Oleh:
HILDA DESTUTY 070100039
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
HILDA DESTUTY 070100039
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul:
Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Hilda Destuty NIM : 070100039
Pembimbing Penguji I
(dr. Tina Christina L Tobing, Sp. A(K)) (dr. M. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG) NIP : 196109101987122001 NIP : 196405301989031019
Penguji II
(dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed (IMR)) NIP : 197410192001122001
Medan, 10 Desember 2010 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (< 2500 gr) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Masalah BBLR terkait dengan anemia pada ibu hamil (kadar Hb <11 gr %).
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir dengan menggunakan desain analitik korelasi. Penentuan jumlah sample dilakukan dengan menggunakan rumus besar sampel untuk koefisien korelasi dengan sampel tunggal. Dalam penelitian ini ditetapkan “level of significance” sebesar .05, “power” sebesar .80 dan “coefficient correlations”
sebesar .369, sehingga besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2010 terhadap 48 data rekam medik di RSUP Haji Adam Malik Medan yang meliputi identitas sampel, kadar hemoglobin dan berat badan bayi lahir.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang menderita anemia (Hb < 11 gr %) sebesar 56,2 %, sedangkan bayi dengan BBLR sebesar 12,5 %.
Melalui uji statistik korelasi Pearson diperoleh hasil tidak adanya hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir (r = + 0,078) dengan p = 0,599 ( p > 0,05). Penelitian ini belum bisa menunjukkan adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat badan bayi baru lahir.
Sebaiknya dilakukan penelitian yang memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dengan karakteristik responden yang berbeda, sehingga dimungkinkan dapat dilihat adanya hubungan secara signifikan.
Kata kunci: hemoglobin, BBL, anemia besi
ABSTRACT
Low birth weight (< 2500 gr) causes disturb physical and mental growth. Low birth weight related to iron deficiency anemia of maternal (Hb < 11 gr%).
This research is aimed to identify the relation of Maternal’s hemoglobin concentration towards birth weight, using correlation analytical design. Determination of the number of samples is done by using a sample size formula for the correlation coefficient with single sample. In this research, level of significance is .05, power is in .80 and coefficient correlations is in .369, so that the sample in this research is 48 people. The data werw collected on August 2010 towards the 48 respondent in RSUP Haji Adam Malik Medan which covers the respondent profile, Maternal hemoglobin concentration and birth weigth.
From this study showed that pregnant women with anemia (Hb < 11 gr%) was 56,2%, and infant with low birth weight was 12,5%.
Through the Pearson correlation statistical test it comes to the result that there is not relation of maternal hemoglobin concentration towards birth weight (r = + 0,078) with p=0,599 (p > 0,05).
We recommend that you do research that has more number of samples with different characteristics of respondents, so it is possible to see the relationship significantly.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidyah-Nya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Hubungan Hemoglobin Ibu Hamil terhadap Berat Badan Bayi Lahir ”, serta sholawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, dan semoga tetap mengikuti sunah-sunah beliau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dr. Tina Christina L Tobing, Sp. A selaku dosen pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penulisan KTI ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta, terutama untuk kedua orang tuaku Bapak Darmansyah dan Ibu Nurhelmi yang senantiasa menyayangi serta memberikan dukungan moril dan materil, dan selalu memberikan yang terbaik untukku.
Terima kasih juga untuk teman-teman stanbuk 2007 FK USU yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan masukan dalam pembuatan KTI ini, semoga kebaikan kalian akan dibalas Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Dan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Harapan penulis KTI ini dapat memberikan manfaat dan masukan baru di dunia kedokteran demi kemajuan ilmu pengetahuan.
Medan, 22 November 2010
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 2
1.3.Tujuan Penelitian ... 3
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Fisiologi Kehamilan ... 4
2.1.1. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan... 4
2.1.2. Pertumbuhan Janin Normal... 8
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Janin ... 8
2.2. Berat Bayi Lahir ... 9
2.2.1. Defenisi Berat Bayi Lahir ... 9
2.2.2. Faktor yang Menpengaruhi Berat Bayi lahir... 11
2.4. Ibu Hamil Trimester III ... 17
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 18
3.2. Variabel dan Defenisi Operasional ... 18
3.3. Hipotesa ... 19
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 20
4.1. Jenis Penelitian ... 20
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23
5.1. Hasil Penelitian ... 23
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 23
5.1.3.Hemoglobin Ibu Hamil ... 24
5.1.4. Berat Badan Bayi Baru Lahir ... 25
5.1.5. Hasil Analisis Statistik ... 25
5.2. Pembahasan ... 26
5.2.1. Hemoglobin Ibu Hamil ... 26
5.2.2. Berat Badan Bayi Baru Lahir ... 26
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29
6.1. Kesimpulan ... 29
6.2. Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
5.1. Distribusi frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Usia... 24 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin ... 24 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir ... 25 5.4. Hasil Analisa Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil terhadap
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (< 2500 gr) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Masalah BBLR terkait dengan anemia pada ibu hamil (kadar Hb <11 gr %).
