• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Premi Dengan Produktivitas Kerja dan Tingkat Kesejahteraan Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Marihat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Premi Dengan Produktivitas Kerja dan Tingkat Kesejahteraan Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Marihat"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PREMI DENGAN PRODUKTIVITAS

KERJA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT KEBUN MARIHAT

SKRIPSI

OLEH:

MARSELIA ALAMANDA HASIBUAN

070309030

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HUBUNGAN PREMI DENGAN PRODUKTIVITAS

KERJA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT KEBUN MARIHAT

SKRIPSI

OLEH:

MARSELIA ALAMANDA HASIBUAN 070309030

PKP

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian

Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si) (Ir.Yusak Maryunianta, M.Si) NIP: 19630822 198803 2 003 NIP: 19620624 198603 1 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Marselia Alamanda Hasibuan (070309030) dengan judul penelitian

HUBUNGAN PREMI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT KEBUN MARIHAT Penelitian ini dibimbing oleh Ir.Hj. Lily Fauzia, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Yusak Maryunianta, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.

Perusahaan perkebunan mengadakan sistem premi pada karyawan panen bertujuan untuk mendorong karyawan panen bekerja lebih giat, sehingga hasil peningkatan kualitas dan kuantitas akan mengakibatkan keuntungan bagi perusahaan. Bila pihak perkebunan telah mempertimbangkan segi-segi sosial dan kebutuhan fisik minimum para karyawan, maka karyawan akan lebih giat bekerja dan sungguh-sungguh mewujudkan hasil/produk yang diharapkan karena dengan produktivitas yang lebih besar, karyawan akan menerima pertambahan pendapatannya sesuai dengan pertambahan prestasi yang dihasilkan. Demikian pula dengan adanya kesungguhan kerja dari pihak karyawan panen maka akan membawa keuntungan buat perusahaan perkebunan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk Daerah penelitian ditentukan secara purposive, untuk metode penentuan sampel digunakan metode Cluster sampling (pengambilan sampel berdasarkan kelompok dan diambil sampel sebanyak 30 sampel dari jumlah 87 karyawan dan untuk metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis skoring, metode analisis korelasi rank spearman dan produktivitas tenaga kerja.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Tingkat kesejahteraan karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat adalah sedang. Produktivitas kerja karyawan pemanen di PTPN IV kebun marihat adalah tinggi. Terdapat hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat.Tidak terdapat hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 23 Mei 1988 dari ayah Ir. H. M. Thamrin Hasibuan dan ibu Hj. Mariana Nasution. Penulis merupakan

anak ketiga dari empat bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sebagai berikut:

1. Tahun 1994 masuk Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 060882 Medan, dan

menyelesaikan SD pada tahun 2000.

2. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Harapan 1 Medan, dan menyelesaikan SMP pada tahun 2003.

3. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Medan, dan menyelesaikan SMA pada tahun 2006.

4. Tahun 2006 masuk di Politeknik Negeri Medan jurusan Teknik Sipil sampai semester 2 (tahun 2007)

5. Tahun 2007 masuk di Program Studi Agribisnis jurusan Penyuluhan dan

Komunikasi Pertanian FP USU, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi IMASEP (Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian), POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia), dan BKM (Badan Kenaziran Mushola) Al-Mukhlisin Fakultas Pertanian. Pada tanggal 26-28 Februari 2009, penulis menjadi panitia pelaksana POPMASEPI yang diadakan di gedung serbaguna laboratorium pariwisata USU dan panita MUKERWIL (Musyawarah Kerja Wilayah) VII yang diadakan di Aula Asrama Haji Medan, serta Penulis aktif mengikuti beberapa seminar nasional.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “ Hubungan Premi Dengan Produktivitas Kerja dan Tingkat Kesejahteraan Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Marihat”. Studi kasus: PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Kebun Marihat. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah diajukan kepada program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda tercinta Ir. H. M. Thamrin Hasibuan dan Ibunda terkasih Hj. Mariana Nasution, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas seluruh cinta dan pengorbanan yang tiada tara, serta kakak dan adik penulis yaitu Siti Rafika Hasibuan SP, MM, Basita Hasibuan S. Sos, dan Rina Nasuha Hasibuan atas semua dukungan yang telah diberikan.

2. Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada Penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai ujian akhir.

3. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada Penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai ujian akhir.

4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.Si selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU

5. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.

(6)

7. Bapak Ir. P. Simatupang selaku Manajer Unit Kebun Marihat, bapak Ir. T. M. Pasaribu beserta asisten afdeling dan para staf seluruh karyawan pelaksana di kebun yang telah membantu dalam penelitian.

8. Seluruh instansi terkait dalam penelitian, yang telah membantu Penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi tercapainya karya terbaru kedepannya.

Medan, Desember 2011

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pusataka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4 Metode Analisis Data ... 24

3.5 Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi Operasional ... 28

3.5.2 Batasan Operasional ... 30

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) ... 31

4.2 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Marihat ... 34

4.3 Struktur Organisasi Kebun Marihat ... 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Panen dan Sistem Premi Panen di PTPN IV 5.1.1 Sistem Panen... 41

(8)

5.1.3 Profil Responden Karyawan Pemanen PTPN IV Kebun Marihat

5.1.3.1 Umur Responden ... 52

5.1.3.2 Pendidikan ... 53

5.1.3.3 Jumlah Tanggungan... 54

5.1.3.4 Golongan Kerja Responden ... 55

5.2 Tingkat Kesejahteraan Karyawan PTPN IV Kebun Marihat ... 56

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Kesehatan ... 57

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Pendidikan ... 59

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Perumahan ... 61

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Jaminan Sosial ... 63

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Pekerjaan Sosial ... 64

Parameter Tingkat Kesejahteraan Bidang Pendapatan ... 66

5.3 Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Kebun Marihat ... 67

5.4 Hubungan Premi dengan Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Kebun Marihat ... 70

5.5 Hubungan Premi dengan Tingkat Kesejahteraan Karyawan PTPN IV Kebun Marihat ... 72

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 74

6.2 Saran ... 74

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal.

1. Populasi Karyawan Pelaksana (Pemanen) PTPN IV Kebun Marihat Menurut

Golongan Ruang Penggajian ... 22

2. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemanen) Sampel PTPN IV Kebun Marihat Menurut Afdeling ... 23

3. Ikhtisar Luas Areal Kebun Marihat Tahun 2011 ... 35

4. Jumlah Karyawan di PTPN IV Kebun Marihat Tahun 2011 ... 36

5. Kriteria Penilaian Denda di PTPN IV ... 48

6. Denda yang Diberlakukan di PTPN IV Tahun 2008-2011 ... 49

7. Ketentuan Denda di PTPN IV Tahun 2008-2011 ... 49

8. Tingkat Kesejahteraan Karyawan Pemanen PTPN IV Kebun Marihat ... 57

9. Produktivitas Kerja Karyawan Pemanen PTPN IV Kebun Marihat ... 67

10.Korelasi Rank Spearmen Premi dengan Produktivitas Kerja ... 71

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran ... 20

2. Skema Struktur Organisasi PTPN IV Kebun Marihat ... 37

3. Skema Organisasi Panen di Kebun Secara Umum ... 42

4. Diagram Persentase Umur Karyawan Pemanen ... 52

5. Diagram Persentase Tingkat Pendidikan Karyawan Pemanen ... 53

6. Diagram Persentase Jumlah Tanggungan Karyawan Pemanen ... 54

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karakteristik Responden Unit Kebun Marihat 2. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Kesehatan 3. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Pendidikan 4. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Perumahan 5. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Jaminan Sosial 6. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Pekerjaan Sosial 7. Penilaian Tingkat Kesejahteraan Bidang Pendapatan 8. Skor Tingkat Kesejahteraan

9. Produktivitas Kerja Karyawan Panen PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Marihat

10.Hasil Panen Karyawan Dalam Satu Bulan 11.Produktivitas kerja (Kg/hkp)

12.Korelasi Rank Spearmen Premi dengan Produktivitas Kerja

13.Hasil SPSS Hubungan Premi dengan Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Kebun Marihat

14.Korelasi Rank Spearmen Premi dengan Tingkat Kesejahteraan

15. Hasil SPSS Hubungan Premi dengan Tingkat Kesejahteraan Karyawan

(12)

ABSTRAK

Marselia Alamanda Hasibuan (070309030) dengan judul penelitian

HUBUNGAN PREMI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT KEBUN MARIHAT Penelitian ini dibimbing oleh Ir.Hj. Lily Fauzia, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Yusak Maryunianta, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing.

Perusahaan perkebunan mengadakan sistem premi pada karyawan panen bertujuan untuk mendorong karyawan panen bekerja lebih giat, sehingga hasil peningkatan kualitas dan kuantitas akan mengakibatkan keuntungan bagi perusahaan. Bila pihak perkebunan telah mempertimbangkan segi-segi sosial dan kebutuhan fisik minimum para karyawan, maka karyawan akan lebih giat bekerja dan sungguh-sungguh mewujudkan hasil/produk yang diharapkan karena dengan produktivitas yang lebih besar, karyawan akan menerima pertambahan pendapatannya sesuai dengan pertambahan prestasi yang dihasilkan. Demikian pula dengan adanya kesungguhan kerja dari pihak karyawan panen maka akan membawa keuntungan buat perusahaan perkebunan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui bagaimana hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk Daerah penelitian ditentukan secara purposive, untuk metode penentuan sampel digunakan metode Cluster sampling (pengambilan sampel berdasarkan kelompok dan diambil sampel sebanyak 30 sampel dari jumlah 87 karyawan dan untuk metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis skoring, metode analisis korelasi rank spearman dan produktivitas tenaga kerja.

Hasil penelitian diperoleh bahwa Tingkat kesejahteraan karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat adalah sedang. Produktivitas kerja karyawan pemanen di PTPN IV kebun marihat adalah tinggi. Terdapat hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat.Tidak terdapat hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan pemanen PTPN IV kebun marihat.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang meliputi pertanian tanaman

pangan, perkebunan, kehutanan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Sejarah

pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting

dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di

berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di

Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor-sektor ini sangat

penting untuk dikembangkan di negara kita (Anonimus, A. 2010).

Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia dirintis oleh K. Schadt,

pengusaha Jerman di Tanah Itam Ulu, Sumatera Utara pada tahun 1911, juga pada

tahun yang sama oleh M. Adrien Hallet, pengusaha Belgia membuka kebun kelapa

sawit di Sungai Liput, Aceh Timur dan Pulu Raja, Sumatera Utara. Pada tahun 1915

luas kebun kelapa sawit 2.715 ha, pada tahun 1939 tercatat 66 perusahaan perkebunan

yang ditangani pengusaha Belanda dengan luas ± 100.000 ha dan Indonesia menjadi

produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada waktu itu minyak sawit

banyak dimanfaatkan sebagai minyak pelumas (PTPN IV (PERSERO), 2007:1).

Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu komoditi unggulan nasional

yang berperan sangat penting dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam

(14)

Bruto (PDB) Nasional, dan devisa negara. Peran komoditi ini akan terus meningkat

dengan signifikan dan pengembangannya akan dilakukan dengan memperhatikan

berbagai aspek terutama terkait dengan upaya untuk mewujudkan industri kelapa

sawit yang memiliki daya saing di pasar global secara berkelanjutan

(sustainable palm oil). Menurut Dirjen dalam Deptan (2011), ke depan peningkatan

produksi kelapa sawit tidak bisa terus menerus diharapkan dari perluasan tetapi dari

peningkatan produktivitas. Dengan tersedianya koleksi sumber daya genetik yang

beragam diharapkan aktivitas pemuliaan akan menghasilkan varietas baru kelapa

sawit dengan produktivitas tinggi sehingga peningkatan produksi dicapai bukan

melalui perluasan.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, saat ini

PT. Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) aktif melakukan upaya peningkatan

efektivitas manajemen di seluruh kebun kelapa sawit. Secara prinsip realisasi

penerapan prosedur pelaksanaan baku (Standard Operating Procedure = SOP) yang

sudah mantap merupakan kunci keberhasilan pencapaian produksi yang ditargetkan

oleh perusahaan. Selanjutnya disebut sebagai praktek manajemen/pengelolaan terbaik

(Best Management Practice = BMP) kebun kelapa sawit. Hal ini dipandang penting

karena walaupun produktivitas tanaman kelapa sawit di PTPN IV mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, namun di beberapa kebun produktivitas yang

dicapai masih lebih rendah dibanding standar produksi sesuai dengan potensi

lahannya (Murtilaksono dan Eko, 2009).

Rosidah (2009:247) mengemukakan bahwa produktivitas menyangkut

(15)

produksi. Produktivitas perusahaan/industri terdiri dari produktivitas mesin/peralatan

dan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas mesin dapat diartikan sebagai

perbandingan antara output dengan kapital input, dimana kapital input meliputi tanah,

mesin dan peralatan sedangkan, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran

keberhasilan tenaga kerja menghasilkan suatu produk dalam waktu tertentu. Yang

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan, keterampilan,

disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan,

jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana

produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi. Wana Nusa (1990) dalam

(Sumarsono, 2003:63-64).

Karyawan/pegawai adalah seseorang pekerja tetap yang bekerja di bawah

perintah orang lain yang mendapatkan kompensasi serta jaminan dan setiap yang

bekerja menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan

memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan atau perjanjian. Besarnya balas jasa

telah ditentukan dan diketahui sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti

mengetahui besarnya balas jasa/kompensasi yang akan diterimanya. Kompensasi

inilah yang dipergunakan karyawan itu beserta keluarganya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Besarnya kompensasi mencerminkan status, pengakuan,

dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan bersama

keluarganya. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan.

Perusahaan mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan

(16)

harus lebih besar dari kompensasi yang dibayar perusahaan supaya perusahaan

mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin (Hasibuan. M, 2000:27).

Perusahaan perkebunan mengadakan sistem premi pada karyawan panen

bertujuan untuk mendorong karyawan panen bekerja lebih giat, sehingga hasil

peningkatan kualitas dan kuantitas akan mengakibatkan keuntungan bagi perusahaan.

Bila pihak perkebunan telah mempertimbangkan segi-segi sosial dan kebutuhan fisik

minimum para karyawan, maka karyawan akan lebih giat bekerja dan

sungguh-sungguh mewujudkan hasil/produk yang diharapkan karena dengan produktivitas

yang lebih besar, karyawan akan menerima pertambahan pendapatannya sesuai

dengan pertambahan prestasi yang dihasilkan. Demikian pula dengan adanya

kesungguhan kerja dari pihak karyawan panen maka akan membawa keuntungan buat

perusahaan perkebunan Widyanti (1987) dalam (Herawati, 1996: 3).

Memberikan kesejahteraan karyawan misalnya dengan kenaikan upah kerja

karyawan, membuat sistem premi, memberikan santunan atau bantuan-bantuan sosial

lainnya agar si pekerja dapat hidup dengan layak serta dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Agar beban si pekerja tidak terlalu berat maka diberikan upah

yang layak memenuhi kebutuhannya dan juga berupa santunan lainnya guna

menunjang kesejahteraannya (Hasibuan. B, 2007:8).

Untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat

kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan (perumahan), kesehatan, dan juga

relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara

meningkatkan kemampuan individu, baik dalam memecahkan masalahnya maupun

(17)

PTPN IV Medan, Sumatera Utara khususnya kebun marihat berupaya untuk

menaikkan produktivitas minyak dan inti sawit terhadap potensi tanaman hal ini perlu

didukung oleh sistem premi yang dapat meningkatkan motivasi karyawan pemanen

baik secara kuantitas maupun kualitas akan meningkat. Dengan demikian penulis

merasa perlu melakuan penelitian tentang hubungan premi dengan produktivitas kerja

dan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV unit kebun marihat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

yang akan diteliti sebagai berikut: bagaimana tingkat kesejahteraan karyawan

perkebunan PTPN IV kebun marihat, bagaimana produktivitas kerja karyawan

perkebunan PTPN IV kebun marihat, bagaimana hubungan premi dengan

produktivitas kerja karyawan perkebunan PTPN IV kebun marihat, bagaimana

hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat.

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk

mengetahui produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk mengetahui

hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat, untuk

mengetahui hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun

(18)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan informasi

bagi pihak perusahaan dan instansi yang terkait mengenai premi dan untuk

meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PTPN IV dan khususnya bagi

karyawan unit kebun marihat, serta sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak

yang membutuhkan, bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian

sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian

adalah, tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat adalah tinggi,

produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat adalah tinggi, terdapat

hubungan premi dengan produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat,

terdapat hubungan premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas

jasa dari hasil kerja mereka. Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri

sebagai individu, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran

nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat

mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Apabila

kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh

kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi

bila kompensasi yang diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja,

motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun (Notoatmodjo, 2003:153).

Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu: kompensasi langsung

(direct compensation) berupa gaji, upah, dan upah insentif

(Hasibuan. M, 2000:117). kompensasi tidak secara langsung sebagai contoh:

tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan dan termasuk fasilitas-

fasilitas dan pelayanan yang diberikan perusahaan (Sofyandi, 2008).

Pengertian upah menurut PP o.8/1981, suatu penerimaan sebagai imbalan dari

pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan atas dasar suatu

(20)

perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan itu sendiri maupun untuk

keluarganya (Sumarsono, 2003: 112).

Premi atau work premium merupakan bayaran lebih yang diberikan karena

pegawai harus bekerja ekstra keras untuk berbagai keadaan atau kondisi kerja di atas

standar. Premi dapat di peroleh dari waktu kerja normal, lembur dan waktu kerja

shift. Premi disediakan perusahaan sebagai direct compensation atau imbalan jasa

yang langsung terkait dengan prestasi kerja dan produktivitas pegawai yang

mendapatkannya harus mampu menunjukkan usaha keras, luar biasa atau extra effort

dalam bekerjanya (Wungu, 2003: 102).

(Tyas, 2008) Menyatakan bahwa tujuan dari pemberian premi adalah untuk:

1. Memberikan penghargaan kepada pekerja apabila hasil kerjanya diatas

standart yang ditentukan (basis borong).

2. Mendorong kenaikan output

3. Memupuk rasa tanggung jawab pekerja terhadap tugasnya

Premi di berikan oleh perusahaan untuk merangsang gairah peningkatan

produktivitas. PTPN IV mengadakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tingkat

PTPN IV (PERSERO), berisikan ketentuan tentang premi pasal 21 sebagai berikut:

“Premi diberikan kepada karyawan yang tugas dan pekerjaannya

dilaksanakan berdasarkan basis borong/olah. Ketentuan premi yang dikaitkan

dengan produktivitas kerja diatur sebagai berikut (PTPN IV (PERSERO), 2010: 21) :

a. Dalam menghitung premi untuk suatu jangka waktu maka uang diambil

sebagai standar hanya prestasi pada hari kerja dan tidak pada

(21)

b. Prestasi yang diberikan seorang karyawan pada hari-hari hujan yang

dibawah prestasi standar, harus dianggap sesuai dengan jumlah prestasi

standar, apabila ia melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan

dalam peraturan kerja diwaktu hujan.

c. Dalam hal pihak Direksi dan pihak karyawan menyatakan keinginan

perubahan dari sistem dan pembayaran premi maka harus diadakan lebih

dahulu perundingan antara kedua pihak. Selambat-lambatnya dalam

tempo 2 (dua) minggu harus sudah selesai. Jika tidak tercapai suatu

persetujuan maka masalahnya dapat dimajukan pada instansi

Penyeleaian Perselisihan Ketenagakerjaan setempat”.

Dewan produktivitas nasional memberikan rumusan produktivitas yang

berbunyi sebagai berikut:

“Suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari

ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”

Menurut Ruky (2002:2) rumusan tersebut sebenarnya lebih menggambarkan tujuan

atau hasil yang ingin dicapai melalui peningkatan produktivitas itu sendiri dan juga

menegaskan sikap mental dan kerangka berfikir yang harus kita gunakan dalam usaha

meningkatkan produktivitas.

Produktivitas tenaga kerja pertanian dapat ditingkatkan melalui berbagai cara

pendidikan dan latihan untuk meningkatkan mutu dan hasil kerja

(Mubyarto, 1985:109). Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dapat

dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan per satuan waktu.

(22)

peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat tergantung pada kemampuan

tenaga manusia yang memanfaatkannya (Sumarsono, 2003:62).

Menurut Pasal 1 undang-undang no. 14 tahun 1969, tenaga kerja adalah tiap

orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan

kerja, guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja harus memenuhi persyaratan peraturan pemerintah seperti batas usia

tertentu (Hasibuan. M, 2000:27).

Karyawan merupakan unsur yang sangat penting yang berperan aktif didalam

kegiatan organisasi atau perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mempertahankan karyawan adalah dengan melaksanakan program pelayanan

kesejahteraan kepada seluruh karyawannya. Kesejahteraan karyawan juga dikenal

sebagai benefit mencakup semua jenis penghargaan berupa uang yang tidak

dibayarkan secara langsung kepada karyawan (Panggabean, 2004).

Kesejahteraan kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas

dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal

yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata

sejahtera yang berarti aman, sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala

macam gangguan, kesukaran) tak kurang satu apapun. Sedangkan kesejahteraan

adalah keamanan atau keselamatan (kesenangan hidup); kemakmuran.

Poewadarminta (1976; 887) dalam (Hasibuan, B. 2007:12).

Kesejahteraan sosial mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia

untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kesejahteraan sosial

(23)

manusia baik dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi ataupun kehidupan

spritual.

Pada hakekatnya konteks kesejahteraan sosial juga meliputi kesejahteraan

karyawan, meskipun dalam hal ini pengertian kesejahteraan karyawan berbeda dari

pengertian kesejahteraan sosial. Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap

(material dan nonmaterial) yang berisikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya

adalah untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan

agar produktivitas kerjanya meningkat (Hasibuan. M, 2003:185).

2.2 Landasan Teori

Manulang menyatakan dalam (Evarina Manurung. 1993: 5) bahwa material

insentive adalah segala sesuatu yang diberikan perusahaan kepada pegawai yang

dapat dinilai dengan uang, antara lain: gaji yang menarik, pemberian bonus,

pemberian premi, pemberian upah lembur dan lain-lain. Non material insentive

adalah segala sesuatu yang diberikan perusahaan kepada pegawai dan karyawan yang

tidak dapat dinilai dengan uang, misalnya: penghargaan, pujian, putusan dan lain-lain,

sedangkan semi material insentive adalah penggabungan antara Material insentive

dan Non material insentive.

Pemberian insentif hampir sama halnya dengan premi, yang dimaksud dengan

insentif itu sendiri merupakan rangsangan yang diberikan kepada karyawan dalam

bertindak dan berbuat sesuatu untuk tujuan perusahaan. Hal ini berarti insentif

merupakan suatu bentuk motivasi bagi karyawan dalam diri mereka timbul semangat

(24)

dimaksudkan perusahaan terutama untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dan

mempertahankan karyawan yang mempunyai produktivitas tinggi untuk tetap berada

didalam perusahaan (Sujatmoko, 2007).

Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui

batas ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Seseorang yang bekerja melebihi

kewajibannya berhak memperoleh premi (Ghani, 2003).

Istilah premi ini digunakan sebagai penghargaan yang diberikan perusahaan

bagi pemanen sama dengan insentif yaitu penghargaan atau ganjaran yang diberikan

untuk memotivasi para pegawai, yang membedakan keduanya adalah premi diberikan

kepada karyawan yang tugas dan pekerjaannya dilaksanakan berdasarkan basis

borong/olah sedangkan insentif diberikan tidak terukur, tergantung dengan

kemampuan perusahaan.

Premi panen dan brondolan diberikan terpisah dengan nilai premi per-Kg

yang berbeda. Pemberian premi panen bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

karyawan dan lebih memotivasi pemanen/petugas yang terkait dengan panen agar

seluruh buah matang di lapangan terpanen. Sedangkan premi brondolan diberikan

bertujuan untuk lebih memotivasi pengutipan brondolan dan meminimalisasi

kehilangan brodolan di lapangan.

Premi panen diberikan secara perorangan dan ditentukan berdasarkan

kapasistas, tahun tanam yang berkaitan dengan produktivitas dan topografi. Semakin

rendah produktivitas, semakin rendah basis borong dan semakin berbukit/curam

topografinya semakin mahal premi panennya. Premi brondolan diberikan premi

(25)

dikumpulkan oleh masing-masing pemanen. Brondolan harus dalam keadaan bersih

dari segala macam kotoran (sampah, tangakai tandan, batu dll). Dan berat brondolan

tidak termasuk dalam berat TBS dalam pemberian premi panen.

Premi dan denda panen perorang dihitung dan dibukukan setiap hari oleh

krani produksi di afdeling. Kepada karyawan pelaksana yang sudah mendapatkan

premi, tidak dibenarkan mendapat lembur ( Anonimus, B. 2011).

Rumus Premi Panen TBS :

Keterangan:

P = Premi

K = Kapasitas

BB = Basis Borong ( Prestasi Normal) NP = Nilai Premi

D = Denda

( PTPN IV, 2008)

Untuk karyawan panen, dimana hasil produksinya mudah diukur, maka

sebagai sistem pengupahan yang biasa digunakan adalah berdasarkan “Price rate”

(premi berdasarkan unit yang dihasilkan) atau “Time Bonusses” (premi berdasarkan

waktu) Ranupandojo dan Suad H (1983: 153) dalam (Manurung, 1993).

UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 88 Ayat (1) bahwa : “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan

yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Oleh sebab itu upah

yang diberikan haruslah layak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan

(26)

Hasibuan, M. (2002:95), Faktor-faktor penting untuk menjamin keberhasilan

usaha dan meningkatkan produktivitas yaitu terdiri dari :

1. Kesadaran fisik (kesehatan, gizi)

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah berusaha untuk mempertahankan

kesehatan para karyawannya. Kesehatan fisik maupun mental karyawan yang buruk

akan menyebabkan kecenderungan adanya tingkat absensi yang tinggi dan rendah

tingkat produktivitasnya, dan sebaliknya karyawan yang memiliki kondisi yang prima

dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik. Untuk itu gizi setiap

karyawan perlu diperhatikan karena hal ini besar pengaruhnya terhadap peningkatan

produktivitas.

2. Pendidikan dan Keterampilan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap

peningkatan produktivitas. Semakin tinggi pendidikan karyawan, semakin besar ia

dapat bekerja dengan efektif dan efesien sehingga mampu meningkatkan prestasinya

ke jenjang yang lebih baik dan lebih tinggi.

3. Faktor manajerial (motivasi dan kepemimpinan)

Perilaku pemimipin sering disebut gaya kepemimpinan (style of leadership)

yaitu pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegerasikan tujuan tertentu.

Seorang pemimpin yang efektif ádalah pimpinan yang dapat memotivasi dan

bergairah dalam melaksanakan tugasnya.

4. Etos kerja

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dimana ia memerlukan

(27)

lainnya bisa diperoleh dari hubungan antara atasan dengan bawahan dimana akhirnya

karyawan menginginkan adanya perhatian dalam pekerjaannya. Oleh karena itu

faktor sosial merupakan elemen yang penting dalam meningkatkan produktivitas

karyawan.

Produktivitas secara umum dapat diartikan yaitu produktivitas sebagai

perbandingan antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dimasukkan. Konsep

produktivitas mengandung unsur-unsur yang komplek, menyangkut banyak faktor

baik dilihat dengan konsep dan pendekatannya maupun cara pengukurannya dari

kompleksitas ini dapat disadari kalau timbul berbagai macam penafsiran dan

pengertian tentang konsep produktivitas dan bagaimana mengukurnya. Bahkan kata

produktivitas sendiri merupakan bagian dari suatu persoalan. Tetapi apabila

diperhatikan lebih mendalam terdapat titik temu dalam pandangan mereka tentang

konsep produktivitas yang mengartikan produktivitas adalah rasio antara keluaran

dengan masukan. Hinrichs and john R, 1995 dalam (Sumarsono, 2003: 62).

Dalam konsep produktivitas, kegiatan pengukuran merupakan kegiatan yang

sangat penting karena mempunyai sifat evaluatif dan pengembangan. Meskipun

demikian, pengukuran produktivitas merupakan sebagian saja dari keseluruhan

perbaikan dari produktivitas. Dengan hanya mengandalkan pengukuran produktivitas

saja, masalah-masalah yang dihadapi tidak dapat dipecahkan secara tuntas. Masih

banyak kegiatan lain yang perlu dilaksanakan bersamaan dengan

kegiatan-kegiatan pengukuran, misalnya perbaikan metode kerja, kegiatan-kegiatan pendidikan dan

pelatihan, sistem dan praktik manajemen yang mampu mengelola setiap perubahan

(28)

Engineering Model” yang mengacu pada lingkungan fisik dan pendekatan ekonomi

yang sering disebut “Accounting Model” yang mengacu pada lingkungan pasar. Baik

engineering maupun accounting model, dapat dipergunakan untuk mengukur

berbagai tingkat skala kegiatan ekonomi dengan berbagai dimensi, yaitu dimensi

nasional yang sering disebut juga produktivitas makro, dimensi sektoral disebut juga

produktivitas organisasi/perusahaan dan dimensi parsial disebut juga produktivitas

faktor parsial (Sumarsono, 2003: 62).

Kesejahteraan adalah suatu keadaan dimana seseorang telah dapat memenuhi

seluruh kebutuhan jasmani dan rohani yang merupakan harapan dari setiap orang.

Tingkat kesejahteraan diukur bukan dari tingkat pendapatan saja, tetapi juga

faktor-faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat,

keadaan iklim dari alam sekitar dan terdapat tidaknya kebebasan dalam bertindak

serta mengeluarkan pendapat. Sehingga kesejahteraan merupakan suatu hal yang

bersifat subjektif. Artinya tiap orang mempunyai pandangan hidup, nilai-nilai yang

berbeda terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka hal ini

dinyatakan oleh Sadono Sukirno (1985:68) dalam (Marpaung, 1996).

Jika kesejahteraan karyawan tersebut tidak terpenuhi maka akan berpengaruh

juga terhadap produktivitas perusahaan. Produktivitas perusahaan akan cenderung

menurun. Karyawan adalah makhluk sosial yang butuh akan adanya perlindungan

semasa hidupnya. Oleh sebab itu dibutuhkannya sebuah jaminan sosial untuk

melindungi hidupnya (Hasibuan. M, 2003:185).

Terkait dengan indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat

(29)

kesejahteraan sosial, dalam kaitan dengan kebijakan sosial itu sekurang-kurangnya

mencakup lima bidang utama yang disebut dengan “big five” yaitu:

- Bidang kesehatan

- Bidang pendidikan

- Bidang perumahan

- Bidang jaminan sosial; dan

- Bidang pekerjaan sosial

Kelima bidang diataslah yang sering dijadikan standar minimum untuk mengukur

kesejahteraan masyarakat.

Menurut penelitian Aryc .Y. Gunawan (2009), dalam ringkasan penelitiannya

menyatakan digunakan analisis korelasi untuk menyidik hubungan antara premi

sebagai variabel bebas dan produktivitas kerja sebagai variabel terikat. Dari analisis

yang dilakukan diperoleh bahwa premi sebagai variabel bebas memiliki hubungan

yang substansial terhadap produktivitas kerja.

Menurut penelitian Siti Rahma Br Siregar (2008), dalam ringkasan

penelitiannya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemberian insentif

dengan peningkatan produktifitas kerja

Berdasarkan pada penelitian (Manurung, 1993: 45) di dalam pembahasannya

peningkatan produktivitas karyawan panen dilihat dari rata-rata mutu hasil seorang

karyawan berdasarkan premi lebih tinggi dari mutu hasil seorang karyawan

berdasarkan basis borong. Hal itu disebabkan oleh harga premi per Kg berbeda untuk

mutu yang berbeda. Harga premi per Kg lebih tinggi untuk hasil dengan mutu baik

(30)

dirangsang untuk berproduksi dengan mutu baik, karyawan juga mendapatkan premi

yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kualitas dari hasil

produksi.

Menurut penelitian Bintang Sahala Marpaung (1996) dalam kesimpulan

penelitiannya, salah satu parameter tingkat kesejahteraan yaitu peningkatan jumlah

tabungan (saving) karyawan panen bahwa “Semakin tinggi pendapatan karyawan dari

premi maka tingkat kesejahteraan keluarga karyawan semakin tinggi” ditolak. Karena

tinggi atau rendahnya tingkat kesejahteraan adalah dipengaruhi oleh tinggi atau

rendahnya sisa pendapatan keluarga yang tidak dibelanjakan. Padahal premi yang

diterima oleh karyawan panen adalah sebagian dari pendapatan yang diterima oleh

karyawan panen. Akibatnya jumlah premi yang diterima tidaklah berpengaruh nyata

terhadap tingkat kesejahteraan keluarga.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kebun marihat adalah salah satu unit dari PTPN IV yang berkantor pusat di

Medan, Sumatera Utara. PTPN IV membuat sistem premi untuk karyawan pelaksana.

Premi adalah pembayaran kelebihan pendapatan diluar gaji pokok yang

diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan

pengusaha. Premi diberikan untuk karyawan pelaksana yang pada penelitian ini

dikhususkan untuk karyawan panen. Premi dihitung berdasarkan kapasitas, nilai

premi dan denda.

Untuk meningkatkan kinerja perusahaan perlu memberikan penghargaan.

(31)

meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan panen adalah dengan pemberian

premi. Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan, tingkat

produktivitas akan tinggi jika semangat kerja karyawan sebagai pelaksana pekerja

tinggi dan sebaliknya tingkat produktivitas perusahaan akan rendah jika semangat

kerja karyawan sebagai pelaksana pekerja rendah. Semangat kerja karyawan

tergantung dari dalam diri karyawan itu sendiri, namun demikian pihak perusahaan

juga perlu melakukan usaha-usaha untuk memotivasi karyawannya sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan

sebagai pendorong peningkatan semangat kerja karyawan dengan memberikan premi

dan kesejahteraan yang memadai.

Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap yang bertujuan untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar

produktivitas kerjanya meningkat. Adapun indikator kesejahteraan karyawan seperti

terpenuhinya kesehatan, tingginya pendidikan, rumah yang layak untuk tempat

(32)

Keterangan:

= Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

PTP Nusantara IV Kebun Marihat

Premi

Karyawan Panen : -Karyawan Tetap

Tingkat Kesejahteraan

Sedang Produktivitas

Kerja

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dilakukan di kebun marihat PTPN IV Kabupaten

Simalungun. Penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara

sengaja. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian karena perkebunan tersebut

termasuk salah satu PTPN yang memberikan premi pada karyawan pelaksana

(pemanen) dan perkebunan tersebut juga mengusahakan komoditi kelapa sawit.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Sampel (sampling) adalah sebagian populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 1997:109). Dalam penelitian ini, jumlah populasi karyawan pelaksana

(karyawan pemanen) di unit kebun marihat adalah 87 orang. Menurut Gay, 1992

(dalam bukunya Hasan, 2002), bahwa ukuran sampel yang diterima berdasarkan pada

metode penelitian korelasional minimum tiga puluh sampel, dengan menggunakan

metode penentuan sampel yaitu Cluster Sampling. Pengambilan sampel dilakukan

terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster).

Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel.

Sehingga, pengambilan subjek dari setiap kelompok ditentukan seimbang atau

sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing kelompok. Penarikan

(34)

Tabel 1. Populasi Karyawan Pelaksana (Pemanen) PTPN IV Kebun Marihat Menurut Golongan Ruang Penggajian

N

(35)

Sampel Penelitian dihitung dengan persamaan Soepomo (1997) yaitu:

n = Jumlah karyawan pelaksana (pemanen) di setiap Afdeling

N = Total populasi

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemanen) Sampel PTPN IV Kebun Marihat Menurut Afdeling

No Kelas Interval Berdasarkan Afdeling

(36)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil

pengumpulan data secara langsung kepada responden dengan menggunakan

kuesioner serta pengamatan dan diskusi di lapangan. Data sekunder merupakan data

yang diperoleh dari studi kepustakaan (library research), yaitu dari buku-buku,

laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat-pendapat para ahli/pakar dan

sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung

terlaksananya penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Hipotesis 1 yaitu tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat

adalah tinggi diselesaikan dengan menskor data yang diperoleh dari kuesioner.

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari enam parameter tingkat kesejahteraan

dengan skor A = 3, B = 2, C = 1.

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan maka jumlah skor parameter

kesejahteraan adalah antara 44-132. Menurut Irianto (2004), mengukur range dari dua

variabel digunakan rumus:

Keterangan: Data terbesar = 132

Data terkecil = 44

Jumlah Kriteria = 3

(37)

Range = 132−44 3 = 29

Jumlah skor tingkat kesejahteraan karyawan adalah 44-132 dengan range 29,

sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut

44 – 73 = Tingkat kesejahteraan rendah

74 – 103 = Tingkat kesejahteraan sedang

104 – 132 = Tingkat kesejahteraan tinggi

Hipotesis 2 yaitu produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat

adalah tinggi diselesaikan dengan menskor data yang diperoleh. Nilai parameter

produktivitas kerja terdiri dari 15 pertanyaan dengan skor jawaban. A = 3,

B = 2, C = 1. Hal ini sama halnya dengan hipotesis satu dengan menggunakan

kuesioner tertutup.

Untuk mengetahui produktivitas kerja maka jumlah skor parameter

produktivitas kerja adalah antara 15 – 45. Menurut Irianto (2004), mengukur range

dari dua variabel digunakan rumus:

Keterangan: Data terbesar = 45

Data terkecil = 15

Jumlah Kriteria = 3

Range = ������������−������������ �����ℎ��������

(38)

Jumlah skor produktivitas kerja karyawan adalah 15 – 45 dengan range 10,

sehingga dapat dikategorikan sebagai berikut

15 – 24 = Produktivitas kerja rendah

25 – 34= Produktivitas kerja sedang

35 – 45 = Produktivitas kerja tinggi

Hipotesis 3 yaitu terdapat hubungan produktivitas kerja karyawan PTPN IV

kebun marihat dengan premi diselesaikan dengan menggunakan korelasi Rank

Spearman (�) dengan bantuan SPSS 17. Metode korelasi Rank Spearman digunakan

untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak

mempunyai distribusi normal dan variasinya tidak sama (terdapat perbedaan antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain).

Rumus Korelasi Rank Spearman (�) adalah

�� = 1- 6 ∑ �1 2 � �=1 � (�2−1)

Dimana:

�� = Koefisien korelasi Rank Spearman

�1 = Perbedaan setiap premi dengan produktivitas kerja

n = Jumlah karyawan sampel

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan

menggunakan uji t dengan rumus:

�ℎ = ���� −

2

(39)

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika � ≤ ��

2;�−2(�0,05), berarti H0 diterima (tidak ada hubungan antara produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat dengan premi)

Jika � > ��

2;�−2(�0,05), berarti H0 ditolak (ada hubungan antara produktivitas kerja karyawan PTPN IV kebun marihat dengan premi)

(Supriana dan Lily, 2010: 28)

Menurut Rahardjo, M. (2008:180), Secara umum produktivitas kerja dapat

dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:

Produktivitas kerja (kg�hkp) = Jumlah produksi (kg) jumlah jam kerja (hkp)

Hipotesis 4 yaitu terdapat hubungan tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV

kebun marihat dengan pemberian premi diselesaikan dengan menggunakan korelasi

Rank Spearman (�) dengan bantuan SPSS 17. Metode korelasi Rank Spearman

digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua

variabel itu tidak mempunyai distribusi normal dan variasinya tidak sama (terdapat

perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain).

Rumus Korelasi Rank Spearman (�) adalah

�� = 1- 6 ∑ �1 2 � �=1 � (�2−1)

Dimana:

�� = Koefisien korelasi Rank Spearman

�1 = Perbedaan setiap premi dengan tingkat kesejahteraan

(40)

Untuk melihat nyata tidaknya hubungan antara variabel diuji dengan

menggunakan uji t dengan rumus:

�ℎ = ���� −

2

1− �2

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Jika � ≤ ��

2;�−2(�0,05), berarti H0 diterima (tidak ada hubungan antara tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat dengan pemberian premi)

Jika � > ��

2;�−2(�0,05), berarti H0 ditolak (ada hubungan antara tingkat kesejahteraan karyawan PTPN IV kebun marihat dengan pemberian premi)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran

penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi Operasional

1. Pemberian premi panen pada karyawan adalah pendapatan yang diperoleh

pekerja apabila telah melampaui bartas ketentuan yang telah ditetapkan yang

dihargai dengan rupiah (Rp).

2. Basis borong adalah batas minimum produksi yang harus dicapai oleh

pemanen pada setiap hari.

3. Produktivitas kerja adalah usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan

barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan

(41)

4. Produktivitas hasil adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan

karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan.

5. Karyawan adalah seorang pekerja tetap yang bekerja di bawah perintah orang

lain dan menerima kompensasi serta jaminan.

6. Tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di

dalam maupun di luar hubungan kerja.

7. Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang

untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

8. Kesejahteraan adalah menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia dalam

keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

9. Denda adalah sanksi panen atas penilaian kualitas lapangan dan kesalahan

panen yang berdampak kepada mutu lapangan dan mutu produksi.

10.Kapasitas adalah hasil yang diperoleh seorang pemanen dalam satu hari, baik

dalam 7 (tujuh) jam kerja atau lebih, yang dilakukan sendiri ataupun yang

dibantu oleh orang lain.

11.Nilai premi adalah nilai premi panen yang berbeda menurut tingkat kesulitan

topografi (rata, gelombang, bukit).

12. Afkir (=F00) adalah tandan buah segar (TBS) yang sangat mentah atau TBS

panen yang tidak ada buah telah memberondol (buah yang lepas dari spiklet

secara alami di pohon sawit) sama sekali

13. Mentah (=F0) adalah tandan buah segar yang mentah atau TBS panen yang

sudah memberondol namun jumlah berondolan segar belum mencukupi

(42)

14.Loading Ramp adalah untuk menerima, menyimpan sementara dan mengisi

TBS ke dalam lori (tempat penampungan TBS yang akan direbus).. sebagai

tempat penimbunan sementara TBS sebelum diolah, alat memasukkan TBS ke

dalam lori dan mengurangi pasir dan kotoran lain dari TBS

15.Kapveld adalah luas areal panen harian yang dapat dikerjakan pemanen

16.Gawangan mati adalah Lorong diantara tanaman sawit yang dimanfaatkan

untuk meletakan pelepah pelepah tua yang di pangkas

17.Arah teresan adalah tanaman kelapa sawit yang ditanam di daerah berbukit

arahnya sesuai dengan kountur teras.

18.Cangkem kodok adalah gagang TBS yang di potong sesuai huruf V

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah kebun marihat PTPN IV Kabupaten Simalungun.

2. Sampel penelitian adalah karyawan pelaksana (karyawan pemanen) yang

mendapat premi panen di kebun marihat

(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan IV (Persero)

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang disingkat PTPN IV (Persero)

adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha

agroindustri. PTPN IV (Persero) didirikan berdasarkan peraturan pemerintah nomor

9 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang penggabungan kebun-kebun yang

berada di wilayah Sumatera Utara dan akte notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal

11 Maret 1996.

Mendapat pengesahan dari menteri kehakiman dengan surat keputusan No.

C2- 8332. HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996, dan diumumkan dalam berita negara

republik indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1996 dan perubahan anggaran dasar

berdasarkan akte No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26

september 2002 yang disetujui oleh menteri kehakiman dan hak azasi manusia RI

dengan surat keputusan No.C-20652.HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. PTPN IV

(Persero) merupakan penggabungan dari 3 (tiga) PTP, yaitu PTP VI, PTP VII, dan

PTP VIII.

PTPN IV (Persero) memiliki 32 unit usaha dan 2 proyek pengembangan yang

terletak di 10 kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,

Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan

(44)

(PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 4 unit Pabrik

Teh dengan kapasitas total 271 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 1 unit Pabrik

Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton perhari. PTPN IV (Persero) didukung

oleh 1 Unit Usaha Perbengkelan Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha

Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu.

PTPN IV (Persero) memiliki 2 anak perusahaan yaitu PT. Pamina Adolina

yang bergerak dibidang pengolahan minyak goreng dan margarine dan

PT. Sarana Agro Nusantara (PT.SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki

timbun dan pemompaan (Crude Palm Oil) CPO. PTPN IV (Persero) juga ikut dalam

penyertaan saham dengan PTPN III (Persero) dan Koperasi Karyawan Nusa Tiga,

pada PT. ESW Nusantara Tiga, yang bergerak dalam bidang usaha pengolahan serbuk

batang sawit dan PT. Padasa Enam Utama yang bergerak dalam bidang usaha

perkebunan kelapa sawit. PTPN IV (Persero) melakukan restrukturisasi organisasi

melalui pengelompokan Unit Usaha ke dalam 6 (enam) Grup Unit Usaha (GUU)

sebagai embrio Unit Usaha Strategis (SBU). Sampai dengan akhir tahun 2006,

PTPN IV (Persero) mempekerjakan karyawan tetap dan honorer sebanyak 34.960

orang.

Saat ini kantor pusat PTPN IV (persero) terhitung tanggal 1 September 2003

secara aktif telah berkedudukan di Medan. Penentuan letak kantor pusat telah

tercantum dalam akte notaris Sri Rahayu H. Prasetyo, SH tanggal 26 September

2002. Selain itu PTPN IV (Persero) Juga memiliki unit – unit usaha yang mengelola

sawit, teh, dan kakao, dimana pengelolaan unit – unit usaha tersebut tunduk kepada

(45)

adalah direktur utama. Adapun daerah dari unit – unit usaha tersebut adalah sebagai

berikut :

Gabungan Unit Usaha I (GUU I) terdiri dari :

1. BAJ = Bah Jambi

2. MAT = Marihat

3. DOS = Dolok Sinumbah

4. TON = Tonduhan

5. PAM = Pasir Mandoge

6. SKO = Sei Kopas

7. BAL = Balimbingan

Gabungan Unit Usaha II (GUU II) terdiri dari :

1. DOI = Dolok Ilir

2. LAR = Laras

3. GUB = Gunung Bayu

4. MAY = Mayang

5. BUL = Bukit Lima

6. TIU = Tanah Itam Ulu

Gabungan Unit Usaha III (GUU III) terdiri dari :

1. ADO = Adolina

2. PAB = Pabatu

3. TIN = Tinjowan

4. PDM = Padang Matinggi

(46)

6. ABA = Air Batu

7. SAL = Sawit Langkat

Gabungan Unit Usaha IV (GUU IV) terdiri dari :

1. PUR = Pulu Raja

2. BER = Berangir

3. AJA = Ajamu

4. MEP = Meranti Pahan

5. OSA = Sosa

Gabungan Unit Usaha V (GUU V) terdiri dari :

1. BUT = Bah Butong

2. ULU = Bah Birung Ulu

3. MAR = Marjandi

4.2 Gambaran PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Kebun Marihat

Penelitian ini dilakukan di PTPN IV (Persero) unit kebun marihat berada di

Propinsi Sumatera Utara wilayah Kabupaten Simalungun yang berdampingan dengan

wilayah kota Pematang Siantar, Meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Siantar,

Kecamatan Tanah Jawa dan Kecamatan Jorlang Hataran serta terletak di 3 desa

(nagori) yaitu : Nagori Marihat Baris, Nagori Silampuyang dan Nagori Totap Majawa

di sekitar Kebun marihat.

Kebun marihat terletak ± 400 M di atas permukaan laut, jenis tanah yang

umum dijumpai di kebun marihat adalah podsolik merah kuning, alluvial,

(47)

marihat dari kota Medan adalah ± 133 KM dan dari kota turis Parapat ± 50

KM. Kebun marihat memiliki luas 4.956,70 ha, yang terdiri dari 6 afdeling tanaman

kelapa sawit. Adapun perincian bagian – bagian areal kebun marihat dijelaskan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 3. Ikhtisar Luas Areal Kebun Marihat Tahun 2011

Keterangan Luas (Ha)

Tanaman menghasilkan : Tanaman muda (4 – 8 tahun) Tanaman remaja (9 – 13 tahun) Tanaman dewasa (14 – 20 tahun) Tanaman tua (21 – 24 tahun)

Tanaman belum menghasilkan :

.TBM-II (Tahun Tanam 2009, Ex. Areal Tanaman

Baru)

.TBM-I (Tahun Tanam 2009, Ex. Areal Hiaten) .TBM-I (Tahun Tanam 2010)

7 35 387

Total TBM 429

Rencana tanaman ulang (TU) 100

Areal penelitian (PPKS) 68

Areal lain-lain : .Areal hiaten .Jalan dan Parit

.Areal Emplasmen, Jalan, Tanah Lapang, Tanah Wakaf & Irigasi

.Tanaman Simbolik (Tanaman Tahun 2007)

126 112 306,64

4,06

Total areal lain-lain 548,70

TOTAL 4.956,70

(Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV, kebun marihat, tahun 2011)

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar lahan di

PTPN IV kebun marihat di kelola untuk tanaman menghasilkan. Areal yang

digunakan untuk tanaman menghasilkan seluas 3811 ha. Dan sekitar 1196 ha

(48)

Tabel 4. Jumlah Karyawan di PTPN IV, Kebun Marihat Tahun 2011

Keterangan Jumlah (orang)

Karyawan pimpinan

Jumlah karyawan pimpinan 13

Karyawan pelaksana golongan IA Pria

Wanita

35 0

Jumlah karyawan pelaksana golongan IA 35

Karyawan pelaksana golongan IB s/d IIID 1. Pria

2. Wanita

542 153

Jumlah karyawan pelaksana golongan IB s/d IID 695

Jumlah seluruhnya 743

(Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV, Kebun Marihat, 2011)

4.3 Struktur Organisasi Kebun Marihat.

Organisasi adalah proses menetapkan dan mengelompokan pekerjaan yang

akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta

menyusun hubungan-hubungan dengan maksud bentuk memungkinkan orang bekerja

secara efektif.

Organisasi sebagai sarana bagi perusahaan untuk pencapaian tujuan harus

disusun secara tetap sehingga mendukung segala aktifitas perusahaan dan tidak

terjadi penumpukan tugas terhadap masing-masing fungsi dalam perusahaan.

PTPN IV (persero) kebun marihat mempunyai struktur organisasi. Adapun

(49)

organisasi garis karena para bawahan hanya menerima tugas, wewenang dan

tanggung jawab dari atasannya secara langsung.

Adapun struktur organisasi yang ada pada PTPN IV (persero) kebun marihat

adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV ( PERSERO ) KEBUN MARIHAT

Gambar 2. Skema Struktur Organisasi PTPN IV kebun marihat

Adapun tenaga kerja yang bekerja di areal PTPN IV kebun marihat yang ada

pada saat ini dan merupakan pedoman dalam peraturan dan pelaksanaan tugas

masing-masing bagian. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah

sebagi berikut :

a. Manajer Unit

1. Menandatangani surat-surat keluar, laporan dan kontrak.

MANAJER UNIT

ASS. TEKNIK

KADIS TANAMAN ASS. TATA

ASS. SDM &

PAPAM ASS.TRANSPOR

ASS. AFDELING

(50)

2. Menelaah dan mendisposisikan surat-surat yang masuk untuk penyelesaian

berikutnya.

3. Mengajukan permintaan uang dan barang kepada kantor direksi.

4. Menginstruksikan pembayaran dan bertanggung jawab atas pengeluaran.

5. Mengusulkan golongan pangkat dan mutasi.

6. Meneliti dan memberikan petunjuk dan mengawasi pemakaian dan

pemeliharaan sarana, prasarana dan alat-alat produksi.

7. Menjaga rahasia perusahaan.

8. Mengajukan saran kepada pimpinan perusahaan.

b. Kepala Dinas (KD) Tanaman

1. Bertanggung jawab kepada manajer dalam bidang tanaman.

2. Mengkoordidnir, membari petunjuk dan mengawasi pelaksanaan kerja di

afdeling.

3. Membuat dan menyusun rencana kerja tahunan, bulanan sesuai dengan

pedoman yang digariskan.

4. Mengajukan saran dan usul-usul untuk meningkatkan efisiensi guna

penekanan biaya bidang tanaman.

5. Mengkoordinir, meneliti dan mengajukan permintaan dan alat-alat kebutuhan

tanaman.

c. Kepala Dinas Tata Usaha

(51)

2. Mengadministrasikan surat-surat masuk dan mempersiapkan surat-surat

keluar.

3. Meningkatakan efisiensi dan penekanan biaya dibidang administrasi,

keuangan dan kesejahteraan sosial.

4. Mempersiapkan pembuatan daftar gaji, membayarkannya dan pembayaran

pajak.

5. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar permintaan barang-barang dan

mengawasi persediaan.

d. Assisten Afdeling

Assisten afdeling berugas mengawasi pekerjaan dibidang tanaman dan

penekanan biaya pada masing-masing afdeling.

e. Assisten Teknik

1. Mengkoordinir, memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan (Rencana

Anggaran Biaya) RAB di bidang teknik.

2. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan barang-barang dan alat-alat

keperluan teknik

3. Bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan prasarana kelancaran

produksi.

4. Meneliti dan mengawasi pembuatan laporan teknik dalam perusahaan agar

berjalan dengan lancar.

5. Membuat rencana perhitungan dan guna pemeliharaan, rehabilitasi dan

(52)

f. Assisten Sunber Daya Manusia dan Umum

1. Mengawasi pelaksanaan yang berhubungan dengan penerimaan screening test,

astek karyawan, pensiun serta laporan umum.

2. Bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah

perbaikan keamanan.

3. Mengawasi keamanan areal dan menyelesaiakan tanah garapan.

4. Memelihara hubungan baik antar karyawan dan pimpinan serta dengan

masyarakat sekitar perkebunan.

g. Perwira Pengamanan (PAPAM)

Papam bertugas dalam hal-hal yang berhubungan dengan keamanan disekitar

perkebunan dan areal perkebunan, serta menjaga aset perusahaan dan keamanan

personil.

h. Assisten Transportasi

Assisten transportasi bertugas mengatur segala sesuatu kekurangan/perjalanan

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sistem Panen dan Sistem Premi Panen di PTPN IV 5.1.1 Sistem panen

Kegiatan panen di kebun marihat mulai dari memotong tandan matang panen

sesuai dengan kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta

menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya. Di

dalam memanen kelapa sawit, ada kriteria matang panen yang harus dipatuhi oleh

seluruh pemanen kebun marihat. Kriteria matang panen adalah persyaratan kondisi

tandan yang ditetapkan untuk dapat dipanen. Kriteria matang panen yang

diberlakukan di PTPN IV adalah 5 brondolan per tandan di piringan. Brondolan yang

dipanen adalah brondolan normal dan segar. Atas dasar penentuan kriteria matang

panen tersebut, maka fraksi kematangan buah ditetapkan sebagai berikut :

- Tandan Buah Segar tanpa brondolan : Afkir (= F00)

- Tandan Buah Segar dengan 1-4 brondolan : Mentah (= F0)

- Tandan Buah Segar dengan brondolan ≥ 5 : Matang

Jumlah pelepah di pokok dipertahankan 48-56 helai, karena pelepah baru

diturunkan setelah tandan matang. Untuk tanaman <10 tahun, pelepah yang

dipertahankan minimal 56 pelepah dan maksimal 62 pelepah di pokok, sementara

untuk tanaman >10 tahun dipertahankan minimal 48 pelepah dan maksimal 56

pelepah di pokok. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh

(54)

dianjurkan, maka proses pematangan buah akan terhambat. Sementara apabila

pelepah yang di pokok melebihi yang dianjurkan akan menghambat masuknya sinar

matahari dan ini juga mempengaruhi proses fotosintesis.

Petugas yang menangani panen mulai dari mandor panen, mandor I, asisten

tanaman, kepala dinas tanaman dan manajer. Namun untuk lebih mengefektifkan

manajemen panen, perlu ditambah satu petugas baru, yaitu petugas pemeriksa buah

(P2B) yang bertugas mengawasi (melakukan sortasi) buah di TPH. Jumlah P2B di

kebun sama dengan jumlah mandor panen. Skema organisasi panen di kebun dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. Skema organisasi panen di kebun secara umum

Manajer

KD Tanaman

Asst. Afdeling

Mandor I

Mandor Pemeliharaan

Mandor Pemeliharaan

Mandor Panen +P2B

Mandor Panen +P2B

Pemanen (15–20 orang)

(55)

Adapun tanggung jawab dari masing–masing karyawan yang terkait dengan

panen adalah sebagai berikut :

1. Manajer

a. Konsistensi pelaksanaan panen

b. Sortasi di Loading Ramp (sebagai cross check pelaksaan panen di afdeling)

c. Evaluasi pelaksanaan sistem panen

2. Mandor I, Asisten Tanaman dan Kepala Dinas Tanaman

a. Mutu buah panen di TPH

b. Tangkai cangkem kodok

c. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan

d. Susunan cabang/pelepah

e. Buah dipanen tidak dikumpul di TPH

f. Cabang sengkleh kena egrek

g. Mempersiapkan kenderaan angkut sesuai kebutuhan

h. Membuat evaluasi dan rencana panen afdeling

3. Mandor Panen

a. Menghitung kerapatan panen untuk membuat rencana panen esok harinya

b. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan/gawangan

c. Susunan cabang/pelepah

d. Buah dipanen tidak dikumpul di TPH

e. Cabang sengkleh kena egrek

f. Membuat laporan panen harian (PB 24)

(56)

4. P2B (Petugas Pemeriksa Buah)

a. Mutu buah panen di TPH

b. Kebersihan brondolan di TPH

c. Tangkai panjang/cangkem kodok

d. Buah tidak bernomor

e. Membuat laporan mutu dan jumlah buah

5. Supir

a. Buah sampai di pabrik

6. Tukang Muat

a. Buah F00/F0 yang tidak bernomor

b. Kebersihan brondolan di TPH

7. Pemanen

a. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan

b. Mutu buah panen

c. Susunan cabang/pelepah

d. Tangkai cangkem kodok (V)

e. Buah dipanen dikumpul di TPH

f. Hindarkan cabang sengkleh kena egrek

g. Menomori setiap tandan

Dalam pemanenan dikenal istilah rotasi panen. Rotasi panen adalah jumlah

hari panen dalam seminggu dan jarak waktu antara panen pertama di satu blok sampai

panen berikutnya di blok yang sama. Dengan pertimbangan bahwa hari Sabtu

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Populasi Karyawan Pelaksana (Pemanen) PTPN IV Kebun Marihat Menurut Golongan Ruang Penggajian
Tabel 3. Ikhtisar Luas Areal Kebun Marihat Tahun 2011
Tabel 4. Jumlah Karyawan di PTPN IV, Kebun Marihat Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV Unit Kebun Mayang..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PTPN IV Medan unit kebun Adolina. Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PTPN IV Medan unit kebun Adolina.. Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.. Perkebunan Nusantara

 Dengan adanya pengaruh restrukturisasi organisasi yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan unit pengolahan dan teknik kebun Berangir PTPN IV,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sistem pengupahan karyawan perkebunan di PTPN IV Kebun Balimbingan telah sesuai dengan perjanjian kerja bersama yang

Secara simultan baik variabel gaya kepemimpinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadapkinerja karyawan di PTPN IV Unit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sistem pengupahan karyawan perkebunan di PTPN IV Kebun Balimbingan telah sesuai dengan perjanjian kerja bersama yang