• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta)

SKRIPSI

Oleh : DWI ERNAWATI

NIM : K 7407064

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Kelas XI IS SMA N 5 Surakarta)

Oleh : DWI ERNAWATI

NIM : K 7407064

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Siswandari, MStats Drs. Wahyu Adi, M.Pd

(4)

commit to user PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 4 April 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sudiyanto, M.Pd ...

Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, M.Si ...

Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, MStats ...

Anggota II : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

(5)

commit to user

ABSTRAK

Dwi Ernawati. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL

PEMBELAJARAN KONVENSIOANAL TERHADAP PRESTASI

BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April. 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, 2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011, 3) Untuk mengetahui pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 yang terdri dari lima kelas. Kelima kelas tersebut adalah kelas XI IS 1, XI IS 2, XI IS 3, XI IS 4 dan XI IS 5, jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 173 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IS 4 yang berjumlah 34 siswa, kelas ini digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas XI IS 5 yang berjumlah 34 siswa digunakan sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes prestasi belajar akuntansi materi kertas kerja dan laporan keungan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varaiansi dua jalan yang dilanjutkan dengan uji t. Uji pra syarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan uji Anderson Darling

dan uji Homogenitas dengan uji F.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar akuntansi, yang ditunjukkan dengan Fobs = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988, 2) Terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan antara siswa dengan tingkat motivasi belajar tinggi dan siswa dengan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi, yang ditunjukkan dengan Fobs = 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988, 3) Terdapat pengaruh

(6)

commit to user ABSTRACT

Dwi Ernawati. THE INFLUENCE OF PROBLEM-BASED LEARNING AND CONVENTIONAL LEARNING MODEL TOWARD THE ACCOUNTING

ACADEMIC ACHIEVEMENT VIEWED FROM STUDENT’S

MOTIVATION OF LEARNING. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, April.2011.

The objectives of this research are: 1) To identify the difference influence of problem-based learning and conventional learning model toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011, 2) To identify the difference influence of high learning level and low learning level of motivation toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011, 3) To identify the influence of the interaction between learning model and motivation of learning toward the accounting academic achievement of eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011.

The method used in this research was the experimental method with 2x2 factorial designs. The population of this research consists of all eleventh grade students of Social Science program (XI IS) at SMA Negeri 5 Surakarta in the academic year of 2010/2011 which divided into five classes. Among the five classes were XI IS 1, XI IS 2, XI IS 3, XI IS 4 and XI IS 5 with the total population of 173 students. The sample data was taken by using cluster random sampling technique. The samples of this research are 34 students of XI IS 4 used as a control class and 34 students of XI IS 5 used as a classroom’s experiment. The technique of data collection in this research was questionnaires and accounting academic achievement tests of work sheet material and the financial report. Then, the collected data analyzed by using two-way variants analysis followed by t test. The pre-conditions test in this research done by using the normality test of Anderson Darling test and Homogeneity test of the F test.

Based on the results of data analysis and discussion, it can be concluded that: 1) There is significant difference of influence between Problem Based Learning model and the conventional learning model toward the accounting academic achievement, as indicated by Fobs = 78,03 > F0,05;1,64 = 3,988, 2). There

are significant differences of influence between students with high and low levels motivation learning to the accounting academic achievement, as indicated by Fobs

= 299,26 > F0,05;1,64 = 3,988, 3) There is the influence of interaction between the

(7)

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga Mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(Qs. Ar-Rad : 11)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(Qs. Al-Insyirah : 6-8)

“Ketika orang bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan kebahagiaan mereka, menata hidup mereka sebaik yang mereka bisa dan belajar untuk lebih menghargai diri mereka

sendiri, seringkali kebahagiaan itu akan bertambah. Kebahagiaan itu akan berlangsung waktu demi waktu”

(8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku, terima kasih atas kasih sayang yang sangat mendalam serta do’a dan dukungan yang luar biasa untukku selama ini, hingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

Mas Eko, De’ Suci, De’ Fendi & De’ Elsi, Saudara-saudaraku terkasih yang selalu memperhatikan dan menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

Rosyid Nur Anggara, Vista Sandy, Mbak Dini, Mbak Ata’, Mbak Tina & Endah teman diskusi yang tak bosan-bosan untuk memberi masukan dan solusi saat aku

menemui kendala yang membuatku berat untuk menyelesaikan skripsi ini. Saudara-saudari seperjuanganku: Feli, Evi, Ryza, Putri, Nurul, Tina, Indah, Listya, Trahari, Laila, Mufti, Devina, Santi, Dyah, Edi, Rohmad, banyak ilmu

baru yang aku peroleh dari kalian. Semua rekan-rekan Pendidikan Akuntansi 2007.

Semua rekan-rekan Pendidikan Ekonomi Kelas B 2007.

Para Perbuner’z Tika, Dita, Puput, Yuan, Eski, Mbak Rosi, Siti, Heni, Karin, Bila, Nika, Ira, Irin Dan Lainnya, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, Ketua Jurusan P.IPS FKIP yang telah memberikan persetujuan skripsi;

3. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Prof. Dr. Siswandari, MStats selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini;

5. Drs. Wahyu Adi, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar;

6. Prof. Dr. Sigit Santosa, M. Pd selaku pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahaisiswa di BKK Pendidikan Akuntansi;

7. Bapak dan Ibu Dosen BKK Pendidikan Akuntansi yang telah dengan sabar dan ikhlas membimbing, mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada penulis;

(10)

commit to user

9. Sumaryono, S. Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi yang telah memberikan waktu dan pengarahan dalam melakukan penelitian;

10.Siswa kelas XI IS 4 dan IS 5 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 yang telah bersedia berpartisipasi aktif dalam mengikuti penelitian ini;

11.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 terima kasih untuk kebersamaan yang Insya Alloh bermanfaat;

12.Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu;

Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Alloh SWT membalas semua budi baiknya. Penulis masih menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang berkepentingan.

Surakarta, April 2011

(11)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pendididkan ... 9

2. Hakikat Pembelajaran ... 10

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran ... 11

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 11

b. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 12

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14

(12)

commit to user

c. Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Bebasis Masalah ... 18

5. Model Pembelajaran Konvensional ... 19

a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional ... 19

b. Karakteristik Model Pembelajaran Konvensional ... 19

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Konvensional ... 20

d. Perbedaan PBL dan Pembelajaran Konvensional ... 20

6. Prestasi Belajar Akuntansi... 21

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 21

c. Mengukur Prestasi Belajar ... 22

d. Hakikat Akuntansi ... 23

e. Prestasi Belajar Akuntansi ... 27

7. Motivasi Belajar ... 27

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 27

b. Jenis dan Fungsi Motivasi Belajar ... 28

c. Indikator Motivasi Belajar ... 28

B. Penelitian Yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

1. Tempat Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 35

1. Desain Penelitian ... 35

2. Variabel Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

(13)

commit to user

2. Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 38

1. Tes Prestasi ... 38

2. Angket Motivasi ... 41

3. Dokumentasi ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 46

1. Analisa Statistika Deskriptif ... 47

2. Analisa Statistika Inferensial ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

1. Deskripsi Data Umum ... 49

2. Deskripsi Data Khusus ... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 70

C. Pengujian Hipotesis ... 71

1. Uji Anava Dua Jalan ... 71

2. Uji Lanjut Pasca Anava ... 72

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 77

A. Simpulan ... 77

B. Implikasi ... 77

1. Implikasi Teoretis ... 77

2. Implikasi Praktis ... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(14)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rata-rata nilai mata pelajaran jurusan Ilmu Sosial kelas XI

SMA Negeri 5 Surakarta ... 2

Tabel 2. Perbedaan PBL dan Model Pembelajaran Konvensional ... 21

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 4. Desain Penelitian ... 36

Tabel 5. Rangkuman Uji Validitas Soal Tes Prestasi ... 40

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 41

Tabel 7. Kisi-kisi angket motivasi belajar ... 42

Tabel 8. Skor Item Pernyataan Positif dan Negatif ... 43

Tabel 9. Rangkuman Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ... 45

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 11. Deskripsi Skor Motivasi Belajar Siswa ... 53

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Ekperimen .... 54

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kelas Pada Kontrol . 55 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perbadingan Skor Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol ... 56

Tabel 15. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen ... 57

Tabel 17. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontol ... 58

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol .. 59

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Perbandingan Prestasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 20. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi ... 60

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Tinggi ... 61

(15)

commit to user

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi Belajar Rendah ... 63 Tabel 24. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat

Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Eksperimen ... 64 Tabel 25. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan

Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Kelas Eksperimen ... 64 Tabel 26. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat

Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen ... 65 Tabel 27. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan

Tingkat Motivasi Belajar Rendah Kelas Eksperimen ... 66 Tabel 28. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat

Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol ... 67 Tabel 29. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan

Tingkat Motivasi Belajar Tinggi Pada Kelas Kontrol ... 68 Tabel 30. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat

Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol ... 68 Tabel 31. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan

Tingkat Motivasi Belajar Rendah Pada Kelas Kontrol ... 70 Tabel 32. Ringkasan Hasil Perhitungan Anava Dua Jalan ... 71 Tabel 33. Ringkasan Perhitungan Komparasi Setelah Anava ... 72 Tabel 34. Kombinasi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Motivasi

(16)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Akuntasi ... 24 Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 32 Gambar 3. Struktur Organisasi SMA N 5 Surakarta ... 52 Gambar 4. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen 54 Gambar 5. Histogram Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol ... 55 Gambar 6. Histogram Perbandingan Skor Motivasi Belajar Siswa ... 56 Gambar 7. Histogram Prestasi Belajar akuntansi Kelas Eksperimen ... 58 Gambar 8. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Kelas Kontrol ... 59 Gambar 9. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60 Gambar 10. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi

Belajar Tinggi ... 62 Gambar 11. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi

Belajar Rendah ... 63 Gambar 12. Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat Motivasi

Belajar Tinggi Kelas Eksperimen ... 65 Gambar 13. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi

Belajar Rendah Pada Kelas Eksperimen ... 66 Gambar 14. Histogram Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Dengan Tingkat

Motivasi Tinggi Pada Kelas Kontrol ... 68 Gambar 15. Histogram Prestasi Belajar Siswa Dengan Tingkat Motivasi

(17)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 83

Lampiran 2. Kasus Akuntansi ... 94

Lampiran 3. Lembar Penilaian Kinerja ... 96

Lampiran 4. Daftar Siswa Kelas XI IS 5 (Kelas Eksperimen) ... 99

Lampiran 5. Daftar Kelompok Diskusi ... 101

Lampiran 6. Daftar Nilai Awal, ... 102

Lampiran 7. Skor Motivasi, dan Nilai Setelah Perlakuan ... 104

Lampiran 8. Presensi Angket Motivasi dan Tes Prestasi Akuntansi ... 106

Lampiran 9. Foto Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 110

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 112

Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IS 4 (Kelas Kontrol) ... 116

Lampiran 12. Daftar Nilai Awal, Skor Motivasi, dan Nilai Evaluasi ... 118

Lampiran 13. Presensi Angket Motivasi dan Tes Prestasi Akuntansi ... 124

Lampiran 14. Foto Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 126

Lampiran 15. Soal Tes Prestasi Akuntansi ... 128

Lampiran 16. Tabel Persiapan Uji Validitas Soal Tes Prestasi ... 131

Lampiran 17. Uji Validitas Tes Prestasi ... 132

Lampiran 18. Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Angket ... 133

Lampiran 19. Uji Reliabilitastas Tes Prestasi ... 134

Lampiran 20. Angket Motivasi Belajar ... 135

Lampiran 21. Tabel Persiapan Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi ... 139

Lampiran 22. Contoh Perhitungan Validitas Butir Angket dan Perhitungan Reaibilitas Angket Motivasi Belajar ... 143

Lampiran 23. Uji Normalitas dan Homogenitas Populasi ... 145

Lampiran 23. Tabel Persiapan Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama .... 146

Lampiran 25. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ... 148

Lampiran 26. Uji t ... 149

(18)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berlangsung cukup pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut semakin mempersempit jarak antar negara, sehingga persainganpun semakin ketat. Seiring dengan ketatnya persaingan tersebut, setiap negara dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu berperan aktif dalam perkembangan teknologi sebagai upaya meningkatkan kualitas bangsa.

Pendidikan merupakan faktor penentu kualitas suatu bangsa. Pendidikan bersifat dinamis, sehingga diperlukan perbaikan secara terus-menerus. Pendidikan berperan dalam menciptakan kehidupan yang cerdas, damai dan demokratis. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, berbabagai upaya tersebut diantaranya pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga pendidik, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, penataan manajemen pendidikan serta menerapan teknologi informasi dalam pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan diharapakan mampu mengembangkan potensi siswa sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan salah satu wujud dari pendidikan. Belajar merupakan suatu usaha yang menghasilkan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, menirukan dan sebagainya, sedangkan mengajar adalah suatu upaya untuk mendorong seseorang untuk belajar.

Perbuatan belajar dilakukan oleh siswa dan mengajar dilakukan oleh seorang guru dalam satu kesatuan yang disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran menurut Dimiyati dan Mudjiono (1999: 297) adalah kegiatan guru secara terprogram dan desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar, sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu faktor interen atau faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor eksteren atau faktor yang berasal dari luar diri siswa”. Faktor interen meliputi faktor kesehatan, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan faktor kelelahan, sedangkan faktor eksteren yang dapat mempengaruhi hasil belajar

(19)

commit to user

siswa misalnya keadaan sosial orang tua, keadaan keluarga, model pembelajaran, kurikulum, media dan keadaan lingkungan.

SMA Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang memiliki input siswa yang bervariasi, sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi juga beraneka ragam. Salah satu mata pelajaran ciri khas pada jurusan IS (Ilmu Sosial) adalah akuntansi. Berdasarkan pengamatan Peneliti, guru akuntansi di sekolah ini masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana siswa cenderung pasif saat mengikuti pembelajaran. Tingkat ketercapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi di sekolah ini masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Rata-rata nilai mata pelajaran jurusan Ilmu Sosial kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta.

No. Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

Sumber: Arsip nilai guru mata pelajaran.

Rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi, dapat diakibatkan dari pemilihan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, selain itu kurangnya motivasi belajar pada diri siswa juga dapat memicu kurang optimalnya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.

Bruce, Joyce & Marsha Weil (2009: 7) menyatakan hakikat mengajar adalah “Membantu siswa memperoleh informasi, menyampaikan ide dan gagasan, dan mengekpresikan dirinya”. Peperangan memerlukan strategi perang untuk bisa melumpuhkan lawan, sedangkan dalam pembelajaran diperlukan model

pembelajaran untuk dapat membantu siswa lebih mudah dalam memahami materi. Mulyani Sumantri dan Johar Permano (2001: 37) menyatakan “Model

pembelajaran adalah kerangaka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar”. Guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa, hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan prestasi belajar siswa, karena model pembelajaran yang

digunakan oleh seorang guru dapat berpengaruh pada kualitas belajar mengajar yang dilakukan. Variasi dalam penggunaan model dalam pembelajaran akan membuat penyajian materi lebih menarik sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru diantaranya: model pembelajaran konvensional, model pembelajaran

(20)

commit to user

Ujang Sukardi dalam Rochani (2009: 2) menyatakan bahwa “Model

pembelajaran konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mampu mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses

pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan”. Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran konvensional guru yang lebih banyak mendominasi pembelajaran dan siswa lebih banyak pasif sebagai penerima ilmu, namun dengan dominasi guru yang lebih besar, maka kesempatan siswa dalam belajar akan lebih seimbang.

Model pembelajaran berikutnya yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) Menurut Paulina Pannen, Dina Mustafa dan Mestika Sekarwinahyu (2001: 89) Problem Based Learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme yang sangat mementingkan siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa (student- centered learning). Dengan kata lain, siswa dituntut utuk terlibat lebih intensif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Keunggulan dari model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) diantaranya siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga

pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain dan siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber. Setiap model pembelajaran pasti ada kekurangan, kelemahan dari model pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor dalam diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar. Motivasi belajar mendorong dan mengarah minat belajar untuk mencapai suatu tujuan, (Martinis Yamin,2006: 173). Motivasi menyebabkan seseorang memiliki keinginan dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi berarti mempunyai daya gerak untuk melakukan usaha-usaha tertentu dalam pembelajaran, yang

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa tanpa ada usaha-usaha tertentu untuk meningkatkan prestasinya, tanpa adanya usaha untuk belajar dengan baik tidak mungkin seseorang akan memiliki prestasi yang baik.

Berdasarkan keterangan di atas peneliti mempunyai dugaan bahwa ada keterkaitan antara model pembelajaran yang digunakan dan tinggi rendahnya tingkat

motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Penggunaan model pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran dimungkinkan dapat mempengarui prestasi belajar siswa. Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda-beda, perbedaan tingkat motivasi belajar siswa akan berdampak pada perbedaan

aktivitas belajar siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar yang tinggi, dia akan terus berusaha untuk mengikuti pembelajaran dengan optimal, sehingga prestasi belajarnya juga akan optimal.

(21)

commit to user

Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 5 Surakarta)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasar dari latar belakang yang telah dikemukakan, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5 Surakarta masih rendah.

2. Guru di SMA Negeri 5 Surakarta, masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam mengelola pembelajaran di kelas, sehingga kemandirian dan potensi siswa kurang berkembang.

3. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran, dengan kondisi ini dimungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Motivasi belajar merupakan dorongan baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat menyebabkan pencapaian prestasi siswa kurang maksimal.

5. Dengan terdeteksinya motivasi belajar sejak awal, akan dapat membantu guru dalam pemberian motivasi kepada setiap siswa, sehingga guru dapat memberikan motivasi sesuai dengan kebutuhan siswa.

6. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Rendahnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri 5 Surakarta, dapat diakibatkan oleh kekurang optimalan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka dalam

penelitian ini permaslahan pokok yang akan diteliti adalah sejumlah variabel yang menurut kajian pustaka memiliki relevansi dan diduga mempunyai pengaruh dengan prestasi belajar akuntansi, permasalahan tersebut yaitu :

(22)

commit to user

berupa keharusan siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dari suatu materi, dengan menggunakan serangkaian investigasi berdasarkan teori, konsep, dan prinsip, sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar.

2. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, dalam pembelajaran ini komunikasi lebih banyak satu arah dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, guru lebih banyak mengajarkan konsep dari pada kompetensi.

3. Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak baik yang berasal dari luar ataupun dari dalam diri siswa yang dapat memberikan arah belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar. Dalam penelitian ini motivasi belajar dibagi dalam dua tingkatan yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

4. Prestasi belajar akuntansi hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar siswa yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai dalam pembelajaran tersebut.

D. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5 Surakarta?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi dan siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IS di SMA Negeri 5 Surakarta? 3. Adakah pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar

(23)

commit to user E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah

(Problem Based Learning) dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

2. Mengatahui perbedaan pengaruh tingkat motivasi belajar tinggi dan tingkat motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

3. Mengetahui pengaruh interaksi model pembelajaran dan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

F. Manfat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunkan sebagai dasar untuk menentukan langkah dalam pemilihan model-model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi.

b. Bagi siswa

Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar, dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. c. Bagi Peneliti

(24)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen yang penting dalam mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Muhibin Syah (2005: 10) berpendapat “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Syaiful Sagala (2009: 3) menyatakan “Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu untuk hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada”.

Setiap kegiatan untuk dapat berjalan dengan baik, harus selalu didukung oleh unsur-unsur yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dari kegiatan

tersebut, bila satu saja unsur memiliki visi yang berbeda tentu tujuan dari kegiatan tersebut sulit untuk dicapai. Tidak terkecuali dengan pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan semua unsur pendidikan harus saling bekerja sama. Rochmad Djatun, Sutijan dan Sukirno (2009: 44) dalam buku pengantar pendidikan menyatakan “Unsur-unsur pendidikan adalah sebagai berikut: a) Anak didik; b) Pendidik; c) Tujuan pendidikan; d) Alat pendidikan; e) Interaksi edukatif; f) Lingkungan pendidikan”.

Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan bimbingan dari orang dewasa untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai

makhluk Tuhan, sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat. Pendidik adalah orang dewasa yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaan. Interaksi edukatif merupakan komunikasi dua arah antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi edukatif dilakukan dengan sengaja melalui kegiatan pembelajaran dalam lingkungan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru sebagai pendidik dan anak didik, dengan menggunakan alat pembelajaran, sehingga anak didik mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan hidupnya. Proses pendidikan melibatkan berbagai unsur didalamnya, sehingga membentuk suatu sistem. Pendidikan yang dimaksud di sini adalah pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilakukan di sekolah atau perguruan tinggi.

2. Hakikat Pembelajaran

(25)

commit to user

Kegiatan pembelajaran merupakan upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk membelajarkan siswa. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (2000: 32) mengemukakan bahwa “Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan

mengaktifkan faktor interen dan faktor eksteren dalam kegiatan belajar mengajar”. Definisi pembelajaran menurut Syaiful Sagala (2009:61) “Pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Pembelajaran menurut Alvin W. Howard sebagaimana dikutip oleh Slameto (2010 : 32) adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik atau guru untuk membelajarkan siswanya, sehingga terjadi perubahan pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku pada diri pebelajar.Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan komponen-komponen pembelajaran, selain melibatkan komponen peserta didik dan guru, pembelajaran juga melibatkan komponen lain. Muhammad Affandi (2009: 153) menyatakan “Komponen atau unsur pembelajaran meliputi: a) Tujuan pembelajaran; b) Materi pembelajaran; c) Strategi atau model pembelajaran; dan d) Evaluasi pembelajaran”.

Tujuan pembelajaran berisi rumusan pernyataan mengenai kemampuan atau kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dimiliki/dikuasai siswa setelah ia mengikuti proses pembelajaran. Materi pembelajaran adalah isi atau bahan yang dipelajari siswa, materi pembelajaran harus direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model atau strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh sorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengethaui sejauh mana tujuan pembelajaran dapat dicapai.

3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran

Secara harfiah model diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses komunikasi dua arah antara guru dan siswa dengan menggunakan komponen belajar untuk mencapai suatu tujuan. Joyce & Weil dalam Trianto (2009: 22) mendefinisikan “Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran”. Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

(26)

commit to user

model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Kardi dan Nur dalam Triyanto (2009: 23) menyatakan “Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode dan prosedur yaitu: 1) Rasional teoritas yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil ; dan 4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai”.

Model pembelajaran menuntut adanya penalaran teoritik logis dari penciptanya, hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih mudah dalam belajar, karena model yang digunakan telah melalui penalaran teoritik yang logis, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Setiap model pembelajaran menuntut perlakuan mengajar yang berbeda sesuai dengan karakteristik model pembelajaran tersebut, selain itu penerapan model

pembelajaran juga memerlukan suatu lingkungan belajar yang kondusif. Uraian di atas menjelaskan bahwa model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode dan prosedur. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (2004: 26) yang menyatakan bahwa “A model is more than a specific method or strategy. It si overall plan orpattern for helping students learns specific kinds of knowledge, attitude or skills”. Kurang lebih maknanya adalah model pembelajaran lebih dari metode atau strategi tertentu, model pembelajaran merupakan keseluruhan rencana atau pola untuk membatu siswa untuk belajar ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan model

pembelajaran adalah rencana sistematis yang digunakan sebagai pedoman pengajar untuk mengatur penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Jenis-Jenis Model Pembelajaran

Bruce Joyce et all (2009: 7) membagi model pembelajaran menjadi empat kelompok yaitu: 1) Kelompok model pembelajaran memproses informasi; 2) Kelompok model pembelajaran sosial; 3) Kelompok model pembelajaran personal dan 4) Model pembelajaran sistem perilaku.

Berbeda dengan Bruce, Joyce dan Marsha Weil, Arends (2004: 26) mengemukakan bahwa: “We have selected six models that, if learned well, can meet the needs of most teachers. These are: 1) Presentation; 2) Direct

Instruction; Concept teaching; 4) Cooperatif Learning; 5) Problem Based Leraning; 6) Classroom discussion. Berdasarkan pendapat di atas model pembelajaran di kelompokkan menjadi: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.

(27)

commit to user

Model pembelajaran berikutnya adalah pengajaran langsung, dalam model ini guru lebih banyak menerangkan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya model pengajaran konsep, sedikit berbeda dengan dua model sebelumnya pada model pengakaran konsep guru hanya mengajarkan konsep-konsep materi pembelajaran sebagai dasar untuk pembelajaran berikutnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada ketiga model pembelajaran tersebut guru yang lebih aktif.

Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa bekerja sama dengan teman belajarnya untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar kelompoknya. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dengan memunculkan permasalahan-permasalahan yang menuntut kemandirian siswa dalam belajar. Model yang terakhir adalah model diskusi kelas, model ini menekankan aktifitas siswa untuk bertukar pendapat dan gagasan mengenai materi pembelajaran, ketiga model ini menuntut keaktifan dari siswa.

Mengacu pada pembahasan di atas, model pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru atau sering disebut pembelajaran teacher center dan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center.

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diadopsi dari istilah dalam bahasa inggris Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran berbasis masalah mulai diangkat kembali, hal ini disebabkan secara umum

pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan masalah kepada siswa yang dapat memudahkan mereka dalam melakukan penyelidikan dan inkuiri. Bound and Felleti (1997: 15) mengemukakan bahwa “Problem Based Learning is an approach to structuring the curriculum which involve confronting students with problems from practice which provide a stimulus for learning”. Pendapat ini mendefinisikan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pendekatan yang menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan yang berasal dari latihan dan rangsangan untuk melaksanakan pembelajaran.

(28)

commit to user

berupa simulasi permasalahan yang sengaja ditimbulkan untuk merangsang daya kreatifitas siswa dalam belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang bersifat student center yang menuntut keaktifan siswa. Keterlibatan tersebut berupa keharusan siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan

permasalahan dari suatu materi, dengan menggunakan serangkaian investigasi berdasarkan teori, konsep, dan prinsip, sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar, dengan begitu ilmu yang diperolehnya akan bertahan lama karena siswa ikut berperan dalam pembelajaran.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah

LuAnn Wilkerson, Wim H. Gijselaers (1996: 5) berpendapat

“Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa karakteristik yaitu: 1) Pembelajaran berpusat pada siswa; 2) Pembelajaran terjadi di dalam kelompok kecil; 3) Guru berperan sebagai pengarah atau fasilitator; 4) Permasalahan disusun sebagai stimulus belajar; 5) Permasalahan merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan suatu masalah; 6) Kesinambungan informasi yang diperoleh melalui pembelajaran mandiri”. Sejalan dengan pendapat di atas, Arends (2004: 392) mengemukakan bahwa “ Problem based learning is characterized by student working in pair or small group to

investigate ill define, real live problem”. Pendapat ini menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah bercirikan adanya kerja sama secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk melakukan investigasi dalam upaya pemecahan suatu masalah.

Gardon, Krajick, Slavin Madden, Dolan & Wasik, Torp & Sage dalam Arens (2004: 392) mengemukan “ Problem based learning have described the instructional method as having the following features: 1) Driving question or problem; 2) Interdiscliplinary focus; 3) Authentic investigation; 4) Production of artifacts and exhibits; 5) Collaboration”. Pembelajaran berdasarkan

masalah merupakan model pembelajaran yang memiliki ciri-ciri :1)

Mengajukan pertanyaan atau permasalahan; 2) Fokus pada berbagai cabang ilmu pengetahuan; 3) penyelidikan yang autentik; 4) Menghasilkan dan menampilkan suatu hasil; 5) Kolaborasi.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri khusus guru mengajukan suatu permasalahan untuk diidentifikasi oleh siswa menggunakan dasar ilmiah suatu disiplin ilmu. Permasalahan atau masalah yang diajukan diharapkan akan mempermudah siswa dalam

melakukan penyelidikan untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang ada. Penyelidikan dilakukan dengan kerja sama secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.

(29)

commit to user

terbaik atas permasalahan yang ada; 4) Adanya kerjasama secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil.

c. Prosedur Pembelajaran Berbasis Masalah

Ada beberapa cara menerapkan PBL dalam pembelajaran. Secara umum penerapan model ini mulai dengan adanya masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa Masalah tersebut dapat berasal dari siswa atau mungkin juga diberikan oleh pengajar. Menurut Paulina Panen et al (2001: 93) ada delapan tahap pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu: 1)

Mengidentifikasi masalah; 2) Mengumpulkan data; 3) Menganalisis data; 4) Memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya; 5) Memilih cara untuk memecahkan masalah; 6) Merencanakan penerapan pemecahan masalah; 7) Melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan; dan 8) Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Berbeda dengan Paulina Panen, Arends (2004: 406) mengemukan

“Syntax for problem based learning 1) Orient student to the problem; 2) Organized students for the study; 3) Assist independent and group

investigation; 4) Develop and present artifacts and exhibits; 5) Analyse and evaluated the problem solving process”. Pendapat ini menjelaskan lima prosedur pembelajaran berbasis masalah yaitu: 1) Orientasi siswa ke dalam suatu masalah, dimana guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menggambarkan suatu permasalahan sesuai dengan topik yang diajarkan; 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, dengan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar; 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan; 4) Mengembangkan dan

menyajikan solusi yang diperoleh, dimana siswa siap untuk mempresentasikan solusi terbaik; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama dengan siswa mengevaluasi solusi yang telah disampaikan. Berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan prosedur model pembelajaran berdasarkan masalah dalam

penelitian ini terdiri dari tahapan yaitu: 1) Orientasi siswa ke dalam suatu masalah; 2) Merumuskan masalah; 3) Melakukan pencarian data; 4) Menganalisis data sebagai dasar pemecahan masalah; 5) Merumuskan dan mempresentasikan solusi terbaik; 6) Mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi kertas kerja dan laporan keuangan. Prosedur Problem Based Learning dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Orientasi siswa ke dalam suatu permasalahan

Pada tahapan ini guru bercerita tentang pemilik usaha yang merasa bahwa usahanya tidak mengalami perkembangan, karena Dia tidak mengetahui berapa keuntungan yang diperolehnya, serta kenaikan asset yang dimiliki; 2) Merumuskan masalah

(30)

commit to user

tentang tentang penyusunan kertas kerja dan laporan keungan untuk diselesaikan siswa secara berkelompok;

3) Melakukan pencarian data

Siswa mengumpulkan data dari berbagai sumber, yang diperlukan untuk pemecahan kasus yang telah dirumuskan sebelumnya;

4) Menganalisis data sebagai dasar pemecahan masalah

Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk menentukan apakah data yang telah dikumpulkan, sesuai untuk pemecahan kasus yang ada; 5) Merumuskan dan mempresentasikan solusi terbaik

Siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk menetapakan solusi atas kasus yang ada. Setiap kelompok mengirimkan wakilnya untuk

mempresentasikan solusi yang diajukan kelompoknya; 6) Mengevaluasi proses pemecahan masalah

Peneliti bersama-sama siswa mengevaluasi solusi yang diajukan setiap kelompok.

d. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang mendayagunakan daya pikir, kreatifitas, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Sebagai model pembelajaran, pembelajaran berdasarkan masalah memiliki beberapa keunggulan ,Wina Sanjaya (2010: 220) menyatakan “Keunggulan dari model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki keunggulan, diantaranya”:

1. Pembelajaran berdasarkan masalah meningkatkan aktivitas belajar siswa 2. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

3. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaiakan dengan pengetahuan baru.

4. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

Setiap model pembelajaran tidak hanya memiliki keunggulan, tetapi juga memiliki kelemahan. Menurut Wina Sanjaya (2010: 221), model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki kelemahan sebagai berikut:

(31)

commit to user

2. Model pembelajaran ini memerlukan waktu yang relatif lama untuk persiapan.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

5. Model Pembelajaran Konvensional a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 523) dinyatakan bahwa “Konvensional adalah tradisional”, sedangkan tradisional sering diartikan sebagai sikap dan cara berpikir serta bertindak yang berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang turun-temurun, berdasarkan uraian di atas model pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai model pembelajaran tradisional.

Jamarah (2002: 57) menyatakan “Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut model pembelajaran ceramah, karena sejak dulu model ini telah digunakan sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar”. Dengan kata lain guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau drilling dengan

mengikuti urutan materi yang ada dalam kurikulum. Berbeda dengan Jamarah, Subiyanto dalam ketut Juliantara (2009: 2) menjelaskan bahwa “Kelas dengan pembelajaran konvensioanal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: pembelajaran secara klasikal, para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu”.

Berlandaskan dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran konvensional adalah adalah suatu model pembelajaran yang selama ini kebanyakan digunakan oleh guru dimana guru mengajar secara klasikal yang di dalamnya guru lebih mendominasi kelas dengan metode ceramah, dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Konvensional

(32)

commit to user

antar siswa kurang; 4) Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif; 5) Lebih mengutamakan hafalan; 6) Sumber belajar lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku; 7) Mengutamakan hasil dari pada proses.

c. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan kelebihan model pembelajaran konvensional diantaranya:

1. Dapat menampung kelas ang besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan dan biaya yang diperlukan relatif murah.

2. Bahan pelajarn / keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru, konsep-konsep yang disajikan secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar bagi siswa.

3. Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin.

4. Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah.

5. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat proses pembelajaran.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Siswa tidak dapat menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari 2. Siswa kurang dapat memahami pelajaran karena, disibukkan dengan

kegiatan mencatat.

3. Kepadatan materi yang disampaikan akan menyulitkan siswa dalam menguasai pelajaran.

4. Pengetahuan yang diperoleh melalaui ceramah akan lebih mudah hilang. (Purwoto, 2005: 73)

d. Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Maslah Dan Model Pembelajaran Konvensional

Dengan mengacu pada uraian di atas mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konensional, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara kedua model tersebut, perbedaan kedua model tersebut digambarkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2. Perbedaan PBL dan Model Pembelajaran Konvensional

No. Aspek Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model Pembelajaran Konvensional

1. Guru Sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

(33)

commit to user

pengetahuan langsung kepada siswa.

2. Siswa Aktif dalam pembelajaran mulai dari perumusan maslah sampai perumusan solusi

4. Kognitif Siswa memperoleh ilmu dari penyelidikan penyelesaian permasalahan.

Siswa memperoleh ilmu dari keterangan guru.

6. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar

Saifudin Azwar (2002: 13) menyatakan bahawa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mendefinisikan “Prestasi belajar sebagai hasil pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam simbol, angka, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai anak dalam periode tertentu”. Menurut dua pendapat di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang dalam proses belajar-mengajar yang mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajarnya.

Zainal Arifin (1990: 3-4) menerangkan fungsi prestasi belajar sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) anak didik. Dari pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil belajar yang mencerminkan penguasaan materi yang telah dipelajari oleh siswa dalam kurun waktu tertentu, yang dinyatakan dalam angka, huruf atau kalimat.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Nana Sudjana (1996: 6) menyatakan “Ada dua faktor yang

(34)

commit to user

antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan lingkungan sekolah.

Model pembelajaran adalah cara atau jalan yang dilakukan guru dalam mengajar. (…) dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar haruslah tepat dan efisien (Slameto, 2010: 65). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dilihat model pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga timbul perasaan senang dalam belajar. Kondisi belajar seperti ini, dapat memudahkan siswa dalam menguasai materi pembelajaran, sehingga prestasi yang diperolehnya juga akan bagus.

c. Mengukur Prestasi Belajar

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa diperlukan evaluasi. Evaluasi merupakan umpan balik bagi guru, tentang sejauhmana penguasaan dan pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dituliskan dalam bentuk laporan hasil belajar secara periodik.

Nitko dan Brookhart dalam Sudiyanto (2009: 2) mengartikan evaluasi sebagai proses pembuatan keputusan tentang nilai dari sesuatu atau

seseorang. Untuk dapat membuat suatu keputusan, diperlukan informasi yang berhubungan dengan obyek yang dinilai dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Agar lebih mudah dalam menilai hasil belajar siswa, maka informasi-informasi tersebut diwujudkan dalam angka (nilai).

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan diperlukan adanya tes atau tagihan. Jenis tagihan yang dipakai meliputi: 1) Kuis; 2) Pertanyaan lisan di kelas; 3) Ulangan harian; 4) Tugas individu; 5) Tugas kelompok; 6) Ulangan blok.

Tujuan dari penialian adalah untuk : 1) Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai kompetensi dasar tertentu; 2) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa; 3) Mengukur perkembangan siswa; 4) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa; 5) Mengetahui hasil belajar; 6) Mengetahui pencapaian kurikulum; 7) Mendorong siswa untuk belajar; 8) Mendorong guru agar mengajar lebih baik. (Sudiyanto,2009: 3)

d. Hakikat Akuntansi

Akuntansi berkembang dari tata buku berpasangan (double entry system)

(35)

commit to user

Rick Antle, Stanley J. Garstka (2004: 3) menyatakan “Accounting is the gathering and reporting of financial history of an organization”. Pendapat ini mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan pengumpulan dan pelaporan data-data keuangan perusahaan yang bersifat historis. Pelaporan data-data keuangan yang bersifat historis memerlukan proses yaitu 1) Pengumpulan data-data keuangan; 2) Menyusun data-data tersebut menjadi catatan akuntansi; 3) Menerbitkan laporan keuangan secara periodik untuk para pengguna.

Pendapat lain tentang definisi akuntansi dikemukakan oleh Rudianto (2008: 14) yang mendefinisikan akuntansi sebagai aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan,

mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan. Dengan demikian untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses yang disebut siklus akuntansi.

Hongren, Horisson & Bamber (2004: 140) mengemukakan bahwa

“Acounting cycle is process by which companies produce their statement for a specific period”. Pendapat ini mengartikan silkus akuntansi sebagai suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keungan untuk periode tertentu. Ngadiman dalam Dini Octoria (2006: 11)

menggambarkan siklus akuntansi sebagai berikut

Gambar 1. Siklus Akuntasi

Gambar di atas menjelaskan, tahap awal akuntansi dimulai dengan pengumpulan dokumen akuntansi yang berupa bukti-bukti transaksi. Setiap bukti transaksi atau dokumen diidentifikasi menurut jenisnya transaksinya. Setelah diketahui jenis dan nominal transaksinya, kemudia bukti transaksi tersebut dicatat ke dalam buku harian atau buku jurnal. Setiap periode tertentu ringkasan transaksi dalam buku jurnal dipindahkan atau diposting ke dalam buku besar. Tahap selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo berisi saldo setiap rekening buku besar. Jumlah nominal dalam neraca saldo ada yang belum mencerminkan keadaan sesungguhnya, oleh karena itu

Dokumen Jurnal

(36)

commit to user

diperlukan penyesuaian. Untuk menyesuaikan saldo-saldo yang belum menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode dibuatlah jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat kemudian dipindahkan ke dalam buku besar sehingga saldo yang ada sudah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Tahap selanjutnya adalah penyusunan laporan keungan, untuk mempermudah penusunan laporan keuangan, dapat disusun kertas kerja terlebih dahulu. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan laporan arus kas.

Laporan laba-rugi (Income statement) merupakan laporan keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Secara umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur yaitu unsur pendapatan dan unsur beban. Laporan ini membandingkan antara pendapatan dan beban, dengan menggunakan konsep penandingan (matching concept). Kelebihan pendapatan terhadap beban adalah laba, namun jika beban lebih besar dari pendapatan akan diperoleh rugi.

Laporan perubahan ekuitas (Statement of ownwer’s Equity) merupakan laporan yang menyajikan perubahan ekuitas pemilik selama periode tertentu. Secara umum, pada sebuah perusahaan perseorangan, laporan perubahan modal terdiri dari unsure modal, laba/rugi usaha dan prive. Modal pada awal periode ditambah dengan laba usaha atau dikurangi rugi usaha, dikurangi dengan prive pemilik akan menghasilkan modal akhir periode.

Neraca (Balance sheet) adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Secara umum neraca dibagi ke dalam dua sisi yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva merupakan daftar kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan pada periode tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan pasiva harus selalu sama dan seimbang (balance).

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu periode, beserta sumber-sumbernya. Laporan ini terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu: 1) Aktivitas operasi; 2) Aktivitas investasi; 3) Aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas yang menggambarkan arus yang berasal dari penerimaan dan pembayaran kas operasi perusahaan. Aktivitas investasi menggambarkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap, sedangkan arus kas yang berasal aktivitas pendanaan meruapakn transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana, dan

pengambilan pribadi pemilik.

(37)

commit to user

Tahapan akhir dari siklus akuntansi, adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan yang merupakan neraca untuk awal periode berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan disusun dengan berdasarkan pada saldo masing-masing rekening yang terdapat dalam buku besar sesudah

memindahkan ayat jurnal penutup. Tujuan utama dari penyusunan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk meyakinkan bahwa rekening-rekening yang terdapat pada buku besar telah seimbang sebelum memulai siklus akuntansi periode berikutnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa akuntansi merupakan kegiatan untuk mengolah transaksi keuangan organisasi atau perusahaan ke dalam informasi keuangan, dimana kegiatannya berupa: 1) Penyusunan jurnal; 2) Penyusunan buku besar; 3) Penyusunan neraca saldo; 4) Penyusunan jurnal penyesuaian; 5) Penyusunan kertas kerja (jika diperlukan); 6) Penyusunan laporan keuangan; 7) Penyusunan jurnal penutup; serta 8) Penyusunan neraca saldo setelah penutupan.

e. Prestasi Belajar Akuntansi

Berdasarkan uraian mengenai prestasi belajar dan akuntansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai oleh siswa seteleh mengikuti pembelajaran akuntansi (dalam penelitian materi yang diambil adalah kertas kerja dan laporan keungan), yang ditentukan melalui tes hasil belajar yang dilakukan diakhir pembelajaran (post test) dan dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat. Prestasi belajar akuntansi siswa dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran akuntansi.

7. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan

Gambar

Tabel 2. Perbedaan PBL dan Model Pembelajaran Konvensional
Gambar 1. Siklus Akuntasi
Tabel 3. Jadwal Penelitian
Tabel 4. Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peranan bahasa atau berkomunikasi bagi anak usia dini adalah Bahasa.. sebagai sarana

Penulis melihat dengan munculnya banyaknya software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program dalam bentuk multimedia ini bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

Saran: Walaupun sampai suatu saat teknologi klonasi manusia ini mencapai suatu kesempurnaan, hendaknya setiap pembaca tidak takabur dan inenyadari bahwa

[r]

Penelitian ini menggunakan augmented reality sebagai solusi untuk membuat media pembelajaran yang interaktif.. Penggunaan visualisasi ini bisa menarik minat

Setengah sel yang satu yang terdiri dari Cu 2+ /Cu, cenderung mengalami reaksi reduksi dengan reaksi sebagai berikut:. Cu 2+ (aq) + 2e

Wawancara dan pengambilan data melalui kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling , yaitu pengambilan sampel responden dengan memilih secara

Struktur asal unsur kejadian Manusia Struktur asal unsur kejadian Manusia Organisme Fisik/Biologis Jiwa/Psyche Akalbudi Roh Adam Bani Adam Fenomenon (Bisa diketahui)