• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

Diajukan Dalam Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Depertemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

SUSI SUPRANTI NIM : 060903011

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim

Assalaamua’laikum warohmatullaahi wabarokaatuh

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian ini serta dapat menyempurnakan penulisan skripsi ini dengan baik, sebagai syarat utama mencapai kelulusan di bangku perkuliahan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universistas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan struktur organisasi pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan serta bagaimana hubungannya terhadap produktivitas verja pegawai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna baik dari sisi substansi maupun redaksi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca, demi kesempurnaan skripsi ini selanjutnya.

(3)

utama bagi penulis dalam menghimpun kekuatan menuju terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Humaizi, MA. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si. selaku Pembimbing dan juga Dosen Wali yang telah membantu dalam penelitian, mengarahkan, memberi bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan meluangkan waktu hingga akhir penulisan skripsi.

5. Terima kasih pula kepada seluruh Staf Pengajar FISIP USU yang telah memberikan banyak bekal ilmu, nasihat, bimbingan serta arahan kepada Penulis, selama Penulis menimba Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Terima kasih juga penulis haturkan kepada seluruh Staf Pegawai, yang ada di Departemen Ilmu Administrasi Negara pada umumnya dan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada umumnya, yang telah banyak membantu terselesaikannnya segala urusan administratif sejak awal Penulis memulai studi hingga saat kini masih tetap setia membantu.

(4)

guidance-nya, dan terima kasih pula atas kesediaan waktu yang telah diberikan

kepada Penulis selama proses penelitian berlangsung. Juga kepada Bapak Krismes Panggabean, SE selaku pembimbing di lapangan yang telah memberikan banyak gambaran mengenai penerapan budaya Good Corporate Governance pada PT Jamsostek Wilayah I Sumatera Utara.

8. Terima kasih kepada seluruh Karyawan beserta Security PT Jamsostek Wilayah I Sumatera Utara yang telah banyak mebantu berlangsungnya proses penelitian ini. 9. Tak lupa Penulis ucapakan terima kasih dari hati yang terdalam kepada Sahabat

terbaik Penulis, serta orang-orang terkasih, terima kasih untuk setiap do’a kebaikan yang tanpa sepengetahuan Penulis begitu ikhlas Kalian pintakan kepada-Nya.

10. Seluruh teman-teman IMDIAN terutama Bidang Pengabdian Masyarakat yang tetap semangat mewujudkan iklim perubahan menuju IMDIAN nan gemilang, semoga setiap program baik yang masih terencana maupun yang telah terlaksana dapat memberikan kemanfaatn bagi kita semua.

(5)

yang dapat terbang dengan bebas (Hihi lebay…). Mohon Maaf atas segala salah yang pernah ada sehingga membuat hati kalian sakit dan luka, karena diri ini hanyalah sesosok ciptaan-Nya yang berwujud manusia dengan segelintir khilaf yang tak terelakkan. Semoga setiap kita akan segera menjemput kesuksesan menuju kebahagiaan untuk dunia dan akhirat kita.

12. Teman-teman seperjuangan magang kelompok 5 (Aida, Fadli, Ira, Nia, Rahmat, Santi n Sari) walaupun “kalah banyak” (hahaha) tapi alhamdulillah, semua telah terbayar. Semoga yang udah sarjana segera dapet kerja, yang udah sidang bisa lekas wisudaan, yang udah penelitian secepatnya disidangkan, n yang sedang kuliah semangat ya!!! Mudah-mudahan bisa segera nyusul. Makasi u kerjasmanya.

13. Terima kasih juga buat seluruh Teman-teman AN-06 yang selalu baik, kalian sangat berjasa dalam memberikan secercah warna dalam kehidupanq, Thanks for all!

(6)

DAFTAR ISI

1.5.1.3 Pengertian Organisasi dan Bentuk Struktur Organisasi... 12

1.5.2 Produktivitas Kerja ... 17

1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 17

1.5.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja .. 19

1.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja ... 20

1.6 Hipotesis ... 23

1.7 Defenisi Konsep... 23

1.8 Defenisi Operasional ... 25

1.9 Sistematika Penulisan ... 27

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 28

2.2 Lokasi Penelitian ... 28

2.3 Populasi dan Sampel ... 28

(7)

2.5 Teknik Penentuan Skor ... 30

2.6 Teknik Analisa Data ... 32

BAB III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III. 1 Sejarah Singkat dan gambaran umum Rumah Sakit Islam Malahayati.. ...44

III. 2 Fasilitas – fasilitas Rumah Sakit Islam Malahayati …………...46

III. 3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati ... ………...46

III. 4 Visi, Misi, Motto Rumah Sakit Islam Malahayati ………...47

BAB IV. PENYAJIAN DATA IV.1 Identitas Responden ………...83

IV.2 Distribusi Jawaban Responden ... .………....85

IV.3 Perhitungan Statistik Dalam Mencari Hubungan Antara Variabel X dan variabel Y ………..………...113

BAB V. ANALISA DATA V. I Struktur Organisasi ………121

V.2 Produktivitas Kerja Pegawai Rumah Sakit Islam Malahayati ... .…...131

V.3 Hubungan Antara Struktur Organisasi Dengan Produktivitas Kerja Pegawai132 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ……….135

B. Saran ……….…….………...137

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Interval ...……….………...… 41

Tabel 2. Operasionalisasi Variabel penelitian ... ………...….… 45

Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan Jenis kelamin ………...….… 83

Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Usia …………...……….… 83

Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Pangkat / Golongan ...…...…….... 84

Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan……….….... 85

Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja ... …………...…….. 86

Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden mengenai spesialisasi kegiatan berkenaan dengan pembagian kerja dan depaartemenisasi... 87

Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden mengenai kejelasan tentang pembagian tugas di masing – masing bagian / unit …... 88

Tabel 10.Distribusi Jawaban Responden mengenai adanya pengaruh pembagian kerja kedalam departemenisasi….…...…... 89

Tabel 11.Distribusi Jawaban Responden mengenai pemahaman pegawai tentang kejelasan tujuan yang hendak dicapai Rumah Sakit…………... 91

