• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PULAU LOMBOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PULAU LOMBOK"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PULAU

LOMBOK

THE INFLUENCE THE NUMBER OF TOURIST VISITING AND THE NUMBER OF HOTEL TO LOCAL REVENUE IN LOMBOK ISLAND

Oleh

M. KHAIRUR ROZIKIN

20120430063

FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

NUMBER OF HOTEL TO LOCAL REVENUE IN LOMBOK ISLAND

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

M. KHAIRUR ROZIKIN

20120430063

FAKULTAS EKONOMI

(3)

ii

THE INFLUENCE THE NUMBER OF TOURIST VISITING AND THE NUMBER OF HOTEL TO LOCAL REVENUE IN LOMBOK ISLAND

Diajukan oleh

M. KHAIRUR ROZIKIN

20120430063

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

(4)

iii

THE INFLUENCE THE NUMBER OF TOURIST VISITING AND THE NUMBER OF HOTEL TO LOCAL REVENUE IN LOMBOK ISLAND

Diajukan oleh

M. KHAIRUR ROZIKIN 20120430063

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal, 20 Agustus 2016

Yang terdiri dari

Dr. Endah Saptutyningsih, S.E., M.Si Ketua Tim Penguji

Agus Tri Basuki, SE., M.Si. Ayif Fathurahman, SE.,M.Si. Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(5)

iv Nomor mahasiswa : 20120430063

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH HOTEL TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PULAU LOMBOK” tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 20 Agustus 2016

(6)

v

dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, pengelihatan

dan hati nurani, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl: 78)

“Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore.

Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajalmu”.

(Umar bin Khattab)

Life is like riding a bicycle

(7)

vi

Kedua orang tua ku tercinta, Ibu Sumiati dan Bapak Sugran Yang telah merawat dan membesarkan aku tanpa pamrih sehingga aku menjadi anak yang rajin dan berbakti

Seluruh keluarga besarku

Terutama Bibik Rohati, Kakak Supairi, dan Adik Ita Yang telah memberikan semangat dan

Dukungan yang tiada hentinya sehingga Aku bisa meraih gelar serjanaku

Buat seseorang

Yang menemaniku selama di Jogja diakala aku susah maupun senang Yang selalu menjaga dan merawatku dikala aku sakit

Fatma

Sahabatku

Yang selalu memberikan semangat ketika aku mulai menyerah dan mengajarkanku untuk bangkit dan meraih cita-citaku

Fitria R.A, Erfin H.S, Hikmatul L, Arif W.

Anak kos pak Sulasno

Yang selalu menghibur dan memeberikan ku kenyamanan selama di Jogja Artha C, Yogi K, Fadli, Feroniko, Reza H, Lody F, Angga A, Abdi P, Aji B

Almamaterku tercinta . . . .

(8)

vii

Objek dari penelitian ini adalah kabupaten/kota yang ada di Pulau Lombok yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Data Panel.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pulau Lombok, jumlah hotel berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pulau Lombok.

(9)

viii

district/city in Lombok Island which consists of four district and one city that is district Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, and Mataram City. Analysis tool in this study is the Panel Data Regression.

Based on the analysis that have been made the results are the number of tourist visiting significantly influence to local revenue in Lombok Island, the number of hotel significantly influence to local revenue in Lombok Island.

(10)

ix Lombok”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh galar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan pada suatu perusahaan mengenai pengungkapan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan sekitarnya dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. yang telah memberikan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Dr. Endah Saptutyningsih, S.E., M.Si. yang telah memberikan masukan serta bimbingan dalam proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Ibu Sumiati dan Bapak Sugran yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

4. Keluarga besar dan sahabat-sahabatku serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Yogyakarta, 20 Agustus 2016

(11)

x

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Keterbatasan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pendapatan Asli Daerah ... 9

2. Pariwisata ... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Daerah ... 18

4. Permintaan pariwisata ... 19

5. Penawaran pariwisata ... 21

6. Dampak pariwisata ... 24

(12)

xi

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 30

B. Jenis Data... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Definisi Oprasional Variabel ... 31

E. Alat Analisis ... 32

F. Uji Kualitas Data ... 33

1. Uji Multikolinearitas ... 33

2. Uji Heteroskedastisitas ... 35

G. Uji Hipotesis dan Analisi Data Panel ... 36

1. Model Pooled Least Square (Common Effect) ... 37

2. Model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect) ... 38

3. Model Pendekatan Efek Acak (Random Effect) ... 39

4. Pengujian Parameter Model (Uji Statistik) ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 46

A. Gambaran Umum Objek dan Subjek ... 46

1. Gambaran umum Pulau Lombok ... 46

2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah ... 53

3. Jumlah kunjungan wisatawan ... 56

4. Jumlah hotel ... 58

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Uji Asumsi Klaisk ... 60

1. Uji heteroskedastisitas ... 60

2. Uji Multikolinearitas ... 61

B. Analisis Model... 61

1. Uji Chow ... 62

(13)

xii

1. Koefisien Determinasi (R ) ... 68

2. Uji Statistik F ... 68

3. Uji Statistik T ... 69

F. Pembahasan (Interpretasi) ... 69

1. Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap PAD ... 70

2. Pengaruh Jumlah Hotel Terhadap PAD ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

4.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Kabupaten/kota... 56

4.4 Jumlah Hotel Menurut Kabupaten/kota di Lombok Tahun 2014 ... 58

5.1 Uji Park ... 60

5.2 Uji Korelasi ... 61

5.3 Uji Chow ... 62

5.4 Uji Hausman ... 63

5.5 Hasil Estimasi, Common Effect, Random Effect, dan Fixed Effect ...64

5.6 Hasil Estimasi Fixed Effect ...65

(15)

xiv

(16)
(17)

vii

Objek dari penelitian ini adalah kabupaten/kota yang ada di Pulau Lombok yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Data Panel.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pulau Lombok, jumlah hotel berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pulau Lombok.

(18)

viii

district/city in Lombok Island which consists of four district and one city that is district Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, and Mataram City. Analysis tool in this study is the Panel Data Regression.

