• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Jaringan Komunikasi dengan Menggunakan AMSC di Bandara Husein Sastranegara Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Jaringan Komunikasi dengan Menggunakan AMSC di Bandara Husein Sastranegara Bandung"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM JARINGAN KOMUNIKASI DENGAN

MENGGUNAKAN AMSC DI BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA

BANDUNG

Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja praktek Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Wahyu Eka Sukandar

10109434

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

D-1

(3)

E-1

LAMPIRAN E

(4)

F-1

LAMPIRAN F

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : WAHYU EKA SUKANDAR

NIM : 10109434

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PURWAKARTA, 21 JULI 1991

JURUSAN/PROGRAM : TEKNIK INFORMATIKA/S1

ALAMAT : JL. SARIMANAH BLOK XIV

NO. 147 RT 01 RW 09 SARIJADI

BANDUNG 40151

NO. TELPON : +6289655358456

E-MAIL : Wahyusukandar297@gmail.com

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

AGAMA : ISLAM

WARGA NEGARA : INDONESIA

JUDUL KERJA PERAKTEK : “ANALISIS SISTEM JARINGAN KOMUNIKASI

DENGAN MENGGUNAKAN AMSC DI BANDARA

HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1997-1998 : TK Ibnu Sina Purwakarta

2. 1998-2003 : SD Singawinata III Purwakarta

3. 2003-2006 : SMP Negeri 1 Pasawahan, Purwakarta

4. 2006-2009 : SMK Negeri 1 Purwakarta

5. 2009 : Program Studi S1

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metode Penelitian ... 2

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Profil Tempat Kerja Praktek ... 4

2.1.1 Sejarah ... 5

2.1.2 Logo Instansi ... 6

2.1.3 Badan Hukum ... 6

2.1.4 Struktur Organisasi Dan Job Description ... 7

(6)

2.1.4.2 Job Description ... 8

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Pengertian Jaringan Komunikasi ... 9

2.2.2 Jaringan Komunikasi Data ... 9

2.2.3 Komponen Sebuah Hubungan ... 10

2.2.4 Model Referensi Jaringan Komputer ... 10

2.2.5 Tipe-Tipe Topologi Jaringan ... 11

2.2.6 Topologi Bus ... 11

2.2.7 Topologi Star ... 12

2.2.8 Topologi Ring ... 13

BAB IIIPEMBAHASAN ... 14

3.1 Analisis Sistem Jaringan Komunikasi AMSC ... 14

3.1.1 Spesifikasi Alat ... 14

3.1.2 Perangkat Lunak AMSC ... 23

3.1.3 Masalah-masalah yang sering dihadapi serta Pemecahan Masalahnya ……… .. 24

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN ... 29

4.1 Kesimpulan ... 29

4.2 Saran ... 30

(7)

i

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas hidayah dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan kegiatan kerja praktek yang bertempat di PT. ANGKASA PURA II (Persero) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata (S-1) Teknik Informatika di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan

dalam penulisan laporan ini dikarenakan oleh keterbatasan ilmu dan wawasan yang penulis miliki, namun atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan lindungannya dalam mengerjakan Laporan Kerja Praktek ini.

2. Kepada kedua orang tua penulis atas dukungan materil dan moril dengan izin dan do’a restunya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

3. Ibu Sufaatin, S.T., selaku dosen pembimbing dan dosen wali IF-10 yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberikan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Irawan Afrianto, S.T .,M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Nandang selaku pembimbing dan SPS. Teknik Elektronika PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Husein Sastranegara Bandung yang telah sabar memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan sehingga Kerja Praktek ini dapat diselesaikan dengan baik. 6. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu dalam

penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.

7. Pihak-pihak lainnya yang sangat mambantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu

(8)

ii

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan lainnya serta dapat digunakan sebagai referensi untuk pembuatan laporan yang lebih baik lagi.

Bandung, Agustus 2013

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perhubungan Udara Direktorat Fasilitas Elektronika dan Listrik,Automatic Message Switching System (AMSS): Buku II.

Rafiudin, Rachmat, Sistem Komunikasi Data Mutakhir, Andi Publisher, Yogyakarta 2005.

Alaydrus, Mudrik, “Saluran TransmisiTelekomunikasi”. Graha Ilmu, Jakarta, 2009.

User Guide ELSA AMSC AROMES 1003Q, PT.Elektrindodaya Pakarnusa, Bandung,1999.

Intelegent AFTN Teleprinter, PT.Elektrindodaya Pakarnusa, Bandung, 1996. Wihatmawati, Tryse “AMSC di Bandarudara Internasional Adi Sumarmo”, Universitas Diponegoro, Surakarta.Sopandi Deden. 2005.

Sopandi Deden. 2005. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer, Informatika, Jakarta.

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

PT. Angkas Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak dibidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas. Kini PT. Angkasa Pura II telah mengelola 10 bandara dikasawan barat Indoensia yaitu, Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Kuala Namu (Medan), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Sultan Mahmud Badarrudin (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru),

Supadio (Pontianak), Tabing (Padang), dan Kijang (Tanjung Pinang) .

Aktivitas pada PT. Angkas Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung mencakup Pelayanan Jasa Penerbangan (Aeronautika), serta Pelayanan Jasa Penunjang Bandara (Non Aeronautika). Sumber pendapatan PT. Angkasa Pura II ini berasal dari pendapatan jasa non

aeronautika yang meliputi pendapatan penyewaan (pendapatan sewa ruangan, lapangan, dan

fasilitas jaringan), pendapatan konsesi serta jasa aeronautika yang meliputi (pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara, pelayanan jasa penumpang pesawat udara, pelayanan jasa penerbanagan, dan pelayanan jasa konter).

PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung saat ini menggunakan sistem jaringan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data antar pegawai divisi dan bagian. Sistem jaringan yang digunakan pada instansi tersebut saat ini telah mencapai kinerja yang cukup baik, yaitu dengan digunakannya topologi star dengan sistem operasi yang berjalan pada komputer client Windows XP” dan server “ Windows 2003 Server”. Namun ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki, terutama dalam keamanan jaringan, pembagian kelompok kerja, sistem operasi yang digunakan serta berbagai masalah yang muncul saat menggunakan jaringan komunikasi AMSC ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas penulis tertarik untuk menganalisis jaringan yang ada agar lebih baik, aman, dan dapat lebih digunakan secara

(11)

2 I.2 Perumusan Masalah

Bagaimana menganalisis Sistem Jaringan Komunikasi dengan Menggunakan AMSC di Bandara Husein Sastranegara Bandung.

I.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Adapun maksud dari kerja praktek ini adalah untuk menganalisis sistem jaringan komunikasi dengan menggunakan AMSC yang ada di Bandara Husein Sastranegara Bandung khususnya pada ruang Teknik Elektonika Bandara Husein Sastranegara

Bandung.

1.3.2. Tujuan

Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia, dimana bobot dari kerja praktek tersebut adalah 2 SKS yang harus di ikuti oleh setiap mahasiswa.

I.4 Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi kajian pada permasalahan yang terjadi pada sistem jaringan komputer di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung :

1. Membahas secara dasar sistem jaringan komunikasi dengan menggunkan AMSC yang digunakan oleh PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung. 2. Sistem jaringan komunikasi yang di terapkan hanya diperuntukkan pada divisi dan

bagian PT. Angkas Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung

3. Pelatihan pada workshop yang diadakan hanya diperuntukkan untuk pegawai yang memiliki kurangnya kemampuan untuk menggunakan sistem jaringan.

I.5 Metode Penelitian

(12)

3 1.5.1. Pengamatan Lapangan (Observasi)

Penulis terjun kelapangan secara langsung untuk melakukan pengamatan terhadap bidang yang penulis geluti selama kerja praktek ini.

1.5.2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan pihak - pihak yang terkait dengan bidang yang penulis geluti untuk mendapatkan data dan informasi.

1.5.3. Studi Literatur

Penulis membaca beberapa buku referensi yang terkait dengan pengoperasian dan

kerusakan komputer.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini penulis membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, Metode Penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis membahas mengenai Profil perusahaan dan juga Teori-teori yang mendukung dalam penulisan laporan kerja praktek ini..

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan konsep dasar jaringan komunikasi data, definisi jaringan komputer, jaringan komunikasi data, hubungan komponen fungsional, sistem jaringan ELSA AMSC Aromes – 1003Q dan sistem pedukung yang digunakan dalam membangun jaringan komputer di PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup berisi mengenai kesimpulan dan saran berkaitan

(13)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Profil Tempat Kerja Praktek II.1.1 Sejarah Instansi

PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di Kementerian Perhubungan bergerak dalam bisnis jasa dan layanan bandara yang terkait dengan bandara-di Indonesia Barat.

Angkasa Pura II telah menerima kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia

untuk mengelola dan menjalankan bisnis dari Bandara Cengkareng Jakarta, yang sekarang menjadi Bandara Jakarta Soekarno-Hatta International dan Bandara Halim Perdanakusuma, sejak 13 Agustus 1984.

Keberadaan Angkasa Pura II mulai dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1984. Kemudian pada tanggal 19 Mei 1986 oleh kebajikan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 namanya berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada tanggal 17 Maret tahun 1992 oleh Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1992 status berubah menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Sebagai perusahaan itu dijalankan pada tanggal 18 November 2008, berdasarkan Akta Notaris Nomor 38 Tahun 2008 dari Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN. nama itu resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Angkasa Pura II didirikan untuk mengelola dan menjalankan bisnis kebandarudaraan dan pelayanan bandara terkait dengan mengoptimalkan potensi sumber daya Perusahaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dan ini, pada gilirannya, akan menghasilkan produk dan layanan berkualitas tinggi dan daya saing yang kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan masyarakat kepercayaan.

Dalam 29 nya tahun berada dalam bisnis, Angkasa Pura II menunjukkan kemajuan pesat dan perbaikan dalam bisnis jasa bandara melalui penambahan berbagai sarana dan prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan bandara yang dikelolanya.

(14)

5 (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi) Dan Depati Amir (Pangkalpinang). Angkasa Pura II juga menyediakan layanan informasi penerbangan untuk Jakarta `s wilayah udara (Flight Information Region / FIR).

Selama 5 (lima) tahun terakhir, Angkasa Pura II mencapai berbagai penghargaan dari beberapa lembaga. Penghargaan itu merupakan bentuk apresiasi publik `s untuk kinerja Perseroan` s dalam layanan. Beberapa penghargaan yang The Best BUMN di Sektor Logistik dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara

(2004-2006), The Best I Good Corporate Governance ((2004-2006), 1st Rank dalam Annual Report Award 2007 untuk kategori BUMN Non -Keuangan Non-Listed, dan sebagai Best dan Terpercaya BUMN Good Corporate Governance dalam Corporate Governance Perception Index Award 2007. Pada akhir tahun 2009, Angkasa Pura II kembali diberikan beberapa penghargaan termasuk peringkat 1 The Best Non Listed Company oleh Anugerah Business ulasan 2009, World `s 2nd Sebagian di Bandar Udara Waktu untuk Bandara Soekarno-Hatta oleh Forbestraveller.com, dan peringkat ke-3 dalam Annual Report Award 2009 untuk kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu memenuhi kewajibannya untuk memberikan dividen kepada Negara sebagai pemegang saham. Angkasa Pura II juga telah berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen terhadap pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarga mereka, dan meningkatkan kepedulian sosial bagi masyarakat dan lingkungan sekitar bandara melalui Perusahaan program Tanggung Jawab Sosial-nya.

