• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata Pancur Batu"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

PENGARUH SISTEM KOMUNIKASI TERHADAP

EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA

PT. VARIA SEKATA PANCUR BATU

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

FRANKLIN TARIGAN 050521134

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara M e d a n

(2)

A

ABBSSTTRRAAKK

Franklin Tarigan (2009), Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Dosen Pembimbing: Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Penguji satu: Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Penguji dua: Dra. Lucy Anna, MSi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan.

Hasil analisis data dengan metode regresi linear sederhana menunjukkan bahwa sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja, dimana Y=8,673 + 0,615X + e. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel sistem komunikasi sebesar satu satuan maka efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu akan meningkat sebesar 0,615 satuan.

Hasil uji t (uji parsial) menunjukkan t hitung > t tabel. Yaitu 12,142 > 2,09. Artinya variabel sistem komunikasi (X) berpengaruh signifikan

terhadap efisiensi kerja (Y) karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

R Square (R ) pada penelitian ini yaitu 73,2% menunjukkan bahwa variabel 2 sistem komunikasi mempengaruhi variabel efisiensi kerja sebesar 73,2%.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa. Engkaulah

yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan, penghiburan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh tiada terhingga

dalam kehidupanku.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen

Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Sistem Komunikasi

Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak

kekurangannya baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan

karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap

berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penulis juga menyadari bahwa pada hakekatnya penulisan skripsi ini tidak

dapat terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen

(4)

3. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi selaku pembimbing yang telah banyak

membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si dan ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. selaku Penguji

I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang

diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ulfah, MS. selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam

konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

telah mendidik dan membimbing Penulis selama masa perkuliahan..

7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

telah banyak membantu memperlancar segala kegiatan administrasi dan

urusan akademik Penulis selama masa perkuliahan.

8. Pimpinan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang berkenan memberikan izin

kepada Penulis untuk melakukan riset.

9. Seluruh staff karyawan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang membantu dan

menunjukkan rasa hormat kepada Penulis selama mengadakan riset.

10. Rasa hormat dan ucapan terima kasih Penulis yang tidak terhingga kepada

kedua orang tua Penulis yang tersayang Ayahanda Drs. P. Tarigan dan Ibunda

E. br. Purba yang telah memberikan dukungan, dorongan, dan doa yang tulus

kepada Penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Saudara-saudara Penulis yang tersayang dan yang Penulis hormati yaitu kakak

(5)

yakin dukungan doa dan bantuan yang diberikan kakak dan adik, Saya

ucapkan terima kasih.

12. Keluarga Bp. Ida Tarigan yang telah mendukung penulis dengan memberikan

fasilitas dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

13. Teman-teman terdekat Penulis Jerry Siagian, Ronald Hutabarat, Nur Aqsa,

Rony Hizkia, Prianta Ginting, Yoel Artahsasta, Samion Putra, Ihsanul Hadi,

Jules Junito, Jaka Marsela, dan Ahyad.

14. Rekan-rekan seperkuliahan Penulis yaitu Admiron, k’ Magdayanta Sembiring

beserta keluarga, Esa, Dhany Barus, Rahmadani Putra, Frengky Santho,

Melky, Dekris, Ridho, Dina, Lucky, Roy, Arnold, Sutan Manyabar, dan

rekan-rekan lainnya.

15. Rekan-rekan Permata GBKP Runggun Kampung Susuk, khususnya Pengurus

Periode 2008 – 2010 yaitu Noventina Davia, Meydarty Surbakti, Safrina

Kaban, Nina Amelya, Elma Sufianna, Irawaty Ginting, dan Pengurus Periode

2006 – 2008 serta Periode 2004 – 2006 yang memberi doa dan dukungan

motivasinya.

16. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, Maret 2009 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

1. Batasan Operasional ... 6

2. Defenisi Operasional ... 6

3. Skala Pengukuran Variabel ... 7

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

5. Populasi dan Sampel ... 8

6. Jenis Data ... 8

7. Teknik Pengumpulan Data ... 9

8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 10

(7)

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Pengertian Efisiensi Kerja ... 16

C. Pengukuran Efisiensi Kerja ... 18

D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi ... 19

E. Proses Komunikasi ... 21

F. Jenis Komunikasi ... 24

G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 30

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 33

C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34

D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan ... 44

E. Mekanisme Komunikasi ... 47

F. Jenis Komunikasi ... 50

G. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi ... 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 54

1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

3. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

4. Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57

5. Distribusi Jawaban Responden ... 58

(8)

C. Pengujian Hipotesis ... 65

1. Uji t (Uji parsial) ... 65

2. Koefisien Determinan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) ... 3

Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden ... 7

Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.4 Item Total Statistics ... 11

Tabel 1.5 Uji Validitas ... 12

Tabel 1.6 Realibility Statistics ... 13

Tabel 3.1 Media Komunikasi ... 33

Tabel 3.2 Produk Obat Kaplet / Kapsul serta Kegunaannya ... 45

Tabel 3.3 Produk Obat Tablet serta Kegunaannya ... 46

Tabel 3.4 Produk Obat Cair serta Kegunaannya ... 47

Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57

Tabel 4.5 Jawaban Responden mengenai Pengaruh Komunikasi ... 59

Tabel 4.6 Jawaban Responden mengenai Efisiensi Kerja ... 62

Tabel 4.7 Coefficients Statistics ... 64

Tabel 4.8 Coefficients ... 65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 23

(11)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

Grafik 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Grafik 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 2: Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3: Daftar Tabel T

Lampiran 4: Daftar Tabel R

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi

waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu (Gie 1997

: 26). Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan

terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja

pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat

dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja

(tenaga dan pikiran).

