• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusunoleh : Arif Wibowo 20120410128 Fakultas Ekonomi

(2)
(3)

i SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : Arif Wibowo 20120410128 Fakultas Ekonomi

(4)
(5)
(6)

iv Nama : Arif Wibowo

Nomor Mahasiswa : 20120410128

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 11 agustus 2016

(7)

v

(dari suatu urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

Sesungguhnya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Q.S Al – Mujaadilah:11)

Pada suatu saat dimana kita berhenti .Memandang ke belakang.dan memberi salam (mesra tapi sayu),untu mengingat dan mengenang ,di situlah kita belajar dari sebuah kehidupan yang akan lebih baik.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,

padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

(8)

vi

Azza wajalla dan menghaturkan shalawat salam kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabat semuanya, karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ayah dan Ibundaku Tercinta

Sebagai bukti dan bakti ananda dalam mengemban tanggung jawab yang telah di berikan. Yang selalu menitipkan do’a dan kasih sayangnya di setiap hembusan nafasnya, perjuangan dan pengorbanannya dalam membimbing dan menasehatidi setiap komunikasi yang menjadi kekuatan tersendiri

dalam langkah ini.

Adik-Adikku

selalu menjadi motivator dan penyemangat dalam berjuang di kehidupan ini

Semua KeluargaBesarku Tercinta

(9)

vii

Ya Rabbi terima kasih Engkau telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahMu kepada hamba dan selalu memudahkan setiap langkah hamba selama ini…. Terima kasih ya ALLAH karena Engkau selalu mendengar do’a dan harapan-harapan hamba di setiap sujud hamba.

Ayah & Ibundaku Tercinta

Ayah bundaku….terima kasih atas segala perjuangan dan pengorbananmu… atas segala do’a dan kasih sayang yang telah engkau berikan untuk ananda… aku “BANGGA” memiliki ayah dan bunda seperti kalian yang selalu berusaha memberikan yang terbaik buat ananda…. sungguh besar pegorbanan dan jasa yang engkau berikan AYAH BUNDA..

I Love You, my best Father and Mother

Adikku Tersayang

kalian semangat dan motivatorku….terima kasih atas semua yang telah kalian berikan selama ini.

Keluarga Besarku Tercinta

Kakek,Nenek, Pakde, Bukde, Paman, Bukle dan Keponakanku semuanya terima kasih untuk semua dukungan dan do’anya.

Dosen Pembimbingku

Ibu Tri Maryati…. terima kasih IBU telah dengan sabarnya membagi ilmu dan bimbingannya dalam menyelesaikan SKRIPSI ini hingga selesai.

Dosen Manajemen UMY

Bundari,Ibu Muna, Ibu Rini, Ibu Indah, Ibu Fajar, Ibu Isto, Ibu Rita, Ibu Fauziyah, Ibu Retno, Ibu Alni, Ibu Hasnah, Ibu Lela, Prof. Heru, Pak Winarso, Pak Misbah, Pak Imam, Pak Wihandaru, Pas Asnawi, Pak Gita dan lain-lainnya…. terima kasih telah membagi ilmunya selama perkuliahan semoga Allah SWT membalas jasa kalian semuanya.

Putri dewi andiani

Almamaterku tercinta “UMY is the BEST UNIVERSITY”

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH FE UMY

(10)

viii

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Leader Member Exchange (LMX), Kompetensi, Kompensasi Finansial dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan CV. Batik Indah Rara Djonggrang dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratanyang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Strata1 (S1) pada jurusan manajemen, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Nano Prawoto M.Si selaku Dekan FE UMY

2. Ibu Dra. Retno Widowati PA, M.Si Ph.D selaku Kaprodi Manajemen FE UMY 3. Ibu Tri Maryati, Dra., M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi UMY khususnya dosen manajemen yang telah mendidik dan memberikan pembelajaran tentang kehidupan.

(11)

ix semangat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempuna, akan tetapi penulis berharap semoga terdapat manfaat yang dapat diambil dari skripsi ini. Amin.

Wassalamualikum Wr. Wb

Yogyakarta, 11Agustus 2016

(12)

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ...ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ...iii

HALAMAN PERNYATAAN...iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN...vi

INTI SARI ... ...viii

ABSTRAK ... ...ix

KATA PENGANTAR ... ...x

DAFTAR ISI ... ...xii

DAFTAR TABEL ... ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

A.Latar belakang ... ...1

B.Rumusan Masalah... ... ...9

C.Tujuan Penelitian ... ...9

D.Manfaat Penelitian ... ...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ... ...11

A. Landasan Teori ... ...11

1.Organizational Citizenship Behavior ... ...11

2.Kepuasan Kerja ... ...22

3.Komitmen ... ...30

4.Budaya Organisasi ... ...36

B.Penelitian Terdahulu ... ...40

C. Kerangka berfikir& Penurunan Hipotesis... ...42

(13)

ii

C. Teknik Pengambilan Sampel ... ...47

D. Teknik Pengumpulan Data...48

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian...48

F. Uji kualitas Instrumen...51

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data...53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...56

A. Gambaran Umum Obyek Peneitian...56

a. Profil Perusahaan...56

b. Visi dan Misi...57

c. Lokasi dan Tata Letak...58

B. Gambaran Umum Subyek Penelitian...58

C. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...63

D. Hasil Uji Kualitas Instrumen ...73

a. Hasil Uji Validitas...73

b. Hasil Uji realibilitas...75

c. Hasil Uji asumsi Klasik...76

F. Hasil Pengujian Hipotesis...78

H. Pembahasan...80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...84

A. Kesimpulan ... ...84

B. Keterbatasan Penelitian...84

C. Saran...85

(14)

iii

4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...60

4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ..61

4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja...62

4.6 Frekuensi Jawaban Variabel Kepuasan kerja...63

4.7 Deskriptif Frekuensi Jawaban Variabel kepuasan Kerja...64

4.8 Lanjutan Deskriptif Frekuensi Jawaban Variabel kepuasan Kerja...65

4.9 Frekuensi Jawaban Variabel Komitmen...66

4.10 Deskriptif Frekuensi Jawaban Variabel Komitmen...67

4.11 Frekuensi Jawaban Variabel Budaya Organisasi...68

4.12 Deskripsi Frekuensi jawaban Variabel Budaya organisasi...69

4.13lanjutan Deskripsi Frekuensi jawaban Variabel Budaya Organisasi....70

4.14 Frekuensi Jawaban Variabel OCB...71

4.15 Deskriptif Frekuensi Jawaban variable OCB...72

4.16 Hasil Uji Validitas Item – Item Variabel Penelitian...73

4.17 Lanjutan Hasil Uji Validitas Item – Item Variabel Penelitian...74

4.18 Hasil Uji Reliabilitas Item– Item Variabel Penelitian...75

4.19 Uji Normalitas...76

4.20 Uji Heteroskedastisitas...77

4.21 Uji Multikolinearitas...78

(15)
(16)
(17)

i

yang ditunjukkan oleh pekerja itu berupa pekerjaan di luar pekerjaan yang harus dia lakukan, pekerja tersebut menunjukkan perilaku menolong pada orang lain dalam sebuah perusahaan sehingga tindakan tersebut dapat memperbaiki kinerja organisasi atau perusahaan tersebut.penelitian ini di lakukan untuk menguji pengaruh kepuasan kerja, komitmen dan budaya organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior ia melibatkkan variabel dependen yaitu Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang di ukur dengan Kepuasan kerja,komitmen,dan budaaya organisasi .Penelitian ini menggunakan data primer dan jumlah sampel sebanyak 115 yang berada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.Metode yang di gunakan dalam sample ini adalah purposive sampling, yaitu metode pemilihan sample dengan beberapa kriteria. Hasil analisa menunjukkan adanya tiga temuan yaitu 1) Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), 2)Komitmen berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB),3) Budaya organisasi Berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior.

(18)

ii

outside of work he had to do, the job show helping behavior on others in the company so that these actions can improve performance of the organization or company tersebut.penelitian is done to test the effect of job satisfaction, commitment and organizational culture on organizational Citizenship Behavior she melibatkkan dependent variable organizational Citizenship Behavior (OCB) is measured by job satisfaction, commitment, and budaaya .Penelitian organization uses primary data and the number of samples that are in the 115 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. the method used in this sample is purposive sampling, that the sampling method with multiple criteria. The analysis shows that there are three findings: 1) Job satisfaction positive and significant effect on Organizational Citizenship Behavior (OCB), 2) Commitment to influence positively and significantly on Organizational Citizenship Behavior (OCB), 3) Cultural organizations Positively and significantly on Organizational Citizenship Behavior ,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

(20)

Citizenship Behavior (OCB) (Robbins & Judge, 2008).Oleh karena itu, kebutuhan dan keinginan dari karyawan sebagai SDM juga harus didukung oleh perusahaan agar karyawan dapat termotivasi untuk berkinerja baik dan merasa puas atas hasil kerjanya. Pekerjaan merupakan lebih dari sekedar aktivitas mengatur kertas, menulis kode program, menunggu pelanggan, atau mengendarai sebuah truk. Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-atasan, mengikuti peraturan dan kebikjasanaan-kebijaksanaan organisasional, memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain-lain (Robbins and Judge 2008). Sehingga dibutuhkan kontribusi perusahaan dalam menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan agar kinerja yang dihasilkan juga maksimal.

Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja dan kinerja memiliki hubungan sebab akibat. Sebuah tinjauan dari 300 penelitian menunjukkan bahwa korelasi tersebut cukup kuat. Ketika data produktivitas dan kepuasan kerja secara keseluruhan dikumpulkan untuk perusahaan, ditemukan bahwa perusahaan yang mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan perusahaan yang mempunyai karyawan yang kurang puas. (Robbins and Judge, 2008).

(21)

untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Kepuasan kerja menggambarkan perasaan seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan sekerja atau atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi serta memenuhi standar kerja. Sikap seseorang terhadap pekerjaan menggambarkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan serta berhubungan juga dengan harapan di masa mendatang. Kepuasan kerja dari masing-masing individu berlainan, karena memang pada dasarnya kepuasan kerja bersifat individual dimana masing-masing individu akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berlainan sesuai dengan perasaan individu masing-masing.

(22)

Komitmenadalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilakupribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi. Definisi komitmen organisasional ini menarik, dikarenakan yang dilihat adalah sebuah keadaan psikologi karyawan untuk tetap bertahan dalam organisasi. Beberapa organisasi memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan atau posisi tertentu dalam kualifikasi lowongan pekerjaan. Hanya saja banyak pengusaha maupun pegawai yang masih belum memahami arti komitmen yang sebenarnya. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif.Komitmen mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Para manajer disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya, komitmen yang lebih tinggi dapat mempermudah terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi.

(23)

imbalan tertentu.Budaya organisasi mengarahkan perilakupegawai untuk meningkatkan kemampuan kerja, komitmen dan loyalitas, serta perilaku extra role seperti membantu rekan kerja, sukarela melakukankegiatan extra, menghindari konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku, toleransi pada situasi yang kurang ideal atau menyenangkan, memberi saran yang membangun, serta tidak membuang-buang waktu ditempat kerja.Budaya organisasi memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber daya manusia (SDM) yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan dimasa yang akan datang. Manfaat dari penerapan budaya organisasi yang baik adalah dapat meningkatkan jiwa gotong royong, meningkatkan kebersamaan saling terbuka satu sama lain,meningkatkan jiwa kekeluargaan, meningkatkan rasa kekeluargaan, membangun komunikasi yang lebih baik, meningkatkan produktivitas kerja, tanggap dengan perkembangan dunia luar, dan lain sebagainya.

(24)
(25)
(26)

dan paling signifikan terhadap komitmen karyawan dibanding variabel yang lain yaitu kebijakan kompensasi. Sopiah (2008)juga menyebutkan bahwa pemahaman tentang pengaruh budaya organisasi secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan adalah bahwa semakin baik budayaorganisasi yang dibangun maka meningkat pula tingkat kepuasan kerjakaryawan dan kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh komitmenorganisasional pimpinan yang kemudian akan berdampak pada peningkatan kemampuan kerja.

Organizational Citizenhsip Behavior (OCB) didefinisikan sebagai kontribusi individu yang mendalam melebihi tuntutan peran kerja. OCB direfleksikan melalui sikap karyawan yang kooperatif, suka menolong, perhatian, dan bersungguh–sungguh,OCB ini memang sudah banyak dikenal, namun pada dasarnya pegawai dalam suatu perusahaan atau organisasi kadang-kadang sudah menerapkan OCB dalam bekerja. Salah satu sikap strategik dalam divisi SDM adalah mengembangkan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam organisasi. OCB ini tercermin melalui perilaku suka menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku ini menggambarkan nilai tambah karyawan yang merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif, konstruktif dan membantu.

(27)

organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku tersebut tidak tercantum dalam deskripsi jabatan, yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan organisasi; melainkan sebagai pilihan personal (Podsakoff, Gunawan 2011).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memberikan judul pada penelitian ini yaitu “Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen, dan Budaya Organisasi

terhadap Organizational Citizenship Behavior pada karyawan PKUMuhammadiyah Yogyakarta ”

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II?

2. Apakah Komitmenberpengruh terhadap Organizational Citizenship Behavior RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II?

3. Apakah Budaya organisasi berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

(28)

2. Untuk menguji adanya pengaruh komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior.

3. Untuk menguji adanya pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat di Bidang Teoritis

Memberikan pengetahuan dan pengujian teori mengenai pengaruh kepuasan kerja, komitmen, budaya organisasi dan kemampuan kerja terhadap

organizational citizenship behavior(OCB)pada karyawan PKU

MuhammadiyahYogyakarta di lapangan sehingga suatu instansi lain dapat mempelajari dan memperdalam lagi ilmu yang diperoleh.

2. Manfaat di Bidang Praktik

a. Memberikan Kontribusi dan masukkan terhadap pimpinan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tentang pengaruh kepuasan kerja, komitmen,budaya organisasi dan kemampuan kerja terhadap organizational citizenship behavior .

(29)

BAB II

Tinjauan Pustaka

A.Landasan Teori

1.Organizational Citizenship Behavior

Menurut Organ dalam Mohammad (2011) menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) is an individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly recognized by the formal reward system,

and in the aggregate promotes the efficient and effective functioning of the

organization. Organizational Citizenship Behavior (OCB) didefinisikan sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku yang tidak mengikat, tidak berkaitan dengan sistem reward formal yang organisasi, dan secara keseluruhan meningkatkan efektivitas fungsi organisasi. Selain itu,Organizational Citizenship Behavior (OCB) melampaui indikator kinerja yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi dalam deskripsi pekerjaan formal.

(30)

atau perusahaan. Kontribusi yang ditunjukkan oleh pekerja itu berupa pekerjaan di luar pekerjaan yang harus dia lakukan, pekerja tersebut menunjukkan perilaku menolong pada orang lain dalam sebuah perusahaan sehingga tindakan tersebut dapat memperbaiki kinerja organisasi atau perusahaan tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan :

a.Perilaku yang bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan perusahaan.

b.Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkan kinerja, dan tidak diperintah secara formal.

a).Dimensi Organizational Citizenship Behavior

(31)

tersebut disebabkan oleh kepuasan dan rasa nyaman yang sudah dia dapat dalam menjalani pekerjaannya. Adanya jobdesign dan workplace yang nyaman juga dapat mempengaruhi muculnya Organization Citizeship Behavior (OCB). Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya Organizational Citizenship Behavior (OCB), namun secara internal Organ membagi 5 dimensi yang ada dalam perilaku Organizational Citizenship Behavior.Lima Dimensi dalam Organizational Citizenship Behavior menurut Dennis W.Organ (Purba dan Seniati 2004).

1) Altruism

(32)

2) Conscientiousness

Conscientiousnessmengacu pada sikap lebih berhati-hati dan mendengarkan kata hati.Big Five Teori memaparkan individu yang mempunyai skor tinggi padatraitsconscientiousness memiliki kontrol diri yang bagus, terorganisir, memprioritaskan tugas, mengikuti norma dan peraturan, dan lain sebagainya.Adanya perilaku tersebut dapat mengindikasikan bahwa para pekerja telah menerima dan mematuhi aturan dan prosedur yang ada di dalam perusahaan.Jadi bila ditinjau dalam konteks sebuah perusahaan adanya perilaku ini tentunya akan sangat menguntungkan, karena pekerja dengan conscientiousness yang tinggi akan memiliki sikap yang bagus daripada rekan-rekan kerjanya yang lain dengan menunjukkan ketaatan pada regulasi dan prosedur perusahaan yang lebih baik.

3) Courtesy

(33)

4) Sportsmanship

Dimensi Sportsmanshipdapat dilihat dari aspek toleransi dan keluhan (complain) individu dalam pekerjaannya. Individu dengan sikap sportsmanship yang tinggi akan sangat memperhatikan hal-hal detail dalam pekerjaannya, dapat secara fair menjalankan pekerjaanya dan sedikit mengeluh, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi dengan situasi dan lingkungan kerjanya. Dalam konteks sebuah perusahaan sikap ini tentunya akan sangat menguntungkan, karena para pekerja akan dengan mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada di perusahaanya, sebagai contoh apabila perusahaan mengeluarkan kebijakan baru mengenai suatu hal, pekerja yang memiliki sikap sportsmanship tinggi akan dengan mudah menerima kebijakan baru itu dan mengesampingkan masalah-masalah kecil yang mungkin muncul disebabkan oleh kebijakan baru tersebut.Jadi individu dengan sikap sportmanship yang bagus dapat dengan mudah beradaptasi dengan linkungannya dan sedikit mengeluh. Hal tersebut didukung oleh penjelasan Organ et al dalam artikel Irfa (2012) define sportmanship as an employee’s “ability to roll with the punches” even if they do not like or agree with the changes that are occurring

within the organization. By reducing the amount of complaints from employees

that administrators have to deal with, sportsmanship conserves time and energy.

(34)

5) Civic virtue

Civic virtue ditunjukkan dengan perilaku turut serta secara penuh (self involvement) dan perhatian lebih pada perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Individu dengan civic virtue yang tinggi akan sangat memperhatikan kepentingan perusahaannya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan selalu berperan aktif dalam semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, sepertitraining pegawai, workshop, dan lain sebagainya, selalu memperhatikan informasi penting baik dari luar ataupun dari dalam perusahaan yang dapat bermanfaat bagi perusahaannya. Dalam bukunya Organ This dimension also encompasses positive involvement in the concerns of the organization (Organ et al.,Irfa 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja dengan civic virtue yang bagus akan mempunyai loyalitas dan perhatian yang lebih bagi perusahaannya.

Organizational Citizenship Behaviours Directed toward Individual (OCBI) dan Organizational Citizenship Behaviours Directed toward The Organization

(35)

tentunya lebih dibutuhkan oleh perusahaan, karena dengan adanya tindakan-tindakan kreatif di luar tugas dari para pekerja akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Perilaku extra-role muncul karena adanya perasaan bangga dan rasa puas apabila dapat melakukan suatu hal yang lebih bermanfaat bagi perusahaan.

Sebuah pandangan yang berbeda pada dimensi dari Oraganizational Citizenship Behavior(OCB) datang dari Williams dan Anderson dalam Mohammad (2011), yang dibagi menjadi dua jenis Organizational Citizenship Behavior:

a.Citizenship behaviours directed toward individuals(OCBI) diarahkan pada hubungan antara individu dalam organisasi, seperti courtesy dan altruism .OCBI mengacu pada perilaku yang menguntungkan individu-individu tertentu dalam suatu organisasi dan dengan demikian secara tidak langsung berkontribusi terhadap efektivitas organisasi (Lee & Allen, 2002; Williams & Anderson, Mohammad 2011). Podsakoff et al. (Mohammad 2011) menyatakan bahwa individu sukarela membantu orang lain yang berhubungan dengan pekerjaannya.

b.Citizenship behaviours directed towards the organisation (OCBO) berkaitan dengan perilaku menguntungkan organisasi secara keseluruhan atau hubungan individu dengan organisasi, seperti conscientiousness,sportsmanship and civic virtue.

(36)

aturan informal, sukarelawan untuk komite). Williams dan Anderson dalam Mohammad (2011) mendefinisikan OCBO sebagai perilaku yang menguntungkan perusahaan pada umumnya. Perilaku ini termasuk mengikuti aturan yang dirancang untuk menjaga ketertiban di dalam perusahaan.Dua dimensi OCB yang penting menurut Williams dan Anderson dalam Mohammad (2011) dikenal sebagai OCB-Individual (OCBIaltruism, mendahulukan kepentingan orang lain) yang segera memberikan manfaat khusus individual dan secara tidak langsung melalui kontribusi terhadap perusahaan (misalnya membantu rekan yang tidak masuk bekerja, memberikan perhatian secara pribadi kepada pekerja lain) dan OCB-Organizational (OCBO) yang memberikan manfaat terhadap perusahaan secara umum (misalnya memberikan nasihat kepada karyawan yang mangkir bekerja, sharing dalam menyelesaikan tugas-tugas).Jadi dapat disimpulkan bahwa OCBO adalah perilaku yang memberikan manfaat bagi perusahaan pada umumnya. Sementara OCBI adalah perilaku yang secara langsung memberi manfaat bagi individu dan secara tidak langsung juga memberikan kontribusi pada perusahaan. DimensiAltruismdan Courtesy berkaitan dengan hubungan langsung individu dengan individu dan berhubungan pula dengan perusahaan

secara tidak langsung,sementara dimensiConscientiousness,

Sportsmanship,danCivic virtueberhubungan langsung dengan masalah-masalah perusahaan.

b).Manfaat Organization Citizenship Behavior

(37)

1) OCB meningkatkan produktivitas rekan kerja

Karyawan yang menolong rekan kerja lain akan mempercepat penyelesaian tugas rekan kerjanya, dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas rekan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, perilaku membantu yang ditunjukkan karyawan akan membantu menyebarkan bestpracticeke seluruh unit kerja atau kelompok.

2) OCB meningkatkan produktivitas manajer

Karyawan yang menampilkan perilaku civicvirtue akan membantu manajer mendapatkan saran dan atau umpan balik yang berharga dari karyawan tersebut, untuk meningkatkan efektivitas unit kerja .Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik dengan rekan kerja, akan menolong manajer terhindar dari krisis manajemen.

3) OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan

(38)

orientasi kerja akan membantu organisasi mengurangi biaya untuk keperluan tersebut.Karyawan yang menampilkan perilaku sportmanship akan sangat menolong manajer tidak menghabiskan waktu terlalu banyak untuk berurusan dengan keluhan-keluhan kecil karyawan.

4) OCB membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi kelompok

Keuntungan dari perilaku menolong adalah meningkatkan semangat, moril (morale), dan kerekatan (cohesiveness) kelompok, sehingga anggota kelompok (atau manajer) tidak perlu menghabiskan energi dan waktu untuk pemeliharaan fungsi kelompok karyawan yang menampilkan perilaku courtesyterhadap rekan kerja akan mengurangi konflik dalam kelompok, sehingga waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan konflik manajemen berkurang.

5) OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja.

Menampilkan perilaku civic virtue(seperti menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam pertemuan di unit kerjanya) akan membantu koordinasi diantara anggota kelompok, yang akhirnya secara potensial meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.

(39)

6).OCBmeningkatkan kemampuanorganisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik.

Perilaku menolong dapat meningkatkan moril dan kerekatan serta perasaan saling memiliki diantara anggota kelompok, sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi dan membantu organisasi menarik dan mempertahankan karyawan yang baik.Memberi contoh pada karyawan lain dengan menampilkan perilaku sportmanship (misalnya tidak mengeluh karena permasalahan-permasalahan kecil) akan menumbuhkan loyalitas dan komitmen pada perusahaan.

6) OCB meningkatkan stabilitas kinerja organisasi

Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau yang mempunyai beban kerja berat sehingga akan meningkatkan stabilitas dari kinerja unit kerjaKaryawan yang conseientiuous cenderung mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi secara konsisten, sehingga mengurangi variabilitas pada kinerja unit kerja.

7) OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan

(40)

perusahaanKaryawan yang menampilkan perilaku conseientiousness (misalnya kesediaan untuk memikul tanggung jawab baru dan mempelajari keahlian baru) akan meningkatkan kemampuan perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

2.Kepuasan kerja

(41)

faktor yang berkontribusi terhadap fisik dan mental kesejahteraan karyawan. Karena itu, ia memiliki pengaruh yang signifikan pada pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku seperti produktivitas, absensi, tingkat turnoverdan hubungan karyawan (Becker, dalam Mohammad 2011) .

Definisi yang paling populer dari kepuasan kerja yang diberikan oleh Locke (Mohammad 2011) adalah keadaan emosi positif yang dihasilkan dari penilaian pengalaman kerja seseorang. Definisi ini terdiri dari dua hal yaitu kognitif (penilaian terhadap pekerjaan seseorang) yaitu seseorang menyimpulkan sesuatu berdasarkan hasil dari pengalaman dan informasi yang didapatkan, dan afektif (keadaan emosi), afektif dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu suasana emosional dan skema kognitif. Suasana emosional keadaan dimana seseorang sangat dipengaruhi oleh suasana hati atau perasaan pada saat itu, sedangkan skema kognitif menunjukkan sejauh mana individu merasa positif atau negatif tentang pekerjaan mereka.

a).Faktor Yang Mepengaruhi Kepuasan kerja

(42)

kepemimpinan, perilaku, pemenuhan harapan penggajian, dan efektifitas kerja. Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai adalah upah, pekerjaan itu sendiri, pengawasan, rekan kerja, jaminan kerja, promosi (Wexley and Yukl, dalam Sopiah 2008)

Menurut Robbins (2008) ada empat faktor yang kondusif bagi tingkat kepuasan kerja karyawan yang tinggi, yaitu :

1) Pekerjaan yang secara mental menantang

Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang beragam. Tingkat kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan beragamnya jenis tugas membuat karyawan secara mental tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

2) Imbalan yang wajar

Karyawan menginginkan sistem penggajian yang mereka anggap tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila pembayaran itu kelihatan adil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pembayaran masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.

3) Kondisi lingkungan kerja yang mendukung

(43)

karyawan lebih menyukai lingkungan yang aman dan nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas bersih dan relatif modern dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai

4) Rekan kerja yang suportif

Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau prestasi-prestasi yang berwujud. Bagi sebagian karyawan kerja juga dapat mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja mereka.

b).Teori Tentang Motivasi dan Kepuasan Kerja

1) Teori Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)

Kepuasan kerja merupakan selisih atau perbandingan antara harapan dengan kenyataan (Porter, Sopiah 2008). Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar. Semakin sesuai antara harapan seseorang dengan kenyataan yang dia hadapi maka orang tersebut akan semakin puas.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

(44)

suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.

3) Teori Dua Faktor dari Herzberg

Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor (Gibson, Sopiah 2008). Teori ini memandang kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakadaan faktor-faktor ekstrinsik. Kesimpulan hasil penelitian Herzberg adalah Ada sekelompok kondisi ekstrinsik (konteks pekerjaan meliputi gaji atau upah, keamanan kerja, kondisi pekerjaan, status, kebijakan organisasi, supervisi dan hubungan interpersonal). Apabila faktor ini tidak ada maka karyawan akan merasa tidak puas.Ada sekelompok kondisi intrinsik yang meliputi prestasi kerja, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan pertumbuhan. Apabila kondisi intrinsik ini dipenuhi perusahaan maka karyawan akan merasa puas.

Teori 2 faktor Herzberg juga dijelaskan dalam buku Hasibuan (2008) yaitu Maintenance Factors dan Motivation Factor

a).Maintenance Factor

(45)

motivasi bagi karyawan, tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya demi kepuasan kerja.

b).Motivation Factors

Faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya kursi yang empuk, ruangan yang nyaman,penempatan yang tepat,dan lain-lain. Bagaimana karyawan dapat mengungkapkan ketidakpuasan.Ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan dengan sejumlah cara. Misalnya, daripada berhenti, karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik perusahaan,atau mengelakan sebagian dari tanggung jawab kerja mereka. Berikut ini adalah contoh respon yang biasa diungkapkan karyawan jika mereka merasa tidak puas menurut Robbins (2008).

Mengundurkan diri (Resign), perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi, mencakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti .Suara (Voice), dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi. Mencakup saran perbaikan, membahas problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh

(46)

termasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat.Pengukuran kepuasan kerja yaitu tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya, indikator untuk mengukurnya pun dapat berbeda-beda tergantung pada perusahaan yang menetapkannya.

Menurut Robbins (2008) ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan, yaitu :

a) Angka Nilai Global Tunggal (Single Global Rating)

Metode angka nilai global tunggal (single global rating) tidak lebih dari meminta individu-individu untuk menjawab satu pertanyaan, misalnya “Bila semua hal dipertimbangkan, seberapa puaskah Anda dengan pekerjaan Anda?”. Kemudian responden menjawab dengan melingkari suatu bilangan antara 1-5 yang berpadanan dengan jawaban dari “Sangat Puas” sampai “Sangat Tidak Puas”.

b) Skor Penjumlahan (Summation Score)

(47)

untuk membangun hubungan antara OCB dan kepuasan kerja telah terbukti menjadi salah satu hubungan konsisten.

Temuan dari kepuasan kerja danOCB sangat bervariasi di berbagai studi penelitian. Namun dalam 15 studi independen di seluruh konteks yang berbeda menemukan hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan OCB seperti yang dibahas oleh Organ dan Ling dalam Mehboob dan Bhutto (2012). Karyawan puas tampaknya lebih cenderung menampilkan perilaku positif yang secara efektif dapat berkontribusi terhadap fungsi organisasi secara menyeluruh. Kepuasan kerja memiliki hubungan paling kuat dengan OCB. Karyawan akan cenderung menampilkanOCB ketika mereka merasa puas terhadap dukungan atau manfaat yang diterimanya (misalnya kerja yang positif, pengalaman yang menyenangkan) yang dirasakan dalam perusahaan atau dengan rekan pekerjaan mereka.

Dalam jurnal “The Study of Job Satisfaction and Organizational Citizenship

Behavior (OCB) in the Retail Industry in Indonesia” oleh Wannee Saepung, Sukirno and Sununta Siengthai yang membahas mengenai hubungan antara kepuasan kerja dan OCB antara karyawan ritel di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, usia, pengalaman kerja berkorelasi positif dengan kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pengalaman kerja lebih lama dan umur yang lebih dewasa memiiki tingkat kepuasan yang lebih tinggi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

(48)

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati, bertekad berjerih payah,berkorban dan bertanggung jawab demi mencapai tujuan dirinya dan tujuan perusahaan yang telah disepakati atau ditentukan sebelumnya. Komitmen memiliki peranan penting terutama pada kinerja seseorang ketika bekerja, hal ini disebabkan oleh adanya komitmen yang menjadi acuan serta dorongan yang membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya.Komitmen organizationalmenurut Gibson (2010) adalah identifikasi rasa, keterlibatan loyalitas yang ditampakkan pekerja terhadap organisasi atau unit organisasi. Komitmen ditunjukkan dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai- nilai dan tujuan organisasi, dan adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi. Modway, Steer, Porter dalam Wahyuningsih (2009) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai seberapa jauh tingkat tingkat seorang pekerja dalam mengidentifikasikan dirinya pada organisasi serta keterlibatannya di dalam suatu perusahaan.

(49)

upaya yang tinggi bagi kepentingan perusahaan demi pencapaian tujuan. Berdasarkan definisi ini, dalam komitmen tercakup unsur loyalitas terhadap perusahaan, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggung jawab seseorang dalam menjalankan tugasnya. Komponen KomitmenMowday yang dikutip Sopiah (2008) menyatakan ada tiga aspek komitmen antara lain 1) Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada perusahaan. Individu menetap dalam perusahaan karena keinginan sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want to

.2) Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu perusahaan. Kunci dari komitmen ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to) .

3) Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap perusahaan. Ia merasa harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (ought to).Macam -macam Bentuk Komitmen Menurut Thomson dan Mabey dalam Susanto (2011) komitmen dibedakan menjadi dalam tiga tingkatan atau derajat :

(50)

karakteristik pribadi seperti kesesuaian orang dengan pekerjaannya dan karakteristik tugas seperti variasi keterampilan, identitas pekerjaan, tingkat kepentingan pekerjaan, otonomi, dan umpan balik pekerjaan. Motivasi kerja terbentuk oleh tiga kondisi, yaitu apabila karyawan merasakan pekerjaannya berarti, karyawan merasa bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya

b.Komitmen pada karir (Career Commitment), komitmen pada karir lebih luas dibandingkan dengan komitmen pada pekerjaan tertentu. Komitmen ini lebih berhubungan dengan bidang karir daripada sekumpulan aktivitas dan merupakan tahap dimana persyaratan suatu pekerjaan tertentu memenuhi aspirasi karir individu. Ada kemungkinan individu yang memiliki komitmen yang tinggi pada karir akan meninggalkan perusahaan untuk meraih peluang yang lebih tinggi lagi.

(51)

a).Identifikasi-Identifikasi yang berwujud dalam bentuk kepercayaan anggota terhadap perusahaan. Untuk menumbuhkan identifikasi dilakukan dengan memodifikasi tujuan perusahaan, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para anggota atau dengan kata lain perusahaan memasukan pula kebutuhan dan keinginan anggota dalam tujuan perusahaa. Hal ini akan menumbuhkan suasana saling mendukung di antara para karyawan dengan perusahaan. Lebih lanjut membuat anggota dengan rela menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikiran bagi tercapainya tujuan perusahaan.

b). Keterlibatan

Keterlibatan atau partisipasi anggota dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota menyebabkan mereka bekerja sama, baik dengan pimpinan atau rekan kerja. Cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan anggota adalah dengan memasukan mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan yang dapat menumbuhkan keyakinan pada anggota bahwa apa yang telah diputuskan adalah keputusan bersama dan anggota merasakan bahwa mereka diterima sebagai bagian dari perusahaan, dan konsekuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk melaksanakan bersama apa yang telah mereka putuskan, karena adanya rasa keterikatan dengan apa yang mereka ciptakan. Hasil yang dirasakan bahwa tingkat kehadiran anggota yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya akan selalu disiplin dalam bekerja.

(52)
(53)

bahwa ada guna dan manfaat yang mereka kontribusikan dalam bekerja di perusahaan.

Menciptakan semangat dalam bekerja, cara ini dapat dilakukan dengan lebih mengkonsentrasikan pada pengelolaan faktor-faktor motivasi instrinsik dan menggunakan berbagai cara perancangan pekerjaan. Menciptakan semangat kerja bawahan bisa dengan cara meningkatkan kualitas kepemimpinan yaitu menumbuhkan kemauan manajer dan supervisor untuk memperhatikan sepenuhnya motivasi dan komitmen bawahan melalui pemberian delegasi tanggung jawab dan pendayagunaan ketrampilan bawahan.Keyakinan dalam manajemen, cara ini mampu dilakukan manakala perusahaan benar-benar telah menunjukkan dan mempertahankan kesuksesan. Manajemen yang sukses menunjukkan kepada bawahan bahwa manajemen tahu benar kemana perusahaan ini akan dibawa, tahu dengan pasti bagaimana cara membawa perusahaan mencapai keberhasilannya, dan kemampuan menerjemahkan rencana ke dalam realitas. Pada konteks ini karyawan akan melihat bagaimana ketegaran dan kekuatan perusahaan dalam mencapai tujuan hingga sukses, kesuksesan inilah yang membawa dampak kebanggaan pada diri karyawan. Apalagi mereka sadar bahwa keterlibatan mereka dalam mencapai kesuksesan itu cukup besar dan sangat dihargai oleh manajemen.

4.Budaya Organisasi

(54)

Stoner dan kawan-kawan (1995) dalam Moeljono (2005),memberikan arti budaya sebagai gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, mitos, metafora dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu, sedangkan Schein (1992) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama oleh kelompok ketika menyelesaikan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal.

Para pakar telah mengemukakan berbagai definisi budaya organisasi. Robbins (1996) dalam Nugraha (2005) mengartikan budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota

organisasi-organisasi itu, suatu sistem dan makna bersama. Setiap organisasi memiliki makna sendiri-sendiri terhadap kata budaya itu sendiri, antara lain: identitas, ideologi, etos, pola, ekstensi, aturan,

pusat keseimbangan, filosofi, tujuan, spirit, sumber informasi, gaya,visi, dan cara (Davis, 1984).

Menurut Schein, budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok orang selagi mereka belajar untuk menyelesaikan problem-problem, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi dengan lingkungan internal.

(55)

Sementara Robert G.Owen budaya organisasi ialah norma yang menginformasikan anggota organisasi mengenai apa yang dapat dapat diterima dan apa yang tidak dapat diterima, nilai-nilai dominan yang dihargai organisasi di atas lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota organisasi peraturan main jika ingin sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Budaya organisasi yangmerupakan kumpulan sikap, cara pandang, dan kebiasaan dalam menanggapi situasi lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai pendorong komitmen karyawan dan penunjang untuk melaksanakan strategi.

b. Arti Penting Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalamupaya mencapai tujuan perusahaan, karena memiliki beberapa fungsi. Pertama, budaya mempunyai suatu peranan pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara organisasi yang satu dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi sebagai identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individual.Keempat, budaya organisasi meningkatkan kemantapan sistem sosial .(Robbins, 2001 dalam Moeljono, 2005).

(56)

yang tepat untuk apa yang harus dikatakan oleh para karyawan. Selain itu, budaya organisasi juga sebagai alat untuk mengikat atau menyatukan pandangan setiap anggota di dalam organisasi, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan bersama yang disepakati untuk diraih Dalam pencapaian tersebut dapat dilaksanakan berdasarkan pada rentang kendali yang telah diperluas, menghorisontalkan struktur organisasi, diperkenalkannya tim-tim kerja, pengurangan aktivitas formalisasi, diberikannya otonomi tugas dan pekerjaan kepada karyawan oleh organisasi yang bersangkutan. Jadi makna bersama yang didistribusikan oleh budaya. Budaya yang kuat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa semua orang yang berada di dalam organisasi diarahkan ke suatu pandangan arah yang sama.

Budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Suatu budaya dikatakan kuat apabila:

1) Nilai-nilai budaya organisasi dianut secara bersama oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi.

2) Nilai-nilai budaya mempengaruhi perilaku pimpinan dan anggota organisasi.

3) Membangkitkan semangat perilaku dan bekerja lebih baik.

4) Kuat terhadap tantangan internal dan eksternal.

5) Mempunyai sistem peraturan formal dan informal.

(57)

c. Karakteristik Budaya Organisasi

Adapun karakteristik dari budaya organisasi menurut Robbins (1993) dalam Iis (2007), antara lain:

1) Identitas anggota.Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasikan dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu.

2) Penekanan kelompok.Bekerja bersama-sama atau kelompok akan lebih memberikan hasil yang lebih baik dan perlu dijaga agar selalu sinergis dalam bekerja.

3) Fokus pada manusia. Sumberdaya manusia yang ada dipandang sebgai faktor yang sangat penting dalam menjalankan roda organisasi sehingga keberadaannya tidak bisa dihilangkan begitu aja.

4) Integrasi unit-unit.Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinir.

5) Pengawasan.Pengawasan langsung yang dilakukan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai dan diusahakan mereka bekerja sesuai dengan peraturan yang ada dalam organisasi.

(58)

7) Kriteria penghargaan.Bagaimana organisasi memberikan penghargaan kepada para pegawai yang berhasil berdasarkan kriteria prestasi pegawai.

8) Orientasi pada hasil akhir.Lebih ditekankan pada hasil yang dicapai oleh pegawai untuk memberikan contoh kepada pegawai yang lain dengan tetap mengacu pada prosedur yang ada.

9) Mengutamakan sistem terbuka.Organisasi tidak menutup ruang bagi pegawai untuk selalu berkompetisi secara sehat dalam memperoleh posisi yang lebih baik.

B.PENELITIAN TERDAHULU

1. Mahendra (2009), meneliti pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi dan lingkungan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pegawai bagian umum kantor sekretariat daerah Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior, terdapat pengaruh positif dan signifikan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior , terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap Organizational Citizenship Behaviordan terdapat pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

(59)

komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap Organizational Citzenship Behavior. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) , Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap Organizazational Citizenshi Behavior).

3. Yohanes Oemar (2013) meneliti

tentangpengaruhbudayaorganisasi,kemampuankerja dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pegawai BAPPEDA kota pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan budaya terhadap Organizational Citizenship Behavior, terdapat pengaruh positif dan signifikan kemampuan organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior, terdapat pengaruh positif dan komitmen organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior .

4. Theophilus William dan Roy Setiawan, S.Kom., MM (2013) meneliti tentang Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan kerja karyawan terhadap Organization Citizenship Behavior di PT.CB Capital mengatakan bahwa ada pengaruh positif komitmen organisasi terhadap OCB,ada pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap OCB yaitu menunakan analisis regresi linear berganda .

(60)

OCB dan ada pengaruh siginfikan komitmen oranisasi terhadap OCB yaitu dengan menggunakan analisis linear berganda .

6. Ai Rohiyati Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap (2014) Organizational Citizenship Behavior,Studi Pada Yayasan Masyarakat Madani Indonesia .Hasil penalitian ini adalah pengaruh signifikan kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior .

7. Ribke Widyanto, Jennie Suhandono Lau, Endo Wijaya Kartika(2013) ,Pengaruh Kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) melalui komitmenOrganisasional karyawan cleaning service di issSurabaya .Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh positif atau signifikan pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior melalui komitmen organisasional .

C. Kerangka Berfikir dan Penurunan Hipotesis

Pada penelitian ini mengemukakan beberapa hipotesis yaitu :

(61)

Robbins menyatakan kepuasan kerja mendorong munculnya Organizational Citizenship Behavior karena karyawan yang puas memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berbicara positif tentang organisasi, membantu individu lain, dan melakukan kinerja yang melampaui perkiraan normal. Karyawan yang puas mungkin lebih patuh pada panggilan tugas karena ingin mengulang pengalaman-pengalaman positif yang pernah dirasakan.hasil penelitian yang lain yang menguji hubungan antara kepuasan kerja dan OCB yaitu Beegum (2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan berpengaruh terhadap pada Organizational Citizenship BehaviorSemakin tinggi kepuasan kerja maka akan semakin mendorong seorang karyawan dalam melakukan pekerjaaannya lebih baik atau karyawan akan lebih berperilaku extra role karena merasa bahwa dirinya nyaman dalam pekerjaannya.Dari pemaparan di atas maka hipotesisnya adalah

H1:Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior

2.Pengaruh komitmen terhadap Organizational Citizenship Behavior

(62)

loyalitas pasif, tetapi juga melibatkan hubungan aktif dan keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi yang berarti pada organisasi. Semakin tinggi komitmen, semakin tinggi pula kecenderungan seseorang untuk diarahkan pada tindakan yang sesuai dengan standar kinerja karyawan (Chughtai & Zafar, 2006).Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Fitriastuti (2011) dan Tolentino (2013), menyatakan bahwa komitmen organisasi sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja seseorang. Seorang karyawan akan bekerja secara maksimal, memanfaatkan kemampuan dan ketrampilannya dengan bersemangat, ketika memiliki komitmen organisasi yang tinggi sehingga membuat seseorang bertindak extra role.Semakin tinggi komitmen seseorang dalam pekerjaanya akan mendorong seseorang tersebut berperilaku lebih kepada karyawan lainnya sehingga akan berpengaruh positif terhada peningkatan kualitas diri karyawan .Dari pemaparan diatas maka hipotesisnya adalah :

H2: Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior(OCB).

3.Pengaruh Budaya Organsasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

(63)

dan tindakan anggota organisasi. Peter & Waterman dalam Utaminingsih (2007) juga meyakini bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku manusia dan akan mendorong seseorang melakukan tindakan lebih dari kemampuannya.Organisasi yang memiliki budaya organisasi yang tinggi dapat meninggktkan pengaruh terhadap peningkatan sumberdaya manusia yang lebih baik dan budaya organisasi dapat merubah sikap perilaku karyawan bekerja lebih di luar kemampuannya,dandapat memberikan kontribusi kepada karyawan yang lainnya.Dari pemaparan diatas maka hipotesisnya adalah:

(64)

D.Model Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran atau model penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model pengaruh kepuasan kerja,komitmen,budaya organisasi, terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB).

KEPUASAN KERJA

KOMITMEN

BUDAYA ORGANISASI

OCB (Organizational

(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Obyek Penelitian& Subyek Penelitian

Obyek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah karyawan yang berada di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta .

B. Jenis Data

Data yang digunakan merupakan data primer. Data primer adalah data yang

dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden berupa kuesioner

yang disebarkan. Kuesioner berisi daftar pertanyaan yang terstruktur dan materinya

berhubungan dengan pengaruh kepuasan kerja,komitmen dan budaya organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior.

C.Teknik Pengambilan Sampel

(66)

sampel yang akan diteliti adalah 115 orang dari jumlah populasi 400 yang memenuhi kriteriaini didasarkan pedoman menurut Slovin (1992) dimana disebutkan sebaiknya ukuran sampel dihitung berdasarkan rumus :

n = N 1+ N (e)2 n = jumlah sampel N = jumlah populasi e= derajat eror

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan yang bersangkutan dengan masalah kepada respondenRS PKU Muhammadiyah GampingYogyakarta dengan tujuan memperoleh data-data yang mendukung penelitian.Pada penelitian ini digunakan kuisioner dengan skala likertdimana pernyataan-pernyataan dalam kuisioner dibuat dengan nilai 1 sampaidengan 5 untuk mewakili pendapat responden seperti sangat tidak setuju sampaidengan sangat setuju, sangat tidak puas sampai dengan sangat puas dansebagainya (Mas’ud, 2004).

E. Definisi Operasional dan variabel penelitiaan

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas

dan variabel dependen atau terikat. Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai

(67)

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010).Variabel penelitian

dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Variabel Independen/Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

independen penelitian ini adalah kepuasan kerja dan komitmen

2. Variabel Dependen/Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang

dijadikan sebagai variabel dependen adalah Organizational Citizenship Behavior.

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari :

1.Kepuasan kerja (X1)

Kepuasan kerja adalah bentuk perasaan dan ekspresi seseorang ketika dia mampu

atau tidak mampu memenuhi harapan dari proses kerja dan kinerjanya.

2.Komitmen (X2)

Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati, bertekad

berjerih payah, berkorban dan bertanggung jawab demi mencapai tujuan dirinya dan

tujuan perusahaan yang telah disepakati atau ditentukan sebelumnya.

3.Budaya Organisasi (X3)

Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara

pekerjaan dilakukan dan cara para pegawai berperilaku.

4.Organizational Citizenship Behavior (Y)

Perilaku OCB bisa disebut juga dengan extra-role behavioryaitu sikap atau

perilaku pekerja diluar job descriptionyang dimilikinya.Organizational Citizenhsip

Behavior (OCB) didefinisikan sebagai kontribusi individu yang mendalam melebihi

tuntutan peran kerja.Organizational Citizenship Behavior direfleksikan melalui sikap

(68)

Tabel 3.1

Indikator Variabel

Variabel

Penelitian Definisi Indikator Skala

Pengukuran

Komitmen (X2) Komitmen adalah sesuatu

(69)

Tabel 3.2

Lanjutan Indikator Variabel

F.Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur tepat mengukur obyek yang diteliti.Hasil penelitian dikatakan valid

Variabel

Penelitian Definisi Indikator

Skala

berhubungan dengan suatu

sistem formalitas organisasi

dan secara bersamaan

(70)

apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment person dengan level signifikasi 5%. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka dinyatakan valid dan sebaliknya apabila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (5%) maka dinyatakan tidak valid, uma Sekaran (2006).

2. Uji Reliabilitas (Keandalan)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban seorang responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Apabila responden konsisten dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner, maka data tersebut reliabel, sedangkan jika jawaban seorang responden acak maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak reliabel, Ghozali (2006). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas adalah dengan nilai Cronbach Alpha, jika semakin tinggi mendekati angka 1 maka semakin tinggi nilai konsistensi internal reliabilitasnya. Jika nilai Cronbach Alpha diatas ≥ 0,6 maka reliabiltas diterima, Sekaran (2006).

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

(71)

Uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel-variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu, menurut Santoso (2001) dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

G.Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Kepuasan kerja,komitmen sebagai variabel independen dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai variabel dependen. Persamaan regresi dapat dituliskan menurut Alni, dkk (2013) dalam bukunya, sebagai berikut :

Y = β1.X1 + β2.X2 + β2.X3 + e Dimana :

Y : Organizational Citizenship Behavior X1: kepuasan kerja

X2: Komitmen

(72)

β1, β2, dan β3 : Koefisien Regresi e : Error

2. Uji Statistik F

Uji F bertujuan untuk mengatahui ada atau tidaknya pengaruh Kepuasan kerja,komitmen,dan budaya organisasisebagai variabel independen (bebas) terhadap Organizational Citizenship Behaviorsebagai variabel dependen (terikat) secara simultan. Melalui uji F kita akan memperoleh F hitung dan kemudian akan membandingkan dengan F tabel pada taraf nyata (level of significant) 5% dimana ketentuannya apabila Fhitung > Ftabel berarti ada pengaruh signifikan secara bersama-saman dari disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap mutu kinerja karyawan. Sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel berarti tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-saman dari disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap mutu kinerja karyawan.

3. Uji Statistik t ( t-test )

(73)

a. Jika nilai t hitung > t table atau p value < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain variabel independent berpengaruh secara parsial terhadap variable dependen, sebaliknya

(74)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian a. Profile Perusahaan

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua Persyarikatan Muhammadiyah atas inisiatif muridnya,K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Pendirian pertama atas

inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).

Gambar

Gambar 2.1 Model pengaruh kepuasan kerja,komitmen,budaya organisasi, terhadap
Tabel 3.1
Tabel 3.2
 Tabel 4.1 Klasifikasi Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan nilai kekentalan/ plastisitas beton segar dengan mengukur penurunan beton segar hasil rancangan setelah dipadatkan dengan alat slump, dalam satuan panjang (mm)..

Berdasarkan Peraturan 5 (3) Peraturan-peraturan PIBG 1998 yang menggariskan „Persatuan boleh, dengan kebenaran Guru Besar atau Pengetua menganjurkan kegiatan kurikulum dan

Pada pembukaan lembaga pengajaran Taman Siswa (3 Juli 1922), Ki Hadjar Dewantara mengemukakan tujuh azas pendidikannya yang kemudian dikenal dengan Azas Taman Siswa 1922. Ketujuh

Tampilan antarmuka dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam terdiri dari:. Antarmuka Beranda

Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan

Tari sining adalah salah satu tari tradisi masyarakat Gayo yang pernah punah, namun dimulai pada tahun 2016 dengan melakukan penelitian komprehensif mendalam mengacu kepada

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2009:59). Jadi, hipotesis merupakan

Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut, maka penyusun akan mencoba untuk membuat suatu aplikasi Pemetaan Sistem Informasi Geografis Fotokopian