KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG
KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN
SELAMA SATU BULAN
TESIS
ROSMADEWI
097111015 / PK
PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU PATOLOGI
KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG
KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN
SELAMA SATU BULAN
T E S I S
Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang
Ilmu Patologi Klinik / M. Ked (Clin.Path) pada Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
ROSMADEWI
097111015 / PK
PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU PATOLOGI
KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Judul Tesis : Kadar LDL kolesterol pada penderita
: penderita Penyakit Jantung Koroner setelah : pemakaian simvastatin selama satu bulan
Nama Mahasiswa Rosmadewi
Nomor Induk Mahasiswa : 097111015
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Patologi Klinik
Menyetujui Komisi Pembimbing
Pembimbing I Dr. Zulfikar Lubis SpPK-K
Pembimbing II
Dr. Isfanuddin NyakKaoy., SpJP-( K )
Disahkan oleh :
Ketua Departemen Patologi Klinik Ketua Program Studi Departemen FK-USU/RSUP H. Adam Malik Patologi Klinik FK-USU/
Medan RSUP H. Adam Malik Medan
Prof. dr. Adi Koesoema Aman, Sp.PK-KH
NIP. 19491011 1979 01 1 001 NIP. 1948711 1979 03 2 001
Prof.DR.dr.Ratna Akbari Gani, Sp.PK-KH
Telah diuji pada
Tanggal : 12 Desember 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. dr. Adi Koesoema Aman, Sp. PK-KH ...
Anggota : 1. Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, Sp.PK-KH ...
2. Prof. Herman Hariman, Ph.D, Sp. PK-KH ...
3. Prof.dr.Burhanuddin Nasution, SpPK-KN ……….…………..
4. dr. Ricke Loesnihari, MKed (ClinPath), Sp.PK-K ...
5. dr. Zulfikar Lubis, SpPK-K ……….
6. dr. Isfanuddin NyakKaoy., SpJP-( K ) ……….
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT pemilik seluruh alam semesta, Maha pemberi kemudahan dan kelapangan, dan dengan pertolongan Allah jua tesis saya berjudul :
Gambaran kadar LDL kolesterol pada penderita Penyakit Jantung Koroner setelah pemakaian simvastatin selama satu bulan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan magister di bidang Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat dirampungkan.
Terima kasih, rasa hormat dan penghargaan yang sangat tinggi saya sampaikan kepada :
1. Yth, Prof. dr. Adi Koesoema Aman, SpPK-KH, FISH, sebagai Ketua Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada saya sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama saya mengikuti pendidikan.
2. Yth, Prof. DR. dr. Ratna Akbari Ganie, SpPK-KH, FISH, sebagai Ketua Program Studi Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang banyak memberikan bantuan, bimbingan, serta motivasi selama saya mengikuti pendidikan.
4. Yth, dr. Zulfikar Lubis, SpPK-K, sebagai dosen dan pembimbing, sekaligus pembimbing pertama dalam penulisan tesis ini, yang banyak memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan, bantuan, nasehat dan yang senantiasa dengan tulus memberikan motivasi selama saya menjalani pendidikan, mencurahkan perhatian dan pikirannya untuk kebaikan penyelesaian tesis ini.
5. Yth, dr. Isfanuddin Nyak Kaoy , SpJP-K sebagai pembimbing kedua dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, yang banyak memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan sejak awal hingga selesainya tesis ini
6. Yth, dr.Ricke Loesnihari, M.Ked(Clin.Path), SpPK-K, sebagai sekretaris Program Studi Departemen Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, yang banyak memberikan bimbingan dan petunjuk selama saya mengikuti pendidikan.
7. Yth, Prof. dr. Burhanuddin Nasution, SpPK-KN, FISH, yang banyak memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama saya menjalani pendidikan.
8. Yth, guru-guru saya dr. Muzahar, DMM, SpPK-K, dr..dr.Ozar Sanuddin, SpPK-K, dr.Tapisari Tambunan, SpPK-KH, dr. Nelly Elfrida S, SpPK, yang banyak memberikan bimbingan, arahan selama saya mengikuti pendidikan. Begitu juga kepada guru-guru yang telah mendahului kita yaitu Alm. Prof. dr. Iman Sukiman, SpPK-KH, Alm. dr. R. Ardjuna Burhan, DMM, SpPK-K, saya tidak melupakan semua jasanya dalam pendidikan ini.
10. Yth, seluruh teman sejawat PPDS Patologi Klinik FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan, para analis dan pegawai, serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan kerjasama yang baik selama saya mengikuti pendidikan. Kepada dr. Lindayanti dan dr. Dian Effrida , terima kasih atas bantuan nya dan saran-sarannya dan terimakasih atas dukungannya 11. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rektor Universitas Sumatera Utara, Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik.
12. Doa senantiasa saya mohonkan kepada Yang Maha Pencipta tertuju
kepada Ayahanda . H. Syaiful Manan dan Alm Ibunda Chatir Aro,
yang selama kehidupan nya mencurahkan segenap kasih sayang dan berjuang menyekolahkan saya, perkenankanlah ananda mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga. Semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan kasih sayangnya
13. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda mertua yang senantiasa memberikan do’a dan dukungannya kepada saya untuk menyelesaikan pendidikan ini.
14. Terima kasih dan penghormatan yang tinggi kepada suami saya tercinta Sunan Tumenggung SSI, yang mendampingi saya dengan penuh kesetiaan, pengertian, perhatian, memberikan dorongan dan pengorbanan selama saya mengikuti pendidikan sampai saya dapat
menyelesaikan pendidikan ini, Juga kepada anak-anakku yang
sayang dari saya selama saya mengikuti pendidikan, semoga apa yang diraih bermanfaat menambah Ridho Allah SWT, kebaikan dan kebahagiaan keluarga di dunia dan akhirat .
