• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/201"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

(Skripsi)

Oleh

RIKA PERMATASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

Oleh Rika Permatasari

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan

di SMP Negeri 2 Talang Padang dengan desain pretes-postes tak ekuivalen.

Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIb dan VIId yang dipilih secara Purposive

Sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai

pretest, posttest, dan N-gain yang dianalisis menggunakan uji-U, dan data

kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan

siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas

eksperimen dengan rata-rata N-gain eksperimen (68,89 ) lebih tinggi dari pada

kelas kontrol (44,51). Aktivitas belajar siswa pada kelas yang menggunakan

(3)

ii

Dibandingkan dengan kelas yang mengggunakan metode diskusi sebesar 73,96%.

Dan aspek aktivitas yang diamati tertinggi pada kelas eksperimen yaitu

mengajukan pertanyaan dengan kreteria baik sedangkan untuk kelas kontrol

tertinggi pada bekerja sama dengan teman anggota kelompok dengan kreteria

baik. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 2 Talang Padang,Tanggamus TP. 20013/2014)

Oleh

RIKA PERMATASARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talang Padang pada tanggal 18

Juni 1989, yang merupakan anak Pertama dari dua

bersaudara, dari pasangan Bapak Hendri Anas dengan

Ibu Erhalina, S.Pd. Tempat tinggal di Jl. SD N 2

Banding Agung Kec. Talang Padang, Kab. Tanggamus,

Hp. 085266455959.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Banding

Agung, diselesaikan tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Negeri 1 Talang Padang, diselesaikan tahun 2005, Sekolah Menengah Atas

(SMA) Utama 2 Bandar Lampung, diselesaikan tahun 2008. Pada tahun 2008

penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program studi

Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 4

Sekampung dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kecamatan Sekampung

Kabupaten Lampung Timur dan Pada Tahun 2012 Penulis melaksanakan

penelitian di SMPN 2 Talang Padang untuk meraih gelar sarjana

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi

Maha penyayang

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya

sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

 Yang tercinta Ayahandaku Hendri Anas dengan ibundaku tersayang Erhalina S.Pd., yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan

limpahan cinta, kasih kalian lah yang selalu menguatkanku, mendukung

segala langkahku menuju keberhasilan dan kebahagian, takkan pernah bisa

terbalas, sumber inspirasiku serta selalu menyemangati, memotifasi,

memberi kepercayaan, dan mendoakan keberhasilanku.

 Adikku Bobi Ramanda yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan segala bentuk dukungan yang diberikan untuk menantikan

keberhasilanku.

(10)

MOTTO

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu

sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu

sendiri

(Q.S. Al-

Isra’:

7)

Waktu mengubah semua hal kecuali kita, kita mungkin menua

dengan berjalannya waktu tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang

harus mengubah diri kita sendiri”

(Mario Teguh)

Jalani hidup dengan kebaikan, jujur serta sabar, terus berusaha

mendapatkan yang terbaik

(11)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengelolaan Lingkungan (Studi Eksperimental Kelas VII Semester Genap SMPN 2 Talang Padang, Tanggamus TP 2013/2014)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila;

3. Berti Yolida, S.Pd,. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si. , selaku pembimbing I dan pembimbing akademik atas

kesabaran, nasihat, motivasi, dan masukannya kepada penulis sehingga skripsi

(12)

xii

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah

banyak memberikan nasehat,masukan, dan motivasi hingga skripsi ini

dapat selesai;

6. Drs. Arwin Achmad, M.Si, selaku pembahas atas saran - saran perbaikan

serta arahan untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini;

7. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII atas

kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian;

8. Sahabatku tercinta di Biologi yang memberikanku semangat, Rohmaniar,

S.Pd, Riya Mariga Sari, S.Pd, Novi Yolanda, SP.d, Aryani Dwi K, Susi

Susanti, S.Pd, Heni Yuli Puspita Sari, Nurmala Sari, Harry Haryono, dan Eko

Budiyono, S.Pd.

9. Teman-teman seperjuangan BIOMA terima kasih atas semangat yang

kalian berikan, serta kakak dan adik tingkatku atas kasih sayang dan

dukungan yang kalian berikan.

