• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN

LINGKUNGAN NON FISIK TERHADAP STRES

KERJA KARYAWAN PADA CV RAYSA

PROPERTI MEDAN

OLEH :

RAYSA 070502204

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi linier berganda dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan CV Raysa Properti Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan. Secara parsial variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh dominan dengan positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

(3)

ABSTRACT

This research titled "The Effect of Physical and Non Physical Work Environment Toward Employee’s Work Stress of CV Raysa Properti Medan". This study aims to determine the effect of Physical and Non Physical Work Environment toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan

This method research used are multiple linear regression analysis of statistical and quantitative analysis. Analyze data using statistical data processing software is SPSS 17.0 for windows. The study population was numbered 42 employees CV Raysa Properti Medan. The sample in this study using census method which consists of 42 employees.

The result of this research showed that simultaneously physical and non physical work environment have positive and significant impact toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan. Partially variable physical work environment has dominant effect with positive and significant empact towards employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada Papa H. M. Akram Ray dan Mama Ainul Mardiah atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabarannya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga. Mec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi, selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Magdalena Leonita Linda Sibarani selaku Dosen Pembimbing penulis.

(5)

6. Ibu, Dra. Komariah Pandia, M.Si. selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini

7. Ibu Dra. Yulinda, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

8. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan.

9. Kepada keluarga.tercinta Kak Putri, Kak Dewi, Bang Uta, Bang Ray Taufan, Bunda, Raybi dan si kembar, Amanda S.Psi.

10.Kepada Teman Spesialku Anggi, Sahabatku : Gajah, Gurami dan Jegang, Kak Tari, Beby dan kepada teman-teman Manajemen stambuk 2007. Terima kasih.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin

Medan, 22 Juni 2012 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS ... 8

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Operasionalisasi Variabel... 28

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Populasi dan Sampel ... 30

3.7 Jenis Data ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.10 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. ... 38

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……….. ... 38

(7)

1. Uji Asumsi Klasik ... 55

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

3. Pengujian Hipotesis ... 61

4. Pengujian Koefisien Determinasi ... 65

4.3 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penjualan CV. Raysa Properti Medan

Pada Tahun 2006 – 2010...4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 3.3 Jumlah Karyawan CV Raysa Properti Medan ... 30

Tabel 4.1 Uji Validitas 1 ... 43

Tabel 4.2 Uji Validitas 2 ... 44

Tabel 4.3 Uji Realibilitas ... 45

Tabel 4.4 Identitas Responden………...46

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Budaya Organisasi……….48

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kepuasan Kerja……… 51

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kinerja Karyawan………..53

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogrov Smirnov………..56

Tabel 4.9 Uji Glejser………..58

Tabel 4.10 Multikolinearitas………....59

Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda………....60

Tabel 4.12 Hasil F Hitung………62

Tabel 4.13 Hasil T Hitung………64

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV Raysa Properti………40

Gambar 4.2 Normal P-Plot………55

Gambar 4.3 Histogram Normalitas………...56

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Kuesioner………..76

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas………..78

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Validitas I………81

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Validitas II………..82

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden………...83

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul "Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan CV Raysa Properti Medan". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik regresi linier berganda dan analisis kuantitatif. Penganalisisan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.0 for windows. Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 42 orang karyawan CV Raysa Properti Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yang terdiri dari 42 orang karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan. Secara parsial variabel lingkungan kerja fisik berpengaruh dominan dengan positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan CV Raysa Properti Medan.

(12)

ABSTRACT

This research titled "The Effect of Physical and Non Physical Work Environment Toward Employee’s Work Stress of CV Raysa Properti Medan". This study aims to determine the effect of Physical and Non Physical Work Environment toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan

This method research used are multiple linear regression analysis of statistical and quantitative analysis. Analyze data using statistical data processing software is SPSS 17.0 for windows. The study population was numbered 42 employees CV Raysa Properti Medan. The sample in this study using census method which consists of 42 employees.

The result of this research showed that simultaneously physical and non physical work environment have positive and significant impact toward employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan. Partially variable physical work environment has dominant effect with positive and significant empact towards employee’s work stress of CV Raysa Properti Medan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dalam organisasi yang bertugas mengelola unsur manusia secara baik agar tenaga kerja puas akan pekerjaannya. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting didalam suatu organisasi. Tanpa peran manusia, organisasi tidak akan berjalan, meski faktor-faktor lain telah tersedia karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi.