Sebagai manusia hamba Allah SWT, saya menyadari akan keterbatasan dan kekurangan serta tidak terlepas dari tutur kata dan tingkah laku yang kurang berkenan di hati, maka pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2014 Penulis,
dr. Rosmadewi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Tesis ………... i
Lembar Penetapan Panitia Ujian ………. ii
Ucapan Terima Kasih ……… iii
Daftar Isi ……….. vii
Daftar Tabel ………...………... x
Daftar Gambar ………... xi
Daftar Lampiran …. ..……….... xii
Daftar Singkatan …...………. xiii
Abstrak ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ……… 1
1.2. Perumusan Masalah ……….. 5
1.3. Hipotesa Penelitian ………. 5
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umun ………. 6
1.4.2. Tujuan Khusus ……….. 6
1.5. Manfaat Penelitian ………...………. 6
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Lipid ……… 7
2.1.2. Jalur Metabolisme Eksogen ... 10
2.1.3. Jalur Metabolisme Eedogen ... 10
2.1.4. Jalur Reverse Cholestar Transfort ... 11
2.2. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ……….. 11
2.3. Patogenesis Aterosklerosis…… ……….. 13
2.3.1. Tahapan Ateroskelosis ………. 14
2.3.2. Faktor Resiko Arterosklerosis………….…….……….. 16
2.4. Dislipidemia ……….……….. 18
2.5. Pemeriksaan Stenosis .……….. 20
2.6. Simvastatin …….….……….. 22
2.7. Kerangka Konsep ………..26
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ………..……. 27
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 27
3.3. Populasi dan Subyek Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian ……….. 28
3.3.2. Subyek Penelitian ………. 28
3.3.3. Kriteria Inklusi ……… 28
3.3.4. Kriteria Eksklusi ………. 29
3.3.5. Batasan Operasional ………. 29
3.4. Perkiraan Besar Sampel ……….. 30
3.5. Analisa Data ...……….. 31
3.6.1. Bahan yang diperlukan ……….. 31
3.6.2. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik ……….. 31
3.6.3. Pengukuran Antropometri ………..…………. 32
3.6.4. Pengambilan dan Pengolahan sampel ………. 32
3.6.5. Pemeriksaan Laboratorium ………. 33
3.6.5.1. Pemeriksaan HDL ... 33
3.6.5.2. Trigliserida ………... 34
3.6.5.3. Pemeriksaan Total Kolesterol ... 36
3.6.5.4. Pemeriksaan LDL ... 37
3.7. Pemantapan Mutu ……… 40
3.7.1. Kalibrasi Pemeriksaan Laboratorium ………. 40
3.7.2. Kontrol Kualitas Pemeriksaan Laboratorium ………. 42
3.8. Ethical Clearance and Informed Concent ………. 43
3.9. Alur Kerja ...……….… 44
BAB 4 HASIL PENELITIAN ……….. 45
BAB 5 PEMBAHASAN ……….. 48
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ……….. 50
6.2. Saran ………...50
BAB 7 RINGKASAN ...51
DAFTAR PUSTAKA ……… 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ... ………...…… 17
Tabel 2.2 Klasifikasi Kolesterol Tital, LDL, HDL dan TG
Menurut NCEP ATP III ...… 20
Tabel 3.1. Kontrol LDL Kolesterol ……….……….. 43
Tabel 4.1. Karakteristik Peserta Penelitian ... ………..….. 45
Tabel 4.2. Gambaran Kadar Profil Lipid pada penderita PJK
Sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Lipoprotein ...……… .8
Gambar 2.2 Pembentukan Aterosklerosis………...15
Gambar 2.3 Stenosis arteri koronaria dengan angiografi
Koroner ...22
Gambar 2.4 Cholesterol biosyntesa pathway ...24
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Penjelasan kepada
Calon Subjek Penelitian ………. 62
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ……... 63
Lampiran 3 Status Pasien ……… 64
Lampiran 4 Health Research Ethical Committee ………. 65
Lampiran 5 Persetujuan Rumah Sakit ………....…… 66
DAFTAR SINGKATAN
PJK : Penyakit Jantung Koroner
LDL : Low Density Lipoprotein
Ox-LDL : Oksidasi Low Density Lipoprotein
SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga
NCEP : National Cholesterol Education Program
LRCCPPT : Lipid Research Clinics Caronary Primary Prevention
Trial
TG : Trigliserida
TC : Total Cholesterol
LDL-C : Low Density Lipoprotein Cholesterol
HDL-C : High Density Lipoprotein Cholesterol
IDL : Intermediate Density Lipoprotein
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
Apo : Apoliporotein
LPL : Lipoprotein Lipase
IPP : Isopentenyl Pyrophosphate
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
MOPS : Morpholino propane sulfonic
HSDA : Hydroxy sulfopropyl dimethoxyaniline
Ag-Ab : Antigen antibodi
DM : Diabetes Melitus
KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN SELAMA SATU BULAN
Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.
1Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP.HAM Medan 2Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. HAM
Medan
ABSTRAK
Latar Belakang: Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100. Peningkatan kadar LDL kolesterol yang disebabkan adanya dislipidemia dapat menyebabkan disfungsi endotel dan aterosklerosis pembuluh darah terutama pada pembuluh darah jantung yang mengakibatkan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan apabila terjadi terus menerus dapat mengakibatkankan jantung iskemia dan infark yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner. Simvastatin adalah obat yang dapat digunakan menurunkan kadar lipid dalam darah terutama kolesterol LDL.
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL pada penderita PJK sebelum dan setelah pengobatan dengan Simvastatin 20 mg selama 1 bulan.
Metode: Periode Januari-Maret 2014 telah dilakukan penelitian kuasi-eksperimen di Departemen Patologi Klinik dan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara / RSUPHAM Medan kelompok kasus adalah penderita PJK yang telah
menjalani tindakan angiografi dengan stenosis ≥70% yang telah
ditentukan oleh dokter spesialis kardiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan pengobatan simvastatin 20 mg selama satu bulan dan diamati.
Hasil : kadar kolesterol LDL menunjukan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p < 0.05), sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan
Kesimpulan : Kadar kolesterol LDLberbeda signifikan setelah pemberian simvastatin 20 mg selama 1 bulan
LDL CHOLESTEROL LEVELS IN PATIENTS AFTER CORONARY HEART FOR ONE MONTH TO USE SIMVASTATIN
Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.
1Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan
2Department of Cardiology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan
ABSTRACT
Background: LDL cholesterol is low density lipoproteins containing apolipoprotein (apo) B 100. Increased levels of LDL cholesterol caused by dyslipidemia can cause endothelial dysfunction and atherosclerotic blood vessels, especially in the blood vessels that lead to heart and blood vessel blockages in the heart and in the event continuously can cause cardiac ischemia and infarction can lead to coronary heart disease. Simvastatin is a drug that can be used to lower blood lipid levels, especially LDL cholesterol.
Objective : To determine differences in LDL cholesterol levels in CHD patients before and after treatment with simvastatin 20 mg for 1 month
Methods : Period from January March 2014 was conducted quasi-experimental research in the Department of Clinical Pathology and Department of Cardiology and Vascular Medicine of the Medical School University of North Sumatra / RSUPHAM Medan is the case group CHD patients who had undergone angiography action with ≥70% stenosis who have been determined by cardiology specialist. After fulfilling the inclusion criteria were then given 20 mg simvastatin treatment for a month and observed.
Results : LDL cholesterol levels showed significant difference was significant (p <0.05), before and after the use of simvastatin 20 mg for a month
Conclusion : LDL cholesterol levels significantly difference after the use of simvastatin 20 mg for 1 month.
KADAR LDL KOLESTEROL PADA PENDERITA JANTUNG KORONER SETELAH PEMAKAIAN SIMVASTATIN SELAMA SATU BULAN
Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.
1Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP.HAM Medan 2Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP. HAM
Medan
ABSTRAK
Latar Belakang: Kolesterol LDL adalah lipoprotein berdensitas rendah yang mengandung apolipoprotein (apo) B 100. Peningkatan kadar LDL kolesterol yang disebabkan adanya dislipidemia dapat menyebabkan disfungsi endotel dan aterosklerosis pembuluh darah terutama pada pembuluh darah jantung yang mengakibatkan dan penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan apabila terjadi terus menerus dapat mengakibatkankan jantung iskemia dan infark yang dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner. Simvastatin adalah obat yang dapat digunakan menurunkan kadar lipid dalam darah terutama kolesterol LDL.
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL pada penderita PJK sebelum dan setelah pengobatan dengan Simvastatin 20 mg selama 1 bulan.
Metode: Periode Januari-Maret 2014 telah dilakukan penelitian kuasi-eksperimen di Departemen Patologi Klinik dan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas kedokteran Universitas Sumatra Utara / RSUPHAM Medan kelompok kasus adalah penderita PJK yang telah
menjalani tindakan angiografi dengan stenosis ≥70% yang telah
ditentukan oleh dokter spesialis kardiologi. Setelah memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan pengobatan simvastatin 20 mg selama satu bulan dan diamati.
Hasil : kadar kolesterol LDL menunjukan perbedaan yang bermakna secara signifikan (p < 0.05), sebelum dan sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan
Kesimpulan : Kadar kolesterol LDLberbeda signifikan setelah pemberian simvastatin 20 mg selama 1 bulan
LDL CHOLESTEROL LEVELS IN PATIENTS AFTER CORONARY HEART FOR ONE MONTH TO USE SIMVASTATIN
Rosmadewi1, Zulfikar Lubis 1 , Isfanuddin Nyak Kaoy 2.
1Department of Clinical Pathology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan
2Department of Cardiology, Faculty of Medicine University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Central Hospital Medan
ABSTRACT
Background: LDL cholesterol is low density lipoproteins containing apolipoprotein (apo) B 100. Increased levels of LDL cholesterol caused by dyslipidemia can cause endothelial dysfunction and atherosclerotic blood vessels, especially in the blood vessels that lead to heart and blood vessel blockages in the heart and in the event continuously can cause cardiac ischemia and infarction can lead to coronary heart disease. Simvastatin is a drug that can be used to lower blood lipid levels, especially LDL cholesterol.
Objective : To determine differences in LDL cholesterol levels in CHD patients before and after treatment with simvastatin 20 mg for 1 month
Methods : Period from January March 2014 was conducted quasi-experimental research in the Department of Clinical Pathology and Department of Cardiology and Vascular Medicine of the Medical School University of North Sumatra / RSUPHAM Medan is the case group CHD patients who had undergone angiography action with ≥70% stenosis who have been determined by cardiology specialist. After fulfilling the inclusion criteria were then given 20 mg simvastatin treatment for a month and observed.
Results : LDL cholesterol levels showed significant difference was significant (p <0.05), before and after the use of simvastatin 20 mg for a month
Conclusion : LDL cholesterol levels significantly difference after the use of simvastatin 20 mg for 1 month.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aterosklerosis merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di masyarakat yang sedang berkembang, karena adanya
perubahan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, sebagai
dampak dari kemajuan perekonomian, seperti hal nya di
negara-negara yang sudah maju.(1) Aterosklerosis berkaitan erat dengan
munculnya penyakit Jantung Koroner (PJK) yang merupakan
penyebab kematian utama dan yang paling ditakuti.(2,3)
Aterosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan endapan lemak
(terutama kadar LDL kolesterol yang tinggi), trombosit, neutrofil,
monosit, dan makrofag diseluruh kedalaman tunika intima dan ke
tunika media.(4)
Kolesterol LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolestrol
dalam darah dimana Oksidasi LDL (ox-LDL) bersifat sitotoksik yang
memainkan peranan penting pada patogenesis aterosklerosis.
Oksidasi-LDL dapat di tangkap oleh makrofag melalui reseptor
scavenger pada makrofag menyebabkan terbentuknya sel busa
(foam cell). Penimbunan sel busa ini di ruang subendotel pembuluh
darah merupakan bukti paling awal adanya pertumbuhan plak
darah arteri(5,6), baik pada arteri besar maupun pada arteri kecil,
sehingga menghambat pasokan darah ke sel-sel otot jantung.
Keadaan ini mengakibatkan jantung tidak dapat lagi melakukan
fungsinya dengan baik tanpa aliran darah yang adekuat.
Penyumbatan pada arteri koroner ini, dapat terjadi sebagian maupun
total dari satu atau lebih arteri koroner atau cabang-cabang nya (7,8,9)
mengakibatkan dinding otot jantung mengalami iskemia dan infark. (10,11,12)
Menurut Asean Congress on Cardiology 1997 dikemukakan
bahwa angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Indonesia
adalah 67,8 per 100.000 penduduk penyebab nya 99%
aterosklerosi.(13). Di Indonesia dari Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) yang dilakukan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan
menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi
sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993
dan menjadi 24,4% pada tahun 1998.(14). Di Amerika Serikat, penyakit
jantung koroner merupakan 1/3 – 1/2 penyebab dari seluruh
kematian dan 50 – 75% kematian seluruh penyakit jantung. (15,16).
Penyakit Jantung Koroner tidak hanya menyerang laki-laki saja,
wanita juga berisiko terkena PJKditemukan 20 % pada laki-laki dan
12 % pada wanita. berumur 65 tahun ke atas(.9). Insiden dan
keparahan aterosklerosis sangat ditingkatkan oleh Faktor risiko lain
faktor risiko PJK dengan lesi aterosklerosis telah dilakukan. Pada
tahun 2010, studi konsekutif dilakukan pada 200 pasien oleh Trianti
M, dkk yang berhubungan antara faktor risiko penyakit
kardiovaskular dengan lokasi lesi aterosklerosis pada arteri koronaria (18)
Manifestasi klinis nya pada PJK dapat berupa penyakit jantung
iskemik yang asimptomatis, angina pektoris stabil, sindroma koroner
akut (angina pektoris tidak stabil, infark miokard akut non ST elevasi
dan infark miokard akut ST elevasi) dan kematian mendadak karena
jantung(19,20)
Untuk pencegahan terbentuknya penyakit Jantung Koroner
adalah dengan merubah atau modifikasi gaya hidup seperti
menghindari makanan yang tinggi kolesterol , olah raga, penurunan
berat badan, dan menganjurkan makanan yang banyak mengandung
sayur dan buah-buahan, dan pelarangan merokok(1), namun pada
sebagian orang diperlukan strategi farmakologis menggunakan obat
untuk dapat menurun kan kadar kolesterol dalam darah, antara lain
golongan statin salah satunya simvastatin (HMG-CoA reduktase
inhibitor), hal ini dapat mencegah terjadinya Penyakit Jantung
Koroner. Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau
kadar total kolesterol plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu
National Cholesterol Education Program (NCEP)
merekomendasikan kadar kolesterol <200mg% dapat
menghindarkan penyakit jantung koroner.
Penelitian dari Lipid Research Clinics Coronary Primary
Prevention Trial (LRCCPPT) di Amerika memperlihatkan hubungan
antara penurunan kolesterol dan pengurangan resiko penyakit
jantung koroner, yaitu setiap penurunan 1% kolesterol darah akan
mengurangi 2% resiko penyakit jantung koroner.(24.25). Ada beberapa
penelitian simvastatin yang telah di lakukan antara lain:
1. Adriana Branchi, MD,dkk University of Milan, Maggiore Hospital
IRCCS Milanese, Italy melakukan penelitian
Hypercholesterolemia terhadap seratus pasien (48 laki-laki dan
52 perempuan) menerima atorvastatin 10 mg/d, dan seratus
pasien (42 laki-laki dan 58 perempuan;) menerima simvastatin 20
mg/d. Setelah 2 bulan terapi, ditemukan perbedaan yang
signifikan (p<0.01). Pada kedua kelompok perlakuan
dibandingkan dengan nilai-nilai dasar.perubahan Total kolesterol,
Trigliserida, dan LDL kolesterol yang sama, sedangkan
persentase peningkatan tingkat HDL kolesterol lebih besar pada
kelompok simvastatin dari pada di kelompok atorvastatin.(26)
2. Hiroshi Yoshida dkk, di University School of Medicine, Kashiwa,
Jepang.melakukan penelitian terhadap dua puluh dua pasien 16
Hyperlipidemic dengan pemberian simvastatin 20mg selama 4
minggu,menunjukan perbedaan yang bermakna pada Total
kolesterol, Trigliserida, HDL, dan LDL kolesterol (p < 0,001), dan
Tidak ada efek samping serius yang diamati, berdasarkan efek
yang dimiliki oleh statin tersebut diatas (27)
Dengan dasar teori diatas menimbulkan keinginan peneliti untuk
melakukan penelitian tentang hubungan LDL kolesterol pada
penderita penyakit jantung koroner (stenosis ≥ 70%) dengan pemakaian simvastatin 20 mg selama 1 bulan
.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar latar belakang di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kadar LDL kolestrol
pada penderita PJK setelah pengobatan simvastatin 20 mg selama
1 bulan, dimana selama ini di Departemen Kardiologi di pakai
simvastatin 40 mg.
1.3. Hipotesa Penelitian
Ada perbedaan kadar LDL kolestrol pada penderita PJK sebelum
1.4 . Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar LDL kolestrol pada penderita PJK
setelah pengobatan simvastatin 20 mg selama 1 bulan
1.4.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui efektifitas pemberian simvastatin 20 mg
selama 1 buian pada penderita PJK
1.5. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai masukan
dalam penanganan dislipidemia pada penderita penyakit
Jantung Koroner.
2. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2 .1. LIPID
Lipid adalah sturktural pembentuk sel, yang berfungsi sebagai
komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh sekitar
80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari
makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur
dan produk berbahan dasar susu. bila jumlahnya berlebihan, dapat
menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan
mengeras menjadi plak.(28)
Di dalam tubuh kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolestrol,
trigliserida, dan fosfolipid oleh karena itu sifat lipid yang susah larut
dalam air, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut , untuk itu
dibutuhkan suatu zat terlarut yaitu suatu protein yang dikenal
dengan nama apolipoprptein atau apoprotein. Senyawa lipid dengan
apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein.(29)
Lipoprotein plasma yang mengandung apolipoprotein (apo) B
100 telah diidentifikasi sebagai kenderaan yang menstransport
kolestrol ke dalam dinding arteri. lipoprotein berdensitas rendah
(LDL), berdensitas menenggah (IDL), berdensitas sangat rendah
(VLDL) dan lipoprotein Lp (a) ( 29 ). Setiap jenis lipoprotein memiliki
mengandung Apo B 100, sedangkan Apo B 48 di temukan pada
kilomikron, .Apo A1, Apo A2, dan Apo A3 Lditemukan terutama pada
lipoprotein HDL dan kilomikron dan lipo protein ini terdiri atas
kolestrol (bebas atau ester), trigliserida, fosfolipid dan apoprotein.
Apoprotein ditemukan pada permukaan lipoprotein (30) )
Gambar 2.1. Lipoprotein (31)
Dengan mengunakan ultrasentrifugasi, pada manusia dapat
dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high-density lipoprotein (HDL),
Low density lipoprotein (LDL), Intermediate –density lipoprotein
(IDL), Very low density lipoprotein (VLDL), lipoprotein lp (a) ,
kilomikron.(32 ), LDL adalah lipoprotein utama pengangkut kolestrol
dalam darah yang terlibat dalam proses terjadinya penyakit jantung
koroner. Oksidasi LDL ( ox-LDL ) memainkan peranan penting pada
melalui reseptor scavenger pada makrofag menyebabkan
terbentuknya sel busa ( foam cell ). Penimbunan sel busa ini di ruang
subendotel pembuluh darah merupakan bukti paling awal adanya
pertumbuhan plak aterosklerotik yang dikenal sebagai fatty
steak.(5,6,33) Pada penelitian Framingham mendapatkan bahwa LDL
kolestrol merupakan suatu komponen yang aterogenik mempunyai
dampak klinis pada penyakit kardiovaskuler. (3,34 )
Proses yang menyebabkan oksidasi LDL melibatkan radikal
superoksida, oksida nitrat, hidrogen peroksida, dan oksidan lain. Anti
oksidan misal nya Vitamin E, asam askorbat ( Vitamin C ),
karotenoid, dan mungkin berperan melindungi LDL dari oksidasi. (35)Setiap partikel LDL mengandung sekitar 1500 melekul kolestrol
ester dalam inti berminyak. Inti ini di kelilingi oleh mantel
mengandung kolestrol 500 melekul, 800 melekul fosfolipid, dan satu
melekul apoprotein B 100. (36)
2.1.1. Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein terdiri tiga jalur yaitu jalur
metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur
reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama
berhubungan dengan metabolisme LDL dan trigliserid,
sedang jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai
2.1.2. Jalur Metabolisme Eksogen
Yaitu Lemak yang terdapat didalam makanan yang kita
makan dan juga lemak yang dihasilkan dihati. Lemak yang
terdapat dalam makanan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Lemak yang terdapat dari hati yang diekskresikan bersama
empedu ke usus halus. (38)
2.1.3. Jalur Metabolisme Endogen
Di hati mensintesis Trigliserida dan kolesterol dan
disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.
Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah
apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi,trigliserid dalam VLDL
akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL),
dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami
hidrolisis dan berubh menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL,
dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati
dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal,
testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk LDL.
Sebagian lagi dari LDL akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang akan
teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung
2.1.4. Jalur Reverse Cholester Transfort
Suatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali
ke hepar. HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada
jalur ini.(38)
2 .2. Penyakit Jantung Koroner ( PJK )
Penyakit jantung koroner ( stenosis ≥ 70%) adalah penyakit jantung yang disebabkan kan oleh ada nya aterosklerosis pada
pembuluh darah jantung sehingga mengakibatkan penyempitan dan
penyumbatan pada pembuluh darah jantung, hal ini dapat
mengakibatkan terganggu nya aliran darah menuju jantung, dan bila
terjadi terus menerus dapat mengakibatkan kan jantung mengalami
iskemia dan sampai infark, (10,11,40.) kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung, yang ditandai dengan ada nya rasa nyeri
pada dada, seperti tertekan benda berat , rasa tercekik, atau rasa
terbakar didada, rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada di
sebelah kiri, dan menyebar keseluruh dada. Sebagian kasus disertai
mual. muntah sesak nafas dan berkeringat.(41)
Penyakit Jantung Koroner tidak hanya menyerang laki-laki saja,
wanita juga beresiko terkena Penyakit Jantung Koroner meskipun
kasusnya tidak sebesar pada laki-laki. Pada orang yang berumur 65
tahun ke atas, ditemukan 20 % PJK pada laki-laki dan 12 % pada
Di Indonesia penyakit jantung juga cenderung meningkat
sebagai penyebab kematian. Data survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) tahun 1996 menunjukkan bahwa proporsi penyakit ini
meningkat dari tahun ke tahun sebagai penyebab kematian.(1).
menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari seluruh
penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit Jantung
Koroner (PJK), dengan manifestasi klinik terdiri dari penyakit
jantung iskemik yang asimptomatis , angina pektoris stabil, sindroma
koroner akut ( angina pektoris tidak stabil, infark miokard non ST
elevasi dan infark miokard akut ST elevasi) dan kematian mendadak
karena jantung (19,20)
Faktor resiko yang berhubungan erat dengan terjadinya PJK
adalah Diabetes melitus, hipertensi dan merokok, kurang berolah
raga, stres, diet, tinggi lemak jenuh, diet rendah antioksidan dan
obesitas.(43). Framingham Heart Study Prediction Score Sheets
dengan mengukur faktor risiko PJK pada laki-laki dan wanita (42),
berdasarkan usia, kadar kolesterol darah ( HDL dan LDL ), tekanan
darah kebiasaan merokok dan adanya penyakit diabetes mellitus.
Untuk mendiagnosa PJK ditegakkan dengan serangkaian
pemeriksaan fisik, pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dan
pemeriksaan laboratorium petanda jantung, treadmill serta
pemeriksaan dengan kateterisasi jantung (angiografi), Kateterisasi
internasional sebagai teknik terbaik dan terakurat untuk mendeteksi
adanya sumbatan di pembuluh darah jantung. Pemeriksaan ini dapat
memberikan informasi tentang lokasi lesi, derajat obstruksi ada
tidaknya sirkulasi kolateral serta derajat penyempitan atau oklusi
arteri koroner pada penderita PJK..(43,44). Ada nya stenosis pada
PJK bila di jumpai derajad stenosis sama atau lebih dari 70 %
,minimal pada satu ateri koroner pada pemeriksaan Angiografi
jantung ( kateterisasi jantung ) . Pada studi konsekutif yang dilakukan
oleh Trianti M, dkk, tahun 2010. Didapatkan hubungan antara faktor
risiko penyakit kardiovaskular dengan lokasi lesi aterosklerosis pada
arteri koronaria. (18)
2.3. PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS.
Aterosklerosis penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
masyarakat yang sedang berkembang oleh karena adanya
perubahan gaya hidup dan diet yang tidak sehat ( asupan lemak
jenuh yang meningkat ), sehingga terjadi nya dislipidemia. Secara
normal LDL kolesterol dapat masuk dan keluar dari intima , bila
Kadar LDL tinggi didalam darah dia akan teperangkap menembus
endotel masuk ke tunika intima, hal ini terjadi saat jumlah anti
oksidan terbatas dan akan mengakibatkan terjadi oksidasi LDL yang
dapat ditangkap oleh makrofag melalui reseptor scavenger pada
penimbunan sel busa diruang subendotel pembuluh darah yang
merupakan awal terbentuk nya aterosklerosis (5,45,46)
2.3.1. TAHAPAN ATEROSKLEROSIS
Aterosklerosis terjadi melalui sejumlah tahapan,
masing-masing tahap memerlukan waktu untuk mencapai tahapan
berikutnya.
A. Tahap awal (dini )
Pada tahap paling awal ini, secara makroskopik, belum terlihat
perubahan pada dinding sel arteri, tetapi secara mikroskopik
pada sub intima ditemukan sekelompok sel yang dalam
sitoplasmanya terlihat gelembung-gelembung mirip busa
sabun, karenanya disebut sel busa (foam cell). Sel busa ini
berasal dari makrofag dan gelombang mirip busa tersebut
berisi ester kolesterol.(33 )
B. Tahap pembentukan fatty streak
Pembentukan fatty streak terjadi karna ada nya penumpukan
C. Tahap pembentukan ateroma.
Secara makroskopis terlihat yang menonjol ke dalam lumen.
(33). Di sini dijumpai ada nya sel busa,tumpukan lemak ekstra
sel dan didalam sub intima juga dijumpai limfosit, sel-sel otot
polos dan serat plaque (bercak berserat). Walaupun dalam
keadaan terdesak, sel-sel endothelium masih terlihat utuh.
D. Tahap lesi lanjut.
Pada tahap ini terjadi nekrosis endothelium yang memicu
terjadinya thrombus.(33 ).
Gambar 2.2. Pembentukan Aterosklerosis (33,73)
1,2. LDL masuk ke sub-endotelium dan dioksidasi oleh
makrofag dan sel otot polos
3,4. Pengeluaran growth factor dan sitokin untuk
6,7,8. Penumpukan sel dan proliferasi sel otot polos
menghasilkan pertumbuhan plak
2.3.2. Faktor resiko Aterosklerosis
Terbentuk nya aterosklerosis dapat di pengaruhi
beberapa faktor antara lain: Yang tidak dapat di modifikasi
( umur.riwayat keluarga,jenis kelamin ) dan ada yang dapat
dimodifikasi antara lain :(47)
1. Tekanan darah
Tekanan darah yang tinggi ( Hipertensi ) merupakan faktor
resiko yang penting pada usia diatas 45 tahun. Penyakit
jantung iskemik 5 kali lebih sering pada individu di mana
tekanan darah > 160/95 mmHg dari pada normo tensi (< 140 /
90 mmhg )(30,31,32) .Penyebab kerusakan vaskular dapat melalui
akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ atau
karena efek tidak langsung antara lain adanya angiotensin
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : The Sevent Report of the Commite on Prevention Evaluation and Treatment of high Blood Pressure (48)
2. Merokok
Orang yang merokok > 10 batang / hari mempunyai resiko 3
kali l ebih besar. Hubungan rokok dan aterosklerosis dikaitkan
dengan adanya faktor karbon monooksida yang menyebabkan
injuri sel endotel (51,52,51)
3. Diabetes melitus
Semua penderita diabetes melitus > 10 tahun mempunyai
aterosklerosis signifikan. ( 51,52)
4. HDL yang rendah
Nilai HDL kolestrol < 35 mg / dl . HDL yang rendah umumnya
terjadi pada perokok , DM , orang inaktif yang tidak teratur
2.4. DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma
yaitu kenaikan kdar kolestrol total, kolestrol LDL, trigliserida, serta
penurunan kadar kolestrol HDL (37.54,55,56)
1. Kolesterol
Kolestrol merupakan komponen penting dalam dinding sel dan
sebagai precursor asam empedu dan hormon steroid. Keberadaan
dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan cenderung membuat
endapan / kristal / lempengan yang akan mempersempit atau
menyumbat pembuluh darah
2.Trigliserida
Merupakan senyawa yang terdiri dari 3 melekul asam lemak
yang teresasi menyadi gliserol, disintesis dari karbohidrat dan
disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh
lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri .Peningkatan
Trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (very low density
lipoprotein ). Pada peristiwa hidrolisis lemak-lemak ini akan masuk
3. HDL ( High Density Lipoprotein )
Merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein
,kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi,
sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan
terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang
membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.
Kolestrol HDL berperan dalam transport balik kolestrol dari jaringan
menuju hepar untuk diekskresi. Lingkaran kejadian ini menegaskan
bahwa peningkatan kolestrol HDL berhubungan dengan
pengurangan resiko penyakit Jantung Koroner pada
manusia.sebagai faktor protektif fisiologis atau faktor anti aterogenik (37.54,55,56)
4.LDL ( Low Density Lipoprotein )
Adalah Lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit
trigliserida , fosfolipid sedang , protein sedang dan kolestrol tinggi.
Secara lansung kadar kolestrol LDL plasma berhubungan dengan
resiko penyakit ateri koroner ,potensi aterogenik sangat tinggi
Tabel 2.2. Klasifikasi total kolesterol, LDL kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida menurut NCEP ATP III (mg/dl)(37)
Profil Lipid mg/dl
Total kolesterol Optimal Diinginkan Tinggi <200 200-239 ≥240 LDL kolesterol Optimal Mendekati optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi <100 100-129 130-159 160-189 ≥190 Trigliserida Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi <150 150-199 200-499 ≥500
HDL kolesterol Rendah
Tinggi
<40
≥60
Keterangan : LDL ( Low Density Lipoprotein ), HDL ( High Density Lipoprotein )
2.5. Pemeriksaan Stenosis
Untuk melihat ada stenosis pada penderita PJK di lakukanlah
pemeriksaan dengan angiografi koroner (kateterisasi jantung) yang
dapat memberikan informasi tentang lokasi lesi, ada atau tidaknya
sirkulasi kolateral serta derajat penyempitan atau oklusi arteri koroner
pada penderita PJK.(57,58) Kateterisasi jantung (angiografi) ini
merupakan teknik yang diakui dunia internasional sebagai teknik
terbaik dan terakurat untuk mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh
darah jantung. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi tentang
derajat penyempitan atau oklusi arteri koroner pada penderita PJK..(43,)
. Ada nya stenosis pada PJK bila di jumpai derajad stenosis sama
atau lebih dari 70 % ,minimal pada satu ateri koroner (57).Saat ini
tindakan Revaskularisasi di RS. H. Adam Malik ,sejak tahun 2003
sampai sekarang telah melakukan tindakan anggiografi kroner dan
tindakan PCI , pemasangan stent. sudah rutin dikerjakan.
Kateter dimasukkan ke ventrikel kiri dan arteri koronaria kiri dan
kanan, kemudian dimasukkan zat kontras media. Zat kontras yang
terlihat melalui sinar X diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran
darah. Zat kontras itu memungkinkan dokter dapat mempelajari aliran
darah yang melewati pembuluh darah dan jantung. Penderita diminta
berpuasa 6 hingga 8 jam sebelum prosedur dijalankan. Lesi yang
sering tampak pada angiogram koroner adalah stenosis atau qoklusi
oleh ateroma yang bervariasi derajat luas dan beratnya, dengan
kemungkinan adanya sirkulasi kolateral. Lokasi, morfologi dan
beratnya lesi stenosis dapat dianalisis dengan lebih rinci, dan dapat
memberikan informasi penting untuk rencana tindakan
selanjutnya.(58,59)
Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain yang dinamakan
angioplasty dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada
arteri tersebut. Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil
yang berpori) dalam arteri untuk menjaga agar arteri tetap
persentasi pengurangan diameter relatif terhadap segmen normal
yang berdekatan. (61,62)
Gb.2.3. Stenosis arteri koronaria dengan angiografi koroner (dikutip sesuai asli, Dokumentasi Catlab
RSUP H.Adam Malik Medan) (63
2.6. Simvastatin
Banyak cara menurunkan kadar kolesterol darah, antara lain
mengunakan obat-obatan seperti simvastatin dan turunannya yang
cukup efektif menurunkan kadar kolesterol total dan LDL,(64), dengan
cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA)
reduktase Obat golongan ini memblok secara parsial reaksi konversi
3‐hidroksi‐3‐metilglutaril koenzim A menjadi asam mevalonat. Reaksi
ini merupakan salah satu tahap yang penting pada proses
pembentukan kolesterol dalam sel di hati. Penghambatan proses ini
mengakibatkan kadar kolesterol turun dengan cepat, yaitu ketika
pasien mulai dan tetap kontinyu menggunakan ,sehingga dapat
penyakit jantung, dan prosedur revaskularisasi dan dapat diberikan
pada pasien wanita ,pasien lanjut usia dan pasien diabetes. Secara
umum durasi kerja simvastatin singkat disarankan digunakan pada
malam hari sesuai dengan kerja hati yang juga maksimal saat itu
memproduksi kolesterol. (65,66,67)
Sebagai standar minimum, statin diresepkan untuk pasien jantung
dengan kolesterol > 5mmol/L atau LDL>3mmol/L.. Menurut NCEP
(2001) menyatakan bahwa pasien yang memiliki lebih dari 2 faktor
resiko penyakit jantung koroner (PJK) seperti: umur (pria ≥ 45tahun, wanita ≥ 55 tahun), merokok, HDL < 40 mg//dl, hipertensi (TD ≥ 140/90 atau dalam terapi antihipertensi) dan mempunyai riwayat
penyakit jantung koroner dini dalam keluarga, dapat memulai terapi
farmakologi untuk dislipidemia bila kadar LDL ≥ 160 mg/dl dengan target kadar LDL yang akan dicapai sebesar < 130 mg/dl(68), mayoritas
data mendukung pemberian simvastatin dapat diberikan 20 mg/ hari
.Pemantauan penggunaan statin, yaitu pada 1‐bulan, 3 bulan dan 6
bulan setelah terapi statin dimulai dan di lakukan pengukuran profil
lipid, kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida(TG) (65,66,67)
Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar
total kolesterol plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu
dipertimbangkan pengurangan dosis obat simvastatin.(21,22,23,24). . Efek
samping dari simvastatin dapat terjadi tergantung pada dosis obat
otot, atau kelemahan, kekurangan energi, demam, nyeri di bagian
kanan atas perut, mual, hal ini jarang terjadi dan akan normal
[image:44.595.161.503.230.405.2]kembali jika dosis statin dapat diturunkan atau dihentikan. (65,66,67)
Gambar 2.4.Cholesterol biosyntesa pathway (67)
Pada Gambar 2.4. Proses sintesis kolesterol terdiri dari antara lain :
1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA
(HMG-CoA).
2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate
3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene,isopentenyl
pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2.
4. IPP diubah menjadi squalene
5. Squalene diubah menjadi kolesterol.
Pada penelitian yang lain HMG – CoA reduktase Inhibitor atau statin
peradangan atau inflamasi, memperbaiki fungsi endotel , koagulasi dan
2.7. KERANGKA KONSEP.
Pasien PJK yg telah di lakukan Angiografi
( stenosis >70% )
Anamnese
dan
pemeriksaan fisik
Kriteria Inklusi
LDL Kolesterol
Simvastatin 20 mg selama
1 bulan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3 .1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian adalah kuasi-eksperimen (Quasi Experiment
),pada penelitian ini tidak dilakukan random terhadap unit-unit
sampling nya. Salah satu bentuk kuansi eksperimental adalah
rancangan perlakuan ulang yaitu rancangan penelitian yang hanya
mengunakan satu kelompok subjek serta melakukan pengukuran
sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian perlakuan
untuk jangka waktu tertentu. Perbedaan kedua hasil ini pengukuran
tersebut dianggap sebagai perlakuan. (68)
. 3 .2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Departemen Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji
Adam Malik Medan, bekerja sama dengan Departemen Kardiologi
dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara / SUP H. Adam Malik Medan, Penelitian ini dimulai
pada bulan januari 2014 sampai maret 2014. Penelitian dihentikan
bila jumlah sampel minimal tercukupi atau bila waktu pengambilan
sampel telah mencapai 3 bulan.
3.3. Populasi dan Subjek Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah pasien penyakit Jantung
Koroner yang telah menyalani kateterisasi jantung ( Angiografi )
oleh dokter spesialis kardiologi di RSUP H Adam Malik Medan.
Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pasien penyakit Jantung Koroner
yang telah didiagnosa dan telah dilakukan angiografi koroner di
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FK USU /
SMF Kardiologi RSUP. H. Adam Malik Medan dengan stenosis ≥ 70 % pada arteri koroner utama,kelompok ini dilakukan
pemeriksaan laboratorium sebelum dan sesudah pengobatan
dengan simvastatin 20 mg selama 1 bulan
3.3.3. Kriteria Inklusi
1. Bersedia ikut dalam penelitian.
2 .Penderita PJK yang telah dilakukan Angiografi (stenosis ≥ 70 %) pada arteri koroner di RSUP H.Adam Malik Medan
3. Teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu bulan
3.3.4. Kriteria Eksklusi
1. Tidak mendapat pengobatan dengan simvastatin 20mg
2. Tidak teratur minum obat simvastatin 20mg selama satu
bulan
3. Pasien PJK dengan stenosis < 70%
3.3.5. Batasan Operasional
3.3.5.1. Penyakit Jantung Koroner
PJK adalah penyakit jantung akibat ada nya penyempitan
dan penyumbatan pada arteri koroner yang dapat terjadi
sebagian maupun total dari satu atau lebih arteri koroner
atau cabang-cabang nya. (7,8,9) mengakibatkan dinding otot
jantung mengalami iskemia dan infark,(10,11,12 ).
3.3.5.2. Dislipidemia
Dislipidemia merupakan faktor yang kuat terjadinya
aterosklerosis pada penderita > 45 tahun . Di jumpai total
kolestrol serum > 240 mg/dl, HDL < 35mg/dl, LDL > 160
mg/dl, Trigliserida > 250 mg.dl (37.54,55,56)
3.3.5.3. Simvastatin
Statin khusus nya simvastatin obat yang sering di gunakan
Mekanisme kerja dari simvastatin dengan cara menghambat
kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG
Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan
HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan
langkah awal dari (64,65,66,67)
3.4. Perkiraan besar sampel : (69)
Penelitian ini merupakan uji banding dua mean dalam satu
populasi sehingga perkiraan besar sampel mengunakan rumus t
berpasangan sebelum dan sesudah , Tehnik sampling non random
dengan tehnik porposive sampling.( kriteria yang telah ditetapkan
oleh peneliti inklusi dan ekslusi)
Dengan rumus :
2 1 0 ) 1 ( ) 2 / 1 ( ) ( − + ≥ − − µ µ β
α Z Sd
Z n
Keterangan :
n = Besar sampel
Z (1 – α /2) = deviat baku alpha, untuk α = 0.05 nilai baku tabel z normal tabel z adalah : 1.96 → Z (1 – α /2) 1,95 Z (1 - β) = deviat baku beta, untuk ß = 0.10 maka nilai baku
normal = 1.282 → Z (1 - β) = 1.282 α = Standar deviasi LDL kolestrol 32,2
→ jurnal Hamidreza Goodarzynejad,et al
µ0 - µ1 = Beda rerata yang bermakna, ditetapkansebesar = 8
n ≥
�
(1.96+1.282 )15.344
�
2
n > 14
n = jumlah sampel minimal diambil sebanyak = 14
3.5. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengunakan perhitungan
statistik komputerisasi dengan perhitungan hasil pengukuran kadar
LDL kolesterol mengunakan uji t berpasangan ,apabila data tidak
berdistribusi secara normal maka diuji dengan nonparametrik
Wilcoxon dengan derajat kemaknaan (p<0.05) (70)
3.6. Bahan dan Cara kerja
3.6.1.Bahan yang di perlukan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah darah tanpa
antikoagulan
3.6.2. Anamnese dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesa dilakukan dengan wawancara berpedoman pada
keterangan yang ada pada medical record. Seluruh data dan
hasil pemeriksaan dicatat dalam status penelitian.
3.6.3. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran tinggi badan (m) dilakukan dengan alat
pengukur tinggi badan microtoise dengan kapasitas ukur 2
meter dengan ketelitian 0,1 cm. Subjek dengan berdiri tegak
tanpa memakai alas kaki dan topi. Pengukuran berat badan
(kg) dilakukan dengan timbangan berat badan merk camry,
dimana pasien berpakaian minimal tanpa memakai alas kaki
3.6.4. Pengambilan dan Pengolahan Sampel
Subjek yang akan diambil darahnya telah berpuasa ( tidak
makan dan minum) selama 10 - 12 jam. Sampel darah diambil
melalui vena punksi dari vena mediana cubiti tanpa statis
vena yang berlebihan. Tempat vena punksi terlebih dahulu
dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering. Darah
diambil dengan menggunakan spuit Disposible syringe
sebanyak 5 cc darah, kemudian dimasukkan kedalam tabung
plastik tanpa anti koagulan. Sampel darah dibiarkan
membeku selama 20 menit pada suhu ruangan, kemudian
dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
tabung plastik (microtube), dan di simpan dalam freezer – 200 C
sampai 3 bulan (72).
3.6.5. Pemeriksaan Laboratorium.
Untuk pengukuran profil Lipid (HDL kolesterol,
Trigliserida, Total kolesterol, LDL kolesterol), dilakukan
serentak setelah sampel terkumpul, dengan metode enzimatik
kolorimetrik dengan memakai alat Cobas C 501 automatic
analyzer.
3.6.5.1. Pemeriksaan HDL Kolesterol (HighDensity
Lipoprotein)
Pemeriksaan metode: enzimatik kolorimetrik dengan
aoutomatic cobass C501. Analyzer
Bahan sampel : serum
Prinsip
detergen cholesterol esterase
HDLesters+H2O---HDLcholesterol+RCOOH
cholesterol oxidase
HDL-cholesterol+O---Δ4cholestenone+H 2O2
2H2O2
+4-aminoantipyrine+HSDA+H+H2O---purple blue pigment+5H2O
(abs. max = 583 nm)
Intensitas warna zat biru-ungu ini terbentuk secara
langsung sebanding dengan konsentrasi kolesterol
yang diukur dengan photometer.
Reagen-working solution :
R1 MOPS (3-morpholino-propane sulfonic acid
buffer) : 19,1 mmol/L.
pH 7 ; HSDA : 0,96 mmol/L ; ascorbate oxidase ; 50
kat/L, Peroxidase (horseradish) : 167kat/L
preservative
SR : Peroxidase (horseradish) : 334 kat/L , pH : 7,
4-aminoantipyrine : 2,46 mmol/L,PIPES : 9,9 mmol/L,
detergent; preservative
Cara Kerja : Alat dan Program ready
Kadar HDL kolesterol diukur secara automatisasi pada
panjang gelombang 583nm . Hasil pemeriksaan
dilaporkan dalam mg/dl
Kalkulasi nalit dengan faktor konversi :Mmol/L x 38,66
3.6.5.2. Pemeriksaan Trigliserida
Pemeriksaan metode : enzimatik kolorimetrik
dengan aoutomatic cobass C501 Analizer
Bahan sampel : serum
Prinsip :
Lipoprotein lipase
Triglycerides Gycerol + fatty acids
Gliserolkinase
Glycerol + ATP Glycerol -3-phosphate +
ADP
Gliserol pospat Oxidase
Glycerol -3-phosphate+O2 Dihyroxya
cetone phosphate + H2O2
2 H2O2 + 4-aminophenazone + 4-chlorophenol
Peroxidase
quinoneimine + 4 H2O
(abs. max = 512 nm)
Intensitas warna zat merah terbentuk secara langsung
sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur
Reagen-working solution :
R Pipes : 50 mmol/L. pH 6,8 ; HSDA : 0,96 mmol/L
,Peroxidase (horseradish) : 1,6 kat/L ; preservative; 4-
Chloropenol :4,2 mmol/L ;aminophenazone :
0,13mmol/L, 4-chlorophenol : 0,13 ; Sodium cholate :
0,2 ; Mg ++ : 40 mmol/L.
Cara Kerja : Alat dan Program ready
Kadar Trigliserida diukur secara automatisasi pada
panjang gelombang 512 nm. Hasil pemeriksaan
dilaporkan dalam mg/dl/ Kalkulasi nalit dengan faktor
konversi : Mmol/L x 88,5 = mg/dl
3.6.5.3. Pemeriksaan Total Kolesterol
Pemeriksaan metode : enzimatik kolorimetrik
CHOD-PAP (Cholestrol oxidase-phenazone anti peroxidase)
dengan aoutomatic cobas C 501. Analyzer
Bahan sampel : serum
Prinsip : CE
Cholesterol esters+H2O+cholesterol fatty acids CHOD
2 H2O2 + 4-AAP + phenol quinoneimine dye
+ 4 H2
(abs. max = 520 nm)
Intensitas warna merah ini terbentuk secara langsung
sebanding dengan konsentrasi kolesterol yang diukur
dengan photometer.
Reagen-working solution :
R Phoshate 70 mmol/L, pH 6,8 , 4 aminoantipyrine :
1,7 mmol/L, Sodium cholate : 13 mmol/L Peroxidase
mmol/L (horseradish) : 50 kat/L ; detergent;
preservative
Cara Kerja : Alat dan Program ready
Kadar kolesterol Total diukur secara automatisasi
pada panjang gelombang 520 nm. Hasil pemeriksaan
dilaporkan dalam mg/dl/ Kalkulasi nalit dengan faktor
konversi : Mmol/L x 38,66 = mg/dl
3.6.5.4. Pemeriksaan LDL kolesterol
Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode enzimatik
kolorimetrik mengunakan alat Cobas C 501.
Sampel : Serum
Kolesterol esterase
LDL Kolesterol ester Kolesterol + asam
lemak bebas
Kolesterol oxidase
LDL Kolesterol + O2 Δ4 – Kolestenone + H2O
peroxidase
2H2O2 + 4-aminoantipyrine + HSDA +H2O + H
pigmen Biru ungu + 5H2O2
(abs. max = 585 nm)
HSDA = Sodium N- ( 2-hydroxy-3-sulfopropyl )
-3,5-dimethoxyaniline
Intensitas warna zat biru-ungu ini terbentuk secara
langsung Sebanding dengan konsentrasi kolesterol
yang diukur dengan photometer.
Reagen-working solution :
R1 MOPS (3-morpholinopropane sulfonic acid buffer)
: 20,1 mmol/ L.
pH 6,5 ; HSDA : 0,96 mmol/L; ascorbate oxidase ; ≥ 50 µkat / L, Peroxidase (horseradish) : 167 µkat/L ;
R2 MOPS ( 3-morpholinopropane sulfonic acid buffer)
: 20,1 mmol/L.
pH 6,8 ; MgSO4.7H2O : 8,11 mmol/L
;4-aminoantipyrine: 2,46 mmol/ L, Cholesterol esterase : ≥ 50 µkat / L, cholesterol oxidase : 33,3 µkat / L
Peroxidase (horseradish) : 334 µkat/ L ; detergent;
preservative
Cara Kerja : Alat dan Program ready
Kadar LDL kolesterol diukur secara automatisasi pada
panjang gelombang 600 nm. Hasil pemeriksaan
dilaporkan dalam mg/dl
Kalkulasi analit dengan faktor konversi : Mmol/L x
38,66 = mg/dl atau mg/dl x 0,0259 = mmol/L
Penyimpanan dan stabilitas
Reagen LDL kolesterol disimpan pada temperatur 2 –
80C, stabil hingga batas waktu di pack label ( yang
ditentukan ). Pada temperatur ruangan stabil selama 12
minggu
Sampel : Serum
Kaliberator : Kalibrasi menggunakan larutan Calibrator
Kontrol : Larutan konrol menggunakan Precinom
PCCI 29
Cara kerja :
Sampel yang beku diencerkan selama 30 menit pada
suhu ruangan.kemudian di homogenkan .Larutan konrol
juga di samakan dengan suhu ruangan
3.7. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu dilakukan pada setiap pada saat awal
dilakukan pemeriksaan untuk menjamin ketepatan hasil pemeriksaan
yang dikerjakan. Sebelum dilakukan pemeriksaan harus dilakukan
kalibrasi dan kontrol terhadap alat-alat yang digunakan,agar
penentuan konsentrasi zat yang belum diketahui dapat dipercaya
(valid)
3.7.1. Kalibrasi Pemeriksaan Labolatorium
Kalibrasi pengukuran konsentrasi kadar LDL kolesterol
digunakan C.f.a.s. Lipid Lot no 17085900, kalibrator dalam
bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL
aquadest,larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan
botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung.
kemudian dibiarkan selam 30 menit , kemudian dilakukan
kalibrasi. Kalibrasi ini berguna untuk menilai protein-protein
kalibrasi sehingga didapat kurva kalibrasi yang bersifat linier
Untuk titik nol digunakan aquadest sebagai zero calibrator.
Kalibrasi pada pemeriksaan lipid terdapat lima titik. Selama
penelitian kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka
[image:61.595.173.490.307.478.2]reagen baru.
Gambar 3.1 Grafik kalibrasi LDL kolesterol.
Kalibrasi pengukuran koonsentrasi untuk pemeriksaan
HDL kolesterol digunakan C.f.a.s lipid lot No. 668383,
kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3
mL aquadest, larutan dihomogenkan dengan
membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk
gelembung,kemudian dibiarkan selama 30 menit,kemudian
dilakukan kalibrasi. kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu
membuka reagen baru Untuk titik nol digunakan aquadest
Trigliserida digunakan C.f.a.s Lot No. 671262. kalibrator
dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3 mL
aquadest, larutan dihomogenkan dengan membolak-balikkan
botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk gelembung,
kemudian dibiarkan selam 30 menit kemudian dilakukan
kalibrasi.
Kalibrasi pengukuran koonsentrasi untuk pemeriksaan
Total kolesterol digunakan C.f.a.s lipid lot No. 667583,
kalibrator dalam bentuk serbuk kemudian diencerkan dengan 3
mL aquadest, larutan dihomogenkan dengan
membolak-balikkan botol 5-10 kali secara hati-hati agar tidak terbentuk
gelembung,kemudian dibiarkan selama 30 menit,kemudian
dilakukan kalibrasi.kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu
membuka reagen baru Untuk titik nol digunakan aquadest
sebagai zero calibrator. Selama penelitian kalibrasi dilakukan 1 kali pada waktu membuka Reagen baru.
3.7.2. Kontrol kualitas pemeriksaan labolatorium
Untuk pemeriksaan LDL kolesterol, digunakan kontrol
precinom protein Lot No. 16177400 ini dilakukan setiap hari
atau selama penelitian, sampel penelitian bersama-sama
dengan kontrol. Bila hasil pemeriksaan control masuk dalam
terkonrol,kemudian dilakukan pemeriksaan LDL kolesterol
pada sampel penderita dan sampel terkontrol. setelah itu
dilakukan pemeriksaan LDL kolesterol pada sampel penderita
dan sampel kontrol dengan nilai target 84.8- 93.8 mg/dl.
Tabel 3.1. Kontrol LDL kolesterol lot. No. 16177400
No Tanggal Jumlah
sampel
Hasil (mg/dl)
Nilai target (mg/l)
1 11-1-2014 N = 7 89.3 84.8 – 93.8
2 18-1-2014 N=6 89..2 84.8 – 93.8
3 25-1-2014 N=4 90..5 84.8 – 93.8
4 1-2-2014 N=4 90.6 84.8 – 93.8
5 11-2-2014 N=7 91.3 84.8 – 93.8
6 18-2-2014 N=6 90.3 84.8 – 93.8
7 25-2-2014 N=4 90.8 84.8 – 93.8
8 1-3-2014 N=4 93.3 84.8 – 93.8
3.8. Ethical Clearance dan Informed Consent
Ethical clearance diperoleh dari Komite Penelitian Bidang
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Dengan Nomor 392/KOMET/FKUSU/2013.dan Izin penelitian Nomor
Medan . Inform consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian
yang menyatakan bersedia ikut dalam penelitian setelah mendapat
penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian ini.
3.9. Alur Kerja
.
Pasien PJK
(Anggiografi Stenosis
≥ 70 %
)
Kriteria Inklusi
1. Bersedia ikut dalam penelitian .
2 .Penderita PJK yang telah dilakukan Angiografi (stenosis ≥ 70 %) pada arteri koroner dan dengan
pemakaian obat simvastatin 20mg
selama satu bulan.
3. Berpuasa ±1 0-12 jam
Kadar LDL kolesterol
Kriteria Eksklusi
1. Tidak mendapat pengobatan dengan
simvastatin 20mg
2. Tidak teratur minium obat Simvastatin selama 1 bulan
3. Pasien PJK dengan stenosis ≤ 70%
Simvastatin 20 mg
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian berlangsung dari bulan Januari - Maret 2014 di
peroleh jumlah penderita penyakit Jantung Koroner 21 orang yang telah
dilakukan tindakan anggiografi dengan stenosis ≥ 70%, yang terdiri 19 orang (90.47%) laki-laki, dan 2 orang (9.52 %) perempuan, dengan umur
rata-rata 55.81 ± 9.38. Riwayat merokok 20 orang ( 95.23%), riwayat DM
[image:65.595.117.507.570.756.2]11 orang ( 52.38%) dan riwayat hiperensi 21 orang (100%).
Tabel 4.1.Karateristik peserta penelitian
No Karateristik Jumlah Persentase
(%) 1 Umur (Tahun ) 41-50 51-60 > 60 6 10 5 28.57 47.61 23.80
Total 21 100
2 Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki – laki
2
19
9.52
90.47
Kadar LDL kolesterol
(kolesterol LDL 75 mg/dl
Total 21 100
3 Merokok 21 20 95.23%
4 DM 21 11 52.38%
5 HT 21 21 100 %
Keterangan : Diabetes Melitus (DM), Hipertensi (HT)
Pada tabel 4.1. terlihat bahwa laki-laki menderita penyakit jantung
koroner dengan dislipidemia 19 orang (90.47%) lebih tinggi dibandingkan
perempuan 2 orang (9.52 %). Penyebaran usia terbanyak pada kelompok
[image:66.595.118.508.112.282.2]usia 51-60 tahun berjumlah 10 orang (47.61%).
Tabel 4.2. Gambaran kadar Profil Lipid pada penderita PJK sebelum dan
sesudah pemakaian simvastatin 20 mg selama satu bulan
Profil Lipid
Sebelum pemakaian obat
( Mean ± SD)
Setelah simvastatin 20mg
selama 1 bulan ( Mean ± SD)
P. Value
Total Kolesterol
161.29 ± 34.280 135.57± 21.858 0.012*
Trigliserida 148.24 ± 82.561 135.67 ± 59.169 0.524
HDL Kolesterol
33.95 ± 10.200 32.62 ±10.679 0.657
LDL Kolesterol
97.19 ± 28.275 60.57± 14.706 0.0001 *
Keterangan : Uji t berpasangan bermakna jika p < 0.05 (*signifikan)
Telah dilakukan uji t berpasangan untuk menilai perbandingkan antara
masing masing komponen profil lipid sebelum dan sesudah pemakaian
simvastatin 20mg selama satu bulan.
Rata-rata kadar Profil Lipid pada penderita PJK sebelum
pemakaian simvastatin 20mg selama satu bulan Total kolesterol 161.29 ±
34.280, Trigliserida 148.24 ± 82.561, HDL kolesterol 33.95. ± 10.200, dan
LDL kolesterol 97.19 ± 28.275. Setelah pengobatan simvastatin 20mg
selama 30 hari diperoleh hasil rata-rata Total kolesterol 135.57 ± 21.858,
Trigliserida 135.67 ± 59.169, HDL kolesterol 32.62 ± 10.679, dan LDL
kolesterol 60.57 ± 14.708. Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang
signifikan pada LDL kolesterol dan Total Kolesterol (p< 0.05) sedangkan
Trigliserida dan HDL kolesterol tidak dijumpai perbedaan yang signifikan
(p > 0.05)
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian
simvastatin 20 mg selama satu bulan pada Penyakit Jantung Koroner.
Pada penelitian ini pemeriksaan kadar LDL kolesterol dilakukan pada
penderita Jantung koroner sebanyak 21 (100 %) orang, terdiri dari
laki-laki 19 orang (90.47%) dan perempuan 2 orang (9.52 %), umur rata-rata
55.81 ± 9.38, dengan penyebaran terbanyak pada kelompok usia 51-60
tahun berjumlah 10 orang (47.61%) terdiri dari laki-laki 9 orang dan 1
orang perempuan.
Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang signifikan pada kadar
LDL kolesterol dan Total kolesterol esudah pemakaian simvastatin 20 mg
selama satu bulan (p< 0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian Hiroshi
HDL kolesterol tidak dijumpai perbedaan yang bermakna (p > 0.05 ) hal
ini tidak sesuai pada penelitian se