Bandar Lampung, 31 Desember 2015

Penulis

(13)

xiv

B. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Aktivitas belajar ... 12

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 44

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN 1. Silabus Eksperimen……… 49

2. Silabus Kontrol ………. 52

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen……….. 55

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ... 63

5. Lembar Kerja Kelompok 1 ... 71

6. Kunci Jawaban 1……… 77

7. Rubrik 1………. 80

8. Lembar Kerja Kelompok 2……… 82

9. Kunci Jawaban 2……… 88

10. Rubrik 2………. 91

11. Soal Pretes dan Postes ... 93

12. Kisi- Kisi Soal ... 97

13. Rubrik……… 101

14. Foto-Foto Penelitian ... 102

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabulasi hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 25

2. Pernyataan angket tanggapan siswa...... 27

3. Kriteria persentase Aktivitas Siswa……….. 28

4. Skor perjawaban angket……… 29

5. Tabulasi angket tanggapan siswa ……… 29

6. Tafsiran kriteria tanggapan siswa………. 30

7. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 33

8. Uji statistik terhadap Hasil belajar siswa ... 34

9. Hasil statistik rata-rata N-gain, uji normalitas, mann-whitney U setiap indikator kognitif (C3 dan C4) kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 35

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian tak ekuivalen ... 19

3. Grafik tanggapan siswa ... .... 37

4. Jawaban siswa pada LKK indicator kognitif C3 kelas Eksperimen ... 41

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa

untuk terlibat aktif sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini.

Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai

keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16). Proses

pembelajaran yang baik adalah melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan

guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran

tersebut (Anonim, 2010:1).

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

kemajuan bangsa di masa depan. Oleh karena itu dunia pendidikan semakin

hari terus mengadakan perbaikan kejenjang yang lebih baik, namun langkah

menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus diperbaiki salah

satunya ialah mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut

Trianto (2009: 4) sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang

mampu bersaing di era global. Dalam hal ini pendidikan merupakan faktor

penting dalam menyiapkan dan membangun sumber daya manusia yang

berkualitas.

Dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah

(18)

2

Selain mempersiapkan kualitas sumber daya manusia, pemerintah juga

melakukan revisi Kurikulum 2004 (KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). Menurut Kunandar (2009: 133), KTSP adalah sebuah

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

(kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap

seperangkat kompetensi tertentu.

KTSP, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning), siswa

dituntut untuk lebih aktif dan senantiasa mengambil bagian dalam aktivitas

belajar. Pada dasarnya siswa juga diharapkan tidak hanya mempelajari

konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal

sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas

materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis, untuk

itu dibutuhkan keterampilan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar guna

mencapai hal tersebut.

Kenyataan yang terjadi mutu pendidikan di indonesia masih rendah, proses

pembelajaran yang belum maksimal bila guru belum dapat menciptakan

suasana kelas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

menyebabkan siswa diam dan terkadang tidak mendengarkan penjelasan guru.

Begitu juga dengan SMP Negeri 2 Talang Padang Kabupaten Tanggamus.

Kenyataannya di sekolah tersebut masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan hasil belajar yang dicapai belum

(19)

3

Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan semester genap tahun pelajaran

2013/2014 adalah 6,0. Rata-rata tersebut belum memenuhi standar KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimum), yaitu Standar yang ditentukan sekolah untuk

pelajaran IPA adalah ≥68. Rendahnya nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa

pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan tersebut

diduga karena beberapa masalah dalam pembelajaran terutama metode yang

digunakan guru masih belum optimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dan aktivitas belajarnya masih kurang aktif. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu model/metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan konsep

siswa guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep siswa adalah model

pembelajaran cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembangan intelektual siswa (Ratumanan dalam Trianto, 2009:62).

Bahwa pembelajaran STAD memberikan pengaruh signifikan terhadap

penguasaan materi pokok Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan.

model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, siswa

aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

(20)

4

Guru selama ini masih menggunakan metode ceramah, sehingga aktivitas

belajar siswa yang tampak hanya mengajukan pertanyaan kepada guru dan

menjawab pertanyaan dari guru itupun hanya dilakukan oleh beberapa siswa

saja yang aktif. (Sardiman, 2003:95). Maka perlu diterapkan suatu model

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif

tipe STAD (membuat kelompok). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa dalam

kelompok-kelompok, selanjutnya setiap anggota kelompok mendapat soal/pertanyaan

dan jawaban pada kertas yang berbeda (Trianto, 2009:62).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADTerhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanakah pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar

siswa pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan?”

Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa ?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(21)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi

peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar

siswa.

2. Bagi guru, memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih

model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

3. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar berbeda yang dapat

menumbuhkan rasa kerjasama yang positif antar siswa.

4. Bagi sekolah, memberikan masukan untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sumbangan informasi dan pemikiran

(22)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD penyampaian tujuan pembelajaran,

smembentuk kelompok yang beranggota empat sampai lima orang secara

heterogen, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan

penghargaan kelompok.

2 Aktivitas yang diamati yaitu (1) bekerjasama dengan temen anggota

kelompok; (2) mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (3) mengajukan

pertanyaan ; (4) membuat kesimpulan.

3. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang

diperoleh dari rata-rata nilai hasil pretest dan postest.

4. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N

2 Talang Padang semester genap TP 2013/2014.

5. Materi pokok dalam penelitian ini adalah peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan dengan kompetensi dasar mengaplikasikan peran

manusia dalam pengelolaan lingkungan.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang mampu

mengingat informasi dari suatu sumber, dapat aktif dalam kegiatan

pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan

pengetahuan yang sudah dimiliki. Pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Talang

(23)

7

pengetahuan alam. Pembelajaran IPA bukan hanya merupakan mata pelajaran

hafalan, namun juga membutuhkan keterampilan lain seperti kemampuan

berpikir.Pembelajaran dengan menggunakan model STAD siswa bekerja

dan belajar dalam kelompok yang relatif heterogen. Meskipun termasuk

dalam model kooperatif, struktur ini memberikan kesempatan meningkatkan

aktivitas siswa. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berpusat pada

aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang

paling baik bagi guru yang menggunakan pendekatan koperatif. yang

tahapannya melalui siswa dibagi dalam beberapa kelompok, yang bertujuan

untuk saling membantu dalam memahami materi pelajaran, karena dalam hal

ini guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan pembelajaran.

karena siswa melakukan dan bekerja secara kelompok sehingga terjadi proses

berpikir terhadap materi yang baru diterima. Masing-masing setiap siswa

dalam kelompok harus menguasai materi untuk siap mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk

menyampaikan idenya dan meningkatkan kemungkinan masing-masing siswa

terlibat dengan setiap pertanyaan. Penyajian masalah dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan melatih siswa secara bertahap dibimbing untuk

lebih aktif yang dapat membangkitkan aktivitas siswa, sehingga hasil belajar

(24)

8

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif

tipe STAD, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas

dan hasil belajar siswa.

Ket: X = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD Y1 = Aktivitas belajar siswa.

Y2 = Hasil belajar siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

1. H0 = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN

2 Talang Padang pada materi pokok peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan

H1 = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPN 2 Talang

Padang pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa X

Y2

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif berasal dari kata

cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan

saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim

(Isjoni, 2007: 15). Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan

salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan

model yang paling baik bagi guru yang menggunakan pendekatan kooperatif

(Slavin,2009: 143).

lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu:

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

2. Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan diskusi

(26)

10

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

5. Evaluasi proses kelompok

Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk evaluasi agar kerjasama

selanjutnya lebih efektif (Johnson, 2002:30-33).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu metode yang

dikembangkan oleh Slavin dimana melibatkan “kompetisi” antar kelompok.

Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras,

dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama dengan

teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui

kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh

oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai

maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang

tinggi. metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi pelajaran,

termasuk sains, yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki

satu jawaban yang benar (Huda, 2009 :116). Terdapat langkah-langkah kerja

yang dilakukan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD seperti yang

telah dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (2012:145-151) yaitu :

1. Merencanakan pembelajaran dengan STAD

2. Melakukan perencanan untuk mengajar kelas utuh

Saat menggunakan STAD, merancang rencana untuk mempresentasikan

(27)

11

3. Mengatur kelompok

Untuk menerapkan STAD secara efektif tim harus diatur terlebih

dahulu.Tujuannya ialah menciptakan tim yang memiliki campuran

kemampuan, gender, dan etnisitas.

4. Merencanakan studi tim

Sukses pembelajaran STAD tergantung pada bahan-bahan yang berkualitas

tinggi untuk memadu interaksi di dalam kelompok. Disinilah tujuan belajar

menjadi penting. Tujuan itu memastikan bahwa pengajaran kelompok dan

studi tim selaras dengan tujuan belajar.

