HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN
MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA KISARAN KAB. ASAHAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan.
Oleh
YUNITA KHAIRANI NIM : 8126132039
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Yunita Khairani. 8126132039. Hubungan Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Antarpribadi dengan Motivasi Kerja Guru SMK Negeri Di Kota Kisaran Kab. Asahan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (2) hubungan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (3) hubungan komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, (4) hubungan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan.
Populasi penelitian ini berjumlah 134 orang, dengan berdasarkan ketentuan table Isaac dan Michael untuk tingkat kesalahan 5%, maka ditentukan sampel sebanyak 95 guru. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen terhadap populasi di luar sampel yang berjumlah 30 guru, bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah kuesioner skala Likert. Untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis korelasi dan regresi sederhana dan ganda, pada taraf signifikansi 0,05. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan manual.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,53; (2) ada hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan dengan koefisien korelasi sebesar 0,50; (3) ada hubungan yang positif antara komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,45, (4) ada hubungan yang positif antara iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan dengan koefisien korelasi 0,56 sehingga koefisien determinasinya diperoleh sebesar 0,31.
Penelitian ini menyimpulkan, bahwa Iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi merupakan hal yang sangat penting diperhatikan para guru dan kepala sekolah, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja guru di SMK Negeri di Kota Kisaran Kab. Asahan.
ii ABSTRACT
Yunita Khairani. 8126132039. The CorrelationsAmong Climate Organization, The Leadership of Headmaster, And Interpersonal Communication With Teacher’s Job Motivation of State Vocational School in Kisaran Kabupaten Asahan.Thesis. Medan: Post Graduate Program of State University of Medan, 2016.
The purpose of this research was determined: (1) the correlation between climate organization with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, (2) the correlation between the leadership of headmasterwith teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, (3)interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan,(4)the correlations among climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan.
The population of this research is 134 people; by using proportional random sampling, as many as 97 people are taken as the sample drawn on the basis of Likert scale. Before studying the instrument was tested to the population out of sampel for 30 teachers to know the validity and reliability of instrument research. Instrument used to collect data is the Likert scale questionnaire. To test the hypotesis used to technique of correlation and regression analyses of simple and double, at the significance level of 0,05. Data processing in this research using manually.
The research results show the followings: (1) there is a positive correlation between climate organization with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,53; (2) there is a positive correlation between the leadership of headmasterwith teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,50; (3) there is a positive correlation between teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, with correlation coefficient is 0,45; (4)there are positive correlations among climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication with teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan, correlation coefficient is 0,56 and therefore, the determination is 0,31.
In conclusion, the climate organization, the leadership of headmaster, and interpersonal communication are essentials matter to be taken into account by all the headmasters, to be increase teacher’s job motivation of state vocational school in kisaran kabupaten asahan.
vi
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... .. 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 13
1. Definisi Motivasi Kerja ... 13
a. Hakikat Motivasi Kerja Guru ...… 21
b. Teori Motivasi Kerja……….. 26
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja Guru ... 32
2. Iklim Organisasi... 36
a. Defenisi Iklim Organisasi ... 35
b. Dimensi – dimensi Iklim Organisasi ... 41
c. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi ………... 44
d. Indikator Iklim Organisasi ………. 46
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ………. 49
a. Defenisi Kepemimpinan ……….. 49
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah ……….. 51
c. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan …………. 59
d. Keterampilan Kepala Sekolah ……… 60
e. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah ……… 61
4. Komunikasi Antarpribadi ……….. 66
a. Definisi Komunikasi Antarpribadi ……….. 66
b. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi ……….. 71
c. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi ………….. 76
B. Penelitin Relevan ……… 81
C. Kerangka Berfikir ……….. 82
1. Hubungan Iklim Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Guru …………. 82
2. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru ……… 84
vii
4. Hubungan Iklim Organisasi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Komunikasi Antarpribadi secara bersama-sama Dengan
Motivasi Kerja Guru ………. 87
D. Hipotesis Penelitian ……… 90
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 91
B. Metode Penelitian ………. 91
