UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
SOSIALISASI POLITIK DI LINGKUNGAN
KELUARGA
(Studi Deskriptif Pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang)
SKRIPSI
Diajukan Oleh: Neko Harada
070901012
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN SOSIOLOGI LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini di setujui untuk di pertahankan oleh:
Nama : Neko Harada
NIM : 070901012
Departemen : Sosiologi
Judul : SOSIALISASI POLITIK
DI LINGKUNGAN KELUARGA
(Study Deskriptif Pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
dto dto
(Drs. Junjungan Simanjuntak SBP.S,MSi) (Dra. Lina Sudarwati,M.Si) NIP 196006141986011002 NIP 196603181989032001
Dekan
dto
ABSTRAK
Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik dikalangan anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik.
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian ini berada di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang dengan unit analisis adalah masyarakat yang tinggal di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Sedang yaitu keluarga yang terlibat di dalam partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan hidayahnya yang senantiasa menyertai dan menaungi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan peyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Berkat rahmat dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat merangkai kata dari kata dan menghadapi berbagai hambatan selama proses penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul Sosialisasi Politik di Lingkungan Keluarga ( Study Deskriptif pada Remaja di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang). Dengan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda bakti dan cinta penulis kepada kedua orang tua penulis yaitu Ibunda Ertasia dan Ayahanda Jasron yang telah banyak mencurahkan doa dan kasih sayang pengorbanan baik moril maupun materil yang sangat tulus dan tiada henti kepada penuis. Ungkapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada kakak dan adikku tercinta Edi Susanto dan Penti Yunista Sari yang telah memberikan dorongan,motivasi dan semangat yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan yang tulus dan terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada.
1. Bapak Prof. Dr Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
2. Ibu Dra. Lina Sudarwati M.Si selaku Ketua Jurusan 3. Bapak Drs. T.Ilham Saladin M.Si selaku Sekretaris Jurusan
4. Bapak Drs. Junjungan Simanjuntak SBP.S,M.Si Selaku pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
5. Ibu Harmona Daulay S.Sos,M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah selalu memberikan arahan-arahan positif selama dalam proses belajar 6. Staf Pengajar Khususnya Dosen-dosen sosiologi dan pegawai fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Khususnya Kak Beti dan Kak Feni dan juga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil besar dalam studi penulis
7. Staf kepala desa yang telah memberikan data
8. Kepada kakak dan adikku yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini
Nanda, Mimi, Ester dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini
11.Kepada informan-informan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis
Terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas doa, dukungan dan partisipasinya, semoga amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin yarobbal alamin
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu masukan dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis hargai. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis banyak mengucapkan terimakasih
Medan September 2011
3.3 ... U
nit Analisis dan Informan ... 25
3.4 ... T eknik Pengumpulan Data ... 25
3.5 ... I
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1 ... D eskripsi Lokasi ... 30
4.1.1 Gambaran Umum Desa Tembung ... 30
4.1.2 Letak dan Batas Wilayah ... 30
4.1.3 Komposisi Penduduk ... 31
4.2 Profil Informan ... 39
4.2.1 Informan Kunci ... 39
4.2.2 Informan Biasa ... 45
4.3 Hasil Interpretasi Data... 54
4.3.1 Interaksi Sosial Anak Dan Orang Tua ... 54
4.3.2 Pandangan Masyarakat Tentang Politik ... 61
4.3.3 Sosialisasi Politik ... 64
4.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Politik ... 70
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31
Tabel II Komposisi Penduduk berdasarkan Usia ... 32
Tabel III Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 34
Tabel IV Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 35
Tabel V Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 37
ABSTRAK
Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik, seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi politik dikalangan anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting. Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong mereka berpartisipasi maksimal dalam politik.
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran atas apa yang dilihat dari situasi, kejadian dan perilaku. Lokasi penelitian ini berada di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang dengan unit analisis adalah masyarakat yang tinggal di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Sedang yaitu keluarga yang terlibat di dalam partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Politik adalah aspek dari semua perbuatan yang berkenaan dengan usaha
kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup
manusia, baik sadar atau tidak politik hadir dimana-mana, politik mempengaruhi
kehidupan individu maupun kelompok manusia. Di dalam kehidupan politik,
seperti halnya dalam wilayah-wilayah kehidupan lain, sosialisasi merupakan suatu
kunci bagi perilaku dalam politik. Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana
memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut
menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
Sosialisasi politik ini dimulai sejak masa kanak-kanak. Sebelum seseorang
anak masuk sekolah keluarga dalam hal ini orang tua berperan sebagai agen
utama dalam melakukan sosialisasi politik. Sosialisasi politik dikalangan
anak-anak merupakan upaya untuk membentuk beberapa sikap politik yang penting.
Apabila usia anak meningkat ke umur remaja maka sosilalisasi nilai-nilai politik
tersebut ditujukan agar mereka lebih mengerti dan memahami tentang politik
yang berkenaan dengan baik dan buruknya politik itu sehingga mendorong
mereka berpartisipasi maksimal dalam politik dan hal tersebut harus
dipertahankan akan tetapi dengan cara-cara lain, sesuai dengan pertumbuhan jiwa
oleh lingkungan terdekatnya maka ia akan berpaling kelingkungan lain. Oleh
karena itu maka lingkungan terdekat itu seperti keluarga senantiasa harus siap
untuk membantu remaja, karena remaja lebih banyak memerlukan pengertian
daripada sekedar pengetahuan saja.
Keluarga sebagai lembaga yang melakukan sosialisasi pertama yang
dialami seseorang anak sebelum menjadi remaja juga berperan sebagai kelompok
untuk melaksanakan kegiatan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi.
pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Keluarga dalam melakukan proses atau
kegiatan-kegaitan kendatinya tidak mengalami hambatan yang berarti karena
setiap manusia memiliki kecendrungan dalam menanggapi objek-objek
disekelilingnya atau pengadopsian pola dan perubahan tanggapan dalam diri
mereka dalam menghadapi pengalaman baru itulah yang disebut sebagai proses
belajar. Keadaan tersebut juga terjadi dalam belajar politik dimana keluarga
meninjau bagaimana proses belajar atau sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga.
Sosialisasi yang dilakukan keluarga ini akan membantu proses belajar remaja
untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok, atau mengajari bagaimana
mereka mendapatkan kekuasaan ditengah-tengah masyarakat.
Proses belajar atau sosialisasi tersebut terjadi melalui interaksi yang terjadi
antara anggota keluarga yakni orang tua yang memberikan contoh atau nilai-nilai
dan anak sebagai orang yang menerima nilai-nilai tersebut. Hubungan yang
terjadi di dalam keluarga biasanya dilakukan melalui suatu kontak sosial dan
Dengan kata lain, interaksi yang sesungguhnya dapat diperoleh melalui kontak
sosial dan komunikasi. Komunikasi berarti memiliki tafsiran terhadap perilaku
orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Terjadinya interaksi dan
komunikasi dalam keluarga akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain dan
saling memberikan anggapan-anggapan yang berbeda satu sama lainnya. Dengan
interaksi antara anak dengan orang tua, akan membentuk gambaran-gambaran
tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil dari komunikasi. Anak akan
mempunyai gambaran tertentu mengenai orang tuanya.
Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu tersebut sebagai hasil
persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentuk juga sikap-sikap tertentu
dari masing-masing pihak. Keberhasilan sosialisasi tersebut tidak terlepas dari
bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua, interaksi ini dapat
bersifat langsung maupun tidak langsung yang gunanya untuk mengawasi setiap
kegiatan dan memberikan arahan-arahan kepada seorang anak hingga menjadi
remaja dengan terjalinnya interaksi yang baik antara orang tua dan anak maka
proses sosialisasipun akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun bentuk-bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan kedekatannya
biasanya dilakukan dengan senantiasa melihat kondisi yang terjadi pada anaknya
dan bercerita satu sama lainnya. Interaksi yang terjadi dalam keluarga senantiasa
di pengaruhi oleh kesibukan orang tua dalam bekerja sehingga tidak sedikit dari
menyebabkan hilangnya nilai-nilai dan norma-norma yang seharusnya
disampaikan oleh orang tua dan anak banyak mencari dan menerima sosialisasi
dari lingkungan sekitarnya baik formal maupun informal
Keluarga yang juga merupakan kelompok primer (primery group) yang
pertama dikenal dan pertama melakukan sosialisai serta interaksi yang dialamai
oleh seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula hingga
seorang anak menjadi remaja dan dewasa. Ketika anak sudah cukup umur untuk
memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar kepribadiannya
sudah ditanamkan secara kuat oleh keluarga. Semua masyarakat tergantung pada
berbagai institusi yang melakukan sosialisasi terutama pada keluarga dalam
sosialisasi kepada anak-anak hingga remaja sehingga nilai-nilai dapat berfungsi
dengan baik dalam masyarakat itu. Secara umum remaja dianggap sebagai usia
transisional dari masa kanak-kanak menuju fase dewasa. Dalam fase ini seorang
anak mengalami perkembangan fisik dan emosional tertentu yang menyebabkan
si remaja berada pada fase anomaly, secara fisik telah menyamai orang dewasa,
namun dalam tataran nilai dan psikologis masih belum menunjukan karakteristik
kedewasaan.
Dalam perkembangannya, sosialisasi sangat dibutuhkan dalam
penyampaian nilai-nilai politik. Sosialisasi politik ini biasanya dapat bersifat
langsung maupun tidak langsung diterima oleh seorang anak. Sosialisasi politik
langsung ini biasanya orang tua mengajak diskusi anaknya dan menceritakan
kejadian-kejadian atau pengalamannya dalam kegiatan politik sedangkan sosialisasi politik
tidak langsung biasanya diterima dari seorang anak melalui media elektronik
seperti televisi, radio, serta media massa seperti Koran, majalah dan lain
sebagainya dari penerimaan tersebut seorang anak akan melihat dan bertanya
kepada orang tua tentang kejadian-kejadian politik tersebut
Pemberian pengetahuan tentang politik atau penyampaian nilai-nilai
politik ini dapat dilakukan dengan diskusi ataupun lainnya. Akan tetapi
banyaknya pemberian pengetahuan politik yang diberikan oleh orang tua
tergantung pada itensitas dan kualitas materi politik ketika mereka berdikusi,
sehubungan dengan hal ini, keluarga yang merupakan lembaga pertama yang
melakukan sosialisasi mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan
politik pada anaknya, seperti memberikan pemahaman tentang artian politik baik
dalam pemilihan umum atau dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mereka
memiliki keikutsertaan dalam berpolitik.
Pembentukan karakter politik individu dilakukan oleh keluarga karena
mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara,
memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu.
Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda
melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga
bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang
Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan
(http://samzlee.blogspot.com/2010/02/sosialisasi-politik-dan-agen.html, diakses
12 maret 2011, 18:01 WIB).
Sosialisasi politik seperti diatas juga terjadi pada setiap orang dan daerah
tanpa terkecuali begitu juga halnya sosialisasi politik juga terjadi di desa
Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang, sebagai salah satu
desa bagian dari Kecamatan Percut Seituan Desa ini juga memiliki berbagai aspek
kehidupan yang saling mendukung satu sama lainnya seperti sosial, agama dan
politik meskipun secara agama di dominasi oleh Islam namun dari segi politik di
desa ini terdapat corak partai politik yang beraneka yakni Partai Demokrat, Partai
Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Persatuan Demokrasi
Perjuangan.
Partai-partai tersebut pada setiap pemilihan umum berupaya untuk
mendapatkan dukungan-dukungan dari masyarakat sekitar yang di tujukan untuk
menambah suara dalam pemilihan umum dan untuk memperoleh dukungan dari
masyarakat tersebut Partai-partai itu juga berupaya melakukan
pendekatan-pendekatan kepada setiap keluarga di dalam masyarakat sekitar seperti
memberikan baju kaos partai dan lainnya dengan harapan agar setiap keluarga
tertarik kepada partai tersebut dan keluarga juga dapat mengajak serta
mensosialisasikan partai politik tersebut kepada keluarganya. Seperti yang
dijelaskan diatas dimana terdapat saling lingkup yang kentara antara tingkat
pengetahuan politik yang dimiliki orang tua dan remaja, kenyataan bahwa lebih
banyak anak yang banyak pengetahuannya berasal dari anggota keluarga yang
pengalihan pengetahuan politik dari orang tua kepada anak. Keluarga memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian seorang
anak. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap
wewenang dan kekuasaan ketika seorang anak beranjak menjadi remaja dan
berada ditengah-tengah masyarakat. Besarnya pengaruh keluarga terhadap tingkat
pengetahuan politik anggota individu dalamnya inilah yang membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Sosialisasi politik dalam lingkungan
keluarga pada remaja di Desa Tembung Kecamtan Percut Seituan Kabupaten Deli
Serdang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
perumusan masalah adalah:
1. Bagaimanakah Sosialisasi Politik Pada Remaja di dalam Lingkungan
Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Sosialisasi Politik di dalam
Lingkungan Keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimanakah sosialisasi politik pada remaja di dalam
lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi sosialisasi politik di
dalam lingkungan keluarga di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi manfaat penelitian adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilmiah,
sekaligus penerapan ilmu pengatahuan yang telah di peroleh
2. Untuk dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai informasi tentang
sosialisasi politik dalam lingkungan keluarga terutama sosialisasi politik pada
remaja di dalam lingkungan keluarga dan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi sosialisasi politik di dalam lingkungan keluarga di Desa
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang
berisikan tentang sosialisasi politik di dalam lingkungan keluarga dan
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan
penelitian ini
1.5 Definisi Konsep
Dari uraian-uraian diatas dan berdasarkan tujuan dan permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini, kemudian agar penelitian tetap terfokus dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda, maka digunakan beberapa definisi konsep sebagai
berikut:
1. Sosialisasi
David B. Breinkerhoff dan Lynn K.White mendefinisikan bahwa sosialisasi
adalah suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk
keikutsertaan(partisipasi) dalam institusi sosial (Damsar,2010;151). Dari latar
belakang dan pengertian diatas maka sosialisasi yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah suatu kegiatan dan proses belajar peran,status sosial dan nilai
yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam kehidupan bermasyarakat dan
institusi sosial yang disampaikan oleh media formal maupun informal
2. Politik
Aristoteles menyatakan dalam pandangan klasik bahwa politik adalah suatu
asosiasi warga negara yang berfungsi membicarakan dan menyelengarakan hal ihwal
yang menyangkut kebaikan bersama seluruh anggota masyarakat. (Ramlan Surbakti,
penelitian ini yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan dan
menyangkut kebaikan masyarakat umum.
3. Sosialisasi Politik
Menurut Gabriel Almond (Damsar, 2010; 153-154) sosialisasi politik adalah
bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang
menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi
dalam sistem politiknya. Sosialisasi politik yang dimaksudkan dalam penelitian ini
berdasarkan latar belakang diatas adalah proses internalisasi nilai pengenalan dan
pemahaman, pedoman politik dari keluarga ke individu/anggota keluarga yang lain.
4. Remaja
John W. Santrock (2007;20) mendefinisikan remaja sebagai periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan
perubahan-perubahan biologis,kognitif, dan sosio-emosional. Masa remaja dimulai
sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun.
sedangkan PBB memberikan batasan yang lebih longgar, yakni mereka yang berada
dalam rentang usia 15-24 tahun. (Hasil prosiding seminar hasil program
pengembangan diri. 2007; 91). Dari pengertian dan uraian latar belakang diatas maka
remaja yang menjadi fokus penelitian adalah mereka yang berada pada usia 17-24
tahun dengan alasan mereka tersebut sudah terkatrgori ikut serta dalam pemilihan
umum dan tinggal bersama dengan keluarga mereka.
Menurut Reisner dalam Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang
terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek (Khairuddin:1997;3) sedangkan
menurut Departemen Kesehatan RI (1998): Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
orang-orang yang ada didalam keluarga yaitu ayah, ibu, kakak, adik, nenek dan
kakek. Ayah adalah orang tua laki-laki dari seorang anak yang tinggal bersama
dalam satu keluarga, dan ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang
tinggal bersama dalam satu keluarga. Sedangkan anak adalah adalah seorang lelaki
atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas yang
tinggal bersama dalam satu keluarga. Kakak adalah saudara laki-laki maupun
perempuan yang lebih tua dari seorang anak yang tinggal bersama dalam satu
keluarga dan adik adalah saudara laki-laki maupun perempuan yang lebih muda dari
seorang anak yang tinggal bersama dalam satu keluarga. Kakek adalah ayah dari
orang tua seseorang sedangkan nenek adalah ibu dari orang tua seseorang. Dari
beberapa pengertian diatas Keluarga yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu
unit terkecil dalam masyarakat yang masing-masing mempunyai hubungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosialisasi
Menurut Vander Zanden, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui
mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat
berperan serta secara efektif dalam masyarakat (Ihromi, 1999; 75). Seorang bayi
lahir kedunia ini sebagai suatu organisme kecil yang egois yang penuh dengan segala
macam kebutuhan fisik, kemudian ia menjadi seorang manusia dengan seperangkat
sikap dan nilai, kesukaan, dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, pola reaksi dan
konsep yang mendalam serta konsisten tentang dirinya (Paul B.Horton dan Chester
L.Hunt, 1993;99-100). Setelah berinteraksi dengan individu lain yang berada
disekitarnya atau bersosialisasi dengan lingkungannya barulah individu tadi dapat
berkembang. Dalam keadaan yang normal, maka lingkungan pertama yang
berhubungan dengan anaknya adalah orang tuanya. Melalui lingkungan itulah anak
mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari;
melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal.
Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seorang
warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam
masyarakat. jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup
banyak sajalah seorang individu warga masyarakat akan dapat meyesuaikan segala
tingkah pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial. Hanya lewat
bagaimana seharusnya bertingkah laku di dalam kondisi-kondisi tertentu.
Bagaimanapun juga proses sosialisasi adalah suatu porses yang dilakukan secara aktif
oleh dua pihak: pihak pertama adalah pihak yang mensosialisasi atau disebut dengan
aktivitas melaksanakan sosialisasi dan pihak yang kedua adalah aktivitas pihak yang
disosialisasi atau aktivitas internalisasi.
Disamping itu menurut Mead, manusia yang baru lahir belum mempunyai
diri. Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai
sebuah objek. Diri mensyaratkan proses sosial; komunikasi antar manusia. Diri
muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan sosial. Menurut Mead
adalah mustahil membayangkan diri yang muncul dalam ketiadaan pengalaman
sosial. Diri manusia ini berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota
masyarakat lain. Adapun tahap perkembangan diri manusia ini menurut Mead dalam
Kamanto Sunarto (1993;28) adalah :
1. Play stage
Dalam tahap ini anak mengembangkan kemampuannya untuk melihat dirinya
sendiri. Kegiatan tidak konsisten, tidak terorganisir peranan berganti-ganti karena
belum ada konsepsi yang terpadu mengenai dirinya.
2. Game stage
Berbeda dengan play stage disini ada himpunan yang terorganisir. Anak harus
tanggapan terhadap harapan-harapan orang lain; individu sudah mampu
menghubungkan dirinya dengan komunitas dimana ia menjadi anggotanya.
Mead mengungkapkan gagasan bahwa SELF (diri) mempunyai dua
komponen yaitu:
1. I, adalah faktor-faktor yang khas yang memasuki komunitas kita dengan orang
lain.
2. Me, segi yang memberikan tanggapan pada konvensi-konvensi sosial. Jadi orang
tua mengekspresikan dirinya kemudian diidentifikasikan dan diinternalisasikan
menjadi peran dan sikap oleh anak, akhirnya terbentuklah Self anak.
3. Generalize other
Kemapuan anak untuk mengabstraksikan peran-peran dan sikap-sikap dari
significant othersnya (semua orang lain yang berarti) serta
menggeneralisasikannya untuk semua orang, termasuk dirinya.
Menurut Vebrianto dalam Khairuddin (1997: 63) menyimpulkan bahwa
sosialisasi:
1) Proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu proses akomodasi dengan mana
individu menahan, mengubah impul-impuls dalam dirinya dan mengambil cara
hidup atau kebudayaan masyarakat
2) Dalam proses sosialisasi itu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola,
nilai dan tingkah laku, dan standar tingkah laku dalam masyarakat dimana ia
3) Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun
dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya
Dalam proses sosialisasi, kegiatan-kegiatan yang di cakup adalah:
a) Belajar (learning)
b) Penyesuaian diri dengan lingkungan
c) Pengalaman mental
Proses sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Proses sosialisasi formal dikerjakan melalui proses pendidikan dan
pengajaran, sedangkan proses sosialisasi informal dikerjakan lewat proses interaksi
yang dilakukan secara tidak sengaja. Corak hubungan orang tua-anak akan
menetukan proses sosialisasi serta perkembangan kepribadiannya berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institusi yang dikemukakan oleh
Vebrianto dalam J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyatno ( 2004;73) terdapat tiga pola
yaitu:
1. Pola menerima–menolak. Pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua
terhadap anak
2. Pola memiliki–melepaskan. Pola ini bergerak dari sikap protektif orang tua
terhadap anak
3. Pola demokrasi–otokrasi. Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi dalam
Menurut Berger dan Luckman dalam Ihromi (1999;32) sosialisasi dibedakan
atas dua tahap yakni:
1. Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses
sosialisasi primer membentuk kepribadian anak kedalam dunia umum dan
keluargalah yang berperan sebagai agen sosialisasi
2. Sosialisasi sekunder, didefinisikan sebagai proses berikutnya yang
memperkenalkan individu yang telah disosialisasikan ke dalam sektor baru
dunia objektif masayarkat; dalam tahap ini proses sosialisasi mengarah pada
terwujudnya sikap profesionalisme; dan dalam hal ini menjadi agen sosialisasi
adalah lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, lingkungan yang
lebih luas dari keluarga
Mead dalam George ritzer (2007;274) mengidentifikasi empat basis dan tahap
tindakan yang saling berhubungan. Keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan
organik. Tahapan-tahapan itu adalah; impuls tahap pertama adalah dorongan hati /
impuls yang meliputi “stimulus / rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat
indera dan reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan sesuatu
terhadap rangsangan misal lapar. Persepsi tahap kedua yaitu aktor menyelidiki dan
bereaksi terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls, dalam hal ini rasa
lapar dan juga berbagai alat tersedia untuk memuaskannya. Manipulasi yaitu segera
selanjutnya adalah memanipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan
objek. Konsumsi yaitu mengambil tindakan yang memuaskan dorongan hati yang
sebenarnya.
Suatu keluarga sebagai kelompok juga melaksanakan berbagai kegiatan dalam
berbagai bidang, dan karena itu pula mengerjakan kegiatan-kegiatan, seperti
ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi, dan politik. Sarjana Oran Young dalam
Kartini Kartono (1996;9) membagi pengertian politik dalam lima kategori sebagai
berikut:
1. Secara institusional dan hukum kenegaraan
2. Menekankan kegiatan memerintah suatu teritorium
3. Pengertian kekuasaan
4. Penekanan pada individu
5. Bersifat teoritis
Para anggota keluarga yang sudah berhak memilih ikut serta dalam proses
pemilihan umum, umpamanya aktif dalam kampanye, memberikan iuran, atau dana
bagi partai politik lalu ikut memilih. Empat faktor yang mempengaruhi perilaku
politik seseorang aktor politik menurut Sudijono Sastroatmodjo (1995;14) :
1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi,
sistem budaya dan media massa
2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk
kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan.
internalisasi nilai-nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma
kehidupan bernegara, dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya.
3. Struktur pribadi yang tercermin dalam sikap individu, untuk memahami struktur
kepribadian perlu diperhatikan tiga basis fungsional sikap, yaitu kepentingan,
penyesuaian diri, eksternalisasi, dan pertahanan diri,
4. Faktor lingkungan sosial pollitik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang
mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan,
seperti cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana
kelompok, dan ancaman dengan segala bentuk.
Menurut Damsar (2010; 154-155) pola sosialisasi politik dapat berlangsung
dalam dua bentuk yakni sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang menekankan pada
kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku keliru. Kedua sosialisasi
partisipatif yaitu sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan
imbalan terhadap perilaku anak yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat:
Sosialisasi Represif Sosialisasi Partisipatif
- Menghukum perilaku yang keliru
- Hukuman dan imbalan material
- Kepatuhan anak
- Komunikasi sebagai Perintah
- Memberi imbalan bagi perilaku
yang baik
- Hukuman dan imbalan simbolis
- Komunikasi non verbal
- Sosialisasi yang berpusat pada
orang tua
- Anak memperhatikan keinginan
orang tua
- Keluarga merupakan significant
other
- Komunikasi sebagai interaksi
- Komunikasi verbal
- Sosialisasi yang berpusat pada
anak
- Orang tua memperhatikan
keperluan anak
- Keluarga merupakan generalized
other
Sumber; Sunarto,1985 dalam damsar (2010;155)
Pihak-pihak yang selalu melakukan kegiatan politik ialah pemerintah
(lembaga dan peranannya) dan partai politik karena fungsi mereka dalam bidang
politik. Oleh karena itu, perilaku politik dibagi dua, yakni perilaku politik
lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah dan perilaku politik warga negara biasa (baik
individu maupun kelompok) yang pertama bertanggung jawab membuat,
melaksanakan dan menegakkan keputusan politik, sedangkan yang kedua tidak
berwenang seperti yang pertama, tetapi berhak mempengaruhi pihak yang pertama
dalam menjalankan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pertama menyangkut
kehidupan pihak kedua.
Menurut Rafael raga maran (1999;140) terdapat tiga mekanisme pengalihan
elemen-elemen sosialisasi politik.
Imitasi adalah peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain, dan
merupakan hal yang amat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak
2. Instruksi
Instruksi mengacu pada proses pemecahan diri, termasuk didalamnya proses
belajar informal.
3. Motivasi
Motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya.
Easton dan Dennis dalam Syahrial Syarbaini (2004;72) mengutarakan empat
tahap dalam sosialisasi politik dari anak, yaitu sebagai berikut;
1. pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden,
dan polisi
2. perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan eksternal, yaitu antara
pejabat swasta dan pejabat pemerintah
3. pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti
kongres ( perlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara.
4. perkembangan antara institusi-intitusi politik dan mereka yang terlibat dalam
aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini.
2.2 Interaksi Sosial
Seperti telah diungkapkan dalam latar belakang masalah diatas diatas
keluarga memiliki peran yang penting dalam mensosialisasi politik kepada
anaknya hingga mereka mampu bermasyarakat. Sosialisasi politik ialah
pembentukan sikap dan orientasi politik pada angggota masyarakat. melalui
proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan
orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses
ini berlangsung seumur hidup melalui pendidikan formal dan informal atau tidak
sengaja melalui kontak dan interaksi dan pengalaman sehari-hari baik dalam
kehidupan keluarga atau tetangga maupun dalam pergaulan masyarkat.(Syahrial
Syarbaini,2004;71)
Dalam penyampaian atau sosialisasinya seorang melalui berbagai tahap
perkembangan hingga dewasa. Salah satu cara untuk melakukan sosialisasi politik
adalah melalui interaksi yang terjalin antara anak dan orang tua. Interaksi sosial
adalah hubungan-hubungan social yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara
kelompok dengan kelompok social yang lain. interaksi social terjadi ketika dua
orang individu bertemu denan saling menyapa, berjabat tangan, bercandaria, atau
mungkin berkelahi. Interaksi social juga terjadi manakala dua partai politik
bertarung untuk memperoleh suara dalam pemilihan umum. Dari hal diatas dapat
kita ketahui bahwa interaksi dapat terjadi dalam berbagai kehidupan manusia baik
ekonomi, politik, social dan budaya. Menurut gilin dan gilin dalam sosiologi dan
politik (2006;23) mengadakan penggolongan yang luas tentang bentuk-bentuk
1. Proses asosiatif yang terbagi dalam bentuk khusus: kerjasama, akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi
2. Proses disasosiatif yang terbagi lagi dalam bentuk : persaingan, kontraversi,
dan pertikaian.
Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses social sebab
tanpa adanya interaksi ( hubungan antara orang dengan orang atau kelompok dengan
kelompok atau orang dengan kelompok) tidak mungkin kehidupan bersama akan
terjadi. Menurut tiga tokoh dalam Soerjono Soekonto (1982;65) bentuk interaksi
adalah
1. Gilin dan gilin
Bentuk interaksi adalah:
a. Proses yang asosiatif (akomodasi,asimilasi, dan akulturasi)
b. Proses yang disosiatif ( persaingan,pertentangan)
2. Kimball Young
Bentuk interaksi adalah:
a. Oposisi ( Persaingan dan pertentangan)
b. Kerja sama yang menghasilkan akomodasi
c. Differensiasi ( tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar
perbedaan usia, seks, dan pekerjaan)
3. Tomatsu Shibutani
Bentuk interaksi adalah:
a. Akomodasi dalam situasi rutin
c. Interaksi strategis dalam pertentangan
d. Pengembangan prilaku massa
Menurut Sri Wiyarti (2008;96) syarat-syarat terjadi interaksi
1. Adanya kontak social
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melaui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing
dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung antara satu pihak dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak
langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara seperti
telepon, radio, surat dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial langsung adalah
kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog
diantara kedua belah pihak.
2. Adanya komunikasi
Dalam komunikasi yang terpenting adalah seseorang memberikan tafsiran-tafsiran
pada perilaku pada orang lain( dapat berwujud: pembicara,gerak-gerak badaniah
tau sikap) perasaan –perasaan apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dan
selanjutnya orang lain tersebut memberikan reaksi atas perasaan yang ingin
disampaikan kepadanya. interaksi social dapat menimbulkan bermacam-macam
BAB III
METODE LOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
(Lexi Moleong, 2006; 6).
Study deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menggambarkan atau
melukiskan sejumlah fenomena yang berkenaan dengan masalah penelitian tanpa
melihat hubungan antara variabel. Penelitian deskriptif ini dipilih karena penelitian
ini hanya terbatas pada usaha untuk menggambarkan suatu permasalahan, keadaan
atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga sekedar menggambarkan fakta yang
terjadi dalam sosialisasi di lingkungan keluarga.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah: Desa
Tembung terdiri dari berbagai suku yang menetap dan memiliki nilai-nilai
kekerabatan yang masih melekat dan melakukan sosialisasi terhadap anak. Menurut
politik yang telah terdata dan melapor yakni: Golongan Karya(GOLKAR), Partai
Demoksasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) .
3.3 Unit Analisis dan Informan
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006;143). Adapun yang menjadi
unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di desa
Tembung kecamatan Percut Sei Tuan.
Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
1. Informan Kunci
Adapun yang menjadi informan kunci adalah keluarga yang terlibat di dalam
partai dan pengurus partai dan mengerti tentang politik.
2. Informan Biasa
Adapun yang menjadi informan biasa adalah seluruh keluarga yang tinggal di
Desa Tembung kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai informasi yang dicari. (Saifuddin Azwar, 2004: 91)
Observasi, atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. (Burhan, Bungin, 2005:133).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamtan langsung dilapangan. Data
yang diperoleh dari observasi dilapangan berupa kegiatan, tindakan dan perilaku
yang merupakan bagian dari lapangan manusia dalam melakukan dan
berhubungan dengan politik. Sedangkan hasil obsevasi ini akan dituangkan dalam
catatan lapangan.
Wawancara, atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman wawancara. (Burhan, Bungin, 2005:126) Sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan panduan wawancara yang berupa
urutan-urutan daftar pertanyaan sebagai acuan bagi peneliti untuk memperoleh data yang
(tape recorder) yang membantu peneliti dalam menganalisa data dari hasil
wawancara.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data tangan kedua yang diperoleh melalui pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. (Saifuddin Azwar,
2004: 91). Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
studi pustaka dan pencatatan dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dari
buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal dan internet yang berisikan tentang politik,
keluarga, dan sosialisasi, yang dianggap relevan dengan yang masalah diteliti.
3.5 Teknik Analisa Data
Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Lexi J.Moleong,
2006;248). Setiap data yang diambil akan direkam dan dicatat, data yang dicatat dan
direkam tersebut adalah data wawancara maupun data penunjang lainnya.
Selanjutnya setelah semua data terkumpul maka data akan dilakukan analisis data
dan interpretasi data dengan mengacu pada kajian pustaka yang telah ada.
Sedangkan hasil observasi akan diuraikan dan dinarasikan untuk memperkaya hasil
interpretasikan untuk menggambarkan keadaan dengan mengacu pada dukungan
teori dan kajian pustaka.
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pra Observasi √
2. ACC judul √
3. Penyusunan Proposal Penelitian √ √
4. Seminar Proposal penelitian √
5. Revisi Proposal Penelitian √
6. Penelitian Kelapangan √
7. Pengumpulan dan Analisis Data √
8. Bimbingan √ √ √
9. Penulisan Laporan Akhir √ √
10. Sidang Meja Hijau √
3.7 Keterbatasan Penelitian
Selama dalam penelitian penulis mempunyai banyak kendala-kendala dan
keterbatasan penulis dalam mendapatkan data yaitu:
1. Dalam dan mengurus surat izin penelitian dari kepala desa sangat sulit dimana
2. Dalam mendapatkan data sekunder dari kelurahan sangat sulit dimana dalam
pengambilan data sekunder itu mempunyai waktu yang lumayan lama sehingga
penulis tidak bisa dan tidak dapat melanjutkan penulisan karena data sekunder
dari kantor kepala desa belum lengkap, tapi akhirnya data tersebut saya dapatkan
dengan waktu yang begitu lama
3. Dalam memilih informan peneliti mengalami kesulitan dalam menjumpai para
informan yang akan diwawancarai. Susahnya dalam menemukan informan
membuat waktu peneliti habis dengan begitu saja tanpa mendapatkan hasil
4. Dalam wawancara sebagian informan kurang terbuka, peneliti berusaha agar
informan mau terbuka dan bisa berbicara dengan leluasa bagaimana politik di
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA 4.1 Deskripsi Lokasi
4.1.1. Gambaran Umum Desa Tembung
Desa Tembung adalah desa yang mayoritas penduduknya adalah suku jawa,
dan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Meskipun di desa ini terdapat
kelompok masyarakat yang mayoritas yaitu suku jawa dan kelompok minoritas yaitu
Nias dan Banjar. Namun kehidupan diantara penduduk terjalin dengan rukun.
Sebagian besar masyarakat Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan ini Hidup
sebagai Buruh Pabrik dan Bangunan, meskipun demikian ada juga sebagian dari
masyarkat yang bekerja sebagai PNS, bertani, dan berdagang.
Sarana Ibadah yang terdapat di Desa Tembung yaitu sepuluh bangunan
mesjid dan bangunan pertokoan seperti ruko yang terdapat di pinggiran jalan raya
yang di lewati oleh kendaraaan-kendaraan umum dan pribadi.
4.1.2. Letak dan Batas Wilayah
Desa tembung merupakan salah satu desa di kecamatan percut seituan
kabupaten deli serdang yang memiliki luas wilayah 535 hektar dan di pimpin oleh
seorang kepala desa yaitu Sisman. Desa Tembung merupakan wilayah rawa yang
hampir semua daerahnya merupakan dataran rendah kecuali di pasar 7 dan jalan besar
tembung.
Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Desa Tembung Berada di
Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang ini adalah sebagai berikut:
2. sebelah timur berbatasan dengan desa Bandar khalifah,
3. sebelah selatan berbatasan dengan PTP IX Bandar khalifah
4. dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan tembung kota (kecamatan
medan Tembung)
4.1.3. Komposisi Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Tembung adalah 50220 jiwa dengan 9432 kepala
keluarga (KK). Bila di golongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu, laki-laki sejumlah
22158 jiwa dan perempuan 28062 jiwa dengan komposisi penduduk yaitu:
4.1.3.1 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin Tabel 1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Laki-laki 22158 44%
2 Perempuan 28062 56%
Jumlah 50220 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Tembung memiliki
jumlah penduduk sebanyak 50220 jiwa, berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit dari pada penduduk yang berjenis kelamin
dengan persentase sebesar 44 % sedangkan penduduk yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 28062 jiwa dengan persentase 56 %.
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dalam keikutsertaan dan partisipasi
seseorang dalam berpolitik jadi terdapat kecendrungan bahwa seorang anak
perempuan akan lebih dikenalkan pada kehidupan rumah tangga seperti memasak,
menjahit, dan lain-lain sedangkan seorang anak laki-laki akan dikenal kan dengan
pekerjaan di luar rumah seperti di kantor, polisi, tentara, dan juga berpolitik selain itu
dari beberapa data dan hasil penelitian yang sebelumnya yang memperlihatkan
bahwa politik lebih banyak didominasi oleh laki-laki jadi yang paling berperan dalam
mensosialisasikan dan mengenalkan politik adalah ayah sedangkan ibu hanya
mengenalkan terbatas pada apa yang diketahuinya.
4.1.3.2 Komposisi Penduduk berdasarkan Usia Tabel II
Komposisi Penduduk berdasarkan Usia
No Tingkat Usia Jiwa Persentase
1 0 s/d 1 Tahun 640 2%
2 2 s/d 5 Tahun 4407 10%
3 5 s/d 7 Tahun 1797 4%
4 7 s/d 14 Tahun 7166 16%
5 15 s/d 24 Tahun 6697 15%
7 55 Tahun Keatas 9392 21%
Jumlah 44133 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari data tabel II diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
berdasarkan usia di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan berjumlah 44133
jiwa. Dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu penduduk usia 25 -54 tahun
sebesar 14034 jiwa dengan persentase 32% kemudian disusul oleh penduduk
pada usia 55 tahun keatas sebesar 9392 jiwa dengan persentase 21% selanjutnya
disusul oleh jumlah penduduk pada usia 7-14 tahun sebesar 7166 jiwa dengan
persentase 16% selanjutnya jumlah penduduk pada usia 15-24 tahun sebesar
6697 jiwa dengan persentase 15% selanjutnya disusul oleh jumlah penduduk
pada usia 2-5 tahun sebesar 4407 jiwa dengan persentase 10% kemudian disusul
oleh penduduk usia 5-7 tahun sebesar 1797 jiwa dengan persentase 4% dan
terakhir yang merupakan jumlah penduduk yang paling kecil yaitu penduduk usia
0-1 tahun yaitu 640 jiwa dengan persentase 2%.
Usia tidak bisa dipungkiri merupakan salah satu faktor pendukung dalam
sosialisasi politik dimana anak yang belum berumur tujuh belas tahun atau
berusia satu sampai dengan enam belas tahun dan belum di perbolehkan untuk
ikut serta dalam pemilihan umum akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
dia mengenal tentang politik agar jika dia telah mencapai usia untuk memilih dan
ikut serta dalam pemilihan umum dia sudah siap untuk terjun dalam dunia politik
umum, dimana orang tua diharapkan lebih banyak membimbing dan
mengarahkan remaja dalam berpolitik sedangkan orang tua yang telah lanjut usia
akan lebih merasa enggan dalam ikut politik biasanya.
4.1.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel III
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jiwa Persentase
1 Belum Sekolah 3766 16%
2 Tidak Tamat 535 2%
3 SD 4860 20%
4 SLTP 5798 24%
5 SMU 6598 28%
6 PT 2155 9%
Jumlah 23712 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari data table III diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan
Kabupaten Deli Serdang berjumlah 23 712 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu pada
tingkat SMU sebesar 6598 jiwa dengan persentase 28% kemudian disusul oleh
tingkat SLTP sebesar 5798 jiwa dengan persentase 24% selanjutnya disusul oleh
sekolah sebesar 3766 jiwa dengan persentase 16% selanjutnya disusul oleh perguruan
tinggi sebesar 2155 jiwa dengan persentase 9% dan terakhir yang terakhir merupakan
jumlah paling terkecil yaitu pada tingkat tidak tamat sebesar 535 jiwa dengan
persentase 2%
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam menentukankan keikutsertaan
seseorang dalam berpolitik karena dengan pendidikan bisa membentuk seseorang
berpikir luas dan bijaksana selain itu pendidikan adalah sarana dalam sosialisasi
formal dan biasanya orang yang tidak tamat sekolah dasar (SD) dan tamat sekolah
dasar (SD) memiliki pandangan politik yang terbatas dan ikut serta dalam politik
karena hanya terpengaruh oleh ajakan-ajakan. Sedangkan orang yang tamat sekolah
lanjutan pertama biasanya hampir sama dengan orang tamat sekolah dasar (SD)
namun sudah bisa berpandangan yang berbeda terhadap politik dan orang yang tamat
sekolah menengah atas (SMA) serta orang yang tamat perguruan tinggi negeri (PTN)
biasanya memiliki pandngan dan tujuan dalam berpolitik.
4.1.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel IV
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jiwa Persentase
1 Petani 142 1,3%
2 Pegawai Negeri Sipil 358 3,2%
5 Pensiunan PNS 32 0,3%
7 Buruh 10486 94%
Jumlah 11060 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari data pada tabel IV diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten
Deli Serdang berjumlah 11060 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu buruh sebesar
10486 jiwa dengan persentase 94% kemudian disusul oleh PNS sebesar 358 jiwa
dengan persentase 3,2% kemudian disusul oleh petani sebesar 142 jiwa dengan
persentase 1,3% selanjutnya disusul oleh perawat/bidan sebesar 42 jiwa dengan
persentase 0,4% kemudian jumlah terakhir yang terkecil yaitu pensiunan PNS sebesar
32 jiwa dengan persentase 0,3%
Jenis pekerjaan juga aspek yang tidak kalah penting dalam menentukan
keikutsertaan seseorang dalam berpolitik jika seseorang yang bekerja pada sektor
pertanian dan buruh biasanya ikut berpolitik dan pandangan mereka pada politik
hanya seperti yang mereka lihat melalui media-media dan dari lingkungan sekitar
mereka dan terkadang mereka juga tidak terlalu perduli dengan kondisi politik,
meskipun mereka berdiskusi dengan anggota keluarganya dimalam hari akan tetapi
yang membedakan antara mereka dengan pegawai negeri sipil dalam
4.1.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Tabel V
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jiwa Persentase
1 Islam 43230 98%
2 Kristen Protestan 441 1%
3 Kristen Katolik 370 0,8%
4 Buddha 92 0,2%
Jumlah 44133 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
berdasarkan agama di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli
Serdang berjumlah 44133 jiwa dengan mayoritas masyarakat desa ini beragama
Islam sebesar 43230 jiwa dengan persentase 98% dan disusul oleh penduduk
beragama Kristen Protestan sebesar 441 jiwa dengan persentase 1% kemudian
diusul oleh masyarakat beragama Kristen Katolik sebesar 370 jiwa dengan
persentase 0,8% dan yang terakhir jumlah masyarakat beragama Buddha sebesar
9 jiwa dengan persentase 0,2%
Agama adalah penentu dalam seseorang berpolitik, karena tidak bisapungkiri
dengan banyak munculnya partai-partai yang berlandaskan pada agama saat ini.
Orang tua akan mensosialisasikan partai-partai yang sesuai dengan pandangan
dan di milikinya. Dengan berdasarkan data diatas dimana jumlah penganut agama
islam lebih banyak maka tidaklah mengherankan bahwa partai-partai yang mereka
pilih berdasarkan agama islam dan bersifat umum.
4.1.3.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis Tabel VI
Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
No Etnis Jiwa Persentase
1 Aceh 104 0,2%
2 Melayu 1103 2,5%
3 Batak 13240 30%
5 Minang 3072 6,9%
7 Jawa 26479 60%
8 Dll 128 0,3%
Jumlah 44126 100%
Sumber dari: kantor Kepala Desa Tembung, April 2011
Dari data pada tabel VI diatas dapat diketahui bahwa komposisi penduduk
berdasarkan etnis di Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli
Serdang berjumlah 44126 jiwa. Dengan jumlah terbanyak yaitu suku Jawa sebesar
26479 jiwa dengan persentase 60% kemudian disusul oleh suku Batak sebesar 13240
jiwa dengan persentase 30% selanjunya disusul oleh suku Minang sebesar 3072 jiwa
dengan persentase 2,5% selanjutnya disusul oleh suku Dll sebesar 128 jiwa dengan
persentase 0,3% dan terakhir dengan jumlah terkecil yaitu suku Aceh sebesar 104
jiwa dengan persentase 0,2%
Kesemua etnis di dalam masyarakat turut ambil bagian dalam menentukan
keputusan orang-orang dalam berpolitik dan mensosialisasikan politik biasanya
seseorang akan mensosialisasikan politik yang lebih dekat dan banyak diikuti oleh
etnis atau kelompoknya, keikutsertaan etnis dalam politik tersebut tergantung
bagaimana pandangan etnis tersebut terhadap politik itu sendiri
4.2 Frofil Informan 4.2.1. Informan Kunci
4.2.1.1 Informan Kunci Orang Tua Syamsul Akmal
Bapak Syamsul Akmal adalah seorang laki-laki paruh baya yang berumur 67
tahun dan bersukukan jawa, ia memiliki lima orang anak untuk menghidupi kelima
orang anaknya ia bekerja di Dinas Kesehatan Kota Medan. Syamsul yang beragama
Islam ini bertempat tinggal di jalan Sederhana Pasar VII No. 64 Tembung. Dia
adalah lulusan sarjana di salah satu perguruan tinggi di sumatera utara. Meskipun
secara materi dia mampu memenuhi kebutuhan anaknya namun menurutnya belum
semua kebutuhan dapat dipenuhinya hal tersebut menurutnya terjadi karena
pemikiran seorang anak terkadang berubah-ubah dan tidak bisa ditebak. Didalam
teman-biasanya diwarung-warung dan tidak jarang diantara mereka saling bercerita dan
mengomentari mengenai kondisi politik saat ini yang mereka lihat melalui media
elektronik maupun cetak yaitu banyak nya korupsi akan tetapi juga mereka bercerita
mengenai kehidupan dan pengalaman masing-masing. Dia terkadang hanya sesekali
berkumpul dengan anggota sesama partainya. Hal itu dilakukannya pada saat akan
terjadi pemilihan umum dan biasanya mereka akan berdiskusi mengenai calon-calon
yang mereka usung dan mereka akan mengajak dan menyuarakan
dukungan-dukungan mereka melalui penyebaran-penyebaran brosur.
Dalam keseharian anak-anaknya selalu terbuka dan dekat kepadanya sehingga
tidaklah mengherankan jika anaknya mendapatkan masalah di dalam pergaulannya
dia akan segera mengetahuinya dan bersama-sama pula dia dan anaknya mencari
solusinya dan Pak Syamsul selalu membuat suasana yang hangat dengan melakukan
dan mengajak anaknya bercerita dan bercanda serta dalam keluarganya baik bercertia
mengenai kehidupan sehari-hari selain itu ia sendiri juga menerapkan aturan-aturan
meskipun tidak terlalu tegas karena ia selalu menekan kan untuk hidup mandiri. Pak
Syamsul Akmal senantiasa bercerita dan berdiskusi dengan anaknya dimalam hari
selama 30 menit karena pada siang hari waktunya banyak terpakai untuk dia bekerja
dan anak-anaknya melakukan kegiatan masing-masing dan di dalam bercerita dan
berdiskusi tersebut terkadang mereka berdiskusi tentang politik dengan
mengomentari berita-bertia yang berhubungan dengan politik yang mereka lihat di
televisi dan untuk menambahkan apa yang mereka lihat di televisi tersebut Pak
Syamsul juga menceritakan pengalamannya serta dia juga menanyakan pendapat
tetapi anak-anaknya kurang berminat namun demikian jika anaknya ingin berpolitik
Syamsul Akmal tidak akan membatasi dan memaksanya ia akan selalu mengawasi,
memotivasi, dan mengarahkan mereka selaku orang tua untuk mengetahui tentang
politik kendatipun ia sendiri mengikuti salah satu partai politik, dan ia meskipun ikut
serta dalam politik hanya sesekali ia keluar rumah dan berkumpul dengan anggota
partai yaitu pada saat pemilihan umum dan untuk anaknya
Siti Ahadiah
Siti Ahadiah adalah seorang ibu rumah tangga disamping itu ia juga bekerja
sebagai wiraswasta untuk menambah penghasilan keluarga dengan hasil yang
diperolehnya dua juta rupiah tiap bulannya dan dari uang itulah dia membantu
suaminya dalam menghidupi kedua anaknya yang tinggal di jalan Pasar 8 pajak
gambir dengan dia dan suaminya. Ibu Siti Ahadiah beragama Islam dan bersuku jawa
meskipun demikian dia pernah mengenyam pendidikan sampai dengan tingkat
Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Didalam masyarakat dia sering berkumpul dengan
tetangga dan masyarakat lingkungan sekitarnya karena ia sering berada di rumah dan
terkadang bercerita dengan temannya di teras rumah namun dia dan
teman-temannnya lebih sering membicarakan tentang keadaan lingkungan sekitar mereka.
Ibu Siti Ahadiah yang merupakan Perempuan paruh baya ini menurutnya sudah
mampu memenuhi kebutuhan kedua orang anaknya dan ia selalu bercerita dan
bercengkrama dengan kedua orang anaknya dimalam hari dan dia banyak bercerita
mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh anaknya dan kondisi serta keadaan
dengan anaknya tersebut namun tidak menutup kemungkinan dia dan anaknya
bercerita tentang politik, ia dan anaknya sesekali bercerita mengenai politik dan hal
itu dia dan anaknya lakukan ketika melihat media televisi dan terdapat berita-berita
yang menyangkut politik.
Secara umumnya Ibu dua orang anak ini menurutnya mengikuti salah satu partai
politik yaitu Partai Demokrat namun demikan dia mengikuti partai politik tersebut
tidaklah terlalu fanatik seperti yang terbayangkan setiap hari keluar dan mengurusi
politik dia hanya ikut serta dalam politik ketika terjadi pemilihan umum saja akan
tetapi untuk ikut dalam kepengurusan partai dia belum berminat karena menrutnya di
samping masih banyak pekerjaan yang diurusnya ditambah lagi dia haruslah
mengurus kedua orang anaknya selain itu meskipun ia sering berkumpul dengan
sesama tetangga yang lainnya dia tidak pernah mendiskusikan mengenai politik dia
dan temannya biasanya hanya bercerita mengenai aktifitas-aktifitas keseharian
diantara sesama mereka namun demikian dalam keluarganya meskipun dia ikut dalam
politik yang hanya terjadi ketika pemilihan umum dia tidak memaksakan
kehendaknya kepada anaknya karena kedua orang anaknya enggan ikut politik dan
tidak terlalu perduli dengan kondisi politik. Ibu siti ahadiah melihat bahwa politik
sudah tercemar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik
Ilham Ritonga
Bapak Ilham Ritonga adalah seorang laki-laki separuh baya yang berumur 63
tahun. Dia adalah seorang pensiunan pegawai negeri sipil di Departemen Agama.
Laki-laki yang beragama Islam ini mempunyai empat orang anak yang kesemuanya
tinggal di dekat rumahnnya di jalan Beringin pasar 7 (tujuh) gang mangga. Pak Ilham
meskipun hanya mampu mengenyam pendidikan hanya sebatas SMA namun dia
berkeinginan kuat agar anaknya tetap lulus kuliah dan lebih dari nya. Ilham Ritonga
yang bersuku batak tapanuli selatan ini sangat memperhatikan kebutuhan anaknya
karena selama ini menurutnya dia sudah memenuhi kebutuhan yang di butuhkan
anaknya dia menyebut apa yang disampaikannya dengan sebutan “proposal”. Pak
Ilham Ritonga selalu menerapkan sikap disiplin kepada anak-anaknya agar kelak
dapat memperoleh apa yang diinginkan oleh mereka sikap disiplin tercermin dari
aturan-aturan yang dibuat oleh pak ritonga seperti tidak boleh pulang malam-malam,
harus jelas alasan jika mau keluar malam hari.
Laki-laki yang tegar dan di panggil pak Ilham ini juga sering berdiskusi dengan
anak-anaknya biasanya dia berdiskusi mengenai pengalaman-pengalamannya dan ada
juga berdiskusi mengenai pancasila biasanya dia berdiskusi pada waktu malam hari
sehabis magrib sebelum istirahat dan pada saat nonton televisi. Secara umumnya pak
ritonga mengikuti salah satu partai politik yaitu Golkar tapi meskipun demikian dia
tidak memaksakan kehendaknya kepada anaknya karena dia hanya sekedar ikut tidak
terlalu perduli dengan kondisi politik. Pak Ilham Ritonga melihat bahwa politik sudah
tidak benar dan sebagian masyarkat menurutnya sudah apatis terhadap politik
Didalam masyrakat dia dihormati oleh para tetangganya karena ia merupakan
salah satu orang pertama yang tinggal di daerah tersebut, laki-laki yang sudah pernah
terkena penyakit setruk ini sesekali ia sering berjalan di sore hari hanya sekedar untuk
dan dia ikut serta dalam politik saat akan terjadi pemilihan umum menurutnya dan dia
akan menentukan pilihannya dalam politik. Selain itu untuk berkecimpung langsung
dalam politik dia belum merasa mampu selain karena pengaruh usianya juga karena
dia sendiri kurang paham tentang politik
4.2.1.2. Informan Kunci Anak Suci Aprila sari
Suci Aprila Sari adalah seorang remaja yang berusia 23 tahun dia sering
dipanggil Suci dalam sehari-hari dia hidup bersama orang tuanya dijalan Tangguk
Bongkar No. 33 B dia seorang yang bersuku jawa dan beragama Islam. Ia pernah
mengeyam pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Suci selalu
bercerita dengan orang tua nya jika terdapat masalah dan dia akan mencari solusi
dalam pemecahan masalah dengan melibatkan orang tuanya dan Suci jika diberikan
kepercayaan oleh orang tuanya dia akan menjaganya. Suci banyak bercerita dengan
ibunya dalam menceritakan masalahnya dan mencari pemecahan masalah nya jadi ia
terkesan lebih dekat dengan ibunya selain itu ia juga banyak bertemu dengan ibunya
namun untuk ayahnya dia hanya banyak bercerita mengenai keperluan sehari-hari dan
kendala-kendala yang dihadapinya. Didalam hubungan nya dengan sesama anggota
keluarga suci selalu akrab terutama dengan ibu dan adiknya hal tersebut terlihat dari
seringnya dia berdiskusi dan bercerita serta bercanda dengan ayah, ibu, dan adiknya.
Untuk adiknya ia sering menasehatinya dan tidaklah jarang mereka saling bertukar
pikiran dan saling bercerita namun mereka jarang mengomentari tentang politik,
adiknya yang masih duduk di kelas III Sekolah Lanjutan Pertama lebih suka
hanya sesekali ketika melihat nya bersama keluarga misal sedang berkumpul diruang
tamu dan menonton televisi.Suci selain itu juga jarang bertemu dengan neneknya
karena tidak satu tempat tinggal dengan nya dan kakeknya sudah meninggal
menurutnya, jika bertemu dengan neneknya Suci banyak bercerita mengenai
pengalaman hidupnya dan tidak pernah bercerita dan menyinggung masalah politik.
Selain itu Suci bercerita dengan orang tuanya biasanya dirumah selama 4 jam
pada malam hari sebelum ia tidur dan nonton bersama, selama berkumpul dengan
seluruh anggota keluarga lainnya Suci selalu menanggapi apa yang disampaikan oleh
kedua orang tuanya baik berupa nasehat maupun lainnya namun dia tidak pernah
diskusi mengenai politik dengan ayah maupun ibunya selain itu ia dan ibu juga
ayahnya hanya membahas apa yang dilihat di televisi yang berhubungan dengan
berita-berita politik. Suci meskipun ikut salah satu partai politik namun dia tidak
terlalu fanatik terhadap politik tersebut, Suci dalam kesehariannya dia bekerja
mengajar sekolah dasar di salah satu sekolah swasta di Tembung dan dia jarang
keluar rumah dan berkumpul dengan teman-temannya karena sebagian besar dari
teman-temannya telah banyak yang berkeluarga dia hanya sesekali keluar rumah dan
hal tersebut dilakukannya jika dia diajak oleh temannya atau orang tuanya hal
tersebut pun dilakukannya untuk belanja dan sekedar mengunjungi saudaranya.
Didalam partai politik sama halnya dengan masyarakat lainnya dia hanya ikut serta
dalam politik terbatas pada saat terjadi pemilihan umum dan selebihnya dia tidak ikut
serta dan fanatik dalam bergelut di politik dia hanya ikut politik saat pemilihan umum