• Tidak ada hasil yang ditemukan

modul 5 depag03

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "modul 5 depag03"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

1 Modul 5

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

A. PENDAHULUAN

Pada keseharian pergaulan anda bersama santri dalam proses pembelajaran di

kelas. Anda tentu mengalami perubahan cara berkomunikasi pada saat

berkomunikasi dengan santri kelas rendah dan santri kelas tinggi. Santri kelas rendah

menanyakan pertanyaan di kelas dengan lugas, langsung dalam bahasa yang

sederhana yang kadang kala tidak ada subjeknya, tetapi langsung objek. Santri kelas

tinggi mengajukan pertanyaan dengan kalimat yang lengkap, panjang serta

memperhatikan kaidah-kaidah kesopanan. Isi pesan yang disampaikan santri kelas

rendah juga sederhana. Pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana terhadap suatu

objek secara logis. Sementara isi pesan pada pertanyaan atau pernyataan yang

disampaikan santri kelas tinggi adalah mengapa, apa dan bagaimana atas dasar hasil

pengamatan, membandingkan ataupun karena suatu harapan tertentu.

Perkembangan pola berpikir santri merupakan salah satu bentuk aktualisasi

perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif pada dasarnya adalah

perkembangan individu untuk memperoleh tahu. Struktur berpikir, keterampilan

berpikir, bagaimana individu memperoleh informasi merupakan potensi

perkembangan kognitif. Cara santri berpikir dapat kita pahami dari cara santri

menyampaikan pesan, baik berupa ide, pendapat, pertanyaan, maupun pernyataan.

Kemampuan santri merangkai kalimat, memahami pesan dan mempergunakan

berbagai media untuk menyampaikan pesan merupakan aktulisasi dari

perkembangan bahasa.

Perkembangan kognitif berhubungan dengan perkembangan bahasa.

Perkembangan kogntif memfasilitasi kematangan perkembangan bahasa, dan

sebaliknya perkembangan bahasa memfasilitasi perkembangan kognisi. Coba anda

(2)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

2 dapat melihat hubungan antara perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa?.

Struktur berpikir memfasilitasi berkembangnya struktur kalimat yang dipergunakan

oleh santri. Sebaliknya penguasaan bahasa membuat santri mampu memahami pesan

sehingga memperoleh pengetahuan baru yang pada akhirnya memfasilitasi

pengembangan struktur atau pola berpikir baru.

Karakteristik perilaku yang paling menonjol pada periode santri adalah belajar

dan bermain. Perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa teraktualisasi pada

saat anak belajar dan bermain. Belajar sebagai usaha sadar individu untuk

melakukan perubahan perilaku. Kesadaran diperoleh karena santri mempergunakan

kapasitas otak dan informasi yang tersimpan di otak untuk membuat keputusan

berperilaku. Kemampuan santri memproses informasi menjadi suatu keputusan

merupakan kemampuan yang dihasilkan dari kematangan kematangan

perkembangan kognisi. Santri mengkomunikasi aturan dalam bahasa verbal,

menggunakan gerakan-gerakan sebagai bahasa non verbal untuk melakukan suatu

permaianan. Kemampuan santri mengolah pesan untuk mempengaruhi orang lain

merupakan salah satu bentuk kemampuan yang dihasilkan dari kematangan

perkembangan bahasa.

Kemampuan memahami paparan secara kognitif maupun bahasa merupakan

salah satu prasyarat seseorang dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.

Salah satu keterampilan akademik yang diperlukan dalam belajar adalah

keterampilan berpikir. Keterampilan akademik yang lain adalah mengajukan

pertanyaan atau merespon pertanyaan guru. Dengan kata lain dalam proses belaar

mengajar perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa merupakan prasyarat

yang harus dipenuhi sehingga anak siap dan mampu belajar.

Materi perkembangan kognitif dan bahasa merupakan materi lanjutan dalam

memahami santri secara utuh. Pada modul ini dipaparkan konsep perkembangan

kognisi, praksis pemahaman perkembangan kognisi, konsep perkembangan bahasa

(3)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

3

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda memahami

perkembangan kogntif dan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah.

Pemahaman terhadap perkembangan kognitif dan bahasa santri diharapkan

membuat anda dapat memahami mengapa santri menampilkan suatu perilaku

tertentu, merancang intervensi pendidikan dan pembelajaran apa yang

diperlukan untuk mendorong pencapaian tugas perkembangan pada aspek

perkembangan kognisi dan perkembangan bahasa. Secara khusus anda

diharapkan dapat :

1. Mendeskripsikan perkembangan kognisi santri di madrasah

ibtidaiyah

2. Mendeskripsikan masalah perkembangan kognisi yang dihadapi

santri di madrasah ibtidaiyah

3. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk

memfasilitasi perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah

4. Mengidentifikasi kematangan perkembangan kognisi santri di

madrasah ibtidaiyah

5. Menganalisa pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap

kesiapan belajar

6. Mendeskripsikan perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah

7. Mendeskripsikan masalah perkembangan bahasa yang dihadapi santri

di madrasah ibtidaiyah

8. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk

memfasilitasi perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah

9. Mengidentifikasi kematangan perkembangan bahasa santri di

madrasah ibtidaiyah

10.Menganalisa pengaruh kemantangan perkembangan bahasa terhadap

kesiapan belajar

Pencapaian kemampuan yang diharapkan memerlukan dukungan

pemahaman anda terhadap modul konsep dasar perkembangan. Modul konsep

(4)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

4 yang sedang berkembang. Karakteristik perkembangan tertampilkan pada

aspek-aspek perkembangan. Salah satu aspek-aspek perkembangan adalah perkembangan

kognisi dan perkembangan bahasa .

Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)

disajikan paparan tentang perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidayah.

Secara khusus memaparkan tentang potensi perkembangan kognisi, masalah

pada perkembangan kognisi, tugas perkembangan aspek perkembangan kognisi,

kebutuhan lingkungan perkembangan yang dapat memfasilitasi perkembangan

kognisi, kematangan perkembangan kognisi santri di madrasah ibtidaiyah dan

pengaruh kematangan perkembangan kognisi terhadap kesiapan belajar.

Pada bagian 2 (dua) dipaparkan perkembangan bahasa santri di

madrasah ibtidaiyah. Secara khusus membahas potensi perkembangan bahasa,

masalah pada perkembangan bahasa, tugas perkembangan pada aspek

perkembangan bahasa di madrasah ibtidaiyah, kebutuhan lingkungan

perkembangan yang memfasilitasi perkembangan bahasa, kematangan

perkembangan bahasa santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh kematangan

(5)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

5 Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta konsep sebagai

berikut

Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari

modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut :

a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan

hingga rangkuman.

b. Pergunakan glosarium untuk memahami arti kata atau konsep yang

dirasakan belum dikenal atau sulit dipahami.

c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar

rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman

d. Kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara

praksis paham konsep yang disajikan

e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes

formatif

f. Periksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitung berapa nilai anda.

Jika nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagian mana anda kurang,

(6)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

6 pertanyaan tes formatif kembali. Pafahami penjelasan jawaban yang

(7)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

7 B.I. KEGIATAN BELAJAR I

PERKEMBANGAN KOGNITIF SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Tahap perkembangan anak disebut juga sebagai tahap usia sekolah, karena anak

mulai memasuki pendidikan formal. Anak menunjukkan kemampuan untuk bereaksi

atau merespon rangsangan-rangsangan intelektual. Anak melaksanakan mengikuti

pemaparan guru, menjawab pertanyaan guru tentang paparan materi, berlatih soal-soal,

menghafal, serta mengikuti ujian/ tes untuk mengukur pemahaman atas materi

pembelajaran. Anak mengerjakan tugas-tugas pembelajaran yang menuntut penguasaan

kemampuan kognitif atau kemampuan intelektual. Anak mampu mengerjakan latihan

soal karena menguasai kemampuan membaca. Anak menyelesaikan PR karena

mengusai kemampuan menulis.

Pada proses pembelajaan yang dilakukan oleh anda, anda mungkin mengajak

santri memahami materi pembelajaran dengan cara berkunjung ke kebun sekolah. Pada

kesempatan lain anda membawa zat pewarna ke kelas dan menerangkan tentang warna

dasar dan warna campuran dengan metode demonstransi. Pada pelajaran IPA anda

meminta santri untuk mengamati perubahan kacang hijau menjadi kecambah, meminta

mereka menuliskan perubahan-perubahan. Pada pelajaran IPS anda meminta mereka

menanyakan pada ayah dan ibunya siapa nama RT, RW dan lurah dimana dia tinggal.