Based on the analysis that have been made the results are the number of tourist visiting significantly influence to local revenue in Lombok Island, the number of hotel significantly influence to local revenue in Lombok Island.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak diterapkan sistem otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001 sebagaimana yang diatur dalam UU No.22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 memberikan keleluasan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan mampu mengelola daerahnya secara mandiri dengan segala kewenangan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat karena pemerintah daerah memiliki peran yang sangat penting dalam dalam perkembangan daerah otonominya.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat terkait masalah pembiayaan dan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran daerah. Sumber penerimaan yang penting bagi Pemerintah daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang komponennya terdiri dari penerimaan yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah dengan memaksimalkan penerimaan daerah melalui sektor pariwisata.

(20)

pengangguran, menciptakan lapangan kerja, juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat (Udayantini, dkk. 2015). Pengembangan sektor pariwisata akan akan menambah daya tarik daerah untuk dijadikan destinasi wisata oleh wisatawan. Seiring dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung akan memicu masyarakat untuk membuka usaha yang berkaitan dengan pendukung pariwisata seperti hotel, restoran, usaha perjalanan wisata, dan lain sebagainya. Hal ini akan menambah pendapatan daerah melalui paja dan retribusi dari usah pariwisata yang dijalankan oleh masyarakat. Selain itu, dengan adanya usaha wisata tersebut akan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada disekitar daerah pariwisata.

Pariwisata merupakan industri jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari daerah atau negara asal, ke daerah tujuan wisata, hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai komponen seperti biro perjalanan, pemandu wisata (guide), tour operator, akomodasi, restoran, artshop, moneychanger, transportasi dan yang lainnya (Qadarrochman, 2010).Pariwisata juga menawarkan berbagi jenis produk dan wisata yang beragam, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, hingga beragam wisata minat khusus.

(21)

karena kondisi alamnya yang masih alami dan nyaman untuk berkumpul bersama keluarga. Pantai yang paling terkenal di Lombok adalah Pantai Senggigi yang terletak di Kabupaten Lombok Barat dan Pantai Kuta yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah. Selain itu pulau-pulau kecil (gili) yang berada di sekitar pulau lombok merupakan tunjuan wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Karena wisata bahari yang disajikan disekitar gili tersebut terkenal sangat indah dengan dan biota lautnya yang sangat beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatwan. Gili yang paling banyak dikunjunga oleh wistawan dan dikenal oleh dunia adalah Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang terletak di Kabupaten Lombok Utara.

Selain wisata wisata bahari, wisata alam juga merupakan wisata andalan yang ada di Pulau Lombok. Berbagai objek jenis wisata alam tersedia di Lombok seperti wisata air terjun, perbukitan, dan gunung. Wisata air terjun yang populer di Lombok seperti air terjun Mayung Putek dan air terjun Jeruk Manis yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, air terjun Sendang Gila yang terletak di Kabupaten Lombok Utara dan masih banyak lagi wisata air terjun yang ada di Lombok. Wisata bukit juga tidak kalah indah dibandingkan wisata yang lain seperti wisata Hutan Pusuk yang ada di Kabupaten Lombok Utara dan barisan bukita yang hijau di Pusuk Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Wisata alam yang paling populer bahkan dikenal oleh dunia adalah wisata Taman Nasional Gunung Rinjani yang terletak di Kabupaten Lombok Utara.

(22)

Sumbawa yang terkenal samapai mancanegara karena keindahan bawah lautnya. Wisata alam di Sumbawa juga tidak kalah menarik seperti air terjun Mata Jitu yang begitu indah dan masih alami dan wisata alam disekitar gunung Tambora juga merupakan daerah kunjungan wisata favorit di Sumbawa. Masih banyak lagi tempat wisata favorit yang ada di pulau Sumbawa. Namun dari segi kunjungan wisatawan, pulau Sumbawa masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan jumlah wisatwan yang berkunjung ke pulau Lombok. Pada tahun 2014 sekitar 112.757 wistawan berkunjung ke pulau Sumbawa dan 4.012.515 wisatawan yang berkunjung ke pulau Lombok. Hal ini terjadi karena kurangnya promosi dan fasilitas pariwisata seperti hotel dan restoran yang tersedia disekitar tempat wisata yang ada di pulau Sumbawa.

Berikut adalah tabel pertumbuhan dan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Lombok beserta jumlah hotel yang tersedia di Lombok.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Jumlah Hotel pada Kabupaten/Kota di Lombok

Tahun Wisatawan (orang)

Pertumbuhan (%)

Jumlah Hotel (unit)

2009 767.903 - 471

2010 722.002 -5,98 352 2011 898.125 24,39 683 2012 1.359.041 51,32 683 2013 1.604.655 18,07 560 2014 4.012.515 150,05 816

(23)

Jika dilihat dari Tabel 1.1 dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan ke pulau Lombok enam tahun terakhir cendrung meningkat sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 dari 767.903 orang menjadi 722.002 orang atau sekitar 5,98 persen. Namun pada tahun berikutnya terus meningkat sampai tahun 2014. Pada tahun 2014 setelah diterapkannya program Visit Lombok Sumbawa oleh pemerintah daerah NTB pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Lombok mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 150,05% dengan jumlah wisatawan 4.012.515 orang. Begitu banyaknya wisatawan yang berwisata ke Lombok dibutuhkan berbagai penunjang fasilitas pariwisata seperti hotel dan penginapan, fasilitas rekreasi, tempat dan atraksi wisata, yang merupakan aset pariwisata yang besar dan dapat mendukung pengembangan industri pariwisata di Lombok.

(24)

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas utama dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah di Lombok serta dapat meningkatkan kemandirian dan daya saing, dengan demikian diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Qadarrochman (2010) dan penelitian Wijaya dan Djayastra (2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Qadarrochman (2010) tentang Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan penerimaan daerah sektor pariwisata sebagai variabel dependen dan empat variabel independen yaitu variabel jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel dan pendapatan perkapita. Ditemukan hasil bahwa jumlah objek wisata, jumlah wisatawan dan tingkat hunian hotel berpengaruh signifikan sedangkan variabel pendapatan perkapita tidak signifikan.

(25)

hunian kamar hotel tidak signifikan terhadap PAD di kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, dan kota Denpasar.

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan beberapa penelitian

sebelumnya maka maka judul dalam penelitian ini adalah “PENGARUH

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PULAU LOMBOK”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Lombok ?

2. Bagaimanakah pengaruh Jumlah Hotel eterhadap Pendapatan Asli Daerah di Lombok ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Lombok.

