• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKU-LIRIK YANG RELIGIUS PADA KUMPULAN SAJAK AKU INI BINATANG JALANG KARYA CHAIRIL ANWAR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA/MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKU-LIRIK YANG RELIGIUS PADA KUMPULAN SAJAK AKU INI BINATANG JALANG KARYA CHAIRIL ANWAR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA/MA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Tri Adhitya

ABSTRAK

AKU-LIRIK YANG RELIGIUS PADA KUMPULAN SAJAK AKU INI BINATANG JALANGKARYA CHAIRIL ANWAR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA/MA

Oleh

TRI ADHITYA

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Aku-lirik pada kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar dan Kelayakannya sebagai bahan

ajar sastra di SMA/MA. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan Aku-lirik yang religius pada kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya

Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA/MA.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwar yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian delapan puisi dalam kumpulan sajak Aku Ini

(2)

Tri Adhitya

adalah aku-lirik yang religius menampilkan penghambaan manusia kepada

Tuhannya, aku-lirik yang siap untuk menghadapi kematian, dan aku-lirik yang merasa berdosa karena telah berpaling dari Tuhannya.

Berdasarkan hasil penelitian ini, delapan puisi yang diteliti dalam kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar layak diadikan sebagai bahan ajar

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 02 November 1991, anak ketiga dari delapan bersaudara, puteri dari pasangan Bapak Deddy Daryan DB dan Ibu Widya

Suri.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah yayasan Ibnu Rusyd Kotabumi

yang diselesaikan tahun 2003. Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kotabumi, diselesaikan tahun 2006. Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Kotabumi, diselesaikan tahun 2009.

Pada 2009 penulis diterimamenjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran

Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 01 Gedong Wani, Lampung Timur

(8)

MOTO

(9)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk

Ayahanda dan Ibunda tercinta

Terima kasih untuk segala cintamu, kasihmu sayangmu seluruh hidupmu, kalian adalah orang tua terbaik.

Kakak dan Adikku tercinta

Ya Allah, jadikanlah kami anak-anak yang pandai bersyukur kepada-Mu dan pandai berterima kasih pada orang tua kami.

Sahabat, teman seangkatan dan seperjuangan Tiada kisah paling indah selain bersama kalian

(10)

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah Subhana Wata’ala, Tuhan semesta alam, yang

memiliki kerajaan langit dan bumi, Yang Kekal disaat yang lain binasa, Maha

Mengetahui segala apa-apa yang dilahirkan maupun yang disembunyikan makhlik-Nya. Berkat limpahan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Aku-lirik pada kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar dan Kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penulisan skripsi ini, antara

lain:

1. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., selaku pembimbing I skripsi, dan selaku

ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan saran, bimbingan dan nasihat kepada penulis.

2. Dr. Munaris, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak membantu,

membimbing dengan cermat, penuh kesabaran, mengarahkan, dan memberi nasihat kepada penulis.

(11)

Pendidikan, Universitas Lampung yang telah begitu baik kepada penulis

selama ini, memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Drs. Imam Rejana M.Si., selaku pembimbing akademik.

5. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung, beserta stafnya.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dan Daerah yang telah memberi penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. 7. Orang tuaku tercinta Papah dan Mam yang selalu memberikan kasih sayang,

motivasi, dukungan dalam bentuk moral maupun material dan untaian doa yang tiada terputus untuk keberhasilanku.

8. Kakakku terkasih dan adik-adikku tersayang yang selalu memberikan

semangat.

9. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu mendampingiku, Ika Agustina Pratiwi, Maryani, Yanti Jelita, dan Emi Risma. Semoga Tuhan membalas

budi baik sahabat dan berkah pada kita semua, amin.

10. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Candra, Wini, Windi, Vicha,

Anis, Yeni, Valen, Maryani, Andari, Emi, Ika, Heni, Merta, Desi, Mira, Ria L, Vivi Valida, Ratu, Sariyah, Kiki, Ana, Mira, Roron, Yanti, Anita, Yunida, Yulia, Irul, Agung, Heri, Bayu, Edi, Julianto, Teguh dan Purnawan yang telah

melewati dan bersama-sama dalam susah dan senang atau suka dan duka penulis tidak akan pernah melupakan kalian semua.

(12)

12. Keluargaku di Gedung wani, Bapak Marin dan Ibu, Mas Puput, Mba Nur,

Mas Pul, Mas din, Kevin, Ica, Selvi dan keluarga besar Gedong Wani terimakasih atas doanya.

13. Teman-teman kosan Dhila, Mb Reni, Dewi, Intan, Afrin, dan Yumna, hari-hari di kosan tidak lengkap tanpa kalian.

14. Teman-teman di Kotabumi Ajo Riko, Ayuk Dita, Arman, Arif, Fadli, dan Eja.

15. Buat saudara-saudaraku yang telah membantu dalam banyak hal. Terimakasih atas dukungan kalian.

Bandarlampung, Juni 2014 Penulis,

(13)

ii

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 9

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sastra…... 10

2.2 Pengertian Puisi…...………... 11

2.3 Pengertian Puisi Lirik dan Aku-Lirik... 13

2.4 Pengertian Religiuitas……… 14

2.5 Pengertian dan Unsur Semantik…………..……….. 16

2.5.1 Tema………...….…… 17

2.5.2 Perasaan……….……….. 19

2.5.3 Nada dan Suasana……….……….. 20

2.5.4 Amanat……….……… 21

2.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA... 25

III.METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian…... 27

3.2 Sumber Data………..……….... 27

(14)

iii IV. PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan………. 30

4.2 Analisis Akulirik yang Religius dalam Kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang……….………. 31

4.2.1 Puisi “Doa”...……….…………... 32

4.2.2 Puisi “Derai-Derai Cemara”………... 37

4.2.3 Puisi “Di Mesjid” ...………... 41

4.2.4 Puisi “Isa”………... 48

4.2.5 Puisi “Nisan”... 53

4.2.6 Puisi “Nuctorno”... 57

4.2.7 Puisi “Puisi Yang Terampas dan Yang Putus... 61

4.2.8 Puisi “Kepada Peminta-minta”... 63

4.3 Analisis Kelayakan Kumpulan PuisiAku Ini Binatang Jalang Karya Chairil Anwarsebagai Bahan Ajar……… 68

4.3.1 Kelayakan Puisi “Doa” sebagai Bahan Ajar Sastra………. 70

4.3.2 Kelayakan Puisi “Derai-Derai Cemara” sebagaiBahan Ajar………. 71

4.3.3 Kelayakan Puisi “Di Mesjid”sebagai Bahan Ajar Sastra.... 72

4.3.4 Kelayakan Puisi “Isa”sebagai Bahan Ajar Sastra... 73

4.3.5 Kelayakan Puisi “Nisan”sebagai Bahan Ajar Sastra... 74

4.3.6 KelayakanPuisi “Nuctorno”sebagai Bahan Ajar Sastra... 75

4.3.7 Kelayakan Puisi “Puisi Yang Terampas dan Yang Putus” sebagai Bahan Ajar Sastra... 76

4.3.8 Kelayakan Puisi “Kepada Peminta-minta” sebagai Bahan Ajar Sastra... 77

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………... 79

5.2 Saran………. 84

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

1.1 Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu genre sastra yang makin lama makin berkembang dari waktu ke waktu, baik dari segi bentuk maupun jumlah peminatnya. Sebagai sebuah karya sastra, puisi tentunya memiliki hakikat dan fungsi yang disebutdulce et utile.

Dulceartinya menyenangkan, sedangkanutileartinya bermanfaat. Jika menyoroti hakikatdulce, penyair berusaha sebisa mungkin menggunakan berbagai cara untuk

membuat puisinya memiliki kesan yang menyenangkan.

Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan

mempertimbangkan efek keindahan. Puisi bersifat emosional merupakan jelmaan dari

perasaan dan cita rasa penyair tersebut. Ekspresi penyair ini baru bernilai sastra jika penyair mampu mengungkapkannya dalam bentuk bahasa yang cermat dan tepat. Ini

(16)

2

imajinatif dan disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian

struktur fisik dan struktur batinnya.

Puisi yang berbahasa monolog, artinya hanya ada satu pembicara atau pencerita yang

membawakan seluruh teks, pembicara ini memiliki tempat utama. Pembicara atau pencerita ini dinamakansi aku, si aku lirik atau subjek lirik. Sajak atau puisi yang bersifat monolog ini memiliki ciri tematik. Ciri tematik atau struktur batin tersebut

terdiri dari tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca dan amanat. Situasi bahasa yang bersifat monolog dikembangkan menJadi ungkapan si

aku-lirikyang ditujukan kepada seorang pendengar, seorang kekasih, gejala alam yang dipersonifikasikan penyair sendiri atau pembaca (Luxemburg, 1986:176). Setiap puisi selalu berhubungan dengan penyairnya karena puisi diciptakan dengan

mengungkapkan diri penyair sendiri.

Dalam kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwar yang bersifat monolog atau menggunakan ungkapanaku-lirikmemiliki ciri tematis yaitu

1. aku-liriksebagai pengungkap ekspresi dari eksistensi diri sang penyair atau sebagai tanda adanya individualisme yang menonjol.

2. aku-lirikmelukiskan kehidupan batin manusia melalui peneropongan batin penyair

sendiri.

(17)

3

Religiusitas sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang

mendorongnya bertingkah laku, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Nilai sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan manusia

baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Nilai religiusitas dalam karya sastra khususnya puisi sangat diperlukan karena sebagai pendorong pembangun iman sehingga memberi kesadaran batin untuk berbuat kebaikan.

Religi berarti keagamaan, perasaan atau pengikatan terhadap Tuhan (Atmosuwito, 1989). Perasaan keagamaan ini dapat dijelaskan sebagai perasaan batin yang ada

hubungannya dengan Tuhan. Perasaan ketuhanan, cinta akan Tuhan merupakan salah satu kepekaan emosi yang harus selalu dikembangkan pada diri siswa. Apresiasi puisi tentunya berpotensi untuk meningkatkan kepekaan emosi siswa karena pada

hakikatnya puisi itu berwahana bahasa serta puisi itu adalah bentuk seni dan setiap bentuk kesenian pasti melibatkan faktor emultif.

Melalui media puisi, kesadaran religiusitas dapat tersentuh. Kesadaran religiusitas itu bisa berupa kecintaan dan ketaqwaan pada Tuhan, kesadaran akan kebesaran Tuhan,

kesadaran akan takdir, kesadaran hidup tak pernah abadi, dan lainnya. Semuanya bentuk kesadaran di atas dapat diwadahi dalam bentuk puisi. Puisi yang bisa

membangkitkan perasaan religius serta menumbuhkan penghayatan nilai-nilai sikap spiritual, penghayatan akan nilai filosofis ketuhanan. Tumbuhnya penghayatan tersebut dapat menambah nilai–nilai kesadaran religius, mempertebal rasa iman dan

(18)

4

Jadi, dapat diambil kesimpulan dari pengertian dan ciri puisi yang bersifat monolog

atau menggunakan ungkapanaku-lirikberfungsi sebagai pengungkap gagasan pribadi sang penyair melalui karyanya. Dalam puisi,aku-lirikmengungkapkan struktur batin

yang terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Struktur inilah yang diJadikan sebagai pengungkap rahasia sang penyair. aku-lirikyang religius dapat digunakan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian yang religi bagi peserta didik

sehingga membentuk kesadaran dan penghayatan tentang nilai-nilai kemanusiaan secara mendalam.

Terdapat peneliti yang meneliti tentang unsur tanda atau makna pada puisi. Misalnya penelitian mengenai makna pernah dilakukan oleh skripsi Agung Dwi Ertanto dengan judul Analisis Aspek Monolog dan Tipografik pada Kumpulan SajakDeru Campur

Debukarya Chairil Anwar. Sebuah penelitian sebelumnya inilah yang menJadi acuan pada penelitian dan sekaligus menJadi bahan rujukan dalam penelitian berikutnya.

Perbedaan penelitian ini dengan skripsi terdahulu Agung Dwi Ertanto, penulis hanya menekankan aspek monolog dan tipografik aku-lirik pada puisiDoakarya Chairil Anwar. Peneliti saat ini melakukan analisis terhadap pendeskripsianAku-lirikyang

religius pada kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di SMA/MA.

Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA/MA, karya sastra yang akan

(19)

5

keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta

dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Secara umum tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai berikut

1. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

2. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

3. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

Pembelajaran sastra untuk aku-lirik dalam puisi di sekolah terdapat dalam silabus, pembelajaran membaca sastra SMA/MA kelas X. Kompetensi Inti mengembangkan

perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

gotongroyong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Kompetensi Dasar mengapresiasi

sastra Indonesia untuk menemukan nilai-nilai kehidupan dan menerapkannya untuk memperhalus budi pekerti.

(20)

6

pendidikan karakter, terdapat delapan belas butir nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu

religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.

Siswa sebagai calon intelektual yang diberi pembelajaran tentang karya sastra selain

memiliki pengetahuan secara umum dituntut pula dapat mengapresiasi karya sastra terutama puisi sehingga siswa dapat mengungkapkan ide serta melatih kepekaan rasa

dalam menginterpretasikan maksud dan tujuan serta amanat dalam sebuah puisi. Sebagai salah satu alternatif untuk menunjang pendidikan karakter yang dikaitkan dengan pembelajaran sastra, maka peneliti tertarik untuk mendeskripsikan stuktur

batinaku-lirikyang religius pada puisiAku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar.

Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 26 Juli1922

dan meninggal di Jakarta, 28 April1949 pada umur 26 tahun. Ia dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi, bersama Asrul

(21)

7

Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta)

dengan ibunya pada tahun 1940, saat itu ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya

menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, religius, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti sosokaku-lirikyang religius

dalam kumpulan PuisiAku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar sebagai objek penelitian karena merupakan kumpulan puisi dengan penggunaan bahasa monolog.

Sebagaimana diketahui poin utama dari pendidikan karakter adalah religuitas maka peneliti memanfaatkan puisi-puisiaku-lirikyang mengamanatkan pesan-pesan religi sehingga dapat membangun sikap moral dan religi peserta didik. Anwar dalam

karya-karyanya berusaha memanfaatkan efekaku-lirikdalam membungkus dan

menciptakan makna. Pilihan kata atau diksi, kelompok kata, kalimat-kalimat, dan

wacana saling mendukung untuk mengungkapkan struktur batinnya. Penggunaan bahasa dalam karya Chairil Anwar membawa dampak pada kekuatan bahasa dan makna dalam karyanya.

Alasan memilih kumpulan sajakAku Ini Binatang Jalangsebagai objek yang akan diteliti adalah

(22)

8

siswa dalam mengambil amanat yang terkandung di dalam puisi pada

pembelajaran.

2. struktur batin yang tertuang dalam puisi Chairil Anwar berdasarkan pengalaman

hidup sehingga lebih realistik.

3. kumpulan PuisiAku Ini Binatang Jalangjuga menggunakan sosokaku-lirikyang memiliki kedalaman makna sehingga cocok untuk diJadikan bahan penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bagaimanakah sosokaku-lirikyang religius pada kumpulan sajakAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwardan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di

SMA/MA?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk

Mendeskripsikanaku-lirikyang religius pada pada kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di SMA/MA.

1.4 Manfaat Penelitian

(23)

9

A. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang sosokaku-lirikpada puisi untuk membelajarkan siswa.

B. Manfaat Praktis

1. Bagi guru bidang studi dapat memberikan pengetahuan mengenai sosokaku-lirik

kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalanng karya Chairil Anwar. 2. Bagi peneliti, khususnya bagi guru Bahasa Indonesia sebagai masukan

memberikan alternatif bahan pengajaran sastra di SMA/MA dengan

memperhatikan aspek-aspek pendidikan dan sebagai masukan untuk peneliti lain untuk meneliti puisi yang sama dari aspek yang berbeda.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Subjek penelitian ini adalah delapan puisi dalam kumpulan puisiAku Ini Binatang

Jalanng karya Chairil Anwar. Objek penelitian adalah struktur batin yang menyoroti aku-lirikyang religious pada kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalanngkarya Chairil Anwar dengan menganalisis dua poin yaitu

1. aku-lirikdengan menggunakan teori struktur batin, (Waluyo, 1987: 102); 2. pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas, (Peraturan Menteri

(24)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjabarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa teori tersebut diantaranya pengertian sastra, pengertian puisi, pengertian puisi lirik, pengertian aku-lirik, pengertian

religius, serta pengertian dan unsur semantik.

2.1 Pengertian Sastra

Kata ‘sastra’ berasal dari bahasa Sansekerta akar kata Sas, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan,

mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi. Akhiran kata tra- biasanya menunjukkan alat, suasana. Maka dari sastra dapat berarti, alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran;

misalnya silpasastra, buku arsitektur, kemasastraan, buku petunjuk mengenai seni cerita. Awalan su-berarti baik, indah sehingga susastra dapat dibandingkan dengan berbagaibelles letter(Teeuw, 1984:23).

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan semi kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya(Semi, 1984:8).

Kutipan di atas menyatakan bahwa sastra diartikan sebagai alat untuk mengajar, memberi instruksi dan

(25)

11

menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu adalah merupakan suatu kenyataan sosial yang merupakan ekspresi kehidupan manusia.

2.2 Pengertian Puisi

Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakanmakna kiasdanmakna lambang(majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra

yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terJadinya pengonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Stuktur fisik dan stuktur batin puisi juga padat. Keduanya bersenyawa secara padu bagaikan telur dalam adonan

roti (Reevers dalam Waluyo, 1987: 26).

Puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, ia bercakap dengan emosi yang

berpadu kembali dalam kedamaian (Tarigan, 1967: 28). Puisi merupakan bentuk prngucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional (Waluyo, 1987: 27).

Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya

(26)

12

Puisi merupakan bentuk permukaan yang berupa larik, bait, dan pertalian makna larik dan bait (S. Effendi dalam Herman 1982: xi). Penyair berusaha mengongkretkan pengertian-pengertian dan konsep-konsep

abstrak dengan menggunakan pengimajian, pengiasan, dan perlambangan. Hakikat puisi berupa bentuk batin atau isi puisi dan metode puisi untuk menggantikan bentuk fisik puisi. Bentuk batin yang diperinci meliputi perasaan, tema, nada, dan amanat. Bentuk fisik atau metode puisi terdiri atas diksi, kata konkret,

majas atau bahasa figuratif, bunyi yang menghasilkan rima dan ritma. Dari beberapa definisi di atas ditemukan data sebagai berikut

1. dalam puisi terjadi pengonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.

2. dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbaiki, diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.

3. puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkanmoodatau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif.

4. bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif, hal ini ditandai dengan kata konkret lewat pengimajian, pelambangan, dan pengiasan.

5. bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh menyatu raga tidak dapat

dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu. Bentuk fisik dan bentuk batin tersebut dapat ditelaah unsur-unsurnya hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan.

(27)

13

2.3 Pengertian Puisi Lirik dan Aku-Lirik

Dalam puisi lirik penyair mengungkapkanaku-liriksebagai juru bicara dalam puisinya. Jenis puisi lirik seperti elegi, serenada, dan ode ( Waluyo, 1987:135). Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan

duka, contohnya dalam puisi Asrul Sani “Elegi Jakarta” yang mengungkapkan duka terhadap kota Jakarta.

Serenada adalah puisi atau sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenada” berarti nyanyian

yang tepat dinyanyikan di waktu senja, contohnya dalam sajak Rendra “Serenada Hitam”, “Serenada

Biru”, “Serenada Merah Jambu”, dan “Serenada Ungu”.Warna-warna di belakang serenada tersebut melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan sebagainya. Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal atau keadaaan, contohnya pada puisi pemujaan

terhadap tokoh yang dikagumi. Contoh ode antara lain “Teratai” (Sanusi Pane), “Diponegoro” (Chairil

Anwar), dan “Ode Buat Proklamator” (Leon Agusta).

Aku-lirikmerupakan pembicara dalam teks puisi yang ditujukan kepada seorang pendengar, seorang kekasih, gejala alam yang dipersonifikasikan penyair sendiri atau pembaca (Luxemburg, 1986: 176).

Dalam puisi lirik, penyair mengungkapkanaku-liriksebagai juru bicara dalam puisinya. Jenis puisi lirik

(28)

14

Puisi yang bersituasi bahasa monolog, artinya hanya ada satu pembicara atau pencerita yang

membawakan seluruh teks, pembicara atau pencerita ini dinamakansi aku, si aku lirik atau subjek lirik

(Luxemburg, 1989: 74).

Pembicara dalam sebuah teks puisi dinamakan si aku,aku-lirikatau subyek lirik (Ikram, 1989: 74).

1.4 Pengertian Religiutas

Religi berarti keagamaan, perasaan atau pengikatan terhadap Tuhan (Atmosuwito, 1989). Perasaan keagamaan ini dapat dijelaskan sebagai perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan. Perasaan ketuhanan, cinta akan Tuhan merupakan salah satu kepekaan emosi yang berpotensi untuk meningkatkan

kepekaan emosi dan pada hakikatnya puisi itu berwahana bahasa serta puisi itu adalah bentuk seni dan setiap bentuk kesenian pasti melibatkan faktor emultif.

Religiusitas disebut sebagai inti kualitas hidup manusia karena ia adalah dimensi yang berada di dalam

lubuk hati sebagai riak getaran nurani pribadi dan menempas intimitas jiwa (Mangunwijaya 1981: 11).

Kriteria-kriteria religius sebuah karya sastra (1) penyerahan diri, tunduk dan taat kepada sang pencipta,

(2) kehidupan yang penuh kemuliaan, (3) perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan, (4) perasaan berdosa, (5) perasaan takut, dan (6) mengakui kebesaran Tuhan (Atmosuwito, 1987: 124).

(29)

15

Bagi orang yang beragama, intensitas itu tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya untuk membuka diri terus menerus terhadap pusat kehidupan.

Segala sastra adalah religious (Mangunwijaya dalam Lathief, 2008: 175). Religius diambil dari bahasa Latin relego, dimaksudkan dengan menimbang kembali atau prihatin tentang (sesuatu hal). Seorang yang

religius dapat diartikan sebagai manusia yang berarti, yang berhati nurani serius, saleh, teliti, dan penuh dengan pertimbangan spiritual (Lathief, 2008: 175)

Jadi, religiusitas lebih melihat aspek yang ‘di dalam lubuk hati’. Dengan demikian, sikap religius ini lebih mengajuk pada pribadi seseorang dengan Khaliqnya, bertata laku sesuai dengan karsa Tuhan. Religius

dalam karya sastra menuntun pembaca lebih memahami hubungan antara manusia dengan Tuhannya, mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap hubungan manusia dengan

Tuhan.

2.4 Pengertian dan Unsur Struktur Semantik

Berhubungan dengan puisi, tanda atau makna disebut dengan struktur semantik atau batin. Bentuk batin puisi meliputi perasaan, tema, nada, dan amanat. Bahasa yang digunakan dalam puisi adalah bahasa

konotatif yang “multiinterpretasi”. Makna yang dilukiskan dalam puisi menekankan pada makna kias

(30)

16

berhubungan dengan makna karya sastra. Tema bersifat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum (S. Effendi dalam Herman, 1982 : xi).

Terdapat dua struktur penting dalam puisi yaitu struktur semantik atau tematik dan struktur sintaktik puisi. Struktur semantik terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Sedangkan struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi (I.A. Richards dalam Herman,

1976: 129).

Struktur semantik yang akan dijadikan acuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bagaimanakah sosokAku-lirikyang relegius pada kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwar dijabarkan sebagai berikut

1.4.1 Tema

Tema merupakan gagasan pokok atausubject-matteryang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau

pokok permasalahan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menJadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan maka puisinya

bertema ketuhanan.Tema puisi yang bersifat lugas, objektif, dan khusus harus dihubungkan dengan penyairnya. Karena itu tema bersifat khusus (penyair), tetapi objektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).

(31)

17

Puisi dengan tema ketuhanan biasanya akan menunjukan “religion experience” atau pengalaman religi

penyair. Pengalaman religi didasarkan atas tingkat kedalaman pengalaman ketuhanan seseorang. Dapat

juga dikatakan sebagai tingkat kedalaman iman seseorang terhadap agamanya atau lebih luas terhadap Tuhannya.

Pengalaman religi seorang penyair didasarkan atas pengalaman hidup penyair secara konkret. Jika

penyairnya bukan seorang religius yang khusyu dalam hal religi, maka sulit diharapkan ia akan

menghasilkan puisi yang bertema ketuhanan cukup mendalam. Bahkan sebaliknya, jika penyair itu orang

yang ragu-ragu akan Tuhan, ragu-ragu akan kekuasaan gaib, mungkin puisinya akan bersifat mempermainkan Tuhan karena penggunaan nama Tuhan secara tidak terhormat.

Berikut merupakan contoh puisi dengan penggunaanAku-lirikdalam tema puisi ketuhanan. Doa

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku? Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama

meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik.

Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa, menanyang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kelopak. Aduh, kasihku, isi hatiku dengan katamu,

(32)

18

biar berbinar galakku rayu! (Amir Hamzah, Nyanyian Sunyi)

Dalam puisi Amir Hamzah ini didapat kedalaman rasa ketuhanan yang terlahir dalam pemilihan kata, ungkapan, lambang, kiasan, dan sebagainya. PenggunaanAku-lirikpada baitAduh, kasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar galakku rayu!

menunjukan betapa berat hubungan penyair dengan Tuhannya. Juga menunjukkan betapa sungguh-sungguh penyair menyerahkan diri secara total, dapat kita rasakan secara nyata dalam sajak ini.

1.4.2 Perasaan

Dalam menciptakan puisi suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari

penyair yang lainnya sehingga puisi yang diciptakan berbeda pula. Dalam menghadapi tema keadilan atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau orang gelandangan. Perasaan

Chairil Anwar berbeda dengan perasaan Toto Sudarto Bachtiar dan berbeda pula dengan Rendra dan Arifin C. Noer dalam menghadapi pengemis.

Toto Sudarto Bachtiar menghadapigadis kecil berkaleng kecil dengan perasaan iba hati karena rasa belas kasihan. Sementaraitu, Rendra berperasan benci dan bersikap memandang rendah pengemis karena

(33)

19

Sikap simpati dan antipasi, rasa senang dan tidak senang, rasa benci, rindu, setia kawan dapat dijumpai dalam berbagai puisi yang perasan dituang di dalamnya.

Contoh puisi dengan penggunaanAku-lirikyang mengandung suasana perasaan yang berbeda walau

dengan satu tema yakni tema ketuhanan, dapat dijumpai pada sajak “Doa” karya Chairil Anwar dan

“PadaMu Jua” karyaAmir Hamzah.

Doa

Karena sikap para penyair terhadap Tuhan pada saat itu berbeda, maka perasan yang dihasilkan juga

berbeda. Rasa ketuhanan dalam “doa” penuh kepasrahan dan kekhusyuan. Dalam “Padamu Jua”rasa

ketuhanan penuh dengan keraguan, penasaran, dan kekecewaan.

2.4.3 Nada dan Suasana

(34)

20

Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena penyair bersikap santai kepada pembaca.

Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jadi, nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.

Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati penyair. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Berikut merupakan contoh puisi aku-lirikdengan melibatkan nada dan suasana.

Menyesal

Pagiku hilang sudah melayang, Hari mudaku sudah pergi,

Sekarang petang datang membayang, Batang usiaku sudah tinggi,

Aku lalai di pagi hari, Beta lengah di masa muda, Kini hidup meracun hati, Miskin ilmu, miskin harta. ……….

(Ali Hasjmy, 1954)

Dalam puisi ini penyair mensugesti pembaca untuk tidak mencontoh sosok tokoh (aku-lirik) yang

dikisahkan dalam puisi ini. Sosokaku-lirikpada bait-bait puisi “Menyesal” memperdalam nada dan

suasana yang menyiratkan agar pembaca tidak menyia-nyiakan waktu untuk terus berkarya.

(35)

21

Amanat yang hendak disampaikan penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan/amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat

tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan.

Puisi yang mengandung amanat harus sesuai dengan tema yang dikehendaki. Namun, dalam merumuskan amanat itu tema harus dilengkapi dengan perasaan dan nada yang dikemukakan penyair. Contohnya tema

ketuhanan akan mengandung amanat yang berbeda karena penyair memiliki perasaan, nada, dan suasana hati yang berbeda pula. Tema berbeda dengan amanat. Tema berhubungan dengan arti karya sastra,

sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra. Arti karya sastra bersifat lugas, objektif, dan khusus. Makna karya sastra bersifat kias, subjektif dan umum. Makna berhubungan dengan orang

perorangan, konsep seseorang, dan situasi saat penyair mengimajinasikan karyanya. Rumusan tema harus

obyektif dan sama untuk semua pembaca puisi, namun amanat sebuah puisi dapat bersifat interpretatif, artinya setiap orang memiliki penafsiran makna yang berbeda dengan yang lain.

Contoh dalam puisi-puisi protes sosial, makna karya sastra yang tinggi sering dibungkus dengan wujud pengucapan bahasa yang kasar atau berlebih-lebihan. Kritik yang diberikan dalam puisi protes bertujuan

untuk memperbaiki kehidupan. Karya-karya protes sering pula begitu lembut, walaupun tujuan yang dikemukakan adalah kritik yang cukup keras, namun dibungkus dengan wujud pengucapan bahasa yang lembut dan halus. Hanya pembaca yang benar-benar merenung secara mendalam yang mampu

(36)

22

Sajak-sajak cinta Rendra juga mengandung amanat yang berhubungan dengan perasaan cinta luhur. Saling menghargai antara dua kekasih merupakan landasan lestarinya cinta mereka. Cinta tersebut bukan

dorongan jasmani dan nafsu seksual belaka, namun merupakan panggilan Tuhan. Sebab itu, percintaan masa remaja harus diteruskan ke jenjang perkawinan untuk meningkat martabat kemanusian.

Berikut merupakan contoh puisi aku-lirikdengan melibatkan amanat yang terdapat pada puisi “PadaMu

(37)

23

Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menusuk ingin Serupa dara di balik tirai

Kasihmu sunyi

Menunggu seorang diri Lalu waktu–bukan giliranku Matahari–bukan kawanku

(Amir hamzah: Nyanyi Sunyi)

Padamu Juaadalah puisi yang mengisahkan tentang pertemuan dua orang kekasih yang telah lama

terpisah, yaitu antaraaku lirikdengan kekasihnya. Puisi ini menerangkan tentang sebuah pertemuan yang abadi, yaitu setelah kematian aku lirik.Pulang kembali aku padamudalam baris ini menerangkan bahwa

aku lirikmerasakan bahwa ia tidak bisa menghindar dari kekasihnya,Tuhannya.Walaupun cinta itu sampai habis terkikis oleh masa dan hilang terbang ke tempat yang antah-berantah,aku liriktetap tidak bisa melepaskan diri dari kekasihnya.

Dalam puisi ini kekasih yang dimaksud adalah Tuhanaku lirik yang selalu mencintainya walupunaku liriktelah berpaling dari-Nya. Bahkan untuk menguatkan keteguhan cinta kekasih aku lirik tersebut, Amir

Hamzah menambahkanseperti dahulu. Ini menandakan bahwa memang cinta yang diberikan oleh kekasih aku liriktidak dapat berubah dan dirasakanaku lirikketika ia melakoni “pulang kembali” tersebut.

(38)

24

Demikianlah contoh-contoh amanat yang disampaikan penyair lewat puisinya. Ketajaman apresiasi kita dalam menetukan amanat penyair ditentukan oleh pengalaman kita bergulat membaca dan terlibat secara

penuh dengan puisi. Pembaca harus berasumsi, setiap penyair ingin mengungkapkan suatu makna yang mempertinggi martabat kemanusiaan. Setiap penyair ingin membeberkan rahasia dunia agar ciptaan Tuhan dapat lebih jauh mengikuti jalan yang diajarkan Tuhan. Dengan asumsi seperti ini, pembaca tidak

hanya terpikat oleh kulit bahasa yang membungkus puisi itu dan lupa mencari makna yang tersirat di balik kata-kata yang tersurat.

2.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA, karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar dapat memberikan sumbangan secara maksimal apabila membantu pendidikan secara utuh yang

mencakup empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16).

Secara umum tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BNSP, 2006: 16) adalah sebagai berikut

1. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

2. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

(39)

25

Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa sehingga membantu siswa untuk dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan

nilai-nilai etika yang inti. Pembelajaran sastra untuk Aku-lirik dalam puisi di sekolah terdapat dalam silabus, pembelajaran membaca sastra SMA kelas X. Kompetensi Inti mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong, kerjasama, cinta damai, responsif dan

proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Dasar mengapresiasi sastra Indonesia untuk menemukan nilai-nilai kehidupan dan menerapkannya untuk memperhalus budi pekerti. Pembelajaran biasanya dikaitkan dengan kegiatan

apresiasi sastra, hal itu dapat dilakukan dengan cara menganalisis unsur tematik atau stuktur batin yang terdapat dalam puisi. Kegiatan apresiasi sastra di sekolah juga dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan

(40)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menerangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,

pendekatan penelitian, data dan sumber data dalam penelitian, serta teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini.

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bersifat mendeskripsikan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap

oleh peneliti dengan menunjukkan dengan bukti-buktinya. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian.

3.2 Data dan Sumber Data

(41)

27

2 buah puisi saduran dan data dalam penelitian ini adalah penggalan teks puisi

aku-lirik yang religius karya Chairil Anwar.

3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini dengan

mengumpulkan bahan pustaka, membaca, memilah data, mencatat, mengidentifikasi

dan memantapkan kebenaran data untuk kemudian digunakan sebagai bahan analisis. Pengumpulan data dilakukan untuk menjaga kealamiahan data yang

diperoleh. Dalam karya tulis ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik pustaka yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber pustaka seperti kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar, serta pustaka-pustaka penunjang berupa

teori-teori mengenai stuktur batin. Untuk menganalisis, menafsir, dan menilai karya sastra diperlukan orientasi karya sastra.

Orientasi tersebut berdasarkan keseluruhan situasi karya sastra: alam (kehidupan), pembaca, penulis, dan karya sastra. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang

mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi

(42)

28

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data dengan menggolongkannya

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam karya tulis ini antara lain dengan identifikasi, interpretasi, analisis

dan pemberian kesimpulan. Dalam proses analisis kualitatif, terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga

komponen utama analisis tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3)

penarikan simpulan (Miles dan Huberman dalam Sutopo, 1984).

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses

seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi. Sajian data merupakan suatu rakitan informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkapyang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian. Terakhir penarikan simpulan dan verifikasi.

Berangkat dari teori ini dapat diambil prosedur langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut

1. membaca kumpulan puisiAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwar secara keseluruhan dan berulang-ulang.

2. menggarisbawahi setiap kata sosokaku-lirik.

3. mengklasifikasikan sosokaku-lirikreligius yang terdapat dalam kumpulan sajak tersebut.

4. mengelompokkan data berdasarkan stuktur batin.

(43)

78

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan simpulan dalam penelitian ini serta saran dari peneliti terkait

penggunaan puisi dalam pembelajaran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

Chairil Anwar, dapat ditarik simpulan sebagai berikut

1. Puisi Doa mengangkat tema ketuhanan yang menunjukan pengalaman religi sang penyair sendiri. Puisi ini menunjukan sebuah keteguhan hati terhadap Tuhannya,

walau dalam keadaan termangu sekalipun. Kedekatan dengan Tuhan si “aku”terlihat jelas dengan pemakaian diksi mengingat Kau penuh seluruh, menekankan hanya

Tuhanlah yang sanggup memberi petunjuk dari permasalahan yang ia hadapi. Puisi ini menunjukan tingkat intensitas kereligiusan yang tinggi, meski aku-lirik pernah merasa sentimen ditunjukan dengan diksi “aku”menggembara di negeri asing.

aku-lirik tersadar bahwa tidak ada tempat kembali selain Tuhan, aku tak bisa berpaling.

Puisi Doa merupaka puisi penuh pengharapan, keyakinan, dan sikap pasrah seorang

(44)

79

pada pembaca tentang sesuatu yang bersifat penuh, bulat, dan tidak kurang

sedikitpun. Jadi, dalam puisi doa penyair menuangkan daya saran yang mengingatkan pembaca bahwa sejauh apa pun melangkah, hanya Tuhan tempat kembali.

Puisi Derai-derai Cemara merupakan manifestasi atau perwujudan dari sifat kereligiusan. Tema puisi ini adalah kesadaran akan perjalanan hidup yang selalu akan berakhir, puisi ini membuat efek pada pembaca tentang kepastian kematian, bahwa

setiap yang bernyawa pasti akan mati. Diksi yang sangat menonjol pada puisi ini adalah hidup hanya menunda kekalahan, bukankah seharusnya hidup hanya menunda

kemenangan. Kekalahan dalam puisi ini bermakna simbol dari kepasrahan dan sangat kental dengan aroma kematian, ketertundukan manusia pada maut. Intensitas kereligiusan pada puisi ini sama besar denga puisi doa. Tidak ada yang bisa terhindar

dari maut, jadi sebaiknya mempersiapkan diri dengan amalan yang baik begitulah pesan sentral dari puisi ini.

Puisi di Mesjid secara umum bertema ketuhanan, seorang hamba yang tengah melaksanakan ibadah. Puisi ini menceritakan seolah-olah terjadi dialog antara hamba dan Tuhannya. Diksi kuseru menunjukkan si “aku” memanggil dengan suara keras,

(45)

80

Puisi ini sebenarnya merupakan pembicaraan dua sisi darisi “aku”atau penyair. Satu

sisi yang masih merindukan Tuhan yang amat dalam, sisi lainnya menolak kehadiran Tuhan bahwa dirinya tak bisa diperkuda. Egonya yang membuat si “aku” sulit

menerima Tuhan yang sudah susah payah ia seru di mesjid. Intensitas kereligiusan dalam puisi ini cukup dalam, meski terdapat perlawanan untuk menolak adanya Tuhan. Namun tetap saja pesan dalam puisi ini bahwa dalam kehidupan manusia

tidak dipungkiri adanya naluri untuk mengagungkan sesuatu yang lebih besar yakni Tuhan sang pencipta.

Puisi Isa pada awalnya menggambarkan tentang peristiwa penyaliban Isa. Saat si Isa memikul salib dengan tubuh yang penuh luka siksaan (Tubuh mengucur darah), beratnya beban salib yang dipikulnya menyebabkan dia terjatuh beberapa kali

(rubuh/patah). Namun sebenarnya puisi ini merupakan sebuah protes si penyair tentang peristiwa penyaliban Isa. Penyair menyatakan bukan Isa yang disalib,

bukanlah Isa yang melakukan penebusan dosa melainkan murid yang mengkhianati Isa, sehingga sampai akhir zaman tubuh itu akan terus mengucurkan darah. Puisi ini layak dijadikan bahan ajar sastra bagi siswa yang beragama Islam karena dapat

meningkatkan kereligiusan atau keyakinan terhadap peristiwa nabi Isa.

Puisi Nisan mengemukakan duka yang dalam akan kepergian orang yang dicintai,

(46)

81

yang ditinggalkan tapi penyair menekankan keridlaan itu haruslah dari orang yang

akan menemui ajal, seperti neneknya yang siap dan ikhlas menemui ajalnya. Tersirat kekaguman dan kesedihan.

PuisiNisanini berbicara tentang kematian, begitu menariknya kematian bagi penyair, namun sangat misterius. Penyair mengemukakan segala rasa dan pikirannya tentang penerimaan kematian yang merupakan perwujudan kerelegiusan seorang hamba pada

Tuhannya, pesan sentral dalam puisi ini.

Puisi Yang Terhempas dan Yang Putus, jika kematian datang kapanpun maka setiap

manusia harus siap menerimanya, seperti itulah pesan puisi ini. Kemisteriusan kematian membuat sang penyair membanyangkan sendiri proses kematiannya. saat ia

berada di alam kubur, manifestasi religius dalam puisi ini semakin dalam. Pembaca dibawa masuk ke alam kubur. Penyair sempat berencana untuk bertukar kisah saat malaikat kubur datang namun yang terjadi hanya tangan yang bicara, anggota tubuh

yang selama di dunia yang melakukan perbuatan, perbuatan yang dilarang agama maupun perintah agama. Ungkapan curahan penyair dalam diksi yang indah dan tepat membuat pembaca sadar bahwa setiap perbuatan yang akan diminta

pertanggungjawaban. Sama halnya dengan puisi Nuctorno pun merupakan puisi yang juga bernada kematian. Puisi nuctorno lebih menekankan kesiapan menerima

(47)

82

PuisiKepada Peminta-Minta lebih menekankan pada dosa. Dosa manusia yang tidak

perduli pada sesamanya. Puisi ini juga merupakan kritik sosial akibat kelangkaan rasa keperdulian manusia saat ini. Subject matter yang ditonjolkan dalam puisi ini adalah

tingkah atau sikap aku-lirik pada kaum yang melarat. Peminta-minta dengan luka dan nanah di wajah melambangkan dosa si “aku” (manusia). Sikap religius si “aku” termanifestasi dalam perasaan menyerah dan berdosa. Si “aku” merasa terhembas

jatuh ke bumi karena dosa yang sudah tidak perduli kepada kaum miskin. Penyair menunjukkan sikap sosial dan kenyataan yang terjadi pada masyarakat.

2. Puisi “aku”-lirik yang religius pada kumpulan sajakAku Ini Binatang Jalangkarya Chairil Anwar dapat disimpulkan puisi-puisi di atas layak dijadikan bahan ajar sastra

di SMA/MA. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui membaca karya sastra dapat memotivasi serta menunjang perkembangan kognitif atau penalaran peserta didik (anak), dengan begitu kepribadian anak akan jelas. Saat anak sebagai peserta

didik mencoba mempereoleh kemampuan untuk mengekspresikan emosi, empatinya terhadap orang lain, dan menegembangkan perasaannya mengenai harga diri dan jati

(48)

83

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, dikemukakan saran sebagai berikut. Dalam pengajaran sastra Indonesia, guru dapat menggunakan kumpulan puisi “aku” Ini

Binatang Jalang karya Chairil Anwar karena selain dapat menunjang tujuan pembelajaran sastra di SMA/MA, kumpulan puisi “aku” Ini Binatang Jalang pun kaya akan variasi penggunaan aku-lirik terutama aku-lirik yang religius. Kegiatan

apresiasi sastra di sekolah juga dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan karakter, terdapat delapan belas butir nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya, religius,

toleransi, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab. Nilai-nilai ini dapat ditemukan pada puisi yang telah dianalisis. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan puisi “aku”-lirik

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 1993.Analisis Sajak. Bandung: Angkasa.

Atmosuwito, Subijantoro. 2010.Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra. Bandung : Sinar Baru Algesindo

Djoko, Pradopo Rachmat. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Djoko, Pradopo Rachmat. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Esten, Mursal. 1995.Memahami Puisi.Bandung: Angkasa Bandung. Jabrohim.Teori Penelitian Sastra. 2012. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lathief, Supaat I. 2008.Sastra: EksistensialismeMistisisme Religius. Lamongan: Pustaka Ilalang

Rahmanto, B. 1993.Metode Pengajaran Sastra.Yogyakarta: Kanisius. Raman, Selden.Teori Sastra Masa Kini. 1996. Yogyakarta: UGM Press.

Mangunwijaya, Y.B. 1988.Sastra dan Religiositas. Jakarta: Kanisius. Semi, Atar. 1983.Kritik Sastra.Bandung: Angkasa.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.

Teeuw, A. 1980.Sastra Baru Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Lampung.

(50)

Van Luxemburg, Mieke and Willem. 1989. Tentang Sastra. Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Akhadiati Ikram. Jakarta: Inter Massa.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur puisi dalam kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, (2) mendeskripsikan kritik sosial dalam kumpulan puisi

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1) dari kumpulan

Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan melalui kumpulan puisi Lalu Aku karya Radhar Panca Dahana, maka kerangka berpikir adalah sebagai berikut: (1)

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kemampuan memparafrasekan puisi “AKU” karya Chairil Anwar menjadi prosa oleh siswa kelas X SMK Swasta Tamansiswa Pematangsiantar

Hasil analisis dan pembahasan citraan dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar sebagai berikut meliputi puisi- puisi Aku, hampa, sia-sia, doa, kepada

Penelitian ini bertujuan untuk pendeskripsian penggunaan bahasa figuratif dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Adapun tujuan khusus dari penelitian

Nilai pendidikan karakter terkandung di dalam buku Kumpulan puisi Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Terampas dan Yang Putus Karya Chairil Anwar ,Nilai

Tanepa (2008) meneliti unsur-unsur struktur batin puisi Das Gottliche, Migon dan An die Enfernte karya Johann Wolgang von Goethe. Dalam penelitian ini, Tenepa menggunakan