Pengelolaan sumber daya manusia secara maksimal membutuhkan manajemen yang berpihak kepada perkembangan dan kebutuhan karyawan sebagai pelaksana rencana kerja. Keberpihakan pada pemenuhan kebutuhan kerja karyawan akan mampu membangun loyalitas kerja yang lebih efektif dan efisien karena para karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap keberadaan dan keberlangsungan perusahaan.

(14)

kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasil yang ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu.

Ada berbagai penyebab yang memungkinkan karyawan menjadi stres sebagaimana dinyatakan menurut Nitisemito (2001:195) antara lain lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas – tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.

(15)

Karena lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang – orang yang ada di dalam lingkungannya, maka pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreatifitas. Adapun lingkungan kerja yang tidak sesuai antara lain lingkungan sesama karyawan yang merupakan suasana yang tercipta karena interaksi dengan sesama karyawan, lingkungan kerja dengan atasan yang merupakan suasana kerja dengan pihak atasan, keterjaminan kerja yang kurang memadai bagi karyawan serta kurangnya rasa aman yang dirasakan karyawan yang kesemuanya ini dikategorikan dengan lingkungan kerja non fisik.(Nitisemito, 2001:183)

Setiap perusahaan tentunya memiliki masalah organisasional masing-masing, demikian juga perusahaan CV. Raysa Properti yang bergerak dibidang perumahan yang didirikan pada tahun 2000, dan sudah berhasil membangun banyak kompleks perumahan dibeberapa daerah di kota Medan dan beberapa wilayah di Sumatera Utara. CV. Raysa Properti memiliki 2 tipe perumahan yang berada di 2 wilayah berbeda yaitu tipe 8 m x 16 m, yang terletak di Jl, Sidodadi, Gedung Johor serta tipe 90 m2 dan tipe 100 m2, Jl. Eka Rasmi, Gedung Johor. Pada perkembangan saat ini, pembangunan perumahan berbagai tipe terus dilaksanakan dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat untuk berbagai tipe kebutuhan rumah.

(16)

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Penjualan CV Raysa Properti Medan Tahun 2006 – 2010

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat adanya fluktuasi jumlah penjualan rumah CV. Raysa Properti Medan untuk dua wilayah kompleks perumahan yang berbeda yang kesemuanya tidak mencapai standar target yang diharapkan perusahaan. Setelah dilakukan pra survey pada kantor pusat CV. Raysa Properti Medan, penyebab terjadinya penurunan kinerja tersebut dikarenakan adalah berasal dari permasalahan eksternal dan internal perusahaan. Masalah eksternal dimana terjadi ketidakstabilan kondisi perekonomian global maupun dalam negeri yang berdampak pada naiknya harga-harga bahan bangunan yang menyebabkan naiknya harga rumah yang dijual serta beberapa masalah internal perusahaan. Sedangkan masalah internal perusahaan salah satunya berasal dari masalah lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan kerja fisik dan non fisik pada perusahaan sehingga menimbulkan stres kerja terhadap karyawan CV. Raysa Properti Medan.

(17)

yang mengawasi, dan penerangan yang cukup baik. Namun sebagian besar karyawan berpendapat bahwa lingkungan kerja fisik memberikan dampak pada penurunan kinerja dimana terbatasnya kondisi di dalam kantor yang sempit mengambat ruang gerak karyawan dalam beraktifitas, sirkulasi udara dan mutu udara yang kurang baik karena lokasi kantor yang berdekatan dengan lokasi pembangunan rumah sehingga banyak debu dan udara kotor yang mengganggu karyawan dalam bekerja. Masalah lain juga berasal dari kebisingan pembangunan rumah sehingga mengganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja.

(18)

Interaksi sosial yang kurang baik antar karyawan berdampak pada meningkatnya jumlah keluhan karyawan dimana karyawan akan mudah menjadi tertekan secara psikologis serta ketidakpuasan kerja dikarenakan komunikasi sosial yang terjalin kurang berjalan dengan lancar. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan pada CV. Raysa Properti Medan.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor lingkungan fisik dan non fisik terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi CV Raysa Properti Medan

(19)

lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik sehingga berdampak pada kesinambungan perusahaan dan peningkatan prestasi karyawan kedepannya. 2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wadah penulisan yang bersifat ilmiah serta memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang sumber daya manusia yang berkaitan dengan faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik serta hubungannya terhadap stres kerja karyawan.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang baik bagi karyawan dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan motivasi kerja, dan akhirnya menurunkan kinerja karyawan bahkan memiliki kecenderungan menyebabkan stres bagi karyawan.

Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi maupun dalam membangkitkan semangat kerja pegawai sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu pegawai akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising, pertukaran udara yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif modern.

(21)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja bahwa Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk kegiatan perkantoran. Persyaratan kesehatan lingkungan kerja dalam keputusan ini diberlakukan baik terhadap kantor yang berdiri sendiri maupun yang berkelompok.

2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Nitisemito (2001:183) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.

Menurut Cikmat dalam Nawawi (2003:292) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi.

(22)

sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.

Menurut Forehand dan Gilmer dalam Agustini (2006:8), lingkungan kerja adalah suatu set ciri-ciri yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya dalam jangka waktu panjang dan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam organisasi tersebut”.

Sedangkan Komara (2005:51) mengatakan bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu. lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, interaksi sosial pegawai dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai bekerja yang mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

(23)

menyenangkan dan membetahkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.

a. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam perusahaan yang meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna, pengaturan suhu udara, kebersihan, dan ruang gerak.

b. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau disentuh tetapi dapat dirasakan oleh karyawan tersebut. Iklim kerja dapat dibentuk oleh para pemimpin yang berarti pimpinan tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membentuk iklim kerja tersebut.

2.1.3 Hubungan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja

(24)

2.2 Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:23) “Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni: 1) lingkungan kerja fisik, dan 2) lingkungan kerja non fisik. Indikator-indikator lingkungan kerja fisik adalah: 1) penerangan, 2) suhu udara, 3) sirkulasi udara, 4) ukuran ruang kerja, 5) tata letak ruang kerja, 6) privasi ruang kerja 7) kebersihan 8) suara bising, 9) penggunaan warna, 10) peralatan kantor, 11) keamanan kerja, 12) musik ditempat kerja.

2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Menurut Sarwono (2005:51), “Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia.

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Robbins (2002:226), lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah:

a. Suhu

(25)

penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.

b. Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai.

c. Penerangan

Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas ahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda.

d. Mutu Udara

(26)

Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyamanan bagipegawai di tempat kerjanya. Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja tersebut menurut Robbins (2002:250) terdiri atas :

a. Ukuran ruang kerja

Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan prestasi kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas.

b. Pengaturan ruang kerja

Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan ruang kerja itu penting karena sangat dipengaruhi interaksi sosial. Orang lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh karena itu lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang ingin diketahui.

c. Privasi

(27)

rekan kerja, yang dibatasi dengan meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat dipihak banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit.

2.3 Lingkungan Kerja Non Fisik

2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:31) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001:171), perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena kita saling membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan.

(28)

meningkatkatkan kreativitas. Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja (Munandar, 2001:371).

2.4 Stress Kerja

Sebenarnya stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. Selye (dalam Jacinta F., 2002;21-22) membedakan stres menjadi 2 yaitu distress yang destruktif dan eustress yang merupakan kekuatan positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Semakin tinggi dorongan untuk berprestasi, makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya. Menurut Philip L. (dalam Jacinta F., 2002:19), menyatakan bahwa seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja jika:

a. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak oraganisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja.

b. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. c. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk

(29)

Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif. Stres dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit, baik fisik maupun mental sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal.

2.4.1 Pengertian Stres Kerja

Menurut Anoraga (2002:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Menurut Veithzal (2004:516), stres kerja adalah suatu kondisi keterangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan, dalam hal ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2005:29), stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami dalam menghadapi pekerjaan.

2.4.2 Penyebab Stres Kerja

Menurut Carry Cooper dalam Munandar (2001:387) menyatakan bahwa sumber stres kerja ada empat yaitu sebagai berikut:

a. Kondisi pekerjaan

(30)

2. Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam tekanan yang tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan karyawan.

3. Deprivational stres. Kondisi pekerjaan tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial).

4. Pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan yang beresiko tinggi atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, dan sebagainya

b. Konflik Peran

Stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen. Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga ahirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.

(31)

Setiap orang pasti punya harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Namun cita- cita dan perkembangan karir banyak sekali yang tidak terlaksana.

d. Struktur Organisasi

Gambaran perusahaan yang diwarnai dengan struktur organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab, aturan main yang terlalu kaku atau tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak jelas serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan menjadi stres.