Tabel 12.Distribusi Jawaban Responden Mengenai pemahaman pegawai tentang kejelasan standar yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit sesuai dengan bidang tugas yang ada…... 92

Tabel 13.Distribusi Jawaban Responden mengenai kesesuaian pekerjaan dengan Prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen Rumah Sakit……... 93

Tabel 14.Distribusi Jawaban Responden mengenai diperlukannya koordinasi antar bagian dalam kegiatan Rumah Sakit………... 94

Tabel 15.Distribusi Jawaban Responden mengenai keharmonisan hubungan kerjasama antara pimpinan dan bawahan di lingkungan Rumah Sakit…... 95

Tabel 16.Distribusi Jawaban Responden mengenai efektif tidaknya koordinasi yang dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas – tugas di Rumah Sakit….. 96

(9)

Tabel 19.Distribusi Jawaban Responden mengenai besar tidaknya wewenang yang diberikan kepada pegawai dalam membuat keputusan yang menyangkut pengelolaan sumber – sumber yang dimiliki oleh

Rumah Sakit…... 99 Tabel 20.Distribusi Jawaban Responden mengenai rentang kekuasaan yang

sudah dilaksanakan bagi struktur organisasi... 100 Tabel 21.Distribusi Jawaban Responden mengenai adanya pengaruh rentang

kekuasaan yang dilaksanakan pimpinan Rumah Sakit.…... 101 Tabel 22.Distribusi Jawaban Responden mengenai jenjang organisasi yang ada

dalam struktur organisasi Rumah Sakit sudah efektif………..… 102 Tabel 23. Rekapitulasi jawaban responden berdasarkan struktur organisasi ... 103 Tabel 24.Distribusi jawaban responden mengenai pengaruh motivasi

dari pimpinan terhadap pekerjaan…... 104 Tabel 25.Distribusi Jawaban Responden mengenai diperlukannya penghargaan

jika prestasi pegawai sesuai dengan target …... 105 Tabel 26.Distribusi Jawaban Responden mengenai adanya pengaruh pendidikan

pegawai terhadap hasil kerja ...……... 106 Tabel 27.Distribusi Jawaban Responden mengenai adanya pendidikan dan latihan

akan meningkatkan hasil kerja……... 107 Tabel 28.Distribusi Jawaban Responden mengenai diperlukannya pembinaan

dengan cara pelatihan secara intensif kepada pegawai... 108 Tabel 29.Distribusi Jawaban Responden mengenai pemahaman pegawai

terhadap isi atau jumlah pekerjaan yang harus dilakukan……… 109 Tabel 30.Distribusi Jawaban Responden Mengenai kesesuaian antara target

dengan stándar kerja yang telah ditetapkan... 110 Tabel 31.Distribusi Jawaban Responden Mengenai keaktifan pimpinan

Rumah Sakit dalam mengadakan evaluasi terhadap jumlah pekerjaan…111 Tabel 32.Distribusi jawaban responden mengenai ketetapan peraturan

dan disiplin kerja bagi pegawai Rumah Sakit ……… 112 Tabel 33.Distribusi jawaban responden mengenai kemampuan pegawai dalam

(10)
(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Surat Rencana Skripsi

Lampiran II : Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi Lampiran III : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran IV : Undangan Seminar Proposal Rancangan

Usulan Skripsi

Lampiran V : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian Mahasiswa FISIP USU

Lampiran VI : Berita Acara Seminar Ususlan Penelitian

Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU Lampiran VII : Surat Pengantar Penelitian

Lampiran VIII : Surat Persetujuan Penelitian dari Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Lampiran IX : Kuesioner Penelitian

Lampiran X : Data Kuesioner Penelitian Variabel Struktur Organisasi (X) Lampiran XII : Data Kuesioner Penelitian Variabel Produktivitas Kerja (Y) Lampiran XIII : Data Distribusi Hasil Kuesioner X², Y² XY

(12)

ABSTRAKSI

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Susi Supranti

NIM : 060903011

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Sumber daya manusia, modal dan informasi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Sumber – sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampila n organisatoris dan tekhnis sehingga mempunyai t ingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang dio lah. Melalu i perbaikan kerja, pemborosan waktu, tenaga, dan berbagai input lainnya aka n bisa dikurangi sejauh mungkin hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak ha l yang bisa dihemat. Yang jelas waktu tidak terbuang sia – sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efekt if dan efesien. Produktivitas merupakan sebuah alat rangkuman tentang jumlah dan kualitas performa pekerjaan, denga n mempertimbangkan pemanfaatan sumber – sumber daya.

Untuk mewujudkan produktivitas kerja yang baik setidak-tidaknya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain adalah faktor struktur organisasi yang merupakan organisasi kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama.

Berangkat dari konsep tentang struktur organisasi di atas, selanjutnya dalam penulisan ini, penulis mencoba melihat lebih jauh mengenai struktur organisasi yang dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, karena pada prinsipnya struktur organisasi berkaitan dengan spesialisasi kegiatan, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan dan rentang kekuasaan.

(13)

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Struktur Organisasi memiliki tingkat hubungan yang tinggi terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,73.

Ini berati bahwa koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara Struktur Organisasi dengan tingkat Produktivitas Kerja pegawai dengan nilai kritik untuk taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,297. Selanjutnya perhitungan koefisien determinan yang diperoleh sebesar 53,29%. Hal ini berarti bahwa sejauh ini hanya sebesar 53,29% pencapaian produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dipengaruhi oleh faktor Struktur Organisasi. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 46,71 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

(14)

ABSTRAKSI

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Susi Supranti

NIM : 060903011

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Sumber daya manusia, modal dan informasi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Sumber – sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampila n organisatoris dan tekhnis sehingga mempunyai t ingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang dio lah. Melalu i perbaikan kerja, pemborosan waktu, tenaga, dan berbagai input lainnya aka n bisa dikurangi sejauh mungkin hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak ha l yang bisa dihemat. Yang jelas waktu tidak terbuang sia – sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efekt if dan efesien. Produktivitas merupakan sebuah alat rangkuman tentang jumlah dan kualitas performa pekerjaan, denga n mempertimbangkan pemanfaatan sumber – sumber daya.

Untuk mewujudkan produktivitas kerja yang baik setidak-tidaknya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain adalah faktor struktur organisasi yang merupakan organisasi kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama.

Berangkat dari konsep tentang struktur organisasi di atas, selanjutnya dalam penulisan ini, penulis mencoba melihat lebih jauh mengenai struktur organisasi yang dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, karena pada prinsipnya struktur organisasi berkaitan dengan spesialisasi kegiatan, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan dan rentang kekuasaan.

(15)

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Struktur Organisasi memiliki tingkat hubungan yang tinggi terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,73.

Ini berati bahwa koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara Struktur Organisasi dengan tingkat Produktivitas Kerja pegawai dengan nilai kritik untuk taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,297. Selanjutnya perhitungan koefisien determinan yang diperoleh sebesar 53,29%. Hal ini berarti bahwa sejauh ini hanya sebesar 53,29% pencapaian produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dipengaruhi oleh faktor Struktur Organisasi. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 46,71 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia, modal dan informasi menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang dan jasa. Sumber – sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan keterampila n organisatoris dan tekhnis sehingga mempunyai t ingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang dio lah. Melalu i perbaikan kerja, pemborosan waktu, tenaga, dan berbagai input lainnya aka n bisa dikurangi sejauh mungkin hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak ha l yang bisa dihemat. Yang jelas waktu tidak terbuang sia – sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif dan efesien.

(17)

produktivitas. Produktivitas yang lebih t inggi berarti bahwa dipero leh hasil yang lebih besar dengan menggunakan sumber yang sama, atau dengan perkataan lain jumlah yang sama telah dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah.

Kerja yang bermalas – malas ataupun korupsi jam kerja bukanlah menunjang pembangunan, melainkan menghambat kemajuan yang semestinya dicapai. Sebaliknya kerja yang efekt if menurut jumlah jam kerja yang seharusnya serta isi kerja yang sesuai dengan uraian kerja masing – masing pekerja, akan dapat menunjang serta mendorong kelancaran usaha baik secara individu maupun secara menyeluruh. Banyak dari produktivitas kerja diabaikan bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini tidak akan menimbulkan suasana kerja yang optimis, apalagi diharapkan untuk menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif disemua perangkat kerja yang ada.

(18)

Tanggung jawab peningkatan produktivitas di perusahaan terutama terletak dalam tangan manajemen. Dalam masing – masing perusahaan hanya manajemenlah yang dapat menjalankan program produktivitas. Hanya pihak manajemen yang dapat menciptakan hubungan antar manusia yang serasi dan dengan demikian memperoleh kerjasama dari pekerja, syarat mutlak untuk berhasil dengan sesungguhnya, meskipun dalam hal ini kemauan dari pihak pekerja diperlukan pula (ILO, 1986 : 7).

Struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui garis wewenang / tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari bermacam – macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan yang ada.

Manual atau pedoman yang tertulis membuat struktur organisasi lebih berarti bagi karyawan, membantu personalia mengaktifkan seluruh struktur organisasi bagi karyawan, membuatnya lebih dimengerti serta mengembangkan kesetiaan dan dukungan (Malayu.S.P.Hasibuan, 1996 : 61).

Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana membentuk atau menyatukan studi struktur organisasi dalam bekerja untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Untuk itu diperlukan kejelasan dalam menafsirkan struktur organisasi agar terbentuk satu penilaian yang seragam diantara pegawai dalam memandang dan menterjemahkan struktur yang ada kedalam tugas – tugas dan wewenangnya.

(19)

memanfaatkannya. Dalam persaingan yang semakin ketat dan dalam lingkungan politik, ekonomi dan sosial yang serba tidak menentu saat ini rumah sakit sulit menentukan perkembangannya dimasa mendatang. Untuk itu, masalah produktivitas kerja pegawai di lingkungan rumah sakit perlu ditingkatkan melalui studi struktur organisasi.

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan juga tidak terlepas dari permasalahan produktivitas kerja pegawai, Masalah disiplin kerja masih terdapat dalam rumah sakit ini,tidak sedikit pegawai yang sering datang terlambat, tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Bahkan sudah diberi Surat Peringatan (SP) tetapi masih tetap mengulanginya. Untuk itu penerapan disiplin harus lebih ditingkatkan lagi, agar tercipta pegawai yang berorientasi pada peningkatan produktivitas.

Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian tentang :

”Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

(20)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

"Adakah Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui struktur organisasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. 2. Untuk mengetahui produktivitas kerja para pegawai di Rumah Sakit Islam

Malahayati Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap produktivitas kerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa Ilmu Administrasi umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik dalam menambah kajian maupun sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini.

(21)

karya ilmiah. Selain itu juga untuk mencoba menetapkan berbagai teori yang didapat di bangku perkuliahan.

4. Secara praktis diharapkan berguna bagi Rumah Sakit Islam Malahayati dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

1.5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih (Nawawi, 1990 : 40). Oleh sebab itu, untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berpikir yaitu kerangka teori.

Dalam penelitian ini, yang menjadi kerangka teorinya adalah: 1.5.1Struktur Organisasi

1.5.1.1 Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Setiap orang tentunya pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa organisasi yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah keluarga. Kemudian yang dikatakan sebagai organisasi yang terbesar adalah sebuah Negara. Oleh karena itu tentunya seseorang secara sadar atau tidak sadar, mau tidak mau, ia telah berada di dalam sebuah organisasi. Berikut ini ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai organisasi, antara lain: 1. Louis A. Allen (dalam Hasibuan, 2001:119) mendefinisikan organisasi sebagai proses

(22)

melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan.

2. Hasibuan (2001:120) menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. 3. Menurut Pradjudi Atmosudiro (dalam Hasibuan, 2001:121) organisasi adalah struktur

tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.

4. Menurut G. R. Terry (dalam Supardi, 2002:4) organisasi berasal dari perkataan `organisme' yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian diintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi sebuah organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem perserikatan, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini hanya menjadi wadah dan alat untuk melakukan proses manajemen, dan oleh sebab itu, organisasi sebagai sebuah wadah tentunya memiliki beberapa unsur, yaitu:

1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin (bawahan).

(23)

4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.

5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada, jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

6. Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur teknis.

7. Lingkungan (environment external social system), artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sama sosial. (Hasibuan, 2001: 122)

(24)

1.5.1.2Prinsip – Prinsip Organisasi

Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, diperlukan suatu prinsip – prinsip tertentu yang harus dianut sebagai pedoman agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan lancar.

Prinsip – prinsip tersebut yaitu:

1. Perumusan tujuan dengan jelas (Formulation of the objective) 2. Pembagian tugas pekerjaan (Division of works)

3. Pendelegasian wewenang (Delegation of Authority) 4. Rentang kekuasaan (Span of control)

5. Tingkat pengawasan (Level of controlling)

6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab (Unity of command and responbility) 7. Koordinasi (Coordination). (Manullang, 1977 : 87)

Stonner (1989 : 316) merumuskan struktur organisasi sebagai susunan dan hubungan antara bagian – bagian komponen dan posisi dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pengertian dan defenisi struktur organisasi diatas dapat kita lihat bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan hubungan sesama fungsi – fungsi, bagian – bagian dan juga pembagian kegiatan – kegiatan. Struktur organisasi juga menggambarkan hierarki dalam organisasi, termasuk wewenang dan tanggung jawab yang berbeda.

Dari uraian diatas juga dapat dilihat unsur – unsur yang terdapat dalam struktur organisasi. Unsur - unsur tersebut adalah:

(25)

3. Koordinasi kegiatan

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan 5. Rentang kekuasaan (Handoko, 1991 : 170).

1. Spesialisasi Kegiatan

Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan produktivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 2. Standarisasi Kegiatan

Merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti yang direncanakan. Dengan adanya standarisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai.

3. Koordinasi Kegiatan

(26)

4. Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan

Merupakan batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas kebawah dalam hierarki organisasi. Dengan demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan.

5. Rentang kekuasaan

Bertambah besarnya ukuran organisasi akan mempunyai hubungan yang positif dengan peningkatan efesiensi, karena berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi produktivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal labih baik yang bertujuan membina dan membangun keluarga yang erat.

Sementara itu, menurut Drucker (dalam Sutarto, 1993 : 45) ada 3 jalan untuk menemukan struktur yang membantu pencapaian tujuan yaitu:

1. Analisis kegiatan adalah menemukan pekerjaan apa yang harus dilakukan, pekrjaan apa saja yang tergolong sama yang diberikan kepada setiap kegiatan didalam struktur organisasi.

2. Analisa keputusan adalah merancang suatu struktur organisasi, yang juga berkenaan dengan keputusan yang harus dibuat.

3. Analisa hubungan adalah merancang suatu hubungan dalam organisasi yaitu hubungan vertikal (atasan dengan bawahan) dan hubungan horizontal (hubungan kesamping atau sejajar), tujuan menganalisa ini bukan hanya untuk membantu merumuskan struktur saja, melainkan juga untuk memberikan pedoman penempatan tenaga kerja dalam struktur.

(27)

keputusan – keputusan apa saja yang harus diambil, dan hubungan yang ada dalam organisasi. Hal ini berguna agar para pegawai dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing – masing sehingga tercapai suatu produktivitas yang tinggi dalam organisasi. Selain itu struktur organisasi yang telah ditetapkan harus diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Ini berguna untuk membantu menjelaskan arti dan posisi dari para pegawai dalam perusahaan atau organisasi.

1.5.1.3Pengertian Struktur Organisasi dan Bentuk Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk proses manajerial, sistem, pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen. Berikut ini ada beberapa defenisi yangn dikemukakan para ahli mengenai struktur organisasi yaitu:

1. Menurut The Liang Gie (dalam Hasibuan, 2001:127) struktur organisasi adalah organisasi kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama.

2. Sedangkan menurut Hasibuan (Hasibuan, 2001:128), struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

(28)

4. Anderson (dalam Sutarto, 1993 : 43) mendefenisikan struktur organisasi sebagai susunan hubungan – hubungan, pertanggung jawaban, dan wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya.

Maksud dari adanya struktur organisasi ini adalah untuk membantu dalam pengaturan dan pengarahan usaha – usaha organisasi sehingga memudahkan koordinasi dan konsisten dengan tujuan – tujuan organisasi. Bentuk hubungan diantara fungsi – fungsi yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut mempunyai ciri – ciri tersendiri yang selanjutnya dapat membedakan bentuk organisasinya.

Berdasasarkan tipe – tipe dan wewenang, maka bentuk struktur organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Organisasi Lini (Line Organization)

b. Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization) c. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

d. Organisasi Lini, Staff dan Fungsional (Line, Staff, and Functional Organization)

e. Organisasi Komite (Committee Organization).(Sutarto 1993 : 18)

a. Struktur Organisasi Lini (Line Organization)

(29)

organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan.

Adapun ciri-ciri organisasi lini:

1. Organisasinya relatif kecil dan masih sederhana.

2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek.

3. Pucuk pimpinan biasanya pemillik perusahaan. 4. Jumlah karyawan relatif sedikit dan saling mengenal.

5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak begitu beraneka macam.

6. Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan kebijaksanaan organisasi.

7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya, artinya disamping pekerjaan pokoknya, ia masih berkuasa dan bertanggung jawab pula dalam tugas-tugas tambahan, seperti urusan kepegawaian, keuangan, administrasi, dan lain sebagainya.

b. Struktur Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization)

(30)

pemikiran saran-saran, data, informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan keputusan dan kebijaksanaan. Tipe organisasi lini dan staf ini biasanya digunakan untuk organisasi besar, daerah kerjanya luas, dan pekerjaannya banyak.

Ciri-ciri struktur Organisasi Lini dan Staf:

1. Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staf.

2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf 3. Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan

tertentu dan setiap bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.

4. Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan pekerjaannya bersifat kompleks. 5. Hubungan antara atasan dan bawahannya tidak bersifat langsung.

6. Pimpinan dan karyawan tidak semuanya saling mengenal.

7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

Wewenang lint (line authority) adalah kekuasaan, hak, dan tanggungjawab langsung bagi seseorang atas tercapainya tujuan. ia berwenang mengambil keputusan, kebijaksanaan, dan berkuasa serta harus bertanggungjawab langsung agar tercapainya tujuan perusahaan.

Wewenang staf (staff authority) adalah kekuasaan dan hak hanya untuk memberikan data, informasi, pelayanan, dan pemikiran untuk membantu kelancaran tugas-tugas manajer lini.

c. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Organization)

(31)

"spesialisasi" yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan tugas atau pekejaan sesuai deagan spesialisasinya. Direktur utama (Dirut) mendelegasikan wewenang kepada direktur dan direktur ini memerintahkan tugas atau spesialisasinya kepada pelaksananya. Jelasnya pelaksana atau bawahan mempunyai beberapa orang atasan langsungnya.

Yang menciptakan organisasi fungsional ini adalah F.W. Taylor, Ciri-ciri struktur Organisasi Fungsional adalah:

1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan. 2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan. 3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.

4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.

5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi. d. Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional (Line, Staff, and Functional

Organization)

Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.

e. Organisasi Komite (Committee Organization)

(32)

“kolektif/presidium/plural executif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada bersifat “tetap” dan ada juga yang bersifat “sementara”.

Ciri – ciri Organisasi Komite adalah:

1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu. 2. Wewenang semua anggota sama besarnya.

3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif.

4. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas.

5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.

1.5.2 Produktivitas Kerja

1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Pengertian produktivitas kerja dipandang sebagai konsep filosopis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja.

(33)

pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Menurut Siagian (2002:54) produktivitas kerja merupakan kemampuan memperoleh manfaat dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output) yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal. Kemampuan yang dimaksud dalam defenisi tersebut tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia.

Menurut Blecher (dalam Wibowo, 2007:241) produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.

Menurut Sinungan (2000:12) produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

(34)

1.5.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

Menurut Siagian (2002:10) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah :

a. Perbaikan terus-menerus

Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal.

b. Peningkatan Mutu Hasil Kerja

Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.

c. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

(35)

mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu :

• Mengakui harkat dan martabat manusia.

• Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut

• Penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasi

• Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal, yaitu : penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan, dan sistem umpan balik.

1.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja

(36)

akan mengurangi pemborosan baik waktu tenaga dan uang. Untuk itu diperlukan standar buku yang menjadi indikator keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh unit – unit organisasi. Hal ini perlu untuk menilai apakah kegiatan telah sesuai seperti yang diharapkan atau untuk menilai apakah produktivitas kerja meningkat.

Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya peningkatan produktivitas bagi pegawai, maka tugas – tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. Apabila tugas dan tanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan isi kerja yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas organisasi. Dengan demikian struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian atau membagi – bagi bidangn kerja pada pegawai maupun pimpinan organisasi. Karena struktur organisasi yang jelas akan mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Oleh sebab itu struktur organisasi mempunyai pengaruh yang besar bagi produktivitas kerja pegawai misalkan dalam meningkatkan hasil kerja pegawai yang melebihi target yang telah ditetapkan, khususnya perilaku individu pegawai, prestasi kerja, kedisiplinan, serta kesabaran, sehingga produktivitas kerja pegawai menjadi efektif dan efisien.

Pengertian Pegawai

(37)

yang bekerja pada suatu kantor perusahaan, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan upah dimana ia bekerja” (1983 : 93).

Selanjutnya Syamsu, dalam bukunya yang berjudul ”Sistem dan Prosedur Kerja”, mengatakan bahwa ”pegawai merupakan sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, yang mempunyai tujuan untuk masa depan si pegawai” (1984 : 25)

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pegawai adalah sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan baik di pemerintahan maupun di swasta untuk mendapatkan upah/gaji dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai sangat berperan dalam meningkatkan dan mengembangkan kerja yang baik atau efektif di dalam suatu organisasi / perusahaan, karena di dalam organisasi tanpa pegawai semua bagian / bidang kerja yang telah disediakan menjadi hampa (sia – sia).

Oleh sebab itu, setiap pegawai harus diperhatikan perusahaan dimana ia bekerja, misalnya keselamatan kerja, kesehatan maupun peraturan – peraturan yang berlaku. Jelas bahwa pegawai sebagai syarat utama untuk mencapai hasil kerja yang efektif, khususnya dalam mencapai tujuan suatu perusahaan dimana dia bekerja.

(38)

1.6 Hipotesis

Sugiono (2002 : 51) memberikan defenisi bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

"Terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai". 2. Hipotesis Nol (Ho)

"Tidak terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai".

1.7 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33), konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti.

Beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

(39)

dengan unsur – unsur spesialisasi kegiatan, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan.

2. Produktivitas kerja adalah upaya menunjukkan suatu hasil kerja dengan jalan memperbaiki berbagai faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran manajemen suatu organisasi yang meliputi prestasi kerja, kualitas kerja, kuantitas kerja, dan disiplin kerja dalam mengerjakan tugas serta penghargaan yang diterima hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Bagan struktur organisasi yang mempengaruhi produktivitas kerja

(40)

Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46), definisi operasional adalah unsur – unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel, sehingga dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisis dari variabel – variabel tersebut.

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas/ Independent Variabel (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah struktur organisasi dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Spesialisasi kegiatan yaitu yang berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja (Departementalisasi).

b. Standarisasi kegiatan merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan yang seperti direncanakan.

c. Koordinasi kegiatan yaitu menunjukkan prosedur – prosedur yang mengintegrasikan fungsi – funsi satuan kerja dalam organisasi.

d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukkan lokasi (letak) pembuatan keputusan dan seberapa jauh keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan itu.

(41)

2. Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas kerja dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Prestasi Kerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pegawai/karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya secara efesien dan efektif.Dapat dilihat dengan indikator:

• Kecakapan adalah kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan seseorang untuk menjalankan pekerjannya.

• Pengalaman kerja merupakan proses pembentukan pengetahuan / keterampilan tentang metode suatu pekerjaan.

b. Kualitas Kerja adalah mutu yang dihasilkan didasarkan pada standar yang ditetapkan. Dapat dilihat dengan indikator:

• Keterampilan kerja adalah kemampuan (kecakapan) dan penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugasnya.

• Keberhasilan kerja merupakan kepuasan pemberian tugas (atasan) dengan hasil kerja sebagai bukti pegawai dapat melaksanakan intruksi dengan tepat. c. Kuantitas Kerja adalah banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang

ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

(42)

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pena.rikan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum mengenai objek atau lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.

BAB V : ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Bab ini berisi analisa data dari set iap data yang disajikan yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

BAB VI : PENUTUP

(43)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) yang menggunakan rumus statistik (Arikunto, 1996:5). Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh dilapangan.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Jl. Dipenogoro No.2 - 4 Medan.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

(44)

2.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun (1995 : 152), sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representative dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Arikunto (1996:104) menjelaskan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % sampel atau lebih. Oleh karena itu, merujuk pada pernyataan di atas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebesar 25 % atau sekitar 50 orang pegawai Rumah Sakit Malahayati Medan.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data suatu informasi dan keterangan – keterangan lain yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument:

a. Kuesioner (Quetionary)

(45)

b. Observasi (observation)

Yaitu kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala – gejala yang ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari :

a. Penelitian kepustakaan (library research )

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku – buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan – catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

(46)

5. untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing – masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:

8 , 0 5

1 5

= −

Skor tertinggi – skor terendah Banyaknya bilangan

Maka diperoleh :

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing – masing variabel yaitu :

KATEGORI NILAI

Sangat tinggi 4,24 - 5,00

Tinggi 3,43 - 4,23

Sedang 2,62 - 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

(47)

2.6 Teknik Analisis Data

a. Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus Product Moment (Sugiyono, 2005 : 212)

rxy =

rxy : angka indeks korelasi r product moment n : sampel

x : jumlah skor x

y : jumlah skor y

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :

a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol (r = 0), berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif ( r = + ) artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

(48)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien korelasi ) digunakan penafsiran atau interprestasi angka sebagai berikut :

Tabel interpretasi korelasi Product Moment

Interval Koefisien Tingkat hubungan 0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Tinggi

0.80 – 1.000 Sangat tinggi

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table korelasi. Tabel korelasi menentukan batas – batas r yang signifikan. Bila tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja / hipotesis alternative dapat diterima.

(49)

b. Untuk menghitung kontribusi struktur organisasi terhadap kemampuan pegawai digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus : (Sugiyono, 2005 : 212), yaitu:

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan :

D = koefisien determinan

(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

III. 1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1972 timbul gagasan untuk mendirikan sebuah rumah sakit di komplek bangunan milik Yayasan Kerukunan Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang terletak di Jalan Pangeran Dipenogoro no. 4 Medan, selama ini hanya digunakan sebagai tempat pertemuan – pertemuan sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkannya mendirikan komplek rumah sakit. Kemudian dibentuk Yayasan Rumah sakit Malahayati Medan tanggal 10 Mei 1973. Pemerintah ikut membantu melalui Inspektur Kesehatan Sumatera Utara, dengan membuat suatu perencanaan umum untuk mendirikan rumah sakit ini sesuai dengan syarat – syarat undang – undang pokok kesehatan.

Sengaja nama Malahayati dipilih untuk nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati di artikan sebagai Mal al hayati, “kekayaaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup kita paling berharga yaitu kesehatan. Sedangkan Laksamana Malahayati di artikan sebagai Srikandi, yang memimpin Armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16. Malahayati juga sebagai Diplomat (Kepala Protokol) dalam perundingan – perundingan dengan utusan Belanda dan Inggris.

(51)

yang diberi nama Rumah Sakit Islam Malahayati dengan dipimpin oleh dokter Djafar Siddik yang masih dilengkapi dengan peralatan sederhana.

Setahun kemudian Rumah Sakit Malahayati sudah dapat menunjukkan eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9 Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh Walikota Medan H. Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga mendapat bantuan daari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian pemakaiannya oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Suwardjono Soerjaningrat pada tanggal 5 November 1980, sampai sekarang Rumah Sakit Islam Malahayati masih menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk menunjang kebutuhan masyarakat.

III.2 Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan

A. Pelayanan Rawat Inap, layanan yang diberikan sebagai berikut:

Fasilitas VIP utama,

• Tempat tidur pasien

• Sofa bed

• Oksigen sentral

• Televisi bewarna

• AC / lampu tidur

(52)

• Kulkas

• Kamar mandi dalam

• Berada dilantai I

• Teras depan dan belakang B. Pelayanan Rawat Jalan C. Pelayanan Kamar Bedah

D. Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) E. Pelayanan Penunjang Medis

III.3 Struktur Organisasi

Setiap organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien memerlukan struktur organisasi. Karena itu, struktur organisasi haruslah sesuai dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalamnya. Struktur organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan disusun sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kondisi dan situasi rumah sakit yaitu kegiatan operasional.

(53)

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar struktur organisasi dari uraian tugas pada rumah sakit islam malahayati medan.

1. Direktur

Direktur rumah sakit malahayati medan yang selanjutnya direktur adalah seorang penanggung jawab pengelola rumah sakit malahayati medan. Di dalam melaksanakan tugasnya direktur bertanggung jawab kepada dewan penyantun. Dalam tugasnya direktur di bantu oleh :

a. Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. b. Komite medik atau satuan medis fungsional

c. Kepala bagian perawatan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. d. Kepala bagian pelayanan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. e. Kepala bagian Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

f. Kepala bagian keuangan dan program Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. g. Kepala bagian instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

Uraian tugas direktur :

1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan di rumah sakit malahayati medan..

(54)

3. Mengelola rumah sakit malahayati medan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Menyusun kebijakan pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

5. Membina pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Islam Malahayati.

6. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit islam malahayati medan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran tahunan untuk dibahas dan ditetapkan direksi Rumah Sakit Islam Malahayati atas persetujuan rapat umum.

8. Mengusulkan kepada direksi rumah sakit islam malahayati rencana pembangunan saran dan prasarana Rumah Sakit Islam Malahayati.

9. Bersama-sama dengan direksi Rumah Sakit Islam Malahayati merumusakan strategi dan rencana induk pengembangan rumah sakit.

10. Melaporkan kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Malahayati meliputi laporan pelayanan, keterangan kepada anggota direksi dan komisaris sekurang-kurangnya satau kali dalam tiga bulan

(55)

12. Memelihara hubungan baik dengan pe,eriontah, organisasi perumahsakitan, organisasi profesi dan masyarakat.

2. Wakil Direktur

Wakil Direktur adalah staf dudalam organisasi rumah sakit malahayati medan, yang bertugas membantu direktur untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan serta bertanggung jawab atas kelancaran fungsi pelayanan rumah sakit malahayati medan. dalam melaksanakan tugasnya wakil direktur bertanggung jawab langsung kepada direktur rumah sakit.

Uraian tugas wakil direktur:

1. Membantu direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugas dan fusi dan wewenang direktur rumah sakit

2. Mewakili direktur rumah sakit jika berhalangan

3. Melaksanakan tugas dan pekerjaan lainnya yang ditentukan Direktur Rumah Sakit.

4. Merencanakan kebutuhan dan penyediaan kebutuhan fasilitas pelayanan di Rumah Sakit.

(56)

3. Komite Medik

Komite Medik adalah sekelompok tenaga medik yang diangkat serta diberhentikan oleh Direktur Rumah Sakit untuk masa jabatan3 tahun lamanya, dengan susunan terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan beberapa orang anggota yang terdiri dari para ketua staf medik fungsional Rumah Sakit Malahayati Medan secara ex-officio, dengan ketentuan, dalam hal ini tidak ada ketua staf medik fungsional, komite medik Rumah Sakit Islam Malahayati beranggotakan staf medik fungsional Rumah Sakit sesuai dengan keahliannya.

Satuan Medis Fungsional (SMF) adalah pelaksanaan fungsional dari instasi terkait di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, bertugas untuk melaksanakan pelayanan SMF dengan kualitas yang tinggi, tertib dan berdisiplin.

Uraian Staf Medik Fungsional :

1. Menyelenggarakan layanan medis umum dan spesialis dengan mutu yang tinggi, tertib dan berdisiplin di semua instalasi pelayanan medis di Rumah Malahayati Medan.

2. Menyiapkan data yang berhubungan dengan tugas pokoknya, untuk disampaikan Direktur Rumah Sakit serta Disajikan kepada Kepala-kepala bagian yang terkait.

(57)

4. Mengajukan kebutuhan pelayanan medis kepada Direktur dan Kepala-Kepala Bagian yang terkait untuk menunjang kelancaran tugas serta pengembangan tugas pokoknya.

5. Mengadakan koordinasi dengan tenaga keperawatan guna menunjang kelancaran tugas.

6. Membuat petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis pada masing-masing bagian terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Membuat Laporan berkala yang berhubungan dengan tugas pokoknya kepada Direktur Rumah Sakit.

4. Bagian Keperawatan

Bagian keperawatan adalah salah satu unit kerja yang merupakan unsur staf pimpinan Rumah Sakit Islam Malahayati yag bertugas menyelenggarakan upaya pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan prngembangan serta etika dan mutu keperawatan. Bagian keperawatan dipimpin oleh sebagian seorang kepala Bagian Keperawatan.

(58)

Di dalam melaksanakan tugasnya Kepala Bagian Keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan bertindak atas nama Wakil Direktur.

Uraian Tugas Kepala Bagian Keperawatan :

1. Merencanakan, menyusun, dan menetapkan tata pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan kebijakan Direktur.

2. Merenanakan jumlah dan kategori keperawatan sesuai dengan kebutuhan untuk diusulkan kepada Wakil Direktur.

3. Merencanakan jumlah dan jenis alat keperawatan sesuai dengan kebutuhan instalasi untuk diusulkan kepada Wakil Direktur.

4. Merencanakan pembinaan dan pengembangan karir tenaga keperawatan melalui pendidikan dan latihan berjenjang dan berkelanjutan.

5. Menyiapkan dan memberikan data serta saran baik diminta ataupun tidak kepada Wakil Direktur tentang hal – hal yang berhubungan dengan tugasnya sesuai dengan kebutuhan.

6. Menyusun program kerja bagian Keperawatan sebagai bahan penyusunan program kerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

7. Mengusahakan kelangkapan logistik keperawatan sesuai dengan perauran yang berlaku.

(59)

9. Mengumpulkan, mengoalh dan menganalisa data tentang asuhan keperawatan dan ketenagaan keperawatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan dan asuhan keperawatan.

10. Mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan bersama – sama dengan Kepala Sub Seksi Keperawatan secara berkala atau sewaktu – waktu dan bila perlu mengadakan perbaikan agar asuhan keperawatan di tingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan ilmu dan teknologi keperawatan.

11. Membuat laporan berkala dan tahunan tentang pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan kepada Wakil Direktur sebagai bahan penyusunan laporan kegiatan pelayanan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

5. Bagian Pelayanan

(60)

Didalam melaksanakan tugasnya, kepala bagian pelayanan bertanggung jawab langsung terhadap wakil direktur dan di dalamm melaksanakan tugasnya selalu bertindak atas nama Wakil Direktur Rumah Sakit.

Uraian Tugas Kepala Bagian Pelayanan :

1. Menyiapkan dan memberikan data serta informasi Kepada Wakil Direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis, serat rujukan pasien pada semua instalasi.

2. Memberikan saran baik diminta ataupun tidak kepada Wakil Direktur tentang segala sesuatu yang berhubungan tentang kegiatan pelayanan dan pengembangannya.

