• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Kelenjar Hipofisa Ikan Mas dengan Sistem W/O/W terhadap Pematangan Gonad Calon Induk Ikan Jambal Siam (Pengasius hypopthalmus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Kelenjar Hipofisa Ikan Mas dengan Sistem W/O/W terhadap Pematangan Gonad Calon Induk Ikan Jambal Siam (Pengasius hypopthalmus)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

PENGARUH PENYUWI"IKAPI EKSTRAK KELENJAR HIPOFISA

I W

MAS

MNGAN

SIS~EM

W~OM TERHADAP PEMATANGAN GONAD

CALQN INDUK IKAN JAMBAL SiAM

(Pangasius

hypophfhaimus)

QLEH

ENNY

PURBANI TAKARINA

PROGRAM

PASCASARJANA

(60)

Enny

Putbani Takariw. Penganth

penyuntikan ekstrak

keienjar

hipofisa

ikan

mas dengan

sistem

WiOMl

t e m p

p a t a n g a n

p a d

talon

induk

ikan

jambal

siam

(Pangasius

hypophfhaImus).

Dibimbiq

deh

Dr.

Muhammad

Zairin

Jr.

sebagai

ketua kornisi

pernbimbing,

Dr.

it,

Djadjs

M,

S j i ,

dan Dr. IF.

Khaswar

Syarnsu, MSG., sebagai anggota

komisi

pembimbing

.

KeteMiaan

bmih

dalarn

jumlah

yang

cukup

dan

berkesinamhngan menrpakan hat

y a y

mutlak

dalarn

suatu usaha

budidaya ikan.

Namun

sampai

saat

ini penyediaan knih ikan jarnbal Siam

rnasih mengalami kendata karem pemijahanqa yang

bsrsifat

rnusiman.

Penelitian rnmgenai pemberian ekstmk kelenjar hipfisa ikan

mas

dalarn

emulsi

WXONV

dilakukan

di

kolam Cibanteng,

Bagor

muhi bulan

November

2000

-

Maret

2001.

Pmelitian ini bertujuan untuk mernpelaj'ari

pengaruh penyuntikan

eicstrak

kelenjar

him%

ikan

mas

twhadrsp

pernatangan

gonad

ikan

jarnbal

Siam.

lkan

uji yang

digtrnakan dahm pmelitian ini

be

jumiah

12

ekur

ikan

ktina

dengan bobat

1.6 -

2

kgiekor yang diberi

tanda

(tagging).

lkan uji

terbagi

dalarn

dua

faktor

perlakuan yaitu dasis

dan

waktu

sampling yang

masing-masing

terdiri dari empat

dan

enam taraf dengan tiga ulangan.

Perlakuan

tembut

adalah

pmyuntikan ekstrak

kelenjar

hipofsa ikan

mas

dalarn ernulsi

WIOMI

dengan

perbandingan

bobot

(kg)

ikan

uji

yang

disunt~k

(resipien)

dan

bob&

(kg)

ikan

m s

yang

digunairan hipofisanya

(donor), yaitu I

.O

:

0;

1.0

:

0.5;

1.0

:

-l

.a;

dan

1.0

:

t

-5

dan

waktu

sampling yang

~~a

yaitu

waktu

sarnpiing

hari

ke

70, 20,

30,

40,

W,

dan

60.

Paramder

yang

diamati adalah diameter

telur, tingkat

kernatangan

gonad,

indeks

gonadosornatik,

Mtmt

dan panjang induk,

serta

kualitas

air.

Hasil

penelitian rnenunjukkan bahwa diameter tetelur maksirnurn

pada

ikan

yam

clisuntik

dengan

ekatrak kelesljar hipofisa

ikan mas &lam

ernulsi

WIOMI

dicapai

pada

periakuan

d a i s resipien

-

donor

t

.D

.

0.5

dengan diameter di akhir

pengamatan adalah

573.6

rim.

Sedangkan

rataan diameter

rnaksimurn Al

(kontml)

adalah

468.5

pm,

k3

(1

dasis)

464.5

pm,

dan

&

(?,5

dosis)

394.2 p

m.

Nilai

TKG dan indeks

gonadosamati k rnenunjukan p&8m

bangan yang

baik.

Pmyuntihn

ekstrak

kelenjar higofiw ikan

mas

terhadap pematangan gonad ikan

jambal

Siam

memberikan

pngaruh terbaik

pada pmlakuan

(0,

5

dosis)

(61)

SURAT PERWYATAAW

hngan

ini saya menyatakan bahwa

tesis

yang k j u d u l

:

PEWGARUH PENYUNTTKAN EKSTRAK KELENJAR N1POFISA

IW

MAS OENGAN SISTEM WIOlW TERHADAP PEMATANGAW GONAD CALUN

lNDUK

i K A W

JAMBAL

Sl

AM

Pangssius hypophfhalmus)

rnerupakan

karya

saya sendiri

dan

belum pernah dipublikasikan. Semua data

dan

infwrmasi

y

ang

digunakan telah dinyatakan

secara

jelas dan dapat diperiksa frebenarsnnya.

Bogor,

September

2002

(62)

PWGARUH

PEPIYUlclTIKAH

EKSTRAK KELENJAR H I M S A lKAM

MAS

OENGAN SISTEM

WIOlW TERHaDAP

PERUATWAN

GONAD

CALON lNDUK I W M JAM-

SIAM [Pangmi#

PIypophttraIrnus]

OLEH

EMNY

PURSArJl

TAKARINA

9831

#AIR

T e s k Sbagai Salah Satu Syarat Untuk Mempardeh W a r Magbter Saino

Pada

Program Studi llmu Perairan P q r a m Pasasatjana Institut Pemnian Bagor

PROGRAM

PASCASARJANA

(63)

Judul

:

bngaruh Penyuntikan

Ek-k

KeknjarHiWsa

IW

Mas

dengan

Sibem W W Terbdap

Pemtatangan Gonad Calon lndulr

lkan

Jmbal Siam

[Pang&us

hypophthadrnus;)

Nama Mahasiswa :

Enny

Puibani Taitarina Namar

Pakalr

: 98315

Program Studi :

Hmu

Perairan

Menyetujui

:

Kornisi ?em bimbing

Dr. Mu

hammad Zairin Jr Ketua

Dr.

Ir.

Khaswar Syarnsu,

MSc,

(64)

RlWAYAT HDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta

tanggal

23 Oktober 4965 sebagai anak

pertama dari empat bersaudara

pasangan R.

Sukamto

clan

Daryati. Pendidikan

Sarjana ditempuh di frogram Studi Manajernen Surnberdaya Perairan, Fakuftas

Perikanan Universitas Srawijaya, Malang, lulus tahun 1993. Pada

tahun

1998

penulis diterima di Program Studi

llmu

perairan, Program Pascasarjana 1P8

dengan

biaya sendiri.

P~nulis pernah bekerja sebagai tenaga

teknis

tambak udang windu

PT

(65)

Puji

syukur

kehadirat

ALLAH

SWf karena

b e h i

rahrnat dan kasih sayangNYA penulis diberi kekuatan rnenyusun fapran hasil

penelitian

rnengenai

penggunaan

eirstrak

kelenjar hipofisa ikan

mas

dalam

ernulsi W / O N untuk

permtangan

gonad calm induk ikan

jam

bal

siam

Pangasius hypophfhalmus).

Penyusunan

tesis ini merupakan

wlah

satu

syarat

untuk memperoleh getar

Magister Sans pada Program Pascasarjana lnsfiiut Pertanian

Bogor.

Pada

kesernpatan ini, penulis men yampaikan ferirna kasih kepada Dr.

Muhammad

Zairin

Jr selaku Ketua komisi pembmbing, Dr.

Ir.

K h a m r Syarnsu,

MSc.,

dan

Dr.

Ir. Djadja

5.

Sjafei, masing-masing selaku anggota komisi

pernbimbing atas kesernpatan yang diberikan

kepada

penulis

unfuk

melaksanakan

peneMian

dengan biaya Proyek Penelitian Hibah Tim (URGE)

dan

birnbngan serta saran-saran selama penelitian dan penyusunan tesis ini.

