UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSI MEDAN
PENGARUH SISTEM KOMUNIKASI TERHADAP
EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA
PT. VARIA SEKATA PANCUR BATU
DRAFT SKRIPSI
OLEH :
FRANKLIN TARIGAN 050521134
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara M e d a n
A
ABBSSTTRRAAKK
Franklin Tarigan (2009), Pengaruh Sistem Komunikasi Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Dosen Pembimbing: Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. Dosen Penguji satu: Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Penguji dua: Dra. Lucy Anna, MSi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan.
Hasil analisis data dengan metode regresi linear sederhana menunjukkan bahwa sistem komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja, dimana Y=8,673 + 0,615X + e. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel sistem komunikasi sebesar satu satuan maka efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu akan meningkat sebesar 0,615 satuan.
Hasil uji t (uji parsial) menunjukkan t hitung > t tabel. Yaitu 12,142 > 2,09. Artinya variabel sistem komunikasi (X) berpengaruh signifikan
terhadap efisiensi kerja (Y) karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
R Square (R ) pada penelitian ini yaitu 73,2% menunjukkan bahwa variabel 2 sistem komunikasi mempengaruhi variabel efisiensi kerja sebesar 73,2%.
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Allah Bapa. Engkaulah
yang telah memberikan hamba hikmat, ketenangan, kekuatan, penghiburan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Kasih dan kemurahan-Mu sungguh tiada terhingga
dalam kehidupanku.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada Departemen Manajemen konsentrasi Manajemen
Sumber Daya Manusia di Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh Sistem Komunikasi
Terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak
kekurangannya baik dari segi isi maupun cara penyajiannya. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis akan tetap
berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis juga menyadari bahwa pada hakekatnya penulisan skripsi ini tidak
dapat terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. MSi selaku Ketua Departemen
3. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, Msi selaku pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si dan ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. selaku Penguji
I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang
diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ulfah, MS. selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam
konsultasi akademik selama perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah mendidik dan membimbing Penulis selama masa perkuliahan..
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah banyak membantu memperlancar segala kegiatan administrasi dan
urusan akademik Penulis selama masa perkuliahan.
8. Pimpinan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang berkenan memberikan izin
kepada Penulis untuk melakukan riset.
9. Seluruh staff karyawan PT. Varia Sekata, Pancurbatu yang membantu dan
menunjukkan rasa hormat kepada Penulis selama mengadakan riset.
10. Rasa hormat dan ucapan terima kasih Penulis yang tidak terhingga kepada
kedua orang tua Penulis yang tersayang Ayahanda Drs. P. Tarigan dan Ibunda
E. br. Purba yang telah memberikan dukungan, dorongan, dan doa yang tulus
kepada Penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Saudara-saudara Penulis yang tersayang dan yang Penulis hormati yaitu kakak
yakin dukungan doa dan bantuan yang diberikan kakak dan adik, Saya
ucapkan terima kasih.
12. Keluarga Bp. Ida Tarigan yang telah mendukung penulis dengan memberikan
fasilitas dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.
13. Teman-teman terdekat Penulis Jerry Siagian, Ronald Hutabarat, Nur Aqsa,
Rony Hizkia, Prianta Ginting, Yoel Artahsasta, Samion Putra, Ihsanul Hadi,
Jules Junito, Jaka Marsela, dan Ahyad.
14. Rekan-rekan seperkuliahan Penulis yaitu Admiron, k’ Magdayanta Sembiring
beserta keluarga, Esa, Dhany Barus, Rahmadani Putra, Frengky Santho,
Melky, Dekris, Ridho, Dina, Lucky, Roy, Arnold, Sutan Manyabar, dan
rekan-rekan lainnya.
15. Rekan-rekan Permata GBKP Runggun Kampung Susuk, khususnya Pengurus
Periode 2008 – 2010 yaitu Noventina Davia, Meydarty Surbakti, Safrina
Kaban, Nina Amelya, Elma Sufianna, Irawaty Ginting, dan Pengurus Periode
2006 – 2008 serta Periode 2004 – 2006 yang memberi doa dan dukungan
motivasinya.
16. Dan juga semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semoga Allah Bapa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.
Medan, Maret 2009 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Kerangka Konseptual ... 4
D. Hipotesis ... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
F. Metode Penelitian ... 6
1. Batasan Operasional ... 6
2. Defenisi Operasional ... 6
3. Skala Pengukuran Variabel ... 7
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8
5. Populasi dan Sampel ... 8
6. Jenis Data ... 8
7. Teknik Pengumpulan Data ... 9
8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 10
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu ... 16
B. Pengertian Efisiensi Kerja ... 16
C. Pengukuran Efisiensi Kerja ... 18
D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi ... 19
E. Proses Komunikasi ... 21
F. Jenis Komunikasi ... 24
G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja ... 28
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 30
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 33
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34
D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan ... 44
E. Mekanisme Komunikasi ... 47
F. Jenis Komunikasi ... 50
G. Hambatan dalam Pelaksanaan Komunikasi ... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 54
1. Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55
3. Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56
4. Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57
5. Distribusi Jawaban Responden ... 58
C. Pengujian Hipotesis ... 65
1. Uji t (Uji parsial) ... 65
2. Koefisien Determinan ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Pendapatan, Biaya dan Laba (Rugi) ... 3
Tabel 1.2 Alternatif Jawaban Responden ... 7
Tabel 1.3 Defenisi Operasional Variabel ... 8
Tabel 1.4 Item Total Statistics ... 11
Tabel 1.5 Uji Validitas ... 12
Tabel 1.6 Realibility Statistics ... 13
Tabel 3.1 Media Komunikasi ... 33
Tabel 3.2 Produk Obat Kaplet / Kapsul serta Kegunaannya ... 45
Tabel 3.3 Produk Obat Tablet serta Kegunaannya ... 46
Tabel 3.4 Produk Obat Cair serta Kegunaannya ... 47
Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 55
Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56
Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 57
Tabel 4.5 Jawaban Responden mengenai Pengaruh Komunikasi ... 59
Tabel 4.6 Jawaban Responden mengenai Efisiensi Kerja ... 62
Tabel 4.7 Coefficients Statistics ... 64
Tabel 4.8 Coefficients ... 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5
Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 23
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
Grafik 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 56
Grafik 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
Lampiran 2: Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3: Daftar Tabel T
Lampiran 4: Daftar Tabel R
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi
waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu (Gie 1997
: 26). Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan
terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja
pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat
dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja
(tenaga dan pikiran).
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
sehari-hari dirumah tangga, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja
manusia berada.
Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian dan penerimaan informasi
berupa gagasan, ide, pesan ataupun simbol dari satu pihak ke pihak lain dengan
maksud mengubah partisipasi agar hal-hal yang disampaikan menjadi milik
bersama. Arti penting dari komunikasi adalah proses pengiriman pesan yang
mengandung arti dari pengirim pesan kepada penerima pesan dengan tujuan,
media dan waktu tertentu sebagai sarana atau alat untuk menciptakan jalinan
pengertian yang sama dan serasi dalam membentuk landasan aktivitas serta dasar
Jalinan kerjasama diperlukan diantara seluruh karyawan perusahaan
melalui komunikasi yang baik, karena hampir semua kegiatan di dalam
perusahaan merupakan suatu proses komunikasi. Hal ini semakin menegaskan
bahwa arti komunikasi bukan hanya sekedar bertukar informasi atau
menyampaikan kata-kata yang menimbulkan hubungan timbal balik, tetapi juga
merupakan proses awal jalinan kerja sama diantara sesama anggota organisasi
atau perusahaan.
Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja
karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka
perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),
akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal dipertahankan.
Dengan demikian terdapat hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja
karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya komunikasi pada suatu
perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja karyawan pada
perusahaan tersebut.
PT. Varia Sekata, Pancurbatu adalah perusahaan yang begerak dibidang
industri farmasi. Perusahaan ini memiliki 56 orang karyawan, dan dalam
melakukan usahanya perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan distributor
yaitu PT. Mega Deli Mas Farma.
Berikut ini disajikan tabel mengenai jumlah pendapatan penjualan, jumlah
biaya yang dikeluarkan dan jumlah laba (rugi) PT. Varia Sekata Pencurbatu dari
Tabel 1.1
Jumlah pendapatan penjualan, biaya dan laba (rugi) PT. Varia Sekata Tahun 2005 – 2007. (dalam ribuan)
2005 2006 2007
Pendapatan 1.704.990 1.580.935 1.487.930
Biaya Operasional 725.247 695.720 676.565
Biaya Umum 713.390 673.082 628.259
Jumlah Biaya 1.438.637 1.368.802 1.304.824
Laba (Rugi) 266.353 212.133 183.106
Sumber : Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2007 terjadi penurunan biaya yang dikeluarkan perusahaan dimana hal ini
menunjukkan adanya efisiensi kerja didalam PT. Varia Sekata Pancurbatu. Tetapi
walaupun terjadi penurunan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap
tahunnya efisiensi kerja karyawan belum maksimal, karena penurunan jumlah
biaya yang dikeluarkan juga diikuti dengan penurunan jumlah pendapatan yang
diperoleh perusahaan setiap tahunnya.
Efisiensi kerja yang terjadi dalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu
bergantung pada sistem komunikasi yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja
karyawan secara berkesinambungan. Keberadaan sistem komunikasi seharusnya
dapat mendukung peningkatan efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata,
Pancurbatu. Artinya dengan penggunaan media dan waktu komunikasi yang tepat,
maka PT. Varia Sekata, Pancurbatu seharusnya dapat menghemat biaya, waktu,
tenaga dan pikiran akan tetapi justru produktivitas dapat ditingkatkan, minimal
dipertahankan. Oleh sebab itu sistem komunikasi dapat menjadi faktor penentu
dalam mencapai efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata Pancurbatu.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah sistem
komunikasi berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT.
Varia Sekata Pancurbatu ?”
C. Kerangka Konseptual
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara usaha kerja yang meliputi
waktu, biaya dan metode kerja dengan hasil yang dicapai oleh usaha kerja itu.
Efisiensi kerja pada perusahaan merupakan perbandingan antara waktu kerja,
biaya dan metode kerja perusahaan dengan hasil kerja dari segi kuantitas dan
kualitas yang diperoleh perusahaan
Komunikasi meliputi suatu proses penyampaian pesan yang mempunyai
tujuan dari pengirim pesan dan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya.
Oleh karena itu dibutuhkan media penyampai pesan sebagai perantara dan
dibutuhkan waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada
sebuah perusahaan, komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi,
memberikan perintah dan menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja secara sederhana
dapat dideskripsikan bahwa, semakin efektif komunikasi maka semakin tinggi
pula tingkat efisiensi kerja pada perusahaan. Dengan bantuan komunikasi,
pekerjaan karyawan pada perusahaan menjadi lebih efisien dalam arti
penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah dan mudah.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Widjaya (2000 : 13) dan Gie (1997 : 21) diolah
D. Hipotesis
Mengacu pada perumusan masalah, dikemukakan hipotesis sebagai
berikut: “Sistem komunikasi yang dilakukan PT. Varia Sekata, Pancurbatu
berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem komunikasi terhadap
efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
2. Mengetahui secara lengkap sistem komunikasi yang diterapkan pada
PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan yang diteliti
Sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai
sistem komunikasi yang dihubungkan dengan efisiensi kerja. KOMUNIKASI
1. Tujuan komunikasi 2. Media komunikasi 3. Waktu komunikasi 4. Pengirim/penerima
EFISIENSI KERJA
1. Waktu 2. Biaya
2. Bagi penulis
Penulisan ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dari literatur yang penulis peroleh dari
perkuliahan dan memperdalamnya serta menambah wawasan dan
pengetahuan penulis.
3. Bagi pihak lain
Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang meneliti
tentang objek yang sama atau yang berkaitan dengan sistem
komunikasi dan efisiensi kerja dimasa mendatang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel sistem komunikasi (X) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu
tujuan komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi, dan
pengirim/penerima pesan.
b. Variabel efisiensi kerja (Y) dengan indikator yang akan dianalisis yaitu
waktu, biaya dan metode kerja.
2. Defenisi Operasional
a. Sistem komunikasi (X) adalah proses penyampaian/pengiriman pesan.
Dalam penelitian ini sistem komunikasi merupakan variabel bebas
b. Efisiensi kerja (Y) adalah perbandingan yang terbaik antara suatu kerja
dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Perbandingan ini dapat dilihat dari
dua segi, yaitu :
1. Segi hasil, suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha
tertentu memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah
satuan hasil
2. Segi usaha, suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil
tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud
mengandung tiga unsur, yaitu waktu, biaya dan metode kerja.
Dalam penelitian ini efisiensi kerja merupakan variabel terikat (dependet
variable) yang terdiri dari beberapa indikator.
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006 : 86). Dalam penelitian
ini diberikan lima alternatif jawaban yang harus dijawab responden, yaitu :
Tabel 1.2
Alternatif Jawaban Responden
No. Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono, 2006 : 86
Berikut uraian defenisi operasional variabel, indikator serta skala
Tabel 1.3
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Pengukuran Variabel Sistem
Komunikasi (X)
Proses penyampaian / pengiriman pesan
a. Tujuan komunikasi b. Media komunikasi c. Waktu komunikasi d. Pengirim/penerima dicapai oleh kerja itu
a. Waktu b. Biaya
c. Metode kerja
Skala Likert
Sumber : Widjaja, 2000 : 13 (diolah)
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Varia Sekata yang beralamat di Jl. Letjend
Djamin Ginting KM 19, Pancurbatu. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei
2008 sampai dengan bulan Februari 2009.
5. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan perusahaan yang
berjumlah 56 orang. Responden yang akan dijadikan sampel berjumlah 56 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan
menggunakan metode Sampling Jenuh dimana semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil (Sugiyono, 2006 : 78).
6. Jenis Data
Penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan data dan informasi
yang akan digunakan sebagai bahan analisis. Dalam hal ini, jenis data yang
a. Data Primer
Adalah data utama yang diperlukan penulis untuk mengetahui sebenarnya
pengaruh sistem komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Varia
Sekata Pancurbatu. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar
pertanyaan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Varia Sekata
Pancur Batu.
b. Data Sekunder
Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur
yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang
ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai
berikut :
a. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara
sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang sistem
komunikasi dan efisiensi kerja.
b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat.
c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan
8. Uji Validitas dan Realibilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak atau
tidak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur. Realibel berarti
instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006 : 109). Uji ini dilakukan diluar
sampel yaitu pada karyawan yang tidak terpilih sebagai sampel pada perusahaan
lain yang sejenis dengan PT. Varia Sekata Pancurbatu. Dan yang menjadi
responden uji coba sebanyak 25 orang. Uji validitas dan realibilitas kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software statistik yang umum
digunakan yaitu SPSS versi 12.0 untuk memperoleh hasil yang relevan.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan membandingkan antara
r tabel dan r hitung. Apabila r hitung > dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut valid, sebaliknya bila r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut
tidak valid. Menentukan reliabel atau tidaknya kuesioner dapat diketahui bila
r alpha > r tabel maka kuesioner reliabel, sebaliknya bila r alpha < r tabel maka
kuesioner tidak reliabel.
Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang diolah penulis
Tabel 1.4
Sumber: Data primer, 2009. (diolah)
Interpretasi
a. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
tersebut dihapus. Misalnya jika kuesioner pertama dihapus maka rata-rata
total bernilai 72.04, bila kuesioner kedua dihapus maka rata-rata totalnya
bernilai 72.24 dan seterusnya.
b. Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya varian total jika
variabel tersebut dihapus. Besarnya varian total jika kuesioner pertama
dihapus adalah 171.623, jika kuesioner kedua dihapus adalah 172.357 dan
c. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antara skor total
kuesioner yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai
pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai r hitung yang
akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas setiap kuesioner.
Penulis membuat sebuah tabel baru, hal ini dimaksudkan untuk
menunjukan perbandingan antara r tabel dan r hitung sebagai berikut:
Tabel 1.5 Uji validitas
Kuesioner r hitung tiap pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
r tabel Validitas
Q1 .549 0,396 Valid
Sumber: Data primer, 2009. (diolah)
Ketentuan untuk pengambilan keputusan :
1. Jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid
2. Jika r hitung < r tabel maka kuesioner tersebut tidak valid
3. Nilai r tabel diperoleh dari df = k-2 dengan = 0,05. Maka df = 25-2 = 23. Jadi
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa r hitung > r tabel sehingga berdasarkan data
tersebut disimpukan bahwa semua pertanyaan pada kuesioner tersebut valid dan
layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah semua kuesioner
dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas kuesioner yang
dapat dilihat pada tabel 1.6 sebagai berikut:
Tabel 1.6 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.954 21
Sumber: Data primer, 2009 (diolah)
Ketentuan pengambilan keputusan
1. Jika r alpha > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel.
2. Jika r alpha < r tabel maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa r alpha adalah 0,954 sedangkan r tabel nilainya
adalah 0,396. Artinya r alpha > r tabel yaitu 0,954 > 0,396. Berdasarkan data
tersebut disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan layak digunakan
sebagai instrumen penelitian.
9. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menaksirkan data yang
ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh
komunikasi terhadap efisiensi kerja karayawan pada PT. Varia Sekata
b. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis linear sederhana dengan rumus
Y = a + bX + e
Y = Efesiensi Kerja
X = komunikasi
a = konstanta
b = Koefisien regresi
e = Standar error
Fungsi dari analisis regresi ini untuk mengetahui apakah ada hubungan variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam hal ini yaitu pengaruh antara
komunikasi terhadap efisiensi kerja karyawan.
c. Pengujian Hipotesis
1. Uji-t (Uji parsial)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
bebas secara parsial (individual) terhadap variabel terikat. Hasil uji dilakukan
pada output SPSS pada tabel Coeficient. Hasil kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
a) H0 : b1 = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
b) Ha : b1 ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap
Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
H0 diterima jika t hitung < ttabelpada = 5%
H1 diterima jika t hitung > ttabelpada = 5%
2. Koefisien determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel.
Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai determinasi maka semakin
baik kemampuan variabel bebas menerangkan variabel terikat. Jika koefisien
determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinasi (R2)
semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
penelitian ini, antara lain meliputi :
1. Pagit Rima Tarigan (2006) dengan judul “Analisis Pengaruh Komunikasi
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Twins Sukses Abadi Belawan”. Hasil
penelitian ini sebagai berikut, Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan sebesar 31,8 %. Artinya bahwa kinerja karyawan
dipengaruhi oleh komunikasi hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya sebesar
68,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
2. Yusnina Hanim (2007) dengan judul “Hubungan Komunikasi Terhadap
Prestasi Kerja Karyawan Pada Front Office Departemen Niagara Hotel
Prapat”. Hasil penelitian ini sebagai berikut, Bahwa ada hubungan (korelasi)
antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan dan hubungan ini bernilai
positif. Koefisien korelasi ditemukan sebesar 0,766, termasuk pada kategori
kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dengan
prestasi kerja karyawan.
B. Pengertian Efisiensi Kerja
Kata “efisien” berasal dari bahasa Latin efficere yang berarti
menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Tapi dalam sejarah selanjutnya, arti
pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang
nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak
dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan.
Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang
maksimal dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu
tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan.
Miranda, Tunggal (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi
keluaran / output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas
sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Sedangkan menurut Gie
(1997 : 26), efisiensi adalah satu pengertian tentang perhubungan optimal antara
pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modal dan
keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan
ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara
pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya.
Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1. Segi hasil
Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu
memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai
kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh.
2. Segi usaha
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai
dengan usaha yang minimal. Usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur,
Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap
pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi
efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang
efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan
metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja yang efisien ialah cara yang
dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu :
1. Cara yang termudah
2. Cara yang teringan
3. Cara yang tercepat
4. Cara yang tersingkat
5. Cara yang termurah
Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha
tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam
derajat yang tertinggi mengenai mutu dan jumlahnya. Jadi hasil yang maksimal
dalam setiap perkerjaan tergantung pula pada cara bekerja yang efisien.
C. Pengukuran Efisiensi Kerja
Ada berbagai cara sebagai pedoman yang dipakai untuk mengukur apakah
efesiensi tercapai dalam suatu perkerjaan.
Menurut Reksohadiprawito (2000), pedoman dalam pengukuran efisiensi
kerja yaitu :
1. Jika dua macam tindakan akan memberikan hasil yang sama dalam rangka
tujuan, organisasi, maka salah satu harus dipilih yaitu yang mengakibatkan
2. Jika dua macam tindakan mengakibatkan pengeluaran biaya-biaya yang sama,
mak salah satu harus dipilih yaitu yang memberikan hasil yang lebih banyak.
Sementara itu menurut Ackoff (1999) bahwa terdapat 6 (enam) cara
pengukuran efesiensi yang paling umum, yaitu :
1. Berpegang pada faktor “waktu” yang konstan, kemudian mengukur % hasil
pekerjaan yang diselesaikan.
2. Berpegang pada faktor “biaya” yang konstan, kemudian mengukur % hasil
pekerjaan yang diselesaikan.
3. Berpegang pada faktor “metode kerja” yang konstan, kemudian mengukur %
hasil pekerjaan yang diselesaikan.
4. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
5. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
6. Menetapkan hasil pekerjaan yang harus diselesaikan, kemudian mengukur
metode kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
D. Pengertian dan Pentingnya Komunikasi
Menurut Wiryanto (2004 : 9), komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan
dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan
sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data,
pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara
dan lain-lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut
Widjaya (2000 : 13), komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau
kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai
sarana menukar pendapat atau sebagai kontak antara manusia secara individu
ataupun kelompok.
Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi sebagai suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang
mengandung arti dari seorang pengirim pesan (komunikator) kepada penerima
pesan (komunikan) dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat
didalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol, dan simbol-simbol itu
mengandung arti. Arti atau makna simbol tersebut tentu saja tergantung pada
pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif
dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat
didalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat
perbedaan persepsi, maka tujuan komunikasi dapat gagal.
Adapun arti penting komunikasi bagi perusahaan adalah komunikasi
merupakan kegiatan yang sangat dominan di suatu perusahaan. Pada prinsipnya
hampir semua kegiatan di dalam perusahaan itu merupakan suatu proses
komunikasi. Bentuk-bentuk dari komunikasi dalam suatu perusahaan sangatlah
beragam. Oleh karena itu dapatlah dikemukakan definisi yang lebih mudah
dipahami, bahwa komunikasi di suatu perusahaan ialah proses penyampaian /
seorang pimpinan kepada karyawan, yang berlangsung atau terjadi pada
perusahaan tersebut.
Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan,
hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :
a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.
b. Meningkatkan gairah dan motivasi kerja.
c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian
para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang menjadi tugasnya
d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan, dan antar atasan karena pengawasan yang
jelas dan mantap.
e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
E. Proses Komunikasi
Komunikasi memiliki 6 (enam) tahapan yaitu :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain.
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
dikecap maupun diraba. Ide-ide yang didalam benak pengirim disaring dan
disusun kedalam suatu memori yang ada dalam pikiran, yang merupakan
mental yang berbeda karena kita memandang dunia dan menyerap berbagai
pengalaman dengan seuatu cara yang unik dan bersifat individual.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau
dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan beberapa
hal, yaitu subyek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), penerima
pesan, gaya personal dan latar belakangnya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide kedalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui saluran yang ada kepada
sipenerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan terkadang relatif pendek, namun ada juga yang cukup
panjang. Panjang pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Dalam menyampaikan
pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik media tulisan maupun
lisan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Misalnya,
jika seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru akan terjadi bila
penerima surat telah membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
dimengerti dan tersimpan dalam benak pikiran sipenerima pesan. Selanjutnya,
suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara
tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Bentuk tanggapan yang
diberikan oleh penerima pesan tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan
balik (feedback) memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena
ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan.
Disamping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor
penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belaang, perbedaan
penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi secara emosional.
Dari keenam tahapan komunikasi tersebut, maka proses komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
F. Jenis Komunikasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai
pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa pendekatan yang
dicapai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau
berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil yang hanya memiliki beberapa
karyawan, penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada
karyawannya tersebut. Namun lain halnya dengan perusahaan besar yang
memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian informasi kepada mereka
meruapakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Sistem komunikasi yang dianut oleh perusahaan dalam menjalankan arus
komunikasi tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut.
Pengertian sistem adalah sebagai suatu keseluruhan komponen/bagian yang saling
berinteraksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai komunikasi yang efektif dan efisien. Sistem komunikasi yang dianut
oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi.
Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan
mekanismen koordinasi.
Menurut Purwanto (2006 : 5) ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim
digunakan yaitu :
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal meruapakan salah satu bentuk komunikasi yang
lazim digunakan dalam dunia bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis
(written) maupun lisan (oral). Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang
tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh
pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melaluii tulisan dan
lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau
mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.
Secara umum, untuk mengirimkan pesan-pesan, orang lebih senang
berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya,
komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien) dan cepat dalam
menyampaikan pesan-pesan bisnis. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa
komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal bisa disampaikan
secara lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahami
yang relatif lemah atau kurang baik dari masing-masing orang. Sedangkan
untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan
pendengaran dan bacaan.
Kaitannya dengan ketrampilan membaca, seseorang sering mengalami
kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Meskipun
mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan
pendekatan yang serupa.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang
membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari. Sebagai contoh,
seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain-dengan
menggunakan bahasa nonverbal-untuk mengambil buku kerja di suatu tempat
yang di dalamnya terdapat berbagai buku yang warna maupun judulnya
untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit dijelaskan. Jenis
komunikasi nonverbal adalah gerak isyarat-isyarat tertentu, komunikasi ini
lebih bersifat spontan misalnya seseorang yang mondar-mandir tanpa tujuan
yang pasti karena pikirannya sedang kacau.
Komunikasi nonverbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya
(realibilitas). Dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan
menggunakan kata-kata daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa
isyarat). Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang lebih spontan. Komunikasi non
verbal penting artinya bagi pengrim dan penerima karena sifatnya yang lebih
efisien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang
dan pihak pendengar yang dapat mendengar artinya dengan cepat.
Beberapa saluran komunikasi dalam suatu perusahaan atau organisasi
menurut Purwanto (2006 : 40) yaitu :
1. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dimulai
dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bahwa melalui
tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah,
umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu
organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai
Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan (oral
communications) maupun tertulis (written communications). Komunikasi
secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal atau dapat juga
dalam bentuk pertemuan/diskusi kelompok. Komunikasi secara tertulis dapat
berbentuk memo, laporan atau dokumen lainnya, bulletin, atau surat
keputusan. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepara
bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa
jadi tidak selengkap aslinya.
2. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication) adalah alur
pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ka atas
(manajer), Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para
karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke
bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum. Tipe
komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan
permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dipandang sebagai data atau
informasi umpan balik bagi manajemen atas.
Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para
bahwannya untuk mencapai keberhasilan saluran komunikasi ini. Kalau tidak,
informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya,
karena yang muncul hanya rasa curiga atau ketidapercayaan terhadap
3. Komunikasi Lateral atau Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications), atau sering
disebut juga dengan istilah komunikasi lateral, adalh komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu
organisasi. Tujuan komunikasi ini antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan
merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini
dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah.
4. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communications) merupakan
komunikasi secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini
sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staff,
yaitu bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staff
dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal
yang berbeda-beda pula.
G. Hubungan Komunikasi dengan Efisiensi Kerja
Hubungan antara komunikasi dengan efisiensi kerja dapat dideskripsikan
sebagai berikut. Komunikasi seharusnya dapat mendukung peningkatan efisiensi
kerja karyawan di perusahaan. Artinya, dengan komunikasi yang efektif, maka
perusahaan dapat menghemat waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran),
Dengan demikian terdapat pola hubungan positif, antara komunikasi dengan
efisiensi kerja karyawan pada perusahaan. Semakin baik dan efektifnya
komunikasi pada suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi
kerja karyawan pada perusahaan tersebut. Dengan komunikasi yang baik dan
efektif, pekerjaan karyawan menjadi lebih efisien dalam arti sesuai dengan
indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi lebih cepat, murah, dan mudah.
1. Lebih cepat
Tercapainya efisiensi waktu, berarti bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi
lebih cepat, Waktu yang dibutuhkan menjadi berkurang, sedangkan hasil
pekerjaan dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Lebih murah
Tercapainya efisiensi biaya, artinya dengan menggunakan sistem komunikasi
yang baik justru lebih hemat.
3. Lebih mudah
Tercapainya efisiensi tenaga dan pikiran (metode kerja), artinya bahwa dengan
sistem komunikasi yang baik, penyelesaian pekerjaan menjadi lebih
sederhana, lebih ringan, dan lebih mudah.
Sehubungan dengan uraian tersebut mengenai komunikasi yang efektif
dalam kaitannya dengan efisien kerja maka kerjasama diantara seluruh karyawan
perusahaan dari setiap unit, hubungan yang baik diantara para karyawan akan
menciptakan komunikasi yang efektif sesuai dengan tujuan untuk dapat
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1969, Firma Apotik Varia yang beralamat di Jalan Gatot
Subroto No. 184 C Medan, telah memproduksi obat-obat suntik. Hal ini
memungkinkan untuk dilaksanakan, karena pada saat itu belum ada peraturan
yang melarang ataupun yang mengatur tentang pembuatan obat.
Berdasarkan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
RI.cq. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, yang isinya : “Setiap
perusahaan yang akan memproduksi obat harus berbadan hukum dan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) serta mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.cq.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan”, maka pihak Firma Apotik
VARIA kemudian mendirikan suatu Perseroan Terbatas (PT) untuk menggantikan
Firma yang ada sebelumnya dengan tidak mengganti bidang usahanya yaitu
bidang usaha industri farmasi.
Menurut Akte No. 25, yang dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH.
berkantor di Medan, perusahaan ini didirikan pada tanggal 18 September 1973
dengan nama PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (disingkat dengan PT.
Varma). Kemudian pada tahun 1974, berdasarkan akte No. 52 tanggal 29 Januari
1974 yang juga dibuat oleh Malem Ukur Sembiring, SH., perusahaan ini
mengubah nama perusahaannya dari PT. Varia Pharmaceutical Laboratories (PT.
Varma) menjadi PT. Varia Sekata Parmaceutical Laboratories, guna mendapat
Seiring dengan naiknya tingkat kebutuhan masyarakat akan obat-obatan
yang baik dengan harga yag terjangkau, maka PT. Varia Sekata mencoba
mengembangkan dan menambah produksinya dengan obat-obatan dalam bentuk
kapsul/kaplet, bentuk tablet, bentuk obat cair dan dalam bentuk obat luar / sirup.
Selanjutnya, dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Peternakan-Departemen Peternakan RI No. 79/TN. 120/kpts/DJP/Deptan/1988 pada tanggal 8
Februari 1988 dan sesuai pula dengan surat persetujuan Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan-Departemen Kesehatan RI No. 1009/AA/II/1988,
tanggal 22 Februari 1988 mengenai penggunaan alat-alat produksi obat jadi untuk
manusia yang juga dapat dipergunakan untuk memproduksi obat hewan, sejauh
bahan bakunya sama. Didalam SK Diektorat Jenderal Peternakan, Deptan RI
tersebut, PT. Varia Sekata selain diberikan ijin memproduksi, menyediakan,
menyimpan dan mengedarkan obat untuk manusia juga diberikan ijin untuk
memproduksi obat untuk hewan.
Sejalan dengan kemajuan zaman, Pemerintah dalam hal ini Menteri
Kesehatan RI mengeluarkan SK No. 43/Men./Kes.SK/II/198 pada tanggal 2
Februari 1988 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bagi
semua pabrik farmasi di Indonesia dan diberikan kesempatan untuk berbenah diri
sampai April 1991. PT Varia Sekata kemudian menghentikan produksi obat-obat
untuk hewan, dan hanya membatasi pada produksi obat jadi untuk manusia.
Dan untuk memenuhi persyaratan CPOB tersebut, dengan pertimbangan
pengotoran udara yang masuk ke dalam ruang produksi dan pengotoran udara dari
udara yang keluar dari ruang produksi serta penanganan limbah cair dan padat,
Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 184 C Medan, dipindahkan keluar kota di lokasi
yang baru di Jalan Letjend Jamin Ginting KM 19,5 Pancurbatu,
Medan-Kabanjahe.
PT. Varia Sekata, Pancurbatu memiliki karyawan sebanyak 56 (lima puluh
enam) orang. Jumlah kayawan pada masing-maing bagian adalah sebagai berikut :
a. 1 orang Direktur
b. 1 orang Apoteker Penanggung Jawab Produksi
c. 1 orang Manajer
d. 1 orang Apoteker Druq Quality Control
e. 1 orang Kepala Bagian Produksi
f. 1 orang Pengawas
g. 5 orang di Bagian Laboratorium Farmasi
h. 7 orang di Bagian Produksi Tablet
i. 7 orang di Bagian Produksi Obat Cair
j. 6 orang di Bagian Produksi Obat Kapsul / Kaplet
k. 4 orang di Bagian Pengemasan
l. 4 orang di Bagian Gudang
m. 7 orang di Bagian Umum
n. 5 orang di Bagian Pembukuan
o. 5 orang di Bagian Pemasaran.
Seluruh karyawan pada masing-masing bagian di dalam PT. Varia Sekata
Pancurbatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan antara unit
kerja ini berlangsung dari atas ke bawah dalam bentuk perintah/instruksi,
hasil laporan, penyampaian masalah dalam pelaksanaan tugas, dan sebagainya.
Semua karyawan berusaha menciptakan komunikasi yang efektif agar tercapai
efesiensi kerja didalam PT. Varia Sekata, Pancurbatu.
Adapun media yang digunakan oleh PT. Varia Sekata Pancurbatu untuk
menciptakan komunikasi yang efektif adalah :
Tabel 3.1
Media Komunikasi PT Varia Sekata, Pancurbatu
No. Jenis Jumlah Fungsi
1. Telepon 10 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan
dengan lingkungan ekstern perusahaan
2. Internal phone 11 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan
dalam lingkungan intern perusahaan
3. Handphone 5 Memperlancar hubungan komunikasi antara
apoteker, manajer, kabag. produksi, pengawas atau dengan lingkungan extern perusahaan.
5. Fax 2 Memperlancar hubungan komunikasi karyawan
dengan lingkungan ekstern perusahaan
5. Komputer 9 Menyimpan , mengolah, dan menginformasikan
data-data dan sebagai sarana internet.
6. Internet 4 Menginformasikan kepada
perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra kerja perusahaan-perusahaan
7. Papan
Pengumuman
1 Menginformasikan kepada seluruh karyawan
tentang kegiatan yang akan dilakanakan atau informasi lainnya
Sumber : PT. Varia Sekata, Pancurbatu (2009)
B. Visi dan Misi Perusahaan
Mengingat pertumbuhan ekonomi yang sangat dinamis dan tingginya
tingkat persaingan usaha, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar
profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaannya. Untuk itu perlu
adanya visi dan misi dari setiap perusahaan agar tercapai kinerja perusahaan yang
diharapkan.
perusahaan ini adalah menyediakan dan menyalurkan obat kesehatan yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mengembangkan sumber
daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna
pengembangan perusahaan serta berperan aktif dalam pengembangan industri
farmasi.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dengan
adanya struktur organisasi perusahaan maka akan kelihatan pembagian tugas dan
tanggung jawab untuk memudahkan dalam menuntun dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan perusahaan. Dalam struktur organisasi perusahaan yang baik terdapat
pemisahan fungsi dan tanggung jawab dari pelaksanaan perusahaan serta akan
terlihat secara tegas garis wewenang dari atasan kepada bawahan.
Organisasi perusahaan dibentuk oleh manusia untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Organisasi perusahaan memberikan kerangka untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas. Pengembangan struktur
organisasi mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab di
dalam suatu organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.
Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus pula di dasari
pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan
adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total.
Organisasi perusahaan yang disusun juga harus dapat menunjukkan garis
Struktur organisasi di perusahaan berbentuk garis dan staf, ini terbukti
dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja
sama dengan menggunakan dan alat-alat dan teknologi serta terikat dengan
peraturan-peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat mengarahkan pada
pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan.
Struktur organisasi PT. Varia Sekata menetapkan sistem hubungan
dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya koordinasi dan pengintegrasian
segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. Adapun
bagan struktur organisasi pada perusahaan dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut
Sumber: Bagian Pembukuan PT. Varia Sekata Pancurbatu, 2009. Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Varia Sekata Pancurbatu
Uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada
PT.Varia Sekata Pancurbatu meliputi :
1. Komisaris
Komisaris adalah pucuk pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab diantaranya :
a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan ketentuan serta keputusan
pemegang saham.
b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan direktur apabila berakhir
masa jabatannya atau karena hal-hal lain.
c. Menganalisa, mengevaluasi dan menilai kegiatan-kegiatan yang
berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan direktur maupun
pengamatan langsung.
d. Pada saat tertentu meminta pertanggung jawaban keadaan perusahaan pada
direktur.
2. Direktur
Adapun tugas utama direktur adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan termasuk keuangan
perusahaan
b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas manajer bagian
c. Menganalisa dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan
d. Berkoordinasi dengan manajer melaksanakan kontrak dengan mitra kerja
perusahaan
e. Mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh
f. Memberikan laporan pertanggung jawaban pada komisaris pada periode
waktu tertentu.
3. Manajer
a. Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang menyebabkan
perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal
b. Menyelesaikan perselisihan tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja dan
lain-lain yang menyangkut kepentingan perusahaan dan karyawan dalam
perusahaan
c. Menyusun program dalam rangka pengembangan karyawan serta
menyusun formasi kepegawaian sesuai dengan kebutuhan
d. Mengupayakan terciptanya hubungan kerjasama yang mantap dan
harmonis antara perusahaan dan karyawan dalam rangka peningkatan
produktivitas kerja.
4. Pengawas
Bagian ini bertugas membantu Manajer untuk melakukan pengawasan
terhadap Kasi Tablet, Kasi Obat Cair, Kasi Kapsul, Kasi Pengemasan, Bagian
Gudang, Kabag Umum, Kabag Pembukuan dan Kabag Pemasaran.
5. Kepala Bagian Gudang
a. Mengajukan permintaan pembelian bahan baku
b. Menerima dan mencatat peneriman dan pengeluaran bahan baku
c. Mengkoordinir kegiatan bagian gudang
6. Staff Gudang
Bertugas mengelola dan menjaga bahan baku, bahan pendukung serta produk
7. Kepala Bagian Umum
a. Mengecek administrasi umm
b. Mengkoordinir dan mengawas bagian personalia, pembelian, perizinan,
perawatan dan kebersihan.
8. Staff Personalia
a. Menatalaksanakan administrasi kepegawaian (data pegawai dan daftar
gaji)
b. Melakukan kegiatan perekrutan karyawan
c. Mmberikan saran kepada atasan tentang promosi, mutasi, kenaikan gaji
dan lain sebagainya.
9. Staff Pembelian
a. Mengelola, memeriksa dan mengawasi pembelian bahan baku dan bahan
pendukung produksi lainnya.
b. Memberi saran kepada atasan tentan penentuan pemasok bahan produksi
perusahaan
10. Staff Perizinan
Bertugas mengurus perizinan dan pengawasan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dengan instansi pemerintah.
11. Staff Perawatan
Bertugas untuk merawat peralatan yang berhubungan dengan kegiatan operasi
perusahaan.
12. Staff Kebersihan
13. Kepala Bagian Pembukuan
Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan
perusahaan serta laporan persediaan bahan baku, bahan pendukung dan
produk jadi.
14. Staff Pembukuan
Bertugas membuat laporan keuangan perusahaan serta laporan persediaan
bahan baku, bahan pendukung dan produk jadi.
15. Kasir
Bertugas mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan serta
mempersiapkan cek pembayaran berdasarkan bukti kas keluar yang diterima.
16. Kepala Bagian Pemasaran
a. Bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada perusahaan distributor
b. Melaksanakan riset pasar terkini
17. Staff Pemasaran
a. Melaksanakan pengiriman barang kepada perusahaan distributor
b. Menatalaksanakan administrasi penjualan
18. Manajer Apoteker Penanggung Jawab Produksi (Apoteker P.J. P.)
a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas terlaksananya
pembuatan obat mulai dari penimbangan, pengolahan, pengemasan sampai
pengiriman produk obat jadi ke gudang.
b. Bersama-sama dengan Manajer merencanakan pengadaan bahan dan
menyusun rencana produksi
c. Jika ada kegagalan produksi, mendiskusikannya dengan Manajer
d. Bertanggung jawab agar alat-alat atau mesin-mesin untuk keperluan
produksi dipakai dengan benar dan divalidasi.
e. Turut membantu pelaksanaan inspeksi Cara Pembuaan Obat yang Baik
(CPOB) dan menjaga pelaksanaannya.
f. Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian
produksi serta pengembangan dan latihan karyawannya, menjaga displin
dan melakukan evalusi tahunan atas semua karyawan yang dibawahinya.
19. Kepala Bagian Produksi
a. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan produksi sesuai dengan
surat order produksi
b. Membantu Manajer Produksi (Apoteker P.J.P.) melaksanakan
tugas-tugasnya dan tanggung jawabnya.
c. Menyiapkan berbagai laporan yang berhubungan dengan proses produksi
bahan baku menjadi bahan jadi.
d. Mengkoordinir dan mengawasi kepala-kepala seksi melaksanakan
tugasnya
e. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi.
20. Kepala Seksi Produksi Tablet
a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat tablet.
b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat tablet berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
21. Staff Produksi Tablet
Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk tablet yang telah siap
22. Kepala Seksi Produksi Obat Cair
a. Bertanggung jawab atas pembuatan obat cair, baik obat cair dalam maupun
obat cair luar (sirup).
b. Mengawasi dan megkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
23. Staff Produksi Obat Cair Dalam dan Luar
Menatalaksanakan administrasi laporan produk bat cair dalam dan luar (sirup)
yang telah siap diproduksi
24. Kepala Seksi Produksi Kapsul / Kaplet
a. Bertangggung jawab atas pembuatan obat kapsul
b. Mengawasi dan mengkoordinir bagiannya agar melaksanakan pembuatan
obat kapsul sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
25. Staff Produksi Kapsul / Kaplet
Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk kapsul / kaplet yang telah siap
diproduksi
26. Kepala Seksi Pengemasan
Mengawasi, mengkoordinir, serta bertanggung jawab atas pengemasan produk
yang telah selesai diproduksi.
27. Staff Pengemasan
a. Menatalaksanakan adminitsrasi laporan produk obat jadi.
b. Mengirim produk obat jadi ke Bagian Gudang.
28. Manajer Apoteker Drug Quality Conrol (Apoteker D.Q.C.)
a. Memimpin, mengarahkan, dan bertanggung jawab atas analisis dan
maupun mikro biologi atas bahan baku, bahan pengemas, dan produk obat
jadi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan dibuat dengan
prosedur dan kondisi yang telah ditentukan
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dan menjamin dilaksanakannya CPOB.
c. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua pemeriksaan dilakukan
dengan metode yang benar dan sudah disetujui.
d. Bertangung jawab agar alat-alat untuk analisis dipakai dengan benar,
dijaga, dikalibrasi, dan disediakan suku cadangnya.
e. Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan
alat gelas yang diperluka n.
f. Bertanggung jawab untuk pengembangan dan latihan karyawannya,
menjaga displin dibagiannya dan melakkan evaluasi tahunan atas semua
karyawan yang dibawahinya.
g. Membuat laporan bulanan dan anggaran tahun bagian pengawasan mutu.
h. Bersama-sama dengan Apoteker P.J.P. melaksakan validasi alat maupun
proses
29. Laboratorium Farmasi
a. Melakukan pemeriksaan atas contoh bahan baku maupun produk obat
jadi. untuk pengujian yang ditugaskan oleh Apoteker D.Q.C. sesuai
dengan prosedur analisis yang berlaku.
b. Membuat larutan pereaksi untuk menunjang pemeriksaan analisis.
c. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium membuat laporan atas
d. Melakukan kalibrasi atas akat-alat di laboratorium sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
e. Bersama-sama dengan Administrasi Laboratorium mencatat semua
kegiatan harian laboratorium.
30. Bagian Adminstrasi Laboratorium
a. Membuat laporan atas hasil pemeriksanaan dan melaporkannya Apoteker
D.Q.C.
b. Mencatat semua kegiatan harian laboratorium, termasuk mencatat
pemakaian pereaksi dalam kartu persediaan
c. Melaporkan kepada supervisor bila ada kebutuhan pereaksi, alat gelas, dan
alat kantor.
d. Mencatat jumlah peralatan yang ada di laboratorium.
D. Aktivitas dan Produk-produk Perusahaan
PT. Varia Sekata adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri
farmasi. Kegiatan PT. Varia Sekata dimulai dari pengadaan bahan baku, bahan
pengemeas, serta bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk diproses
menjadi produk obat jadi. Pengadaaan bahan baku, bahan pengemas, maupun
bahan pendukung lainnya merupakan kesepakatan bersama antara bagian
produksi, bagian laboratorium farmasi, serta manajer. Seluruh bagian ini ikut
ambil bagian dalam menentukan pihak pemasok mana yang menjadi penyedia
bahan proses produksi tersebut, mengingat dibutuhkannnya bahan yang