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan

sehari-hari dirumah tangga, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja

manusia berada.

Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian dan penerimaan informasi

berupa gagasan, ide, pesan ataupun simbol dari satu pihak ke pihak lain dengan

maksud mengubah partisipasi agar hal-hal yang disampaikan menjadi milik

bersama. Arti penting dari komunikasi adalah proses pengiriman pesan yang

mengandung arti dari pengirim pesan kepada penerima pesan dengan tujuan,

media dan waktu tertentu sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan

pengertian yang sama dan serasi dalam membentuk landasan aktivitas serta dasar

(14)

Jalinan kerjasama diperlukan diantara seluruh karyawan perusahaan

melalui komunikasi yang baik, karena hampir semua kegiatan di dalam

perusahaan merupakan suatu proses komunikasi. Hal ini semakin menegaskan

bahwa arti komunikasi bukan hanya sekedar bertukar informasi atau

menyampaikan kata-kata yang menimbulkan hubungan timbal balik, tetapi juga

merupakan proses awal jalinan kerja sama diantara sesama anggota organisasi

atau perusahaan.

Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja

karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka

perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),

akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan.

Dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja

karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu

perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada

perusahaan tersebut.

PT. Varia Sekata, Pancurbatu adalah perusahaan yang begerak dibidang

industri farmasi. Perusahaan ini memiliki 56 orang karyawan, dan dalam

melakukan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan distributor

yaitu PT. Mega Deli Mas Farma.

Berikut ini disajikan tabel mengenai jumlah pendapatan penjualan, jumlah

biaya yang dikeluarkan dan jumlah laba (rugi) PT. Varia Sekata Pencurbatu dari

(15)

Tabel 1.1

Jumlah pendapatan penjualan, biaya dan laba (rugi) PT. Varia Sekata Tahun 2005 – 2007. (dalam ribuan)

2005 2006 2007

Pendapatan 1.704.990 1.580.935 1.487.930

Biaya Operasional 725.247 695.720 676.565

Biaya Umum 713.390 673.082 628.259

Jumlah Biaya 1.438.637 1.368.802 1.304.824

Laba (Rugi) 266.353 212.133 183.106

Sumber : Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2007 terjadi penurunan biaya yang dikeluarkan perusahaan dimana hal ini

menunjukkan adanya efisiensi kerja didalam PT. Varia Sekata Pancurbatu. Tetapi

walaupun terjadi penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap

tahunnya efisiensi kerja karyawan belum maksimal, karena penurunan jumlah

biaya yang dikeluarkan juga diikuti dengan penurunan jumlah pendapatan yang

diperoleh perusahaan setiap tahunnya.

Efisiensi kerja yang terjadi dalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu

bergantung pada sistem komunikasi yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja

karyawan secara berkesinambungan. Keberadaan sistem komunikasi seharusnya

dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata,

Pancurbatu. Artinya dengan penggunaan media dan waktu komunikasi yang tepat,

maka PT. Varia Sekata, Pancurbatu seharusnya dapat menghemat biaya, waktu,

tenaga dan pikiran akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal

dipertahankan. Oleh sebab itu sistem komunikasi dapat menjadi faktor penentu

dalam mencapai efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

(16)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem

komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT.

Varia Sekata Pancurbatu ?”

C. Kerangka Konseptual

Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi

waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh usaha kerja itu.

Efisiensi kerja pada perusahaan merupakan perbandingan antara waktu kerja,

biaya dan metode kerja perusahaan dengan hasil kerja dari segi kuantitas dan

kualitas yang diperoleh perusahaan

Komunikasi meliputi suatu proses penyampaian pesan yang mempunyai

tujuan dari pengirim pesan dan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya.

Oleh karena itu dibutuhkan media penyampai pesan sebagai perantara dan

dibutuhkan waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada

sebuah perusahaan, komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi,

memberikan perintah dan menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja secara sederhana

dapat dideskripsikan bahwa, semakin efektif komunikasi maka semakin tinggi

pula tingkat efisiensi kerja pada perusahaan. Dengan bantuan komunikasi,

pekerjaan karyawan pada perusahaan menjadi lebih efisien dalam arti

penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah dan mudah.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual

(17)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Widjaya (2000 : 13) dan Gie (1997 : 21) diolah

D. Hipotesis

Mengacu pada perumusan masalah, dikemukakan hipotesis sebagai

berikut: “Sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu

berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem komunikasi terhadap

efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

2. Mengetahui secara lengkap sistem komunikasi yang diterapkan pada

PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan yang diteliti

Sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai

sistem komunikasi yang dihubungkan dengan efisiensi kerja. KOMUNIKASI

1. Tujuan komunikasi 2. Media komunikasi 3. Waktu komunikasi 4. Pengirim/penerima

EFISIENSI KERJA

1. Waktu 2. Biaya

(18)

2. Bagi penulis

Penulisan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dari literatur yang penulis peroleh dari

perkuliahan dan memperdalamnya serta menambah wawasan dan

pengetahuan penulis.

3. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang meneliti

tentang objek yang sama atau yang berkaitan dengan sistem

komunikasi dan efisiensi kerja dimasa mendatang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel sistem komunikasi (X) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu

tujuan komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi, dan

pengirim/penerima pesan.

b. Variabel efisiensi kerja (Y) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu

waktu, biaya dan metode kerja.

2. Defenisi Operasional

a. Sistem komunikasi (X) adalah proses penyampaian/pengiriman pesan.

Dalam penelitian ini sistem komunikasi merupakan variabel bebas

(19)

b. Efisiensi kerja (Y) adalah perbandingan yang terbaik antara suatu kerja

dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari

dua segi, yaitu :

1. Segi hasil, suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha

tertentu memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah

satuan hasil

2. Segi usaha, suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil

tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud

mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja.

Dalam penelitian ini efisiensi kerja merupakan variabel terikat (dependet

variable) yang terdiri dari beberapa indikator.

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86). Dalam penelitian

ini diberikan lima alternatif jawaban yang harus dijawab responden, yaitu :

Tabel 1.2

Alternatif Jawaban Responden

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2006 : 86

Berikut uraian defenisi operasional variabel, indikator serta skala

(20)

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran Variabel Sistem

Komunikasi (X)

Proses penyampaian / pengiriman pesan

a. Tujuan komunikasi b. Media komunikasi c. Waktu komunikasi d. Pengirim/penerima dicapai oleh kerja itu

a. Waktu b. Biaya

c. Metode kerja

Skala Likert

Sumber : Widjaja, 2000 : 13 (diolah)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Varia Sekata yang beralamat di Jl. Letjend

Djamin Ginting KM 19, Pancurbatu. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei

2008 sampai dengan bulan Februari 2009.

5. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan perusahaan yang

berjumlah 56 orang. Responden yang akan dijadikan sampel berjumlah 56 orang.

Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan

menggunakan metode Sampling Jenuh dimana semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006 : 78).

6. Jenis Data

Penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi

yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini, jenis data yang

(21)

a. Data Primer

Adalah data utama yang diperlukan penulis untuk mengetahui sebenarnya

pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia

Sekata Pancurbatu. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

pertanyaan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Varia Sekata

Pancur Batu.

b. Data Sekunder

Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk

mendukung penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur

yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang

ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai

berikut :

a. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara

sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang sistem

komunikasi dan efisiensi kerja.

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak

yang berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat.

c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

(22)

8. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau

tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Realibel berarti

instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006 : 109). Uji ini dilakukan diluar

sampel yaitu pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel pada perusahaan

lain yang sejenis dengan PT. Varia Sekata Pancurbatu. Dan yang menjadi

responden uji coba sebanyak 25 orang. Uji validitas dan realibilitas kuesioner

dalam penelitian ini menggunakan bantuan software statistik yang umum

digunakan yaitu SPSS versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang relevan.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membandingkan antara

r tabel dan r hitung. Apabila r hitung > dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner tersebut valid, sebaliknya bila r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut

tidak valid. Menentukan reliabel atau tidaknya kuesioner dapat diketahui bila

r alpha > r tabel maka kuesioner reliabel, sebaliknya bila r alpha < r tabel maka

kuesioner tidak reliabel.

Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis

(23)

Tabel 1.4

Sumber: Data primer, 2009. (diolah)

Interpretasi

a. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus. Misalnya jika kuesioner pertama dihapus maka rata-rata

total bernilai 72.04, bila kuesioner kedua dihapus maka rata-rata totalnya

bernilai 72.24 dan seterusnya.

b. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika

variabel tersebut dihapus. Besarnya varian total jika kuesioner pertama

dihapus adalah 171.623, jika kuesioner kedua dihapus adalah 172.357 dan

(24)

c. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor total

kuesioner yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai

pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai r hitung yang

akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas setiap kuesioner.

Penulis membuat sebuah tabel baru, hal ini dimaksudkan untuk

menunjukan perbandingan antara r tabel dan r hitung sebagai berikut:

Tabel 1.5 Uji validitas

Kuesioner r hitung tiap pertanyaan

Corrected Item-Total Correlation

r tabel Validitas

Q1 .549 0,396 Valid

Sumber: Data primer, 2009. (diolah)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan :

1. Jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid

2. Jika r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut tidak valid

3. Nilai r tabel diperoleh dari df = k-2 dengan = 0,05. Maka df = 25-2 = 23. Jadi

(25)

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa r hitung > r tabel sehingga berdasarkan data

tersebut disimpukan bahwa semua pertanyaan pada kuesioner tersebut valid dan

layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah semua kuesioner

dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas kuesioner yang

dapat dilihat pada tabel 1.6 sebagai berikut:

Tabel 1.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.954 21

Sumber: Data primer, 2009 (diolah)

Ketentuan pengambilan keputusan

1. Jika r alpha > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel.

2. Jika r alpha < r tabel maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel

Tabel 1.6 menunjukkan bahwa r alpha adalah 0,954 sedangkan r tabel nilainya

adalah 0,396. Artinya r alpha > r tabel yaitu 0,954 > 0,396. Berdasarkan data

tersebut disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan layak digunakan

sebagai instrumen penelitian.

9. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menaksirkan data yang

ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh

komunikasi terhadap efisiensi kerja karayawan pada PT. Varia Sekata

(26)

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi yang digunakan adalah analisis linear sederhana dengan rumus

Y = a + bX + e

Y = Efesiensi Kerja

X = komunikasi

a = konstanta

b = Koefisien regresi

e = Standar error

Fungsi dari analisis regresi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam hal ini yaitu pengaruh antara

komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan.

c. Pengujian Hipotesis

1. Uji-t (Uji parsial)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel

bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat. Hasil uji dilakukan

pada output SPSS pada tabel Coeficient. Hasil kriteria pengujiannya adalah

sebagai berikut :

a) H0 : b1 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y).

b) Ha : b1 ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap

(27)

Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

H0 diterima jika t hitung < ttabelpada = 5%

H1 diterima jika t hitung > ttabelpada = 5%

2. Koefisien determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel.

Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin

baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika koefisien

determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel

bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (R2)

semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang

digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan

penelitian ini, antara lain meliputi :

1. Pagit Rima Tarigan (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Twins Sukses Abadi Belawan”. Hasil

penelitian ini sebagai berikut, Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan sebesar 31,8 %. Artinya bahwa kinerja karyawan

dipengaruhi oleh komunikasi hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya sebesar

68,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

2. Yusnina Hanim (2007) dengan judul “Hubungan Komunikasi Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada Front Office Departemen Niagara Hotel

Prapat”. Hasil penelitian ini sebagai berikut, Bahwa ada hubungan (korelasi)

antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan dan hubungan ini bernilai

positif. Koefisien korelasi ditemukan sebesar 0,766, termasuk pada kategori

kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dengan

prestasi kerja karyawan.

B. Pengertian Efisiensi Kerja

Kata “efisien” berasal dari bahasa Latin efficere yang berarti

menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Tapi dalam sejarah selanjutnya, arti

(29)

pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang

nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak

dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan.

Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang

maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu

tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.

Miranda, Tunggal (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi

keluaran / output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas

sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Sedangkan menurut Gie

(1997 : 26), efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara

pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan

keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan

ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara

pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya.

Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

1. Segi hasil

Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu

memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai

kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh.

2. Segi usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai

dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur,

(30)

Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap

pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi

efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang

efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan

metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang

dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu :

1. Cara yang termudah

2. Cara yang teringan

3. Cara yang tercepat

4. Cara yang tersingkat

5. Cara yang termurah

Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha

tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam

derajat yang tertinggi mengenai mutu dan jumlahnya. Jadi hasil yang maksimal

dalam setiap perkerjaan tergantung pula pada cara bekerja yang efisien.

C. Pengukuran Efisiensi Kerja

Ada berbagai cara sebagai pedoman yang dipakai untuk mengukur apakah

efesiensi tercapai dalam suatu perkerjaan.

Menurut Reksohadiprawito (2000), pedoman dalam pengukuran efisiensi

kerja yaitu :

1. Jika dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka

tujuan, organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang mengakibatkan

(31)

2. Jika dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama,

mak salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil yang lebih banyak.

Sementara itu menurut Ackoff (1999) bahwa terdapat 6 (enam) cara

pengukuran efesiensi yang paling umum, yaitu :

1. Berpegang pada faktor “waktu” yang konstan, kemudian mengukur % hasil

pekerjaan yang diselesaikan.

2. Berpegang pada faktor “biaya” yang konstan, kemudian mengukur % hasil

pekerjaan yang diselesaikan.

3. Berpegang pada faktor “metode kerja” yang konstan, kemudian mengukur %

hasil pekerjaan yang diselesaikan.

4. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

5. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur

biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

6. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur

metode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi

Menurut Wiryanto (2004 : 9), komunikasi adalah proses pemindahan

pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.

Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan

dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan

sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data,

(32)

pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara

dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut

Widjaya (2000 : 13), komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau

kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai

sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu

ataupun kelompok.

Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi sebagai suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang

mengandung arti dari seorang pengirim pesan (komunikator) kepada penerima

pesan (komunikan) dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat

didalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol, dan simbol-simbol itu

mengandung arti. Arti atau makna simbol tersebut tentu saja tergantung pada

pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif

dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat

didalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat

perbedaan persepsi, maka tujuan komunikasi dapat gagal.

Adapun arti penting komunikasi bagi perusahaan adalah komunikasi

merupakan kegiatan yang sangat dominan di suatu perusahaan. Pada prinsipnya

hampir semua kegiatan di dalam perusahaan itu merupakan suatu proses

komunikasi. Bentuk-bentuk dari komunikasi dalam suatu perusahaan sangatlah

beragam. Oleh karena itu dapatlah dikemukakan definisi yang lebih mudah

dipahami, bahwa komunikasi di suatu perusahaan ialah proses penyampaian /

(33)

seorang pimpinan kepada karyawan, yang berlangsung atau terjadi pada

perusahaan tersebut.

Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan,

hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :

a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.

b. Meningkatkan gairah dan motivasi kerja.

c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian

para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang menjadi tugasnya

d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan

atasan, bawahan dengan bawahan, dan antar atasan karena pengawasan yang

jelas dan mantap.

e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,

peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

E. Proses Komunikasi

Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu :

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus

menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain.

Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dilihat, didengar, dibaui,

dikecap maupun diraba. Ide-ide yang didalam benak pengirim disaring dan

disusun kedalam suatu memori yang ada dalam pikiran, yang merupakan

(34)

mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai

pengalaman dengan seuatu cara yang unik dan bersifat individual.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau

dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa

hal, yaitu subyek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima

pesan, gaya personal dan latar belakangnya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah

memindahkan atau menyampaikan pesan melalui saluran yang ada kepada

sipenerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup

panjang. Panjang pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan

berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Dalam menyampaikan

pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulisan maupun

lisan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim

mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Misalnya,

jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan terjadi bila

penerima surat telah membaca dan memahami isinya.

5. Penerima menafsirkan pesan

Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana

(35)

dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran sipenerima pesan. Selanjutnya,

suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah

memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara

tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Bentuk tanggapan yang

diberikan oleh penerima pesan tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan

balik (feedback) memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena

ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan.

Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor

penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belaang, perbedaan

penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.

Dari keenam tahapan komunikasi tersebut, maka proses komunikasi dapat

digambarkan sebagai berikut :

(36)

F. Jenis Komunikasi

Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai

pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa pendekatan yang

dicapai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau

berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa

karyawan, penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada

karyawannya tersebut. Namun lain halnya dengan perusahaan besar yang

memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka

meruapakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.

Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus

komunikasi tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut.

Pengertian sistem adalah sebagai suatu keseluruhan komponen/bagian yang saling

berinteraksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk

mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Sistem komunikasi yang dianut

oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi.

Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan

mekanismen koordinasi.

Menurut Purwanto (2006 : 5) ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim

digunakan yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal meruapakan salah satu bentuk komunikasi yang

lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis

(written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang

(37)

tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh

pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melaluii tulisan dan

lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau

mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.

Secara umum, untuk mengirimkan pesan-pesan, orang lebih senang

berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya,

komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien) dan cepat dalam

menyampaikan pesan-pesan bisnis. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa

komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan

secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahami

yang relatif lemah atau kurang baik dari masing-masing orang. Sedangkan

untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan

pendengaran dan bacaan.

Kaitannya dengan ketrampilan membaca, seseorang sering mengalami

kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Meskipun

mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan

pendekatan yang serupa.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang

membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh,

seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain-dengan

menggunakan bahasa nonverbal-untuk mengambil buku kerja di suatu tempat

yang di dalamnya terdapat berbagai buku yang warna maupun judulnya

(38)

untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit dijelaskan. Jenis

komunikasi nonverbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini

lebih bersifat spontan misalnya seseorang yang mondar-mandir tanpa tujuan

yang pasti karena pikirannya sedang kacau.

Komunikasi nonverbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya

(realibilitas). Dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi

terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan

bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan

menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa

isyarat). Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih spontan. Komunikasi non

verbal penting artinya bagi pengrim dan penerima karena sifatnya yang lebih

efisien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang

dan pihak pendengar yang dapat mendengar artinya dengan cepat.

Beberapa saluran komunikasi dalam suatu perusahaan atau organisasi

menurut Purwanto (2006 : 40) yaitu :

1. Komunikasi dari Atas ke Bawah

Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dimulai

dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bahwa melalui

tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah,

umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu

organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah

memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,

mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai

(39)

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan (oral

communications) maupun tertulis (written communications). Komunikasi

secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal atau dapat juga

dalam bentuk pertemuan/diskusi kelompok. Komunikasi secara tertulis dapat

berbentuk memo, laporan atau dokumen lainnya, bulletin, atau surat

keputusan. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan

terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepara

bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa

jadi tidak selengkap aslinya.

2. Komunikasi dari Bawah ke Atas

Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) adalah alur

pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ka atas

(manajer), Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para

karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke

bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe

komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan

permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dipandang sebagai data atau

informasi umpan balik bagi manajemen atas.

Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para

bahwannya untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak,

informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya,

karena yang muncul hanya rasa curiga atau ketidapercayaan terhadap

(40)

3. Komunikasi Lateral atau Horizontal

Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering

disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, adalh komunikasi yang terjadi

antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu

organisasi. Tujuan komunikasi ini antara lain untuk melakukan persuasi,

mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen

yang memiliki kedudukan sejajar.

Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan

merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini

dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.

4. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal (diagonal communications) merupakan

komunikasi secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini

sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staff,

yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staff

dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal

yang berbeda-beda pula.

G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja

Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja dapat dideskripsikan

sebagai berikut. Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi

kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka

perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),

(41)

Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara komunikasi dengan

efisiensi kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya

komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi

kerja karyawan pada perusahaan tersebut. Dengan komunikasi yang baik dan

efektif, pekerjaan karyawan menjadi lebih efisien dalam arti sesuai dengan

indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah, dan mudah.

1. Lebih cepat

Tercapainya efisiensi waktu, berarti bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi

lebih cepat, Waktu yang dibutuhkan menjadi berkurang, sedangkan hasil

pekerjaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Lebih murah

Tercapainya efisiensi biaya, artinya dengan menggunakan sistem komunikasi

yang baik justru lebih hemat.

3. Lebih mudah

Tercapainya efisiensi tenaga dan pikiran (metode kerja), artinya bahwa dengan

sistem komunikasi yang baik, penyelesaian pekerjaan menjadi lebih

sederhana, lebih ringan, dan lebih mudah.

Sehubungan dengan uraian tersebut mengenai komunikasi yang efektif

dalam kaitannya dengan efisien kerja maka kerjasama diantara seluruh karyawan

perusahaan dari setiap unit, hubungan yang baik diantara para karyawan akan

menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan untuk dapat

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1969, Firma Apotik Varia yang beralamat di Jalan Gatot

Subroto No. 184 C Medan, telah memproduksi obat-obat suntik. Hal ini

memungkinkan untuk dilaksanakan, karena pada saat itu belum ada peraturan

yang melarang ataupun yang mengatur tentang pembuatan obat.

Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan

RI.cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, yang isinya : “Setiap

perusahaan yang akan memproduksi obat harus berbadan hukum dan berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) serta mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.cq.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan”, maka pihak Firma Apotik

VARIA kemudian mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT) untuk menggantikan

Firma yang ada sebelumnya dengan tidak mengganti bidang usahanya yaitu

bidang usaha industri farmasi.

Menurut Akte No. 25, yang dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH.

berkantor di Medan, perusahaan ini didirikan pada tanggal 18 September 1973

dengan nama PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (disingkat dengan PT.

Varma). Kemudian pada tahun 1974, berdasarkan akte No. 52 tanggal 29 Januari

1974 yang juga dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH., perusahaan ini

mengubah nama perusahaannya dari PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (PT.

Varma) menjadi PT. Varia Sekata Parmaceutical Laboratories, guna mendapat

(43)

Seiring dengan naiknya tingkat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan

yang baik dengan harga yag terjangkau, maka PT. Varia Sekata mencoba

mengembangkan dan menambah produksinya dengan obat-obatan dalam bentuk

kapsul/kaplet, bentuk tablet, bentuk obat cair dan dalam bentuk obat luar / sirup.

Selanjutnya, dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal

Peternakan-Departemen Peternakan RI No. 79/TN. 120/kpts/DJP/Deptan/1988 pada tanggal 8

Februari 1988 dan sesuai pula dengan surat persetujuan Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan-Departemen Kesehatan RI No. 1009/AA/II/1988,

tanggal 22 Februari 1988 mengenai penggunaan alat-alat produksi obat jadi untuk

manusia yang juga dapat dipergunakan untuk memproduksi obat hewan, sejauh

bahan bakunya sama. Didalam SK Diektorat Jenderal Peternakan, Deptan RI

tersebut, PT. Varia Sekata selain diberikan ijin memproduksi, menyediakan,

menyimpan dan mengedarkan obat untuk manusia juga diberikan ijin untuk

memproduksi obat untuk hewan.

Sejalan dengan kemajuan zaman, Pemerintah dalam hal ini Menteri

Kesehatan RI mengeluarkan SK No. 43/Men./Kes.SK/II/198 pada tanggal 2

Februari 1988 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bagi

semua pabrik farmasi di Indonesia dan diberikan kesempatan untuk berbenah diri

sampai April 1991. PT Varia Sekata kemudian menghentikan produksi obat-obat

untuk hewan, dan hanya membatasi pada produksi obat jadi untuk manusia.

Dan untuk memenuhi persyaratan CPOB tersebut, dengan pertimbangan

pengotoran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dan pengotoran udara dari

udara yang keluar dari ruang produksi serta penanganan limbah cair dan padat,

(44)

Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 184 C Medan, dipindahkan keluar kota di lokasi

yang baru di Jalan Letjend Jamin Ginting KM 19,5 Pancurbatu,

Medan-Kabanjahe.

PT. Varia Sekata, Pancurbatu memiliki karyawan sebanyak 56 (lima puluh

enam) orang. Jumlah kayawan pada masing-maing bagian adalah sebagai berikut :

a. 1 orang Direktur

b. 1 orang Apoteker Penanggung Jawab Produksi

c. 1 orang Manajer

d. 1 orang Apoteker Druq Quality Control

e. 1 orang Kepala Bagian Produksi

f. 1 orang Pengawas

g. 5 orang di Bagian Laboratorium Farmasi

h. 7 orang di Bagian Produksi Tablet

i. 7 orang di Bagian Produksi Obat Cair

j. 6 orang di Bagian Produksi Obat Kapsul / Kaplet

k. 4 orang di Bagian Pengemasan

l. 4 orang di Bagian Gudang

m. 7 orang di Bagian Umum

n. 5 orang di Bagian Pembukuan

o. 5 orang di Bagian Pemasaran.

Seluruh karyawan pada masing-masing bagian di dalam PT. Varia Sekata

Pancurbatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara unit

kerja ini berlangsung dari atas ke bawah dalam bentuk perintah/instruksi,

(45)

hasil laporan, penyampaian masalah dalam pelaksanaan tugas, dan sebagainya.

Semua karyawan berusaha menciptakan komunikasi yang efektif agar tercapai

efesiensi kerja didalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu.

Adapun media yang digunakan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu untuk

menciptakan komunikasi yang efektif adalah :

Tabel 3.1

Media Komunikasi PT Varia Sekata, Pancurbatu

No. Jenis Jumlah Fungsi

1. Telepon 10 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dengan lingkungan ekstern perusahaan

2. Internal phone 11 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dalam lingkungan intern perusahaan

3. Handphone 5 Memperlancar hubungan komunikasi antara

apoteker, manajer, kabag. produksi, pengawas atau dengan lingkungan extern perusahaan.

5. Fax 2 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan

dengan lingkungan ekstern perusahaan

5. Komputer 9 Menyimpan , mengolah, dan menginformasikan

data-data dan sebagai sarana internet.

6. Internet 4 Menginformasikan kepada

perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra kerja perusahaan-perusahaan

7. Papan

Pengumuman

1 Menginformasikan kepada seluruh karyawan

tentang kegiatan yang akan dilakanakan atau informasi lainnya

Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)

B. Visi dan Misi Perusahaan

Mengingat pertumbuhan ekonomi yang sangat dinamis dan tingginya

tingkat persaingan usaha, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar

profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu

adanya visi dan misi dari setiap perusahaan agar tercapai kinerja perusahaan yang

diharapkan.

(46)

perusahaan ini adalah menyediakan dan menyalurkan obat kesehatan yang

berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengembangkan sumber

daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna

pengembangan perusahaan serta berperan aktif dalam pengembangan industri

farmasi.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan

adanya struktur organisasi perusahaan maka akan kelihatan pembagian tugas dan

tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan yang baik terdapat

pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari pelaksanaan perusahaan serta akan

terlihat secara tegas garis wewenang dari atasan kepada bawahan.

Organisasi perusahaan dibentuk oleh manusia untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Organisasi perusahaan memberikan kerangka untuk perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas. Pengembangan struktur

organisasi mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di

dalam suatu organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.

Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus pula di dasari

pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan

adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.

Organisasi perusahaan yang disusun juga harus dapat menunjukkan garis

(47)

Struktur organisasi di perusahaan berbentuk garis dan staf, ini terbukti

dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja

sama dengan menggunakan dan alat-alat dan teknologi serta terikat dengan

peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada

pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan.

Struktur organisasi PT. Varia Sekata menetapkan sistem hubungan

dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian

segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. Adapun

bagan struktur organisasi pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut

(48)

Sumber: Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu, 2009. Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu

(49)

Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada

PT.Varia Sekata Pancurbatu meliputi :

1. Komisaris

Komisaris adalah pucuk pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang

mempunyai wewenang dan tanggung jawab diantaranya :

a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan ketentuan serta keputusan

pemegang saham.

b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan direktur apabila berakhir

masa jabatannya atau karena hal-hal lain.

c. Menganalisa, mengevaluasi dan menilai kegiatan-kegiatan yang

berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan direktur maupun

pengamatan langsung.

d. Pada saat tertentu meminta pertanggung jawaban keadaan perusahaan pada

direktur.

2. Direktur

Adapun tugas utama direktur adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan termasuk keuangan

perusahaan

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas manajer bagian

c. Menganalisa dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan

d. Berkoordinasi dengan manajer melaksanakan kontrak dengan mitra kerja

perusahaan

e. Mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

(50)

f. Memberikan laporan pertanggung jawaban pada komisaris pada periode

waktu tertentu.

3. Manajer

a. Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang menyebabkan

perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal

b. Menyelesaikan perselisihan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja dan

lain-lain yang menyangkut kepentingan perusahaan dan karyawan dalam

perusahaan

c. Menyusun program dalam rangka pengembangan karyawan serta

menyusun formasi kepegawaian sesuai dengan kebutuhan

d. Mengupayakan terciptanya hubungan kerjasama yang mantap dan

harmonis antara perusahaan dan karyawan dalam rangka peningkatan

produktivitas kerja.

4. Pengawas

Bagian ini bertugas membantu Manajer untuk melakukan pengawasan

terhadap Kasi Tablet, Kasi Obat Cair, Kasi Kapsul, Kasi Pengemasan, Bagian

Gudang, Kabag Umum, Kabag Pembukuan dan Kabag Pemasaran.

5. Kepala Bagian Gudang

a. Mengajukan permintaan pembelian bahan baku

b. Menerima dan mencatat peneriman dan pengeluaran bahan baku

c. Mengkoordinir kegiatan bagian gudang

6. Staff Gudang

Bertugas mengelola dan menjaga bahan baku, bahan pendukung serta produk

(51)

7. Kepala Bagian Umum

a. Mengecek administrasi umm

b. Mengkoordinir dan mengawas bagian personalia, pembelian, perizinan,

perawatan dan kebersihan.

8. Staff Personalia

a. Menatalaksanakan administrasi kepegawaian (data pegawai dan daftar

gaji)

b. Melakukan kegiatan perekrutan karyawan

c. Mmberikan saran kepada atasan tentang promosi, mutasi, kenaikan gaji

dan lain sebagainya.

9. Staff Pembelian

a. Mengelola, memeriksa dan mengawasi pembelian bahan baku dan bahan

pendukung produksi lainnya.

b. Memberi saran kepada atasan tentan penentuan pemasok bahan produksi

perusahaan

10. Staff Perizinan

Bertugas mengurus perizinan dan pengawasan Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) dengan instansi pemerintah.

11. Staff Perawatan

Bertugas untuk merawat peralatan yang berhubungan dengan kegiatan operasi

perusahaan.

12. Staff Kebersihan

(52)

13. Kepala Bagian Pembukuan

Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan

perusahaan serta laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung dan

produk jadi.

14. Staff Pembukuan

Bertugas membuat laporan keuangan perusahaan serta laporan persediaan

bahan baku, bahan pendukung dan produk jadi.

15. Kasir

Bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan serta

mempersiapkan cek pembayaran berdasarkan bukti kas keluar yang diterima.

16. Kepala Bagian Pemasaran

a. Bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada perusahaan distributor

b. Melaksanakan riset pasar terkini

17. Staff Pemasaran

a. Melaksanakan pengiriman barang kepada perusahaan distributor

b. Menatalaksanakan administrasi penjualan

18. Manajer Apoteker Penanggung Jawab Produksi (Apoteker P.J. P.)

a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas terlaksananya

pembuatan obat mulai dari penimbangan, pengolahan, pengemasan sampai

pengiriman produk obat jadi ke gudang.

b. Bersama-sama dengan Manajer merencanakan pengadaan bahan dan

menyusun rencana produksi

c. Jika ada kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan Manajer

(53)

d. Bertanggung jawab agar alat-alat atau mesin-mesin untuk keperluan

produksi dipakai dengan benar dan divalidasi.

e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi Cara Pembuaan Obat yang Baik

(CPOB) dan menjaga pelaksanaannya.

f. Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian

produksi serta pengembangan dan latihan karyawannya, menjaga displin

dan melakukan evalusi tahunan atas semua karyawan yang dibawahinya.

19. Kepala Bagian Produksi

a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan produksi sesuai dengan

surat order produksi

b. Membantu Manajer Produksi (Apoteker P.J.P.) melaksanakan

tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya.

c. Menyiapkan berbagai laporan yang berhubungan dengan proses produksi

bahan baku menjadi bahan jadi.

d. Mengkoordinir dan mengawasi kepala-kepala seksi melaksanakan

tugasnya

e. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi.

20. Kepala Seksi Produksi Tablet

a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat tablet.

b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan

obat tablet berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

21. Staff Produksi Tablet

Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk tablet yang telah siap

(54)

22. Kepala Seksi Produksi Obat Cair

a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat cair, baik obat cair dalam maupun

obat cair luar (sirup).

b. Mengawasi dan megkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan

obat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

23. Staff Produksi Obat Cair Dalam dan Luar

Menatalaksanakan administrasi laporan produk bat cair dalam dan luar (sirup)

yang telah siap diproduksi

24. Kepala Seksi Produksi Kapsul / Kaplet

a. Bertangggung jawab atas pembuatan obat kapsul

b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan

obat kapsul sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

25. Staff Produksi Kapsul / Kaplet

Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk kapsul / kaplet yang telah siap

diproduksi

26. Kepala Seksi Pengemasan

Mengawasi, mengkoordinir, serta bertanggung jawab atas pengemasan produk

yang telah selesai diproduksi.

27. Staff Pengemasan

a. Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk obat jadi.

b. Mengirim produk obat jadi ke Bagian Gudang.

28. Manajer Apoteker Drug Quality Conrol (Apoteker D.Q.C.)

a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas analisis dan

(55)

maupun mikro biologi atas bahan baku, bahan pengemas, dan produk obat

jadi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan dibuat dengan

prosedur dan kondisi yang telah ditentukan

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) dan menjamin dilaksanakannya CPOB.

c. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua pemeriksaan dilakukan

dengan metode yang benar dan sudah disetujui.

d. Bertangung jawab agar alat-alat untuk analisis dipakai dengan benar,

dijaga, dikalibrasi, dan disediakan suku cadangnya.

e. Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan

alat gelas yang diperluka n.

f. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan latihan karyawannya,

menjaga displin dibagiannya dan melakkan evaluasi tahunan atas semua

karyawan yang dibawahinya.

g. Membuat laporan bulanan dan anggaran tahun bagian pengawasan mutu.

h. Bersama-sama dengan Apoteker P.J.P. melaksakan validasi alat maupun

proses

29. Laboratorium Farmasi

a. Melakukan pemeriksaan atas contoh bahan baku maupun produk obat

jadi. untuk pengujian yang ditugaskan oleh Apoteker D.Q.C. sesuai

dengan prosedur analisis yang berlaku.

b. Membuat larutan pereaksi untuk menunjang pemeriksaan analisis.

c. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium membuat laporan atas

(56)

d. Melakukan kalibrasi atas akat-alat di laboratorium sesuai dengan prosedur

yang berlaku.

e. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium mencatat semua

kegiatan harian laboratorium.

30. Bagian Adminstrasi Laboratorium

a. Membuat laporan atas hasil pemeriksanaan dan melaporkannya Apoteker

D.Q.C.

b. Mencatat semua kegiatan harian laboratorium, termasuk mencatat

pemakaian pereaksi dalam kartu persediaan

c. Melaporkan kepada supervisor bila ada kebutuhan pereaksi, alat gelas, dan

alat kantor.

d. Mencatat jumlah peralatan yang ada di laboratorium.

D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan

PT. Varia Sekata adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri

farmasi. Kegiatan PT. Varia Sekata dimulai dari pengadaan bahan baku, bahan

pengemeas, serta bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk diproses

menjadi produk obat jadi. Pengadaaan bahan baku, bahan pengemas, maupun

bahan pendukung lainnya merupakan kesepakatan bersama antara bagian

produksi, bagian laboratorium farmasi, serta manajer. Seluruh bagian ini ikut

ambil bagian dalam menentukan pihak pemasok mana yang menjadi penyedia

bahan proses produksi tersebut, mengingat dibutuhkannnya bahan yang

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu  ......................  36
Grafik 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja  ..........................  58
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Widjaya (2000 : 13) dan Gie (1997 : 21) diolah
Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Chief Operation harus memastikan bahwa para karyawan telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik yaitu dengan cara melakukan pengawasan dan memberikan komunikasi kepada

Komunikasi yang efektif yang terjalin dapat ditunjukan dengan peningkatan kinerja karyawan karena telah berhasil menunjukan kerjasama yang baik.(Garnet et al, 2008).

Komunikasi antara karyawan dengan atasan maupun rekan kerja yang terjadi pada PT Mitra Makmur Industri sudah baik dan efektif. Kinerja karyawan pada PT Mitra Makmur

Komunikasi yang efektif yang terjalin dapat ditunjukan dengan peningkatan kinerja karyawan karena telah berhasil menunjukan kerjasama yang baik.(Garnet et al, 2008).

Dari bebarapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, maka akan memudahkan dalam penyelesaian setiap pekerjaan secara efektif dan

Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai akan memudahkan dalam penyelesaian setiap pekerjaan secara efektif dan efisien tanpa

Selain komunikasi yang baik dan penjadwalan kerja yang teratur ada satu lagi nilai penting yang perlu diterapkan perusahaan agar mendapatkan efisiensi kerja karyawan secara maksimal,

Kerjasama tim merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, melalui adanya kerjasama yang efektif dan terkoordinasi dapat mencapai kinerja dan prestasi kerja yang lebih baik