Pengendalian yang buruk terhadap penyebab stres kerja dapat berakibat pada penyakit dan menurunnya penampilan dan produktivitas. Stres kerja dapat disebabkan oleh beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan yang rendah, iklim kerja yang tidak menentu, autoritas yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan perusahaan, dan frustasi.

Menurut Munandar (2001:381), faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan dapat dikelompokkan atas beberapa yaitu sebagai berikut:

a. Faktor – faktor instrinsik dalam pekerjaan

Meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik berupa bising, vibrasi (getaran), higienis (kebersihan). Sedangkan tuntutan tugas mencakup.

(32)

Kerja shift merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Para pekerja shift lebih sering mengeluh tentang kelelahan dan gangguan perut daripada para pekerja pagi, siang dan dampak dari kerja shift terhadap kebiasaan makan yang mungkin menyebabkan gangguan perut.

2. Beban kerja

Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres.

3. Peran terhadap risiko dan bahaya

Risiko dan bahaya dikaitkan dengan jabatan tertentu merupakan sumber stres. Makin besar kesadaran akan bahaya dalam pekerjaannya makin besar depresi dan kecemasan pada tenaga kerja.

b. Peran individu dalam organisasi

Setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai yang diharapkan atasannya.

c. Pengembangan karir

Pengembangan karir merupakan pembangkit stres potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih dan promosi yang kurang.

(33)

Harus hidup dengan orang lain merupakan salah satu aspek dari kehidupan yang penuh stres. Hubungan yang baik antar anggota dari satu kelompok kerja dianggap sebagai faktor utama dalam kesehatan individu dan organisaasi.

e. Struktur dan iklim organisasi

Kepuasan dan ketidakpastian kerja berkaitan dengan penilaian dari struktur dan iklim organisasi. Faktor stres yang ditemui terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlibat atau berperan serta dalam organisasi.

f. Tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan

Kategori pembangkit stres potensial ini mencakup segala unsur kehidupan seorang yang dapat berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan dan kerja didalam satu organisasi dan dengan demikian memberikan tekanan pada individu. Isu tentang keluarga, krisis kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan semuanya dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya.

g. Ciri individu

(34)

2.4.3 Gejala Stres Kerja

Menurut Jacinta F. (2002:23), menyatakan bahwa stres kerja dapat juga mengakibatkan hal- hal sebagai berikut:

a. Dampak terhadap perusahaan

1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja

2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja 3. Menurunnya tingkat produktivitas

4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Randall Schuller, stres yang dihadapi tenaga kerja berhubungan dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja dan kecenderungan mengalami kecelakaan. Demikian pula jika banyak diantara tenaga kerja di dalam organisasi atau perusahaan mengalami stres kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu.

b. Dampak terhadap individu

Muncul masalah – masalah yang berhubungan dengan: 1. Kesehatan

Banyak penelitian yang menemukan adanya akibat-akibat stres terhadap kesehatan seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya.

(35)

Stres berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekhawatiran yang terus menerus yang disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan.

3. Interaksi interpersonal

Orang yang sedang stres akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stres. Oleh karena itu sering salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat dan penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Orang stres sering mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri.

2.4.4 Mengelola Stres Kerja Karyawan

(36)

2.5. Penelitian Terdahulu

Susilo (2007) dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Non Fisik Terhadap Stres Kerja Pada PT. Indo Bali Di Kecamatan Negara, Kabupaten Jimbaran, Bali”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik dan non fisik secara simultan dan parsial terhadap stress kerja karyawan serta mengetahui pengaruh yang dominan terhadap stress kerja karyawan di PT. Indo Bali di Bali. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan. Sedangkan secara parsial lingkungan kerja fisik berpengaruh negatif signifikan terhadap stress kerja pada karyawan di PT. Indo Bali dan lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja.

(37)

2.6. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah landasan utama dalam sebuah penelitian dimana sepenuhnya menjadi acuan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur (Kuncoro, 2003: 44).

Menurut Robbins (2002:224) Lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stres kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan, d) mutu udara.

Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2001: 183), perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena karyawan saling membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan yang dampaknya akan berpengaruh pada stres kerja karyawan.

(38)

ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat karyawan tersebut bekerja.

Berdasarkan teori tersebut di atas, dapat disusun skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu :

Sumber : Robbins (2002), Nitisemito (2001), Veithzal (2004) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005:84).

