84 53 9 4 30 1600000 1 1,6
85 50 12 3 25 2000000 1 2
86 43 12 4 25 2000000 0 2
87 27 12 2 7.5 1850000 0 1,85
88 27 16 1 5 1750000 0 1,75
89 53 12 5 25 1850000 1 1,85
90 52 12 4 20 2000000 1 2
91 52 12 4 15 1150000 1 1,15
92 60 12 2 10 1700000 0 1,7
93 33 9 3 10 1900000 0 1,9
94 48 12 4 20 2000000 0 2
95 56 12 5 15 1950000 1 1,95
96 23 12 2 8 2000000 0 2
98 47 9 4 20 1800000 0 1,8
99 45 16 2 10 1700000 0 1,7
100 33 9 2 10 1800000 1 1,8
Keterangan :
Lampiran 2. Hasil Regresi SPSS
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Preferensi 2.7640 1.01409 100 Umur(Tahun) 49.3000 8.85746 100 Pendidikan(Tahun) 14.1700 2.61717 100 Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa) 3.7900 1.20013 100 Jumlah Konsumsi(Kg/bulan) 21.6300 8.89888 100 Pendapatan(Rp/bulan) 9.5417E6 8.24501E6 100 Tingkat Kepulenan .6100 .49021 100
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Tingkat Kepulenan
,
Pendapatan(Rp/bu lan), Jumlah Konsumsi(Kg/bula n), Umur(Tahun), Pendidikan(Tahun) , Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa)a
. Enter
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson 1 .867a .753 .737 .52052 2.273 a. Predictors: (Constant), Tingkat Kepulenan , Pendapatan(Rp/bulan), Jumlah
Konsumsi(Kg/bulan), Umur(Tahun), Pendidikan(Tahun), Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa) b. Dependent Variable: Preferensi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 76.613 6 12.769 47.128 .000a
Residual 25.198 93 .271 Total 101.810 99
a. Predictors: (Constant), Tingkat Kepulenan , Pendapatan(Rp/bulan), Jumlah Konsumsi(Kg/bulan), Umur(Tahun), Pendidikan(Tahun), Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa)
b. Dependent Variable: Preferensi
Collinearity Diagnosticsa
a. Dependent Variable: Preferensi
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.3655 3.8007 2.7640 .87970 100 Std. Predicted Value -1.590 1.178 .000 1.000 100 Standard Error of Predicted
Value
.080 .300 .134 .033 100
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Preferensi
N 100
Normal Parametersa,,b Mean 2.7640 Std. Deviation 1.01409 Most Extreme Differences Absolute .221 Positive .184 Negative -.221 Kolmogorov-Smirnov Z 2.214 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Test distribution is Normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .50450031 Most Extreme Differences Absolute .087 Positive .068 Negative -.087 Kolmogorov-Smirnov Z .868 Asymp. Sig. (2-tailed) .438 a. Test distribution is Normal.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, JM ,Widodo A. 2010, Perilaku Konsumen Pada Pembelian Beras Bermerek
di Kabupaten Jember dan faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian Volume 4 nomor 3. Universitas Jember. Jember. Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Arianty, Dewi dan Yana Rohmana, 2012, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi Konsumen Provider Indosat di Perguruan Tinggi Negeri Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Volume 7 nomor 2.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Astawan, Made, 2004. Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami. Cetakan I. Penerbit Tiga Serangkai. Solo.
Astuti, Endang Pudji. 2008. Analisis Preferensi dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Beras di Kecamatan Mulyorejo Surabaya Timur. Skripsi.
Fakultas Pertanian .Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Assael, H., 1992, Consumer Behavior & Marketing Action, Fourth Edition, New York: Kent Publishing Company.
Badan Pusat Statistik, 2015. Rata – rata Pengeluaran per Kapita Sebulan
menurut Kelompok Barang Tahun 2013 – 2014. Publikasi BPS Sumatera
Utara.
__________________, 2015. Medan Dalam Angka. Publikasi BPS Medan. __________________, 2015. Medan Johor Dalam Angka. Publikasi BPS Medan. Bustaman,A.D. 2003. Analisis Integrasi Pasar Beras di Indonesia. Skripsi.
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Bilson, Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Utama. Jakarta
______________. 2003, Membongkar Kotak Hitam Konsumen , Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Drewnowski A & Hann C. 1999. Food preference and reported frequencies of
food consumption as predictors of current diet in young women. The
Engel, James, F, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. 1994. Perilaku
Konsumen. Edisi Keenam. Jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.
Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Kasus: Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan
Herista, M.I.S., 2015, Sikap Dan Preferensi Konsumen Buah Jeruk Lokal Dan
Jeruk Impor (Kasus Kota Bandar Lampung). Thesis. Sekolah Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hasibuan M.S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Khaliqi,
Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo. Jakarta
Mowen, J.C. 1993. Consumer Behaviour. Edisi Ketiga. Terjemahan. Erlangga, Jakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Sanjur, D. 1982. Social and Cultural Perapektifes in Nutrition. Washington DC: Prentice Hall, Inc. New York, USA
Sarumaha,
Konsumen Produk Minyak Goreng Kelapa Sawit Di Kota Medan. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan
Schiffman & Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen (edisi 7). Prentice Hall. Jakarta. Situmorang, Ginting, 2008. Analisis Data Penelitian, USU Press. Medan. Sutrisno, 2007, Manajemen Keuangan, Ekonesia, Yogyakarta.
Selamet, R. 2003. Analisis Proses Keputusan Konsumen dalam Penelitian Beras
dan Strategi Pemasaran Beras. Skripsi. Program Studi Agribisnis. Jurusan
Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi, IPB, Bogor.
Sumardi, M., 2003. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali Jakarta. Jakarta. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemaasaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Supriana, T. 2013. Pengantar Ekonometrika. USU PRESS. Medan.
Supriana, T. 2016. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. USU PRESS. Medan.
Widiyanto, Joko. 2010. SPSS for Windows Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian, BP-FKIP UMS, Surakarta.
Widyasari, A.Z. 2011. Analisis Karakteristik dan Persepsi Konsumen Beras
Kemasan Manufacture Brand Serta Pengaruhnya Terhadap Jumlah Pembelian (Studi Kasus di Giant Botani Square, Bogor). Skripsi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Lokasi penelitian dipilih karena merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbanyak di Kota Medan bagian selatan. Berikut disajikan data banyaknya rumah tangga dan jumlah penduduk di Kota Medan bagian selatan.
Tabel 3. Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga di Kota Medan Bagian Selatan Tahun 2015
No Kecamatan Penduduk
(jiwa)
Jumlah Rumah Tangga (KK)
1 Medan Tuntungan 84.775 19.673
2 Medan Johor 130.414 29.687
3 Medan Amplas 121.362 27.498
8 Medan Polonia 53.369 12.475
9 Medan Baru 40.519 10.968
10 Medan Selayang 104.454 27.440
Kota Medan
2014 2.191.140 502.735
2013 2.135.516 493.366
2012 2.122.804 493.229
Sumber : BPS Kota Medan, 2016
3.2 Metode Penentuan Sampel
Tabel 4. Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk dan Rata-Rata Anggota
Rumah Tangga Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor
Tahun 2015
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, kombinasi antara accidental sampling dan purposive sampling. Pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara purposive berdasarkan tingkat pendapatan. Adapun jumlah rumah tangga di Kecamatan Medan Johor adalah sebanyak 29.687 rumah tangga. Dari jumlah populasi tersebut diambil sampel sebanyak 100 sampel yang tersebar diseluruh wilayah lokasi penelitian. Jumlah sampel diperoleh dari perhitungan menggunakan Metode Slovin (Supriana, 2015) yaitu sebagai berikut :
Dimana :
n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
n = 99,66 → 100 sampel
Pada awalnya dilakukan accidental sampling yaitu sampel yang ditemui akan diwawancara, dan diketahui tingkat pendapatannya. Setelah jumlah sampel untuk kategori pendapatan tertentu terpenuhi, maka akan dicari sampel untuk kategori pendapatan yang lain. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan kategori pendapatannya masing-masing sebanyak 20 orang. Jumlah sampel berdasarkan kategori pendapatannya disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Sampel Menurut Kategori Pendapatan
No Kategori Pendapatan Jumlah Sampel (RT)
1 < Rp 2.500.000 20
2 > Rp 2.500.000 – Rp 6.000.000 20
3 > Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000 20
4 >Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000 20
5 > Rp 15.000.000 20
Total 100
Sumber : Data Primer, Diolah
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada konsumen beras menggunakan kuesioner terstruktur (structured questionnare) sedangkan untuk data sekunder didapat dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh akan ditabulasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif, Analisis Customer Satisfaction Index dan analisis regresi linier berganda. Secara rinci metode analisis data yang digunakan disajikan pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian
No Tujuan Penelitian Metode Analisis
1 Menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras
Analisis Deskriptif 2 Menganalisis preferensi konsumen beras Analisis Customer
Satisfaction Index
3 Menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras
Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber : Data Primer, Diolah
3.4.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005). Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengkaji karakteristik konsumen beras berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
3.4.2 Customer Satisfaction Index (CSI)
1. Menghitung weighting factors (WF)
Perhitungan weighting factors dilakukan dengan mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan atau mean important score (MIS) masing-masing atribut menjadi angka persentase (%) dari total nilai rata-rata tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji.
Rumus yang digunakan adalah: WF =
Keterangan :
WF = Weighting factors MIS = Mean important score I = Atribut ke-i
2. Menghitung Weigted Score (WS)
Perhitungan weigted score dilakukan dengan perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja atau kepuasan atau mean satisfaction score (MSS) masing-masing atribut dengan weighting factors masing-masing atribut.
Rumus yang digunakan adalah:
WS = MSS x WF
Keterangan :
3. Menghitung Weighted Average total (WAT)
Perhitungan weighted average total dilakukan dengan menjumlahkan weigted
score dari semua atribut.
Rumus yang digunakan adalah:
WAT = WS1 + WS2 +….+ WS5
Keterangan :
WAT = Weighted average total WS = Weigted score
4. Menghitung Customer Satisfaction Index (CSI)
Perhitungan customer satisfaction index dilakukan dengan cara membagi
weighted average total (WAT) dengan highest scale (HS) atau skala maksimal
yang digunakan kemudian dikali 100 %. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan :
CSI = Customer satisfaction index WAT = Weighted average total HS = Highest scale
3.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah model regresi yang digunakan untuk menganalsis pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Untuk pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen yaitu umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan terhadap preferensi konsumen beras dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6D+e
Dimana:
Y = Preferensi Konsumen Beras a = Nilai konstanta
b1-b6 = Koefisien regresi
X1 = Umur (Tahun)
X2 = Pendidikan (Tahun)
X3 = Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) X4 = Jumlah Konsumsi (Kg/bulan)
X5 = Pendapatan Rumah Tangga (Rp/tahun) D = Tingkat Kepulenan
Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana variabel bebas dapat merubah variabel terikat dalam suatu hubungan (Supriana, 2013).
Nilai koefisien determinasi (R2) berkisar antara 0 < R2 < 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R2 yang semakin tinggi (mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat, demikian pula sebaliknya.
2. Uji Serempak (Uji F - Statistik)
Uji F adalah uji secara serempak (simultan) signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Artinya semua variabel X secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak.
Kriteria pengujian:
Jika sig. F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika H0 diterima artinya semua variabel X secara serempak tidak berpengaruh
nyata terhadap Y. Jika H1 diterima artinya semua variabel X secara serempak
berpengaruh nyata terhadap Y.
3. Uji Parsial (Uji t Statistik)
Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf signifikansi (α) yang
digunakan dalam ilmu sosial adalah 5%
Kriteria Pengujian:
Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika H0 diterima artinya semua variabel X secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap Y.
Jika H1 diterima artinya semua variabel X secara parsial berpengaruh nyata
terhadap Y.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Pada prinsipnya model regresi linier yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan Estimator). Ada empat uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi.
