun buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui situs www.bei.co.id untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
3.1.6 Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple
Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan
untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Untuk itu penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
3.1.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005:111) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam metode regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
b. Uji Multi Kolinier
Untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal, yaitu korelasi diantara variabel tidak nol.
c. Uji AutoKorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.
d. Uji Heteroskedastisitas
3.1.6.2Pengujian hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian atas asumsi-asumsi klasik, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas hipotesis 1 (H1) sampai dengan hipotesis 5 (H5).
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.
Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi pertumbuhan laba.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β 4X4 + β5X5 + e
dimana:
Y = pertumbuhan laba α = konstanta
X1 = current ratio
X2 = debt ratio
X3 = total assets turnover
X 4 = return on assets
X5 =return on equity
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang
mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen Ghozali (2005 : 83). Nilai yang digunakan adalah adjusted R2 karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari dua buah.
b. Uji signifikansi simultan
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1ditolak dan
c. Uji signifikansi parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t
hitung dengan ketentuan:
− Jika t
hitung < ttabel pada α 0.05, maka Hiditolak dan
− Jika t
hitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data Penelitian
Sebagaimana kriteria pengambilan sampel, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan – perusahaan pertambangan yang selama periode tahun 2009 sampai dengan 2011. Sampel yang telah ditentukan adalah sebanyak 10 sampel. Perusahaan pertambangan yang menjadi sampel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan
4.1.1 Analisis Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 10 perusahaan.
No Kode Nama Perusahaan
1 ANTM PT. Aneka Tambang Tbk
2 BUMI PT. Bumi Resources Tbk
3 BYAN PT. Bayan Resources Tbk
4 CNKO PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk
5 CTTH PT. Citatah Tbk
6 MEDC PT. Medco Energi International Tbk
7 PTBA PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
8 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara Tbk
9 PTRO PT. Petrosea Tbk
10 TINS PT. Timah Tbk
Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel 3.2 Periode penelitian dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 30(10x3). Analisis data penelitian yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
4.1.1.1Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Nilai minimum, maksimum, mean dan
standard deviation merupakan ukuran penyebaran yaitu yang
memberikan informasi sebagaimana data menyebar. Tabel 4.2
Sumber: Data diolah penulis, 2012
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :
1.93 dan mean (nilai rata-rata) -7694. Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 148.477.
b. Variabel Debt To Equity Ratio (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -1.75, nilai maksimum (terbesar) 1.99 dan mean -2560 (nilai rata-rata).
Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 77309.
c. Variabel Total Assets Turnover (X3) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -3.85, nilai maksimum (terbesar) 75 dan mean 5555 (nilai rata-rata). Standar
Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 51402.
d. Variabel Return On Assets (X4) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -51, nilai maksimum (terbesar) 2,72 dan mean 4294 (nilai rata-rata). Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 76948.
e. Variabel Return On Equity (X5) memiliki sampel (N) sebanyak 30, dengan nilai minimum (terkecil) -34, nilai maksimum (terbesar)1,70 dan mean 5555 (nilai rata-rata). Standar Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 51402.
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik.
4.1.2.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan analisis grafik histogram dan kurva normal probability plot dan anaisis statistik. Analisis statistik dilakukan dengan non parametric
Kolmogorov-Smirnov (KS) dengan membuat hipotesis sebagai
berikut:
H0= Data residual berdistribusi normal
Ha= Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima.
Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi tidak normal karena grafik menceng ke kiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya.
Untuk mengubah grafik histogram agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Pertumbuhan Laba = f(CR, DR, TATO, ROA, ROE) menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_CR, Ln_DR, Ln_TATO, Ln_ROA, Ln_ROE). Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan grafik histogram.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural Grafik Histogram
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2.
Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai
Kolomogorov-Smirnov adalah 1,061 dan signifikan pada 210. Nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data
residual berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean 0
Std. Deviation 1,17616886
Most Extreme Differences Absolute .194
Positive .194
Negative -175
Kolmogorov-Smirnov Z 1.061
Asymp. Sig. (2-tailed) 210
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah penulis, 2012
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Menurut Nugroho (2005: 58) deteksi multikolenaritas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) < 10 maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolenearitas. a. Dependent Variable: ln_pl
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas. Hal tersebut dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai Tolerence atau VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
Tolerence yang lebih besar dari 0,10. Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model penelitian yang baik adalah homoskeditas, yaitu varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain hasilnya tetap. Terdapat beberapa cara untuk untuk mendeteksi adanya heteroskeditas yang menunjukkan bahwa model penelitian kurang layak. Dalam penelitian ini digunakan diagram titik (scatterplot) yang seharusnya titik-titik tersebut tersebar acak agar tidak terdapat heteroskeditas. Adapun hasil uji heteroskeditas dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Dengan melihat grafik scatterplot, terlihat titik-titik menyebar secara acak,serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, dilakukan pengujian
Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.5 Autokorelasi
Pada data penelitian ini, didapatkan nilai DW 1,986 seperti terlihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .570a .324 .184 1.29289 1.986
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 pada Tabel 4.7 nilai DW berada diantara 1,55 sampai dengan 2,46,
< 1
Ada autokorelasi
1,1 - 1,54
Tanpa Kesimpulan
1,55 - 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 - 2,9
Tanpa Kesimpulan
> 2,9
Ada autokorelasi
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi penelitian ini.
4.1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi (R2), uji signifikansi simultan (F test), dan uji signifikansi parsial (t test).
4.1.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 18,4% dan sisanya sebesar 81,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. Faktor-faktor lain tersebut adalah Variabel pengganggu atau e adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variabel moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.
Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1.29289 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Tabel 4.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
4.1.3.2 Uji Signifikansi Simultan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama (simultan).
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,2 - 0,399 Rendah
0,4 - 0,599 Sedang
0,6 - 0,799 Kuat
0,8 - 1 Sangat Kuat
Tabel 4.9 Hasil Uji – f
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.271 5 3.854 2.306 .076a
Residual 40.118 24 1.672
Total 59.389 29
a. Predictors: (Constant), ln_roe, ln_cr, ln_dr, ln_roa, ln_tato b. Dependent Variable: ln_pl
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat Fhitung sebesar
2,306 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,76. Pada tabel terlihat bahwa regression df = 5, total df = 29 berarti jumlah data ada 30 ( di mana df = n-1) sedangkan regression df = 24 berasal dari 29-5. Dengan demikian Ftabeldapat dilihat pada α = 0,05 yaitu sebesar 2,620.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung< Ftabel (2,306
< 2,620) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan
bahwa secara simultan current ratio, debt ratio, total assets turnover,
return on asset, return on equity, tidak mempunyai pengaruh
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
H0= tidak semua variabel independen berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel dependen.
Ha= semua variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung
dengan ttabel dengan ketentuan:
1) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima,
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 16
Y= 0,882 - 0,157X1 - 0,261X2 + 0,499X3 - 0,003X4 + 0,695X5
Keterangan:
1) α sebesar 0,882 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka nilai pertumbuhan laba adalah sebesar 0,882, 2) β1 sebesar -0,157 menunjukkan bahwa setiap penambahan current
ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan
laba sebesar 0,157 dengan asumsi variabel lain tetap,
3) β2 sebesar -0,261 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt
ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan
laba sebesar 0,261 dengan asumsi variabel lain tetap,
4) β3 sebesar -0,499 menunjukkan bahwa setiap penambahan total
assets turnover sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan
pertumbuhan laba sebesar 0,499 dengan asumsi variabel lain tetap, 5) β4 sebesar 0,003 menunjukkan bahwa setiap penambahan return on
asset sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan
laba sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain tetap, dan
6) β5 sebesar 0,695 menunjukkan bahwa setiap penambahan return on
equity sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan
pertumbuhan laba sebesar 0,695 dengan asumsi variabel lain tetap.
Dari hasil pengujian statistik t pada tabel 4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut.
Nilai thitung untuk variabel current ratio adalah sebesar -0,797 dan
α = 5% dan derajat kebebasan (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yaitu sebanyak 30 dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen yang digunakan yaitu sebanyak 6 variabel, maka df = 30 – 6 = 24. Pada taraf signifikan 5%, nilai ttabel diketahui
sebesar 2,064. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai
ttabel (-0,797 < 2,064) dan nilai signifikansi sebesar 0,433 (lebih
besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial current
ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95%.
