EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
ROSITA WARDANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM
MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA
SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG
Oleh Rosita Wardani
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaranLearning Cycle 3Edalam meningkatkan penguasaan konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit pada siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Model pembelajaran Learning Cycle 3Emerupakan salah satu model pembelajaran yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi (exploration) ; (2) Fase pengenalan konsep
(explaination); (3) Fase aplikasi konsep (elaboration). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas X SMAN 5 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah siswa siswi kelas X4dan X5SMAN 5 Bandar Lampung semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan meng-gunakan teknikpurposive sampling.
Rosita Wardani
penebedaanN-gainyang signifikan anatara kedua sampel yang digunakan (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rataN -gainpenguasaan konsep kelas eksperimen 0,34 dan kelas kontrol 0,20.
Berdasarkan hasil analisis dataN-gaintersebut, menunjukkan bahwa penguasaan konsep yang diberi pembelajaranLearning Cycle3E lebih tinggi daripada yang diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya untuk mengetahui apakah sampel ini berlaku untuk populasi, maka dilakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa pembelajaranLearning Cycle3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG
Oleh
ROSITA WARDANI Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PEMBELAJARANLEARNING CYCLE 3EDALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT PADA SISWA SMAN 5 BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Rosita Wardani Nomor Pokok Mahasiswa : 0743023052 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing
Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 196507171990032001 NIP 196608241991112001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si ________________
Sekretaris: : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ________________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M.Si. ________________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 15 Desember 1988 sebagai putri ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Nyaman Effendy (Alm) dan Ibu Muji Rahayu.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Metro Pusat yang diselesai-kan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri 7 Metro yang selesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 masuk SMA Negeri 2 Metro yang di-selesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
MOTTO
Sikap yang baik adalah sikap
yang mendekatkan Kita kepada keberuntungan
(Mario Teguh)
Jika kita tidak mencoba melakukannya
kita tidak akan tahu sebatas mana kemampuan kita
(Rosita Wardani)
Manisnya keberhasilan
akan menghapus pahitnya kesabaran,
nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan,
menuntaskan pekerjaan dengan baik akan
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 6
B. Learning Cycle 3 E(LC 3-E) ... 7
C. Penguasaan Konsep ... 10
D. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ... 11
E. Kerangka Pemikiran... 13
F. Anggapan Dasar ... 14
III. METODE PENELITIAN... 15
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15
B. Desain Penelitian... 15
C. Variabel Penelitian ... 16
D. Jenis dan Sumber Data ... 16
E. Instrumen dan Validitas Penelitian ... 17
F. Pelaksanaan Penelitian ... 18
G. Analisis Data ... 19
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 24
B. Pembahasan ... 29
C. Kendala-kendala yang Dihadapi ... 38
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 39
A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen... 43
2. Silabus Kelas Kontrol ... 47
3. RPP Kelas Eksperimen ... 51
4. RPP Kelas Kontrol ... 64
5. Lembar Kerja Siswa ... 75
6. Kisi-kisi SoalPretest ... 93
7. Kisi-kisi SoalPosttest... 95
8. Tingkat Kesukaran Butir SoalPretest... 96
9. Tingkat Kesukaran Butir SoalPosttest... 98
11. SoalPosttest... 103
12. Pedoman Penskoran SoalPretest... 108
13. Pedoman Penskoran SoalPostest... 109
14. Perhitungan dan Analisis Data Penelitian ... 110
15. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ... 124
16. Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ... 127
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria taraf penguasaan konsep siswa ... 11
2. Desain penelitian... 16
3. Data nilaipretest, posttest, dan n-Gainpenguasaan konsep... 26
4. Nilai chi-kuadrat untuk distribusi n-Gain... 29
5. Nilai varians n-Gain ... 30
6. Nilai uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) ... 30
7. Data skor dan nilaipretesdanpostesdi kedua kelas ... 110
8. Data n-Gain ... 111
9. Daftar distribusi frekwensi siswa kelas eksperimen ... 113
10. Uji normalitas kelas eksperimen ... 115
11. Daftar distribusi frekwensi siswa kelas kontrol... 117
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung, Mei 2012
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati
kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:
Teristimewa untuk ibuku tercinta...
Yang tak pernah lupa mendoakanku siang dan malam, mengajariku arti sebuah perjuangan, memberikanku semangat,
cinta, kasih sayang, dan materi untuk keberhasilanku di masa datang. Jerih payah dan kerja keras tidak akan terlupakan
dan tidak mungkin dapat terbalaskan. Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan pengorbananmu .
Teristimewa untuk bapakku tercinta...
Terimakasih atas didikan dan pengorbanannya semasa hidupmu, Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahmu disisiNya.
Mbaku, Mamas Iparku, dan Adikku tersayang...
Terima kasih atas inspirasi dan semangat yang kalian berikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1992.Strategi Penelitian Pendidikan.Angkasa. Bandung. Arends, R.I. 2008.Learning to Teach. 2008. Edisi VII. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Arikunto, S. .2007.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara. Jakarta. Djamarah, S.B. dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Jakarta.
Fajaroh, F. Dan I W. Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri Malang. Malang.
Fitri. 2011. Efektivitas PembelajaranLearning Cycle 3Euntuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Penguasaan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi.Skripsi.FKIP Unila. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.
Lawson. 2005.The learning Cycle. www.google.co.id. 2005. 16 Desember 2010. http://www.sahra.arizona.edui/education/pbl_workshop/TheLearningCycle Pannen, P. D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam
Pembelajaran. Dikti. Jakarta.
Purba, M. 2006. KIMIA SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.
Purniati, Dkk. 2011.Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep MahasiswaPada Kapita Selekta Matematika.Www.Google.Co.Id.12 Juni 2012
Http://Jurnal.Upi.edu/file/Tia_Purniati.pdf. 12 Juni 2012
Rachmawati, J.M.C dan Johari, M.Kimia 1 SMA kelas X.Esis. Jakarta.
Sadia, W. 2007.Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa`Sma Melalui Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based Learning”dan “Cycle Learning”dalam Pembelajaran Fisika.Www.Google.Co.Id.12 Juni 2012 Http://Undilesha.ac.id. 12 Juni 2012.
Sagala, S. 2010 .Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung
Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sugiono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.
Tim Penyusun. 2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UNILA. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan alam) merupakan ilmu yang erat kaitannya dengan alam. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun IPA yaitu kimia yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi, stuktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia. Materi-materi kimia memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Materi kimia sarat dengan konsep, dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak, penting bagi siswa untuk menemukan dan memahami dengan benar konsep dasar yang akan membangun konsep-konsep selanjutnya. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus dipahami siswa dalam waktu terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami bagi siswa.
2
arus listrik yang merupakan salah satu larutan elektrolit, yang dapat menghantar-kan arus listrik untuk menyalamenghantar-kan lampu kendaraan, lampu sen ataupun klakson kendaraan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMAN 5 Bandar Lampung, kegiatan pembelajaran yang digunakan cukup baik yaitu siswa melakukan ke-giatan praktikum pada materi-meteri tertentu salah satunya yaitu materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Namun pada proses pembelajaran selanjutnya, siswa tidak dilibatkan dalam membangun konsep sendiri, siswa lebih banyak mencatat konsep-konsep yang diberikan atau mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, proses belajar mengajar seperti ini cenderung berpusat pada guru (teacher centered).
Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered),guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada siswa untuk membantu ketercapaian indikator dalam pem-belajaran. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai akan menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa akan termotivasi untuk menggali lebih dalam lagi konsep-konsep kimia yang dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa.
3
tahap (fase) pembelajaran. Fase-fase pembelajaran meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase pengenalan konsep (explaination); dan (3) fase aplikasi konsep (elaboration). Pada fase eksplorasi (exploration), guru memberi ke-sempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase pengenalan konsep (explanation), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelum-nya di dalam fase eksplorasi. Fase aplikasi konsep (elaboration), siswa me-nerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.Dengan demikian penggunaan model pembelajaranLearningCycle 3Edapat membantu siswa menemukan konsepnya sendiri.
4
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas PembelajaranLearning Cycle 3E dalam Meningkat-kan Penguasaan Konsep Siswa Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit pada Siswa SMA Negeri 5 Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah pembelajaranLearning Cycle 3Eefektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaranLearning Cycle 3Edalam meningkat-kan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa
Mendapat pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2. Guru
5
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan/gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.
3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah:
1. Keefektivan pembelajaran apabila secara statistika hasil belajar siswa menunjukkan perbedaanN-gainyang signifikan antara kedua kelas yang digunakan sebagai sampel.
2. Model pembelajaranLearning Cycle 3Eadalah model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi
(exploration); (2) Fase pengenalan konsep (explaination); (3) Fase aplikasi konsep (elaboration). Dalam penerapan pembelajaran ini menggunakan media LKS.
3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang digunakan di SMAN 5 Bandar Lampung. Pembelajaran konvensional yang diterapkan menggunakan metode ceramah dimana siswa tidak dibimbing menemukan konsep kimia tetapi konsep diberikan secara langsung serta praktikum sebagai pembuktian konsep.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kita merupamenekan-kan hasil konstruksi (bentumenekan-kan) kita sendiri. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwi-nahyu (2001) yaitu:
Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita
peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.
Konstruktivisme sebagai aliran filsafat, banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran. Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Sebagai landasan paradigma pem-belajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
7
Menurut aliran konstruktivisme, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi ilmu (sebagai satu-satunya sumber belajar), namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar. Guru memberikan kemudahan, dengan mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh siswa akan menjadi pengetahuan yang
ber-makna, sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui proses informasi tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif sehingga para siswa dapat men-ciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan me-lakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya.
B. Learning Cycle 3E (LC 3E)
Learning Cycle yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered). Piaget(Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa belajar merupakan pengembangan aspek kognitif yang meliputi: struktur, isi, dan fungsi.
Struktur intelektual adalah organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang
dimiliki individu untuk memecahkan masalah-masalah. Isi adalah perilaku khas
individu dalam merespon masalah yang dihadapi. Sedangkan fungsi merupakan
8
Learning Cyclemerupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat kon-struktivisme. Pembelajaran melalui model siklus belajar mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang di-bimbing oleh guru. Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eksplorasi (exploration), fase pengenalan konsep (explanation), fase aplikasi konsep (elaboration).
Karplus dan Their (Fajaroh dan Dasna, 2007) mengungkapkan bahwa: Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkatLC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LCmerupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle 3 Phase(LC 3E) terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept
introduction/explanation), dan aplikasi konsep (elaboration).
9
yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
Pada fase pengenalan konsep (explanation), diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan antara konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada tahap ini guru di-tuntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/
pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep (elaboration), siswa diajak menerap-kan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegiatan sepertiproblem solvingatau melakukan percobaan lebih lanjut. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar yang dapat mem-bantu meningkatkan penguasaan konsep siswa. Menurut Fajaroh dan Dasna, penerapan konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari.
10
mengemukakan bahwa implementasiLearning Cycle 3Edalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis yaitu:
1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki
siswa.Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu, 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
Menurut Cohen dan Clough (Fajaroh dan Dasna, 2007) menyatakan bahwa Learning Cycle 3Emerupakan strategi yang tepat bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini
memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
C. Penguasaan Konsep
Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Penguasaan konsep merupakan kemampuan menguasai materi pelajaran yang diberikan yang oleh siswa selama proses pembelajaran. Dengan memiliki penguasaan konsep, peserta didik akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari fakta dan pengalaman yang pada akhirnya peserta didik akan memperoleh prinsip hukum dari suatu teori.
11
Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat dilihat dari penguasaan konsep yang dicapai siswa. Penguasaan konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan ke-mampuan berpikir, yang diukur dari hasil tes penguasaan konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu yang dilakukan oleh guru sebagai hasil dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes penguasaan konsep, kita dapat mengkategorikan taraf penguasaan konsep siswa. Arikunto (2007) mengkategorikan sebagai berikut: Tabel 1.Kriteria Taraf Penguasaan Konsep Siswa
Taraf Nilai Rata-Rata Klasifikasi Nilai
≥ 81 Baik Sekali
66—80 Baik
56—65 Cukup Baik
≤ 55 Kurang Baik
Penelitian ini menggunakan tes penguasaan konsep untuk mengetahui penguasaan konsep sisa tentang pokok bahasan yang diajarkan.
D. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
12
- Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat terionisasi sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya adalah larutan garam dapur, larutan asam sulfat, larutan natrium hidroksid, cuka dan larutan amonia. - Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat terionisasi sehingga
tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya yaitu larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, dan larutan glukosa.
Untuk mengidentifikasi sifat larutan elektrolit atau nonelektrolit, dapat dilakukan dengan menguji larutan tersebut menggunakan elektrolit tester dengan melihat nyala lampu ataupun gelembung gas yang dihasilkan. Jika lampu menyala dan terdapat adanya gelembung gas pada elektrolit tester, maka larutan tersebut merupakan larutan elektrolit. Sedangkan apabila lampu tidak menyala dan tidak terdapat adanya gelembung gas pada elektrolit tester, maka larutan tersebut disebut larutan nonelektrolit.
13
Larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar. Senyawa ion terdiri atas ion-ion. Jika senyawa ini dilarutkan, ion-ion dapat bergerak bebas sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Namun, Kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik sebab dalam bentuk kristal ion-ion tidak dapat bergerak bebas karena terikat sangat kuat, sedangkan senyawa kovalen polar antara molekul-molekul polar yang terjadi tarik menarik sangat kuat sehingga dapat memutuskan salah satu ikatan dan membentuk ion. Asam yang termasuk elektrolisis jenis ini, contohnya asam klorida (HCl).
E. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya, model pem-belajaranLearning Cycle 3 Phase(LC 3E) memiliki tiga langkah sederhana fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (explanation), dan aplikasi konsep (elaboration). Pada tahap pertama yaitu eksplorasi, dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 5-6 siswa kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru untuk melakukan kegiatan praktikum atau mendiskusikan hasil percobaan. Pada fase ini
pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa menggunakan pemikiran mereka sendiri Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator.
14
diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
Pada fase terakhir, yakni aplikasi konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat yang membantu peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, melalui kegiatan pembelajaran menggunakan 3 fase, diharapkan pembelajaran menggunakan modelLearning Cycle 3E dapat meningkatkan penguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit pada siswa SMAN 5 Bandar Lampung.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini (X4dan X5) mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam penguasaan konsep kimia.
2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X semester genap SMAN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 diabaikan.
G. Hipotesis Umum
15
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 345 siswa dan tersebar dalam 10 kelas yaitu X1-X10.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dari suatu populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan. Setelah melalui proses pertimbangan, akhirnya ditentukan bahwa kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4sebagai kelas kontrol. Alasan dipilihnya kelas X4dan XI IPA5 adalah karena ke dua kelas tersebut memiliki kemampuan akademik yang sama. Selanjutnya dua kelas sampel tersebut dibagi menjadi kelas eksperimen di mana akan diterapkan pembelajaran modelLearning Cycle 3E, dan kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.
B. Desain Penelitian
16
Tabel 1. Desain penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas kontrol O1 - O2
Dengan keterangan O1adalahpretestyang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, O2adalahposttestyang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan, X adalah pembelajaranLearning Cycle 3E.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaranLearning Cycle 3E.
2. Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil tes yang diperoleh sebelum pembelajaran (pretes) dan hasil tes setelah pembelajaran (postes) diberikan pada siswa dan data sekunder meupakan data pendukung berupa data kinerja guru dan data aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas X4dan X5SMAN 5 Bandar Lampung, yang mengikuti proses pembelajaran serta
17
E. Instrumen Penelitian dan Validitas
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan antara lain :
1. Perangkat soal tes tertulis, berupa soal pretes dan postes. Soal pretes digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa yang telah dipelajari sebelumnya (hukum-hukum dasar kimia dan stoikimetri). Sedangkan soal postes untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit. Jumlah soal pretes maupun postes sebanyak 20 soal pilihan jamak.
2. Lembar observasi aktivitas siswa, yaitu lembar pengamatan terhadap aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran.
3. Lembar kinerja guru, yaitu lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang akan dinilai berupa kecakapan guru dalam mengajar.
Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah ataudomainyang diukur (Ali, 1992). Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan carajudgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama
18
F. Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini adalah:
1) Melakukan observasi di SMAN 5 Bandar Lampung.
2) Menentukan dua kelas sebagai kelas ekperimen dan kelas kontrol. 3) Mempersiapkan instrumen.
4) Validasi instrumen berupa soal pretes dan postes. 5) Melaksanakan pretes di kedua kelas.
6) Pelaksanaan proses pembelajaraan. 7) Pelaksanaan postes.
8) Menganalisis data. 9) Penarikan kesimpulan.
Prosedur pelaksanaan di atas dikelompokkan menjadi dua yaitu pembelajaran Learning Cycle 3E(X5) dan menerapkan pembelajaran konvensional (X4). Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Melakukanpretestdengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan
nonelektrolit sesuai pembelajaran yang ditetapkan pada masing-masing kelas. c. Selanjutnya diberikanpostetdengan soal materi yang sudah diajarkan.
d. Kemudian menganalisis data dan menguji hipotesis berdasarkan data yang diperoleh serta membuat kesimpulan.
19
Gambar 1. Alur penelitian
G. Teknik Analisis Data
Setelah proses penelitian dan pengumpulan data selesai maka tahap selanjutnya adalah pengolahan dan analisis data. Proses analisis data dilaksankan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan sehingga dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Nilai akhirpretestatauposttestdirumuskan sebagai berikut:
20
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung gain ternormalisasi (N-Gain) kemudian digunakan untuk pengujian hipotesis berupa uji normalitas, uji homogenitas dua varians dan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t).
1. Gain ternormalisasi(N-gain)
Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Learning Cycle 3E terhadap penguasaan konsep, maka dilakukan analisis skor gain ternormalisasi(N-gain). Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilaipretest danposttest dari kedua kelas. RumusN-gainadalah sebagai berikut:
= ( )
( )
Kriteria interpretasi N-gainyang dikemukakan oleh Hake, yaitu : N-gain > 0,7 (tinggi)
0,3 ≤ N-gain ≤0,7 (sedang) N-gain < 0,3 (rendah)
2. Pengujian hipotesis a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) dengan rumus:
21
Keterangan :
X2= uji Chi- kuadrat Oi =frekwensi pengamatan Ei = frekwensi harapan k = banyak kelas interval
Data akan berdistribusi normal jika χ2hitung≤ χ2tabel dengan taraf signifikan 5 % (Sudjana, 2002).
b. Uji Homogenitas
Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Rumusan Hipotesis untuk uji Homogenitas :
Ho :σ = σ = data penelitian mempunyai variansi yang homogen H1: σ ≠ σ = data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen.
Keterangan:
=varians skor kelas kontrol =varians skor kelas eksperimen
Rumus statisik yang digunakan adalah uji-F
F = 1 2
Dimana, = . ( . )
( )
Keterangan : F = kesamaan dua varians s12 = varians terbesar s22 = varians terkecil
22
c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Pengujian dilakukan dengan uji-t (t student) dalam taraf nyata 0.05. H0: µ1x≤µ2x : Rata-rataN-gainpenguasaan konsep pada materi larutan
elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih rendah atau sama dengan rata-rata N-gainpenguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional.
H1: µ1x> µ2x : Rata-rata N-gain penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang diterapkan pembelajaran learning Cycle 3E lebih tinggi daripada rata-rataN-gain penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional. Keterangan:
µ1 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas dengan pembelajaranLearning Cycle 3E
µ2 : Rata-rataN-gainpada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit pada kelas dengan pembelajaran konvensional
x : Penguasaan konsep
2). Menyatakan besar masing-masing sampel yaitu n1= 34 dan n2= 34 Keterangan : n1= jumlah siswa kelas eksperimen
n2= jumlah siswa kelas kontrol
23
hitung yang digunakan adalah yang mengacu pada Sudjana (2002) sebagai berikut:
′= 1
+ 1
dan
= ( 1) + ( 1) + 2
Keterangan:
t = koefisien t
= rata-rataN-gainkelas eksperimen = rata-rataN-gainkelas kontrol = varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol = varians kedua kelas = sampel kelas eksperimen = sampel kelas kontrol
Kriteria : Terima Ho jika thitung≤t(1-α) pada taraf 0,05 dan tolak Ho jika
mempunyai harga-harga lain.
4). Mencari harga ttabelpada tabel distribusi t dengan level signifikan 0,05 dan dk = n1+n2-2 untuk1=2.
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. PembelajaranLearning Cycle 3E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dibandingkan pembelajaran
konvensional.
2. Rata-rataN-gainpenguasaan konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit yang diberi pembelajaranLearning Cycle 3 Elebih tinggi daripada yang diberi pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian agar lebih
mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih maksimal.
40
3. Penelitian ini lebih mengkaji sisi kognitif, sedangkan aspek afektif dan psiko-motor belum dikaji secara mendalam. Oleh karena itu perlu penelitian dengan variabel yang lebih kompleks yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan