LAMPIRAN
No:
RAHASIA
Skala Pengukuran
FAKULTAS PSIKOLOGI
Dengan hormat,
Dalam rangka untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi USU, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai Perilaku Konsumen. Untuk itu sayamembutuhkan sejumlah yang hanya dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama dari saudari-saudari semua dalam mengisi kuesioner ini.
Petunjuk pengisiannya akan dijelaskan pada Petunjuk cara menjawab pada lembar selanjutnya. Untuk itu saya mengharapkan agar saudari-saudari semua memperhatikan petunjuk cara menjawab dengan baik. Apabila telah selesai dikerjakan, mohon periksa kembali jawaban agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
Dalam mengisi kuesioner ini, setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbedadantidak ada jawaban yang dianggap salah, karena itupilihlahjawabanyang paling tepat menggambarkan diriSaudara. Semua jawaban serta identitas akandijaga kerahasiaannyadan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas kesediaan saudari-saudari semua dalam mengisi kuesioner ini, Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Nama / inisial :
Usia :
Pekerjaan :
Masihkah menggunakanX: Masih/Tidak*coret yang tidak perlu Telah menggunakanXselama : th / bln
PETUNJUK CARA MENJAWAB :
Dibawah ini terdapat tiga tabel skala pengukuran yang tiap tabel terdiri atas serangkaian pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama kemudian berikan pendapat saudara pada lembar jawaban bagi setiap pernyataan tersebut dengan cara
memberikan tanda check list (√) pada salah satu kolom, yaitu:
(SS), apabila saudaraSangat Setujudengan isi pernyataan tersebut. (S), apabila saudaraSetujudengan isi pernyataan tersebut.
(N), apabila saudaraNetralatautidak merasa setuju maupun tak setujudengan isi pernyataan tersebut.
(TS), apabila saudaraTidak Setujudengan isi pernyataan tersebut. (STS), apabila saudaraSangat Tidak Setujudengan isi pernyataan tersebut
Contoh pengisian,
No. Pernyataan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
1. saya sangat menyukai produkKlinik kecantikan √
Jika anda ingin mengganti jawaban, berikan tanda coret (─) pada jawaban yang salah dan berikan tanda check list (√) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.
No. Pernyataan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
SKALA I
No. Pernyataan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
1. Fasilitas layanan yang disediakan di KlinikXcabang Medan sudah lengkap dan dapat memanjakan konsumennya.
2. Saya merasa biasa saja dengan rangkaian produkX yang saya pakai saat ini dan
jarangmerekomendasikan produk tersebut pada teman, rekan atau orang terdekat saya
3. Harga produk maupun perawatan di X jelas dan terjangkau serta dapat diprediksi kapan dan seberapa besar kenaikannya
4. Selama saya memakai produk perawatanX(seperti krim, toner, sabun muka, atau tirai, dsb),tidak ada
efek samping yang saya rasakan seperti muka bintik-bintik merah, kusam, berminyak, maupun membuat kulit muka saya kering.
5. Harga produk maupun perawatan di X sama saja atau bahkan lebih mahal dibandingkan dengan harga klinik pesaing maupun dengan harga produk kecantikan terkenal lainnya (SK-II, Dior, Shisedo, Clinique, dll)
6. Menurut saya, karyawan (staf, beautician) dan dokter Xcukup komunikatif dalam menyampaikan informasi dan pelayanan terkait dengan perawatan yang saya lakukan
7. Selama saya memakai produk perawatanX(seperti krim, toner, sabun muka, atau tirai, dsb), ada beberapa efek samping yang saya rasakan seperti muka bintik-bintik merah, kusam, berminyak, maupun membuat kulit muka saya kering
8. Saya menyukai rangkaian produkXyang saya pakai saat ini dan biasanya akan merekomendasikan produk tersebut pada teman, rekan atau orang terdekat saya
9. Harga produk maupun perawatan diXkurang jelas dan kurang terjangkau serta tidak dapat diprediksi kapan dan seberapa besar kenaikannya
sudah dilabeli BPOM
11. Teman, kerabat atau rekan kerja saya jarang memuji wajah saya dan jarang menyakan rangkaian perawatan apa yang biasanya saya gunakan diX 12. Beberapa fasilitas layanan yang ada di dua KlinikX
cabang Medan belum tersedia secara keseluruhan dan belum dapat memanjakan konsumennya 13. Menurut saya komposisi yang dipakai pada tiap
produk beberapa ada yang berbahaya bagi pemakainya walaupun sudah dilabeli BPOM
14. Karyawan tanggap dalam memahami keluhan saya dan menuliskan inti keluhan saya kepada dokter sebelum konsultasi dimulai
15. Harga produk maupun perawatan diXlebih murah dibandingkan dengan harga klinik pesaing maupun dengan harga produk kecantikan terkenal lainnya (SK-II, Dior, Shisedo, Clinique, dll)
16. Dengan harga terjangkau dari beberapa produk atau perawatan yang saya pilih saja, saya dapat merasakan manfaat langsung setelah melakukan perawatan maupun memakai produk yang saya beli diX
17. Teman, kerabat atau rekan kerja saya selalu memuji wajah saya dan menanyakan rangkaian perawatan apa yang biasanya saya gunakan diX 18. Ketika awal pemakaian rangkaian produk X, hanya
dalam beberapa minggu, wajah saya sudah mengalami perubahan yang signifikan
19. Menurut saya, karyawan (staf, beautician) dan dokter X belum cukup komunikatif dalam menyampaikan informasi dan pelayanan terkait dengan perawatan yang saya lakukan
20. Saya pernah beberapa kali absen memakai salah satu rangkaian perawatan X secara teratur karena alasan tertentu, dan hal itu menimbulkan dampak yang berarti
21. Biasanya penyelesaian keluhan atau komplain yang saya ajukan hanya membutuhkan waktu paling lama 5 hari kerja
ditawarkan kepada saya (facial, chemical peeling, hair removal, dsb) karena hasilnya yang kurang sesuai pada perawatan selanjutnya ataupun efek samping lain yang ditimbulkan (jerawat, bruntusan muka kering, muka perih)
23. Karyawan kurang tanggap dalam memahami keluhan saya dan tidak dapat menuliskan dengan tepat keluhan saya kepada dokter sebelum konsultasi dimulai
24. Saya sangat senang dengan hasil dari rangkaian produk maupun perawatan yang ditawarkan kepada saya (facial, chemical peeling, hair removal, dsb) karena sesuai dengan hasil yang diharapkan walau muka akan memerah atau pedih padaawalnya
25. Harga beberapa jenis perawatan di X pun lebih mahal untuk kalangan klinik kecantikan untuk perawatan sejenis
26. Penyelesaian keluhan atau komplain yang saya ajukan membutuhkan waktu yang lama (lebih dari 2 minggu)
27. Harga tiap perawatan di Xjuga termasuk lumrah di kalangan klinik kecantikan untuk perawatan sejenis 28. Terkadang saya masih merasa gugup, takut atau
bahkan kurang percaya diri pada wajah saya setiap berinteraksi dengan teman atau orang sekitar
SKALA II
No. Pernyataan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
1. Saya selalu menyarankan anggota keluarga, teman atau rekan kerja saya untuk mencoba rangkaian perawatan atau produk dariKlinik kecantikan 2. Awalnya saya disarankan atau diberitahu oleh
teman tentang produkXini
4. Saya jarang menyarankan anggota keluarga, teman atau rekan kerja saya untuk mencoba rangkaian perawatan atau produk dariKlinik kecantikan 5. Saya lebih sering menyampaikan dampak buruk
ataupun efek samping dari pemakaian krim maupun frekuensi perawatan yang disarankan ketika ada salah satu orang-orang sekitar saya mengalami masalah wajah akibat pemakaian dari produk ataupun perawatanKlinik kecantikan 6. Teman saya sering bercerita tentang manfaat atau
hasil positif yang diperoleh selama memakaiX 7. Saya tidak akan menganjurkan orang-orang
disekitar saya untuk mencoba perawatan X jika ingin menyelesaikan masalah kulit dengan cepat 8. Teman saya (yang juga pengguna X) lebih sering
bercerita tentang dampak negatif ataupun kekurangan selama ia memakai produk ataupun melakukan perawatan diX
9. Saya akan menganjurkan orang-orang disekitar saya untuk mencoba perawatan X jika ingin menyelesaikan masalah kulit dengan cepat
10. Saya suka memberikan informasi tanpa melihat situasi dan kondisi orang-orang yang kontra dengan Klinik kecantikan
11. Saya biasanya lebih banyak mengutarakan efek samping serta dampak negatif yang saya dapatkan dari produk ataupun perawatan yang saya lakukan di X pada kerabat, teman, atau orang-orang disekitar saya
12. Saya lebih sering mendengar kekurangan dan kerugian dari teman maupun orang sekitar saya tentang produk dan perawatanX
13. Saya selalu menceritakan atau bahkan menganjurkan untuk mencoba produk X di setiap obrolan atau diskusi informal baik dengan orang-orang disekitar saya maupun pada media social 14. Saya lebih sering menyebutkan kerugian selama
saya memakai produk ataupun perawatan dari Klinik kecantikan
menjadimemberdiKlinik kecantikan
16. Saya jarang menjadi pendengar yang baik dan suka meninggalkan ditengah pembicaraan jika ada salah satu orang-orang disekitar saya bercerita tentang pengalaman tidak mengenakkan selama menggunakanKlinik kecantikan
17. Saya jarang menceritakan atau bahkan jarang menganjurkan untuk mencoba produk X di setiap obrolan atau diskusi informal baik dengan orang-orang disekitar saya maupun pada media social 18. Teman saya juga sesekali mengajak saya untuk
berkunjung keKlinik kecantikan
19. Saya jarang mempertimbangkan batas ataupun frekuensi pemakaian produkXdari obrolan orang-orang disekitar saya waaupun saya sudah diperingatkan
20. Saya sering menyebutkan masalah kulit wajah yang bisa di atasi oleh Klinik kecantikan termasuk trik biaya produk agar lebih terjangkau ke orang-orang sekitar saya
21. Saya juga sering mempertimbangkan batas ataupun frekuensi pemakaian produkXdari obrolan orang-orang disekitar saya
22. Jika teman saya pernah memakaiXdan mengalami pengalaman yang kurang memuaskan, saya akan menyarankan untuk meperhatikan batas pemakaian atau bahkan trik pemakaian produk tersebut
23. Saya suka memberikan informasi karena terpengaruh perkataan baik dari teman sesama penggunaXmaupun dari dokterX
SKALA III
No. Pernyataan (SS) (S) (N) (TS) (STS)
1. Saya merasa wajah saya makin cerah dan masalah kulit lainnya hilang karena memakai produkX 2. Saya tidak merasa wajah saya makin cerah dan
3. Saya selalu menyisihkan uang untuk membeli produk atau jasa perawatan di Klinik kecantikan setiap bulan
4. Saya tidak begitu merasakan peningkatan percaya diri serta harga diri (self-esteem) semenjak memakai produkX
5. Saya merasa percaya diri serta harga diri (self-esteem) saya semakin meningkat semenjak memakai produkX
6. Saya menggunakan jenis rangkaian produk X tertentu karena saran dokter kulit X dan hasilnya memang terbukti
7. Walaupun krim perawatan X cocok dengan kulit wajah saya, untuk perawatan lainnya (sepertifacial, peeling atau hair removal) saya lebih memilih X ketimbang datang ke dokter kulit atau klinik kecantikan saya yang terdahulu
8. saya selalu memperkirakan kapan salah satu rangkaian produkXyang saya pakai akan habis 9. Saya jarang mencari informasi lain terkait produkX
serta tidak terlalu menimbang hasil yang akan saya dapatkan dengan harga yang saya keluarkan sebelum membeli produkX
Terima Kasih atas waktunya
DATA SPSS TRY OUT
SKALA KEPUASAN KONSUMEN
1. Uji Validitas (r tabel N=30 : 0,323)
Nomor
1 0,362 0,401 21 0,629 0,660
2 0,477 0,517 22 -0,072 -0,001
3 0,439 0,482 23 0,728 0,756
4 -0,135 -0,081 24 0,573 0,621
5 0,550 0,601 25 0,535 0,580
6 0,212 0,272 26 0,394 0,452
7 0,542 0,584 27 0,367 0,407
8 0,371 0,411 28 0,731 0,767
9 0,626 0,665 29 0,678 0,704
10 0,619 0,653 30 0,835 0,853
11 0,405 0,454 31 -0,058 0,000
12 0,376 0.426 32 0,453 0,498
13 0,593 0,637 33 -0,117 -0,053
14 0,365 0,404 34 -0,005 0,054
15 0,485 0,531 35 0,511 0,549
16 0,478 0,521 36 -0,043 0,023
17 0,466 0,509 37 0,603 0,637
18 0,192 0,238 38 0,515 0,564
19 0,249 0,294 39 0,231 0,283
2. Uji Diskriminasi Aitem
CS15 128.93 239.513 .485 .878
CS16 128.83 240.833 .478 .878
CS17 129.10 241.197 .466 .879
CS18 128.37 249.757 .192 .883
CS19 128.77 248.323 .249 .882
CS20 129.40 251.559 .079 .885
CS21 129.10 238.438 .629 .876
CS22 129.37 256.309 -.072 .889
CS23 129.20 232.441 .728 .874
CS24 129.27 233.099 .573 .876
CS25 129.33 237.195 .535 .877
CS26 129.47 240.257 .394 .880
CS27 129.27 246.685 .367 .880
CS28 129.40 225.766 .731 .872
CS29 128.73 238.271 .678 .876
CS30 128.97 230.585 .835 .872
CS31 128.93 255.857 -.058 .887
CS32 129.17 241.316 .453 .879
CS33 129.10 257.817 -.117 .889
CS34 128.87 254.257 -.005 .886
CS35 129.10 241.334 .511 .878
CS36 129.33 255.333 -.043 .888
CS37 128.80 238.234 .603 .876
CS38 129.10 236.300 .515 .877
CS39 129.23 247.771 .231 .882
SKALA WORD OF MOUTH
1. Uji Validitas (r tabel N=30 : 0,323)
Nomor
1 0,511 0,564 21 -0,180 -0,140
2 0,174 0,235 22 0,558 0,602
3 0,403 0,446 23 0,529 0,572
4 0,145 0,207 24 -0,361 -.307
5 0,269 0,323 25 0,719 0,757
6 -0,144 -0,087 26 0,621 0,665
7 0,286 0,339 27 0,508 0,562
8 -0,038 0,034 28 0,267 0,320
9 0,390 0,434 29 0,672 0,709
10 0,405 0,459 30 0,142 0,198
11 0,583 0,631 31 0,062 0,116
12 0,533 0,575 32 0,480 0,541
13 0,714 0,753 33 0,468 0,517
14 -0,389 -0,337 34 0,374 0,425
15 -0,113 -0,047 35 0,401 0,452
16 0,232 0,287 36 0,221 0,292
17 0,363 0,424 37 0,376 0,424
18 0,370 0,411 38 0,515 0,563
19 0,517 0,563 39 0,289 0,341
2. Uji Diskriminasi Aitem
SKALA LOYALITAS MEREK
1. Uji Validitas (r tabel N=76 : 0,1954)
Nomor
Aitem Daya Beda
Koefisien
Validitas
Nomor
Aitem Daya Beda
Koefisien
Validitas
1 0,488 0,568 12 0,337 0,440
2 -0,293 -0,161 13 0,567 0,632
3 0,397 0,500 14 0,472 0,570
4 0,518 0,595 15 0,115 0,237
5 0,427 0,528 16 0,338 0,441
6 -0,032 0,106 17 0,448 0,540
7 0,301 0,416 18 -0,124 -0,010
8 0,385 0,495 19 0,413 0,495
9 0,292 0,396 20 0,248 0,341
10 0,410 0,502 21 -0,038 0,090
2. Uji Diskriminasi Aitem
B14 70.22 49.909 .472 .678
B15 70.41 54.938 .115 .711
B16 70.38 52.239 .338 .692
B17 70.05 50.877 .448 .682
B18 71.05 58.344 -.124 .728
B19 69.78 52.336 .413 .688
B20 70.11 54.122 .248 .699
B21 70.61 57.069 -.038 .724
B22 70.26 54.303 .156 .707
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation N of Items
73.55 57.451 7.580 22
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepuasan
Konsumen WordofMouth Loyalitas Merek
N 105 105 105
Normal Parametersa,,b Mean 88.62 72.90 29.75
Std. Deviation 11.498 7.876 4.793
Most Extreme Differences Absolute .074 .082 .094
Positive .051 .082 .071
Negative -.074 -.053 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .762 .844 .961
Asymp. Sig. (2-tailed) .607 .475 .314
a. Test distribution is Normal.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -5.039 2.718 -1.854 .067
Kepuasan
Konsumen
.185 .036 .444 5.168 .000 .489 2.043
WordofMouth .252 .052 .415 4.829 .000 .489 2.043
3. Uji Heteroskedastis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.214 1.614 2.610 .010
Kepuasan Konsumen -.039 .021 -.257 -1.854 .067
WordofMouth .022 .031 .097 .699 .486
a. Dependent Variable: res_2
4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .795a .632 .625 2.937 2.066
a. Predictors: (Constant), WordofMouth,Kepuasan Konsumen
b. Dependent Variable:Loyalitas Merek
5. Data Empirik Kepuasan Konsumen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepuasan Konsumen 105 62 118 88.62 11.498
6. Data Empirik Word of mouth
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
WordofMouth 105 56 104 72.90 7.876
Valid N (listwise) 105
7. Data Empirik Loyalitas Merek
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Loyalitas Merek 105 17 40 29.75 4.793
Valid N (listwise) 105
UJI ANALISIS JALUR SEDERHANA
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Loyalitas Merek 29.75 4.793 105
Kepuasan Konsumen 88.62 11.498 105
Covariance Matrix
Total Variance = 217.213 Generalized Variance = 33948.962 Largest Eigenvalue = 185.604 Smallest Eigenvalue = 7.627 Condition Number = 4.933
Number of Iterations = 0
LISREL Estimates (Maximum Likelihood) Structural Equations
WOM = 0.489*CS, Errorvar.= 30.363, R² = 0.511 Standerr (0.0470) (4.211)
NOTE: R² for Structural Equations are Hayduk's (2006) Blocked-Error R²
Reduced Form Equations
WOM = 0.489*CS, Errorvar.= 30.363, R² = 0.511 Standerr (0.0472)
Z-values 10.366 P-values 0.000
BL = 0.309*CS, Errorvar.= 10.391, R² = 0.548 Standerr (0.0276)
Z-values 11.169 P-values 0.000
132.200 *LISREL uses AIC= 2t - 2ln(L) and BIC = tln(N)- 2ln(L)
Goodness-of-Fit Statistics
The Model is Saturated, the Fit is Perfect !
Standardized Solution
WOM BL CS
Regression Matrix Y on X (Standardized) CS
---WOM 0.715 BL 0.740
Total and Indirect Effects Total Effects of X on Y
CS
Indirect Effects of X on Y CS
Total Effects of Y on Y WOM BL --- ---WOM - -
-4.899
Largest Eigenvalue of B*B' (Stability Index) is 0.064
Standardized Total and Indirect Effects Standardized Total Effects of X on Y
CS ---WOM 0.715 BL 0.740
Standardized Indirect Effects of X on Y CS
---WOM
-BL 0.296
Standardized Total Effects of Y on Y WOM BL
--- ---WOM - -
-BL 0.415
-Time used 0.062 seconds
TABEL DURBIN-WATSON
Critical Values for the Durbin-Watson Test: 5% Significance Level
T=100 to 200, K=2 to 21 T=100 to 200, K=2 to 21 T=100 to 200, K=2 to 21
K includes intercept K includes intercept K includes intercept
Data Mentah
Subjek Penelitian
Data Mentah
Subjek Penelitian
Data Mentah
Subjek Penelitian
Subjek Nomor Aitem Total
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, J.L. 1997. Dimensions of brand personality. Journal of Marketing
Research, 347-356.
Angelica, A., Ronald, & Amelia. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek pada web airasia di Surabaya. Jurnal Gema Aktualita, 3(1).
Azwar, S. 2012. Penyusunan skala psikologi, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2013. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Christensen, L.B. & Turner, L.A. 2011. Research methods, design and analysis (11thEd.). Boston: Pearson.
Dariyo, A. 2004. Psikologi perkembangan dewasa muda. Bandung: Ghalia Indonesia.
Doelhadi, E.M.A.S. 2006. Mengukur tingkat kepuasan pelanggan : perspektif psikologi konsumen. Jurnal INSAN, 8(1), 54-61.
Dwiastuti, R., Shinta, A., & Isaskar, R. 2012. Ilmu perilaku konsumen. Malang: UB Press.
Ellwood, I. & Shekar, S. 2008. Wonder woman : marketing secrets for the
trillion-dolar customer. New York: Palgrave Macmillan.
Fahima, I. 2007. Word of mouth, kalahkan pengaruh iklan ATL. Diunduh dari
http://www.virtual.co.id/blog/marketing-communication/word-of-mouth-kalahkan-pengaruh-iklan-atl/
Fajrianthi, & Farrah, Z. 2005. Strategi perluasan merek dan loyalitas konsumen.
Jurnal INSAN, 7(3), 276-288. Penerbit Fakultas Psikologi, Semarang.
Field, A. 2009. Discovering statistic using SPSS (3rdEd.). New Delhi: Sage
Ganesh, J., Arnolds, M.J., & Reynolds, K.E. 2000. Understanding the customer base of service providers : an examination of the differences between switchers and stayers. Journal of Marketing, 64(3), 65-87.
Harisky, M. S. 2013. Pengaruh word of mouth terhadap brand loyalty melalui brand trust dan customer satisfaction terhadap maskapai penerbangan low cost carrier. Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 2(2). Universitas Widya Mandala Katoli Surabaya.
Hasan, A. 2010. Marketing dari mulut ke mulut. Yogyakarta: Giri Wija.
Hidayati, H. A., Suharyono, & Kumadji, S. 2013. Faktor - faktor yang membentuk komunikasi word of mouth dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen ketan legenda batu). Jurnal Administrasi Bisnis, 6(1), 1-8. Universitas Brawijaya Malang
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
ruang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Jacoby, J. & Kyner, D.B. 1973. Brand loyalty versus repeat purchasing behaviour.
Journal of Marketing Research, 10, 1-9.
Kartajaya, H. 2004. Hermawan kartajaya on brand seri 9 elemen marketing,
Markplus & Co. Bandung: Mizan.
---. 2006. Hermawan Kartajaya Seri 9 elemen marketing on service,
Markplus & Co. Bandung: Mizan.
Kotler, P. 2003. Marketing management. United States: Prentice Hall.
---. 2005. Manajemen pemasaran edisi kesebelas. Alih Bahasa: Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks
Kurnia, M., & Murniningsih, R. 2015. Pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan konsumen UMKM di area wisata kuliner badaan kota magelang. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Magelang.
Lupiyoadi , R. 2001. Manajemen pemasaran jasa. Jakarta : PT. Salemba Empat
Mowen, J. & Minor, M. 2002. Perilaku konsumen jilid 2 edisi kelima. Alih Bahasa :Dwi Kartini Yahya. Jakarta: Erlangga
Mulyono, B.H., Yoestini, Nugraheni, R., & Kamal, M. 2007. Analisis pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen (studi kasus pada perumahan puri mediterania Semarang). Jurnal studi manajemen
& organisasi, 4(2), 91-100). Universitas Diponegoro Semarang.
Nawangsari, S. & Budiman. 2008.Kepuasan konsumen dan kesetiaan terhadap merek (Jurnal Psikologi, 1(2), 2-6). Depok, Jawa Barat: Universitas Gunadarma, Fakultas Ekonomi.
Nugraheni, D.S. 2008. Peran strategi komunikasi pemasaran “word of mouth”
dalam pengambilan keputusan konsumen. Jurnal Manajemen dan Bisnis,
(1), 35-46.
Nurlinda, R.A. 2013. Pengaruh customer satisfaction strategy terhadap peningkatan kepuasan konsumen (Jurnal Forum Ilmiah, 10(2), 172-181). Jakarta:Universitas Esa Unggul, Fakultas Ekonomi.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. 2007. Human development (10thed.).
New York: McGraw-Hill
Peter, J.P. & Olson, J.C. 1996. Consumer behavior and marketing strategy (4thed.). Chicago : Irwin.
Putri, N.R., & Suhariadi, F. 2013. Hubungan antara kepuasan pelanggan dengan word of mouth pada pelanggan klinik kecantikan london beauty centre (Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 2(1), 6-7). Surabaya: Universitas Airlangga, Fakultas Psikologi
Saldy, Z. 2013. Pengaruh brand trust, perceived value, dan kepuasan konsumen
terhadap loyalitas merek pada pelanggan natasha skin care di kota surabaya. (Disertasi). Universitas Katolik Widya Mandala
Samuel, H., & Foedjiawati. 2005. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap kesetiaan merek (studi kasus restoran the prime steak & ribs Surabaya).
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 7(1), 74-82. Universitas Kristen
Petra Surabaya.
Sarjono, H. & Julianita, W. 2011. SPSS vs LISREL (sebuah pengantar, aplikasi
untuk riset). Jakarta: Salemba Empat.
Sernovitz, A. 2006. Word of mouth marketing : how smart companies get people
talking. Chicago: Kaplan Publishing.
Sociolla. 2015. Rutinitas kecantikan sophia latjuba.
Soesanto, R.E., Dewanti, R., & Ongowarsito, H. 2013. Analisis pengaruh word of
Sriwardiningsih, E. 2011. Word of mouth sebagai efek respon positif dari kepuasan konsumen dan dampaknya pada pembelian kembali: studi kasus mahasiswa sebagai konsumen yoghurt activia. Binus Business Review,
2(1),477-484. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
Stanford University. 2012. Econometric benchmarks : durbin-watson test - tables
of critical values. Diunduh melalui
https://web.stanford.edu/~clint/bench/dw05b.htm
Sugiyono. 2009. Metode penelitian bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
r&d). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarmi, Saptaningsih. 2008. Fenomena word of mouth marketing dalam mempengaruhi keputusan konsumen. Rubrik Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Universitas PGRI.
Tjiptono, F. 2004. Manajemen pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Turner, J.S., & Helms, D.B. 1995. Human development (5th ed). New York:
McGraw-Hill.
Vahluvi, W. 20 Maret 2011. Wanita karir masa kini : tren gaya hidup modern.
Medan Bisnis. Diunduh dari
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2011/03/20/24739/tren-gaya-hidup-modern/
Widhiarso, W. 2010. Uji linieritas hubungan. Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada.
Zakaria, I. 2002. Psikologis wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.
Zeithaml, V.A. 2000. Service quality, profitability, & the economic word of customers: what we know and what we need to learn. Journal of The
Academy of Marketing Science, 28(1), 67-85. University of North Carolina.
Zeithaml, V.A. & Bitner, M.J. 2000. Service marketing: integrating customer
BAB III
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan menggunakan pengumpulan data yang bersifat
cross-section yang bertujuan untuk melihat fenomena dan untuk melihat pengaruh
loyalitas merek ditinjau dari kepuasan konsumen dengan word of mouth
sebagai variabel mediasi pada konsumen klinik kecantikan. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian perkembangan. Penelitian perkembangan
pada hakikatnya bertujuan mempelajari pola dan urutan perkembangan dan /
atau perubahan, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Peneliti
memilih satu atau lebih efek (variabel dependen) dan menguji data dengan
kembali menelusuri waktu, mencari penyebab, melihat hubungan, dan
memahami artinya.
A. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya perlu
diperhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang
terjadi (Azwar, 2013). Variabel yang mempengaruhi disebut variabel
eksogen, sedangkan variabel yang terpengaruh oleh variabel eksogen disebut variabel endogen. Data penelitian diperoleh melaui kuesioner dan dianalisis
Identifikasi variabel:
Variabel prediktor (X) :Kepuasan Konsumen
Variabel mediasi (Y) :Word of Mouth.
Variabel kriteria (Z) :Loyalitas Merek
B. Diagram Analisis Jalur
Diagram jalur merupakan gambar yang mengilustrasikan struktur
hubungan kausal antara variabel bebas dengan variabel terikat menurut
Kuncoro& Ridwan (2008, dalam Sriwardiningsih, 2011). Tanda panah satu
arah menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh langsung dari variabel
kepuasan konsumen (eksogen) terhadap variabel word of mouth (endogen),
variabel word of mouth (eksogen) terhadap variabel loyalitas merek, dan
variabel kepuasan konsumen terhadap variabel loyalitas merek. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar 3.1 Diagram Jalur
Kepuasan Word Of ɛy
Konsumen Mouth
Loyalitas Merek
C. Definisi Operasional
1. Loyalitas Merek
Loyalitas merek adalah sikap dan kesetiaan konsumen terhadap produk
klinik kecantikan yang ditunjukkan dengan kecenderungan konsumen dalam
melakukan pembelian terhadap produk secara berulang-ulang, konsisten pada
pembelian selama ini dan di masa yang akan datang, tanpa terpengaruh dari
adanya situasi dan usaha pemasaran dari klinik kecantikan lainnya, menyukai
dan memiliki keterlibatan emosional terhadap merek klinik kecantikan,
memiliki kepuasan terhadap klinik kecantikan, dan tidak adanya niat untuk
berpindah ke merek lain. Loyalitas merek diukur dengan menggunakan skala
loyalitas merek yang disusun berdasarkan sikap positif konsumen, komitmen
konsumen, dan berencana untuk terus melakukan pembelian di masa
mendatang terhadap produk seperti yang dikemukakan oleh Mowen dan
Minor (2002). Skor yang diperoleh dari skala menunjukkan tingkat loyal
konsumen pada produk klinik kecantikan. Semakin tinggi skor yang diperoleh
dari skala, semakin loyal sikap konsumen terhadap produk. Sebaliknya,
semakin rendah skor yang diperoleh dari skala, semakin kurang atau bahkan
tidak loyal konsumen terhadap produk.
2. Word of mouth
Word of mouth adalah keinginan konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual secara verbal produk /
menggunakan skala word of mouth yang terdiri dari lima indikator seperti
yang dikemukakan oleh Sichtmann (2007) dan Mir (2011), yaitu konsumen
akan mendorong temannya atau konsumen lain untuk memperoleh produk
klinik kecantikan, konsumen akan mempertimbangkan memberikan informasi
produk klinik kecantikan, konsumen sering berdiskusi dengan konsumen lain
baik konsumen pengguna maupun konsumen bukan pengguna klinik
kecantikan tentang produk terkait, teman konsumen memberitahu produk
klinik kecantikan, konsumen akan merekomendasikan produk klinik
kecantikan. Skor yang diperoleh dari skala menunjukkan semakin tinggi atau
rendah intensitas word of mouth yang dilakukan terkait dengan kepuasan
yang diperoleh konsumen terhadap produk klinik kecantikan. Semakin tinggi
skor yang diperoleh dari skala, semakin intensif word of mouth yang
dilakukan oleh konsumen. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh
dari skala, semakin kurang intensif word of mouth yang dilakukan oleh
konsumen.
3. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah tingkat kepuasan yang diterima konsumen
selama penggunaan produk serta jasa dari klinik kecantikan. Kepuasan
konsumen sendiri diukur skala kepuasan konsumen yang terdiri dari lima
faktor menurut Lupiyoadi (2001), yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan
atau jasa, emosi, harga, dan biaya. Skor yang diperoleh dari skala
diperoleh dari skala, semakin tinggi pula kepuasan yang dirasakan terhadap
produk klinik kecantikan. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh
dari skala, semakin rendah pula kepuasan terhadap produk klinik kecantikan.
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Suatu populasi harus memiliki karakteristik bersama yang
membedakannya dengan populasi lain (Azwar, 2013). Karakteristik populasi
dalam penelitian ini, yaitu :
a. Pernah atau sedang menggunakan produk ataupun jasa klinik kecantikan.
Berdasarkan judul penelitian, yaitu “pengaruh kepuasan konsumen
terhadap loyalitas merek dengan word of mouth sebagai variabel mediasi
(studi pada klinik kecantikan di kota Medan)”, maka subjek dalam
penelitian ini adalah individu yang pernah atau sedang menggunakan
produk maupun jasa klinik kecantikan.
b. Berusia 20 tahun ke atas
Subjek penelitian adalah individu berusia 20 tahun ke atas. Hurlock (1999)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai
kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Menurut Turner dan
Helms (1995), usia dewasa muda bukan hanya mencapai taraf operasi
formal, melainkan telah memasuki penalaran post-formal (post-formal
(1984, 1998, dikutip dalam Papalia, Olds, dan Feldman, 2001) ada empat
ciri perkembangan kognitif masa post-formal berikut ini. (a) Shifting
gears, yaitu kemampuan mengaitkan penalaran abstrak. (b) Multiple causality, multiple solutions, seorang individu mampu memahami suatu
masalah tidak disebabkan satu faktor, tetapi berbagai faktor (multiple
factors). (c) Pragmatism, orang yang berpikir post-formal biasanya
bersikap pragmatis, artinya ia mampu menyadari dan memilih beberapa
solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu masalah. (d) Awareness of
paradox, seorang yang memasuki masa post-formal benar-benar
menyadari bahwa seringkali ia menemukan hal-hal yang bersifat paradoks
(kontradiktif) dalam mengambil suatu keputusan guna menyelesaikan
suatu masalah (Dariyo, 2004).
c. Jenis kelamin
Subjek yang diutamakan dalam penelitian ini adalah perempuan. Ellwood
dan Shekar (2008) dalam buku wonder woman, menjabarkan ada beberapa
karakter unik yang dimiliki perempuan. Perbedaan pertamanya adalah
bahwa wanita memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi dibanding pria.
Wanita menggunakan kecerdasan emosional untuk membangun hubungan
yang berharga dengan orang lain. Hubungan ini dalam dan tahan lama.
Mereka menyediakan jaringan word of mouth yang kuat yang bisa
dimasuki pemasar. Selanjutnya, perempuan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan pada
Karakteristik terakhir adalah kemampuan mereka untuk melihat gambaran
besar. Perempuan juga harus mengelola aspek jauh lebih ke kehidupan
sehari-hari dimana mereka umumnya ibu, mitra, pekerja, pengasuh, dan
mengerjakan semua dalam satu hari.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, karena itu ia harus memiliki ciri-ciri
yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini, sampel
yang digunakan adalah individu yang berjenis kelamin perempuan, pernah
atau sedang menggunakan produk atau jasa klinik kecantikan minimal 3
bulan rutin setelah pemakaian pertama, dan berusia 20 tahun ke atas.
3. Sampling
Sampling merupakan teknik yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2012). Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dengan
teknik purposive sampling. Pengambilan secara non probability sampling
dimaksudkan bahwa besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih
sebagai sampel tidak diketahui (Azwar, 2013). Sedangkan yang dimaksud
dengan teknik purposive sampling adalah peneliti menentukan karakteristik
dari populasi terkait dan menempatkan individu sesuai dengan karakteristik
yang dibutuhkan (Christensen& Turner, 2011). Dalam penelitian ini, jumlah
E. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian bertujuan untuk mengungkap
fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui (goal to
knowing) dicapai dengan menggunakan metode atau cara yang efisien dan
akurat (Azwar, 2013). Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode skala sikap likert. Skala sikap berisi
pernyataan-pernyataan mengenai objek sikap yang umumnya berupa sikap positif dan
negatif, dan setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek (Azwar, 2013).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala, yaitu
sebagai berikut.
a. Skala Loyalitas Merek
Skala loyalitas merek disusun berdasarkan sikap positif konsumen,
komitmen konsumen, dan berencana untuk melakukan pembelian di masa
mendatang terhadap produk oleh Mowen dan Minor (2002).
Tabel 3.1 Blue Print Skala Loyalitas Merek sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Skala ini terdiri dari pernyataan yang berbentuk favorable dan
unfavorable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang sesuai
merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut
yang diukur (Azwar, 2012).
Setiap aitem terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Penilaian bergerak dari 5 sampai 1 untuk aitem favorable
dan dari 1 sampai 5 untuk aitem unfavorable.
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban Skala Loyalitas Merek
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Netral 3 Netral 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
Pengklasifikasian loyalitas merek klinik kecantikan dilakukan
dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi loyalitas merek
klinik kecantikan dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu loyal, cukup
loyal, dan kurang / tidak loyal berdasarkan rumus berikut.
Tabel 3.3 Kategorisasi Norma Skala Loyalitas Merek
Kategori Rentang Nilai
Loyal X > (M + 1SD)
Cukup Loyal (M - 1SD)≤ X ≤ (M + 1SD)
Kurang / Tidak Loyal X < (M–1SD)
b. Skala Word of mouth
Skala word of mouth disusun berdasarkan indikator yaitu
mempertimbangkan memberikan informasi produk klinik kecantikan,
konsumen sering berdiskusi dengan konsumen lain baik konsumen
pengguna maupun konsumen bukan pengguna klinik kecantikan tentang
produk terkait, teman konsumen memberitahu produk klinik kecantikan,
konsumen akan merekomendasikan produk klinik kecantikan.
Tabel 3.4 Blue Print Skala Word of mouth sebelum Uji Coba
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah
Skala ini terdiri dari pernyataan yang berbentuk favorable dan
unfavorable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang sesuai
merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut
yang diukur (Azwar, 2012).
Setiap aitem terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Penilaian bergerak dari 5 sampai 1 untuk aitem favorable
dan dari 1 sampai 5 untuk aitem unfavorable.
Tabel 3.5 Skor Alternatif Jawaban Skala Word of Mouth
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Netral 3 Netral 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
Pengklasifikasian word of mouth pada konsumen klinik kecantikan
dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi word of
mouth pada konsumen klinik kecantikan dibuat menjadi tiga kategori
norma, yaitu tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan rumus berikut.
Tabel 3.6 Kategorisasi Norma Skala Word of Mouth
Kategori Rentang Nilai
Tinggi X > (M + 1SD)
Sedang (M - 1SD)≤ X ≤ (M + 1SD)
c. Skala Kepuasan Konsumen
Skala kepuasan konsumen disusun berdasarkan lima aspek lima
faktor menurut Lupiyoadi (2001), yaitu kualitas produk, kualitas
pelayanan atau jasa, emosi, harga, dan biaya.
Tabel 3.7 Blue Print Skala Kepuasan Konsumen sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Kepuasan Konsumen
Kualitas Produk 5,12, 24, 33 9,15, 20, 26 8
Kualitas pelayanan atau jasa
1, 8, 16, 27 14, 25, 29, 35 8
Emosi 10, 23, 34, 36 2, 13, 38,40 8
Harga 3, 17, 21, 37 11, 7, 22, 32 8
Biaya 4, 18, 30, 31 6, 19, 28, 39 8
Jumlah 20 20 40
Skala ini terdiri dari pernyataan yang berbentuk favorable dan
unfavorable. Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang sesuai
atau mendukung atribut yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable
merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut
yang diukur (Azwar, 2012).
Setiap aitem terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Penilaian bergerak dari 5 sampai 1 untuk aitem favorable
Tabel 3.8 Skor Alternatif Jawaban Skala Kepuasan Konsumen
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Netral 3 Netral 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5
Pengklasifikasian kepuasan konsumen klinik kecantikan dilakukan
dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi kepuasan konsumen
klinik kecantikan dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu puas, rata-rata
/ cukup puas, dan kurang / tidak puas berdasarkan rumus berikut.
Tabel 3.9 Kategorisasi Norma Skala Kepuasan Konsumen
Kategori Rentang Nilai
Puas X > (M + 1SD)
Rata-rata / Cukup Puas (M - 1SD)≤ X ≤ (M + 1SD)
Tidak Puas / Kurang Puas X < (M–1SD)
F. Uji Coba Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas alat ukur adalah sejauh mana kepercayaan pada kesimpulan
penelitian tergantung pada akurasi dan kecermatan data yang diperoleh. Suatu
alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur
tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar,
2013).
merupakan hal yang penting dalam membuat skala karena tampilan skala
akan membangkitkan minat subjek untuk menjawab dengan kesungguhan
hati. Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur yang
rapi, jelas, serta menarik agar subjek dapat mengisi aitem-aitem dalam skala
dengan konsisten (Azwar, 2012). Sedangkan validitas isi merupakan suatu
alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili
semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Sugiyono, 2009).
Validitas isi diusahakan dengan pengujian aitem melalui professional
judgement. Professional judgement dilakukan dengan cara berkonsultasi
dengan pihak lain yang lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan
variabel yang akan diukur (Azwar, 2012).
2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas dicapai apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
konsistensi internal (cronbach’s alpha coeffecient), yaitu suatu bentuk tes
yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok
individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem
atau antar bagian dalam skala menggunakan SPSS 17.0 for Windows (Azwar
3. Uji Daya Diskriminasi Aitem
Parameter daya diskriminasi aitem adalah koefisien korelasi aitem total,
yaitu koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor
skala total, yang menunjukkan kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi skala
(Azwar, 2012).
Pengujian daya diskriminasi aitem ini dilakukan dengan komputasi
koefisien regresi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria
yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien
regresi linier ganda, yang dianalisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 17.0
for Windows. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien regresi
aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2012).
Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total menggunakan
batasan rix 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal
0,30, dianggap memiliki daya diskriminasi yang memuaskan. Aitem yang
memiliki harga rix< 0,30 diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya
diskriminasi rendah (Azwar, 2012).
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Hasil Uji Coba Skala Loyalitas Merek
Aitem yang diujicobakan dalam skala loyalitas merek sebanyak 22 aitem.
Setelah dilakukan analisis, terdapat 14 aitem yang lolos dengan daya beda
aitem yang tinggi (rix 0,30) dan sebanyak 8 aitem yang gugur dengan daya
dengan menggunakan koefisien cronbach alpha adalah sebesar 0,708 yang
menunjukkan tingkat reliabilitas yang cukup memuaskan. Hasil try out butir
aitem yang telah lolos dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10 Blue Print Skala Loyalitas Merek
2. Hasil Uji Coba Skala Word of mouth
Aitem yang diujicobakan dalan skala word of mouth sebanyak 40 aitem.
Setelah dilakukan analisis, terdapat 23 aitem yang lolos dengan daya beda
aitem yang tinggi (rix 0,30) dan sebanyak 17 aitem yang gugur dengan daya
beda aitem yang rendah (rix< 0,30). Koefisien korelasi aitem total bergerak
dari 0,363-0,719. Hasil reliabilitas skala word of mouth dengan menggunakan
koefisien cronbach alpha adalah sebesar 0,844 yang menunjukkan tingkat
reliabilitas yang tinggi. Hasil try out butir aitem yang telah lolos dapat dilihat
Tabel 3.11 Blue Print Skala Word of Mouth
3. Hasil Uji Coba Skala Kepuasan Konsumen
Aitem yang diujicobakan dalam skala kepuasan konsumen sebanyak 40
aitem. Setelah dilakukan analisis, terdapat 28 aitem yang lolos dengan daya
beda aitem yang tinggi (rix 0,30) dan sebanyak 12 aitem yang gugur dengan
daya beda aitem yang rendah (rix< 0,30). Koefisien korelasi aitem total
bergerak dari 0,362-0,835. Hasil reliabilitas skala kepuasan konsumen dengan
menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi. Hasil try out butir aitem yang
telah lolos dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.12 Blue Print Skala Kepuasan Konsumen
Variabel Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Kepuasan Konsumen
Kualitas produk 5,12, 24 9,15, 26 6
Kualitas pelayanan atau jasa
1, 8, 16, 27 14, 25, 29, 35 8
Emosi 10, 23 2, 13, 38 5
Harga 3, 17, 21, 37 11, 7, 32 7
Biaya 30 28 2
Jumlah 14 14 28
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan
penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.
1. Persiapan Penelitian
a. Pembuatan alat ukur
Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan menentukan aspek dari
loyalitas merek, word of mouth dan kepuasan konsumen, kemudian
merumuskan indikator yang menggambarkan aspek pada tiap variabel dan
menuangkannya ke dalam sejumlah aitem.
b. Evaluasi alat ukur
Tahap selanjutnya setelah alat ukur disusun adalah mengevaluasi
aitem-aitem dalam alat ukur. Evaluasi dilakukan baik secara kualitatif
ada sesuai dengan aspek variabel. Evaluasi kuantitatif dilakukan dengan
menguji coba alat ukur pada sejumlah partisipan.
c. Revisi alat ukur
Setelah melakukan evaluasi, peneliti menguji validitas dan daya
beda aitem skala dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows.
Aitem-aitem yang memenuhi syarat tetap dipertahankan dan yang tidak
memenuhi syarat akan dibuang.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur diuji coba dan direvisi, peneliti kemudian melakukan
pengambilan data pada populasi yang telah ditentukan. Penyebaran data
dimulai dari tanggal 11 Juni 2016 sampai dengan 7 September 2016. Skala
yang disebar oleh peneliti terbagi ata skala online dan skala cetak.
3. Pengolahan Data Penelitian
Setelah pengambilan data semua subjek terkumpul, maka data akan
dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0 for Windows
dan LISREL 9.2 for Student.
I. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
1. Analisa Data Deskriptif
Analisa data deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari
kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian
hipotesis (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini analisa deskriptif berupa data
mean dan standar deviasi yang digunakan untuk mengetahui kategorisasi
loyalitas merek, word of mouth, dan kepuasan konsumen pada konsumen
klinik kecantikan. Analisa data deskriptif pada penelitian menggunakan
program SPSS 17.0 for Windows.
2. Analisa Data Inferensial
Analisa data inferensial dimaksudkan untuk mengambil kesimpulan
dengan pengujian hipotesis (Azwar, 2013). Analisa inferensial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur sederhana. Analisis jalur
merupakan perluasan dari model regresi yang umumnya digunakan untuk
menguji seberapa besar kecocokan korelasi matriks terhadap dua atau lebih
model sebab-akibat yang sedang dibandingkan oleh peneliti. Asumsi yang
harus dipenuhi dalam analisis jalur adalah : (1) hubungan antara variabel
eksogen dan endogen linier, aditif (tidak ada pengaruh interaksi) dan kausal,
(2) data pada tiap variabel yang diujikan minimal berada pada level interval,
(3) aliran kausal hanya ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik (dua arah), (4) memiliki multikolinieritas yang rendah, artinya
memiliki hubungan yang lemah, dan (5) spesifikasi model yang tepat untuk
interpretasi koefisien jalur (Garson, 2008). Analisis inferensial dalam
penelitian ini menggunakan bantuan program LISREL 9.2 for Student.
Sebelum dilakukan analisa data inferensial dengan analisis jalur, dilakukan
uji asumsi klasik terlebih dahulu, yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji
heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokolerasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah membandingkan antara data dihasilkan dari subjek
penelitian dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar
deviasi yang sama dengan data dalam penelitian tersebut. Uji normalitas
menjadi hal yang penting dalam suatu penelitian karena merupakan salah
satu syarat pengujian parametric-test (uji parametrik). Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.
b. Uji Linearitas
Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang kita
miliki sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan
antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak).
Peningkatan dan penurunan kuantitas di salah satu variabel akan diikuti
secara linier oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel
lainnya. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakanprogram SPSS 17.0
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah residual pada tiap
variabel prediktor memiliki varians yang sama atau tidak. Jika data
memiliki varians yang sama untuk tiap residualnya, maka data dapat
disebut homoskedastis dan linear (tidak terjadi heteroskedastisitas). Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0
for Windows.
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
yang kuat antara dua atau lebih variabel pada model regresi yang diujikan.
Kolinieritas sempurna terjadi ketika setidaknya satu variabel prediktor
terkombinasi linear sempurna dengan variabel prediktor lain dalam model
yang diujikan, maka itu akan membuat penelitian menjadi mustahil untuk
mendapatkan perkiraan koefisien regresi yang khas karena sejumlah
koefisien kombinasi dapat cocok satu sama lain (tidak ada variasi dalam
kombinasi tersebut). Uji multikolinieritas ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.
e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
yang dilakukan ada korelasi antara residual dari observasi dengan residual
tidak wajib dilakukan pada penelitian ini. Namun, peneliti tetap
mencantumkan uji autokorelasi sebagai pelengkap uji asumsi analisis jalur
yang dilakukan dalam penelitian ini. Uji autokorelasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Uji autokorelasi ini dilakukan
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan sesuai
dengan data yang diperoleh. Pembahasan pada bab ini meliputi karakteristik
subjek penelitian, hasil uji asumsi, hasil utama penelitian berupa pengujian
hipotesis, dan hasil tambahan berupa deskripsi data penelitian yang turut
memperkaya hasil penelitian.
I. ANALISA DATA
A. Analisa Data Deskriptif
1. Deskripsi dan Kategorisasi Data variabel Kepuasan Konsumen, Word of
Mouth dan variabel Loyalitas Merek
a) Deskripsi data Kepuasan Konsumen
Berdasarkan data penelitian, maka data mean dan standar deviasi
kepuasan konsumen adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Data Hipotetik dan Data Empirik Kepuasan Konsumen
Variabel N
Konsumen 105 28 140 84 19 62 118 88,62 11,498
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik kepuasan
konsumen adalah 84 dengan standar deviasi sebesar 19 dan mean empirik
variabel kepuasan konsumen, maka diperoleh mean empirik lebih besar
dari mean hipotetik dengan selisih sebesar 4,62. Hasil ini menunjukkan
bahwa kepuasan yang dirasakan berada pada kaetgori rata-rata (cukup
puas) pada subjek penelitian terhadap produk klinik kecantikan.
a. Kategorisasi Data Kepuasan Konsumen
Kategorisasi data kepuasan konsumen akan dilakukan dalam tiga
kategori dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi
sebagai berikut.
Tabel 4.2
Norma Kategorisasi Kepuasan Konsumen
Rentang Nilai Kategorisasi
X < (M -1SD) Tidak puas
(M-1SD) ≤ X ≤ (M+1SD) Cukup Puas
X > (M+1SD) Puas
Besar mean hipotetik kepuasan konsumen adalah 84 dengan
standar deviasi 19 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah
sebagai berikut
Tabel 4.3
Kategorisasi Data Kepuasan Konsumen
Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Puas X > 103 10 9,52
Biasa Saja / Cukup
Puas 65≤ X ≤103 93 88,57
Tidak Puas X < 65 2 1,90
Pada data penelitian mengenai kepuasan konsumen, mean empirik
sebesar 88,62 yang berada pada kategori skor biasa saja. Hal ini
menunjukkan bahwa kepuasan konsumen yang di alami oleh subjek
penelitian selama menggunakan produk klinik kecantikan biasa saja.
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 9,52% subjek penelitian
yang merasakan puas selama menggunakan produk klinik kecantikan,
88,57% subjek merasakan kepuasan yang rata-rata pada produk klinik
kecantikan, dan 1,9% subjek merasakan kepuasan yang rendah atau
tidak puas selama memakai produk klinik kecantikan.
b) Deskripsi Data Word of Mouth
Berdasarkan data penelitian, maka data empirik dan data hipotetik
word of mouth adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4
Deskripsi Data Word of Mouth
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik word of
mouth adalah 69 dengan standar deviasi sebesar 15 dan mean empirik wordof mouth adalah 72,90 dengan standar deviasi 7,876. Apabila dilihat
perbandingan antara mean hipotetik dengan mean empirik pada variabel
Variabel N
Data Hipotetik Data Empirik
Skor
Mean SD Skor Mean SD
Min Maks Min Maks
Word of
hipotetik dengan selisih sebesar 3,90. Hasil ini menunjukkan bahwa
dalam melakukan word of mouth pada produk klinik kecantikan, subjek
penelitian cukup intensif terhadap produk klinik kecantikan.
a. Kategorisasi Data Word of Mouth
Kategorisasi data word of mouth akan dilakukan dalam tiga
kategori dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi
sebagai berikut.
Tabel 4.5
Norma Kategorisasi Data Word of Mouth
Kategori Rentang Nilai
Intensitas Tinggi X > (M + 1SD)
Intensitas Sedang / Cukup (M - 1SD)≤ X ≤ (M + 1SD)
Intensitas Rendah X < (M–1SD)
Besar mean hipotetik word of mouth adalah 69 dengan standar
deviasi 15 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.6
Kategorisasi Data Word of Mouth
Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Intensitas Tinggi X > 84 8 7,62
Intensitas Cukup 54≤ X ≤84 97 92,38
Intensitas Rendah X < 54 0 0
Total 105 100
kecantikan, 92,38% subjek penelitian memiliki intensitas word of
mouth yang cukup terhadap produk klinik kecantikan berada, dan 0%
subjek penelitian yang kurang intens dalam melakukan word of mouth
terhadap produk klinik kecantikan.
c) Deskripsi Data Loyalitas Merek
Berdasarkan data penelitian, maka data empirik dan data hipotetik
variabel loyalitas merek adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7
Deskripsi Data Loyalitas Merek
Variabel N
Data Hipotetik Data Empirik
Skor
Mean SD Skor Mean SD
Min Maks Min Maks
Loyalitas
Merek 105 9 45 27 6 17 40 29,75 4,793
Pada variabel loyalitas merek, diketahui bahwa mean hipotetiknya
adalah 27 dengan standar deviasi sebesar 6 dan mean empirik loyalitas
merek adalah 29,75 dengan standar deviasi 4,793. Perbandingan mean
hipotetik dan mean empirik loyalitas merek menunjukkan bahwa mean
empirik lebih besar dari mean hipotetik dengan selisih sebesar 2,75. Hasil
ini menunjukkan bahwa loyalitas merek konsumen klinik kecantikan
yang menjadi subjek penelitian cukup tinggi terhadap produk klinik
a. Kategorisasi Data Loyalitas Merek
Kategorisasi loyalitas merek akan dilakukan dalam tiga kategori
dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi sebagai
berikut.
Tabel 4.8
Norma Kategorisasi Data Loyalitas Merek
Kategori Rentang Nilai
Loyal X > (M + 1SD)
Cukup Loyal (M - 1SD)≤ X ≤ (M + 1SD)
Tidak Loyal / Kurang Loyal X < (M–1SD)
Besar mean hipotetik loyalitas merek adalah 27 dengan standar
deviasi 6 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 4.9
Kategorisasi Data Loyalitas Merek
Kategori Rentang Nilai N Persentase (%)
Sangat Loyal X > 33 27 25,71
Cukup Loyal 21≤ X ≤33 73 69,52
Tidak Loyal X <21 5 4,76
Total 105 99,99
Pada data penelitian loyalitas merek, mean empirik sebesar 29,75
yang berada pada kategori cukup loyal. Hal ini menunjukkan bahwa
loyalitas merek yang dimiliki konsumen klinik kecantikan yang
menjadi subjek penelitian berada pada kategori cukup loyal. Tabel di
atas menunjukkan bahwa 25,71% subjek penelitian berada pada
klinik kecantikan, dan 4,76% subjek tidak loyal terhadap produk
klinik kecantikan.
2. Karakteristik Subjek Penelitian
a) Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia
Papalia, Old, & Feldman (2007) menyatakan bahwa kategori usia
dewasa dibagi menjadi tiga yaitu dewasa awal (20-40 tahun), dewasa
tengah (41-65 tahun), dan dewasa akhir (di atas 65 tahun). Namun,
kategori usia menurut Depkes RI (Utami, 2009) terbagi atas tiga kategori
yang lebih rinci yaitu remaja akhir (17-25 tahun), dewasa awal (26-35
tahun), dan dewasa akhir (36-45 tahun). Berdasarkan kategori tersebut,
maka diperoleh gambaran subjek penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.10
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
yaitu sebanyak 86 orang (81,90%), kemudian subjek penelitian dengan
usia dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 12 orang (11,43%), dan subjek
penelitian dengan usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 7 orang
(6,67%).
Nilai skor kategorisasi kepuasan konsumen oleh subjek yang berusia
remaja akhir sebesar 69,76% yang berada kategori cukup puas, skor
kategorisasi word of mouth sebesar 58,14% yang berada pada kategori
cukup intens, dan skor kategorisasi loyalitas merek sebesar 72,09% yang
berada pada kategori cukup loyal. Hal ini berarti bahwa subjek yang
berusia remaja akhir dalam penelitian ini memiliki persepsi yang lebih
dari biasa saja (cukup) terhadap kepuasan yang dialaminya, cukup intens
dalam melakukan rekomendasi maupun review pengalaman terhadap
produk (word of mouth), dan memiliki sikap yang cukup loyal terhadap
produk klinik kecantikan.
Nilai skor kategorisasi kepuasan konsumen oleh subjek yang berusia
dewasa awal sebesar 50% yang berada kategori cukup puas, skor
kategorisasi word of mouth sebesar 75 % yang berada pada kategori
cukup intens, dan skor kategorisasi loyalitas merek sebesar 66,67% yang
berada pada kategori cukup loyal. Hal ini berarti bahwa subjek yang
berusia dewasa awal dalam penelitian ini memiliki persepsi yang biasa
saja (cukup) terhadap kepuasan yang dialaminya, cukup intens dalam
(word of mouth), dan memiliki sikap yang cukup loyal terhadap produk
klinik kecantikan.
Sedangkan nilai skor kategorisasi kepuasan konsumen oleh subjek
yang berusia dewasa akhir sebesar 71,43% yang berada kategori cukup
puas, skor kategorisasi word of mouth sebesar 57,14 % yang berada pada
kategori cukup intens, dan skor kategorisasi loyalitas merek sebesar
71,43% yang berada pada kategori cukup loyal. Hal ini berarti bahwa
subjek yang berusia dewasa akhir dalam penelitian ini memiliki persepsi
yang rata-rata (cukup) terhadap kepuasan yang dialaminya, cukup intens
dalam melakukan rekomendasi maupun review pengalaman terhadap
produk (word of mouth), dan memiliki sikap yang cukup loyal terhadap
produk klinik kecantikan.
b) Karakteristik subjek penelitian berdasarkan masa pemakaian
Distribusi subjek penelitian berdasarkan masa pemakaian konsumen
terhadap produk klinik kecantikan ditunjukkan pada tabel 4.11 seperti