Sig.KS > 0,05 = Data berdistribusi normal Sig.KS ≤ 0,05 = Data tidak berdistribusi normal
2. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari tolerance dan VIF (Variance Inlaction Factor).
Kriteria nilai uji yang digunakan yakni:
1. Jika nilai VIF < 10, dan tolerance > 0,1 maka model tidak mengalami multikolinieritas
2. Jika nilai VIF ≥ 10, dan tolerance ≤ 0,1 maka model mengalami multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi ialah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time
series. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi
adalah dengan melihat pola hubungan antara residual dan variabel bebas . metode yang digunakan adalah uji Durbin – Watson (Uji dw).
Kriteria nilai uji yang digunakan yakni:
1. d <dL : ada autokorelasi positif.
2. dL ≤ d ≤ du : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa.
3. du ≤ d ≤ 4 – du : tidak ada autokorelasi.
4. – du ≤ d ≤ 4 – du : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa. 5. d > 4 – dL : ada autokorelasi negatif.
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
3.5.1 Defenisi
1. Beras adalah makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat di daerah penelitian.
2. Konsumen beras adalah populasi dari sampel/responden yang akan diteliti. 3. Karakteristik sosial ekonomi konsumen adalah variabel data responden
tentang umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan.
4. Umur adalah umur responden pada saat diwawancarai yang dihitung dengan satuan tahun.
5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan responden yang dihitung dengan dalam satuan tahun.
6. Jumlah anggota keluarga adalah banyanya jumlah anggota keluarga dengan rumah tangga responden yang dihitung dalam satuan jiwa.
7. Jumlah konsumsi adalah banyaknya beras atau nasi yang dikonsumsi responden yang dihitung dalam satuan kilogram.
8. Pendapatan adalah seluruh jumlah pendapatan dalam rumah tangga responden yang dihitung dengan satuan rupiah.
9. Tingkat Kepulenan adalah kepulenan beras yang dikonsumsi responden. 10.Preferensi konsumen dalam membeli beras adalah acuan atau
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
2. Sampel penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Johor.
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Luas dan Letak Geografis
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan yang secara administratif berada di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Johor memiliki luas 16,96 km² atau sekitar 6,39 % dari luas total Kota Medan. Secara umum tofografi wilayah Kecamatan Medan Johor adalah dataran dan tidak ada yang berbatasan dengan laut dimana ketinggian wilayahnya berada pada ketinggian 34 – 49 meter diatas permukaan laut.
Secara Geografis, Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, Kecamatan Medan Amplas disebelah timur dan berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan di sebelah barat.
Kecamatan Medan Johor terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kwala Berkala, Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Suka Maju dan Kelurahan Pangkalan Masyhur. Kelurahan Kwala Berkala memiliki wilayah terluas yaitu 5,5 km2 sedangkan Kelurahan Kedai Durian adalah kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu 0,98 km2.
4.1.2 Keadaan Penduduk
penduduk paling banyak berada di Kelurahan Kwala Berkala yaitu sebanyak 34.210 jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di Kelurahan Kedai Durian yaitu sebanyak 6.989 jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015.
Kelurahan
Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)
Laki-Laki (Jiwa) Perempuan
(Jiwa)
Kwala Berkala 16.489 17.721 34.210
Gedung Johor 11.915 12.306 24.221
Kedai Durian 3.547 3.442 6.989
Suka Maju 5.018 5.142 10.160
Titi Kuning 10.933 11.084 22.017
Pangkalan Masyhur 16.485 16.332 32.817
Jumlah 64.387 66.027 130.414
Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2016
Jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Medan Johor terdiri dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, TNI/POLRI, petani, pedagang, pensiunan dan wiraswasta.
Tabel 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015
Pekerjaan Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil 3.868 8,18
Pegawai Swasta 13.213 27,94
TNI / POLRI 630 1,33
Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2015
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Di Kecamatan Medan Johor terdapat beberapa sarana dan prasarana yang meliputi sekolah, fasilitas kesehatan, tempat perbelanjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
Sekolah
Sumber : BPS, Medan Johor Dalam Angka, 2015
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Medan Johor dapat dikatakan cukup lengkap. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya sekolah, fasilitas kesehatan dan tempat perbelanjaan di Kecamatan Medan Johor.
4.2 Karakteristik Umum Sampel
Karakteristik sosial ekonomi responden dilihat dari umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan.
4.3 Deskripsi Variabel
4.3.1 Umur
Dalam penelitian ini umur responden dibagi dalam beberapa range, yaitu umur 20 – 29 tahun, umur 30 – 39 tahun, umur 40 – 49 tahun, umur 50 – 59 tahun, umur 60 – 69 tahun dan umur 70 – 79 tahun.
4.3.2 Pendidikan
Dalam penelitian ini variabel pendidikan responden dibagi dalam beberapa kelompok pendidikan yaitu SMP (9 tahun), SMA (12 tahun), D2 (14 Tahun), D3 (15 Tahun), S1 (16 Tahun), S2 (18 Tahun), S3 (21 Tahun).
4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga
Dalam penelitian ini variabel jumlah anggota keluarga responden dibagi dalam beberapa range, yaitu jumlah anggota keluarga 1-3 jiwa, 4-6 jiwa dan 7-9 jiwa.
4.3.4 Jumlah Konsumsi
4.3.5 Pendapatan Rumah Tangga
Dalam penelitian ini yang dilihat adalah jumlah pendapatan rumah tangga yang paling besar, pendapatan rumah tangga paling sedikit dan pendapataan rata-rata dari seluruh responden.
4.3.6 Tingkat Kepulenan
Dalam penelitian ini variabel tingkat kepulenan adalah sebagai dummy, dan dibagi dalam 2 kategori yaitu pulen dan tidak pulen.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Konsumen Beras di Kecamatan Medan Johor
Dari 100 kuesioner yang disebar dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor. Karakteristik sosial ekonomi konsumen yang dianalisis meliputi umur, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan.
5.1.1 Umur
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umur konsumen berkisar antara 20-79 tahun, kemudian dibagi berdasarkan jenjang usia responden sebagai berikut:
Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur
Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
20 – 29 5 5,00
30 – 39 7 7,00
40 – 49 29 29,00
50 – 59 50 50,00
60 – 69 8 8,00
70 – 79 1 1,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data Primer, Diolah
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumen beras paling banyak berumur antara 50-59 tahun dengan jumlah konsumen sebanyak 50 orang atau 50.00 % dari total konsumen.
5.1.2. Pendidikan
Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan
Umur (Tahun) Jumlah (KK) Persentase (%)
9 7 7,00
Sumber : Data Primer, Diolah
Hasil penelitian menunjukan bahwa masa pendidikan konsumen beras paling banyak yaitu selama 16 tahun (S1) dengan jumlah konsumen sebanyak 46 orang atau 46,00 % dari total konsumen.
5.1.3 Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah terbanyak anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 7 orang, sedangkan jumlah terendah anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 1 orang, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah adalah 3 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota Keluarga
(Jiwa) Jumlah (KK) Persentase (%)
1 – 3 35 35,00
4 – 6 64 64,00
7 – 9 1 1,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data Primer, Diolah
5.1.5. Jumlah Konsumsi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah konsumsi responden paling tinggi yaitu 45 kg/ bulan dan untuk jumlah konsumsi paling rendah yaitu 5 kg/bulan.
Tabel 13. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Konsumsi
Jumlah Konsumsi (Kg/Bulan) Jumlah (KK) Persentase (%)
1 – 15 34 34,00
16 - 30 56 56,00
31 – 45 10 10,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data Primer, Diolah
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar konsumen beras mengkonsumsi beras antara 16-30 Kg/bulan dengan jumlah konsumen sebanyak 56 orang atau 56,00 % dari total konsumen.
5.1.5 Pendapatan Rumah Tangga
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendapatan rumah tangga responden menurut kategori pendapatan yang telah dibuat. Kemudian diketahuilah pendapatan tertinggi, pendapatan terendah dan rata-rata pendapatan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga
Kategori Pendapatan Jumlah (Rp)
Pendapatan Terendah 1.150.000
Pendapatan Tertinggi 47.000.000
Pendapatan Rata-Rata 9.541.700
Sumber : Data Primer, Diolah
5.1.6. Tingkat Kepulenan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat kepulenan beras yang dipilih responden.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepulenan
Tingkat Kepulenan Jumlah (KK) Persentase (%)
Pulen 61 61,00
Tidak Pulen 39 39,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data Primer, Diolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 61 responden memilih beras yang pulen dan sebanyak 39 responden memilih beras yang tidak pulen.
5.2 Preferensi Konsumen Beras di Kecamatan Medan Johor
Berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai atribut-atribut beras menggunakan metode Customer Satisfaction Index.
Tabel 16. Perhitungan Nilai CSI
Atribut Ʃ Yi MIS WF WS
Bentuk Beras 463 4,630 0,068 0,289
Derajat Putih 444 4,440 0,065 0,277
Beras Kepala 415 4,150 0,061 0,259
Beras Pecah 327 3,270 0,048 0,204
Menir 312 3,120 0,046 0,195
Panjang 358 3,580 0,052 0,224
Bulat Lonjong 368 3,680 0,054 0,230
Kepulenan 519 5,190 0,076 0,324
Aroma Nasi 488 4,880 0,071 0,305
Daya Tahan 511 5,110 0,075 0,319
Harga 514 5,140 0,075 0,321
Mudah Didapat 507 5,070 0,074 0,317
Kebiasaan 469 4,690 0,069 0,293
Prestise 248 2,480 0,036 0,155
Lebih Mengenyangkan 431 4,310 0,063 0,269
Mudah Diolah 463 4,630 0,068 0,289
ƩMIS = 68,370 ƩWS = 4,273
Rata-rata MIS = 4,273
Atribut yang mendapatkan angka terbesar merupakan atribut yang sangat mempengaruhi konsumen dalam memilih beras yang akan dikonsumsi.. Nilai rata-rata tingkat penilaian kinerja atribut beras menggambarkan kepuasan konsumen. Dalam penelitian ini, preferensi konsumen terhadap beras ditinjau dari tingkat kepentingan 16 atribut beras.
Berdasarkan perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) pada Tabel 16, dari kepulenan menjadi preferensi konsumen beras dalam membeli beras karena mendapat nilai paling besar dibandingkan dengan atribu-atribut lain dan kepuasan total konsumen yang telah terpenuhi oleh atribut-atribut beras yang berada dalam penelitian ini sebesar 71,216 persen. Sisanya belum terpuaskan oleh kinerja atribut-atribut beras yang selama ini dikonsumsi.
5.3 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras
Sebelum dilakukan estimasi dilakukan pengujian untuk memenuhi asumsi Regresi Linier Berganda yaitu:
a. Uji Normalitas
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .09425506
Most Extreme Differences Absolute .096
Positive .070
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .961
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil estimasi menunjukkan nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov, diperoleh signifikansi sebesar 0,314 (> 0,05) yang artinya data terdistribusi normal.
b. Uji Gejala Multikolinieritas
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .199 .082 2.416 .018
Umur(Tahun) .001 .001 .067 1.219 .226 .849 1.178
Pendidikan(Tahun) .005 .004 .069 1.133 .260 .703 1.422
Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa)
-.023 .011 -.146 -2.064 .042 .518 1.930
Jumlah
Konsumsi(Kg/bulan)
.003 .002 .133 1.867 .065 .511 1.957
Pendapatan Rumah Tangga(Rp/bulan)
6.338E-10
.000 .027 .462 .645 .747 1.339
Tingkat Kepulenan .323 .021 .82615.179 .000 .878 1.139
a. Dependent Variable: Preferensi konsumen beras
Setelah melihat tabel Coefficient terdapat nilai VIF untuk masing-masing variabel mempunyai nilai < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa gejala multikolinearitas tidak terdapat dalam persamaan ini.