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: “faktor lingkungan fisik dan non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan pada CV. Raysa Properti Medan”.

Lingkungan Fisik (X1)

Lingkungan Non Fisik (X2)

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis eksplanasi, yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut tingkatannya yang berdasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya,yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor pusat CV. Raysa Properti Medan yang berlokasi di Jl. Setia Budi No.242 Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2012.

3.3. Batasan Operasional

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu dibatasi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Variabel Independen (X) yaitu Lingkungan Kerja Fisik (X1) dan Lingkungan Kerja Non Fisik (X2).

(40)

3.4. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independen variabel dari penelitian ini adalah :

1. Lingkungan fisik (variabel X1)

Lingkungan kerja dalam bentuk fisik atau berwujud dalam mendukung pencapaian kerja karyawan CV Raysa Properti. Indikatornya adalah: a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan, d) mutu udara dan e) ruang kerja. 2. Lingkungan non fisik (variabel X2)

Lingkungan non fisik mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama pada CV Raysa Properti Medan.

(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Sumber: Robbins(2002), Nitisemito (2001) dan Veithzal (2004) diolah Peneliti (2011)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

Variabel Defenisi Indikator Skala

(42)

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74), populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada CV Raysa Properti Medan yang berjumlah 42 orang, yang dapat dilihat dari Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan CV. Raysa Properti Medan

No Bagian/Unit Kerja Jumlah

1 Bagian Pemasaran 24

2 Bagian Operasional 18

Jumlah 42

Sumber : CV. Raysa Properti Medan, Tahun 2011

2. Sampel

(43)

Medan sebanyak 42 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, yaitu responden yang mempunyai berbagai karakteristik yang sesuai dengan subjek penelitian (Sugiyono, 2005:78).

3.7 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data dari CV. Raysa Properti Medan berupa jurnal, laporan keuangan dan sebagainya.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1.Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada responden yaitu karyawan CV. Raysa Properti Medan.

2.Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

3. Studi Dokumentasi

(44)

laporan keuangan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang responden di luar sampel penelitian lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16.0. Uji validitas dan reliabilitas di lakukan pada 42 orang karyawan CV Flamboyan Raya. Hal ini dilakukan karena kedua tempat tersebut berdekatan dan memiliki kesamaan karakteristik dalam sampel penelitian yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perumahan.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang dkk., 2008:69). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria stres kerja karyawan adalah:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak

(45)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Situmorang dkk., 2008:72). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum mengenai karakteristik dan kriteria responden yang akan diteliti.

b. Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik

(46)

a). Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,dkk 2008:95).

b). Uji Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan stres kerja karyawan sebagai variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, dkk., 2008:98).

c) Uji Multikolinearitas

(47)

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, dkk., 2008:129).

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e Di mana:

Y = Stres Kerja Karywan a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Lingkungan Kerja Fisik b2 = Koefisien Regresi X2

X2 = Lingkungan Kerja Non Fisik e = Standart Error

3. Uji Hipotesis

a) Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )

(48)

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Ha: b1 b2 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Kriteria Stres Kerja Karyawan:

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5% b) Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )

Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas yaitu lingkungan kerja Fisik dan lingkungan kerja non fisik secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat yaitu stres kerja karyawan dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Ha: b1, b2 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Stres Kerja Karyawan).

Kriteria Stres Kerja Karyawan:

(49)

4. Koefisien Determinasi (R²)

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Latar Belakang Perusahaan

CV Raysa Properti didirikan oleh Bapak H. Muhammad Akram Ray pada tahun 2000 yang berdasarkan keinginan untuk melakukan usaha bisnis dengan spesifikasi dibidang perumahan. Nama perusahaan yang didasarkan atas nama anak bungsu perempuannya yang bernama Raysa merupakan bentuk rasa kasih sayangnya kepada anaknya. Yakin akan usaha yang digelutinya akan mengantarkannya kepada bisnis properti yang diprediksinya akan diminati dalam waktu dekat. Setelah berjalan setahun, usahanya berkembang menjadi kontraktor bangunan. Perkenalannya dengan dunia bangunan membuatnya matang dengan pengalaman proyek dan berkenalan dengan para praktisi di bidang usaha kontraktor maupun developer.

Tidak lama berselang, pada tahun 2001, niatnya untuk segera memulai bisnis properti terjawab dengan terwujudnya perumahan pertama yang dibangunnya dengan nama Raysa Residence dengan tipe perumahan 8m2 x 16m2 yang terletak di jalan Sidodadi, Gedung Johor dan tipe 90m2x100m2 di jalan Eka Rasmi Gedung Johor Medan.