Mungkin anda bersimulasi tatacara membuat KTP pada saat memaparkan materi

tentang dokumen resmi.

Respon yang diberikan oleh santri merupakan reaksi terhadap rangsangan

intelektual. Dengan kata lain rangsangan lingkungan terhadap perkembangan kognitif

memfasilitasi santri mempergunakan kemampuan berpikir sehingga memperoleh

pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki atau dikuasasi mendorong santri mampu

membuat keputusan yang rasional atau berdasarkan pertimbangan akal atau sebagai

perilaku sadar yang disadari. Bagaimana perkembangan kognitif santri di madrasah

(8)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

8

1. Potensi Perkembangan Kognitif

Pembahasan perkembangan kognitif berhubungan dengan : kemampuan

kognitif yang teraktualisasi dalam keterampilan berpikir, kemampuan memproses

informasi, intelegensi dan kreativitas.

a. kemampuan kognitif

Menurut Piaget perkembangan kognitif adalah kemampuan individu

mengkonstruksi secara aktif pemahaman (pengetahuan/ pemikiran/ intelektualitas)

terhadap dunia di sekitarnya (lingkungannya). Mengkonstruksi dilakukan dengan

dua cara/ proses yaitu mengorganisasi dan beradaptasi. Individu menggunakaan

kepekaan terhadap dunia dengan mengorganisasi berbagai pengalaman yang

diperoleh. Dengan kata lain individu memiliki predikasi, pemahaman maupun

pandangan terhadap apa yang terjadi pada lingkungan karena individu

menggabungkan berbagai pengalaman yang diperoleh pada saat berinteraksi dengan

lingkungan. Contoh santri untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada

tampilan kesenian akhir tahun santri mengumpulkan informasi (organisasi) tentang

kegiatan kesenian akhir tahun yang pernah dilami dan dilakukan, kemampuan

teman-teman santri-santri di kelas untuk melakukan sesuatu dan daya dukung yang

dapat diperoleh untuk menampilkan sesuatu.

Hasil pengamatan dan pengalaman yang diperoleh membuat santri mampu

mengadaptasikan kerangka berpikir yang telah ada menjadi suatu ide baru karena

pemahaman terhadap berbagai informasi. Informasi tentang tampilan-tampilan

kesenian tahun-tahun sebelumnya, kemampuan santri-santri di kelas (anggota kelas)

serta kemungkinan dukungan yang diperoleh dianalisa (adaptasi) sehingga

diputuskan satu ide untuk menampilkan seuatu bentuk kesenian yang mungkin

dilakukan. Melakukan suatu aktivitas berdasarkan ide baru yang dikembangkan atas

dasar pengalaman/ informasi yang telah ada merupakan adaptasi dengan acara

asimilasi. Penampilan kesenian akhir tahun santri bisa jadi tidak didasarkan atas

pengetahuan atau pengalaman terdahulu tetapi atas dasar harapan yang diinginkan

atau terjadi. Misalnya Santri berhadap dapat menampilkan keseniaan yang

(9)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

9 kegiatan yang dapat memfasilitasi semua orang dapat tampil. Jika cara ini yang

dilakukan maka santri mengembangkan adaptasi melalui cara akomodasi.

Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif pada empat tahapan.

Tahapan menggambarkan rentang usia dan kemampuan kognitif yang dapat

ditampilkan. Tahap perkembangan kognitif Piaget sebagai berikut :

1) tahap sensori motorik : dari sejak kelahiran hingga usia dua (2)

tahun. Bayi mengkonstruksi pemahaman terhadap lingkungan

dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik dengan

aktivitas fisik. Contoh bayi mengenal tangan dengan memasukkan

tangan ke mulut. Perkembangan tindakan atau aktivitas refleks dan

instingtif menjadi pemikiran simbolik. Contoh bayi memahami

dapat memperoleh susu dengan cara menyusu pada ibu atau

memperoleh dari botol dot yang dibuatkan orang dewasa.

2) tahap praoperasional : usia dua hingga usia tujuh (7) tahun. Anak

mengenal lingkungan dengan berada pada lingkungan,

membayangkan dan menggambar. Pemikiran simbolik

berkembang dari koneksitas sederhana antara informasi sensori

dengan aktivitas fisik. Santri-santri di raudhatul atfal dapat

menampilkan lingkungan secara simbolik. Contoh santri di

raudatul atfal dapat berpura-pura menaiki mobil pada saat duduk

di kursi, kemudian berpegangan pada ujung meja dan meniru suara

mobil.

3) tahap operasional kongkrit : usia tujuh (7) hingga usia 11 tahun.

Santri dapat melakukan berbagai aktivitas berdasarkan pemikiran

logik tentang suatu peristiwa/ perilaku secara kongkrit dan

mengklasifikasi objek dengan berbagai/ beragam seting. Santri

dapat berpikir secara abstrak. Contoh : santri dapat memikirkan

cara membersihkan kelas berdasarkan identifikasi bagian-bagian

yang perlu dibersihkan, membagi tugas membawa peralatan,

berbagi tugas bagian yang perlu dibersihkan, dan menata kembali

(10)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

10 4) tahap formal operational : usia diatas 11 tahun- 15 tahun hingga

dewasa. Pada tahap ini santri mampu mengembangkan pemikiran

berdasarkan pengalaman kongkrit, pemikiran abstrak, serta

berbagai pertimbangan pemikiran logik. Pemikiran abstrak

termasuk mengembangkan gambaran tentang kehidupan yang

ideal. Santri membayangkan keluarga yang ideal yang disukai

sebagai standar ideal dan membandingkan dengan kondisi

keluarga yang dialami. Santri dapat membayangkan apa yang

mungkin diperoleh pada masa yang akan datang dan apa yang

dapat mereka lakukan. Kemampuan menyelesaikan masalah secara

sistematik, berpikir hipotesis mengapa sesuatu terjadi, serta

menguji hiptesis untuk memperoleh pengalaman yang bermakna,

Santri pada tingkat pendidikan madrasah ibtidaiyah berada akhir tahap

perkembangan praoperasional, perkembangan operasional kongkrit hingga awal

operasional formal. Implikasinya paparan selanjutnya tentang karakteristik

kognisi santari madrasah ibtidaiyah akan dipaparkan dalam rentangan ketiga

tahapan tersebut. Peserta didik di kelas satu akan berada pada akhir tahap

perkembangan praoperasional. Pada beberapa anak yang masuk lebih dini yaitu

pada usia lima tahun kondisi ini akan berlangsung hingga kelas dua. Peserta

didik kelas dua hingga lima berada pada tahap operasional kongkrit. Peserta

didik kelas enam akan berada pada awal tahap operasional formal.

Santri pada kelas awal madrasah ibtidaiyah menunjukkan kemampuan :

(1) memahami konsep sederhana, contoh konsep menjaga kebersihan dengan

membuang sampah pada tempatnya; (2) secara mental mampu memikirkan dan

menyebutkan alasan melakukan sesuatu, contoh santri dapat mengemukakan

alasan atau prediksi sederhana seseorang tidak dapat menyelesaikan PR; (3)

memandang segala sesuatu dari diri sendiri (egosentris), contoh penggunaan

istilah aku untuk dirinya dan melindungi barang-barang barang-barang/ benda

yang menjadi; (4) serta mengkonstruksi/ mengembangkan sistem keyakinan

adanya keajaiban, contoh antara lain percaya terhadap tokoh superhero, peri,

(11)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

11 Santri mampu menunjukkan/ menampilkan keterampilam kognitif yang

berhubungan dengan konsep tentang angka. Angka tertentu menunjukkan

jumlah benda atau objek. Angka satu berarti ada 1 buah benda atau 1 ekor ayam

atau 1 biji kacang atau 1 objek lainnya. Santri juga mampu mengkonservasi,

artinya mampu memahami bahwa suatu benda yang memerlukan suatu ruang,

dapat dipindahkan pada suatu ruang yang lain. Contoh setengah gelas air pada

gelas belimbing, bisa dipindahkan pada cangkir. Contoh lain benda berbentuk

segitiga dapat dimasukkan pada bagian dinding yang berbentuk segitiga, benda

yang berbentuk persegi panjang dapat ditempelkan pada bagian yang berbentuk

persegi empat.

Secara umum peserta didik di madrasah ibtidaiyah berada pada tahap

perkembangan operasional kongkrit. Pada tahap ini santri dapat menggunakan

operasi mental untuk memecahkan masalah yang kongkrit (aktual/ nyata). Santri

mampu berpikir logis, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang

berhubungan dengan masalah pada saat tersebut. Misalnya pada saat

menemukan teman yang mengalami sakit, santri akan membantu temannya

dengan melaporkan pada guru dikelas, membawa ke uks sekolah atau

memberikan obat yang ada di kotak P3K.

