304 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 UJI DAYA HASIL GALUR-GALUR SORGUM (SORGHUM BICOLOR (L.)
MOENCH) GENERASI F6
Yield Evaluation of F6 Sorghum Lines (Sorghum bicolor (L.) Moench)
Desta Wirnas2, Erlan La Gandhi1, Trikoesoemaningtyas2, Didy Sopandie2
1
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB ABSTRACT
Sorghum is an alternative crop for food, feed and biofuel. The objective of the research was to evaluate yield potential of sorghum lines generated through hybridization between two national varieties, namely UPCA S1 and NUMBU. The research was conducted at Leuwikopo, Bogor from January to April 2011. Each line grown in a row with a planting space 70 X 15 cm2. Traits observed were plant height, stem diameter, leaf number/plant, panicle length, seed weight/plant and 1000 thousand seed weight. The result showed that there were variation among lines evaluated for all traits observed. There were 19 best lines selected based on seed weight per panicle, weight per 1000 seeds, and length of panicle. Keywords : Sorghum, F5 lines, yield evaluation, selection
PENDAHULUAN
Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman pangan yang komposisi nutrisinya tidak kalah dibandingkan beras maupun tanaman serealia lainnya seperti jagung dan ubi kayu. Meskipun tanaman ini berasal dari luar Indonesia, namun prospek pengembangannya masih sangat potensial karena kondisi agroekologis dan ketersediaan lahan yang mendukung. Sorgum dibawa kolonial belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1925, tetapi perkembangannya baru terlihat pada tahun 1970-an. Penyebabnya adalah minimnya produksi pangan khususnya beras pada tahun 1960 sehingga pemerintah mulai serius mengembangkan komoditas sorgum. Hasilnya pada tahun 1970-an pemerintah melepas beberapa varietas unggul sorgum seperti UPCA-S2, NO. 6C, dan KD4. Membaiknya perekonomian Indonesia setelah tahun 1970 membuat sorgum kembali terlupakan oleh masyarakat, karena penanamannya hanya dilakukan oleh masyarakat secara terbatas untuk keperluan sendiri.
Hingga saat ini terdapat 10 varietas unggulan sorgum yang telah dilepas oleh pemerintah melalui kementrian pertanian di antaranya : No. 6C, UPCA-S2, KD4, Keris, UPCA-S1, Badik, Hegari Genjah, Mandau, Sangkur, dan Numbu (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2009). Masing-masing varietas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Potensi hasil sorgum di Indonesia mencapai 1.14 ton ha-1. Bila faktor lingkungan bukan menjadi faktor pembatas, potensi hasil sorgum dapat melebihi 11 ton ha -1
dengan rata-rata hasil antara 7-9 ton ha-1 (Hoeman, S. 2008). Oleh karena itu masih diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk dapat menghasilkan varietas-varietas sorgum dengan potensi hasil yang lebih baik.
Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB telah memulai upaya pengembangan sorgum varietas baru sejak beberapa tahun lalu melalui persilangan tanaman. Hingga saat ini dari persilangan yang dilakukan antara varietas UPCA S1 dan Numbu telah menghasilkan 150 galur sorgum (F5). Galur-galur yang dihasilkan perlu diseleksi untuk mendapatkan informasi tentang potensi hasil dan keragaan karakter yang ada pada setiap galur tersebut.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 305 persilangan varietas Numbu x UPCA S1, mengidentifikasi galur yang memiliki potensi hasil lebih baik dari tetuanya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Januari 2011 hingga 15 Mei 2011 di Kebun Percobaan Leuwikopo, Jawa Barat. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 240 m dpl.
Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 galur sorgum (F5) hasil persilangan varietas Numbu x UPCA S1 dan 2 tetua sebagai pembanding. Bahan pupuk yang digunakan meliputi Urea, KCl, dan SP36 dengan dosis masing masing 150 kg ha-1, 100 kg ha-1, dan 100 kg ha-1. Untuk pengendalian hama penyakit digunakan pestisida Furadan 3G dan decis. Alat-alat yang digunakan di antaranya adalah: traktor, alat pertanian sederhana (cangkul, kored, tugal, arit, garu), timbangan, dan tali.
Pengolahan lahan dilakukan pada 1 bulan sebelum tanam dengan menggunakan bajak singkal, bajak rotasi, dan penggaruan. Dua minggu sebelum penanaman dilakukan aplikasi kapur pertanian (Kaptan) pada lahan dengan dosis 1 ton/ha. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 15 cm x 70 cm dimana penanaman benih sebanyak 2 butir/lubang. Penutupan benih menggunakan arang sekam dengan aplikasi pestisida furadan sebanyak 5 butir/lubang. Penjarangan dilakukan pada 2 minggu setelah tanam (MST) dengan menyisakan satu tanaman utama.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, KCl, dan SP36 dengan dosis masing masing 150 kg ha-1, 100 kg ha-1, dan 100 kg ha-1. Pada pupuk urea aplikasi dilakukan sebanyak 2/3 bagian pada saat tanam dan 1/3 bagian pada 7 MST. Penyiangan gulma dan pembumbunan dilakukan secara manual menggunakan alat pertanian sederhana. Aplikasi pestisida decis dilakukan seminggu sekali dengan konsentrasi 1 ml/liter. Aplikasi furadan di bagian pucuk daun diaplikasikan pada 8 MST untuk mengendalikan hama tanaman yang menyerang daun. Aplikasi selanjutnya disesuaikan dengan kondisi di lapang.
Pengamatan terhadap enam karakter agronomis dilakukan pada setiap galur yang tediri dari 8 tanaman contoh. Keenam karakter agronomis yang dimaksud yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang, panjang malai, bobot biji per malai, dan bobot per 1000 biji,. Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang di permukaan tanah hingga ujung malai pada saat panen. Jumlah daun dihitung jumlah daun pada saat vegetatif maksimum. Lingkar batang diukur pada ruas kedua saat vegetatif maksimum. Panjang malai diukur dari leher sampai ke ujung malai pada saat panen. Bobot biji per malai ditimbang setelah malai dikeringkan dibawah panas matahari selama 3 hari. Bobot per 1000 biji atau 100 biji dilakukan penimbangan setelah biji (bernas) dikeringkan dibawah panas matahari selama 3 hari. Bentuk malai dan warna biji diamati saat panen berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh House (1985).
Analisis data hasil pengamatan di lapang meliputi : Penghitungan nilai tengah masing-masing karakter
Penghitungan nilai tengah dilakukan untuk melihat keragaan masing-masing karakter serta melihat apakah terjadi perbaikan sifat pada galur yang diuji melalui perbandingan nilai tengah galur dengan kedua tetua pembanding.
Heritabilitas, Koefisien Keragaman Genetik, Koefisien Keragaman Fenotip
Heritabilitas digunakan untuk melihat besarnya pengaruh keragaman genetik terhadap keragaman fenotipe dalam populasi. Diperlukan ragam lingkungan, ragam fenotipe, dan ragam genetik untuk menduga heritabilitas suatu populasi. Ketiga ragam di atas dapat dihitung menggunakan rumus:
Ragam =
306 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 Ragam fenotipe ( ) = Ragam galur
Ragam genetik ( ) = -
Setelah ketiga ragam diatas diperoleh, maka nilai heritabilitas dapat dihitung berdasarkan rumus :
= Keterangan:
= heritabilitas arti luas = ragam genetik = ragam fenotipe
Kriteria heritabilitas terbagi menjadi tiga yaitu heritabilitas tinggi ( >0.5), heritabilitas sedang (0.2≤ dan heritabilitas rendah ( <0.2) (Stanfield, 1983).
KKG = x 100 % Keterangan:
= ragam genetik = rataan galur F5
Koefisien keragaman genetik digunakan untuk melihat seberapa besar keragaman genetik dalam suatu populasi . Berdasarkan luas dan sempitnya koefisien keragaman dibagi menjadi 3 yakni: sempit (0-10 %), sedang (10-20%), dan luas (> 20%) (Alnopri, 2004)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk menghasilkan galur-galur sorgum terseleksi berdaya hasil tinggi yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2011 hingga April 2011. Lokasi tanam terletak di Kebun Percobaan Leuwikopo, Darmaga, Bogor, Jawa Barat.
Tanaman sorgum selama penelitian tumbuh subur dan baik meskipun terdapat beberapa galur yang tumbuh kerdil dan abnormal. Tanaman sorgum diserang oleh hama ulat penggerek batang pada fase vegetatif maksimum, namun serangan tersebut yang tidak sampai menyebabkan patah pada batang sorgum. Tanaman yang terserang pun masih dapat tumbuh dengan baik hingga saat panen. Hama lain yang menyerang tanaman yaitu walang sangit (Leptcorisa oratorius) pada fase setelah pembungaan. Hama ini menghisap cairan pada biji sorgum yang baru terbentuk sehingga mengakibatkan pengisian biji tidak sempurna. Memasuki fase pengisian biji, hama burung menyerang tanaman sehingga dilakukan penyungkupan pada malai yang sudah terisi penuh. Ini dimaksudkan untuk menghindari kehilangan hasil yang lebih banyak akibat hama burung.
Sebaran dan Keragaan Karakter Agronomi Tetua Sorgum dan Galur-galur F5 Sorgum
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 307 Tabel 1. Keragaan Karakter Agronomis Tetua UPCA S1 dan Numbu
Karakter UPCA S1 Numbu t hitung
Tinggi tanaman (cm) 176.0 212.5 2.8*
Jumlah daun (helai) 10 11 1.3tn
Lingkar batang (cm) 4.7 4.8 0.4tn
Panjang malai (cm) 20.9 18.1 3.7*
bobot biji per malai (gram) 40.1 53.2 1.1tn
bobot per 1000 butir (gram) 23.8 33.7 5.4*
Tabel 2. Rataan dan Kisaran Enam Karakter Agronomis Galur-galur F5 Sorgum
Karakter rataan
UPCA S1
rataan Numbu
rataan
galur Kisaran Tinggi tanaman (cm) 176.0 212.55 205.9 ± 29.6 141.2 - 309.2
Jumlah daun (helai) 10 11 10 ± 0.9 7.2 – 12
Lingkar batang (cm) 4.7 4.8 4.9 ± 0.6 3.4 - 6.2
Panjang malai (cm) 20.9 18.1 18.9 ± 2.3 13.8 - 24.8
Bobot biji per malai (gram) 40.1 53.2 51.1 ± 18.4 17.8 - 93.4
bobot per 1000 biji (gram) 23.8 33.7 28.8 ± 4.1 18.6 - 39.1
Berdasarkan hasil uji t terhadap nilai tengah karakter agronomis kedua tetua diketahui bahwa karakter tinggi tanaman, panjang malai, dan bobot per 1000 butir berbeda nyata pada taraf 5 %. Sementara itu karakter jumlah daun, lingkar batang, dan bobot biji per malai tidak berbeda nyata. Nilai tengah karakter agronomis pada tetua Numbu lebih tinggi dibandingkan tetua UPCA S1, kecuali pada karakter panjang malai (Tabel 1). Adanya perbedaan keragaaan antara tetua UPCA S1 dan Numbu kemungkinan disebabkan oleh perbedaan susunan gen pada kedua tetua karena hasil serupa dilaporkan Winda (2011) dalam penelitiannya bahwa tetua Numbu memiliki nilai tengah yang lebih tinggi untuk karakter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot biomasssa, bobot biji per tanaman, bobot per 100 biji, kadar nira, dan indeks panen dibandingkan tetua UPCA S1. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilihan tetua Numbu sebagai salah satu tetua pembanding sudah tepat karena memiliki karakter agronomis yang baik.
Galur-galur yang diuji merupakan galur F5 hasil persilangan varietas UPCA S1 x Numbu. Keragaan karakter agronomis galur-galur F5 sorgum terdapat pada tabel 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tengah karakter tinggi tanaman galur F5 sorgum berada di antara nilai tengah kedua tetua sehingga menunjukkan adanya perbaikan tinggi tanaman pada galur-galur yang diuji. Namun demikian, di antara galur-galur F5 yang diuji terdapat beberapa galur yang memiliki karakter tinggi tanaman lebih rendah dari kedua tetua. Galur-galur tersebut di antaranya 142-9, 46-1, 40-9, 104-15, 73-2, 10-6, 311-16, 132-8, 150-14, dan 132-11. Di antara galur-galur tersebut, galur 142-9 memiliki tinggi tanaman yang paling rendah yakni sebesar 141.23 cm. Karakter tinggi tanaman yang rendah erat kaitannya dengan ketahanan terhadap resiko rebah pada tanaman. Keuntungan lain dari galur dengan tinggi tanaman yang rendah adalah dapat ditanam dengan populasi yang lebih rapat, lebih mudah dalam pemanenan dan pemeliharaan, baik terhadap serangan burung, maupun terhadap serangan hama dan penyakit (Purwanto, 1986).
308 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 terdapat beberapa galur yang memiliki jumlah daun lebih banyak dari kedua tetua. Galur-galur tersebut antara lain 186-16, 163-19, 127-7, 4-3, 115-8, 150-22, 121-1, 123-5, 153-11, dan 107-13. Galur 107-13 merupakan galur yang memiliki jumlah daun paling banyak yakni 12 helai. Jumlah daun erat kaitannya dengan proses fotosintesis. Semakin banyak daun pada tanaman diharapkan semakin banyak pula fotosintat yang dapat dihasilkan pada proses fotosintesis.
Lingkar batang merupakan karakter yang berhubungan dengan kemampuan batang sorgum dalam menunjang tanaman juga sebagai tempat perputaran unsur hara yang diserap akar dan fotosintat dari daun ke seluruh bagian tanaman (Helena, 2000). Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai tengah lingkar batang pada galur-galur yang diuji lebih besar dari nilai tengah kedua tetua pembanding yang artinya ada perbaikan sifat karakter lingkar batang pada galur yang diuji. Berdasarkan sebaran karakter lingkar batang galur-galur F5 sorgum, terdapat beberapa galur-galur yang memiliki lingkar batang jauh lebih besar dari kedua tetua. Galur-galur tersebut yaitu 91-15, 83-10, 85-13, 131-11, 12-12, 1-7, 159-4, 163-4, 163-18, dan 47-5. Di antara galur-galur ini, galur 47-5 merupakan galur yang memiliki lingkar batang tebesar yaitu 6.26 cm. Dengan lingkar batang yang lebih besar, diharapkan tanaman akan lebih kokoh dan kandungan juicenya akan lebih tinggi sehingga potensi pengembangan sorgum ke arah bioetanol semakin baik.
Karakter panjang malai menjadi penting untuk diamati karena malai sorgum sebagai tempat menampung biji sorgum yang dihasilkan tanaman. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai tengah karakter panjang malai pada galur-galur yang diuji berada di antara nilai tengah kedua tetua dengan kisaran nilai tengah karakter panjang malai galur yaitu 13.8-24.8. Namun demikian, terdapat pula beberapa galur yang memiliki panjang malai melebihi nilai tengah kedua tetua. Galur-galur tersebut di antaranya 12-12, 153-11, 3-18, 99-7, 140-15, 70-4, 1-9, 1-7, 94-7, dan 131-11 dimana galur 131-11 merupakan galur yang memiliki panjang malai paling besar yaitu 24.84 cm. Dengan malai sorgum yang lebih panjang, diharapkan kapasitas malai untuk menampung biji sorgum menjadi semakin banyak.
Karakter bobot biji per malai menunjukkan produktifitas tanaman dan sebagai salah satu indikator daya hasil. Nilai tengah karakter bobot biji per malai pada galur-galur F5 sorgum yang diuji berada di antara nilai tengah kedua tetua dengan kisaran nilai tengah karakter bobot biji per malai galur 17.8-93.4 Meskipun nilai tengah karakter bobot biji per malai galur masih lebih rendah dibandingkan tetua Numbu, selisih nilai tengahnya tidak berbeda jauh dan hanya terpaut 2.19 gram. Sebaran karakter bobot biji per malai galur-galur F5 sorgum juga menunjukkan terdapat beberapa galur-galur yang memiliki bobot biji per malai jauh lebih besar dibandingkan kedua tetua. Galur-galur tersebut antara lain 83-10, 70-4, 1-7, 153-11, 144-8, 47-5, 163-18, 1-9, 4-3, dan 3-18. Di antara galur-galur tersebut, galur 3-18 merupakan galur yang memiliki bobot biji per malai paling besar yaitu 93.44 gram.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 309 Keragaman Genetik
Keragaman adalah perbedaan keragaan individu-individu dalam suatu populasi. Keragaman dalam populasi dapat disebabkan oleh ragam genetik dan ragam lingkungan. Pendugaan keragamaan penting dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh ragam genetik maupun ragam lingkungan terhadap penampakan fenotipik suatu karakter. Brewbaker, 1983 dalam bukunya menyebutkan komponen ragam lingkungan dapat ditaksir nilainya paling mudah dengan menggunakan populasi yang tidak mempunyai ragam genetik atau populasi dengan ragam genetik rendah seperti galur murni.
Dalam penelitian ini, ragam kedua tetua bertindak sebagai ragam lingkungan karena individu tanaman pada masing-masing tetua pembanding memiliki kesamaan secara genetik, sehingga variasi fenotipe pada tetua bukan disebabkan oleh ragam genetik tetapi cenderung disebabkan oleh ragam lingkungan. Ragam genetik terjadi akibat adanya segregasi dan interaksi antar gen (Hayward et al, 1993). Gabungan antara ragam genetik dan ragam lingkungan membentuk ragam fenotipe, dan proporsi antara ragam genetik terhadap ragam lingkungan disebut heritabilitas. Tabel dibawah ini menyajikan nilai ragam genetik, heritabilitas, dan koefisien keragaman genetik (KKG).
Stanfield (1983) mengelompokan heritabilitas menjadi tiga yaitu: tinggi (h2 > 0.5); sedang (0.2 ≤ h2 ≤0.5); dan rendah (h2
<0.2). Berdasarkan pengelompokan tersebut, karakter tinggi tanaman, panjang malai, dan bobot per 1000 biji memiliki nilai heritabilitas yang tergolong tinggi yakni masing-masing 0.52, 0.76, dan 0.51. Ini menunjukkan faktor genetik pada ketiga karakter diatas lebih berpengaruh terhadap penampakan fenotipe dibandingkan faktor lingkungannya, sehingga peluang diturunkannya ketiga karakter tersebut pada generasi berikutnya menjadi lebih besar. Karakter jumlah daun, lingkar batang, dan bobot biji per malai memiliki nilai heritabilitas sedang dengan nilai masing masing 0.32, 0.30, dan 0.31.
Tabel 3. Pendugaan nilai komponen ragam dan parameter genetik (KKG) pada galur-galur F5 sorgum
Karakter KKG (%) KKP (%)
Tinggi tanaman 654.67 732.36 0.52 13.15 18.10
Jumlah daun 1.46 0.70 0.32 8.41 14.74
Lingkar batang 0.51 0.22 0.30 9.59 17.43
Panjang malai 2.33 7.41 0.76 14.35 16.46
Bobot biji per malai 252.81 117.23 0.31 21.23 37.73
Bobot per 1000 biji 13.31 14.19 0.51 13.04 18.15
Keterangan
= heritabilitas arti luas = ragam genetik = ragam lingkungan
KKG = Koefisien Keragaman Genetik KKP = Koefisien Keragaman Fenotip
310 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 Uji Korelasi Antar Karakter
Uji korelasi digunakan untuk mengukur seberapa dekat keterkaitan antara dua set data. Koefisien korelasi tidak berdimensi dan memiliki batas batas ±1 (Elrod et al, 2002). Tabel 4, menyajikan tingkat korelasi di antara karakter yang diamati. Jonathan (2006) mengelompokkan korelasi kedalam 5 bagian yaitu: 0 (tidak ada korelasi antara dua variabel), 0-0.25 (korelasi sangat lemah), 0.25-0.5 (korelasi cukup), 0.5-0.75 (korelasi kuat), 0.75-0.99 (korelasi sangat kuat), dan 1 (korelasi sempurna). Bobot biji per malai merupakan komponen paling penting dalam budidaya sorgum.
Berdasarkan hasil uji korelasi pearson didapat bahwa karakter bobot biji per malai berkorelasi kuat dengan karakter tinggi, lingkar batang, dan jumlah daun dengan nilai masing-masing korelasi yakni 0.528, 0.717, dan 0.503 (Tabel 4). Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai karakter tinggi, lingkar batang, dan jumlah daun, maka bobot biji permalai yang dihasilkan akan semakin besar. Semakin banyak jumlah daun semakin banyak pula jumlah fotosintat yang dihasilkan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan bobot biji per malai. Uji korelasi antar karakter juga menunjukkan bahwa tinggi tanaman berkorelasi kuat dengan jumlah daun (Tabel 4). Dogget (1970) menyatakan, tinggi tanaman bergantung pada jumlah buku, dimana jumlah buku sebanding dengan jumlah daun yang diproduksi.
Tabel 4. Koefisien Korelasi Pearson Antar Karakter Galur-Galur F5 Sorgum
Karakter TT JD LB PM BBM
JD 0.53
LB 0.46 0.44
PM 0.42 0.18 0.43
BBM 0.52 0.50 0.71 0.45
BSB 0.30 0.16 0.27 0.30 0.41
Keterangan :
TT : Tinggi tanaman BBM : Bobot biji per malai
JD : Jumlah daun BSB : Bobot per 1000 biji
LB : Lingkar batang PM : Panjang malai
Karakter-karakter yang berkorelasi kuat selanjutnya dapat digunakan sebagai karakter seleksi tidak langsung. Sebagai contoh dengan mengetahui bahwa karakter lingkar batang berkorelasi kuat dengan bobot biji permalai, maka cukup dengan mencari galur-galur yang memiliki lingkar batang yang besar akan diperoleh galur-galur-galur-galur sorgum yang memiliki karakter bobot biji permalai yang tinggi tanpa harus menunggu hingga panen. Seleksi Galur-galur Terbaik
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 311 Tabel 5. Nilai diferensia seleksi berdasarkan bobot biji per malai, bobot per 1000 butir, dan
panjang malai Karakter Populasi
awal
Populasi terseleksi bobot
biji per malai
Populasi terseleksi bobot
per 1000 biji
Populasi terseleksi panjang malai
Tinggi 205.7 197.7 193.8 182.4
Lingkar batang 4.9 5.5 5.14 5.3
Jumlah daun 10 10 10 9
Panjang malai 18.9 19.8 21.0 22.4
Bobot biji per
malai 50.9 72.0 54.4 57.7
Bobot per 1000 biji 28.8 29.8 36.2 30.9
Diferensial seleksi 41.6 25.8 18.7
Seleksi berdasarkan karakter bobot biji per malai dilakukan dengan memilih 10 galur terbaik yang memiliki bobot biji per malai lebih dari 55 gram. Hal ini dilakukan agar diperoleh galur terseleksi yang memiliki bobot biji per malai lebih besar dari tetua pembanding terbaik (Numbu) yakni sebesar 51.1 gram. Sepuluh genotipe yang memiliki karakter bobot biji per malai di atas 51.1 gram di antaranya yaitu genotipe 29-7, 1-7, 47-5, 163-19, 163-18, 131-11, 111-6, 99 -7, 151-7, dan 76-2 (Tabel 6). Di antara kesepuluh genotipe hasil seleksi di atas, genotipe 163-18 memiliki karakter bobot biji per malai yang paling besar dibandingkan genotipe lainnya, sedangkan genotipe 99-7 memiliki karakter bobot biji per malai yang paling kecil. Galur-galur hasil seleksi memiliki bobot biji per malai sebesar 72.07 gram, dengan diferensial seleksi 41.03% (Tabel 5). Artinya, seleksi yang dilakukan terhadap galur-galur F5 sorgum diharapkan akan meningkatkan bobot biji permalai sebesar 41.03% pada generasi selanjutnya. Hasil seleksi terhadap karakter bobot biji per malai juga memberikan peningkatan terhadap 4 karakter lainnya yakni jumlah daun, lingkar batang, panjang malai, dan bobot per 1000 butir (Tabel 5). Hal ini semakin memperkuat hasil uji korelasi bahwa karakter bobot biji per malai berkorelasi kuat dengan karakter jumlah daun, lingkar batang, dan panjang malai.
Seleksi juga dilakukan berdasarkan karakter bobot per 1000 biji untuk memperoleh biji sorgum dengan kualitas dan ukuran yang lebih baik. Seleksi dilakukan terhadap galur-galur yang memiliki bobot per 1000 biji lebih dari 34 gram, sehingga nantinya diperoleh galur-galur terseleksi yang memiliki bobot per 1000 biji lebih besar dari tetua Numbu yakni sebesar 33.78 gram. Terdapat 4 genotipe yang memiliki karakter bobot per 1000 biji lebih dari 34 gram. Keempat genotipe tersebut antara lain genotipe 118-3, 133-6, 131-11, dan 111-6 (Tabel 6). Genotipe 111-6 memiliki karakter bobot per 1000 biji paling besar dibandingkan ketiga genotipe lainnya, sedangkan genotipe 133-6 memiliki karakter bobot per 1000 biji yang paling kecil. Galur-galur terseleksi memiliki rata-rata bobot per 1000 biji sebesar 36.24 gram dengan diferensial seleksi sebesar 25.86% (Tabel 5). Dengan demikian, seleksi terhadap galur-galur F5 sorgum diharapkan dapat meningkatkan bobot per 1000 biji sebesar 25.86% pada generasi berikutnya. Peningkatan karakter bobot per 1000 biji pada galur-galur terseleksi juga diikuti oleh peningkatan karakter lingkar batang, jumlah daun, panjang malai, dan bobot biji per malai.
312 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 galur-galur tersebut galur 131-11 memiliki panjang malai terbesar dibandingkan galur lainnya, sedangankan galur 138-15 memiliki panjang malai terendah dibandingkan keempat galur lainnya. Galur-galur hasil seleksi memiliki panjang malai rata-rata yakni 22.44 cm dengan nilai diferensial seleksi 18.73% (Tabel 5). Artinya, seleksi berdasarkan karakter panjang malai diharapkan akan meningkatkan panjang malai sebesar 18.73% pada generasi selanjutnya. Hasil seleksi tidak hanya memberikan peningkatan terhadap karakter lingkar batang, bobot biji per malai, dan bobot per 1000 biji, namun juga juga terjadi penurunan pada karakter tinggi tanaman dan jumlah daun.
Tabel 6. Genotipe terseleksi berdasarkan karakter bobot biji per malai, bobot per 1000 biji dan panjang malai
Genotipe terseleksi bobot biji per malai
Genotipe terseleksi bobot per 1000 biji
Genotipe terseleksi panjang malai
29-7 118-3 103-6
1-7 133-6 99-7
47-5 131-11 138-15
163-19 111-6 131-11
163-18 12-12
131-11 111-6 99-7 151-7 76-2
KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat galur-galur F5 sorgum yang memiliki keragaan lebih baik dari kedua tetua. 2. Terdapat beberapa galur yang memiliki daya hasil lebih baik dari rata-rata populasi
F5.
3. Diperoleh 19 galur terbaik hasil seleksi berdasarkan bobot biji per malai, bobot per 1000 biji, dan panjang malai.
DAFTAR PUSTAKA
Alnopri. 2004. Variabilitas genetik dan heritabilitas sifat-sifat pertumbuhan bibit tujuh genotipe kopi robusta-arabica. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 6(2):91-96. Brewbaker. J. L. 1964. Agricultural Genetics. PRETINCE-HALL. USA
Dogget, H. 1970. Sorghum. Longman, London.
Elrod. S, Stansfield. 2002. schaum‘s outlines of Theory and Problems of GEζETICS, FOURTH EDITION. McGraw-Hills. Newyork. page 183.
Hayward M.D, Bosemark. N. O, Romagosa. I. 1993. Plant Breeding Principles and Prospects. Chapman & Hall. London. page 172.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2013 313 Hoeman, S. 2008. Prospek dan Potensi Sorgum Sebagai Bahan Baku Bioetanol.
http://energi.bsl-online.com/archive/1.html. [20 maret 2011].
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Purwanto, D. 1986. Pengujian Galur Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench) pada dua tingkat pemupukan nitrogen. Jurusan budidaya pertanian. Fakultas pertanian Institut Pertanian Bogor.
Puspitasari, W. 2011. Pendugaan Parameter Genetik dan Seleksi Karakter Agronomi dan Kualitas Sorgum di Lahan Masam. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Stanfield WD. 1983. Theory and problem of genetic. Ed ke-2. Newyork: McGraw-Hill. Surya MI. 2007. Evaluasi Keragaman Genetik Tanaman Sorgum Manis (Sorghum bicolor
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 i KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas terselenggaranya Seminar Nasional PERIPI pada tanggal 6-7 Nopember 2012, hingga diterbitkannya prosiding ini. Seminar Nasional diselenggarakan dengan tema “Peran Sumber Daya Genetik dan Pemuliaan dalam Mewujudkan Kemandirian Industri Perbenihan Nasional”.
Seminar nasional dilaksanakan bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD, dan Badan Litbang Pertanian, KEMENTAN. Seminar PERIPI ini dihadiri oleh peneliti, staf pengajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di seluruh Indonesia, kalangan swasta dan praktisi, pengambil kebijakan serta seluruh stakeholder maupun beneficiaries yang berminat dan peduli pada bidang pemuliaan.
Makalah yang dipresentasikan pada seminar nasional ini berjumlah 183 makalah dan 48 diantaranya layak untuk diajukan pada jurnal berkala internasional, jurnal berkala nasional terakreditasi beraspirasi internasional dan jurnal berkala nasional terakreditasi. Makalah yang diterbitkan dalam prosiding ini adalah 109 makalah yang terbagi ke dalam beberapa bidang yaitu : (i) tanaman pangan (59 makalah), (ii) tanaman hortikultura (29 makalah), (iii) tanaman perkebunan, kehutanan dan obat-obatan (15 Makalah), serta (iv) peternakan dan perikanan (6 Makalah).
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan Seminar Nasional PERIPI 2012 dan penerbitan prosiding ini. Disadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini. Meskipun demikian semoga prosiding ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, Maret 2013
Ketua UMUM PP-PERIPI Periode 2010-2013
ii PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
SAMBUTAN KETUA PANITIA... ix
SAMBUTAN KETUA UMUM PP-PERIPI ... x
SAMBUTAN WAKIL REKTOR BIDANG RISET DAN KERJASAMA IPB... ... xiv
SUSUNAN PANITIA ... xvi
SUSUNAN ACARA ... xviii
Tanaman Pangan Evaluasi nilai heritabilitas persilangan double cross padi cere dengan bulu menggunakan seleksi pedigree untuk mendapatkan varietas ideal Sudharmawan AAK, I G P Muliarta Aryana... 1
Pengelompokan 60 varietas unggul baru padi berdasarkan karakteristik hasil dan komponen hasil Estria F. Pramudyawardani, Indria W. Mulsanti, Priatna Sasmita... 8
Pemendekan umur padi adan-krayan menggunakan teknik radiasi sinar gamma Joko Prasetiyono, Sugiono Moejapawiro, Etty Pratiwi, Selly Salma, Syakhril, Riyanto... 16
Evaluasi galur-galur Green Super Rice (GSR) pada kondisi sawah tadah hujan di Haur Geulis, Indramayu Untung Susanto, Irmantoro, I Made Jana Mejaya... 24
Adaptasi dan stabilitas galur-galur hasil pemurnian kultivar lokal padi pasang surut Kabupaten Pelalawan pada berbagai lingkungan tumbuh Parlin H. Sinaga... 32
Uji daya hasil pendahuluan genotipe padi hibrida toleran kekeringan La Ode Afa, Bambang S. Purwoko, Ahmad Junaedi, Oteng Haridjaja dan Iswari S. Dewi... 43
Analisis keragaan karakter agronomis dan stabilitas galur harapan padi gogo turunan padi lokal Pulau Buru hasil kultur antera Danarsi Diptaningsari, Bambang S. Purwoko, Desta Wirnas, Iswari S. Dewi... 53
Identifikasi gen kegenjahan padi generasi f2 hasil persilangan kultivar ciapus x kitaake menggunakan dua marka ssr serta korelasinya dengan karakter umur keluar malai Nono Carsono, Ahmad Zaelani, Meddy Rachmadi... 63
Evaluasi ketahanan terhadap OPT utama dan mutu gabah padi lokal pasang surut Kabupaten Pelalawan Usman, Marsid Jahari, dan Parlin H. Sinaga... 71
Uji adaptasi beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) padi di Kabupaten Minahasa Selatan Janne H.W. Rembang dan Joula Sondakh... 80
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 iii Perakitan Varietas Kacang Tanah Umur Genjah Produktivitas Tinggi,
Antisipasi Kendala Kekeringan
Joko Purnomo, A.A. Rahmianna... 95 Parameter genetik beberapa genotip lokal kacang tanah di Sulawesi Tengah
Sakka Samudin... 106 Diversitas genetik varietas lokal kacang tanah berdasarkan karakter kandungan isoflavon, lemak total, dan asam lemak tak jenuh
Sesilia Anita Wanget, Neni Rostini, Agung Karuniawan... 115 Pengujian Ketahanan Aksesi Plasma Nutfah Kacang Tanah (Arachis
hypogaea) Terhadap Penyakit Karat (Puccinia arachidis)
Sumartini, Trustinah... 120 Pewarisan karakteristik polong dan biji kacang tanah
N. Nugrahaeni, L.Z. Hasanah, J. Purnomo... 126 Variation in seed protein and oil contents among soybean genotypes and their relationship to yield components
Aslim Rasyad, Doti Suriyati, Elza zuhri, Muhammad Hamzah... 133 Pengembangan teknik Immature Embryo Culture untuk mempercepat fase
generatif tanaman kedelai
Teguh Wijayanto, Gusti Ray Sadimantara, dan Dedi Erawan... 138 Koleksi dan evaluasi galur-galur lokal kacang bogor (Vigna subterranea)
Kuswanto, Budi Waluyo, Ranin Anindita Pramantasawi, Sartika Canda… 144 Adaptation test mungbean mutant lines on dry land (Mataram, Maros dan
Lampung) nutritional quality protein content analysis
Yuliasti... 152 Karakterisasi genotipik galur-galur kedelai putative mutan-mutan tahan kekeringan
Arvita Netti Sihaloho, Trikoesoemaningtyas, Didy Sopandie, Desta
Wirnas... 156 Daya hasil galur-galur kedelai (Glycine max) toleran ulat grayak (Spodoptera
litura)
Apri Sulistyo, Novita Nugrahaeni... 165 Keragaman dan korelasi genetik antara karakter daun dengan hasil pada
tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench)
J. Kusuma, Anas... 170 Kajian adaptasi dan stabilitas hasil varietas unggul ubijalar di sepuluh lokasi di indonesia
M. Jusuf, Tinuk S. Wahyuni, Wiwit Rahajeng... 177 Upaya peningkatan keragaman genetik tanaman suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) melalui penyerbukan buatan
Sri Wahyuni, Yupi Isnaini, Yuzammi... 185
Pengaruh saat tanam dan kadar air awal penyimpanan terhadap viabilitas benih kedelai (Glycine max (L.) merril) ‘Mallika
Rohmanti Rabaniyah, Setyastuti Purwanti, Suyadi Mw., Anggy Sabatrani
P. ... 194 Penentuan periode kritis cekaman gulma pada pertumbuhan dan hasil benih kedelai hitam (Glycine max (L.) Merill)
Setyastuti Purwanti, Ghaisani, Nasrullah... 205 Pertumbuhan dan hasil polong kacang tanah berasal dari beberapa kualitas
fisik benih dengan atau tanpa aplikasi pestisida sebagai seed treatment
iv PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 Kajian periode tanam dan jenis kemasan terhadap kualitas benih kedelai
hitam (Glycine max) selama penyimpanan
Dyah Weny Respatie, Setyastuti Purwanti,Dina Suryani, Supriyanta……. 219 Interaksi genotipe x lingkungan galur-galur gandum (Triticum aestivum L.) di dua lokasi
Izmi Yulianah, Catur Suciari Kurnia... 228 Evaluasi penampilan agronomis dan hasil 50 galur inbred jagung dalam
rancangan augmented II untuk perakitan hibrida
P.K. Dewi Hayati, Sutoyo, Nalwida Rozen... 235
Karakterisasi sifat agronomis 11 galur jagung asal CIMMYT
Khairunnisa Lubis, Surjono H. Sutjahjo, M. Syukur, Trikoesoemaningtyas... 243 Penampilan fenotipik galur-galur unggul jagung pada lahan kering dan sawah di Takalar, Sulawesi Selatan
Ruchjaniningsih, Muhammad Thamrin... 250 Variabilitas dan korelasi karakter biji dengan karakter morfologi dan komponen hasil 23 genotip sorgum di Jatinangor
Zenny Shafina, Neni Rostini, Anas... 257 Kebijakan penggunaan teknologi rekayasa genetik pada tanaman pertanian
untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional
Puspita Deswina... 265 Variabilitas dan penentuan alternatif kriteria seleksi pada sorgum (Sorghum
bicolor) koleksi BATAN
Deviona, Elza Zuhry, Nurbaiti, Yuni Situmorang... 276 Potensi Hasil Beberapa Galur dan Varietas Kedelai di provinsi Jambi
Julistia Bobihoe, Endrizal... 285 Pengujian beberapa galur/varietas kedelai di lahan sawah irigasi provinsi Jambi
Jumakir, Endrizal... 290 Keragaan beberapa plasma nutfah padi sawah pasang surut lokal Kalimantan Timur
Rusdiansyah... 298 Uji daya hasil galur mutan pendahuluan galur-galur sorghum generasi F6
Desta Wirnas, Erlan La Gandhi, Trikoesoemaningtyas, Didy Sopandie….. 304 Evaluasi daya hasil galur mutan harapan sorgum manis (sweet sorghum)
pada musim hujan
Sihono, Wijaya Murti Indriatna, Soeranto Human... 314 Keragaman genetik ubi kayu di Seram bagian barat, Provinsi Maluku
S.H.T. Raharjo, H. Hetharie, G.H. Augustyn, M. Pesireron, M. Seilatu….. 324 Rentang hasil umbi dan karakter-karakter penting klon-klon ubijalar (Ipomoea batatas (L) daging oranye pada seleksi gulud di tanah andosol jambegede, malang
St.A. Rahayuningsih... 332
Kuantitas hasil umbi, bahan kering dan pati klon-klon harapan ubijalar (Ipomoea batatas) kaya β-karotin pada berbagai umur panen
Tinuk Sri Wahyuni, St.A. Rahayuningsih... 341 Plasma nutfah kacang tunggak : kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.
Walp.) dan potensinya di lahan kering masam
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 v Keragaan hasil dan komponen hasil 88 galur padi sawah generasi lanjut
berumur sangat genjah-genjah untuk mendukung ketahanan pangan nasional
Cucu Gunarsih, Priatna Sasmita, Estria F. Pramudyawardani, Trias Sitaresmi... 361 Keragaan agronomi galur harapan padi genjah aromatik di Kabupaten
Sragen Jawa Tengah
Intan Gilang Cempaka, Sri Rustini, Hairil Anwar... 369 Karakterisasi in situ dan ex situ terhadap morfologi tajuk ubi jalar asal Kecamatan Inomosol dan Huamual muka pada Kabupaten Seram bagian barat
H. Hetharie, Simon H.T. Raharjo, Gelora H. Augustyn, Marietje
Pesireron, Yossi Sariwating... 374 Penampilan sepuluh galur harapan padi pada musim kemarau
Sunjaya Putra... 383 Pembentukan populasi dasar untuk perbaikan produksi kacang bogor (Vigna subterranean (L.) Verdcourt) asal Darmaga, Sukabumi dan Parung
Lia Juwita, Yudiwanti Wahyu, Endang Sjamsudin... 389 Pengaruh irradiasi sinar gamma pada pertumbuhan kalus dan tunas tanaman gandum ( Triticum aestivum)
Laela Sari, Agus Purwito, Didy Sopandie, Ragapadmi Purnamaningsih,
Enny Sudarmonowati... 397 Pola pewarisan karakter umur keluar malai dan seleksi pada generasi F2
hasil persilangan padi Ciherang x Kitaake
Nono Carsono, Rinrin Risyanti, Santika Sari, Murdaningsih H.K………... 406 Stabilitas hasil genotipe tunggal dan campuran padi sawah dengan berbagai
ketahanan terhadap hawar daun bakteri
Tri Hastini, Desta Wirnas, Abdjad Asih Nawangsih, Hajrial Aswidinnoor 414 Karakteristik calon hibrida ”golden maize” jagung berkualitas Beta
carotene tinggi
M. Yasin H.G., Jamaluddin, N.N. Andayani... 423 Genotype spesific on somatic embryo and germination of soybean
Nurul Khumaida, Ahmad Riyadi, Didy Sopandie, Sintho W. Ardie... 432 Teknik persilangan ubijalar (Ipomoea batatas L.) Untuk perakitan varietas
unggul baru
Wiwit Rahajeng, St.A. Rahayuningsih, M. Jusuf... 442 Marker assisted selection characters for high productivity of sago palm (Metroxylon sagu Rottb.)
Yeni Rahayu, Fitmawati, Herman... 448 Karakter anatomi dan morfologi benih pada beberapa genotipe gandum
(Triticum aestivum L.) terseleksi
Nurwanita Ekasari Putri, Jan Brindza, Irfan Suliansyah... 453 Uji Cepat Sorghum bicolor terhadap Cekaman Defisiensi Posfor dan Toksisitas Aluminium melalui Pewarnaan Hematoksilin
Tri Lestari, Didy Sopandie, Trikoesoemaningtyas, Sintho W. Ardie ... 459
Tanaman Hortikultura
vi PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 Atra Romeida, Surjono Hadi Sutjahjo, Agus Purwito, Dewi Sukma,
Rustikawati... 464 Pengamatan karakter morfologi organ kantong Nepenthes mirabilis pada
berbagai lokasi tumbuh
Tri Handayani... 471 Studi uji kompatibilitas polen pepaya IPB 1, IPB 3, dan IPB 6 pada stigma
pepaya IPB 9
Farmita Arista Wulandari, Winarso D. Widodo, Ketty Suketi... 479 Imunisasi 2 strain Citrus Tristeza Virus (CTV) pada 2 kandidat jeruk besar
nambangan seedles
M.E. Dwiastuti, E. Charistina... 486 Pembentukan populasi pemuliaan durian (Durio Sp.) Melalui persilangan intra dan inter-species
Ni Luh Putu Indriyani, Panca Jarot Santoso, Catur Hermanto... 495 Isolasi motif SSR dari pustaka genom durian (Durio zibethinus murr. var.
matahari)
Panca J. Santoso, Adi Pancoro, Sony Suhandono, I Nyoman P. Aryantha... 502 Parameter genetik karakter komponen buah pada beberapa aksesi salak
Sri Hadiati, Tri Budiyanti... 511 Keanekaragaman hayati pisang ambon (Musa paradisiaca) pada tingkat ekosistem di Jawa Barat
Ardya Rifiantara, Amalia Purdianty, Murdaningsih H.K., Agung Karuniawan, Nursuhud, Andang Purnama... 517 Penanganan benih pepaya (Carica papaya L.):penentuan saat masak fisiologis dan metode pengeringan dan penyimpannya
M. Rahmad Suhartanto, D. Nurlovi, H. Sumartuti, E. Murniati... 525 Pengaruh teknik penyimpanan terhadap fisik benih dan daya kecambah benih durian (Durio Spp.)
Herlina Darwati, Reine Suci Wulandari... 535 Evaluasi mutu beberapa genotipe caisim (Brassica rapa var. parachinensis
L.) pada penanaman di dua lokasi dataran tinggi
Rahayu, S.T., R. Kirana... 542 Studi penggunaan berbagai konsentrasi dua macam poli etil glikol (peg)
pada tiga varietas terung (Solanum melongena l.) untuk seleksi terhadap kekeringan
Chotimatul Azmi, Nurmalita Waluyo, Kusmana... 550 Pengujian keseragaman antar individu galur harapan cabai tahan antraknos
Rinda Kirana, Eti Heni K. ... 556 Multiplikasi tunas manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui pembentukan
kalus nodular
Yosi Zendra Joni, Rahayu Triatminingsih……… 560 Karakterisasi dan evaluasi galur melon generasi F6
Makful, Kuswandi, Hendri, Sahlan……….. 566 Isozyme variation of duku (Lansium domesticum Corr.) ‘turak’ and ‘gondok’ from kuantan singingi regency
Ade Damyanti, Fitmawati, Herman... 572 Eksplorasi, koleksi dan karakterisasi plasma nutfah tanaman kesemek
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 vii Karakterisasi 8 genotip pepaya di padang pariaman
Dewi Fatria, Liza Octriana, Tri Budiyanti, Sunyoto……… 585 Karakter agronomis dan daya hasil galur harapan tomat persilangan ‘GM1’
dengan ‘gondol hijau’
Erlina Ambarwati, Deni Kurniawati, E. Sulistyaningsih, Rudi Hari Murti.. 591 Pewarisan karakter ketahanan terhadap ChiVMV (Chilli Veinal Mottle Virus) pada tanaman cabai
Zahratul Millah, Sriani Sujiprihati, Sri Hendrastuti Hidayat... 600 Karakterisasi, selfing// persilangan dari beberapa aksesi spesies dan hibrida
anggrek Phalaenopsis
Dewi Sukma, Sandra A. Aziz, Atra Romeida... 609 Pendugaan ragam genetik, fenotif dan heritabilitas beberapa karakter pepaya terhadap ketahanan antraknosa
Siti Hafsah, Sarsidi Sastrosumardjo, Sriani Sujiprihati, Sobir, Sri
Hendrastuti Hidayat... 617 Evaluasi daya hasil jagung manis hibrida (Zea mays L. var Sacharrata)
Adisti Rizkyarti, Rahmi Yunianti, Muhamad Syukur... 622 Induksi ubi mikro tiga kultivar kentang dalam kombinasi BAP (Benzyl
aminopurine) dan gula
D.M. Amanah, F. Damayanti, N. Rostini... 628 Irradiasi sinar gamma pada kalus lili oriental cv.’sorbon’ untuk
menginduksi keragaman in vitro
Ridho Kurniati, Agus Purwito, GA Wattimena, Budi Marwoto... 637 Interaksi genotip x lingkungan karakter hasil dan intensitas serangan penyakit antraknos (Colletotrichum Sp.) Pada sepuluh genotip cabai merah (Capsicum annuum L.) di Pangalengan dan Jatinangor
Winny Dewi W., Neni Rostini, Iva Sativa M., Jonathan Sirait... 644 Seleksi beberapa aksesi salak berdasarkan karakter kualitas buah
Tri Budiyanti, Sri Hadiati... 653 Evaluasi toleransi suhu tinggi pada tanaman kentang melalui pengujian
stabilitas membran sel dan kandungan klorofil
Tri Handayani, Panjisakti Basunanda, Rudi Hari Murti, Eri Sofiari……… 658 Callus induction and proliferation of artemisia cina berg ex poljakov
Maria Marina Herawati, Aziz Purwantoro, Endang Sulistyaningsih,
Suwijiyo Pramono... 667 Potensi, eksplorasi, dan koleksi plasma nutfah tanaman obat khas
Kalimantan Tengah
Ronny Yuniar Galingging... 675 Respon dan variasi pertumbuhan planlet asal kalus tiga kultivar nilam (pogostemon cablin benth.) hasil iradiasi sinar gamma
Avrie Wrestvicka, Aldi Khairunnas, Suseno Amien... 685 Kajian pola reproduksi sebagai langkah awal konservasi dan pemuliaan tanaman andalas (Morus macroura miq.)
Aswaldi Anwar, Yusniawati, Sahadi Didi Ismanto, Afdillah………... 693 Bibit karet baik dan benar kunci keberhasilan program peremajaan
Mudji Lasminingsih... 701 Coffea canephora pierre susceptibility to the coffee berry borer Hypothenemus hampei ferrari (Coleoptera: Curculionidae: Scolytinae)
viii PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 Uji pollinator elektrik dan pollen extraktor untuk pollinasi buatan kelapa
sawit
M. Tahir... 718 Variasi waktu anthesis dan korelasi karakter buah terhadap Crued Palm Oil
dengan pollinasi buatan kelapa sawit
Dewi Riniarti, M. Tahir... 725 Pemuliaan pada Acacia hibrida (Acacia mangium x A. auriculiformis) dalam
rangka peningkatan produktivitas hutan tanaman di indonesia
Sri Sunarti, Moch. Na’iem, Eko Bhakti Hardiyanto, Sapto Indrioko... 732 Perkecambahan dan penyimpanan biji nyatoh (Palaquium rostratum (Miq.)
Burck)
Elly Kristiati Agustin, Hary Wawangningrum... 740 Seleksi vanili somaklon tahan busuk batang vanili dan daya hasil di daerah
endemik
Laba udarno, endang hadipoentyanti, dan deliah seswita... 745 Kajian awal : identifikasi plasma nutfah aren Sumatera Utara dengan marka RAPD
Lollie Agustina P. Putri, Mahyuni Khairiyah, Yusuf Husni, Mohammad
Basyuni... 751 Identifikasi awal kelapa sawit introduksi dengan marka RAPD
Eva Sartini Bayu, Isman Nuriadi, Yusuf Husni, Syaffrudin Ilyas, A.R. Purba, Lollie A.P. Putri... 754 Penentuan dosis lethal irradiasi sinar gamma pada kalus tebu (Saccharum
officinarum)
Sri Suhesti, Nurul Khumaida, Muhamad Syukur, Ali Husni, dan G.A.
Wattimena... 758 Penampilan lada LH 36-1 hasil persilangan tahan penyakit busuk pangkal
batang
Rudi T. Setiyono... 767 Studi pola warna bulu terhadap performan sapi bali di peternakan rakyat
Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang
Arnold Ch Tabun, Tety Hartatik, Sumadi... 774 Potensi ikan kerapu hybrid (Epinephelus Spp.) Sebagai kandidat komoditas
unggulan baru dalam budidaya perikanan
Tatam Sutarmat... 781 Keragaan calon induk ikan kerapu bebek generasi ke-2 (F-2) hasil seleksi
Tridjoko... 788 Identifikasi, deskripsi, karakterisasi fisiologi dan morfologi ayam lokal khas
dayak bagi pengembangan dan pelestarian plasma nutfah ternak nasional
Suhardi, Roosena Yusuf... 795 Struktur dan kualitas telur ayam lokal khas dayak bagi pengembangan dan
pelestarian plasma nutfah ternak unggas
Roosena Yusuf, Suhardi... 802 Pengaruh pemberian jagung dan dedak halus terhadap berat hidup ayam
broiler
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 ix KATA PENGANTAR
Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) menyelenggarakan Seminar Nasional PERIPI pada tanggal 6-7 Nopember 2012 dengan tema “Peran Sumber Daya Genetik dan Pemuliaan dalam Mewujudkan Kemandirian Industri Perbenihan Nasional”. Seminar ini dilaksanakan bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD, dan Badan Litbang Pertanian, KEMENTAN.
Tujuan utama seminar ini adalah untuk: (i) Menghimpun pemikiran tentang peran sumber daya genetik dan pemuliaan dalam mewujudkan kemandirian industri perbenihan nasional, (ii) Menghimpun hasil-hasil penelitian dari anggota PERIPI yang layak terbit di jurnal internasional, beraspirasi internasional dan nasional, (iii) Merumuskan arah penelitian pemuliaan dan pengelolaan SDG, (iv) Meningkatkan jejaring kerjasama antar anggota PERIPI, serta (v) Konsolidasi organisasi sekaligus memperkuat kerjasama dengan pihak seluruh stakeholder dan beneficiaries.
Makalah dipresentasikan atau ditampilkan dalam bentuk oral maupun poster sejumlah 183 makalah, yang terdiri dari 123 makalah presentasi oral dan 60 makalah presentasi poster. Penyajian makalah dibagi menjadi beberapa bidang yang meliputi komoditas: (i) tanaman pangan (66 makalah oral dan 32 makalah poster), (ii) tanaman hortikultura (33 makalah oral dan 20 makalah poster), (iii) tanaman perkebunan, kehutanan dan obat (18 makalah oral dan 7 makalah poster), serta (iv) peternakan, dan perikanan (6 makalah oral dan 1 makalah poster).
Pertemuan tahunan PERIPI ini dihadiri oleh peneliti, staf pengajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di seluruh Indonesia, kalangan swasta dan praktisi, pengambil kebijakan serta seluruh stakeholder maupun beneficiaries yang berminat dan peduli pada bidang pemuliaan.
Pada kesempatan ini perkenankan saya atas nama panitia mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD, dan Badan Litbang Pertanian, KEMENTAN yang telah membiayai seminar ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada PT Sampoerna Agro Tbk, Crop Life, dan PT Syngenta yang telah mendukung acara ini.
Selamat seminar dan semoga sukses.
Bogor, 6 Nopember 2012 Ketua Panitia,
x PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 SAMBUTAN KETUA UMUM PP-PERIPI
PADA SEMINAR NASIONAL
PERHIMPUNAN ILMU PEMULIAAN INDONESIA
Yang saya hormati:
1. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD; Kepala Badan Litbang Pertanian, KEMENTAN; dan Rektor IPB, selaku pelindung Seminar Nasioanal PERIPI;
2. Kepala dan Staf BB-BioGen, selaku mitra penyelenggara acara;
3. Pengurus Pusat dan Dewan Penasehat Organisasi PERIPI periode 2010-2013; 4. Para Pengurus dan Utusan Komda PERIPI;
5. Para Nara Sumber, Pemakalah Undangan dan Mitra Bestari; 6. Para Pemakalah dan Peserta Aktif Seminar;
7. Seluruh Panitia dan Tim Pendukung; serta 8. Para Sponsor, Undangan, dan Hadirin Sekalian.
Assalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh, Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang bahwa pada hari ini kita diberi kesehatan dan kebahagiaan sehingga dapat berkumpul di IPB Internasional Convention Center, Botani Square, Bogor untuk menghadiri Seminar Nasional PERIPI tahun 2012. Kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting bagi PERIPI sebagai satu-satunya himpunan profesi bidang pemuliaan di Indonesia yang didirikan pada tahun 1976 oleh sejumlah pemulia dalam suatu seminar di Lembang, Bandung.
Tujuan pembentukan PERIPI adalah untuk menghimpun para pemulia agar senantiasa ikut memajukan kegiatan pemuliaan tanaman, hewan dan ikan di Indonesia. Hal ini berarti PERIPI bersama-sama Pemerintah dan seluruh pengemban kepentingan harus ikut serta mengelola sumberdaya genetik untuk merakit varietas dan menghasilkan bibit unggul dalam mewujudkan kemandirian industri benih/bibit yang berdaya saing. Selain itu PERIPI harus ikut serta dalam mengembangkan ilmu pemuliaan, membina daya insani calon pemulia dan pelaku usaha perbenihan/pembibitan, aktif dalam menyusuan sistem dan peraturan-peraturan yang diperlukan demi kemajuan pemuliaan, serta terlibat dalam memasyarakatkan hasil-hasil pemuliaan agar berguna bagi masyarakat. Saat ini jumlah anggota PERIPI sekitar 750 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari peneliti, akademisi, praktisi, birokrat maupun pemerhati. Seluruh anggota PERIPI yang berjumlah 750 orang tersebut terhimpun dalam 16 Komisariat Daerah yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 xi SDG untuk merakit varietas dan benih unggul tanaman, ternak dan ikan, (iv) Meningkatkan jejaring kerjasama antar anggota PERIPI, serta (v) Meningkatkan konsolidasi organisasi sekaligus memperluas kerjasama dengan pihak seluruh stakeholder dan beneficiaries. Kegiatan kali ini dilaksanakan dengan dukungan yang sangat besar dari Direktorat Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD, dan Badan Litbang Pertanian, KEMENTAN.
Hadirin yang saya muliakan,
Seminar ini menghadirkan pembicara kunci dari luar negeri dan pemakalah undangan dari anggota PERIPI yang sangat kompeten dalam bidangnya. Selain itu seminar juga akan diperkaya dengan lebih dari 175 makalah yang akan dipresentasi secara oral atau ditampilkan dalam bentuk poster yang meliputi berbagai komoditas, yaitu: (i) tanaman pangan, (ii) tanaman hortikultura, (iii) tanaman perkebunan, kehutanan dan obat, serta (iv) peternakan dan perikanan. Salah satu luaran terpenting yang diharapkan dalam acara ini adalah tulisan dari anggota PERIPI yang layak terbit di jurnal internasional (minimal 8 tulisan), jurnal nasional beraspirasi internasional (minimal 16 tulisan) dan jurnal nasional yang terakreditasi (minimal 24 tulisan). Terkait dengan hal tersebut, DIKTI telah memfasilitasi untuk memberi dukungan pendanaan agar sedikitnya 48 makalah tersebut dapat diterbitkan dalam jurnal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Untuk itu PERIPI mengucapkan banyak terima kasih.
Seminar kali ini diharapkan juga akan menghasilkan beberapa keluaran penting lainnya bagi internal PERIPI, maupun bagi pembangunan nasional terkait dengan bidang pemuliaan, antara lain:
1. Sumbangan pemikiran arah, tujuan dan sasaran jangka pendek, menengah dan panjang kegiatan penelitian sumber daya genetik dan pemuliaan melalui penguasaan teknologi modern dalam mewujudkan kemandirian industri perbenihan dan pembibitan nasional, 2. Peningkatan jumlah tulisan hasil penelitian anggota PERIPI yang layak terbit di
berbagai jurnal ilmiah di dalam dan diluar negeri,
3. Peningkatan peran PERIPI terkait dengan koordinasi kegiatan penelitian pemuliaan, penguasaan teknologi genetika molukeler, pengelolaan SDG, serta pengembangan dan komersialisasi varietas, benih dan bibit unggul dalam upaya mewujudkan kemandirian industri perbenihan/perbibitan menuju ketahanan dan kedaulatan pangan secara berkelanjutan.
Hadirin yang berbahagia,
xii PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 Kegiatan terpenting dan sangat membanggakan adalah kerjasama PERIPI dan Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) dengan DIKTI-KEMENDIKBUD, terkait dengan pelaksanaan pemberian Anugerah Kekayaan Intelektual Luarbiasa (AKIL) sejak tahun 2009 (pertama), tahun 2010 (kedua) dan tahun 2012 (ketiga). Tujuan pemberian anugerah tersebut adalah untuk menciptakan budaya masyarakat guna menghasilkan dan menghargai karya intelektual, dan menumbuhkan budaya kreatif dan inovatif dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Tujuan lain yang tak kalah penting dari kegiatan AKIL tersebut ialah untuk mengantisipasi desakan global melalui isu HKI dan meningkatkan kemandirian sebagai lembaga pendidikan dan penelitian di tanah air. Adalah menjadi mimpi kita semua yang saat ini sudah mulai menjadi kenyataan, yaitu dengan diperolehnya AKIL oleh para pemulia dalam jumlah yang paling banyak secara berturut-turut. Hal ini mebuktikan bahwa pemerintah sudah memberi penghargaan kepada para pemulia, dan hal tersebut harus terus dipertahankan dan ditumbuh kembangkan.
Program AKIL ini merupakan ajang yang tepat untuk menunjukkan berbagai prestasi dosen, peneliti, dan masyarakat yang menghasilkan kekayaan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna yang mampu menggerakkan industri, perekonomian, dan dapat menyelesaikan masalah dalam masyarakat yang terkait dengan lingkungan atau memperkuat bidang ilmu pengetahuan yang selanjutnya akan meningkatkan citra dan daya saing bangsa. Program ini diharapkan juga dapat memotivasi para penghasil kekayaan intelektual khususnya para pemulia agar terus eksis dan dengan keahliannya terus menghasilkan inovasi sehingga dapat berkontribusi bagi tumbuhnya industri baru dan meningkatnya daya saing perekonomian nasional.
Bapak, Ibu dan rekan-rekan anggota PERIPI yang saya banggakan,
AKIL merupakan salah satu tolok ukur atau indikator peran para pemulia dalam menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu kiranya perlu dipahami bersama bagi para pemulia yang ingin mengikuti AKIL di masa yang akan datang, beberapa kriteria penting untuk kategori bidang varietas tanaman yaitu: (i) varietas unggul baru yang telah mendapatkan hak PVT, atau yang telah mengajukan permohonan hak PVT, dan/atau telah didaftarkan; serta (ii) varietas unggul tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sudah dikomersialkan. Pada tahun 2012 ini KEMENDIKBUD memberikan penghargaan kepada 15 orang yang memperoleh AKIL dengan hadiah masing-masing sebanyak Rp. 250 juta.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 xiii Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi kontribusi nyata terhadap aktivitas PERIPI selama ini, serta teman-teman yang telah mempersiapkan acara ini dengan sangat baik. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:
1. Kepala Badan Litbang Pertanian beserta seluruh jajarannya, khususnya Pimpinan dan Staf BBioGen yang telah memberikan bantuan finasial dan membantu pelaksanaan kegiatan ini;
2. Dirjen DIKTI, KEMENDIKNBUD yang telah memberi bantuan finansial berupa kontrak kerja untuk menjaring makalah berkualitas;
3. Seluruh Pengurus Pusat PERIPI periode 2010-2013; 4. Anggota Dewan Pertimbangan Organisasi PERIPI;
5. Teman-teman panitia Seminar, khususnya tim dari Faperta IPB dan Badan Litbang Pertanian;
Akhirnya, dalam kesempatan ini, saya atas nama pribadi dan seluruh PP-PERIPI periode 2010-2012 mohon maaf bila selama ini belum mampu memenuhi semua harapan seluruh anggota PERIPI. Berbagai keterbatasan dan kendala masih saja ada. Saya mengharapkan, kekurangan dan keterbatasan yang selama ini muncul dapat dijadikan pelajaran untuk perbaikan selanjutnya.
Salam profesi, dan sukses selalu untuk PERIPI.
Wassalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Bogor, 6 November 2012 PP-PERIPI Periode 2010-2013,
xiv PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 SAMBUTAN WAKIL REKTOR BIDANG RISET DAN KERJASAMA IPB
PADA SEMINAR NASIONAL
PERHIMPUNAN ILMU PEMULIAAN INDONESIA
Yang saya hormati:
1. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, KEMENDIKBUD; 2. Kepala Badan Litbang Pertanian;
3. Dekan Fakultas Pertanian;
4. Pengurus Pusat dan Dewan Penasehat Organisasi PERIPI periode 2010-2013; 5. Para Pengurus dan Utusan Komda PERIPI;
6. Para Pemakalah dan Peserta Aktif Seminar; 7. Seluruh Panitia dan Tim Pendukung; 8. Undangan, dan Hadirin Sekalian.
Assalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh, Salam Sejahtera untuk Kita Semua,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala nikmat, terutama nikmat kesehatan sehingga kita dapat menghadiri dan mengikuti rangkaian kegiatan Seminar Nasional Perhimpunan Ilmu Pemuliaan (PERIPI) di IPB International Convention Center, Bogor.
Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi khusus dengan diselenggarakannya Seminar Nasional PERIPI ini. Penyelenggaraan seminar ini menurut saya bukan saja sebagai media silaturahmi para pemulia, tetapi juga sebagai cerminan komitmen dan kepeduliaan organisasi profesi (PERIPI) terhadap pembangunan nasional khususnya pembangunan pertanian dalam arti luas. Selain itu, seminar nasional kali ini juga memiliki nilai strategis, karena melalui seminar ini akan ditambat berbagai kontribusi pemikiran para pemulia untuk mewujudkan kemandirian industri perbenihan nasional.
Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pertanian (pangan), Indonesia harus mampu meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan berbasis sumberdaya lokal. Salah satu prasyarat untuk mencapai hal tersebut adalah kemampuan dan kemandirian bangsa Indonesia dalam mengelola sumberdaya genetik untuk merakit varietas unggul yang adaptif, produktif, toleran terhadap cekaman lingkungan abiotik, dan resisten terhadap hama/penyakit secara berkelanjutan.
Pengelolaan sumberdaya genetik secara optimal diharapkan dapat menjawab tantangan global yang sangat dinamis sebagai akibat perubahan iklim karena pengaruh Gas Rumah Kaca (GRK) maupun akibat intervensi pemodal besar melalui monopoli Multinational Company (MNC) yang menguasai industri benih/bibit komoditas strategis (jagung, kedelai, sayuran, ayam, dan lain-lain). Itu dapat dicapai, salah satunya, apabila industri perbenihan dan perbibitan yang handal dibangun berdasarkan hasil riset yang memanfaatkan sumberdaya genetik (SDG) dalam negeri. Pembangunan industri perbenihan dan perbibitan secara berkesinambungan akan terjamin keberhasilannya apabila revitalisasi perbenihan melalui riset, pengembangan inovasi, dan komersialisasi teknologi dilakukan dengan komitmen tinggi, dan juga harus didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) handal dan pembiayaan.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 xv besar lagi, terutama dalam mewujudkan kemandirian dalam perbenihan/perbibitan untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan.
Hadirin yang saya muliakan,
Dari apa yang saya sampaikan, maka apa yang diharapkan pemerintah memang memerlukan sumbangan peran nyata dari kaum intelektual seperti para pemulia yang tergabung dalam PERIPI. Hal ini sangat jelas bahwa para pemulia sebagai kaum inetelektual pertanian adalah bagian dari modal pembangunan (intelectual capital) yang sangat penting posisinya. Adalah sangat tepat jika pemerintah memberikan perhatian lebih kepada para pemulia, salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan kepada pemulia berprestasi dalam Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa.
Institut Pertanian Bogor sangat bergembira dan mengucapkan selamat kepada pemulia yang tergabung dalam PERIPI yang telah mendapatkan Anugerah Kekayaan Intelektual Luarbiasa (AKIL) dari Kemendikbud tahun 2012 ini. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan di masa yang akan datang.
Hadirin yang saya muliakan,
Demikian sambutan saya, teriring harapan semoga melalui Seminar Nasional PERIPI dapat menjadi wahana produktif untuk menampung berbagai konsep kostruktif dari para pemulia. Selain itu, kegiatan ini juga dapat digunakan sebagai forum komunikasi ilmiah dengan desiminasi berbagai hasil penelitian sebagai bentuk nyata kontribusi para pemulia dalam mendukung ketahanan pangan melalui pembangunan pemuliaan di Indonesia. Untuk itu saya ucapkan selamat melaksanakan seminar nasional 2012 dan tentunya hasil karya nyata dari PERIPI sangat kami nantikan.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan bimbingan, tuntunan dan kekuatan pada kita semua, sehingga kita dapat mendharmabaktikan kemampuan dan profesi kita kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Wassalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,
Bogor, 6 November 2012
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB,
xvi PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 SUSUNAN PANITIA
Pelindung : Dirjen DIKTI
Kepala Badan Litbang Pertanian Rektor Institut Pertanian Bogor Dekan Fakultas Pertanian IPB
Penanggung Jawab : Ketua Umum PERIPI
(Prof. Dr. Kusuma Diwyanto) Panitia Pengarah
Ketua : Prof. Dr. Kusuma Diwyanto Wakil Ketua : Dr. Dwi Asmono
Sekretaris : Prof. Dr. Surjono HS Anggota : 1. Prof. Dr. Mulado
2. Prof. A. Baihaki
3. Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB
4. Direktur Perbenihan Tanaman Pangan
5. Direktur Perbenihan Tanaman Perkebunan
6. Direktur Perbenihan Hortikultura 7. Direktur Perbibitan Ternak 8. Direktur Perbenihan Perikanan
Budidaya
9. Kepala BB Biogen 10. Kepala Puslitbangnak 11. Prof (R) Dr. Sumarno 12. Ketua Komda PERIPI Panitia Pelaksana
Ketua : Dr. Sobir
Wakil Ketua : Ir. Bambang Setiadi, MS Sekretaris : Dr. M. Syukur
Sekretariat : Tiara Yudilastari, SP Arya Widura Ritonga, SP Abdul Hakim, SP
M. Ridha Alfarabi, SP Bendaharaha : Dr. Syarifah Iis Aisyah Seksi Makalah : Dr. Yudiwanti
Prof. (R) Dr. Ismeth Inounu Dr. Bahagiawati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 xvii Seksi Persidangan : Dr. Trikoesoemaningtyas
Prof. Dr. Totok Agung Dr. Endah R. Palupi, MSc. Dr. Tike Sartika, MS Dr. M. R. Suhartanto
Seksi Pameran/ : Dr. Desta Wirnas Poster Tri Budiyanti, SP
Ir. Ismail Maskromo, MSi Heni Safitri, SP, MSi
Seksi Publikasi/ : Dr. Agung Karuniawan Dokumentasi Dr. Anneke Anggraini, MS
Dr. Dewi Sukma, SP., MSi Dr. Sintho Wahyuning Ardie Amin Nur, SP, Msi
Nida Wafiqah MS, SP
Yudiansyah
Seksi Konsumsi : Siti Marwiyah, SP, MSi Dr. Lisa Praharani Surya Diantina, SP Vitria P. Rahadi, SP, MSi
Umum : Sri Wahyuni, SP
Ulfa M, SSi, MSi
Marlina Mustafa, SP, MP Helfi Eka Saputra, SP Sadewi Maharani, SP Suprayanti Martiadewi, SP Eka Bobby Febrianto, SP
Nita Ekana'ul, SP
Sri Wardani, SP Nura, SP
Adisti Rizkyarti, SP Faradila D. Putri, SP TB. Kiki Kawakibi, SP Undang, SP
xviii PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 SUSUNAN ACARA
No Waktu Agenda PIC
Selasa, 6 November 2012 Pembukaan, Sesi Plenary
Venue: Ball Room 1-2 1 08.00 – 09.00 Registrasi Peserta
Pembukaan
2 09.00 – 09.05 Lagu Indonesia Raya MC
3 09.05 – 09.15 Sambutan Ketua Umum PERIPI Prof (R) Dr Kusuma Diwyanto
4 09.15 – 09.20 Sambutan Kepala BB-Biogen Dr Karden Mulya 5 09.20 – 09.25
Sambutan Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama Institut Pertanian Bogor
Prof Dr Ir Anas Miftah Fauzi
6 09.25 – 09.40
Sambutan dan Pembukaan Seminar Nasional PERIPI oleh Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian
Dr Ir Haryono 7 09.40 – 10.10 Rehat Kopi
Plenary Sesi 1 Moderator : Prof Dr Sudarsono
8 10.10 – 10.30
SABRAO and How to Publish in International Journal of Breeding Sciences
President of SABRAO Prof Dr Srinives Peerasak
9 10.30 – 10.50
Vegetable Breeding in Local Seed Company and Importance of Concept of Cropping Pattern in Commercial Breeding
Dr Sangjae Lee PT BISI International Tbk
10 10.50 – 11.10 Role of Molecular Assisted Selection in Plant Breeding
Prof Mikio Nakazono Nagoya University
11 11.10 – 11.50 Diskusi Moderator
12 11.50 – 13.00 Istirahat, Makan Siang dan Sholat 13 13.00 – 13.30 Presentasi Poster
Plenary Sesi 2
Moderator : Prof Dr Surjono H. Sutjahjo, MS
14 13.30 – 13.50
Strategi Pemuliaan dalam
Mewujudkan Kemandirian Benih Perkebunan secara Berkelanjutan
Dr Ir Dwi Asmono, MS PT Sampoerna Agro, Tbk
15 13.50 – 14.10
Strategi Pemuliaan Tanaman Hortikultura Berkelanjutan dalam Mewujudkan Keunggulan
Kompetitif di Tingkat Nasional dan Internasional
Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Prof. Dr. Sobir
16 14.10 – 14.30
Arah Pemuliaan Kedelai untuk Dikembangkan di Lahan Sub-optimal dalam Rangka Mewujudkan Kedaulatan Pangan Kedelai
Kepala Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012 xix
No Waktu Agenda PIC
Selasa, 6 November 2012 Pembukaan, Sesi Plenary
Venue: Ball Room 1-2
17 14.30 – 14.50
Pemanfaatan Sumberdaya Genetik Ternak Lokal untuk Menghasilkan Bibit yang Lebih Produktif Sesuai Kondisi Agroekologi dan Sosial Budaya Masyarakat
Prof (R) Dr Kusuma Diwyanto
(Puslitbangnak)
18 14.50 – 15.10 Peran Bioteknologi dalam Penyediaan Pangan Dunia
Prof (R) Soegijono Moeljoprawiro Crop Life 19 15.10 – 15.30 Rehat Kopi
Plenary Sesi 3 Moderator : Prof (R) Dr Kusuma Diwyanto
20 15.30 – 15.50 Genetic of Domestication of
Yardlong Bean Dr Peerasak Srinives
21 15.50 – 16.10
Pengalaman Penelitian Pemuliaan Padi dalam Pengembangan Varietas Unggul Padi Nasional
Dr Buang Abdulah Calon Penerima AKIL Bidang PVT 2012
No Waktu Agenda PIC
22 15.50 – 16.10
Pengalaman Penelitian Pemuliaan Jagung dalam Rangka Pemenuhan Benih Unggul Jagung Nasional
Dr Andi Takdir
Calon Penerima AKIL Bidang PVT 2012 23 16.10 – 16.30
Peran Tridarma Perguruan Tinggi dalam Menunjang Kemandirian Perbenihan Nasional: Kasus Pengembangan Varietas Cabai
Dr Muhamad Syukur Calon Penerima AKIL Bidang PVT 2012
24 16.35 – 16.40 Pengumuman MC
Rabu, 7 November 2012
Sidang Paralel 1 Bidang Tanaman Pangan-1 Venue : Meeting Room A
Sesi Paralel 1 Moderator : Prof Dr Bambang S. Purwoko
1 08.30 – 08.45 Kendali genetik ketahanan padi terhadap penyakit tungro
Ahmad Muliadi ( A-01)
2 08.45 – 09.00
Evaluasi nilai heritabilitas
persilangan double cross padi cere dengan bulu menggunakan seleksi pedigree untuk mendapakan varietas ideal
Anak Agung Ketut Sudharmawan (A-02)
3 09.00 – 09.15 Stabilitas hasil galur-galur harapan padi sawah
Buang Abdulllah (A-12)
4 09.15 – 09.30
Evaluasi genetik dan sidik lintas karakter hasil dan komponen hasil pada padi hibrida
Satoto (A-06)
xx PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIPI 2012
No Waktu Agenda PIC
Selasa, 6 November 2012 Pembukaan, Sesi Plenary
Venue: Ball Room 1-2 Krayan menggunakan teknik radiasi sinar gamma
(A-05) 6 09.45 – 10.00 Pemanfaatan dan pengelolaan padi
lokal dalam upaya perakitan varietas
Untung Susanto (A-08)
7 10.00 – 10.15
Analysis of genotype x environment interaction effect and yield stability on improved rice genotypes in Central Java using graphical GGE-biplot method
Suwarto (A-07) 8 10.15 – 10.30 Rehat Kopi
Sesi Paralel 2 Moderator : Dr Hajrial Aswidinnoor
9 10.30 – 10.45
Pengelompokan 60 varietas unggul baru padi berdasarkan karakteristik hasil dan komponen hasil
Estria F. Pramudya-Wardani
(A-03) 10 10.45 – 11.00
Analisis parameter genetik dan korelasi karakter bunga dengan kemampuan menyerbuk silang galur mandul jantan padi
Indrastuti Apri Rumanti (A-04)
11 11.00 – 11.15
AMMI model analysis for prediction of the adaptation of sub1 near iso-genic lines under various flooding condition
Yudhistira Nugraha (A-10)
12 11.15 – 11.30
Evaluasi galur-galur green super rice (GSR) pada kondisi sawah tadah hujan di Haur Geulis, Indra