2) Pengaruh Debt Ratio terhadap Pertumbuhan Laba
Nilai thitung untuk variabel debt ratio adalah sebesar -1,406 dan
α = 5% dan derajat kebebasan (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yaitu sebanyak 30 dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen yang digunakan yaitu sebanyak 6 variabel, maka df = 30 – 6 = 24. Pada taraf signifikan 5%, nilai ttabel diketahui
sebesar 2,064. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai
ttabel (-1,406 < 2,064) dan nilai signifikansi sebesar 0,172 (lebih
besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial debt tidak
3) Pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Nilai thitung untuk variabel total assets turnover adalah sebesar -863
dan ttabel untuk df = N-k (30-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,064.
Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-0,863 <
2,064) dan nilai signifikansi sebesar 0,397 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial tidak total assets turnover
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95%
4) Pengaruh Return On Asset terhadap Pertumbuhan Laba
Nilai thitung untuk variabel return on asset adalah sebesar 0,057 dan
ttabel untuk df = N-k (30-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,064.
Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (0,057<
2,064) dan nilai signifikansi sebesar 0,397 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial return on asset tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95%.
5) Pengaruh Return On Equity terhadap Pertumbuhan Laba
Nilai thitung untuk variabel return on equity adalah sebesar 2,899
dan ttabel untuk df = N-k (30-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,064.
Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (2,899 >
artinya H0 ditolak, bahwa return on equity secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen yaitu current ratio, debt ratio, total assets turnover dan return on
assets tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai
thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel maka kriteria pengambilan
keputusan:
HO diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%
Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat nilai signifikansi current ratio, total
assets turnover, dan return on assets lebih besar dari 0.05 yang memiliki
makna bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Current Ratio secara parsial tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar -0.797 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Hal ini berarti bahwa H1 ditolak atau current ratio tidak
Debt Ratio juga tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial. Hal ini
dapat dilihat dari nilai t hitung total debt ratio yaitu -1,406 dengan nilai signifikansi (-1,406 > 0,05). Hasil penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh Susilawaty (2010). Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilina Sari (2009).
Total assets turnover juga tidak memiliki pengaruh signifikan secara
parsial. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung total assets turnover yaitu -863 dengan nilai signifikansi (-863 > 0,05). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Meilina Sari (2008).
Pada variabel return on asset diperoleh hasil bahwa secara parsial variabel ini tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. dimana hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan nilai thitung adalah
-0,057, sedangkan ttabel adalah 2,064. Sehingga thitung < ttabel (0,397 < 2,064),
maka return on asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Signifikansi penelitian ini juga menunjukkan angka lebih besar dari 0,05 (0,057 > 0,05). Hasil penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh Meilina Sari (2009) dan Susilawaty (2010).
signifikansi debt ratio yang lebih kecil dari 0.05 yang memiliki makna bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil regresi dapat dijelaskan bahwa variabel independen
return on equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Keadaan ini dapat dilihat dari regresi yang menunjukkan bahwa nilai thitung
return on equity sebesar 2,899 lebih besar dari ttabel sebesar 2,064 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.008.
Pengolahan data dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan dengan uji t (parsial) melainkan juga melakukan penelitian dengan menggunakan uji f (simultan). Hasil penelitian yang dilakukan dengan uji f menunjukkan bahwa rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total
Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan Current Ratio, Debt
Ratio,Total Assets Turnover, dan Return On Assetss tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan dari masing masing variabel yang tidak kurang dari 0.05 yaitu Current Ratio sebesar -0,797, Debt Ratio sebesar -1,406, Total Assets
Turnover sebesar -0.863 dan Return On Assets sebesar 0.057,
tetapi sebaliknya variabel lainnya yaitu Return On Equity memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana nilai t hitung 2,899 dan signifikan sebesar 0.008 yaitu kurang dari 0.05.
2. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total assets turnover, return
tingkat kepercayaan 95%. Sehingga rasio keuangan tersebut tidak dapat memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan. Hasil peneltian ini memiliki perbedaan dengan salah satu hasil penelitian terdahulu yang memiliki objek penelitian yang berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan karekteristik usaha dan sektor perusahaan yang dijadikan sampel penelitian.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan pertambangan dengan jumlah seluruh perusahaan sebanyak 28 perusahaan dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 10 perusahaan dengan N observasi sebanyak 30
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2009-2011.
rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian terbatas pada
Current Ratio, Debt Equity Ratio, Total Assets Turnover,
Return On Assets, dan Return On Equity
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dan menggunakan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat menambah periode penelitian, mungkin menjadi lebih panjang ataupun dapat memfokuskan pada periode tertentu atau satu tahun saja. 3. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Laba
Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Jenis-jenis laba yaitu:
a. Laba Kotor, Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 120) laba kotor merupakan “pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.
b. Laba operasi, Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004: 243) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban
operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif
c. Laba sebelum pajak, Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 25) merupakan “laba dari operasi
berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.
d. Laba bersih, Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan “laba dari bisnis perusahaan yang sedang
berjalan setelah bunga dan pajak”.
2.2.2 Pertumbuhan Laba
Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba relatif.
opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi.
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Pertumbuhan laba biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Pertumbuhan Laba = ��������������� ��ℎ���−��������������� ��ℎ���−1
��������������� ��ℎ���−1
Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on
investment) atau penghasilan per saham (earnings per share)”.
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan
setepat-tepatnya sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (IAI,2007 : paragraf 7) yaitu sebagai berikut:
Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Lapiran keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai lapora arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk melihat prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk mengetahui tingkat keuntungan (profitabilitas) sedangkan resiko untuk mengetahui perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula.
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Menurut Wild,
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.”
2.2.5 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2008 : 298) yaitu:
− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model-model prediksi (z-score).
− Rasio menstandarisir size perusahaan.
− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.
− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
2.2.6 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Dennis (2006 : 62) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne (2005 : 204)
Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement/balance sheet ratio). Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Tampubolon (2005: 36) ada dua jenis rasio likuiditas yaitu “current
penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio). Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 4)
Rasio lancar (current ratio) = Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Panjang
Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio lancarnya.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage (rasio utang) menurut Horne (2005 : 209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut Darsono (2005 : 54) rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Ada dua rasio leverage menurut Horne (2005 : 209) yaitu “rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap total aktiva (debt to total assets ratio)”. Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity. Debt to total
assets ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang
perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial
leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena
berdampak pada ketidakpastian harga saham. Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006: 103)
Debt Ratio = ����� �����
����� ������
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Horne (2005 : 212) adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas (cash turnover), rasio perputaran piutang usaha (account receivable turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working
capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover),
dan perputaran total aktiva (total assets turnover). Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets
turnover (TATO). Menurut Darsono dan Ashari (2005: 60) TATO
merupakan “kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini”. Rumus untuk menghitung total assets turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005: 221)
Total Assets Turnover = ��������� ����� ℎ
����������� ���� −����
mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.
Inventory Turnover adalah rasio yang berguna untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada ditangan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa mengetahui likuiditas dari persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Inventory Turnover = ����� ����� ���������
����������
d. Rasio Profitabilitas
operating profit margin (OPM). Rasio profitabilitas yang menjadi
focus peneliti dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), dan return on equity (ROE).
a) Return On Assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung
return on asset menurut Horne dan Wachowicz (2005: 224)
ROA = ���� ����� ℎ
����������� � 100 %
Setiap perusahaan menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya.
b) Return On Equity (ROE)
Return on equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan
dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik karena nilai ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. Rumus untuk menghitung ROE menurut Horne dan Wachowicz (2005: 225)
ROE = ���� ����� ℎ
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu memberikan hasil yang tidak konsisten. Meilina Sari (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. menemukan bahwa rasio perputaran total aktiva (total Assets turnover) tidak berpengaruh secara parsial. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset,
return on equity, dan gross profit margin. Sedangkan variabel dependen
yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan terdapat adanya pengaruh antara current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity, dan gross
profit margin terhadap pertumbuhan laba. Namun secara parsial, penelitian
ini menunjukkan hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Susilawaty (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, dan gross profit margin. Sedangkan variabel
pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap pertumbuhan
laba.