Keterampilan-keterampilan kognitif berkembang dengan baik.

Keterampilan kognitif ditampilkan dalam bentuk kemampuan berpikir.

Kemampuan berpikir yang yang ditampilkan santri adalah :

1) berpikir spatial, santri dapat memahami hubungan spasial (bentuk,

ruang, dan gerak). Santri dapat memahami perbedaan jarak antara satu

tempat, waktu tempuh, mengingat rute dan tanda-tanda selama

perjalanan. Mempergunakan peta, menelusuri alur (maze), mencari

dan menemukan gambar tersembunyi, menerangkan arah, menemukan

jalan pergi dan pulang ke sekolah.

2) pemikiran sebab akibat, santri dapat menjelaskan hubungan dan

bagian yang mempengaruhi hasil. Mempredikasi apa yang akan terjadi

(12)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

12 memprediksi suatu barang bias hilang jika tidak disimpan dengan

baik.

3) kemampuan mengklasifikasi, kemampuan memilih, memilah serta

mengelompokkan berdasarkan pemikiran logis atas ciri suatu objek.

Mengklasifikasi dapat didasarkan atas ; (1) pengurutan, kemampuan

menyusun berbagai item dalam suatu dimensi. Contoh mengurutkan

benda dari yang ringan ke yang berat, dari yang pendek ke yang tinggi,

dari sedikit ke banyak, dari warna terang ke warna gelap, (2)

kesimpulan transitif, kemampuan mengenali hubungan antara dua

objek dengan mengetahui hubungan hubungan antara masing-masing

objek tersebut dan objek ketiga. Contoh santri dapat mengatur urutan

menyimpan angklung berdasarkan nada yang dihasilkan. Santri

mengetahui tingginya angklung juga menunjukkan urutan nada,

sehingga santri akan menyimpan angkulung yang paling pendek dan

kecil paling awal dan yang paling besar dan tinggi paling belakang;

dan (3) inklusi kelas, kemampuan memahami hubungan antara

keseluruhan dengan bagian-bagiannya atau sebaliknya bagian-bagian

membangun suatu keutuhan. Santri dapat menghubungkan

bagin-bagian puzzle dalam suatu bentuk yang utuh. Santri dapat menghitung

dengan benar jumlah suatu objek baik secara keseluruhan maupun

perbagian objek dengan cirri tertentu. Misalnya jumlah bunga dalam

jambangan secara keseluruhan dan jumlah untuk setiap jenis bunga.

4) penalaran induktif dan deduktif, penalaran induktif yaitu tipe

penalaran logis yang bergerak dari pengamatan khusus dari anggota

kelompok objek hingga mencapai kesimpulan kelompok subjek.

Misalnya aisyah pintar, ali pintar, aisyah dan ali santri madrasah

ibtidaiyah Babussalam, nampaknya semua santri madrasah ibtidaiyah

Babussalam pintar. Penalaran deduktif yaitu penalaran logis yang

bergerak dari pandangan umum tentang sujek kelompok kepada

(13)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

13 madrasah ibtidaiyah Al-Furqon hatam Al-Qur’an. Farid santri di

madrasah ibtidaiyah Al-Furqon. Maka Farid hatam Al-Qur’an.

5) konservasi, kemampuan untuk melihat suatu benda apabila dirubah

bentuknya tetap memiliki berat yang sama dengan berat benda asal

kembali menjadi bola (prinsip reversibility). Santri juga mampu

melihat benda dari dua dimensi dalam satu waktu. Bola memang lebih

pendek tetapi lebih tebal, sosis lebih panjang tetapi lebih pipih (prinsip

decenter). Kemampuan berpikir konservasi terus berkembang menjadi

lebih kompleks dari konservasi subtasi (panjang , lebar) menjdi

konservasi volume. Kemampuan konservasi dipengaruhi oleh

organisasimental baru yaitu kematangan neurologis dan adaptasi

terhadap lingkungan, serta pengalaman pribadi dengan dunia fisik

yang berbasis kultural yaitu pengalaman berinteraksi langsung dengan

subjek karena merupakan bagian dari aktivitas keseharian (budaya

dimana anak tinggal).

Penggunaan keterampilan-keterampilan kognitif yang dimiliki secara

selektif, bersama-sama, berkesinambungan, dan terstruktur untuk menyelesaikan

persoalan yang dihadapi disebut dengan keterampilan metakognisi.

Kemampuan mengingat dan keterampilan kognitif termasuk didalamnya

keterampilan-keterampilan metakognitif berkembang dengan baik. Santri

memiliki kemampuan berpikir tentang apa yang mereka pikirkan dan belajar

bagaimana cara belajar.

Kisah Nabi Ibrahim Alaihis Salam pada surat Al-An-am (6) ayat 75-78)

(14)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

14 menemukan pengetahuan yang tertinggi yaitu dengan mempergunakan potensi

anugrah yang telah diberikan oleh Allah yaitu berpikir. Pada awalnya Nabi

Ibrahim AS mengidentifikasi yang Maha Kuasa dari hasil penciptaan, makin

banyak hasil penciptaan yang diperlihatkan Alalah kepada Nabi Inrahim AS

tanda-tanda keagungannya dengan itu teguhlah imannya semua yang ada di

bumi dan dilahit pasti ada Zat yang menciptakannya yaitu Allah.

b. Memproses informasi

Kemampuan memproses informasi pada santri di madrasah ibtidaiyah

meliputi daya ingat, kemampuan berpikir kritis dan pengembangan metakognisi.

Perhatian santri terhadap lingkungan dan stimulasi lingkungan meningkat pesat

sehingga santri menunjukkan minat yang tinggi untuk menyelesaikan berbagai

persoalan atau tugas akademik yang relevan maupun tidak relevan.

Kemampuan memproses dan menyimpan informasi berjalan secara

berkesinambungan. Kemampuan mengingat jangka pendek berkembang menjadi

kemampuan mengingat jangka panjang mulai usia tujuh tahun. Kemampuan

mengingat jangka panjang bersifat permanen karena santri akan

mengembangkan berbagai cara untuk dapat mengingat. Santri memahami

bagaimana ingatan bekerja. Pengetahuan tentang cara mengingat membuat santri

dapat menggunakan, mengembangkan dan dengan sengaja membuat rencana

untuk dapat mengingat.

Peran penting mengingat bagi individu adalah menjadikan individu

memiliki pengetahuan dan menjadi “seorang yang ahli”. Ahli dalam pengertian

mampu memaparkan atau menggambarkan secara detail pengetahuan yang

dimiliki tentang sesuatu hal dan mampu menunjukkan kemampuan

menyelesaikan permasalahan atau tugas dengan pengetahuan yang dimilikinya

tersebut. Pertambahan pengetahuan yang dimiliki membuat santri membuat

santri semakin peka terhadap informasi. Santri memilah dan memilih informasi

penting yang harus diperhatikan dan dingat.

Kemampuan mengingat jangka panjang tergantung pada bagaimana

aktivitas belajar santri. Dalam arti tergantung pada bagaimana cara santri belajar,

(15)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

15 17kognitif tidak terjadi secara otomatis, memerlukan cara kerja dan dukungan.

Contoh menghafal urutan abjad dengan cara menyanyikan abjad membuat

pengetahuan tentang abjad tersimpan dengan baik dibandingkan menghafalkan

abjad hanya dengan mengulang-ngulang, karena perasaan senang pada saat

bernyanyi merupakan pendukung aktivitas otak untuk bekerja.

Aktivitas yang dilakukan manusia dalam menjalani kehidupan

merupakan rangkaian apaya memproses informasi untuk kepentingan kehidupan

manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Proses belajar dengan meproses

informasi diawali dari kegiatan keseharian yang seringkali manusia tidak

menyadarinya. Terdapat banyak ilmu yang kita peroleh dari kegiatan makan.

Mulai dari bahan dasar makanan yang kita makan, cara memperoleh bahan

dasar, pengolahan hingga bagaimana cara memakannya. Qs Taha (20) ayat

53-54 : “Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan

menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan aor hujan dari

langit, kemudian kami tumbuhkan dengannya (air hujan) berjenis-jenis aneka

macam tumbuh-tumbuhan. Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu.

