PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA
(STUDI KASUS TBM PLUS MAS RADEN MEDAN)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
dalam bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Oleh:
NURANNA LESTARI
NIM: 090723014
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA (STUDI KASUS TBM PLUS MASRADEN MEDAN)
Oleh : Nuranna Lestari
NIM : 090723014
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Pembimbing I : Dr. Irawaty A. Kahar, M.pd.
Tanda Tangan : ________________________
Tanggal : ________________________
Pembimbing II : Ishak, SS, M.Hum
Tanda Tangan : _________________________
LEMBAR PENGESAHAAN
Judul Skripsi : PERAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA (STUDI KASUS TBM PLUS
MAS RADEN MEDAN) Oleh : Nuranna Lestari
NIM : 090723014
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.
Tanda Tangan : ________________________
Tanggal : ________________________
FAKULTAS SASTRA
Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.
Tanda Tangan : ________________________
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.
Medan, Desember 2011
Penulis
Nuranna Lestari
ABSTRAK
NURANNA LESTARI, 2011. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Dalam Meningkatkan Minat Baca (Studi Kasus TBM Plus Mas Raden Medan). Medan : Program Studi Perpustakaan Ilmu Budaya USU.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran TBM Plus Mas Raden dalam meningkatkan minat baca masyarakat sekitar TBM Plus Mas Raden.
Penelitian ini dilakukan di TBM Plus Mas Raden pada bulan November 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif. Sumber utama dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna TBM Plus Mas Raden. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1920 orang, dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini penulis menggunakan rumus slovin sehingga didapat sampel sebanyak 95 orang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Ilmu Perpustakaan Informasi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda tercinta (alm) Sofian Tarigan dan Ibunda tercinta Hariati, yang telah membesarkan, mendidik serta selalu setia mendoakan dan memberian dukungan moril dan materi kepada penulis.
Selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada seluruh staf edukatif dan non edukatif Fakultas Ilmu Budaya khususnya Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
5. Bapak Drs. Amrin, SH selaku pimpinan TBM Plus Mas Raden yang telah banyak memberikan informasi dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman stambuk 2009 yang selalu penulis kenang dalam suka dan duka semasa perkuliahan.
Medan, Desember 2011 Penulis
Nuranna Lestari
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 4
1.4 Manfaat Penelitian... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 4
BAB II KAJIAN TEORITIS... 5
2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat... 5
2.2 Tujuan, manfaat, fungsi, dan peran Taman Bacaan Masyarakat...6
2.3 Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat...10
2.3.1 Koleksi Taman Bacaan Masyarakat...10
2.3.2 Layanan Pada Taman Bacaan Masyarakat... 11
2.3.3 Peraturan dan Tata Tertib Taman Bacaan Masyarakat... 13
2.3.4 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat... 14
2.9.1 Tugas-tugas Pengelola Taman Bacaan Masyarakat... 14
2.4 Minat Baca... 15
BAB III METODE PENELITIAN... 24
3.1 Metode penelitian...24
3.2 Lokasi Penelitian... 24
3.3 Populasi dan Sampel... 24
3.3.1 Populasi... 24
3.3.2 Sampel... 25
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data...26
3.5 Jenis dan Sumber Data...26
3.6 Instrumen Penelitian... 26
3.7 Penyebaran Angket... 26
3.8 Analisis Data... 27
BAB IV Hasil dan Pembahasan... 28
4.1 Karakteristik Responden... 28
4.1.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 28
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status/Profesi... 28
4.2 Peranan dan tujuan Taman Bacaan Masyarakat... 29
4.2.1 Persentase kunjungan pengguna ke TBM Plus Mas Raden... 29
pendidikan luar sekolah... 31
4.2.4 TBM sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu luang...32
4.2.5 TBM Menambah Wawasan... 33
4.3 Minat Baca... 34
4.3.1 TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minat baca masyarakat... 35
4.3.2 Aktivitas membaca merupakan alternatif untuk menumbuhkan minat baca... ... 36
4.3.3 Membaca dapat mememunuhi kebutuhan informasi... 36
4.4 Ketersediaan Koleksi... 37
4.4.1 Koleksi TBM bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan...37
4.4.2 Koleksi TBM yang memadai...38
4.4.3 Keersediaan koleksi bervariasi...39
4.4.4 Koleksi yang sering digunakan...40
4.5 Sistem Layanan... 41
4.5.1 Kenyamanan dalam memanfaatkan TBM... 42
4.5.2 Kesesuaian jam buka TBM... 42
4.5.3 Peraturan peminjaman... 43
BAB V PENUTUP...45
5.1 Kesimpulan... 46
5.2 Saran... ... 47
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1.1 Penyebaran angket berdasarkan jenis kelamin………29
Tabel 4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status/Profesi……… 30 Tabel 4.2.1 Persentase kunjungan pengguna ke TBM Plus Mas Raden……….. … 31
Tabel 4.2.2 TBM Plus Mas Raden berfungsi sebagai sarana pembelajaran
untuk belajar mandiri……….. 32 Tabel 4.2.3 TBM plus Mas Raden sebagai penunjang kurikulum program
pendidikan luar sekolah……….. 33 Tabel 4.2.4 TBM plus Mas Raden sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan
waktu luang……… 34 Tabel 4.2.5 TBM Plus Mas Raden menambah wawasan………. 35 Tabel 4.3.1 TBM Plus Mas Raden bermanfaat meningkatkan minat baca
Masyarakat……… 36 Tabel 4.3.2 Aktivitas membaca merupakan alternative untuk menumbuhkan
ABSTRAK
NURANNA LESTARI, 2011. Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Dalam Meningkatkan Minat Baca (Studi Kasus TBM Plus Mas Raden Medan). Medan : Program Studi Perpustakaan Ilmu Budaya USU.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran TBM Plus Mas Raden dalam meningkatkan minat baca masyarakat sekitar TBM Plus Mas Raden.
Penelitian ini dilakukan di TBM Plus Mas Raden pada bulan November 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif. Sumber utama dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna TBM Plus Mas Raden. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 1920 orang, dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini penulis menggunakan rumus slovin sehingga didapat sampel sebanyak 95 orang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latara Belakang Masalah
Negara maju, negara yang memiliki warga negara yang cerdas, dalam arti dapat menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini tidak saja terjadi tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang dilakukan. Studi di sekolah merupakan salah suatu langkah formal untuk menciptakan warga negara yang cerdas, yang dari bangku sekolah seorang individu memulai proses belajar yang terarah, salah satunya dengan cara membaca yang efektif. Dengan membaca seseorang dapat mengusai dunia. Negara-negara maju seperti halnya Negara Amerika dan Jepang yang telah memiliki ketekunan dalam membaca, dimana warga negaranya tidak pernah puas dengan kemajuan yang telah dicapai, sehingga memberikan dorongan untuk terus membaca.
Kurangnya minat baca warga Negara Indonesia ditunjukkan dengan data 0,001, artinya dari seribu penduduk Indonesia hanya satu orang yang memiliki minat baca yang tinggi. Selain itu berdasarkan survei yang dilakukan UNESCO, budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling rendah dikawasan ASEAN (Pikiran Rakyat,4/1/2010).
Minat baca masyarakat yang rendah tidak semata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi tanggung jawab semua warga negara dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas. Pemerintah melalui Badan Perpustakaan Daerah selalu menggalakan budaya membaca pada masyarakat, bahkan mendorong pihak-pihak pemerhati pendidikan untuk membuka atau menyediakan taman bacaan masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengayomi masyarakat itu sendiri. Taman bacaan masyarakat atau yang biasa disebut TBM, merupakan salah satu bukti keikutsertaan masyarakat untuk membantu kinerja Perpustakaan dalam menyediakan bahan bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
taman bacaan masyarakat dituntut untuk mengembangkan koleksi dan sistem pelayanannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas layanan TBM sebagai pengembang layanan baca maka, TBM harus menjadi layanan informasi praktis yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis bahan bacaan yang memberikan informasi umum yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM. Secara teoritis pengembangan budaya baca diawali dengan kemampuan membaca, kemauan/ berminat membaca, kebiasaan membaca dan budaya baca. Selain itu untuk mengembangkan budaya baca harus bersendikan, kemudahan memperoleh bahan bacaan, kemenarikan bahan bacaan, kenyamanan lingkungan membaca dan faktor lainnya yang mendukung tumbuhnya minat dan kegemaran membaca.
Di Kota Medan terdapat TBM dengan pringkat Nasional, yaitu TBM Plus Mas Raden. Taman bacaan ini dikelola oleh seorang bapak yang tidak kenal lelah, rugi, dan mempunyai cara tersendiri untuk membangun suatu TBM yang berpotensi tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Taman Bacaan Masyarakat Plus Mas Raden yang dikelola oleh bapak Drs. Amrin, SH merupakan sebuah taman bacaan yang siap melayani masyarakat umum, dimana taman bacaan masyarakat ini melayani masyarakat dari latar belakang yang beraneka ragam, tidak saja usia penggunanya yang beragam, pendidikan, perkerjaan, status sosial, ekonomi yang berbeda-beda. Hal ini menuntut TBM Plus Mas Raden bekerja lebih keras untuk menyediakan berbagai jenis bahan bacaaan atau buku yang diinginkan oleh penggunanya. TBM Plus Mas Raden yang berada di daerah Johor Medan tidak hanya melayani masyarakat yang berada di daerah Johor saja, akan tetapi banyak pengguna yang datang dari daerah lain seperti Marelan, Amplas, Padang Bulan dan daerah-daerah lain di Kota Medan.
Peranan TBM Plus Mas Raden dalam menyediakan bahan bacaan tidak terlepas dari upaya peningkatan minat baca masyarakat. Banyak hal yang diupayakan oleh TBM Plus Mas Raden untuk meningkatkan minat baca masyarakat, tidak hanya menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan, akan tetapi pihak pengelola TBM Plus Mas Raden selalu mengadakan berbagai kegiatan untuk merangsang minat baca pengguna, salah satunya mengadakan kegiatan perlombaan bagi anggota yang banyak membaca bahan bacaan yang ada pada TBM Plus Mas Raden dan mengadakan perlombaan dongeng anak di kalangan masyarakat sekitar TBM Plus Mas Raden. Dengan adanya TBM Plus Mas Raden di tengah masyarakat Kota Medan ikut membantu kinerja pemerintahan dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan siap bersaing dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. TBM Plus Mas Raden memberikan layanan membaca gratis di tempat atau lokasi TBM Plus Mas Raden, dan apabila pengguna atau pengunjung ingin meminjam untuk dibawa pulang akan dikenakan biaya peminjaman yang bervariasi antara Rp. 3000 sampai dengan Rp. 5000 sesuai dengan harga pembelian buku tersebut. Bagi pengguna yang ingin memiliki koleksi bahan bacaan Mas Raden dapat dilakukan dengan cara pembelian sesuai dengan harga ditetapkan.
TBM Plus Mas Raden dapat juga dijadikan contoh untuk mengembangkan TBM yang lain. Dikota Medan masih banyak TBM yang belum berkembang, hal ini dikarenakan pengadaan koleksi dan sistem pelayanannya kurang memuaskan. Dan koleksi sangat berpengruh dengan minat baca masyarakat. Sungguh besar peranan yang diharapkan dari TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Namum pada kenyataannya banyak TBM yang belum mencapai keberhasilan. Keterbatasan koleksi membuat TBM yang lain belum berperan dalam meningkatkan minat baca masyarakat, maka TBM tersebut diharapkan mencontoh model TBM Plus Mas Raden dalam pengembangan koleksinya.
Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk meneliti lebih mendalam secara ilmiah, yang difokuskan pada penelitian “Peran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Dalam Meningkatkan Minat Baca (Studi Kasus TBM Plus Mas Raden)”
1.2Perumusan Masalah Penelitian
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Taman Bacaan Masyarakat Plus Mas Raden dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. TBM Plus Mas Raden, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan layanan pada TBM yang di kota Medan lainnya untuk mengembangkan TBMnya.
2. Refernsi bagi masyarakat pemerhati pendidikan untuk mengembangkan taman baca masyarakat di tengah masyarakat.
3. Sebagai rujukan bagi peneliti lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan TBM sebagai lembaga yang berpartisipasi meningkatkan minat baca masyarakat.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat
Salah satu program pembangunan pendidikan adalah Program pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan. Program ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui peningkatan budaya baca serta penyediaan, bahan bacaan yang berguna bagi aksarawan baru, maupun anggota masyarakat pada umumnya yang membutuhkan untuk, memperluas pengetahuan dan keterampilan demi peningkatan wawasan serta produktivitas masyarakat. TBM sebagai medium pengembangan budaya baca merupakan tempat mengakses berbagai bahan bacaan: seperti buku pelajaran, buku keterampilan praktis, buku pengetahuan, buku keagamaan, buku hiburan, karya-karya sastra serta bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kondisi obyektif dan kebutuhan masyarakat sekitar dan minat baca yang baik aksaran baru, peserta didik jalur Pendidikan Formal dan Non-Formal (warga belajar), dan masyarakat umum tanpa batas usia.
Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal disekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adatistiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya.
Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat / wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM
Menurut Sutarno NS (2006: 19)Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanngung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of bel
onging), ikut bertanggung jawab (meluhangrukebi).
Menurut Amrin (2011: 04)Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.
suatu wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat memperoleh informasi yang mereka perlukan.
2.2 Tujuan, manfaat, fungsi dan peran Taman Bacaan Masyarakat
Dalam pengelompokan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong dalam Perpustakaan Umum. Perpustakaan Umum menurut Reitz (2004) adalah “A library
Or library system that provides unrestricted acces and services free of channge to all the
resident of given community, distric, or goegrapic region, supported wholly or in part by
publics fund”.
Pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat didaerah atau wilayah tertentu, yang didukung oleh sebahagian dari dana masyarakat (pajak).
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 1), tujuan taman bacaan masyarakat adalah :
1. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat
3. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam
4. pembrantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara kembali.
Dari uraian diatas, terlihat keberadaan TBM sebagai sumber pembelajaran yang sangat penting, karena TBM tidak hanya sebagai tempat membaca, namun juga untuk tempat mencari informasi.
Fungsi Taman Bacaan Masyarakat
Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan.
1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.
2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.
3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan.
4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya.
5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memamfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermamfaat.
Dari uraian diatas TBM menjalankan beberapa fungsi. Fungsi tersebut terdiri dari fungsi pembelajaran, hiburan dan informasi. TBM melaksanakan kegiatan pelayanannya bervariasi. Ada banyak nama yang digunakan TBM, misalnya Rumah baca, pondok baca, perahu baca, Warung baca, namun pada hakikatnya kesemua lembaga atau organisasi tersebut , melakukan fungsi yang sama dengan TBM.
Manfaat Taman Bacaan
Untuk meningkatkan kualitas TBM dalam rangka merealisasikan masyarakat budaya baca, TBM juga mempunyai manfaat sebagai medium pengembangan budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh masyarakat itu sebdiri.
Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006: 1), manfaat taman bacaan masyarakat adalah :
1. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca. 2. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.
3. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri
4. Mempercepat proses penguasaan proses penguasaan teknik 5. Membantu pengembangan kecakapan membaca
6. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Melatih tanggungjawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan 8. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.
Peran Taman Bacaan masyarakat
Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak dicapai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya, peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya. Agar dapat meningkatkan minat dan budayabaca, TBM memiliki peran sebagai berikut :
Menurut Muhammad, Hamid (2010: 81), peran taman bacaan masyarakat adalah : • TBM berperan sebagai tempat informasi
Agar dapat dikunjungi masyarakat sekitar TBM harus menjadi tempat layanan informasi yang dibtuhkan oleh masyarakat sekitar melalui media bacaan yang tersedia. Sesuai dengan peran tersebut TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual gerak, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar TBM. Dengan demikian di TBM perlu memprioritaskan bahan bacaan yang menjanjikan informasi umum yang sangat dibutuhkan masyarakat sekitar TBM.
• TBM berperan sebagai tempat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Sesuai dengan peran tersebut maka TBM harusnya menyediakan pengetahuan yaitu bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otogiografi, kamus, ensiklopedia, buku tentang berbagai nusantara, dan sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya memiliki bahan bacaan ilmu pengetahuan praktis ( yang bersifat aplikatif ), serta buku pelajaran untuk membantu anak-anak sekolah tetapi tidak memiliki buku.
• TBM berperan sebagai tempat hiburan edukatif
Sesuai dengan peran tersebut maka TBM baiknya dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan nyaman. Oleh karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang humoris atau bahan bacaan yang bersifat cerita, novel, komik, dan sebagainya.
• TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral
TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis, agama, sejarah, otobiografi tokoh/artis dan pengalaman hidup seseorang.
Untuk memfasilitasi masyarakat yang akan belajar keterampilan TBM perlu menyediakan bahan bacaan baik berbagai keterampilan yang bersifat praktis baik pertukangan, pertanian, peternakan, elektronika dan sebagainya.
Menurut Sutarno NS (2006: 68) peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat antara lain : Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pedidikan,penelitian,ptreservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.
a. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkadang di dalam koleksi yang dimiliki.
b. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antarasesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat yang dilayani.
c. Dapat berperan sebagai lembaga untuk membangun minat bac, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan krimemanfaatkan, nginan dan kebutuhan masyarakat.
d. Berperan aktif sebagai fasiliator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. e. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia. f. Berperan sebagai lembagaz pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan
penunjang taman bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
g. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.
h. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tidak ternilai harganya.
Dari uraian diatas dapat digambarkan bahwa peran taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi pengetahuan dan sebagai sarana untuk membangun komunitas antara sesama pngguna taman baca masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat dapat juga berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pengguna dan pembinaan serta menanamkan pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.
2.3 Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
belajar yang dirancang maupun dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. TBM sejenis dengan perpustakaan umum, namun sasarannya lebih untuk ke komunitas kelompok. Kopetensi pengelola terdiri dari kemampuan dalam merencanakan program TBM, mengorganisasikan sumber pengelola TBM. Kegiatan mengelola TBM merupakan serangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pengelola TBM. Maka, pengelola TBM harus menyediakan koleksi, layanan, dan peraturan di TBM.
2.3.1 Koleksi Taman Bacaan Masyarakat
Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik mengenai jumlah, jenis dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu taman bacaan masyrakat perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai visi, misi, perencanaan, starategis, kebijakan, dan tujuan. Koleksi bahan perpustakaan yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca. Kekuatan koleksi pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam, akan semakin ramai pengunjung taman bacaan masyarakat dan makin tinngi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi (transfer of information) dan didini taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara anatar sumber informasi dengan masyarakat pemakai.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 04) Jumlah koleksi TBM minimal 300 judul, terdiri atas buku, majalah, surat kabar, leaflet, dan bahan aodio visual. Dalam rangka pengembangan dan pembinaan minat baca masyarakat maka diharapkan koleksi terbesar dari 1 (satu) unit TBM adalah 40% bahan bacaan hiburan, 30% ilmu pengetahuan praktis, sedang sisanya 30% adalah ilmu-ilmu lainnya seperti agama, politik, kesenian, hukum, pendidikan, (disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat).
Menurut Amrin (2011: 17) koleksi pada taman bacaan masyarakat harusnya disesuaikan dengan kebutuhan warga setempat, misalnya masyarakat yang ada di daerah pertanian sawah, kebutuhan sarana bacaanya adalah berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah perkebunan kelapa sawit. Atau masyarakat yang ada di pegunungan dengan masyarakat di pantai atau masyarakat yang tinggal diperkotaan akan sangat berbeda dengan kebutuhan sarana bacaannya.
2.3.2 Layanan Pada Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakainya.keberhasilan TBM dalam melayani masyarakat penggunanya antara lain terlihat dari berapa banyak oranf yang memanfaatkan TBM setiap hari dan seberapa jauh TBM menydiakan berbagai jenis koleksi bacaan yang dibutuhkan pengguna.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 17) Layanan TBM yang dibutuhkan masyarakatnya adalah :
1. Suasana TBM
Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tentram, rapi dan aman jugs termasuk pengaturan mobiler dan peralatan/perlengkapan Iainnya sehingga pengunjung merasa senang berada di ruang TBM.
2. Tenaga Pelayanan
Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: • Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM
• Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca
• Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau meminta pertolongan
• Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhartikan. 3. Sistem Layanan TBM
TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/pengguna dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak, atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan sarana/tempat baca dengan bebas.
4. Jenis kegiatan pelayanan
a. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan layanan TBM harus senyaman mungkin, dan tenaga pelayanannya berpenampilan menyenangkan sehingga masyarakat pengguna TBM tidak segan untuk bertanya atau meminta bantuan serta merasakan dekat dan diperhatikan.
2.3.3 Peraturan dan TataTertib TBM
Agar TBM dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peraturan atau tata tertib TBM. Tata tertib ini dibuat oleh pengelola TBM untuk ditaati, baik oleh para pengguna maupun pengelola TBM.
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 18) peraturan dan tata tertib TBM meliputi:
1. Keanggotaan
Warga masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi TBM dianjurkan menjadi anggota TBM.
2. Hari dan jam buka TBM
Hari dan jam buka hendaknya disesuaikan dan mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakatnya. Idealnya jam buka TBm dilakukan sore haribahkan malam hari karena pagi hari anggota dan masyarakat pada umumnya mencari nafkah. Apabila kelompok warga masyarakat yang dilayani bekerja pada soreatau malam hari, jam layanan TBM dilakukan pada pagi hari.
3. Lama dan waktu peminjaman
Lama waktu peminjam harus ditetapkan, misalnya 3 hari, 7 hari atau 2 minggu untuk sekali meminjam dengan mempertimbangkan jumlah bahan bacaan yang ada di TBM. 4. Jumlah pinjaman
Sebutkan bahan pustaka/bacaan yang boleh dipinjam dalam jangka waktu sekali peminjaman. Misalnya 1 eksemplar atau 2 eksemplar. Sebutkan juga jenis koleksi yang dapat dipinjamkan. Majalah dan surat kabar serta buku refrensi pada umumnya tidak dipinjamkan. Jadi yang dapat dipinjamjakn adalah buku bacaan.
5. Sanksi pelanggaran
2.3.4 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat
Pendidikan Keaksaraan sangat berhubungan dengan TBM agar warga buta aksara yang sudah melek aksara tidak buta kembali dengan adanya TBM ini sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sesuai dengan minat dan kebutuhan setempat. Sedangkan program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.
Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :
a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah.
b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi ditempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM.
2.3.4 Tugas-tugas pengelola TBM
Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat.
a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.
c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.
d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat.
e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari.
f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pengelola TBM adalah mempromosikan bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. Selain mempromosikan bahan bacaan , pengelola juga dapat mengumpulkan bahan bacaan yang bervariasi dari para donator agar pengguna TBM tidak merasa bosan tetapi bahan bacaan tersebut berbasis kebutuhan masyarakat.
2.4 Minat Baca
2.4.1 Pengertian Minat Baca
Membaca pada era globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk prilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menanbah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Tidak diragukan lagibahwa membaca adalah sarana penting bagi setiap orang yag ingin maju. Karena dengan bacaan membuat mereka lebih cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi (Lili Roesma, 1994).
Menurut Meckel ( 1983: 10) minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan atasmauan-inisiatif pribadi seseorang tanpa pengaruh dari pihak lain atau luar. Senada dengan hal tersebut, (Gage, Ed. 1983: 990) berpendapat bahwa kegiatan membaca yang dilakukan seseorang sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan program belajar-mengajar di sekolah.
Perwujudan dalam minat baca yang dikemukan Meckel itu tidak dapat dilihat sebagai prilaku yang berbeda, tetapi dilihat sebagai sesuatu yang mewujud pada prilaku yang sama, yaitu yang mewujud pada kegiatan membaca.
Menurut Harris dan Liba(1960: 728-733) menyatakan bahwa minat dapat dilihat atau dinilai dari :
a. Wujud pernyataan atau pengakuan seseorang terhadap objek-objek tertentu b. Wujud prilaku seseorang dalam melakukan sesuatu (membaca)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah kegiatan membaca yang dilakukan seseorang melalui serangkaian tindakan dan program untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengajaran, dapat dilakukan lewat pemahaman minat baca yang disertai dengan upaya peningkatan bahan bacaan.
2.4.2 Tujuan Dan Manfaat Membaca
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tujuan dan pemanfaatan membaca maka harus diketahui terlebih dahulu defenisi dari tujuan dan manfaat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 710) disebutkan bahwa tujuan dan menfaat mengandung arti, “proses, cara, perbuatan, dampak”
Dari pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan dan manfaat membaca adalah suatu proses untuk menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi yang dilakukan dengan cara membaca bahan bacaan tentang topik-topik menarik.
Menurut Heilman ( 1976: 316-322) mengemukakan bebrapa manfaat dan tujuan membaca yaitu :
a. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik menarik
b. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri
c. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya.
e. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal dengan jalan membaca biografinya.
f. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisah percintaan orang-orang banyak.
Sedangkan menurut Lili Roesma,(1994 : 32) minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Mengembangkan masyarakat baca/reading society lewat layanan masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan pada lapisan masyrakat.
Menurut Gray & Roggers (1995) menyebutkan beberapa manfaat membaca adalah : a. Meningkatkan pengembangan diri
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.
b. Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan pembendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
c. Memenuhi kepentingan hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktisyang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan cara perawatan buku.
d. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang
Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih mendalam.
e. Mengetahui hal-hal yang Aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa bumi, banjir, kebakaran, dan peristiwa yang lain.
orang dapat terpenuhi dan disalurkan secara tepat. Tujuan dan manfaat membaca itu tidak dapat dilihat terpisah dari selera dan minat baca yang berbeda pada setiap individu seseorang
2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Menurut Dawson dan Bamman (1960: 133-147) mengemukakan prinsip-prinsip yang mempengaruhi minat baca sebagai berikut :
a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan bacaan topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya. Berdasarkan prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap oarang memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan orang lainnya. Perbedan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu sehigga setiap orang memilih buku atau bahan bacaan sesuai dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologi. b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil atau
bermanfaat jika murid memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Setiap seseorang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi terhadap minat baca. c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga
merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status sosial ekonomi kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain, perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor sosiologis.
d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluarga (ayah, ibu, dan saudara kandung) juga berfungsi sebagai salah satu pendorong pilihan bahan bacaan dan minat setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa minat baca setiap individu dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan anggota keluarganya itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang dimasukkan sebagai faktor sosiologis.
e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa faktor kurikuler sangat mendorong terhadap timbulnya minat baca.
faktor dominan yang mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca seseorang.
g. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca seseorang. Prinsip itu menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar berupa tukar pengalaman, diskusi, dan sumbangan sara yang dilakukan individu dalam ruang kelas atau diluar ruang kelas baik dengan pengarahan dan bimbingan guru mupaun tanpa pengarahan dan bimbingan guru dapat mendorong pemilihan bahan bacaan dan minat baca murid. Kegiatan belajar-mengajar yang memberikan kesempatan murid untuk saling mempengaruhi dan sumbang saran dalam hal pemilihan bahan-bahan bacaan merupakan salah satu bentuk kegiatan kurikuler yang perlu dimanfaatkan unruk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid.
h. Faktor guru berupa kemampuan mengelola kegiatan dan interaksi belajar-mengajar, khususnya dalam program pengajaran membaca, kejelian guru dalam memperhatikan perbedaan selera dan minat baca seseorang sangat mendorong pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca orang tersebut.
i. Faktor jenis kelamin juga berfunfsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid. Prinsip itu menegaskan bahwa perbedaan jenis kelamin secara psikologis dapat mendorong perwujudan selera dan minat baca seseorang.
Menurut Rachman (1996 : 06) faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah: a. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus
membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
b. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana visual yang dapat disinosimkan dengan sumber informasi yang lebih abtudate, tetapi hal ini disikapi lain karena yang dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
c. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall, supermarket dll.
d. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan.
e. Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.
f. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
a. Tidak pernah ada dua pembaca atau lebih yang memiliki minat baca yang sama mutlak karena masing-masing memiliki kemampuan alami yang berbeda-beda, baik Dawson dan Bamman yang menyatakan bahwa bahan bacaan dinyatakan bermanfaat jika sesuai dengan kenyataan individunya. Oleh dawson dan Bamman dijelaskan bahwa perbedaan dan kenyataan setiap individu itu disesbabkan oleh intensitas faktor pendorong, baik secara eksternal maupun internal yang dimiliki oleh masing-masing individu.
b. Keragaman dan corak pengalaman yang diperoleh sejak kecil merupakan faktor pendorong yang dapat menyebabkan perbedaan pilihan bacaan dan minat baca seseorang. Prinsip ini juga menegaskan bahwa setiap individu memiliki kenyataan minat baca masing-masing disebabkan oleh faktor internal ataupun eksternalnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip minat baca memiliki kemampuan alami yang bermanfaat jika sesuai dengan kenyataan individu dan corak pengalaman yang diperoleh dari sejak kecil merupakan pendorong perwujudan pemilahan bahan bacaan.
2.4.4 Masalah Pokok Dalam Memahami Minat Baca
Menurut Henry (Gage, Ed., 1963: 992) bahwa pada dasarnya dalam memahami minat baca ada beberapa masalah pokok yaitu :
a. Buku atau bacaan yang dibaca
b. Alasan yang mendorong seseorang memilih atau membaca buku atau bahan bacaan tertentu
Sedangkan menurut Racman (1996: 10) ada beberapa masalah pokok dalam minat baca, yaitu :
a. Jumlah buku atau bahan bacaan yang telah dibaca seseorang. b. Buku atau bahan bacaan yang disenangi seseorang.
c. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya jumlah buku bacaan yang dibaca seseorang.
d. Faktor-faktor yang mendorong terhadap terwujudnya pilihan buku bacaan yang disenangi seseorang.
Kemudian Rankin (1963: 993) menyatakan bahwa masalah pokok dalam minat baca adalah adanya perubahan dan upaya pengadaan buku-buku bacaan baru oleh berbgai pihak, ternyata berpengaruh terhadap pihak dan kesenangan membaca dikalangan masyarakat.
2.4.5 Hal-hal yang Berperan Dalam Menumbuhkan Minat Baca
a. Orang Tua
Untuk mensiasati supaya masyarakat kita gemar membaca dan membaca adalah suatu kebutuhan sehari-hari, maka tidak ada jalan lain peranan orang tua sangat dibutuhkan dengan cara membiasakan anak-anak usia dini untuk mengenal apa yang dinamakan buku dan membiasakan untuk membaca.dan bercerita terhadap buku yang dibacanya. Hal ini harus dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat dalam diri si anak sampai dewasa, sehingga membaca adalah suatu kebutuhan bukan sekedar hobi melulu. b. Pemerintah
Peranan pemerintah daerah dibantu oleh kalangan dunia pendidikan, media masa, gerakan masyarakat cinta buku untuk bersama-sama merangkul pihak-pihak swasta yang mempunyai kepentingan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mensponsori pendirian perpustakaan-perpustakaan kecil dilingkungan masyarakat seperti desa/kampung dengan bantuan berupa sarana dan prasarana dan koleksi perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada Ibu-Ibu PKK atau Karang Taruna. Supaya gebyarnya lebih meluas perlu diadakan lomba yang bisa di ekspos oleh media massa lokal maupun nasional dengan iming-iming berupa hadiah yang menarik sebagaimana lomba green and clean di Surabaya, dan ini harus dilakukan secara continue setiap tahunnya.
c. Lembaga Pendidikan
malah sebaliknya semakin tahun semakin menurun dan akhirnya tidak beroperasi lagi dan ini harus mendapat perhatian serius dari kita semua kalau menginginkan bangsa kita cerdas dan pandai sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterprestasikan kondisi–kondisi yang sedang terjadi atau yang ada (Mardalis, 1995: 26)
Menurut Sugiyono (2002: 6), menyatakan bahwa :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Maka, sesuai dengan pendapat tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang dihadapi oleh suatu instansi.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Taman Bacaan Masyarakat Plus Mas Raden yang berada di Jl. Karya Jaya No. 192 Medan Johor Sumatera Utara. Penulis tertarik melakukan riset di lokasi ini karena, TBM Plus Mas Raden adalah salah satu TBM terbaik tingkat nasional.
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menetapkan populasi penelitian. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. ( Sugiono, 1999: 57).
Berdasarkan pendapat diatas penulis menentukan populasi sesuai dengan judul penelitian yaitu pengguna Taman Bacaan Masyarakat Plus Mas Raden yang terdaftar sebagai anggota TBM. Adapun jumlah anggotanya yang terdaftar sebagai anggota di TBM Plus Mas Raden sebanyak 1.920 orang dan aktif sampai tahun 2011.
3.3.2 Sampel
Untuk menentukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel karena jumlah populasi penelitian yang besar. Untuk menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :
N N = ukuran populasi
E = taraf kesalahan sebesar 10%, (Umar, 2008: 78)
3.4 Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan cara:
1. Angket, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kuesioner untuk diisi oleh responden.
2. Studi kepustakaan dan dokumen melalui berbagai bahan pustaka seperti buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Jenis dan Suber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:
1. Data primer: data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian penelitian dengan menggunkan alat pengukuran atau alat pengembilan data langsungpada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
3.6 Instrumen Penelitian
Pada dasarnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa macam, hal itu erat hubungannya dengan sifat penelitian yang dilakukan Menurut Hasan (2002: 76) “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan datadalam suatu penelitian”. Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket.
3.7 Penyebaran Angket
Penyebaran dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menyebarkan kepada seluruh responden dengan batas waktu 1 minggu pada pengguna TBM Plus Mas Raden. Jumlah kuesioner yang dianalisa adalah sebanyak 95 angket, sesuai dengan responden penelitian ini adalah 95 orang.
3.8 Analisa Data
Data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun kedalam tabel-tabel kemudian dihitung prestasinya, kemudian dianalisis dan di interprestasikan.
Untuk mengolah data yang diterima dari responden, penulis menggunakan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:
1. Tahap pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah responden telah menjawab seluruh pertanyaan secara benar. Kemudian dari hasil pemeriksaan ini diketahui mana angket yang dapat diolah dan yang tidak dapat diolah.
2. Selanjutnya menghimpun data yang akan diolah, data dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban yang disediakan pada kolom isian.
3. Menmghitung persentase dari setiap jawaban yang diperoleh dari responden. Untuk menghitung persentase jawaban responden, penulis menggunakan rumus persentase dalam Arikunto (2002: 349), sebagai berikut :
F P = ____
n
x 100%
keterangan : P = Persentase
4. Pengelolah Statistik dan penafsirannya. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapat dari tabulasi, peneliti menggunakan metode penafsiran berdasarkan Supardi (1979: 20), sebagai berikut :
Jika memiliki kesesuaian 1-25% : Sebagian kecil Jika memiliki kesesuaian 26-49% : Hampir setengah Jika memiliki kesesuaian 50% : Setengah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Responden yang terjaring pada penelitian ini akan dikelompokan kedalam berbagai kateristik yaitu, berdasarkan jenis kelamin responden dan status responden.
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sampel penelitian akan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin responden, hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan pengguna TBM Plus Mas Raden berdasarkan jenis kelamin. Data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.1.1 Tabel Penyebaran Angket Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
No JENIS KELAMIN Jumlah Presentase (%)
1 Pria 56 Orang 58,9%
2 Wanita 39 Orang 41,1%
Total 95 Orang 100%
Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa responden pria jauh lebih banyak dibanding responden wanita yaitu 56 orang atau 58,9% responden, hal ini menunjukan bahwa pengguna TBM Plus Mas Raden di dominasi oleh pria yang menjadi populasi penelitian. Hal ini dipengaruhi oleh jam buka atau jam layanan TBM Plus Mas Raden yang dibuka pada jam 17:00 WIB sampai jam 02:00 WIB, dimana pada jam buka ini sangat mempengaruhi siapa yang bisa datang ke TBM Plus Mas Raden.
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status/Profesi
Pengelompokan responden kedalam status atau profesi bertujuan untuk mengetahui dari profesi manakah yang banyak memanfaatkan TBM Plus Mas Raden. Data karakteristik responden berdasarkan status/profesi dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.1.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Status/Profesi
No Status/Profesi Jumlah Presentase (%)
1 Pelajar (SD, SMP, SMA) 27 Orang 28,4%
3 PNS 10 Orang 10,5%
4 Swasta 9 Orang 9,5%
5 Pedagang 7 Orang 7,4%
7 Ibu Rumah Tangga 8 Orang 8,4%
Total 95 Orang 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat jelas bahwa yang banyak memanfaatkan layanan TBM Plus Mas Raden adalah Mahasiswa sebanyak 34 orang atau 35,8% responden. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi TBM Plus Mas Raden yang berada di lingkungan perumahan masyarakat, dimana di lokasi tersebut terdapat banyak mahasiswa dan keberadaan TBM ini sendiri, yang memberikan layanan bantuan untuk mendapatkan bahan bacaan bagi mahasiswa yang membutuhkan informasi yang sulit untuk mereka dapatkan.
4.2 Peranan dan tujuan Taman Bacaan Masyarakat
Taman bacaan masyarakat merupakan sarana pendidikan non formal yang memberi layanan informasi pada masyarakat. Untuk memperoleh informasi tidak selalu didapat dari lembaga formal seperti perpustakaan umum ataupun perpustakaan sekolah, akan tetapi banyak lembaga yang menyediakan layanan informasai pada masyarakat. Seperti taman bacaan masyarakat, yang keberadaannya di tengah-tengah masyarakat memiliki peranan dan tujuan yang sama dengan perpustakaan, hanya saja masyarakat yang dilayani memiliki latar belakang yang berbeda. Sifat layanan taman bacaan masyarakat terbuka untuk umum yang memiliki tujuan untuk memeratakan penyebaran informasi pada masyarakat
4.2.1 Persentase kunjungan pengguna ke TBM Plus Mas Raden
4.2.1 Tabel 4.2.1 Persentase kunjungan pengguna ke TBM Plus Mas Raden
No. Item Jawaban
Responden
Frekuensi (F)
Presentase (%)
1. Berapa kali dalam seminggu saudara datang ke TBM Mas Raden ?
a. 1 kali 34 35.8%
b. 2-3 kali 44 46.3%
c. 4-5 kali 10 10.5%
d. > 5 kali 7 7.4%
Jumlah 95 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat dari jawaban responden terhadap tingkat kunjungan pengguna dalam satu minggu ke TBM Plus Mas Raden. Sebanyak 34 orang atau 35,8% responden memilih jawaban satu kali dalam seminggu berkunjung ke TBM Plus Mas Raden, 44 orang atau 46,3% responden memilih jawaban dua sampai tiga kali, 10 orang atau 10,5% responden memilih jawaban empat sampai lima kali dan 7 orang atau 7,4% menjawab lebih dari lima kali berkunjung ke TBM Plus Mas Raden.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui hampir 50% responden menjawab dua sampai tiga kali dan 35,8% menjawab satu kali, hal ini menujukan bahwa TBM Plus Mas Raden sangat berperan dalam menyediakan berbagai informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4.2.2 TBM Plus Mas Raden berfungsi sebagai sarana pembelajaran untuk belajar
mandiri
4.2.2 TBM Plus Mas Raden berfungsi sebagai sarana pembelajaran untuk belajar
mandiri.
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 2. Apakah TBM Plus Mas
Raden dapat berfungsi sebagai sarana
pembelajaran bagi saudara untuk belajar mandiri ?
a. Sangat berfungsi 54 56.8%
b. Berfungsi 40 42.1%
c.Kurang berfungsi 0 0% d. Tidak berfungsi 1 1.1%
Jumlah 95 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat jawaban responden mengenai fungsi TBM Plus Mas Raden sebagai sarana pembelajaran untuk belajar mandiri, bahwa 54 orang atau 56,8% menjawab sangat berfungsi, 40 orang atau 42,1% responden menjawab berfungsi, pilihan jawaban kurang berfungsi tidak ada yang memilihnya dan 1 orang atau 1,1% responden menjawab tidak berfungsi. Dari data di atas dapat diinterprestasikan bahwa pada umumnya TBM Plus Mas Raden sangat berfungsi sebagai sarana pembelajaran untuk belajar mandiri. Sebagian kecil pengguna menyatakan bahwa TBM Plus Mas Raden berfungsi dan tidak berfungsi sebagai sarana pembeajaran untuk belajar mandiri.
4.2.3. TBM Plus Mas Raden sebagai penunjang kurikulum program pendidikan luar
sekolah.
Tabel 4.2.3 berikut ini: TBM Plus Mas Raden sebagai penunjang kurikulum program
pendidikan luar sekolah.
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 3. Apakah TBM Plus
Mas Raden dapat berfungsi sebagai penunjang kurikulum program pendidikan luar sekolah
a. Sangat berfungsi 47 49.5%
b. Berfungsi 46 48.4%
c. Kurang berfungsi 0 0%
d. Tidak berfungsi 2 2.1%
Jumlah 95 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa 47 orang atau 49,5% menyatakan TBM Plus Mas Raden berfungsi sebagai penunjang kurikulum program pendidikan luar sekolah, 46 orang atau 48,4% menjawab berfungsi, untuk jawaban pilihan kurang berfungsi tidak ada yang memilihnya, dan 2 orang atau 2,1% menjawab TBM Plus Mas Raden berfungsi sebagai penunjang kurikulum program pendidikan luar sekolah..
Berdasarkan uraian di atas terlihat pada umumnya pengguna di TBM Plus Mas Raden memberikan jawaban sangat berfungsi dengan presentase 49,5% responden, bahwa TBM Plus Mas Raden dapat berfungsi sebagai penunjang kurikulum program pendidikan luar sekolah.
4.2.4 TBM sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu luang.
Tabel 4.2.4 TBM Plus Mas Raden sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu
luang
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 4. Menurut saudara TBM
Plus Mas Raden dapat dijadikan sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu senggang saudara.
a. Sangat setuju 61 64.2%
b. Setuju 34 35.8%
c. Kurang setuju 0 0%
d. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 95 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban responden terhadap TBM Plus Mas Raden dapat dijadikan sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu senggang, 61 orang atau 64,2% responden mengatakan sangat setuju bahwa TBM Plus Mas Raden dapat dijadikan sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu luang, 34 orang atau 35,8% responden mengatakan setuju kalau TBM Plus Mas Raden dapat dijadikan sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu senggang. Sedangkan untuk pilihan kurang setuju dan tidak setuju tidak ada dipilih oleh seorangpun responden.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar respoden memberikan jawaban sangat setuju kalau TBM Plus Mas Raden dapat dijadikan sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu senggang.
4.2.5 TBM Menambah Wawasan
Tabel 4.2.5 TBM Plus Mas Raden Menambah Wawasan
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 5. Aktivitas membaca di
TBM Plus Mas Raden dapatmenambah
Dari tabel di atas dapat diketahui jawaban responden terhadap TBM Plus Mas Raden dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, 40 orang atau 42,1% responden mengatakan sangat setuju bahwa TBM Plus Mas Raden dapat dijadikan sebagai sumber hiburan dalam memanfaatkan waktu luang, 54 orang atau 56,8% responden mengatakan setuju kalau TBM Plus Mas Raden dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, 1 orang 1,1% responden mengatakan kurang setuju, Sedangkan untuk pilihan kurang setuju dan tidak setuju tidak ada dipilih oleh seorangpun responden. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui sebagian besar responden memberikan jawaban sangat setuju kalau TBM Plus Mas Raden dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.3 Minat Baca Masyarakat
4.3.1 TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Uraian ini diindikasikan tentang TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Data tentang TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minatbaca masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.3.1 berikut ini:
Tabel 4.3.1 TBM Plus Mas Raden bermanfaat meningkatkan minat baca masyarakat
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 6. Apakah saudara
memanfaatkan layanan TBM Plus Mas Raden untuk meningkatkan minat baca, ketika
berkunjung ke TBM Mas Raden ?
Dari data tabel diatas terlihat jawaban responden terhadap pemanfaatan layanan TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minat baca masyarakat, 47 orang atau 49,5% responden mengatakan bahwa mereka sangat memanfaatkan layanan TBM Plus Mas Raden untuk meningkatkan minat baca masyarakat, 48 orang atau 50,5% responden mengatakan bahwa mereka memanfaatkan TBM Plus Mas Raden untuk meningkatkan minat baca masyarakat, untuk pilihan kurang memanfaatkan tidak memanfaatkan dan tidakmemanfaatkan tidak ada yang memilih.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui lebih dari 50% responden memberikan jawaban memanfaatkan layanan TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk meningkatkan minat bacamasyarakat.
4.3.2 Aktivitas membaca merupakan alternatif untuk menumbuhkan minat baca.
Tabel 4.3.2 Aktivitas membaca menjadi alternatif untuk menumbuhkan minat baca
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 7. Aktivitas membaca
di TBM Plus mas Raden dapat menjadi alternatif untuk menumbuhkan minat baca.
a. Sangat setuju 45 47.3%
b. Setuju 49 51.6%
c. Kurang Setuju 1 1.1%
d. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 95 100%
Dari tabel di atas terlihat jawaban responden terhadap aktivitas membaca pada layanan TBM Plus Mas Raden menjadi alternatif untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, 45 orang atau 47,3% responden menjawab sangat setuju, 49 orang atau 51,6% responden memberikan jawaban setuju, 1 orang atau 1,1% responden memberikan jawaban tidak setuju bahwa aktifitas membaca di TBM Plus Mas Raden menjadi alternative untuk menumbuhkan minat baca.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden memberikan jawaban setuju dengan aktifitas membaca di TBM Plus Mas Raden menjadi alternatif untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, hal ini dilatar belakangi setiap berkunjung ke TBM menjadi motivasi bagi masyarakat bahwa dengan banyak membaca menjadi banyak pengetahuan.
4.3.3 Membaca dapat mememunuhi kebutuhan informasi
Tabel 4.3.3 Membaca dapat memenuhi kebutuhan informasi
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 8. Dengan membaca
di TBM Plus Mas Raden dapat
memenuhi kebutuhan informasi.
a. Sangat setuju 40 42.1%
b. Setuju 54 56.8%
c. Kurang setuju 1 1.1%
d. Tidak setuju 0 0%
Jumlah 95 100%
Dari tabel di atas terlihat jawaban responden terhadap dengan banyak membaca bahan bacaan di TBM Plus Mas Raden dapat memenuhi kebutuhan informasi, 40 orang atau 42,1% responden mengatakan sangat setuju bahwa dengan membaca di TBm Plus Mas Raden dapat memenuhi kebutuhan informasi, 54 orang atau 56,8% setuju, 1 orang atau 1,1% responden tidak setuju kalau dengan membaca bahan bacaan
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui pada umumnya responden memberikan jawaban setuju dengan banyak membaca bahan bacaan di TBM Plus Mas Raden dapat memnuhi kebutuhan informasi.
4.4 Ketersediaan Koleksi
TBM selayaknya dapat menyediakan koleksi yang memadai dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna atau masyarakat yang dilayani. Koleksi TBM merupakan unsur utama padasebuah TBM karena koleksi inilah yang akan dilayankan pada pengguna.
4.4.1 Koleksi TBM bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan.
Tabel 4.4.1 Koleksi TBM bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 9. Apakah saudara
memanfaatkan koleksi TBM Mas Raden untuk kebutuhan
Pendidikan/ pekerjaan saudara ?
a. Selalu 26 27,4%
b. Sering 47 49,5%
c. Kadang-kadang 19 20 %
d. Tidak pernah 3 3.1%
Jumlah 95 100%
Dari tabel di atas diketahui jawaban responden terhadap koleksi TBM Plus Mas Raden bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan, 26 orang atau 27,4% responden mengatakan bahwa koleksi TBm Plus Mas Raden selalu bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan, 47 orang atau 49,5% mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden selalu bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan, 19 orang atau 20% responden mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden kadang-kadang bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan, dan 3 orang atau 3,1% responden menjawab koleksi TBM Plus Mas Raden tidak pernah bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa setengah responden memberikan jawaban koleksi TBM Plus Mas Raden sering bermanfaat untuk kebutuhan pendidikan/ pekerjaan.
4.4.2 Koleksi TBM yang memadai
Tabel 4.4.2 Koleksi TBM Plus Mas Raden yang memadai
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Dari tabel di atas terlihat jawaban responden terhadap ketersediaan koleksi TBM Plus Mas Raden yang memadai, 16 orang atau 16,8% responden mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden sangat memadai, 63 orang atau 66,3% mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden sudah memadai, 15 orang atau 15,8% responden mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden kurang memadai, dan 1 orang atau 1,1% mengatakan bahwa koleksi TBM Plus Mas Raden tidak memadai.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa setengah responden memberikan jawaban koleksi TBM Plus Mas Raden sudah memadai, karena responden beranggapan bahwa koleksi yang dilayaankan oleh TBM Plus Mas Raden, bisa memenuhi kebutuhan informasi mereka.
4.4.3 Ketersediaan koleksi bervariasi
Uraian ini diindikasikan tentang ketersediaan koleksi bervariasi yang dilayankan oleh TBM Plus Mas raden. Data tentang ketersediaan koleksi bevariasi dapat dilihat pada Tabel 4.4.3 berikut ini:
Tabel 4.4.3 Ketersediaan koleksi bervariasi
No. Item Jawaban Responden Frekuensi (F)
Presentase (%) 11. Apakah koleksi