(26)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan akan memberiakan manfaat kepada pihak yang membutuhkan seperti akademis, pembaca, dan penulis. Adapun manfaat yang diharpkan kepada pihak yang membutuhkan yaitu:

1. Bagi Akademis

Semoga penelitian ini dapat memberikan pandangan dan wawasan mengenai peran sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah.

2. Bagi Pembaca

Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan dan menjadi refrensi dalam melakukan penelitian terkait.

3. Bagi Penulis

Semoga penelitian ini bisa menambah ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah serta untuk menyelesaikan tugas akhir.

E. Ketrbatasan penelitian

(27)

9

A. Landasan Teori

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah merupakan suatu komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat kemandirian daerah dalam rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan Asli Daerah (Saleh, 2003).

Pada umumnya penerimaan pemerintah diperlukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pada umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan antara penerimaan pajak dan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal dari dalam negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri (Mangkosubroto, 2001).

(28)

a. Pajak Daerah adalah pungutan yang dilakukan pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pajak daerah ini dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu pajak daerah yang ditetapkan oleh peraturan daerah dan pajak negara yang pengelolaan dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. Penerimaan pajak daerah antara lain pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan lain-lain.

b. Retribusi Daerah yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah dibagi dalam tiga bagian yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

Contoh retribusi jasa umum antara lain pelayanan kesehatan, pengujian kendaraan bermotor, dan lain-lain. Contoh retribusi jasa usaha antara lain pemakaian kekayaan daerah, pasar grosir dan atau pertokoan, penjualan produksi usaha daerah, dan lain-lain. Contoh retribusi perijinan tertentu antara lain izin mendirikan bangunan, izin trayek, dan lain-lain.

(29)

keuangan non bank, bagian laba perusahaan milik daerah lainnya serta bagian laba atas penyertaan modal/investasi kepada pihak ketiga.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah terdiri dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro, penerimaan bunga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah (TGR), komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah, denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, denda pajak, denda retribusi, hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, dan lain-lain.

Beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengetahui potensi sumber-sumber PAD adalah sebagai berikut (Thamrin dalam Siti Muharomah, 2006) :

a. Kondisi awal suatu daerah

(1) Besar kecilnya keinginan pemerintah daerah untuk menetapkan pungutan.

(2) Kemampuan masyarakat untuk membayar segala pungutanpungutan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

(30)

c. Perkembangan PDRB per kapita riil

Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk membayar (ability to pay) berbagai pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah.

d. Pertumbuhan Penduduk

Besarnya pendapatan dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk meningkat maka pendapatan yang ditarik akan meningkat.

e. Tingkat Inflasi

Inflasi akan meningkatkan penerimaan PAD yang penetapannya didasarkan pada omzet penjualan, misalnya pajak hotel.

f. Penyesuaian Tarif

Peningkatan pendapatan sangat tergantung pada kebijakan penyesuaian tarif. Untuk pajak atau retribusi yang tarifnya ditentukan secara tetap, maka dalam penyesuaian tarif perlu mempertimbangkan laju inflasi.

g. Pembangunan baru

(31)

h. Sumber Pendapatan Baru

Adanya kegiatan usaha baru dapat mengakibatkan bertambahnya sumber pendapatan pajak atau retribusi yang sudah ada. Misalnya usaha persewaan laser disc, usaha persewaan computer/internet dan lain-lain.

i. Perubahan Peraturan

Adanya perubahan peraturan baru, khususnya yang berhubungan dengan pajak dan atau retribusi jelas akan meningkatkan PAD.

2. Pariwisata

a. Pengertian pariwisata.

(32)

(1) Harus bersifat sementara

(2) Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi paksaan

(3) Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran

Pariwisata adalah asalah satu jenis industri baru yang mampu mengahasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serata menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata. Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri (Pendit, 2002).

b. Jenis pariwisata

Ada banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan perjalanannya. Menurut Pendit (2002) terdapat beberapa jenis wisata, yaitu :

(1) Wisata Budaya

(33)

(2) Wisata Kesehatan

Wisata ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk meninggalkan keadaan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas kesehatan lainnya;

(3) Wisata Olahraga

Wisata ini dimaksudkan dengan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolah raga atau menghadiri pesta olahraga di suatu tempat atau suatu negara seperti : Asian Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain-lain. Olah raga lain yang tidak termasuk dalam pesta olahraga atau games misalnya : berburu, memancing, berenang, dan berbagai cabang olehraga di dalam air atau di pegunungan;

(4) Wisata Komersial

(34)

masyarakat kebanyakan dengan tujuan ingin melihat yang membutuhkan fasilitas akomodasi dan transportasi. Disamping itu dalam pekan raya atau pameran biasanya dimeriahkan dengan berbagai atraksi atau pertunjukan kesenian. Itulah sebabnya wisata komersial ini menjadi kenyataan yang sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rancangan– rancangan istimewa untuk keperluan tersebut;

(5) Wisata Politik

Jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakuka untuk mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik misalnya perayaan 17 Agustus di Jakarta. Biasanya fasilitas akomodasi, dan transportasi serta berbagai atraksi diadakan secara meriah bagi para pengunjung. Disamping itu yang termasuk dalam kegiatan wisata politik adalah peristiwa-peristiwa penting seperti: konfrensi, musyawarah, kongres yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata;

(6) Wisata sosial

(35)

(7) Wisata Pertanian

Wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek- proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan, dan sebagainya dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar menikmati aneka macam tanaman;

(8) Wisata maritim (bahari)

Jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan oleh raga di air, danau, pantai, teluk, dan laut misalnya: memancing, berlayar, menyelem sambil melakukan pemotretaan, kompetisi berselancar, mendayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan pemandangan yang indah;

(9) Wisata Cagar Alam

(36)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Daerah dari sektor Pariwisata

Perkembangan industri pariwisata yang saling berkaitan berupa hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata (objek wisata, souvenir, dan Hiburan), dan usaha perjalanan wisata (travel agent atau pemandu wisata) dapat menjadi sumber penerimaan daerah bagi kabupaten/kota di Lombok yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, pajak dan bukan pajak.

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penerimaan daerah melalui sektor pariwisata :

a. Jumlah wisatawan

Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut, paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut (Austriana dalam Qadarrochman, 2006).

(37)

b. Jumlah Hotel

Menurut Dinas Pariwisata hotel merupakan suatu usaha yang menggunakan bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Dewasa ini pembangunan hotel-hotel berkembang dengan pesat, apakah itu pendirian hotel-hotel baru atau pengadaan kamar- kamar pada hotel- hotel yang ada. Fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap untuk tujuan wisata namun juga untuk tujuan lain seperti manjalankan kegiatan bisnis, mengadakan seminar, atau sekedar untuk mendapatkan ketenangan.

Perhotelan memiliki peran sebagai penggerak pembangunan daerah, perlu dikembangkan secara baik dan benar sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, PAD, penyerapan tenaga kerja serta perluasan usaha. Hotel merupakan salah satu jenis usaha yang menyiapkan pelayanan jasa bagi masyarakat dan wisatawan. Selain itu pajak hotel juga akan memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap pendapatan daerah.

4. Permintaan pariwisata

(38)

Harrison (Lundberg,dkk 1997) membuat kurva permintaan individual Veblen seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.

Sumber: Lundberg, dkk, 1997

Gambar 2.1

Kurva Permintaan Individual Veblen

Jika harga P1 ditetapkan, maka individual akan meminta sebesar Q1. Jika harga dinaikkan menjadi P2 menurut kurva permintaan D1, jumlah yang akan diminta akan menurun ke Q2. Hal ini tidak terjadi pada kurva Veblen karena individu memberi suatu arti penting baru pada produk itu. Dalam pengaruhnya, harga baru itu telah menambah nilai kesenangan kualitas pelayanan atau pengalaman yang ditawarkan. Kurva permintaan bukan bergeser ke bawah melainkan bergeser ke D2 akibat pengaruh Veblen itu sehingga jumlah yang

D3 D2

Q2 Q4 Q1 Q3 Q5 P3

P2

P1

Q P

D1

(39)

diminta adalah Q3 pada harga P2. Jika harga terus dinaikkan ke P3, maka menurut kurva permintaan Veblen, jumlah yang diminta menjadi Q5, bukan suatu penurunan jumlah yang diminta ke Q4. Ini berlangsung sampai pada suatu titik dimana pendapatan tidak lagi mencukupi untuk membeli barang tersebut.

5. Penawaran pariwisata

(40)

Sumber: Yoeti, 2008

Gambar 2.2

Titik Ekuilibrium Permintaan kamar hotel (dalam ribuan)

Keseimbangan penawaran dan permintaan dikatakan stasioner dalam arti bahwa sekali harga keseimbangan tercapai, biasanya cenderung untuk tetap dan tidak berubah selama permintaan dan penawaran tidak berubah. Dengan perkataan lain, jika tidak ada pergeseran penawaran maupun permintaan, tidak ada yang mempengaruhi harga akan mengalami perubahan.

Menurut Spillane (1987), penawaran pariwisata dapat dibagi menjadi :

a. Proses produksi industri pariwisata

Kemajuan pengembangan pariwisata sebagai industri ditunjang oleh bermacam-macam usaha yang perlu, antara lain :

(1) Promosi untuk memperkenalkan obyek wisata

(2) Transportasi yang lancar

E

25 50 75 100 160

120

80

40

E Y

A C

(41)

(3) Kemudian keimigrasian atau birokrasi

(4) Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman

(5) Pemandu wisata yang cakap

(6) Penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan tarif harga yang wajar

(7) Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik

(8) Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup

b. Penyediaan lapangan kerja

Perkembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan kesempatan kerja. Berkembangnya suatu daerah pariwisata tidak hanya membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat, tetapi juga menarik pendatangpendatang baru dari luar daerah justru karena tersedianya lapangan kerja tadi.

c. Penyediaan Infrastruktur

Industri pariwisata juga memerlukan prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan, lapangan udara. Jelas bahwa hasilhasil pembangunan fisik bisa ikut mendukung pengembangan pariwisata.

d. Penawaran jasa keuangan

(42)

bagi wisatawan untuk datang ke suatu daerah. Hal ini dapat dijadikan sebagai event yang dapat dijual oleh pemerintah daerah setempat (Yoeti, 2008).

6. Dampak pariwisata

Pengembangan sektor pariwisata memberikan berbagai dampak terhadap daerah tujuan wisata maupun masyarakat yang tinggal sekitar objek wisata. Dampak pariwisata bisa meliputi dampak sosial, budaya, dan ekonomi. Dampak sosial misalnya masyarakat bisa berkomunikasi dengan wisatawan asing dan mempelajari banyak hal seta bertukar informasi dengan wisatawan asing. Selain itu masyarakt yang tinggal disekitar daerah objek wisata bisa mempelajari budaya dari berbagai belahan dunia dan memperkenalkan budaya daerah kepada wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Sedangkan dampak ekonomi terhadap masyarakat adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat akibat adanya usaha yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, restoran, tempat hiburan, dan lain sebaginya.

Dampak positif yang langsung diperoleh pemerintah daerah atas pengembangan pariwisata tersebut yakni berupa pajak daerah maupun bukan pajak lainnya. Sektor pariwisata memberikan kontribusi kepada daerah melalui pajak daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah berupa pemberian hak atas tanah pemerintah. Dari pajak daerah sendiri, sektor pariwisata memberikan kontribusi berupa pajak hotel dan restoran, pajak hiburan,

(43)

Belanja wisatawan di daerah tujuan wisatanya juga akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat setempat secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda (multiplier effect). Dimana di daerah pariwisata dapat menambah pendapatannya dengan menjual barang dan jasa, seperti restoran, hotel, pramuwisata dan barang-barang souvenir. Dengan demikian, pariwisata harus dijadikan alternatif untuk mendatangkan keuntungan bagi daerah tersebut (Spillane, 1987).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian tentang pengaruh pendapatan daerah melalui sektor pariwisata dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sudah banyak dilakukan diberbagai tempat diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Qadarrochman (2010) yang telah melakukan penelitian tentang Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan penerimaan daerah sektor pariwisata sebagai variabel dependen dan empat variabel independen yaitu variabel jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel dan pendapatan perkapita.

(44)

paling dominan pengaruhnya terhadap penerimaan daerah dari sektor pariwisata di Kota Semarang adalah variabel jumlah objek wisata.