Ucapan

terima kasih juga

penulis

sarnpaikan kepada ;

I

Selumh

staf pengajar dan pegawai rli tingkungan

junrsan

Budidaya

Pera~ran

F a k u k

Perikanan

dan Hmu Kelautan

IPB,

staf

dan

k a r y a m laboratorium yang berada di

trawah

Pusat Penelifian Bioteknolagi IPB.

2 . Mang NUF dan keluarga di kolam Cibanteng

yang

sdalu

siap membantu

penuZs =lama penelitian krfangsung.

3. Rekan-rekan mahasiswa 52; Mulyo Nugroho. Revol Monijung, Nemi

Potalangi, Yan Masrikat,

Msy

Patiasina, dan M.

Hatla

yang

%&ah

rnernbantu

penuks

sehma rnelaksanafran penefiiian dan penyusunan

laporan

ini.

4.

Rasa

terima kasih dan

harmat

penulis sarnpaikan

kepada

8apak

dan Ibu
(66)

penuris rnenjalani rfi

prugmrn

Pmsarjalaa IPB. Juga

kepada

d i - a d i k ;

Anna, Andrey,

$an

Ade

yang senantha memhntu

penutis.

Semoga

ALUH

S W rnernbahs budi

M k

yang dibwhn

k m a

pmulis

(67)

DAFTAR

IS1

Halaman

...

PRAKATA

...

..

ii

...

DAFTAR TABEL

...

...

vi

DAITAR GAMBAR

...~~...

vii

DAFTAR LAMPIWN

...

.., ...

viii

PENDAHULUAN

...

3

Latar

Betakang

...

1

Pemsaiatran

...

.

.

...

,,

...

2

Tujuan

dan

Kegunaan

...,,,...

3

I-fipdesis

...

.

.

.

.

.

.

.

.

...

3

nNJAUAPd PUSTAKA

... .

.

...

4

Biologi fieproduksi lken Jambat Siam

...

4

Kemaf

angan

Gonad ... 5

Kelenjar Hipafisa

Ikan

Mas

...

9

T i p Emuisi WIOW

...

11

MATERI

DAN

METODE PENELITIAN

...

12

Tempat dan Walctu Penelitian

...

12

Materi

f enditian

...

12

M9tode Penefitian

...

j 3

Rancangan

Peneltian ... 13

Pelaksanaan Peneilan

...

14

Analisis Data ...,...An

...

16

HASIL DAN PEMBAHASAW

...

$7

...

...

HasB

,..

..,

17
(68)

Tingkat Kernatangan

Gonad

...

22

fncleks Gonadosomatik

...

,

.

,

.

...

,

...

23

...

...

Babot dan Panjang lnduk

.,

..

23

Kualitas air ... 24

...

Pembahasan

25

...

KESIMPULAN

28

Kesirnpulan

...

28

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. Saran

...

.

.

28

OAFTAR PUSTAKA

(69)
(70)

OAFTAR GAMBAR

...

.

1

Proses \ritelogenesis

pada ikan (Aida et al.. 1991) 8

2

.

Anatorni kelenjar hipofisa menurut Hoar dan Randail dafam

...

Matty

(1 985) 10

...

.

.

3 Rataan d i m t w

sel

b l u r

i h n jarnbal siam (P hypophtbalmus) I ?

...

4

.

W e l pertumbuhan diameter

sel

Wur perlakuan A1 18

5 . Model perturnbuhan diameter sel blur prlakuan A2 ...

.

.

...

19

...

6

.

Model

peftumbuan diameter

sel

telur perlakuan A3

...

...

19

...

7

.

Model pertumbuhan diameter pertakuan A4 20

8 . Sabaran frekuensi diameter sel telur ikan jarnbal siam

9

.

Irisan fiistabgis gonad awal (A) dan akhir ( 8 ) ikan jambal siam

...

.

10. Rataan periambahan babt ikan jambal

siam

(P

hypophthalms) 23

... .

.

11 Rataan prtambahan gajajang ikan jambal

aiarn

( P hypuphthalmus) 24

12

.

Diagram urnpan balik negatif (negative

feedback)

harmon gonadotropin (Takeda

Chemical

hdustries. LM. Osaka. Jepang) dafam Djojosoebagjo
(71)

DAFTAR LANIPRAM

I. R a h n cliamtw

sd

Wur

ikan

jamM

siwn (P. hypupfifhdrnus)

...

32

2.

An- Sdik

ragam

perlakwn

(dosis)

tertaadap diameter

sel

telur ikan

jamW siam

(P.

hhypcrphffrdmus)

...~~.m..~..~... 33

3 .

Rataan

pertambahan b h t ikan jamW siam (P. hypophthatmus) ... 34

4,

Ratgan p-bahan

panjang

ikan jamb1

sTam

{P.

typaphfhalmus)

. . .

35

5. lkan jamb&

siam

(A) dan

kukm

pen&itiLen rli

desa

Cibanteng (8) ... . . 36

6 .

Pengarnbilan

m t o h

tdur (A) dan

penyufitikan

hlpdisa ikan mas d a b ernW WlONV

di

b q a n irrtramuskular

IB)

... ... 31
(72)

Latar Belakang

lknn jamb&

darn

[Pangasius hypophthalmus) sdah

satu

ikan air

tawar ysng mrnpunyai prospek pemasaran baik

karena

harganya thggi, baik

pada ukuran

MI

sehgai benih

dan

ikan

hias,

atau pada ukursrn besar sebagai

ikan konsumsi (HardjamJb,

e

!

a!., 1986).

Mantam

23

s p e s h dad fsntili

Pangasrdae, ikan

j-l siam dan

Pangasius

b w r i i ~ p a b n spesies yang

dibudidayakan secara luas di kawsan Asia Tenggara (Legendre,

ZOW).

Oalam suatu

usaha

budidaya ikan, diperitlkan

ketemediaan

M i h

daIarn

jumlah yang cukup dan krkesinambungan, b u n sampai saat ini penyediaan

bsnih jmbal siam untuk usaha b u d i i y a m s i h

mengalami

kendaia

karena

pemijabnnya yang bersifat musiman, yaitu setahun sekali pada musim

penghujan (Hardjamufia et

al..

1981). Di luar musim tersebut, kalau pun ads,

persentase induk yang matang

sangat

kecil.

Secara

afamiah, perkembangan gonad ikan dipenganrhi olah haman

gonadotropin yang difiasilkan

oleh

pituibri

sebsgai

respon hipothalamus

brhadap sinyal-sinyal fingkungan. Namun dalam w d a h budidaya, sinyal-sin@

lingkungan seringkali lemah atau tidak ada sama sekali sehingga proses

reproduksi tidak dapat

Lljalan

dmgan

sernpurna {Danalclson dan Hunter, 1983).

Tempi h a m merdpakan sabh wtu p e w a h a n masaiah dalam usaha

merangsang prkernbngan

gonad

di luar musim. m a n m o d e ini, pernbeiian

&stmk keknjar hipofis9 ikan

mas

aken

mningkatkan hormon gonadotropin

danh

yang

sdanjutnya mempetqaruhi pematengan

gonad ikan pada kondisi

(73)

Pemmsalahan

Pacia u m y a hamhatan yang &dcz&an

cJgngan

pmahngan gonad ikan

dalarn

&ah

h d i m &pat d i v f r k a n

dewan

tempi

homrond,

yairni

melalui

peywtiksn

larutan hwman pada

k m n t m i

rendah

&au implant@

Met

kobsterol ( a m , 1991).

Namun

demikian,

saw*

a&

ini bebn &a sistem

pmghantar

hwmcxl yang

dapat

diandalkan unkrk petnabwan gonad ikan (Sate

& a1.,1995).