c. Uji Gejala Heterokedastisitas
Tabel 19. Hasil Uji Heterokedastisitas
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.324 6 4.221 .980 .443a
Residual 400.562 93 4.307
a. Predictors: (Constant), Tingkat Kepulenan , Pendapatan(Rp/bulan), Jumlah Konsumsi(Kg/bulan), Umur(Tahun), Pendidikan(Tahun), Jumlah Anggota Keluarga(Jiwa)
b. Dependent Variable: Lnei2
Setelah melakukan metoda grafik dan uji Park untuk menguji heterokedastisitas maka didapat disimpulkan bahwa gejala heterokedastis tidak terdapat dalam persamaan ini, dimana bentuk dari grafiknya tidak menunjukkan pola tertentu dan nilai signifikansi dari variabel 0,443 > 0,05.
d. Uji Autokeorelasi
Tabel 20. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Umur (Tahun), Pendidikan (Tahun), Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa), Jumlah Konsumsi(Kg/bulan), Pendapatan Rumah Tangga (Rp/bulan), Tingkat Kepulenan
b. Dependent Variable: Preferensi Konsumen Beras
Setelah melakukan uji Durbin Watson, diperoleh du ≤ d ≤ 4 – du yakni 1,80 ≤ 2,20 ≤ 2,20 yang artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif atau kecenderungannya ρ = 0.
Tabel 21. Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras
No Variabel Koef. Regresi Sig.
1 Konstanta 0,213 0,014
2 Umur 0,001 0,353
3 Pendidikan 0,004 0,323
4 Jumlah Anggota Keluarga -0,023 0,049
5 Jumlah Konsumsi 0,003 0,054
6 Pendapatan Rumah tangga 7,714-10 0,580
7 Tingkat Kepulenan 0,322 0,000
R Square 0,752
Sumber : Data Primer, Diolah
Dari Tabel 21 dapat diperoleh persamaan :
Y = 0,213 + 0,001X1 + 0,004X2 + 0,023X3 – 0,003X4 + 0,00000000077X5
+ 0,322D1
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yang diperoleh adalah sebesar 0,752. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 75,2 % variabel bebas (umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan) berpengaruh terhadap variabel terikat preferensi konsumen beras. Sedangkan sisanya 24,8 % dipengaruhi oleh variabel bebas atau faktor lain yang belum dimasukkan ke dalam model.
Dari tabel Anova pada lampiran, diperoleh signifikansi F adalah sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
variabel bebas (umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat preferensi konsumen beras
Secara parsial variabel bebas tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada yang tidak berpengaruh nyata. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t umur (X1) adalah sebesar 0,353 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas umur secara parsial tidak berpengaruh
nyata terhadap preferensi. Angka 0,001 menunjukkan besarnya koefisien regresi X1. Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap adanya penambahan umur 1 tahun, maka akan terjadi penambahan preferensi sebesar 0,001.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t pendidikan (X2) adalah
sebesar 0,323 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti variabel bebas pendidikan secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap preferensi. Angka 0,004 menunjukkan besarnya koefisien regresi X2.
Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan tingkat pendidikan, maka akan terjadi penambahan preferensi sebesar 0,004.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t jumlah anggota keluarga (X3) adalah sebesar 0,049 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1
berpengaruh nyata terhadap preferensi. Angka 0,023 menunjukkan besarnya koefisien regresi X3. Nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar -0,023. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan jumlah anggota keluarga maka akan terjadi penururnan preferensi sebesar 0,023.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t jumlah konsumsi (X4)
adalah sebesar 0,054 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak, yang berarti variabel bebas jumlah konsumsi secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap preferensi. Angka 0,003 menunjukkan besarnya koefisien regresi X4. Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,003. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan jumlah konsumsi, maka akan terjadi penambahan preferensi sebesar 0,003.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t pendapatan rumah tangga (X5) adalah sebesar 0,580 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan
H1 ditolak, yang berarti variabel bebas pendapatan secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap preferensi. Angka 0,00000000077 menunjukkan besarnya koefisien regresi X5. Nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar
0,00000000077. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan pendapatan, maka akan terjadi penambahan preferensi sebesar 0,00000000077.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi t tingkat kepulenan (D1)
adalah sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Konsumen beras di Kecamatan Medan Johor memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda-beda dilihat dari, umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan.
2. Dari sisi preferensi, konsumen beras di Kecamatan Medan Johor cenderung mengkonsumsi beras yang pulen.
3. Karakteristik sosial ekonomi konsumen yaitu umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi, pendapatan rumah tangga dan tingkat kepulenan berpengaruh nyata secara serempak terhadap preferensi konsumen beras. Secara parsial jumlah anggota keluarga dan tingkat kepulenan yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap preferensi konsumen beras, sedangkan umur, pendidikan, jumlah konsumsi dan pendapatan rumah tangga tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap preferensi konsumen beras.
6.3 Saran
1. Kepada pemerintah :
2. Kepada produsen atau pengusaha beras :
Agar lebih cermat dalam memilih jenis dan kualitas beras yang akan diproduksi/dipasarkan.
3. Kepada peneliti selanjutnya :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Karakteristik Beras
Beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004).
Sifat-sifat fisikokimia beras sangat menentukan mutu tanak dan mutu rasa nasi yang dihasilkan. Lebih khusus lagi, mutu ditentukan oleh kandungan amilosa, kandungan protein, dan kandungan lemak. Pengaruh lemak terutama muncul setelah gabah atau beras disimpan. Kerusakan lemak mengakibatkan penurunan mutu beras (Haryadi, 2006).
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras digolongkan menjadi 4 golongan,yaitu beras beramilosa tinggi (25-33 persen), beras beramilosa sedang (20-25 persen), beras beramilosa rendah (9-20 persen) dan beras dengan kadar amilosa sangat rendah (2-9 persen). Pada indika, kandungan amilosa sedang sampai tinggi, sedangkan pada japonika kandungan amilosa rendah sampai sedang.