(15)

6 II.1.2 Logo Instansi

Logo Instansi Tempat Kerja Praktek

Gambar 2.1 logo PT. Angkasa Pura II

II.1.3 Badan Hukum Instansi

PT. PLN (Persero) sebagai pengelola dibidang kelistrikan harus mampu melayani beban yang semakin pesat secara optimal disamping mengusahakan peningkatan kemampuan system pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian.PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling adalah merupakan Unit Bisnis Pembangkitan dari PT. Indonesia Power yaitu salah satu dari anak perusahaan PLN (persero). Pembentukan perusahaan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-12496 HT.01.01.TH.1995.

II.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

Perusahaan yang besar memerlukan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, dan tanggung jawab serta wewenang masing – masing pihak dalam mencapai tujuan organisasi (perusahaan) yang telah ditetapkan semula.

(16)

7 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II

Keterangan :

General Manager : Mulya Abdi, S.E

Divisi Pelayanan Operasi : Sutrisno, S.E

Divisi Teknik : M Imronsyah, S.T

Divisi Adkom : Iwan Rubuni, S.E

Dinas Pelayanan Ops LLU : Agus Dimafrul, SSiT

Dinas Pelayanan Ops Bandara : Elifas

Dinas Pelayanan PKP-PK &Pengamanan :Suwinto, AMD

Dinas Elaktronika : Samsu Eriyanto, ST

Dinas T.LMP : Jaja Satriansah

Dinas T. Umum : Dedi Mulyadi

Dinas Kepegum : Neneng Yulia

Dinas Komersial : AA. Gumilar, S.E

Dinas Keungan : Rahmat Hidayatullah

(17)

8

Job Description

- Kepala Cabang

Sebagai top management dan dibantu oleh manajer – manajer selaku middle management, yang membawahi bidang SDM dana Humas, SIS dan Keuangan,

Logistik. - SIS

Sebagai staf sistem informasi yang mempunyai tugas mengelola sistem informasi UBP Saguling, dan sistem jaringan komputer.

II.2 Landasan Teori

II.2.1 Pegertian Jaringan Komunikasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa komunikasi data dapat memberikan fasilitas komunikasi jarak jauh dengan system computer. Istilah komunikasi data berasal dari telekomunikasi dan pengolahan data. Unit yang dibutuhkan untu melakukan komunikai data jarak jauh dengan komputer disebut terminal.

Jaringan yang dibutuhkan pertukaran informasi antara sistem komputer dengan terminal disebut jaringan telekomunikasi (Telecomunnication Network), sedangkan link (hubungan) antara sistem komputer dengan terminal dalam terminologi komunikasi data disebut sebagai data link.

Jaringan komunikasi dapat diartiakan sebagai suatu system yang terbentuk dari interkoneksi fasilitas – fasilitas yang dirancang untuk membawa trafik dari beragam sumber telekomunikasi.

Suatu jaringan terdiri dari link dan node. Istilah node digunakan untuk merepresentasikan sentral, junction atau keduanya. Istilah link digunakan untuk merepresentasikan kabel, peralatan terminasi, dan sebagainya. Sedangkan trafik adalah informasi yang terdapat di dalam jaringan yang mengalir diantara node dan link.

Suatu jaringan komunikasi merupakan sumber daya yang dapat dipakai secara (shared) oleh end user untuk berkomunikasi dengan user lain yang lokasinya

berjauhan. Tidak semua user menggunakan jaringan pada waktu bersamaan, oleh karena itu merupakan suatu hal yang logis apabila sumber daya jaringan yang sangat penting ini dipakai bersama-sama.

(18)

9 seluruh dunia. Kecepatn GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya mencapai ribuan kilometer.

II.2.2 Jaringan Komunikasi Data

Dalam jaringan komunikasi data yang lebih rumit harus terpisahkan :

Pertama komputer komunikasi (Comunnication Computer) misalnya dalam sistem real time fungsi program yang akan dieksekusi menurut permintaan pemakain telah disediakan terlebih dahlu .

Kedua jaringan komunikasi data (Data Comunication Network) yang memastikan bahwa instruksi dan data pemakai dikirim ke tujuan yang benar, maksudnya adalah

aplikasi komputer (sistem computer terpusat).

Contoh praktis jaringan data dengan host berfungsi sebagai sistem pemesan pusat untuk pemesan kamar hotel dengan pesanan tempat di pesawat terbang. Kelebihan sistem ini adalah tidak mungkin terjadi pemesanan rangkap.

II.2.3 Komponen Sebuah Hubungan

Untuk mengirim data dengan system komukasi kita membutuhkan komponen – komponen fungsional. Unit yang pertama kita jumpai dalam suatu hubungan sambung (link) adalah dua stasiun yang saling berkomunikasi. Fungsi dan fasilitas keduanya mungkin sangat berbeda.

Gambar 2.3 Komponen Dasar Sistem Komunikasi Data

Dalam komukasi data pada umunya disebut sebagai stasiun terminal atau terminal saja, maksudnya terminal dalam suatu sambungan. Penyambung anatara dua terminal disebut rangkaian sambungan (Circuit Link). Rangkain sambugan ini adalah salah satu sambunga terpenting dalam jaringan komunikasi data. Rangkaian sambungan dapat

berupa sambungan secara fisik (kabel) dapat pula sambungan secara satelit.

Informasi yang ditransmisikan melalui sambungan biasanya berupa tej\ks yang terdiri dari karakter (huruf, angka/digit, dan tanda). Dalam system computer karakter – karakter ini terdiri dari sejumlah elemen yang disebut bit. Karena setiap satu unit waktu sambungan hanya dapat mentransmisikan satu elemen pembawa data bit, informasi yang harus pertama-tama dikonfersikan terlebih dahulu dari bentuk informasi yang

Terminal Modem Modem Sistem

(19)

10 pararel (karakter) menjadi rangkaian seri dari elemen bit. Konversi ini berlangsung di suatu unit control yang akan kita sebut sebagai Data Comunication Control (DCC). Konversi informasi dari pararel ke seri dan sebaliknya hanyalah salah satu dari banyak tugas yang mesti dikerjakan oleh DCC. Arus bit diperoleh dengan cara ini tidak dapat ditransmisikan melewati jarak jauh dalam bentuk ini, karena medium transimisnya tidak sesuai dengan mengakut sinyal-sinyal DC. Untuk menghindari masalah ini, sebelum informasi transmisi yang bersangkutan harus terlebih dahulu ditempatkan pada gelombang pembawa (AC). Proses ini dinamakan modulasi dan berlangsung pada elemen yang disebut modem. Modem merupakan singkatan dari dua tugas yang sangat penting yang harus dikerjakan oleh suatu unit yaitu modulasi dan demodulasi.

Arus bit harus ditransmisikan, dimodulasikan ke pembawa sampai di pihak penerima, arus bit ini didemodulasikan dengan sinyal-sinyal analog. Dalam sambungan antara dua stasiun terlihat adanya beberapa tingkat bertanggung jawab atas komunikasi di seksinya. Sambungan aplikasi menghubungkan dua stasiun sedemikian rupa sehingga kedua pemakai dapat saling berkomunikasi.

Pembagian dalam tingkat-tingkat ini bukannya tanpa tujuan. Disetiap tingkat terjadi hambatan khusus (bottleneck), yang harus diatasi agar komunikasi antara dua sistem yang sering berbeda amat efisien.

II.2.4 Model Referensi Jaringan Komputer

Suatu jaringan komunikasi data memerlukan tingkat tingkat compability dan interoperability di antara elemen-elemen jaringan, khususnya yang berhubungan dengan interface fisik dan lojik serta pengendaliannya. Dengan mempertimbangkan maslah-maslah tersebut, Intenational Organization For Standardization (ISO) membentuk suatu subkomite (technical Commite 77) pad tahun 1977 yang bertugas mengembangkan arsitektur standar dengan tujuan memperoleh sasaran jangka panjang berupa suatu open system interconnection (OSI). Komite inilah yang membuat standard komunikasi data yang ada sekarang. Fakta bahwa suatu system

(20)

11 II.2.5 Tipe-tipe Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan adalah bagaiman acara dan bentuk secara fisik untuk menghubungkan antar computer. Secara garis besar, ada tiga mcam jenis topologi yang dikenal yau topologi bus, topologi star dan topologi ring.

II.2.6 Topologi Bus

Jaringan ini disebut juga linier bus karena dihubungkan melalui suatu kabel yang linear yang umumnya menggukan kabel coaxial. Tiap ujung kabel diberikan terminator. Ketika suatu computer mengirim sinyal melalui kabel semua computer akan menerima informasi, tetapi hanya satu yang akan menggunakan informasi tersebut.

a. Kelebihan Topologi Bus : a. Mudah untuk instalasi b. Relatif lebih murah

c. Memerlukan kabel yang lebih pendek disbanding topologi fisik lain b. Kekurangan Topologi Bus :

a. Kesulitan untuk dipindahkan atau dirubah b. Fault tolerance yang kecil

c. Kesulitan untuk troubleshooting jika terdapat masalah jaringan

(21)

12 II.2.7 Topologi Star

Hubungan antar computer dilakukan melalui suatu peralatan yang disebut hub atau switch, dimana setiap computer akan dihubungkan ke hub/switch dengan menggunakan kabel. Masing-masing computer pada topologi star berkominikasi dengan hub/switvh yang akan mengirim ulang informasi ke semua computer atau hanya ke computer tujuan.

a. Keuntungan Topologi fisik Star:

b. Lebih Fault Tolerance disbanding Bus.

c. Komponen batu jaringan lebih mudah ditambahkan.

d. Kerusakan pada satu kabel tidak akan membuat down keseluruhan jaringan.

e. Mudah melakukan troubleshoot. b. Kerugian Topoplogi fisik Star:

a. Single point of failure Hub.

b. Relative mahal, membutuhkan pengkabelan yang lebih panjang.

(22)

13 II.2.8 Topologi ring

Topolgi ini diciptakan oleh perusahaan IBM, berupa suatu lingkaran dimana setiap komputer dihubungkan ke computer berikutnya dan satu computer terakhirn

dihubungkan ke komputer pertama. Setiap komputer akan mengirim ulang informasi yang diterima dari komputer sebelumnya.

c. Keuntungan Topologi fisik Ring : a. Kemudahan dalam desain kabel. b. Mudah melakukan troubleshoot. d. Kerugian Topologi fisik Ring :

a. Kesulitan untuk rekonfigurasi.

b. Fault Tolerance kecil, kerusakan pada satu jalur kabel membuat keseluruhan jaringan down.

(23)

14

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Analisis Jaringan Komunikasi AMSC

ELSA AMSC AROMES – 1003Q suatu alat komunikasi data / telex yang terintegrasi dan sesuai untuk ATS (Air Trafic Service). AROMES suatu paket program

yang dibuat untuk “Message Switching Center” dalam suatu pelabuhan udara yang dapat melayani penerimaan, pengolahan dan pengiriman berita secara otomatis sesuai dengan persyaratan dan standar AFTN / ICAO Annex 10.

Alat ini mengeluarkan starting fulse, steady mark, heading secara otomatis,

mengeluarkan chanel-check transmission secara otomatis setiap 20 menit, serta menyalurkan berita yang diterima secara otomatis. ELSA AMSC AROMES – 1003Q dapat mengerjakan output current 40 mA (netral) maupun kurang lebih 20 mA (polar), pengiriman berita secara multi addres juga melakukan pengantrian (queueing), DUPE dan otomatic clear / reset.

III.1.1. Spesifikasi Alat

Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung menggunakan spesifikasi alat sebagai berikut, yaitu:

1. Kelengkapan Dasar

Kelengkapan dasar dari ELSA AMSC AROMES 1003Q adalah sebagai berikut : a. Message Processing Unit

Message processing Unit berfungsi untuk mengendalikan / mengontrol seluruh

aktifitas sistem. Di dalam unit ini tersimpan software yang berfungsi sebagai otak atau pengendali pusat agar istem dapat beroprasi sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Unit ini dapat terdiri dari sebuah kompuer utama dan beberapa komputer pembantu yang saling bekerja sama (multiprossesor).

Untuk AMSC dengan sistem Dual Redundant, maka AMSC terdiri dari dua set MPU yang terintegrasi, untuk menghindari terjadinya kondisi down pada sistem

dimana jika salah satu MPU terjadi kerusakan, maka MPU pasangannya akan mengambil alih.

b. Main Peocessor

Main processor berfungsi untuk mengendalikan semua proses pada sistem.

(24)

15

mengolah sistem agar dapat beroprasi sebagaimana mestinya dan berfungsi efektif dan efesien.

Main processor menerima berita melalui saluran. Telex yang kemudian

diperiksa formatnya. Jika format berita tidak sesuia dengan format yang dikenal, maka berita tersebut akan ditolak kemudian dibunag ke Reject Intercept atau Reject Edit. Sebaliknya, jika berita tersebut sesuai dengan format yang ada,

maka main processor akan mengidentifikasi berita.

Main processor mengolah berita atau memberi respon terhadap berita tersebut

dengan jenis dan aturan penanganan berita tersebut. Akan disalurkan sesuai dengan table rounting yang telah disusun.

Spesifijkasi dari main processor dalah sebagai berikut :

1. Processor : Pentium IV 1,8 GHz

2. RAM : 128 MB

3. Floopy Disk : 3.5”, 1,44 MB 4. Fixed disk : 40 GB

5. VGA : VGA Colour 15”

6. Keyboard : Qwerty 88 Keys 7. I/O Interface : 1 Host Adapter

2 LAN Card

(25)

16

c. Secondary Processor

Secondary processor berfungsi untuk membantu Main Processor mempercepat

proses olah data. Didalam processor ini juga terdapat LAN Card yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan Main Processor.

Spesifikasi dari Secondary Processor adalah sebagai berikut : 1. Processor : Pentium IV, 1,8 GHz

2. RAM : 128 MB

3. I/O Interface : 2 LAN Card

2 Port Serial RS-232

Gambar 3.2. Penyambung Secondary Processor

d. Supervision & Correction Terminal

Unit ini merupakan GUI terminal yang terhubung ke sistem utama melalui LAN serta serial RS-232C.

Unit akan menerima salinan (copy) dari “Service Message” tertentu yang keluar ke stasiun luar dab berita-berita yang mengandung kesalahan (Reject Message) yang tidak dapat disalurkan secara otomatis oleh system “ELSA AMSC

AROMES 1003Qi+”.

Unit ini digunakan untuk mengkoreksi kesalah tersebut serta mengendalika sistem utama. Operator dapat menggunakan terminal ini untuk mengirim / menerima berita ke / dari sistem.

e. Alarm & Status Printer

(26)

17

laporan yang diberikan oleh unit ini terdiri dari sistem yang membutuhkan tindakan segera / perhatian langsung dari supervisior atau informasi status lalu lintas data.

f. Modem

Modem dengan kecepatan tinggi digunakan untuk keperluan Remote Monitoring & Maintenance. Untuk melakukannya maka tenaga ahlinya harus men-dial

momor telepon / saluran yang tersambung dengan modem tersebut. Dengan demikian, AMSC dapat diakses dan dimonitor tanpa harus dating ke lokasi sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

Gambar 3.3 Modem

g. HUB/Switch

HUB / Switch merupakan suatu alat yang digunakan untuk membagi jaringan.Pada jaringan di Indonesia Power UBP Saguling terdapat beberapa tipe HUB/Switch yaitu:

a. Untuk HUB/Switch yang berada di Gd. Administrasi

 Main Switch (CISCO 4507) 24 port 1000 Mbps Core Switch.  Main Switch (CISCO 5500) 24 port 10/100 Mbps.

 Switch AT -8026FC 24 port 10/100 Mbps

(27)

18

h. ACM

ACM adalah interface antara CPU dengan saluran berita. Satu unit ACM dapat menangani 16 salurn berita. ACM modul ini merupakan Asyncronous Comunnication Modul dengan menggunakan sistem komunikasi serial RS-232.

Saluran RS-232 dari ACM dapat langsung dipakai sebagai saluran I/O AMSC. Jika berita disalurkan secara current loop, maka saluran RS-232 dari ACM disambungkan ke LIC/LPC untuk dikonversikan menjadi current loop.

Gambar 3.5 Penghubung antara ACM Modul dan Signal Selector

i. Monitor Teleprinter

(28)

19

Gambar 3.6 Diagram Blok AFTN Monitor Teleprinter

j. Statistic Printer

Unit ini mencetal statistic dari lalu lintas berita secara periodik atau atas permintaan. Statistik meliputi jumlah berita, karakter berita yang diterima dan dikirimkan oleh sistem.

k. LAN

Local Area Network dugunakan sebagai saran komunikasi antar processor MPU

dan supervisior correction.

l. GPS Master Clock

GPS Master Clock merupakan suatu perangkat untuk mengambil data waktu dari satelit yang digunakan sebagai referensi untuk menyesuikan waktu pada system AMSC.

m. RAID Harddisk

RAID (Redudant Array of Inexpensive Drives) digunakan untuk menyimpan

(29)

20

Gambar 3.7 RAID Harddisk

n. Kabel 1. UTP

Untuk UTP yang dipakai oleh PT Indonesia UBP Saguling menggunakan UTP kategori 5. Panjang maksimal satu utas kabel LAN adalah 100 meter, bila panjang yang dibutuhkan adalah lebih dari 100 meter, maka dapat digunakan switch untuk menyambung kabel berikutnya. Dengan kabel UTP category 5 dapat mentransmisi data sampai dengan 100Mbps.

2. FO

Jarak dari unit ke unit PT Indonesia Power UBP Saguling lumayan jauh maka dari itu dipakailah kabel FO Maximum data yang dapat ditransmisikan melebihi 1000 Gbits persecond tanpa menggunakan repeater.

2. Karakeristik Sistem

Sistem dasar AROMES (Aeoronautical Oriented Message Switching) melayani permintaan, pengolahan, dan pengirman message secara otomatis. Sistem AROMES melayani lalu lintas message dengan jenis jaringan :

A. FULL DUPLEX (Transamisi Dua Arah)

Sistem transmisi Full Duplex adalah suatu saluran transmisi dua arah dimana

(30)

21

Gambar 3.8 Transmisi Full Duplex

B. HALF DUPLEX (Transmisi Dua Arah Bergantian)

Sistem saluran transmisi Half Duplex adalah suatu saluran transmisi dua arah secara bergantian, maksudnya adalah yang satu mengirimkan data dan yang satunya lagi menerima dan setelah yang satunya selesai mengirimkan data baru

yang satunya lagi dapat mengirimkan data. Contoh dari sistem saluran tranmisi tersebut dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 3.9 Transmisi Half Duplex C. SIMPLEX (Receiver Only)

Sistem saluran transmisi Simplex adalah suatu saluran tranmisi satu arah yang hanya bias menerima saja dan tidak bisa mengirim data. Sistem saluran ini dapat dilihat seperti dibawah ini :

Gambar 3.10. Transmisi Simplex (Receiver Only)

D. SIMPLEX (Send Only)

Sistem saluran simplex adalah suatu sistem saluran satu arah hanya dapat

mengirim data tidak dapat menerima data dari pengirim lain.

Gambar 3.11 Transmisi Simplex (Send Only)

(31)

22

3. Rancangan dan Karakteristik Alat

1. ELSA AMSC AROMES – 1003Qi + merupakan suatu “Fully Solid State Digital Switching System”.

2. Menggunakan teknologi Very Large Scale Integration (VLSI) terbaru dari komputer micro yaitu Single Chip Microcomputer dan komputer utama

3. Penggunaan Single Chip RISC Microcomputer menjadikan bentuknya yang kompak dan memiliki kehandalan yang tinggi.

4. Teknik Computer Micro yang dibuat tersebar dan berdiri sendiri – sendiri sehingga jika ada kerusakan local tidak akan mengganggu jalannya sistem secara keseluruhan. 5. Desain yang modular dengan “passive backpane” dan pengkabelan pita (ribbon

cabling) sehingga memudahkan dalam perbaikan, pemeliharaan, pengembangan dan

penggantian pada saat perbaikan.

6. Desain dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan saaat instalasi desain

menggunakan konsep “Single Modular Hardware and Software”, sehingga System Engineering dapat bervariasi untuk menyesuaikan kebutuhan pelanggan.

Keterhubungan Antar Ruang dan Bagian

Antar satu bagian dengan bagian yang lain memiliki keterhubungan. Berikut penulis gambarkan keterhubungan antar satu bagian dengan bagian lain pada gedung di kantor cabang.

(32)

23

Penjelasan gambar :

1. Pada gedung cabang terdapat 2 switchbox yang terhubung dengan server yang berada di gedung dinas teknik dan elektronika bandara menggunakan fiber optic yang sebelumnya sudah dikonverter dengan alat yang bernama fiber optic converter. Letaknya berada di terminal bandara.

2. Setiap bagian terhubung dengan wall jack atau kabel yang terpasang yang menempel dengan dinding.

3. Bagian keuangan terhubung dengan bagian arsip Keuangan, bagian SDM, bagian Anggaran dan Perpajakan.

4. Bagian terminal terhubung dengan Administrasi.

5. Bagian kepanduan terhubung dengan properti dan bagian operator.

Setiap bagian terdiri dari beberapa ruangan, daintaranya ruang kepala cabang, kepala divisi, kepala dinas dan ruang staff. Setiap komputer dihubungkan dengan kabel RJ45 dan switch yang berada di setiap bagian.

III.1.2. Perangkat lunak

Perangkat lunak yang dipakai di PT. Angkasa Pura II bandara Husein Sastranegara Bandung, diantaranya :

1. Sistem Operasi Windows XP professional, Windows Server 2003, Windows Server 2003

2. Microsoft Office 2003, Microsoft Office 2007 3. Trend Micro

4. Dan perangkat lunak yang dibutuhkan setiap bagian. a. Untuk Perangkat lunak Komputer Server

Pada Server Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows Server 2003.

b. Untuk Perangkat lunak Komputer

Pada komputer menggunakan sistem operasi yang sama yaitu Windows

(33)

24

III.1.3. Masalah – masalah yang sering dihadapi serta pemecahnya

Setelah menganalisa dari segi perangkat keras tidak ada masalah, dan untuk topologi tidak ada masalah, dan segi perangkat lunak juga tidak ada masalah, akan tetapi terkadang sering terjadi masalah dalam hal penangan berita berstandar AFTN, penyebab berita tidak dihasilkan. Setelah penulis melakukan praktek langsung ke lapangan, penulis yang didampingi pembimbing sering menemukan dan mendapatkan masalah yang sama, yaitu:

1. Tidak memahami bagaimana penanganan berita berstandar AFTN Sisem penanganan message yang berkaitan dengan indikator-indikator yang

parameterya ditentkan ketika system melakukan start up. Sistem penangannya adalah sebagai berikut :

a. Penanganan Prioritas

Prioritas suatu message diberikan oleh suatu stasiun pengiriman dengan suatu prioritas indikator yang diletakan pada awal suatu kalimat. System ini mengenal 5 macam prioritas yang menunjukan tiga tingkat prioritas, yaitu :

SS : Message – Prioritas Pertama DD & FF : Message – Prioritas Kedua GG & KK : Message – Prioritas Ketiga

Message dengan priorotas yang lebih tinggi akan dikirim mendahului

semua message lain dengan tingkat prioritas yang lebih rendah. Sebaliknya message dengan prioritas FF baru akan dikirim jika tidak ada message

dengan proritas SS yang sedang antri. Jika erdapat dua atau lebih message yang mempunyai prioritas yang sama, maka penguruan pengiriman ditentukan berdasarkan urutan masuk message tersebut. Message yang lebih dahulu masuk akan dikirim terlebih dahulu. Suatu message dengan prioritas indicator yang hanya terdiri dari satu karakter akan diproses secara normal selama karakter tersebut dalah satu karakter yang menunjukan tingkat

prioritas.

b. Hasil Analisis AFTN Routing Indicator

(34)

25

indicator. Jumlah tujuan nessage yang dibuat dari perluasan semua address

indicator (kolektif dan tunggal) tidak lebih dari 21 message.

c. Hasil Analisis Message Cancelletion

Sistem akan mengabaikan incoming message yang mempunyai sinyal pembatalan dimanapun setelah heading. Sinyal pembatalan harusnya terdiri dari dua kelompok yang terdiri dari tiga karakter QTA berurut tanpa spasi dan langsung diikuti oleh EOM.

2. Tidak mengetahui Alarm dan Status Information-Position

Alarm dan status information position digunakan untuk mencetak laporan

mengenai status sistem yang dibangkitkan oeh sistem itu sendiri atau disebabkan oleh kondisi didalam sistem sebagai hasil dari operator maupun dari stasiun luar. Berikut ini daftar dari laporan-laporan yang dapat dicetak. i. Sistem Load Report

Sistem Load Report adalah suatu sistem yang secara terus menerus

memantau kondisi load jika melebihi 60% setiap lima menit dicetak laporan dengan format berikut : ATTN

SYSTEM LOAD A XX PCNT

ii. Backlog Status Report

Backlog Status Report adalah suatu sistem yang secara terus menerus

memantau antrian berita pada setiap saluran. Laporan akan dicetak setiap lima menit sekali baik yang masuk maupun yang dikirim.

iii. Message Status Report

Message Status report adalah suatu sistem yang secara terus menerus

memantau message dan setiap satu jam sekali sistem akan mencetak laporan atas permintaann dari supervisory.

3. Hasil Penyebab Berita Dihasilkan

Penyebab berita dihasilkan untuk stasiun luar adalah sebagai berikut : a. Illegal Outstation CommandJika berita instruksi dari stasiun luar ternyata

(35)

26

b. Retrieval Request Actioned

Stasiun luar dapat meminta pengulangan dari beberapa berita yang pernah daterima dari sistem. Jika instruksi dari luar diterima dan diproses akan mengirimkan hasil dari permintaan ini ke posisi service bagi arah

masukan berita tersebut dalam bentuk “Service Message” dan duplikatnya

ke “Reject Intercept Position” sebagai informasi. Berita yang alamatnya ditunjukan ke alamat lain tidak di copy oleh stasiun yang meminta.

c. Sequence Number Alarm Eror

Berita-berita yang diterima dengan nomor urut berita yang dianggap salah

oleh sistem akan tetap dikirmkan ke alamat yang sesuai. Sistem akan

membangkitkan alarm “Service Message” untuk nomor urut berita kearah berita berasal.

d. Sequnce Number Alarm Message Format

Berita-berita yang diterima tanpa atau dengan format yang dari identifikasi jalur pengirim dan urutan nomor yang salah akan teteap dikirim ke alamat yang dituju.

e. Channel Check

Channel Check digunakan untuk menjamin bahwa saluran tetap terhubung

baik, stasiun luar akan menerima sebuah chanel check message yang dapt diaktifkan atau dinon-aktifkan dengan instruksi supervisory command. f. Midnigth Check

Setiap stasiun kuar akan menerima “Number Comparison Message” pada

jam 00.00 GMT. Nomor urut berita yang terakhir dikirim ke stasiun tersebut dan nomor urut berita dari berita yang terakhir diterima dari stasiun tersebut bersama-sama dengan tambahan informasi statistic akan ditampilkan.

Pada saat proses komunikasi data secara serial dengan mengunakan EIA 8S232C antar dua buah terminal biasanya memerlukan sebuah DTE (Data Terminal Eqiutment) untuk masing-masing terminal. Kadang-kadang

(36)

27

yang ditransmisikan adalah bentuk data binery (bit per bit transfer) dengan satuan baud untu kecepatan transmisinya bit per detik.

4. Kurangnya perhatian pada pengaturan Firewall

Firewall adalah sebuah sistem atau grup sistem yang menjalankan kontrol akses keamanan diantara jaringan internal yang aman dan jaringan yang untrusted seperti internet. Firewall didesain untuk mengijinkan trusted data atau data yang dipercaya lewat, menolak layanan yang mudah diserang, mencegah jaringan internal dari serangan luar yang bisa menembus firewall setiap waktu. Untuk lebih jelasnya akan

penulis jelaskan pengaturan dari firewall tersebut.

Gambar 3.13. Skema Switchbox

Keterangan :

1. 192.168.xx.yy : xx (2-3) untuk nomor switchbox yang terhubung, yy untuk nomor client yang ada (1-254).

(37)

28

3. Setting komputer sebagai router (PC1) sebagai berikut : a. Setting IP.

- eth0 → 87.118.102.154 Mask:255.0.0.0

# ifconfig eth0 87.118.102.154 netmask 255.0.0.0

- eth0:1 → 192.168.2.2 Mask:255.255.255.0 (untuk switchbox 1) # ifconfig eth0:1 87.118.102.154 netmask 255.0.0.0

- eth0:2 → 192.168.3.2 Mask:255.255.255.0 (untuk switchbox 2) # ifconfig eth0:1 87.118.102.154 netmask 255.0.0.0

b. Setting IP Forward.

- #echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

c. Setting menggunakan NAT.

NAT (Network Address Translation) berfungsi untuk mengarahkan alamat

riil, seperti alamat internet ke bentuk alamat internal. Misalnya alamat riil

87.118.102.154 dapat diarahkan ke bentuk alamat jaringan internal 192.168.1.2 secara otomatis dengan menggunakan NAT.

Format penulisan : # iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –s IP_number -d 0/0 -j MASQUERADE

# iptables –t nat –A POSTROUTING –o eth0 –j MASQUERADE NB : Untuk mengetahui sudah terinstall : # iptables –t nat –nL d. Tambahkan tabel routing, diambil dari nomer IP Cisco Router. Format : # route add default gw <no_IP_GW>

# route add default gw 87.118.102.1 4. Setting komputer client sebagai berikut : a. Setting IP.

ifconfig eth0 192.168.2.3 netmask 255.255.255.0 b. Tambahkan Gateway untuk PC client 1.

# route add default gw 192.168.2.2

(38)

29 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Dengan adanya sarana jaringan komunikasi AMSC yang dimiliki PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung maka akan didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pegawai PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi data seputar aktifitas dan pengelolaan bandara,

2. Efisiensi ruang dan waktu kerja pada unit divisi, dinas dan staff di PT. Angkasa

Pura II untuk mengirimkan laporan hasil kerja dan lainnya yang berhubungan dengan informasi data dan kemudahaan pengelolaan, pemanfaatan data maupun berbagi sumber daya, b

3. Untuk menggunakan alat ELSA AMSC AROMES-1003Q kita harus membuat format berita yang telah ditentukan yaitu format berita AFTN,

4. Karena Komunikasi data AFTN dengan menggunakn ELSA AROMES-1003Q sistem dilakukan perbit untuk tiap karakter, maka dapat dimengerti bahwa proses komunikasi ini akan berjalan lebih lambat dibandingkan dengan sistem model pararel, akan tetapi memiliki kelebihan pada keamanan data, Karena jika terdapat kesalahan pada satu karakter saja. Sedangkan mode pararel jika menemui kesalahan transmisi, maka kesalahan data akan lebih fatal sebab satu blok data akan rusak.

(39)

30 IV.2 Saran

Setelah melakukan analisa dan riset pada jaringan PT. Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan: 1. Ancaman virus yang sangat berbahaya harus lebih diwaspadai dengan

menggunakan antivirus yang handal yang ter-up to date bisa menghalangi penyebaran virus pada jaringan.

2. Perlu dilakukan pemerikasaan dan perawatan berkala terhadap peralatan system telekomunikasi pada bandara dan bagian-bagianya termasuk terminal telekomunikasi, guna menjaga kehandalan kerja dari AMSC dan system telekomunikasi lainya.

3. Perlu dilakukan perawatan berkala terhadap client.

Gambar

Gambar 2.1 logo PT. Angkasa Pura II
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura II
Gambar 2.4 Topogi Bus
Gambar 2.5 Topologi Star
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada perencanaan tebal perkerasan lentur dan panjang landas pacu didapatkan pesawat rencana yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara adalah Boeing

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR

KAJIAN RUANG DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP AKTIFITAS PENERBANGAN DISEKITAR LANDASAN PACU BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan data pesawat komersil yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara, Pesawat rencana yang digunakan untuk merencanakan posisi parkir pesawat pada kondisi perencanaan

Berdasarkan data pesawat komersil yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara, Pesawat rencana yang digunakan untuk merencanakan posisi parkir pesawat pada kondisi perencanaan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna akan jasa angkutan udara, maka beberapa pengkalan udara termasuk Pangkalan Udara Husein Sastranegara

Peningkatan lalu lintas udara, melakukan evaluasi terhadap peningkatan kebutuhan lalu lintas udara di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung saat ini dan dalam 10

Pengaruh rata–rata keterlambatan (delay) kedatangan oleh terbatasnya parking stand di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung Bulan November 2014 sampai