Penelitian yang telah dilakuakan oleh Labiran (2013) tentang Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Tana Toraja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan penerimaan daerah sektor pariwisata sebagai variabel dependen dan jumlah wisatawan, perilaku pemerintah, dan PDRB sebagai variabel independen. Hasil penelitian dan estimasi data melalui metode regresi linier berganda menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial, variabel jumlah wisatawan dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan daerah. Sedangkan variabel perilaku pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan daerah.

(45)

Wijaya dan Djayastra (2014) telah meliti tentang Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Jumlah Tingkat Hunian Kamar Hotel, dan Jumlah Kamar Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, dan Kota Denpasar Tahun 2001-2010. Dengan menggunakan regresi linier berganda PAD sebagai variabel dependen dan jumlah kamar hotel, kunjungan wisatawan, dan tingkat hunian kamar hotel sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian yang tela.h dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa kunjungan wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan jumlah tingkat hunian kamar hotel tidak signifikan terhadap PAD di kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, dan kota Denpasar.

Penelitian Sutrisno (2013) tentang Pengaruh Jumlah Objek Wisata, Jumlah Hotel, dan PDRB terhadap Retribusi Pariwisata kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dengan menggunakan regresi linier berganda retribusi pariwisata sebagai variabel dependen dan objek wisata, jumlah hotel, dan PDRB sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Denny Cessario Sutrisno adalah semua variabel independen yang digunakan yaitu objek wisata, jumlah hotel, dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan retribusi pariwisata di kabupaten/kota Jawa Tengah.

(46)

yang dilakukan maka didapatkan hasil bahwa variabel-variabel dari sektor pariwisata yaitu jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, dan tingkat hunian hotel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung, sedangkan pendapatan per kapita tidak berpengaruh signifikan. Pengaruh yang dominan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung adalah variabel jumlah objek wisata.

(47)

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

1. Variabel Jumlah Kunjungan Wisatawan diduga memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota di Lombok

2. Variabel Jumlah Hotel diduga memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota di Lombok

D. Kerangka Penelitian

Model penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-varibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama maupun secara individual. Adapun kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Penelitian X1= Jumlah Kunjungan Wisatawan

X2= Jumlah Hotel

(48)

30

A. Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002). Objek dari penelitian ini adalah kabupaten/kota yang ada di Lombok yang terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota yaitu kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. Subjek dari penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah hotel dari tahun 2009-2014 sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah kabupatan/kota x jumlah tahun (5 x 6 = 30 sampel).

B. Jenis Data

(49)

Mataram. Sehingga diperoleh data Pendapatan Asli Daerah, jumlah kunjungan wisatawan, dan jumlah hotel dari tahun 2009-2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan realistis. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode studi pustaka, yang diperoleh dari instansi-instansi terkait, buku referensi, maupun jurnal-jurnal ekonomi.

Teknik pengumpulan data pada penelitan ini dengan melakukan pencatatan secara langsung berupa data time series dan cross section dari tahun 2009 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2005). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, sedangkan variabel independennya adalah jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah hotel.

(50)

Definisi operasional adalah penentuan konstrak sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dangan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik (Irdriantoro dan Supomo, 1999). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAD kabupaten/kota yang ada di Lombok dari tahun 2009-2014 dalam satuan miliar Rupiah.

2. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Lombok dari tahun 2009-2014 dalam satuan orang.

3. Jumlah Hotel

Banyaknya hotel berbintang dan hotel melati yang tersedia di Lombok dari tahun 2009-2014 dalam satuan unit.

E. Alat Analisis

(51)

estimasi empiris. Metode analisis data penelitian ini menggunakan software Eviews 7. Analisis dengan menggunakan panel data adalah kombinassi dari data time series dan cross section. Dengan model informasi baik yang terkait variabel-variabel cross section maupun time series (Wibisono, 2011):

Y = f (JW, JH)

Adanya model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: LogPADit= βo + β1LogJWit+ β3LogJHit+ ε

Keterangan:

LogPAD = Pendapatan Asli Daerah βo = Konstanta

β123 = Koefisien variabel

LogJW = Jumlah Kunjungan Wisata

LogJH = Jumlah Hotel

i = Kabupaten/Kota

t = Periode Waktu

ε = Error Term

F. Uji Kualitas Data

1. Uji Multikolinearitas

(52)

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya model yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Adapun Beberapa cara mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu:

a. R2 cukup tinggi (0,7-0,1), tetapi uji-t untuk masing-masing koefisien regresinya tidak signifikan

b. Tingginya R2 merupakan syarat yang cukup tetapi bukan yang syarat

yang perlu untuk terjadinya multikoliniearitas. Sebab pada R2 yang rendah < 0,5, bisa juga terjadi multikolinearitas.

c. Meregresikan variabel independen X dengan variabel-variabel independen yang lain, kemudian menghitung R2 dengan uji F:

Jika F hitung > F tabel berarti Ho di tolak, ada multikolinearitas Jika F hitung < F tabel berarti Ho di terima, tidak ada multikolinearitas Ada beberapa cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam suatu model. Salah satunya adalah dengan melihat koefisien hasil output dari komputer. Jika terdapat koefisien yang lebih besar dari (0,9), maka terdapat gejala multikoliearitas.

(53)

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam model regresi, salah satu yang harus dipenuhi agar taksiran parameter-parameter dalam model bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) adalah error term atau residual mempunyai varian konstanta yang sering disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan apabila dalam model terdapat varian yang tidak sama atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas adanya sifat heteroskedastisitas ini dapat membuat penaksiran dalam model bersifat tidak efisien. Menurut Gujarati (1978), umumnya masalah heteroskedastisitas lebih biasa terjadi pada data yang sifatnya cross section dibandingkan dengan time series.

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model dalam penelitian ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2011).

Untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas dalam model, penulis menggunakan uji Park yang sering digunakan dalam beberapa referensi. Dalam metodenya, Park menyarankan suatu bentuk fungsi diantara varian kesalahan

dan variabel bebas dinyatakan sebagai berikut:

= α ………..………...(3.1)

(54)

Ln = α + βLnXi + Vi………..……….(3.2)

Karena varian kesalahan ( ) tidak teramati, maka digunakan sebagai

penggantinya. Sehingga persamaan menjadi :

Ln = α + βLnXi + Vi……….(3.3)

Menurut Park dalam Sumodiningrat (2010), apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, berarti didalam data terdapat masalah heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika koefisien paramater β

dari persamaan regresi tidak signifikan maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data Panel

Metode analisis regresi data panel yang dipilih oleh penulis dalam menganalisis data dalam penelitian ini. Analisis data regresi data panel digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam meneliti Pendapatan Asli Daerah antar Kabupaten/Kota di Lombok.

Data panel (pooled data) diperoleh dengan cara menggabungkan data time series dengan cross section. Analisis regresi dengan data panel memungkinkan peneliti mengetahui karakteristik antar waktu dan antar Kabupaten/Kota dalam variabel yang bisa saja berbeda-beda.

(55)

a. Data panel mampu menyediakan lebih banyak data, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap. Sehingga dapat diperoleh degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang dihasilkan akan lebih baik.

b. Data panel mampu mengurangi kolinearitas variabel

c. Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks d. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section

dapat mengatasi masalah yang timbul karena adanya masalah penghilangan variabel.

e. Data panel lebih mampu mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni maupun cross section murni.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.

Ada tiga metode yang digunakan untuk data panel (Ajija, 2011) :

1. Model Pooled Least Square (Common Effect)

(56)

Dalam pendekatan ini hanya mengasumsikan bahwa perilaku data antar ruang sama dalam berbagai kurun waktu. Pada beberapa penelitian data panel, model ini sering kali tidak pernah digunakan sebagai estimasi utama karena sifat dari model ini yang tidak membedakan perilaku data sehingga memungkinkan terjadinya bias, namun model ini digunakan sebagai pembanding dari kedua pemilihan model lainnya.

2. Model Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Pendekatan model ini menggunakan variabel boneka atau dummy yang dikenal dengan sebutan model efek tetap (Fixed Effect) atau Least Square Dummy Variable atau disebut juga Covariance Model. Pada metode Fixed Effect estimasi dapat dilakukan dengan tanpa pembobot (no weight) atau Least Square Dummy Variable (LSDV) dan dengan pembobot (cross section weight) atau General Least Square (GLS). Tujuan dilakukannya pembobotan adalah untuk mengurangi heterogenitas antar unit cross section (Gujarati, 2012:241). Penggunaan model ini tepat untuk melihat perilaku data dari masing-masing variabel sehingga data lebih dinamis dalam mengintepretasi data.

(57)

3. Model Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Model data panel pendekatan ketiga yaitu model efek acak (random effect). Dalam model efek acak, parameter-parameter yang berbeda antar daerah maupun antar waktu dimasukan ke dalam error. Karena hal inilah, model efek acak juga disebut model komponen eror (error component model).

Dengan menggunakan model efek acak ini, maka dapat menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak mengurangi jumlahnya seperti yang dilakukan pada model efek tetap. Hal ini berimplikasi parameter yang merupakan hasil estimasi akan jadi semakin efisien. Keputusan penggunaan model efek tetap ataupun acak ditentukan dengan menggunakan uji Hausmann. Dengan ketentuan apabila probabilitas yang dihasilkan signifikan dengan alpha maka dapat digunakan metode Fixed Effect namun apabila sebaliknya maka dapat memilih salah satu yang terbaik antara Model Fixed dengan Random Effect.

Dalam menguji spesifikasi model pada penelitian, penulis menggunakan beberapa metode:

a. Pengujian Lagrange Multiplier (LM)

Menurut Widarjono (2007), untuk mengetahui apakah model random effect lebih baik dari model common effect digunkan Lagrange Multiolier (LM). Uji signifikan random effect ini dikembangkan oleh Breusch-Pagan. Pengujian didasarkan pada nilai residual dari metode common effect.

(58)

yang dikembangkan oleh Bruesch–Pagan (1980). Uji LM Bruesch–Pagan ini didasarkan pada nilai residual dari metode common effect. Nilai LM dihitung dengan rumus:

H0 : Model yang digunakan Common Effect Model

H1 : Model yang digunakan Random Effect Model

Untuk membuktikan apakah terbukti atau tidak antara Common Effect dan Random Effect.

Dimana:

n = jumlah individu; T = jumlah periode waktu;

e = residual metode common effect

(59)

b. Pengujian Chow (Likelihood Test Radio)

Pengujian spesifikasi bertujuan untuk menentukan model analisis data panel yang akan digunakan. Pengujian Chow digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau model common effect yang sebaiknya dipakai.

H0: Model yang digunakan Common Effect

H1: Model yang digunakan Fixed Effect

Untuk membuktikan apakah terbukti atau tidak antara Common Effect dan Fixed Effect. Apabila hasil uji spesifikasi ini menunjukkan probabilitas Chi-Square lebih dari 0,05 maka model yang dipilih adalah common effect. Sebaiknya dipakai adalah fixed effect. Ketika model yang terpilih adalah fixed effect maka perlu dilakukan uji lagi, yaitu Uji Hausman untuk mengetahui apakah sebaiknya memakai fixed effect model (FEM) atau random effect model (REM).

Pengunjian Chow dapat dilihat menggunakan Uji F signifikan estimasi fixed effect, yang digunakan untuk memilih antar OLS pooled tanpa variabel dummy atau fixed effect. F statistik di sini adalah sebagai uji Chow. Dalam hal ini, uji F digunakan untuk menentukan model terbaik antara kedua dengan melihat uji residual kuadrat (RSS). Uji F adalah sebagai berikut :

Dimana:

(60)

n-k = Merupakan denumerator

Jika hipotesis nol ditolak, dapat disimpulkan model fixed effect lebih baik dari pooledOLS.

c. Pengujian Hausman

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui model yang sebaiknya dipakai, yaitu fixed effect model (FEM) atau random effect model (REM). Dalam effect model (FEM) setiap objek memiliki intersep yang berbeda-beda, akan tetapi intersep masing-masing objek tidak berubah seiring waktu. Hal ini disebut dengan time-invariant. Sedangkan dalam random effect model (REM), intersep (bersama) mewakilkan nilai rata-rata dari semua intersep (cross section) dan komponen error mewakili deviasi (acak) dari intersep individual terhadap nilai rata-rata tersebut (Gujarati: 2013). Hipotesis dalam Pengujian Hausmann sebagai berikut:

H0: Model yang digunakan Random Effect Model

H1: Model yang digunakan Fixed Effect Model

Untuk membuktikan apakah terbukti atau tidak antara Random Effect dan Fixed Effect. Pengujian spesifikasi hausmann membandingkan model Fixed, Common, dan Random di bawah hipotesis nol yang berati bahwa efek individual tidak berkolerasi dengan regresi dalam model (Hausman).

(61)

4.

Pengujian Parameter Model (Uji Statistik)

Pengujian signifikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kesalahan kebenaran hasil dari hipotesis nol dari sampel.

a. Pengujian Koefisien Determinasi (R-Square)

Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodnes of fit) digunakan koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain koefisien determinasi menunjukkan variasi turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X.

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperediksi variasi variabel dependen (Ghozali,2011).

b. Uji F-Statistik

(62)

1) Perumusan Hipotesa

Ho: β1 = β2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1: β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. 2) Pengambilan keputusan

Pengambilan dalam pengujian uji F ini adalah dengan cara membandingkan probabilitas pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan nilai α yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan α = 0,05.

Jika probabilitas variabel independen > 0,05 maka hipotesa Ho diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

Jika probabilitas variabel independen < 0,05, maka hipotesa H1 ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

c. Uji Parsial (t-Statistik)

Uji statistik (parsial) merupakan pengujian terhadap tingkat signifikan setiap variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi.

1) Merumuskan Hipotesa

Ho: β1 = β2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara individu masing-masing

(63)

H1: β1 ≠ β2 ≠ 0 artinya ada pengaruh secara individu masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. 2) Pengambilan keputusan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan α = 0,05. Jika probabilitas variabel independen > 0,05 maka hipotesa Ho diterima, artinya variabel independen secara partial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(64)

46

A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

1. Gambaran umum Pulau Lombok

Pulau Lombok merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara barat dengan luas wilayah mencapai 5.435 km2. Jumlah penduduk di pulau Lombok pada tahun 2014 tercatat 3.352.988 jiwa dengan rincian 1.600.938 laki-laki dan 1.752.050 perempuan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Lombok Timur dan yang terkecil di Kabupaten Lombok Utara. Terdapat 968.754 Rumah Tangga dari jumlah penduduk yang ada di Lombok dengan rata-rata anggota Rumah Tangga sebesar 3,51 orang.

(65)

Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu, dengan banyaknya penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok, di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.

Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi di Lombok. Penganut Kristen, Buddha dan agama lainnya juga dapat dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau Lombok. Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW), organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.

(66)

andalan yang ada di Lombok karen terkenal dengan keindahan wisata baharinya. Daerah selatan dari pulau lombok sebagian besar terdiri atas tanah yang subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas. Produksi perkebunan yang memberikan sharing paling besar dalam menciptakan nilai tambah di sektor perkebunan adalah komoditi tembakau.

Pulau Lombok terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara.

a. Kota Mataram

Kota mataram merupakan ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak di Pulau Lombok dengan luas 61,30 km2, yang terdiri dari enam kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Mataram, Selaparang, Cakranegara, dan Sandubaya. Batas wilayah kota mataram adalah sebagai berikut:

Utara : kecamatan Gunung sari, kabupaten Lombok Barat

Selatan : Kecamatan Labu Api, Kbupaten Lombok Barat

Timur : Selat Lombok

Barat : Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat

(67)

merupakan pusat pemerintahan. Kota Mataram sudah tergolong maju dibandingkan daerah lain yang ada di Lombok karena banyak perguruan tinggi seperti UNRAM (Universitas Mataram) sebagai universitas terbaik di NTB. Selain itu berbagai pusat perbelanjaan sudah ada di Mataram yang dapat mendukung perekonomian Kota Mataram. Beberapa situs bersejarah yang menjadi daerah tujuan wisata di Kota Mataram seperti Taman Mayura, Pura Meru, Makam Bintaro, Makam Van Ham dan Makam Loang Balo merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik.

b. Kabupaten Lombok Barat

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Lombok yang keadaan geografisnya menguntungkan. Pemandangan alamnya yang indah, tanah yang subur, serta cadangan air yang melimpah menjadi potensi yang dimanfaatkan dengan baik oleh kabupaten ini. Luas wilayah Kabupaten Lombok Barat sekitar 1.053,92 Km². Sebelah Utaranya berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara, sedangkan sebelah Selatannya berbatasan dengan Samudra Indonesia. kabupaten Lombok Barat terdiri dari sepuluh kacamatan yaitu Kecamatan Sekotong, Lembar, Gerung, Labuapi, Kediri, Kuripan, Narmada, Lingsar, Gunungsari, dan Kecamatan Batu Layar.

(68)

lahan pertanian seperti padi dan komoditas lainnya. Rata-rata penduduk di Kabupaten Lombok barat bekerja di sektor pertanian dan perdagangan, 27,45 persen bekerja di sektor pertanian dan 23,75 persen bekerja di perdagangan. Kabupaten Lombok Barat juga terkenal dengan keindahan alamnya, beberapa tempat wisata yang banyak dikunjungi di Kabupaten Lombok Barat seperti Pantai Senggigi, Gili Nangu, Pantai Cemara, Pantai Lembar, Hutan Wisata Suranadi dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

c. Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua kabupaten yakni Kabupaten Lombok Barat disebelah barat dan utara, Kabupaten Lombok Timur disebelah timur dan utara. Sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah Mencapai 1.208,39 km2 dan terdiri dari dua belas kecamatan yaitu kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut, Praya Timur, Janapria, Kopang, Praya, Praya Tengah, Jonggat, Pringgarata, Batukliang, dan Batukliang Utara. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Pujut dengan luas wilayah 233,55 km2.

(69)

potensi wisata Kabupaten Lombok Tengah sangat menjanjikan karena disebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, banyak pantai yang menjadi objek wisata andalan seperti Pantai Mawun, Selong Belanak, Pantai Grupuk, dan kawasan Pantai Putri Mandalika (Pantai Aan, Sunut, Seger, Serinting dan Kuta) dan masih banyak lagi tempat wisata yang ada di Lombok tengah.

d. Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Lombok Timur merupakan kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Lombok dengan luas wilayah mencapai 2.679,88 km2 terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km2 dan lautan seluas 1.074,33 km2. Kabupaten Lomok Timur terdiri atas dua puluh kecamatan yaitu Kecamatan Keruak, Jerowaru, Sakra, Sakra Barat, Sakra Timur, Terara, Montong Gading, Sikur, Masbagik, Pringgasela, Sukamulia, Suralaga, Selong, Labuhan Haji, Pringgabaya, Suela, Aikmel, Wanasaba, Sembalun, dan Sambelia. Batas wilayah dari Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut:

Sebelah Barat : Kab. Lombok Utara dan Lombok Tengah;

Sebelah Timur : Selat Alas;

Sebelah Utara : Laut Jawa;

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

(70)

sektor pertanian. Sebanyak 29,47 persen luas wilayah kabupaten Lombok Timur digunakan sebagai lahan sawah dan sisanya lahan kering. Walaupun wilayah Lombok Timur sebagian besar lahan kering, berbagi wisata jenis wisata alam tersedia di Lombok Timur diantaranya air terjun mayung polak, air terjun jeruk manis, joben, lemor. Wisata pantai di kawasan Lombok Timur juga tidak kalah menarik seperti Pantai Pink, Pantai Surga, Kaliantan, dan Gili Kondo yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya dan masih banyak lagi tempat wisata menarik di Kabupaten Lombok Timur.

e. Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Lombok Utara merupakan kabupaten termuda di pulau Lombok dan di Provinsi NTB. Secara geografis, Kabupaten Lombok Utara berbatasan langsung berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Lombok Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Lombok Tengah, Lombok Timur dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok. Luas kabupaten Lombok Utara mencapai 809,53 km2 dan terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Tanjung, Gangga, Kayangan, dan Bayan. Kecamatan Bayan merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Lombok Utara yaitu sekitar 40,65 persen dari luas Lombok Utara atau 329,10 km2.

(71)

Kabupaten Lombok Utara. Indikasi tersebut diperkuat oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Lombok Utara bekerja di sektor pertanian. Lahan yang luas dan tanah yang subur merupakan modal yang sangat penting bagi peningkatan pertanian di Kabupaten Lombok Utara. Sektor pertanian yang menjadi primadona di Kabupaten Lombok Utara adalah pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Sektor lain seperti peternakan, perikanan dan kehutanan juga cukup memberikan andil yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian di Kabupaten Lombok Utara.

Kabupaten Lombok Utara memiliki pesona alam yang indah. Hal tersebut mendukung bertumbuhnya usaha di bidang pariwisata. Wisata alam yang menjadi primadona adalah wisata pantai yang terpusat di Tiga Gili di Kecamatan Pemenang. Selain itu wisata budaya juga menjadi pilihan wisatawan. Salah satu barometer perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Utara adalah jumlah hotel dan restora. Jumlah hotel bintang tahun 2014 sebanyak 3 buah dengan kapasitas kamar sebanyak 151 kamar tidur. Sedangkan jumlah hotel melati sebanyak 411 hotel yang umumnya terdapat di tiga gili.

2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota di Lombok

(72)

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pendapatan daerah merupakan suatu komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat kemandirian daerah dalam rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan Asli Daerah (Saleh, 2003). Berikut merupakan perkembangan Pendapatan Asli Daerah kabupaten/kota di Lombok dari tahun 2009-2014.

Tabel 4.1 Perkembangan PAD Kabupaten/kota di Lombok 2009-2014

Kabupaten/kota Tahun PAD Pertumbuhan (%) Lombok Barat 2009 38.455.156.055,00 -

2010 55.000.000.000,00 43,02 2011 113.102.559.201,00 105,64 2012 98.839.597.554,00 -12,61 2013 124.912.307.434,08 26,38 2014 166.175.113.318,83 33,03 Lombok Tengah 2009 28.500.000.000,00 -

2010 63.218.915.303,31

121,82 2011 66.705.766.435,31 5,51 2012 110.789.153.137,51 66,09 2013 114.429.120.483,00 3,28 2014 131.173.268.475,00 14,63 Lombok Timur 2009 44.016.545.975,00

(73)

Lanjutan Tabel 4.1

Kabupaten/kota Tahun PAD Pertumbuhan (%) 2013 107.809.797.422,00 23,31 2014 205.518.244.665,00 90,63 Lombok Utara 2009 6.863.064.164,40 -

2010 12.500.000.000,00 82,13 2011 20.031.330.000,00 60,25 2012 29.536.775.000,00 47,45 2013 45.000.000.000,00 52,35 2014 55.948.698.383,00 24,33 Kota Matarm 2009 37.289.542.222,85 -

2010 42.022.479.900,00 12,69 2011 60.514.511.410,00 44,01 2012 78.841.707.800,00 30,28 2013 124.957.834.100,00 58,49 2014 158.182.934.124,00 26,59 Sumber: Badan Pusat Statistik 2015

(74)

Lombok Sumbawa. Pembangunan dan perbaikan beberapa objek wisata juga dilakukan serata perbaikan beberapa infrastruktur di daerah tujuan wisata. Pada periode ini perkembangan usaha sektor pariwisata mulai tumbuh dan berkembang seperti pembangunan beberapa hotel disekitar obyek wisata yang ada di Lombok.

3. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Pulau lombok yang terkenal dengan keindahan alamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik untuk mengunjungi berbagai jenis obyek wisata yang ada di Lombok. Berikut ini merupakan data kunjungan wisatawan ke pulau Lombok.

Tabel 4.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Kabupaten/kota di Lombok Tahun 2014

Kabupaten/kota Wisatawan asing

Wisatawan domestik

Jumlah

Lombok Barat 157.545 232.083 389.628 Lombok Tengah 348.572 2.025.426 2.373.998 Lombok Timur 4.424 11.285 15.709 Lombok Utara 6.685 41.204 47.889 Kota Mataram 3.420 219.588 223.008 Sumber: Badan Pusat Statistik 2015

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan dan Jumlah Hotel pada Kabupaten/Kota di Lombok
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Titik Ekuilibrium Permintaan kamar hotel
Gambar 2.3 Kerangka Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan yang

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi

Penelitian tentang pengaruh jumlah kunjungan wisatawan terhadap penerimaan pajak hotel, penerimaan pajak restoran dan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perspektif pemilik usaha rumah kos tentang pemahaman

Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka adapun tujuan pennelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh