EFEK BERKUMUR DENGAN METODE
OIL PULLING
MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP
JUMLAH KOLONI BAKTERI DALAM PLAK
MAHASISWA FKG USU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
Elangkeswary Saravanan NIM : 110600166
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 06 Mei 2015
Pembimbing: Tanda tangan
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 6 Mei 2015
TIM PENGUJI
KETUA : Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio ……….
ANGGOTA : 1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………..
2. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp.Perio .……….
Disetujui Ketua Departemen
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2015
Elangkeswary Saravanan
Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.
x + 34 halaman
Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas
dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di
dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Terapi oil pulling
mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi
menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, mencegah plak,
gingivitis, karies gigi, napas lebih segar dan mengeliminasi bau mulut serta
menyembuhkan infeksi dalam rongga mulut. Selain itu, banyak masalah kesehatan
tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini merupakan penelitian
pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol yang dilakukan selama
kepaniteran klinik berjumlah empat puluh orang yang dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
uji, berkumur dengan sesendok minyak kelapa dan kelompok kontrol, melakukan
prosedur higiene oral sehari-hari yaitu menyikat gigi. Sampel plak subjek diambil
pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan ke-10 sesudah perlakuan pada kedua
kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
secara statistik pada kelompok uji sesudah berkumur dengan metode oil pulling
menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.
Kesimpulannya, berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling
efektif dalam penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.
xi
Faculty of Dentistry
Department of Periodontology
Year 2015
Elangkeswary Saravanan
Effects of Oil Pulling Method using Coconut Oil on Total Colonies of Bacteria in
Plaque towards Dental Student’s of USU.
x + 34 pages
Oil pulling is a method mentioned in Charaka Samhita and Sushratha
Arhashastra and is a procedure that is widely recommended in Ayurveda. This
process is referred to as Gandoosha Kavala / Kavala Graha in Ayurveda which means
rinsing using oil. Oil pulling therapy has many benefits in improving oral health and
systemic diseases. This method promotes whiter teeth, pink and healthy gums,
prevents plaque, gingivitis, caries, gives a fresher breath thus eliminating bad breath
and cures infections in the oral cavity. In addition, many of the body's health
problems can be treated effectively. This study aims to determine the effects of oil
pulling method using coconut oil on total colonies of bacteria in plaque towards
dental students of USU. The design of this research is pre-posttest with control group
design performing measurements or observations before and after experiment in the
test and the control group for 10 days. Forty students were chosen based on the
test group whereby they swish a spoonful of coconut oil and the control group,
performs daily oral hygiene procedure which is brushing teeth. Subject’s plaque
samples were taken on day 0 before the experiment and day 10 after the experiment
in both groups. The results of this study indicate that there is a statistically significant
relationship in the test group after rinsing with oil pulling method using coconut oil to
decrease the number of colonies of bacteria in plaque. In conclusion, rinsing with
coconut oil using oil pulling method is effective in decreasing the number of colonies
of bacteria in plaque.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak. Skripsi ini penulis persembahkan bagi kedua orangtua tercinta
ayahanda Saravanan Perumal dan ibunda Letchumy Nadason yang telah
membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, selalu memberikan
doa, dukungan moril, dan materil kepada penulis dan juga penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara penulis Khishaan Saravanan atas
dukungan dan doa yang telah diberikan. Secara khusus penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Irmansyah Rangkuti,drg., PhD selaku Ketua Departemen Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, atas segala saran, dukungan
dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio selaku dosen pembimbing skripsi
penulis yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk
membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Putri Welda Ritonga, drg., MDSc selaku dosen wali akedemik yang telah
banyak memberikan arahan dan masukan dalam bidang akedemik kepada penulis.
5. Seluruh staf di Departmen Periodonsia Universitas Sumatera Utara yang
telah memberikan masukan yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan banyak ilmunya yang bermanfaat, semoga dapat
7. Ibu Dra. Nunuk Priyani, M.Sc selaku dosen Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Sumatera Utara yang telah member izin, bantuan, dan
bimbingan yang begitu besar dalam penelitian ini.
8. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang telah membantu mengolah data dalam penelitian ini.
9. Teman baik penulis Praka dan teman seperjuangan 2011 FKG USU
khususnya Dwi Rizki Rahmawati, Jasmin, Teba, Shubah, Inderjeet, Anushyia, Thana,
Nisha, Xin Yi, Robert, Intan atas segala bantuan dan dukungan serta doa dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Senior-senior serta junior-junior yang
banyak membantu.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati dan penuh keikhlasan, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap segala kekurangan
dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini memberikan sumbangan pikiran yang
berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi
masyarakat.
Medan, 6 Mei 2015
Penulis,
………...………..
(Elangkeswary Saravanan)
DAFTAR ISI
2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak Dental ... 6
2.2 Terapi oil pulling ... 7
2.2.1 Jenis minyak yang digunakan pada terapi oil pulling... 8
2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Bakteri... 9
2.2.3 Prosedur Oil Pulling ... 10
2.2.4 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling ... 11
2.3 Kerangka Teori ... 12
2.4 Kerangka Konsep... 13
3.1.2 Rancangan Penelitian ... 14
3.4.4 Variabel Tidak Terkendali... 17
DAFTAR TABEL
Tabel Halama n
1. Data Demografis Subjek Penelitian……….. 24
2. Hasil Analisis Statistik Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada
Kelompok Uji dan Kontrol………..………. 25
3. Hasil Analisis Statistik Perbedaan Jumlah Bakteri Sesudah
Perlakuan pada Kelompok Uji dan Kontrol….………. 28
DAFTAR GAMBAR
1. Pola Pembentukan biofilm………. 7
2. Alat ……… 18
3. Nutrien Agar………... 18
4. Minyak Kelapa……… 18
5. Prosedur pengambilan sampel………. 20
6. Koloni bakteri dan penghitungan jumlah koloni bakteri……... 21
7. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Pelakuan pada Kelompok Uji……… 26
8. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Kontrol……… 27
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. ... Lembar
pencatatan data efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak
kelapa terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
2. ... Lembar
kuesioner
3.... Lembar
Informed consent
4. ... Surat
keterangan telah melakukan penelitian di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
5. Surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang
kesehatan.
6. Output analisis.
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Periodonsia
Tahun 2015
Elangkeswary Saravanan
Efek Berkumur dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.
x + 34 halaman
Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas
dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di
dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Terapi oil pulling
mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi
menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat, mencegah plak,
gingivitis, karies gigi, napas lebih segar dan mengeliminasi bau mulut serta
menyembuhkan infeksi dalam rongga mulut. Selain itu, banyak masalah kesehatan
tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU. Penelitian ini merupakan penelitian
pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol yang dilakukan selama
kepaniteran klinik berjumlah empat puluh orang yang dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
uji, berkumur dengan sesendok minyak kelapa dan kelompok kontrol, melakukan
prosedur higiene oral sehari-hari yaitu menyikat gigi. Sampel plak subjek diambil
pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan ke-10 sesudah perlakuan pada kedua
kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
secara statistik pada kelompok uji sesudah berkumur dengan metode oil pulling
menggunakan minyak kelapa terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.
Kesimpulannya, berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling
efektif dalam penurunan jumlah koloni bakteri pada plak.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi
juga dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius apabila seseorang
mengabaikan kebersihan rongga mulutnya. Penyakit periodontal merupakan salah
satu masalah kesehatan yang paling banyak diderita manusia.1 Penyakit periodontal
adalah penyakit inflamatori pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme yang mengakibatkan
kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar yang progresif dengan
terbentuknya poket, resesi atau keduanya. Plak dental berperan sebagai etiologi
utama penyakit periodontal.2
Plak dental adalah lapisan lunak dan tidak terkalsifikasi yang terdiri dari
bakteri yang menumpuk dan melekat pada permukaan gigi atau objek lainnya di
rongga mulut seperti restorasi, gigi tiruan dan kalkulus. Sekitar 70% dari kandungan
plak tersusun dari sel-sel bakteri. Bakteri plak ini lah yang menyebabkan terjadinya
gingivitis dan penyakit periodontal lainnya. Konsentrasi bakteri dan produk yang
dihasilkan sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan keras dan lunak. Lapisan plak yang tebal tampak sebagai massa deposit
bewarna kekuning-kuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dihilangkan dengan
obat kumur atau dengan irigasi tetapi hanya dapat dihilangkan dengan penyikatan
gigi.2,3
Telah terbukti bahwa dengan menyikat gigi dengan benar, baik sikat gigi
secara manual maupun elektrik efektif dalam menghilangkan plak supragingiva dan
mengurangi tanda-tanda klinis inflamasi gingiva. Namun, kegagalan dalam
melaksanakan cara penyikatan gigi dan kurangnya keterampilan teknis pasien,
mengakibatkan efektivitas menyikat gigi tidak sempurna. Oleh karena itu, metode
2
menggunakan obat kumur. Banyak dijumpai obat kumur herbal yang telah
dikembangkan pada saat ini.4
Oil pulling adalah suatu cara yang disebutkan dalam Arhashastra Charaka
Samhita dan Sushratha dan merupakan prosedur yang direkomendasikan secara luas
dalam Ayurveda. Proses ini disebut sebagai Kavala Gandoosha / Kavala Graha di
dalam Ayurveda yaitu berkumur menggunakan minyak. Di dalam Ayurveda, proses
ini dikatakan dapat mengobati 30 jenis penyakit sistemik dari sakit kepala, migrain,
sampai hipertensi, diabetes, asma, dan lain-lain. Pada dasarnya oil pulling akan memperlambat proses penuaan. Jenis spesifik dari oil pullingyang disebut “Roopana
Gandoosha” telah disebutkan dalam Ashtanga Sanraha dan dikatakan mempunyai banyak keuntungan bagi gigi. Berbagai jenis minyak seperti sulingan minyak bunga
matahari, minyak wijen, minyak zaitun, minyak kelapa dan lain-lain bisa dipakai
untuk oil pulling.4,5
Amith dkk. melakukan penelitian untuk menilai efek terapi oil pulling pada plak gigi dan gingivitis dan untuk memantau keamanannya pada jaringan lunak dan
keras oral. Hasilnya tenyata bahwa, data klinis menujukkan penurunan dalam skor
plak dan skor gingiva rerata dari awal sampai hari ke 45 yang menggunakan sulingan
minyak bunga matahari. Pemeriksaan oral tidak menunjukkan reaksi negatif terhadap
jaringan keras atau lunak selama penelitian.5
Penelitian lain oleh Asokan dkk. mengevaluasi efek terapi oil pulling dengan minyak wijen terhadap bakteri Streptococcus mutans dalam plak dan saliva remaja yang menggunakan uji Dentocult SM Strip mutans, dan membandingkan efektivitasnya dengan obat kumur klorheksidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada penurunan jumlah Streptococus mutans dalam plak dan sampel saliva dari kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Meskipun mekanismenya tidak jelas, peneliti
menyatakan bahwa efektivitas oil pulling minyak wijen sama efektivitasnya dengan khorheksidin dalam mengurangi gingivitis yang diinduksi plak, tanpa efek samping
seperti pewarnaan atau perubahan pengecapan.6
Minyak kelapa memiliki peran unik dalam diet sebagai makanan fungsional
3
memiliki efek anti-karsinogenik terhadap tumor usus. Minyak kelapa berbeda dari
kebanyakan minyak diet lainnya karena asam lemak yang membentuk minyaknya.
Minyak kelapa memiliki 92% asam jenuh dan 50% adalah asam laurat.
Monogliserida dari asam laurat yang membentuk minyak kelapa terbukti memiliki
efek antimikroba. Pengakuan aktivitas antimikroba minyak kelapa telah dilaporkan
sejak tahun 1982 oleh Hierholzer dan Kabara. Menurut penelitian Sroisiri dan dkk
yang menilai efek metode oil pulling terhadap mikroorganisme pada model biofilm.
Hasil penelitian terbukti, minyak kelapa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
Streptococus mutans dan Candida albicans.7
Berdasarkan penelitian-penelitian mengenai terapi oil pulling yang sudah ada, belum pernah ada penelitian mengenai terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa terhadap bakteri yang terdapat dalam plak. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian efek berkumur dengan metode oil pulling menggunakan
minyak kelapa terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
Penelitian ini direncanakan sebagai penelitian pendahuluan dari penelitian
selanjutkan yang akan meneliti bakteri yang spesifik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis efek berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling
terhadap jumlah koloni bakteri dalam plak mahasiswa FKG USU.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Untuk menganalisis rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur
4
2. Untuk menganalisis perbedaan rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah
berkumur dengan minyak kelapa menggunakan metode oil pulling pada mahasiswa FKG USU.
1.4 Hipotesis
Berkumur minyak kelapa dengan metode oil pulling mempunyai efek dalam penurunan jumlah koloni bakteri.
1.5
Manfaat Penelitian1. Sebagai bahan penyuluhan kepada masyarakat bahwa terapi oil pulling ini merupakan alternatif lain untuk penjagaan kesehatan rongga mulut dengan bahan
alamiah yang mudah didapat.
2. Sebagai data pendahuluan bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti
bakteri spesifik.
3. Sebagai pengembangan material kedokteran gigi dalam meningkatkan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Dental
Plak dental adalah deposit lunak yang berupa lapisan tipis yang melekat pada
permukaan gigi atau permukaan struktur keras lainnya di rongga mulut, termasuk
pada restorasi lepasan atau cekat. Organisme yang dominan pada plak adalah
Streptokokus. Jumlah dan variasinya bermacam-macam dari individu satu ke individu
lainnya, dari bagian mulut yang satu ke bagian mulut lainnya, bahan pada berbagai
permukaan dari gigi yang sama, sebelum dan sesudah makan atau menyikat gigi.
Lapisan ini terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi bila seseorang
mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.Plak dalam jumlah sedikit plak tidak
dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah
mengalami diskolorasi oleh pigmen-pigmen yang berada di dalam rongga mulut.
Apabila plak telah menumpuk, plak akan terlihat bewarna abu-abu, kekuningan dan
kuning. Plak biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingiva dan pada
permukaan gigi yang cacat dan kasar.8,9
2.1.1Struktur dan komposisi plak dental
Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva
berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva yang berada tepat
pada tepi gingiva dinamakan secara khusus sebagai plak marginal. Plak subgingiva
adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, di antara gigi dengan jaringan
yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak subgingiva berkaitan
dengan jaringan, dijumpai bakteri yang invasi ke jaringan periodonsium.8
Rongga
mulut manusia menjadi tuan rumah tempat kolonisasi berbagai macam
mikroorganisme (bakteri, jamur). Kira-kira 70% dari volume plak tersusun atas
6
Diperkirakan lebih dari 325 spesies bakteri dijumpai di dalam plak.Mikroorganisme
non-bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus.8
Matriks interseluler, terdapat sekitar 20% dari massa plak, terdiri dari materi
organik dan anorganik yang didapat dari saliva, cairan gingiva dan produk hasil
bakteri. Unsur pokok organik dari matrik meliputi polisakarida, protein, glikoprotein
dan lemak. Hasil produksi karbohidrat oleh bakteri yang paling sering adalah
dekstran, juga terdapat beberapa levan dan galaktosa. Komponen anorganik antara
lain kalsium, fosfor, magnesium, sodium, potassium dan fluoride. Kandungan garam
anorganik paling tinggi terdapat pada bagian permukaan lingual pada insisivus
bawah. Plak gigi mengandung tiga komponen fungsional yaitu :
-Organisme kariogenik terutama Streptococcus mutans, L. acidophilus, dan A. viscosus.
-Organisme penyebab kelainan periodontal khususnya Bacterioides
melaninogenicus, Veilonella alcalescens, Fusobacteria dan Spirochaetes juga
terlibat.
-Bahan adjuvant dan supresif yang paling potensial adalah lipopolisakarida
(LPS), dekstran, levan dan asam lipoteikoat (LTA).8,11
2.1.2 Mekanisme pembentukan plak dental
Proses pembentukan plak dapat dibagi atas tiga tahap yaitu, pembentukan
pelikel yang membalut permukaan gigi, kolonisasi awal oleh bakteri, dan kolonisasi
sekunder dan matrikulasi plak. Proses pembentukan plak diawali dengan
pembentukan pelikel gigi dimana pada tahap ini permukaan gigi akan dibalut oleh
pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva, cairan sulkular, produk sel
bakteri, pejamu, dan debris. Kolonisasi bakteri akan dijumpai dalam waktu beberapa
jam pada pelikel gigi yang didominasi oleh bakteri fakultatif Gram positif, seperti
Actynomyces viscosus, Streptokokus sanguins dan Streptokokus sp. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah
7
berlangsung kolonisasi sekunder dan pematangan plak. Pengkoloni sekunder adalah
bakteri yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih,
diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis, melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam massa plak.8
Gambar 1. Pola pembentukan biofilm. Tahapan pematangan
biofilm. 1. Perlekatan 2. Kolonisasi awal
3. Kolonisasi sekunder 4. Biofilm matang3
2.2 Terapi oil pulling
Oil pulling adalah pengobatan Ayurvedic kuno untuk kesehatan oral dan detoksifikasi. Terapi ini melibatkan penggunaan minyak-minyak murni sebagai agen
antibakteri untuk menghambat bakteri berbahaya, jamur dan organisme lain di mulut,
gigi dan gusi. Terapi oil pulling ini dilakukan dengan cara berkumur dengan
sesendok (10ml) minyak selama 15-20 menit lalu dibuang. Berkumur dengan
minyak-minyak nabati mengaktifkan enzim, dan enzim tersebut mampu menarik
toksin dari darah. Oil pulling juga merupakan obat tradisional di rumah yang dapat mengatasi karies gigi, masalah bau mulut, gusi berdarah, tengorokkan kering, bibir
pecah, dan berfungsi untuk memperkuat gigi, gusi serta rahang.12 Terapi oil pulling
1. Perlekatan
2. Kolonisasi awal
3. Kolonisasi Sekunder
8
diperkenalkan pada tahun 1992 oleh Karach.F yang menyatakan bahwa oil pulling
dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari penyakit jantung dan masalah
pencernaan hingga gangguan hormonal. Beliau mengatakan bahwa dia
menyembuhkan dirinya dari kelainan darah kronis yang diderita selama 15 tahun dan
dalam waktu tiga hari dia sembuh dari penyakit arthritisnya. Beliau menggunakan
metode ini dalam praktek medisnya dengan sukses kemudian melanjutkan studi
tentang terapi ini, mensistematisasi dan menyebarkan ke seluruh dunia. Terapi oil pulling dapat dilakukan dengan menggunakan minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak bunga matahari atau minyak wijen. Terapi ini adalah teknik Ayurvedic yang
memiliki sifat detoksifikasi yang kuat dan sangat popular sebagai pelengkap dan
menjadi obat alternatif untuk berbagai masalah kesehatan.14
2.2.1 Jenis Minyak yang digunakan pada Terapi Oil Pulling
Terapi oil pulling dengan minyak wijen atau minyak bunga matahari telah banyak digunakan sebagai obat tradisional India selama bertahun-tahun. Kedua
minyak ini terbukti memiliki keunggulan dibandingkan obat kumur komersial.
Namun demikian, minyak nabati apapun dapat digunakan dalam terapi ini seperti
minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak kacang. Faktor penentunya adalah
mengetahui kandungan minyaknya yang bersifat anti mikroba.14
a. Minyak kelapa
Minyak kelapa murni secara dominan disusun oleh medium chains fatty acids
( MCFA), seperti : asam laurat (48%), asam kaprilat (8%), asam kaprat (7%), dan
asam kaproat (0,5%). Medium chains fatty acids dalam tubuh dipecah dan digunakan untuk menghasilkan energi, dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh atau
menumpuk dalam pembuluh nadi. Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tak
jenuh ganda omega-3, asam eiksapentaeinoat (EPA) dan asam-asam Very Low Dentisty Lipoprotein (VLDL).15 Asam lemak yang ditemukan dalam minyak kelapa menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang membantu memerangi mikroorganisme,
bakteri dan virus patogenik. Sejak tahun 1982, pengakuan antimikroba minyak kelapa
9
mengungkapkan bahwa monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak
kelapa memiliki aktivitas antimikroba terhadap organisme gram positif dan berbagai
gram negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp, termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus.13
b. Minyak wijen
Minyak wijen terdiri dari 14,90% asam lemak jenuh dan 85,10 asam lemak
tidak jenuh, Asam lemak jenuh utama dalam minyak biji wijen adalah asam palmitat
(8,58%), asam stearate (5,44%) dan asam arachidik (0,9%). Asam lemak tak
jenuhnya adalah asam linoleat (46.26%) dan asam oleat (38,84%). Asam linoleat
dalam minyak wijen menunjukkan aktivitas anti-bakteri terhadap Streptococus mutans. Minyak wijen merupakan sumber vitamin E yang baik. Minyak ini juga mengandung tiga antioksida yang kuat yaitu sesamol, sesamin dan sesamolin serta
sifat anti-kanker.16
c. Minyak bunga matahari
Komponen minyak biji bunga matahari yang paling dominan adalah asam
lemak tidak jenuh ( sekitar 88%), yang terdiri dari asam lemak linoleat (55.5%) dan
asam oleat (31,5%). Kadar asam lemak tidak jenuh sekitar 12% yang terdiri atas
asam palmitat (6,8%) dan asam stearate ( 5%). Selain itu, minyak bunga matahari
bertindak sebagai antioksidan karena adanya vitamin E di dalamnya. Sebagai
antioksidan, mungkin ini dapat menetralkan radikal bebas penyebab kanker. Minyak
ini juga kaya dengan beberapa mineral di antaranya kalsium, mangan, fosfor, seng,
besi dan kalium, kalsium dan fosfor membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Minyak
bunga matahari menunjukkan sifat antimikrobanya terhadap Streptococus aureus, Enterococcus coli, Pseuodomonas aeruginosa, Candida albicans dan Streptococus pyogenes.13
2.2.2 Mekanisme Oil Pulling Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Sebagian besar mikroorganisme yang menghuni rongga mulut terdiri dari sel
10
adalah kulit sel tersebut. Terapi oil pulling memiliki efek detoksifikasi yang sangat
kuat. Minyak bertindak sebagai pembersih. Apabila minyak dimasukkan ke dalam
mulut, minyak ini bekerja di sekitar gigi dan gusi dengan menarik keluar bakteri dan
toksin lainnya.. Apabila minyak (lemak) dan air dicampur bersama-sama, maka
keduanya akan terpisah dan tidak akan bercampur. Tapi apabila dua minyak
dicampur bersama-sama, keduanya akan bergabung serta tertarik satu sama lain.17
Hal ini merupakan rahasia utama dari terapi oil pulling. Apabila minyak dimasukkan ke dalam mulut dan mulai dikumur sekitar gigi dan gusi, membran lemak dari
mikroorganisme akan tertarik padanya dan mikroba seolah-olah sedang ditarik ke
magnet yang kuat. Bakteri yang tersembunyi di bawah celah dalam gingiva dan
dalam pori-pori serta tubulus dalam gigi akan tersedot keluar dari tempat
persembunyiannya dan terkumpul dalam larutan kumur. Semakin lama minyak
dikumur, semakin banyak mikroba yang ditarik bebas. Setelah 20 menit larutan
kumur berisi dengan bakteri, virus dan organisma lain.16,17
Hipotesis lain menyatakan bahwa rantai monolaurin dan monogliserida
memiliki kapasitas untuk mengubah dinding sel bakteri, menembus dan menggangu
membran sel, menghambat enzim yang terlibat dalam produksi energi dan
mentransfer nutrisi yang mengarah ke eliminasi bakteri.13 Walaubagaimanapun, flora
normal yang menguntungkan dalam rongga mulut diberikan lingkungan yang sehat
untuk berkembang.8
2.2.3 Prosedur Oil Pulling
Dalam melakukan prosedur oil pulling, tidak terdapat cara yang benar atau salah dalam berkumur dengan minyak ini. Terapi ini dilakukan dengan gerakan yang
lembut, tidak keras, dengan cara yang santai sekitar 10-15 menit tanpa fokus pada
cara melakukannya.18 Terdapat beberapa petunjuk yang dianjurkan dalam melakukan
terapi oil pulling. Oil Pulling lebih baik dilakukan pada pagi hari dengan perut kosong, perlahan dalam posisi duduk dengan dagu ke atas. Sesendok makan minyak
dihirup, dihisap dan ditarik di antara gigi sampai 10 hingga 15 menit sehingga
11
agar minyak tidak ditelan selepas berkumur karena mengandung bakteri dan toksin.
Terapi oil pulling ini harus diikuti dengan menyikat gigi dan pembilasan mulut dengan air biasa. Prosedur ini dapat dilakukan tiga kali sehari pada kasus penyakit
akut. Kontraindikasinya adalah pada anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun
karena bahaya aspirasi dan tertelan. Terapi ini dapat dilakukan bahkan selama
kehamilan dan menstruasi. Berbeda dengan obat kumur seperti khlorheksidin, tidak
ada waktu istirihat setelah melakukan terapi oil pulling ini.14. Sekiranya menjadi terlalu tidak menyenangkan, minyak dibuang keluar dan dicoba lagi. Hal ini dapat
menjadi sedikit tidak menyenangkan pada awalnya ketika tidak terbiasa berkumur
dengan minyak.18
2.2.4 Keuntungan dan Manfaat Oil Pulling
Bagian yang paling menarik dari terapi oil pulling ini adalah jika dibandingkan dengan obat kumur konvensional di pasaran, minyak nabati mudah
diakses, murah dan metodenya cukup sederhana. Selain itu, metode ini tidak
meninggalkan efek samping seperti obat kumur khlorheksidin yang mampu
meninggalkan sensasi rasa yang tidak menyenangkan, stain pada gigi dan organo-leptic jika digunakan pada jangka waktu yang lama.14
Terapi oil pulling mempunyai banyak manfaat dalam peningkatan kesehatan gigi dan sistemik. Gigi menjadi putih, gusi lebih merah jambu dan kelihatan sehat,
napas lebih segar dan mencegah bau mulut, plak, gingivitis, karies gigi serta
penyembuhan infeksi dalam rongga mulut.13 Selain itu, banyak masalah kesehatan
tubuh yang lain dapat diobati secara efektif. Beberapa penyembuhan penyakit yang
dilaporkan oleh Karasch dengan terapi oil pulling adalah gangguan sendi, asma,
12
2.3 Kerangka Teori
Berkumur dengan Metode OilPulling Menggunakan Minyak Kelapa
13
2.4 Kerangka Konsep
Variabel Tercoba: Berkumur dengan metode
oil pulling menggunakan minyak kelapa
Variabel Tergantung:
Jumlah koloni bakteri
Variabel Terkendali:
Volume minyak kelapa
Lama berkumur dengan
metode oil pulling
Frekuensi berkumur dengan
metode oil pulling
Frekuensi dan waktu
menyikat gigi
Jenis sikat gigi dan pasta gigi
Variabel Tak Terkendali:
Diet
14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, untuk
mempelajari kemungkinan hubungan sebab-akibat antara faktor risiko dan efeknya
dengan melakukan kontrol.
3.1.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan setelah
perlakuan pada kelompok uji dan kelompok kontrol.
Uji : H0 X H1
Kontrol : H0 Y H1
Keterangan :
X : Terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa Y : Penyikatan gigi tanpa oil pulling
H0: Pengukuran jumlah koloni bakteri sebelum perlakuan
H1:Pengukuran jumlah koloni bakteri sesudah perlakuan
3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat
1. Instalasi Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi USU
2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara:
untuk perhitungan jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah berkumur minyak
15
3.2.2 Waktu
Waktu yang diperkirakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah 2 bulan
( Maret – April 2015)
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FKG USU yang menjalani
perkuliahan dan kepaniteraan klinik.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus
Federer, seperti berikut:
Keterangan:
n = besar sampel
r = jumlah kelompok
Besar sampel minimum yang diperlukan yaitu 16 orang. Namun untuk
mencegah adanya kesalahan selama penelitian, maka besar sampel ditetapkan
sebanyak 20 orang untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah seluruh sampel
yaitu 40 orang.
(n-1)(r-1) ≥ 15
(n-1)(2-1) ≥ 15
n-1 ≥ 15
16
Kriteria Inklusi:
1. Mahasiswa FKG USU yang berstatus aktif
2. Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani
informed consent
3. Jumlah gigi permanen minimal 20
4. Memiliki skor plak dan gingivitis ringan ( 0,1-1,0) sampai sedang ( 1,1-2,0)
Kriteria eksklusi:
1. Menderita gingivitis berat dan periodontitis (2,1-3,0)
2. Penderita penyakit sistemik
3. Pernah mengkonsumsi antibiotik 3 bulan sebelum pemeriksaan
4. Memakai piranti ortodonti
5. Memakai gigi tiruan
6. Dijumpai kondisi gigi berjejal
7. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik
17
e. Jenis sikat gigi dan pasta gigi
3.4.4 Variabel Tidak Terkendali a. Metode menyikat gigi
b. Diet
3.5 Definisi Operasional - Kelompok Uji
Subjek yang berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa sebelum menyikat gigi.
- Kelompok Kontrol
Subjek yang melakukan penyikatan gigi tanpa oil pulling.
- Mahasiswa berstatus aktif
Mahasiswa FKG USU yang menjalani perkuliahan dan kepaniteran klinik.
- Plak
Deposit lunak yang mengandungi bakteri dan melekat pada permukaan gigi.
Deposit ini, dikerok menggunakan sonde pada bagian lingual gigi subjek yang
kemudian dikocok ke dalam tabung steril kecil berisi NaCl dan disimpan dalam es
dan dibawa ke labotorium dalam masa 1 jam.
- Jumlah Koloni Bakteri
Sampel plak yang diambil dari subjek penelitian, dikultur dalam nutrient agar
untuk melihat jumlah koloni bakteri. Jumlah koloni bakteri dihitung di bawah colony counter.
18
3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian a. Masker
b. Sarung tangan
c. Tube kecil steril
d. Mikropipet steril
e. Sonde
f. Petri Dish g. Vortex h. Inkubator
g. Colony counter
h. Hockey Stick
i. Spiritus
j. Lembar pemeriksaan
k. Alat tulis
l. Kulkas
Gambar 2. Alat. a. Tube kecil steril b. Vortex c. Mikropipet d. Hockey stick e. Inkubator f. Petri Dish
a b
d e
c
19
3.6.2 Bahan Penelitian a. NaCl 0.9%
b. Minyak Kelapa 100%
c. Nutrien Agar
d. Air Kumur
Gambar 3. Minyak Kelapa Gambar 4. Nutrien Agar
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Prosedur Pengambilan Sampel
a. Semua subjek dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi.
b. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur
penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent. c. Satu hari sebelum perlakuan dilakukan pengumpulan sampel.
d. Pengambilan sampel plak dilakukan dengan metode swab dengan cara mengerok dengan sonde steril pada seluruh permukaan lingual rahang bawah.
e. Sonde steril yang sudah mengandung sampel plak dikocok ke dalam tube
kecil steril yang berisi NaCl 0.9%.
f. Tube diberikan tanda dan tanggal pengambilan.
20
h. Wadah yang berisi tube dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
MIPA, USU paling lama dalam waktu sejam dan disimpan di dalam kulkas yang
bersuhu 4 oC
i. Instruksi yang diberikan kepada subjek penelitian :
- Subjek dari kelompok uji diberikan instruksi cara melakukan terapi oil pulling. Terapi oil pulling dilakukan 2 kali sehari sebelum menyikat gigi pada pagi hari dan sebelum tidur malam selama 5 menit menggunakan satu sendok makan (10-15ml)
minyak kelapa, kemudian berkumur sampai minyak menjadi cair dan memutih
seperti susu, lalu dibuang. Terapi ini dilakukan 10 hari berturut-turut. Sampel juga
diinstruksikan menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan malam sebelum
tidur.
- Subjek dari kelompok kontrol diinstruksikan untuk melakukan prosedur higiene oral
berupa menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan malam sebelum tidur.
g. Pada hari ke-10 dilakukan pengumpulan sampel plak kembali.
Gambar 5. Prosedur pengambilan sampel. a) Pengambilan sampel plak menggunakan
sonde steril, c) Sampel plak dikocok ke dalam tube kecil steril yang
berisi NaCl 0,9%.
21
3.7.2 Prosedur Penanaman dan Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri.
a. Disediakan 2 tabung uji berisi 9 ml NaCl 0.9% yang digunakan untuk
pengenceran.
b. Diambil 1 ml plak pada tabung reaksi dengan spuit, kemudian
dicampurkan ke dalam tabung reaksi pertama berisi 9 ml larutan NaCl 0.9% lalu
divortex selama 10 detik.
c. Sebanyak 1ml plak yang telah diencerkan pada tabung reaksi kedua diambil
menggunakan mikropipet steril dan diletakkan ke petri dish yang berisi nutrient agar.
d. Plak yang telah diencerkan dan berada di nutrient agar disebar sampai merata menggunakan hockey stick. Sebelumnya, hockey stick disterilkan di atas api sampai bewarna kemerahan.
e. Petri dish kemudian dimasukkan ke dalam inkubator 37⁰C selama 2 x 24
jam.
f. Dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan rumus : jumlah
koloni bakteri x faktor dilusi (CFU/ml) dari masing-masing petri dish.
g. Hasil pemeriksaan kemudian dicatat di lembar pemeriksaan.
Gambar 6. Koloni bakteri dan penghitungan jumlah koloni bakteri. a) Koloni bakteri,
b) Penghitungan koloni bakteri menggunakan colonycounter.
b
f
22
3.8 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi yaitu analisis dengan uji
statistik Wilcoxon untuk menghitung perbedaan jumlah bakteri antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol. Seterusnya dianalisis perbedaan
jumlah bakteri sesudah perlakuan pada kelompok uji dan kontrol menggunakan uji
Maan Whitney.
23
3.9 Alur Penelitian
Pengumpulan sampel plak Populasi Sampel
- Simple random sampling
- Kriteria inklusi dan eksklusi
Informed consent
Kelompok Uji:
Oil Pulling menggunakan minyak kelapa (Barco ®)
Kelompok Kontrol: Prosedur higiene oral sehari-hari
Pengumpulan sampel plak sebelum perlakuan
Instruksi prosedur oil pulling :
Kelompok Uji: Terapi oil pulling ini dilakukan selama 10 hari berturut-turut sebelum sikat gigi pagi. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 10-15ml, satu kali sehari selama 5menit, berkumur sampai minyak menjadi cair dan bewarna putih seperti susu.
Kelompok Kontrol : Menyikat gigi saja pagi dan malam sebelum tidur. Kultur bakteri dan perhitungan jumlah koloni bakteri
Ethical clearance
Populasi
Kultur bakteri dan perhitungan jumlah koloni bakteri
24
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai terapi oil pulling ini dilakukan pada 40 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian kemudian dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol dengan jumlah subjek 20 orang pada
masing-masing kelompok. Semua subjek penelitian kooperatif hingga penelitian
selesai dan tidak ada yang melaporkan komplikasi selama penelitian dijalankan.
Beberapa subjek penelitian ada yang menyatakan ketidaknyamanan mereka
ketika diinstruksikan untuk berkumur minyak kelapa, walaubagaimanapun subjek
berencana untuk melanjutkan prosedur berkumur ini jika terbukti efektif dalam
menurunkan bakteri dalam plak dan menjaga kesehatan rongga mulut. Data-data
hasil penelitian ini diuraikan di bawah ini.
Berdasarkan tabel 1, subjek berdasarkan usia adalah subjek berusia 17-19
tahun sebanyak 11 orang (27,5%), diikuti subjek berusia 20-22 tahun sebanyak 26
orang (65%), dan 23-25 tahun sebanyak 3 orang (12,5%). Subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin adalah subjek perempuan sebanyak 34 orang (85%)
dan laki-laki sebanyak 6 orang (15%)
Tabel 1. Data Demografis Subjek Penelitian
Variabel Kelompok Usia Jumlah Persentase
25
4.1 Perbedaan Jumlah Bakteri antara Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Uji dan Kontrol
Tabel 2 menunjukkan hasil statistik sebelum dan sesudah perlakuan pada
kelompok uji dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan rerata ± SD jumlah
bakteri pada kelompok uji sebelum perlakuan adalah 3,74x105 ±5,88x105
CFU/ml dan sesudah perlakuan rerata jumlah bakterinya adalah 1,91x105
±2,96x105 CFU/ml. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, diperoleh ada perbedaan
jumlah bakteri yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan (Z= 3,211;
p= 0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol, rerata ± SD jumlah bakteri
sebelum perlakuan adalah 2,99x105 ±6,0x105 CFU/ml dan sesudah perlakuan
adalah 2,87x105 ± 5,44x105 CFU/ml. Hasil uji Wilcoxon menyatakan tidak ada
perbedaan jumlah bakteri yang signifikan dalam kelompok kontrol sebelum dan
sesudah perlakuan (Z=1,176; p=0,240).
26
Gambar 2 menunjukkan grafik rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan
sesudah perlakuan pada kelompok uji. Pada kelompok uji terlihat adanya penurunan
jumlah koloni bakteri sesudah terapi oil pulling sebesar 1,83x105 ±3,27x105 CFU/ml.
Gambar 7. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Pelakuan pada Kelompok
Uji
Gambar 3 menunjukkan grafik rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terlihat adanya
penurunan jumlah koloni bakteri sesudah melakukan prosedur higiene oral tanpa oil pulling sebesar 1,24x105 ±3,38x105 CFU/ml.
27
Gambar 8. Jumlah Koloni Bakteri Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok
Kontrol
4.2 Perbedaan Jumlah Bakteri Sesudah Perlakuan antara Kelompok Uji dan Kontrol
Hasil analisis uji Mann Whitney pada tabel 3 menunjukkan nilai p = 0,033 dimana nilai tersebut p< 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini, memperlihatkan bahwa
terdapat perbedaan nilai yang signifikan sesudah perlakuan antara kelompok uji
dan kontrol. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam plak
sesudah perlakuan pada kelompok uji lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
bakteri sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan terapi
oil pulling efektif dalam menurunkan jumlah total koloni bakteri yang terdapat pada plak dan rongga mulut yang menyebabkan penyakit periodontal
dibandingkan dengan penyikatan gigi tanpa oil pulling.
28
Tabel 3. Hasil analisis statistik perbedaan jumlah bakteri sesudah perlakuan pada
kelompok uji dan kontrol
Kelompok N
Selisih (CFU/ml)
Analisis
x̅ ± SD
Uji 20 1,83x105 ±3,27x105
Z = 1,394
29
Periodonsia FKG USU dan semua subjek berhasil diteliti sehingga penelitian
selesai. Pembahasan data-data hasil yang diperoleh diuraikan di bawah ini.
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan ada penurunan yang signifikan antara
rerata jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok uji,
dan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok uji dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian meyimpulkan bahwa berkumur dengan metode oil pulling
menggunakan minyak kelapa efektif dalam menurunkan jumlah koloni bakteri
dalam plak.
Hal ini, sesuai dengan penelitian Saravanan dkk yang mengevaluasi
keefektifan oil pulling menggunakan minyak wijen terhadap pasien yang memiliki plak dan gingivitis ringan sampai sedang. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan secara statistik pada skor plak,
gingivitis dan jumlah koloni bakteri.16
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sroisiri dkk. Sroisiri menilai
efek terapi oil pulling menggunakan minyak kelapa pada mikroorganisme di model biofilm. Hasil penelitian tersebut membuktikan minyak kelapa memiliki
aktivitas antimikroba terhadap S. mutans dan C.albicans.7
Dalam metode oil pulling ini, aksi minyak kelapa masih belum jelas. Hipotesis menyatakan bahwa rantai monolaurin dan monogliserida memiliki
kapasitas untuk mengubah dinding sel bakteri, menembus dan mengganggu
membran sel, menghambat enzim yang terlibat dalam produksi energi dan
mentransfer nutrisi yang mengarah ke eliminasi bakteri. Asam lemak yang
ditemukan dalam minyak kelapa menunjukkan aktivitas anti-mikroba yang
30
Monolaurin, yaitu monogliserida asam laurat dari minyak kelapa memiliki
aktivitas antimikroba terhadap organisme Gram positif dan berbagai Gram
negatif, termasuk Escherichia vulneris, Enterobcater spp., Helicobacter pylori, Staphylococcus aureus, Candida spp, termasuk C. albicans, C. glabrata, C. tropicalis, C. parapsilosis, C. stellatoidea dan C. krusei, serta virus yang mampu menyebabkan penyakit periodontal.7
Minyak kelapa diidentifikasikan mengandung substansi bioaktif yang
memberikan manfaat pada kesehatan.23 Substansi bioaktif pada minyak kelapa
yang berperan sebagai antioksidan adalah tocopherols, tocotrienols, dan flavonoids. Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas yang dihasilkan dari proses fagositosis bakteri oleh netrofil. Antioksidan pada vitamin E(tocopherols dan tocotrienols) bekerja dengan cara memusnahkan radikal bebas tersebut dengan menghalang rantai inisiasi dan manghancurkan rantai propagasi dalam
reaksi rantai radikal bebas.21 Tocopherols penting dalam mempertahankan integritas membran sel melawan peroksidasi lemak dengan cara memusnahkan
radikal bebas peroxyl. Flavonoids bekerja sebagai antioksidan melalui aktivitas inhibisi radikal bebas hipooxygenase. Aktivitas antioksidan tersebut akan
mengurangi injuri radikal bebas sehingga mengurangi inflamasi gingiva.22
Tingkat antioksidan yang rendah menjadi faktor risiko untuk infeksi dan penyakit
periodontal. Jaringan periodontal tergantung pada antioksidan alami untuk
mengatasi stres oksidatif dan mempertahankan homeostasis. Apabila antioksidan
habis, kemampuan jaringan gingiva untuk mengatasi stress oksidatif,
mempertahankan jaringan normal dan mengendalikan kerusakan bakteri
tampaknya terganggu.23
Penelitian ini dilakukan selama 10 hari sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Asokan dkk yang meneliti efek terapi oil pulling terhadap
Streptococcus mutans dalam plak dan saliva. Hasil yang diperoleh Asokan dkk menunjukkan penurunan jumlah Streptococcus mutans baik pada kelompok uji dan kontrol sesudah 10 hari pada plak dan saliva.9 Lama penelitian ini juga sesuai
31
Di dalam penelitian ini, pada kelompok kontrol terjadi penurunan jumlah
koloni bakteri sesudah perlakuan tetapi hasilnya tidak signifikan secara statistik.
Hal ini menunjukkan bahwa, metode mekanis tradisional untuk mengendalikan
plak terbukti tidak adekuat, sehingga perlu menggunakan obat kumur untuk hasil
yang lebih memuaskan.4
Dewasa ini peran minyak kelapa sebagai komponen obat mulai meningkat
dibandingkan minyak nabati lainnya. Minyak nabati lainnya atau minyak sayur
mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi yang mudah teroksidasi jika
kontak dengan udara pada suhu tinggi dan dapat berubah menjadi trans fatty acid
jika dipanaskan. Asam lemak trans ini dapat meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) sehingga dapat menimbulkan penyakit jantung koroner, hipertensi dan strok, sedangkan minyak kelapa murni disusun oleh medium chains fatty acids (MCFA). Medium chains fatty acids dalam tubuh dipecah dan
digunakan untuk menghasilkan energi, dan jarang disimpan sebagai lemak tubuh
atau menumpuk dalam pembuluh nadi manusia.15 Oleh karena itu, jika subjek
32
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa efektif
dalam menurunkan jumlah koloni bakteri dalam plak ( p<0,05).
2. Berkumur dengan metode oil pulling menggunakan minyak kelapa lebih
efektif dibandingkan dengan menyikat gigi saja dalam menurunkan jumlah koloni
bakteri.
6.2Saran
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menilai aktivitas minyak kelapa
terhadap bakteri spesifik yang menyebabkan penyakit periodontal.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan menggunakan minyak kelapa
dengan sampel yang lebih besar dan murni pada pasien penyakit periodontal
untuk mengetahui efeknya secara lebih tepat dan akurat.
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Position of the Academy of Nutrition and Dietics. Oral Health and Nutrition. J
of the Academy of Nutrition and Dietics 2013;113:693-7.
2. Hygiene Town. The RDH’s Approach to Periodontal Therapy. Perio Reports
2013;25:8-10.
3. Chetrus V, Ion IR. Dental Plaque-Classfication, Formation,and Identification.
J of Medical Dentistry 2013;3:139-43.
4. AmithHV, Ankola AV, Nagesh L. Effect of oil pulling on plaque and
gingivitis. J Oral Health Comm Dent 2007; 1:12-8
5. Bekeleski GM, Mc Combs G, Melvin WL. Oil Pulling: An Ancient Practice
for a Modern Time. J Int Oral Health 2012;4:2-10
6. Asokan S, Rathan J, Muthu M.S, Rathna Prabhu V, Emmadi P, Raghuraman,
Chamundeswari.Effect of oil pulling on Streptococcus mutans count in plaque
and saliva using Dentocult SM Strip mutans test: A randomized, controlled,
triple-blind study. J Indian Soc Pedod Prevent Dent 2008;12-6
7. Thaweboon S, Nakaparksin J, Thaweboon B. Effect of oil pulling on oral
microorganisms in biofilm models. Asia J Public Health 2011;2(2):62-6
8. Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5th ed. Edinburgh: Wright, 2004: 21-3,
112-3.
9. Glickman I. Carranza’s Clinical Periodontology 10th ed., Singapore:
Elsevier.,2012: 364-71.
10. Spirulina. Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri Plak Subgingiva pada Masa
Prapubertas,Pubertas dan Pascapubertas. J Penelitian dan Kesehatan Farmasi
2009;4:43-4.
11. Pratiwi AI. Manfaat Berkumur Sari Buah Dekima Merah terhadap Akumulasi
Plak.Fakultas Kedokteran Gigi Mahasaraswati Denpasar.2004:8-10.
12. Lakshmi T, Rajendran R, Krishnan V. Perspective of oil pulling therapy in
34
13. Tomar P, Hongal S, Jain M, Rana K, Saxena V. Oil Pulling and Oral Health.
IJSS Case Reports and Reviews 2014;1:33-6.
14. Sirisha K, Devi PK. Oil Pulling-A Comprehensive Cost-Effective Domiciliary
Remedy. Int J of Research in Dentistry 2014;4:1-5
15. Widiandani T, Purwanto,Hardajo S,Tri B,Susilowati R,Diyah NW. Upaya
Peningkatan Kualitas Minyak Kelapa yang Dibuat dari Cocos nucifera L
dengan Berbagai Metode Kimiawi dan Fisik.Dept.Kimia Farmasi.
16. Saravanan D, Ramkumar S,Vineetha K. Effects of Oil Pulling with Sesame
Oil on Plaque-induced Gingivitis. J of Orofacial Research 2013;3:175-9
17. Hebbar A, Keluskar V, Shetti A. oil pulling –unraveling the path to mystic
cure. J Int Oral Health 2010;2(4)
18. Reddy SP,Beena. A Review on Evidence Based Research W.S.R TO Oral
Hygiene. Int J of Ayurveda and Pharma Research 2014;2:72-8
19. Diwan S, Kandawal A, Jethani SL, Gupta V. Efficacy of Oil Pulling
Therapy.J of Dental and Medical Sciences 2014;13:23-5
20. Boloor VS, Hosadurga R, Rao A,Jenifer H,Pratap S.Unconventional Dentistry
in India-An Insight into the Traditional Methods.J of Traditional and
Complementary Medicine 2014;4:153-8
21. Sree SL, Mythili R. Antioxidants in periodontal diseases: a review. Indian
Journal of Multidisciplinary Dentistry 2011; 1(3): 140-6.
22. Sharma A, Sharma S. Reactive oxygen species and antioxidants in
periodontics: a review. International Journal of Dental Clinics 2011; 3(2):
44-7.
23. Carandang EV. Health benefits of virgin coconut oil. Indian Coconut Journal
2008; 8-12. (Reproduced from PJCS Vol. XXXI No. 2)
24. Perry DA. Plaque Control for the Periodontal Patient: Newman MG, Takei
HH, Klokkevold PR, Carranza FA. eds. Carranza’s Clinical Periodontology.
35
Lampiran 1
Data Subjek Penelitian
Efek Berkumur Dengan Metode Oil Pulling Menggunakan Minyak Kelapa Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Dalam Plak Mahasiswa FKG USU.
No. Urut :
Kelompok : Kasus / Kontrol
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
No.Telepon :
Jumlah Bakteri (CFU/ml)
Pre-test Post-test
DEPARTEMEN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
36
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...
Alamat : ...
No telepon/ HP: ...
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan
dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:
“EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN
MINYAK KELAPA TERHADAP JUMLAH BAKTERI DALAM PLAK MAHASISWA FKG USU”
Secara sadar dan tanpa paksaan, maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi
subjek penelitian ini.
Medan,...
Yang menyetujui,
Subjek penelitian
37
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP
JUMLAH BAKTERI DALAM PLAK PADA MAHASISWA
FKG USU
No. Urut :
Tanggal Pemeriksaan :
I. Data Responden
Kelompok : Perlakuan / Kontrol
Nama :
Umur : tahun
Jenis Kelamin : L / P
Telp. / HP :
II. Status Kesehatan Rongga Mulut DEPARTEMEN PERIODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
38
1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?
a. Ya b. Tidak
2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?
a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari
3. Kapan saja Anda menyikat gigi?
a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari
b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebleum tidur
c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang dan malam sebelum tidur
4. Apakah Anda memiliki keluhan gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum
pemeriksaan?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan cekat maupun lepasan?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Anda seorang perokok?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah Anda memiliki kebiasaan mengunyah sebelah sisi?
a. Ya b. Tidak
11.Apakah Anda memiliki penyakit atau kondisi sistemik tertentu? Sebutkan bila
39
a.
Ya,...
b. Tidak
*Pertanyaan nomor 12, 13 dan 14 diisi oleh operator
12. Jumlah gigi minimal 20
(Ya/Tidak)
13. Terdapat karies besar
(Ya/Tidak)
40
EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING
MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP JUMLAH KOLONI BAKTERI DALAM PLAK
MAHASISWA FKG USU
JUMLAH KOLONI (CFU/ml)
KELOMPOK PERLAKUAN KELOMPOK KONTROL
NO PRE-TEST POST-TEST PRE-TEST POST-TEST
41
13 144 x103 88 x103 57 x103 12 x103
14 106 x103 56 x103 42 x103 35 x103
15 100 x103 72x 103 30 x103 17 x103
16 140 x103 125 x103 14 x104 9 x104
17 70 x103 38 x103 82 x104 42 x104
18 20 x103 12 x103 160 x104 110 x104
19 40 x103 21 x103 21 x104 13 x104
42
Lampiran 6
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pre1 .416 20 .000 .493 20 .000
post1 .408 20 .000 .532 20 .000
pre2 .347 20 .000 .643 20 .000
post2 .314 20 .000 .666 20 .000
a. Lilliefors Significance Correction
P<0,05 (data tidak normal) pake uji wilcoxon dan mann whitney
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pre1 20 10000 2000000 299000 600076.521
post1 20 11000 1990000 279000 547476.421
pre2 20 11000 1870000 374000 587506.226
post2 20 2000 1100000 191000 296088.869
43
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kelompok Perlakuan
Prestes1 20 10000.00 2000000.00 299400.0000 6000770.0000 Kelompok Perlakuan Postest 20 11000.00 1990000.00 286950.0000 5446800.0000 Selisih Kelompok Perlakuan 20 -1120000.000 800000.000 12450.00000 33890560.0000 Kelompok Kontrol Prestes2 20 11000.00 1870000.00 374250.0000 5875060.0000 Kelompok Kontrol Postes2 20 2000.00 1100000.00 190750.0000 2960890.0000 Selisih Kelompok Kontrol 20 -14000.00 1070000.00 183500.0000 3273740.0000 Valid N (listwise) 20
T-Test Berpasangan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Kelompok Perlakuan
Prestes1 2.8695E5 20 5.44680E5 1.34181E5
Kelompok Perlakuan
Postest 2.9940E5 20 6.00077E5 1.21794E5 Pair 2 Kelompok Kontrol
Prestes2 1.9075E5 20 2.96089E5 1.31370E5 Kelompok Kontrol
Postes2 3.7425E5 20 5.87506E5 66207.48387
44
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Kelompok Perlakuan Prestes1 & Kelompok Perlakuan Postest
20 .829 .000
Pair 2 Kelompok Kontrol Prestes2
45
1.24500E4 3.38906E5 75781.59320 -1.46163E5 1.71063E5 .164 19 .871
Pair 2 Kelompok
1.83500E5 3.27374E5 73203.01619 30284.32626 3.36716E5 2.507 19 .021
a. Kelompok Perlakuan Postest < Kelompok Perlakuan Prestes1
b. Kelompok Perlakuan Postest > Kelompok Perlakuan Prestes1
c. Kelompok Perlakuan Postest = Kelompok Perlakuan Prestes1
d. Kelompok Kontrol Postes2 < Kelompok Kontrol Prestes2
e. Kelompok Kontrol Postes2 > Kelompok Kontrol Prestes2
46 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .045a a. Not corrected for ties.