• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK PENYAJIAN TARI MBUAH PAGE PADA UPACARA KERJA TAHUN MASYARAKAT KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK PENYAJIAN TARI MBUAH PAGE PADA UPACARA KERJA TAHUN MASYARAKAT KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan karunia yang telah dulimpahkan –Nya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul Skripsi ini adalah “Bentuk Penyajian Tari mbuah page Pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.

Tujuan penelitian dan penulisan Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tari. Selama proses penelitian penulis menghadapi berbagai kendala, akan tetapi dalam menghadapi kendala-kendala tersebut penulis sangat terbantu dari beberapa pihak yang suka rela selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Sendratasik

4. Siti Rahmah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari. 5. Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Yusnizar Heniwaty, S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi I. 7. Iskandar Muda, S.Sn. M.Sn selaku Dosen Pembinmbing Skripsi II. 8. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Narasumber

9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik.

(6)

melahirkan dan membesarkan penulis, serta senantiasa memberikan doa yang tulus, kasih saying dan berjerih payah untuk mencukupkan segala kebutuhan penulis. Kedua saudara penulis Imron dan Bayu Tri Ramadhan. 2. Narasumber Modesta Br Tarigan, Rika Endang Ginting, Namaken Ginting

Munte, Sanggar Tari Mbuah Page yang telah memberikan informasi kepada penulis.

3. Sahabat penulis, Annisha Junita, Destari FD, Fitri Irawati, Semandari, Utari, Maria Fabyola, Hendra, dan seluruh mahasiswa stambuk 2011. 10.Teristimewa buat orang terdekat Satria Nugroho Putra S.Pd yang telah

memberikan perhatian, do’a dan motivasi dalam penyelesaian Skripsi ini. Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, penulis berharap kepada para pembaca Skripsi ini untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan Skripsi ini nantinya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan Agustus 2015

Eka Lestari

(7)

i ABSTRAK

Eka Lestari, NIM. 2111542004. Bentuk Penyajian Tari Mbuah Page Pada Upacara Kerja Tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Tari. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi kerja tahun dan tari mbuah page, untuk mengetahui bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun masyarakat Karo di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk yang menjelaskan tentang struktur, yaitu susunan, proses dalam pertunjukan tari mbuah page. Elemen-elemen juga akan dijelaskan meliputi tema, gerak, gerak tari ,tata rias dan busana, pola lantai, dan iringan (musik).

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini berada di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah took budaya dan seniman Karo yang aktif melestarikan tari mbuah page. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa eksistensi tari mbuah page dan upacara kerja tahun di Desa Dokan masih ada keberadaanya, itu terlihat pada peringatan upacara kerja tahun yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di bulan April, tari mbuah page ditampilkan di dalam perayaan puncak upacara kerja tahun tersebut. Bentuk penyajian tari mbuah page, meliputi beberapa elemen ialah tema, tari mbuah page ini bertemakan bertani, sesuai dengan tema tersebut gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari mbuah page ini juga tidak terlepas dari gerakan bertani, seperti mencangkul (encangkul), menabur benih (merdang), panen (rani), dan lain sebagainya. Untuk busana dan rias wajah yang digukanakan juga disesuaikan dengan tema tari mbuah page, pola lantai tari mbuah page juga berubah-ubah disebabkan beberapa hal diantaranya jumlah penari, dan mengurangi rasa monoton pada setiap pertunjukannya. Jumlah penari tidak dibatasi, tetapi diharuskan menari secara berpasangan. Musik pengiring yang digunakan berupa music rekaman, suasana dalam music pengiring bernuansa bahagia dan penuh pengharapan terhadap hasil panen berikutnya.

(8)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

v

DAFTAR FOTO

Halaman

Foto 4.1Pembukatarimbuahpage ... 37

Foto4.2 Prosesjongkokpadatarimbuah page . ... 38

Foto 4.3 Proses berdiripadatarimbuahpage . ... 39

Foto 4.4Berjalandalamtarimbuahpage . ... 39

Foto 4.5Mencangkul (encangkul) dalamtarimbuahpage ... 40

Foto 4.6Menaburbenih (merdang) padatarimbuahpage . ... 41

Foto 4.7Berkumpulbersamapadatarimbuahpage ... 41

Foto 4.8Menyabit (nyabi)dalamtarimbuahpage . ... 42

Foto 4.9Membawapadidarisawahkerumahpadatarimbuahpage . ... 43

Foto 4.10Memisahkanbatangdenganbiji (ngerik) padatarimbuah page. ... 43

Foto 4.11Memisahkanbijipadi yang berisidengan yang tidakberisi (ngangin) 44 Foto 4.12Gerakanpenutup tari . ... 44

Foto4.13 Tata Busanatarimbuahpage . ... 47

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia melahirkan suatu adat-istiadat yang menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku disetiap daerah. Sebagai bangsa yang besar Indonesia juga dikenal dengan adat dan kesenian yang beragam.

Suku-suku di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya sebagai ciri khas. Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia dan juga mempunyai banyak suku, salah satunya adalah suku Batak. Suku Batak terbagi atas enam kelompok suku, yaitu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pak-pak, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Diantara keenam suku Batak tersebut ada juga yang mempunyai kebudayaan dan kesenian yang berbeda-beda, seperti halnya yang ada pada suku Batak Karo.

(11)

2

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan cara kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”

Untuk melengkapi pendapat di atas, Koentjaraningrat (1970:193) menyatakan bahwa: “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.” Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa

kebudayaan merupakan tingkah laku bangsa.

Kebudayaan yang masih dipertahankan oleh masyarakat Karo antara lain perkawinan, pesta adat, kematian dan lain sebagainya. Masing-masing bentuk Upacara tersebut dilakukan dengan cara-cara tertentu yang menjadi ciri khas dari masing-masing suku bangsa tersebut. Ciri khas tersebut disatu pihak ada yang masih dipertahankan oleh masyarakat Karo dan tidak mengalami perubahan sebagai kebudayaan yang menjadi bagian dari masyarakat Karo.

Masyarakat Karo merupakan masyarakat desa yang mayoritas kehidupan mengandalkan kepada pertanian. Selain sebagai kehidupan religius dan interaksi sosial. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman penting dan membutuhkan penghormatan terhadap proses penanamannya. Panggilan tertentu seperti “beru dayang” menunjukan dihargainya padi. Selain sebagai

bahan pangan pokok dan sumber kekuatan ekonomi.

(12)

3

sebuah perayaan berupa pesta sebagai rasa syukur kepada sang pencipta atas keberhasilan panen padi yang diadakan setahun sekali. Dengan itu dulunya dibentuk suatu kelompok kerja yang beranggotakan 15 orang atau lebih, mereka bergotong royong secara bergilir bkerja dari satu tempat ketempat yang lain dan setelah semuanya selesai maka diadakanlah kerja tahun sebagai ucapan rasa syukur kepada sang pencipta atas keberhasilan panen padi. Sesuai dengan perkembangan zaman, pelaksanaan kerja tahun berbeda diberbagai daerah di tanah Karo, masing-masing daerah lebih memfokuskan pada tahapan tertentu kegiatan pertanian, ada yang merayakan dimasa awal penanaman (merdang merdem), pertengahan pertumbuhan (nimpah bunga benih), pada masa akan panen (mahpah), ataupun pada masa panen (ngerires).

Upacara kerja tahun di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten karo sangatlah penting hal ini dapat dilihat dari perayaan upacara kerja tahun yang rutin dilaksanakan di lingkungan setiap tahunnya tepatnya sekitar bulan April. Adapun salah satu kesenian yang ditampilkan dalam Upacara kerja tahun ini yaitu tarian mbuah page.

(13)

4

dalam menarikan tarian ini berupa bakul, cangkul, sabit, dan tongkat. Adapun instrument musik yang mengiringi, gondang (musik) lima sendalanen sebuah

perangkat musik tradisional Karo yang terdiri dari lima alat musik, sarune, (alat musik tiup), gendang singindungi, gendang singanaki, gong, dan penganak (gong kecil) sebagai pengatur ritme.

Seiring perkembangan zaman tarian mbuah page tidak hanya dtarikan pada saat pesta panen tetapi tarian ini juga ditampilkan pada saat acara-acara adat lainnya seperti pesta tahunan, pesta perkawinan dan pesta guro-guro aron. Gerakan tari yang saat ini banyak ditampilkan pada masyarakat umum merupakan gerakan tari yang telah dimodifikasi oleh masing-masing pelestari tarian tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan berkeinginan untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam lagi tentang “Bentuk Penyajian

Tari mbuah page Pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan

Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.

B. Identifikasi Masalah

(14)

5

Dengan munculnya identifikasi masalah berarti adanya upaya untuk mendekatkan dan mengenal permasalahan sehingga masalah yang dibahas tidak meluas dan melebar, serta mencapai ada sasaran penelitian untuk dicari jawabannya. Tujuan dari identifikasi masalah ialah agar peneliti menjadi terarah dalam melakukan penelitian dan bahasan masalah tidak menjadi terlalu luas, maka dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifiikasi sebagai berikut :

1. Bagaiman eksistensi tari mbuah page dan upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

2. Bagaimana peran tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

3. Bagaimana sistem kekerabatan Mayarakat Karo dan hubungannya pada upacara kerja tahun di Desa Dokan Kecamatan Merek kabupaten Karo? 4. Apakah iringan tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo

di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

5. Bagaimana bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

C.Pembatasan Masalah

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Batasan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.

(15)

6

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyelidikan, tidak akan pernah jelas batasan-batasan masalah, pembatasan-batasan masalah ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam memecahkan masalah, waktu, ongkos, dan lain sebagainya”.

Berdasarkan pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa perlunya pembatasan masalah dalam penelitian, maka untuk itu penelitian menentukan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiman eksistensi tari mbuah page dan upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

2. Bagaimana bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

D.Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dijelaskan rumusan masalah penulisan ini. Menurut Abdul dalam Burhan (2012:43) mengemukakan bahwa:

“rumusan fokus masalah tidak perlu diurut sebanyak mungkin, melainkan diusahakan dikemas dalam beberapa poin penting atau konsep kunci saja yang menunjuk pada inti masalah yang hendak di telusuri secara mendalam dan tuntas.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaiman bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun

(16)

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas dalam suatu pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah yang terjadi. Dengan tujuan yang jelas, maka kegiatan sebuah penelitian menjadi lebih terarah. Menurut pendapat Abdul dalam Burhan (2012:44) menyatakan “tujuan penelitian mesti diletakkan dalam keterkaitan logis dengan fokus kajian penelitian dan kesimpulan yang berhasil ditarik setelah kegiatan penelitian selesai.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan eksistensi tari mbuah page dan kerja tahun Masyarakat

Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo

2. Mendeskripsikan bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian selalu memiliki hasil yang bermanfaat atau berguna, terutama untuk pengembangan ilmu, baik bagi penulis maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang lain. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo 2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Batak

(17)

8

3. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khususnya seni tari yang tidak dikenal oleh masyarakat umum.

4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.

(18)

53

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Upacara kerja tahun di Desa Dokan masih terlihat eksistensinya, hal itu dapat dilihat dengan diadakan rutin upacara kerja tahun tersebut setiap tahunnya pada bulan April. Peringatan uapacara kerja tahun sudah berlangsung cukup lama dimasyaraka Karo desa Dokan. Begitu juga dengan tari mbuah page, tari mbuah page biasa ditampilkan dimalam puncak perayaan upacara kerja tahun, masyarakat Karo Desa Dokan berupaya mempertahankan dan melestarikan warisan budaya mereka, mereka mempertahankannya dengan beberapa cara salah satunya ialah membuat perkumpulan generasi muda yang disebut dengan sanggar mbuah page melalui sanggar inilah generasi muda sebagai penerus

mempelajari adat istiadat maupun kebudayaan mereka.

(19)

54

jumlah penari yang tidak dibatasi tetapi menarikannya secara berpasangan dan tidak dalam satu marga atau ada hubungan darah. Jumlah penari untuk menarikan ini bisa saja 3 pasang, 2 pasang, bahkan 1 pasang sekalipun. Untuk musik pengiring tari mbuah page ini mengunakan musik rekaman, alat musik yang digunakan berupa alat musik tradisonal suku Karo berupa kulcapi,gendang singanaki, gedang singindungi. Suasana yang terdapat dalam musik tersebut merupakan

suasana gembira dan penuh pengharapkan akan hasil panen berikutnya. B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberi beberapa saran antara lain:

1. Agar para penulis menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tari mbuah page pada upacara kerja tahun.

2. Pemerintah dan penduduk setempat harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama yaitu melestarikan adat-istiadat, kesenian, dan kebudayaan yang diwariskan kepada mereka.

3. Generasi muda khususnya generasi Karo harus benar-benar memahami tentang sejarah tarian mereka agar terjaga kelestarian hingga ke masa-masa yang akan datang.

(20)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. (2007). Analisis Esensial. PT. Raja Grafindo. Jakarta: Persada Dalman, H. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.

Sleman: Pustaka Widyatama.

Hadi, Sumandiyo (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Harsojo.(1985). Pengantar Antropologi. Jakarta: Gramedia Ihromi (2000). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.

Jazuli, M.1994.Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni.Yogyakarta:Persada ---. 2013. Sosiologi Seni edisi 2. Yogjakarta: Graha Ilmu

Joosten Ginting, Leo dan Kriswanto Ginting. 2014. Tanah Karo (Selayang Pandang). Medan: Bina Media Perintis

Kamus (2002). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Jakarta:Gramedia

Kayam, Umar.1981. Seni, Tradisi, Masyarakat (Art, Tradition and Populace) Koentjaraningrat.1970.Kebudayaan,MetalitasdanPembangunan.Jakarta:Gramedia ---. 1976. Penghantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta

---. 1981. Sejarah Tari Antropologi. Jakarta: UI Press

Langer, Suzanne, K (1988), Problematika Seni Terjemahan F.X Widyarato, Bnadung: Akademi Seni Tari Indonesia.

Meliza Nasution, putri. 2013. Landek dalam upacara Cawir Metua Pada Masyarakat Karo. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

Nugrahaningsih, RHD dan Yusnizar Heniwaty. 2012. Tari (Identitas dan Resistensi). Medan: Unimed Press

Nurhasanah. 2011. Bentuk Penyajian dan Nilai Estetika Tari Piso Surit Pada Masyarakat Karo. Skripsi. Medan: Universitas Negeri

Nurwani. 2014. Pengetahuan Seni Tari. Unimed Press: Universitas Negeri Medan Nova Adelina, Christi. 2012. Karakteristik Landek Pada Masyarakat Karo.

(21)

56

Salam, H, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial, Jakarta: Rineka Cipta

Setiana,Ginting,Junita.(2006). Merdang Merdem Sebagai Suatu Tradisi Pada Masyarakat Karo di Kecamatan Tiga Binanga (Kajian Perubahan Sosial Budaya). Jurnal.Medan.Universitas Negeri Medan

Soedarsono.(1972). Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Dramaturgi Tradisionel di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Soeharto, Ben (1985), Komposisi Tari. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.

Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2008).Metode Penelitian. Alfabeta: Bandung

---. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia

Wuri, Handayani, Lilis.2013. Penari Penceng Pesta Gendang Guro-guro Aron dalam Acara Kerja Tahun Di Desa Ketaren Kabupaten Karo: Kajian Nilai dan Norma Adat. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

http://id.m.wikipedia.org/wiki/sumatera

Gambar

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Merek ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian gondang hasapi pada upacara ritual parmalim Si Pahasada, Fungsi upacara ritual parmalim Si Pahasada, dan kegunaan

Penelitian ini menggunakan teori Fungsi, Bentuk dan Makna simbol, Tari tembut-tembut in dilaksanakan pada upacara adat ndilo wari uda didesa Seberaya kecanatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui instrumen apa yang digunakan pada upacara pernikahan di Kuil Shri Mariamman Medan, bentuk penyajian pada upacara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana asal usul Tari Tayub , interaksi sipenari dengan lawan jenisnya yang terdapat pada Tari Tayub dan bentuk penyajian

Hasil penelitian koreografi Tari Taber Darat ini sebagai berikut: (1) Tari Taber Darat dipentaskan pada tahun 1974 sampai tahun 1984; (2) Bentuk penyajian tari

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada lokasi tempat penelitian menimbulkan gagasan atau rencana untuk mengamati dan mengkaji bentuk penyajian tari yang mana

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kerterarikan peneliti terhadap hasil apresiasi tari Jonggan. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisis

Bentuk penyajian tari Mpa’a Lanca pada Upacara Penyambutan tamu di Desa Sambori Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat yaitu gerakan dalam tari Mpa’a Lanca memiliki banyak