• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Mata Air Aek Manik Sebagai Kawasan Objek Wisata Di Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Mata Air Aek Manik Sebagai Kawasan Objek Wisata Di Kabupaten Simalungun"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI

KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN

SIMALUNGUN

KERTAS KARYA

OLEH

DEDEK INDRIYANI SIREGAR 102204036

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI

KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN

SIMALUNGUN

KERTAS KARYA

OLEH

DEDEK INDRIYANI SIREGAR

102204036

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: PENGEMBANGAN MATA AIR

AEK

MANIK SEBAGAI KAWASAN

OBJEK WISATA

DIKABUPATEN

SIMALUNGUN

OLEH: : DEDEK INDRIYANI SIREGAR

NIM : 102204036

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

(4)

ABSTRAK

Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak potensi wisata yang sangat potensial

dan strategis, seperti :keindaha panorama alam yang tersebar di berbagai daerah

kabupaten di propinsi Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini objek wisata yang

berorientasi pada keunikan dan keindahan alam telah menjadi idola bagi

sebagian besar wisatawan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknyak

berkembangnya objek wisata yang berbasil lingkungan alam yang asri. Di sisi

lain, kemunculan objek-objek wisata yang baru tentunya akan memberikan

peluang keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada banyak hal yang

dapat dilakukan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam

pengembangan suatu objek wisata dan juga mendapatkan keuntungan ekonomi

tentunya. Beberaopa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat diantaranya,

menjadi pemandu lokal, membuka usaha jasa penginapan, restoran, dan hal

lainya yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke suatu

daerah objek wisata.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan penelitian ... 5

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN ... 8

2.1 Definisi Pariwisata ... 8

2.2 Definisi Wisatawan ... 10

2.3 Objek Dan Daya Tarik Wisata ... 13

2.4 Sumber Daya Pariwisata ... 15

2.5Manfaat Pariwisata ... 20

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN ... 22

3.1 Kabupaten Simalungun ... 22

3.2 Suku dan Agama ... 25

3.3 Geografis ... 25

(6)

3.4.1 Pertanian dan Perkebunan ... 26

3.4.2 Pariwisata ... 26

3.5 Pemerintahan ... 27

3.5.1Kecamatan ... 27

3.6 Pemekaran Daerah ... 28

3.6.1 Kabupaten Simalungun Hataran ... 28

3.6.2 Kota Pematangsiantar ... 29

3.6.3 Sejarah ...31

3.6.4 Geografi ... 35

3.6.5 Iklim ... 35

3.6.6 Pemerintahan ... 35

3.6.7 Penduduk ... 37

3.6.8 Pendidikan ... 38

3.6.9 Kesehatan ... 39

3.6.10 Transportasi ...40

BAB IV : PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN ... 41

4.1 Objek Wisata Mata Air Aek Manik ... 41

4.2 Potensi Wisata Aek Manik ...42

(7)

4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang

kepariwisataan simalungun ... 43

4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun ... 44

BAB V : PENUTUP ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat akademis untuk medapatkan gelar Diploma D-III Pariwisata Jurusan Perhotelan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

Penulis kertas karya ini diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman penulis selama masa perkuliahan. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan dan penyelesaian kertas karya ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan doa, semangat, saran maupun bantuan-bantuan yang lain yang berguna bagi penulis karena tanpa bantuannya kertas karya ini tidak akan terwujud.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi D-III

Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam

menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

4. Drs. Ridwan Azhar, M.hum selaku Dosen Pembaca yang telah membimbing penulis dalam penulisan kertas karya.

5. Seluruh staf pengajar pada program studi D-III pariwisata Fakultas Ilmu

(9)

6. Kepada Ibu tercinta, yang telah banyak membantu penulis dari segi

doa, moril dan materi mulai dari awal perkuliahan sampai selesainya

kertas karya ini.

7. Teman-teman usaha wisata angkatan 2010 yang telah memberikan

dukungan kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat memberikan

sumbangan pengetahuan bagi pembaca khususnya Program Studi D-III

Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Univertas Sumatera Utara.

Medan, April 2015

Penulis

Dedek Indriyani Siregar

(10)

ABSTRAK

Propinsi Sumatera Utara memiliki banyak potensi wisata yang sangat potensial

dan strategis, seperti :keindaha panorama alam yang tersebar di berbagai daerah

kabupaten di propinsi Sumatera Utara. Pada saat sekarang ini objek wisata yang

berorientasi pada keunikan dan keindahan alam telah menjadi idola bagi

sebagian besar wisatawan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknyak

berkembangnya objek wisata yang berbasil lingkungan alam yang asri. Di sisi

lain, kemunculan objek-objek wisata yang baru tentunya akan memberikan

peluang keuntungan ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada banyak hal yang

dapat dilakukan masyarakat setempat untuk berperan aktif dalam

pengembangan suatu objek wisata dan juga mendapatkan keuntungan ekonomi

tentunya. Beberaopa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat diantaranya,

menjadi pemandu lokal, membuka usaha jasa penginapan, restoran, dan hal

lainya yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan saat berkunjung ke suatu

daerah objek wisata.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.2Alasan Pemilihan Judul

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan memiliki potensi besar

dalam pengembangan pariwisata. kekayaan alam merupakan komponen

komponen penting dalam pariwisata tersebut. pariwisata di Indonesia pada saat

ini diakui merupakan salah satu sektor industri penting dalam peningkatan

pendapatan negara. Walaupun dalam beberapa tahun belakangan ini sering

mengalami masalah yang berdampak buruk bagi pariwisata di Indonesia,

seperti kurangnya keamanan, situasi dan kondisi ekonomi, sosial dan budaya di

Indonesia tidak stabil yang menjadi kunci utama dalam kepariwisataan. Namun

hal tersebut tidak menjadi alasan untuk mundur. Dapat diarasakan dalam

setahun terakhir pariwisata Indonesia sudah bangkit kembali. Jumlah wisatawan

baik domestik maupun mancanegara mulai meningkat dan berminat

menanamkan modalnya di Indonesia.

Dalam proses perkembanganya, pemerintah mempunyai kebijakan

mengenai kepariwisataan dan bertujuan untuk meningkatkan devisa negara,

membuka peluang kerja dan meningkatkan penghasilan penduduk serta

memberdayakan perekonomian masyarakat. Adapun usaha kegiatan tersebut

antara lain :

1. Mengadakan penyeluhan dan pembinahan kelompok seni budaya dan

(12)

2. Pembinaan industri kerja,

3. Sadar wisata.

Upaya upaya yang dilakukan pemerintah tersebut digunakan untuk

memperkenalkan dan mengembangkan kebudayaan bangsa indonesia dengan

tetap menjaga citra, keperibadiaan dan martabat bangsa Indonesia. Hal ini

menunjukan bahwa pemerintah indonesia sangat serius dan peduli terhadap

dunia kepariwisataan juga bertujuan untuk membina dan melestarikan budaya

bangsa sebagai aset wisata yang tidak ternilai harganya. Seperti yang

dituangkan dalam undang undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan,

bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata,termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha

yang terkait di bidang itu

Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

potensi wisata, baik dibidang alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Utara

jugak dikenal sebagai salah satu Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang

cukup tekenal di kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara, yang dapat diandalkan untuk memberikan devisi (pemasukan)

yang besar bagi negara, daerah dan masyarakat setempat. Seperti yang kita

ketahui bahwa kebudayaan Indonesia merupakan salah satu daya tarik

kepariwisataan untuk berbagai daerah di nusantara. Begitu juga halnya di

(13)

karakteristik atau keunikan masing masing daerah adalah merupakan potensi

kepariwisataan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Kota Pematangsiantar adalah salah sat

Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh

Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787

jiwa (2000). Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan

dan 52 km dari

hendak ke

sekitarnya, kota ini memiliki

sebagai

Sektor

terletak di tengah-tengah Kabupat

sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69

trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor

perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan

22,77 persen atau Rp 385 miliar.

Kabupaten simalungun terkenal sebagai daerah penghasil produk

(14)

Pemantangsiantar sebagai pusat kepariwisataan, yang berjarak 4 jam dari kota

medan

Kabupaten simalungun sebagai bagian dari provinsi sumatera utara

memiliki beberapa objek wisata yang pontensial. salah satu diantaranya adalah

aek manik yan terletak di desa huta lama kecamatan sidamanik. Kecamatan

sidamanik sebagai pusat kepariwisataan memiliki aksesbilitas sangat baik,

memilki fasilitas umum seperti stasiun angkutan umum, sarana komunikasi,

sarana kesehatan. Kota pematangsiantar juga merupakan pintu gerbang

perjalanan wisata ke objek wisata lainya disumatera utara. Didaerah ini kita

dapat melihat objek wisata di pemantangsiantar seperti kebun binatang, taman

bunga, vihara dewi kwan in dan menikmati berbagai macam kuliner.

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung di pemantangsiantar selalu

menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata aek manik yang ada

kabupaten simalungun.

Berangkat dari pemikiran yang telah dipaparkan diatas, penulis

mengangkat “Pengembangan Mata Air Aek Manik Sebagai Kawasan Objek

Wisata Di Kabupaten Simalungun” sebagai judul dari kertas karya ini.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis

memberikan runmusan masalah yang akan dibahas dalam kertas karya ini agar

(15)

1. Bagimana eksistensi aek manik sebgai objek dan daya tarik wisata di

kabupaten simalungun

2. Bagaimana potensi aek manik sebagai penunjang pariwisata di

kabupaten simalungun

Dengan memberikan rumusan masalah tersebut diharapkan pembaca

dapat mengerti dan memahami dari hal yang di jabarkan agar tercapai maksud

dan tujuan penulisan.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada kertas karya ini, penulis memfokuskan batasan masalah pada

potensi dan pengembangan objek wisata aek manik.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan

Diploma- III Program Studi Pariwisata Bidang Kealihan Usaha Wisata,

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Sebagai bahan per bandingan antara pengetahuan teori yang diperoleh

selama perkulihaan dengan praktek di lapangan

3. Untuk mengetahui bagaimana aek manik menjadi penunjang pariwisata

(16)

4. Sebagai masukan dalam pemikiran pengembangan potensi objek wisata

untuk masa yang akan datang

1.5 Metode Penelitian

Kertas karya ini penulis melakukan dengan metode sebagai berikut :

1. Library Researh, yaitu pengumpulan data dan informasi dari beberapa

buku pendoman yang berkaitan dengan kepariwisataan yang sesuai

dengan judul kertas karya ini

2. Field Reseach, yaitu pengumpulan data langsung ke lokasi penelitian

yang terdiri dari : Pengamatan (observasi), yaitu dengan mengadakan

pengamatan langsung pada objek penelitian dan wawancara langsung

kepada pihak pihak (narasumber) yang dapat membantu dalam lengkapi

kertas karya ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Kertas Karya ini, dimana akan digambarkan secara

garis besar hal-hal yang akan dijabarkan pada bab-bab berikutnya. Kertas karya

ini terdiri atas lima bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi beberapa

sub-bab yang saling berhubungan, penjabaran sub-bab tersebut mencakukp hal-hal

sebagai berikut:

(17)

Didalam bab ini dipaparkan mengenai alasan pemilihan judul,

batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Bab ini akan menjelaskan mengenai kepariwisataan yang

meliputi penjelasan tentang definisi pariwisata, wisatawan,

sumber daya pariwisata, objek wisata dan daya tarik wisata serta

manfaat pariwisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

Bab ini akan menjelaskan umum mengenai Kabupaten

Simalungun dari segi geografis, topografi, kependudukan serta

potensi pariwisata yang terdapat didalamnya.

BAB IV : PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

Bab ini akan memaparkan mengenai pengembangan dan potensi

yang dimiliki mata air aek manik sebagai objek wisata di

Kabupaten Simalungun.

BAB V : PENUTUP

Dada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran dari penulis

(18)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Definisi Pariwisata

Untuk memudahkan kita dalam memahami definisi pariwisata sebagai

suatu objek pembahasan ilmiah ada baiknya terlebih dahulu kita pahami

mengenai istilah pariwisata itu sendiri. Bila ditinjau dari segi etimologi, istilah

pariwisata berasal dari dua suku kata sansekerta yaitu Pari yang berarti

berkali-kali atau berkeliling dan Wisata yang berarti perjalanan. Jadi, secara etimologi

pariwisata dapat dipahami sebagai suatu aktifitas perjalanan berkeliling.

Lebih jelas lagi, guna menyatukan konsep mengenai defenisi pariwisata

penulis akan memaparkan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi

pariwisata, yaitu sebagai berikut.

1. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (dalam Yoeti, 1996 : 115)

“Tourism is the totally of the relationship and phenomena arising from

the travel and stay of strangers (Ortsfremde), provide the stay does not

imply theestablishment of a permanent resident.”

2. Prof. Hands Buchli (dalam Yoeti, 1996 : 117)

Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara

dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh

pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh

(19)

3. Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117)

“Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia

berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan

kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan

pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang

sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.

4. Ketetapan MPRS No 1 II Tahun 1960

Kepariwisataan dala dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara

untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan

jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk

melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negri) atau negara-negara

lain (pariwisata luar negri).

Defenisi pariwisata memang tidak dapat persis sama diantara para ahli,

hal ini sering terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa ditemui

pada berbagai disiplin ilmu lain. Namun berdasarkan defenisi-defenisi yang

telah dipaparkan diatas ada beberapa unsur pokok yang menjadi patokan utama

yaitu :

a. Adanya unsur travel (perjalanan) merupakan pergerakan dari suatu

tempat ke tempat lain

b. Adanya unsur “tinggal sementara” di tempat tujuan

c. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut adalah untuk

kesenangan dan bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di

(20)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pariwisata adalah suatu perjalanan berkeliling yang dilakukan oleh perorangan

atau individu maupun kelompok dari tempat asal ke satu atau beberapa tempat

yang berbeda dari rutinitas sehari-hari dan menetap sementara dengan maksud

untuk bersenang-senang dan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang

dikunjungi dan juga termasuk didalamnya keseluruhan dari elemen-elemen

yang terkait dalam penyelenggaraan perjalanan wisata.

2.2 Definisi Wisatawan

Dalam rangka pegembangan dan pembinaan kepriwisataan di Indonesia,

pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, sepeti yang

dituangkan dalam Interasi Intruksi presiden No.9 Tahun 1969 yang

memberikan defenisi bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian

daeri tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati

perjalanan dan kenjungannya itu. Batasan ini walau berlaku untuk wisatawan

dalam dan luar negeri, dianggap pengertiannya terlalu luas, sehingga untuk

menampung persoalan-persoalan yang mungkin timbul terutama dalam

menentukan atau merumuskan kebijaksanaan masih di perlukan uraian

tambahan .

Menurut panitian Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan

yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 bahwa wisatawan adalah

setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu

(21)

Selanjutnya menurut G.A. Schmoll bahwa:

“Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan

dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan

berlibur, yang tertarik pada perjalanan yang pada umumnya dengan motivasi

perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh

pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik

pengunjung dimasa yang akan datang”.

Bila kita perhatkan batasan-batasan yang telah dikemukakan, maka kita dapat

memberi kesimpulan bahwa seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan

apabila:

1. Perjalanan yang dilakuannya lebih dari 24 jam.

2. Perjalanan yang dilakukannya hanya untuk sementara waktu.

3. Orang yang melakuan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di

tempat atau negara yang dikunjunginya.

Apabila ketiga syarat di atas tidak dipenuhi maka orang tersbut belum

dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat tidak dipenuhi

maka syarat dua yang lain menjai gugur, karena itu suatu batasan yang

memenuhi syarat haruslah mencakup ketiga syarat tersebut di atas tanpa

(22)

IUOTO (The International Union of Official Organization)

menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum yaitu :

Pengunjung (visitor) yaitu, setiap orang yang datang ke suatu Negara

atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk

melakukan pekerjaan yang menerima upah. Ada dua kategori mengenai sebuta

pengujung, yakni:

1. Wisatawan (Tourist)

Adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya 24 jam

di suatu daerah yang dikunjungi. Wisatawan dengan maksud perjalanan

wisata dapat digolongkan menjadi:

a. Pesiar (Leasure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan,

studi, keagamaan dan olah raga.

b. Hubungan dagang, seperti mengunjungi sanak saudara, handai

taulan, konferensi, misi, dan sebagainya.

2. Pelancong (excursionist)

Pengunjung sementara yang tinggal di daerah yang di kunjungi dalam

waktu kurang dari 24 jam.

2.3 Objek Dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata (tourist attraction) merupakan salah satu

unsur pokok dalam pengembangan dan pembangunan dunia kepariwisataan

(23)

Objek dan daya wisata juga merupakan hal yang sangat penting dalam

mensukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa

sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan

sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun

dinikmati oleh wisatawan sekaligus merupakan sasaran utama wisatawan dalam

mengunjungi suatu daerah atau negara. Dalam pengertian luas bahwa

wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Menurut UU No. 9 / 1990, objek dan atraksi wisata memiliki pengertian

tersendiri, yaitu :

a. Objek wisata adalah merupakan hal-hal yang menarik untuk dilihat

dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja.

b. Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat,

dinikmati dan dirasakan oleh wisatawan yang merupakan hasil kerja

manusia.

Menurut Peraturan Pemerintah, Republik Indonesia No. 24/ 1979 :

a. Objek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, atau

hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan

(24)

b. Atraksi wisata adalah semula yang diciptakan manusia berupa

penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat upacara

adat, dan lain-lain.

Sumber objek wisata sebagai daya tarik wisata dapat dikelompokkan

menjadi empat kelompok yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu :

a. Nature (alam) yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam

dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat

dinikmati dan memberikan kepuasan bagi wisatawan, misalnya

keindahan alam, flora dan fauna, pemandangan alam dan lain-lain.

b. Culture (kebudayaan) yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik

yang berasal dari seni dan kreasi manusia berupa kesenian

tari-tarian, upacara adat, keagamaan dan lain-lain.

c. Human (manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan aktivitas

atau kegiatan manusia (way of life) yang khas, dan mempunyai daya

tarik tersendiri yang dapat dijadikan objek wisata, misalnya Suku

Dayak di Kalimantan dan Suku Asmat di Irian Jaya dengan gaya dan

cara hidup yang masih unik.

d. Man made (ciptaan manusia) yaitu segala sesuatu yang merupakan

hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata,

misalnya candi-candi, prasasti, monumen, kerajinan tangan dan

lain-lain.

(25)

Sumber daya merupakan suatu modal utama pada setiap industry

yang menghasilkan suatu produk . Sumber daya yang dimiliki akan sangat

menentukan kualitas suatu produk yang akan dihasilkan. Menurut Depbudpar

(2007), argumentasi tentang sumber daya pariwisata dapat diperluas, termasuk

berbagai faktor yang tidak tercakup dalam konseptualisasi secara tradisional

yang selalu dihubungkan dengan sumber daya alam. Salah satu karakteristik

dari sumber daya pariwisata adalah dapat dirusak dan dihancurkan oleh

pemakaian yang tidak terkendali dan kesalahan pengaturan.

Dalam dunia pariwisata sumber daya yang terkait diantaranya :

1. Sumber Daya Alam

Usur-unsur alam sebenarnya bersifat netral sampai manusia

mentransformasikanya menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi

oleh bagaimana sumber daya alam itu digunakan.

Menurut Damanik dan Weber (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 70),

sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata

alam adalah :

a. Keajaiban dan keindahan alam (topografi)

b. Keragaman flora

c. Keragaman fauna

d. Kehidupan satwa liar

e. Vegetasi alam

f. Ekosistem yang belum terjamah manusia

(26)

h. Lintas alam (trekking, rafting, dan lain-lain)

i. Objek megalitik

j. Suhu dan kelembaban udara yang nyaman

k. Curah hujan yang normal.

Sedangkan Menurut Fennel (dalam Pinata dan Diarta, 2009 : 71),

sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya pariwisaya

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Lokasi geografis

Menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi yang

terkait dengan beberapa variabrel lain, misalnya untuk wilayah eropa

yang dingin dan bersalju seperti Swiss mungkin cocok untuk

dikembangakan atraksi wisata ski es.

b. Iklim dan cuaca

Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air

laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Bersama faktor geologis,

iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang

mempengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin, dan sebagainya.

c. Topografi dan landforms.

Bentuk umum dan struktur permukaan bumi membuat beberapa

georafis menjadi bentangan alam yang unik (landform). Kedua aspek

ini menjadai daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi georafis

suatu wilayah/benua lainya sehingga sangat menarik untuk menjadi

(27)

d. Surface materials.

Menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan

bumi, misalnya formasi buatan alam, pasir, mineral, minyak, dan

sebagainya, yang sangat unik dan menarik sehingga bisa

dikembangkan menjadi atraksi wisata alam.

e. Air

Air memegang peran yang sangat penting dalam menentukan tipe

dan level dari rekreasi outdoor, misalnya dalam mengembangkan

jenis wisata pantai/bahari, danau, sungai, dan sebagainya (sailing,

cruisesw, fishing, snorkeling, dan sebagainya)

f. Vegetasi

Vegetasi merujuk pada keseluruhan kehidupan tumbuhan yang

menutupi suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada

kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada

kawasan konservasi alam/hudan lindung.

g. Fauna

Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktifitas wisata

baik dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan

mancing) maupun non konsumsi (misalnya birdwatching).

2. Sumber Daya Budaya

Istilah “budaya” tidak hanya sekedar merujuk pada sastra dan seni,

tetapi juga pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikan manusia dalam

(28)

berikutnya, serta mencakup pengertian yang lebih luas dari lifestyle dan folk

heritage. Dalam pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya

budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai

pariwisata budaya.

Sumbr daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik

wisata diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bangunan bersejarah, situs, monument, museum, galeri seni, situs

budaya kuno dan sebagainya.

b. Seni patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan

dan seni, pusat desain, studio artis, industry film, penerbit, dan

sebagainya.

c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan,

eksibisi foto, festival, dan even khusus lainya.

d. Peninggalan keagamaan, pura, candi, masjid, situs, dan jejak

peninggalan agama lainya.

e. Kegiatan dan tata cara hidup masyarakat lokal, sestem pendidikan,

sanggar, teknologi tradisional, cara kerja dan tradisi yang berlaku

pada masyarakat setempat.

f. Perjalanan (trekking) ke tempat bersejarah menggunakan alat

transportasi tradisional unik (berkuda, delman, dan sebagainya).

Mencoba kuliner setempat. Melihat persiapan, cara membuat,

menyajikan,dan menyantapnya merupakan salah satu atraksi budaya yang

(29)

3. Sumber Daya Manusia

Faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata.

Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia

untuk menggerakanya. Sebagai salah satu industry jasa, sikap dan kemampuan

staff akan sangat berdampak terhadap pelayanan yang diberikan kepada

wisatawan yang secara lansung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan,

dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukan.

Secara garis besar, karir yang dapat ditekuni dan memerlukan sumber

daya manusia dalam dunia kepariwisataan adalah :

a. Bidan transportasi, darat, laut, dan udara

b. Bidang akomodasi, dari segala macam bentuk akomodasi

c. Biro perjalanan wisata

d. Instansi pengelola wisata, baik swasta maupun pemerintah

e. Dan lain sebagainya.

2.6Manfaat Pariwisata

Perkembangan kepariwisataan dewasa ini sangat mempengaruhi

perkembangan suatu negara. Begitu besar manfaat pariwisata, hal ini dapat kita

lihat dari :

a. Bidang Ekonomi

Dengan adanya pariwisata pendapatan negara semakin bertambah

khususnya dari penerimaan pajak-pajak pada sektor usaha yang

(30)

restoran , biro perjalanan umum, agen perjalanan serta usaha-usaha

lainnya yang menunjang kegiatan kepariwisataan tersebut.

Kebutuhan wisatawan akan akomodasi, makan dan minum serta

souvenir, akan merangsang pertumbuhan sektor usaha ekonomi

lainnya seperti kerajinan tangan, pertanian, peternakan, dan industri

ringan lainnya yang menghasilkan barang-barang untuk keperluan

wisatawan.

b. Bidang Seni Budaya

Untuk memenuhi rasa ingin tahu dan menyelami seni budaya suatu

daerah dimana seni budaya tersebut tidak terdapat dinegaranya,

maka jelas hal itu merupakan salah satu dorongan untuk melakukan

perjalanan. Wisatawan jauh-jauh datang dari negara asalnya untuk

melihat seni budaya suatu daerah yang dianggapnya menarik. Dan

ini merupakan dorongan untuk mengembangkan serta

menumbuhkan kreasi, penggalian dan pemeliharaan seni budaya

yang hampir punah. Disamping itu juga akan mendorong serta

mengembangkan nilai-nilai budaya suatu bangsa, menghidupkan

kembali seni tradisional, serta meningkatkan budaya lain.

c. Memperluas Kesempatan Kerja

Adanya perkembangan usaha pariwisata maka semakin banyak

(31)

bekerja pada usaha-usaha pariwisata. Misalnya bekerja di Hotel,

Biro Perjalanan Wisata dan lain sebagainya.

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun adalah sebua

(32)

sedang bertugas untuk masa bakti

adalah Hj. Nuriaty Damanik, S.H.

dari

selama beberapa waktu.

Lambang Kabupaten Simalungun:

1. Lambang berbentuk perisai terbagi lima petak dengan dasar lambang

hijau lahan.

2. Bagian atas lambang digambarkan hiou Suri-suri dengan warna hitam

yang bersuat (bersifat) putih dan pada hiou Suri-suri tertulis nama

"Simalungun" dengan warna putih.

3. Pada petak tengah dengan latar belakang warna kuning emas terdapat

gambar rumah balai adat dengan susunan galang 10, 7 anak tangga, jerjak

8 sebelah, tiang 4, sudut atap lima, dan pada rabung atas terdapat gambar

kepala kerbau dengan warna atap hitam dan galang warna putih.

4. Pada petak kiri atas dengan latar belakang warna merah darah terdapat

gambar daun teh sebanyak 8 helai berwarna hijau.

5. Pada petak kanan atas dengan latar belakang warna putih terdapat gambar

Bukit Barisan berpuncak dan dua buah puncak di tengah lebih tinggi

daripada di sampingnya berwarna biru dan sebelah bawah gelombang

(33)

6. Pada petak kiri bawah dengan latar belakang warna putih terdapat gambar

setangkai padi dengan jumlah padi 17 butir berwarna kuning emas.

7. Pada petak kanan bawah dengan latar belakang warna merah darah

terdapat gambar bunga kapas 5 kuntum berwarna putih dan kelopak

bunga berwarna hijau.

8. Garis batas-batas petak dengan warna hitam dan sebelah luar perisai tepi

hiou Suri-suri ditambah dengan garis putih.

9. Pita sebelah bawah perisai berwarna putih dengan tepi berwarna hitam.

Di pita tersebut tertulis semboyan lambang, yaitu "HABONARON DO

BONA", kata dalam bahasa Simalungun yang berarti kebenaran itu adalah

pokok.

Makna gambar-gambar pada lambang:

1. Lambang berbentuk perisai menggambarkan kekuatan dan pertahanan

membela kepentingan daerah dan negara.

2. Bilangan-bilangan pada bagian-bagian lambang adalah simbol yang

menggambarkan kesetiaan kepada Negara Republik Indonesia.

3. Padi dan Kapas adalah kebutuhan pokok untuk mencapai kemakmuran

dan keadilan.

(34)

5. Gunung dan danau menggambarkan keindahan alamnya.

6. Gelombang danau menggambarkan dinamika masyarakat.

7. Rumah Balai adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat,

kebudayaan, dan kesenian daerah.

Lambang Kabupaten Simalungun

3.2 Suku dan Agama

Suku Bangsa di Simalungun masih didominasi ole

Sedangkan agama yang dianut oleh masyarakat Simalungun adala

(56,6

dan sisa-sisanya adalah agama-agama lain seper

(35)

Secara geografis kabupaten Simalungun memiliki

luas wilayah 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera

Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamat

mencapai 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamata

Wilayah Simalungun berbatasan dengan beberapa kabupaten

diantaranya:

3.4 Potensi Ekonomi

Potensi ekonomi Kabupaten Simalungun sebagian besar terletak pada produksi

pertaniannya. Produksi lainnya adalah hasil industri pengolahan dan jasa.

3.4.1 Pertanian dan Perkebunan

Selama tahun 2012, Kabupaten Simalungun menghasilkan antara lain

440.992 t

(36)

kayu terbesar di Sumatera Utar

cukup besar dari kabupaten ini adalah kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar.

Tanaman perkebunan rakyat yang memberikan kontribusi sebesar 25,41%

terhadap

kelapa

3.4.2 Pariwisata

Kabupaten Simalungun memiliki 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas

30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya, dan

selebihnya adalah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamat

kecamatan itu pula terdapat objek wisata yang paling diandalkan, yait

atau 74 km dari

Pada tahun 2012, industri pariwisata Simalungun bertumpu pada 10

hotel bintang dan 43 hotel melati. Jumlah hotel bintang tersebut adalah yang

terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.

3.5 Objek Wisata Kabupaten Simalungun

Beberapa objek wisata yang terdapat dikabupaten Simalungun.

(37)

3.6 Pemerintahan

3.5.1Kecamatan

Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan yaitu:

(38)

3.6 Pemekaran Daerah

3.6.1 Kabupaten Simalungun Hataran

Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

(39)

3.6.2 Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar adalah salah sat

Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi ole

Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km2 dan berpenduduk sebanyak 240.787

jiwa (2000).

Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52

km dari

memiliki

banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai

menimbulkan bunyi yang keras.

ini pada

atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena

ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala

Wahana Tata Nugraha pada t

Sektor

terletak di tengah-tengah Kabupat

sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69

(40)

perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan

22,77 persen atau Rp 385 miliar.

Lambang Kota Pematangsiantar

Sapangambei Manoktok Hitei

3.6.3 Sejarah

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,

Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang

berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah

keturunan marga

kekuasaan sebagai raja ta

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat

tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi

Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut

(41)

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang

2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung

4. Suhi Bah Bosar menjadi

Setel

menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada ta

kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di

Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi

pendatang bar

Pada ta

Kemudian pada tanggal 1 Juli

Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri.

Sejak Januari

yang mempunyai Dewan.

Pada

Setelah

(42)

Kot

sampai ta

Berdasarkan UU No.1/ 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan

dengan keluarnya Undang-undang No.18/ 1965 berubah menjadi Kota, dan

dengan keluarnya Undang-undang No. 5/ 1974 tentang-Pokok-pokok

Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II

Pematangsiantar sampai sekarang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahu

Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri

atas 29 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya

dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamat

2. Kecamat

3. Kecamat

4. Kecamat

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret

1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah

(43)

masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar

terdiri dari 38 desa/kelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²

Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

1. Kecamat

2. Kecamat

3. Kecamat

4. Kecamat

5. Kecamat

6. Kecamat

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan

bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar

da

Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².

Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran

wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:

1. Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

2. Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan

(44)

3. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan

4. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Keluraha

5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan

Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada

sebanyak delapan kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh

tiga Kelurahan.

3.6.4 Geografi

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00”

Lintang Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah

wilaya

Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter

di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan,

kecamatan yang terluas adalah kecamat

wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah Kota

Pematangsiantar.

(45)

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar

tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan

suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu minimum rata-rata 21,1 oC pada

tahun 2012.

Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata

tertinggi pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88

persen, sedangkan curah hujan rata-rata 229 mm dimana curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.

3.6.6 Pemerintahan

Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan yaitu:

(46)
(47)

Peta pembagian wilayah Kecamatan di Kota Pematangsiantar

3.6.7 Penduduk

Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 236.947 jiwa

dengan kepadatan penduduk 2.963 jiwa per km².

Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk

laki-laki. Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 115.488 jiwa dan penduduk perempuan 121.459

jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar

95,08.

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan

Jumlah penduduk

Kepadatan penduduk (per km²)

1 17.378 18.089 35.467 11.066

2 8.959 9.232 18.191 2.325

3 7.219 7.665 14.884 827

(48)

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan

Di kota Pematangsiantar terdapat

yang kampusnya terletak di Jl. Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat

sering disebut

seperti

berdiri.

Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti

(49)

Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid

berprestasi yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional.

Secara total, Pematang Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7

Universitas/Akademi.

Di kota ini juga terdapat Museum

peninggalan sejarah dan budaya Simalungun. Museum ini dikelola oleh

Yayasan Museum Simalungun, dan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, di

antara kantor Polres Siantar da

3.6.9 Kesehatan

Terdapat 7 buah Rumah Sakit dari berbagai kategori di Pematang

Siantar dengan kapasitas 597 tempat tidur

Rumah Sakit Umum Daerah dr

tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3 dokter gigi, dan 25 dokter

spesialis.

Rumah sakit di atas dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas), dan 10 Puskesmas pembantu. Selain itu terdapat 17 Balai

Pengobatan Umum (BPU) dan 235 Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu).

(50)

Pematang Siantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus

dan Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana

Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar

terdapat di Termina

(51)

BAB IV

PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

4.1 Objek Wisata Mata Air Aek Manik

Objek wisata mata air aek manik atau dikenal juga dengan sebutan bah

aek manik merupakan sebuah kolam pemandian yang terdapat di kecamatan

Sidamanik, Kota Pematang Siantar, tepatnya berada di area perkebunan teh

milik PT. Perkebunan Nusantara IV Pematang Siantar.

Pada dasarnya objek wisata permandian aek manik ini sebenarnya

adalah sebuah aliran sungai, akan tetapi keunikan airnya yang terlihat

seolah-olah tidak bergerak mengalir menjadikan tempat ini terlihat seperti kolam

genangan mata air dari perbukitan yang terdapat disekitarnya.

Air yang terdapat pada kolam permandian begitu jernih, berwarna

kebiruan yang segar, kolam alami yang berada diantara perbukitan kecil dengan

rimbunya pepohonan membuat udara di kolam ini terasa sejuk dan tidak begitu

panas walaupun pada siang hari disaat terik matahari.

Pada dasar kolam terdapat hamparan pasir putih seperti pasir pantai

yang lembut dan bebatuan pegunungan dengan beraneka ukuran serta beberapa

ukiran relief yang menghiasi dinding kolam yang sudah kusam kelumutan.

Selain itu juga terdapat sebuah pancuran air dari atas dengan membawa air

(52)

setempat, karena kemurnian airnya, mata air aek manik dapat diminum tanpa

harus dimasak terlebih dahulu.

4.2 Potensi Wisata Aek Manik

Meski tergolong baru, objek wisata pemandian aek manik cukup banyak

diminati terutama oleh masyarakat lokal. Hingga sekarang ini informasi tentang

keberadaan objek wisata aek maik samakin meluas dikalangan masyarakat dan

bahkahkan tempat ini juga telah dikunjungi oleh wisatawan luar negri terutama

Asia Tenggara.

Dari informasi yang didapat penulis, dari beberapa wisatawan lokal

yang berkunjung mengatakan bahwasanya objek wisata pemandian aek manik

sangat menarik untuk dikunjungi.

Keberadaan objek wisata yang terletak di tengah rimbunya hutan desa

aek manik menyuguhkan nuansa alam yang sejuk sehingga tempat ini sangat

cocok untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berlibur untuk melepas

lelah dari kesibukan dan rutinitas sehari-hari.

4.2.1 Insfrastruktur

1. Akses Dan Moda Transportasi

Untuk dapat menuju objek wisata aek matik untuk sekarang ini, bagi

para wisatawan yang hendak berkunjung dapat menggunakan sarana

(53)

menggunakan sarana transpor tasi umum dapat bertolak menuju kota

Pematang Siantar dengan menggunakan bus seperti sejahtera atau intra.

Dari Pematang siantar dilanjutkan dengan menggunakan angkot rute

siantar – sidamanik seperti beringin indah. perjalanan memakan waktu

tempuh 25 menit , Tepat didepan lapangan desa hutan lama (pasar

sidamanik) berhenti dan masuk ke Jalan siamatahuting sejauh 700

meter, jika menemukan persimpangan tiga silahkan berbelok kekanan

dan menemukan penunjuk jalan bah manik. Jarak tempuh 150 km

dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.

2. Akomodasi

Untuk sekarang ini, pada objek wisata aek manik belum terdapat

fasilitas akomodasi yang dikelola secara umum yang dapat digunakan

oleh wisatawan. Hanya ada sebuah kamar mandi yang hanya dapat

digunakan sebagai tempat berganti pakaian bagi wisatawan.

Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil

ataupun sepeda motor, di sekitar objek wisata terdapat tempat penitipan

kendaraan yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat setempat.

Bagi wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal makanan atau

minuman yang diperlukan karena di dalam area objek wisata aek manik

(54)

4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang kepariwisataan simalungun

Dengan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke

daerah objek wisata yang menawarkan keindahan dan keunikan lingkungan

alam, keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik saat ini mendapat

tempat dan perhatian tersendiri bagi wisatawan pada saat sekarang ini dan

memiliki potensi yang besar yang dapat dikembangkan dan dikelola secara baik

oleh masyarakat dan pemerintah.

Selain itu, keberadaan objek wisata aek manik juga dapat memberikan

pilihan lain bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kabupaten simalungun

selain objek wisata yang telah dikembangakan dan populer di kabupaten

simalungun.

4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun

Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan,

dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun

pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.

Informasi yang didapat oleh wisatawan mengenai keberadaan objek

wisata aek mainik didapat hanya melalui informasi persuasif dari beberapa

(55)

Meskipun di beberapa media kita dapat milihat mengenai iformasi

tentang eksistensi dan keunikan serta daya tarik yang ditawarkan, namun pada

dasarnya belum ada upaya yang sistematis dan terorganisir oleh pihak-pihak

yang terkait terutama pemeritah setempat, dalam hal ini pihak dinas pariwisata

kabupaen simalungun.

Keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik tidak hanya

memberikan pilihan lain bagi wisatawan untuk berwisata, selain itu keberadaan

objek wisata aek manik juga memberikan pendapatan ekonomi khususnya bagi

masyarakat setempat. Karna pada dasarnya pembangunan suatu objek wisata

tentunya harus memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan

(56)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Objek wisata aek manik masih tergolong baru dikalangan wisatawan,

dan pengelolaanya pun belum dilakukan secara baik oleh masyarakat maupun

pemerintah khususnya dinas pariwisata kabupaten simalungun.

Objek wisata pemandian aek manik kabupaten Simalungun memiliki

potensi yang besar untuk dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh

pihak pemerintah maupun swasta serta masyarakat setempat. Pengembangan

objek wisata aek manik tentunya juga akan memberikan pendapatan ekonomi

bagi banyak pihak terutama masyarakat di sekitar objek wisata.

Keindahan alam dan keunikan objek wisata aek manik dapat menjadi

pilihan lain bagi wisatawan yang datang berkunjung ke daerah Kabupaten

Simalungun selain objek wisata lain yang telah lama ada dan dikelola di daerah

Kabupaten Simalungun.

Salain keindahan dan keunikan alam yang ada pada objek wisata aek

manik, ada beberapa hal lagi yang harus diperhatikan dan dikembangkan dan

dikelola dengan baik diantaranya, infrastruktur dan fasilitas pendukung lainya.

(57)

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan dan dari

beberapa permasalahan yang ditemukan, maka, penulis menyarankan agar:

1. Adanya perhatian dan upaya oleh pemerintah setempat untuk dapat

mengembangkan dan melakukan pengelolaan secara terorganisir

terhadap objek wisata aek manik.

2. Harus ada kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat

serta para pelaku bisnis pariwisata guna adanya koordinasi yang jelas

dalam upaya pengembangan objek wisata aek manik.

3. Pengembangan dan pengelolaan harus memperhatikan aspek kelestarian

alam dan lingkungan sekitar objek wisata.

4. Pengembangan dan pengelolaan juga harus berorientasi pada sara dan

prasarana umum maupun pendukung yang dapat memudahkan

wisatawan dalam melakukan wisata ke objek wisata aek manik

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Marpaung, Happy 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta.

Pinata, I Gde dan Putu G. Gayatri 2005. Sosiologi Pariwisata.

Yogyakarta : Andi

Referensi

Dokumen terkait

Objek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, cara hidup, seni budaya, sejarah bangsa, dan juga suatu alam yang menarik untuk dikunjungi.. Sedangkan atraksi

Namun pada dasarnya obyek wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke

pada Kawasan Pantai Widuri mampu menjadi atraksi wisata yang mempunyai. daya tarik tersendiri, baik untuk wisatwan yang sedang berkunjung

potensi obyek dan atraksi wisata untuk dikembangkan pada suatu kawasan agar. dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan

Desa Pasir Biru Memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata khususnya dalam atraksi budaya terutama untuk pengembangan desa wisata

Beberapa elemen dari komponen sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata terdiri dari cuaca iklim,bentang alam,flora dan

Wadah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan di atas dan untuk dikembangkan sebagai pemanfaatan potensi alam yang tersedia dapat berupa Wisata Agro Bunga yang merupakan wisata

atraksi, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi sumber daya wisata kawasan LKL berkelanjutan. Tujuan umum dari