5. Menghitung skor dasar dan nilai perbaikan kesempatan

Setara untuk berhasil menjadi penting ketika menggunakan STAD.

Kesempatan setara untuk berhasil berarti bahwa semua siswa, terlepas dari

kemampuan atau latar belakang, bias berharap untuk diakui upayanya. Ini

dicapai dengan memberi siswa perbaikan nilai jika skor mereka di dalam

satu tes atau kuis lebih tinggi daripada skor dasar mereka. Skor dasar

adalah nilai rata-rata siswa berdasarkan tes dan kuis masa lampau atau

skor yang ditentukan oleh nilai semester lalu atau tahun lalu.

6. Menerapkan pelajaran menggunakan STAD

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD fase-fase yang

dilakukan yaitu :

a. Fase pengajaran b. Fase transisi ke tim c. Fase studi

(28)

12

Ada tujuh langkah dalam model pembelajaran kooperetif tipe STAD yaitu: (1)

Siswa diberikan tes awal dan diperoleh skor awal; (2) siswa dibagi kedalam

kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin,

ras atau suku; (3) guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; (4) guru

menyajikan bahan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim; (5) guru

membimbing kerja kelompok siswa; (6) siswa diberi tes tentang materi yang

telah diajarkan dan; (7) memberikan penghargaan (Hanafiah, 2009:44).

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif

belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan

belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan

mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan

melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa

mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang

telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan

(29)

13

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus

dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak

dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas

yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170). Aktivitas

fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,

bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau

hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah,

jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam

rangka pengajaran (Rohani, 2004:6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa

sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah

kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya,

mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat

siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,

diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik

(Slameto, 2003: 36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses

kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar.

Aktivitas tidak dapat terjadi begitu saja. Ada enam aspek penyebab terjadinya

(30)

14

pembelajaran; (2) Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan; (3) Partisipasi

siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4)

Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; (5) Kebebasan belajar yang

diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil

keputusan penting dalam pembelajaran; (6) Pemberian waktu untuk

menaggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak

berhubungan dengan pembelajaran (Mc.Keadlie dalam Yamin, 2007:77).

Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan

peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai

berikut:

1. Visual activities, membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan

sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik,

pidato dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket,

menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola

dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya.

(31)

15

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani

tenang, gugup dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap

aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu

dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses

belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Berakhirnya suatu proses

pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan

siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan.

Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran

antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah

(32)

16

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut

merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi

verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,

konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut (Dimyati dan Mujiono, 2002: 10).

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan.

Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu:

1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta

peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

(33)

17

dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk

meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru

s (Anderson, 2000: 67-68).

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil

belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,

ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan

tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran

yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah

diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil

belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas.

Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal

ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar

tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan

perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut

(34)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 tahun pelajaran 2014/2015 di

SMP Negeri 2 Talang Padang Kabupaten Tanggamus.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap

SMPN 2 Talang Padang tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 2 kelas.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIb sebagai kelompok

eksperimen dan siswa kelas VIId sebagai kelompok kontrol, pengambilan

sample dipilih dengan teknik Purposive Sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengandesain

pretes-postes kelompok tak ekuivalen. kelas eksperimen (VIIb) diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan kelas

kontrol (VIId) menggunakan metode diskusi. Hasil tes awal dan tes akhir pada

(35)

19

struktur desainnya adalah sebagai berikut:

X1 : perlakuan eksperimen (menggunakan model kooperatif tipe STAD) X2 : perlakuan kontrol (menggunakan metode diskusi)

(dimodifikasi dari Riyanto, 2001 : 43)

Gambar 2 . Desain penelitian tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut

1. Prapenelitian

Persiapan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Membuatan surat izin untuk penelitian pendahuluan ke SMPN 2

Talang Padang, tempat diadakannya penelitian.

2. Melakukan observasi ke SMPN 2 Talang Padang, untuk mendapatkan

informasi tentang keadaan kelas yang diteliti

3. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol

4. Mengelompokkan siswa secara heterogen pada kelas eksperimen dan

kontrol berdasarkan nilai akademik siswa, nilai diperoleh dari

dokumentasi pada guru kelas. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X1 O2

(36)

20

5. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

6. Membuat intrumen penelitian berupa : soal pretes/postes, lembar

observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model STAD untuk

kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

Kelas Eksperimen (Pembelajaran model STAD) a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama

2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

Pertemuan 1.