Sungguh pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi

orang-orang yang berakal”

Paparan tentang memproses informasi akan dipaparkan lebih lanjut pada

modul sembilan tentang belajar.

c. Intelegensi

Paparan tentang konsep intelegensi telah dipaparkan pada modul dua

tentang keberagaman individu. Salah satu keberagaman psikologis adalah

keberagaman potensi intelegensi. Pada bagian ini dipaparkan hubungan antara

perkembangan kognitif dengan intelegensi.

Perkembangan kognitif merupakan potensi dasar yang memfasilitasi

unjuk kemampuan intelektual seseorang. Tes intelegensi diasumsikan mampu

mengukur kapasitas intelektual atau kecerdasan intelektual seseorang Hasil

pengukuran kecerdasan intelektual dianggap merupakan prediksi kemampuan

(16)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

16 menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik pada suatu jenjang pendidikan

tertentu.

Kecerdasan dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor

lingkungan yang mempengaruhi antara lain : pola asuh orang tua, sekolah serta

budaya. Santri dengan pola asuh yang memfasilitasi untuk menunjukkan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki tanpa banyak kritik menunjukkan

pencapaian kecerdasan yang lebih tinggi. Santri yang bersekolah di sekolah

dengan budaya sekolah yang memfasilitasi untuk banyak berbuat menunjukkan

pencapaian kecerdasan yang lebih tinggi. Santri yang dibesarkan dalam budaya

yang lebih terbuka dapat menjawab pertanyaan lebih bebas sehingga memiliki

kecenderungan mencapai kecerdasan yang lebih tinggi.

Pengukuran kecerdasan dengan mempergunakan teori kecerdasan triarkis

Strenberg dan pengujian dinamis dari Vigotsky. Kecerdasan menurut Strenberg

mencakup tiga aspek yaitu componential, experiential dan contextual. Aspek

componential adalah kecerdasan analitis yaitu efesiensi dalam memperoses

informasi yang mencakup cara memecahkan masalah, memonitor solusi dan

mengevaluasi hasil. Aspek experiential adalah kecerdasan insghful atau kreatif

yaitu kemampuan untuk melakukan tugas baru atau tugas yang telah

dikuasainya. Kemampuan membanding dan menyatukan informasi baru dengan

fakta-fakta yang telah dimiliki sehingga menstimulasi cara-cara baru untuk

menyelesaikan permasalahan. Aspek contextual adalah kecerdasan praktis yaitu

kemampuan menghadapi lingkungan meliputi kemampuan mengukur situasi,

memutuskan apa yang dilakukan, menyesuaikan diri, mengubah situasi atau

memutuskan untuk menjauhi.

Pengujian dynamis Vygotsky didasarkan pada konsep zona

perkembangan proximal (ZPD). Santri pada usia mental tertentu akan mampu

menyelesaikan tantangan untuk usia mental 2 tahun diatasnya dengan

melontarkan pertanyaan yang memandu, memberikan contoh dan menwarkan

umpan balik. Pengujian ini akan menunjukkan apa yang telah siap dipelajari

dan seberapa banyak bantuan yang dibutuhkan untuk menacapai kematangan

(17)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

17 d. Kreativitas

Perkembangan kognitif yang meningkat memfasilitasi anak

mengembangkan cara berpikir dan bertindak yang baru. Kepekaan terhadap

lingkungan dan memanfaatkan semua informasi, data dan fakta membuat

tindakan yang dilakukan lebih efektif, efisien dan berdaya guna. Interaksi

dengan lingkungan secara aktif dalam arti memberikan perhatian, melakukan

pengamatan, dan berbuat mendorong keinginan untuk melakukan berbagai cara

baru yang memudahkan dan menghasilkan sesuatu.

2. Masalah

Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif pada

santri di madrasah ibtidaiyah :

a. Santri dengan keterbelakang mental atau berada pada usia mental yang

sedikit dibawah normal. Santri dengan keterbelakang mental dalam arti

dibawah normal akan mengalami kesulitan untuk memperoleh

pembelajaran sesuai usia kronologisnya, sehingga mereka harus

memperoleh pembelajaran yangs esuai dengan usia mentalnya. Santri

dengan usia mental sedikit dibawah normal disebut sebagai anak-anak

yang mengalami kelambanan belajar. Pada jaman dahulu digunakan

istilah anak bodoh. Istilah ini tidak digunakan lagi karena pada dasarnya

anak bukan bodoh tetapi memiliki kekurangan. Santri dengan

kelambanan belajar memerlukan stimulasi yang berulang dengan

cara-cara memahami yang lebih memudahkan.

b. tuna cakap belajar atau ketidakmampuan menunjukkan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk belajar. Secara umum dikatakan

santri mengalami kesulitan belajar. Santri yang mengalami kesulitan

belajar pada dasarnya adalah santri yang normal, tetapi menunjukkan

kesulitan pada satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran.

Kesulitan yang dihadapi dapat dideteksi oleh guru dari berbagai

(18)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

18 mengikuti proses pembelajaran dikelas maupun di luar kelas. Santri

dengan kesulitan belajar menunjukan masalah karena kesulitan

membaca, mendengarkan, berkonsentrasi, berbicara, berpikir, membaca,

mengeja dan menyampaikan pesan, melakukan gerakan secara

terkoordinasi, serta memahami dan menggunakan konsep ruang.

c. santri dengan perhatian yang sedikit dan hiperaktif (Attentioan deficit

hyperactivity disorder/ADHD). Santri menunjukkan karakteristik : (1)

kesulitan memberikan perhatian atau kemampuan untuk memfokuskan

perhatian pada sesuatu sangat terbatas. Dengan kata lain waktu yang

diberikan oleh santri untuk memberikan perhatian sangat pendek. Santri

hanya mampu memberikan konsentrasi kurang dari 10 menit; (2)

hiperaktif atau menunjukkan aktivitas fisik yang tinggi. Dengan kata lain

santri melakukan berbagai gerakan fisik yang terus menerus. Dalam

bahasa sederhana kita katakana tidak bias diam, selalu inggin bergerak

atau melakukan berbagai gerakan fisik sehingga mengalami kesulitan

untuk menyelesaikan tugasnya; dam (3) implusif atau mudah terstimulasi

oleh lingkungan. Sedikit saja suara, gerakan, warna atau aktivitas dari

lingkungan membuat santri bereaksi atau memberikan respon baik verbal

maupun non verbal.

d. prestasi belajar rendah, santri menunjukkan pencapaian nilai yang

dibawah rata-rata kelas atau dibawah nilai minimal yang dipersyaratkan.

Pencapaian nilai merupakan representasi dari penguasaan mata pelajaran.

Ketidakpahaman terhadap apa yang dijelaskan, kurangnya informasi atau

pengetahuan awal yang menjadi prasyarat untuk memahami bahasan,

ketidakmampuan menyelesaikan tugas serta ketidakmampuan menjawab

soal-soal ulangan membuat santri memperoleh nilai yang rendah.

3. Tugas perkembangan

Tugas perkembangan pada aspek perkembangan kognitif pada santri madrasah

(19)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

19 a. penguasaan kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Penguasaan

membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan dasar yang

harus dikuasai untuk dapat memahami konten materi pelajaran secara

keseluruhan dalam struktur kurikum persekolahan. Penguasaan membaca

dan menulis tidak hanya akan dipergunakan pada mata pelajaran bahasa

Indonesia tetapi untuk memahami semua mata pelajaran. Santri tidak

dapat memahami pelajaran ips jika tidak mampu membaca buku yang

membahas tentang ips. Begitu pula pada kemampuan berhitung bukan

hanya akan dipergunakan pada mata pelajaran matematika tetapi pada

semua mata pelajaran. Keterampilan berhitung akan dipergunakan pada

mata pelajaran ipa dan logika matematika diperlukan untuk memahami

semua hubungan antar konten materi pelajaran. Logika matematika

memfasilitasi berkembangnya berbagai keterampilan berpikir.

b. aktualisasi keterampilan berpikir untuk berperilaku atau bertindak.

Kemampuan untuk melakukan berbagai aktivitas atas dasar pemikiran.

Perilaku yangditampilkan bukan merupakan perilaku instingtif tetapi

menjadi perilaku sadar dan disadari.

