• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DENGAN INFEKSI MALARIA

PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

WASHLI ZAKIAH 087103027/ IKA

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Judul Penelitian : Hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar

Nama Mahasiswa : Washli Zakiah Nomor Induk Mahasiswa : 087103027/IKA

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

Ketua

dr. Hj. Tiangsa Sembiring, SpA(K)

Anggota dr. Lily Irsa, SpA(K)

Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS

dr. Hj. Melda Deliana,SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)

(3)

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DAN INFEKSI MALARIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, Januari 2013

(4)

Telah diuji pada Tanggal:

PANITIA PENGUJI TESIS

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(6)

2. Prof.Dr.H.Munar Lubis,SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

3. Dr.Hakimi,SpA(K), Dr.SriSofyani,SpA(K), Prof.Dr.Harun Al Rasyid, SpPD,SpGK yang sudah membimbing saya dalam penyelesaian tesis ini.

4. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan dan RS. dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

5. Teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, dr. Tri Faranita, Mked(Ped), SpA, dr. Mahrani Mked(Ped), SpA, Kak Erika, Bang Fadly, Viviana, Desy, Beatrix, Kak Kholidah, Kak Erika, Nelly Simarmata, Kak Ade Amelia, Johan, Putri, Kak Darni, Kak Eka, Kak Cut fera, Bang Indra, Bang Irfan dan Rahayu, terimakasih untuk kebersamaan kita dalam menjalani pendidikan selama ini.

(7)

Nurfadhilah, Dairina Yusri, Syarifah Auli, Khairi Adha, serta abang ipar yang selalu mendo’akan dan memberikan dorongan, serta membantuku selama mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, Januari 2013

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ii

Lembar Pernyataan iii

Ucapan Terima Kasih v

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Daftar Singkatan dan Lambang xii

Abstrak xiv

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Hipotesis 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Malaria 5

2.2 Status nutrisi 8

2.3 Hubungan infeksi malaria dan status nutrisi 10

2.4 Dampak infeksi malaria terhadap malnutrisi akut dan kronik 13

2.5 Kerangka konsep 15

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain 16

3.2. Tempat dan Waktu 16

3.3. Populasi dan Sampel 16

3.4. Perkiraan Besar Sampel 17

3.5. Pemilihan sampel 18

3.6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 18

3.6.1. Kriteria Inklusi 18

3.6.2. Kriteria Eksklusi 18

3.7. Persetujuan / Informed Consent 18

3.8. Etika Penelitian 19

3.9. Cara Kerja dan alur penelitian 19

3.10. Identifikasi Variabel 21

3.11. Definisi Operasional 21

(9)

BAB 4. HASIL PENELITIAN 23 4.1 Karakteristik dasar sampel 24 4.2 Perbandingan status nutrisi anak dengan

dan tanpa infeksi malaria 25 4.3 Perbandingan tipe malnutrisi pada anak

Dengan dan tanpa infeksi malaria yang mengalami

Malnutrisi ringan-sedang 25

BAB 5. PEMBAHASAN 27

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 32

RINGKASAN 33

DAFTAR PUSTAKA 37

Lampiran

1. Personil Penelitian

2. Biaya Penelitian

3. Jadwal Penelitian

4. Lembar Penjelasan pada Orangtua 5. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 6. Formulir/Kuisioner

7. Master Tabel data penelitian 8. Persetujuan Komite Etik

(10)

DAFTAR TABEL

2.1. Perbandingan status nutrisi menurut indeks antropometri 9

4.1. Karakteristik sampel 24

4.2. Perbandingan status nutrisi anak dengan dan tanpa infeksi

malaria 25 4.3. Perbandingan tipe malnutrisi pada anak dengan dan tanpa

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.4. Kerangka Konseptual 15

(12)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

BB : berat badan

BB/U : berat badan menurut umur

BB/TB : berat badan menurut tinggi badan BMI/U : body mass index menurut umur

CDC : Centers for Disease Control and Prevention

LK : lingkar kepala

LLA : lingkar lengan atas

LLA/TB : lingkar lengan atas menurut tinggi badan LLA/U : lingkar lengan atas menurut umur

NCHS : National Center for Health Statistics

SD : Standard Deviasi

SD : Sekolah Dasar

SPSS : Statistical Package for Social Science

TB : tinggi badan

TB/U : tinggi badan menurut umur

WHO : World Health Organization

% : persen cm : centimeter

dkk : dan kawan-kawan

g : gram

kg : kilogram

(13)

< : kurang dari

≤ : kurang dari dan sama dengan > : lebih dari

≥ : lebih dari dan sama dengan

⁰c : derajat celsius

n : jumlah sampel

Zα : deviat baku normal untuk α

Zβ : deviat baku normal untuk β

α : kesalahan tipe I

β : kesalahan tipe II

P : tingkat kemaknaan

x2

+ : positif

: uji chi square

(14)

ABSTRAK

Latar Belakang.Masalah nutrisi yang paling sering dijumpai pada populasi anak di negara berkembang adalah protein energi malnutrition (PEM). Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu yang paling mempengaruhi adalah asupan makan yang tidak cukup dan infeksi. Penyakit malaria merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi didaerah endemis. Infeksi malaria dan status nutrisi saling mempengaruhi satu sama lain.

Tujuan.U

Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2010 terhadap anak sekolah dasar di Kota Panyabungan, Propinsi Sumatera Utara. Diagnosis malaria dengan pemeriksaan apusan slide darah tebal dan tipis. Subjek dibagi dua kelompok ( kelompok yang terinfeksi dan tidak terinfeksi malaria) dengan metode consecutive sampling. Status nutrisi ditentukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan berdasarkan grafik CDC 2000 (Centers for Disease Control and Prevention). Tipe malnutrisi ringan-sedang dibagi atas pendek dan kurus diukur berdasarkan standar baku NCHS/WHO 2007. Dilakukan uji kai-kuadrat untuk menentukan hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria. Data kemudian diolah dengan SPSS 14.0.

ntuk mengetahui apakah ada hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar.

Hasil. Tiap kelompok terdiri dari 126 anak. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya perbedaan bermakna status malnutrisi ringan-sedang antara anak dengan infeksi dan tanpa infeksi malaria yaitu 23.8% vs 46.8% (P= 0.011) Pada anak dengan malnutrisi ringan-sedang dijumpai perbedaan bermakna tipe malnutrisi pendek dan pendek-kurus pada kedua kelompok.

Kesimpulan.Terdapat hubungan bermakna antara status malnutrisi ringan-sedang dengan infeksi malaria pada anak. Namun malnutrisi paling sering terjadi pada anak yang tidak terinfeksi

(15)

ABSTRACT

Background. The most common nutritional problems affecting the pediatric population in developing country is protein energy malnutrition (PEM). The nutritional problem may cause by various factors, most of which related to unsatisfactory food intake and infection. One of the highest morbidity and mortality in endemic area is malaria. Malaria infection and nutritional status

Objective. To determine relationship between nutritional status and malaria infection in children

is interrelated

Methods. A cross sectional study was conducted in October and November 2010 among primary school children at Panyabungan City, North Sumatera Province. Peripheral thick and thin blood smear examination was done to confirm the diagnose of malaria. Participants divided in two groups (infected and uninfected malaria group) by consecutive sampling. Nutritional status was determined by body weight and height measurements based on CDC 2000 (Centers for Disease Control and Prevention). Mild and moderate malnutrition classification divided in stunted and wasted is based on NCHS/WHO 2007. Chi-quadrat was used to determine the relationship between nutritional status and malaria infection. Data was processed by SPSS 14.0

Results.

Conclusions. There was a significant relation between mild and moderate malnutrition and malaria infection in children. Malnutrition was most common in uninfected malaria

There was 126 children in each group. The findings showed that a significant differences between mild and moderate malnutritional status in both groups of infected and uninfected malaria ( 23.8% and 46.8% respectively; P= 0.011) and there was a significant differences malnutrition type was stunted and stunted-wasted in both groups of mild and moderate malnutrition

(16)

ABSTRAK

Latar Belakang.Masalah nutrisi yang paling sering dijumpai pada populasi anak di negara berkembang adalah protein energi malnutrition (PEM). Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu yang paling mempengaruhi adalah asupan makan yang tidak cukup dan infeksi. Penyakit malaria merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian tertinggi didaerah endemis. Infeksi malaria dan status nutrisi saling mempengaruhi satu sama lain.

Tujuan.U

Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2010 terhadap anak sekolah dasar di Kota Panyabungan, Propinsi Sumatera Utara. Diagnosis malaria dengan pemeriksaan apusan slide darah tebal dan tipis. Subjek dibagi dua kelompok ( kelompok yang terinfeksi dan tidak terinfeksi malaria) dengan metode consecutive sampling. Status nutrisi ditentukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan berdasarkan grafik CDC 2000 (Centers for Disease Control and Prevention). Tipe malnutrisi ringan-sedang dibagi atas pendek dan kurus diukur berdasarkan standar baku NCHS/WHO 2007. Dilakukan uji kai-kuadrat untuk menentukan hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria. Data kemudian diolah dengan SPSS 14.0.

ntuk mengetahui apakah ada hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar.

Hasil. Tiap kelompok terdiri dari 126 anak. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya perbedaan bermakna status malnutrisi ringan-sedang antara anak dengan infeksi dan tanpa infeksi malaria yaitu 23.8% vs 46.8% (P= 0.011) Pada anak dengan malnutrisi ringan-sedang dijumpai perbedaan bermakna tipe malnutrisi pendek dan pendek-kurus pada kedua kelompok.

Kesimpulan.Terdapat hubungan bermakna antara status malnutrisi ringan-sedang dengan infeksi malaria pada anak. Namun malnutrisi paling sering terjadi pada anak yang tidak terinfeksi

(17)

ABSTRACT

Background. The most common nutritional problems affecting the pediatric population in developing country is protein energy malnutrition (PEM). The nutritional problem may cause by various factors, most of which related to unsatisfactory food intake and infection. One of the highest morbidity and mortality in endemic area is malaria. Malaria infection and nutritional status

Objective. To determine relationship between nutritional status and malaria infection in children

is interrelated

Methods. A cross sectional study was conducted in October and November 2010 among primary school children at Panyabungan City, North Sumatera Province. Peripheral thick and thin blood smear examination was done to confirm the diagnose of malaria. Participants divided in two groups (infected and uninfected malaria group) by consecutive sampling. Nutritional status was determined by body weight and height measurements based on CDC 2000 (Centers for Disease Control and Prevention). Mild and moderate malnutrition classification divided in stunted and wasted is based on NCHS/WHO 2007. Chi-quadrat was used to determine the relationship between nutritional status and malaria infection. Data was processed by SPSS 14.0

Results.

Conclusions. There was a significant relation between mild and moderate malnutrition and malaria infection in children. Malnutrition was most common in uninfected malaria

There was 126 children in each group. The findings showed that a significant differences between mild and moderate malnutritional status in both groups of infected and uninfected malaria ( 23.8% and 46.8% respectively; P= 0.011) and there was a significant differences malnutrition type was stunted and stunted-wasted in both groups of mild and moderate malnutrition

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Status nutrisi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan suatu individu, terutama anak dan remaja dalam masa pertumbuhan. Malnutrisi energi protein merupakan masalah nutrisi yang paling sering pada populasi anak di negara berkembang. Masalah ini disebabkan oleh asupan makan dan infeksi.1 Hubungan antara status nutrisi dan penyakit adalah kompleks. Penyakit sering mengakibatkan nutrisi menjadi kurang, dan nutrisi yang kurang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, khususnya penyakit berat.

Malaria merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian terbesar di negara tropis dan subtropis.

2

2

Separuh penduduk dunia memiliki risiko terhadap malaria, terutama negara berpenghasilan rendah dan negara tropis, namun demikian tercatat di negara Amerika Serikat terdiagnosa lebih dari 1500 kasus malaria setiap tahunnya.3,4

(19)

Bali, karena terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan non endemis malaria.

Lebih dari setengah kematian anak yang berhubungan dengan penyakit infeksi utama disebabkan oleh adanya gangguan nutrisi.

5,6

7

Kematian pada kasus malaria meningkat 57.3% akibat malnutrisi.2 Gangguan nutrisi berpengaruh terhadap manifestasi dan kerentanan terhadap malaria.8 Pada populasi daerah endemis malaria umumnya hidup dalam kondisi yang mengarah kepada status nutrisi yang buruk. Kelompok risiko tertinggi untuk terjangkit malaria adalah kelompok anak-anak dan ibu hamil.

Hubungan antara malnutrisi dan malaria sangatlah kompleks.

8

9

Penyakit malaria mempengaruhi nutrisi anak, dimana malaria dapat menyebabkan anoreksia, diare, muntah, demam dan penggunaan protein yang berlebihan untuk mengatasi infeksinya.10 Beberapa penelitian tentang hubungan antara malnutrisi pada penderita malaria mendapatkan hasil yang berbeda. Shankar mengutip beberapa penelitian dari tahun 1920 sampai tahun 1940 di Corsica, Algeria, Vietnam, Turki dan Ghana melaporkan bahwa malaria terjadi lebih sering dan lebih berat pada orang yang mengalami gangguan nutrisi, sementara itu di Gambia tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi malaria dan status nutrisi.8

1.2 Rumusan Masalah

(20)

Apakah ada hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak di daerah endemis?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak didaerah endemis

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan status nutrisi antara anak dengan dan tanpa infeksi malaria, serta mencari hubungan antara malnutrisi akut dan kronik dengan infeksi malaria pada anak dengan status malnutrisi ringan-sedang

1.5 Manfaat penelitian

1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang nutrisi dan metabolik mengenai pengaruh infeksi malaria terhadap status nutrisi anak

2. Di bidang pelayanan masyarakat: memberi informasi tentang status nutrisi anak yang terinfeksi malaria dan tidak terinfeksi malaria di Kota Panyabungan, serta memberikan informasi kepada siswa dan guru sekolah dasar di Kota Panyabungan mengenai bahaya penyakit malaria karena dapat mempengaruhi nutrisi pada anak 3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap bidang nutrisi

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malaria

Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.3 Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Plasmodium terdiri dari 5 spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malaria, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi. Keempat spesies pertama tersebut terdapat di Indonesia. Spesies yang terbanyak ditemukan adalah Plasmodium falciparum dan vivax.3,6 Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi yang berat bahkan dapat menimbulkan kematian. 3

Seseorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal sebagai infeksi campuran / majemuk (mixed infection). Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah dengan angka penularan tinggi. Penyakit ini jarang ditemui pada bulan-bulan pertama kehidupan. Anak yang berusia beberapa tahun dapat terjadi serangan malaria yang berat dan dapat menyebabkan kematian bila disertai gangguan nutrisi.

6

(22)

Secara klinis, gejala infeksi malaria tunggal terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu, yang diselingi satu periode bebas demam. Pasien biasanya mengalami lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Pasien dengan infeksi majemuk / campuran (lebih dari satu jenis plasmodium), serangan demam terjadi terus menerus (tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun gejala klinisnya minimal.

Serangan demam yang pertama didahului oleh masa inkubasi. Masa inkubasi ini bervariasi antara 9-30 hari tergantung pada spesies parasit. Masa terpendek pada Plasmodium falciparum dan terpanjang pada Plasmodium malariae. Masa inkubasi ini juga tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan derajat imunitas pejamu. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah pada Plasmodium falciparum 12 hari, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale 13-17 hari dan Plasmodium malariae 28-30 hari. Masa inkubasi malaria akibat transfusi darah pada Plasmodium falciparum 10 hari, Plasmodium vivax 16 hari, dan Plasmodium malariae 40 hari.

11

6

Setelah melewati masa inkubasi, timbul periode paroksisme berupa gejala demam pada anak besar dan orang dewasa. Periode paroksisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berturutan, yaitu:

1.Stadium dingin

(23)

sianosis, kulit kering dan pucat, muntah, dan pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.6

2. Stadium demam

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, dan terasa panas, nyeri kepala, sering terjadi mual dan muntah. Biasanya pasien menjadi sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. Demam disebabkan oleh karena pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, skizon dari tiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali, sehingga timbul demam setiap hari ketiga terhitung dari serangan demam sebelumnya. Pada Plasmodium falciparum setiap 24-48 jam.11

3. Stadium berkeringat

Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian suhu tubuh menurun dengan cepat, dan kadang-kadang sampai di bawah normal.

2.2 Status nutrisi

6,11

(24)

melakukan pemantuan status nutrisi anak adalah dengan menggunakan metode antropometri dan klinis.

Antropometri merupakan pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.

13,14

14

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status nutrisi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status nutrisi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur ( TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), lingkar lengan atas menurut tinggi badan (LLA/TB). Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status nutrisi yang berbeda.

15

[image:24.612.76.538.528.688.2]

15,16

Tabel 2.1. Pembagian status nutrisi menurut indeks antropometri17

STATUS NUTRISI

Ambang batas baku untuk keadaan nutrisi berdasarkan indeks

BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Normal

80-120% 90 - 110% 90 - 110% 85 - 100% > 85% Malnutrisi ringan-sedang

(25)

Malnutrisi berat

< 60% < 70% < 70% < 70% < 75%

Berdasarkan standar kurva pertumbuhan internasional NCHS/WHO (National Center for Health Statistics / World Health Organization) 2007 direkomendasikan penggunaan empat indikator dalam menilai pertumbuhan anak, yaitu:

1. Tinggi badan menurut usia (TB/U)

1,18,19

2. Berat badan menurut usia (BB/U)

3. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 4. Body Mass Index menurut usia (BMI/U)

Keempat indikator ini digunakan untuk mengetahui kondisi malnutrisi akut dan kronik, yaitu: berat badan kurang, kurus dan pendek.

1. Berat badan kurang atau underweight ( BB/U < -2 SD sampai >-3 SD) merupakan komposisi dalam indikator pertumbuhan yang digunakan untuk menilai perubahan malnutrisi sepanjang waktu.

1,13,20

2. Kurus atau Wasted ( BB/TB < -2 SD sampai >-3 SD atau BMI/U < -2 SD sampai >-3 SD) sering dihubungkan dengan gagalnya peningkatan berat badan atau mengalami penurunan berat badan. kurus juga dianggap sebagai malnutrisi akut.

3. Pendek atau stunted ( TB/U < -2 SD sampai >-3 SD)

(26)

2.3.Hubungan infeksi malaria dan status nutrisi

Infeksi dan status nutrisi saling mempengaruhi. Infeksi dapat mempengaruhi status nutrisi dan nutrisi yang menurun dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.21,22 Hal ini bergantung kepada status nutrisi anak sebelum sakit, terjadinya infeksi, lamanya infeksi, dan asupan makanan selama masa penyembuhan.

Penelitian di Nigeria menemukan pengaruh Malaria Falsiparum akut terhadap perubahan berat badan anak berdasarkan faktor prediktor berat badan, pejamu dan parasit. Dari penelitian ini ditemukan bahwa malaria akut mempengaruhi pertumbuhan pada anak yang lebih muda.

1,21

23 Penelitian di Linggasari Banjarnegara mendapatkan pada

saat insiden malaria tinggi terjadi juga penurunan berat badan sejumlah anak balita.9 Pada Penelitian lain didapati tidak ada hubungan yang signifikan antara nutrisi kurang yang kronik dengan terjadinya malaria yang asimtomatik. Tetapi anak yang mengalami anemia dan anak dengan splenomegali lebih sering mengalami malaria asimtomatik.

Beberapa peneliti menyimpulkan mekanisme hubungan antara gangguan nutrisi, infeksi, dan imunitas antara lain meliputi:

5

1. Adanya anoreksia

21

(27)

Penurunan absopsi protein, lemak, karbohidrat, nitrogen umumnya terjadi pada anak yang mengalami diare. Malabsorpsi vitamin A juga terjadi selama demam, diare akut dan infeksi pernafasan

3. Peningkatan katabolisme

Respon suatu katabolik terjadi pada semua infeksi saat subklinis tanpa harus didahului oleh demam. Melalui rangsang pengeluaran interleukin-1 dari leukosit, perubahan hormon diawali dengan mobilisasi asam amino dari perifer, terutama dari otot skeletal. Asam amino digunakan untuk proses glukoneogenesis di hati dan nitrogen dikeluarkan di urin. Selain itu juga terjadi peningkatan kehilangan lipid, karbohidrat, copper, zinc dan elektrolit lainnya

4. Peningkatan anabolisme

Selama infeksi, asam amino dipisah dari jalur normal untuk mensintesa immunoglobulin, limfokin, protein C-reaktif, dan berbagai protein lain termasuk enzim-enzim hati. Selama demam dapat meningkatkan basal metabolic rate sekitar 12% setiap kenaikan 1°C. sehingga meningkatkan kebutuhan energi.

5. Kehilangan nutrien

Infeksi dapat menurunkan konsentrasi mikronutrien dalam plasma dan meningkatkan pengeluaran dalam urin, seperti defisiensi vitamin A, asam askorbat, vitamin B, zat besi dan zink.

(28)

jelas bahwa nutrisi secara kuat mempengaruhi wabah penyakit malaria.6 Disamping infeksi, ada beberapa hal lain yang mempengaruhi status nutrisi anak seperti: asupan makanan yang tidak cukup, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan jumlah anak dalam keluarga.10,20,25

2.4 Dampak infeksi malaria terhadap malnutrisi akut dan kronik

Hubungan antara malnutrisi dan malaria sangat kompleks. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa malaria dapat dikaitkan dengan pertumbuhan dan malnutrisi sendiri juga dapat meningkatkan risiko terjadinya malaria.1 Malnutrisi adalah suatu gangguan akibat tidak adekuatnya atau tidak seimbangnya pengaturan makan, atau suatu kegagalan dalam mengabsorpsi atau menggantikan komponen dari makanan.

Prevalensi malnutrisi energi protein dijumpai 53.3% pada anak usia dibawah 5 tahun di negara berkembang. Sekitar 32% diantaranya adalah pendek atau stunted dan 9% adalah kurus atau wasted. Prevalensi untuk berat badan badan kurang, pendek dan kurus berbeda-beda ditiap negara. Asia tenggara merupakan urutan teratas dari hasil survey ini.

18

13,26

(29)
(30)

2.4 Kerangka konsep

SOSIOEKONOMI PEKERJAAN

STATUS NUTRISI

NUTRISI LEBIH NORMAL MALNUTRISI

RINGAN-SEDANG

MALNUTRISI BERAT OBESITAS

INFEKSI

PENDEK KURUS

PENDIDIKAN ASUPAN

MAKANAN

MALNUTRISI AKUT

MALNUTRISI KRONIK

[image:30.612.93.455.99.352.2]

: yang diamati dalam penelitian

(31)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dan mencari hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak.

3.2 Tempat dan waktu

Penelitian dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Kota Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara selama bulan Oktober dan November 2010. Tempat ini adalah daerah endemis malaria yang menempati urutan tertinggi dalam insiden malaria di Sumatera Utara.5

3.3 Populasi dan sampel

(32)

3.4 Perkiraan besar sampel

Besar sampel dihitung dengan mempergunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi independen, yaitu :

n

29

1 = n2 = (Zα √2PQ + Zβ √P1Q1 + P2Q2 )

(P

2

1 – P2)2

n1 = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok A n2 = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok B α = kesalahan tipe I = 0,05 → Tingkat kepercayaan 95% Zα = nilai baku normal = 1,96

β = kesalahan tipe II = 0,2 → Power (kekuatan penelitian) 80% Zβ = 0,842a

P1 = proporsi status nutrisi pada tidak penderita malaria=0,16

Q

30

1 = 1 – P1 =

P

0,84

2 =

Q

proporsi status nutrisi pada penderita malaria=0,31

2 = 1 – P2

P = P

= 0,69

1+P2

2

= 0,235

Q = 1 – P = 0,765

(33)

3.5 Pemilihan sampel

Sampel diambil dengan cara consecutive sampling, yaitu semua subyek yang dikunjungi dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

3.6 Kriteria inklusi dan eksklusi 3.6.1. Kriteria Inklusi

1. Usia 6 sampai dibawah 13 tahun

2. Dari hasil pemeriksaan darah tepi dijumpai plasmodium dari malaria 3. Subyek tinggal di lokasi penelitian

3.6.2. Kriteria Eksklusi

1. Menderita penyakit kronis lain yang dapat mengganggu status gizi anak misalnya tuberkulosis, sindroma nefrotik, penyakit jantung dengan keluhan batuk lama > 3 minggu, badan bengkak, mudah capek,sesak nafas

2. Anak dengan status malnutrisi berat 3. Anak dengan status obesitas

3.7 Persetujuan/informed consent

(34)

3.8 Etika penellitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan oleh Komite Etik dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.9 Cara Kerja dan alur penelitian

1. Data dasar diperoleh dari wawancara dan kuesioner

2. Dilakukan pemeriksaan fisik lengkap terhadap anak untuk menentukan ada tidaknya kelainan fisik

3. Dilakukan pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis untuk mengetahui adanya parasit malaria dengan pewarnaan Giemsa sesuai prosedur dan dibaca ditempat oleh analis terlatih. Parasit dihitung dalam 200 sel darah putih. Dianggap negatif jika tidak dijumpai parasit pada 100 lapangan pandang

4. Dibuat daftar nama anak yang positif dan negatif menderita malaria

5. Dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk penentuan status nutrisi

6. Untuk pengukuran berat badan ditentukan dengan menggunakan alat penimbang Camry yang telah ditera sebelumnya dengan ketepatan 0,5 kg. Pada waktu penimbangan anak memakai pakaian tipis atau seminimal mungkin tanpa memakai alas kaki

(35)

8. Status nutrisi dinilai dengan menggunakan grafik berat badan menurut tinggi badan berdasarkan Grafik CDC 2000

9. Untuk penentuan pendek dan kurus berdasarkan kurva NCHS/WHO 2007. 10. Bagi anak yang dinyatakan positif malaria akan diberikan obat anti malaria.

20

Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Malaria (+) Malaria (-)

Pengukuran antropometri (BB, TB)

Normal

Sampel penelitian

Malnutrisi ringan-sedang Status nutrisi

Nutrisi lebih

(36)

3.10 Identifikasi Variabel

Variabel bebas skala

Malaria Nominal dikotom Variabel tergantung skala

Status nutrisi Kategorik Pendek Kategorik Kurus Kategorik

3.11 Definisi Operasional

1 Infeksi malaria ditetapkan apabila dalam pemeriksaan apusan darah tepi ditemukan plasmodium malaria

2. Status nutrisi dinilai dengan menggunakan grafik CDC tahun 2000. Klasifikasi status nutrisi berdasarkan BB/TB yaitu :

- Nutrisi lebih : bila berat badan / tinggi badan >110 – 120% - Normal : bila berat badan / tinggi badan >90 – 110% - Malnutrisi ringan: bila berat badan / tinggi badan >80 - 90% - Malnutrisi sedang: bila berat badan / tinggi badan 70 – 80%

3. Tipe malnutrisi pada malnutrisi ringan-sedang dikategorikan menggunakan kurva NCHS WHO 2007 sebagai:

1.Pendek, disebut malnutrisi kronik bila tinggi badan / umur (TB/U) ≤ -2 standard deviasi sampai > -3 standard deviasi

(37)

3.Tidak Kurus-Pendek, apabila tinggi badan/umur (TB/U) dan BMI/umur (BMI/U) > -2 standard deviasi

4. Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung terus menerus selama lebih dari 3 bulan

3.12 Rencana Pengolahan dan Analisis Data

(38)

BAB.4. HASIL

4.1. Hasil Penelitian

Selama periode penelitian dilakukan pemeriksaan malaria pada murid SD di tujuh sekolah yang berada di Kecamatan Siabu, Kecamatan Sihepeng di kota Panyabungan dilakukan pengambilan sampel secara consecutive yaitu 126 anak dengan infeksi malaria dan 126 anak tanpa infeksi malaria.

(39)
[image:39.612.69.467.94.598.2]

Tabel 4.1. Karakteristik dasar sampel

Karakteristik Malaria (+)

n= 126

Malaria (-) n= 126

Umur (tahun), rerata (SD) Jenis kelamin, n(%) - laki-laki - perempuan

Berat badan (kg), rerata (SD) Tinggi badan (cm), rerata (SD) Jumlah saudara, rerata (SD) Pendidikan ayah, n(%) - SD

- SMP - SMA

- Perguruan Tinggi Pendidikan ibu, n(%)

- SD - SMP - SMA

- Perguruan Tinggi Pekerjaaan orangtua, n(%) - Petani

- Wiraswasta - Pegawai Negeri - Tidak bekerja Penghasilan orangtua, n(%) - < 500 ribu

- 500 ribu – 2 juta - 2 juta – 5 juta - > 5 juta

Jenis Plasmodium, n(%) - falciparum

- Campuran

falciparum + vivax

(40)
[image:40.612.66.495.112.182.2]

Tabel 4.2 Perbandingan status nutrisi anak dengan dan tanpa infeksi malaria Status nutrisi n (%) Malaria (+) n=126 Malaria (-)

n=126 P

Normal 84 (66.7) 63 (50.0) 0.138 Malnutrisi ringan-sedang 30 (23.8) 59 (46.8) 0.011 Nutrisi lebih 12 ( 9.5) 4 ( 3.2) 0.364

Dari tabel 4.2 menunjukkan status nutrisi yang paling banyak dijumpai pada kedua kelompok adalah normal, status malnutrisi ringan-sedang dijumpai lebih rendah pada kelompok anak terinfeksi malaria sebanyak 23.8%, sedangkan pada kelompok anak tanpa infeksi malaria sebanyak 46.8%. Dengan menggunakan uji chi square ditemukan perbedaan yang bermakna status malnutrisi ringan-sedang pada kelompok anak dengan infeksi malaria dan kelompok anak tanpa infeksi malaria dengan nilai P= 0.011; P < 0.05.

Tabel 4.3. Perbandingan tipe malnutrisi pada anak dengan infeksi dan tanpa infeksi malaria yang mengalami malnutrisi ringan-sedang

Tipe malnutrisi n (%)

Malaria (+) n=30

Malaria (-)

n=59 P

Tidak kurus-pendek 9 (30.0) 14 (23.7) 0.080 Kurus 13 (43.3) 6 (10.2) 0.073 Pendek

Kurus-pendek

6 (20.0)

2 ( 6.7) 22 (37.3) 17 (28.8)

0.042 0.008

[image:40.612.68.493.483.581.2]
(41)

malnutrisi kronik (tipe pendek) sebanyak 22 orang (37.3%). Dengan menggunakan uji chi square ditemukan perbedaan yang bermakna tipe malnutrisi pada kelompok terinfeksi malaria dengan kelompok tanpa infeksi malaria yaitu tipe pendek dan tipe pendek-kurus (masing-masing P= 0.042 dan P= 0.008 ; P <0.05)

(42)

BAB 5. PEMBAHASAN

Banyak penelitian mencari hubungan antara status nutrisi dan infeksi malaria, dimana malnutrisi dianggap sebagai penyebab terjadinya infeksi dan kematian malaria terbesar pada manusia. Walaupun pemahaman tentang pengaruh nutrisi terhadap malaria belum lengkap, namun nutrisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap terjadinya wabah malaria.

Malnutrisi sendiri merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak di negara berkembang yang pada umumnya terjadi pada usia dibawah 5 tahun. Penyebab lainnya adalah sosial ekonomi yang rendah, konflik dunia, rendahnya pendidikan, bencana alam, dan kurangnya akses pelayanan kesehatan.

8

31 Faktor

terjadinya malnutrisi adalah kompleks dan infeksi merupakan pencetus tersering terjadinya malnutrisi. Infeksi lain seperti saluran cerna dan saluran nafas juga menyebabkan tingginya angka kecacatan dan kematian pada anak malnutrisi dan malnutrisi dianggap sebagai faktor penyebab kematian tersebut.2,31 Pada tahun 2001, WHO menetapkan perkiraan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun disebabkan oleh infeksi pneumonia (18%), diare (15%), malaria (8%) dan campak.32 Kematian pada infeksi malaria lebih dari 50% diantaranya disebabkan oleh malnutrisi.

Pada penelitian ini dilakukan penilaian status nutrisi pada anak yang terinfeksi malaria dan tanpa infeksi malaria. Bahwa sebagian besar anak mempunyai status nutrisi yang normal, bahkan didapati sebagian kecil dengan nutrisi lebih. Malnutrisi ringan-sedang juga dijumpai pada anak yang terinfeksi malaria, namun ternyata lebih rendah daripada anak yang tidak terinfeksi malaria. sehingga terdapat perbedaan status

(43)

malnutrisi ringan-sedang yang bermakna antara anak yang terinfeksi dan tidak terinfeksi malaria.

Pada anak dengan nutrisi yang kurang akan meningkatkan kecenderungan untuk menderita malaria, hal ini disebabkan oleh bermacam faktor yaitu karena penurunan fungsi dari sistim imun seperti penurunan limfosit T, gangguan pembentukan antibodi, penurunan formasi komplemen, dan atropi timus serta jaringan limfoid lain yang tidak mempunyai kekebalan yang adekuat terhadap parasit malaria.2,34 Penelitian di Afrika barat menemukan tidak adanya hubungan antara malnutrisi dengan penyakit malaria, namun anak yang malnutrisi berisiko 2 kali lipat mengalami kematian dibanding anak yang tidak malnutrisi.33 penelitian lain melaporkan bahwa malaria ditemukan lebih sering terjadi pada populasi yang malnutrisi dibanding dengan yang tidak malnutrisi.

Penelitian ini juga mendapatkan anak yang terinfeksi malaria dengan status malnutrisi ringan-sedang sebagian besar mengalami malnutrisi yang akut. Hal ini ditandai dengan anak berbadan kurus, dan semuanya terinfeksi dengan Malaria Falsiparum. Sedangkan pada anak yang tidak terinfeksi malaria dengan status malnutrisi ringan-sedang, sebagian besar anak mengalami malnutrisi yang kronik dengan dijumpainya anak yang berbadan pendek dan kurus-pendek.

8

(44)

bahwa anak yang pendek namun tidak kurus lebih sedikit yang terkena malaria dianggap memiliki efek protektif terhadap Malaria Falsiparum. Hal ini mungkin berhubungan dengan meningkatnya kemampuan anak malnutrisi untuk menghasilkan sitokin sebagai respon terhadap stimulasi oleh antigen malaria yang spesifik.36 Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya stunting pada anak. Infeksi malaria, berat badan lahir yang rendah, rendahnya pendapatan keluarga, dan rendahnya body mass index ibu secara bermakna mempengaruhi stunting pada anak dibawah usia 2 tahun.37 Penelitian di Zambia menemukan tingginya prevalensi stunting pada anak prasekolah, namun rendahnya status mikronutrien anak pada penelitian tersebut tidak dapat membuktikan terjadinya keterlambatan pertumbuhan ada anak prasekolah.

Penelitian ini dilakukan pada anak sekolah dasar dengan umur diatas 5 tahun dimana dijumpai sebagian besar anak mengalami infeksi Malaria Falsiparum dan sebagian besar anak mengalami malnutrisi akut. Sedangkan pada anak yang mengalami infeksi Malaria campuran Falsiparum dan Vivax semuanya mengalami malnutrisi kronik.

38

(45)

Malaria Falsiparum tanpa komplikasi terjadi pada umur tahun pertama. Tetapi efek malaria terhadap status nutrisi lebih jelas tampak pada tahun kedua kehidupan.39 Plasmodium vivax juga dianggap sebagai penyebab malnutrisi akut pada anak dibawah usia 5 tahun, dan Malaria Vivax ditemukan lebih tinggi secara bermakna pada anak dengan berat badan rendah.28

Pada penelitian ini dijumpai adanya tingkat sosioekonomi keluarga yang rendah pada kedua kelompok anak dengan malaria dan tanpa infeksi malaria, dengan dijumpainya sebagian besar pendapatan keluarga yang relatif rendah, pendidikan orang tua yang rendah dan jumlah anak yang relatif banyak dalam keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi sumber daya keluarga, kesehatan keluarga, sumber daya penyediaan makanan dalam rumah tangga dan berkurangnya perhatian pada anak. Penelitian pada anak sekolah dasar di Kamerun juga menunjukkan perbedaan malnutrisi yang tidak bermakna antara anak yang terinfeksi dan tidak terinfeksi parasit. Tingginya prevalensi malnutrisi pada anak yang tidak terinfeksi pada populasi ini disebabkan tidak adekuatnya asupan makanan karena rendahnya nafsu makan, gangguan metabolik, dan akibat status sosioekonomi yang rendah.

(46)

badan kurang, hidup di dataran rendah dan tidak tersedianya obat-obatan dalam rumah.

Kelemahan penelitian ini tidak menganalisa derajat parasitemia dengan status nutrisi, tidak menilai lamanya infeksi, dan tidak menilai status nutrisi anak setelah mendapatkan terapi anti malaria karena keterbatasan waktu sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan metode yang lebih baik.

(47)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Penelitian ini menemukan adanya perbedaan status malnutrisi ringan-sedang kelompok anak dengan infeksi dan tanpa infeksi malaria, dengan status malnutrisi lebih tinggi pada kelompok tidak terinfeksi malaria. Pada tipe malnutrisi ringan-sedang dijumpai perbedaan bermakna pada tipe pendek dan kurus-pendek di kedua kelompok.

6.2 SARAN

Untuk dapat meningkatkan status nutrisi pada anak di daerah endemis malaria maka perlu dilakukan penyuluhan gizi baik perorangan maupun lingkungan untuk merubah kebiasaan hidup yang mempermudah timbulnya infeksi, peningkatan asupan makanan yang cukup, memperbaiki sanitasi dan peningkatan sosial ekonomi keluarga.

(48)

RINGKASAN

Malnutrisi energi protein merupakan masalah nutrisi yang paling sering pada populasi anak di negara berkembang. Masalah ini disebabkan oleh asupan makan dan infeksi. Malaria merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian terbesar di negara tropis dan subtropis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, dilakukan di tujuh sekolah dasar di Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara pada bulan Oktober hingga November 2010.

Malaria dapat mengganggu pertumbuhan dan malnutrisi sendiri juga dapat meningkatkan risiko terjadinya malaria. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka akan terjadi gangguan kognitif dan proses belajar anak.

(49)

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbedaan bermakna status malnutrisi ringan-sedang antara anak dengan infeksi malaria dan tanpa infeksi malaria, dimana malnutrisi lebih banyak pada anak yang tidak terinfeksi malaria. Pada anak dengan malnutrisi ringan-sedang dijumpai perbedaan bermakna tipe malnutrisi pendek dan pendek-kurus pada kedua kelompok.

(50)

SUMMARY

The most common nutritional problems affecting the young population in a developing country is protein-energy malnutrition. This nutritional problem may be the results of various factors, most of which relate to food intake and infection. Malaria is a major cause of morbidity and mortality in tropical and subtropical regions. Malaria can interfere with growth and malnutrition is likely to increase the risk of malaria. If this situation lasts longer, there will be disruption to the childs’s cognitive and learning process.

The aim of this study was to determine the relationship between nutritional status and malaria infection in primary school age children. A cross sectional study was done on October to December 2010 in 7 schools in Mandailing Natal District, North Sumatera Province.

Subject were primary school children, agree for doing blood smear examination and subjects live in location research. Children with chronic disease that may interfere with nutritional status such as tuberculosis, nefrotic syndrome and heart disease were excluded. A basic line was found by a careful interview using questionnaire. Record of weight, height and physical check up were done. We divided participant in two groups ( infected and uninfected malaria). There was 126 children in each group. Nutritional status determined by measurement of body weight ang body height. We also assess the relathionship between acute and chronic malnutrition and malaria infection in children who have mild and moderate malnutrition.

(51)
(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Takakura M, Uza M, Sasaki Y, Nagahama N, Phommpida S, Bounyadeth S, et al. The relationship between anthropometric indicators of nutritional status and malaria infection among youths in Khammouane province, Lao PDR. Southest Asian. J Trop Med Public Health. 2001; 32:262-7

2. Caulfield LE, Onis M, Blossner M, Black RE. Undernutrition as an underlying cause of malaria morbidity and mortality in children less then five years old. Am.J.Trop.Med.Hyg. 2004; 55-63

3. World Health Organization. Malaria. 2010. Diunduh dari :

4. Fernandez MC. Malaria. 2009. Diunduh dari:

5. Lubis CP, Pasaribu S. Malaria in north sumatera province. The situation and characteristic. Department of Child Health Medical School, Univesity of Sumatera Utara, Medan 2002.

6. Rampengan T. Malaria. Dalam : Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI, penyunting. Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Edisi kedua. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008. h. 408-37

7. Crookston BT, Alder SC, Boakye I, Merrill RM, Amuasi JH, Porucznik CA, et al. Exploring the relationship between chronic undernutrition and asymptomatic malaria in Ghanaian children. Malar J. 2010; 9:39

8. Shankar AH. Nutritional modulation of malaria morbidity and mortality. J Infect Dis. 2000; 182( suppl 1):S37-53

9. Marbaniati. Pengaruh penyakit malaria terhadap keadaan gizi anak balita. Cermin dunia kedokteran. Nomor khusus 1980; 27-30

10. Probandari AN. Hubungan antara malnutrisi, suplementasi gizi dan malaria pada anak 0-5 tahun. BKM/ XXI. 2005; 7-11

11. Rampengan TH. Malaria pada anak. Dalam: Harijanto PN, penyunting. Malaria: epidemiologi, pathogenesis, manifestasi klinis, dan penanganan. Jakarta: EGC; 2000. h.249-77

12. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. EGC. Jakarta, 2002. h.26-55 13. Onis MD, Monteiro C, Akre J, Clugston G. The worldwide magnitude of

protein-energy malnutrition: an overview from the WHO global database on children growth. Bulletin of the World Health Organization. 1993; 71(6): 703- 712

14. Cogill B. Antropometric indicators measurement guide. Edisi revisi. Washington DC: Food and nutrition technical assistance project, 2003. h.10-13

15. Norendra MB. Pengukuran antropometri pada penyimpangan tumbuh kembang

anak. diunduh dari:

16. Maqbool A, Olsen I, Stallings VA. Clinical assessment of nutritional status. Dalam: Duggan C, penyunting. Nutrition in Pediatrics. Edisi ke-4. Canada: BC Decker Inc, 2008. h.5-9

(53)

18. Hughes S, Kelly P. Interactions of malnutrition and immune impairment, with specific reference to immunity against parasites. Parasite Immunol. 2006; 28:577-88

19. Cogill B. Anthropometric indicators measurement guide. Food and nutrition technical assistance project academy for educational development. 2003; 1-91

20. World Health Organization. WHO child growth standards. 2007. Diunduh dari:

21. Verhoref HV, West CE, Veenemans J, Bequin Y, Kok FJ. Stunting may determine the severity of malaria – associated anemia in African children. Pediatrics. 2002; 110:4

22. Sowunmi A, Gbotosho GO, Adedeji AA, Fateye BA, Sabitu MF, Happi CT, et al. Effect acute plasmodium falciparum malaria on body weight in children in an endemic area. Parasitol Res. 2007; 101:343-9

23. Custodio E, Descalzo MA, Villamor E, Molina L, Sanchez I, Lwanga M. Nutritional and socio-economoc factors associated with plasmodium falciparum infection in children from Equatorial Guinea: results from a nationally representative survey. Malar J. 2009; 8:225

24. Zeba AN, Sorgho H, Rouamba N, Zongo I, Rouamba J, Guiguemde RT, et al. Major reduction of malaria morbidity with combined vitamin A and zinc supplementation in young children in Burkina Faso: a randomized double blind trial. Nutr J. 2008; 7:7 25. Wahyudadi JS. Sigi status gizi balita dan beberapa faktor yang berpengaruh di desa

tertinggal Alur Bandung Kalimantan Barat. Cermin dunia kedokteran. 1995; 103:30-31

26. Friedman JF, Kwena AM, Mirel LB, Kariuki SK, Terlouw DJ, Phillips-Howard PA, et al. Malaria and nutritional status among pre-school children: results from cross- sectional surveys in western Kenya. Am. J. Trop. Med. Hyg. 2005; 73(4):698-704 27. Fillol F, Sarr JB, Boulanger D, Cisse B, Sokhna C, Riveau G, et al. Impact of child

malnutrition on the specific anti-plasmodium falciparum antibody response. Malar J. 2009; 8:116

28. Williams TN, Maitland K, Phelps L, Bennet S, Peto TEA, Viji J, et al. Plasmodium vivax : a cause of malnutrition in young children. Q J Med. 1997; 90:751-7

29. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2008. h.302-30

30. Nasution I. Perbedaan status gizi pada penderita malaria dan tidak penderita malaria di Kabupaten Mandailing Natal (tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara, 2006. h.25

31. Rodriguez L, Cervantes E, Ortiz R. Malnutrition and gastrointestinal and respiratory infections in children: a public health problem. Int. J. Environ. Res. Public Health. 2011; 8:1174-205

32. Black RE, Cousens S, Johnson HL, Lawn JE, Rudan I, Bassani DG, Et al. Global, regional, and national causes of child mortality in 2008: A systematic analysis. Lancet. 2010; 375:1969-87

(54)

34. Schrimsaw SN, SanGiovanni JP. Synergism of nutrition, infection, and immunity: an overview. Am J Clin Nutr. 1997;66:464-77

35. Feigin RD. Interaction of nutrition and infection:plans for future research. AM J Clin Nutr. 1977; 30:1553-63

36. Genton B, Al-Yaman F, Ginny M, Taraika J, Alpers MP. Relation of anthropometry to malaria morbidity and immunity in Papua New Guinean children. Am J Clin Nutr. 1998; 68:734-41

37. Mamiro PS, Kolsteren P, Roberfroid D, Tatala S, Opsomer AS, Van Camp JH. Feeding practices and factors contributing to wasting, stunting, and iron-deficiency anaemia among 3-23 month old children in Kilosa district, Rural Tanzania. J Health Popul Nutr.2005; (3):222-30

38. Hauvast JLA, Tolboom JJM, Kafwembe EM, Musonda RM, Mwanakasale V, Staveren WA. Et al. Severe linier growth retardation in rural Zambian children: the influence of biological variables. Am J Clin Nutr.2000; 71: 550-9

39. Nyakeriga AM, Troye-Blomberg M, Chemtai AK, Marsh K, Williams TN. Malaria and nutritional status in children living on the coast of Kenya. Am J Clin Nutr.2004; 80:1604-10

40. Garba CMG, Mbofung CMF. Relationship between malnutrition and parasitic infection among school children in the Adamawa region of Cameroon. Pak. J. Nutr. 2010; 9(11):1094-9

41. Pongou R, Ezzati M, Salomon JA. Household and community socioeconomic and environmental determinants of child nutritional status in Cameroon. BMC Pub Health.2006; 6(98):1-19

(55)

Lampiran 1

1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Washli Zakiah

Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

2. Anggota Penelitian

1. dr. Hj. Tiangsa Sembiring , SpA(K) 2. dr. Lily Irsa, SpA(K)

3. dr. Jenny Ginting, SpA 4. dr. Trifaranita

5. dr. Erika Panjaitan 6. dr. Mahrani lubis

2. Biaya Penelitian

(56)

3. Jadwal Penelitian

WAKTU

KEGIATA N

SEPTEMBE R 2010

OKTOBE R 2010

NOVEMBER 2010

DESEMBER 2010- SEPTEMBER

2012

Persiapan Pelaksana an

Penyusuna n laporan Pengirima n

Laporan

(57)

Lampiran 2

No.Kode:

Malaria : positif / negatif

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DENGAN INFEKSI MALARIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

LEMBAR KUESIONER

Nomor urut pemeriksaan :……….. Tingkatan sekolah : SD

Kelas :………

Desa :……….

Kecamatan :……….

Tanggal :……….

Pewawancara :………..

Nama Lengkap : ………...

I. DATA PRIBADI

Jenis Kelamin : LK / PR

Umur : ...tahun...bulan

Anak ke : ….…………dari………..bersaudara

Alamat : Desa………. Kecamatan... Pekerjaan orangtua : ( ) petani

(58)

( ) lain-lain

Penghasilan orangtua : Rp……… /bulan Tingkat pendidikan orangtua : ayah ibu

( ) ( ) Tidak sekolah ( ) ( ) Sekolah dasar

( ) ( ) SLTP ( ) ( ) SLTA

( ) ( ) Perguruan tinggi

II. ANAMNESA

Apakah saat ini anda merasakan keluhan :

a. Demam ( ) Ya ( ) Tidak

b. Riwayat demam 2 hari terakhir ( ) Ya ( ) Tidak

c. Pucat ( ) Ya ( ) Tidak

d. Lemah ( ) Ya ( ) Tidak

e. Nyeri kepala ( ) Ya ( ) Tidak

f. Batuk ( ) Ya ( ) Tidak

g. Muntah ( ) Ya ( ) Tidak

h. Mencret ( ) Ya ( ) Tidak

i. Lain – lain ( ) Ya ( ) Tidak

NO

III. PEMERIKSAAN FISIK

VARIABEL HASIL

1 Berat Badan kg 2 Tinggi Badan cm Status Nutrisi : BB / TB :

Tipe malnutrisi : Pendek : TB / U ≤ -2 SD sampai > -3 SD

(59)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN

Bapak/Ibu Yth,

Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI DENGAN INFEKSI MALARIA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Bapak/Ibu, pertama saya akan menjelaskan tentang status nutrisi. Status nutrisi seseorang merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan status kesehatan suatu individu, terutama anak dan remaja dalam masa pertumbuhan. Gangguan status nutrisi salah satunya adalah malnutrisi. Malnutrisi adalah gangguan gizi seseorang dalam pengaturan makan dan penyerapan makanan, dimana malnutrisi ini biasa kita sebut sebagai gizi kurang. Gizi kurang umumnya sering dialami oleh anak-anak dan wanita hamil. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, sosial ekonomi yang rendah, dan penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi sendiri adalah malaria.

(60)

hal ini dapat memperberat gizi anak, menurunkan kecerdasan anak dan meningkatkan risiko terinfeksi malaria kembali.

Bapak/Ibu Yth. Anak dari bapak/ibu akan dijadikan sukarelawan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, anak dari bapak/ibu akan menjalani prosedur penelitian sebagai berikut :

Pertama jari anak Bapak/Ibu akan ditusuk jarum kecil sedikit untuk diambil darahnya sebanyak 1 sampai 2 tetes untuk pemeriksaan darah tepi. Setelah mengetahui anak Bapak/Ibu menderita malaria, maka dengan persetujuan Bapak/Ibu kami akan memeriksa dan menimbang berat badan serta mengukur tinggi badan anak Bapak/Ibu dan kemudian memberikan obat yang dapat membunuh parasit malaria sehingga kita harapkan anak Bapak/Ibu dapat melakukan kegiatan di sekolah dan di rumah tanpa ada gangguan akibat malaria.

Pada lazimnya, penelitian ini tidak akan menimbulkan hal-hal yang berbahaya bagi anak bapak/ibu sekalian. Namun, bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama penelitian berlangsung, yang disebabkan oleh perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini, bapak/ibu dapat menghubungi dr. Washli Zakiah (HP. 081361336384) untuk mendapat pertolongan.

(61)

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan bapak/ibu bersedia mengisi lembar persetujuan turut serta terhadap anak bapak/ibu dalam penelitian yang telah disiapkan.

Medan, 2010

Peneliti,

(62)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Dengan ini saya/orang tua dari:

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Orang tua dari :

Setelah mempelajari dan telah menerima serta mengerti penjelasan dokter mengenai

penelitian “Hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah

dasar”

Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya sebagai orang tua menyatakan setuju

dan bersedia bahwa anak saya menjadi peserta penelitian tersebut dengan catatan

sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri apabila merasa tidak mampu untuk mengikuti penelitian ini.

Demikian pernyataan ini diperbuat dengan sebenarnya dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan dari siapapun juga.

Panyabungan, ………2010

Yang membuat pernyataan,

( )

Saksi : Peneliti,

(63)
(64)

RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Washli Zakiah

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 27 Maret 1980

Alamat : Jl.Veteran Gg.Teratai 27 G Helvetia-Medan 20373

PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri 105297 Medan, tamat tahun 1992 Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri Labuhan Deli, tamat tahun 1995

Sekolah Menengah Atas : MAN 1 Medan , tamat tahun 1998

Dokter Umum :Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2004 PEKERJAAN

2005 – sekarang : Dokter PNS di Puskesmas Kota Datar, DeliSerdang

PERTEMUAN ILMIAH/ PELATIHAN

1. Pertemuan Ilmiah Tahunan IV Ilmu Kesehatan Anak di Medan, tahun 2010, sebagai peserta

2. Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak di Manado, tahun 2011, sebagai peserta 3. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan V Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang

Sumatera Utara, tahun 2012 sebagai peserta

PENELITIAN

1. Hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak usia sekolah dasar

ORGANISASI

Gambar

Tabel 2.1. Pembagian status nutrisi menurut indeks antropometri17
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1. Karakteristik dasar sampel
Tabel 4.2  Perbandingan status nutrisi anak dengan dan tanpa infeksi malaria

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh akan lebih baik apabila survei dilakukan pada lebih banyak lahan dengan jumlah tanaman inang lebih sedikit karena kejadian suatu OPT dari lahan ke

Tidak terdapat penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pemeliharaan Ranmor Roda 2 Polres Tabanan TA. Demikian Berita Acara

Dengan pendekatan tersebut, dibuatlah program yang berbasiskan pengetahuan teknologi pada mobil, untuk mendiagnosa kerusakan mobil dengan tiga gejala umum jenis kerusakan part

Program aplikasi yang dirancang ini dapat memberikan suatu ketertarikan pada pengguna untuk mengetahui informasi tentang negara anggota ASEAN yang disajikan secara interaktif

 Namun untuk bidang usaha lainnya yang menggunakan izin. teknis tersendiri yang jumlahnya banyak dan melibatkan

Tujuannya penulis berharap melalui penulisan ilmiah ini bagi pemula yang baru saja ingin mempelajari Flash serta dapat menggunakan Flash dalam membuat apliksi Stop

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat ijin usaha perdagangan klasifikasi kecil,

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya parameter β menggunakan model Gravity dengan fungsi hambatan tanner dan juga untuk mengetahui distribusi