• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Cahaya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Cahaya Medan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA CAHAYA MEDAN

Skripsi

Diajukan sebagi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

RIBKA FLORENSIA 030709020

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

(2)

ABSTRAK

Sembiring, Ribka F. 2009. Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Cahaya Medan. Medan:

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Cahaya Medan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Penentuan jumlah sampel berpedoman pada pendapat Arikunto, sehingga ditetapkan jumlah sampel sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu 110 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan metode

Proportioned Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan observasi, angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan Skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pernyataan dengan skor total kostruk (variabel), sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode one shot atau pengukuran sekali saja dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui hubungan pemanfaatan koleksi perpustakaan dengan prestasi belajar siswa digunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya yang begitu besar yang telah diberikan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dalam penyajian dan penyampaian isi masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Dj. Sembiring dan Ibunda N. br Barus yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil bagi penulis untuk menyelesaikan studi. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si, sebagai Dosen pembimbing I penulis yang telah banyak memberikan dorongan, bimbingan, petunjuk dan saran serta waktu yang selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing II dan Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum selaku Dosen Wali penulis.

5. Seluruh Staff Pengajar dan Staff Administrasi Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

(4)

7. Buat Kakak – kakakku, abangku dan adikku K’Dora, B’John, K’Eve, K’Tien dan D’Deni yang telah memberikan semangat, perhatian, dukungan baik moral dan materil.

8. Buat Sahabat-Sahabatku, Mumuz, Marlina, Juny, Chika, Apriani, Hotma, Henie, Shanty, dan Novitra Terima kasih buat persahabatan dan dukungannya selama ini serta buat semua teman-temanku stambuk’03, terimakasih buat semuanya

9. Semua pihak yang telah membantu Penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata, Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

.

Medan, Januari 2010 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1Penelitian Terdahulu ... 5

2.2Perpustakaan Sekolah ... 6

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 6

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah... 6

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 8

2.3Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 9

2.3.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 10

2.3.1.1 Buku ... 12

2.3.1.2 Referensi ... 13

2.3.1.3 Terbitan Berseri ... 14

2.3.1.4 Audiovisual ... 15

2.3.2 Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 16

2.4Pelayanan Perpustakaan ... 16

2.4.1 Jenis Pelayanan Perpustakaan ... 17

2.4.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan... 19

2.5Fasilitas Perpustakaan Sekolah ... 20

2.5.1 Gedung / Ruang dan Perabot Perpustakaan Sekolah ... 20

2.6Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 22

2.6.1 Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan ... 23

2.7 Pengertian Belajar ... 26

2.7.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 27

2.8 Pengertian Prestasi Belajar Siswa ... 28

2.8.1 Pengukuran Prestasi Belajar Siswa ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1Lokasi Penelitian ... 32

3.2Metode Penelitian ... 32

3.3Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1 Populasi ... 32

3.3.2 Sampel ... 32

(6)

3.5Jenis dan Sumber Data ... 34

3.6Definisi Operasional Variabel ... 34

3.7Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 35

3.7.1 Uji Validitas Data ... 35

3.7.2 Uji Reliabilitas Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 39

4.1.1 Uji Validitas Data ... 39

4.1.2 Uji Reliabilitas Data ... 40

4.1.2.1 Reliabilitas Variabel X ... 41

4.1.2.2 Reliabilitas Variabel Y ... 41

4.2 Analisis Deskriptif ... 41

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 41

4.2.1.1 Intensitas Siswa Datang ke Perpustakaan ... 42

4.2.1.2 Koleksi Perpustakaan ... 42

4.2.1.3 Pelayanan Perpustakaan ... 44

4.2.1.4 Fasilitas Perpustakaan ... 46

4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 47

4.2.2.1 Nilai Rapor ... 47

4.2.2.2 Peringkat Kelas ... 48

4.3 Analisis Statistik ... 49

4.3.1 Perhitungan Korelasi... 49

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 50

4.3.3 Uji Koefisien Determinasi ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Koleksi Perpustakaan SMA Cahaya Medan ... 3

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI – XII SMA Cahaya Medan ... 32

Tabel 3.2 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata (Stratum) ... 33

Tabel 4.1 Item Total Statistics ... 40

Tabel 4.2 Reliability Statistics Variabel X ... 41

Tabel 4.3 Reliability Statistics Variabel Y ... 41

Tabel 4.4 Intensitas Siswa Datang ke Perpustakaan ... 42

Table 4.5 Koleksi Perpustakaan ... 42

Tabel 4.6 Pelayanan Perpustakaan ... 44

Tabel 4.7 Fasilitas Perpustakaan ... 46

Tabel 4.8 Nilai Rapor ... 47

Tabel 4.9 Peringkat Kelas ... 48

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Angket Penelitian ... 56 Lampiran II Distribusi Skor Butir Jawaban Responden ... 60 Lampiran III Tabel Frekuensi Jawaban Responden ... 65 Lampiran IV Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X dan

(9)

ABSTRAK

Sembiring, Ribka F. 2009. Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Cahaya Medan. Medan:

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Cahaya Medan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMA Cahaya Medan yang berjumlah 550 orang. Penentuan jumlah sampel berpedoman pada pendapat Arikunto, sehingga ditetapkan jumlah sampel sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu 110 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan metode

Proportioned Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan observasi, angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan Skala Likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pernyataan dengan skor total kostruk (variabel), sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan metode one shot atau pengukuran sekali saja dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui hubungan pemanfaatan koleksi perpustakaan dengan prestasi belajar siswa digunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar yang dicapai oleh siswa melalui evaluasi belajar menurut tahapannya yaitu bulanan, semester dan lainnya. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memanfaatkan fasilitas sekolah sebagai sumber belajar.

Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat digunakan oleh siswa baik secara individu maupun bersama – sama dengan para siswa lainnya yang memberikan kemudahan bagi siswa untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam proses belajar. Sumber belajar juga berperan dalam menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajari.

Sumber belajar pada dasarnya sangat banyak jumlahnya dan beragam. Kewajiban sekolah menyediakan sumber belajar dijelaskan dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 yaitu, ”Setiap satuan pendidikan, jalur pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyrakat harus menyediakan sumber belajar”. Selanjutnya dalam penjelasannya dikemukakan bahwa salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu – satunya adalah perpustakaan yang memungkinkan para tenaga kependidikan dan para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan.

(11)

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbaru turut mempengaruhi proses dan praktek pengajaran di sekolah. Para siswa tidak hanya menerima penjelasan dari guru di ruang kelas melainkan mereka harus aktif mencari informasi tambahan yang diperlukan guna perkembangan studi mereka. Guru berperan dalam memberikan arahan, contoh dan dorongan. Dalam hal ini perpustakaan sekolah memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa melalui penyediaan beragam jenis koleksinya.

Koleksi yang disediakan perpustakaan bagi siswa harus diseleksi secara cermat, disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan kurikulum serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proporsi atau perbandingan jumlah koleksi perpustakaan seyogyanya seimbang untuk semua bidang ilmu pengetahuan. Keseimbangan antara jumlah koleksi dengan penggunanya juga harus diperhatikan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mengoptimalkan penggunaannya dalam proses belajar.

Salah satu fasilitas pendidikan yang dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan SMA Cahaya Medan merupakan salah satu perpustakaan sekolah yang memiliki jumlah koleksi sampai dengan tahun 2009 berjumlah 5155 judul dengan 11.932 eksemplar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.1 :

Jumlah Koleksi Perpustakaan SMA Cahaya Medan

No Koleksi Judul Eksemplar

1 Buku Teks 2.820 6.930

3 Buku Referensi 410 4.340

4 Buku Fiksi (Novel, Dongeng, Romans, Sastra)

1.920 3.840

5 Majalah 5 10

Jumlah Koleksi 5.155 11.932

(12)

Perpustakaan SMA Cahaya memberikan layanan kepada seluruh sivitas akademika. Guna memaksimalkan pemanfaatan perpustakaan perlu dilakukan penambahan koleksi secara berkala setiap tahunnya karena pengelolaan dan pengembangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk mendukung proses belajar siswa sehingga prestasi akademik siswa akan menjadi lebih baik. Untuk melihat apakah pemanfaatan koleksi perpustakaan secara optimal akan meningkatkan prestasi akademik siswa maka penulis berkeinginan untuk meneliti dan menetapkan judul penelitian yaitu ”HUBUNGAN PEMANFAATAN

KOLEKSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA CAHAYA MEDAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah, “Apakah pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMA Cahaya Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMA Cahaya Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan SMA Cahaya Medan, dengan adanya hasil penelitian ini dapat diketahui keterkaitan antara pemanfaatan koleksi dengan prestasi belajar siswa

2. Peneliti, untuk menambah wawasan dan pemahaman peneliti tentang keberadaan perpustakaan sekolah dalam menunjang prestasi belajar siswa 3. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mengadakan

penelitian yang berkaitan dengan topik yang sama

1.5 Hipotesis Penelitian

(13)
(14)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pitaloka (2005) tentang hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 523 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Cohran sehingga diperoleh sampel 80 orang.Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian adalah intensitas siswa datang ke perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi sehingga diperoleh hasilnya adalah 53,44 %. Berdasarkan uji korelasi tersebut, maka terdapat hubungan yang kuat antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa. Selain itu, berdasarkan uji signifikansi terdapat hubungan yang signifikansi antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 3 Medan.

(15)

varian dari pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 41,5 %

2.2 Perpustakaan Sekolah

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana penunjang belajar bagi siswa, menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Menurut Buku Membina Perpustakaan Sekolah (1994 : 54) Perpustakaan sekolah adalah:

”Suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut”.

Suryana (1997 : 1) mengemukakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau gedung yang berisi buku – buku dan bahan lainnya yang disusun secara sistematis” Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga secara aktif menjadi sumber informasi bagi penggunanya.

Menurut yang dikemukakan oleh Soeatminah (1992 : 34) yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah, “Perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta memberi pelayanan kepada murid dan guru dalam proses belajar mengajar”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah berperan penting dalam proses belajar bagi sivitas akademika sekolah melalui ketersediaan koleksi sehingga proses belajar menjadi efektif dan tercapainya tujuan pendidikan sekolah

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

(16)

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Umum (1998 : 18) disebutkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah:

1. Secara umum

Perpustakaan bertujuan untuk menunjang tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum di dalam UU RI No. 2 pasal 4 Tahun 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

2. Secara khusus

Perpustakaan sekolah bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sekolah (SD, SLTP, SLTA) Milburga (1994 : 57) mengemukakan bahwa, ”Perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru / karyawan dalam lingkungan pendidikan”. Selain mendukung para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, penyelenggaraan perpustakaan sekolah juga dapat memotivasi siswa untuk menambah dan mengembangkan pengetahuannya melalui koleksi yang ada.

Menurut Buku Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina, Memakai, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah (1992: 11) disebutkan bahwa tujuan diselenggarakan perpustakaan sekolah adalah untuk:

1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan

2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi

3. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna

4. Meletakkan dasar – dasar ke arah belajar mandiri 5. Memupuk minat dan bakat

6. Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif

(17)

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca siswa

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku – buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah bertujuan mewujudkan pengguna yang aktif, kreatif dan mandiri dalam memanfaatkan perpustakaan.

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Selain melaksanakan tujuannya, perpustakaan sekolah juga memiliki beberapa fungsi. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007 : 4) perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum yaitu:

1. Fungsi edukatif

Keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep – konsep pengetahuan

2. Fungsi informatif

Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu” akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru

3. Fungsi rekreasi

Sebagai pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual

4. Fungsi riset atau penelitian

Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana

(18)

1. Fungsi Pendidikan; perpustakaan sekolah merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas

pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas

2. Fungsi Informasi; perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran

3. Fungsi Penelitian; membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari / diajarkan.

4. Fungsi Rekreasi; perpustakaan sekolah merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru

5. Fungsi Kebudayaan; perpustakaan sekolah merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah maupun nasional

6. Fungsi Kreativitas; membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan koleksi yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa

7. Fungsi Dokumentasi; perpustakaan sekolah menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang dilakukan sekolah baik siswa maupun guru.

Berdasarkan uraian mengenai fungsi perpustakaan sekolah di atas, dapat dilihat bahwa keberadaan perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai sumber informasi melainkan dapat juga sebagai sarana pengembangan kreativitas, karakter dan hiburan.

2.3 Koleksi Perpustakaan Sekolah

Agar dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka perpustakaan harus menyediakan beragam koleksi yang memadai bagi penggunanya. Hal ini menjadikan koleksi sebagai salah satu unsur penting dalam perpustakaan terlebih bagi perpustakaan sekolah yang pada dasarnya penggunanya adalah guru dan siswa yang membutuhkan koleksi perpustakaan dalam mendukung proses belajar mengajar.

(19)

bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Untuk memudahkan pengguna dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, koleksi haruslah disusun secara sistematis. Seperti yang dikemukakan oleh Soeatminah (1992 : 31) koleksi perpustakaan adalah, “Kumpulan bahan pustaka berbentuk buku atau non buku yang dihimpun, diatur dan ditata secara sistematis, sehingga dapat dengan mudah dicari dan ditemukan sewaktu – waktu dibutuhkan”.

Adapun pengertian koleksi perpustakaan sekolah menurut Siregar (1998/1999 : 2) adalah, “Kumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan, sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan baca, perkembangan jiwa siswa dan tuntutan profesi guru”. Sedangkan menurut Yusuf (2007 : 9) koleksi perpustakaan sekolah adalah, “Sejumlah bahan atau sumber – sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah keseluruhan bahan pustaka yang terdiri dari beragam bentuk dan dikelola secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan sekolah haruslah sesuai dengan kurikulum sekolah, memuat semua mata pelajaran yang dipelajari dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

2.3.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan menempati kedudukan penting dalam mewujudkan fungsi perpustakaan dengan baik. Oleh karena itu perpustakaan menyediakan koleksi yang disesuaikan dengan tujuan masing – masing lembaga induknya. Adapun beberapa jenis koleksi perpustakaan menurut Darmono (2001 : 52) adalah:

a. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut:

(20)

3. Buku – buku jenis fiksi 4. Buku populer (umum) b. Koleksi Referens

Koleksi referens memuat informasi tertentu, tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.

c. Sumber Geografi

Sumber Geografi berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu.

d. Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah, koran dan tabloid. e. Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofice (carik mikro)

f. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga.

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007 : 10) yang termasuk dalam koleksi perpustakaan sekolah adalah:

1. Koleksi Buku

Buku disini bisa bermacam – macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam

2. Koleksi Bahan Bukan Buku

Yang dimaksud dengan koleksi bahan bukan buku disini adalah bahan atau koleksi yang masih berbentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar dan majalah

3. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar disini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik, bukan hasil dari cetakan dari kertas. Ia berasal dari bahan – bahan non konvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara dan sebagainya

Dari berbagai jenis koleksi perpustakaan diatas, maka koleksi perpustakaan sekolah dapat digolongkan menjadi empat bagian meliput i koleks buku, referensi, terbitan berseri dan audiovisual.

(21)

2.3.1.1 Buku

Buku adalah sumber informasi yang berisi ilmu pengetahuan yang disediakan untuk dibaca dan dimanfaatkan oleh pengguna yang membutuhkan. Pengertian buku menurut Soeatminah (1992 : 23), adalah, “Wadah informasi berupa lembaran kertas yang dicetak, dilipat dan diikat menjadi satu pada punggungnya serta diberi sampul”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa buku adalah sumber informasi berupa lembaran kertas yang dicetak dan digunakan untuk dibaca.

Sedangkan menurut Darmono (2001 : 52), buku adalah, ”Terbitan yang membahas informasi tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya 64 halaman tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga tertentu, serta ada yang bertanggung jawabterhadap isi yang dikandungnya (pengarang)”.

Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa buku merupakan sumber informasi yang diterbitkan dan digunakan untuk dibaca.

Koleksi buku hingga saat ini masih menjadi bahan pustaka utama dari sebagian besar perpustakaan. Koleksi buku di perpustakaan sekolah mencakup:

a. Buku Pelajaran Pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara literatur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu

b. Buku Pelajaran Pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Buku Bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan. Menurut isinya dapat dibedakan menjadi buku bacaan fiksi, non fiksi, dan fiksi ilmiah.

• Buku Bacaan Fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita dan dapat memberi hiburan, ketenteraman pikiran dan ketenangan.

• Buku Bacaan Non Fiksi adalah buku tentang ilmu pengetahuan dan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan para pembacanya.

(22)

2.3.1.2Referensi

Koleksi referensi adalah koleksi yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan.

Menurut Sumardji (1992: 28), “Koleksi referensi adalah kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan – bahan pustaka berisi karya – karya bersifat memberitahu atau menunjukkan (informasi / referensial) mengenai informasi – informasi tertentu yang disusun secara sistematis (biasanya secara alfabetis) untuk digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi”.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 473), “Buku referensi adalah buku yang didesain untuk dikonsultasi atau diacu dari masa ke masa untuk mencari informasi khusus”.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi referensi adalah koleksi yang digunakan dan ditujukan guna memberikan informasi tertentu bagi penggunanya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal oleh penggunanya.

Koleksi referensi hanya dapat dibaca di perpustakaan dan tidak dapat dibawa pulang. Ada berbagai jenis koleksi referensi yang dimiliki sebuah perpustakaan. Menurut Sumardji ( 1992 : 29 ) koleksi referensi terdiri dari:

a. Almanak (almanac) adalah suatu buku acuan yang berisi informasi mengenai daftar hari, minggu, bulan, peristiwa dan hari penting dalam setahun. Selain itu almanak berisi tentang catatan kejadian atau hari penting, peristiwa astronomis, data meteorologi, data kependudukan serta karangan tertentu

b. Buku pegangan (manual atau handbook) adalah buku yang berisi ikhtisar pokok bahasan atau subjek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan, atau buku yang berisi informasi praktis suatu jenis pekerjaan / kegiatan serta cara kerja piranti tertentu

c. Buku Tahunan (year book atau annual) adalah buku yang terbit setiap tahun berisi informasi, statistik atau ikhtisar tentang kejadian – kejadian yang telah terjadi dalam tahun sebelumnya

d. Direktori (directory) adalah buku acuan yang berisi daftar nama orang, pejabat, lembaga, badan, organisasi yang dilengkapi dengan alamat, kegiatan, kode yang disusun secara sistematis

e. Ensiklopedia (encyclopedy) adalah sejumlah buku acuan tentang karya universal berbagai cabang ilmu pengetahuan, atau berbagai hal dalam artikel – artikel terpisah yang disusun secara alfabetis.

f. Kamus (dictionary) adalah buku acuan yang berisi daftar kata dan artinya, daftar istilah dan artinya yang disusun secara alfabetis.

(23)

alamat dan riwayat hidup lainnya dari orang – orang terkenal, yang disusun secara sistematis

h. Sumber Geografi (gazetter) adalah sumber informasi geografis dalam bentuk buku acuan yang berupa kamus ilmu bumi, guidebooks, atlas, peta, dan globe

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi referensi tidak digunakan untuk dibaca secara keseluruhan atau per halamannya seperti buku teks melainkan pengguna hanya mencari informasi apa yang dibutuhkan.

2.3.1.3Terbitan Berseri

Koleksi perpustakaan sekolah tidak hanya terdiri dari buku saja melainkan berbagai jenis bahan pustaka salah satu diantaranya adalah terbitan berseri. Menurut Buku Perpustakaan Sekolah (1999 : 14 ), “Terbitan berseri adalah jenis terbitan secara terus menerus dengan jangka waktu tertentu”. Sedangkan Saleh (1996 : 3) berpendapat bahwa, ”Terbitan berseri merupakan salah satu terbitan yang berisi informasi berita atau kabar, berita keilmuan serta kejadian – kejadian yang menyangkut ekonomi, politik dan lain – lain yang menarik di masyarakat”.

Jenis terbitan berseri menurut Siregar ( 1998 / 1999 : 15 ) antara lain: 1. Majalah

2. Serial termasuk periodikal, annual, laporan tahunan, year book, prosiding

3. Buletin, diterbitkan oleh badan pemerintahan, perkumpulan, badan lain, biasanya diberikan nomor urutan

4. Pamflet 5. Abstrak 6. Brosur

7. Kumulatif, merpakan bibliografi untuk satu tahun atau periode tertentu

8. Harian, misalnya surat kabar

9. Jurnal, penerbitan khusus oleh satu badan perkumpulan, memuat hal yang baru dan laporan untuk hal – hal yang khusus

10.Berita ( News Bulletin)

11.Laporan, diterbitkan oleh badan tertentu, instansi Terbitan berseri memiliki ciri khas seperti:

(24)

2. Artikel yang menjadi isi dari terbitan ini biasanya tidak terlalu panjang, malah sangat pendek bila dibandingkan dengan tulisan pada buku atau monograf

3. Tulisan tersebut menyampaikan informasi seperti berita, peristiwa, penemuan dan gagasan – gagasan baru atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat banyak

4. Terbitan ini dikelola oleh sekelompok orang yang biasanya dikenal dengan nama redaksi. Redaksi inilah yang mengelola dan bertanggung jawab atas terbitan ini

5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum

6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala terbit, misalnya harian, minggua n, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, tahunan dan sebagainya

7. Memiliki sistem kontrol internasional. Ciri ini dapat dikenali dari nomor ISSN atau singkatan dari International Standard Serial

Number

(Saleh, 1996 : 4)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terbitan berseri adalah salah satu jenis koleksi perpustakaan yang terbit secara berkesinambungan, memiliki ciri khas dan terdiri dari berbagai jenis yang dapat dimanfaatkan pengguna sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

2.3.1.4 Audiovisual

Perpustakaan sebagai sunber belajar tidak hanya menghimpun koleksi buku, jurnal, dan sejenisnya yang tecetak tetapi juga menghimpun koleksi audiovisual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004 : 168) kata audiovisual berasal dari kata audio berarti dengar dan visual berarti lihat. Berarti dapat disimpulkan bahwa audiovisual adalah alat peraga dengar dan lihat.

Koleksi audiovisual merupakan bahan perpustakaan non tercetak yang menggunakan media suara dan gambar atau kombinasi keduanya sebagai bahan penyebaran informasi. Contoh koleksi audio yaitu piringan hitam, pita rekaman, kaset, laser disc khusus audio. Contoh koleksi visual yaitu peta, globe, lukisan, gambar, foto, mikrofilm, mikrofis, CD ROM, mikro legal. Contoh koleksi audivisual yaitu VCD, DVD, slide (gambar hidup), film, video kaset.

(25)

2.3.2 Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah

Hal penting yang terutama dilihat dari suatu perpustakaan adalah koleksinya, jumlah koleksi yang memadai dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Koleksi pertama yang ada pada perpustakaan disebut koleksi dasar. Koleksi dasar meliput i:

1. Buku pelajaran pokok yang bersangkutan semua pelajaran

2. Buku pelajaran pelengkap yang digunakan di sekolah bersangkutan 3. Buku sumber/ rujukan/ referensi :

a. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( SD/SMP/SMU) b. Kamus Bahasa Inggris (SD/SMP/SMU)

c. Kamus Bahasa Jerman, Perancis Arab (SMU) d. Ensiklopedia Indonesia

e. Buku bacaan yang mendukung semua mata pelajaran dan bacaan yang dapat memberikan hiburan

(Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah 1999 ; 16)

Menurut buku Petunjuk Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa (1997 : 40) bahwa ”idealnya rasio seorang siswa SD 1 : 20 judul, SLTP 1 : 25 judul, dan SMU 1 : 30 judul. Jumlah eksemplarnya minimal 2 eksemplar, atau lebih tiap judulnya”. Selanjutnya dijelaskan bahwa:

a. Disarankan setiap sekolah memulai dengan suatu koleksi dasar dengan perbandingan 10 judul buku untuk seorang siswa. Koleksi dapat disusun dalam waktu lima tahun. Koleksi dasar merupakan 50% dari jumlah koleksi minimum yang hendaknya dapat dicapai dalam 10 tahun

b. Setelah tercapai koleksi dasar, selanjutnya untuk pemeliharaan dan pergantian koleksi yang ada, diperlukan penambahan setiap tahunnya kurang lebih 10% dai jumlah koleksi yang ada. Pada tahun yang kesepuluh pertumbuhan itu hanya untuk pemeliharaan dan pergantian buku yang sudah off to date.

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa untuk memulai pelayanannya, perpustakaan sekolah membutuhkan koleksi dasar yang jenis dan jumlah sudah memiliki ukuran guna menunjang ketersediaan koleksinya.

2.4 Pelayanan Perpustakaan Sekolah

(26)

sekolah menyediakan berbagai pelayanan bagi pengguna. Menurut Rubianti (2008 : 3) yang dimaksud dengan pelayanan perpustakaan adalah, ”Seluruh kegiatan penyampaian bantuan kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang membantu pengguna melalui berbagai upaya untuk dapat memanfaatkan koleksi secara maksimal.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pelayanan perpustakaan harus memperhatikan asas layanan sebagai berikut:

a. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pemakai perpustakaan

b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman, keadilan, merata dan memandang pemakai perpustakaan sebagai suatu kesatuan yang menyeluruh dan tidak dipandang secara individual

c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata aturan yang jelas dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak agar layanan perpustakaan dapat berlanjut dengan baik

d. Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan didukung oleh administrasi yang baik

(Darmono, 2001 : 135)

Selanjutnya menurut Buku Perpustakaan Sekolah : Petunjuk untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah (1992 : 71) dijelaskan, “Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa asas layanan perpustakaan merupakan dasar bagi perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan untuk memperhatikan dan berorientasi pada pengguna.

2.4.1 Jenis Pelayanan Perpustakaan Sekolah

(27)

1. Pelayanan Peminjaman Bahan Pustaka (Pelayanan sirkulasi)

Pelayanan peminjaman bahan pustaka adalah pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.

2. Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi – koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

2. Pelayanan Ruang Baca

Pelayanan ruang baca adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.

Dilihat dari sifatnya Yusuf dan Suhendar (2005 : 70) membedakan pelayanan perpustakaan sebagai berikut:

1. Pelayanan langsung

Berupa pemberian pelayanan secara langsung oleh petugas perpustakaan, dan hasilnya bisa secara langsung diterima oleh pengguna tadi seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan juga pelayanan bimbingan kepada pengguna/pembaca.

2. Pelayanan tidak langsung

Bentuk pelayanan ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siswa dan pengguna lainnya agar berkesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara seperti pembinaan minat baca, melakukan kerjasama pelayanan dengan perpustakaan lain, melakukan kegiatan promosi perpustakaan dan juga kerjasama dengan para guru dan kepala sekolah.

Selanjutnya Zahara (2003 : 9) menambahkan bahwa layanan perpustakaan sekolah diberikan kepada: guru, murid dan manajemen sekolah.

1. Layanan kepada guru meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subjek yang menjadi bidangnya. Perpustakaan sekolah harus dapat menyediakan bahan informasi mutakhir agar guru dapat mengikuti perkembangan teknologi yang terus berjalan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan

(28)

c. Perpustakaan sekolah harus dapat menyediakan bahan pustaka berupa buku, artikel yang menjadi pesanan guru untuk membantu kegiatan mengajar di kelas. Perpustakaan sekolah harus mempunyai ruangan khusus untuk menyimpan alat – alat yang sering digunakan oleh guru dan murid

d. Perpustakaan sekolah harus dapat menyediakan bahan – bahan untuk keperluan penelitian sederhana yang dilakukan di sekolah e. Perpustakaan sekolah harus dapat membantu pelaksanaan story

telling (jam bercerita) di kelas

f. Perpustakaan sekolah dapat mengisi jam kosong bila ada guru yang tidak hadir dengan kegiatan perpustakaan

2. Layanan kepada murid

a. Perpustakaan sekolah akan memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum

b. Perpustakaan sekolah membantu murid dan guru untuk memperdalam pengetahuannya dalam satu subjek tertentu

c. Perpustakaan sekolah membantu meningkatkan keterampilan murid

3. Layanan terhadap manajemen sekolah

Perpustakaan sekolah secara aktif membantu pimpinan sekolah dan guru dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, pemanduan dan penelitian program pendidikan

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pelayanan perpustakaan sekolah dapat memotivasi pengguna secara aktif untuk menggunakan koleksi dan fasilitas yang ada, baik untuk kepentingan proses belajar mengajar dan lainnya.

2.4.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Secara umum terdapat dua macam sistem pelayanan perpustakaan yaitu sistem pelayanan yang terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Pengelompokan ini didasarkan pada kebebasan yang diberikan oleh perpustakaan kepada penggunanya dalam menemukan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Kedua sistem ini pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari atau menekan terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan

b. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjamnya

c. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam (keluar sementara dari koleksi perpustakaan)

(29)

Memans (2008 : 3) mengemukakan sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan menjadi tiga sistem yaitu:

1. Pelayanan terbuka (Opened access)

Akses pelayanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pengguna diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan

2. Pelayanan tertutup (Closed access)

Pada akses pelayanan koleksi tertutup, berarti pengguna tidak boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan mengambil

3. Pelayanan campuran (Mixed access)

Pada akses pelayanan ini, perpustakaan dapat menerapkan dua sistem pelayanan sekaligus, yaitu pelayanan terbuka dan tertutup. Perpustakaan yang menggunakan sistem pelayanan campuran biasanya memberikan pelayanan secara tertutup koleksi skripsi, koleksi referensi, deposit atau tesis, sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan akses pelayanan terbuka. Sistem pelayanan campuran ini biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan memiliki tiga akses koleksi yang berbeda – beda dalam penerapannya.

2.5 Fasilitas Perpustakaan Sekolah

Untuk menjalankan fungsinya, sebuah perpustakaan sekolah harus memiliki fasilitas yang baik dan memadai. Menurut Kamus Praktis Ilmiah Populer (2003:125) dijelaskan bahwa, ”Fasilitas berarti sarana pelancar, kemudahan, kebutuhan untuk kehidupan, segala yang memudahkan”. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas perpustakaan adalah segala sesuatu yang dapat mendukung dan memudahkan terlaksananya pelayanan perpustakaan sekolah.

2.5.1 Gedung / Ruang dan Perabot Perpustakaan Sekolah

(30)

Dalam Buku Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina, Memakai dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah (1992 : 25) dijelaskan mengenai persyaratan gedung / ruang perpustakaan dari beberapa segi yakni:

1. Fungsi; gedung / ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, aktivitas layanan perpustakaan dan bekerja pustakawan

2. Lokasi; gedung / ruang perpustakaan yang baik harus berada di pusat gedung sekolah atau lokasi yang mudah dijangkau oleh murid dan guru

3. Tata Ruang; perpustakaan diatur agar aktivitas layanan perpustakaan berlangsung dengan lancar, pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik

4. Dekorasi; cat ruangan tidak menyilaukan dan suram

5. Penerangan; yang mengunakan cahaya matahari agar tidak langsung mengenai buku, jika menggunakan cahaya lampu agar mempergunakan jenis lampu yang sinarnya tidak menyilaukan

6. Suhu Udara; yang baik 22 derajat celcius dan kelembabannya adalah 45 –50%

7. Jenis dan Luas Ruangan tergantung dari jenis layanan perpustakaan, jumlah murid dan guru serta jumlah jenis koleksi

Selanjutnya dijelaskan jenis perabot dan perlengkapan yang diperlukan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah yaitu :

1. Meja Sirkulasi

2. Rak Penitipan / Locker 3. Rak Buku

4. Rak Majalah 5. Rak Surat Kabar 6. Meja Baca dan Kursi 7. Meja Belajar (study carrel) 8. Lemari Katalog

9. Rak Atlas 10.Rak Kamus

11.Papan Pengumuman / Papan Panjang

12.Mobiler dan Perlengkapan untuk Ruang Pengolahan seperti: • Rak untuk buku – buku yang sedang diproses • Meja kerja Pustakawan

• Lemari • Mesin Tik • dan lain – lain

(31)

2.6 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah

Untuk dapat mengetahui pemanfaatan koleksi perpustakaan maka terlebih dahulu harus diketahui pengertian dari pemanfaatan. Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002: 928) disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna, “Proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan.

Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28) dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor internal yang meliputi:

a. Kebutuhan, yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi

b. Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu

c. Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu 2. Faktor eksternal yang meliputi:

a. Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan informasinya oleh mahasiswa

b. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu keterampilan pustakawan dalam melayani mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka dalam memberikan layanan

c. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat berlangsung di luar perpustakaan dan di dalam perpustakaan, misalnya peminjaman koleksi melalui layanan sirkulasi (out-library use) dan membaca koleksi di ruang baca perpustakaan (in-library use). Lancaster (1993 : 77) membatasi pengertian pemanfaatan di ruang baca dalam bentuk pertanyaan yaitu:

1. Jika koleksi diambil dari rak, dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2. Jika koleksi diambil dari rak dan dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

(32)

Dari pendapat di atas dapat diketahui pemanfaatan koleksi perpustakaan dilakukan di dalam perpustakaan dengan membacanya atau di luar perpustakaan dengan meminjam untuk dibawa pulang.

2.6.1 Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan

1. Membaca koleksi di perpustakaan

Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Menurut Sinaga (2004 : 95), ”Membaca merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan membaca berarti menerjemahkan, menginterpretasikan tanda – tanda atau lambang – lambang bahasa yang dipahami oleh pembaca”.

Pemahaman akan bahan bacaan bergantung pada pengetahuan awal atau keakraban pembaca dengan subjek bacaannya dan kemampuan konsentrasi. Setiap orang yang melakukan kegiatan membaca dapat mengambil manfaat dari bacaannya dan mengaplikasikannya. Dengan membaca pengguna juga memperoleh keterampilan – keterampilan. Menurut Olivien (2006 : 2) ada empat keterampilan yang diperoleh dengan membaca yaitu:

a. Keterampilan menyimak atau listening b. Keterampilan berbicara atau speaking c. keterampilan membaca atau reading d. keterampilan menulis atau writing

Oleh karena itu perpustakaan sekolah dapat berperan dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca karena kegiatan membaca di perpustakaan tidak terlepas dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai dari segi jumlah maupun kualitas bacaan.

(33)

dapat menampung 10 persen dari jumlah murid. Ruangan ini dilengkapi meja, kursi baca dan meja belajar (study carrel)

2. Meminjam koleksi perpustakaan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 1165) makna dari meminjam adalah, ”Memakai barang (dalam hal ini buku) orang lain untuk sementara waktu”. Peminjaman koleksi perpustakaan memiliki batasan waktu yang diatur oleh masing – masing perpustakaan. Kegiatan peminjaman koleksi perpustakaan dilakukan pada bagian layanan sirkulasi. Menurut Sulistyo-Basuki dalam Darmono (2001 : 143–146) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung dalam hal sebagai berikut:

1. Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan 2. Pendaftaran anggota perpustakaan

3. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

4. Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan pinjaman

5. Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman

6. Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota 7. membuat statistik sirkulasi

8. Penataan koleksi di rak

Pada layanan sirkulasi, koleksi yang dapat dipinjam untuk dibawa pulang memiliki pengecualian pada koleksi referensi yang pemakaiannya hanya boleh di dalam perpustakaan.

3. Memfotokopi koleksi Perpustakaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 425) makna dari memfotokopi adalah, ”Membuat salinan barang cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi”. Sedangkan dalam KBBI (2005 : 876) diterangkan memfotokopi bermakna, ”Membuat reproduksi dengan mesin fotokopi”.

Dari keterangan di atas dapat diartikan bahwa memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi

(34)

dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh penggunanya. Situasi seperti ini tidak terkecuali juga terjadi di perpustakaan sekolah.

Menurut Darmono (2001: 23) yang mengemukakan bahwa “Perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan”. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan juga dikenal sebagai bimbingan pemakai. Dalam buku Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Umum (1998) dijelaskan bahwa bimbingan pemakai adalah “Segala aktivitas yang dirancang untuk mendidik pemakai agar menyadari sumber – sumber informasi, fasilitas – fasilitas yang tersedia di perpustakaan dan melatih pemakai dalam cara memanfaatkan sumber – sumber tersebut secara tepat”. Adapun yang melatarbelakangi diadakannya bimbingan pemakai disebabkan:

1. Masih banyak pemakai yang tidak tahu cara menggunakan perpustakaan

2. Pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan seringkali sama, misalnya apa syarat – syarat menjadi anggota perpustakaan, berapa biaya menjadi anggota perpustakaan, berapa buah buku yang boleh dipinjam, dan lain – lain

3. Berbagai layanan tidak dimanfaatkan sebaik – baiknya 4. Untuk koleksi tertentu jarang dimanfaatkan

Oleh sebab itu program bimbingan pemakai perlu dilaksanakan di perpustakaan sekolah untuk membekali pengguna mengenai pengetahuan dalam mendayagunakan perpustakaan. Menurut buku Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Umum (1998) dikemukakan ada tiga tingkatan program bimbingan pemakai yang dapat diberikan dan diterapkan pada perpustakaan sekolah yaitu:

1. Orientasi Perpustakaan mencakup:

a. Memperkenalkan fungsi perpustakaan sekolah

b. Memperkenalkan kepada siswa aspek perpustakaan secara fisik (lokasi, ruang dan sebagainya)

c. Menginformasikan layanan yang dapat dimanfaatkan

d. Memperkenalkan peraturan yang ada: jam buka perpustakaan, persyaratan anggota, cara meminjam buku di perpustakaan e. Memperkenalkan organisasi koleksi

f. Memberi motivasi kepada pemakai untuk kembali dan memanfaatkan koleksi yang ada

g. Memperkenalkan staf perpustakaan

(35)

penggunaan katalog baik dalam bentuk kartu, bentuk buku dan bentuk OPAC (Online Public Access Catalogue)

3. Instruksi Bibliografi meliputi pemberian materi yang sudah mendalam mengenai tajuk subjek, definisi untuk topik – topik tertentu, pendekatan jenis – jenis, sumber – sumber, teknik pembuatan catatan bibliografi, catatan kaki dan gaya penulisan, dan lain – lain.

Program bimbingan pemakai ini pada dasarnya merupakan bagian penting dalam mempermudah pemanfaatan koleksi bagi pengguna perpustakaan sekolah. Dengan demikian perpustakaan sekolah bermanfaat atau tidak bagi penggunanya dapat dilihat dari beberapa segi meliputi frekuensi kunjungan ke perpustakaan, pengenalan terhadap jenis koleksi dan layanan, serta tingkat penggunaan jenis koleksi dan layanan yang disediakan perpustakaan.

Ketersediaan koleksi yang lengkap dengan keanekaragamannya dapat memperluas kesempatan pada penggunanya untuk menambah cakrawala pengetahuannya. Perpustakaan yang baik dapat memberikan latihan pada siswa bagaimana cara mencari dan menemukan informasi dalam perpustakaan bagaimanapun besarnya. Mereka akan memperoleh keterampilan dalam menemukan, menjaring dan menilai informasi. Kebiasaan belajar mandiri memakai buku, majalah, dan bahan pustaka lainnya akan membawa manfaat yang besar dalam keberhasilan pendidikan.

2.7 Pengertian Belajar

Kegiatan belajar merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah. Belajar merupakan alat utama bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Adapun pengertian belajar yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 2) adalah, “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Hamalik (2001:28), yang menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.

(36)

lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dengan belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam dirinya. Selanjutnya Hadis (2006 : 61) menyatakan bahwa, ”Proses perubahan prilaku ditunjukkkan oleh siswa menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi dan menjadi manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, terarah dan berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan terhadap tingkah laku maupun pengetahuan seseorang.

2.7.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai aktivitas mental atau psikis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Soetamo (1994 : 28) faktor – faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

a. Faktor tujuan

Belajar adalah suatu aktivitas seluruh organ tubuh. didalam belajar seseorang memerlukan kesadaran atau pengertian akan tujuannya belajar agar ia dapat mengarahkan indera – indera serta pikirannya untuk mencapai tujuan

b. Faktor Intern

Faktor intern yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang meliputi faktor fisik seperti minat, jenis kelamin, keadaan jasmani dan faktor psikis

c. Faktor Ekstern

Faktor ekstern ialah faktor di luar diri orang yang sedang belajar. Faktor ekstern meliputi:

• Faktor sosial yaitu orang – orang yang ada di sekitar orang yang sedang belajar

• Faktor non sosial yaitu keadaan udara, cuaca, suhu, tempat, perlengkapan belajar

Sedangkan menurut Syah (2008 : 132) faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

(37)

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di skitar siswa

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran, materi – materi pelajaran. Hamalik (2000 : 55) menambahkan, ”Faktor lain yang juga mempengaruhi belajar yaitu aspek jasmaniah seperti ; penglihatan, pendengaran, biokimia, sistem susunan syaraf, dan respon individu terhadap berbagai stimulus sesuai dengan tujuannya”.

Selain faktor – faktor yang telah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas 2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada mabusia dan keinginan untuk

selalu maju

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan teman – teman

4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran

5. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar (Frandsen dalam Suryabrata, 1995 : 253)

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa selain faktor internal dan eksternal, faktor jasmaniah juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar.

2.8 Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Pada dasarnya belajar adalah upaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan, keterampilan dan pengetahuan. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka dilakukan suatu evaluasi guna mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar berlangsung.

Prestasi belajar siswa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupkan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Oleh karena itu tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar.

Arijo (1994:2) mengemukakan bahwa:

(38)

(psikomotorik). Perubahan tersebut diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:738), “Prestasi belajar adalah hasil pelajaran yang diperoleh di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian”. Selanjutnya Hamalik (2001:21) mengemukakan bahwa, “Pengukuran prestasi belajar di sekolah biasanya dilakukan melalui tiga aspek kegiatan yaitu melalui tugas – tugas selama proses belajar berlangsung, melalui hasil ujian bulanan dan melalui hasil ujian semester”.

Maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar yang biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Adapun jenis – jenis penilaian prestasi belajar menurut Sudjana (2005:5) yakni, “Penilaian formatif dan penilaian sumatif”. Penilaian formatif dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Sedangkan penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir unit program akhir yaitu akhir semester dan akhir tahun yang bertujuan untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa.

2.8.1 Pengukuran Prestasi Belajar Siswa

Penilaian merupakan salah satu kegiatan dalam proses belajar. Menurut Sudjana (2005 : 3), ”Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan – tujuan pengajaran”.

Menurut Djiwandono (2002 : 339), ”Penilaian prestasi belajar siswa memiliki lima tujuan yaitu:

1. Sebagai perangsang atau dorongan untuk menambah usaha atau semangat siswa.

2. Umpan balik bagi siswa 3. Umpan balik bagi guru

4. Memberi informasi kepada orangtua 5. Sebagai informasi untuk seleksi

(39)

Dalam bidang akademik di sekolah – sekolah, penilaian prestasi belajar siswa dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Menurut Suryabrata (1995 : 320), ”Rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid – muridnya selama masa tertentu”

Menurut Syaifuddin Azwar (1998 : 11) menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi penilaian dalam pendidikan, yaitu:

a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif)

Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain penilaian berfungsi untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap beberapa siswa, misalnya:

• Memilih siswa yang akan diterima di sekolah • Memilih siswa untuk dapat naik kelas

• Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa b. Penilaian berfungsi diagnostik

Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian, maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing – masing siswa. Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan tersebut dapat segera diperbaiki.

c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)

Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada prestasi belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh penggunaan nilai rapor kelas II menentukan jurusan studi di kelas III.

d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif) Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah rapor di setiap semester di sekolah – sekolah tingkat dasar dan menengah dapat dipakai untuk mengetahui apakah program pendidikan yang telah diterapkan berhasil diterapkan atau tidak pada siswa tersebut.

Menurut Syah (2008 : 143) pengukuran atau evaluasi prestasi belajar terdiri dari beberapa macam yaitu :

a. Pre test dan post test

(40)

materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi prasyarat

Evaluasi ini hampir mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c. Evaluasi diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian – bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

d. Evaluasi formatif

Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atu modul. Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa.

e. Evaluasi sumatif

Ragam penilaian sumatif lebih sama dengan Ulangan Umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pelajaran.

f. UAN

UAN (Ujian Akhir Nasional) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Cahaya Medan yang berada di Jalan Hayam Wuruk No. 11 Medan

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2002 : 7), ”Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Untuk itu penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yakni variabel pemanfaatan koleksi dengan variabel prestasi belajar siswa.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Nawawi (2002: 141), “Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang menjadi sumber data dan memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI – XII yang dapat dirinci sebagai

berikut: Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas XI – XII SMA Cahaya Medan

No Kelas Jumlah

1 XI IPA 145

2 XI IPS 155

3 XII IPA 100

4 XII IPS 150

Total 550

3.3.2 Sampel

(42)

jumlah sampel penelitian berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 120):

Jumlah sampel dari populasi dapat diambil 10 – 15% atau lebih tergantung setidak – tidaknya dari: a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana; b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menetapkan banyaknya sampel adalah 20% dari jumlah populasi, sehingga dapat diketahui jumlah sampel adalah sebayak 110 orang.

Sedangkan teknik penentuan sampel penulis menggunakan metode

Proportioned Stratified Random Sampling yaitu penarikan sampel dimana

populasi dibagi – bagi dalam lapisan yang juga disebut sub populasi atau stratum (Ali, 1997 : 81). Sub populasi atau stratum dalam penelitian ini penulis tetapkan berdasarkan kelas.

Tabel-3.2:

Sampel Penelitian Berdasarkan Strata (Stratum)

Kelas Sub Populasi Sampel

XI IPA 145 145 x 110 = 29

Jumlah Sampel 110

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan SMA Cahaya Medan

(43)

3. Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu sumber data utama yang diperoleh dari responden melalui angket

2. Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari bahan pustaka seperti buku, jurnal, majalah dan dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian

3.6 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur apakah saling berhubungan yaitu variabel pemanfaatan koleksi perpustakaan (X) sebagai variabel bebas / independent variable dan variabel prestasi belajar (Y) sebagai variabel terikat / dependent variable. Secara lebih jelas definisi dari masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel pemanfaatan koleksi perpustakaan (X)

Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah aktivitas / kegiatan dalam menggunakan atau memanfaatkan koleksi perpustakaan yang tersedia di perpustakaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Indikatornya adalah:

• Intensitas siswa datang ke perpustakaan • Koleksi perpustakaan

• Pelayanan perpustakaan • Fasilitas perpustakaan

2. Variabel prestasi belajar siswa (Y)

Prestasi belajar siswa adalah nilai angka yang menunjukkan prestasi atau peningkatan belajar siswa pada tiap semester. Indikatornya adalah:

(44)

Pengukuran variabel dilakukan dengan satuan ukuran Skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut:

Pilihan A mempunyai nilai 4 Pilihan B mempunyai nilai 3 Pilihan C mempunyai nilai 2 Pilihan D mempunyai nilai 1

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Data 3.7.1 Uji Validitas Data

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Suatu instrumen pengukur dinyatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut dapat mengukur

construct sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Ghozali (2005 : 19) menyatakan bahwa mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

1. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel

2. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing – masing skor indikator dengan total skor konstruk

3. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor butir pernyataan dengan total skor konstruk atau variabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas Data

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu angket yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu angket dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Jawaban responden dikatakan reliabel jika masing – masing pernyataan dijawab secara konsisten.

Gambar

Tabel 1.1 :
Tabel-3.2:
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Reliability Statistics
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penilaian secara keseluruhan pelayanan- pelayanan tersebut telah diukur dan dapat dikategorikan baik dalam kinerja pelayanannya, hal tersebut dapat dibuktikan dari

Skripsi berjudul “ Dinamika Partai Persatuan Pembangunan Pada Era Orde Baru ”. telah diuji dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penggunaan Metode Perturbasi Homotopi untuk Menyelesaikan Persamaan Burgers dan Penerapannya pada Masalah Arus Lalu

[r]

[r]

PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK JURUSAN TATA BOGA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pendidikan dalam konteks ke-bangsa-an dan ke-negara-an kita telah pun dan terus mendapat perhatian yang besar dari pemerintah, mulai dari para penentu kebijakan