4. Kebutuhan Lingkungan Perkembangan

Lingkungan perkembangan yang diharapkan adalah :

a. mengembangkan proses pembelajaran dengan pendekatan

kontrukstivisme. Santri akan belajar dengan baik bilamana mereka

terlibat aktif dengan menemukan, merefleksi dan mendiskusikan materi

pelajaran diantara meraka sehingga mereka menemukan solusi dan

kesimpulan dari mereka sendiri.

b. pada proses pembelajaran guru diharapkan memerankan diri sebagai

fasilitator. Guru merancang situasi pembelajaran yang memungkinkan

santri belajar untuk dapat berbuat sesuatu. Situasi yang tercipta

diharapkan mendorong santri untuk berpikir dan menemukan konten

materi pelajaran. Guru mengarahkan dan menjadi nara sumber berbagai

(20)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

20 23Guru diharapkan mengobservasi bagaimana para santri berpikir,

mengajukan berbagai pertanyaan yang relevan yang dapat menstimulasi

pikiran santri dan mendorong santri untuk memaparkan apa yang

dipikirkan oleh mereka.

c. guru diharapkan mempergunakan pengetahuan dan tingkatan berpikir

yang dimiliki oleh santri. Santri masuk kelas tidak dengan pikiran

kosong. Santri memiliki banyak ide tentang dunia. Mereka memiliki

konsep tentang ruang, waktu, kuantitas, dan hubungan sebab akibat. Ide

mereka berbeda dengan ide orang dewasa. Guru harus mampu

menginterprestasi ide mereka sesuai dengan tingkatan berpikirnya dan

mendorong mencapai tingkatan berpikir yang lebih tinggi sehingga

terjadi proses belajar. Implikasinya guru mengajar dengan

mempergunakan metode yang didasarkan atas pertimbangan tingkatan

berpikir santri.

d. mendorong kesehatan intelektual santri, santri tidak perlu didorong

sangat keras untuk menunjukkan tingkatan kemampuan intelektual yang

tinggi pada awal perkembangan. Fasilitasi untuk mencapai kematangan

perkembangan intelektual secara alami sehingga santri siap untuk

menunjukkan kemampuan. Kematangan intelektual membuat santri

merasa aman, nyaman dan menyenangkan melakukan berbagai aktivitas

yang menuntut kemampuan intelektual dan mengaktualisasikan menjadi

prestasi akademik. Beri apresiasi atau penghargaan pada setiap kemajuan

pemikiran santri dan dukung pemikiran tersebut sehingga mengarah pada

pemahaman materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

e. lakukan penataan kelas yang memungkinkan santri melakukan

penelitian/ penemuan dan eksplorasi. Atur posisi kursi yang

memungkinkan anak untuk berinterkasi dengan mudah dengan

teman-temannya. Lengkapi kelas dengan berbagai sumber belajar baik dalam

bentuk buku, gambar, serta media pendidikan dan pembelajaran yang

berhubungan dengan konten materi pelajaran yang dipelajari pada setiap

(21)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

21

5. Kematangan Perkembangan

Pencapaian kematangan dalam perkembangan kognitif ditunjukkan dalam :

a. kemampuan dalam membaca, menulis dan berhitung

b. kemampuan mengingat

c. keterampilan mempergunakan cara-cara menyelesaikan permasalah

d. kemampuan untuk merespon dan memahami cara berpikir orang lain

e. kemampuan untuk merespon dan menyelesaikan tuntutan akademik

(memahami paparan mata pelajaran, menyelesaikan tugas dan

menguji pemahaman atas pengetahuan yang diperoleh)

6. Pengaruh kematangan Kognitif terhadap kesiapan belajar

Santri dengan kematangan perkembangan kogntif tentu mampu

menyesuiakan diri dengan tuntutan proses pembelajaran dan pendidikan di

sekolah. Dengan kata lain santri dengan kematangan perkembangan kognitif

akan mampu mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Latihan

Untuk memperoleh timbal balik dari pemahaman anda, cobalah kerjakan latihan

dibawah ini.

Soal :

Sebagai seorang guru di madrasah ibtidaiyah apakah perlu mengetahui IQ dan

zona perkembangan kognitif santri anda ?

Untuk memudahkan anda mengerjakan tugas, bacalah kembali paparan tentang

perkembangan kognitif pada bagian potensi perkembangan kognitif dan lingkungan

perkembangan yang dibutuhkan. Kemudian analisa permasalahan dengan informasi

yang diperoleh bapak/ibu dari paparan. Bapak dan ibu dapat dengan tegas

(22)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

22 C.I. RANGKUMAN

Perkembangan kogntif santri di madrasah ibtidaiyah berada pada tahap

akhir praopersional dan operasional kongkrit. Perkembangan kognitif

memfasilitasi berkembangnya kemampuan mengingat,

keterampilan-keterampilan berpikir dan kemampuan bertindak berdasarkan pemikiran yang

sederhana hingga kompleks. Santri memerlukan lingkungan perkembangan yang

dapat menstimulasi pencapaian kematangan kognitif melalui interkasi secara

aktif dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Aktualisasi

perkembangan kognitif dapat dideteksi dari tampilan kecerdasan santri dalam

menyelesaikan tuntutan akademik dan pencapaian hasil belajar yang optimal

sesuai dengan kapasitas dirinya.

D.I. TES FORMATIF

1. Perkembangan kognitif adalah :

a. perkembangan kemampuan berpikir

b. perkembangan otak

c. perkembangan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan

d. perkembangan kemampuan memperoleh pengetahuan

2. Mengkonstruksi pemahaman dilakukan dengan cara

a. mengumpulkan informasi

b. mengorganisasi kerangka berpikir

c. memproses data

c. mengembangkan peta pikiran

3. Mengorganisasi

(23)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

23 b. memaknai pengalaman

c. mengamati lingkungan

d. berinteraksi dengan lingkungan

4. Adaptasi asimilasi

a. pengembangan ide-ide baru

b. pengembangan ide baru atas dasar pengalaman

c. merancang aktivitas baru

d. memperoleh pengalaman baru

5. Santri di madrasah Ibtidaiyah berada pada tahap perkembangan kognitif :

a. Pra operasional

b. pra operasional – operasional kongkrit

c. pra operasional, operasional kongkrit dan operasional formal

d. operasional kongkrit dan operasional formal

6. Kemampuan pada tahap perkembangan operasional kongkrit

a. berpikir langsung

b. berpikir logis

c. berpikir kongkrit

d. berpikir peristiwa kongkrit

7. Kemampuan kognitif santri madrasah ibtidaiyah kelas rendah

a. mampu memahami peristiwa yang terjadi

(24)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

24 c. mampu memahami konsep abstrak

d. mampu memahami konsep sederhana

8. Kemampuan kognitif santri madrasah ibtidaiyah kelas tinggi

a. berpikir abstrak

b. berpikir logis

c. berpikir kongkrit

d. berpikir sistimatis

9. kemampuan mengklasifikasi

a. kemampuan untuk mengelompokkan berdasarkan ciri

b. kemampuan untuk memilih benda yang disukai

c. kemampuan untuk mengelompokkan berdasarkan warna

d. kemampuan memilah barang yang tidak berguna

10. Masalah ADHD

a. masalah yang berhubungan dengan kemampuan berpikir

b. masalah yang berhubungan dengan kemampuan mengontrol tubuh

c. masalah yang berhubungan dengan kemampuan memusatkan perhatian

(25)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

25 26B.II. KEGIATAN BELAJAR 2

PERKEMBANGAN BAHASA SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Pembahasan perkembangan bahasa pada dasarnya adalah kemampuan individu

untuk berkomunikasi dengan lingkungan. “Man’s supreme achievement in the world is

communication from personality to personaliy (Karl Jaspers, German philosopher)“.

Komunikasi menunjukkan potensi tertinggi manusia.

Komunikasi dipergunakan oleh kita untuk menjalin relasi dengan orang lain

sehingga kita merasa menjadi bagian dari lingkungan. Pernahkan anda merasa kesepian

karena tidak ada orang yang dapat diajak berbicara pada suatu tempat. Mungkin sebagai

guru anda pernah menangani kasus santri yang merasa tidak betah di kelas karena

merasa tidak punya teman. Atau anda merasa sangat kesal pada saat mengajar karena

apa yang anda sampaikan tidak pahami oleh santri-santri anda ?. Atau anda

mengerutkan kening karena mendengar kalimat kasar yang disampaikan oleh santri

pada temannya.

Pertanyaan yang diajukan pada paragraf sebelumnya menunjukkan betapa

komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Kemampuan

berkomunikasi merupakan aktualisasi dari kematangan perkembangan bahasa. Implikasi

pemahaman tentang perkembangan bahasa dapat membantu guru memfasilitasi

berkembangnya kemampuan santri berkomunikasi.

1. Potensi Perkembangan Bahasa

Kemampuan bahasa berkembang sepanjang masa sekolah. Santri makin mampu

memahami dan menginterpretasi komunikasi baik lisan, tulisan maupun bahasa tubuh

yang membuat diri mereka dipahami dan mereka memahami orang-orang disekitarnya.

Fokus utama perkembangan bahasa pada masa di madrasah ibtidaiyah adalah pragmatis

atau penggunaan praktis bahasa (serangkaian aturan bahasa yang mengatur penggunaan

bahasa) untuk berkomunikasi.

(26)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

26 berperan sebagai penerima pesan (penerima). Seseorang dapat mengkomunikasikan sesuatu pada orang lain dengan menggunakan bahasa verbal (lisan) dan non verbal (tulisan dan tubuh). Bahasa dapat dikembangkan dalam karakteristik yang berbeda-beda pada setiap lingkungan budaya.

Komunikasi interpersonal atau antar pribadi merupakan kemampuan komunikasi yang paling tinggi. Kebutuhan melakukan komunikasi mendorong perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan seseorang melakukan komunikasi antar pribadi dimanapun berada. Komunikasi merupakan darah kehidupan dalam setiap hubungan. Komunikasi yang terbuka, jelas serta sensitif mendorong berkembangnya hubungan yang alamiah.

Berdasarkan definisi komunikasi, unsur-unsur dalam komunikasi dapat

diidentifikasi sebagai berikut :

a. informasi, pesan atau berita yang diterima seseorang baik secara lisan, tulisan

maupun isyarat

b. komunikator : orang menyampaikan informasi

c. komunikan : orang yang menerima informasi

d. media komunikasi : lisan dengan bantuan organ komunikasi pada manusia

(mulut dan organ bicara, telinga dan organ mendengar, otak, tubuh) elektronik,

cetak, tulis.

Keterampilan komunikasi pada tingkat madrasah ibtidaiyah meliputi percakapan

dan naratif. Santri akan menyadari kebuntuan komunikasi manakala topik bahasan

percakapan tidak dipahami atau dimenari lawan bicara. Santri di madrasah ibtidaiyah

menyadari kekuatan dan otoritas orang dewasa. Santri lebih banyak bercakap-cakap

secara bebas dengan teman sebaya disbanding orang dewasa. Dan santri juga

bercakap-cakap lebih terbatas dengan orang tua dibanding dengan orang dewasa lain, karena

orang tua biasanya lebih banyak membahas topik berkenaan dengan tuntutan untuk

berbuat sesuatu dibandingkan dengan topik-topik bahasan yang bebas.

Santri di madrasah ibtidaiyah mampu memaparkan kembali cerita yang

didengar, dibaca maupun ditonton dari televisi atau film secara singkat dengan baik.

Santri di kelas tiga atau empat menggambar cerita dengan variasi kata. Santri kelas lima

dan kelas enam menyampaikan cerita dengan menggambarkan karakter tokoh dan seting

(27)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

27 Pada paparan sebelumnya telah disampaikan bahwa komunikasi merupakan

aktualisasi perkembangan bahasa. Unsur-unsur dalam komunikasi tidak dapat terpenuhi

manakala potensi dasar yaitu perkembangan bahasa tidak berkembang. Isi pesan dalam

komunikasi adalah bahasa. Dengan kata lain isi pesan yang akan disampaikan tidak

akan tercapai manakala santri tidak memiliki atau tidak menguasai bahasa untuk

menyampaikan pesan tersebut.

Kemampuan berbahasa pada dasarnya merupakan kemampuan menyatakan

pikiran dan perasaan dalam simbol atau lambang untuk pengungkapkan suatu

pengertian. Pengungkapan dapat berbentuk lisan, tulisan, isyarat maupun bahasa tubuh.

Interaksi individu dengan lingkungan membuat pengungkapan simbol bahasa sangat

luas. Jika bapak/ ibu memperhatikan atau memaknai pengalaman pada saat

berkomunikasi dengan teman guru, orang tua santri dan santri yang datang dari berbagai

daerah di Indonesia, tentu bapak dan ibu pernah merasakan perbedaan penggunaan dan

mengucapan kata untuk suatu maksud tertentu.

Bahasa adalah pernyataan atas pikiran dan perasaan, sehingga perkembangan

bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognitif. Pemikiran, gagasan dan

bagaimana struktur pikiran seseorang dapat terlihat dari bagaimana seseorang

menyampaikan pesan. Pemikiran yang sistematis membuat individu berbahasa secara

sistematis. Pemahaman individu terhadap pesan yang disampaikan oleh orang lain juga

tergantung kemampuan kognitif dalam memproses informasi.

Menurut Syamsu Yusuf (2004:119), perkembangan pemikiran individu tampak

dalam perkembangan bahasanya. Meliputi kemampuan membentuk pengertian,

menyusun pendapat dan menarik kesimpulan. Perkembangan pemikiran berkembang

mulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat yang terdiri

atas dua atau tiga kata. Pada saat anak berusia 1,6 tahun anak dapat menyusun pendapat

positif seperti “ibu minum”. Di usia 2,6 tahun anak dapat menyusun pendapat negative

atau menyangkal seperti “ibu tidak minum”. Pada usia selanjutnya kemampuan

berkembang menjadi mampu menyatakan pendapat dalam bentuk : (1) kritik seperti “ini

(28)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

28 “mungkin tadi gelasnya terjatuh”; dan terakhir (3) menarik kesimpulan analogi karena

memahami penyebab atau kemungkinan yang akan terjadi. Seperti pada suatu saat

pernah melihat temannya menangis karena jatuh, sehingga pada saat lain ada temannya

yang menangis, santri bertanya “apakah kamu terjatuh?”

Kemampuan berbahasa yang paling nampak dalam kehidupan keseharian adalah

berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.

Berbicara artinya mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan

mengkomunikasikannya dengan orang lain sehingga terjadi pemahaman akan maksud.

Santri di madsarah ibtidaiyah telah mampu berbicara secara terstruktur dan menyadari

manfaat dan kekuatan yang dimiliki dengan mempergunakan kemampuan berbicaranya.

Dengan kemampuan berbicara santri dapat memperoleh teman baru, menyatakan

pendapat dan keinginan, memperoleh sesuatu yang diinginkan, menyatakan

ketidaksenangan, dan mungkin juga menyakiti orang lain.

Kosa kata, tata bahasa dan sintaksis merupakan indikator perkembangan bahasa.

Di madrasah ibtidaiyah kosa kata atau pembendaharan kata santri berkembang dalam

beragam bentuk kata. Santri mengenal kata benda, kata kerja maupun kata keterangan.

Penggunaan kata kerja membuat santri menunjukkan kemampuan diri untuk berbuat

sesuatu. Penguasaan kosa kata juga menyadarkan santri kata yang sama dapat memiliki

arti yang berbeda dalam kontek s yang berbeda. Santri belajar bukan hanya banyak kata

tetapi juga memilah kata yang tepat untuk digunakan pada situasi tertentu atau pada saat

berkomunikasi dengan orang tertentu (misalnya orang dengan usia lebih tua atau lebih

muda). Santri mengenal kata-kata kiasan atau frasa untuk menunnjukkan sesuatu hal

secara spesifik.

Penggunaan tata bahasa dan sintaksis berkembang sejalan dengan pemahaman

atas maksud yang ingin disampaikan. Penggunaan tata bahasa dan sintaksis makin

kompleks seiring dengan tuntutan akademik dan kemampuan untuk memaparkan atau

mendeskripsikan sesuatu. Santri memahami kalimat sebagai suatu keutuahn

dibandingkan bagian-bagian kata.

Pada saat berbahasa, santri dituntut menguasai empat tugas pokok yang saling

(29)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

29

a. pemahaman, kemampuan memahami makna ucapan, tulisan maupun

bahasa tubuh yang disampaikan oleh orang lain.

b. Pengembangan pembendaharaan kata, yaitu penguasaan dan penambahan

kosa kata baru. Perbedaharaan kata berkembang mulai usia dua tahun.

Mengalami perkembangan yang sangat cepat pada usia dini sehingga

muncul istilah “bertelinga gajah karena apa yang diucapkan adalah apa

yang didengar”. Pembendaharaan kata terus meningkat pada saat masuk

sekolah karena interaksi yang intensif baik dengan teman sebaya maupun

orang dewasa secara meluas. Pembedaharaan kata juga diperoleh dari

istilah-istilah sesuai dengan konten materi pembelajaran. Santri menguasai

pembendaharaan kata dari penggunaan dua atau lebih bahasa. Minimal

bahasa ibu yang dipergunakan di rumah dan bahasa Indonesia yang

dipergunakan di sekolah. Komunikasi dengan teman sebaya yang berbeda

latar belakang suku bangsa membuat santri mengenal kosa kata lain.

Melalui televisi atau karena pelajaran bahasa asing disekolah, santri juga

memperoleh tambahan kosa kata. Bacaam ilmiah ataupun fiksi yang mulai

disukai santri di tingkat madrasah ibtidaiyah memberikan tambahan

sumbangan kosa kata baru. Juga berkembang kosa kata pergaulan yang

seringkali tercipta atau diciptakan dikalangan para santri sendiri pada saat

bermain atau terlibat pada suatu aktivitas.

c. menyusun kata-kata menjadi kalimat. Perkembangan kemampuan

menyusun kalimat dimulai sejak berumur dua tahun. Dimulai dengan

kalimat dengan satu kata tunggal sebagai objek, misalnya minum yang

dimaksud dengan saya ingin minum. Kemudian berkembang menjadi

kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu subjek dan objek, misalnya ade

makan, maksudnya ade sedang makan atau ade mau makan. Memasuki

umur empat hingga 6 tahun menjadi kalimat sempurna subjek, predikat dan

objek. Misalnya “ ade mau berangkat ke sekolah, atau ade mau pakai baju

biru. Di madrasah ibtidaiyah santri sudah mampu membuat kalimat

lengkap sempurna yang terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan.

(30)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

30 dan dengan latar belakang ekonomi keluarga menengah keatas dapat

membuat kalimat yang lebih panjang, lengkap dan dengan strukur bahasa

yang baik karena memiliki pembendahaaran kata yang lebih baik.

Pembendaharana kata yang lebih t\diperoleh dari keterbukaan akses untuk

berkomunikasi dengan orang dewasa, teman sebaya dan sumber-sumber

bacaan.

d. Ucapan. Kemampuan mengucapkan merupakan hasil belajar melalui

peniruan berbagai bunyi yang didengar oleh anak-anak dari orang-orang

disekelilingnya. Kejelasan ucapan dalam pengertian vokal atau huruf hidup

yaitu a, i, u, e, o dan konsonan atau huruf mati yaitu t, p, b, m, n terjadi

mulai usia tiga tahun. Huruf-huruf mati tunggal seperti z, w, s dan g;

diftong atau huruf mati rangkap seperti ny, ng, dan dr; serta huruf hidup

rangkap seperti au, ai, ia merupakan huruf-huruf yang sulit diucapkan, dan

baru berkembang dan dikuasai memasuki usia sekolah. Pada santri kelas

awal kesulitan-kesulitan tersebut masih akan dialami oleh beberapa santri.

Anda sebagai guru harus memiliki kepekaan dan menstimulasi santri

dengan bacaan sehingga santri dapat mengusai.

Tipe perkembangan bahasa

Bahasa yang dimiliki oleh anak berkembang melalui dua tipe sebagai

berikut :

a. egocentric speech, atau talk self, berbicara dengan diri sendiri atau monolog.

Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak.

b. socialized speech, berbicara dengan orang lain dalam relasi sosial atau

situasi sosial. Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian

sosial (social adjustment). Berbicara dengan orang lain dapat didentifikasi

dalam lima bentuk, yaitu : (1) pertukaran gagasan, santri bertukar apa yang

dipikirkannya dengan teman sebaya maupun orang dewasa; (2) penilaian

terhadap uacapan atau perilaku orang lain, santri menyatakan pendapat atas

apa yang disampaikan atau dilakukan oleh teman sebaya maupun orang

(31)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

31 dengan teman sebaya maupun orang dewasa untuk memberikan perintah,

menyatakan permintaan atau keinginan maupun melakukan ancaman atas

suatu perbuatan; dan (5) jawaban, santri menjawab pertanyaan atau

pernyatana yang diajukan oleh orang laon pada dirinya. Bentuk-bentuk

berbicara dengan orang lain juga menjadi indikasi berapa banyak jumlah

pembendahaaraan kata yang dimiliki dan sikuasai oleh anak.

Literasi

Literasi adalah kemampuan anak untuk membaca dan menulis karena anak

mengenal lambang atau simbol bunyi dalam bentuk huruf atau aksara. Inisiasi

kemampuan membaca pada santri dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : (1) decoding

atau pendekatan fonetik, yaitu anak mengenal huruf, menyebutkannnya, mengingat dan

merangkai menjadi kata berdasarkan unsure-unsur kata yang membangun. Pendekatan

ini dikenal dengan istilah “mengeja”; (2) pendekatan keseluruhan bahasa, anak belajar

membaca dari kata yang melekat pada benda. Anak meliohat huruf dan mengingat

kembali sebagai bagian dari kata yang mengandung arti nama benda atau peristiwa yang

secara ril terjadi. Pendekatan ini berangkat dari asumsi pada dasarnya anak mampu

membaca dan menulis secara alami, dan lebih mendasar lagi anak dapat mengenal huruf

dan merangkai huruf menjadi kata secara alami seiring dengan proses belajar

memahami dan menggunakan bahasa dalam pembicaraan. Secara umum para pakar

merekomendasi untuk menggunakan kedua pendekatan secara simultan sehingga

mendorong anak menguasai keterampilan membaca dan menulis lebih cepat.

Penguasaan keterampilan menulis berkembang sejalan dengan perkembangan

membaca. Pada saat santri memahami kata yang tertulis ke dalam perkataan pada saat

yang bersamaan santri juga mencoba mempergunakan kata tertulis untuk

mengekspersikan pikiran dan perasaannya. Menulis merupakan pengalaman yang cukup

sulit bagi santri di kelas awal. Karangan yang dihasilkan masih terbatas dan dengan

topic yang akrab dengan keseharian. Sering dengan penguasaan keterampilan berbahasa

kemampuan menulis santri meningkat karena tulisan sudah memperhatikaan ejaan,

tanda baca, tata bahasa, huruf besar dan kecil serta tugas fiskk dasar membentuk huruf

(32)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

32 Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.

Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh berbagai factor. Faktor-faktor

tersebut sebagai berikut :

a. kesehatan, kondisi kesehatan yang kurang baik membuat anak

mengalami kelambanan perkembangan berbahasa. Asupan gizi

mempengaruhi daya kerja otak, dan daya kerja otak mempengaruhi

kemmapuan memproses informasi. Selain itu kesehatan yang buruk

membuaat interkasi anak dengan lingkungans ekitar menjadi

terbatas sehingga pembendaharaan kata anak juga menjadi terbatas.

b. intelegensi, tingkatan intelektual mempengaruhi perkembangan

bahasa. Anak dengan keterbelakangan mental yang paling rendah

sangat miskin dalam berbahasa. Anak-anak dengan katagaori

intelegensi normal pada dasarnya akan memiliki kemampuan

berbahasa secara baik. Anak-anak dengan kecerdasan yang tinggi

mampu membaca dan memahami pembicaraan pada usia yang

sangat muda.

c. status sosial ekonomi, anak keluarga miskin mengalami hambatan

dalam berbahasa karena akses untuk literacy yaitu mengenal huruf

sebagai lambang dari bunyi terbatas. Selain itu kesempatan belajar

serta asupan gizi yang diperoleh juga terbatas. Anak-anak miskin

cendering menjadi ileteracy atau buta huruf atau buta aksara baik

latin maupun arab.

d. jenis kelamin, vokalisasi anak perempuan lebih cepat sejak usia dua

tahun. Interaksi yang lebih intensi antara anak perempuan dengan

orang tua dan teman sebaya juga membuat pembendaharaan kata

makin meningkat. Interaksi di sekolah antara anak tanpa

membedakan jenis kelamin di madrasah ibtidaiyah membuat

perkembangan bahasa baik pada santri perempuan maupun

(33)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

33

e. hubungan keluarga, pola asuh keluarga yang demokratis dan

autoritatif yang memandang dan menempatkan anak sebagaibagian

dari keluarga membuat anak belajar dan memperoleh contoh

bagaimana berkomunikasi dengan baik dan memiliki kebebasan

untuk menyatakan dan mengekspresikan apa yang dipikirkan dan

dirasakan melalui beragam bahasa.

f. akses komunikasi, keterbukaan dan dukungan untuk bergaul

dengan lingkungan sekitar baik keluarga inti, keluarga besar,

masyarakat, institusi atau lembaga pendidikan maupun media

komuniaksi mendorong kemampuan berbahasa santri berkembang

dengan optimal.

2. Masalah

Masalah yang dihadapi santri berkenaan dengan perkembangan bahasa dapat

diidentifikasi dalam tiga kelompok yaitu :

a. tidak atau kurang menguasai keterampilan berbahasa. Permasalahan meliputi

keambanan mengenal dan mengingat huruf, miskinnya kosa kata, kelambanan

memahami bunyi, ketidakmampuan mengucapkan atau melafalkan huruf. Santri yang

tidak mengusai keterampilan berbahasa mengalami kesulitan untuk mengikuti proses

pembelajaran di sekolah. Berbahasa bukan hanya berkenaan dengan pelajaran Bahasa

Indonesia tetapi meliputi semua mata pelajaran.

b. hambatan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan seringkali menghadapi

hambatan sehingga komunikasi tidak lancar. Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi

adalah :

(1) Menganggap diri berbeda dengan lawan bicara, menempatkan diri lebih tinggi

ataupun lebih rendah

(2) Sikap menilai meliputi : mengkritik, memberikan panggilan yang tidak

menyenangkan, mendiagnosis, dan melakukan evaluasi .

(3) segera memberikan solusi, meliputi : sangat normatif, memberikan nasehat,

(34)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

34 komentar berdasarkan pengalaman sendiri, dan memberikan gambaran hukuman

atau kemungkinan yang buruk

(4) menggangu perhatian atau pembicaraan : nyeletuk, memotong pembicaraan,

mengalihkan pembicaraan, tidak memperhatikan, dan berargumen secara logis

(5) takut, cemas dan kondisi emosional, perasaan yang terganggu secara sosial

emosial psikologis membuat individu tidak dapat memberikan perhatian penuh

terhadap proses komunikasi.

(6) kualitas perhatian dalam komunikasi : kekuatan informasi tergantung pada

bagaimana komunikan memberikan perhatian pada informasi yang disampaikan

komunikator. Penggunaan awalan ter, me dan di menunjukkan tingkatan

perhatian dan hasil yang diperoleh. Awalan ter (terdengar, tertulis, tertayangkan,

dsb) menghasilkan informasi yang tidak akurat dan tidak jelas. Awalan me

menunjukkan komunikan memberikan perhatian (mendengar, menulis, dsb)

dihasilkan data atau informasi yang jelas. Awalan Di menunjukkan perhatian

penuh (didengar, ditulis, dsb) dipertoleh informasi yang akurat dan jelas atau

diperoleh fakta. Manipulasi informasi, data dan fakta dengan pengalaman atau

pengetahuan yang tersimpan pada memori menghasilkan respon yang berbeda.

c. Penggunaan bahasa kedua, Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal

menuntut santri mempergunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

sehari-hari. Kondisi ini membawa dampak baik bagi penguasana bahasa ibu

sebagai bahasa pertama maupun bahasa Indoensia sebagai bahasa kedua.

Sebagian santri menjadi tidak mampu berbahasa ibu lagi karena penggunaan

bahasa Indonesia, atau sebagian lain mencampur aduk atau

memmpergunakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia secara bersamaan,

sebagain lagi merasa kesulitan untuk mengikuti bahasa Indonesia karena

dianggap sebagai bahasa yang sulit.

3. Tugas perkembangan

(35)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

35

a. belajar keterampilan dasar membaca dan menulis. Anak mencapai

kematangan bilamana anak mampu membaca dan menulis untuk

kepentingan proses pembelajaran dan kegiatan keseharian

b. belajar bergaul dengan teman sebaya. Anak mempergunakan kemampuan

berbahasa dan berkomunikais untuk bergaul dengan teman sebaya dan

orang dewasa disekitarnya.

4. Kebutuhan lingkungan perkembangan

Lingkungan perkembangan yang dibutuhkan agar perkembangan bahasa pada

santri di madrasah ibntidaiyah berkembang dengan baik adalah :

a. lingkungan yang memfasilitasi teredianya sumber-sumber bacaan

b. lingkungan yang mengapresiasi berbagai bentuk paparan santri baik lisan

maupun tulisan dalam berbagai seting.

c. lingkungan yang cukup terbuka untuk menerima pandangan danpendapat

santri

d. lingkungan yang memberi contoh penggunaan bahasa secara baik dan

benar

e. lingkungan yang mendorong santri mengekspresikan pikiran dan perasaan

dalam beragam cara dengan beragam aktivitas.

5. Kematangan perkembangan bahasa

Santri yang mencapai kematanganperkembangan bahasa adalah santri yang

dapat memenuhi tugas perkembangan. Artinya santri yang mampu mengusai

keterampilan membaca dan menulis serta santri yang dapat berkomunikasi secara efektif

dengan teman sebaya maupun orang dewasa baiks ecara lisan, tulisan maupun isyarat

atau bahasa tubuh.

(36)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

36 Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang

diperlukan dan menjadi prasyarat untuk dapat menguasai konten materi pelajaran yang

disampaikan guru dalam proses pembelajaran. Ketidakmampuan atau keterlambatan

anak dalam mengusai keterampilan membaca dan menusli membuat santri mengalami

kesulitan belajar sehingga pada akhirnya tidak mencapai prestasi akademik yang

diharapkan.

Kemampuan berkomunikasi membuat santri merasa berada dan menjadi bagian

dari komunitas. Rasa aman, nyaman dan memiliki teman membuat santri secara

psikologis siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Santri juga mampu menunjukkan

kapasitas diri dengan paparan yang gagasan atau pikiran yang disampaikan. Penguasaan

ejaan, kosa kata, tata bahasa sebagai bagaian dari keterampilan berbahasa mendukung

kemampuan berkomuniaksi secara efektif.

Latihan

Untuk memperoleh timbal balik terhadap pemahaman cobalah menjawab

pertanyaan berikut ini :

Perlukan madrasah ibtidaiyah mempersyaratkan anak sudah mampu membaca

dan menulis pada saat mendaftar di madrasah ibtidaiyah ?

Untuk dapat menjawab pertanyaan latihan, bacalah kembali paparan potensi,

masalah dan tugas perkembangan bahasa. Lakukan analisa. Saya yakin ibu dan bapak

guru dapat enjawab dengan tegas pertanyaan latihan.

C.II. RANGKUMAN

Perkembangan bahasa meningkat dengan pesat pada saat santri berada di tingkat

madrasah ibtidaiyah. Penggunaan kosa kata, tata bahasa dan sintaksis menjadilebih

kompleks untuk kepentingan mempergunakan bahasa sebagai media komunikasi.

Ketermpilan membaca dan menulis merupakan tugas perkembangan yang harus dicapai

dan menjadi modal dasar bagi pencapaian prestasi akademik di sekolah. Penguasaan

(37)

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik

37 maupun bahasa tubuh dengan teman sebaya dan orang dewasa. Orang tua dan guru

sebagai orang dewasa hasil memfasilitasi perkembangan bahasa santri dengan

menempatkan diri sebagai komunikan maupun komunikator yang efektif. Pengajaran

bahasa dilakukan sejak dini disarankan mempergunakan pendekatan fonetik dan

keseluruhan secara terintegrasi.

D.II TES FORMATIF

1. Menurut Karl komunikasi merupakan :

a. cara manusia berinteraksi dengan orang lain

b. potensi tertinggi manusia

c. potensi manusia untuk berbahasa

d. potensi manusia dalam kehidupan

2. Fokus utama perkembangan bahasa pada santri madrasah ibtidaiyah adalah :

a. pragmatis

b. praksis

c. praktis

d. praktik

3. Kemampuan komunikasi yang paling tinggi adalah :

a. komunikasi langsung

b. komunikasi intra personal

c. komunikasi dua arah

Referensi

Dokumen terkait

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas wijaya Kusuma Surabaya karya ilmiah saya yang berjudul : Efek serbuk Daun Gulma

Setelah diberikan perlakuan dengan melakukan senam kaki dengan koran selama 7 hari berturut-turut, terjadi peningkatan sensitivitas kaki rata-rata pada kelompok

- Tahun 2012 target indikator RPJMD tercapai dengan angka rasio mencapai 100%. - Tahun 2013 target indikator RPJMD tercapai dengan angka rasio mencapai 100%. - Tahun 2014

Hasil analisis daya pembeda untuk soal kemampuan berpikir kritis dengan bentuk uraian dapat dilihat pada Tabel 3.15 di bawah, sedangkan perhitungan selengkapnya

Jika perusahaan tersebut memperoleh hasil dari penjualan atau seluruh penjualan dijumlahkan, jumlah itu sama besarnya dengan seluruh biaya yang telah

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya karya tulis yang berjudul “Kejadian Dispepsia pada penderita Diabetes

Adapun perbandingan antara bantalan luncur dengan bantalan gelinding yaitu: Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar, se- dang

Sahabat MQ/ tingginya bea masuk impor tuna dari Indonesia ke Jepang/ membuat pemerintah gelisah/ karena berdampak pada penurunan daya saing ikan tuna Indonesia/ di