Itasabella (2010) melakukan penelitian mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt ratio, total
assets turnover, return on asset, return on equity. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, return on asset equity, dan
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti
current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset, return on equity,
dan gross profit margin terhadap pertumbuhan laba. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh variabel debt
ratio terhadap pertumbuhan
laba. Variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap
Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, dan gross profit margin terhadap
Secara simultan dan parsial tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, debt
ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity terhadap
pertumbuhan laba.
2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan sebagai masalah penting. Laporan keuangan menjadi dasar perhitungan analisis rasio keuangan untuk berbagai tujuan. Salah satunya yaitu untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. Rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio rasio ini dapat mengambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam membuat keputusan keuangannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari current ratio,
debt ratio, total assets turnover, return on asset, dan return on equity.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Dalam teori analisa rasio keuangan, rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical Relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu
H
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Data diolah penulis, 2013
Untuk dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba maka dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan salah satunya adalah analisis rasio. Semakin tinggi current rasio maka semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba juga mengalami pertumbuhan atau peningkatan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang tinggi
Rasio Keuangan
Pertumbuhan Laba (PL)
Current Ratio (X1)
Debt Ratio (X2)
Total Assets Turnover (X3)
Return On Assets (X4)
menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan jumlah modal pinjaman yang semakin besar bagi perusahaan. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan debt ratio yang tinggi. Sedangkan total assets
turnover sebanding dengan current ratio, semakin tinggi total assets turnover
maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Dan variabel independen terakhir yaitu inventory turnover juga sangat diharapkan oleh manajemen perusahaan mengalami kenaikan (semakin tinggi). Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan secara parsial current ratio, debt ratio, total assets turnover, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan.
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
H2: Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
H3: Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
H4: Return On Assets berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
H5: Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan Pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
H6: Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On Assets,
Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan dalam
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Perusahaan pada umumnya bertujuan memperoleh keuntungan atau laba dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar pengaruhnya terhadap kelangsungan perusahaan. Informasi akuntansi dalam laporan keuangan sangat penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan. Laba perusahaan diharapkan setiap periode akan mengalami kenaikan, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode mendatang. Salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan.
keuangan yang digunakan oleh peneliti adalah current ratio (rasio lancar),
debt ratio (rasio utang), total assets turnover (perputaran total aktiva), return
on asset/ROA (tingkat pengembalian dari aktiva), return on equity/ROE
(tingkat pengembalian dari ekuitas). Peneliti memilih rasio-rasio ini karena peneliti merasa bahwa rasio ini berpengaruh terhadap penurunan dan peningkatan yang tidak stabil terhadap perkiraan-perkiraan tersebut.
Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
(current asset) dengan utang lancar (current liabilities). Debt ratio yaitu
mengukur persentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang.
Total assets turnover sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang
dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Return on asset (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal sendiri yang dimiliki.
Dengan melihat penelitian terdahulu yaitu menurut penelitian Meilina Sari (2009) menunjukkan bahwa rasio keuangan berpengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt ratio, total assets
turnover, return on asset, return on equity, gross profit margin, dan
menggunakan loan to deposit ratio (LDR), debt to equity ratio (DER), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Hasil penelitian Susilawaty dan Itasabella juga menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai pengaruh dalam memprediksi pertumbuhan laba dengan menggunakan current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on asset,
gross profit margin, dan pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian di atas
peneliti tertarik untuk kembali melakukan analisis mengenai rasio keuangan. Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan yang dipilih oleh peneliti karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan pertambangan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. Selain itu, peneliti juga melihat bahwa laporan keuangan dari sebagian besar perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011 menunjukkan penurunan dan peningkatan yang tidak stabil terhadap perkiraan aktiva lancar, total utang, dan laba operasional. Berdasarkan ketidakstabilan perkiraan-perkiraan tersebut, maka peneliti tertarik untuk kembali melakukan analisis rasio keuangan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:
a. Apakah Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
b. Apakah Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
c. Apakah Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
d. Apakah Return On Asset berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
e. Apakah Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perushaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
f. Apakah Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets Turnover, Return On
Assets, Return On Equity secara bersama-sama berpengaruh signifikan
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang disimpulkan oleh peneliti berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Current Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah Debt Ratio berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui apakah Return On Asset berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah Return On Equity berpengaruh signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7. Untuk mengetahui apakah Current Ratio, Debt Ratio, Total Assets