• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI

BINA PRESTASI MEDAN

TESIS

Oleh

MISLAN SIHITE 087019124/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI

BINA PRESTASI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MISLAN SIHITE 087019124/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN

Nama Mahasiswa : Mislan Sihite Nomor Pokok : 087019124

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS Ketua

) (Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, M.Si Anggota

)

Tanggal lulus : 11 Februari 2011 Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Direktur

(4)

Telah diuji pada

tanggal : 11 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Paham Ginting, MS

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul “PENGARUH

KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN”

adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun

sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, 11 Februari 2011

(6)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN

ABSTRAK

Kinerja dosen pada kondisi saat ini banyak dikeluhkan masyarakat, baik oleh mahasiswa, dunia usaha dunia industri, dan pemerintah karena sudah terjadi penurunan. Penyebab rendahnya kinerja dosen diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan ?

Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan satuan pengukuran skala Likert. Data diolah menggunakan SPSS dan Model statistik yang digunakan adalah statistik regresi berganda. Ada 2 variabel bebas yaitu kepuasan kerja (X1) dan komitmen

organisasi (X2

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja (X ) serta satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja dosen.

1)

adalah tingkat perasaan yang diterima dosen dari mengerjakan pekerjaan mereka yang didasarkan pada perbandingan antara apa yang diterima dosen dari hasil pekerjaanya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya. Komitmen organisasi (X2

Hasil Uji F menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan. Hasil uji parsial uji t menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dosen Politeknik Mandir Bina Prestasi Medan. Hasil uji parsial uji t menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

) adalah tingkat perasaan yang dimiliki seseorang dosen untuk terikat dan bekerja sebagai dosen karena menerima nilai-nilai dan tujuan politeknik MBP dan bersedia untuk berusaha sungguh-sungguh mengajar dan mempertahankan pekerjaan sebagai dosen Politeknik MBP Medan, sedangkan kinerja dosen adalah hasil kerja yang dicapai dosen dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan sebagai dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

Dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh dominan dalam menigkatkan kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi adalah komitmen organisasi.

(7)

THE INFLUENCE OF JOB STATISFICATION AND COMMITMENT OF ORGANIZATION TO THE JOB ACHIEVEMENT OF LECTURER AT POLITECNIC OF MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN

ABSTRACT

Nowsdays, the performance of lecturer always complained by society, either by college student, indusrtrial and business sector as stakeholder or byu government for the lower level. The lower of performance of the lecture assumed caused by any factors such as the job satisfaction and commitment of organization. The problem formulation in this research is did the job performance and commitment of organization influence the job performance of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan ?

The data was colllected by questionaire by Likert scale as measurement unit. The data was processed by SPSS software and the applied Statistical Model is multiregression statistic. There are two independent variables, i.e. job performance (X1) and commitment of organization (X2) and one dependent variabel (Y) is performance of lecturer.

The variable operational in this research is the job satisfaction (X1) as the acceptance sense level of the lecturer from their job based on the comparison between what accepted by lecturer from the job compared to what be expected, required and thinked. The commitment of Organization (X2) is a sense level of a lecturer to bind and do the job as lecturer because to receive the value and objekctive of MBPO Pooliteknik and ready for teaching actually and survive as the lecturer of MBP Polytechnic Medan, while the job performance is the job results acheived by lecturer in do the task based on the responsibility assigned to the lecturer in accordance with determined standard and criteria determined as a lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

The results of F-test indicates that the job satisfaction and the commitment of organization influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan positively and significantly. The resuts of partial test t indicates that the job satisfaction did not influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan. The results of partial test t indicates that the commitment of organization influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan positively and significantlyu.

In this research, the variable with the dominant influence in the increasing of job performance of lecturer of Pooliteknik Mandiri Bina Prestasi is the commitment of organization.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena Kasih

dan AnugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan

judul : Pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja dosen

Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

Pada kesempatan ini penulis banyak menerima bantuan baik moril maupun

materil dari beberapa pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc

(CTM), Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis

untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Manajemen.

2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. A.Rahim

Matondang, MSIE atas kesempatan kepada penulis menjadi mahasiswa Program

Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Kamal (Staf Dirjen Dikti Kemendiknas RI Jakarta) yang telah membantu

penulis untuk mendapatkan beasiswa Pascasarjana BPPS dari Dikti Depdiknas.

4. Prof. Dr.Paham Ginting, MS. selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan

Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen (S-2) Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah

(9)

5. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS Selaku pembimbing utama dan Prof. Dr.

Ritha F Dalimunthe, M.Si selaku anggota pembimbing yang telah banyak

memberi bimbingan, arahan dalam penyelesaian tesis ini.

6. Ibu Prof Dr. T Silvana Sinar (Mantan Koordinator Kopertis Wilayah I) yang telah

memberikan izin kuliah dan tugas belajar di program Magister Ilmu Manajemen

di Sekolah Pascasarjana USU

7. Bapak Drs. Tenang Malem Tarigan, M.Si selaku Direktur Politeknik MBP dan

Bpk. Mardaus Purba, ST,SE Selaku pembantu Direktur I Politeknik Mandiri Bina

Prestasi Medan, yang telah memberi izin untuk mengadakan penelitian.

8. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana USU yang selama ini membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan, secara khusus kepada Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja,

M.Si yang telah bersedia meminjamkan buku-buku perilaku organisasi kepada

penulis.

9. Para teman-teman penulis khususnya Bpk Suprianto, Agam Sinaga, Tri Melda,

Eva, Efta Tarigan, Nurhaida, , Gelora Mulia Lubis, , Yesi Tarigan, Fahmi, Bram,

Felix, Tri Melda, Anna Manullang yang telah banyak memberi dorongan dalam

penulisan tesis ini.

10.Orang tua tercinta Melanthon Sihite dan Damian br Limbong, juga mertua

tercinta Muliater Pardede dan Clara br Rajagukguk yang selama ini memberikan

(10)

11.Istri tercinta Naomi Lan Ria Pardede, SE dan Putriku Grace Margaret, Sophia

serta Putraku Raja Edward Sihite yang memberikan dorongan, doa restu,

pengertian dan sumber inspirasi dalam melanjutkan studi.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran

sangat diharapkan demi perbaikan tesis ini. Semoga berkat dan kasih setia Tuhan

selalu menyertai kita.

Medan, 11 Februari 2011

(11)

RIWAYAT HIDUP

Mislan Sihite lahir di Barus Tapanuli Tengah dari Keluarga Melanthon Sihite

/ Damian br. Limbong tanggal 27 Mei 1969. Beragama Kristen, dan telah menikah dengan Naomi Lan Ria br. Pardede, SE serta telah memiliki 3 anak, yaitu : 2 putri yaitu Grace Margaret Sihite (11 tahun) dan Sophia Teresia Sihite (4 tahun) dan 1 putra yaitu Raja Edward Sihite (10 tahun). Beralamat di Jl. Pembangunan Gg. Baru no.11-b Helvetia Medan

Riwayat pendidikan diawali di Sekolah Dasar Negeri 153049 Sihorbo Barus Tapanuli Tengah tamat dan lulus tahun 1982, selanjutnya melanjut di Sekolah Menengah Pertama Negeri-1 Barus Tapanuli Tengah dan pada tahun 1984 pindah ke Sekolah Menengah Pertama Negeri -3 Palangkaraya Kalimantan Tengah tamat dan lulus pada tahun 1985, selanjutnya melanjut di Sekolah Menengah Negeri-3 Palangkaraya Kalimantan Tengah tamat dan lulus tahun 1988, selanjutnya melanjut di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah tamat dan lulus tahun 1993. Pada tahun 2008 memasuki Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Kepuasan Kerja ... 11