Pmymtihn lanr"tan h o r n brdosis rendah mgkdi 6dak cukup untuk

m n g s a n g permtangan gonad, karma

den*

metale ini h o m n -pat

dirmhbotism dan menghilang

dari

s i s w airkulasi daah. Padahal brapi

tromron berjangka nrraktu

panfang

diperlukzln untuk pemtangan gonad

(Grim,

et

al., 3988). Penymtikan h o r n

yang

berulang-ulang dapat efektif tetapi

menyebbkan sWs pada

ikan

(Hawey

and

GmLsfdcl, 1993).

Keberadaan h o m n pada tubuh itcan

&Lam

wktu

yang

culrup lama dapat

dilakutan dengan mncampur b m n d-n tiahan

pemkat

[binding mataid)+

Wngan

cam

ini harpmwl dapat dilepaskan

atau

tmbngkar

semm

gedahan

setrlngga

mmutlglcinkan

mi

h mbrfepas

semm

bertahap

flamnl

et

J.,

1990). Namn pacla

mtade

implant& ini, tidak tersslji ukuran

dan

jenis p!et

yang cwok unhrk M a p janis ikan,

kama

Met horman tersebut dibust secara

manual. Teknik ini dianggap tidak praktis

dan

tidak

menguntunglkaq

secaa

&mami.

T i p smbi sir ddam

rninyak

&tam sir WiOPN

(water

in oil in watei)

adalah sistem pnpbaran t d s a n minyak yang bMsi tertesan air

ymg

ukurannya 1-h

kecil

dan semgam dmgan lainnya. Milirmyak yang terdapat di

antara

dua fase caimn (internal dan ekstmml) brfungsi wbagai meinbran.
(74)

kapsul mikro

dan

berfungsi sebapai pernbawa, pngon&ul, dan memprpanjang penghantamn hormon (Sato, at al., 1995)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui pengaruh penyuntikan

ekstrak

kelsnjar

hipdisa

ikan mas dalam emulsi W/OW

tet-hadap

pemafangan gonad ikan jarnkl siam

yang

dicirikan dengan

perhrnbahan

uirursn

diameter

sel

blur.

NipobsTa

Penyuntikan

ekstrak kelenjar Ripofisa

dalam

amulsi

WlOlW

dapat

(75)

WoCogl i?eproduksi lkan J-I Shm

Sistematika i b n jambal siam menurut

R u k t s

Ban Viclttwyanon (1991)

adalah

sebagai

M k u t

: Phylum Chordab; Subphylum V0rt0bmW Kefas Pisces;

Ofdo

Ostariophysi; Subordo

Siluraidea;

Famill

Pangasithe; Genus Pangmius;

Spetsies

Pangasius

hypophfhaim. l b n

jambal

siam (Pangmius

hypophthalmusj

mempunyai ciri-ciri

antan

Lain h t u k badan mmmjartg dan

pipih dengan wma kelsbu kefiirtamn, tsentuk

mulut

subterminal

&wan

ampat

sungut, sirip punggung brduri

dan

bergerigi serta memiliki skip tambahan

(adipose

fin),

drip

skur W n t u k

cag*

&-an

tepi

bemama putih, sirip

anal

bmma putih yang hrletak di tengah (Smmnbadinztta, 1990).

Jamb1 siam

menrpakan

i h n asli sungai

dan

&nau

yang didatangkan

dad Bangkok (Thailand)

ke

Bogor

(indonesb) pada tahun 1972 (Mardiamulia,

1875). Di

alarn,

i b n jamb! siam &pat tumbuh dengan =pat dsn m c a p a i

ukumn yang m a r (kbih dari 24 kg), den panjang lebih dad satu meter. lkan

jambal siam dikenal sebagai ikan yang memiliki

daya

tahen tinggi hrhadap

kondisi praimn yang Wnrk

Ban

sewngan

penyakit, sehingga

mudah

dibudidayakan

(Prasetia, 1996).

Kerntangan k d h n jambd

dam

dicapai

pa& ikan

yaw

bemmur 2

-

3

tahun deryjan M b t 3

-

5

kg

Van'kul dan Boosom, 1968).

Kematangan

gonad

induk M i n a ditandai dengan

per&

yang memhwr ke m h anus serta k b k a

m g membeogkak

cfan

t m a mrah h a . LMuk

jantan

yang matang ketarnin

diindai dngan kduamya caimn s ~ Mia pewhya dunrt m

(Susanto

dan A m ,

1993. Jumlah telur yang dihasilkan

ol&

seekor induk betina

benrariasi

menurut
(76)

I ,2 juts butir dan incluk

dengan

bbot 1

Q

-

1 2 kgflror

merig

hasilkan 1,s j& telur

(Ling d m Pinyonging, 1996 dabm Emawti, 1999)-

Kemt4mgan-d

ikan jarnbal siam twSJobng ikan Tskostel (htulang sejati) yang

biasanya mempunpi

aepasang

ovadurn yang

krletak

mmenjang di

rongga

Eutwh, rnulai dari bagian

&pan

ke blaksmng.

Mentrnrt

EPfendie {1997),

pertamhahan

b r a t

gonad ikan betina pada saat

W n g

metm@ 10

-

25% dari

h b o t

tubuh

dan

5

-

10% pacla i b n

jantan.

Semakin lanjut tingkat kemtangan

gonad,

semakin

b e s r

ukuran

diameter tefur yang terdapat dafam g m d ikan.

Kuo et.

al.,

(1974) berpendapat bahwa kerrwtElngan seksual pada ikan dicirikan

dengan perkembangan diamher

blw

yaw

rn*

btdasarbn klasifikasi Wailace dan Sdman dalam Nagahama (IS)83),

;#la tiga pola perkembangan oosit ikan Tefewtei. Perlama diseblsf tipe wad

sinkran,

yaau

semua

oasit dalarn

matiurn

d~bentuk dalam waktu yang relatif

sama

(hsalnya

ikan-ikan

katadromus

dan anadromus). T i p kedua a&lah ovari

sinkron

sebagian

yaitu terdapat paling &ikit dua kebmpok oosit pada saat yang

bemamaan. Sedangkan t i p ketiga adalah tipe wari tak sinkron yakni oosit terdiri

dari semua tinglrat pakernbangan

yang

ditetmulran pada ikan

yang

mmijnh

sepanjang tahun.

Perkembangan ovaTium biasanya

terdiri

dari b e h a p a t i k a t

yaw

dapat

didasarkan atas

pengamatan

seam rnlkroskopb dan mkroskopis (wba dan

Jaccarini, 3 990). S c a m rnikfaskopis,

perkembangan

telur diamati untuk mnilai

perkembangan

ovarium,

antara

lain

dmgan melihat tebalnya indung telur,

pernbuluh

darah,

inti,

bMran

rninyak, vssiicel, dan kuning tefur. Swam

makroskopis, perkembangan

wariurn

dibntubn dengan mngamati indung
(77)

rtngkat kemtangm gonad msrtrpaicsrn ~ n

k e m t m g a n

g ~ ~

gonad

ikan

b e r d a s a h n

pwutwfim-prubhan yang

terjadi

peda goraad.

Penga-n membangan gonad dap& d i i g i men&% d m pitu

pengdmpkan krdasarkan nmfoiogi

d m

b b h g i .

Tingkat

-(i

gonad ikan menu rut Kesteven

dahm

Effer~dii (1 997) adaish s~bagai Wku t :

1.

aara

O wseirsuaI

hrukuran

sangat k e d Wet& di banrsah

tuCang

punggung.

Testig

d m

ovarium tmnsparan

dm

tidak bemama sampai k f m m a abu-

abu.

Telur

tidak dapat dilifrat

m a n

rr#r&

b l a n j q .

H. r)araBerlrmlaand)

T8dL &n wariwn jemih bewarm

&&u

m immh. Panjangrrya

sebngah abu 1eMh d i k i t M panjag mgga

M.

TraIra wtu ptPr

satu &pat dilihat

dongan

kaca p e w .

111. Perkembangan I

Testb

dan

ovan'urn k d m t u k buM telur k r w r n a kmrah-merahan

dewan pmbuluh

kapibr.

Gonad mengig kurang lebih

s&engah

nrang di

mianhawah.

Telur

terlihat s e w serbusi putih.

1V. Perlrembangarn ll

Testis

brwarna

kemrah-mrahan. T i k &a s p e r m bila penrt dibbn.

Ovarium

o m y e kmrah-merahan. Telur jekts dapat dibedaksn,

bentuknya

bulat

telur. Ovadurn

merrgisi kimkira dua p r tiga

wang

bergian bawclh.

V. Bunting

m a n seksual mengisi ruang miantravrwh. f W s brwarna putih,

keluar tetwan s p e m biia d i i periltnya. Bagian Wlur huh$ betreraw

(78)

Vl. Migah

Telur

dan

sperma kefuar

dengan

sedikft

tekanan

di bagian perut.

Kebanyakan

telur

bewarna jernih,

hberapa

telur

tertinggai

di

dalam

ovarium.

VII.

MijahSalin

Gonad k l u m kosong sama sekali.

Tidak

ada

telur yang bentuknya bulat.

V111.

Salin

Testis

clan avariurn

kosong

dan

berwarna

rnerah.

Bebrapa sel ada

yang

siap diserap kembali.

EX.

Pulih

Salin

Testis

dan

ovarium

bewarna

jernih,

ah-abu

sarnpai rnerah.

Sedangkan pengelompokkan kernatangan gonad

bedasarkan

rnoFfologi

dan

histologi pada ikan Pangasius

hypaphffralmus

menurut

Siregar (1999)

adalah

sebagai berikut

:

* TKG

I

Morfolagi

1

Histobi

I Ovari rnasifi kmil dan halus wperti Didmminasi

o M

oogonia berukuran h a n g , warna ovari merah muda, 7.5

-

12.5 pm, inti wl msrnbesar. rnernanjang dirangga perut.

I1 Ukuran w a d bertarnbah besar, Oagonia menjadi oosit, ukumn 200

-

warn aovari berubah menjadi 250 rn, mernbtuk kantung kuning

coketat

rnuda, butimn telur M u m telur, srtoplasma htwarna kuning. twlihat.

mengisi 113 mngga perut. Elutir- 750

-

1 .I25 pm. lnti mulai nampak. butir telur terlihat jelas dan

I

kmarna kuning muda.

IV Gonad mengisi penuh rongga perut, wrnakin pejal dan warna butimn telur kuning tua. Butiran

tdur besamnya hampir sama dan

mudah dipisahkan, kantung tubulus semifer

agak

lunak.
(79)

ReprsdukJ ikan

betina

dikontrol om pams hi@blamus

-

gbftari

-

wM.

Aida

et

al.,

{199f) menyatakan hhwa proses v+&&gends ikan

wadi

wrti G a W 1 .

Garnbar I. Proses viWwnesis pada i b n {Aida et. al., 199 I)

Sinyal lingkungan seperti suhu, dan naik tunrnnya

pemukaan

air dibirna

d& syaraf pusat W q a i m p o n , hipothalamus

akan

melepaskan GnRH

yang

merangsang sekreai gonadotropin I (GTH 1) dari kelenjar pituitari menuju gonad.

GTH

L

akan merangsang ~ W s i

estmdial

17-P yang b e p r a n dakm proses
(80)

Kelenjar Hipufiaa Ikan

Mar

H m n yang digunakan untuk pematangan gonad dan ov Jasi ikan

dam

brbentuk

h o r n

abrniah

maupun

sintetis.

di

anfaranya human charianic

gonadotropin (hCG), gonadotropin ikan

salmon

mupun gonadotropin

marnata

:

follicle stimulating hormone (FSH) yang

beram] dari

piZuitari sapi. Setain itu juga

&pat diunakan luteinking hormone Amsing harmone (LH-RH)

dan

LH-RH

analouges

(Matty, 1985). Menurut hnaldsan dan Hunter f 19831, bagian anterior

kehjar pitumri ilcan

mas mnsekresikan

h o r n

glikqratein, antara lain

homn-hormon

gonadotropin dan prolakfin. Gonadotropin adalah h a m n

glikopmtein yang

b m s a l

dari pituitari atau plasenta

yang

merangsang

peikembangpn dan ktngsi gonad.

Menurut

Wtr

(f983), ekstrak icelenjar fiipofisa yang mengandung

h o r n

gonadotropin sangat efektif untuk merangsang hbempa s p e s b ikan

unftlk mencapai kerntangan akhir oosit. Hipofisasi ikan muiai populer di

Indonesia

sejak Lernbga Penelitian Perilcanan Darat (LPPD) berhasit

rnwnbiakkan ikan mda pada bulan Desemkr tahun 1971, kemudian menyusul

kekrhasilan hipofisasi ikan kowan dan beberapa enis ikan Lainnya (Hardjarrlulia,

1975). Oasis penyuntikan ekstrak hipafisa ikan

mas biasanya

didasarkan atas

perbandingan k a t ikan donor denyan k r a t ikan penerima donor (mipien).

Kelenjar hipofisa ikan tebtak di bawah

otak

sebelah depan. Kelenjar ini

menempel pada infudibulurn

dengan

sllstu tanghi yang pendek sarnpai panjang

bergantung

pada

spesies ikan. Suatu lekukan tutang pada dasar otak disebut

sellatursica rnelindungi kelenjar ini sehingga untuk rnengambilnya, tulang

tengkomk b n r s dibuka. Anatmi kelenjaihipofrsa ikan Teleostei diuraikan aleh

(81)

Kebmngan :

A. fb&al prsdibli E. J-n A r r r d a r

8. Prmimaf permdWs F. hri- primer lw&rtdmI

C. Parsintemredia G. Jatingan m -1

D. N H i N f . A r M ~ d a n ~ n h i i u a .

a m b a r 2. Anatwni keknjar hipofisa m n u n l t

Hoar

dan

Randall dalam M&ty (1985)

Aktivitas eksb-ak kelenjar hipafisa ikan

mas

bwgantung k@a umur,

jenis kelamln dan Icematangan donor, mtde pengumpulan dan teknik

pengawtan kelenjar hipoiisa (Jakbrt, et: a!., 1977). StandaFisasi ekstrak

kelertjar hipafisa, bai!: yang segar mupun yang diawetkan daiarn

aseton

tjdak

mungkin dilakukan karena hormon gonadotropin dalam ekstrak tidak dapat

diukur.

Di

Hongkwng

dan Thailand, dibuat pemitungan doas bedasarkan

pebndingm babot ikan donor dengan resipien agar lebih efektif, Sehagai

confbh untuk. ikan bigheed

carp,

ikan mob dan i b n kowrnn perbandingan &st&

kelenjar hipoflsa i&n

mas

yang digmakart tserturut-tumt 0.9 : 1.4; 1

.Q

: 1.3;
(82)

Kandungm h m n gonadotropin

kelenjar

hipofisa i h n kwariasi

mnurui mush

pernuahan dan

sehm stadia terfentu

dalsm

hid-. lksn yang

m u m mhg gonad merniliki kandungan h o m n gonadotropin yang lebih

M i k i t

dari pq

ikan teleh matmg gonad (W~tynonwkh dan Hovar, I0BO).

T i p Emutsi WOAN

Ernutsi

W l W

f e m a s u k

&lam

sistem kdoid ganda

(mulfiple

emuision)

dmgan tetes minyak daiam tetes air didispersiiran dalam air. Tipe emulsi aIr

dalam

minysk dalam air (WIOW) yang mmggunabn gelatin lyophili~d

(LG)

diusulkan pertam kaP oleh Sato

et,al,

(1995).

LG

dipersiapkan dengan

menggunakan

kombinasi beberap asam Iemak anhidfib

dengan

gefatin.

Pada

penditim ini d'iumkan gelatine Ipphlinect (LG) G I 4 5% dan minyak Irelapa

sawit

der\gan perbandingan 1 : 3 (Bugar, 2000).

Pada proses

pemisafian

fmksi mokku\

betsar

dihhkan dengan cam

fiftrasi

dengan

melwatkannya

dalarn

k o l m gel. Molekul yang lebih tresar dari

pri-ps)ri gel ti&k m u k

ke

dalam get,

tetapi

hanya melewati ruang diantara

htim gel sehingga h k s i mlekul hsar lebih

-at

wlewati

gel. Sedangkan

p d a proses lipafilisasi teijadi

pengikatan

aoam lemak anhidFid pad3 protein

hidrophilik

{gelatin)

yang menyebabkan

peningkatan

m l s i daFi protein. LC; telah

bamk digunakan sebagai Man unWk pmbuatan emulsi dan potensial

(83)

MAXERl

DAN

METOWE. PEHEUfM

Tempat dan Waktu P.engtitian

Pemiitim

ini

dilakrsanakan

sdama emqmt bulan,

mulai

bdan

Nwember

2000 aampal Marsf 2001. Tempat pwretian

yang

digunakan arjalah

bbxm

tan*

di d m Cinangnsng I [Cibmteng), K e c a d n Ciampea K8twpatm

Bogor

Proplnsi J a w

Bamt

LG {C-14) clibuat di Labratariurn

Re-

Sop-

Pusat P e n e l i n Bi&kndogi (PP 8hWcnotogi) LPB

Bogor.

Emulsi WlQMl

(E14)

5%

dibuat

di Labwdoriurn Pengernbngbikan dan M e t i k a lkan F a k u k

Perikanan dan Ilm Kalautan IPB Bogor.

Matred

P e n e l ' i n

lican

uji yang digunskan dalam penelitian 8dalah ikan jambal siam

(Par?gasius

hypophfhalmus)

ukuran 1,5 - 2,O irfgekor. Jurnlah

kan

yang

digunakan -banyak 20 ekor yang dilengkepi dengan

tan&

di bagian

punggungnya.

W a r n

penditian dilaksanakan, ikan uji

dim

p a m pkt

dengan kandungtan p M n 35%. Pakan yang diberikan adalah pellet b m m i i

merek

Shim dengen kadar

air

9,1%, kadar abu 7,39%, protein 26,69016, lemk

10,68016, semt

kasar

5,39%, dan BETN 40,74%. Pemberian pskan

difakukan

dua

kali

seharf

s e h w k 2% d& b b d tubwtr, yaitu pada puitul08.00 clan 15.00 WIB.

Wadsh percuban ysng digunabn adabh kobm tanah berukuran 200 m2.

Kolarn

disekat dengan

frawu

ukuran 5 x 5

mZ

dengan kedalaman air 1 rn.
(84)

Hwman

yaw digunabn

dalam

pewtitian ini adalah kdenjar him# *an

mas. Main

itu

disdiakan jugs hahan-bahan

penunjang

hinnya yaitu

lamtan

fisiobgis 0.%, d k M 7U%, bhan mmlsi W MLG (C.14). Sedangkan alat

ysng digunakan &lah qmit 3 md Meparin, &bung polieWen 1,s &, Wal

sampl, alumunium

foil,

tinhangan,

rrrikmkop

slide, cover

glms,

fsmwmeter

~ s i m u M i f l i m u m , pH

meter,

BWng m k s i , rnikrometer, dan rnikroskop

binokufer.

M MPenelMan

Rancangan

Pemlitian

Penelitim ini mnggunairan fancangan

acak

lengkap (RAL) fakforial

dengan

dua faMor perlaban, p i t u dosis dan wakhr sampling, masing-masing

terciiri dari empat dan enam tsnref d e w n tiga ulangan.

Perfakuan

dalarn

penelnian ini menggunakm ekstmk kdenjar hipofisa ikan

m s

dengan

mwrggunabn parbandingen bobd (kg) ikan uji yang

disuntik

{resipien) dengan

bbt

(kg)

ikan mas yaw digunakan kelenjar hipafisanya

{donor),

yaitu

:

A. h i s kelenjar hipofis8 ikan mas :

AI. PaMdingandosismipbn-donor 1.0 : O (Cilosis)

&. Perbandingan dasis msipien - donor 1.0 : 0.5 ( 0 5 dosis)

1L. Perbandingan dosk resipien

-donor 1.0 : 1.0 (I b i s )

A. Perbsndinglztn rlosis resipkn - donw 1.0 : I .5 (1,s dosis)

B. Waktu Sampling :

8 r . Waktu sampling I (had

ke

10)
(85)

&.

W&a sampling Ill (hi ke 30) E3r. Wakb sampling IV

(hari

ke

40)

&.

Waktu sampling V (hari ke 50) Ba. Waktu sampling VI (haii ke 80)

Model linier yang digurnban :

Y,

= p

+ a +

@ , " { a $ ) i i + Z *

dengan

:

Yir

=

Nilai pengamatan pada

&uan

percobaan kekyangmemperoleh

kombiinasi perfakuan ij (taraf kei dadfaMor A

dan

tarafkej dari

taraf

ke

j).

p = Nilai tengah

ar = Pengaruh aditif tamf ke i dari faktor A

pj = Pengaruh aditif tamf ke j dari faktor 8

(aPh

= PenganrhinkraksitamfCreifa~orAdantarafkejfaktorB

Zw = Pengamh galat dari W a n percoban

ka

k yang memperoleh

kombinasi prfakuan ij

Pstaksanaan Pertelwan

Lyuphilired gelatine (LG C-14) disiapkan dengan mengg

unakan

gelatin

dan myristic anhlgdfide (Sato, et

al.,

1895). %banyak 15 g

bubuk

gelatin

dilaWan dalarn 15 ml 0,1 M buffer nattCurn

tarat

k r pH 9,5 dengan

menggunekan microwrave 2450 MHz, 200 W selama dua menit.

Asam

l m k

anhidrid kernudian dicarnpurkan ke ddam 15 mi tetrahidrofumn pacla bnsentrasi

6 M. Kedua lamtan tersebut kernudian dipeaksikan pa&

suhu

50

%

sdama 3
(86)

20 'C ?;elexma 20 menit. Superrratan k m d i a n dbmbil

dan

dimasukkm dalam

kokm

ftltrasi gel seluksa (gel T

SK

selulosa

CW-35 ECotom 2,75 x 30 cm). H s i l

fiftrasi dikumpulkan dan dijdikan bubuk

dengan

mnggunakan aiat freeze d#r

sdama 18

-

24 jam.

Ernulsi WIONV

yang

munakan

adalah

LG (C-14) 5% dengan

perbandingan

minpk kelapa sawit 1 : 3.

Ernuld

dibuat

dengan

cam menimbang

0,025

gr

LG (C-14) kemudian melanltkannya dalam 0,s rnl larutan salin yang

bthi

supematan

dari kelenjar him=. Selanjutnya larutan tersebut dicampur

dengan

1 3

ml

minyalr kelapa sawit

melalui

ald homoginirer.

Ikan

uji yang

akan

digunakan diseleirsi dengan mengukur panjangnya

m a mnimbang bobot tubuhnya. Ikan kemudian ditandai dengan mra

menandai di bagian sir@ punggungnya

dengan M a n g

nilon

bawama dan

diakfimatisasi

setama

satu bulan di dalam katam tanah seklum digunakan.

Stelah diaklimatisasikan, ikan disuntik dengan ekstrak kelenjar hipofisa ikan

mas

dabm emulsi WIUW swuai d a i s smxm intramuskular. Setelah itu, ikan-

ikan uji dimasukkan k8 dalam kolam. Penyuntikan dilakukan 10 hari

sekali

selama 2 bulan.

SeMum

pnyuntikan

dan pengarnbilan sampl telur, ikan ditangkap dan

diMug matanya dengan menggunakan kain basah. insang ikan terus dibasahi

u n l k mrnpmtudah penanganarr mrta mnghindari s t r e . Penirnbangan ikan

dilakukan dengan menggunakan timbangan berketelitian 0,1 kg.

Pengambilan contoh blur ditakukan 10 hari sekali. Perkembangan gonad

diamati dmgan caw mngambil cantoh tdur dengan

cam

icanulasi mlalui
(87)

Wetah

itu dibuat sebaran fmkuensi blur.

dan

akhir

pmbaan. lkan dibedah

dm

diambil

gwradnp,

seteiah ifu ditimbaw.

Histologi gonad dipruses mblui fiksasi datam farutan Booin ymg Wbu&

dari pwbandingan 15: 5 : 1

asam

pikPat, fwmaiin,

dan asam

m

t

sdama 24

jam. Setelah itu, l d a n Bouin diganti dengan lamtan alkohaf 70% sekng 24

Jan?. CZQntah jaringm diemwing cbmgan parafin

dan

disapt dengan mikrotQm

setebal5

-

t0

urn,

sdanjutnp

d k r t w i dengen -in (HE) dan diamati di b a ~ h

mikroskop, kemudian dilakukan pernotretan (Gunaraa, 1980).

Bebrapa parameter kualitas

air

lingbngan air lxrlam percobam sepsrti

suhu, obigen brfanrt, pH, dart arnoniak diukw

untuk

memstikan bahm

pemErtangan gonad

tidak dipengatuhi OM fairtor Lingirungan, dan sduruh faktar

lingkungan cH selumh unit percobmn tidak k M a .

Analisb Data

Diameter

telur

dlanalisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji

Duncan. Data IGS, trisblugi gonad, dan kualhs arr dievaluasi sebagai

data

(88)

perfakuan

A, adam m.5 pm, sedangkan pwlakusn

&,

As

dan

mashg

Ma- Wur Ran jaw slam ( R o b m m k 4 - W

Gambr

3.

RMmn

diameter

sel blur (pm) ikan jambal

siam

Efasil anafisis sidik mgam {lampiran 2) menunjukkan h h gdakuan

Sdak

berpengmh fPcO.01) t d a d a p diembr

sel

blur

namun

mktu sampling

mgztkib&an

adanya

perkdam diameter

s

d

teiur. SJanjutnya krdassrlran

uji ianjut

Duncan

didaptkan

ukuran

diameter

ssl

hlur

heri

ke

10, 20, dan

30

ti&k

b d e d a . Selein itu, dari analisisis sidik ragam dikefahui bahw antara dmis

kelenjer him- dan hari pengamatan tidak ada pmgerruh intemksi yang nyata

(P<Q.OS)

(89)

k n g a n menggunakan regfesi ekspanensiai, diperoleh model

0.4103~

prtumbuhan

diameter telur untuk perfakuan

Al

yaitu Y 42.401 e

,

prlakuan A2 yaitu

=

3 1 . 3 3 5 ~ 0.490f x

,

perlakuan = 3 ~ . 4 8 8 e ~ ~ ~ ~ dan perlakuan&

=

4 4 . 0 8 1 e ~ ~ ~

[image:89.614.116.494.129.421.2]

7- . A . - - -- "- a

Gambar

4. Modef pertunrbuhan diameter sel

telur

perlakuan

Af

Dari garnbar

di atas dapat

dilihat

battwa

sampai

hari

ke

30

sel

telur

hanya

mengalami

perkembangan yang

relatif

kecil [dalam

30

hari

hanya

bertambah

.e

8.1

pm).

Pertambahan

ukuran

diameter sel tefur tertinggi terdapat

pada

hari

ke

40 (dalam 10 hari bertambah

2

201 pm).

Dari

persamaan

regresi

yaw

diperoleh, pertambahan ukuran diameter sel teiur rnengikuti persamaan Y

=

42.401eP4'03"x

adalah

hari) dan nilai koefisien

korelasi atau r =

0.8339,

maka terdapat hubungan yang era€ antara hari

dengan

(90)

Garnbar

5.

Madel

pertumbuhan ukuran diameter

telur

perlakuan

&

[image:90.624.161.483.113.318.2]

ukuran diameter

sel

telur

rnengikuti persarnaan Y

=

31.335eoAB0'".

Pada perfakuan

A2

terlihat

pertambahan ukuran diameter

sel

blur relatif kecil

sampai

hari

ke

30

e30.2

vm).

Nilai

r

=

0.9"130,

menunjukkan hubungan

yang

emt

anbra hari

pengarnatan

dengan

ukuran

diameter sel telur.

Gambar 6.

Madel perturnbuhan

ukuran

diameter

sel

telur pedakuzm

Sgperti pada dua perlakuan sebelurnnya, pertambahan ukuran diameter
(91)

30 @ 22

pm).

Pada pertakuan

&

nilsi

r

=

32.48~'-- yang menunjukkan [image:91.624.157.492.167.353.2]

hubungan

yang erat antara hari Wngamatan dengan ukuran diameter

sel telur.

Gambar

7. Model pertumbuhan ukuran diameter sel telur perlakuan Aq

Dari gambar di atas

dapat

dilihat

bahwa sampai

hari ke 30

SPI

felur hanya mengalami perkernbangan

yang

relatif kecil (dalam 30

hari

hanya

bertambah

5

28.2 pm).

Dari persarnaan regresi

yang

diperoteh, pertarnbahan ukuran diameter sel

telur mengikuti

persarnaan

Y

=

44.081e0.3884~

dan

r

=

0.7951,

maka

terdapat

hubungan

yang

erat

antara hari dengan ukuran diameter

sel

telur.

Ssbaran frekusnsi

ukuran

diameter

sel telur menunjukkan

bahwa

ukuran diameter blur tertinggi dicapai pada pdakuan A,, yaitu selang 804 -

900

pm,

Pada

perlakuan A,, ukuran diameter sel

telur

tertinggi adatah

selang

501

-

600

pm,

sdangican periakuan

A, dan

A,

adalah

slang 501

-

600

prn dan 601 -
(92)
[image:92.620.78.514.85.736.2]
(93)

fsnglraa Irematangan

g

d

Tinglrat lrematangan

gonad

induk sebbrn pwbkuan (wngamatan mi)

baremcla pada tinglkat 1, s h g k a n di

akhir

perlairuan, tinglrat

kerntangan

gonad

mgalarni

peningkhn

yaitu bmda pada

tingkat

Ill. Stmra morfbbgi,

di

a w l

penslitian (had

ke

0 ) gonad

h t m t u k seperti sepaaang

hnang kamr yang

t e W k

di dahm

rongga

perut, bemma bning dengan

permukaan yang

licin.

Di akhir penelin, gunad mngisi sepamh rongga

dm

butiran s d teiur b e m a kehiMuan yang dapat dillhat dengan msata

b i a s .

Semi

germbaran

perkembangan

gonad

dan hati digumlmn 4kan ujl

p n g

diambil

=am ask. trisan histogis mad a w l dan akhir pwlitian

dimjikan pads pa& Gambr 7.

Pada

TKE

I, oosit tarlihat tdah mentilki nukleus

yang

dapet

diiihat dengan was sedangkan p& TKG Ill nukleus tebh
(94)

tndeks gwra8osomatiir

Pengamafsn indeks ganadosornstik dilkuican pada

awal

dan akhir

penelitian

dewan

cam mengambirl

aarngel

secam

wak.

Hasil

pengukumn -I adalah 0.51% W r @ ~ a n pa& akhir

percobam

adaw 4.67%. Di

WAWI

pneldian, gonad didodmsi old oogonia

krukumn

7.5

-

12.5 m

sedaqkan

di

akltir pmelifian

l u m n

sudah

ben'si se1

telur

dan

inti sudah

rnulai nzlmpak.

B o b t

dan

pamjang lnduk

Seeam

keselunrhan mrl hasil penhjukumn bobot induk d a r n

pemtRian

mengalami peningktatan.

Ra-n

b b o t ikan fertinggti

pada

pedakuan A

diperdeh

pada hari

ks 60 &wan nlai 1.90 kg e n g k a n r8-n bubo4

k i n

p d a

perlaban B. C dan

D

p i t u 1.93, 1,90, den 2.13 kg {Earnbar 11).

Pedamhhtan

u k u m di-r telur dhubungkm induk BlrumusW

ctengan

r

=

0.00455 + 0.00374~

(x

=

bob&) dengan

nilai

R

=

14.8%.

a m b a r 10. kataan pertarribahan bbot induk ikan jamW siam

Panjang tnduk s e l m penelitis#

mengalami

penrtlahan (tampiran 6).
(95)

pedakuanAz,

& dan

Al

diperoleh

pada

hari

b

30

-

60

dengan nibi meing-

masing

56.W

Cm, 56.70

dan

57.50 cm {Garnbar 12).

Pertarnman

panjang

harian i b n dimmuskan

dengan

r

=

56.5 *. O.OO??x ( x

=

haii)

PerFambarhan

panfang

ikan

pmbal

sbm

[ W a n

untuk

4

perhkuan)

58

C

5"ir,5

E

57

0

w

1

:

=

%

553

55

543

I

I1

11

W

v

Vl [image:95.626.153.478.185.393.2]

Sampmg

kQ

Gambar 1 I. Rataan pertambethan panjang induk

Ran

jambat siam

Kurrlbs air

Parameter

kuaLifas air

yaw

ddf kur

sebagai

data penunjang mliputi s h t

frsika

dan kimia air

yaitu

suhu,

pH, oksigen

fed-,

dan

amaniak.

Hecil pengukuran kualitas air

dilakukan

di lapangan dan di

Lehdoriurn, K u e l i b

air

Warn pmdifian bmda pada kisaran yang optimal

dan

dan dapaf mnunjartg

kahidupan ikan @&a1 siarn.

Hasil

pengulrumn

kuatiites

air

kalarn

penelitian

Tabel 1

.

Hmil

pengukuran kualitab

air.

. . . P m r W e r

suhu

e

c)

Oksigen tw-brut @pm) PH

Amoniak (ppm)

Kisamn

kuatiis

air

27

-

31 3.1 0

-

4.20 6.32

-

8-50 0.029

-

0.146

Baku mutu ikan jamb! siam

23

-

28 (Amn & A S ~ ~ ~ ~ , I W Z ) 4

-

8 (Adfin, 1990)

5.5 -6.0

(Mfin,1990)

[image:95.626.123.497.613.688.2]
(96)

lkan jadd &am

(P.

hypopMhWimuS) h m u k

ikan

ysng

msmijah

secara

musiman @ni

pada

buian QlrtoW

-

Aptil

{Hadprnuiia,

1975). L-ondm (2000)

-&&an

bhwa

di Iwr rrtusirn, ikan j a m ! siam m d j a h s d a m 4

-

6

b u m

per tahun bwganfung parfa

ikllm

setemrpat.

P d i t i a n ini dihbmakan pada b u h Movembr

-

Mmet

yang

m p a k E t n pwmk musim pemijahan i b n jambal shm.

Hal inj

dlduga

menjadi

salah satu s e b b W b a n

be*

hipofia &an

mas

&lam m b i WIWW prig

dibrikan

tidak

mmpnyai pmgmufi yang nya&. Di

puncak

maim, fluktuasi

suhu &n tunrn-miknya

permukcen

air

&atif

tinggi s&ingga aktivitas p a n s

hipQttralamue

-

pit^'^

-

ovari dapat

bekeija

dengan optimal.

Pada

ponditian ini

diduga

tetah tmjadi umpan balik m f(mafive bdback MBCh~nism) seperH

ditunjukksn pada g a h r 42.

z u ~ l c m e n l r r s i

thrmon S e k s Perrur unan

'Horrnon *kr

O Supiamtnsi

Penurunan Gonadotropin

Iformon Sa&s

Eambarl2. Diagram umpan

balIk

mgatif

(negafive

1EeedbCk) h o m n gonadotropin

(Takeda

Chernicat fndustrks, Ltd, Osaka,

Jepaw)

(97)

H f p o f i s a p l w a r - ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Redenjar g6md untuk -&tdlJmn

h o r n

&mid. BRa ksndun~lan

h m m

ternbut

mew@ suatu kadaan ymg

-hi

yang diprluhn etkan

-m

kesidxtngan. t-iomron stemid

akm

mn&mht

hipofisa

unkrk mmgurangi

W u b i

gmaWmpin

wmpai

me-

optimum

Sesuai-n pmfaptTumerdmBaagnor~r(19fB)prt@men~n

khm J"ka produksi hQrmon steroid di d wdamh

mebbihi

yang diperiukm,

m a b

h

m

stemid &mebut

a h n

nmghmbat hipathahus d a l m

memproduksi

GnREt

sthi-

s e k a

W H

d&

p k b r i

beakumng.

Bila

dEWri

bar dibPsr'rkan tempi b m m

n

-

mlm kdenjar

gonad

akm d i W j g o n a W m p i n ~ uniuk mnghasilbn hormon &mid,

Agar kesdndmgan f r o m temebut bkm&#km

m&a

gonmbtmpin

i n M

w n g

dlhasllkan

aieh

kelenfar

h i p f s a ]

e k n

menurun

sehinggp produW liwrman

cukup

&rangsang

deh h o r n gonadotropin ektema1 (yaq diberikan

dari

luar)

{Djojosoabagfo, 1990).

Dari g-3 MM khm pedmbhBn

u k u m

dhmeter &

W r

ikan

muhi mingkingkat

dengan

Qjam di hari

Ice

30

-

40.

Pa&

saat itu diduga tingkat

stms ikan telah kfkurang dan

Etapat

mrrnerima masuknya keimjar hrpofisa ikern

mas

dalarn

e m i J WIOlW. Wanjutnjra pertadhen ukumn

diameter

blur

sedalu

be-

nyata di samphg bdcutnya M n g g a pewwan y a q

I e b h

lama

diduga &an

mernt>eflkan

hasif ymg M a .

Di

ma4

pnelitian, g d b r a & pads stadia TKG 1.

Pa&

tingbt ini.

gonad

ikan brlihat sqxxki sepasang b a n g kmr ymg terlet;rk memnjang

di

dalarn

rams

pmt= H-lia (1987) &porkan mwapada TKG 1

mi

tefur
(98)

dan &s&d

-ern

tabp kamth

nuCdeoulus.

Saderngbn Siregaf (1999)

melaporkan

ba-

pada TKG 1 wan' ikan j a d l giam bsnararna

mrr&

mu&,

benrkurm kwH

dm

hdus

seprti h a n g , &n

teM&

mmarrjarrg di dakm mrtgga

Seeam

hisPob~k,

seCsei

wari didwrlinasl ole&

mgonia

W k u r a n

7.5

-

f 2 5 pm

dewan

inti

y a y

mbi mmbsar-

Pa&

TKE

Ill,

gonad

#%an

sudah membasar mengC~si hampir

sepertiga

m g g a

perut.

8u!irern

klur Wah mlai M k a t d u

pis&.

L

m

gonad

sudah

&MI &h

sel

telur.

Tahap ini dimbut

tahap pwmtmgan.

Di

daiam

gmad

masih Eerlihat

wwrt

primer,

behbn

ditemukan Juga oqmlurn P d a TKG Ill,

butir-btir

blur M i h a t jelas dm berwama kuning

muda

dan ukuran wit

berkisar

antara

'750

-

1 -1 25 (Simgar, t 998).

Bob& induk mnrpakan

salah

satu faktor inkma! yang m m g a r u h i

ukuran diameter telur

yaw

dihasiikan

oleh

induk,

Oalanr penelltian

ini, f a b r bobot induk mmpunyai hubungan korelasi sebesar "1.8%

ferhadap

ukumn

d i m t e r telw yang

dihasitksn,

sisanya sebsw 85.2% dipngaruhi faictoi- lain sqmEi

umw,

palran,

suhu,

dm -m

Panjmg

lnduk ikan di mi dan ahir

penelitian ini berada pada kisamn yang sempif phi berkisar antara 54.50

-

60.00

cm

sehingga tidak

mmpmgaruhi

utruran diameter

telur.

KamfiJ

l a r a l ' i dan kuant'rtas

air

kdam

pmelit(an mash dalem kimmn

w g yang &pat ditderansi deh ikan. )Candungan

oks@n

tertarut mmf rend*

(3.10

-

4.20 ppm) namun ikan

j a m !

siam

msih dapat

hidup

secara normal

iramna menriliki w a n

pmafasab

tambahan

sehingga dapat mengambil aksigen
(99)

KESIMPULAN DAN

SARAN

KesEmpulan

a. Penyuntikan

ekstrak

kelsnjar

hipofisa ikan

mas dalam

emuhi

W/O/W

dmgan

perbandingan

resipien

-

donor 1.0

:

0

, 1

:

0.5, 1 .D

:

l .O dan 1.0

:

1.5 tidak mernberikan pengaruh

yang

nyata cialam

mengksilkan pertarnkhan

ukuran diarmtw

telur

ikan jarnbal siam selarna

60

hari pembaan.

b.

Perlakuan &

(perbandingan mipien

-

donor 1

:

0.5) merighasilkan

ukuran

rataan diameter sel telur tertinggi yaitu 573.6

yrn.

Sawn

a.

Penyuntikan ekstrak

kelenjar

hipoffsa

ikan

mas datam emulsi

WIOIW

dilakukan di luar musirn.
(100)

Aide,

K,

M.

K o b p s h i ,

dan

T-

Koneko.

1W1.

Endokrinoiagi (&lam

bahasa

Jepeng.

P

: 167

-

241 dabm : I-, M. dan t.

H a w

{Eds). Rsiulogi

tkan.

~ ~ ~ f s aTokyo. k u

w.

,

MI^,

2.

dsln Asyaw, 1992. Pe-aran ikan patin dahm wnglrar di

kdam

m a n kwms &r

yang m d a . PFosiding Seminar HasCi P e n e l i

Pedmm Air T-r, M 2 0 1 .

b a r ,

H.

2000.

Penggunaan

emuhi

W i W

(G14) dan rninyak kelapa sawit

sebagai

pembawa h m n

HCG

FBecfa

i b n

jrambal siam (Pangasit.@

h~pophtfr8iWS). Tesb

Pqrarn

Pascawrjena lPB, 75

hal-

Crim,

t.

W. 1991. Homnal manipulatiun

on

fish

smonal

mpmductive

cycbs

p

:

43

-

47, Fourth

International

Sympmirum m the Reproductive Physidogy

of

Fish, Nwwich 7

-

12 July.

Grim,

t

W.,

N.

W.

Shewmad,

and C.

E

Wilson. 1988- Sustained

hormone

release !I. EffecWeness

of

LHRH analog (LHRHa) administmtiun by dttrer singb tim inmian of cholesterol pellet

implantatiun

on

plswna

gmA&mpine

Ievels

in

a

b h e s s q model fish,

the

juvenik mi- trout. Aqua~ulture, 74 : 8'7

-

95.

Davy,

0. F.

and

Chouinard. 1981.

Induced

fish br&ing"in South East Asia. RepoFt

of

wrksitop txeld in Singapore, 25

-

28 November 1980

OPrt.,

IDRC.

40

P"

Djo@#hgio, A. S. 1990. Fisiologi kelwrjar endakrin volume I. P.A.U llmu

Hayat,

IPB,

Bagor.

246

hal.

Donddscm,

E.

M. and

G.

A

Hunter. 1903.

Induced

fin&

maturation,

ovulation, and spermi~mn in cultured fish. p : 334

-

390.

In.

W. S. Hmr, D. J. Randall, and

E.

M. ~ l d s m (Ed). Fish Physialagy. 9 8. kedemic P m s .

N e w

YO*. p. I I f

-

t 70.

Wedie, M. I. 1997. Biologi Perikman. Yayasan

Pustaka

Nusantara,

Jakarta, 1E3 ha1

.

Ernalwertl, Y. 1993. ERsiensi irnplantasi analog LHRH

dan

f ?a-metil kstosteron

s M a pembekuan

semen

dalam

upaya

peningkatan poduksi k n i h ikan jambat

a i m

(Pangtlsius hpophfhatmus). Disertasi

Progwm

Pascam jana

LPB. 119 hal.

(101)

-, W. 7 9 8 9 . ~ ~ m ' k . PAU lmu M p k -I Psrtafiian Bogor. 112 hal.

-%a, A. 1987, 8ebmpa as-

penu-n

d m

f r s l s d

m j a h a n terhmhp p h s i wpmhksi ikgn m Cuprinus cap"^,

Disertasi Program =na IPB.

Harctjamul'u, A., R.

Djajadimdja,

S. -nab, &C.

Mria.

f 981. Paanbenihan

jamb1

s i m (Pangarri~t~ sutchr) dwr~)an sunniican ekstrak hipaflsa ikan

mas

(Cyprinus carplo). Buletin

Pemliifian

PerJkanm

M .

1

:

183

-

199.

Hawey, 0. and J.

UmbM.

1993.

Induced

beding in tmpiml fffih

culture.

IntemaWnai

Development Research m r ,

O h m .

JabLrP, B.,

B.

Bmska, k FosW1 and J. W k s n ' i k L 1977, A

new

t

d

fur induced spawning. The

use

of 17 hjrclmxy

-

20 dhydro

fmgeskmn

to

s p a w n c a r p a t I o w t e ~ u m . ~ ~ r e . 1 0 : 3 5 9 - m .

Kuo, C. M., C.E. N s h and ZH.

Shehad&,

iW4,

A p d w e

to

i n d u d spa~~ning in grey

d M

(Wil

cheptrlus). AqumuHure. 3 :

-

$4,

m

m

,

M.

2000. Mversity and q u d t u r e

of

hian

d f i s h

: A scientific tuqmmtion from W i c to a p p l i

mwarc)t

and a p p l i o n . tnstitut

de

Recfwnhes pour k De'vebpmM. p

:

1

W

-

f 24,

Matty, A. J. 1985. Fish endocranotagy. Timber Press. Pdand. 267 p.

Nagaham,

Y.

1983. The

functional

morptwrny

nof

b h t g d . p. 223

-

275

In

W. S,

Hoar.

D, J Ran&#, and

E.

M.

M d s o n

(Eds).

Fish

ghysiol~gy,

Vol. 90. h d & Press.

Ntiba,

M.

3. Dan V. Jacan'ni. 1990. &mcl tmhmtbn and spzmting

for

definite spwrming

of

Kenya Catst midem for spawning

seasono

in tropical fish. Journal of Fish

H

i

o

m

.

37 : 315

-

325.

PraWu,

H,

1996. Pawmius aukhi si

jambel d m

d&m W i n g aneka artikel ikan pangasius.

Gambar

Gambar 4. Modef pertunrbuhan diameter sel telur perlakuan Af
Gambar 6. Madel perturnbuhan ukuran diameter sel telur pedakuzm
Gambar 7. Model pertumbuhan ukuran diameter sel telur perlakuan Aq
Gambar 8, Sebaran frekuensi diameter sel tetur (pm) ikan jarnbal siarn.
+2

Referensi

Dokumen terkait

KETESSEOIMN FOSFOR PADA TANAH SAWAH BERINIGASI SETENGAH TEKNIS, IBIGASI SEDEBHANA,. DAN SAWAH TADAH

Kusumahadi Santosa dari hasil penelitian bahwa implementasi perjanjian kerja, hak dan kewajiban para pihak, peraturan-peraturan yang berlaku diperusahaan dan

Selanjutnya untuk pertemuan kedua dalam siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu 17 Januari 2015 pembelajaran ke-6, yang mana hasil prosentase minat belajar tinggi

Latihan Tai Chi, termasuk pemanasan dan peregangan yang dilakukan setiap mengawali latihan Tai Chi sebagai salah satu faktor yang memperbesar beda rerata

Dari sistem aplikasi yang telah kita buat perancangan data menggunakan. database yang diaplikasikan ke

dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang

Dari hasil pendampingan yang dilakukan penulis selama sebulan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masalah yang dialami oleh Ibu Nyoman Weni adalah kekurangan

In specific learning objective of teaching English in writing skill is written in syllabus and it supported indicator of lesson plan.(2) The type of syllabus is notion