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir dengan menggunakan desain analitik korelasi. Penentuan jumlah sample dilakukan dengan menggunakan rumus besar sampel untuk koefisien korelasi dengan sampel tunggal. Dalam penelitian ini ditetapkan “level of significance” sebesar .05, “power” sebesar .80 dan “coefficient correlations”
sebesar .369, sehingga besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2010 terhadap 48 data rekam medik di RSUP Haji Adam Malik Medan yang meliputi identitas sampel, kadar hemoglobin dan berat badan bayi lahir.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ibu hamil yang menderita anemia (Hb < 11 gr %) sebesar 56,2 %, sedangkan bayi dengan BBLR sebesar 12,5 %.
Melalui uji statistik korelasi Pearson diperoleh hasil tidak adanya hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir (r = + 0,078) dengan p = 0,599 ( p > 0,05). Penelitian ini belum bisa menunjukkan adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat badan bayi baru lahir.
Sebaiknya dilakukan penelitian yang memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dengan karakteristik responden yang berbeda, sehingga dimungkinkan dapat dilihat adanya hubungan secara signifikan.
Kata kunci: hemoglobin, BBL, anemia besi
ABSTRACT
Low birth weight (< 2500 gr) causes disturb physical and mental growth. Low birth weight related to iron deficiency anemia of maternal (Hb < 11 gr%).
This research is aimed to identify the relation of Maternal’s hemoglobin concentration towards birth weight, using correlation analytical design. Determination of the number of samples is done by using a sample size formula for the correlation coefficient with single sample. In this research, level of significance is .05, power is in .80 and coefficient correlations is in .369, so that the sample in this research is 48 people. The data werw collected on August 2010 towards the 48 respondent in RSUP Haji Adam Malik Medan which covers the respondent profile, Maternal hemoglobin concentration and birth weigth.
From this study showed that pregnant women with anemia (Hb < 11 gr%) was 56,2%, and infant with low birth weight was 12,5%.
Through the Pearson correlation statistical test it comes to the result that there is not relation of maternal hemoglobin concentration towards birth weight (r = + 0,078) with p=0,599 (p > 0,05).
We recommend that you do research that has more number of samples with different characteristics of respondents, so it is possible to see the relationship significantly.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum
dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(Rochjati, 2003).
Status gizi ibu juga dapat diketahui dengan pengukuran secara
laboratorium terhadap kadar hemoglobin darah, bila kurang dari 11 gr % maka
ibu hamil tersebut menderita anemia. Hal ini jelas menimbulkan gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat
bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah (Depkes RI, 2008).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar
hemoglobin karena penambahan cairan tubuh yang tidak sebanding dengan
massa sel darah merah. Penurunan ini terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu
sampai 32 minggu, sehingga ibu hamil itu mengalami anemia. Selain itu anemia
pada kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan besi
untuk kebutuhan janin.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70 %, ini berarti 7
dari 10 wanita hamil menderita anemia (Khomson, 2003). Anemia gizi besi
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat.
Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50 % ibu hamil menderita anemia.
Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat (Depkes RI, 2002).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat
kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir. Berat badan bayi lahir rendah (kurang dari 2500 gram)
merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian
perinatal dan neonatal (Depkes RI, 2008).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah (WHO, 2004). Angka kejadian
di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Riskedas
2007, mendata berat badan bayi baru lahir 12 bulan terakhir. Tidak semua bayi
diketahui berat badan hasil penimbangan waktu baru lahir. Dari bayi yang
diketahui berat badan hasil penimbangan waktu baru lahir, 11,5 % lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram atau BBLR.
Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil pengamatan sementara, masih
ditemukan kejadian anemia pada ibu hamil serta Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut sejauh
mana hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka maka dapat diajukan
berbagai masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kadar hemoglobin ibu hamil di RSUP Haji Adam Malik Medan?
2. Bagaimana gambaran berat badan bayi baru lahir di RSUP Haji Adam Malik
Medan?
3. Bagaimana hubungan kadar hemoglobin dengan berat badan bayi baru lahir
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil
dengan berat badan bayi baru lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui kadar hemoglobin ibu hamil di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
2. Mengetahui berat badan bayi baru lahir di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
3. Mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan berat badan bayi
baru lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi angka kejadian anemia pada ibu hamil di RSUP Haji
Adam Malik Medan.
2. Memberikan informasi angka kejadian berat badan bayi baru lahir rendah di
RSUP Haji Adam Malik Medan.
3. Mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat
badan bayi baru lahir.
4. Untuk mengurangi angka kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fisiologi Kehamilan
2.1.1. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya
mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang
menyebabkan perubahan pada:
1. Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan
kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan
cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya
mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan
berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2. Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama
6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2008).
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin
(Prawirohardjo, 2008).
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retro-plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran
darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya
hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu,
sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk
hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja
jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh
dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi
hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia
fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah
sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju
endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka
normal.
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk
dapat memnuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur
hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul.
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke
pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama
striae gravidarum.
7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan
selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian
payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
postprandial dan hiperinsulinemia.
Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Beberapa peneliatian menunjukkan
kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat.
2.1.2. Pertumbuhan Janin Normal
Pertumbuhan janin manusia ditandai dengan pola-pola sekuensial
pertumbuhan, diferensiasi, dan maturasi jaringan sera organ yang
ditentukan oleh kemampuan substrat oleh ibu, transfer substrat melalui
plasenta, dan potensi pertumbuhan janin yang dikendalinkan oleh genom
(Cuningham dkk, 2005).
Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang
berurutan (Lin dan Forgas, 1998). Fase awal hiperplasia terjadi selama
16 minggu pertama dan ditandai oleh peningkatan jumlah sel secara
cepat. Fase kedua, yang berlangsung sampai minggu ke-32, meliputi
hiperplasia dan hipertropi sel. Setelah usia gestasi 32 minggu,
pertumbuhan janin berlangsung melalui hipertrofi sel dan pada fase
inilah sebagian besar deposisi lemak dan glikogen terjadi. Laju
pertumbuhan janin yang setara selama tiga fase pertumbuhan sel ini
adalah dari 5 g/hari pada usia 15 minggu, 15-20 g/hari pada minggu
ke-24, dan 30-35 g/hari pada usia gestasi 34 minggu (Cuningham dkk,
2005).
Meskipun telah banyak faktor yang diduga terlibat pada proses
pertumbuhan janin, mekanisme selular dan molekular sebenarnya untuk
pertumbuhan janin yang abnormal tidak diketahui dengan jelas. Pada
kehidupan awal janin penentu utama pertumbuhan adalah genom janin
tersebut, tetapi pada kehamilan lanjut, pengaruh lingkungan, gizi, dan
hormonal menjadi semakin penting.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Janin
Faktor keturunan atau bawaan menentukan cepat pertumbuhan, bentuk
janin, diferensiasi dan fungsi organ-organ yang dibentuk. Akan tetapi
mempuyai peranan yang sangat penting untuk menunjang potensi
keturunan ini (Pudjiadi, 1990).
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang
hamil muda dapat menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi
terjadi pada trimester pertama hidupnya janin, hingga kekurangan zat
tertentu yang sangat dibutuhkan dalam proses diferensiasi dapat
menyebabkan tidak terbentuknya suatu organ dengan sempurna, atau
tidak dapat berlangsungnya kehidupan janin tersebut. Pertumbuhan
cepat terjadi terutama pada trimester terakhir kehamilan ibu. Maka
kekurangan makanan dalam periode tersebut dapat menghambat
pertumbuhannya, hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang yang
kurang daripada seharusnya.
2.2. Berat Bayi Lahir
2.2.1. Definisi Berat Bayi Lahir
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung 37 – 41 minggu masa
gestasi. Berat bayi lahir yang normal rata-rata adalah antara 3000 - 4000
gram, dan bila di bawah atau kurang dari 2500 gram dikatakan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Menurut Prawirohardjo (2008), BBLR
adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini diakatakan
prematur kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya
prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih
bulan. Penelitian oleh gruendwald, menunjukkan bahwa sepertiga bayi
berat lahir rendah adalah bayi aterm.
Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3
kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan
masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293
hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu (294 hari) atau lebih (Prawirohardjo, 2008). Dari pengertian di
atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Prematur murni dan Dismaturitas.
1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai masa kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor
ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan.
2. Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk
masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam
pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan
terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah
untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus,
hipoglikomia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat
lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi,
karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan
kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah (WHO,
2004). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain. Riskedas 2007, mendata berat badan bayi baru lahir
12 bulan terakhir. Tidak semua bayi diketahui berat badan hasil
penimbangan waktu baru lahir. Dari bayi yang diketahui berat badan
hasil penimbangan waktu baru lahir, 11,5 % lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram atau BBLR.
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui
suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut
(Manuaba, 1998):
1. Faktor Lingkungan Internal, yaitu meliputi umur ibu, jarak
kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil,
pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal, yaitu meliputi kondisi lingkungan,
asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.
3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir
antara lain sebagai berikut :
a. Usia Ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih
tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup
umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ
dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat
kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya
secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.
Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang
dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur
sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak
dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering
muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, atau
penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul.
Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu
ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir
dengan membawa kelainan. Dalam proses persalinan sendiri,
kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat
lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang
panggul tengah.
Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting
terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,
maka sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30
tahun.
b. Jarak Kehamilan/Kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga
berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau
lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan
seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya
setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor
penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan.
Risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara
c. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan,
prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang
dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan.
Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke
empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak
dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai
menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi
perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun
melintang.
d. Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi
yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila
kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Hal ini jelas menimbulkan
gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas,
prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang
rendah (Depkes RI, 2008). Keadaan ini disebabkan karena
kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada placenta yang
akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin.
e. Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain
itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka
pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu
hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan
Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu
hamil bisa di lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan
selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau
turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk
melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus
mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari
berat badan sebelum hamil.
Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang
dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi
kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di
bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR (Depkes RI, 2008).
Pengukuran LLA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibu
hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah dibawa kemana
saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang
ekstrim.
f. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu
dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat
persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera
mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan
bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga
kesehatan (Depkes RI, 2008).
g. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi
penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit
dimana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana
mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup produksi
insulin/tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini
banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa
mengalami keguguran, persalinan prematur, kematian dalam rahim,
bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang
dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat
tubuh bayi (Manuaba, 1998).
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit
infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu
dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung
tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia
(gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan
limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris
mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Manuaba, 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung/
eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan
lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.
2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.
2.3. Hemoglobin Ibu Hamil
Kehamilan memicu perubahan-perubahan fisiologis yang sering mengaburkan
berlaku pada anemia. Salah satu perubahan yang paling bermakna adalah
ekspansi volume darah dengan peningkatan volume plasma yang tidak sepadan
sehingga hematokrit biasanya menuru (Cunningham dkk, 2005).
Berdasarkan data penelitian Scott (1967) dan Pritchard (1967), tentang
konsentrasi hemoglobin pada 85 wanita sehat yang terbukti memiliki cadangan
besi, maka anemia pada wanita tidak hamil didefenisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan
atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan. Pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi
adalah 11 g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for Disease Control
(1990) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua (Cunningham dkk, 2005).
Menurut Manuaba (1998), anemia pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia ibu hamil disebut
“potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan
anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini kedepan.
Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan
dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena Hbnya rendah bukan hanya
membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena
kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh
Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami anemia atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin. Salah satu cara cara yang dapat digunakan adalah pemeriksaan
hemoglobin metode Sahli, metode ini masih banyak digunakan di laboratorium
dan paling sederhana.
Menurut Depkes RI (2008), batasan anemia adalah:
1. Laki-laki Dewasa > 13 gram %
2. Wanita Dewasa > 12 gram %
3. Anak-anak > 11 gram %
4. Ibu Hamil > 11 gram %
2.4. Ibu Hamil Trimester III
Menurut Cunningham (2005), kehamilan dibagi menjadi tiga trimester setara
yang masing-masing berlangsung selama 3 bulan kalender. Trimester ketiga
mencakup minggu ke-29 sampai ke-42 kehamilan.
Pada tahap trimester III terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat
dibanding trimester sebelumnya. Maka kekurangan makanan dalam periode ini
dapat menghambat pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat dan
panjang yang kurang daripada seharusnya (Pudjiadi, 1990).
Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar Hb karena penambahan cairan
tubuh yang tidak sebanding dengan massa sel darah merah. Penurunan ini
terjadi mulai sejak usia kehamilan 8 minggu sampai 32 minggu. Selain itu
anemia kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan besi
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran bagaimana hubungan antara kadar
hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi lahir.
[image:32.612.118.529.205.611.2]Variabel independen Variabel dependen
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian hubungan kadar hemoglobin ibu
hamil terhadap berat badan bayi lahir.
3.2. Definisi Operasional
Variable-variable yang akan diteliti mencakup:
1. Kadar hemoglobin ibu hamil
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar
hemoglobin karena penambahan cairan tubuh yang tidak sebanding dengan
massa sel darah merah. Penurunan ini terjadi sejak usia kehamilan 8 minggu
sampai 32 minggu, sehingga ibu hamil itu mengalami anemia. Selain itu
anemia kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya cadangan
besi untuk kebutuhan janin.
Kriteria anemia menurut Depkes RI (2008) pada ibu hamil trimester 3, yaitu:
a. Ibu hamil dikatakan tidak mengalami anemia jika kadar hemoglobin
11,0 g/dl.
Kadar hemoglobin ibu hamil
b. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia jika kadar hemoglobin < 11,0
g/dl.
2. Berat badan bayi lahir
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37-41 minggu) adalah 3200 gram.
Menurut Damanik (2008), klasifikasi menurut berat lahir yaitu:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
b. Bayi Berat Lahir Cukup/Normal ialah bayi yang dilahirkan dengan
berat lahir 2500 gram.
Berat bayi lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Pengukuran ini dilakukan di tempat yang memiliki
fasilitas seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dan Polindes. Sedang bayi yang
lahir di rumah waktu pengukuran dapat dilakukan dalam 24 jam.
3.3. Hipotesis
Hipotesis Alternatif (Ha) untuk penelitian ini adalah:
Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi lahir
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik, yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru
lahir. Adapun pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah
cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan hasil
rekam medis ibu yang melahirkan di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik
Medan. Penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus 2010.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan secara normal di
Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.
Sampel
Penentuan besarnya jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
besar sampel untuk koefisien korelasi dengan sampel tunggal. Untuk
menentukan besar sampel tunggal minimal pada uji hipotesis dengan
menggunakan koefisien korelasi (r) diperlukan informasi:
1. Perkiraan koefisien korelasi, r (dari pustaka)
2. Tingkat kemaknaan, atau z (ditetapkan)
3. Power, atau z (ditetapkan)
Rumus yang digunakan:
z + z 2
n = + 3
0,5 ln [(1+r)/(1-r)]
Keterangan:
n = besar sampel
z = deviat baku normal untuk ; karena = 0,05, maka z = 1,96
z = deviat baku normal untuk ; power yang sering digunakan= 80%, maka
z = 0,842
r = perkiraan koefisien korelasi = 0,369
Sehinga besarnya besar sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melahirkan
di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan kriteria inklusi:
1. Ibu hamil dengan usia 17-45 tahun.
2. Kehamilan cukup bulan
3. Kehamilan fisiologis/tidak ada kelainan
4. Ibu Hamil tidak menderita penyakit kronis
5. Kehamilan tunggal/tidak kembar
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan izin pelaksana
penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan izin yang
diperoleh akan dikirim ke bagian diklat RSUP Haji Adam Malik Medan.
Setelah mendapatkan izin, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data
rekam medis pasien yang melahirkan normal di Bagian Obstetri dan Ginekologi
RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data sehingga
data tersebut dapat ditarik suatu simpulannya. Adapun data dianalisis dengan
menggunakan teknik komputerisasi SPSS for windows versi 17.
Pengolaan dan analisa data statistik dengan menggunakan dua cara yaitu
univariat dan bivariat. Analisis Univariat digunakan untuk mengetahui kadar
hemoglobin dan berat bayi lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan yang
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi.
Analisis bivariat untuk menilai hubungan antara kadar hemoglobin dengan
berat badan bayi baru lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan. Kekuatan
hubungan dapat dinyatakan dalam koefisien korelasi Person (r). Koefisen r akan
berkisar antara 0 sampai 1. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka dapat berpedoman
pada ketentuan berikut (Sastroasmoro, 2008):
1. 0,80 sampai 1,00 : menunjukkan derajat hubungan yang baik.
2. 0,60 sampai < 0,79 : menunjukkan derajat hubungan sedang.
3. 0,40 sampai < 0,59 : menunjukkan derajat hubungan yang lemah.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di
Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan Tuntungan.
Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.
355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam
Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga
kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga
merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi
Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien
dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji
Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki ruangan Rekam Medis yang
digunakan untuk menyimpan data-data rekam medis semua pasien yang berobat di
RSUP Haji Adam Malik Medan. Di ruangan tersebutlah lokasi pengambilan data
pada penelitian ini.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 48 responden, rata-rata umur ibu hamil
adalah 27 tahun, umur ibu hamil terendah adalah 17 tahun dan umur ibu hamil
tertinggi adalah 42 tahun.
Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia (N=48)
Usia Jumlah Respoden Persentase (%)
15-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 6 16 8 12 4 2 12,5 33,3 16,7 25 8,3 4,2
Total 48 100
5.1.3. Hemoglobin Ibu Hamil
Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil yang
dijadikan sample pada penelitian ini, rata-rata memiliki kadar Hb sebesar 10,6 gr/dl.
Untuk kadar hemoglobin ibu hamil terendah adalah 7,5 gr/dl, sedangkan kadar
hemoglobin ibu hamil tertinggi adalah 13,3 gr/dl.
Ibu hamil yang kadar Hemoglobinnya (Hb) < 11 gr/dl dan dikategorikan
anemia sejumlah 27 orang atau 56,2%. Sedangkan ibu hamil yang memiliki kadar
hemoglobin 11 gr/dl dan dikategorikan tidak mengalami anemia, berjumlah 21
[image:38.612.110.528.140.661.2]orang atau 43,8%. Data ini dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin (N=48)
Kadar Hb Ibu Frekuensi (n) Persentase (%)
< 11 gr/dl (Anemia)
11 gr/dl (Tidak Anemia)
27
21
56,2
43,8
5.1.4. Berat Badan Bayi Baru Lahir
Dari hasil penelitian rata-rata berat badan bayi baru lahir adalah 2947,97 gr.
Berat badan bayi lahir terendah adalah 1500 gr, sedangkan berat badan bayi lahir
tertinggi adalah 4200 gr.
Dari 48 responden yang diteliti, sejumlah 6 orang bayi (12,5%) yang
dilahirkan memiliki berat lahir < 2500 gr dan dikategorikan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Sedangkan sejumlah 42 orang bayi (87,5%) dilahirkan dengan berat 2500
[image:39.612.107.522.201.659.2]gr. Data dapat dilihat pada table 5.3 berikut:
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir (N=48)
Kategori Berat Lahir Frekuensi (n) Persentase (%)
< 2500 gr (BBLR)
2500 gr (Tidak BBLR)
6
42
12,5
87,5
Total 48 100
5.1.5. Hasil Analisis Statistik
Hubungan Hemoglobin Ibu Hamil Terhadap Berat Badan Bayi Lahir
Pada tabel 5.4 dibawah ini, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini nilai
koefisien korelasi pearson sebesar +0,078, dengan taraf signifikansi (p) 0,599
(p>0.05), yang menghubungkan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir.
Tabel 5.4. Hasil Analisa Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil terhadap Berat Bayi Lahir (N=48)
Variabel 1 Variabel 2 r p Keterangan
Kadar
Hemoglobin
Ibu Hamil
Berat Bayi
Lahir
+0,078 0,599 Tidak memiliki
hubungan secara
[image:39.612.110.514.601.693.2]5.2. Pembahasan
5.2.1. Hemoglobin Ibu Hamil
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Menurut Depkes RI (2008) seorang ibu dikatakan anemia bila
kadar hemoglobinnya (Hb) < 11 gr/dl.
Pada ibu hamil terjadi penurunan kadar hemoglobin karena penambahan cairan
tubuh yang tidak sebanding dengan massa sel darah merah. Penurunan ini terjadi
sejak usia kehamilan 8 minggu sampai 32 minggu, sehingga ibu hamil itu mengalami
anemia. Selain itu anemia kehamilan juga dapat disebabkan karena berkurangnya
cadangan besi untuk kebutuhan janin (Pudjiadi,1990).
Ibu hamil yang anemia karena Hbnya rendah bukan hanya membahayakan jiwa
ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta membahayakan
jiwa janin. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada
placenta yang akan berpengaruh pada fungsi placenta terhadap janin (Manuaba,
1998).
Dari hasil penelitian pada 48 responden, menunjukkan bahwa sebagian besar
ibu hamil mengalami anemia karena kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gr/dl
adalah 27 orang atau 56,2%. Hal ini mendukung data Depkes RI yang mengatakan
bahwa lebih dari 50% ibu hamil mengalami anemia (Depkes RI, 2002).
5.2.2. Berat Badan Bayi Lahir
Berat bayi lahir yang normal rata-rata adalah antara 3000 - 4000 gram, dan bila
di bawah atau kurang dari 2500 gram dikatakan Berat Badan Lahir Rendah
(Prawirohardjo, 2008).
Pada tahap trimester III terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding
trimester sebelumnya. Maka kekurangan makanan dalam periode ini dapat
menghambat pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang yang
Dari hasil penelitian bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram
atau BBLR sebanyak 6 orang (12,5%). Dan bayi yang berat lahirnya normal sebanyak
42 orang (87,5%). Prevalensi BBLR dari penelitian ini lebih tinggi dari data Riskedas
2007 yang menyebutkan bahwa dari bayi yang diketahui berat badan hasil
penimbangan waktu baru lahir, 11,5 % lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram atau BBLR.
5.2.3. Hubungan Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir
Menurut Depkes RI (2002) bahwa anemia pada Ibu hamil akan menambah
resiko mendapatkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan
sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian Ibu dan
bayinya, jika Ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Besarnya prevalensi anemia
pada Ibu hamil disebabkan karena pengenceran darah yang menjadi semakin nyata
dengan lanjutnya umur kehamilan dan konsumsi makanan yang buruk terutama
makanan yang mengandung zat besi.
Hasil analisa uji statistik menggunakan korelasi pearson dalam penelitian ini
menunjukkan nilai koefisien (r) +0,078, yang menunjukan derajat hubungan sangat
lemah.
Dengan taraf signifikansiny (p) 0,599 yang berarti p > 0,05. Sehingga hipotesis
yang menyatakan “Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat
bayi lahir”, ditolak dan tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil analisa korelasi statistik kedua variabel tersebut, dapat
diketahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi berat badan bayi
lahir yaitu faktor lingkungan internal, faktor lingkungan eksternal, dan faktor
penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan
atau antenatal care (ANC). Kadar hemoglobin ibu hamil termasuk ke dalam faktor
Dalam faktor lingkungan intenal tidak hanya kadar hemoglobin ibu hamil yang
dapat mempengaruhi berat badan bayi baru lahir tetapi juga dapat dipengaruhi oleh
umur ibu, jarak kelahiran, paritas, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan
penyakit pada saat kehamilan (Manuaba, 1998).
Dalam jurnal oleh Philip J Steer (1995) menyebutkan pada bagian kesimpulan
bahwa ada hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat badan bayi baru lahir,
kelahiran BBLR terjadi pada wanita dengan kelompok atau ras yang juga memiliki
kadar hemoglobin yang rendah.
Dan pada jurnal yang lain oleh Philip J Steer (2000) mengatakan bahwa
kelahiran bayi dengan berat lahir rendah tidak hanya mutlak dipengaruhi oleh kadar
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Pada distribusi frekuensi karaktersitik sampel di peroleh rata-rata usia sampel
21-25 tahun (33,3%). Dari penelitian ini diperoleh ibu hamil yang mengalami
anemia sebesar 56,2%, dan bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah
sebesar 12,5%.
Tidak ada hubungan kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat badan bayi
baru lahir dengan nilai p= 0,599 (p> 0,05).
6.2. Saran
Penelitian ini masih sangat sederhana, dimana jumlah sampel masih sedikit,
dan semua responden memiliki karakteristik yang hampir sama. Sehingga
tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan. Sebaiknya dilakukan
penelitian yang memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dengan
karakteristik responden yang berbeda, sehingga dimungkinkan dapat dilihat
adanya hubungan secara signifikan.
Pihak rumah sakit memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan
memberikan bantuan tablet tambah darah bagi ibu hamil yang mengalami
anemia, untuk mengurangi angka prevalensi anemia ibu hamil agar tidak
terjadi kelahiran bayi BBLR.
Bagi Ibu Hamil disarankan mengkonsumsi makanan yang bergizi saat hamil,
terutama makanan yang mengandung zat besi untuk menghindari terjadinya
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L.H., 2000. The American Journal of Clinical Nutrition.
Available From:
http://www.ajcn.org/cgi/reprint/71/5/1280S [Accesed 2 Maret 2010]
Arkandha, S., 1986. Ikhtisar Pediatrika: Kesehatan, Pencegahan, dan Pengobatan
Bayi/Anak. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.
Arvin, K.B., 1999. Bayi Baru Lahir. In Samik Wahab. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Vol. 1. Jakarta: EGC. 535-540.
Arvin, K.B., 1999. Janin. In Samik Wahab. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. 1.
Jakarta: EGC. 547.
Castel, P. & Roberts, I., 1990. Bayi Berberat Badan Lahir Rendah. In Petrus
Andrianto, Ed II. Kapita Selekta Pediatri. Jakarta: EGC. 36-48.
Congrad, M.C., 2009. Iron Deficiency Anemia.
Available From:
http://emedicine.medscape.com/article/202333-overview [Accesed 10 Maret
2010]
Cunningham, G.F., 2005. Gangguan Pertumbuhan Janin. In Huriawati Hartanto.
Obstetri Williams Vol. 1. Jakarta: EGC. 825-845.
Cunningham, G.F., 2005. Kelainan Hematologis. In Huriawati Hartanto. Obstetri
Cunningham, G.F., 2005. Neonatus. In Huriawati Hartanto. Obstetri Williams Vol. 1.
Jakarta: EGC. 422-439.
Cunningham, G.F., 2005. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin. In Huriawati
Hartanto. Obstetri Williams Vol. 1. Jakarta: EGC. 138-175.
Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 67-68.
Depkes RI, 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas). jakarta:
Depertemen Kesehatan.
Khomsom, A., 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: Ladang Pustaka
Jakarta.
Kosim, S.M., 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
11-29.
Manuaba, I.B.G., 1998. Fisiologi Kehamilan. In Setiawan. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
95-123.
Manuaba, I.B.G., 1998. Tinjauan Umum Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana. In Setiawan. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 29-40.
Mutalazimah, 2005. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6.
Available From:
Philip Steer, 1995. Relation between maternal haemoglobin concentration and birth
weight in different ethnic groups.
Available From:
http://www.bmj.com/cgi/content/full/310/6978/489 [Accesed 2 Maret 2010]
Philip J. Steer, 2000. Maternal hemoglobin concentration and birth weight.
Available From :
http://www.ajcn.org/cgi/reprint/71/5/1285S [Accesed 2 Maret 2010]
Pudjiadi, S., 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: FK UI.
Prawirohardjo, S., 2008. Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru
Lahir. In Abdul Bari Saifuddin. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
115-388.
Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil: Pengenalan Faktor resiko.
Surabaya: Airlangga University Press.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S., 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Nama : Hilda Destuty
Tempar / Tanggal Lahir : Cerenti / 02 Desember 1988
Agama : Islam
Alamat : Jalan Setia Budi Pasar 2 Komplek Setia Budi Sentosa Blok C-29
Tanjung Sari, Medan.
Orang Tua : Ayah : Darmansyah
Ibu : Nurhelmi
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 010 Merangin, Kampar, Riau (1995 - 2001)
2. MTs Negeri Model Kuok, Kampar, Riau (2001-2004)
3. SMANegeri Plus Provinsi Riau ( 2004-2007)
Riwayat Pelatihan : Workshop RJPO Traumatologi dan Intubasi TBM FK USU
Riwayat Organisasi : 1. Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Fakultas Kedokteran USU periode
2009 – 2010.
2 397457 MR 35 11.2 2500
3 402080 SP 32 10.0 3000
4 407947 RD 25 9.9 3300
5 380715 NR 35 9.9 2810
6 383643 MG 27 10.0 2560
7 385961 RP 42 12.2 3150
8 380291 KM 21 10.9 1970
9 385876 RS 36 10.9 2870
10 387078 IY 23 9.7 2840
11 384171 MD 32 11.4 2400
12 219401 AS 32 10.9 3750
13 410958 RD 28 10.9 3650
14 389739 MS 33 11.9 2700
15 392379 YE 20 8.0 3440
16 396770 EK 24 9.0 3200
17 381967 YH 24 10.4 2630
18 394994 ML 25 9.4 3500
19 395933 TW 26 11.7 3000
20 392251 RI 37 11.3 2560
21 393321 NZ 31 11.4 2250
22 395009 YT 30 8.7 3200
23 400273 MN 19 12.9 3700
24 408464 AT 31 9.5 1500
25 378113 ET 21 11.3 3600
26 387455 CC 22 7.5 1900
27 406665 RD 40 12.6 3400
28 404855 EH 25 10.5 2600
29 402465 WN 29 10.1 3000
30 407424 UL 34 7.5 4200
31 415340 JR 21 11.3 3500
32 411415 SS 30 12.0 3300
33 413753 PW 19 8.94 2800
34 414449 SL 27 11.6 2900
35 411477 NN 24 9.1 3000
36 408326 MY 17 10.1 2750
37 401023 AN 22 11.6 3000
38 406330 ED 21 11.5 3000
39 405735 HT 24 12.1 3100
40 403563 NV 32 10.9 3500
41 391743 SP 25 12.3 3500
42 398042 BD 17 10.1 3000
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
17 2 4.2 4.2 4.2
19 3 6.2 6.2 10.4
20 1 2.1 2.1 12.5
21 4 8.3 8.3 20.8
22 2 4.2 4.2 25.0
23 1 2.1 2.1 27.1
24 4 8.3 8.3 35.4
25 5 10.4 10.4 45.8
26 1 2.1 2.1 47.9
27 2 4.2 4.2 52.1
28 1 2.1 2.1 54.2
29 2 4.2 4.2 58.3
30 2 4.2 4.2 62.5
31 2 4.2 4.2 66.7
32 6 12.5 12.5 79.2
33 1 2.1 2.1 81.2
34 1 2.1 2.1 83.3
35 2 4.2 4.2 87.5
36 2 4.2 4.2 91.7
37 1 2.1 2.1 93.8
40 1 2.1 2.1 95.8
42 2 4.2 4.2 100.0
Valid
7.5 2 4.2 4.2 4.2
8 1 2.1 2.1 6.2
8.5 1 2.1 2.1 8.3
8.7 1 2.1 2.1 10.4
8.94 1 2.1 2.1 12.5
9 1 2.1 2.1 14.6
9.1 1 2.1 2.1 16.7
9.4 1 2.1 2.1 18.8
9.5 1 2.1 2.1 20.8
9.7 1 2.1 2.1 22.9
9.9 2 4.2 4.2 27.1
10 2 4.2 4.2 31.2
10.1 3 6.2 6.2 37.5
10.2 2 4.2 4.2 41.7
10.4 1 2.1 2.1 43.8
10.5 1 2.1 2.1 45.8
10.9 5 10.4 10.4 56.2
11.1 1 2.1 2.1 58.3
11.2 2 4.2 4.2 62.5
11.3 4 8.3 8.3 70.8
11.4 2 4.2 4.2 75.0
11.5 1 2.1 2.1 77.1
11.6 2 4.2 4.2 81.2
11.7 1 2.1 2.1 83.3
11.9 1 2.1 2.1 85.4
12 1 2.1 2.1 87.5
12.9 1 2.1 2.1 97.9
13.3 1 2.1 2.1 100.0
Total 48 100.0 100.0
BB bayi (gr)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1500 1 2.1 2.1 2.1
1900 1 2.1 2.1 4.2
1970 1 2.1 2.1 6.2
2250 1 2.1 2.1 8.3
2300 1 2.1 2.1 10.4
2400 1 2.1 2.1 12.5
2500 1 2.1 2.1 14.6
2560 2 4.2 4.2 18.8
2600 2 4.2 4.2 22.9
2630 1 2.1 2.1 25.0
2690 1 2.1 2.1 27.1
2700 2 4.2 4.2 31.2
2750 2 4.2 4.2 35.4
2800 1 2.1 2.1 37.5
2810 1 2.1 2.1 39.6
2830 1 2.1 2.1 41.7
2840 1 2.1 2.1 43.8
2870 1 2.1 2.1 45.8
3200 2 4.2 4.2 72.9
3300 2 4.2 4.2 77.1
3400 1 2.1 2.1 79.2
3440 1 2.1 2.1 81.2
3500 4 8.3 8.3 89.6
3600 1 2.1 2.1 91.7
3650 1 2.1 2.1 93.8
3700 1 2.1 2.1 95.8
3750 1 2.1 2.1 97.9
4200 1 2.1 2.1 100.0
Total 48 100.0 100.0
Hb ibu yang dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
anemia 27 56.2 56.2 56.2
normal 21 43.8 43.8 100.0
Valid
Total 48 100.0 100.0
Bb bayi yang dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Bblr 6 12.5 12.5 12.5
Normal 42 87.5 87.5 100.0
Valid
bblr normal Total
anemia 4 23 27
hbkel
normal 2 19 21
Total 6 42 48
Correlations
HB bayi(gr/dl) BB bayi (gr)
Pearson Correlation 1 .078
Sig. (2-tailed) .599
HB bayi(gr/dl)
N 48 48
Pearson Correlation .078 1
Sig. (2-tailed) .599
BB bayi (gr)