Beras akan mengalami perubahan aroma dan rasa khususnya, jika disimpan pada suhu di atasd 150 C. Setelah 3 – 4 bulan disimpan, akan terjadi perubahan rasa dan aroma Semakin lama disimpan, semakin menurun rasa dan aroma nasinya. (Haryadi, 2006).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Konsumen dan Karakteristik Konsumen
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, konsumen didefinisikan sebagai setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah biaya. Tujuan utama dari mengkonsumsi barang dan jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan dan diukur sebagai kepuasan yang diperoleh. Besarnya kepuasan konsumen diukur dari sejumlah nilai yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang dan jasa terhadap biaya yang dikeluarkan (Kotler, 2000).
kelamin, agama, suku bangsa, status pernikahan, tempat tinggal, ukuran keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Perbedaan kondisi demografi konsumen akan mempengaruhi konsumsi produk dan jasa, yaitu mengakibatkan perbedaan kebutuhan, selera dan kesukaan terhadap merek. Pemasar perlu mengetahui dengan pasti variabel demografi yang dijadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.
Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2003) meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, serta karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak mengenai produk akan memiliki informasi yang besar terhadap produk tersebut, sehingga konsumen cenderung tidak termotivasi untuk mencari informasi karena konsumen merasa cukup terhadap pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam megambil keputusan. Kepribadian konsumen akan berpengaruh pada motivasi konsumen dalam mencari informasi terhadap produk.
2.2.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen
Konsumen memiliki karakteristik sosial ekonomi yang berbeda-beda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain, dimana karakteristik sosial ekonomi tersebut mempengaruhi keputusan dan perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa.
1. Umur
Umur sangat penting dalam menentukan pola konsumsi suatu masyarakat, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi pangan yang berbeda juga. Perbedaan umur juga akan mengakibatkan perbedaan selera terhadap suatu jenis pangan.
2. Tingkat pendidikan
Konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi dan mengakibatkan konsumen lebih selektif dalam memilih jenis pangan yang akan dikonsumsi. Pendidikan yang berbeda juga akan menyebabkan perbedaan dalam memilih jenis pangan dan juga perbedaan selera. Pendidikan yang rendah akan mencerminkan jenis pekerjaan dan pendapatan serta daya beli konsumen yang rendah sehingga konsumen dengan pendidikan rendah cenderung tidak memperhatikan jenis pangan yang hendak dikonsumsi.
3. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga atau rumah tangga akan menentukan jumlah dan pola konsumsi pangan rumah tangga tersebut. Rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih banyak akan membeli dan mengkonsumsi pangan lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit.
4. Pendapatan Rumah Tangga
menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Karena alasan inilah produsen perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya (Sumarwan, 2004). Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berpikir yang lebih baik.
Jumlah pendapatan juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan dari konsumen itu sendiri. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengidentifikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seseorang semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan (Hasibuan, 2011).
2.2.3 Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Assael (1992) membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi.
a. Pengalaman yang diperolehnya
Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk dan merasakan kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya, maka konsumen akan terus-menerus menggunakan produk tersebut.
b. Kepercayaan turun-temurun
Kepercayaan ini dikarenakan kebiasaan dari keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena manfaat dalam pemakaian produk tersebut, sehingga konsumen memperoleh kepuasan dan manfaat dari produk tersebut.
Menurut Sanjur (1982), preferensi terbentuk dari persepsi suatu produk. Preferensi adalah derajat kesukaan, pilihan, atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Menurut Suhardjo (1989), jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi selain dipengaruhi oleh hasil budaya setempat, juga dipengaruhi oleh preferensi terhadap makanan tersebut.
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk. Atribut fisik yang ditampilkan pada suatu produk dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk.
disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam kelompok konsumen yang berbeda (Kotler, 2000).
Setiap individu memiliki preferensi dalam menentukan berbagai pilihan untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam melakukan pemenuhan kebutuhan, konsumen pasti
memiliki kendala-kendala yang dihadapinya seperti pendapatan yang dimiliki, waktu,
selera, dan kendala lainnya ( Aryanti dan Yana, 2012) .
Preferensi pangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti pengalaman seseorang, pengaruh budaya, dan manfaat kesehatan yang dirasakan. Rasa dan aroma tidak dapat dibantah menjadi penentu utama apakah makanan disukai atau tidak disukai. Perbedaan individu pada persepsi pahit, manis, asin, atau asam dapat mempengaruhi kebiasaan makan, dimana dapat berpengaruh pada status gizi dan resiko penyakit kronis. Aroma juga penentu penting persepsi bermacam-macam aroma, dan keanekaragaman penciuman dapat mempengaruhi preferensi pangan (El-Sohemy 2009).
Penelitian Drewnowski & Hann (1999) menyatakan bahwa variabel demografi memiliki pengaruh terhadap preferensi pangan termasuk umur, jenis kelamin, status kesehatan, suku, pendidikan, dan pendapatan.
Selain itu, faktor lingkungan yang mempengaruhi preferensi pangan termasuk musim, lokasi geografis, suku, mobilitas, dan tingkat urbanisasi.
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian Metode Pengambilan
Sampel dan Populasi
Metode sampel adalah metode proportional accidental sampling, yaitu dengan melakukan
penelusuran terhadap konsumen yang membeli bakso bakar berdasarkan tempat membelinya dengan penentuan sampel yang proportional dan bakso bakar di Kecamatan Medan Tembung adalah perempuan,berusia
antara 13-15 tahun.
Hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan konsumen dari sisi frekuensi pembelian dan jumlah pembelian dengan uji korelasi Rank Spearman pada signifikansi 95%, hasilnya menunjukkan bahwa umur dan tingkat pendidikan konsumen berhubungan secara signifikan dengan
frekuensi pembelian,
sedangkan pendapatan konsumen tidak ada hubungan yang signifikan.