4.1. 2 Struktur Organisasi

(51)

didalamnya berisi penjelasan mengenai aktifitas, tugas, dan tanggung jawab dari setiap tugas bagian dari orang-orang tersebut.

Suatu struktur organisasi harus mampu menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaaan secara optimal. Struktur organisasi itu juga harus mengatur tata hubungan yang harmonis antara unit-unit organisasi didalamnya. Karena itu suatu struktur organisasi harus sesuai, jelas dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga akan lebih mudah untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

(52)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi CV. Raysa Properti Sumber : CV Raysa Properti Medan (2012)

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa organisasi yang digunakan adalah organisasi garis dan staf, dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai kepada unit di bawahnya sehingga terdapat kesatuan perintah dan dapat dilihat dari garis komando yang disusun berdasarkan tingkatan jabatan mulai dari pemilik usaha sampai jabatan terendah dibawahnya yaitu karyawan bagian pemasaran, supervisor dan bagian operasional sampai kepada para buruh bangunan sesuai dengan deskripsi jabatan masing-masing.

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dijelaskan dengan deskripsi kerja dibawah ini:

Pemilik Usaha

Karyawan Bagian Pemasaran

Karyawan Bagian Operasional (Bagian Penerimaan

Barang Masuk)

(53)

1. Pemilik Usaha

a. Menetapkan keputusan-keputusan internal maupun eksternal.

b. Menjalin hubungan dengan kontraktor, developer, dan Bank terkait masalah KPR konsumen.

c. Mengawasi pencapaian target yang dilakukan karyawan. d. Mengawasi kinerja para buruh bangunan.

e. Membuat kebijakan yang berhubungan dengan operasionalisasi perusahaan.

2. Karyawan Bagian Pemasaran

a. Bertanggung jawab dalam mencari pembeli.

b. Melakukan komunikasi intensif dan tindakan persuasif kepada pembeli.

c. Menginformasikan segala jenis informasi kepada pembeli maupun calon pembeli.

d. Mencapai target penjualan yang diharapkan perusahaan. e. Membuat laporan hasil pencapaian target penjualan. f. Membuat segala jenis strategi promosi.

g. Bertanggung jawab dalam melaporkan hasil target penjualan dan promosi kepada pemilik usaha.

3. Karyawan Bagian Operasional (Bagian Penerimaan Barang Masuk) a. Mengatur sistem logistik dan pengadaan bahan baku bangunan.

(54)

c. Melakukan pengaturan manajemen jadwal kerja, gaji buruh, dan pengaturan absensi untuk buruh bangunan.

d. Bertanggung jawab dalam melaporkan operasionalisasi kegiatan di lapangan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science ) 16.0 for windows. 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

(55)

Tabel 4.1 Uji Validitas I

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.553 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

(56)

Tabel 4.2 Uji Validitas II

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.541 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Situmorang, 2008:75), butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali, jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.

(57)

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

r alpha / Cranbach alpha Jumlah Pertanyaan

0.931 15

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Pada pengujian reliabilitas nilai Cronbach alpha harus lebih besar dari nilai instrumen Cronbach alpha maka dapat dikatakan reliabel. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha > Instrumen Cronbach alpha yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2 Analisis Deskiptif Responden

(58)

Tabel 4.4

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa :

(59)

sehingga, sebagian besar karyawan yang bekerja di usaha CV Raysa Properti Medan adalah golongan usia muda.

b. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 23 orang atau 54,7% responden adalah pria dan 19 orang atau 45,2% responden adalah wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin pria karena beberapa bagian di usaha CV Raysa Properti Medan memerlukan karyawan berjenis kelamin pria.

c. Berdasarkan status responden, dapat diketahui bahwa responden yang belum menikah sebanyak 24 orang atau 54,7% dan sisanya yaitu yang sudah menikah sebanyak 18 orang atau 48,2%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar responden merupakan responden yang masih lajang/single. d. Berdasarkan jenjang pendidikan responden, dapat diketahui bahwa

responden yang merupakan tamatan SMA sebanyak 14 orang atau 33,3% serta yang lulusan perguruan tinggi sebesar 28 orang atau 66,6%. Hal ini menandakan bahwa mayoritas responden adalah lulusan perguruan tinggi dikarenakan dalam bekerja pada CV Raysa Properti Medan memerlukan kemampuan dan pengetahuan yang lebih luas dan spesifik mengenai perkantoran berdasarkan standar kriteria rekrutmen karyawan yang mengharuskan seorang karyawan minimal lulusan perguruan tinggi.