C. Sumber Data ……….. 91
1. Populasi ……… 91
2. Sampel ………. 93
D. Definisi Operasional ……….. 94
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……….. 95
1. Penyusunan Instrumen ……… 96
2. Skala Pengukuran ……… 97
F. Uji coba Instrumen ………. 97
G. Teknik Analisis Data ……….. 100
H. Uji Persyaratan Analisis ………. 103
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Motivasi Isi ... 14
Gambar 2.2 Proses Motivasi ... 15
Gambar 2.3 Model Kebutuhan Hirarki Maslow ... 17
Gambar 2.4 Model Kebutuhan Hirarki Maslow ... 20
Gambar 2.5 Teori Jalur Sasaran Menurut Colquit, lePine, Wasson ... 33
Gambar 2.6 Interkasi Berbagai Faktor Dalam Membentuk Iklim Sekolah ... 40
Gambar 2.7 Model Komunikasi... 70
Gambar 2.8 Paradigma Penelitian ... 87
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Iklim Organis... 113
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah.. 114
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Skor Variabel Komunikasi Antar Pribadi……... 115
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fokus Teori Motivas………. 14
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Guru SMK di Kota Kisaran……… … 92
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi………. 92
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Guru………. 96
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Iklim Organisasi……… 96
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah……… 96
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Komunikasi Antarpribadi……….. 96
Tabel 3.7 Interprestasi Koefesien Korelasi Nilai r……… 99
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Data Iklim Organisasi……….. 112
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Kepemimpinan Kepala Sekolah……. 113
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Data Komunikasi Antar Pribadi………….. 115
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja………. 116
Tabel 4.5 Rangkuman Analisis Uji Normalitas dengan Lilifors……… 117
Tabel 4.6 Rangkuman Uji Linieritas Regresi………. 118
Tabel 4.7 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1denganX2, X2 dengan X3, dan X2 dengan X3……… 119
Tabel 4.8 Analisi Varians untuk Pengujian Signifikansi dan Linieritas regresi Ŷ=40,530+0,668X1……… … 120
Tabel 4.9 Rangkuman hubungan iklim organisasi dengan motivasi kerja guru… 121 Tabel 4.10 Analisis varians untuk pengujian signifikansi dan linieritas regresiŶ=48,444+0,532X2………. 121
Tabel 4.11 Rangkuman Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolahdengan Motivasi kerja guru………. 122
Table 4.12 Analisis varians untuk pengujian signifikansi dan linieritas regresi Ŷ=54,011+0,492X3………. 123
Tabel 4.13 Rangkuman hubungan komunikasi antar pribadi dengan motivasi kerja guru……… 124
Tabel 4.14 Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji keberartian variabel X1, X2 dan X3 dengan Y………. 125
Tabel 4.15 Rangkuman analisis regresi ganda……….. 126
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Penelitian Motivasi Kerja ... 149
Lampiran II Instrumen Penelitian Iklim Organisasi ... 151
Lampiran III Instrumen Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 154
Lampiran IV Instrumen Penelitian Komunikasi Antar Pribadi ... 157
Lampiran V Data Hasil Penelitian Organisasi ... 160
Lampiran IX Perhitungan Validitas Angket Iklim Organisasi ... 161
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang
ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber
daya manusia dalam mengatasi berbagai krisis tersebut bisa memberikan efek negatif
dalam masyarakat untuk berkembang. Kemampuan setiap individu dalam menangani
berbagai permasalahan yang ditemui, sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan
yang bisa menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Permasalahan yang tidak pernah selesai dan terjawab pada saat ini adalh
begaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan.
Antara lain, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan beberapa hal telah
dilakukan, baik perbaikan sarana dan prasarana, kurikulum, maupun peningkatan
kualitas tenaga pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satu unsur
penting yang peling menentukan adalah tenaga pendidik, sebagaimana dikemukakan
Tilaar (1994:64) bahwa tanpa mengabaikan faktor-faktor lain, guru dianggap sebagai
faktor tunggal yang menentukan mutu pendidikan.
Guru merupakan salah satu komponen utama dalam mendukung peningkatan
mutu sumber daya manusia,sehingga secara terus menerus berupaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui penataan sistem pendidikan nasional secara
komprehensif. Penataan, pengembangan dan pemantapan sumber daya manusia, perlu
ditumbuhkan secara efisien agar sarana pembangunan mutu pendidikan yang
2
Dengan lahirnya Undang-undang omor tahun tentang Sistem
pendidikan asional, berarti pedoman dasar, tujuan, jalur, jenis, jenjang pendidikan
serta pelaksanaannya sudah jelas diatur dan tegas. Sementara itu dalam jenis pendidikan
disebutkan adanya pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa,
pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, pendidikan
professional. Dengan adanya berbagai jenis pendidikan ini, maka terbuka peluang dan
kesemapatan yang luas bagi warga egara untuk memperoleh pendidikan yang
diminatinya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wadah penyelenggaraan
pendidikan di bidang intelektual memikul beban yang erat dalam upaya mewujudkan
tujuan pendidikan. Sebagai sebuah organisasi tentunya memiliki personel yang cukup
besar. rganisasi yang besar dengan personil yang besar tentunya memiliki
masalah-masalah yang tidak kecil, dan masalah-masalah – masalah-masalah tersebut muncul sedemikian rupa
disebabkan adanya kepentingan yang berbeda atau juga karena adanya ketidak pahaman
terhadap tugas maupun misi yang diemban oleh organisasi.
Jika dicermati masalah dilapangan berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti ditemukan permasalahan yang cukup kompleks, diantaranya : (1)
masih rendahnya usaha pengembangan pengetahuan dan wawasan guru,( ) masih ada
sebagaian guru memiliki kemampuan dan kecakapan kerja tidak sesuai dengan tugasnya
sebagai guru, ( ) bakat dan minat serta sikap guru terhadap pekerjaan yang kurang
professional, (4) masih ada guru dalam melaksanakan tugasnya belum sepenuhnya
mengacu kepada pengembangan nilai dan sifat-sifat pribadi, (5) masih dirasakannya
budaya organisasi yang tidak mendukung pengembangan diri guru, (6) pengharapan
yang terlalu tinggi dari para guru sehingga tidak sesuai dengan realitas keadaan, ( )
masih adanya ketidakpuasan beberapa guru berkenaan dengan pekerjaan dan
penghargaan serta kebijakan organisasi, dan (9) kurangnya kerjasama antar peran guru
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Keadaan ini terus berkembang dari hari ke hari,
dan mempengaruhi keberhasilan tugas guru secara keseluruhan. Rendahnya
penyelesaian tugas yang ditampilkan guru ini diduga karena motivasi kerja guru yang
belum dapat dirasakan guru.Untuk ituguru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, maka guru dituntut
memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan
tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk itu kompetensi
merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai
guru (pendidik) dapat terlaksana dengan baik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga
profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus meneruskan
berkesinambungan melalui berbagai usaha diantaranya melalui kegiatan penataran,
pelatihan maupun kesempatan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. amun
perlu juga memeperhatikan peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain
seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui
supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga
memungkinkan kinerja guru diharapkan meningkat.
erdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan terlihat beberapa masalah yang
mengindikasikan adanya masalahmotivasi kerja guru. Permasalahan ini nampak dari
beberapa fenomena, yaitu : (1) masih ada sebagian guru yang terlambat masuk kelas
dan keluar kelas sebelum jadwal pergantian jam pelajaran, ( ) masih ada sebagian guru
tak acuh terhadap tugas yang diberikan, kurang bergairah dalam menjalankan tugas, (4)
masih ada sebagian guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa berpedoman
pada RPP yang telah disusun, (5) masih ada sebagian guru sering meninggalkan sekolah
pada saat jam kerja, (6) masih ada sebagian guru kurang menunjukkan perhatiannya
terhadap pelaksanaan tugas sekolah, ( ) masih ada sebagian guru menunjukkan sikap
komunikasi di sekolah yang kurang efektif akibatnya kesan yang diterima guru kurang
jelas, komunikasi lebih banyak bersifat formal, kurangnya komunikasi informal,
informasi yang diterima guru sering terlambat sehingga mempersulit dalam
melaksanakan pembaharuan, komunikasi di sekolah bersifat tertutup guru tidak berani
mengungkapkan saran yang berhubungan dengan bidang tugasnya. al ini merupakan
fenomena kurang lancarnya komunikasi di sekolah.
Agar motivasi kerja dapat dioptimalkan dalam organisasi sekolah maka perlu
diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja itu. aktor-faktor itu
meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang
bersumber dari luar individu. aktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat,
minat, kepuasan, pengalaman, dan lain- lain serta faktor dari luar individu yang
bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan
(Wahjosumidjo, 1:4 ).
Kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu faktor yang menentukan
dalam keberlangsungandan perkembangan organisasi pendidikan. Untuk mencapai
tujuan sekolah, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan karena efektivitas
seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya
serta kepuasan guru terhadap pimpinannya.
Maka dari segi kepemimpinan kepala sekolah dirasakan terdapat masalah, ini
menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas seperti dalam penyusunan RPP, ( )
kepala sekolah jarang memberikan apresiasi terhadap guru yang berprestasi dalam
menjalankan tugasnya, ( ) kepala sekolah kurang memperhatikan pendapat, saran dan
kritik yang disampaikan oleh guru, (4) kepala sekolah kurang memeberikan informasi
yang berkaitan dengan pelaksanakan tugas guru, (5) Kurangnya peranan kepala sekolah
sebagai motivator terhadap semangat dan peningkatan motivasi kerja guru.
enomena-fenomena di atas apabila dibiarkan dan tidak mendapat perhatian
akan berdampak pada pelaksanaan yang dapat mempengaruhi pada tujuan organisasi
dan instansi itu sendiri dan kualitas sekolah atau mutu sekolah itu sendiri. Kurang
tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri menjadikan rendahnya motivasi
kerja guru dalam melaksanakan tugasnya.
Guru sebagai Pegawai egeri Sipil memiliki kewajiban yang harus ditaati,
sebagaimana bunyi Pasal 5 Undang-Undang o. Tahun 19 4 : Setiap Pegawai egeri
wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan
tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran
dan tanggung jawab.
Sesuai dengan Teori Sistem Perilaku dijelaskan leh ewstorm, ( : 6)
bahwa budaya organisasi mempengaruhi kepemimpinan dan komunikasi, selanjutnya
kepemimpinan dan komunikasi mempengaruhi motivasi, dan pada akhirnya motivasi
mempengaruhi kinerja.
Sementara olquitt, Lepine, Wesson ( 9: 4), mengemukakan model
Integrative Model of Organizational Behavior. Untuk memahami motivasi organisasi
diantaranya mencakup struktur budaya organisasi, struktur organisasi. Mekanisme tim
mencakup kepemimpinan, yakni : gaya kepemimpinan & perilaku dan kekuasaan,
Karakteristik individu mencakup kepribadian nilai-nilai etika dan kemampuan
brupa kecerdasan inteligensi termasuk kecerdasan emosional. Mekanisme individu
termasuk kepuasan kerja, stress tekanan, motivasi, kepercayaan, keadilan, dan
pengambilan keputusan. Sedangkan hasil yang diharapkan adalah kinerja dan komitmen
organisasi. Jika motivasi kerja guru tinggi, maka akan sangat mudah mencapai tujuan
yang diharapkan secara sempurna. Motivasi kerja guru merupakan suatu faktor yang
dominan mempengaruhi kualitas kerja guru dalam mewujudkan pendidikan yang
bermutu.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai, organisasi perlu melakukan perbaikan
kinerja. Dalam hal ini, menurut urtwengler ( :16) terdapat sejumlah faktor yang
perlu diperhatikan oleh suatu organisasi di dalam melakukan perbaikan kinerja, yaitu :
(1) aktor kecepatan; ( ) kualitas; ( ) layanan, dan (4) nilai. Selain keempat faktor
tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu :
(1) Keterampilan interpersonal; ( ) mental untuk sukses; ( ) Terbuka untuk berubah;
(4) kreativitas; (5) Terampil berkomunikasi, (6) inisiatif; ( ) kemampuan dalam
merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi tugasnya. aktor – faktor
tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, namun memiliki bobot
pengaruh yang sama terhadap motivasi kerja guru.
Menurut teori situasi kerja stoner, J.A. dan R. . reeman (1994: 6), situasi
kerja yang dapat memepengaruhi motivasi kerja adalah :
1) Kebijakan Perusahaan, seperti skala upah dan tunjangan pegawai (cuff,pensiun
dan tunjangan-tunjangan), umumnya mempunyai dampak kecil terhadap prestasi
individu. amun kebijaksanaan ini benar-benar mempengaruhi keinginan
karyawan untuk tetap bergabung dengan atau meninggalkan organisasi yang
) Sistem Balas Jasa atau sistem imbalan, kenaikan gaji, bonus, dan promosi dapat
menjadi motivator yang kuat bagi prestasi seseorang jika dikelola secara efektif.
Upah harus dikaitkan dengan peningkatan prestasi sehingga jelas mengapa upah
tersebut diberikan, dan upah harus dilihat sebagai sesuatu yang adil oleh
orang-orang lain dalam kelompok kerja, sehingga mereka tidak akan merasa dengki
dan membalas dendam dengan menurunkan prestasi kerja mereka.
) Kultur organisasi, meliputi norma, nilai, dan keyakinan bersama anggotanya
meningkatkan atau menurunkan prestasi inidividu. Kultur yang membantu
pengembangan rasa hormat kepada karyawan, yang melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan dan yang memberi mereka otonomi dalam
merencanakan dan melaksanakan tugas mendorong prestasi yang lebih baik dari
pada kultur yang dingin, acuh tak acuh, dan sangat ketat.
erdasarkan penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa secara garis besar
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja sangat bervariasi. amun secara umum
faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan faktor internal.
aktor internal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yang
datangnya dari dalam diri seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi kerja yang bersumber dari lingkungan kerja
organisasi sekolah.
Guru pada umumnya akan termotivasi mengajar dengan motivasi kerja yang
tinggi apabila kebutuhannya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial dapat terpenuhi
secara baik. Mengingat begitu besarnya peranan guru di dalam proses belajar mengajar
dalam suatu institusi pendidikan, maka seharusnya pimpinan harus mengetahui
bagaimana kondisi iklim yang terjadi di sekolahnya karena iklim tidak dapat dilihat
peranan penting dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Jika iklim sekolah berjalan
dengan baik maka motivasi kerja guru akan meningkat.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelolah tenaga kependidikan yang tersedia di
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatkan motivasi kerja guru.
Sekolah yang merupakan sebuah organisasi, manajemennya dipimpin oleh
seorang kepala sekolah. aktor kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan upaya
peningkatan motivasi kerja guru. Pada umumnya, kepemimpinan kepala sekolah di
ndonesia belum dapat dikatakan sebagai manajer profesional. al ini disinyalir pula
oleh laporan ank Dunia bahwa salah satu penyebab makin menurunnya mutu
pendidikan di persekolahan di indonesia adalah kurang profesionalnya peran kepala
sekolah ( . Mulyasa, :4 ).
Komunikasi antar pribadi terhadap sesama guru berpengaruh terhadap motivasi
kerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Komunikasi antarpribadi dalam setiap individu
secara khusus pada diri guru dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya apabila
dikembangkan dengan baik dalam membantu dirinya dalam memenuhi kekurangannya.
Dengan komunikasi antarpribadi setiap individu menunjukkan diri pribadinya kepada
orang lain. Komunikasi antarpribadi dapatmempererat hubungan antarpribadi dan saling
membagi rasa dengan disadari konsep diri serta memberikan evaluasi positif dalam
menerima dan menyampaikan informasi sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Komunikasi antarpribadi seorang guru merupakan bagian yang tak dapat
dipisahklan dalam mewujudkan motivasi kerja guru di sekolah sebagai ujungtombak
pendidikan. al ini senada dengan yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat,
pribadi yang efektif maka dogmatis harus diganti dengan sekap terbuka. ersama-sama
dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong timbulnya saling
pengertian, saling menghargai, dan saling mengembangkan kualitas antarpribadi.
erdasarkan uraian yang telah dikemukakan, timbul pertanyaan apakah terdapat
hubungan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, dan komunikasi antarpribadi
dengan motivasi kerja guru. al ini mengingat bahwa guru merupakan ujung tombak
dari keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu penulis
mengadakan penelitian tentang motivasi kerja guru serta ubahan-ubahan yang dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi guru.
B. Ident f kas Masalah
erdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
akan di teliti yaitu : (1) Apakah ada hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi
kerja guru? ( ) Apakah ada hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan
motivasi kerja guru? ( ) Apakah ada hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan
motivasi kerja guru? (4) Apakah ada hubungan positif kekuatan budaya organisasi
dengan motivasi kerja? (5) Apakah ada hubungan positif disiplin kerja dengan motivasi
kerja guru? (6) Apakah ada hubungan positif kemampuan profesional guru dengan
motivasi kerja guru?
C. Pembatasan Masalah
anyak faktor yng mempengaruhi motivasi kerja guru. aktor-faktor itu antara
lain : iklim organisasi sekolah, disiplin, tingkat pendidikan, fasilitas sarana dan
prasarana, motivasi kerja dan krrativitas. Agar lebih memfokuskan arah penulisan
10
lingkup penelitian ini diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berhubungan
dengan motivasi kerja guru yakni : iklim organisasi (X1), kepemimpinan kepala sekolah
(X ), komunikasi antarpribadi (X ).Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan
faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan
peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.
D. Rumusan Masalah
erdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi dengan motivasi kerja guru
SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?
. Apakah terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan
motivasi kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?
. Apakah terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dngan motivasi kerja
guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?
4. Apakah terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala
sekolah dan komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi
kerja guru SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan ?
E. Tu uan Penel t an
erdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja guru
SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan
. Terdapat hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja
11
. Terdapat hubungan positif komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja guru
SMK egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan
4. Terdapat hubungan positif iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan
komunikasi antarpribadi secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru SMK
egeri di Kota Kisaran Kab. Asahan
F. Manfaat Penel t an
asil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis.
. Manfaat Teor t s
1. asil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan
yang berhubungan dengan manajemen organisasi dan sumber daya manusia
(SDM).
. Temuan penelitian ini dapat memeberikan informasi tentang motivasi kerja guru
SMK egeri di Kota Kisaran dalam kaitannya dengan kepemimpinan kepala
sekolah, kepuasan kerja dan motivasi kerja.
. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang berhubungan
dengan faktor yang menentukan peningkatan motivasi kerja guru.
. Manfaat Prakt s
1. agi kepala Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang
menyangkut kerja guru.
. agi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja
12
. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar mengetahui sebab-sebab dan cara
meningkatkan motivasi kerja guru sehingga kualitas pendidikan yang
diselenggarakan pada SMK egeri di Kota Kisaran dapat ditingkatkan sesuai
dengan Standart asioanal Pendidikan.
4. agi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun
hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian
137
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulan hal-hal
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan yang positif antara iklim organisasi dengan motivasi kerja
guru di SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada taraf =0,05.
Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut adalah sebesar
0,53. Persamaan regresi yang diperoleh adalah Ŷ=40,530+0,668X1. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi iklim organisasi, maka motivasi kerja
guru juga akan meningkat. Sebaliknya, makin rendah iklim organisasi, maka
motivasi kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,28 dapat
diartikan bahwa 28% varians motivasi kerja guru ditentukan oleh iklim
organisasi. Mengenai iklim organsiasi diungkapkan oleh para ahli seperti
Pidarta (2004:125) bahwa “iklim organisasi merupakan karakteristik
organisasi tertentu yang membedakannya dengan organisasi lainnya yang
dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya”.
b. Terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
motivasi kerja guru pada SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada
taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut
adalah sebesar 0,50. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=48,444+0,532X2. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
138
meningkat. Sebaliknya, makin rendah kepemimpinan kepala sekolah, maka
motivasi kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,25 dapat
diartikan bahwa 25% varians motivasi kerja guru ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Mengenai kepemimpinan kepala sekolah
diungkapkan oleh para ahli seperti Mudjahid Ak dan Kailani (dalam buku
siahaan, 2012:190), bahwa “terdapat 3 keterampilan yang harus dimiliki
seorang pemimpin sekolah (kepala sekolah), yaitu: 1). Ketrampilan konseptual
merupakan ketrampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; 2).
Ketrampilan manusiawi yaitu ketrampilan untuk bekerjasama, memotivasi,
dan mempimpin; 3). Ketrampilan teknik adalah ketrampilan dalam
menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas tertentu.”.
c. Terdapat hubungan yang positif antara komunkasi antar pribadi dengan
motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan, pada
taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara variabel tersebut
adalah sebesar 0,45. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=54,011+0,492X3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi
antar pribadi, maka motivasi kerja guru juga akan meningkat. Sebaliknya,
makin rendah komunikasi antar pribadi, maka motivasi kerja guru makin
rendah. Hasil koefisien determinasi (r2)=0,20 dapat diartikan bahwa 20%
varians motivasi kerja guru ditentukan oleh komunikasi antarpribadi.
Mengenai komunikasi antar pribadi diungkapkan oleh para ahli seperti
139
melahirkan hubungan pribadi yang efektif maka dogmatis harus digantikan
dengan sikap terbuka”.
d. Terdapat hubungan secara sendiri dan bersama-sama yang positif antara iklim
organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi
dengan motivasi kerja guru pada SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten
Asahan, pada taraf =0,05. Koefisien korelasi untuk hubungan antara ketiga
variabel tersebut adalah sebesar 0,56. Persamaan regresi yang diperoleh adalah
Ŷ=34,09 + 0,411X1 + 0,267X2 + 0.035X3. Hal ini menunjukkan bahwa jika
iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antarpribadi
meningkat secara bersama-sama, maka motivasi kerja guru juga akan
meningkat. Demikian sebaliknya, makin rendah iklim organisasi dan motivasi
kerja guru, maka disiplin kerja guru makin rendah. Hasil koefisien determinasi
(r2)=0,31 dapat diartikan bahwa 31% varians motivasi kerja guru ditentukan
oleh ikllim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar
pribadi. Mengenai motivasi kerja guru diungkapkan oleh para ahli seperti
Ibrahim Bafadal (2004:21) menyatakan bahwa “motivasi kerja guru adalah
kemampuan guru untuk mengertakan tugas-tugasnya, bahwa tinggi rendahnya
motivasi kerja guru sangat memperngaruhi performansinya dalam
140
B. Implikasi
Implikasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah keterlibatan atau
keadaan terlibat. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian,
maka upaya-upaya yang diberikan sebagai implikasi penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Implikasi dengan Kepala Dinas Kab. Asahan perlu membangun iklim
organisasi yang lebih baik lagi, dikarenakan iklim organisasi yang baik
akan dapat membina kerjasama yang baik dan dapat membuat seorang
pengajar akan lebih tenang dan fokus dengan kegiatan pembelajaran.
2. Implikasi dengan Kepala Sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten
Asahan masih perlu memperbaiki motivasi kerja guru dengan membuat
atau menciptakan iklim organisasi yang baik yang merupakan salah satu
indikator dalam bekerja atau pada saat proses pembelajaran, sehingga
dalam proses pembelajara para peserta didik tertarik terhadap materi dan
penyampaian materi yang diberikan. Dalam hal motivasi kerja, kepala
sekolah dapat menciptakan insiatif mendorong guru akan lebih termotivasi
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kemapuannya dalam penguasaan materi atau manajemen
pembelajaran.
3. Penerapan iklim organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi
antar pribadi menekankan pada hubungan motivasi kerja guru sehingga
guru merasa senang untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Perubahan pada
141
waktu ke waktu untuk meningkatkan motivasi kerja guru yang lebih baik
lagi.
4. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa motivasi
kerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar impelementasi iklim
organisasi, kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi antar pribadi
terhadap guru dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah SMK Negeri
Kota Kisaran Kabupaten Asahan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan
motivasi kerja guru dalam pembelajaran diajukan beberapa saran-saran
sebagai berikut:
1. Sebaiknya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan memperbaiki iklim
organisasi dengan tujuan setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
disuatu sekolah, jika memiliki iklim organisasi yang baik akan menyebabkan
motivasi kerja dan prestasi kerja guru meningkat dalam melaksanakan tugas
keprofesiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sebaiknya Kepala Sekolah SMK Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan
konsisten terhadap kebijakan yang telah dibuat. Misalnya patuh terhadap
patuh terhadap disiplin dan peraturan-peraturan yang telah disepakati dan
tidak menempatkan kepentingan pribadi atau keluarga diatas kepentingan
142
3. Memberikan kesempatan dalam meningkatkan kompetensi guru, kepala
sekolah dalam pelatihan dari instansi sejenis maupun instansi lain setempat,
mengadakan workshop dan seminar-seminar tentang peningkatan kualitaspara
pendidik, sehingga dengan demikian motivasi kerja guru pada Sekolah SMK
Negeri Kota Kisaran Kabupaten Asahan dapat meningkat.
4. Sebaiknya Peneliti lain agar saling sumbang saran dalam pemberian masukan
dan perbandingan baik dari segi teknis maupun hasil temuan untuk
1
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, syarizal. 2009. Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Alo Liliweri. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
As’ad. Moh.2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Barkah, 2002. Pengaruh gaya kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap prestasi kerja organisasi di Surabaya. Surabaya : Tesis Program Pascasarjana Unair.
Bennis Werren & Michael Mische. 2005. Century Organization, Reventing ThroghRegineering. Kuala Lumpur : Golden Books Center.
Campbell, F. W. and Robson, J.G. 1968. Application of Fourier analysis to the visibility of gratings. J. Physiol.
Colquitt, LePine, & Wesson. 2009. Organization Behavior. Harper and Row : New York.
Chung, Kae. E & Megginson, Leon. C. 1981, Organisasi Behavior; Developement Managerial, New York, Hopper, Publishar.
Dale Timpe, 1992. Kinerja; penerjemah, Sofyan Cikmat. Seri 6 : Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Elex Media Komputindo.
Danim, Sudarwan, 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah : Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta : Bumi Aksara.
1
De Roche, E.F. 1985. Ho School Administrators Solve Problem. New Jersey : Prentice Hill.
Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia AlihBahasa : Agus Maulana . Jakarta : Profesional Books.
Gibson, James L., John M. Ivancenvich, James H. Donely, JR. 2000.
Organization : Structure, Processes, Behavior, Dallas : Business
Publications.
Griffin, Ricky. W 2002 . Manajemen. Jakarta : Erlangga.
Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta : BPFE.
Gorton, R. A, 1976. School Administration, The American. W.M.C. Brown Company Publisher.
Hadar, Nawawii. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada University Press.
Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Cetakan Keenam. Jakarta PT Gunung Agung.
Harris, O Jeff, Jr. 1984. Managing People at Work. Canada : John Willey & Sons, Inc.
Hasibuan. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan, Melayu S.P., 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Higgins, E. T. 1994. Self-Dicrepancy Theory : What Patterns of Self-Beliefs Cause People to Suffer?. Advances in E perimental Social Psychology.
1
Hoy, Wayne K., Cecil G. Miskel. 2005. Educational Administration : Theory, Research, and Practice, Singapore : McGra -Hill.
Husaini, Usman. 2008. Manajemen, Teory, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kreitner, R dan Kinicki, A. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba.
Komariah, A. dan Triatna, C. 2008. Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kusnendi. 2005. Model – model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung Albeta.
Lussier. 2009 Manajement Fundamentals. Mc Graw Hill : New York.
Lateiner, R. Alfred. 1980. Teknik Memimpin Pega ai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soejono, Jakarta : Aksara Baru.
Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.
Yogyakarta : Lkis Yogyakarta.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa : Vivin A.Y, Shekar Purwanti. Yogyakarta:Andi.
Manullang. M. 2008. Manajemen Personalia Edisi Ke-4 Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mathins, Robert L., dan Jackson, John H. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.
McShane dan Glinow. 2007. Organizational Behavior : Essentials. McGraw Hill : New York.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
1
Munandar, Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI Press
Miller, K. D. 1990. Correlation-based mechanisms of neural development. In Gluck, M. A. and Rumelhart, D. E., editors, Neuroscience and Connectionist Theory.
Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior. 12 Edition. Mc Graw Hill.
Owens, R.G. 1992. Organizations Behavior in Education. Boston : Allyn and Bacon.
PH. Slamet. 2000. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 025. Karakteristik Kepemimpinan Kepala Sekolah Tangguh. Jakarta.
Purwanto Ngalim. 2005. Admintrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaka Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Riduwan, Kuncoro, A. E. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.
Bandung : Alfabeta.
Robbins, P.S, dan Coulter, Mary. 2007. Manajemen. Jilid 1 dan 2 Edisi kedelapan. Jakarta. PT Indeks.
Robbins, S.P dan Judge. 2007. Essential of Organizational Behavior. Prentice Hall inc : San Diego.
Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sedarmayanti. 2011. Membangun dan mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung : Refika Aditama.
1
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Simamora, H., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III .
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi ; Teori dan Praktek di Bidang Pendididkan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Slocum, John W dan Hellriegel, Don 2009 . Principles of Organizational Behavior. South-Western : Ohio.
Spillane, James p. 2006. Distributed Leadership, San Fransisco : Jossey Bass.
Steers, Richard M. 1985. Organizational Effectiveness, A Behavioral Vie .
Terjemahan Magdalena Jamin. California : Good Year Publishing Company, Inc.
Stuart, Robert D. And Barbara B. Morgan. 2002. Library and information center management, USA : Library Unlimited.
Sudjana, 1989. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kulitatif, dan R & D. Cet 7. Bandung : Alfabeta.
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis .
Yogyakarta : Kanisius.
Supratiknya A. 2003. Komunikasi antarpribadi. Yogyakarta : Kanisius.
Suryadi. 2008. Kontribusi Peran Kerja Sekolah Terhadap Semangat Kerja Guru SD di Kota Bandung dalam Melaksanakan Sertifikasi.
Steers, R.M dan Layman, W.P. 1983. Motivation and Work Behavior. New York : McGaw Hill Book Company Inc.
1
Stoner, James A. F. & Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, Jr. 1996. Manajemen.
Edisi
Indonesia, Alih Bahasa Alexander Sindoro, PT. Prehalindo, Jakarta.
Terry, George R., Leslie W. Rue. 2000. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,
Cetakan Pertama, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Taguiri, David dan Litwin, H. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Terjemahan Jusuf Udaya. Jakarta : Prehalindo.
Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen, teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Wahjusomidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik, dan Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Wijaya. 2006. Pengaantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Bangsa Press.
Wirawan, 2008, Budaya dan iklim organisasi, Salemba Empat, Jakarta.
Yulk, Gary. 2005. Kepemimpinan Organisasi. Jakarta : Kelompok Gramedia.