Preferensi konsumen terhadap atribut produk bakso bakar yang paling disukai adalah bakso bakar yang berasa pedas manis, berjenis bakso bakar lapis kulit tahu, berbentuk kotak
Sikap Dan Preferensi Konsumen Buah
Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah sampel tanpa
Metode
pengolahan dan analisis data
Hasil analisis menunjukkan responden
Jeruk Lokal Dan saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti ketika jeruk lokal. Atribut yang menjadi kesukaan atau pilihan responen lebih mengarah ke jeruk lokal. Berdasarkan analisis, preferensi konsumen buah jeruk di
Bandar lampung mengarah pada buah
yang rasanya manis, berukuran sedang, warnanya hijau kekuningan,
mengandung banyak air, tidak berbiji dan berada di selang harga Rp 25 000- Rp 35 000
Metode pengukuran sampel yang dilakukan di daerah penelitian ini
adalah purposive
sampling yaitu dengan
memilih konsumen yang membeli produk
minyak goreng kemasan di lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode
Accidentalyaitu
metode pengambilan sampel dengan memilih siapa
yang kebetulan ada/ dijumpai dilokasi berfokus pada hasil stimuli kombinasi terbaik berdasarkan nilai kegunaan dari perhitungan yang di dapat, dan tingkat kepentingan atribut di dalamnya.
Hasil kombinasi terbaik
diperoleh yakni kombinasi kejernihan minyak yang bening, warna minyak kuning keemasan, proses pemanasan minyak cepat panas, proses penirisan minyak cepat tiris,
2.4 Kerangka Pemikiran
beras rata rata perkapita di Kota Medan sebesar 134 kg/kapita bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi beras rata rata nasional sebesar 114 kg/kapita, data ini diperoleh berdasarkan data BPS/Kemendag. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dimana rata-rata konsumsi beras per kapita dalam rumah tangga adalah 87,63 kg/tahun atau 240 gr/hari. Data takaran neraca beras Kementan menyatakan bahwa konsumsi beras sebesar 124 kg/tahun atau 340 gr/hari. Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik dimana rata-rata konsumsi beras tingkat nasional dapat mencapai sekitar 27 juta ton.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Menyatakan Pengaruh Jumlah Anggota
Keluarga
Jumlah Konsumsi
Preferensi Konsumen Beras Pendidikan
Pendapatan
Rumah Tangga
2.5 Hipotesis Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia. Hal ini mengingat hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Itu sebabnya Indonesia merupakan konsumen pangan dengan bahan pangan beras terbesar. Selain itu, beras sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia karena lebih dari 60 % penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani penghasil beras. Dengan demikian beras tidak hanya dibutuhkan untuk dikonsumsi tetapi juga merupakan sumber pendapatan dan penyerapan tenaga kerja ( Aji dan Widodo, 2010 ).
Menurut Sutrisno (2000) dalam Selamet (2003), segmen konsumen beras berbeda antara konsumen dengan pendapatan atas, menengah dan bawah. Namun secara umum sekitar 60% preferensi masyarakat masih memilih beras yang murah dengan kualitas yang rendah sampai sedang, sementara sisanya sekitar 40% memilih beras dengan kualitas yang bagus.
Tabel 1. Rata - Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah) tahun 2013-2014
Kelompok Sayur-sayuran 34.873 38.203 36.564 33.402 33.902 33.656 Kacang-kacangan 5.354 5.574 5.466 7.054 5.644 6.338 Jumlah Makanan 363.478 363.252 363.363 416.319 382.056 398.932 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk kelompok barang padi-padian.
Tingginya konsumsi padi dapat dikatakan sebagai gambaran tingkat konsumsi beras. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya konsumsi beras yaitu jumlah penduduk yang semakin meningkat. Selain jumlah penduduk, faktor yang mempengaruhi konsumsi beras adalah budaya dalam masyarakat yaitu belum makan jika belum mengkonsumsi nasi, meskipun kebutuhan karbohidratnya telah terpenuhi dari makanan lain.
Menurut Sutrisno (2007), kebutuhan konsumen beras berbeda antar konsumen, dimana kebutuhan konsumen tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dari masing masing konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pendapatan, umur, kondisi kesehatan, status, pekerjaan, dan sebagainya. Adanya perbedaan karakteristik tersebut akan bepengaruh juga terhadap preferensi konsumen beras.
Preferensi merupakan motif atau alasan konsumen untuk berperilaku membeli, dimana preferensi konsumen akan menggambarkan bagaimana seorang konsumen dapat membandingkan kelompok-kelompok item yang berbeda yang tersedia untuk dibeli.
Perilaku dan prefrensi konsumen dalam pembelian bahan pangan termasuk beras berkembang seiring kemajuan tersebut. Peningkatan pendapatan masyarakat mengakibatkan peningkatan tuntutan terhadap mutu. Di sisi lain, perubahan demografi seperti tingkat pendidikan, tingkat urbanisasi, dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita disertai kemajuan transportasi dan komunikasi saat ini, mempengaruhi preferensi konsumen. Konsumen lebih menekankan pada keseimbangan mutu, gizi, dan estetika. Sedangkan meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita, khususnya daerah perkotaan mendorong konsumen memilih bahan pangan yang dikemas sedemikian rupa sehingga mereka merasa nyaman dalam berbelanja, mudah dimasak, dan mudah menyiapkannya.
Keanekaragaman varietas tersebut juga memberi keragaman sifat dan mutu beras yang dihasilkan. Peningkatan produksi untuk memenuhi pasaran menyebabkan konsumen lebih leluasa memilih mutu beras yang dikehendaki (Damardjati, 1982 dalam Ambarinanti, 2007). Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis beras, kemasan, harga, rasa, dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh lingkungan budaya, kelas sosial, daya beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal ini menuntut para produsen untuk menyediakan produk beras yang sesuai dengan keinginan konsumen, khususnya segmen pasar yang dituju.
menghasilkan beras yang sesuai dengan harapan konsumen, langkah awal yang harus diperhatikan produsen adalah pengetahuan mengenai perilaku konsumen. Pengetahuan mengenai preferensi perlu dilakukan agar setiap keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan harapan konsumen, mengingat semua keputusan konsumsi ada ditangan konsumen. Sedangkan pengetahuan mengenai kepuasan konsumen perlu diketahui agar dapat ditingkatkan kinerja produk yang dinilai konsumen masih kurang memuaskan.