(60)

29 orang atau 69%. Hal ini menandakan bahwa responden terbanyak adalah responden yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun.

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan pelanggan terhadap nilai lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap stres kerja karyawan baru CV Raysa Properti Medan.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Fisik

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Fisik

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel lingkungan kerja pada Tabel 4.5 yaitu:

(61)

atau 35,7% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 7,1% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara yang nyaman dikarenakan fasilitas AC yang memadai memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi karyawan.

b) Pada pernyataan kedua (Penerangan di CV. Raysa Properti Medan cukup baik) sebanyak 4 orang atau 9,5% yang menyatakan sangat setuju, 26 orang atau 61,9% menyatakan setuju, 9 orang atau 21,4% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa penerangan di dalam kantor terdistribusi dengan merata dengan jumlah lampu penerangan yang memadai.

c) Pada pernyataan ketiga (Kebisingan dari luar yaitu pembangunan rumah di tempat saya bekerja tidak mengganggu konsentrasi saya dalam bekerja.) sebanyak 4 orang atau 9,5% yang menyatakan sangat setuju, 11 orang atau 26,2% menyatakan setuju, 18 orang atau 42,9% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 19% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa tingkat kebisingan pada usaha CV Raysa Properti Medan masih mengganggu kenyamanan bekerja para karyawan dikarenakan adanya suara-suara dari luar kantor yang sedang membangun rumah pada CV Raysa Properti Medan.

(62)

atau 14,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa mutu udara kurang higienis dirasakan oleh sebagian karyawan dikarenakan debu dan asap akibat pembangunan rumah.

e) Pada pernyataan kelima (Ruang gerak pada CV Raysa Properti Medan memberikan saya keleluasaan dalam bergerak) sebanyak 1 orang atau 2,4% yang menyatakan sangat setuju, 9 orang atau 21,4% menyatakan setuju, 16 orang atau 38,1% menyatakan kurang setuju, 10 orang atau 23,8% menyatakan tidak setuju dan 6 orang 14,3% menyatakan sangat tidak setuju Hal ini menunjukkan bahwa ruang gerak kurang memberikan keleluasaan dalam bekerja oleh sebagian besar karyawan dikarenakan luas lingkungan kantor yang tidak begitu besar.

(63)

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Non Fisik

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja Non Fisik

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%) Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel lingkungan kerja non fisik pada Tabel 4.6 yaitu:

a) Pada pernyataan ketujuh (Hubungan karyawan dengan atasan terjalin dengan baik) sebanyak 5 orang atau 11,9% yang menyatakan sangat setuju, 28 orang atau 66,7% menyatakan setuju, 7 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan karyawan dengan atasan terjalin dengan harmonis.

(64)

merasa atasan sulit untuk ditemui secara langsung karena jarang berada di kantor.

c) Pada pernyataan kesembilan (Laporan kepada atasan berjalan dengan lancar) sebanyak 2 orang atau 4,8% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 17 orang atau 40,5% menyatakan setuju, 15 orang atau 35,7% menyatakan kurang setuju, 7 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian laporan-laporan pekerjaan kepada atasan berjalan dengan baik oleh sebagian besar karyawan dikarenakan adanya akses internet yang memudahkan pemberian informasi kepada atasan.

d) Pada pernyataan kesepuluh (Koordinasi antar sesama karyawan baik) sebanyak sebanyak 8 orang atau 19% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 19 orang atau 45,2% menyatakan setuju, 12 orang atau 28,6% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 4,8% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi dalam pemberian informasi mengenai pekerjaan antar karyawan berjalan cukup lancar.

(65)

berjalan dengan baik dikarenakan kondisi persaingan yang cukup tinggi di dalam kantor sehingga hubungan yang terjalin kurang harmonis oleh sebagian karyawan, khususnya karyawan bagian pemasaran yang harus mengerjar target yang terbaik jika ingin mendapatkan bonus yang lebih.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Stres Kerja Karyawan

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Stres Kerja Karyawan

Indikator Penelitian (Pernyataan)

Frekuensi Pendapat Responden (%) Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0(2012)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 42 orang responden untuk variabel stres kerja karyawan pada Tabel 4.7 yaitu:

a) Pada pernyataan keduabelas (Saya merasa resah jika ada persaingan tidak sehat antar karyawan) sebanyak 7 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat setuju, 17 orang atau 40,8% menyatakan setuju, 14 orang atau 33,3% menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 9,8% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan merasakan kondisi bahwa persaingan cukup tinggi membuat karyawan resah dalam bekerja dan merasa tertekan secara emosional.

(66)

setuju, 15 orang atau 35,7% menyatakan setuju, 16 orang atau 38,1% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 7,1% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan merasa kurang tergali potensi didalam dirinya untuk membuat ide-ide kreatif dalam pencapaian target yang maksimal.

c). Pada pernyataan ketiga (Lingkungan kerja kurang menghambat konsentrasi dalam bekerja) sebanyak 1 orang atau 2,4% yang menyatakan sangat setuju, 18 orang atau 42,9% menyatakan setuju, 17 orang atau 40,5% menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 11,9% yang menyatakan tidak setuju, dan 1 orang atau 2,4% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa lingkungan kerja yang kurang baik di dalam kantor cukup dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja secara maksimal.

d). Pada pernyataan keempat (Saya merasa tidak terlalu lelah dalam bekerja pada CV. Raysa Properti) sebanyak 4 orang atau 9,5% yang menyatakan sangat

(67)

4.2.4 Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2 dan Gambar 4.3:

Gambar .4.2 Grafik P-P Plot

(68)

Gambar .4.3 Histogram Normalitas

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0

Pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatterplot

terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal, sedangkan pada Gambar

4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh

gambar tersebut, di mana tidak menceng ke kiri atau ke kanan.

2. Analisis Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal

secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang

didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Tabel 4.8

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.85068172

Most Extreme Differences Absolute .119

Positive .119

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .770

Asymp. Sig. (2-tailed) .594

a. Test distribution is Normal.

(69)

Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.594, ini berarti nilainya di atas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Metode Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.4

Scatterplot Heteroskedastisitas

(70)

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

2. Uji Glejser

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2012)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent absolute Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas

(71)

Tabel 4.10 Multikolinieritas

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2012)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

a. Nilai VIF dari nilai lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik lebih besar dari 0.1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap variabel terikat yaitu stres kerja karyawan (Y). Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Penjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut ini:

(72)

Tabel 4.11

a. Dependent Variable: STRES_KERJA

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 16.0 (2011)

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.11 pada kolom kedua (Unstandartrized coeficient) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah :

Y = 1,345 +0,322X1 + 0,355X2 +e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 1.345 Ini mempunyai arti bahwa apabila variabel lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dianggap konstan

maka tingkat variabel stres kerja karyawan (Y) sebesar 1,345 satuan. b. Koefisien X1 (b1) = 0,322. Variabel lingkungan kerja fisik terhadap

stres kerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar 0,322. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel lingkungan kerja fisik sebesar 1 satuan, maka stres kerja karyawan pada CV Raysa Properti Medan akan naik sebesar 0,322.

(73)

non fisik sebesar 1 satuan, maka stres kerja karyawan pada CV Raysa Properti Medan akan naik sebesar 0,355.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji - F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1, X2) berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap variabel terikat (Y) berupa stres kerja karyawan pada CV Raysa Properti Medan.

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2,) berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) berupa lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap variabel terikat (Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

(74)

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 42 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3,24 sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 42-3 = 39

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabelpada tingkat α = 5% (2:39) = 3,24 , dengan kriteria uji sebagai berikut:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

a. Predictors: (Constant), LK_NONFISIK, LK_FISIK

b. Dependent Variable: STRES_KERJA

Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 (2012)

Gambar

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penjualan CV Raysa Properti Medan
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Raysa Properti
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai pengaruh karakteristik individu dan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan nasabah terhadap nilai kinerja produk, nilai pelayanan, dan

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan responden terhadap nilai Harga, Kualitas Produk dan Fitur

3.4.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa lingkungan kerja fisik tidak

Pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan adalah sedang, dibuktikan dengan uji korelasi secara parsial variabel lingkungan kerja fisik memiliki nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung variabel stress kerja, beban kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap turnover

Hasil pengujian hipotesis kedua bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan dibuktikan dengan hasil dari pengolahan data SPSS 22

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh perencanaan strategis sumber daya manusia terhadap kepuasan kerja