• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi Politik di Lingkungan Keluarga ( Study Deskriptif pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sosialisasi Politik di Lingkungan Keluarga ( Study Deskriptif pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

SOSIALISASI POLITIK DI LINGKUNGAN

KELUARGA

(Studi Deskriptif Pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Diajukan Oleh: Neko Harada

070901012

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN SOSIOLOGI LEMBAR PERSETUJUAN

  Skripsi ini di setujui untuk di pertahankan oleh:

Nama : Neko Harada

NIM : 070901012

Departemen : Sosiologi

Judul : SOSIALISASI POLITIK

DI LINGKUNGAN KELUARGA

(Study Deskriptif Pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

dto dto

(Drs. Junjungan Simanjuntak SBP.S,MSi) (Dra. Lina Sudarwati,M.Si) NIP 196006141986011002 NIP 196603181989032001

Dekan

dto

(3)

ABSTRAK

Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik dikalangan anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian ini berada di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang dengan unit analisis adalah masyarakat yang tinggal di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Sedang yaitu keluarga yang terlibat di dalam partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan hidayahnya yang senantiasa menyertai dan menaungi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan peyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Berkat rahmat dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat merangkai kata dari kata dan menghadapi berbagai hambatan selama proses penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul Sosialisasi Politik di Lingkungan Keluarga ( Study Deskriptif pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang). Dengan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda bakti dan cinta penulis kepada kedua orang tua penulis yaitu Ibunda Ertasia dan Ayahanda Jasron yang telah banyak mencurahkan doa dan kasih sayang pengorbanan baik moril maupun materil yang sangat tulus dan tiada henti kepada penuis. Ungkapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada kakak dan adikku tercinta Edi Susanto dan Penti Yunista Sari yang telah memberikan dorongan,motivasi dan semangat yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(5)

Dengan kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan yang tulus dan terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada.

1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati M.Si selaku Ketua Jurusan 3. Bapak Drs. T.Ilham Saladin M.Si selaku Sekretaris Jurusan

4. Bapak Drs. Junjungan Simanjuntak SBP.S,M.Si Selaku pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

5. Ibu Harmona Daulay S.Sos,M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah selalu memberikan arahan-arahan positif selama dalam proses belajar 6. Staf Pengajar Khususnya Dosen-dosen sosiologi dan pegawai fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Khususnya Kak Beti dan Kak Feni dan juga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil besar dalam studi penulis

7. Staf kepala desa yang telah memberikan data

8. Kepada kakak dan adikku yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini

(6)

Nanda, Mimi, Ester dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini

11.Kepada informan-informan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis

Terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas doa, dukungan dan partisipasinya, semoga amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin yarobbal alamin

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis banyak mengucapkan terimakasih

Medan September 2011

(7)
(8)

3.3 ... U

nit Analisis dan Informan ... 25

3.4 ... T eknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 ... I

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 ... D eskripsi Lokasi ... 30

4.1.1 Gambaran Umum Desa Tembung ... 30

4.1.2 Letak dan Batas Wilayah ... 30

4.1.3 Komposisi Penduduk ... 31

4.2 Profil Informan ... 39

4.2.1 Informan Kunci ... 39

4.2.2 Informan Biasa ... 45

4.3 Hasil Interpretasi Data... 54

4.3.1 Interaksi Sosial Anak Dan Orang Tua ... 54

4.3.2 Pandangan Masyarakat Tentang Politik ... 61

4.3.3 Sosialisasi Politik ... 64

4.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Politik ... 70

(9)

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel I Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

Tabel II Komposisi Penduduk berdasarkan Usia ... 32

Tabel III Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34

Tabel IV Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 35

Tabel V Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 37

(10)

ABSTRAK

Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik dikalangan anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian ini berada di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang dengan unit analisis adalah masyarakat yang tinggal di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Sedang yaitu keluarga yang terlibat di dalam partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha

kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup

manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi

kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik,

seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu

kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana

memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut

menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

Sosialisasi politik ini dimulai sejak masa kanak-kanak. Sebelum seseorang

anak masuk sekolah keluarga dalam hal ini orang tua berperan sebagai agen

utama dalam melakukan sosialisasi politik. Sosialisasi politik dikalangan

anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting.

Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik

tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik

yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong

mereka berpartisipasi maksimal dalam politik dan hal tersebut harus

dipertahankan akan tetapi dengan cara-cara lain, sesuai dengan pertumbuhan jiwa

(12)

oleh lingkungan terdekatnya maka ia akan berpaling kelingkungan lain. Oleh

karena itu maka lingkungan terdekat itu seperti keluarga senantiasa harus siap

untuk membantu remaja, karena remaja lebih banyak memerlukan pengertian

daripada sekedar pengetahuan saja.

Keluarga sebagai lembaga yang melakukan sosialisasi pertama yang

dialami seseorang anak sebelum menjadi remaja juga berperan sebagai kelompok

untuk melaksanakan kegiatan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi.

pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Keluarga dalam melakukan proses atau

kegiatan-kegaitan kendatinya tidak mengalami hambatan yang berarti karena

setiap manusia memiliki kecendrungan dalam menanggapi objek-objek

disekelilingnya atau pengadopsian pola dan perubahan tanggapan dalam diri

mereka dalam menghadapi pengalaman baru itulah yang disebut sebagai proses

belajar. Keadaan tersebut juga terjadi dalam belajar politik dimana keluarga

meninjau bagaimana proses belajar atau sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga.

Sosialisasi yang dilakukan keluarga ini akan membantu proses belajar remaja

untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok, atau mengajari bagaimana

mereka mendapatkan kekuasaan ditengah-tengah masyarakat.

Proses belajar atau sosialisasi tersebut terjadi melalui interaksi yang terjadi

antara anggota keluarga yakni orang tua yang memberikan contoh atau nilai-nilai

dan anak sebagai orang yang menerima nilai-nilai tersebut. Hubungan yang

terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan

(13)

Dengan kata lain, interaksi yang sesungguhnya dapat diperoleh melalui kontak

sosial dan komunikasi. Komunikasi berarti memiliki tafsiran terhadap perilaku

orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Terjadinya interaksi dan

komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan

saling memberikan anggapan-anggapan yang berbeda satu sama lainnya. Dengan

interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambaran-gambaran

tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi. Anak akan

mempunyai gambaran tertentu mengenai orang tuanya.

Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu tersebut sebagai hasil

persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentuk juga sikap-sikap tertentu

dari masing-masing pihak. Keberhasilan sosialisasi tersebut tidak terlepas dari

bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua, interaksi ini dapat

bersifat langsung maupun tidak langsung yang gunanya untuk mengawasi setiap

kegiatan dan memberikan arahan-arahan kepada seorang anak hingga menjadi

remaja dengan terjalinnya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka

proses sosialisasipun akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun bentuk-bentuk

kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kedekatannya

biasanya dilakukan dengan senantiasa melihat kondisi yang terjadi pada anaknya

dan bercerita satu sama lainnya. Interaksi yang terjadi dalam keluarga senantiasa

di pengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tidak sedikit dari

(14)

menyebabkan hilangnya nilai-nilai dan norma-norma yang seharusnya

disampaikan oleh orang tua dan anak banyak mencari dan menerima sosialisasi

dari lingkungan sekitarnya baik formal maupun informal

Keluarga yang juga merupakan kelompok primer (primery group) yang

pertama dikenal dan pertama melakukan sosialisai serta interaksi yang dialamai

oleh seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula hingga

seorang anak menjadi remaja dan dewasa. Ketika anak sudah cukup umur untuk

memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar kepribadiannya

sudah ditanamkan secara kuat oleh keluarga. Semua masyarakat tergantung pada

berbagai institusi yang melakukan sosialisasi terutama pada keluarga dalam

sosialisasi kepada anak-anak hingga remaja sehingga nilai-nilai dapat berfungsi

dengan baik dalam masyarakat itu. Secara umum remaja dianggap sebagai usia

transisional dari masa kanak-kanak menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang

anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan

si remaja berada pada fase anomaly, secara fisik telah menyamai orang dewasa,

namun dalam tataran nilai dan psikologis masih belum menunjukan karakteristik

kedewasaan.

Dalam perkembangannya, sosialisasi sangat dibutuhkan dalam

penyampaian nilai-nilai politik. Sosialisasi politik ini biasanya dapat bersifat

langsung maupun tidak langsung diterima oleh seorang anak. Sosialisasi politik

langsung ini biasanya orang tua mengajak diskusi anaknya dan menceritakan

(15)

kejadian-kejadian atau pengalamannya dalam kegiatan politik sedangkan sosialisasi politik

tidak langsung biasanya diterima dari seorang anak melalui media elektronik

seperti televisi, radio, serta media massa seperti Koran, majalah dan lain

sebagainya dari penerimaan tersebut seorang anak akan melihat dan bertanya

kepada orang tua tentang kejadian-kejadian politik tersebut

Pemberian pengetahuan tentang politik atau penyampaian nilai-nilai

politik ini dapat dilakukan dengan diskusi ataupun lainnya. Akan tetapi

banyaknya pemberian pengetahuan politik yang diberikan oleh orang tua

tergantung pada itensitas dan kualitas materi politik ketika mereka berdikusi,

sehubungan dengan hal ini, keluarga yang merupakan lembaga pertama yang

melakukan sosialisasi mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan

politik pada anaknya, seperti memberikan pemahaman tentang artian politik baik

dalam pemilihan umum atau dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mereka

memiliki keikutsertaan dalam berpolitik.

Pembentukan karakter politik individu dilakukan oleh keluarga karena

mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara,

memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu.

Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda

melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga

bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang

Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan

(16)

(http://samzlee.blogspot.com/2010/02/sosialisasi-politik-dan-agen.html, diakses

12 maret 2011, 18:01 WIB).

Sosialisasi politik seperti diatas juga terjadi pada setiap orang dan daerah

tanpa terkecuali begitu juga halnya sosialisasi politik juga terjadi di desa

Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, sebagai salah satu

desa bagian dari Kecamatan Percut Seituan Desa ini juga memiliki berbagai aspek

kehidupan yang saling mendukung satu sama lainnya seperti sosial, agama dan

politik meskipun secara agama di dominasi oleh Islam namun dari segi politik di

desa ini terdapat corak partai politik yang beraneka yakni Partai Demokrat, Partai

Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Persatuan Demokrasi

Perjuangan.

Partai-partai tersebut pada setiap pemilihan umum berupaya untuk

mendapatkan dukungan-dukungan dari masyarakat sekitar yang di tujukan untuk

menambah suara dalam pemilihan umum dan untuk memperoleh dukungan dari

masyarakat tersebut Partai-partai itu juga berupaya melakukan

pendekatan-pendekatan kepada setiap keluarga di dalam masyarakat sekitar seperti

memberikan baju kaos partai dan lainnya dengan harapan agar setiap keluarga

tertarik kepada partai tersebut dan keluarga juga dapat mengajak serta

mensosialisasikan partai politik tersebut kepada keluarganya. Seperti yang

dijelaskan diatas dimana terdapat saling lingkup yang kentara antara tingkat

pengetahuan politik yang dimiliki orang tua dan remaja, kenyataan bahwa lebih

banyak anak yang banyak pengetahuannya berasal dari anggota keluarga yang

(17)

pengalihan pengetahuan politik dari orang tua kepada anak. Keluarga memiliki

pengaruh besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang

anak. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap

wewenang dan kekuasaan ketika seorang anak beranjak menjadi remaja dan

berada ditengah-tengah masyarakat. Besarnya pengaruh keluarga terhadap tingkat

pengetahuan politik anggota individu dalamnya inilah yang membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang Sosialisasi politik dalam lingkungan

keluarga pada remaja di Desa Tembung Kecamtan Percut Seituan Kabupaten Deli

Serdang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

perumusan masalah adalah:

1. Bagaimanakah Sosialisasi Politik Pada Remaja di dalam Lingkungan

Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Sosialisasi Politik di dalam

Lingkungan Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang?

1.3 Tujuan Penelitian

(18)

1. Untuk mengetahui bagaimanakah sosialisasi politik pada remaja di dalam

lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi sosialisasi politik di

dalam lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi manfaat penelitian adalah:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah,

sekaligus penerapan ilmu pengatahuan yang telah di peroleh

2. Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai informasi tentang

sosialisasi politik dalam lingkungan keluarga terutama sosialisasi politik pada

remaja di dalam lingkungan keluarga dan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi sosialisasi politik di dalam lingkungan keluarga di Desa

Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang

berisikan tentang sosialisasi politik di dalam lingkungan keluarga dan

(19)

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan

penelitian ini

1.5 Definisi Konsep

Dari uraian-uraian diatas dan berdasarkan tujuan dan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini, kemudian agar penelitian tetap terfokus dan tidak

menimbulkan penafsiran ganda, maka digunakan beberapa definisi konsep sebagai

berikut:

1. Sosialisasi

David B. Breinkerhoff dan Lynn K.White mendefinisikan bahwa sosialisasi

adalah suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk

keikutsertaan(partisipasi) dalam institusi sosial (Damsar,2010;151). Dari latar

belakang dan pengertian diatas maka sosialisasi yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah suatu kegiatan dan proses belajar peran,status sosial dan nilai

yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam kehidupan bermasyarakat dan

institusi sosial yang disampaikan oleh media formal maupun informal

2. Politik

Aristoteles menyatakan dalam pandangan klasik bahwa politik adalah suatu

asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan menyelengarakan hal ihwal

yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. (Ramlan Surbakti,

(20)

penelitian ini yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan dan

menyangkut kebaikan masyarakat umum.

3. Sosialisasi Politik

Menurut Gabriel Almond (Damsar, 2010; 153-154) sosialisasi politik adalah

bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang

menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi

dalam sistem politiknya. Sosialisasi politik yang dimaksudkan dalam penelitian ini

berdasarkan latar belakang diatas adalah proses internalisasi nilai pengenalan dan

pemahaman, pedoman politik dari keluarga ke individu/anggota keluarga yang lain.

4. Remaja

John W. Santrock (2007;20) mendefinisikan remaja sebagai periode transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan

perubahan-perubahan biologis,kognitif, dan sosio-emosional. Masa remaja dimulai

sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun.

sedangkan PBB memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada

dalam rentang usia 15-24 tahun. (Hasil prosiding seminar hasil program

pengembangan diri. 2007; 91). Dari pengertian dan uraian latar belakang diatas maka

remaja yang menjadi fokus penelitian adalah mereka yang berada pada usia 17-24

tahun dengan alasan mereka tersebut sudah terkatrgori ikut serta dalam pemilihan

umum dan tinggal bersama dengan keluarga mereka.

(21)

Menurut Reisner dalam Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari

dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek (Khairuddin:1997;3) sedangkan

menurut Departemen Kesehatan RI (1998): Keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

orang-orang yang ada didalam keluarga yaitu ayah, ibu, kakak, adik, nenek dan

kakek. Ayah adalah orang tua laki-laki dari seorang anak yang tinggal bersama

dalam satu keluarga, dan ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang

tinggal bersama dalam satu keluarga. Sedangkan anak adalah adalah seorang lelaki

atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas yang

tinggal bersama dalam satu keluarga. Kakak adalah saudara laki-laki maupun

perempuan yang lebih tua dari seorang anak yang tinggal bersama dalam satu

keluarga dan adik adalah saudara laki-laki maupun perempuan yang lebih muda dari

seorang anak yang tinggal bersama dalam satu keluarga. Kakek adalah ayah dari

orang tua seseorang sedangkan nenek adalah ibu dari orang tua seseorang. Dari

beberapa pengertian diatas Keluarga yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu

unit terkecil dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai hubungan

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosialisasi

Menurut Vander Zanden, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui

mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat

berperan serta secara efektif dalam masyarakat (Ihromi, 1999; 75). Seorang bayi

lahir kedunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala

macam kebutuhan fisik, kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat

sikap dan nilai, kesukaan, dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan

konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya (Paul B.Horton dan Chester

L.Hunt, 1993;99-100). Setelah berinteraksi dengan individu lain yang berada

disekitarnya atau bersosialisasi dengan lingkungannya barulah individu tadi dapat

berkembang. Dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang

berhubungan dengan anaknya adalah orang tuanya. Melalui lingkungan itulah anak

mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari;

melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal.

Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang

warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam

masyarakat. jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup

banyak sajalah seorang individu warga masyarakat akan dapat meyesuaikan segala

tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial. Hanya lewat

(23)

bagaimana seharusnya bertingkah laku di dalam kondisi-kondisi tertentu.

Bagaimanapun juga proses sosialisasi adalah suatu porses yang dilakukan secara aktif

oleh dua pihak: pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasi atau disebut dengan

aktivitas melaksanakan sosialisasi dan pihak yang kedua adalah aktivitas pihak yang

disosialisasi atau aktivitas internalisasi.

Disamping itu menurut Mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai

diri. Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai

sebuah objek. Diri mensyaratkan proses sosial; komunikasi antar manusia. Diri

muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan sosial. Menurut Mead

adalah mustahil membayangkan diri yang muncul dalam ketiadaan pengalaman

sosial. Diri manusia ini berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota

masyarakat lain. Adapun tahap perkembangan diri manusia ini menurut Mead dalam

Kamanto Sunarto (1993;28) adalah :

1. Play stage

Dalam tahap ini anak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dirinya

sendiri. Kegiatan tidak konsisten, tidak terorganisir peranan berganti-ganti karena

belum ada konsepsi yang terpadu mengenai dirinya.

2. Game stage

Berbeda dengan play stage disini ada himpunan yang terorganisir. Anak harus

(24)

tanggapan terhadap harapan-harapan orang lain; individu sudah mampu

menghubungkan dirinya dengan komunitas dimana ia menjadi anggotanya.

Mead mengungkapkan gagasan bahwa SELF (diri) mempunyai dua

komponen yaitu:

1. I, adalah faktor-faktor yang khas yang memasuki komunitas kita dengan orang

lain.

2. Me, segi yang memberikan tanggapan pada konvensi-konvensi sosial. Jadi orang

tua mengekspresikan dirinya kemudian diidentifikasikan dan diinternalisasikan

menjadi peran dan sikap oleh anak, akhirnya terbentuklah Self anak.

3. Generalize other

Kemapuan anak untuk mengabstraksikan peran-peran dan sikap-sikap dari

significant othersnya (semua orang lain yang berarti) serta

menggeneralisasikannya untuk semua orang, termasuk dirinya.

Menurut Vebrianto dalam Khairuddin (1997: 63) menyimpulkan bahwa

sosialisasi:

1) Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana

individu menahan, mengubah impul-impuls dalam dirinya dan mengambil cara

hidup atau kebudayaan masyarakat

2) Dalam proses sosialisasi itu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola,

nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana ia

(25)

3) Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun

dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya

Dalam proses sosialisasi, kegiatan-kegiatan yang di cakup adalah:

a) Belajar (learning)

b) Penyesuaian diri dengan lingkungan

c) Pengalaman mental

Proses sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan baik secara formal maupun

informal. Proses sosialisasi formal dikerjakan melalui proses pendidikan dan

pengajaran, sedangkan proses sosialisasi informal dikerjakan lewat proses interaksi

yang dilakukan secara tidak sengaja. Corak hubungan orang tua-anak akan

menetukan proses sosialisasi serta perkembangan kepribadiannya berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institusi yang dikemukakan oleh

Vebrianto dalam J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyatno ( 2004;73) terdapat tiga pola

yaitu:

1. Pola menerima–menolak. Pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua

terhadap anak

2. Pola memiliki–melepaskan. Pola ini bergerak dari sikap protektif orang tua

terhadap anak

3. Pola demokrasi–otokrasi. Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi dalam

(26)

Menurut Berger dan Luckman dalam Ihromi (1999;32) sosialisasi dibedakan

atas dua tahap yakni:

1. Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa

kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses

sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum dan

keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi

2. Sosialisasi sekunder, didefinisikan sebagai proses berikutnya yang

memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru

dunia objektif masayarkat; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada

terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini menjadi agen sosialisasi

adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, lingkungan yang

lebih luas dari keluarga

Mead dalam George ritzer (2007;274) mengidentifikasi empat basis dan tahap

tindakan yang saling berhubungan. Keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan

organik. Tahapan-tahapan itu adalah; impuls tahap pertama adalah dorongan hati /

impuls yang meliputi “stimulus / rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat

indera dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu

terhadap rangsangan misal lapar. Persepsi tahap kedua yaitu aktor menyelidiki dan

bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls, dalam hal ini rasa

lapar dan juga berbagai alat tersedia untuk memuaskannya. Manipulasi yaitu segera

(27)

selanjutnya adalah memanipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan

objek. Konsumsi yaitu mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang

sebenarnya.

Suatu keluarga sebagai kelompok juga melaksanakan berbagai kegiatan dalam

berbagai bidang, dan karena itu pula mengerjakan kegiatan-kegiatan, seperti

ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Sarjana Oran Young dalam

Kartini Kartono (1996;9) membagi pengertian politik dalam lima kategori sebagai

berikut:

1. Secara institusional dan hukum kenegaraan

2. Menekankan kegiatan memerintah suatu teritorium

3. Pengertian kekuasaan

4. Penekanan pada individu

5. Bersifat teoritis

Para anggota keluarga yang sudah berhak memilih ikut serta dalam proses

pemilihan umum, umpamanya aktif dalam kampanye, memberikan iuran, atau dana

bagi partai politik lalu ikut memilih. Empat faktor yang mempengaruhi perilaku

politik seseorang aktor politik menurut Sudijono Sastroatmodjo (1995;14) :

1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi,

sistem budaya dan media massa

2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk

kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan.

(28)

internalisasi nilai-nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma

kehidupan bernegara, dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya.

3. Struktur pribadi yang tercermin dalam sikap individu, untuk memahami struktur

kepribadian perlu diperhatikan tiga basis fungsional sikap, yaitu kepentingan,

penyesuaian diri, eksternalisasi, dan pertahanan diri,

4. Faktor lingkungan sosial pollitik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang

mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan,

seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana

kelompok, dan ancaman dengan segala bentuk.

Menurut Damsar (2010; 154-155) pola sosialisasi politik dapat berlangsung

dalam dua bentuk yakni sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang menekankan pada

kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku keliru. Kedua sosialisasi

partisipatif yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan

imbalan terhadap perilaku anak yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat:

Sosialisasi Represif Sosialisasi Partisipatif

- Menghukum perilaku yang keliru

- Hukuman dan imbalan material

- Kepatuhan anak

- Komunikasi sebagai Perintah

- Memberi imbalan bagi perilaku

yang baik

- Hukuman dan imbalan simbolis

(29)

- Komunikasi non verbal

- Sosialisasi yang berpusat pada

orang tua

- Anak memperhatikan keinginan

orang tua

- Keluarga merupakan significant

other

- Komunikasi sebagai interaksi

- Komunikasi verbal

- Sosialisasi yang berpusat pada

anak

- Orang tua memperhatikan

keperluan anak

- Keluarga merupakan generalized

other

Sumber; Sunarto,1985 dalam damsar (2010;155)

Pihak-pihak yang selalu melakukan kegiatan politik ialah pemerintah

(lembaga dan peranannya) dan partai politik karena fungsi mereka dalam bidang

politik. Oleh karena itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik

lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah dan perilaku politik warga negara biasa (baik

individu maupun kelompok) yang pertama bertanggung jawab membuat,

melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua tidak

berwenang seperti yang pertama, tetapi berhak mempengaruhi pihak yang pertama

dalam menjalankan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut

kehidupan pihak kedua.

Menurut Rafael raga maran (1999;140) terdapat tiga mekanisme pengalihan

elemen-elemen sosialisasi politik.

(30)

Imitasi adalah peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain, dan

merupakan hal yang amat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak

2. Instruksi

Instruksi mengacu pada proses pemecahan diri, termasuk didalamnya proses

belajar informal.

3. Motivasi

Motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya.

Easton dan Dennis dalam Syahrial Syarbaini (2004;72) mengutarakan empat

tahap dalam sosialisasi politik dari anak, yaitu sebagai berikut;

1. pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden,

dan polisi

2. perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan eksternal, yaitu antara

pejabat swasta dan pejabat pemerintah

3. pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti

kongres ( perlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara.

4. perkembangan antara institusi-intitusi politik dan mereka yang terlibat dalam

aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini.

2.2 Interaksi Sosial

Seperti telah diungkapkan dalam latar belakang masalah diatas diatas

(31)

keluarga memiliki peran yang penting dalam mensosialisasi politik kepada

anaknya hingga mereka mampu bermasyarakat. Sosialisasi politik ialah

pembentukan sikap dan orientasi politik pada angggota masyarakat. melalui

proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan

orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses

ini berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal dan informal atau tidak

sengaja melalui kontak dan interaksi dan pengalaman sehari-hari baik dalam

kehidupan keluarga atau tetangga maupun dalam pergaulan masyarkat.(Syahrial

Syarbaini,2004;71)

Dalam penyampaian atau sosialisasinya seorang melalui berbagai tahap

perkembangan hingga dewasa. Salah satu cara untuk melakukan sosialisasi politik

adalah melalui interaksi yang terjalin antara anak dan orang tua. Interaksi sosial

adalah hubungan-hubungan social yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan

antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara

kelompok dengan kelompok social yang lain. interaksi social terjadi ketika dua

orang individu bertemu denan saling menyapa, berjabat tangan, bercandaria, atau

mungkin berkelahi. Interaksi social juga terjadi manakala dua partai politik

bertarung untuk memperoleh suara dalam pemilihan umum. Dari hal diatas dapat

kita ketahui bahwa interaksi dapat terjadi dalam berbagai kehidupan manusia baik

ekonomi, politik, social dan budaya. Menurut gilin dan gilin dalam sosiologi dan

politik (2006;23) mengadakan penggolongan yang luas tentang bentuk-bentuk

(32)

1. Proses asosiatif yang terbagi dalam bentuk khusus: kerjasama, akomodasi,

asimilasi, dan akulturasi

2. Proses disasosiatif yang terbagi lagi dalam bentuk : persaingan, kontraversi,

dan pertikaian.

Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses social sebab

tanpa adanya interaksi ( hubungan antara orang dengan orang atau kelompok dengan

kelompok atau orang dengan kelompok) tidak mungkin kehidupan bersama akan

terjadi. Menurut tiga tokoh dalam Soerjono Soekonto (1982;65) bentuk interaksi

adalah

1. Gilin dan gilin

Bentuk interaksi adalah:

a. Proses yang asosiatif (akomodasi,asimilasi, dan akulturasi)

b. Proses yang disosiatif ( persaingan,pertentangan)

2. Kimball Young

Bentuk interaksi adalah:

a. Oposisi ( Persaingan dan pertentangan)

b. Kerja sama yang menghasilkan akomodasi

c. Differensiasi ( tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar

perbedaan usia, seks, dan pekerjaan)

3. Tomatsu Shibutani

Bentuk interaksi adalah:

a. Akomodasi dalam situasi rutin

(33)

c. Interaksi strategis dalam pertentangan

d. Pengembangan prilaku massa

Menurut Sri Wiyarti (2008;96) syarat-syarat terjadi interaksi

1. Adanya kontak social

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melaui

percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing

dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun

tidak langsung antara satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak

langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara seperti

telepon, radio, surat dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial langsung adalah

kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog

diantara kedua belah pihak.

2. Adanya komunikasi

Dalam komunikasi yang terpenting adalah seseorang memberikan tafsiran-tafsiran

pada perilaku pada orang lain( dapat berwujud: pembicara,gerak-gerak badaniah

tau sikap) perasaan –perasaan apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dan

selanjutnya orang lain tersebut memberikan reaksi atas perasaan yang ingin

disampaikan kepadanya. interaksi social dapat menimbulkan bermacam-macam

(34)

BAB III

METODE LOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Lexi Moleong, 2006; 6).

Study deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan atau

melukiskan sejumlah fenomena yang berkenaan dengan masalah penelitian tanpa

melihat hubungan antara variabel. Penelitian deskriptif ini dipilih karena penelitian

ini hanya terbatas pada usaha untuk menggambarkan suatu permasalahan, keadaan

atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga sekedar menggambarkan fakta yang

terjadi dalam sosialisasi di lingkungan keluarga.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah: Desa

Tembung terdiri dari berbagai suku yang menetap dan memiliki nilai-nilai

kekerabatan yang masih melekat dan melakukan sosialisasi terhadap anak. Menurut

(35)

politik yang telah terdata dan melapor yakni: Golongan Karya(GOLKAR), Partai

Demoksasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat dan Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) .

3.3 Unit Analisis dan Informan

Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan

sebagai subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006;143). Adapun yang menjadi

unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di desa

Tembung kecamatan Percut Sei Tuan.

Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan Kunci

Adapun yang menjadi informan kunci adalah keluarga yang terlibat di dalam

partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.

2. Informan Biasa

Adapun yang menjadi informan biasa adalah seluruh keluarga yang tinggal di

Desa Tembung kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

(36)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada

subjek sebagai informasi yang dicari. (Saifuddin Azwar, 2004: 91)

 Observasi, atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. (Burhan, Bungin, 2005:133).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamtan langsung dilapangan. Data

yang diperoleh dari observasi dilapangan berupa kegiatan, tindakan dan perilaku

yang merupakan bagian dari lapangan manusia dalam melakukan dan

berhubungan dengan politik. Sedangkan hasil obsevasi ini akan dituangkan dalam

catatan lapangan.

 Wawancara, atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman wawancara. (Burhan, Bungin, 2005:126) Sedangkan

dalam penelitian ini menggunakan panduan wawancara yang berupa

urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang

(37)

(tape recorder) yang membantu peneliti dalam menganalisa data dari hasil

wawancara.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data tangan kedua yang diperoleh melalui pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. (Saifuddin Azwar,

2004: 91). Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

studi pustaka dan pencatatan dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dari

buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal dan internet yang berisikan tentang politik,

keluarga, dan sosialisasi, yang dianggap relevan dengan yang masalah diteliti.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Lexi J.Moleong,

2006;248). Setiap data yang diambil akan direkam dan dicatat, data yang dicatat dan

direkam tersebut adalah data wawancara maupun data penunjang lainnya.

Selanjutnya setelah semua data terkumpul maka data akan dilakukan analisis data

dan interpretasi data dengan mengacu pada kajian pustaka yang telah ada.

Sedangkan hasil observasi akan diuraikan dan dinarasikan untuk memperkaya hasil

(38)

interpretasikan untuk menggambarkan keadaan dengan mengacu pada dukungan

teori dan kajian pustaka.

3.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi √

2. ACC judul √

3. Penyusunan Proposal Penelitian √ √

4. Seminar Proposal penelitian √

5. Revisi Proposal Penelitian √

6. Penelitian Kelapangan √

7. Pengumpulan dan Analisis Data √

8. Bimbingan √ √ √

9. Penulisan Laporan Akhir √ √

10. Sidang Meja Hijau √

3.7 Keterbatasan Penelitian

Selama dalam penelitian penulis mempunyai banyak kendala-kendala dan

keterbatasan penulis dalam mendapatkan data yaitu:

1. Dalam dan mengurus surat izin penelitian dari kepala desa sangat sulit dimana

(39)

2. Dalam mendapatkan data sekunder dari kelurahan sangat sulit dimana dalam

pengambilan data sekunder itu mempunyai waktu yang lumayan lama sehingga

penulis tidak bisa dan tidak dapat melanjutkan penulisan karena data sekunder

dari kantor kepala desa belum lengkap, tapi akhirnya data tersebut saya dapatkan

dengan waktu yang begitu lama

3. Dalam memilih informan peneliti mengalami kesulitan dalam menjumpai para

informan yang akan diwawancarai. Susahnya dalam menemukan informan

membuat waktu peneliti habis dengan begitu saja tanpa mendapatkan hasil

4. Dalam wawancara sebagian informan kurang terbuka, peneliti berusaha agar

informan mau terbuka dan bisa berbicara dengan leluasa bagaimana politik di

(40)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA 4.1 Deskripsi Lokasi

4.1.1. Gambaran Umum Desa Tembung

Desa Tembung adalah desa yang mayoritas penduduknya adalah suku jawa,

dan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Meskipun di desa ini terdapat

kelompok masyarakat yang mayoritas yaitu suku jawa dan kelompok minoritas yaitu

Nias dan Banjar. Namun kehidupan diantara penduduk terjalin dengan rukun.

Sebagian besar masyarakat Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan ini Hidup

sebagai Buruh Pabrik dan Bangunan, meskipun demikian ada juga sebagian dari

masyarkat yang bekerja sebagai PNS, bertani, dan berdagang.

Sarana Ibadah yang terdapat di Desa Tembung yaitu sepuluh bangunan

mesjid dan bangunan pertokoan seperti ruko yang terdapat di pinggiran jalan raya

yang di lewati oleh kendaraaan-kendaraan umum dan pribadi.

4.1.2. Letak dan Batas Wilayah

Desa tembung merupakan salah satu desa di kecamatan percut seituan

kabupaten deli serdang yang memiliki luas wilayah 535 hektar dan di pimpin oleh

seorang kepala desa yaitu Sisman. Desa Tembung merupakan wilayah rawa yang

hampir semua daerahnya merupakan dataran rendah kecuali di pasar 7 dan jalan besar

tembung.

Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Desa Tembung Berada di

Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang ini adalah sebagai berikut:

(41)

2. sebelah timur berbatasan dengan desa Bandar khalifah,

3. sebelah selatan berbatasan dengan PTP IX Bandar khalifah

4. dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan tembung kota (kecamatan

medan Tembung)

4.1.3. Komposisi Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Tembung adalah 50220 jiwa dengan 9432 kepala

keluarga (KK). Bila di golongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu, laki-laki sejumlah

22158 jiwa dan perempuan 28062 jiwa dengan komposisi penduduk yaitu:

4.1.3.1 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin Tabel 1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Laki-laki 22158 44%

2 Perempuan 28062 56%

Jumlah 50220 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Tembung memiliki

jumlah penduduk sebanyak 50220 jiwa, berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk

berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit dari pada penduduk yang berjenis kelamin

(42)

dengan persentase sebesar 44 % sedangkan penduduk yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 28062 jiwa dengan persentase 56 %.

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dalam keikutsertaan dan partisipasi

seseorang dalam berpolitik jadi terdapat kecendrungan bahwa seorang anak

perempuan akan lebih dikenalkan pada kehidupan rumah tangga seperti memasak,

menjahit, dan lain-lain sedangkan seorang anak laki-laki akan dikenal kan dengan

pekerjaan di luar rumah seperti di kantor, polisi, tentara, dan juga berpolitik selain itu

dari beberapa data dan hasil penelitian yang sebelumnya yang memperlihatkan

bahwa politik lebih banyak didominasi oleh laki-laki jadi yang paling berperan dalam

mensosialisasikan dan mengenalkan politik adalah ayah sedangkan ibu hanya

mengenalkan terbatas pada apa yang diketahuinya.

4.1.3.2 Komposisi Penduduk berdasarkan Usia Tabel II

Komposisi Penduduk berdasarkan Usia

No Tingkat Usia Jiwa Persentase

1 0 s/d 1 Tahun 640 2%

2 2 s/d 5 Tahun 4407 10%

3 5 s/d 7 Tahun 1797 4%

4 7 s/d 14 Tahun 7166 16%

5 15 s/d 24 Tahun 6697 15%

(43)

7 55 Tahun Keatas 9392 21%

Jumlah 44133 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari data tabel II diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk

berdasarkan usia di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan berjumlah 44133

jiwa. Dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu penduduk usia 25 -54 tahun

sebesar 14034 jiwa dengan persentase 32% kemudian disusul oleh penduduk

pada usia 55 tahun keatas sebesar 9392 jiwa dengan persentase 21% selanjutnya

disusul oleh jumlah penduduk pada usia 7-14 tahun sebesar 7166 jiwa dengan

persentase 16% selanjutnya jumlah penduduk pada usia 15-24 tahun sebesar

6697 jiwa dengan persentase 15% selanjutnya disusul oleh jumlah penduduk

pada usia 2-5 tahun sebesar 4407 jiwa dengan persentase 10% kemudian disusul

oleh penduduk usia 5-7 tahun sebesar 1797 jiwa dengan persentase 4% dan

terakhir yang merupakan jumlah penduduk yang paling kecil yaitu penduduk usia

0-1 tahun yaitu 640 jiwa dengan persentase 2%.

Usia tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu faktor pendukung dalam

sosialisasi politik dimana anak yang belum berumur tujuh belas tahun atau

berusia satu sampai dengan enam belas tahun dan belum di perbolehkan untuk

ikut serta dalam pemilihan umum akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

dia mengenal tentang politik agar jika dia telah mencapai usia untuk memilih dan

ikut serta dalam pemilihan umum dia sudah siap untuk terjun dalam dunia politik

(44)

umum, dimana orang tua diharapkan lebih banyak membimbing dan

mengarahkan remaja dalam berpolitik sedangkan orang tua yang telah lanjut usia

akan lebih merasa enggan dalam ikut politik biasanya.

4.1.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jiwa Persentase

1 Belum Sekolah 3766 16%

2 Tidak Tamat 535 2%

3 SD 4860 20%

4 SLTP 5798 24%

5 SMU 6598 28%

6 PT 2155 9%

Jumlah 23712 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari data table III diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan

Kabupaten Deli Serdang berjumlah 23 712 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu pada

tingkat SMU sebesar 6598 jiwa dengan persentase 28% kemudian disusul oleh

tingkat SLTP sebesar 5798 jiwa dengan persentase 24% selanjutnya disusul oleh

(45)

sekolah sebesar 3766 jiwa dengan persentase 16% selanjutnya disusul oleh perguruan

tinggi sebesar 2155 jiwa dengan persentase 9% dan terakhir yang terakhir merupakan

jumlah paling terkecil yaitu pada tingkat tidak tamat sebesar 535 jiwa dengan

persentase 2%

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam menentukankan keikutsertaan

seseorang dalam berpolitik karena dengan pendidikan bisa membentuk seseorang

berpikir luas dan bijaksana selain itu pendidikan adalah sarana dalam sosialisasi

formal dan biasanya orang yang tidak tamat sekolah dasar (SD) dan tamat sekolah

dasar (SD) memiliki pandangan politik yang terbatas dan ikut serta dalam politik

karena hanya terpengaruh oleh ajakan-ajakan. Sedangkan orang yang tamat sekolah

lanjutan pertama biasanya hampir sama dengan orang tamat sekolah dasar (SD)

namun sudah bisa berpandangan yang berbeda terhadap politik dan orang yang tamat

sekolah menengah atas (SMA) serta orang yang tamat perguruan tinggi negeri (PTN)

biasanya memiliki pandngan dan tujuan dalam berpolitik.

4.1.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel IV

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jiwa Persentase

1 Petani 142 1,3%

2 Pegawai Negeri Sipil 358 3,2%

(46)

5 Pensiunan PNS 32 0,3%

7 Buruh 10486 94%

Jumlah 11060 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari data pada tabel IV diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk

berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten

Deli Serdang berjumlah 11060 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu buruh sebesar

10486 jiwa dengan persentase 94% kemudian disusul oleh PNS sebesar 358 jiwa

dengan persentase 3,2% kemudian disusul oleh petani sebesar 142 jiwa dengan

persentase 1,3% selanjutnya disusul oleh perawat/bidan sebesar 42 jiwa dengan

persentase 0,4% kemudian jumlah terakhir yang terkecil yaitu pensiunan PNS sebesar

32 jiwa dengan persentase 0,3%

Jenis pekerjaan juga aspek yang tidak kalah penting dalam menentukan

keikutsertaan seseorang dalam berpolitik jika seseorang yang bekerja pada sektor

pertanian dan buruh biasanya ikut berpolitik dan pandangan mereka pada politik

hanya seperti yang mereka lihat melalui media-media dan dari lingkungan sekitar

mereka dan terkadang mereka juga tidak terlalu perduli dengan kondisi politik,

meskipun mereka berdiskusi dengan anggota keluarganya dimalam hari akan tetapi

yang membedakan antara mereka dengan pegawai negeri sipil dalam

(47)

4.1.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Tabel V

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jiwa Persentase

1 Islam 43230 98%

2 Kristen Protestan 441 1%

3 Kristen Katolik 370 0,8%

4 Buddha 92 0,2%

Jumlah 44133 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk

berdasarkan agama di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli

Serdang berjumlah 44133 jiwa dengan mayoritas masyarakat desa ini beragama

Islam sebesar 43230 jiwa dengan persentase 98% dan disusul oleh penduduk

beragama Kristen Protestan sebesar 441 jiwa dengan persentase 1% kemudian

diusul oleh masyarakat beragama Kristen Katolik sebesar 370 jiwa dengan

persentase 0,8% dan yang terakhir jumlah masyarakat beragama Buddha sebesar

9 jiwa dengan persentase 0,2%

Agama adalah penentu dalam seseorang berpolitik, karena tidak bisapungkiri

dengan banyak munculnya partai-partai yang berlandaskan pada agama saat ini.

Orang tua akan mensosialisasikan partai-partai yang sesuai dengan pandangan

(48)

dan di milikinya. Dengan berdasarkan data diatas dimana jumlah penganut agama

islam lebih banyak maka tidaklah mengherankan bahwa partai-partai yang mereka

pilih berdasarkan agama islam dan bersifat umum.

4.1.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis Tabel VI

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No Etnis Jiwa Persentase

1 Aceh 104 0,2%

2 Melayu 1103 2,5%

3 Batak 13240 30%

5 Minang 3072 6,9%

7 Jawa 26479 60%

8 Dll 128 0,3%

Jumlah 44126 100%

Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011

Dari data pada tabel VI diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk

berdasarkan etnis di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli

Serdang berjumlah 44126 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu suku Jawa sebesar

26479 jiwa dengan persentase 60% kemudian disusul oleh suku Batak sebesar 13240

jiwa dengan persentase 30% selanjunya disusul oleh suku Minang sebesar 3072 jiwa

(49)

dengan persentase 2,5% selanjutnya disusul oleh suku Dll sebesar 128 jiwa dengan

persentase 0,3% dan terakhir dengan jumlah terkecil yaitu suku Aceh sebesar 104

jiwa dengan persentase 0,2%

Kesemua etnis di dalam masyarakat turut ambil bagian dalam menentukan

keputusan orang-orang dalam berpolitik dan mensosialisasikan politik biasanya

seseorang akan mensosialisasikan politik yang lebih dekat dan banyak diikuti oleh

etnis atau kelompoknya, keikutsertaan etnis dalam politik tersebut tergantung

bagaimana pandangan etnis tersebut terhadap politik itu sendiri

4.2 Frofil Informan 4.2.1. Informan Kunci

4.2.1.1 Informan Kunci Orang Tua Syamsul Akmal

Bapak Syamsul Akmal adalah seorang laki-laki paruh baya yang berumur 67

tahun dan bersukukan jawa, ia memiliki lima orang anak untuk menghidupi kelima

orang anaknya ia bekerja di Dinas Kesehatan Kota Medan. Syamsul yang beragama

Islam ini bertempat tinggal di jalan Sederhana Pasar VII No. 64 Tembung. Dia

adalah lulusan sarjana di salah satu perguruan tinggi di sumatera utara. Meskipun

secara materi dia mampu memenuhi kebutuhan anaknya namun menurutnya belum

semua kebutuhan dapat dipenuhinya hal tersebut menurutnya terjadi karena

pemikiran seorang anak terkadang berubah-ubah dan tidak bisa ditebak. Didalam

(50)

teman-biasanya diwarung-warung dan tidak jarang diantara mereka saling bercerita dan

mengomentari mengenai kondisi politik saat ini yang mereka lihat melalui media

elektronik maupun cetak yaitu banyak nya korupsi akan tetapi juga mereka bercerita

mengenai kehidupan dan pengalaman masing-masing. Dia terkadang hanya sesekali

berkumpul dengan anggota sesama partainya. Hal itu dilakukannya pada saat akan

terjadi pemilihan umum dan biasanya mereka akan berdiskusi mengenai calon-calon

yang mereka usung dan mereka akan mengajak dan menyuarakan

dukungan-dukungan mereka melalui penyebaran-penyebaran brosur.

Dalam keseharian anak-anaknya selalu terbuka dan dekat kepadanya sehingga

tidaklah mengherankan jika anaknya mendapatkan masalah di dalam pergaulannya

dia akan segera mengetahuinya dan bersama-sama pula dia dan anaknya mencari

solusinya dan Pak Syamsul selalu membuat suasana yang hangat dengan melakukan

dan mengajak anaknya bercerita dan bercanda serta dalam keluarganya baik bercertia

mengenai kehidupan sehari-hari selain itu ia sendiri juga menerapkan aturan-aturan

meskipun tidak terlalu tegas karena ia selalu menekan kan untuk hidup mandiri. Pak

Syamsul Akmal senantiasa bercerita dan berdiskusi dengan anaknya dimalam hari

selama 30 menit karena pada siang hari waktunya banyak terpakai untuk dia bekerja

dan anak-anaknya melakukan kegiatan masing-masing dan di dalam bercerita dan

berdiskusi tersebut terkadang mereka berdiskusi tentang politik dengan

mengomentari berita-bertia yang berhubungan dengan politik yang mereka lihat di

televisi dan untuk menambahkan apa yang mereka lihat di televisi tersebut Pak

Syamsul juga menceritakan pengalamannya serta dia juga menanyakan pendapat

(51)

tetapi anak-anaknya kurang berminat namun demikian jika anaknya ingin berpolitik

Syamsul Akmal tidak akan membatasi dan memaksanya ia akan selalu mengawasi,

memotivasi, dan mengarahkan mereka selaku orang tua untuk mengetahui tentang

politik kendatipun ia sendiri mengikuti salah satu partai politik, dan ia meskipun ikut

serta dalam politik hanya sesekali ia keluar rumah dan berkumpul dengan anggota

partai yaitu pada saat pemilihan umum dan untuk anaknya

Siti Ahadiah

Siti Ahadiah adalah seorang ibu rumah tangga disamping itu ia juga bekerja

sebagai wiraswasta untuk menambah penghasilan keluarga dengan hasil yang

diperolehnya dua juta rupiah tiap bulannya dan dari uang itulah dia membantu

suaminya dalam menghidupi kedua anaknya yang tinggal di jalan Pasar 8 pajak

gambir dengan dia dan suaminya. Ibu Siti Ahadiah beragama Islam dan bersuku jawa

meskipun demikian dia pernah mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat

Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Didalam masyarakat dia sering berkumpul dengan

tetangga dan masyarakat lingkungan sekitarnya karena ia sering berada di rumah dan

terkadang bercerita dengan temannya di teras rumah namun dia dan

teman-temannnya lebih sering membicarakan tentang keadaan lingkungan sekitar mereka.

Ibu Siti Ahadiah yang merupakan Perempuan paruh baya ini menurutnya sudah

mampu memenuhi kebutuhan kedua orang anaknya dan ia selalu bercerita dan

bercengkrama dengan kedua orang anaknya dimalam hari dan dia banyak bercerita

mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh anaknya dan kondisi serta keadaan

(52)

dengan anaknya tersebut namun tidak menutup kemungkinan dia dan anaknya

bercerita tentang politik, ia dan anaknya sesekali bercerita mengenai politik dan hal

itu dia dan anaknya lakukan ketika melihat media televisi dan terdapat berita-berita

yang menyangkut politik.

Secara umumnya Ibu dua orang anak ini menurutnya mengikuti salah satu partai

politik yaitu Partai Demokrat namun demikan dia mengikuti partai politik tersebut

tidaklah terlalu fanatik seperti yang terbayangkan setiap hari keluar dan mengurusi

politik dia hanya ikut serta dalam politik ketika terjadi pemilihan umum saja akan

tetapi untuk ikut dalam kepengurusan partai dia belum berminat karena menrutnya di

samping masih banyak pekerjaan yang diurusnya ditambah lagi dia haruslah

mengurus kedua orang anaknya selain itu meskipun ia sering berkumpul dengan

sesama tetangga yang lainnya dia tidak pernah mendiskusikan mengenai politik dia

dan temannya biasanya hanya bercerita mengenai aktifitas-aktifitas keseharian

diantara sesama mereka namun demikian dalam keluarganya meskipun dia ikut dalam

politik yang hanya terjadi ketika pemilihan umum dia tidak memaksakan

kehendaknya kepada anaknya karena kedua orang anaknya enggan ikut politik dan

tidak terlalu perduli dengan kondisi politik. Ibu siti ahadiah melihat bahwa politik

sudah tercemar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik

Ilham Ritonga

Bapak Ilham Ritonga adalah seorang laki-laki separuh baya yang berumur 63

tahun. Dia adalah seorang pensiunan pegawai negeri sipil di Departemen Agama.

Laki-laki yang beragama Islam ini mempunyai empat orang anak yang kesemuanya

(53)

tinggal di dekat rumahnnya di jalan Beringin pasar 7 (tujuh) gang mangga. Pak Ilham

meskipun hanya mampu mengenyam pendidikan hanya sebatas SMA namun dia

berkeinginan kuat agar anaknya tetap lulus kuliah dan lebih dari nya. Ilham Ritonga

yang bersuku batak tapanuli selatan ini sangat memperhatikan kebutuhan anaknya

karena selama ini menurutnya dia sudah memenuhi kebutuhan yang di butuhkan

anaknya dia menyebut apa yang disampaikannya dengan sebutan “proposal”. Pak

Ilham Ritonga selalu menerapkan sikap disiplin kepada anak-anaknya agar kelak

dapat memperoleh apa yang diinginkan oleh mereka sikap disiplin tercermin dari

aturan-aturan yang dibuat oleh pak ritonga seperti tidak boleh pulang malam-malam,

harus jelas alasan jika mau keluar malam hari.

Laki-laki yang tegar dan di panggil pak Ilham ini juga sering berdiskusi dengan

anak-anaknya biasanya dia berdiskusi mengenai pengalaman-pengalamannya dan ada

juga berdiskusi mengenai pancasila biasanya dia berdiskusi pada waktu malam hari

sehabis magrib sebelum istirahat dan pada saat nonton televisi. Secara umumnya pak

ritonga mengikuti salah satu partai politik yaitu Golkar tapi meskipun demikian dia

tidak memaksakan kehendaknya kepada anaknya karena dia hanya sekedar ikut tidak

terlalu perduli dengan kondisi politik. Pak Ilham Ritonga melihat bahwa politik sudah

tidak benar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik

Didalam masyrakat dia dihormati oleh para tetangganya karena ia merupakan

salah satu orang pertama yang tinggal di daerah tersebut, laki-laki yang sudah pernah

terkena penyakit setruk ini sesekali ia sering berjalan di sore hari hanya sekedar untuk

(54)

dan dia ikut serta dalam politik saat akan terjadi pemilihan umum menurutnya dan dia

akan menentukan pilihannya dalam politik. Selain itu untuk berkecimpung langsung

dalam politik dia belum merasa mampu selain karena pengaruh usianya juga karena

dia sendiri kurang paham tentang politik

4.2.1.2. Informan Kunci Anak Suci Aprila sari

Suci Aprila Sari adalah seorang remaja yang berusia 23 tahun dia sering

dipanggil Suci dalam sehari-hari dia hidup bersama orang tuanya dijalan Tangguk

Bongkar No. 33 B dia seorang yang bersuku jawa dan beragama Islam. Ia pernah

mengeyam pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Suci selalu

bercerita dengan orang tua nya jika terdapat masalah dan dia akan mencari solusi

dalam pemecahan masalah dengan melibatkan orang tuanya dan Suci jika diberikan

kepercayaan oleh orang tuanya dia akan menjaganya. Suci banyak bercerita dengan

ibunya dalam menceritakan masalahnya dan mencari pemecahan masalah nya jadi ia

terkesan lebih dekat dengan ibunya selain itu ia juga banyak bertemu dengan ibunya

namun untuk ayahnya dia hanya banyak bercerita mengenai keperluan sehari-hari dan

kendala-kendala yang dihadapinya. Didalam hubungan nya dengan sesama anggota

keluarga suci selalu akrab terutama dengan ibu dan adiknya hal tersebut terlihat dari

seringnya dia berdiskusi dan bercerita serta bercanda dengan ayah, ibu, dan adiknya.

Untuk adiknya ia sering menasehatinya dan tidaklah jarang mereka saling bertukar

pikiran dan saling bercerita namun mereka jarang mengomentari tentang politik,

adiknya yang masih duduk di kelas III Sekolah Lanjutan Pertama lebih suka

(55)

hanya sesekali ketika melihat nya bersama keluarga misal sedang berkumpul diruang

tamu dan menonton televisi.Suci selain itu juga jarang bertemu dengan neneknya

karena tidak satu tempat tinggal dengan nya dan kakeknya sudah meninggal

menurutnya, jika bertemu dengan neneknya Suci banyak bercerita mengenai

pengalaman hidupnya dan tidak pernah bercerita dan menyinggung masalah politik.

Selain itu Suci bercerita dengan orang tuanya biasanya dirumah selama 4 jam

pada malam hari sebelum ia tidur dan nonton bersama, selama berkumpul dengan

seluruh anggota keluarga lainnya Suci selalu menanggapi apa yang disampaikan oleh

kedua orang tuanya baik berupa nasehat maupun lainnya namun dia tidak pernah

diskusi mengenai politik dengan ayah maupun ibunya selain itu ia dan ibu juga

ayahnya hanya membahas apa yang dilihat di televisi yang berhubungan dengan

berita-berita politik. Suci meskipun ikut salah satu partai politik namun dia tidak

terlalu fanatik terhadap politik tersebut, Suci dalam kesehariannya dia bekerja

mengajar sekolah dasar di salah satu sekolah swasta di Tembung dan dia jarang

keluar rumah dan berkumpul dengan teman-temannya karena sebagian besar dari

teman-temannya telah banyak yang berkeluarga dia hanya sesekali keluar rumah dan

hal tersebut dilakukannya jika dia diajak oleh temannya atau orang tuanya hal

tersebut pun dilakukannya untuk belanja dan sekedar mengunjungi saudaranya.

Didalam partai politik sama halnya dengan masyarakat lainnya dia hanya ikut serta

dalam politik terbatas pada saat terjadi pemilihan umum dan selebihnya dia tidak ikut

serta dan fanatik dalam bergelut di politik dia hanya ikut politik saat pemilihan umum

Gambar

Tabel 1
Tabel II
Tabel III
Tabel IV
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rerata pertumbuhan bobot mutlak larva ikan pada perlakuan P1 (0,513gr) lebih besar dari perlakuan P2 (0,378 gr) dan perlakuan P3 (0,503 gr).Tingginya pertumbuhan larva ikan

Oleh karena itu, kualitas protein pakan tidak dapat hanya dilihat dari tinggi rendahnya kandungan protein kasarnya (Prawirokusumo, 1993). Ketersediaan dan kelengkapan asam amino

Lintang Wedotamtomo, EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI BIDANG PRIBADI MAKNA TEMBANG POCUNG UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SDN 1 NGARGOREJO KELAS V

14 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, UI Press, Jakarta, h. 15 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pranada Media

Dengan melihat hasil yang diperoleh dari siklus kesiklus, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelejaran missiouri mathematic project

Namun kekurangan dari sistem tersebut adalah sistem tersebut masih dapat terkena serangan Deauthetntication attack, yang dimana dapat memutuskan koneksi antara

Dari hasil uji statistik kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasaan pasien rawat inap Rumah Sakit dr.. Kualitas pelayanan secara sederhana,

61 Ni Ketut Nova Arini, positioned as the respondent conducting nyeburin antar - wangsa marriage whose husband conducted patiwangi ceremony, born in 1986, lives in Desa