3. Megadakan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungannya, untuk menyusun program rumah sakit.

4. Mengajukan kebutuha pegawai, peralatan dan anggaran biaya untuk menunjang kegiatan pelaksanaan tugas serta pengembangan tugas pokok Direktur sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku.

5. Menyelenggarakan pembinaan pegawai di lingkungan unit kerja yang berada dalam koordinasinya agar dapat dicapai efesiensi, efektivitas yang optimal.

(61)

7. Mengadakan koordinasi dengan unit kerja untuk membuat uraian tugas semua pegawai yang berada dalam tanggung jawabnya sesuai dengan bidang tugasnya.

8. Melaksanakan usulan kenaikan pangkat / golongan / jabatan / mutai / pendidikan dan hukuman bagi pegawai yang berada dalam lingkungannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

9. Menyimpan daftar barang – barang inventaris yang berada dalam tanggung jawabnya.

10. Mengadakan pengawasan terhadap lingkungan kerja yang berada dalam koordinasinya agar dilaksanakan sesuai dengan program kerja.

6. Bagian Umum

(62)

Uraian tugas Kepala Bagian Umum :

1. Menyiapkan dan memberikan data dan informasi pada Direktur mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas pokok bagian kesektariat.

2. Memberikan saran atau masukan kepada Wakil Direktur baik diminta ataupun tidak yang berhubungan dengan tugas.

3. Membantu Wakil Direktur dalam menyusun program kerja yang berhubungan dengan tugas pokoknya, mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan unti terkait di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

4. Melaksanakan administrasi ketata usahaan, hukum, perpustakaan, publikasi kerumah tanggaan, pemasaran sosial dan perlengkapan di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

5. Melaksanakan pembinaan pegawai, termasuk kesejahteraan pegawai di lingkungan bagian umum, sehingga tercapai semangat kerja dan keterampilan serta hubungan kerja yang harmonis.

6. Menyiapkan uraian tugas dari semua pegawai di lingkungan bagian umum.

(63)

8. Mempertimbangkan dan mengusulkan kenaikan pangkat / golongan / jabatan / mutasi, pendidikan dan pemberian sanksi serta hukuman terhadap pegawai yang melanggar peraturan di lingkungan bagian umum.

9. Menyusun dan menyiapkan evaluasi dan laporan berkala dan tahunan pelaksanaan semua kegiatan dari bagian umum.

7. Bagian Keuangan dan Program

Kepala Bagian Keuangan dan Program adalah salah seorang pembantu Wakil Direktur Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala bagian Keuangan dan Program bertanggung jawab kepada Wakil Direktur. Kemudian dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Keuangan dan Program bertindak atas nama Wakil Direktur. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Keuangan dan Program dibantu 5 orang Kepala Sub Bagian yang tediri dari : Sub Bagian Penyusunan Anggaran, Sub Bagian Kebendaharaan, Sub Bagian Akutansi, Sub Bgian Penyusunan Program, Sub Bagian Penagihan.

Uraian tugas Kepala Bagian Keuangan dan Program

1. Mengadakan koordinasi kegiatan dan membina serta menjalin hubungan kerja dengan unit – unit di lingkungan Rumah Sakit Islam Malahayati, 2. Membantu Wakil Direktur dalam menyusun kegiatan Rumah Sakit Islam

Malahayati Medan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.

(64)

4. Memberikan saran atau pendapat kepada Wakil Direktur baik diminta ataupun tidak mengenai tugas – tugas pokok Kepala Bagian Keuangan dan Program.

5. Mengajukan kebutuhan pegawai, peralatan kerja, anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan tugas Kepala Bagian Keuangan dan Program Rumah Sakit Islam Malahayati.

6. Membuat uraian tugas bagi semua pegawai di lingkungan Bagian Keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati.

7. Menyusun prosedur dan sistem kerja di Bagian Keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati.

8. Membuat dan menyiapkan serta menuyusun laporan berkala tentang keuangan Rumah Sakit Islam Malahayati.

8. Bagian Instalasi

(65)

Uraian tugas Kepala Bagian Instalasi :

1. Menyiapkan dan memberikan data informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

2. Memberikan saran atau pendapat yang berhubungan dengan tugas baik diminta ataupun tidak kepada Wakl Direktur.

3. Mengajukan kebutuhan instalasi seperti peralatan kerja, anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan pengembangan di bagian Instalasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

4. Melaksanakan prosedur tetap (PROTAP) pelayanan medik bagi masyarakat

5. Melaksanakan Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, kepada masyarakat. 6. Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan

sub bagian instalasi dan bila perlu mengadakan saran untuk perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit untuk disampaikan kepada Direktur.

(66)

III.4 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

VISI

”Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang unggul dan bernuansa Islami”.

MISI

”Perbaikan mutu asuhan keperawatan yang berkesinambungan dengan memberikan pendidikan dan bimbingan kepada seluruh jajaran keperawatan sehingga memberlakukan pasien sesuai dengan harkat dan martabat manusia secara Islami sehingga hak – hak dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi”.

MOTTO

Gambar

Tabel interpretasi korelasi Product Moment
Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Usia
Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Pangkat / Golongan
Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 78 responden ada 3 responden atau 3,8% yang menjawab tidak setuju adanya AC membantu menghilangkan bau- bauan tidak sedap yang

Justeru itu, bahawa individu yang bergelar pemimpin berwibawa itu merupakan seorang insan yang memiliki sifat keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam sesuatu

Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam Islam, yaitu sebagai berikut: a) Mampu menggerakkan motivasi para bawahan; b) Mampu memberikan tugas kepada bawahan

Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam Islam, yaitu sebagai berikut: a) Mampu menggerakkan motivasi para bawahan; b) Mampu memberikan tugas kepada bawahan

Gaya Kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik terhadap pemanfaatan ruang

Nasution (1994) mengemukakan bahwa seorang pemimpin harus mengem- bangkan suatu gaya dalam memimpin bawahannya. Suatu gaya kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu pola

Idealnya seorang tokoh agama Islam Mampu memimpin dan mengendalikan dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain dan memiliki kemampuan manajerial yang baik karena pemimpin harus