Dengan demikian, perlunya meneliti sikap dan prefensi konsumen yang dapat dijadikan sebagai informasi pasar yang penting bagi sektor agribisnis sebagai masukan untuk rencana peningkatan potensi ekonomis dan pemasaran beras dengan baik khususnya di Kecamatan Medan Johor Kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
2. Bagaimana preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
2. Untuk menganalisis preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor. 3. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen
terhadap preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun mannfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi produsen dan pengusaha beras dalam menjalankan usaha berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan preferensi konsumen terhadap atribut beras.
2. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan perberasan.
3. Sebagai sumber referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komoditas beras.
ABSTRAK
Gomal P. Munte (120304052) dengan judul skripsi “Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras (studi kasus : Kecamatan Medan Johor) ” di bawah bimbingan ibu Dr. Ir. Tavi
Supriana, M.S sebagi ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor, menganalisis preferensi konsumen beras dan menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan alasan daerah ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Kota Medan bagian selatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, analisis customer satisfaction index dan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17.
Hasil penelitian menunjukkan konsumen beras di Kecamatan Medan Johor memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik itu dari pendapatan rumah tangga, umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi beras dan tingkat kepulenan. Dari segi preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor mengkonsumsi beras yang pulen. Karakteristik sosial ekonomi konsumen beras berpengaruh nyata secara serempak terhadap preferensi. Secara parsial jumlah anggota keluarga dan tingkat kepulenan berpengaruh nyata terhadap preferensi.
PENGARUH KARAKTERSITIK SOSIAL EKONOMI
KONSUMEN TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN BERAS
(Studi Kasus: Kecamatan Medan Johor, Kota Medan)
SKRIPSI
GOMAL P. MUNTE
120304052
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Gomal P. Munte (120304052) dengan judul skripsi “Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras (studi kasus : Kecamatan Medan Johor) ” di bawah bimbingan ibu Dr. Ir. Tavi
Supriana, M.S sebagi ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor, menganalisis preferensi konsumen beras dan menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan alasan daerah ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Kota Medan bagian selatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, analisis customer satisfaction index dan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17.
Hasil penelitian menunjukkan konsumen beras di Kecamatan Medan Johor memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik itu dari pendapatan rumah tangga, umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, jumlah konsumsi beras dan tingkat kepulenan. Dari segi preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor mengkonsumsi beras yang pulen. Karakteristik sosial ekonomi konsumen beras berpengaruh nyata secara serempak terhadap preferensi. Secara parsial jumlah anggota keluarga dan tingkat kepulenan berpengaruh nyata terhadap preferensi.
RIWAYAT HIDUP
GOMAL P. MUNTE, lahir di Parongil, Kabupaten Dairi pada tanggal 6 Januari 1995. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 2000 masuk Sekolah Dasar Negeri 033930 Parongil, lulus tahun 2006.
2. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Parongil, lulus tahun 2009.
3. Tahun 2009 masuk Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Medan, lulus tahun 2012.
4. Tahun 2012 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.
Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama duduk di bangku kuliah adalah sebagai berikut :
1. Pengurus Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Tahun 2016-2019.
2. Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Banjaran, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Karakteristik
Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras. Tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. M Jufri, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan selama masa perkuliahan.
2. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.
3. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian, Khususnya Dosen Program Studi Agribisnis FP USU yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Kepada semua responden yang telah membantu kelancaran penelitian ini. 6. Kepada kedua orangtua dan adik tercinta saya yang selalu memberikan
nasihat, kasih sayang, dan dukungan baik secara materi maupun doa selama menjalani masa perkuliahan.
7. Teman-teman Agribisnis angkatan 2012, khususnya Beatrice, Agatha, Rizka, Rindhi, Andrew, Ryan, Tian, Mui dan Alfredo, yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman dekat Winner, Agung, Ucok, Ichsan, Andreas, Maswan dan Marco yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Namun demikian, penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2016
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 6
2.1.1 Karakteristik Beras ... 6
2.2 Landasan Teori7 2.2.1 Konsumen dan Karakteristik Konsumen ... 7
2.2.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen ... 8
2.2.3 Preferensi Konsumen ... 10
2.3 Penelitian Terdahulu ... 13
2.4 Kerangka Pemikiran ... 15
2.5 Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 20
3.4 Metode Analisis Data ... 20
3.4.1 Analisis Deskriptif ... 21
3.4.2 Custumer Satisfaction Index ... 21
3.4.3 Analisis Regresi Linear Beranda ... 23
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 28
3.5.1 Definisi ... 28
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 30
4.1.1 Luas dan Letak Geografis ... 30
4.1.2 Keadaan Penduduk ... 30
4.1.3 Sarana dan Prasarana... 32
4.2 Karakteristik Umum Sampel ... 32
4.3 Deskripsi Variabel ... 33
4.3.1 Umur ... 33
4.3.2 Pendidikan ... 33
4.3.3 Jumlah Anggota Keluarga ... 33
4.3.4 Jumlah Konsumsi ... 33
4.3.5 Pendapatan Rumah Tangga ... 33
4.3.6 Tingkat Kepulenan ... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Beras ... 35
5.1.1 Umur ... 35
5.1.2 Pendidikan ... 35
5.1.3 Jumlah Anggota Keluarga ... 36
5.1.4 Jumlah Konsumsi ... 37
5.1.5 Pendapatan Rumah Tangga ... 37
5.1.6 Tingkat Kepulenan ... 38
5.2 Preferensi Konsumen Beras... 38
5.3 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras ... 39
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 47
6.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Rata - Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah) Tahun 2013-2014
Penelitian Terdahulu
Banyaknya Penduduk, Rumah Tangga di Kota Medan Bagian Selatan Tahun 2015
Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk dan Rata - Rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015
Jumlah Sampel Menurut Kategori Pendapatan Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015
Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian di Kecamatan Medan Johor Tahun 2015
Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Johor Tahun 2015
Karakteristik Konsumen Berdasarkan Umur Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan
Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Konsumsi Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga
Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Kepulenan Preferensi Konsumen Beras
Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Analisis Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen terhadap Preferensi Konsumen Beras
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Skema Kerangka Pemikiran 16
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul