PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN
(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
FENI KRISTINA MANIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH
TUMBUHAN
(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)
Oleh
FENI KRISTINA MANIK
Berdasarkan hasil observasi dengan guru biologi dan beberapa siswa kelas VIII
SMP N 1 Natar diketahui bahwa pembelajaran biologi oleh guru sering
menggunakan metode diskusi namun penggunaannya kurang maksimal. Selain
itu penggunaan media gambar yang selama ini digunakan tidak efektif untuk
mempelajari materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Akibatnya siswa
kurang aktif dan keterampilan berpikir kritis siswa juga kurang tergali. Oleh
karena itu dibutuhkan media alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu
media komik. Media komik akan efektif digunakan dalam menggali keterampilan
berpikir kritis siswa jika dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata keterampilan
berpikir kritis siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media komik
Feni Kristina Manik
Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes ekuivalen.
Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIF dan VIIIG yang dipilih secara Cluster Random Sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretest
dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf
kepercayaan 5 % melalui program SPSS 17. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diambil menggunakan lembar observasi dan data angket tanggapan
siswa yang dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
kelompok eksperimen yaitu 70 lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yaitu
38,77 . Rata-rata peningkatan keterampilan berpikir kritis dalam semua aspek
yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 32,63 dibandingkan kelas
kontrol yaitu 30,14. Rata-rata aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati
pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 75,79 dibandingkan kelas kontrol yaitu
61,68. Dengan demikian pembelajaran menggunakan media komik melalui
metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
dan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan media komik
melalui metode discovery lebih tinggi dibandingkan dengan media gambar dan
diskusi..
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
FENI KRISTINA MANIK
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE PEMBELAJARAN
DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN
(Studi Eksperimen semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Feni Kristina Manik
Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024030
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M. Pd.
NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd.,M.Si. ……….………
Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd. ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bumi Jaya pada tanggal 04 Februari 1989, yang merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan bahagia Ayahanda Amir Manik dan
Ibunda Sutiyem.
Pendidikan yang di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bumi
Jaya diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 29
Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 15 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi. Penulis
MOTTO
Dan katakanlah, ”Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul
-Nya serta
orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui akan yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakanNya kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”
(Q. S. At-Taubah: 105)
Sabar adalah separuh iman, dan keyakinan adalah seluruh keimanan
(H. R. Tabrani)
Meski sulit, teruslah mencoba untuk ikhlas hingga tangan kiri tak
pernah mengetahui amalan yang dikerjakan tangan kanan
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Mamakku (alm) tersayang yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk kehadiranku; serta mencurahkan waktu, kasih, dan sayangnya dengan pengorbanan yang tulus
Bapakku tersayang yang telah rela bersusah payah demi memenuhi keinginan putra-putrimu, terima kasih,,, ku tahu engkau mengasihi kami dengan caramu sendiri, yang begitu sederhana namun sarat makna
Kakak-kakakku tersayang Rudi Purwanto Manik dan Martinus P manik, serta seluruh keluarga besarku meski kadang tampak berbeda aku tetap sangat menyayangi kalian
Guru-guruku, yang telah mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
KOMIK MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK
STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH TUMBUHAN” (Studi Eksperimen Pada
Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan motivasi dan
saran hingga skripsi ini dapat selesai;
4. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II dan Pembimbing
5. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas atas saran - saran
perbaikan;
6. Drs. Priyo Hartono M.Pd., selaku Kepala SMP N 1 Natar dan Dra. Surtina.,
selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;
7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIF danVII G SMP N 1 Natar
atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
8. Bapak dan Mamakku yang tak pernah putus dari mendoakan, meyayangi dan
menyemangatiku; serta kakak-kakakku tercinta Rudi P Manik dan Martinus P
Manik atas banyak warna keseharian yang kalian berikan dalam hidup
sehingga penulis terus berusaha untuk lebih dewasa;
9. Teman-temanku kelompok komik atas motivasi dan kebersamaan selama
penyusunan hingga skripsi ini dapat selesai; teman-teman seangkatan serta
seluruh warga Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang
kalian berikan, semoga ukhuwah ini takkan pernah usai;
10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
F. Kerangka Pemikiran ... 8
G. Hipotesis ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Komik ... 12
B. Metode Discovery ... 16
C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 20
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Desain penelitian ... 23
D. Prosedur penelitian ... 24
E. Jenis data dan Teknik Pengambilan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 32
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
xi
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN 1 Silabus ... 62
2 Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 55
3 Lembar kerja kelompok ... 61
4 Kisi-kisi soal dan rubrik penilaian ... 69
5 Data hasil penelitian ... 79
6 Analisis uji statistik data hasil penelitian ... 81
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Aspek keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 22
2. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa ... 35
3. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 36
4. Lembar observasi aktivitas siswa ... 37
5. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38
6. Skor per soal angket ... 38
7. Rubrik penskoran angket tanggapan siswa ... 38
8. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 39
9. Tafsiran persentase jawaban angket ... 40
10. Hasil uji normalitas data pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen dan kontrol ... 41
11. Hasil uji kesamaan dua varians data pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen dan kontrol ... 42
12. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain keterampilan berpikir kritis Kelompok eksperimen dan kontrol ... 43
13. Hasil uji t setiap indikator keterampilan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 44
14. Peningkatan skor tiap-tiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 46
15. Data aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pemikiran ... 10
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dan pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar,
hal ini menuntut setiap individu untuk dapat menguasai informasi dan
pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh,
memilih dan mengolah informasi. Mengenai hal tersebut, salah satunya
membutuhkan pemikiran yang kritis karena harus difilter dengan baik oleh
individu. Disamping itu keterampilan berpikir kritis merupakan kecakapan
hidup personal yang menjadi modal agar mampu menghadapi tantangan dunia
yang semakin kompetitif. Melalui pendidikan, persiapan sedini mungkin
perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yang secara kualitatif
cenderung meningkat.
Mata Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), yang berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya
dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia
yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi
isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu
2
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Lampung
Selatan, diketahui bahwa selama ini guru mata pelajaran biologi kurang
memberdayakan keterampilan berpikir kritis secara optimal. Dalam proses
pembelajaran guru lebih dominan menggunakan metode diskusi dan gambar
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, khususnya dalam menjelaskan
materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan diduga kurang optimal karena
cara pembelajaran yang dilakukan ini tidak mendukung dan merangsang siswa
untuk berpikir kritis, karena pembelajaran dengan metode diskusi dan gambar
menyebabkan informasi yang diterima oleh siswa terpusat pada guru (teacher centered) sehingga kemampuan menggali informasi oleh siswa tidak dapat
dikembangkan dengan baik dalam pembelajaran.
Keterampilan berpikir kritis salah satunya dapat dikembangkan melalui
pembelajaran bermakna, karena melalui pembelajaran bermakna siswa
dituntut untuk menghubungkan suatu konsep-konsep baru dengan pemahaman
yang sudah ada. Hal ini sesuai pendapat Koeshariatmo (2008:1),
pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Proses belajar tidak sekadar menghafal
konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan
konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep
yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar
3
Dalam penelitian ini materi yang dipilih yaitu materi Struktur dan Fungsi
Tubuh Tumbuhan, karena penyampaiannya selama ini kurang melibatkan
siswa dalam pembelajaran, guru jarang memanfaatkan media pembelajaran
sehingga siswa hanya ditekankan pada menghafal suatu konsep. Dari data yang
diperoleh pada tahun pelajaran 2010/2011, hanya 47% siswa kelas VIII SMP
N 1 Natar Lampung Selatan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hasil tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria
ketuntasan belajar yaitu 100 % siswa yang memperoleh nilai ≥70. Dengan
memberdayakan media pembelajaran yang sesuai, diharapkan dapat membantu
siswa untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal di sekolah yaitu ≥70.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan teknologi-teknologi
tersebut. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pembelajaran. Media pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2000 : 3). Pada hakikatnya
kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima
pesan (Sadiman, 2009 : 11-12). Media pembelajaran diharapkan dapat menjadi
4
Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media komik.
Menurut Handayani (2008 : 2) media komik merupakan suatu bentuk media
komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi
secara populer dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik
memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur
cerita. Gambar membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih
mudah dimengerti, dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan
diingat, yang dipadukan dalam komik pembelajaran biologi pada materi pokok
struktur dan fungsi tubuh tumbuhan.
Sudjana dan Rivai (2010:69) menyatakan bahwa buku-buku komik dapat
dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan motivasi
belajar peserta didik. Dengan meningkatnya motivasi maka keterlibatan
langsung siswa dalam pembelajaran akan meningkat, keterlibatan secara
langsung ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi belajar secara
maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang penggunaan media
komik yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (Afrizal:2006), dan
terhadap penguasaan konsep oleh (Eva:2010).
Sementara itu, pembelajaran tidak akan berjalan efektif apabila hanya
menggunakan media pembelajaran yang menarik. Maka dari itu, akan lebih
baik apabila didukung dengan metode pembelajaran yang tepat. Kombinasi
media dan metode dalam pembelajaran dapat mendukung satu sama lain. Hal
ini sesuai dengan pendapat Suyitno (2000:37) bahwa untuk menunjang
5
digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam
membimbing abstraksi siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa yaitu metode discovery, hal ini dapat dilihat dari langkah-langkah dalam metode discovery yaitu mengidentifikasi dan
merumuskan topik, mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,
memformulasikan hipotesis untuk menjawab pertanyaan tentang masalah yang
diajukan, mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan
menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul, dan merumuskan
jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai
preposisi tentang fakta. Dari langkah-langkah pembelajaran discovery
tersebut dapat dilihat bahwa metode pembelajaran ini banyak menuntut
keterampilan berpikir siswa terutama berpikir dalam tingkatan yang lebih
tinggi yaitu berpikir kritis.
Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dari kombinasi
penggunaan media dan metode, diantaranya media maket dalam
pembelajaran dengan metode discovery terhadap keterampilan berpikir kritis oleh Permatasari (2011), media berbasis komputer dalam model pembelajaran
STAD terhadap prestasi dan motivasi belajar oleh Diana (2010), media
Animasi melalui model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar oleh
Side (2009), dan media Animasi Multimedia dengan model pembelajaran
6
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1
Lampung Selatan menggunakan media komik dengan metode pembelajaran
discovery, diharapkan akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa dan dapat membantu siswa untuk mencapai standar ketuntasan belajar
minimal di sekolah yaitu ≥70. Dalam hal ini, peneliti akan memfokuskan pada
materi Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan yang dipelajari pada kelas VIII
semester ganjil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komik melalui
metode pembelajaran discovery terhadap keterampilan berpikir kritis
siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan?
2. Apakah keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan
Fungsi Tubuh Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui
metode pembelajaran discoverylebih tinggi jika dibandingkan menggunakan metode diskusi dengan media gambar?
3. Apakah aktivitas belajar siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi
Tubuh Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui metode
discovery lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dengan media
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media komik melalui metode pembelajaran
discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.
2. Keterampilan berpikir ktitis siswa yang lebih tinggi antara penggunaan
media komik melalui metode pembelajaran discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan dibandingkan dengan
menggunakan media gambar dan diskusi.
3. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh
Tumbuhan yang menggunakan media komik melalui metode discovery
lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dengan media gambar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Peneliti, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
pembelajaran biologi dengan menggunakan media komik pembelajaran
biologi melalui metode pembelajaran Discovery terhadap keterampilan
berpikir kritis siswa.
2. Guru, yaitu dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan
media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir
8
3. Siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam
mempelajari materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan .
4. Sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
pembelajaran biologi disekolah melalui media komik pembelajaran biologi
melalui metode pembelajaran Discovery.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Media komik pada pembelajaran biologi yang dimaksud dalam penelitian
ini, adalah jenis komik strip (strip comics), terdiri dari beberapa bingkai kolom, terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat
humor.
2. Langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi pada metode
pembelajaran discovery yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut: mengidentifikasi dan merumuskan topik, mengajukan suatu
pertanyaan tentang fakta, memformulasikan hipotesis untuk menjawab
pertanyaan tentang masalah yang diajukan, mengumpulkan informasi yang
relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang
terkumpul, dan merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan
menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.
3. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diamati adalah:membuat
argumentasi, melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan
9
4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Struktur dan Fungsi
Tubuh Tumbuhan (KD 2.1).
5. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIIIF sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIIIG sebagai kelas kontrol SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012.
F. Kerangka Pikir
Keterampilan berpikir kritis bukan suatu keturunan. Keterampilan berpikir
kritis harus dilatih agar berkembang. Di dalam suatu pembelajaran untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis salah satunya dengan
pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang diduga
dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritissiswa adalah media komik.
Komik pembelajaran biologi menjadi pilihan karena pada dasarnya siswa SMP
lebih menyenangi buku cerita terutama komik. Kesenangan siswa membaca
buku komik dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi, dengan membaca
komik tersebut tanpa disadari pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis
siswa bertambah, dengan demikian telah terjadi suatu proses belajar dalam diri
siswa.
Sementara itu, pembelajaran tidak akan berjalan efektif apabila hanya
menggunakan media pembelajaran yang menarik. Oleh sebab itu, akan lebih
baik apabila didukung dengan metode pembelajaran yang tepat dan menarik.
Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan
10
Dalam metode pembelajaran discovery terdapat langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut mengidentifikasi dan merumuskan topik,
mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta, memformulasikan hipotesis atau
beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2,
mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap
hipotesis dengan data yang terkumpul, merumuskan jawaban atas pertanyaan
sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai preposisi tentang fakta.
Jawaban itu mungkin merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan
hasil-hasil dari hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.
Sehingga dari langkah-langkah yang terdapat pada metode pembelajaran
discovery ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan
berpikir kritis siswa melalui metode pembelajaran discovery dengan
menggunakan media komik dan penggunaan media gambar dengan metode
diskusi, pada pokok bahasan Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan: X= Media komik dengan metode pembelajaran discovery; Y= kemampuan berpikir kritis siswa .
11
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
komik melalui metode pembelajaran discovery terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan
Fungsi Tubuh Tumbuhan
H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media komik
melalui metode pembelajaran discovery terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh
Tumbuhan.
2. H0 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya
menggunakan komik melalui metode pembelajaran discovery
sama dengan yang menggunakan media gambar dengan diskusi.
H1 = Keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya
menggunakan komik melalui metode pembelajaran discovery
lebih tinggi dibandingkan menggunakan gambar dengan diskusi.
3. H0 = Aktivitas belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media
komik melalaui metode pembelajaran discovery sama dengan
media gambar dan diskusi
H1 = Aktivitas belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media
komik melalaui metode pembelajaran discovery sama dengan
12
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Komik Pembelajaran Biologi
Media berdasarkan pendapat Sadiman (2005:6) berasal dari bahasa Latin
medium yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟.
Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pesan ke penerima pesan. Sedangkan menurut Gearlach dan Ely
(1971 dalam Faturrohman dan M. Sobry 2007:64) media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sikap. Media berdasarkan pendapat Suparman (1997 dalam
Faturrohman dan M. Sobry 2007:64) merupakan alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dengan demikian dalam aktivitas pembelajaran media didefinisikan sebagai
sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.
Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit,
baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar sering
kali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada
dibalik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal
13
atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan
guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran ( Faturrohman dan Sutikno,
2007:65).
Pembelajaran biologi di SMP dapat disajikan menggunakan media komik
pembelajaran. Menurut Radjah (2007 : 122), media yang efektif dan sekaligus
menarik yang dapat dimuati pesan ialah komik pembelajaran. Melalui
kekuatan gambar-gambar kartun disertai kata-kata atau kalimat yang sesuai,
menjadikan komik pembelajaran merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi
siswa, melalui media komik pembelajaran siswa akan mempunyai
pemahaman yang benar. Handayani (2008 : 2) juga berpendapat:
“ Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai
kekuatan untuk menyampaikan informasi secara populer dan mudah
dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan
gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita. Gambar
membuatnya lebih mudah diserap, teks membuatnya lebih mudah dimengerti,
dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.”
Menggunakan komik sebagai media pembelajaran jauh berbeda dengan
menggunakan film atau animasi. Meskipun film atau animasi juga merupakan
media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya
sekehendak kita . Komik berbeda dengannya, merupakan media yang
permanen. Sederhananya, jika peserta didik tidak memahami suatu adegan
film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik
14
tujuan untuk membangkitkan ketertarikan dan menghilangkan kejenuhan
anak saat belajar. Komik menjadi salah satu jenis bacaan yang digemari oleh
anak-anak karena selain ceritanya yang menarik juga disertai dengan gambar
yang dapat menyalurkan daya imajinasi pembaca.
Rohani (1997 : 78) berpendapat bahwa komik adalah suatu kartun yang
mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan
yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca. Komik adalah suatu bentuk berita bergambar,
terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung, kadang bersifat humor.
Selanjutnya menurut Sudjana dan Rivai (2010: 64) komik dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan
suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar, beberapa
perwatakan dari komik harus dikenal agar kekuatan medium bisa dihayati.
Secara garis besar menurut Trimo (dalam Maryanah, 2005: 25) media komik
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik
(comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau
majalah,biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku
komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan
bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif
dan akan lebih cepat dipahami siswa.
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya
15
sebaiknya dipadu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat
menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan
di mana anak membacanya tanpa harus dibujuk . Melalui bimbingan dari
guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat
baca (Sudjana dan Rivai, 2010 : 68). Menggunakan komik sebagai media
pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik untuk disiplin membaca
khususnya mereka yang tidak suka membaca juga menjadi jembatan untuk
membaca buku yang lebih serius. Menurut Afrizal (2006: 2) aktivitas dan
hasil belajar siswa dengan menggunakan komik matematika disertai
permainan cenderung mengalami peningkatan.
Penggunaan komik pembelajaran biologi merupakan motivator belajar bagi
peserta didik. Peserta didik dapat mempelajari biologi melalui
gambar-gambar berisi cerita yang menyenangkan. Cerita-ceritanya dapat mengenai
diri pribadi sehingga peserta didik dapat segera mengidentifikasi dirinya
melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya,
cerita di dalam komik juga dapat dibuat lebih hidup bila diolah dengan
pemakaian warna-warna utama secara bebas (Sudjana dan Rivai, 2010: 64).
Selain itu penggunaan komik pembelajaran biologi akan mengurangi peran
guru sebagai pengajar karena dalam penyusunannya nanti akan diberikan
pentanyaan-pertanyaan yang akan menggiring peserta didik pada
16
B. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang banyak digunakan di sekolah-sekolah yang
sudah maju menurut Suryosubroto (2002: 191) adalah “metode penemuan.”
Hal ini disebabkan karena metode penemuan itu:
1. Suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.
2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan
anak.
3. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.
4. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah
satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya.
5. Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini
akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat.
Metode discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu
prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi
obyek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi.
Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu
strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara,
termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah
17
Berdasarkan pendapat Gilstrap (1975, dalam Suryosubroto 2002: 197)
langkah-langkah pelaksanaan metode discovery adalah sebagai berikut:
1. Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar
untuk menentukan tujuan yang berguna dan realistis untuk mengajar
dengan penemuan.
2. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa,
prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang
akan dipelajarai.
3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan.
4. Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan
penemuan.
5. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta
dipecahkan.
6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk
merangsang belajar dengan penemuan.
7. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan
penemuan.
8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan
bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai sebuah tabung yang
diamati dan dicatatnya.
9. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan
18
10.Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya,
walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri.
11.Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan
informasi bila ditanya dan kalau ternyata diperlukan siswa dalam
kelangsungan kegiatannya.
12.Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya
sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
13.Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang
diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.
14.Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi
penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
15.Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang
sederhana.
16.Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran
yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik
kesimpulan yang benar.
17.Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan
fakta.
18.Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya
seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai
tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari
19
19.Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide,
generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan
yang telah ditemukan melalui strategi penemuan.
20.Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya,
misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana
siswa bebas menentukan pendekatannya.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran yang berorientasi discovery menurut Hamalik (2006:220) adalah:
1. mengidentifikasi dan merumuskan topik,
2. mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,
3. memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab
pertanyaan pada langkah 2,
4. mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji
setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,
5. merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan
jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin merupakan
sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang
diuji dengan informasi yang terkumpul.
Hamalik (2006: 187) menyatakan bahwa metode discovery paling baik bila
dilaksanakan dalam kelompok belajar yang kecil, namun dapat juga
dilaksanakan dalam kelompok belajar yang lebih besar. Metode discovery
dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua
20
1. Sistem satu arah (ceramah reflektif)
Struktur penyajian sistem satu arah dalam bentuk usaha merangsang siswa
melakukan proses discovery di depan kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui
langkah-langkah discovery.
2. Sistem dua arah (discovery terbimbing)
Sistem dua arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
guru. Siswa melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka ke arah yang tepat/benar. Gaya pengajaran demikian, oleh Cagne disebut
sebagai guide discovery. Dalam sistem ini, guru perlu memiliki
keterampilan memberikan bimbingan, yakni mengdiagnosis kesulitan siswa
dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
C. Keterampilan berpikir kritis
Menurut Johnsons (2002:185) berpikir kritis adalah berpikir dengan baik,
dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan bagian dari berpikir
dengan baik. Pada awal abad yang lalu, dalam tulisannya, Jonn Dewey
mengatakan bahwa sekolah harus mengajarkan cara berpikir yang benar pada
anak-anak ( Dewey, 1916/ 1966). Ruggiero (1988:2) mengartikan berpikir
sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau
memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk
memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian
makna. Berpikir kritis memungkinkan untuk menganalisis pemikiran sendiri
21
kesimpulan cerdas. Mereka yang tidak berpikir kritis tidak dapat memutuskan
untuk diri mereka sendiri apa yang harus dipikirkan, apa yang harus
dipercaya, atau bagaimana harus bertindak. Karena berpikir gagal mandiri,
mereka meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima kesimpulan
orang lain dengan pasif.
Banyak ahli yang mengemukakan definisi berpikir kritis, diantaranya adalah
Liliasari (2000, dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa keterampilan
berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Sedangkan
menurut Johnson (2007 :183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang
terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi, dan
melakukan penelitian. Disamping itu Eggen dan Kauchak (1996, dalam
Muhfahroyin 2009:1) berpikir kritis adalah: 1) sebuah keinginan untuk
mendapatkan informasi, 2) sebuah kecenderungan untuk mencari bukti, 3)
keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan, 4) sikap
dari keterbukaan pikiran, 5) kecenderungan untuk tidak mengeluarkan
pendapat (menyatakan penilaian), 7) menghargai pendapat orang lain, 8)
toleran terhadap keambiguan.
Diestler (1994, dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa dengan
berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan
nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu
22
menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap
pandangan yang berbeda.
Berpikir kritis dalam pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa
agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang
matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Keterampilan dan
indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya kriteria jawaban yang mungkin
c.Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi
2. Menganalisis argumen
a.Mengidentifikasi kesimpulan
b.Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c.Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
d.Mencari persamaan dan perbedaan e.Mengidentifikasi dan menangani ketidakrelevanan
f.Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen
b.Apa yang menjadi alasan utama? c.Apa yang kamu maksud dengan? d.Apa yang menjadi contoh? e.Apa yang bukan contoh?
f.Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?
g.Apa yang menjadikan perbedaannya? h.Apa faktanya?
i.Apakah ini yang kamu katakan? j.Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu?
b.Mengurangi konflik interest c.Kesepakatan antar sumber d.Reputasi
e.Menggunakan prosedur yang ada f.Mengetahui resiko
g.Keterampilan memberikan alasan h.Kebiasaan berhati-hati
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
a.Mengurangi praduga/menyangka b.mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan
23
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
d.Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan e.penguatan
f.Kemungkinan dalam penguatan g.Kondisi akses yang baik
h.Kompeten dalam menggunakan teknologi i.Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
a.Latar belakang fakta b.Konsekuensi
c.Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)
a.Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh
b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10 . Mengidentifikasi
asumsi
a.Alasan yang tidak dinyatakan b.Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen
b.Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan
c.Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi
d.Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan e.Merivew
d.Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan
23
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Natar Lampung Selatan pada bulan
November 2011.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP N
1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu,
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster (Margono, 2005:127). Sampel tersebut adalah
siswa-siswi kelas VIII F sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswa-siswi kelas VIII G
sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postest non
ekuivalen untuk aspek keterampilan berpikir kritis. Kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level
24
menggunakan media komik dengan metode pembelajaran discovery,
sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media
gambar dengan diskusi . Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2
II O1 C O2
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen
Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretest; .O2 = Postes; X = Perlakuan komik melalui
discovery; C = Perlakuan gambar melalui diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
25
e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian
yang akan diuji ahli.
f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media komik dan metode discovery.
h. Membagi siswa dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 6-7 siswa, kelompok bersifat heterogen.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media komik
disertai metode discovery untuk kelas eksperimen dan penggunaan metode diskusidengan media gambar untuk kelas kontrol. Penelitian ini
direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan ke-I membahas
strukrur dan fungsi macam-macam jaringan pada akar, pertemuan ke-II
membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada batang,
pertemuan ke-III membahas struktur dan fungsi macam-macam jaringan
pada daun. Dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Kelas eksperimen 1) Pendahuluan
a) Siswa melaksanakan pretes soal uraian pada pertemuan I
mengenai struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada
tumbuhan.
26
Pertemuan ke-1: dengan memberi penegasan kepada siswa,
”Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu
bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh
karena itu, kita perlu mempelajari tentang struktur dan fungsi
masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja tetapi
juga struktur dalam masing-masing organ tersebut”.
Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Apakah pada
batang juga sama jaringan penyusunnya?
Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Apakah
pada daun juga sama jaringan penyusunnya?
c) Motivasi siswa digali dengan cara:
Pertemuan ke-1 : dengan membawa sampel tanaman jagung dan
tanaman nanas kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju
kedepan kelas dan menanyakan kepada siswa “Tolong tunjukkan
letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman yang ibu bawa!
Apa yang terjadi jika akar tidak ada?
Pertemuan ke-2 : akar, batang, dan daun disusun oleh jenis
jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh fungsi
masing-masing organya. Manfaat yang akan kita dapatkan hari ini
adalah kita dapat memahami fungsi jaringan penyusun batang.
Pertemuan ke-3 : akar, batang, dan daun disusun oleh jenis
27
masing-masing organya. Manfaat yang akan kita dapatkan hari ini
adalah memahami fungsi jaringan penyusun daun.
2). Kegiatan inti
a) Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri atas 6-7 orang.
b) LKK diberikan kepada masing-masing kelompok, dan
siswa memberikan hipotesis terhadap masalah yang
diajukan.
c) Siswa mulai mengerjakan LKK yang telah dibagikan,
secara kelompok yang dilakukan dengan membaca media
komik pembelajaran biologi.
d) Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang mereka
lakukan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada
dalam LKK.
e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan
kelompoknya.
f) Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam
proses penemuan.
g) Guru bersama siswa membahas (mengevaluasi)
masalah-masalah yang ada di dalam LKK yang belum dapat
dipecahkan oleh siswa.
h) Siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
28
a. Siswa diberikan post tes pada akhir pembelajaran pertemuan
III berupa soal uraian.
b. Guru memberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang
akan datang.
c. Guru memberikan PR kepada siswa untuk mengerjakan soal
uji kompetensi pada buku paket dan membaca materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
b. Kelas kontrol 1) Pendahuluan
a) Siswa melakukan pretes berupa soal uraian pada pertemuan I
mengenai Struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada
tumbuhan.
b) Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara:
Pertemuan ke-1: dengan memberi penegasan kepada siswa,
”Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, lalu
bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh
karena itu, kita perlu mempelajari tentang struktur dan fungsi
masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja
tetapi juga struktur dalam masing-masing organ tersebut”.
Pertemuan ke-2: pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada akar. Apakah
29
Pertemuan ke-3: pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari susunan dan fungsi jaringan pada batang. Apakah
pada daun juga sama jaringan penyusunnya?
c) Motivasi diberikan dengan cara:
Pertemuan ke-I : dengan membawa sampel tanaman jagung dan
tanaman nanas kemudian memanggil salah satu siswa untuk
maju ke depan kelas dan menanyakan kepada siswa ”Tolong
tunjukkan letak akar, batang, dan daun dari sampel tanaman
yang ibu bawa! Apa yang terjadi jika akar tidak ada?
Pertemuan ke-2 : akar, batang dan daun disusun oleh jenis
jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh
fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita
dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami
fungsi jaringan penyusun batang.
Pertemuan ke-3: akar, batang dan daun disusun oleh jenis
jaringan yang berbeda. Perbedaan tersebut ditentukan oleh
fungsi masing-masing organnya. Manfaat yang akan kita
dapatkan melalui kegiatan hari ini adalah kita dapat memahami
fungsi jaringan penyusun daun.
30
a. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing (setiap kelompok
berjumlah 6-7 orang dan pembagian kelompok telah dilakukan pada
hari sebelumnya).
b. Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) mengenai struktur
dan fungsi macam-macam jaringan pada akar (pertemuan I), struktur
dan fungsi macam-macam jaringan pada batang (pertemuan II),
struktur dan fungsi macam-macam jaringan pada daun (pertemuan
III).
c. Setelah LKK selesai dikerjakan guru meminta setiap kelompok
mengumpulkannya
d. Selanjutnya dilakukan presentasi LKK oleh setiap kelompok.
e. Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang
belum dipahami oleh siswa.
f. Siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan diberi
informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.
3) Penutup
a. Setelah semua siswa memahami materi yang telah di berikan maka
siswa akan diberikan post test pada akhir pembelajaran pertemuan III
berupa soal uraian.
b. Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan
datang.
c. Siswa diberikan PR untuk mengerjakan soal uji kompetensi pada buku
paket dan membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan
31
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kritis siswa pada
materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan yang diperoleh dari
nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes
dengan postes, lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan skor
N-gain menggunakan rumus Meltzer, dalam Coletta dan Phillips (2005:
1172) yaitu:
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan
siswa terhadap media komik dan metode discovery.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Pretes dan Postes
Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai
32
maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran
pada pertemuan ketiga setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.
Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.
Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
100
S x
N R
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang
diamati yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, melakukan
kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
media komik dengan metode discovery dalam pembelajaran di kelas.
Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5
pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 4 pilihan
jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
33
Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada
kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan
program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Liliefors dengan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5)
2. Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan
uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
- Jika χ2hit < χ2 tab sehingga Ho diterima
- Jika χ2hit > χ2 tab sehingga Ho ditolak
34
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 10)
35
Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
Biologi sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan
menggunakan rumus:
P= N
f 100
Keterangan: P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2004: 40).
3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
No Nama
Aspek Kecakapan Berpikir Kritis Siswa Memberikan
Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai
Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran.
4. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis
siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.
Tabel 3. kriteria berpikir kritis siswa
36
(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245)
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data
yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan
indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:
1. Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
100
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: a. Bekerja sama dengan teman :
1) Tidak bekerja sama dengan teman (diam saja) 2) Bekerja sama tetapi hanya satu atau dua teman. 3) Bekerja sama baik dengan semua anggota kelompok
b. Melakukan kegiatan diskusi :
37
2) Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan
3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan c. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok :
1) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.
2) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3) Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan
sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
2. Menafsirkan atau menentukan kategori Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 4.
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Komik dengan Metode Discovery
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan media komik
dengan metode discovery dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5
pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1. Skor angket
Tabel 6. Skor per soal angket
38
2. Tabel 7. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan media komik dan metode Discovery.
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 30)
3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69)
4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang
dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 8. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media komik dengan metode discovery.
No. pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi
Sumber: dimodifikasi dari Rahayu (2010: 31)
No responden
(siswa)
39
5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada
pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery.
Tabel 8 Tafsiran persentase jawaban
dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245).
Persentase Kriteria
75,1%-100% 50,1%-75% 25,1%-50% 0,0%-25%
59
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembelajaran menggunakan media komik dengan metode discovery pada
materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa
2. Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya
menggunakan media komik dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan
menggunakan media gambar melaui metode diskusi pada materi pokok
Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan.
3. Rata-rata aktivitas siswa yang pembelajaranya menggunakan media komik
dengan metode discovery pada materi pokok Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan lebih tinggi dibandingkan menggunakan media gambar dengan
60
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
sebagai berikut:
1. Dalam pembuatan media komik hendaknya isi cerita dibuat lebih menarik
dan disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga siswa lebih termotivasi
untuk belajar.
2. Bagi Penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media komik
hendaknya pembagian jumlah komik disesuaikan dengan jumlah anggota
40
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. 2006. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Permainan dan Komik Matematika Pada Siswa Kelas III MI
(SD) TGIA PERKEMAS Teluk Betung Tahun Pelajaran 2005/2006. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Amran, Y.S. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Pustaka Setia. Bandung. Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Asriyanti. 2008. Pengaruh Media Visual Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP N 13 Makassar. http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pengaruh-media-visual- dalam-pembelajaran-kooperatif-tipe-number-heads-together-nht-terhadap-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas/. (12 Februari 2011, 14:00 WIB).
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Colleta, V.P dan Phillips J.A. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.
Diana, A. N. 2010. Pengaruh Media Berbasis Komputer dalam Model
Pembelajaran STAD terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X MAN 3 Malang pada Materi Senyawa Hidrokarbon. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/9349/0 (13 Februari 2011; 10:24 WIB).
Eva, Farah. 2010. Pengaruh Media Komik Pembelajaran Biologi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Pokok Ekosistem Siswa Kelas VII SMP Muhammadayah 3 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Lampung.
Handayani, Puji. 2008. Komik Indonesia sebagai Media Komunikasi Alternatif dalam Menyampaikan Informasi Ilmiah. Forum Penelitian: Jurnal Teori dan Praktek Penelitian.Tahun XX. Nomor 1.Halaman 151-162. FKIP.