2.3 Teori Kepuasan Kerja ... 13

2.4.1 Kondisi Pekerjaan ... 18

2.4 Faktor-Faktor Kepuasan Kerja ... 16

2.4.2 Hubungan dengan Rekan Kerja ... 19

(13)

2.4.3 Supervisi/Penyeliaan ... 21

2.4.4 Imbalan ... 23

2.5 Komitmen Organisas ... 25

2.6 Teori Komitmen Organisasi ... 27

2.7 Faktor-Faktor Komitmen Organisasi ... 29

2.8 Kinerja ... 33

2.8.1 Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja ... 33

2.8.2 Tujuan Penilaian Kinerja ... 35

2.8.3 Penilai Kinerja ... 36

2.8.4 Metode Penilaian Kinerja ... 38

2.8.5 Manfaat Penilaian Kinerja ... 40

2.8.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 43

2.8.7 Penilaian Kinerja Dosen ... 45

2.8.8 Kerangka Pemikiran ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

2.8.9 Hipotesis ... 52

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 53

3.2 Jenis Penelitian ... 53

3.3 Populasi ... 53

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 54

3.5 Jenis Dan Sumber data ... 55

(14)

3.6.1 Indentifikasi Variabel Penelitian ... 55

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 59

3.7.1 Uji Validitas ... 60

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 62

3.8 Pengujian Asumsi Klasik ... 63

3.8.1 Uji Normalitas ... 63

3.8.2 Heterokedastisitas ... 64

3.8.3 Multikolonieritas ... 64

3.9 Model Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Hasil Penelitian ... 66

4.1.1 Gambaran Umum Politeknikk Mandiri Bina Prestasi ... 66

4.1.2 Karakteristik Responden ... 67

4.1.3 Data Variabel Penelitian ... 69

4.1.3.1 Tanggapan responden terhadap indikator kepuasan kerja ... 69

4.1.3.2 Tanggapan responden terhadap variabel komitmen organisasi ... 73

4.1.3.3 Tanggapan responden terhadap variabel kinerja dosen ... 76

4.1.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 80

4.1.4.1 Uji normalitas ... 80

(15)

4.1.4.3 Uji heteroskedastisitas ... 82

4.1.5 Koefisien Determinasi ... 83

4.2 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 84

4.2.1 Uji Serempak ... 84

4.2.2 Uji Parsial ... 85

4.2.2.1 Hasil uji parsial pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dosen ... 86

4.2.2.2 Hasil uji parsial pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja dosen ... 86

4.3 Pembahasan ... 87

4.3.1 Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dosen ... 87

4.3.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Dosen ... 88

4.3.3 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dosen... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…. ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 93

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

1.1 Jumlah SKS yang diajarkan Dosen Tetap Politeknik MBP

MedanTA.2010/2011 ... 2

1.2 Jumlah Peneletian Yang Dilakukan Dosen Tetap Politeknik MBP TA.2010/2011 ... 3

1.3 Jumlah Pengabdian Masyarakat Yang Dilakukan Dosen Tetap Politeknik MBP TA.2010/2011 ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel : Variabel Penelitian, Dimensi, Indikator dan Skala Pengukuran ... 57

3.2 Uji Validitas ... 61

3.3 Uji Reliabilitas ... 63

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepangkatan ... 67

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 68

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 68

4.5 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Dimensi Kondisi Kerja ... 69

4.6 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Dimensi Hubungan Dengan Rekan Kerja ... 70

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Dimensi Penyeliaan/Supervisi ... 71

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Dimensi Imbalan ... 72

(17)

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komitmen

Organisasi Dimensi Afektive ... 73

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komitmen

Organisasi Dimensi Normative ... 74

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komitmen

Organisasi Dimensi Kontinyu ... 75

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Dosen

Dimensi Pengajaran ... 76

4.13 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Dosen

Dimensi Penelitian ... 77

4.14 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Dosen

Dimensi Pengabdian Masyarakat ... 78

4.15 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Dosen

Dimensi Pengembangan Profesi ... 79

4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ... 82

4.17 Koefisien Determinasi ... 83

4.18 Hasil Regresi Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi

Terhadap Kinerja Dosen ... 84

4.19 Hasil Uji Serempak ... 85

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

1.1 Kerangka Berpikir ... 52

4.1 Hasil Pengujian Histogram ... 80

4.2 Hasil Uji Normalitas P-plot ... 81

4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 83

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 100

(20)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN

ABSTRAK

Kinerja dosen pada kondisi saat ini banyak dikeluhkan masyarakat, baik oleh mahasiswa, dunia usaha dunia industri, dan pemerintah karena sudah terjadi penurunan. Penyebab rendahnya kinerja dosen diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan ?

Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan satuan pengukuran skala Likert. Data diolah menggunakan SPSS dan Model statistik yang digunakan adalah statistik regresi berganda. Ada 2 variabel bebas yaitu kepuasan kerja (X1) dan komitmen

organisasi (X2

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja (X ) serta satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja dosen.

1)

adalah tingkat perasaan yang diterima dosen dari mengerjakan pekerjaan mereka yang didasarkan pada perbandingan antara apa yang diterima dosen dari hasil pekerjaanya dibandingkan dengan apa yang diharapkan, diinginkan dan dipikirkannya. Komitmen organisasi (X2

Hasil Uji F menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan. Hasil uji parsial uji t menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja dosen Politeknik Mandir Bina Prestasi Medan. Hasil uji parsial uji t menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

) adalah tingkat perasaan yang dimiliki seseorang dosen untuk terikat dan bekerja sebagai dosen karena menerima nilai-nilai dan tujuan politeknik MBP dan bersedia untuk berusaha sungguh-sungguh mengajar dan mempertahankan pekerjaan sebagai dosen Politeknik MBP Medan, sedangkan kinerja dosen adalah hasil kerja yang dicapai dosen dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan sebagai dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

Dalam penelitian ini yang mempunyai pengaruh dominan dalam menigkatkan kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi adalah komitmen organisasi.

(21)

THE INFLUENCE OF JOB STATISFICATION AND COMMITMENT OF ORGANIZATION TO THE JOB ACHIEVEMENT OF LECTURER AT POLITECNIC OF MANDIRI BINA PRESTASI MEDAN

ABSTRACT

Nowsdays, the performance of lecturer always complained by society, either by college student, indusrtrial and business sector as stakeholder or byu government for the lower level. The lower of performance of the lecture assumed caused by any factors such as the job satisfaction and commitment of organization. The problem formulation in this research is did the job performance and commitment of organization influence the job performance of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan ?

The data was colllected by questionaire by Likert scale as measurement unit. The data was processed by SPSS software and the applied Statistical Model is multiregression statistic. There are two independent variables, i.e. job performance (X1) and commitment of organization (X2) and one dependent variabel (Y) is performance of lecturer.

The variable operational in this research is the job satisfaction (X1) as the acceptance sense level of the lecturer from their job based on the comparison between what accepted by lecturer from the job compared to what be expected, required and thinked. The commitment of Organization (X2) is a sense level of a lecturer to bind and do the job as lecturer because to receive the value and objekctive of MBPO Pooliteknik and ready for teaching actually and survive as the lecturer of MBP Polytechnic Medan, while the job performance is the job results acheived by lecturer in do the task based on the responsibility assigned to the lecturer in accordance with determined standard and criteria determined as a lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan.

The results of F-test indicates that the job satisfaction and the commitment of organization influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan positively and significantly. The resuts of partial test t indicates that the job satisfaction did not influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan. The results of partial test t indicates that the commitment of organization influence the job performance of lecturer of Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan positively and significantlyu.

In this research, the variable with the dominant influence in the increasing of job performance of lecturer of Pooliteknik Mandiri Bina Prestasi is the commitment of organization.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja dosen pada kondisi saat ini banyak dikeluhkan masyarakat, baik oleh

mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami

penurunan. Harian Kompas 5 Oktober 2010 memuat berita : Mahasiswa Keluhkan

kinerja dosen, mahasiswa mengeluhkan metode pengajaran dan rendahnya kualitas

akademik dosen. Hal itu dikhawatirkan berdampak buruk pada kualitas kelulusan dan

perguruan tinggi itu sendiri. Penyebab rendahnya kinerja dosen diasumsikan

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kepuasan kerja, komitmen yang rendah,

motivasi kerja rendah, sistem rekrutmen, iklim perguruan tinggi yang kurang

kondusif dalam mengembangkan budaya akademis, balas jasa dan penghargaan

terhadap dosen yang masih rendah. Oleh karena itu banyak dosen terpaksa

mengerjakan proyek-proyek, bisnis, dan profesi lain yang tidak memiliki kaitan

langsung dengan tugas akademisnya.

Kinerja dosen dalam suatu institusi pendidikan merupakan faktor yang

menarik untuk diteliti karena beberapa alasan antara lain : Pertama, dosen merupakan

ujung tombak bagi keberhasilan proses belajar mengajar, tanpa dosen yang

berkualitas dan rela berkorban, mustahil suatu proses belajar mengajar menghasilkan

peserta didik yang berkualitas. Kedua : dosen tidak hanya berperan mentransfer ilmu

(23)

kepribadian. Ketiga : kualitas kinerja dosen bukanlah suatu yang final dan tidak dapat

diperbaiki karena sebagai manusia, dosen selalu tumbuh dan berubah. Keempat : jika

kinerja dosen tidak didukung oleh kompetensi professional dan kepuasan kerja serta

komitmen dalam mengajar, maka proses belajar mengajar tidak bisa lancar sesuai

dengan yang diharapkan.

Kesuksesan seorang dosen dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi

sangat tergantung dari kompetensi yang dimiliki, motivasi kerjanya, kesungguhan

dalam bekerja, fokus dalam bekerja dan sejauh mana seorang dosen dapat

mengoptimalkan kinerjanya agar prestasi kerja dan produktivitas masing-masing

dosen bisa bertumbuh. Hal ini dapat ditunjukkan adanya indikator penilaian yang

diukur melalui karya pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada

masyarakat serta unsur penunjang profesi dosen seperti yang tertuang dalam

Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

Pemberdayaan Aparatur Negara No.38/KEMK.WIASPAN/8/1999 tentang Jabatan

Fungsional Dosen dan angka kreditnya.

Tabel 1.1 Jumlah SKS pada Semester Ganjil yang Diajarkan Dosen Tetap Politeknik MBP TA. 2010/2011

No Jumlah SKS Jumlah Dosen %

1 2 – 12 19 52,7

2 13 – 26 17 47,3

Jumlah 36 100

Sumber : Hasil penelitian, 2011,(data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui 53% dosen melakukan pengajaran 2 – 12

SKS dan 47% dosen melakukan pengajaran 13 – 26 SKS. Hal ini menunjukkan

(24)

Politeknik mengajar setiap semester adalah 9 SKS (Kepmenkowasbangpan

No.38/KEP/MK.WASPAN/8/1999).

Tabel 1.2 Jumlah Penelitian yang Dilakukan Dosen Tetap Politeknik MBP TA. 2010/2011

No Jumlah penelitian Jumlah Dosen %

1 0 22 62

2 1 – 2 14 38

Jumlah 36 100

Sumber : Hasil penelitian, 2011,(data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui hanya 14 dosen (38%) dosen melakukan

penelitian dengan jumlah rata-rata 1 – 2 buah penelitian dan 62 % dosen tetap

Politeknik MBP Medan masih belum melakukan penelitian. Hal ini menunjukkan

rendahnya kinerja dosen dalam melakukan penelitian, seharusnya setiap dosen

Politeknik harus menghasilkan 2,4 sks penelitian per tahun (Kepmenkowasbangpan

No.38/KEP/MK.WASPAN/8/1999).

Tabel 1.3 Jumlah Pengabdian Pada Masyarakat yang Dilakukan Dosen Tetap Politeknik MBP TA. 2010/2011

No Jumlah Pengabdian pada

masyarkat Jumlah Dosen %

1 0 21 59

2 1 – 2 15 41

Jumlah 36 100

Sumber : Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Pada Tabel 1.3 diketahui hanya 15 dosen (41%) melakukan kegiatan

pengabdian pada masyarakat dengan jumlah rata-rata 1-2 buah pengabdian, dan 59%

dosen masih belum melakukan penelitian. Hal ini menunjukkan rendahnya kinerja

(25)

Politeknik harus menghasilkan 3,6 SKS pengabdian pada masyarakat per tahun

(Kepmenkowasbangpan No.38/KEP/MK.WASPAN/8/1999).

Menurut Koordinator Kopertis Wilayah I Prof Dr. Zainuddin, M.Pd pada rapat

kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta Se-Kopertis Wilayah-I pada awal

Nopember 2009 di Hotel Madani Medan menyatakan bahwa mutu Perguruan Tinggi

Swasta di Sumatera Utara dan Nangro Aceh Darusalam masih rendah, untuk itu

setiap perguruan Tinggi perlu meningkatkan kinerja dosen.

Kinerja dosen dalam suatu perguruan tinggi dipengaruhi antara lain kepuasan

kerja dosen dan komitmen organisasi dosen. Studi komitmen organisasi untuk tenaga

pengajar merupakan isu penting, karena masalah mobilitas dan tingkat keluar tenaga

pengajar berpengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan. Dosen perguruan tinggi

yang memiliki komitmen terhadap lembaga serta memiliki loyalitas dalam bekerja

akan berupaya untuk terus mengembangkan diri guna meningkatkan kualitas

mengajar, yang pada akhirnya akan menunjang pengembangan perguruan tinggi.

Rendahnya komitmen dan loyalitas dosen kepada organisasi merupakan

kerugian kepada perguruan tinggi, sekaligus kepada diri pribadi dosen tersebut.

Beberapa kerugian akibat rendahnya komitmen yang mempengaruhi anggota

organisasi untuk keluar. Pertama, kerugian bagi organisasi yakni rusaknya struktur

sosial dan komunikasi dalam organisasi, hilangnya anggota organisasi yang mungkin

memiliki prestasi kerja tinggi, hilangnya kepuasan diantara yang tetap tinggal. Kedua,

kerugian bagi diri orang yang keluar, yakni hilangnya senioritas dan penghasilan

(26)

Adanya pengaruh dari kepuasan kerja dosen dan komitmen organisasi terhadap

kinerja dosen, terdapat faktor-faktor pendahulu yang berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan, diantaranya faktor – faktor yang berhubungan dengan

pekerjaan, faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja, faktor yang berhubungan

dengan teman kerja, faktor yang berhubungan dengan pengawasan, faktor yang

berhubungan dengan promosi jabatan dan faktor yang berhubungan dengan gaji.

Para dosen untuk tetap akan bertahan bekerja di perguruan tinggi, sekaligus

sebagai bentuk tingginya komitmen dosen. Kondisi sebaliknya adalah rendahnya

kepuasan terhadap faktor-faktor eksternal tersebut menyebabkan rendahnya kinerja,

loyalitas, serta membuka peluang untuk mencari pekerjaan lain untuk memenuhi rasa

kepuasan .

Politeknik MBP Medan sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang

bertujuan menghasilkan lulusan berkualitas, adaptif dan bermoral dan mampu

bersaing pada tingkat nasional maupun internasional dalam menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat. Politeknik MBP Medan

disamping bertugas mengembangkan ilmu murni, juga mempunyai peranan penting

dalam mewujudkan tujuan pendidikan tinggi melalui pelaksanaan dan pengembangan

tri darma perguruan tinggi.

Perguruan Tinggi dalam mewujudkan tujuan pendidikan tinggi seperti yang

diuraikan, diperlukan prasarana dan sarana pendidikan yang memadai, seperti gedung

dan peralatannya, laboratorium dan perpustakaan. Di samping itu harus memiliki

(27)

efisien dan efektif, dibarengi dengan adanya program pengabdian masyarakat yang

jelas. Tetapi yang paling utama faktor yang sangat menentukan terwujudnya usaha

serta program tersebut di atas adalah manusia sebagai pelaksana, meliputi dosen

sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga administrasi.

Semua unsur tersebut di atas menyatu dalam satu sistem dan proses

pendidikan di perguruan tinggi, yang akan memproses mahasiswa sebagai input

menjadi output berupa sarjana-sarjana yang memiliki ilmu pengetahuan sesuai

dengan program yang diikutinya. Keberhasilan mewujudkan sistem ini antara lain

karena adanya dukungan tenaga pendidik atau dosen yang profesional.

Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan suatu

organisasi. Sumber daya manusia yang bermutu, memiliki unsur fisik yang prima dan

psikologis yang baik, sehingga dapat memberikan prestasi kerja yang tinggi dalam

melaksanakan pekerjaannya. Prestasi kerja yang tinggi akan diperoleh jika dosen

sebagai tenaga pendidik bekerja penuh dengan motivasi dan kepuasan kerja serta

komitmen yang tinggi yang selalu terpelihara dengan baik.

Kepuasan kerja seseorang berbeda-beda tergantung dari sisi mana orang

tersebut memandangnya. Ada orang yang akan merasa puas jika telah mendapatkan

gaji yang tinggi, di lain pihak ada orang yang merasa puas jika jabatannya dinaikkan.

Kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri

karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.

Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek seperti

(28)

pengawasan, kondisi kesehatan, kemampuan dan tingkat pendidikan. Karyawan akan

merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya

menyokong, sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong, karyawan akan

merasa tidak puas.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah kepuasan kerja dan

komitmen organisasi mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Mandiri Bina Prestasi

Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja dosen Politeknik Mandiri

Bina Prestasi Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Politeknik Mandiri Bina Prestasi Medan

dalam peningkatan kepuasan kerja dan komitmen organisasi guna meningkatkan

kinerja dosen.

b. Sebagai bahan untuk menambah khasanah dan memperkarya penelitian ilmiah

bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

(29)

c. Sebagai penambah wawasan bagi penulis dan melatih diri berpikir secara ilmiah

pada bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan

kepuasan kerja, komitmen organisasi , dan kinerja dosen.

d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang mengkaji masalah yang

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Kajian terhadap hasil penelitian terdahulu yang relevan dimaksudkan untuk

memberikan gambaran tentang posisi dan kelayakan penelitian tentang pengaruh

kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja Dosen Politeknik Mandiri

Bina Prestasi Medan. Selain itu dimaksudkan pula untuk memberi gambaran tentang

perbedaan fokus masalah dan hasil dari penelitian.

Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan :

1. Sudiro, (2009) hasil penelitian tentang Pengaruh Komitmen Keorganisasian dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Tenaga Edukatif/Dosen ( Studi di Universitas

Brawijaya Malang ); Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil pengujian secara

bersama-sama (simultan) diketahui komitmen keorganisasian dan kepuasan kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja tenaga edukatif/dosen. Pengujian secara

parsial menghasilkan kesimpulan komitmen organisasi berpengaruh terhadap

kinerja tenaga edukatif/dosen, dan secara parsial kepuasan kerja tidak

berpengaruh terhadap kinerja tenaga edukatif/dosen.

2. Muslim, (2006) hasil penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Kepuasan Kerja Tehadap Kinerja Karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe :

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja

(31)

Lhokseumawe. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja

karyawan dibandingkan dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

3. Novianda, (2009) hasil penelitian tentang Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja

dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Penerbit dan Percetakan

PT.Pabelan Sukoharjo, disimpulkan : bahwa kompensasi, kepuasan kerja dan

komitmen organisasi secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap kinerja

karyawan

4. Tobing, (2009) hasil penelitian tentang Pengaruh Komitmen Organisasi dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PTPN-III di Sumatera Utara,

disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

5. Zora (2010) hasil penelitian tentang Pengaruh Komitmen Organisasi dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individu Pada Karyawan PT. Arun LNG,

disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja individu dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja individu.

6. Zainal (2005) hasil penelitian tentang Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa

Barat dan Banten, disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen karyawan

terbukti secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan pada PT.PLN

(32)

2.2 Kepuasan Kerja

Organisasi merupakan wadah tempat berkumpulnya orang-orang yang

melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan tersebut

dapat berupa tujuan pribadi anggota organisasi dan tujuan global organisasi. Melalui

kajjan ilmu perilaku organisasi dapat dipahami bahwa aktivitas manusia dalam

mencapai tujuan dilatarbelakangi oleh perilaku idnividu, perilaku kelompok, dan

perilaku sistem organisasi. Ketiga perilaku tersebut berdampak pada tinggi rendahnya

produktivitas dan kinerja, tingkat kemangkiran, perputaran karyawan (turnover),

kepuasan kerja (Robbin, 2006).

Pemahaman kepuasan kerja (job satisfaction) dapat dilihat dengan mengenal

istilah dan pengertian kepuasan kerja tersebut. Beberapa referensi berikut ini dapat

memberikan kejelasan makna kepuasan kerja. Griffin (2005) menyatakan Kepuasan

kerja adalah tingkatan kenikmatan yang diterima orang dari mengerjakan pekerjaan.

Sulistiyani (2003) menyatakan Kepuasan kerja didasarkan pada perbandingan antara

yang diterima pegawai dari perusahaan dibandingkan dengan yang diharapkan,

diinginkan atau dipikirkan seseorang. Menurut Kuswadi (2004) menyatakan bahwa

kepuasan karyawan merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat

memenuhi harapan karyawannya yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam

pekerjaan dan jabatannya. Karyawan yang tidak puas biasanya mempunyai motivasi

kerja yang rendah sehingga dalam bekerja pun biasanya kurang bersemangat, malas,

lambat bahkan bisa banyak melakukan kesalahan dan lain-lain yang bersifat negatif

(33)

dan Dipboye dalam Munandar (2001) menyatakan Kepuasan kerja adalah sebagai

hasil dari keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap

berbagai aspek dari pekerjaannya.

Menurut Hoppeck dalam As”ad (2005) menyatakan kepuasan kerja

merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara

keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Gibson, Ivancevich, Donnelly (2000)

menyatakan Kepuasan kerja adalah sikap yang dikembangkan para karyawan

sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaannya, seperti upah, gaya penyeliaan

dan rekan sekerja. Morse dalam Panggabean (2004) menyatakan bahwa pada

dasarnya kepuasan kerja tergantung pada yang diinginkan seseorang dari

pekerjaannya dan yang diperoleh. Orang yang tidak puas adalah yang mempunyai

keinginan paling banyak namun mendapatkan yang paling sedikit, sedangkan yang

merasa puas adalah orang yang menginginkan banyak dan mendapatkannya. Menurut

Panggabean (2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap

setiap perlakuan yang diterima pekerja di tempat kerja, termasuk kepuasan terhadap

evaluasi pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas, tunjangan, insentif dan

pemberhentian.

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan dalam memandang

pekerjaan (Handoko, 2000). Sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya

adalah makna lain kepuasan kerja. Seorang yang memiliki kepuasan kerja tinggi

(34)

dan memiliki kinerja yang lebih tinggi melampaui pekerjaan normal (Robbin, 2006).

Hariandja (2002) menyatakan Kepuasan kerja adalah sejauh mana individu

merasakan secara positif atau negative berbagai macam factor-faktor atau dimensi

dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku

kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain-lain

Dari pendapat tersebut di atas, bahwa Kepuasan kerja menurut penulis adalah

tingkatan perasaan yang diterima seseorang dari mengerjakan pekerjaan yang

didasarkan pada perbandingan antara yang diterima pegawai dari hasil pekerjaannya

dibandingkan dengan yang diharapkan, dinginkan dan dipikirkannya.

2.3 Teori Kepuasan Kerja

Hirarki kebutuhan Abraham Maslow tersebut adalah : 1) Kebutuhan fisiologi

yakni kebutuhan paling dasar manusia yakni kebutuhan akan pakaian, perumahan,

makanan, seks, dan kebutuhan ragawi lainnya. 2). Kebutuhan keamanan, kebutuhan

akan keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. 3)

Kebutuhan sosial mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik, persahabatan.

4). Kebutuhan penghargaan merupakan kebutuhan akan rasa hormat internal, seperti

harga diri, otonomi, prestasi, dan faktor rasa hormat ,misalnya status, pengakuan, dan

perhatian 5). Kebutuhan aktualisasi diri yaitu dorongan untuk menjadi yang mampu

dikerjakannya, mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan pemenuhan diri

(Robbin, 2006).

Teori Herzbergh dikenal dengan “Teori Dua Faktor” yakni faktor ekstrinsik

(35)

memiliki perbedaan penting seperti disajikan pada penjelasan di bawah ini. Pertama,

faktor ekstrinsik, yakni “keadaan pekerjaan” (job context) yang menyebabkan rasa

tidak puas (dissatisfaction) apabila kondisi ini tidak ada. Kondisi ini adalah

faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas . Faktor-faktor-faktor yang menyebabkan

orang puas atau tidak puas adalah : upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status,

prosedur perusahaan, mutu supervisi teknis, dan mutu dari hubungan interpersonal

diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

Kedua, faktor intrinsik, yakni “kepuasan kerja” (job content), yang apabila

terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat

menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada maka kondisi

ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian

faktor ini dinamakan satisfier atau motivators, yang meliputi prestasi, pengakuan,

tanggung jawab, kemajuan pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan untuk

berkembang.

Menurut Mangkunegara, (2000), teori-teori yang berhubungan dengan

kepuasan kerja antara lain :

1. Teori keseimbangan (equity theory) dikembangkan oleh Adam, yang terdiri

dari komponen input, outcome, comparison dan equity in equity. Pertama, input

adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja,

misalnya pendidikan, pengalaman, sikll, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja.

Kedua, outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya

(36)

berprestasi atau mengekspresikan diri. Ketiga, equity in equity dimana menurut teori

ini puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara

input-outcome dirinya dengan output-outcome pegawai lain

2. Teori perbedaan (discrepancy theory) dipelopori pertama kali oleh Porter

yang berpendapat bahwa untuk mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara

menghitung selisih antara yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan

pegawai. Apabila seseorang memperoleh lebih besar dari yang diharapkan maka

orang tersebut akan menjadi puas, sebaliknya jika memperoleh sesuatu yang lebih

kecil dari yang diharapkannya maka terjadi ketidakpuasan .

3. Teori perbedaan ini hampir sama dengan teori keadilan yang juga

membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka tetapi dengan masukan dan

keluaran orang lain, dan kemudian berespon untuk menghapuskan setiap

ketidakadilan. Individu-individu tidak hanya perduli akan jumlah mutlak ganjaran

atas kerja mereka, tetapi juga berhubungan dengan jumlah yang diterima orang lain

4. Teori pemenuhan kebutuhan (need fulfillment theory), menyimpulkan

bahwa kepuasan kerja pegawai tergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan.

Pegawai akan merasa puas apabila ia mendapatkan yang dibutuhkannya. Makin besar

kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut, demikian juga

sebaliknya pegawai akan merasa tidak puas jika kebutuhannya tidak terpenuhi .

5. Teori pandangan kelompok (social reference group theory) menyikapi

(37)

Seseorang akan merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan

kebutuhan yang diharapkan kelompok acuan .

Teori pengharapan (expectancy theory) menyatakan bahwa usaha seseorang

karyawan dipengaruhi oleh hasil yang diharapkan (penghargaan) atas usaha tersebut

(Madura, 2001).

Seluruh teori kepuasan kerja yang telah dibahas di atas merupakan dasar

dalam mengkaji dan meneliti maengenai kepuasan kerja. Kesimpulan dari teori-teori

tersebut bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh sesuatu yang berada di dalam dan di

luar diri karyawan.

2.4 Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja karyawan terbentuk karena adanya faktor-faktor yang

melatarbelakanginya. Seperti kajian teori-teori kepuasan kerja sebelumnya, kepuasan

kerja dipengaruhi oleh faktor ekstrnal dan internal. Bagian ini mencoba mengkaji

beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai hasil kajian dari

beberapa penulis dan peneliti, untuk selanjutnya dipilih beberapa faktor terpenting

sebagai kajian penelitian ini.

Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan adalah faktor yang

berhubungan dengan pekerjaan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang

berhubungan dengan kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, faktor yang berhubungan

teman sekerja, faktor yang berhubungan dengan pengawasan, faktor yang

berhubungan dengan teman sekerja, faktor yang berhubungan dengan pegawasan,

(38)

yang berhubungan dengan gaji. Faktor-faktor tersebut merupakan item instrumen Job

Describsion Index yang digunakan banyak peneliti dalam mengkaji kepuasan kerja

(Jewell dan Siegal dalam Juliandi, 2003)

Luthan (2006) menyatakan lima dimensi kepuasan kerja yaitu :

(1) Pekerjaan itu sendiri

Dalam hal dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik, kesempatan untuk

belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab.

(2) Gaji

Sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai

hal dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi.

(3) Kesempatan promosi

Kesempatan untuk maju dalam organisasi

(4) Pengawasan

Kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku.

(5) Rekan Kerja

Tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung secara sosial.

Penelitian ini memilih empat faktor dari lima faktor kepuasan kerja tersebut.

Karir tidak diikutsertakan dalam kajian ini dengan alasan kurang relevannya

mengkaji karir bagi dosen. Faktor-faktor yang dipilih tersebut adalah :

a. Kondisi pekerjaan

b. Hubungan dengan rekan kerja

c. Pengawasan atasan

(39)

2.4.1 Kondisi Pekerjaan

Faktor pertama dari kepuasan kerja adalah kondisi pekerjaan itu sendiri, yakni

kondisi pekerjaan yang secara mental menantang. Karyawan cenderung lebih

menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk

menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas,

kebebasan, dan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengerjakan sesuatu

(Robbin, 2006).

Karakteristik pengguanan keterampilan dan kemampuan ini membuat kerja

secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan

kebosanan, tetapi pekerjaan yang terlalu banyak menantang dapat menciptakan stress,

frustasi dan perasaan gagal bagi karyawan. Hal yang terbaik adalah pekerjaan yang

memiliki tantangan dan seseorang memiliki kemampuan mengerjakan sesuai dengan

kapasitas keterampilan dan penguasaan terhadap pekerjaan tersebut.

Luthan (2006) menyatakan kepuasan dari pekerjaan itu sendiri merupakan

sumber utama kepuasan. Bahwa otonomi pekerjaan yang menarik, dan menantang

serta perkembangan karir merupakan hal yang penting. Kondisi kerja yang bagus

(yang bersih, lingkungan menarik) individu akan lebih mudah menyelesaikan

pekerjaan mereka. Jika kondisi kerja buruk (misalnya udara panas, lingkungan bising)

individu akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaan.

Abelson King dan McGinnies, dalam Robbin (2006) menyatakan pada kondisi

tantangan sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

(40)

pekerjaan-pekerjaan yang secara mental menantang. Pada kondisi tantangan yang

sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan .

Pernyataan tersebut memberikan kejelasan, pekerjaan menantang yang dapat

menciptakan kepuasan adalah kondisi pekerjaan yang menantang normal atau sedang.

Faktor kedua dari kondisi kerja adalah kondisi kerja secara fisik. Jewell dan

Siegal dalam Juliandi (2003) menyatakan bahwa kondisi kerja secara fisik yang

sesuai dan nyaman serta peralatan, alat bantu kerja, informasi dan sumber daya lain

yang cukup mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat usaha karyawan secara

keseluruhan dalam suatu organisasi. Kondisi ini akan memicu tumbuhnya kepuasan

kerja terhadap diri karyawan.

Sarana-sarana dalam pekerjaan yang tersedia dengan lengkap juga turut

mempengaruhi kepuasan kerja. Pekerja tidak akan dapat melakukan pekerjaan dengan

baik jika fasilitas pendukung tidak tersedia, konsekuensinya akan mempengaruhi

rendahnya kepuasan kerja.

2.4.2 Hubungan dengan Rekan Kerja

Salah satu tujuan yang diharapkan dalam melakukan pekerjaan setelah

terpenuhinya kepuasan akan kebutuhan fisik, adalah kebutuhan sosial. Kebutuhan

sosial terwujud dalam bentuk interaksi orang-orang yang berada pada lingkungan

kerja. Sesuai dengan pernyataan Robin (2006), bahwa bagi kebanyakan karyawan,

kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Jika seseorang mempunyai rekan

sekerja yang ramah dan mendukung, akan menghantar kepada kepuasan kerja yang

(41)

Luthan (2006) menyatakan tim kerja akan mempengaruhi kepuasan kerja.

Pada umumnya rekan kerja yang kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang

paling sederhana pada karyawan secara individu. Tim kerja yang kuat bertindak

sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasihat dan bantuan pada anggota individu.

Bahwa kelompok yang memerlukan kesaling tergantungan antar anggota dalam

menyelesaikan pekerjaan akan memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi. Kelompok

kerja yang baik atau tim yang efektif membuat pekerjaan menjadi menyenangkan.

Rekan kerja adalah orang-orang yang turut membantu sukses tidaknya kerja

yang dilakukan. Perilaku sesama pekerja mendorong tumbuhnya kepuasan jika satu

sama lain bersikap menghargai, tidak terjadi konflik negatif, dan bersikap bijaksana

jika terdapat kesalahan yang dilakukan rekan kerja lain.

Hubungan yang baik dalam kerja timbul karena adanya komunikasi dan

kepercayaan diantara mereka yang berinteraksi selama bekerja. Supratiknya dalam

Juliandi (2003) menyatakan dalam membangun hubungan baik harus ada saling

kepercayaan diantara orang tersebut. Kepercayaan ini dapat diwujudkan dalam

bentuk frekuensi komunikasi yang dilandasi kesamaan pengertian satu dengan

lainnya.

Komunikasi dapat mengurangi kesalahpahaman diantara sesama anggota

organisasi. Sebuah permasalahan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi

terbuka dan kesediaan untuk menerima kesalahan jika memang terdapat kesalahan

objektif yang telah dilakukan. Hubungan komunikasi yang baik ini dapat menjadikan

(42)

Hubungan antar manusia seperti halnya dalam bekerja akan tercipta dengan

baik, jika ada kesediaan melebur sebagian keinginan pribadi individu demi

tercapainya kepentingan bersama yang didasarkan atas saling pengertian, harga

menghargai, hormat-menghormati, toleransi, menghargai pengorbanan dan peranan

yang diberikan oleh setiap individu/karyawan (Hasibuan, 2005).

Masalah hubungan kerja ini berhubungan dengan teori kebutuhan Maslow

yang menyatakan adanya motivasi seseorang karena kebutuhan sosial mereka. Jika

seseorang dalam bekerja diterima dengan baik secara sosial, mampu berinteraksi

dengan baik, akan memotivasi dirinya untuk melakukan kerja dan memperoleh

kepuasan. Demikian juga dalam teori McClelland, khususnya pada kebutuhan

manusia akan berafiliasi (afilliation need), seseorang mengharapkan hubungan yang

ramah dan karib dalam dunia kerja (Robbin,2006). Dengan demikian, karyawan

dalam bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, bila rekan sekerja yang

ramah dan mendukung menghantar kepada kepuasan kerja yang meningkat.

2.4.3 Supervisi/Penyediaan

Supervisi/pengawasan merupakan fungsi penilaian terhadap pekerjaan, apakah

telah memenuhi standar sesuai yang direncanakan atau terdapat penyimpangan di

dalamnya. Terry (dalam Hasibuan, 2005) menyatakan, pengawasan merupakan proses

penentuan standar yang harus dicapai yakni pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan

apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan

(43)

Madura (2001) menyatakan fungsi pengawasan terdiri dari tugas-tugas

memonitor dan mengevaluasi. Untuk mengevaluasi tugas para manager hendaknya

mengukur kinerja dibandingkan dengan standar dan harapan yang mereka tetapkan.

Fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan dalam fungsi

perencanaan telah tercapai.

Hasibuan (2005) penerapan pengawasan dengan kepemimpinan partisipatif

yaitu melakukan pengawasan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang

serasi menimbulkan loyalitas dan partisipasi dari bawahan. Pemimpin memotivasi

bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan dan selalu mendengarkan saran dan

ide yang diberikan bawahan.

Munawar (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan yang secara konsisten

berkaitan dengan kepuasan kerja adalah penenggangan rasa, sejauh mana penyelia

membantu tenaga kerja, untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi

tenaga kerja. Luthan (2006) mengatakan kepuasan kerja dari penyelia adalah

menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada karyawan. Penyelia diharapkan

memberi nasehat dan bantuan pada individu dan berkomunikasi dengan rekan kerja

secara personal maupun dalam konteks pekerjaan.

Pengawasan dari atasan atau pimpinan berperan dalam menunjang kepuasan

kerja bawahan. Kepemimpinan yang positif umumnya menghasilkan kepuasan kerja

dan prestasi kerja. Positifnya nilai-nilai kepemimpinan seorang atasan juga tercermin

dalam pengawasan yang dilakukannya, dalam arti pengawasan positif akan

(44)

Peran pimpinan dalam pengawasan cukup berarti untuk mewujudkan tujuan

organisasi. Hal yang perlu dipertimbangkan oleh pimpinan dalam proses pengawasan

adalah menciptakan pengawasan yang fleksibel atau tidak terlalu kaku. Pengawasan

yang terlalu kaku dapat mengurangi kepuasan kerja karyawan.

2.4.4 Imbalan

Kepuasan yang diperoleh dari pemberian imbalan finansial atau gaji

merupakan hal penting dalam mengelola kepuasan. Walaupun gaji tidak merupakan

satu-satunya yang menyebabkan kepuasan kerja, namun dapat dicermati bahwa gaji

adalah sesuatu yang dapat memberikan kepuasan atas kebutuhan fisiologis manusia,

yang dapat menghantarkan kepada kepuasan-kepuasan yang lebih tinggi.

Luthan (2006) mengatakan gaji merupakan salah satu sumber kepuasan kerja.

Uang tidak hanya membantu orang memperoleh kebutuhan dasar, tetapi juga alat

untuk memberikan kebutuhan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi. Karyawan

melihat gaji sebagai refleksi dari bagaimana manajemen memandang kontribusi

mereka terhadap perusahaan.

Harianja (2002) mengatakan gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang

diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai

yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi. Gaji menjadi salah

satu faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan kerja, memotivasi pegawai,

merangsang pegawai baru yang berkualitas untuk memasuki organisasi,

(45)

Munandar (2001) menyatakan kepuasan kerja merupakan fungsi dan jumlah

absolut dari gaji yang diterima , derajat sejauhmana gaji yang diterima memenuhi

harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Yang penting adalah

sejauh mana gaji yang diterima dipersepsikan adil didasarkan tuntutan-tuntutan

pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk

kelompok pekerjaan tertentu, maka akan ada kepuasan kerja. Uang atau imbalan akan

mempunyai dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya imbalan disesuaikan

dengan tinggi prestasi kerjanya.

Defenisi lain, gaji merupakan balas jasa yang dibayar secara periodik kepada

karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti (Hasibuan, 2005). Intinya, gaji

adalah imbalan umumnya diberikan kepada anggota tetap organisasi, dibayar dalam

jangka waktu satu bulan sebagai bentuk balas jasa dari organisasi kepada anggotanya

yang telah memberikan tenaga dan pemikiran untuk mencapai tujuan organisasi.

Apabila tingkat perolehan imbalan dirasakan kurang adil, maka pemegang

pekerjaan akan mengalami ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan

yang lebih besar (Gibson, dkk., 2000).

Kepuasan imbalan tercipta dengan adanya usaha atau kerja yang dilakukan

seseorang, secara pribadi seseorang merasa puas jika hasil pekerjaannya dihargai

dalam bentuk materi maupun non materi. Kelayakan pemberian imbalan gaji juga

(46)

2.5 Komitmen Organisasi

Menurut Alwi (2001) menyatakan Komitmen Organisasi adalah sikap

karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya-upaya

mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Komitmen adalah bentuk loyal yang

lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian,

gagasan dan tanggungjawabnya dalam upaya perusahaan mencapai tujuan. Menurut

Nasution (2007) menyatakan Komitmen Organisasi adalah pengikat antara individu

dengan suatu organisasi, gagasan atau proyek yang diwujudkan dalam

mendedikasikan dirinya bagi pencapaian misi organisasi. Griffin (2005) menyatakan

Komitmen Organisasi adalah sikap yang mencerminkan sejauhmana seseorang

individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Porter dalam Panggabean (2004)

menyatakan bahwa Komitmen Organisasi adalah kuatnya pengenalan dan

keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu.

Karyawan yang komit dengan organisasi mampu menunjukkan peningkatan

efektivitas organisasi yang ditunjukkan lewat tingginya pencapaian kinerja kerja,

kualitas pekerjaan, dan mengurangi keterlambatan kerja, ketidakhadiran, serta

pergantian karyawan (Mathieu dan Zajac, Randall, dalam Juliandi, 2003). Makna

komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja

terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam

organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran serta keluar

(47)

Luthan (2006) menyatakan Komitmen organisasi adalah : a) suatu keinginan

yang kuat untuk menjadi anggota dari organisasi tertentu, b) keinginan untuk

berusaha keras sesuai keinginan organisasi, dan c) suatu kepercayaan tertentu, dan

penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujan organisasi tersebut. Dengan kata lain

komitmen organisasi adalah sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada

organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan

perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang

berkelanjutan. Sedangkan Porter mendefinisikan komitmen organisasi sebagai

kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan

dirinya sebagai bagian organisasi, yang ditandai dengan tiga hal, yaitu : a)

Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, b) Kesiapan dan kesediaan

untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi, dan c) Keinginan

mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi menjadi bagian dari organisasi

(Mowday,dalam Juliandi, 2003).

Steers dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai

sebuah perasaan mengidentifikasi (kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan

dan nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin

demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan yang kuat untuk tetap menjadi

anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai

terhadap organisasinya.

Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa komitmen organisasi

(48)

proses terus menerus yang berlanjut dimana partisipan organisasi mengungkapkan

perhatian untuk organisasi dan kesuksesan yang berkelanjutan. Manfaat dari

komitmen yakni tenaga kerja dapat memberikan suatu kontribusi besar ke organisasi

sebab mereka bertindak menuju keberhasilan tujuan organisasi. Para pekerja yang

merasa terikat dengan organisasi, merasa senang untuk menjadi anggota organisasi,

percaya akan organisasi dan memandang baik tentang organisasi, yang terwujud

dalam perilaku mewakili organisasi dalam lingkungan luar organisasi, serta

melakukan hal-hal terbaik untuk organisasi (Sutanto dalam Juliandi, 2003).Menurut

Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2007) menyatakan Komitmen Organisasi

adalah melibatkan tiga sikap : 1) rasa identifikasi dengan tujuan organisasi, 2)

perasaan terlibat dalam tugas-tugas organisasi, dan 3) perasaan setia terhadap

organisasi. Untuk itu dengan adanya komitmen di dalam diri karyawan atau anggota

organisasi bermanfaat untuk kepentingan organisasi tempat individu bekerja dan bagi

diri individu itu sendiri.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa menurut penulis

pengertian komitmen organisasi adalah suatu tingkatan perasaan yang dimiliki oleh

seseorang karyawan untuk terikat dengan bekerja sebagai pekerja karena menerima

nilai-nilai dan tujuan organisasi dan bersedia untuk berusaha dengan

sungguh-sungguh dalam pekerjaannya dan tetap mempertahankan keanggotaan organisasi.

2.6 Teori Komitmen Organisasi

Menurut Sopiah (2008) komitmen organisasi ditandai dengan adanya :

(49)

(2) Kemauan untuk mengutamakan tercapainya kepentingan organisasi

(3) Keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota

organisasi.

Menurut Mayer, Allen dan Smith dalam Sopiah (2008) ada tiga komponen

komitmen organisasi yaitu :

(1) Affective Commitmen, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional.

(2) Continnance Commitmen, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu

organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain atau

karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.

(3) Normative Commitmen, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan-karyawan

bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen

terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.

Pedoman untuk meningkatkan Komitmen Organisasi menurut Dessler dalam

Luthans (2006) adalah melalui : 1) berkomitmen pada nilai utama manusia, 2)

memperjelas dan mengomunikasikan misi anda, 3) menjamin keadilan organisasi, 4)

menciptakan rasa komunitas, 5) mendukung perkembangan karyawan.

Menurut Alwi (2001) menyatakan bila organisasi memperhatikan kepentingan

karyawan seperti upah, gaji, perlindungan dan kesejahteraan, maka komitmen

karyawan terhadap organisasi akan tumbuh kuat. Menurut George Straus dalam Alwi

(2001) menyatakan bahwa membangun komitmen karyawan sangat terkait dengan

(50)

pelayanan apa kepada karyawan. Keterlibatan dan partisipasi karyawan secara luas

merupakan bagian terpenting dari strategi komitmen yang tinggi dari perusahaan.

Menurut David Drennan dalam Alwi (2001) ada lima cara untuk membangun

loyalitas atas dasar komitmen, yaitu :1) menciptakan tujuan yang jelas dan komitmen

untuk menjalankannya, 2) komunikasi yang jelas, visioner dan konstan, 3)

memberikan kepercayaan kepada karyawan, 4) berbagi keuntungan. Menurut

Saefudin dan Kusmaryono (2001) menyatakan bahwa Komitmen dalam konteks

Perguruan Tinggi, bahwa Rektor dan para pembantunya, Dekan dan para

pembantunya, Ketua dan Sekretaris Jurusan, Kepala Laboratorium, Dosen dan semua

karyawan harus benar-benar memiliki komitmen terhadap keberhasilan

program-program Universitas, Fakultas, Jurusan, Laboratorium dan unit lainnya. Komitmen

yang dimiliki akan memiliki dampak pada kelancaran administrasi, kelancaran proses

belajar mengajar, kelancaran penelitian dosen dan mahasiswa.

2.7 Faktor-Faktor Komitmen Organisasi

Menurut Luthans (2006), faktor-faktor penentu komitmen organisasi adalah

variabel-variabel (umur, masa jabatan dalam organisasi, dan pembagian seperti positif

atau negatif, afeksi, atau kedudukan kontrol internal dan eksternal) dan organisasi

(desain kerja dan gaya kepemimpinan pengawas).

Ada tiga komponen komitmen organisasi (Luthan,2006) yaitu :

a. Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan

(51)

selalu melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya karena ingin

berbuat lebih banyak lagi di organisasi.

b. Komponen normatif merupakan perasaan-perasaan pegawai tentang kewajiban

yang harus ia berikan kepada organisasi. Pekerja dengan komitmen normatif

yang tinggi, memiliki perasaan membela organisasi meskipun ada tekanan

sosial, mereka merasa perlu untuk mempertahankan organisasi.

c. Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi pegawai

tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi;

Pekerja yang terlibat dalam organisasi didasarkan kepada komitmen

berkelanjutan ini, maka pekerja tersebut akan tetap bertahan dalam organisasi

karena mereka merasa bahwa jika mereka keluar akan menimbulkan biaya yang

besar bagi diri mereka .

Arggyris dalam Usmara (2007) membagi komitmen dalan dua bagian besar

yaitu Komitmen eksternal dan komitmen internal yaitu :

1. Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja. Komitmen ini muncul

karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggungjawab yang

harus diselesaikan oleh para karyawan yang menghasilkan adanya reward dan

punishment. Peran manajer dan supervisor sangat vital dalam menentukan

timbulnya komitmen ini karena belum adanya suatu kesadaran individual atas

tugas yang diberikan.

2. Komitmen internal merupakan komitmen yang berasal dari seseorang untuk

(52)

dan motivasi yang dimilikinya. Pemberdayaan sangat terkait dengan komitmen

internal dari individu pekerja. Proses pemberdayaan akan berhasil bila ada

motivasi dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan diri dan memacu

kreativitas individu dalam menerima tanggungjawab yang lebih besar.

Munculnya komitmen internal sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin

dan lingkungan organisasi dalam menumbuhkan sikap dan perilaku professional

dalam menyelesaikan tanggungjawab perusahaan.

Steers dalam Sopiah (2008) mengidentifikasi ada 3 faktor yang mempengaruhi

komitmen karyawan pada organisasi yaitu :

(1) Ciri pribadi pekerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan variasi

kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan.

(2) Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan

sekerja.

(3) Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara

pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya mengenai

organisasi.

Mulyadi (2001) menyatakan komitmen karyawan berkaitan dengan

bagaimana karyawan akan berperilaku dalam perusahaan. Karyawan yang

berkomitmen mencurahkan energi emosional dan perhatiannya ke perusahaan.

Komitmen dapat dideteksi dari bagaimana karyawan berhubungan satu dengan

lainnya dan bagaimana perasaan mereka terhadap perusahaan. Seorang karyawan

(53)

belajar dan bertumbuh. Jika karyawan sebagai individu merasakan sebagai bagian

dari suatu masyarakat yang terhormat dan memiliki kepedulian, dalam diri karyawan

tersebut akan tumbuh komitmen.

David dalam Sopiah (2008) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi

komitmen karyawan pada organisasi yaitu :

(1) Faktor personal, misalnya : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, kepribadian, dan lain-lain.

(2) Karakteristik pekerjaan, misalnya besar/kecilnya organisasi, bentuk organisasi,

kehadiran serikat pekerja, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi

kepada karyawan.

(3) Pengalaman kerja, karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan

yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat

komitmen yang berlainan.

Meyer dan Allen, dalam Luthans (2006) berpendapat bahwa setiap komponen

memiliki dasar yang berbeda. Tenaga kerja dengan komponen afektif tinggi, masih

bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi. Sementara itu tenaga kerja komponen continuance tinggi, tetap bergabung

dengan organisasi karena mereka membutuhkan organisasi. Tenaga kerja yang

memiliki komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena

mereka harus melakukannya.

Setiap tenaga kerja memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan

Gambar

Tabel 1.2  Jumlah Penelitian yang Dilakukan Dosen Tetap Politeknik MBP          TA. 2010/2011
Gambar 1.1  Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel : Variabel Penelitian, Dimensi, Indikator dan Skala Pengukuran
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Dosen
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Tidak Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja dengan prestasi kerja karyawan. Artinya kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap

Hasil penelitian menggunakan uji simultan (uji F) secara bersama-sama menunjukkan bahwa kepuasan kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi berpengaruh

Penelitian menunjukkan bahwa secara serempak kepemimpinan dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Yayasan Perguruan Bina

Sedangkan hasil Uji -t menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, tetapi Locus of Control berpengaruh tidak signifikan

Sedangkan hasil Uji -t menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, tetapi Locus of Control berpengaruh tidak signifikan

Judul Tesis : Analisis Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Dosen Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Politeknik

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peranan beasiswa bidikmisi dalam meningkatkan prestasi akademik Politeknik Mandiri Bina Prestasi adalah berkorelasi

H2: Komitmen organiasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organiasi Terhadap Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah hasil kerja