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan

tentang pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap

lingkungan. Bagaimanakah hubungan antara kepadatan populasi

manusia tersebut dengan pencemaran lingkungan?”

Pertemuan 2.

“Pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai

pencemaran lingkungan. Apakah dari pencemaran lingkungan

(37)

21

5. Siswa diberi motivasi:

Pertemuan 1

”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui

ketergantungan antara hidup manusia dengan lingkungan. Oleh

karena itu, kita harus mengetahui cara mengelola lingkungan

yang baik dan benar, sehingga kita dapat terhindar dari

pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat menyimpulkan ide

atau cara-cara upaya pencegahan kerusakan lingkungan.”

Kegiatan inti

1. Penyajian materi

Guru menyajikan materi mengenai peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

2. Belajar dalam kelompok

(38)

22

3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Setelah setiap kelompok mengerjakan lembar kerja,kemudian guru

meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan

kelas.

4. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi

5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

Kelompok terbaik ditentukan dari banyaknya anggota kelompok

yang melakukan aktivitas belajar yang diamati sesuai kriteria yang

telah ditentukan seperti bertanya,menjawab pertanyaan,dan

mengemukakan ide.

Penutup

1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari materi

pelajaran yang telah disampaikan.

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postes) yang sama dengan tes awal

(pretes) pada pertemuan kedua.

.

Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan Metode Diskusi) a. Pendahuluan

1. Siswa diberikan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian

mengenai pencemaran lingkungan

2. Siswa diberikan apersepsi

Pertemuan 1

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menanyakan

(39)

23

Bagaimanakah hubungan antara kepadatan populasi manusia tersebut

dengan pencemaran lingkungan?”

Pertemuan 2.

“Pertemuan yang lalu kita telah membahas mengenai pencemaran

lingkungan. Apakah dari pencemaran lingkungan tersebut dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan?”

a) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan 1

”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui

ketergantungan antara hidup manusia dengan lingkungan. Oleh

karena itu, kita harus mengetahui cara mengelola lingkungan

yang baik dan benar, sehingga kita dapat terhindar dari

pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat menciptakan ide atau

cara-cara upaya pencegahan kerusakan lingkungan.”

Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok belajar terdiri dari 4-5 orang siswa.

2. Guru membagikan LKK

3. Setiap siswa mendiskusikan soal pada LKK bersama

kelompoknya.

4. Guru membimbing dan menjadi fasilisator kelompok belajar yang

(40)

24

5. Guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya.

6. Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik.

Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung

dan memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan

datang.

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postes) yang sama dengan tes awal

(pretes) pada pertemuan kedua

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif yang diuraikan sebagai berikut a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

b.Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari

nilai pretes dan nilai postes, kemudian dihitung skor N-gain.

2. Teknik Pengambilan Data

(41)

25

a. Tabulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa

diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda

(√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah

ditentukan

Tabel 1. Tabulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa

A. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok 1. Tidak mau bekerjasama dengan teman (diam saja) 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua temen

3. Bekerjasama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok

B. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Tidak mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan tidak dapat menjawab pertanyaan (diam saja)

2. Mempresentasikan hasil diskusi tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar

(42)

26

diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir

pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk

soal adalah soal uraian kemudian dihitung selisih antara nilai pretes

dengan postes Selisih tersebut disebut sebagai skor gain.

(43)

27

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 7

pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.

Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan

pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket

tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan

tidak setuju.

Tabel 2. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran kooperatip tipe STAD

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan model pembelajaran tipe STAD

2 Saya lebih mudah memahami materi yang

dipelajari melalui model STAD

3 Pembelajaran yang diberikan kepada saya melalui model STAD memberi kesempatan untuk

meningkatkan hasil belajar

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran berlangsung

5 Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru

6 Saya menjadi memiliki rasa tanggung jawab dalam kelompok.

7 Pembelajaran yang saya ikuti tidak

(44)

28

F. Teknis Analisis Data a. Data Kualitatif

1. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut

dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan

menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan: = Rata-rata skor aktivitas siswa xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2005 : 67).

Menafsirkan atau menentukan kategori presentase Aktivitas Siswa

sesuai kriteria pada tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100

Data tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dikumpulkan melalui penyebaran

angket. Angket tanggapan berisi 7 pernyataan yang terdiri atas 4

(45)

29

Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012:30)

b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket

Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

No.

c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus

(46)

30

d. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan

siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Tabel 6. Tafsiran Kriteria Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD

(dimodifikasi dari Hake, 1999:1) b. Data Kuantitatif

Data hasil belajar penelitian ini berupa nilai pretes, postes, kemudian di

hitung selisih antara nilaipretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut

N-gain lalu dianalisis secara statistika. Untuk mendapatkan N-gain dapat

dihitung dengan menggunakan Hake (1999:1) yaitu :

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Nilai pretes, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol

selanjutnya dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17,

yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan

(47)

31

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan

menggunakan softwere SPSS versi 17.

a. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2005 : 466).

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t, kesamaan dua rata-rata dan

uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi

17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak berbeda secara

signifikan

H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel berbeda secara signifikan

a) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:13)

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

(48)

32

H0 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004 : 10)

c. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan Uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

(49)

44

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

Terdapat perbedaan yang signifikan Aktivitas dan hasil belajar materi pokok

peran manusia dalam pengelolaan lingkungan

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok peran manusia

dalam pengelolaan lingkungan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Kepada calon peneliti yang ingin meneruskan atau melaksanakan

penelitian yang serupa, sebaiknya pembagian jumlah anggota kelompok

(50)

45

2. Bagi guru

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi

pokok Peran manusia dalam Pengelolaan lingkungankarena dapat

membuat siswa ikut aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil

belajar siswa.

.

(51)

47

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).

Longman.Newyork.

Anonim . 2010. Proses Belajar Mengajar. http// www.google.com (29 Januari 2013) : 14.23 WIB.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Dasna, I.W dan Sutina. 2010. Permasalahan Dalam Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Eggen, P dan D. Kauchak. 2012. Strategie and Models for Teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition. Boston : Pearson Education

Ghufron, 2011. Penerapan Model STAD Terhadap Hasil Belajar. Universitas Lampung, Bandar Lampung

Hamalik, O. 2004. PendidikanGuru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara : Jakarta

Hake. 1999. Analyzing chango/gain scores. Indiana University. USA. http://hake.files.wordpress.com/ (online) (4 Maret 2011)

Hanafiah, N dan C. Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Huda, M. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. 2007. Cooperative learning. Alfabeta. Bandung

(52)

48

Mardaila, Y. 2009. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif antara Tipe STAD dengan TPS Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17 . Garmedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Ratumanan, Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Bandung: Tarsito 508 hlm

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Suwardana, K. 2011. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan

Menggunakan Animasi Multimedia terhadap Penguasaan Materi pokok Sistem Ekskresi kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung TP. 2009/2010. Universitas Lampung. Bandar lampung.

(53)

49

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Y, Trisila. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Gambar

Tabel
Gambar 2 . Desain penelitian tak ekuivalen
Tabel 1. Tabulasi hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 2. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model                    Pembelajaran kooperatip tipe STAD
+3

Referensi

Dokumen terkait

lambung lainnya, diukur pada lebar kapal terbesar dan sejajar lunas. Dapat juga lebar dari bagian luar gading – gading lambung yang satu sampai kebagian luar gading –

Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan.. bimbingan dalam penyusunan

Berdasarkan hasil penelitian penulis melalui angket yang telah dibagikan kepada mahasiswa fakultas hukum UMS tahun angkatan 2003 s/d 2006 selaku responden, sebanyak 100 angket,

Negeri Kaloran 2, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen tahun 2012 sebanyak dua siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa deng- an menerapkan model pembelajaran

4.3 Hambatan-Hambatan yang dihadapi dalam Pemanfaatan software SIPRUS Sebagai Media Penelusuran Informasi di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta

konsep, menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah matematika.. Aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri I Mojoreno,. Sidoharjo, Wonogiri. Aktivitas siswa

Faktor kontijensi yang akan peneliti ambil dalam penelitian ini adalah motivasi sebagai faktor psikologi karyawan (Riyadi, 2000), faktor pelimpahan wewenang sebagai faktor

[r]